BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN Analisis lingkungan perusahaan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan. Pada umumnya lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan mikro Analisis Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada didalam perusahaan serta berpengaruh langsung terhadap arah dan tindakan perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Tyas Orchid. Faktor-faktor internal yang dianalisis meliputi aspek manajemen, pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, sumberdaya manusia serta penelitian dan pengembangan Manajemen Untuk menganalisis fungsi manajemen Tyas Orchid terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji antara lain aspek perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan aspek pengendalian. 1) Perencanaan Saat ini usaha Tyas Orchid belum memiliki perencanaan tertulis baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Hal ini terlihat dari belum adanya pernyataan visi, misi dan tujuan perusahaan yang dirumuskan secara tertulis, jelas dan spesifik. Meskipun demikian, kondisi ini tidak mempengaruhi pemilik Tyas Orchid untuk mengembangkan usahanya. Hal ini terlihat dari keputusan yang diambil oleh pemilik Tyas Orchid pada saat akan memasuki bisnis wedding decoration. 2) Pengorganisasian Struktur organisasi Tyas Orchid terlihat pada Gambar 5 menunjukkan bahwa posisi manajemen puncak dipegang langsung oleh pemilik, dimana pada posisi

2 ini pemilik bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan strategis yang terkait dengan kelancaran usaha. Selain itu pemilik juga bertanggung jawab terhadap beberapa bidang yaitu bidang pemasaran seperti melakukan promosi langsung ke konsumen melalui proposal bisnis dan brosur, bidang operasional seperti merangkai langsung rangkaian bunga untuk pesanan khusus, bidang keuangan seperti pembayaran upah karyawan, pembelian bahan baku, kasir dan berbagai hal yang terkait dengan arus keluar masuk keuangan perusahaan. Untuk bagian produksi atau pembudidayaan, pihak yang diberi wewenang untuk bertanggungjawab berasal dari keluar keluarga dimana posisi ini bertugas melakukan kegiatan pembudidayaan tanaman hias, pemupukan, pergantian media tanam dan penyiraman. Karyawan bagian produksi merupakan karyawan yang telah berpengalaman dibidang tanaman hias. Untuk bagian perangkaian diberikan wewenang kepada pihak yang berasal dari luar keluarga dan bertugas untuk merangkaian bunga dan tanaman hias serta melakukan pengemasan. Untuk pengiriman, pihak yang bertanggungjawab yaitu berasal dari luar keluarga dan bertugas untuk melakukan pengiriman pesanan bunga dan tanaman rental serta perawatan tanaman rental. Dalam menjalankan operasionalisasi perusahaan, pemilik Tyas Orchid menerapkan pendekatan top down, dimana seluruh komando dilakukan langsung oleh pemilik usaha kemudian unit-unit dibawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang direncanakan. 3) Pemberian Motivasi Meskipun pendekatan yang dilakukan oleh pemilik Tyas Orchid lebih bersifat top down dalam operasionalisasi perusahaan akan tetapi pemilik tidak menganggap karyawan sebagai bawahan melainkan sebagai rekan kerja. Hal ini karena peran serta karyawan juga terlibat dalam keberhasilan suatu usaha. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh pemilik untuk meningkatkan motivasi karyawan adalah dengan cara melibatkan diri untuk ikut serta dalam proses produksi seperti pemilihan tanaman untuk disewakan dan membuat rangkaian bunga. Pemberian motivasi terhadap karyawan penting dilakukan karena terkait dengan loyalitas para karyawan terhadap perusahaan sehingga para karyawan tersebut tetap merasa nyaman selama bekerja. 57

3 4) Pengelolaan Staf Pengelolaan staf dalam sebuah perusahaan terkait dengan budaya atau iklim kerja yang diterapkan oleh perusahaan tertentu. Budaya atau iklim kerja dalam kumpulan nilai, harapan serta kebiasaan masing-masing orang yang ada diperusahaan tersebut yang pada umumnya tetap dipertahankan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam Tyas Orchid, budaya atau iklim kerja yang terjadi cenderung ke arah kekeluargaan. Oleh karena itu, komunikasi yang terjalin antara pemilik Tyas Orchid kepada para karyawannya tidak bersifat kaku sehingga kondisi seperti ini memudahkan pemilik dalam memberikan tugas kepada karyawan atau sebaliknya, jika para karyawan ingin menyampaikan sesuatu kepada pemilik yang terkait dengan masalah kerja. 5) Pengendalian Tyas Orchid melakukan pengendalian dari bidang produksi/pembudidayaan dan perangkaian. Untuk bidang pembudidayaan sangat penting melakukan pengendalian karena berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh perusahaan. Pengendalian dilakukan dalam hal pengadaan bahan baku seperti pengadaan bibit, media tanam, pupuk, pestisida dan kebutuhan air. Selain itu dilakukan juga pengendalian terhadap hama penyakit tanaman. Dibidang perangkaian bunga dilakukan pengedalian seperti kualitas bunga yang akan dirangkai mengingat tidak seluruh bunga yang dirangkai berasal dari kebun sendiri melainkan beberapa jenis bunga dibeli dari penjual bunga potong yang berada didaerah pasar Bogor dan Ciawi, sehingga kualitas bunga penting untuk diperhatikan. Namun pemilik jarang melakukan kunjungan ke kebun produksi dikarenakan waktu pemilik lebih banyak digunakan untuk melakukan kegiatan promosi dan kegiatan pemasaran lainnya Pemasaran Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Pemasaran terkait dengan bauran pemasaran yaitu aspek produk, harga, distribusi dan aspek promosi. Menurut Rangkuti (2005), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor 58

