ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT Fani Mutiara Putri 1 Riva Hendriani 2 RINGKASAN Tanaman hias merupakan bagian dari tanaman hortikultura yang memiliki fungsi kesan keindahan (nilai estetika tinggi). Keberhasilan usaha tanaman hias dalam memenangkan persaingan sangat tergantung pada strategi pengembangan yang dipilih dan diaplikasikan dalam menjalankan usaha. Strategi pengembangan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Usaha yang dibahas mengenai lingkungan internal dan eksternal adalah usaha Catlya Decoration di P4S Astuti Lestari Desa Cihideung Kecamatan Parompong Kabupaten Bandung Barat yang mana usaha ini bergerak dalam produksi dan pemasaran tanaman hias. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal pada usaha tanaman hias pot Catlya Decoration. Kegiatan PKPM di laksanakan di P4S Astuti Lestari Desa Cihideung Kecamatan Parompong Kabupaten Bandung Barat selama 10 minggu (2,5 bulan). Ruang lingkup yang dibahas meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha Catlya Decoration. Lingkungan eksternal yang dibahas adalah lingkungan industri atau lingkungan mikro dari usaha Catlya Decoration ini dengan data dan sumber data yang berasal dari data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan menganalisis lingkungan internal usaha Catlya Decoration dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dari faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan dalam bidang pemasaran, manajemen, sumber daya manusia, produksi/operasi dan keuangan. Kekuatan dan kelemahan dari masing-masing bidang tersebut dapat digunakan untuk membuat keputusan dengan cara memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan meminimalkan kelemahan yang dimiliki pada usaha ini. Sedangkan dengan menganalisis lingkungan eksternal, usaha Catlya Decoration dapat mengetahui tentang perubahan lingkungan eksternal yang terjadi yang mengakibatkan munculnya peluang dan ancaman bagi usaha Catlya Decoration. Sehingga dengan diketahui peluang dan ancaman pada usaha ini mendorong pemilik usaha untuk mempelajari cara-cara yang harus dilakukan untuk memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari ancaman yang ada pada usaha ini. Dengan demikian, usaha Catlya Decoration terus dapat bertahan, bersaing bahkan terus mengembangkan usahanya. Kata kunci: Usaha tanaman hias, lingkungan internal, lingkungan eksternal, kekuatan, kelemahan. 1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP , Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 2. Staf pengajar Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 1

2 PENDAHULUAN a. Latar Belakang Akhir-akhir ini tanaman hortikultura mendapat perhatian dari pemerintah karena tanaman hortikultura dapat menjadi alternatif dalam mengatasi krisis pangan di dunia. Sebagai bukti tanaman ini dimasukan dalam sub sektor tanaman pangan. Tanaman hortikultura telah membuktikan dirinya sebagai komoditas yang dapat dipakai sebagai sumber tanaman baru disektor pertanian (Nugroho, 2012). Komoditas hortikultura terdiri dari tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias serta obat-obatan. Tanaman hias merupakan bagian dari tanaman hortikultura yang memiliki fungsi kesan keindahan (nilai estetika tinggi). P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya) Astuti Lestari merupakan salah satu pusat pelatihan yang bergerak dalam bidang tanaman hias. Saat ini P4S Astuti Lestari memiliki usaha di bidang tanaman hias terutama tanaman hias pot. Selain usaha yang dikelola oleh pemilik P4S itu sendiri usaha tanaman hias yang bernama Catlya Decoration juga bergabung dalam menjalankan kegiatan operasional P4S Astuti Lestari terutama pada kegiatan pelatihan atau pembimbingan mahasiswa magang. Pada usaha tanaman hias Catlya Decoration tanaman yang diusahakan berbagai jenis baik tanaman hias daun maupun tanaman hias bunga. Keberhasilan usaha tanaman hias dalam memenangkan persaingan sangat tergantung pada strategi pengembangan yang dipilih dan diaplikasikan dalam menjalankan usaha. Strategi pengembangan ini dipengaruhi beberapa hal, antara lain dari faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan untuk menerapkan salah satu strategi pengembangan yang dapat dilakukan. Sedangkan faktor eksternal harus dipantau agar mampu mengeksploitasi peluang bisnis yang ada dan dapat mengeliminir ancaman bisnis di lingkungan perusahaan. Oleh karena itu fokus dan perhatian manajemen harus diarahkan pada perumusan strategi yang tepat dengan memanfaatkan faktor -faktor internal dan faktor eksternal, sehingga menjadi kekuatan dalam menghadapi persaingan di pasar. Melihat dari latar belakang masalah diatas penulis mengambil judul tugas akhir Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal Usaha Tanaman Hias Pot di P4S Astuti Lestari Desa Cihideung Kecamatan Parompong Kabupaten Bandung Barat. b. Tujuan 1. Menganalisis lingkungan internal pada usaha tanaman hias pot Catlya Decoration di P4S Astuti Lestari. 2. Menganalisis lingkungan eksternal pada usaha tanaman hias pot Catlya Decoration di P4S Astuti Lestari. METODELOGI PELAKSANAAN a. Waktu dan Tempat Laporan ini disusun berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) tahun ajaran , selama sepuluh minggu terhitung pada tanggal 14 Maret - 21 Mei 2016 di P4S Astuti Lestari Jl. Terusan Sersan Bajuri Rt.04 Rw.15 Desa Cihideung Kecamatan Parompong Kabupaten Bandung Barat. b. Ruang lingkup Penulis berusaha untuk memudahkan pembahasan dalam penulisan laporan tugas akhir ini agar lebih terarah, maka penulis membatasi pembahasan hanya lingkungan internal dan eksternal usaha yang dikelola oleh ibu Ageung Carwati, SH yang merupakan pemilik dari usaha 2

