Analisis Isu-Isu Strategis
|
|
- Bambang Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu mendapat perhatian dalam penyusunan dokumen rencana pembangunan jangka menengah lima tahun. Dengan mengetahui permasalahan yang ada selanjutnya akan dirumuskan dalam program dan kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Potensi ekonomi Kabupaten Bangkalan terutama bertumpu pada tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-jasa. Potensi yang sangat besar tersebut memerlukan upaya-upaya sedemikian rupa sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian dan pertumbuhan ekonomi rakyat. Upaya yang dilakukan sangat dipengaruhi baik oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan Pemerintah Pusat dalam bidang ekonomi, kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya kebijakan pengembangan ekonomi wilayah Pulau dan Kepulauan Madura, serta perkembangan perekonomian di Provinsi Jawa Timur umumnya. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah juga sangat dipengaruhi kondisi non ekonomi berupa situasi sosial politik yang kondusif dan stabil. Sedangkan faktor internal terdiri dari serangkaian upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui kebijakan fiskal atau APBD, penguatan kemandirian perekonomian melalui pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), koperasi, industri pengolahan, pariwisata dan perdagangan, serta penyediaan infrastruktur, perbaikan dan pemeliharaan pasar-pasar. 18
2 Adapun permasalahan pembangunan secara umum yang terjadi di Bangkalan adalah sebagai berikut: 1. Belum Optimalnya Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat Utamanya Pendidikan Dan Kesehatan Pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk mengahadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan local, nasional, dan global. Sampai saat ini masih dirasakan rendahnya tingkat pendidikan penduduk dan rendahnya kualitas pelayanan pendidikan. Adapun permasalahan didalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Bangkalan adalah: a. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan seperti ruang kelas dan gedung sekolah yang rusak b. Masih adanya anak putus sekolah c. Belum memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan tenaga pendidik d. Biaya pendidikan cenderung masih tinggi dirasakan oleh masyarakat e. Relevansi pendidikan dengan dunia kerja masih rendah Sedangkan permasalahan pembangunan Kesehatan di Kabupaten Bangkalan adalah : a. Tingginya angkanya kematian ibu dan anak b. Masih ditemukannya balita status gizi buruk c. Belum optimalnya pemerataan sarana dan prasaran kesehatan d. Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan e. Pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu untuk masyarakat miskin. 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Yang Relatif Lambat Dari tahun ke tahun sektor pertanian masih mendominasi PDRB Kabupaten Bangkalan. Struktur ekonomi agraris yang menjadi sektor ekonomi Bangkalan belum mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan sehingga masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur. 19
3 Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB sejak Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2012 secara pelan tapi pasti mengalami penurunan, disisi lain sektor Perdagangan, restoran dan Hotel secara pelan dan pasti meningkat cukup signifikan. Ini menandakan adanya perubahan perilaku bagi masyarakat Bangkalan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat pedagang dan industrialis dan ini perlu direspon oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk melakukan tindak pelatihan dan pendidikan secara optimal bagi masyarakat, seiring dengan pengembangan kawasan Suromadu, sehingga masyarakat Bangkalan kedepannya bukan hanya sebagai penonton tapi secara langsung sebagai pelaku yang akan ikut menentukan arah pengembangan industri dan perdagangan di Kabupaten Bangkalan. 3. Angka Kemiskinan Relatif Cukup Tinggi Dan Masih Terbatasnya Perluasan Dan Penyediaan Lapangan Kerja Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) pada Tahun 2012, jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kabupaten Bangkalan sebanyak RTSM atau jiwa. Jumlah ini setara dengan 44 % penduduk Bangkalan berada di bawah garis kemiskinan. Angka kemiskinan relatif cukup tinggi ini disebabkan beberapa hal antara lain: a. Pemenuhan kebutuhan dasar yang terjangkau dan bermutu bagi keluarga miskin belum optimal b. Masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan keluarga miskin c. Aksesibilitas keluarga miskin dalam rangka usaha skala mikro masih rendah d. Belum optimalnya pemberdayaan keluarga miskin. Beberapa sektor yang perlu diperhatikan dalam penanganan kemiskinan di Kabupaten Bangkalan adalah : a. Pengembangan Sektor Koperasi dan UKM, melalui perkuatan modal koperasi, volume usaha koperasi, peningkatan jumlah koperasi utamanya sebagai koperasi sehat dan peningkatan jumlah anggota koperasi. b. Menumbuh kembangkan koperasi utamanya pada wilayah wilayah pedesaan merupakan bentuk pemberdayan dan pengembangan 20
