KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc
|
|
- Surya Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 KOMPONEN AGRIBISNIS Rikky Herdiyansyah SP., MSc
3 KOMPONEN AGRIBISNIS Tujuan Instruksional Umum: Mahasiswa mengetahui tentang komponen agribisnis Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan pembahasan materi ini diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan: 1. Agroinput atau agribisnis hulu 2. Usahatani 3. Agribisnis hilir pengolahan hasil 4. Agribisnis hilir pemasaran 5. Jasa layanan dan pendukung
4 Agribisnis merupakan sebuah sistem yang terdiri dari lima komponen yaitu 1. Agroinput atau agribisnis hulu 2. Usahatani 3. Agribisnis hilir pengolahan hasil 4. Agribisnis hilir pemasaran 5. Jasa layanan dan pendukung Agribisnis Hulu atau Agroinput Agroinput atau agribisnis hulu meliputi kegiatan perencanaan produk, perencanaan lokasi usaha, perencanaan standar produksi, pengadaan tenaga kerja, serta pengadaan dan penyaluran sarana produksi bagi usahatani. a. Proses Perencanaan produk: dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembang yang lebih besar dibentuk. Kegiatan perencanaan produk menjamin bahwa proyek pengembangan produk mendukung strategi bisnis perusahaan yang lebih luas.
5 Kegiatan perencanaan produk akan menentukan 1. Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan 2. Kombinasi pengembangan produk 3. Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio 4. Waktu dan urutan proyek Proses perencanaan produk mempunyai 5 tahapan yaitu: 1. Mengidentifikasi peluang; melibatkan empat tipe proyek pengembangan produk yaitu: (a) produk baru, (b) turunan dari produk yang sudah ada, (c) perbaikan produk yang sudah ada, dan (d) produk yang pada dasarnya baru. Cara-cara mengidentifikasi peluang: 1. Menerima keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada 2. Analisis kelemahan dan keunggulan produk pesaing 3. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis 4. Pertimbangan implikasi terhadap adanya kecenderungan dalam gaya hidup, demografi, dan teknologi untuk kategori produk-produk yang sudah ada dan peluang-peluang kategori produk baru
6 2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek; mempunyai 4 perspektif dasar dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada yaitu Strategi bersaing; sebuah pendekatan pasar dan produk mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih peluang. Segmentasi pasar; pembagian pasar ke dalam segmen-segmen yang memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas Perkembangan teknologi; menyangkut penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk Perencanaan platform produk; platform produk merupakan sekumpulan asset yang dibagi dalam sekumpulan produk Evaluasi peluang produk baru secara fundamental; dengan melihat ukuran pasar, tingkat pertumbuhan pasar, intensitas persaingan, pengetahuan tentang pasar, pengetahuan tentang teknologi, kesesuaian dengan produk perusahaan lain, dan kesesuaian dengan kemampuan perusahaan
7 3. Pengalokasian sumber daya dan perencanaan waktu 4. Penyelesaian perancangan proyek pendahuluan b. Perencanaan Lokasi Usaha; perencanaan lokasi usaha merupakan salah satu aktifitas awal yang harus dilakukan pra operasionalisasi perusahaan. Penentuan lokasi usaha bertujuan untuk menentukan lokasi perusahaan sebaik mungkin agar beroperasi maupun berproduksi dengan lancar. Ada empat variabel penentu lokasi usaha yang baik: 1. Mempertimbangkan pasar; bertujuan agar mencapai kuantitas maupun kualitas konsumen, cepat memberikan pelayanan, dan menghemat biaya pengiriman 2. Bahan baku; dapat memperoleh bahan baku dengan mudah, cepat dan murah serta dengan biaya yang minimal. 3. Tenaga kerja: upah tenaga kerja, kuantitas tenaga kerja, dan kualitas tenaga kerja 4. Kesempatan perluasan: semakin besar peluang perusahaan memperluas dirinya di kemudian hari maka semakin baik lokasi perusahaan