3 tanaman hias pot Catlya Decoration. Usaha tanaman hias pot Catlya Decoration ikut bergabung dengan P4S Astuti Lestari dalam kegiatan pemberian pelatihan terutama bagi mahasiswa magang. Selain itu untuk memudahkan dalam pengumpulan data penulis juga membatasi pembahasan lingkungan eksternal perusahaan hanya lingkungan industri atau lingkungan mikro saja karena mengingat ketersediaan waktu untuk pengumpulan data yang terbatas. c. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data selama di lokasi PKPM adalah: 1. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan responden (pembimbing lapang) tentang sejarah usaha, pengalaman dalam menjalankan usaha dan strategi yang dilakukan dalam menjalankan usaha tersebut. Jawaban responden (pembimbing lapang) atas pertanyaan yang diajukan kemudian dicatat/direkam. 2. Observasi Pengumpulan data dengan metode observasi dilakukan dengan cara mengamati kondisi lapangan secara langsung mengenai kelebihan dan kekurangan produk (tanaman hias) yang diproduksi oleh usaha tanaman hias Catlya Decoration dibandingkan dengan produk pesaing. Selain itu metode observasi juga dilakukan dalam mengumpulkan data tentang teknik budidaya serta pengamatan tentang kebiasaan konsumen dalam memilih produk dan menawar produk sesuai dengan yang mereka inginkan. 3. Dokumen Pengumpulan data dilakukan melalui dokumen tertulis dan melalui media elektronik seperti kamera dan laptop tentang struktur organisasi, sejarah P4S Astuti Lestari, tinjauan umum tentang tanaman hias, teknis budidaya tanaman hias dan tinjauan umum tentang lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Usaha tanaman hias Catlya Decoration merupakan usaha yang bergerak pada tanaman hias yang didirikan dan dikelola secara pribadi. Usaha tanaman hias Catlya Decoration ini terletak di Jalan Terusan Sersan Bajuri no.36 RT.03 RW.13 Desa Cihideung kecamatan Parompong Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan usaha Catlya Decoration adalah memproduksi dan memasarkan berbagai jenis tanaman hias. Tanaman hias yang dihasilkan adalah bermacammacam jenis tanaman hias pot baik tanaman hias pot yang berbunga maupun tanaman hias pot daun serta tersedianya tanaman hias pot gantung. Selain itu beberapa jenis tanaman hias dalam polybag juga tersedia. Jumlah tanaman yang tersedia berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Pelanggan dari usaha Catlya Decoration ini adalah pedagang bunga, instansi pendidikan, instansi pemerintahan, masyarakat perumahan, dan masyarakat umum baik yang berada di dalam kota maupun yang berada diluar kota Bandung. Pelanggan yang ingin mendapatkan produk yang dihasilkan usaha Catlya Decoration dapat langsung datang ke lokasi usaha dan memilih sendiri tanaman yang diinginkannya karena pemasaran tanaman hias pada usaha Catlya Decoration ini dilakukan langsung di Kios tanpa menggunakan tenaga pemasaran lainnya. b. Pembahasan Perusahaan perlu untuk mengidentifikasi dan memahami lingkungan internalnya. Lingkungan internal meliputi variabel-variabel yang bisa dikendalikan oleh manajemen. Variabel lingkungan internal terdiri dari pemasaran, produksi/operasi, keuangan, manajemen, sumberdaya 3

4 manusia, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen. Dengan mengidentifikasi lingkungan internal akan diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan pada masing-masing bidang, sehingga perusahaan dapat mengetahui kinerja masa lalu dan dapat memproyeksi kondisi masa depan. Menurut Sedarmayanti (2014), kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran merupakan sumber dari kelemahan perusahaan. Berikut ini merupakan keterangan mengenai lingkungan internal usaha Catlya Decoration yang mana akan dibahas lingkungan pemasaran, produksi/operasi, keuangan, manajemen dan sumberdaya manusianya. Sedangkan variabel penelitian dan pengembangan serta sistem informasi manajemen belum dimiliki pada usaha ini. 1. Pemasaran Analisis kegiatan pemasaran perusahaan dilakukan dengan melihat bagaimana implikasi dari STP yang telah ditetapkan terhadap bauran pemasaran perusahaan selama ini, yang meliputi produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat (place). Produk pada usaha ini adalah tanaman hias pot dengan berbagai jenis tanaman. Tanaman hias yang tersedia adalah tanaman hias pot yang bunga dan tanaman hias pot daun. Tanaman yang tersedia merupakan tanaman yang sedang trend dikalangan masyarakat. harga pada produk tanaman hias di catlya decoration ditetapkan berdasarkan pendekatan harga umum yaitu dengan menyesuaikan harganya dengan harga pesaing. Harga produk tanaman hias yang dijual pada usaha catlya decoration tergantung dari jenis tanaman, besarnya tanaman, umur tanaman dan ukuran pot yang digunakan. Harga tanaman hias pot tersebut berkisar dari Rp (lima ribu rupiah) sampai Rp ( satu juta rupiah). Penetapan harga ini memiliki kelebihan yaitu semua konsumen dapat membeli produk yang dihasilkan Catlya Decoration karena harga yang disediakan bervariasi mulai dari yang paling murah sampai harga yang paling mahal. Promosi tanaman hanya dilakukan dari mulut kemulut saja serta dengan memanfaatkan ketenaran Daerahnya sebagai sarana promosi karena usaha ini terletak di Desa Cihideung Kecamatan Parompong Kabupaten Bandung Barat yang mana lokasi ini merupakan lokasi yang terkenal dengan agrowisata bunganya. Tanaman didistribusikan secara langsung di Kios usaha Catlya Decoration. 2. Manajemen Manajemen secara umum adalah sebuah proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controling) yang dikenal dengan POAC. Usaha Catlya Decoration belum memiliki perencanaan tertulis baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Hal ini terlihat dari belum adanya pernyataan visi, misi dan tujuan perusahaan yang dirumuskan secara tertulis, jelas dan spesifik. Padahal pembuatan visi secara tertulis sangat penting dilakukan karena menurut Dewanto (2010), organisasi-organisasi membuat pernyataan misi tertulis secara seksana dan teliti karena sejumlah alasan bahwa pernyataan misi: 1) Memastikan adanya kesatuan tujuan dalam organisasi tersebut. 2) Menjadi landasan atau standar dalam mengalokasikan sumberdaya organisasi. 3) Menciptakan nada dan iklim organisasi yang sama. 4