4 ekonomi kerakyatan berbasis kemampuan lokal, berkembangnya koperasi pada banyak wilayah akan mendukung kelancaran arus distribusi barang dan jasa serta akan meningkatkan jumlah uanmg yang beredar dan berputar yang akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi. c. Pengembangan BLK sebagai tempat pemberdayaan masyarakat utamanya masyarakat pedesaan yang akan dikembangkan sesuai potensi masing masing wilayah/kecamatan. d. Pengembangan Industri dan Perdagangan,melalui pengembangan kluster/wilayah industri kecil/kerajinan/industri kreatif bercirikan Madura yang Islami, melalui pengembangan industri dan perdagangan dengan model ini, akan mempermudah pembinaan, pengawasan, sehingga kualitas tetap dapat terjaga serta menghindarkan adanya persaingan yang tidak sehat antar pengusaha kecil/mikro dan menengah pada kluster/wilayah yang dikembangkan. 4. Rendahnya Nilai Investasi Berskala Besar Pasca beroperasinya Jembatan Suramadu tidak serta merta diikuti dengan masuknya arus modal berskala besar di Kabupaten Bangkalan. Penanaman investasi dalam bentuk industri relatif sedikit, sehingga cakupan penyerapan tenaga kerja relative kecil. Berbagai permasalahan yang menghambat investasi antara lain: a. kesiapan infrastruktur pendukung seperti jalan, pelabuhan, sumber daya air, listrik b. Harga lahan untuk kebutuhan industri yang dinilai masih terlalu tinggi oleh dunia usaha yang membutuhkan lahan dalam skala besar. c. Kemudahan dalam pelayanan investasi dan perijinan yang belum optimal. 5. Belum Memadainya Infrastruktur Daerah (Jalan/Jembatan, Infrastruktur Irigasi, Perumahan Dan Permukiman Termasuk Jalan Desa/Lingkungan) Panjang jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Bangkalan sampai dengan akhir Tahun 2012 sepanjang 501,26 km atau masih 69 % dari potensi panjang jalan yang harus dikembangkan 721,97 Km, demikian 21
5 pula jumlah jembatan dalam kondisi baik sebanyak 214 buah atau 96 % dari jumlah potensi jembatan yang wajib dibangun/dikembangkan sejumlah 223 jembatan. Kepentingan umum lainnya dimaksudkan untuk pengembangan infrastruktur sarana prasarana pengembangan perekonomian, pelayanan dasar dan pemerintahan. 6. Masih Belum Mandirinya Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan Di Daerah Kemandirian bagi tataran pemerintahan tercermin dalam kemampuan pembiayaan dengan kemampuan dan kekuatan sendiri, tanpa harus bergantung dengan pihak luar. Kemandirian ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu rasio PAD terhadap APBD, rasio keuangan daerah, optimalisasi PDRB, perimbangan perbandingan pendapatan perkapita dengan kebutuhan hidup masyarakat. Adapun rasio PAD terhadap APBD yang ada di Kabupaten Bangkalan rata-rata sekitar 5,3 %. Pada periode akan datang PAD Kabupaten Bangkalan diupayakan dapat mencapai kisaran 6% atau lebih terhadap APBD. 7. Kurang Optimalnya Pelayanan Reformasi Birokrasi Dan Pelayanan Publik Permasalahan yang terjadi dalam urusan pemerintahan umum antara lain : a. Belum optimalnya pelaksanaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) b. Belum optimalnya penerapan Pola Pengembangan Karir. 22
6 Faktor Penghambat Dan Pendorong Permasalahan Pembangunan Serta Pengembangan Dengan kondisi internal dan eksternal yang dimiliki Kabupaten Bangkalan sebagaimana telah diuraikan di atas, serta memperhatikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2011 yang diperkirakan tumbuh sebesar 6,12 % lebih tinggi dibanding pertumbuhan Tahun 2010 sebesar 5,44 %, maka pertumbuhan ekonomi tahun-tahun yang akan datang diharapkan dapat tumbuh lebih pesat lagi. Pertumbuhan ekonom sampai dengan Tahun 2011 tersebut terutama didukung oleh kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.1. Agregat Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bangkalan Menurut Lapangan Usaha Tahun NO Lapangan Usaha 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 1 1 II Atas Dasar Harga Berlaku Regional Bruto Produk Domestik (Juta Rp) Pendapatan Regional (Juta Rp) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) PDRB per Kapita (Rp) Pendapatan Regional Per Kapita (Rupiah) Atas Dasar Harga Konstan (2000) PDRB Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rp) , , , , ,21 2 Pendapatan (Juta Rp) Regional ,66 3 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa) 4 PDRB per Kapita (Rp) ,73 5 Pendapatan Regional ,78 per Kapita (Rp) Sumber Data : BPS Kabupaten Bangkalan , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,90 23