4 sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari faktor tersebut maka masing-masing individu maupun kelompok untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukar produk yang memiliki nilai komoditas. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai masing-masing bauran pemasaran pada Tyas Orchid : 1) Bauran Produk Saat ini Tyas Orchid memiliki tanaman hias berjumlah kurang lebih 100 jenis tanaman yang digolongkan menjadi tanaman Anggrek, tanaman tinggi, tanaman sedang dan tanaman mini. Selain membudidayakan tanaman anggrek dan tanaman hias lainnya Tyas Orchid juga menghasilkan rangkaian bunga tropis dan semi tropis dengan berbagai ukuran. Tyas Orchid memiliki beberapa diversifikasi produk untuk memperkecil resiko usahanya mengingat bahwa tren tanaman hias yang sangat cepat berubah. Konsep produk yang ditawarkan oleh Tyas Orchid yaitu simple namun tetap mengedepankan keindahan. Untuk lebih jelasnya produk-produk yang dihasilkan oleh Tyas Orchid yaitu : Tabel 13. Jenis-jenis Produk yang dihasilkan Tyas Orchid Tahun 2010 No Diversifikasi Produk Produk 1 Penjualan tanaman hias Anggrek, Palem, Garberra, dll 2 Penjualan rangkaian bunga Rangkaian bunga tropis dan semi tropis dengan berbagai ukuran, corsage, bouqet, bunga papan 3 Jasa penyewaan tanaman hias dalam pot 4 Jasa penyewaan rangakaian bunga dalam pot Anggrek Dendrobium, Anggrek Phalaenopsis, tanaman tinggi, tanaman sedang, tanaman mini Rangkaian bunga tropis dan semi tropis dengan ukuran small, medium, large dan singel flower 5 Wedding Decoration Dekorasi pernikahan minimalis, tradisional, modren dan modifikasi 2) Bauran Harga Harga merupakan satu-satunya unsur dari bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan bagi perusahaan sedangkan yang lainnya menimbulkan biaya. Harga jual menunjukkan posisi perusahaan dalam persaingan. Penetapan harga umumnya dilakukan pada usaha tanaman hias yaitu penetapan harga mark- 59

5 up, penetapan harga umum dan penetapan harga persepsi nilai. Penetapan harga mark-up dilakukan dengan menambahkan mark-up pada biaya produksi tanaman. Penetapan harga umum dilakukan dengan menyesuaikan harganya dengan harga pesaing. Penetapan harga persepsi nilai yaitu penerapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan oleh pelanggan dalam hal ini biasanya harga tanaman ditentukan oleh tren tanaman yang sedang berlangsung dan juga kualitas tanaman. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik maka penetapan harga pada produk Tyas Orchid didasarkan atas pendekatan harga umum, yaitu dengan menyesuaikan harganya dengan harga pesaing. Namun selain penetapan harga umum, harga tanaman hias juga ditentukan dari tren tanaman yang sedang berlangsung dan kualitas tanaman. Tyas Orchid juga memberikan perbedaan harga kepada konsumen yang membeli dalam jumlah banyak dan juga memberikan potongan harga kepada para pelanggannya. Koleksi tanaman hias yang terdapat di Tyas orchid pada umumnya merupakan jenis Anggrek seperti dendrobium dan phalaenopsis namun terdapat beberapa jenis tanaman hias jenis lain seperti puring, palem kuning, dendron, dracanea, walisongo, dan lain-lain. Untuk harga produk tanaman hias yang dijual di perusahaan Tyas Orchid tergantung dari jenis tanaman hiasnya dan ukuran tanamannya. Adapun harga-harga produk yang dihasilkan oleh Tyas Orchid yaitu: Tabel 14. Harga Produk Tyas Orchid 2010 No Unit Bisnis Harga 1 Penjualan tanaman hias Rp ,- s/d Rp ,- 2 Penjualan rangkaian bunga Rp ,- s/d Rp ,- 3 Jasa penyewaan tanaman hias dalam pot Rp ,- s/d Rp ,- 4 Jasa penyewaan rangakaian bunga dalam pot Rp ,- s/d Rp ,- 5 Wedding Decoration > Rp atau disesuaikan dengan budget konsumen 3) Bauran Promosi Perusahaan Tyas Orchid telah berdiri selama tujuh tahun. Saat ini perusahaan Tyas Orchid telah melakukan promosi dalam memasarkan produk-produknya. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan Tyas Orchid yaitu melalui brosur. 60

6 Namun brosur tersebut hanya mempromosikan produk-produk Tyas Orchid dari unit bisnis penyewaan tanaman hias dalam pot dan penyewaan rangkaian bunga sedangkan untuk unit bisnis penjualan tanaman hias dan unit bisnis lainnya perusahaan hanya mengandalkan promosi melalui mulut ke mulut dan pemberian kartu nama kepada para relasi-relasi Tyas Orchid. Perusahaan belum melakukan promosi melalui media cetak seperti koran dan majalah. Selain melakukan promosi melalui media brosur, Tyas Orchid telah melakukan promosi produkproduknya dengan ikut serta dalam kegiatan pameran tanaman hias baik yang diadakan oleh pemerintah kota Bogor maupun pihak swasta. Selebihnya masyarakat mengetahui keberadaan perusahaan Tyas Orchid dari mulut ke mulut. Pemilik Tyas Orchid Bapak Cecep dan Ibu Lia selalu melakukan promosi tidak hanya melalui brosur yang telah dibuat namun juga mempromosikan produk-produk tanaman hias mereka dengan cara melakukan kerjasama dengan beberapa pihak yang memiliki bisnis yang membutuhkan tanaman hias sebagai pendukungnya. Misalnya usaha catering, penata rias, penyewaan tenda dan lainlain. Hal ini dilakukan agar produk-produk yang dihasilkan Tyas Orchid dapat lebih dikenal oleh masyarakat Kota Bogor sehingga dapat meningkatkan penjualan. Kegiatan promosi masih dilakukan langsung oleh pemilik. Berdasarkan wawancara dengan pemilik, pemilik memerlukan tenaga kerja pemasaran namun hal tersebut belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan dana pemilik. 4) Bauran Distribusi Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya kepada konsumen. Menurut Umar (1999), biasanya hampir sebagian besar perusahaan atau seorang produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produknya dengan cara membangun suatu saluran distribusi yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Hampir seluruh pendistribusian produk Tyas Orchid dilakukan secara langsung. Umumnya konsumen yang ingin melakukan pembelian produk-produk Tyas Orchid menghubungi langsung ibu Lia (pemilik) dan melakukan pemesanan. 61