5 4) Sebagai acuan bagi setiap individu dalam memahami tujuan dan arah organisasi dan untuk membatasi mereka yang tidak bisa memahami tujuan dan arah organisasi tersebut secara lebih jauh turut serta dalam kegiatan organisasi. 5) Memfasilitasi penerjemahan tujuan-tujuan organisasi ke struktur kerja termasuk penguasaan kerja kepada bagian-bagian yang bertanggung jawab dalam organisasi. Dalam menjalankan usahanya pemilik usaha Catlya Decoration membuat perencanaan yang disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki saat ini dan direalisasikan atau kerjakan langsung beserta tenaga kerjanya. Usaha Catlya Decoration ini belum memiliki struktur organisasi secara tertulis. Dalam melakukan kegiatan operasional usaha rantai komando adalah dari pemilik ke tenaga kerja. Pemilik memutuskan sendiri mengenai keputusan yang akan diambil dan kemudian diberitahukan kepada tenaga kerja untuk dapat dilakukan atau dikerjakan secara bersama-sama. Dengan kata lain, posisi manajemen puncak dipegang oleh pemilik sendiri, dimana pada kondisi ini pemilik bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan strategis yang terkait dengan kelancaran usahanya. Selain itu, pemilik bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional perusahaan dimulai dari pengadaan bahan baku, produksi, pemasaran dan pengelolaan keuangan. Namun tidak setiap hari kegiatan tersebut dilakukan sendiri contohnya pada proses produksi pemilik memiliki empat orang tenaga kerja. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalisasi perusahaan, pemilik usaha tanaman hias ini menerapkan pendekatan top down, dimana seluruh komando dilakukan langsung oleh pemilik usaha kemudian unit-unit di bawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang direncanakan. Meskipun pendekatan yang dilakukan oleh pemilik usaha lebih bersifat top down dalam operasionalisasi perusahaan akan tetapi pemilik tidak menganggap karyawan sebagai bawahan melainkan sebagai rekan kerja. Hal ini karena peran serta karyawan juga terlibat dalam keberhasilan suatu usaha. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh pemilik untuk meningkatkan motivasi karyawan adalah dengan cara melibatkan diri untuk ikut serta dalam proses produksi. Usaha Catlya Decoration melakukan pengawasan dengan cara pemilik usaha ikut serta dalam proses produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja tersebut. 3. Keuangan Modal merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha. Modal awal yang digunakan untuk memulai usaha ini adalah lebih kurang Rp (sepuluh juta rupiah), yang mana modal tersebut adalah dana pribadi pemilik. Sedangkan dana dan modal operasional usaha adalah berasal dari keuntungan perusahaan selama perusahaan telah berjalan. Menurut Amidipradja dalam Andriani (2009), setiap pemakaian modal sendiri dalam kegiatan operasional usaha maka keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dibanding dengan pemakaian modal asing atau modal luar dikarenakan adanya beban bunga yang harus dibayarkan. Untuk memperoleh pinjaman modal dari lembaga keuangan seperti Bank sangat sulit didapatkan karena legalitas badan hukum yang belum dimilikinya karena legalitas badan hukum merupakan salah satu persyaratan umum pengajuan kredit bagi nasabah pengusaha. 4. Produksi/operasi Kegiatan operasional pada usaha tanaman hias catlya decoration dilakukan sendiri mulai dari pembibitan sampai ke kegiatan pemasaran. Alasan kegiatan tersebut dilakukan sendiri karena ketersediaan lahan yang cukup luas serta proses produksi yang mudah. Dalam memproduksi tanaman hias pemilik tidak melakukan perencanaan mengenai jumlah tanaman yang akan diproduksi karena banyaknya tanaman yang diproduksi sangat tergantung kepada kondisi indukan dari tanaman itu sendiri. 5. Sumberdaya Manusia. 5