7 Kontribusi masing-masing sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam kurun waktu Tahun dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bangkalan Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun No Lapangan Usaha 2008 (%) 2009(%) 2010(%) 2011(%) 2012(%) 1. Pertanian 32,46 32,52 31,92 30,35 28,90 2. Pertambangan & Penggalian 1,63 1,53 1,50 1,54 1,51 3. Industri Pengolahan 4,06 4,03 4,11 4,14 4,07 4. Listrik, Gas & Air Bersih 1,31 1,24 1,18 1,18 1,18 5. Konstruksi 7,13 7,32 7,73 8,45 9,33 6. Perdagangan, Hotel Dan Restoran 25,24 25,79 26,40 26,95 27,62 7. Pengangkutan & Komunikasi 8,51 8,04 7,51 7,41 7,30 8. Keuangan, Persewaan Dan Jasa 4,71 4,60 4,52 4,50 4,42 Perusahaan 9. Jasa - Jasa 14,97 14,93 15,14 15,48 15,66 Sumber Data : BPS Kabupaten Bangkalan Berdasarkan tabel diatas jelas menunjukkan bahwa kontribusi tertinggi dalam perekonomian Kabupaten Bangkalan masih didominasi oleh tiga sektor andalan yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa. Sumbangan sektor pertanian terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor tanaman bahan makanan yaitu sebesar 23,57 % pada Tahun 2008, sebesar 23,75 % pada Tahun 2009, sebesar 23,23 % pada Tahun 2010, sebesar 22,27 % pada Tahun 2011, dan sebesar 20,77 % pada Tahun Sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 24,78 % pada Tahun 2008, sebesar 25,32 % pada Tahun 2009, sebesar 25,91 % pada Tahun 2010, sebesar 26,44 % pada Tahun 2011, dan sebesar 27,11 % pada Tahun Sedangkan sumbangan sektor jasa-jasa terhadap peningkatan PDRB terutama terjadi pada sub sektor pemerintahan umum yaitu sebesar 8,78 % pada Tahun 2008, sebesar 9,08 % pada Tahun 2009, sebesar 9,5 % pada Tahun 2010, sebesar 10,05 % pada Tahun 2011, dan sebesar 10,47 % pada Tahun Dalam rangka mencapai target pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2013 sebesar 6,3 % dan proyeksi Tahun 2018 sebesar 6,7 %, strategi yang diterapkan diantaranya sebagai berikut : 24
8 1. Melakukan peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam penanggulangan kemiskinan dengan menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin secara konsisten dan berkesinambungan; 2. Melakukan peningkatan aksesibilitas, kualitas dan kuantitas pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan; 3. Membangun dan mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan produktifitas serta daya saing dan kemandirian UMKM di pasar dalam dan luar negeri; 4. Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian, komoditas hasil laut,saha perikanan serta populasi peternakan dan penanggulangan penyakit ternak; 5. Mengembangkan dan memberikan perhatian secara khusus terhadap komoditas unggulan melalui pemberdayaan masyarakat serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan agribisnis; 6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga, merehabilitasi dan melestarikan hutan dan lahan; 7. Meningkatkan pengembangan informasi peluang pasar dan jaringan pemasaran; 8. Meningkatkan kualitas hasil industri kecil dan menengah terutama produk-produk unggulan daerah seperti batik Madura; 9. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata serta pengembangan promosi pariwisata secara konsisten dan berkesinambungan terutama wisata religi; 10. Percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik; 11. Meningkatkan dan percepatan pembangunan dan pengembangan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur yang menunjang pembangunan sektor pertanian dan wilayah perdesaan. 25
9 Isu Strategis Bertitik tolak dari berbagai kondisi pembangunan dan pengembangan yang akan dihadapi Kabupaten Bangkalan pada tahun , maka dibutuhkan solusi-solusi strategis untuk mengatasi permasalahan yang akan muncul selama lima tahun mendatang. Isu-isu strategis yang mengemuka menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan utama pembangunan 5 (lima) tahun kedepan yang sesuai dengan Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih. Beberapa informasi dari masing masing isu strategis ini, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bangkalan, meningkat dari tahun ke tahun yaitu, sebesar 59,35% pada tahun 2003, menjadi sebesar 59,69 % pada Tahun 2004, sebesar 60,24 % pada Tahun 2005, dan berturut-turut sebesar 62,72 % pada Tahun 2006, sebesar 62,97 % pada Tahun 2007, sebesar 63,40 % pada Tahun 2008 dan sebesar 64 % untuk Tahun Adapun pada Tahun 2010, menjadi sebesar 64,51 % dan meningkat sebesar 65,36 % Tahun 2011 b. Peningkatan dari tahun ke tahun ini, merupakan hal positif, namun demikian dikaitkan dengan level IPM yang harus ditempuh, masih berada pada level menengah bawah oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya Lanjutan dalam rangka menuju level menengah atas. 2. Kekhawatiran terhadap pengikisan budaya agamis, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Seiring dengan operasionalisasi Jembatan Suramadu, dapat diprediksi bahwa kedepan, akan tumbuh simpul simpul ekonomi, diantaranya berupa kawasan industri 26