7 Perusahaan menjalankan kegiatan pemasarannya di wilayah Bogor dan sekitarnya. Perusahaan mendistribusikan produknya secara langsung pada konsumen. Pemesanan produk dapat dilakukan melalui teleshopping (pemesanan jarak jauh) seperti telepon, SMS phone ataupun dengan mendatangi langsung perusahaan. Dalam mendistribusikan produknya, Tyas Orchid masih menggunakan jasa penyewaan mobil pick up. Hal ini dilakukan karena menurut pemilik Tyas Orchid menggunakan jasa penyewaan mobil lebih murah daripada jika harus membeli mobil sendiri. Penggunaan jasa penyewaan mobil dilakukan jika perusahaan melakukan pengiriman dalam jumlah besar namun jika hanya melakukan pengiriman dalam jumlah sedikit perusahaan hanya menggunakan sepeda motor inventaris perusahaan atau menggunakan mobil pribadi pemilik Tyas Orchid. Pengiriman dilakukan rutin seminggu sekali. Produk yang dikirim kepada konsumen biasanya adalah produk tanaman hias rental dalam pot. Tyas Orchid merupakan supplier tetap tanaman hias dalam pot untuk beberapa perusahaan yang ada di daerah Bogor dan sekitarnya seperti Novotel Hotel, Sahira Butik Hotel, Bank Permata Bogor, Bank Mandiri Cab. Djuanda Bogor, BTPN Bogor dan Natasha Skin Care Bogor. Perusahaan-perusahaan tersebut telah melakukan kerjasama dengan Tyas Orchid lebih dari setahun. Metode pembayaran dilakukan secara tunai (cash). Pertimbangan harga dari produk selain dipengaruhi oleh keunikan tanaman, dipengaruhi juga dari faktor ukuran besar dan kecil (ukuran tinggi tanaman). Untuk produk rangkaian bunga dan tanaman hias, harga dipengaruhi dari jenis dan jumlah tanaman hias yang digunakan dan kerumitan dalam merangkainya Keuangan/Akuntansi Modal merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha. Modal awal usaha adalah dana pribadi pemilik, sedangkan dana dan modal operasional serta usaha adalah berasal dari keuntungan perusahaan selama perusahaan telah berjalan. Sampai saat ini semua modal yang digunakan dalam menjalankan usaha tanaman hias merupakan modal dari pemilik sendiri. Legalitas badan hukum yang belum dimiliki Tyas Orchid mengakibatkan adanya kesulitan perusahaan untuk dapat 62

8 melakukan peminjaman dana ke lembaga keuangan yang ada. Hal ini menjadi kelemahan perusahaan. Modal yang sepenuhnya merupakan dana pribadi menjadi faktor keterbatasan dalam pemenuhan fasilitas perusahaan, misalnya pengadaan laboratorium, pengadaan alat penyiram tanaman dengan menggunakan sprayer, pengadaan greenhouse, dan lain-lain. Hal ini menjadi salah satu kelemahan yang menyebabkan perusahaan belum mampu mengoptimalkan kegiatan produksi dan operasinya Produksi/Operasi Kegiatan produksi dan operasi Tyas Orchid masih dilakukan secara sederhana dan fasilitas seadanya. Perusahaan belum memiliki laboratorium pendukung. Perusahaan sangat menjaga kualitas produknya. Dalam kegiatan transaksi pemasaran, perusahaan melakukan pemeriksaan secara kolektif tanaman yang akan dijual atau disewakan. Tanaman yang hanya memenuhi syarat yang akan dijual atau disewakan kepada konsumen. Daun yang sobek, terbakar atau batang yang patah tidak akan ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumennya. Perusahaan sampai saat ini sangat konsisten terhadap kualitas produknya. Hal inilah yang menjadi kekuatan perusahaan. Selama menjalankan usaha, perusahaan tidak pernah menerima komplain dari konsumen Sumber Daya Manusia Salah satu kunci keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, karena ditunjang oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, pentingnya bagi setiap perusahaan untuk menjaga loyalitas tenaga kerja sebab secara tidak langsung tenaga kerja juga berperan serta dalam menentukan pertumbuhan perusahaan. Secara umum perekrutan tenaga kerja pada Tyas Orchid tidak melalui prosedur yang formal dan terstruktur. Selain itu tidak ada persyaratan atau kualifikasi yang sangat khusus yang mengharuskan setiap calon tenaga kerja memiliki keterampilan tentang cara membudidayakan tanaman hias. Satu hal terpenting yang harus dimiliki oleh calon tenaga kerja Tyas Orchid ialah semangat kerja yang tinggi, ulet dan cekatan dalam melakukan setiap pekerjaan. Disamping 63