6 Secara umum perekrutan tenaga kerja pada usaha tanaman hias catlya decoration ini tidak melalui prosedur yang formal dan terstruktur. Selain itu tidak ada persyaratan yang sangat khusus yang mengharuskan setiap calon tenaga kerja memiliki keterampilan tentang cara membudidayakan tanaman hias. Hal terpenting yang harus dimiliki oleh calon tenaga kerja pada usaha tanaman hias ini adalah kerja keras, tekun, dan jujur. Tenaga kerja juga tidak dituntut untuk memiliki pendidikan yang tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas diketahui kekuatan dan kelemhan usaha Catlya Decoration seperti yang terdapat pada tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1. Identifikasi kekuatan faktor internal usaha tanaman hias pot Catlya Decoration No Kekuatan 1 Jenis dan jumlah tanaman yang tersedia cukup banyak. 2 Harga yang ditawarkan bervariasi mulai dari yang paling murah sampai yang mahal atau harga sesuai dengan budget konsumen. 3 Saluran distribusi yang digunakan adalah saluran langsung sehingga memudahkan pemilik dalam mengontrol produk. 4 Terjadinya komunikasi yang baik antara pemilik dan karyawan. 5 Pengawasan dilakukan langsung oleh pemilik dengan cara ikut serta dalam proses produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja sehingga bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh tenaga kerja. 6 proses produksi yang mudah serta lahan yang tersedia mendukung pemilik usaha dalam memproduksi tanaman sendiri. 7 Memiliki tenaga kerja yang terampil, tekun, pekerja keras dan jujur. 8 Tenaga kerja sudah berpengalaman dibidang tanaman hias pot. Tabel 2. Identifikasi kelemahan faktor internal usaha tanaman hias pot Catlya Decoration No Kelemahan 1 Belum memiliki perencanaan secara tertulis yang ditandai belum adanya pernyataan visi, misi, tujuan dan struktur organisasi perusahaan secara tertulis. 2 Jumlah modal terbatas karena modal yang digunakan adalah modal sendiri. 3 Belum melakukan pencatatan keuangan. 4 Sulitnya mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan karena legalitas badan hukum yang belum dimiliki. 5 Pendidikan tenaga kerja yang rendah. pemasok merupakan gambaran peluang bagi Selain lingkungan internal perusahaan. Sedangkan ancaman adalah perusahaan juga perlu untuk menganalisis dan memahami lingkungan eksternalnya. Dengan menganalisis lingkungan eksternal situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi usaha akan diketahui peluang dan ancaman sekarang atau yang tidak diinginkan yang ada pada usaha tersebut. Menurut perusahaan. Adanya peraturan-peraturan Sedarmayanti (2014), peluang adalah situasi pemerintah yang baru atau yang direvisi penting yang mengguntungkan dalam merupakan ancaman bagi kesuksesan lingkungan perusahaan. Kecenderungan- perusahaan. kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. teknologi dan meningkatnya hubungan Lingkungan mikro merupakan lingkungan antara perusahaan dengan pembeli atau yang langsung terkait dengan perusahaan 6

7 dan langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya yaitu pemasok, perantara pasar, pelanggan dan pesaing. Analisis lingkungan mikro dilakukan berdasarkan konsep Competitive Strategy Porter s. Lima kekuatan bersaing ini terdiri dari ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok dan persaingan antar perusahaan industri. Berikut ini akan dibahas mengenai lingkungan eksternal usaha Catlya Decoration. 1. Ancaman Pendatang baru Ancaman pendatang baru pada usaha Catlya Decoration ini sangat besar karena usaha tanaman hias bisa dimulai dengan menggunakan modal yang kecil terlebih dahulu. Kebutuhan modal yang relatif kecil tersebut menjadi pedorong bagi pendatang baru untuk memasuki usaha tersebut dengan menggunakan modal yang sepenuhnya milik sendiri. Hal ini menegaskan bahwa modal yang terbatas tidak menjadi penghalang dalam memasuki usaha tanaman hias. Kondisi ini terlihat dari banyaknya perusahaan hias yang berdiri berawal dari kesukaan pemiliknya mengkoleksi tanaman hias. Modal yang kecil terlihat pada modal usaha yang digunakan oleh Catlya Decoration, dengan modal Rp (sepuluh juta rupiah) pemilik dapat memualai usaha tanaman hiasnya. Modal yang kecil dalam memulai usaha tanaman hias ini juga terlihat dari modal yang digunakan oleh pemilik P4S Astuti Lestari yang mana usaha ini juga salah satu pesaing bagi usaha Catlya Decoration. Pemilik P4S Astuti Lestari memulai usaha tanaman hiasnya dengan modal Rp ( dua juta rupiah). 2. Produk pengganti (substitusi) Usaha tanaman hias pot Catlya Decoration memiliki banyak produk substitusi. Produk substitusi dari tanaman hias pot yang dihasilkan usaha ini adalah tanaman hias potong seperti Krisan potong, Mawar potong dan Gerbera potong. Selain memiliki usaha tanaman hias pot masyarakat Desa Cihideung juga bergerak di bidang tanaman hias potong. Selain itu, produk substitusi dari tanaman hias yang dihasilkan pada usaha Catlya Decoration adalah tanaman hias pot lainnya yang tidak ada pada usaha ini seperti: Krisan pot, Mawar pot, Heteronia, Anjelonia, kaktus, dan lainlain. Tanaman buah dalam pot juga merupakan produk substitusi dari tanaman hias ini. Ancaman usaha tanaman hias pot Catlya Decoration pada ancaman produk substitusinya adalah produk Catlya Decoration memiliki banyak produk substitusi. 3. Kekuatan tawar-menawar pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen dikatakan cukup kuat jika konsumen terkosentrasi atau besar jumlahnya, kosumen membeli dalam jumlah banyak, produk yang dibeli standar atau tidak terdiferensiasi dan pembeli menghadapi biaya peralihan yang kecil. Untuk konsumen pada usaha tanaman hias ini dapat dikatakan memiliki kekuatan tawar-menawar yang cukup kuat dan kondisi ini dapat menjadi ancaman. Hal ini dikarenakan pembeli atau konsumen memiliki alternatif pilihan yang sangat beragam sehingga pembeli dapat memilih produk mana yang terbaik dengan harga yang relatif murah. Hal ini disebabkan banyaknya perusahaan pesaing, dimana masing-masing perusahaan menawarkan produk tanaman hias dengan kualitas dan mutu baik dan harga jual produk yang bervariasi. Selanjutnya pembeli juga menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil karena pembeli dapat dengan mudahnya berpindah dari suatu perusahaan tanaman hias ke perusahaan tanaman hias yang lain dan pembeli juga memiliki informasi yang lengkap tentang pasar karena pembeli mengetahui lokasi produksi, 7