8 c. Perencanaan Standar Produksi: Standar produksi adalah pedoman untuk pelaksanaan kegiatan produksi yang dapat bersumber dari aktivitas perusahaan, asosiasi perusahaan dan masyarakat, standar nasional dan internasional. Perencanaan standar produksi berguna untuk mempermudah pengendalian kualitas produk yang menyangkut kepada kepuasan konsumen atas produk yang dibelinya. d. Pengadaan tenaga kerja: proses penarikan, seleksi, orientasi, serta pelatihan dan pengembangan untuk mendapatkan tenaga kerja yang efektif dan efisien untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Tujuan pengadaan tenaga kerja adalah: 1. Menyediakan sekumpulan calon tenaga kerja/ karyawan yang memenuhi syarat 2. Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai perusahaan 3. Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum lama bekerja. 4. Untuk mengkoordinasikan upaya perekrutan dengan program seleksi dan pelatihan 5. Untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan dalam upaya menciptakan kesempatan kerja yang adil
9 Analisis pekerjaan adalah menganalisa dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus dilakukan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan tersebut dilakukan. Analisis pekerjaan mempunyai manfaat: (1) landasan untuk melaksanakan mutasi, (2) landasan untuk melaksanakan promosi, (3) landasan untuk melaksanakan training/ pelatihan, (4) landasan untuk melaksanakan kompensasi, (5) landasan untuk melaksanakan syarat lingkungan kerja, dan (6) landasan untuk pemenuhan kebutuhan peralatan. Fungsi analisis pekerjaan: (a) menentukan basis regional bagi struktur kompensasi, (b) mengevaluasi tantangan lingkungan pekerjaan yang mempengaruhi pekerjaan individu, (c) menghapuskan persyaratan kerja yang dapat menyebabkan adanya diskriminasi dalam pengadaan SDM, (d) Merencanakan kebutuhan SDM di waktu yang akan datang, (e) Memadukan lamaran dan lowongan kerja yang ada, (f) menentukan kebutuhan latihan bagi para karyawan, (g) mengembangkan rencana pengembangan pegawai yang potensial, (h) menetapkan standar prestasi kerja yang realistik, (i) menempatkan karyawan sesuai dengan keterampilannya, (j) membantu revisi struktur organisasi, (k) memperkenalkan karyawan baru dengan pekerjaannya, (l) memperbaiki alur kerja
10 e. Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi; sarana produksi yang dibutuhkan dalam suatu usahatani terdiri dari bibit/benih, pupuk dan pestisida, pakan ikan/ ternak dan obat-obatan, mesin dan peralatan produksi, dan sumber daya energi Usahatani Usahatani merupakan suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi dmana pertanian diselenggarakan seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap, atau manajer yang digaji himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, sinar matahari, dan bangunanbangunan yang didirikan di atas tanah tersebut (Mosher, 1968) Usahatani merupakan suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian (Kadarsan, 1992)
11 1. Tanah atau media untuk lahan usaha Tanah merupakan modal usahatani yang bersifat tetap dan memiliki sifatsifat sebagai berikut: a. relatif langka dibandingkan dengan unsur-unsur pokok usahatani lainnya, b. distribusi penguasaannya di masyarakat tidak merata, c. luas relatif tetap atau dianggap tetap, d. tidak dapat dipindahpindahkan, e. dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan Sumber kepemilikan tanah dapat diperoleh dari: a) Dibeli, adanya bukti kepemilikan yaitu sertifikat yang dikeluarkan oleh negara. b) Disewa, sebaiknya dibuat oleh pejabat yang berwenang agar manakala terjadi hal yang tidak diinginkan dapat diselesaikan secara hukum. c) Disakap, diatur dalam UU no 2 tahun 1960 tentang perjanjian bagi hasil d) Pemberian oleh negara; tanah milik negara yang diberikan kepada seseorang yang mengikuti program pemerintah atau berjasa kepada negara. e) Warisan, tanah yang karena hukum agama dibagikan kepada ahli warisnya f) Wakaf, tanah yang diberikan atas seseorang atau badan kepada pihak lainnya untuk kegiatan sosial. g) Membuka lahan sendiri; adanya hak ulayat pada perladangan berpindah