9 itu, tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Tyas Orchid tidak dituntut untuk memiliki pendidikan yang tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat pendidikan para pekerjanya yang sebagian besar hanya lulusan SMA. Tenaga kerja tetap yang dimiliki Tyas Orchid ada tiga orang yaitu Bapak Warmat, Bapak Hemi dan Bapak Iwan. Selain itu Tyas Orchid juga memiliki satu karyawan harian untuk membantu menangani pengiriman bunga yaitu Bapak Iwan. Tenaga kerja yang dimiliki oleh Tyas Orchid merupakan tenaga kerja terampil walaupun tenaga kerja tersebut tidak memiliki latar belakang pendidikan mengenai tanaman hias. Mereka memiliki pengetahuan mengenai tanaman hias berdasarkan pengalaman kerja mereka. Maka dari itu latarbelakang pendidikan tidak terlalu penting bagi Tyas Orchid dalam perekrutan tenaga kerja. Untuk hari kerja pada Tyas Orchid selama enam hari, yaitu mulai dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu dan untuk hari Minggu libur. Waktu kerja di Tyas Orchid yaitu mulai pukul WIB. Sistem pembayaran upah atau kompensasi yang diterapkan oleh pihak Tyas Orchid adalah sebulan sekali, dimana pembayaran upah diberikan setiap diawal bulan. Selain memberikan gaji, Tyas Orchid telah memberikan pinjaman kredit bagi karyawannya yang ingin membeli sepeda motor. Setiap tahun Tyas Orchid juga memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawannya yang jumlahnya sebesar gaji pokok. Disamping itu Tyas Orchid juga memberikan makan siang kepada setiap karyawannya. Pemberian fasilitas tersebut merupakan bentuk perhatian pihak Tyas Orchid terhadap para pekerjanya karena perusahaan menyadari bahwa tenagakerja merupakan salah satu aset perusahaan yang secara tidak langsung mendukung kelancaran usaha Tyas Orchid Penelitian dan Pengembangan Bidang penelitian dan pengembangan merupakan salah satu bagian dari suatu perusahaan yang memiliki fungsi terkait dengan pengembangan produk baru dan riset pasar. Biasanya perusahaan harus memiliki anggaran biaya tersendiri untuk menjalankan departemen litbangnya sehingga tidak semua perusahaan harus memiliki bidang ini. Pada umumnya banyak perusahaan tanaman hias yang berskala kecil tidak memiliki badan litbang karena adanya keterbatasan tenaga 64

10 ahli dalam mengelola badan litbang. Namun disamping itu, faktor keterbatasan modal juga menjadi penyebab utama sebuah perusahaan tidak memiliki bidang ini. Saat ini Tyas Orchid termasuk salah satu perusahaan tanaman hias berskala kecil menengah yang tidak memiliki bidang litbang. Hal ini karena usaha yang masih berskala kecil sampai menegah hanya berorientasinya terbatas pada bagaimana modal yang digunakan untuk menjalankan usaha dapat kembali dan memperoleh keuntungan dari penjualan produknya. Ketiadaan bidang penelitian dan pengembangan (litbang) dalam perusahaan merupakan kelemahan bagi Tyas Orchid Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha Tyas Orchid Lingkungan Makro Lingkungan makro perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar dan biasanya tidak berhubungan dengan situasi operasional suatu perusahaan tertentu. Faktor-faktor utama yang dianalisis dalam lingkungan makro yaitu faktor politik, ekonomi, sosial dan faktor teknologi. Selain faktor-faktor tersebut yang menjadi faktor eksternal faktor alam juga merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi strategi yang akan ditetapkan oleh perusahaan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai lingkungan makro, yaitu: 1) Politik Stabilitas politik dan keamanan merupakan aspek penting yang mempengaruhi iklim usaha disuatu negara. Keadaan politik dan keamanan yang tidak stabil akan memberikan dampak negatif terhadap keberlangsungan suatu usaha karena para pelaku usaha merasa tidak nyaman terhadap usaha yang dijalankannya. Kondisi ini juga berlaku sebaliknya. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus mempertimbangkan secara 65

11 hati-hati terhadap setiap keputusan yang diambilnya. Berikut ini merupakan beberapa kebijakan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan usaha tanaman hias : a) Adanya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2007 Pasal 2 ayat 1 tentang penghapusan PPN impor barang modal yang termasuk didalamnya bibit dan benih tanaman hias merupakan ancaman bagi usaha tanaman hias. Dengan adanya peraturan ini mengakibatkan harga bibit dan benih tanaman hias impor yang lebih murah. Hal ini menyebabkan membanjirnya produk-produk tanaman hias impor di Indonesia sehingga harga pasar dalam negeri menjadi jatuh. b) Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2007 Pasal 8 ayat 3 yang menyatakan bahwa penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan dilakukan dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). PTSP dibentuk oleh pemerintah guna menghindari pungutan-pungutan liar yang tidak resmi. Dengan adanya PTSP ini diharapkan pengurusan SIUP dapat lebih mudah. 2) Ekonomi Pada umumnya kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah tertentu. Jika kondisi ekonomi cenderung stabil bahkan menunjukkan pertumbuhan ke arah positif maka kondisi tersebut dapat mendukung kelancaran usaha yang berkembang di suatu daerah tertentu dan dapat pula mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok usaha yang baru. Akan tetapi, jika perekonomian cenderung menunjukkan ke arah negatif maka dapat terjadi sebaliknya, dimana kondisi ini dapat menghambat kelancaran suatu usaha bahkan dapat melumpuhkan kelompok usaha tertentu. Adapun beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu daerah, antara lain : a) Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kondisi perkonomian kota Bogor dapat dilihat dengan menggunakan indikator Produk Domestik Regional atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada 66

12 tahun tertentu sebagai dasar, dimana dalam perhitungan ini digunakan harga tahun Berikut ini merupakan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan Kota Bogor pada tahun 2004 sampai tahun 2008 (Tabel 15) Tabel 15. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Kota Bogor pada Tahun ( Jutaan Rupiah ) Tahun Nilai PDRB atas Dasar Harga Konstan , , , * , ** ,78 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2009) * ) Angka Perbaikan ** ) Angka Sementara Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa nilai PDRB atas dasar harga konstan yang dihasilkan oleh kota Bogor mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa keadaan perekonomian di kota Bogor pada tahun 2008 semakin baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. b) Pengeluaran Rumah Tangga Pengeluaran rumah tangga adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan rumah tangga untuk konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu konsumsi makanan dan komsumsi non makanan (perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, pajak, asuransi, dan lain-lain). Persentase pengeluaran makanan dan non makanan ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan penduduk. Hal ini dapat dilihat dari distribusi pengeluaran menurut kelompok pendapatan. Berikut ini merupakan data tentang pengeluaran rat-rata penduduk Kota Bogor per kapita sebulan (Tabel 17) 67