10 b. Melalui tumbuhnya kawasan industri tersebut, diprediksi akan berpengaruh terhadap perubahan pola kehidupan masyarakat Bangkalan, baik sosial budaya maupun sosial ekonomi c. Pada sisi lain masyarakat Bangkalan memiliki budaya agamis yang perlu dipertahankan, untuk itu, dalam merespons kondisi diatas, diperlukan upaya lanjutan untuk tetap melestarikan budaya agamis di lingkungan masyarakat Bangkalan. 3. Laju pertumbuhan ekonomi relatif lambat, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Dominasi sektoral PDRB Kabupaten Bangkalan dari tahun ke tahun berada pada sektor pertanian. b. Hal ini menggambarkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan meerupakan struktur ekonomi agraris, sehingga dalam menunjang pertumbuhan ekonomi relatif lambat c. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 sebesar 4,92% yang kemudian menjadi sebesar 4,96 % pada Tahun 2009, dan selanjutnya berturut turut meningkat sebesar 5,44 % pada Tahun 2010, sebesar 6,25 % pada Tahun 2011 dan diproyeksi sebesar 6,37 % pada Tahun d. Kondisi ini merupakan hal positif. Namun demikian, dikaitkan dengan laju pertumbuhan masing masing tahun masih perlu dipacu lebih cepat. Untuk itu, diperlukan upaya lanjutan untuk menggeser dominasi struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan dapat melaju relatif lebih cepat. 4. Perlunya perluasan penyediaan lapangan kerja, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Rasio pencari kerjaterhadap angkatan kerja Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 sebesar 7,2 % dan terjadi penurunan sebesar 5 % pada Tahun Adapun pada Tahun 2010 menjadi sebesar 5,7 % dan pada Tahun 2011 menurun sebesar 3,9 % b. Kondisi data ini menggambarkan informasi positif, namun demikian, masih diperlukan upaya lanjutan melalui penyediaan lapangan kerja dalam rangka menekan angka pengangguran sekecil mungkin. 5. Perlunya penanaman investasi berskala besar, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : 27
11 a. Struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan yang agraris, merupakan cermin bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat Bangkalan lebih digerakkan oleh sektor peranian b. Hal ini menggambarkan bahwa penanaman investasi dalam bentuk industri relatif sedikit, sehingga cakupan penyerapan tenaga kerja relatif kecil, untuk itu, diperlukan upaya lanjutan guna menarik investasi di Kabupaten Bangkalan. 6. Perlunya menekan angka kemiskinan, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Berdasarkan pendataan terakhir, angka kemiskinan Kabupaten Bangkalan masih memerlukan upaya untuk ditekan lebih rendah b. Berbagai bantuan bagi masyarakat miskin melalui pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, bantuan bahan pangan pokok, serta berbagai hal lainnya, merupakan cermin dari kontribusi APBD terhadap penanganan masyarakat miskin, namun demikian, dikaitkan dengan kondisi keterbatasan APBD, belum mampu menangani secara menyeluruh c. Untuk itu, dalam rangka menekan angka kemiskinan, masih diperlukan keterlibatan pihak pelaku ekonomi maupun penguatan usaha mandiri bagi masyarakat. 28
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH
Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN JL. SOEKARNO HATTA NO. 35 3/10/2017 BUPATI BANGKALAN KATA PENGANTAR Bismillahi rahmanirrahim... Puji dan Syukur kami panjatkan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang
Lebih terperinciRENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4
Lebih terperinciA. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk
Perspektif Kabupaten Berau selama 5 tahun ke depan didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu yang diprediksi menurut asumsi cetiris paribus. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan daerah Kabupaten Ngawi 2010 2015, Pemerintah Kabupaten Ngawi menetapkan strategi yang merupakan upaya untuk
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007 4.1. Gambaran Umum awa Barat adalah provinsi dengan wilayah yang sangat luas dengan jumlah penduduk sangat besar yakni sekitar 40 Juta orang. Dengan posisi
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Kota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya kesejahteraan
Lebih terperinciSTRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam perumusan strategi didasarkan pada kriteria : 1. Strategi yang realistis untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan 2. Menganalisis dan mengevaluasi faktor faktor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Industri Pengolahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Indonesia. Konsekuensinya adalah bahwa kebijakan pembangunan pertanian di negaranegara tersebut sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinci4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah
4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan
Lebih terperinciBAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA
BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan
Lebih terperinciTabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan
Lebih terperinciREVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.