12 2. Tenaga kerja; seluruh penduduk dalam usia kerja (usia 15 tahun atau lebih) yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa. Berdasarkan jenis tenaga kerja dapat dapat dibedakan atas tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak, dan tenaga kerja mesin. Sumber tenaga kerja: dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga dapat diperoleh dengan cara: Upahan; upah untuk pria akan berbeda dengan wanita. Pembayaran upah dapat dilakukan secara harian atau mingguan, maupun setelah selesai pekerjaan Sambatan; tenaga kerja luar keluarga dengan sistem tolong menolong di antara para petani dan umumnya tidak berdasarkan pertimbangan ekonomi. Arisan tenaga kerja; setiap peserta arisan akan mengembalikan dalam bentuk tenaga kerja kepada anggota lainnya 3. Modal; barang atau uang yang secara bersama-sama dengan tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini adalah hasil (output) pertanian (Mubyarto, 1986). Ahmad (1997) mengatakan modal adalah produk atau kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil selanjutnya
13 Hernanto (1991) modal adalah barang atau uang yang secara bersamasama dengan tanah, tenaga kerja dan manajemen menghasilkan barangbarang baru yaitu produksi pertanian. Berdasarkan sifatnya modal dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Modal tetap; modal yang tidak habis pada satu periode produksi yang memerlukan pemeliharaan agar dapat berdaya guna dalam jangka waktu yang lama dan mengalami penyusutan pada setiap waktu. 2. Modal tidak tetap/ bergerak: modal yang dianggap habis atau dianggap habis dalam satu periode proses produksi seperti pupuk, bibit, dan pestisida Sumber pembentukan modal: 1. Modal sendiri; petani bebas untuk menggunakannya 2. Pinjaman atau kredit; berasal dari bank atau pelepas uang lainnya 3. Hadiah warisan; penggunaannya tergantung pada si pemberi 4. Dari usaha lainnya; petani memiliki usaha dari luar usahatani yang cukup besar 5. Kontrak sewa; diatur menurut jangka waktu tertentu sampai si peminjam dapat mengembalikan
14 4. Manajemen; kemampuan manusia mengelola atau mengkombinasikan seluruh komponen dalam usahatani dalam waktu tertentu untuk memperoleh produksi tertentu. Tiga alasan dibutuhkannya manajemen: (a) mencapai tujuan organisasi dan pribadi, (b) menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, dan (c) mencapai efisiensi dan efektifitas. Hernanto (1991), manajemen usahatani adalah kemampuan petani menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan setiap komponen usahatani yang dikuasainya dengan sebaik-baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian sebagaimana yang diharapkan. Efisiensi; kemampuan melaksanakan suatu efektifitas dengan biaya tertentu yang memberikan hasil maksimum atau dengan biaya seminimum mungkin untuk mencapai hasil tertentu. Efektifitas; kemampuan untuk melaksanakan aktivitas tepat waktu 5. Lingkungan Usahatani; lingkungan fisik, ekonomi, sosial, dan lingkunganlingkungan di luar usahatani. Semua lingkungan tersebut langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi kepada petani atau pelaku agribisnis lainnya dalam mengelola usaha agribisnis skala kecil.