8 produk-produk yang dihasilkan dan harga jual dari tanaman hias itu sendiri. 4. Kekuatan tawar-menawar peasok Kekuatan tawar menawar pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu bisnis ketika terdapat sejumlah pemasok tetapi hanya sedikit barang subsitusi yang cukup bagus dan biaya untuk mengganti bahan baku sangat tinggi. Pada usaha tanaman hias ini, keberadaan pemasok bahan baku seperti bibit, pupuk, dan media tanam memiliki peranan yang sangat penting terhadap keberlangsungan proses produksi. Saat ini usaha tanaman hias Catlya Decoration memiliki pemasok tetap yaitu toko JM Tani. Pemasok ini menyediakan seluruh kebutuhan produksi untuk usaha tanaman hias, mulai dari peralatan yang diperlukan sampai dengan bahan baku yang dibutuhkan. Seluruh peralatan dan bahan baku selalu tersedia pada pemasok ini. Pemilik usaha Catlya Decoration sudah menjalin hubungan kerja sama dengan pemasok ini semenjak memulai usahanya. Lokasi usaha pemasok ini berjarak 1 km dari usaha Catlya Decoratio. Pemilik usaha Catlya Decoration dan pemasok ini memiliki hubungan yang baik, bahkan pemasok bersedia mengantar kebutuhan usaha Catlya Decoration apabila diperlukan. 5. Persaingan antar perusahaan sejenis Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing suatu usaha maupun produk antara lain adalah harga, mutu, kemudahan akses terhadap sumberdaya yang ada dan keunggulan komparatif yang dimiliki. Pesaing adalah perusahaan lain yang memiliki tujuan konsumen yang sama dengan perusahaan. Usaha tanaman hias ini memiliki banyak pesaing, karena sebagian besar penduduk Desa Cihideung memiliki usaha tanaman hias sehingga untuk menghadapi persaingan didalam lingkungan usaha yang semakin kuat maka usaha harus menonjolkan keunggulan produk dibandingkan dengan produk pesaing. Seperti halnya usaha tanaman hias pot Catlya Decoration produk yang dihasilkan lebih beragam serta harga yang diberikan juga bervariasi mulai dari yang murah sampai yang mahal atau harga yang ditetapkan sesuai dengan budget konsumen. Pesaing pada usaha Catlya Decoration ini adalah semua masyarakat di Desa Cihideung yang memiliki usaha tanaman hias. Meskipun banyak pesaing, namun tanaman hias yang dihasilkan pada usaha ini tetap disukai oleh konsumen karena usaha ini memiliki produk unggulan. Contohnya produk usaha Catlya Decoration yang paling cepat laris dan jarang ditemui pada usaha pesaing adalah tanaman hias Anyelir. Tanaman hias ini selalu cepat terjual bahkan satu hari setelah tanaman dipindahkan ke Kios. Berdasarkan penjelasan diatas diketahui peluang dan ancaman usaha Catlya Decoration seperti yang terdapat pada tabel 3 dan tabel 4. Tabel 3. Identifikasi peluang faktor eksternal usaha tanaman hias Catlya Decoration No Peluang 1 Pemilik usaha dan pemasok sudah bekerja sama cukup lama semenjak usaha didirikan. 2 Hubungan yang baik antara pemilik usaha dengan pemasok. 3 Banyaknya usaha yang menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan usaha tanaman hias di Desa Cihideung 8