13 Tabel 16. Pengeluaran Rata-Rata Penduduk Kota Bogor per Kapita Sebulan pada Tahun Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan untuk Tahun Kelompok Makanan (Rp) Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan untuk Kelompok non Makanan (Rp) Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2010) Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa selama kurun waktu lima tahun terakhir sebagian besar pengeluaran penduduk kota Bogor relatif lebih banyak digunakan untuk kebutuhan non/bukan makanan daripada kebutuhan makanan. Besarnya pengeluaran kebutuhan non/bukan makanan menunjukkan bahwa masyarakat kota Bogor telah dapat memenuhi kebutuhan akan makanannya sehingga setelah mereka dapat memenuhi kebutuhan pokoknya maka masyarakat Kota Bogor menghabiskan sebagian pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan non/bukan makanan. Produk-produk yang dihasilkan Tyas Orchid merupakan salah satu dari berbagai macam produk non/bukan makanan. Oleh karena itu, kondisi ini dapat menjadi peluang bagi kelompok usaha produk non/bukan makanan untuk mengembangkan usahanya. c) Ketersediaan Kredit secara Umum Masalah keterbatasan modal sering dihadapi oleh para pelaku usaha kecil menengah dalam mengembangkan usahanya. Untuk mengatasi masalah permodalan bagi pelaku usaha telah dilakukan beberapa upaya oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang berkerjasama dengan lembaga keuangan, diantaranya skim kredit yang ditawarkan oleh BRI (Bank Rakyat Indonesia) melalui program KUR (Kredit Usaha Rakyat). Kerjasama tersebut dapat menjadi peluang bagi banyak usaha kecil dan menengah dalam hal pembiayaan untuk pengembangan usaha. 3) Sosial, Budaya, Demografi dan lingkungan Faktor alam berkaitan erat dengan kegiatan produksi agribisnis tanaman hias. Tyas Orchid perlu mengantisipasi ancaman maupun peluang yang mungkin 68

14 timbul dan kecenderungan lingkungan alam. Sebagai ancaman yang dihadapi perusahaan, kecenderungan perubahan lingkungan mempengaruhi kualitas produk perusahaan. Adanya perubahan suhu yang tidak stabil sebagai contoh pergantian antara musim hujan dan musim panas yang berlangsung dengan cepat. Perubahan faktor lingkungan yang kurang stabil akibat perubahan cuaca yang berlangsung cepat seperti perubahan suhu, kelembapan dan intensitas cahaya mempengaruhi kualitas tanaman. Hal ini menyebabkan beberapa tanaman mengalami pertumbuhan yang kurang bagus yang pada akhirnya akan mempengaruhi segi kualitas tanaman yang dihasilkan perusahaan. Hal ini menjadi ancaman bagi perusahaan, sehingga dibutuhkan perhatian yang serius untuk mampu menjaga kualitas produk yang telah ada. Ancaman lain yang harus diantisipasi pihak perusahaan adalah tren pasar yang mengalami perubahan pasar sangat cepat. Tren tanaman hias adalah sesuatu yang sangat sulit untuk diperkirakan. Tren tanaman pada tahun 2004 yaitu aglonema tergeser oleh tren tanaman anthurium pada tahun Hingga saat ini belum ada lagi tren tanaman hias yang fenomenal seperti kedua jenis tanaman hias tersebut. Keberadaan jenis tanaman baru yang mulai menjadi tren akan berdampak pada penjualan tanaman hias yang menjadi tren sebelumnya juga akan menurunkan penjualan tanaman hias lainnya 4) Teknologi Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahankemudahan bagi siapa saja termasuk para pelaku usaha dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Kemudahan-kemudahan tersebut dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran. Dalam aspek produksi, perkembangan teknologi dibidang tanaman hias dilihat dari banyaknya teknologi-teknologi yang ditemukan dalam memperbanyak tanaman hias misalnya teknik kultur jaringan. Perbanyakan tanaman hias dengan teknologi ini dapat menghasilkan tanaman hias dengan kualitas unggul dan memiliki nilai estetika yang cukup tinggi. Namun teknik ini tidak dapat dilakukan oleh ahli yang tidak berpengalaman dibidang tanaman hias. Selain itu teknik ini harus dilakukan dengan alat-alat dan prasarana yang memadai. Saat ini Tyas Orchid hanya melakukan perbanyakan tanaman hias dengan cara 69

15 sederhana yaitu dengan memanfaatkan bagian tanaman berupa akar, batang maupun biji. Selain itu perusahaan dalam melakukan penyiraman tanaman masih menggunakan selang air dan tidak menggunakan sprayer. Teknologi yang digunakan Tyas Orchid masih sederhana dalam melakukan proses produksi. Perkembangan teknologi tidak hanya terjadi pada aspek produksi saja melainkan juga pada aspek pemasaran. Hal ini karena adanya perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi dan transportasi. Dengan adanya perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi seperti telepon atau handphone maka mempermudah komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk. Selain itu saat ini telah banyak perusahaan tanaman hias telah memasarkan produknya melalui website. Namun hal ini belum dilakukan oleh Tyas Orchid dikarenakan keterbatasan tenaga kerja pemasaran Lingkungan Mikro Lingkungan mikro adalah yang langsung terkait dengan perusahaan dan langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya yaitu pemasok, perantara pasar, pelanggan dan pesaing. Analisis lingkungan mikro dilakukan berdasarkan konsep Competitive Strategy Porter s. Lima kekuatan bersaing ini terdiri dari ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok dan persaingan antar perusahaan industri. 1) Ancaman Pendatang Baru Keberadaan suatu industri pasti tidak akan terlepas dari ancaman masuknya pendatang baru, sehingga masuknya perusahaan pendatang baru dapat berimplikasi terhadap perusahaan yang telah ada, misalnya perebutan pasar atau perebutan sumber daya produksi. Akan tetapi ancaman masuknya perusahaan pendatang baru tergantung dari hambatan masuk dan kemampuan para pendatang baru tersebut dalam merespon hambatan masuk yang ada. Menurut Porter (1997), terdapat enam faktor hambatan masuk bagi pendatang 70