15 6. Petani; setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha pertanian, peternakan, perikanan (termasuk penangkapan ikan), dan pemungutan hasil hutan. Dilihat dari tujuan usahatani, maka petani dibedakan menjadi dua: Petani subsisten; menjaga keamanan keluarga yang maksimal, produk usahatani yang dihasilkan bermacam-macam bahan makanan, status lahan yang diusahakan milik sendiri atau keluarga, sumber tenaga kerja utama adalah keluarga dan gotong royong, investasi mengutamakan dalam tenaga kerja, hasil usahatani digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pendapatan umumnya relatif stabil, dan sangat tergantung kepada kendala alam Petani komersial; memaksimumkan keuntungan dengan memanfaatkan kendala yang terbatas, spesialisasi pada produk untuk dijual, status lahan yang diusahakan berstatus bebas, sumber tenaga kerja utama adalah tenaga sewa, investasi terutama pada bangunan, alat-alat pertanian, dan pemakaian input usahatani yang terus meningkat. 7. Komoditi; dapat berupa tanaman, ternak, atau ikan baik secara sendiri maupun campuran dan mempunyai kebutuhan dasar yang wajib untuk dipenuhi
16 Agribisnis Hilir Pengolahan Hasil Komponen agribisnis hilir pengolahan hasil adalah kegiatan ekonomi yang mengolah produk usahatani menjadi produk olahan baik produk antara maupun produk akhir. Pengolahan hasil atau industri pengolahan adalah suatu operasi atau rentetan operasi terhadap suatu bahan mentah untuk diubah bentuk atau komposisnya. Pelaku industri pengolahan hasil usahatani berada diantara petani yang memproduksi dengan konsumen atau pengguna hasil industri pengolahan. Ciri-ciri industri pengolahan hasil usahatani: a. Dapat meningkatkan nilai tambah b. Menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau dimakan. c. Meningkatkan daya saing, dan d. Menambah pendapatan dan keuntungan produsen Pengolahan merupakan bagian dari agribisnis yang mengolah bahan baku yang bersumber dari tanaman, binatang dan ikan
17 Empat alasan industri pengolahan hasil usahatani mempunyai sumbangan yang nyata bagi pembangunan di negara berkembang: 1. Industri pengolahan hasil usahatani adalah pintu untuk sektor pertanian yang melakukan transformasi bahan mentah dari usahatani termasuk transformasi produk subsisten menjadi produk akhir untuk konsumen 2. Industri pengolahan hasil usahatani sebagai dasar sektor manufaktur. 3. Industri pengolahan hasil usahatani menghasilkan komoditas ekspor penting 4. Industri pengolahan pangan merupakan sumber penting nutrisi; industri pengolahan dapat menghemat biaya dengan mengurangi kehilangan produksi pascapanen dan menjadkan mata rantai pemasaran bahan makanan juga dapat memberikan keuntungan nutrisi dan kesehatan. Industri pengolahan tidak hanya bersifat reaktif tetapi juga menimbulkan permintaan ke belakang. Akibat dari permintaan ke belakang ini adalah: 1. Petani terdorong untuk mengadopsi teknologi baru agar produktivitas meningkat 2. Produksi dan pendapatan usahatani meningkat 3. Memperluas pengembangan prasarana
18 Agribisnis Hilir Pemasaran Agribisnis hilir pemasaran adalah kegiatan-kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar maupun olahan di dalam dan luar negeri termasuk di dalamnya kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditas dari sentra produksi ke sentra konsumsi, promosi, informasi pasar, serta market intelligence. Pemasaran merupakan titik awal dalam kegiatan agribisnis. Analisis pemasaran mengkaji lingkungan eksternal atau respon terhadap produk agribisnis yang akan ditetapkan dengan melakukan karakteristik konsumen, pengaruh kebijaksanaan pemerintah dan pasar domestik atau pasar internasional. Pemasaran dapat dilakukan dengan melalui pendekatan kelembagaan dengan mempertimbangkan sifat dan karakter dari pedagang perantara (middlemen), hubungan agen dan susunan/perlengkapan organisasi Middlemen adalah perantara individu-individu yang mengkonsentrasikan spesialisasi bisnis dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran dalam aliran produk dari produsen ke konsumen akhir.
19 Jasa layanan dan Pendukung Jasa layanan dan pendukung adalah seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan penyuluhan, sistem informasi dan transaksi, lembaga transportasi, lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat. Jasa layanan lembaga keuangan; kebijakan pembiayaan pembangunan pertanian yang memprioritaskan anggaran untuk sektor pertanian dan sektor pendukungnya, kebijakan pembiayaan pertanian yang mudah diakses oleh masyarakat. Jasa layanan lembaga penelitian dan pengembangan; berkaitan dengan pengembangan teknologi dalam agribisnis. Teknologi baru diciptakan melalui kegiatan penelitian, baik dalam rangka perbaikan atau pembaharuan dari teknologi yang sudah ada sehingga mempunyai keunggulan yang lebih banyak atau penemuan teknologi yang sama sekali baru. Jasa layanan lembaga pendidikan dan penyuluhan; Balai Pusat Pertanian, Balai Benih Ikan, Unit Pembenihan Rakyat, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya, dan Pos Kesehatan Hewan.