9 Tabel 4. Identifikasi peluang faktor eksternal usaha tanaman hias Catlya Decoration No Ancaman 1 Usaha bisa dimulai dengan modal yang kecil terlebih dahulu sehingga memudahkan pendatang baru memasuki bidang usaha. 2 Memiliki banyak produk substitusi 3 Kekuatan tawar menawar pembeli yang cukup kuat 4 Banyaknya pesaing perusahaan sejenis karena sebagian besar masyarakat Desa Cihideung yang berprofesi sebagai petani tanaman hias. KESIMPULAN Berdasarkan kegiatan PKPM yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis lingkungan internal usaha tanaman hias pot Catlya Decoration terdiri dari kekuatan dan kelemahan dari faktor internal usaha. Kekuatan faktor internal usaha yaitu: 1). Tanaman yang tersedia cukup banyak 2). Tersedianya produk jasa berupa jasa dekorasi 3). Harga yang ditawarkan bervariasi 4). Saluran distribusi yang digunakan adalah saluran langsung 5). Terjalinnya komunikasi yang baik antara pemilik usaha dan tenaga kerja 6). Pengawasan dilakukan langsung oleh pemilik dengan cara ikut serta dalam proses produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja sehingga bisa meminimalisir kesalahankesalahan yang dilakukan oleh tenaga kerja 7) Dana yang digunakan adalah modal pemilik sendiri sehingga sumua pendapatan sepenuhnya untuk pemilik 8) Investasi untuk fasilitas yang digunakan tidak terlalu besar karena fasilitas yang digunakan masih sederhana 9). Memiliki tenaga kerja yang terampil, tekun, pekerja keras dan jujur 10). Tenaga kerja sudah berpengalaman dibidang tanaman hias pot. Sedangkan kelemahan faktor internal pada usaha ini adalah: 1). Usaha ini belum melakukan kegiatan promosi secara tertulis 2). Belum memiliki perencanaan secara tertulis yang ditandai belum adanya pernyataan visi, misi, tujuan dan struktur organisasi perusahaan secara tertulis 3). Jumlah modal terbatas karena modal yang digunakan adalah modal sendiri 4). Belum melakukan pencatatan keuangan 5). Sulitnya mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan karena legalitas badan 9okum yang belum dimiliki 6). Kapasitas produksi tidak bisa ditingkatkan dalam jumlah yang besar karena fasilitas yang digunakan sederhana 7). Pendidikan karyawan yang masih rendah 8). Tidak adanya pengembangan bagi tenaga kerja. 2. Analisis lingkungan eksternal usaha tanaman hias pot Catlya Decoration terdiri dari peluang dan ancaman dari faktor eksternal usaha. Peluang faktor eksternal usaha yaitu: 1). Pemilik usaha dan pemasok sudah bekerja sama cukup lama semenjak usaha didirikan 2). Hubungan yang baik antara pemilik usaha dengan pemasok 3). Banyaknya usaha yang menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan usaha tanaman hias di Desa Cihideung 4). Pemilik usaha Catlya Decoration dan pesaingnya memiliki produk unggulan masingmasing. Sedangkan ancaman faktor eksternal usaha adalah: 1). Modal untuk memulai usaha tidak terlalu besar sehingga memudahkan pendatang baru memasuki bidang usaha 2). Adanya biaya peralihan pemasok 3). Memiliki banyak produk substitusi 4). Kekuatan tawar menawar pembeli yang cukup kuat 5). Banyaknya pesaing perusahaan 9

10 sejenis karena sebagian besar masyarakat Desa Cihideung yang berprofesi sebagai petani tanaman hias. DAFTAR PUSTAKA Andriani, E.N Pengaruh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman Terhadap Tingkat Rentabilitas pada Koperasi Serba Usaha (KSU) di Kabupaten Blora. Skripsi pada Universitas Negeri Semarang. diakses pada tanggal 22 Juli Dewanto, H Pengantar Manajemen Strategi /Pengantar_Manajemen_Strat egi. Sedarmayanti Manajemen sumber daya manusia, reformasi birokrasi dan manajemen pegawai negeri sipil (cetakan kelima). Bandung. PT refika aditama. 10

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Budidaya Tomat Di Agrowisata Nagari Madani Kecamatan Matur Kabupaten Agam Sumatera Barat Rahmad Hidayat 1 Hasan Ibrahim 2 ABSTRAK Indonesia sebagai Negara

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN Analisis lingkungan perusahaan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan.

Lebih terperinci

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S. PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KRISAN POTONG DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TUNAS DAN SISTEM TANAM AWAL DI P4S ASTUTI LESTARI PARONGPONG BANDUNG BARAT Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN yang telah diberlakukan pada akhir 2015 lalu tidak hanya menghadirkan peluang yang sangat luas untuk memperbesar cakupan bisnis bagi para pelaku dunia

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN PADA BUDIDAYA BUNGA BEGONIA (Semperflorens begonias) DI P4S ASTUTI LESTARI-BANDUNG BARAT. Iga Safitri 1 Raeza Firsta Wisra 2

ANALISIS KEUNTUNGAN PADA BUDIDAYA BUNGA BEGONIA (Semperflorens begonias) DI P4S ASTUTI LESTARI-BANDUNG BARAT. Iga Safitri 1 Raeza Firsta Wisra 2 ANALISIS KEUNTUNGAN PADA BUDIDAYA BUNGA BEGONIA (Semperflorens begonias) DI P4S ASTUTI LESTARI-BANDUNG BARAT Iga Safitri 1 Raeza Firsta Wisra 2 RINGKASAN Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan usaha kecil di Indonesia memang diakui sangat penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan kesempatan kerja; pemerataan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS POT BEGONIA (BEGONIACEAE) PADA P4S ASTUTI LESTARI

BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS POT BEGONIA (BEGONIACEAE) PADA P4S ASTUTI LESTARI BAURAN PEMASARAN TANAMAN HIAS POT BEGONIA (BEGONIACEAE) PADA P4S ASTUTI LESTARI Intan Siti Ranjani 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Astuti Lestari merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menerima deposito dan menyalurkannya melalui pinjaman. Layanan utama bank adalah simpan pinjam. Di bank, kita bias manabung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi pelanggannya.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI 01-4478-1988 No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai cm minimum Tipe standar 76 70 61 Asalan Tipe spray - Aster 76 70 61 Asalan -