16 baru ke dalam suatu industri yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya peralihan pemasok, akses ke saluran distribusi dan biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala. a) Skala ekonomis Pendatang baru dalam usaha tanaman hias masuk dengan skala ekonomis yang beragam. Pendatang baru datang dengan skala ekonomis yang lebih besar, lebih kecil bahkan sama dengan pesaing. Pendatang baru yang masuk dengan skala ekonomis yang lebih besar tentu memiliki target konsumen yang lebih banyak. Namun resiko yang dihadapi juga lebih tinggi bagi pesaing yang masuk dengan skala ekonomis yang lebih besar. Pesaing yang memasuki usaha dengan skala ekonomis yang lebih kecil mungkin akan mengalami beban biaya yang tidak efisien. Ancaman akan datang lebih besar dari pesaing yang masuk usaha tersebut dengan skala ekonomis yang sama. Saat ini Tyas Orchid memiliki cukup banyak pesaing yang berada di sekitar daerah Kota Bogor. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki skala ekonomis yang beragam dan menghasilkan beragam produk tanaman hias. b) Diferensiasi produk Pada umumnya produk yang dihasilkan oleh perusahaan tanaman hias hampir sama secara fisik. Perbedaan yang terjadi antara perusahaan tanaman hias dapat dilihat dari mutu produk termasuk kualitas produk, variasi jenis, bentuk, warna dan ukuran, harga jual produk serta pelayananan perusahaan terhadap pembeli. Pelayanan yang baik terhadap konsumen dalam usaha tanaman hias merupakan bagian dalam menghasilkan produk. Selama menjalankan usahanya, memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen merupakan keharusan dalam kegiatan Tyas Orchid. Perusahaan tidak hanya berorientasi keuntungan namun orientasi perusahaan juga mengarah kepada kepuasan kepada konsumennya. c) Kebutuhan modal Permodalan yang dibutuhkan dalam usaha tanaman hias tidak terlalu besar. Pesaing baru dapat memasuki usaha ini dengan modal kecil terlebih 71

17 dahulu. Kebutuhan modal yang relatif kecil tersebut menjadi pedorong bagi pendatang baru untuk memasuki usaha tersebut dengan menggunakan modal yang sepenuhnya milik sendiri. Hal ini menegaskan bahwa modal yang terbatas tidak menjadi penghalang dalam memasuki usaha tanaman hias. Kondisi ini terlihat dari banyaknya perusahaan hias yang berdiri berawal dari kesukaan pemiliknya mengkoleksi tanaman hias. d) Biaya peralihan pemasok Konsumen yang ingin berpindah dari Tyas Orchid ke perusahaan pesaing tidak memiliki hambatan yang besar. Tidak terdapat biaya pengalihan yang besar bagi konsumen yang berpindah kepada pesaing. Kemudahan konsumen untuk berpindah kepada pesaing menjadi ancaman yang cukup besar bagi perusahaan dan untuk mengatasi hal tersebut pihak perusahaan harus membangun dan menanamkan loyalitas pada konsumennya. e) Akses ke saluran distribusi Pada industri tertentu, perusahaan-perusahaan yang telah mapan biasanya telah memiliki saluran distribusi sendiri untuk pemasaran produknya sehingga perusahaan pendatang baru mungkin sulit memasuki saluran yang ada dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun saluran sendiri. Distribusi produk pada tanaman hias pada umumnya merupakan distribusi langsung dimana konsumen mendatangi perusahaan untuk mendapatkan produk maupun perusahaan datang menawarkan produk kepada konsumennya. Pemesanan produk dapat dilakukan melalui telepon langsung kepada pemilik perusahaan. Saat ini Tyas Orchid belum memiliki armada pengangkutan sendiri. Namun berdasarkan wawancara dengan pemilik Tyas Orchid, hal tersebut tidak menjadi masalah karena Tyas Orchid dapat menggunakan jasa penyewaan mobil pick up untuk mengantarkan tanaman hias ke konsumen dan jasa penyewaan mobil pick up tersebut mudah untuk didapatkan. f) Biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala Perusahaan tanaman hias yang telah mapan mungkin mempunyai keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan pendatang baru yang akan masuk ke dalam bisnis tanaman hias, misalnya dalam hal 72

18 pengalaman, teknologi penguasaan terhadap sumber daya produksi, atau lokasi yang menguntungkan. Meskipun demikian, para pendatang baru masih berpotensi untuk masuk ke dalam bisnis tanaman hias karena bahan baku maupun peralatan yang digunakan untuk memulai bisnis tanaman hias cukup banyak tersedia. 2) Produk Pengganti (subsitusi) Faktor-faktor penyebab meningkatnya permintaan tanaman hias antara lain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk, berkembangnya industri pariwisata dan perkembangan pembangunan perkotaan yang memerlukan tanaman hias. Sampai saat ini berbagai jenis tanaman hias telah dinikmati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Fungsi tanaman hias telah berkembang yang mulanya hanya sebagai hiasan namun saat ini telah memiliki banyak fungsi seperti penghargaan, penghormatan dan sebagai penyaring udara kotor secara alami (polusi). Fungsi tanaman hias yang demikian berkembang tidak dapat digantikan oleh produk manapun. 3) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen dikatakan cukup kuat jika konsumen terkosentrasi atau besar jumlahnya, kosumen membeli dalam jumlah banyak, produk yang dibeli standar atau tidak terdiferensiasi dan pembeli menghadapi biaya perlaihan yang kecil. Untuk konsumen Tyas Orchid dapat dikatakan memiliki kekuatan tawar-menawar yang cukup kuat dan kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi Tyas Orchid. Hal ini dikarenakan pembeli atau konsumen Tyas Orchid memiliki alternatif pilihan yang sangat beragam sehingga pembeli dapat memilih produk mana yang terbaik dengan harga yang relatif murah. Hal ini disebabkan banyaknya perusahaan pesaing yang ada di Kota Bogor, dimana masing-masing perusahaan menawarkan produk tanaman hias dengan kualitas dan mutu baik dan harga jual produk yang bervariasi. Selanjutnya pembeli juga menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil karena pembeli dapat dengan mudahnya berpindah dari suatu perusahaan tanaman hias ke perusahaan tanaman hias yang lain dan pembeli juga memiliki informasi yang lengkap tentang pasar karena pembeli mengetahui lokasi produksi, produk-produk yang dihasilkan dan harga jual 73