20 Jasa layanan sistem informasi dan transaksi; pasar hewan, Rumah Pemotongan Hewan, Rumah Potong Unggas. Jasa Layanan Lembaga Transportasi; menyebarluaskan produk usahatani. Membawa sarana dan alat produksi usahatani ke tiap usahatani dan membawa hasil usahatani ke pasar konsumen baik di kota besar maupun kecil Jasa transportasi haruslah semurah mungkin agar penerimaan yang diperoleh petani semakin tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengangkutan antara lain: a) Sifat barang yang harus diangkut b) Jarak pengangkutan barang-barang c) Banyaknya barang yang diangkut d) Jenis alat transportasi Jasa layanan lembaga pemerintah; berupa pengembangan dan implementasi undang-undang, peraturan-peraturan, hukum dan legalitas. Jasa layanan lembaga masyarakat; (a) kelompok tani (suatu kumpulan petani yang bertujuan mempermudah dalam penyuluhan pertanian, pendistribusian pupuk, pembibitan, pengelolaan pertanian, dan penjualan hasil panen, (b) Gapoktan bertujuan mempermudah dalam penyuluhan pertanian dan mengkoordinir segala keperluan kelompok tani..
21 Peranan jasa layanan pendukung agribisnis: 1. Memenuhi kebutuhan manusia melalui berbagai hasil pertanian 2. Menjaga ketahanan sumber daya alam dan lingkungan melalui pengelolaan keanekaragaman hayati. 3. Pemanfaatan dan pengembangan IPTEK dalam rentang yang lebar mulai dari yang sederhana sampai dengan teknologi tinggi 4. Pengembangan pasar berbagai jenis tipe dan fungsi untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen dan memuaskan produsen 5. Mendorong pengembangan sektor industri keuangan dan sektor pendukungnya. 6. Pengembangan organisasi usaha, organisasi penunjang usaha, organisasi kemasyarakatan.
III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis penelitian ini meliputi konsep usahatani, biaya usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam menjawab
Lebih terperincidan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Usahatani didefinisikan sebagai satuan organisasi produksi di lapangan pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Petani dan Usahatani Menurut Hernanto (1995), petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannya di bidang pertanian
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Menurut Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pembiayaan dalam dunia usaha sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlangsungan suatu usaha yang dijalankan. Dari suatu usaha yang memerlukan pembiayaan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Ekonomi 3.1.1.1 Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktorfaktor produksi dengan produk
Lebih terperinciKonsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis
Konsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis Contents 1. Pertanian berwawasan agribisnis 2. Konsep Agribisnis 3. Unsur Sistem 4. Mata Rantai Agribisnis 5. Contoh Agribisnis Pertanian Moderen berwawasan Agribisnis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah pengembangan hortikultura untuk meningkatkan pendapatan petani kecil. Petani kecil yang dimaksud dalam pengembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Agribisnis Sering ditemukan bahwa agribisnis diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih
Lebih terperinciAGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI PENGERTIAN AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI Agribisnis adalah segala bentuk kegiatan bisnis yang berkaitan dengan usaha tani (kegiatan pertanian) sampai dengan pemasaran komoditi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Pengertian Usahatani Rifai (1973) dalam Purba (1989) mendefinisikan usahatani sebagai pengorganisasian dari faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal dan manajemen,
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG AGRIBISNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,
SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG AGRIBISNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa agribisnis memberikan kontribusi
Lebih terperinci5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis
5Kebijakan Terpadu Pengembangan Agribisnis Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan kondisi yang makin seimbang. Persentase sumbangan sektor pertanian yang pada awal Pelita I sangat
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Ilmu usahatani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu,
Lebih terperinciAGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah
AGRIBISNIS Sessi 3 MK PIP Prof. Rudi Febriamansyah AGRIBISNIS Agribisnis dalam arti sempit (tradisional) hanya merujuk pada produsen dan pembuat bahan masukan untuk produksi pertanian Agribisnis dalam
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang artinya bahwa pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Fungsi Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa, adapun sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi barang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2015 SUMBER DAYA ALAM. Perkebunan. Kelapa Sawit. Dana. Penghimpunan. Penggunaan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian diartikan sebagai rangkaian berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, memantapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di negara-negara berkembang. Peranan atau kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara menduduki
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga sektor pertanian diharapkan menjadi basis pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu
II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu Penelitian Gaol (2011) yang berjudul Analisis Luas Lahan Minimum untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Peranan Kredit dalam Kegiatan Usahatani Ada dua sumber permodalan usaha yaitu modal dari dalam (modal sendiri) dan modal dari luar (pinjaman/kredit).