Lebih terperinciPendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan besar untuk menggerakkan roda perekonomian. Pada saat usaha besar tidak mampu mempertahankan eksistensinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat tercermin melalui jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di suatu negara. Penduduk merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah beserta dengan perangkat kelengkapannya sejak penerbitan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4
RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi ekonomi makro yang baik, yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat
Lebih terperinciBAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH 3.1 PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Pembangunan daerah tahun 2009 merupakan bagian dari pembangunan daerah jangka menengah tahun 2004 2009. Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar
PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan antar daerah. Pelaksanaan pembangunan
Lebih terperincihal- ii Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017
DAFTAR ISI Hal. Nota Kesepakatan Daftar Isi i BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan... 2 1.3. Dasar Hukum... 3 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 8 2.1. Perkembangan Indikator Ekonomi
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan
I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam periode
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB III Visi dan Misi
BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Lebih terperinciBAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013
BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Subang
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Investasi infrastruktur transportasi dalam pembangunan ekonomi penting sebagai sarana untuk memperlancar mobilisasi barang dan jasa serta sebagai sarana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 2025 merupakan kelanjutan perencanaan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan sebagaimana
Lebih terperinciSEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
Malang 2014 SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1 Penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Kerangka kebijakan pembangunan suatu daerah sangat tergantung pada permasalahan dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
20 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada awalnya ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita, dengan asumsi pada saat pertumbuhan dan pendapatan perkapita tinggi,
Lebih terperinciBAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA
BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda
Lebih terperinciBAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012
BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012 4.1.Gambaran Umum Geliat pembangunan di Kabupaten Subang terus berkembang di semua sektor. Kemudahan investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan ekonomi daerah disusun dalam rangka memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan
Lebih terperinciRANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat
Lebih terperinciBAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011
BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011 7.1. Kondisi Wilayah Maluku Saat Ini Perkembangan terakhir pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku menunjukkan tren meningkat dan berada di atas pertumbuhan
Lebih terperinciPerkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia
Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan
Lebih terperinciPEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM
PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM Konsentrasi pembangunan perekonomian Kota Batam diarahkan pada bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Akibat krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1997 pertumbuhan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
-67- BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1. Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 Tujuan Rencana Jangka Panjang tahun 2005-2025 adalah mewujudkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 No. 01/06/1221/Th. IV, 30 Juli 2012 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2011 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Pertumbuhan Nilai PDRB Kabupaten Muna pada Berbagai Sektor Tahun
PDRB (RIBU RUPIAH) BAB IV ANALISIS 4.1. Perkembangan Perekonomian Wilayah di Kabupaten Muna sesuai PDRB 2000-2013 Data PDRB Kabupaten Muna 2000-2013 (terlampir) menunjukkan bahwa terdapat beberapa sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i vii xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa
Lebih terperinciIKU Pemerintah Provinsi Jambi
Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan
Lebih terperinciBAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian visi dan misi walikota dan wakil walikota pada akhir periode masa jabatan, maka ditetapkanlah beberapa indikator
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.
KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan implementasi serta bagian integral dari pembangunan nasional. Dengan kata lain, pembangunan nasional tidak akan lepas dari peran
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,
BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.
Lebih terperinci1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah
PAPARAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 Bekasi, 18 Maret 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMERINTAH
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2013 BAB IV 1 Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan No Visi / Misi Tujuan Sasaran 1 2 3 4 Misi : 1 Mengembangkan Masyarakat Lombok Barat yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/07/1204/Th. XII, 5 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 sebesar 6,35 persen mengalami
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012
BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 No. 01/07/1221/Th. V, 8 Juli 2013 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan Produk
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
- 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Lebih terperinci