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Komoditas hortikultura dapat menjadi sumber pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di Indonesia pada saat ini cukup pesat, hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan yang semakin berkembang. Sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Usaha agribisnis tanaman hias saat ini sedang berkembang cukup pesat. Tanaman hias tidak hanya berperan dalam pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu subsektor unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia. Perkembangan hortikultura di Indonesia dapat dilihat dari perkembangan produksi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan CV. Srikandi Jaya Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang general supplier yang men-supply sayur-mayur. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mawar merupakan salah satu tanaman kebanggaan Indonesia dan sangat populer di mata dunia karena memiliki bunga yang cantik, indah dan menarik. Selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis saat ini disebabkan oleh perubahaan pola pikir konsumen yang dinamis. Dengan dasar inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan karena sektor pertanian

Lebih terperinci

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk melayani pasar konsumen. Pemasaran bukan sekedar fungsi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk melayani pasar konsumen. Pemasaran bukan sekedar fungsi bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan fungsi bisnis untuk mengenali kebutuhan konsumen dan menentukan target market yang dituju serta merancang produk dan program yang tepat untuk

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Ciapus Bromel yang terletak di Ciapus Jl. Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komoditas hortikultura terdiri dari tanaman buah-buahan, sayuran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komoditas hortikultura terdiri dari tanaman buah-buahan, sayuran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura terdiri dari tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias serta obat-obatan. Komoditas ini mempunyai prospek yang bagus bila dikembangkan mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah pelaku usaha yang dalam menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp 1.000.000.000 per tahun dan biasanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah pengembangan hortikultura untuk meningkatkan pendapatan petani kecil. Petani kecil yang dimaksud dalam pengembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RIWAYAT HIDUP... vii LEMBAR

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM GRADING PADA TANAMAN BUNGA MAWAR DI LIEBE DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

PENERAPAN SISTEM GRADING PADA TANAMAN BUNGA MAWAR DI LIEBE DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT PENERAPAN SISTEM GRADING PADA TANAMAN BUNGA MAWAR DI LIEBE DESA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT Medi Mera Jingga 1 Hasan Ibrahim 2 ABSTRAK Perusahaan Liebe adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan komoditas pangan lebih bermanfaat untuk pemenuh kebutuhan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan komoditas pangan lebih bermanfaat untuk pemenuh kebutuhan gizi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang Agroindustri di Indonesia merupakan salah satu penggerak ekonomi Negara dalam peningkatan kesejahteraan bangsa. Adanya Agroindustri yang maju menjadikan komoditas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SIMPANAN SUKARELA (SIRELA) DI BMT HARAPAN UMAT KCP SLEKO PATI

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SIMPANAN SUKARELA (SIRELA) DI BMT HARAPAN UMAT KCP SLEKO PATI BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SIMPANAN SUKARELA (SIRELA) DI BMT HARAPAN UMAT KCP SLEKO PATI A. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi pelanggannya. Dua hal yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri kerajinan rotan untuk meningkatkan volume penjualan ekspor. Penelitian

Lebih terperinci

Makalah Strategi Bisnis Ritel

Makalah Strategi Bisnis Ritel Makalah Strategi Bisnis Ritel Disusun Oleh : Nama : Vina Loren Kelas : XI PM 1 No. Absen : 33 SMKN 9 Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian developer, yaitu : Perusahaan Pembangunan Perumahan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian developer, yaitu : Perusahaan Pembangunan Perumahan adalah 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Tentang Developer Istilah developer berasal dari bahasa asing yang menurut kamus bahasa inggris artinya adalah pembangun/pengembang. Sementara itu menurut

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu komponen utama dalam pengembangan agribisnis adalah mengembangkan kegiatan budidaya yang mampu mengikuti peluang dan perubahan situasi yang menjadi faktor

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat terutama persaingan yang berasal dari perusahaan sejenis, perusahaan semakin dituntut agar bergerak

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. oleh apapun jika manusia tersebut berkehendak untuk terus berkembang.

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. oleh apapun jika manusia tersebut berkehendak untuk terus berkembang. BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Setiap manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain, kebutuhan manusia adalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Rivegamora Medan Gambar 3.1 Skema Jalur Distribusi PT. Rivegamora Medan...

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Rivegamora Medan Gambar 3.1 Skema Jalur Distribusi PT. Rivegamora Medan... DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Rivegamora Medan... 11 Gambar 3.1 Skema Jalur Distribusi PT. Rivegamora Medan... 21 Gambar 3.2 Skema Management Penjualan... 23 Gambar 3.3 Skema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, kepuasan konsumen, dan persaingan yang terjadi antar perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang dialami perusahaan untuk mencapai tujuannya semakin lama dirasa semakin kompleks. Permasalahan tersebut disebabkan oleh adanya bermacam-macam faktor,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015,