Lebih terperinci2013, No.6 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemberdayaan Peternak adalah segala upaya yang dila
No.6, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Peternak. Pemberdayaan. Hewan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5391) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPENGANTAR AGRIBISNIS
PENGANTAR AGRIBISNIS PENGANTAR AGRIBISNIS I. PEMAHAMAN TENTANG AGRIBISNIS 1. EVOLUSI PERTANIAN MENUJU AGRIBISNIS Berburu dan Meramu budidaya pertanian (farming) ekstensif untuk memenuhi kebutuhan rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung
Lebih terperinciDosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Website:
SEPINTAS TENTANG AGRIBISNIS Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Website: http://almasdi.staff.unri.ac.id Email: asyahza@yahoo.co.id Pendahuluan Sektor agribisnis merupakan lapangan kerja
Lebih terperinciV. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani
V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA
ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman
Lebih terperinci3 KERANGKA PEMIKIRAN
12 ketersediaan dan kesesuaian lahan untuk komoditas basis tanaman pangan. Tahap ketiga adalah penentuan prioritas komoditas unggulan tanaman pangan oleh para stakeholder dengan metode Analytical Hierarchy
Lebih terperinciModal merupakan barang ekonomi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa Modal pada usahatani mencakup semua barang-barang yang dapat
Modal merupakan barang ekonomi yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa Modal pada usahatani mencakup semua barang-barang yang dapat digunakan untuk kegiatan usahatani Didalamnya meliputi
Lebih terperinciKONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017
KONSEP, SISTEM DAN MATA RANTAI AGRIBISNIS ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH III WAWASAN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI, UNIVERSITAS JEMBER 2017 PERTANIAN MODEREN berwawasan Agribisnis CARA PANDANG KEGIATAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciAKTIVITAS EKONOMI HULU-HILIR DI PERBATASAN. ARIS SUBAGIYO Halama n
AKTIVITAS EKONOMI HULU-HILIR DI PERBATASAN ARIS SUBAGIYO Halama n 1 & PUSAT PERTUMBUHAN PELAYANAN Halama n Penentuan Pusat Pertumbuhan & Pusat Pelayanan 4 ciri pusat pertumbuhan : Adanya hubungan internal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan
Lebih terperinciACARA 3. KELEMBAGAAN !! Instruksi Kerja : A. Aspek Kelembagaan
ACARA 3. KELEMBAGAAN!! Instruksi Kerja : a. Setiap praktikan mengidentifikasi kelembagaan pertanian yang ada di wilayah praktek lapang yang telah ditentukan. b. Praktikan mencari jurnal mengenai kelembagaan
Lebih terperinciALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari peranan sektor perkebunan kopi terhadap penyediaan lapangan
Lebih terperinciPOLA PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG HIBRIDA. di KAB. SUMBA TIMUR
POLA PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG HIBRIDA di KAB. SUMBA TIMUR Perekonomian Provinsi NTT secara sektoral, masih didominasi oleh aktivitas sektor pertanian. Apabila dilihat secara lebih khusus lagi, penggerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Definisi usahatani ialah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Pendapatan Petani Suatu kegiatan perekonomian yang bergerak dalam sektor apapun, penentuan Dengan efisiensi biaya produksi maka akan mencapai
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar
PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN
TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN Prinsip-Prinsip Efisiensi Usahatani Usahatani ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas daratan dan lautan yang sangat luas sehingga sebagian besar mata pencaharian penduduk berada di sektor pertanian. Sektor
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Populasi Kambing Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak
Lebih terperincikonsumen, dan tiap kegiatan menambah nilai pada produk akhir.
2. TELAAH TEORITIS 2.1. Definisi Rantai Nilai Menurut Campbell (2008), rantai nilai mencakup seluruh kegiatan dan layanan untuk membawa suatu produk atau jasa dari tahap perencanaan hingga penjualan di
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian tanaman pangan masih menjadi usaha sebagian besar petani. Di Indonesia sendiri, masih banyak petani tanaman pangan yang menanam tanaman pangan untuk dikonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain bertujuan menyediakan pangan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1.tE,"P...F.3...1!..7. INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber daya hewan
Lebih terperinciPENGENALAN KONSEP AGRIBISNIS MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN KONSEP AGRIBISNIS
PENGENALAN KONSEP AGRIBISNIS MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN KONSEP AGRIBISNIS Apa itu Agribisnis? So...What is Agribusiness? Agribisnis = perusahaan di bidang pertanian Pemahaman yang bersifat mikro, dan
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian
Lebih terperinciIX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.
IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan 1. Penggunaan tenaga kerja bagi suami dialokasikan utamanya pada kegiatan usahatani, sedangkan istri dan anak lebih banyak bekerja pada usaha di luar usahataninya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk bahan makanan yang berasal dari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekonomi Padi Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Kasryno dan Pasandaran (2004), beras serta tanaman pangan umumnya berperan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Usahatani Usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Agribisnis Semakin bergemanya kata agribisnis ternyata belum diikuti dengan pemahaman yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering
Lebih terperinciKrisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam
Lebih terperinciUnsur-unsur subsistem agribisnis (usaha tani)
SUB SISTEM ON FARM Unsur-unsur subsistem agribisnis (usaha tani) Unsur-unsur yang terlibat dalam subsistem produksi (usaha Tani) 1. Tanah (Hamparan Tanah) Lahan Usaha (Land) 2. Tenaga Kerja (Labour) 3.
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN
PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN PENDAHULUAN Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi secara keseluruhan yang dilaksanakan secara terencana rencana
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan proses produksi yang khas didasarkan pada proses
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan proses produksi yang khas didasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Pembangunan pertanian diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi bagi pembentukan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. masa dan merupaka salah satu bidang paling dinamis dan manajemen, Pemasaran
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan Subyek bagi semua orang maupun dunia usaha segala masa dan merupaka salah satu bidang paling dinamis dan manajemen, Pemasaran juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN LITERATUR
BAB 2 KAJIAN LITERATUR Bab ini berisikan tentang teori yang terkait dengan pembahasan studi yakni teori mengenai perencanaan pengembangan wilayah, teori keterkaitan antar industri, dan teori pemilihan
Lebih terperinci2 seluruh pemangku kepentingan, secara sendiri-sendiri maupun bersama dan bersinergi dengan cara memberikan berbagai kemudahan agar Peternak dapat men
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Peternak. Pemberdayaan. Hewan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 6) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele (Clarias sp) adalah salah satu satu komoditas perikanan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan komoditas unggulan. Dikatakan
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN
EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN INDIVIDU PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN Oleh: Edmira Rivani, S.Si., M.Stat. Peneliti Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu, usahatani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Hal ini didasarkan pada kesadaran bahwa negara Indonesia adalah negara agraris yang harus melibatkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Teknologi Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara agraris. Sebagai negara agraris, salah satu peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian besar penduduk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Peran kelembagaan dalam membangun dan mengembangkan
Lebih terperinciIntroduction to Agribusiness. Wisynu Ari Gutama
Introduction to Agribusiness Wisynu Ari Gutama introduction Agribusiness is the sum of the total of all operations involved in the manufacturing and distribution of farm supplies, production activities
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah)
1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian selama ini memberikan sumbangan yang cukup besar untuk pembangunan nasional, seperti dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto), penyerapan tenaga kerja,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran untuk menguraikan nalar dan pola pikir dalam upaya menjawab tujuan penelitian. Uraian pemaparan mengenai hal yang berkaitan dan
Lebih terperinci