19 produk dari masing-masing perusahaan tanaman hias. Meskipun saat ini Tyas Orchid memiliki beberapa langganan tetap akan tetapi Tyas Orchid harus tetap waspada terhadap kondisi seperti ini dimana pembeli memiliki kekuatan tawar-menawar yang cukup kuat terhadap produk tanaman hias. Oleh karena itu, diferensiasi produk mungkin dapat menjadi alternatif perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya sehingga Tyas Orchid mampu menciptakan kesetiaan pelanggan atau loyalitas pembeli terhadap produkproduk yang dihasilkan Tyas Orchid. 4) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu bisnis ketika terdapat sejumlah pemasok tetapi hanya sedikit barang subsitusi yang cukup bagus dan biaya untuk mengganti bahan baku sangat tinggi. Bagi Tyas Orchid, keberadaan pemasok bahan baku seperti bibit, pupuk, media tanam dan pestisida memiliki peranan yang sangat penting terhadap keberlangsungan proses produksi. Oleh karena itu, guna menjaga kontinuitas persediaan bahan bakunya, Tyas Orchid tidak hanya terikat dengan satu pemasok saja. Saat ini Tyas Orchid telah memiliki beberapa pemasok untuk masing-masing bahan baku. Pada umumnya para pemasok tersebut berada disekitar wilayah kota Bogor sehingga Tyas Orchid tidak menghadapi biaya peralihan yang tinggi pada saat berganti pemasok jika seandainya salah satu pemasok tidak mampu mencukupi kebutuhan bahan baku pada Tyas Orchid atau jika bahan baku yang dibeli tersebut kurang memenuhi standar baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas. Berdasarkan penjelasan diatas, kekuatan tawar-menawar pemasok terhadap Tyas Orchid dapat dikatakan tidak terlalu kuat, karena Tyas Orchid tidak terlalu sulit untuk berganti dari satu pemasok ke pemasok yang lain. 5) Persaingan antar Perusahaan Sejenis Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing suatu usaha maupun produk antara lain adalah harga, mutu, kemudahan akses terhadap sumberdaya yang ada dan keunggulan komparatif yang dimiliki. Tyas Orchid harus mengetahui siapa yang menjadi pesaing dalam memasarkan produknya. Pesaing adalah perusahaan lain yang menawarkan produk yang sama dengan produk 74

20 perusahaan dan pasti setiap perusahaan menghadapi sejumlah pesaing. Menilai posisi bersaing dapat meningkatkan kesempatan Tyas Orchid untuk merancang strategi yang mengoptimalkan peluang yang muncul dari lingkungan. Kriteria yang digunakan dalam menyususn profil pesaing ditentukan oleh faktor-faktor situasional seperti kualitas produk, citra perusahaan dan lain sebagainya. Perkembangan bisnis tanaman hias di Kota Bogor beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan. Data Dinas Pertanian Kota Bogor terdapat 11 perusahaan dibidang tanaman hias. Oleh sebab itu, untuk menghadapi persaingan didalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif maka Tyas Orchid harus dapat menonjolkan keunggulan produknya dibandingkan dengan produk pesaing. 75

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah Perusahaan Tyas Orchid merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang tanaman hias di kota Bogor. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Ir. Cecep Badrudin

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT Fani Mutiara Putri 1 Riva Hendriani 2 RINGKASAN Tanaman hias

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI 01-4478-1988 No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai cm minimum Tipe standar 76 70 61 Asalan Tipe spray - Aster 76 70 61 Asalan -

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PT. FLORIBUNDA

V. GAMBARAN UMUM PT. FLORIBUNDA V. GAMBARAN UMUM PT. FLORIBUNDA 5.1 Sejarah Perkembangan PT. Floribunda Semula PT. Floribunda merupakan sebuah rumah peristirahatan bagi pemiliknya, Reane Tambayong pada tahun 1984. Lokasi PT. Floribunda

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai temuan studi, kesimpulan serta rekomendasi pengembangan usaha tape

Lebih terperinci

Aspek ekonomi dan sosial

Aspek ekonomi dan sosial Aspek ekonomi dan sosial Pengertian Aspek Ekonomi dan Sosial Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh apa yang akan terjadi dengan adanya perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat tempatan

Lebih terperinci

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGELOLAAN 3.1. Struktur Organisasi Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem kerja yang merupakan rangkaian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG 5.1. Pasar Bunga Rawabelong 5.1.1. Sejarah Pasar Bunga Rawabelong Pasar Bunga Rawabelong merupakan salah satu pasar yang dijadikan Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat Rahmad Hidayat 1 Hasan Ibrahim 2 ABSTRAK Indonesia sebagai Negara

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu komponen utama dalam pengembangan agribisnis adalah mengembangkan kegiatan budidaya yang mampu mengikuti peluang dan perubahan situasi yang menjadi faktor

Lebih terperinci

Kisi-kisi instrumen Perusahaan

Kisi-kisi instrumen Perusahaan Kisi-kisi instrumen Perusahaan Variabel Indikator Pernyataan Pengaruh pemerintah Apakah kondisi politik, pemerintahan dan keamanan mempengaruhi terhadap penjualan produk dari PT. Fajar Jaya Teknik? Hubungan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG

KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG Aladin Nasution*) Abstrak Secara umum tingkat pendapatan dapat mempengaruhi pola konsumsi suatu rumah

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

2. Bagaimana Syarat yang diberikan Bank BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame untuk meningkatkan debitur KUR Mikro?

2. Bagaimana Syarat yang diberikan Bank BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame untuk meningkatkan debitur KUR Mikro? Daftar Pertayaan Wawancara Untuk Kepala Unit BRI Unit Bank BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame 1. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Bank BRI Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang tinggi secara tepat dan usaha antisipasi perkembangan dalam lingkungan usaha agar sektor informal

Lebih terperinci

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional 83 4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Produktivitas gula yang cenderung terus mengalami penurunan disebabkan efisiensi industri gula secara keseluruhan, mulai dari pertanaman tebu hingga pabrik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah beserta dengan perangkat kelengkapannya sejak penerbitan

Lebih terperinci

KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc KOMPONEN AGRIBISNIS Rikky Herdiyansyah SP., MSc KOMPONEN AGRIBISNIS Tujuan Instruksional Umum: Mahasiswa mengetahui tentang komponen agribisnis Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan pembahasan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana BAB V RENCANA BISNIS 5.1. Waktu dan Kegiatan Kegiatan implementasi untuk rencana bisnis ini dibuat dalam kurun waktu terlampir pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Usaha Keberhasilan usaha dapat dilihat dengan cara melakukan analisis pendapatan. Komponen yang digunakan adalah biaya investasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang terpadu merupakan segala bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang ditunjang oleh kegiatan non ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang memasuki tahapan modernisasi sebagai titik lompatan menuju

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang memasuki tahapan modernisasi sebagai titik lompatan menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sebagaimana dikonsepsikan oleh para ahli ekonomi telah menciptakan perubahan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negaranegara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

Usaha Sampingan Jasa Rental Mobil

Usaha Sampingan Jasa Rental Mobil Usaha Sampingan Jasa Rental Mobil Padatnya sarana transportasi umum menjelang libur hari lebaran, memaksa sebagian besar masyarakat untuk mencari alternatif lain dengan menyewa kendaraan roda empat kepada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat PT. BDI. PT. BDI yang didirikan tanggal 23 Februari 2006 dan operasi komersil di tahun 1949 sebagai perusahaan pendukung, yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB 2 PERUSAHAAN dan LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB 2 PERUSAHAAN dan LINGKUNGAN PERUSAHAAN BAB 2 PERUSAHAAN dan LINGKUNGAN PERUSAHAAN 1. Pengertian Perusahaan Pengertian atau definisi Perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

USAHA PEMBUNGAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PERAWATAN TANAMAN ANGGREK DENDROBIUM

USAHA PEMBUNGAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PERAWATAN TANAMAN ANGGREK DENDROBIUM USAHA PEMBUNGAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PERAWATAN TANAMAN ANGGREK DENDROBIUM Bambang Asmoro Santo, Ahmad Syuhada, dan Rita Muji Astuti PS Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon / Fax : /

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon / Fax : / BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Persada Mulia Anugrah yang berada Jl. Puri Gentan Asri 2 No. 11 Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon /

Lebih terperinci

BAB I PENGELOLAAN USAHA

BAB I PENGELOLAAN USAHA BAB I PENGELOLAAN USAHA A. DEFINISI PENGELOLAAN USAHA Pengelolaan usaha yaitu cara untuk menangani pelaksanaan suatu usaha (perusahaan/ individu) yang terprogram dengan baik meliputi : 1. Perencanaan 2.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-2 PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGERTIAN PERUSAHAAN Perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan kegiata proses produksi barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang dialami perusahaan untuk mencapai tujuannya semakin lama dirasa semakin kompleks. Permasalahan tersebut disebabkan oleh adanya bermacam-macam faktor,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam bab landasan teori ini di bahas tentang teori Produk Domestik Regional Bruto, PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah dan inflasi. Penyajian materi tersebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan CV. Srikandi Jaya Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang general supplier yang men-supply sayur-mayur. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pemilihan Objek Penelitian Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis dan objektif untuk menemukan solusi atas suatu masalah yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom baru yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang Provinsi Banten berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor yang memiliki visi menjadi kota jasa yang nyaman dengan masyarakat madani dan pemerintahan yang amanah merupakan visi yang harus di jalankan oleh pemerintah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian developer, yaitu : Perusahaan Pembangunan Perumahan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian developer, yaitu : Perusahaan Pembangunan Perumahan adalah 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Tentang Developer Istilah developer berasal dari bahasa asing yang menurut kamus bahasa inggris artinya adalah pembangun/pengembang. Sementara itu menurut

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Komoditas hortikultura dapat menjadi sumber pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, jumlah perusahaan semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. Kondisi

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta LAMPIRAN 51 53 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN KINERJA DAN

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1. Kuesioner kajian. STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi di CARLogistik termasuk kategori kompleks. Berdasarkan hasil analisis dan observasi data yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. terdiri dari produk, lokasi tempat, harga dan promosi.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. terdiri dari produk, lokasi tempat, harga dan promosi. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan ulasan pada bagian terdahulu dapat ditemukan beberapa simpulan, masing-masingnya sebagai berikut: 1. Koperasi CUBG telah melaksanakan strategi pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Nama Perusahaan dan Lokasi Perusahaan Gambar 1.1 Logo Perusahaan MSP Trans merupakan perusahaan perseorangan yang berdiri pada tahun 2000 dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain mengalami pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia harus tetap menjadi prioritas utama dari keseluruhan pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah. Hal ini mengingat bahwa sektor

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Muncul Anugerah Sakti merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 yang merupakan anak

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal

Lebih terperinci

BISNIS WARUNG KOPI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nur cholis / S1TI2M

BISNIS WARUNG KOPI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nur cholis / S1TI2M BISNIS WARUNG KOPI Oleh : Nur cholis 10.11.4545 / S1TI2M STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepuasan seseorang tergantung pada mutu minuman dan pelayanan pada konsumen sebagai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri Fashion kini telah berkembang pesat di hampir seluruh Negara maju dan berkembang. Tidak hanya industry kecil menengah baju dan celana, namun sepatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan dalam aliran-aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat (benefit) kepada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah diberlakukan pada akhir 2015 lalu tidak hanya menghadirkan peluang yang sangat luas untuk memperbesar cakupan bisnis bagi para pelaku dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN H. ISKANDAR ANDI NUHUNG Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian ABSTRAK Sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Kekayaan sumberdaya alam tersebut salah satunya tercurah pada sektor pertanian. Berbagai macam komoditas

Lebih terperinci