BAB I. PENDAHULUAN. mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015, BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2007, para pemimpin negara anggota ASEAN sepakat untuk mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015, yang akan mengubah ASEAN menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi dua bagian yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi dua bagian yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Kebutuhan manusia akan terus berkembang dan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang terus menerus telah ikut mempengaruhi perekonomian Indonesia baik secara makro maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri-industri dan bertumbuhnya (growth) industri-industri dan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. industri-industri dan bertumbuhnya (growth) industri-industri dan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia akan mendorong tumbuhnya industri-industri dan bertumbuhnya (growth) industri-industri dan perusahaan. Dalam rangka menggerakkkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran yang diterapkan Bank Jateng Syariah Capem Magelang dalam Memasarkan Produk Bima Emas Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh terpadu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri perbankan nasional saat ini menunjukkan perkembangan yang positif didukung dengan kinerja rentabilitas dan efisiensi yang tergolong baik. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan harus dapat sampai

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan harus dapat sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penjualan produk merupakan variabel yang memiliki peran penting dan strategis bagi suatu perusahaan. Hal ini disebabkan tujuan dari pembuatan produk adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Bandung salah satu kota besar yang ada di Indonesia, merupakan kota yang memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Hal tersebut karena lebih dari 70% mata

Lebih terperinci

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai temuan studi, kesimpulan serta rekomendasi pengembangan usaha tape

Lebih terperinci

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET DENAH LOKASI PEMBUATAN TEMPE Jalan Besar Belok kiri Jalan Lurus Lokasi Pembuatan Tempe Bagian Sebelah Kiri Lokasi LIMBAH CAIR PEMBUATAN TEMPE Tempat Limbah Mengalir PROSES SINGKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah gender yang jarang terangkat keberadaannya, namun dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup menjanjikan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi persaingan bisnis yang dewasa ini semakin dinamis disertai memudarnya batasan-batasan hubungan perdagangan antar negara mengharuskan setiap pelaku usaha menerapkan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal BAB I LATAR BELAKANG Laporan penelitian ini membahas tentang perencanaan bisnis pemasaran produk alat kecantikan berupa rambut palsu merek INDOWIG. Perencanaan bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN Irawati, Nurdeana C, dan Heni Purwaningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Email : irawibiwin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT... RINGKASAN EKSEKUTIF... RIWAYAT HIDUP PENULIS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFRTAR LAMPIRAN... i ii v vii ix xii xiii xiv I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring waktu berlalu, kondisi dunia bisnis yang kian kompetitif membuat banyak perusahaan harus mengatasi beratnya kondisi tersebut dengan membuat strategi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak liberalisasi perbankan tahun 1988, persyaratan pembukaan bank dipermudah, bahkan setoran modal untuk mendirikan bank relatif dalam jumlah yang kecil. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN BAB VII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMKM DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN 7.1 Ragam Bidang Usaha UMKM mitra binaan IPB terdiri dari beragam jenis bidang usaha, diantaranya UMKM pangan, jasa,

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI

KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Modul ke: KEWIRAUSAHAAN MERANCANG STRATEGI PEMASARAN Fakultas FASILKOM PSIKOLOGI Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi INFORMATIKA SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Jenius adalah 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang beroperasi selalu ingin mencapai kinerja yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang beroperasi selalu ingin mencapai kinerja yang baik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang beroperasi selalu ingin mencapai kinerja yang baik dan pencapaiannya tidak akan terlepas dari strategi. Hal tersebut berarti bahwa setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia bisnis yang semakin pesat membuat tingkat persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada banyak sekali

Lebih terperinci

MANAJEMEN SIMPANAN POKOK KHUSUS SEBAGAI SALAH SATU SUMBER MODAL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS PINCURAN BONJO PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT

MANAJEMEN SIMPANAN POKOK KHUSUS SEBAGAI SALAH SATU SUMBER MODAL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS PINCURAN BONJO PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT MANAJEMEN SIMPANAN POKOK KHUSUS SEBAGAI SALAH SATU SUMBER MODAL DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS PINCURAN BONJO PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT Rezi Ferina 1 Raeza Firsta Wisra 2 RINGKASAN Penulisan artikel

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI

PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Memahami dan menjelaskan tentang ancaman masuk pendatang baru dan persaingan

Lebih terperinci

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M

BISNIS RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi / S1TI2M BISNIS RUMAH MAKAN Oleh : Muhamad Amirudin Fauzi 10.11.4479 / S1TI2M STMIK AMIKOM YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta nilai kualitas jasa sangat ditentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tantangan yang sangat berbeda sifatnya dibandingkan masa-masa lalu. Tantangan

I. PENDAHULUAN. tantangan yang sangat berbeda sifatnya dibandingkan masa-masa lalu. Tantangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian saat ini, secara umum dihadapkan pada banyak tantangan yang sangat berbeda sifatnya dibandingkan masa-masa lalu. Tantangan pertama berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Lampiran 2. Daftar pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal usaha peternakan ayam kampung organik No Jenis Data Rincian Internal

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data Data yang disajikan pada bab ini akan diuraikan secara deskriptif yang diperoleh dari hasil wawancara, yaitu 2 orang responden dan 1 orang informan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN AR-RAHN USAHA MIKRO (ARRUM) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN AR-RAHN USAHA MIKRO (ARRUM) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN PEMBIAYAAN AR-RAHN USAHA MIKRO (ARRUM) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA A. Analisis Perencanaan Strategi Pemasaran Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL A. Gambaran Umum Pegadaian Syariah Kendal 1. Sejarah Singkat Pegadaian merupakan lembaga pengkreditan dengan sistem gadai untuk pertama kalinya. Sejarah Pegadaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David 41 digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David (2006:104) sebagai identifikasi dan evaluasi trend dari kejadian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci