BULAN FEBRUARI 2017 Maret 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BULAN FEBRUARI 2017 Maret 2017"

Transkripsi

1 BULAN FEBRUARI 2017 Maret 2017

2 Ringkasan Eksekutif Utang Pemerintah Pusat sampai dengan bulan Februari 2017 adalah sebesar Rp3.589,12 triliun, yang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.848,80 triliun (79,5%) dan pinjaman sebesar Rp735,00 triliun (20,5%). Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, utang Pemerintah Pusat sampai dengan Februari 2017 ini meningkat 1.13%. Penambahan utang neto selama bulan Februari 2017 sebesar Rp39,95 triliun berasal dari kenaikan SBN neto sebesar Rp33,09 triliun dan bertambahnya pinjaman sebesar Rp6,86 triliun. Selama bulan Februari 2017, telah dilakukan lelang penerbitan SBN dengan total penerbitan (bruto) mencapai Rp54.017,6 triliun. Sedangkan penarikan pinjaman sebesar Rp6,23 triliun. Pembayaran kewajiban utang di bulan Februari 2017 mencapai Rp32,19 triliun, yang terdiri dari pembayaran pokok utang yang jatuh tempo senilai Rp22,45 triliun dan pembayaran bunga utang senilai Rp9,74 triliun. Indikator risiko utang di bulan Februari 2017 tidak berubah dibanding posisi bulan sebelumnya, kecuali untuk indikator jatuh tempo utang hingga 5 tahun yang naik dari 68,7% menjadi 69,5% dari total outstanding. Dibanding bulan sebelumnya, perdagangan SBN di pasar sekunder bulan Februari 2017 cenderung meningkat. Disamping itu, posisi kepemilikan SBN yang diperdagangkan didominasi oleh lembaga non-bank. Sedangkan kepemilikan oleh asing atas SBN yang dapat diperdagangkan di bulan Februari 2017 mencapai 37,47%. Mayoritas investor asing masih memegang SBN dengan jangka menengah-panjang (diatas 5 tahun). Dengan mempertimbangkan perbaikan iklim investasi yang dipromosikan oleh serangkaian paket kebijakan ekonomi dan terkendalinya utang luar negeri swasta, Japan Credit Rating Agency (JCRA) pada tanggal 7 Maret 2017 menaikkan outlook peringkat kredit Indonesia dari semula stable menjadi positive. Pada saat yang sama, JCRA mengafirmasi peringkat kredit Indonesia padatingkat BBB-/positive (investment grade).

3 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenisUtang (1) 5. Jenis-jenisUtang (2) 6. Landasan Hukum Pengelolaan Utang Bagian 2 APBN, Pembiayaan APBN dan Perkembangan Defisit 7. APBN Cashflow Pembiayaan Defisit dan Pembiayaan APBN Defisit Anggaran di Berbagai Negara Pagu dan Realisasi Belanja dan Pembiayaan Utang Tahun Realisasi Penerbitan SBN Ringkasan Hasil Penerbitan SBN Tahun Penarikan Pinjaman Berdasarkan Jenis Pembiayaan, Pinjaman Tunai APBN Pembiayaan Pinjaman Luar Negeri Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek 2017 Bagian 3 Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman) 18. Posisi Utang Pemerintah Pusat Posisi Utang Pemerintah Pusat (Grafik) 20. Profil Jatuh Tempo Utang Pemerintah Pusat per 28 Februari Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (1) 23. Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (2) 24. Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (Grafik) 25. Posisi Pinjaman Berdasarkan Sektor Ekonomi 26. Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Beberapa Mata Uang Utama 27. Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Mata Uang Lainnya

4 Daftar Isi 28. Posisi Utang Pemerintah Pusat Beberapa Mata Uang Utama (Grafik) 29. Posisi Pinjaman Berdasarkan Status & Jumlah Loan 30. Proporsi Penarikan Pinjaman Berdasarkan Jenis Pinjaman Bagian 4 Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai Rasio Utang dan Perbandingan Antar Negara, Pemanfaatan Pinjaman, Reprofiling Struktur Jatuh Tempo SUN) 31. Perkembangan Rasio Utang Indonesia terhadap PDB 32. Rasio Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara 33. Perubahan Rasio Utang terhadap PDB di Berbagai Negara Tahun Jatuh Tempo SBN Tradable 28 Februari Program Debt Switch dan Buyback SBN 36. Pengurangan Utang melalui Skema Debt Swap 37. Pemanfaatan Pinjaman 38. Rasio Kewajiban Pinjaman Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa 39. Utang per Kapita di Berbagai Negara Tahun Indikator Risiko Utang Bagian 5 Biaya-Biaya Berbagai Instrumen Utang (Realisasi Pembayaran Utang, Rasio Biaya Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri) 41. Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2016 dan Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2017 (Grafik) 43. Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Per Denominasi TA 2016 dan Rasio Pembayaran Bunga Utang 45. Realisasi Pembayaran Bunga Utang 46. Biaya Pinjaman dari Kreditur Multilateral 47. Biaya Pinjaman dari Kreditur Bilateral (Jepang) 48. Kurva Imbal Hasil SUN Rupiah 49. Kurva Imbal Hasil SUN Valas (dlm denominasi USD) Bagian 6 Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktivitas Perdagangan, Kepemilikan SBN oleh Investor) 50. Perdagangan Rata-Rata Harian SUN Rupiah di Pasar Sekunder 51. Perdagangan Rata-Rata Harian SBSN Rupiah di Pasar Sekunder

5 Daftar Isi 52. Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan (Grafik) 53. Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan 54. Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan (dalam %) 55. Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan oleh Non Residen (Asing) berdasarkan Tenor 56. Spread terhadap UST- Feb Spread terhadap UST- Nov Spread terhadap 7Y Euro Midswap 59. Spread terhadap 10Y Euro Midswap 60. Rangkuman Penerbitan SBN Valas Terkini (1) 61. Rangkuman Penerbitan SBN Valas Terkini (2) Bagian 7 Penjaminan Pemerintah 62. Definisi Kewajiban Penjaminan 63. Landasan Hukum Pemberian Penjaminan Pemerintah 64. Pengelolaan Kewajiban Penjaminan, Batas Maksimal Penjaminan (BMP) dan Jenis Potensi Default 65. Program Penjaminan Pemerintah 2008 s.d. saat ini 66. Posisi Alokasi Anggaran Kewajiban Penjaminan Dalam APBN 67. Posisi Pengelolaan Kewajiban Penjaminan 68. Komposisi Kewajiban Penjaminan Pemerintah (per 31 Desember 2016) 69. Maturity Profile Penjaminan Kredit yang Dijamin Pemerintah (per 31 Desember 2016) 70. Realisasi dan Proyeksi Outstanding Kredit yang Dijamin Pemerintah (per 31 Desember 2016) Bagian 8 Rating, Opini BPK, Kesimpulan 71. Rating Indonesia 72. Perkembangan Credit Rating Indonesia (1) 73. Perkembangan Credit Rating Indonesia (2) 74. Performa Sovereign Rating Indonesia (1) 75. Performa Sovereign Rating Indonesia (2) 76. Opini BPK tentang Laporan Keuangan 77. Kesimpulan Bagian 9 Ekstra Slide 78. Utang Luar Negeri Indonesia

6 Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum

7 Latar Belakang (1) Utang merupakan bagian dari Kebijakan Fiskal (APBN) yang menjadi bagian dari Kebijakan Pengelolaan Ekonomi secara keseluruhan. Tujuan Pengelolaan Ekonomi adalah: Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk: Penciptaan kesempatan kerja; Penurunan angka kemiskinan; Penguatan pertumbuhan ekonomi. Menciptakan keamanan. Utang terutama merupakan konsekuensi dari postur APBN (yang mengalami defisit), dimana Pendapatan Negara lebih kecil daripada Belanja Negara. Pembiayaan defisit APBN merupakan keputusan politik antara Pemerintah dan DPR-RI antara lain untuk: Menjaga stimulus fiskal misalnya melalui pembangunan infrastruktur; misalnya pembangunan jalan, bandara, Bendungan, Sanitasi dan Air Bersih, Jalur Kereta Api, Irigasi dan Perumahan Meningkatkan kesejahteraan masyarakat misalnya Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), BOS, Raskin, PKH, Subsidi; Mendukung pemulihan dunia usaha termasuk misalnya insentif pajak; Mempertahankan anggaran pendidikan 20% dan anggaran kesehatan 5 %; Meningkatkan anggaran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista);

8 Latar Belakang (2) Pembiayaan APBN melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan negara yang lazim dilakukan oleh suatu negara: Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN untuk menutup defisit APBN, dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing); Refinancing dilakukan dengan terms & conditions (biaya dan risiko) utang baru yang lebih baik. Kenaikan jumlah nominal utang Pemerintah berasal dari: Akumulasi utang di masa lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup besar; Dampak krisis ekonomi tahun 1997/1998: Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing; BLBI dan Rekapitalisasi Perbankan; Sebagian setoran BPPN dari asset-recovery digunakan untuk APBN selain untuk melunasi utang/obligasi rekap. Pembiayaan defisit APBN

9 Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang Tujuan Kebijakan Memenuhi kebutuhan pembiayaan, termasuk pembiayaan kembali utang jatuh tempo, dengan biaya yang optimal danrisiko yang terkendali; Mendukung pengembangan pasar SBN domestik untuk mendukung terciptanya pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid yang berdampak pada peningkatan efisiensi pengelolaan utang dalam jangka panjang; Meningkatkan akuntabilitas publik sebagai bagian dari pengelolaan utang Pemerintah yang transparan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Mengendalikan rasio utang terhadap PDB pada level yang aman; Mengupayakan peningkatan efisiensi biaya utang dalam jangka panjang untuk mendukung kesinambungan fiskal; Mengoptimalkan bauran mata uang (currency mix) dalam penerbitan SBN dengan mengutamakan penerbitan dalam mata uang Rupiah, sedangkan penerbitan SBN valas dilakukan sebagai komplementer; Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan dan melakukan pendalaman pasar SBN domestik; Melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif antara lain melalui cash buyback dan debt switch untuk mengingkatkan likuiditas dan stabilitas pasar serta implementasi Asset Liability Management (ALM) dalam upaya untuk menjaga keseimbangan makro; Mengarahkan pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif antara lain melalui pengadaan pinjaman kegiatan dan penerbitan sukuk yang berbasis proyek dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan pendanaan pembangunan dalam jangka menengah; Mengoptimalkan penggunaan pinjaman untuk mendukung pembiayaan belanja modal APBN dan pemanfaatan pinjaman sebagai alternatif instrumen pembiayaan.

10 Jenis-jenis Utang (1) Pinjaman terdiri dari pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri : Pinjaman Luar Negeri World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor. Pinjaman Tunai: Untuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix di bidang kegiatan untuk mencapai SDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan, ketahanan pangan, kesejahteraan masyarakat), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate change dan infrastruktur. Pinjaman Kegiatan: Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor (perhubungan, energi, dll); proyekproyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM). Pinjaman Dalam Negeri Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah ; Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah,dan Perusahaan Daerah; Untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum; kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.

11 Jenis-jenis Utang (2) Surat Berharga Negara (SBN) dalam Rupiah dan valuta asing, tradable & nontradable, fixed & variable : Surat Utang Negara (SUN) Surat Perbendaharaan Negara (SPN/T-Bills): SUN jangka pendek (s.d.12 bln); Obligasi Negara (> 1 thn) Coupon Bond Tradable: Obligasi Negara Ritel (ORI), FR/VR bond, SUN Valas Domestik, Global bond, Euro denominated Bonds, Samurai Bonds. Non tradable: Saving Bonds Ritel (SBR), SRBI untuk BLBI, dan Surat Utang/SU ke BI untuk penyehatan danrestrukturisasi perbankan Zero coupon Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/ Sukuk Negara dalam Rupiah dan valuta asing dengan berbagai struktur, misalnya Ijarah Sale and Leased Back, Ijarah Assets to be Leased, Ijarah Alkhadamat dan Wakalah. SBSN jangka pendek: Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S/Islamic T-Bills); SBSN jangka panjang : SBSN Ritel (Sukuk Ritel/SR); Ijarah Fixed Rate (IFR); Global Sukuk (SNI); Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI); Project Based Sukuk (PBS) terdiri dari Project Underlying Sukuk dan Project Financing Sukuk.

12 Landasan Hukum Pengelolaan Utang Ketentuan Perundang-undangan: Undang-Undang No 24/2002 tentang Surat Utang Negara; Undang-Undang No 17/2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-Undang No 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; Undang-Undang No 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara; Peraturan Pemerintah No. 23/2003 tentang Pengendalian Jumlah Kumulatif Defisit APBN dan APBD, serta Jumlah Kumulatif Pinjaman Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; Peraturan Pemerintah No 54/2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah; Peraturan Pemerintah No 10/2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah; Peraturan Presiden No 82/2015 tentang Jaminan Pemerintah Pusat atas Pembiayaan Infrastruktur melalui Pinjaman Langsung dari Lembaga Keuangan Internasional kepada BUMN Mengatur a.l, prinsip-prinsip good governance: Pengadaan/penerbitan utang melalui mekanisme APBN/mendapatkan persetujuan DPR; Koordinasi Pemerintah (, Kementerian PPN/Bappenas), dan BI dalam perencanaan dan pengelolaan utang; Pengawasan perdagangan SBN di pasar sekunder oleh otoritas pasar modal; Pertanggungjawaban pengelolaan utang dan publikasi data & informasi utang.

13 Bagian 2 APBN, Pembiayaan APBN dan Perkembangan Defisit

14 APBN [ Triliun Rupiah ] LKPP / Audited Realisasi APBN *) 2017 A. Pendapatan Negara dan Hibah 1, , , , , ,750.3 I. Penerimaan Dalam Negeri 1, , , , , , Penerimaan Perpajakan , , , , , Penerimaan Bukan Pajak / II. Hibah B. Belanja Negara 1, , , , , ,080.5 I. Belanja Pemerintah Pusat 1, , , , , ,315.5 a. Bunga Utang Dalam Negeri Luar negeri b. Subsidi II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa / III. Suspend (0.1) C. / Keseimbangan Primer (52.8) (98.6) (93.3) (142.5) (124.9) (109.0) D. Surplus / (Defisit) Anggaran (A-B) (153.3) (211.7) (226.7) (298.5) (307.7) (330.2) / Rasio Defisit APBN thd PDB (%) (1.86) (2.33) (2.25) (2.59) (2.46) (2.41) E. Pembiayaan I. Pembiayaan Utang II. Pembiayaan Non Utang (4.3) (55.2) (68.1) (54.5) Kelebihan (Kekurangan) Pembiayaan Sumber: *) Angka Sementara - LKPP (DJPBN-Kemenkeu) - APBN / APBN-P (DJA-Kemenkeu)

15 Cashflow Pembiayaan LKPP APBN-P APBN Kebutuhan Pembiayaan (357,337) (393,596) (475,561) (606,896) (713,758) (647,828) Defisit (153,301) (211,673) (226,692) (298,495) (296,724) (330,168) Pembayaran Utang (174,421) (160,421) (237,030) (226,261) (316,509) (263,138) Jatuh Tempo dan Buyback Surat Berharga Negara (123,193) (103,075) (174,468) (160,125) (246,536) (197,042) Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Luar Negeri (51,115) (57,204) (62,421) (65,995) (69,652) (65,082) Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri (113) (141) (141) (141) (321) (1,013) Pembiayaan Non Utang (29,616) (21,502) (11,839) (82,140) (100,525) (54,523) Sumber Pembiayaan 379, , , , , ,828 Utang 315, , , , , ,828 Penerbitan SBN, Bruto 282, , , , , ,035 Penerbitan SBN Domestik 227, , , , , ,335 Penerbitan SBN Valas 55,724 58,735 86, , , ,700 Penarikan Pinjaman Luar Negeri 31,403 55,280 52,575 83,821 72,959 48,293 Pinjaman Program 15,003 18,426 17,777 55,085 35,775 13,300 Pinjaman Proyek Pemerintah Pusat 12,647 32,973 32,292 26,160 37,184 34,993 Pinjaman Proyek untuk Penerusan Pinjaman 3,753 3,881 2,506 2,576 5,834 6,410 Penarikan Pinjaman Dalam Negeri , ,710 2,500 Non Utang 63,981 35,674 4,999 24,331 25,686 - Kelebihan / (Kekurangan) Pembiayaan 21,858 25,722 22,201 24, Net Cash Flow Pembiayaan 175, , , , , ,168 / Utang Neto 140, , , , , ,690 Surat Berharga Negara 159, , , , , ,993 Pinjaman Luar Negeri (19,711) (1,925) (9,847) 17,827 3,307 (16,789) Pinjaman Dalam Negeri ,389 1,487 Non Utang Neto 34,366 14,172 (6,840) (57,808) (74,839) (54,523) Sumber: *) LKPP (DJPBN-Kemenkeu), APBN-P (DJA-Kemenkeu) **) Untuk tahun terdapat reklasifikasi pengelompokkan Penerusan Pinjaman dari Pembiayaan Utang menjadi Pembiayaan Non Utang

16 Defisit dan Pembiayaan APBN [ Triliun Rupiah ] (20) (40) (60) (80) (100) (120) (140) (160) (180) (200) (220) (240) (260) (280) (300) (320) (340) (360) (380) 160 (19) Sejak tahun 2005 SBN menjadi instrumen utama pembiayaan APBN Kenaikan SBN periode , antara lain untuk refinancing utang lama yang jatuh tempo, dan refinancing dilakukan dengan utang baru yang mempunyai terms & conditions yang lebih baik. 34 (1.9) (153) (1) (212) (9) (7) (227) (298) (297) (330) (2.3) (2.3) * 2017** 19 (58) (2.6) 7 (75) (2.2) [ % thd. PDB ] (55) (2.4) (1) (2) (3) (4) SBN (neto) Pinjaman DN & LN (neto) Non-Utang (neto) Surplus (Defisit) APBN Rasio Defisit APBN thd. PDB (RHS) Sumber: *) LKPP (DJPBN-Kemenkeu), APBN-P (DJA-Kemenkeu) **) Untuk tahun terdapat reklasifikasi pengelompokkan Penerusan Pinjaman dari Pembiayaan Utang menjadi Pembiayaan Non Utang

17 Defisit Anggaran di berbagai Negara Indonesia Malaysia Philippines Thailand Vietnam India Argentina Brazil Indonesia Mexico Russia South Africa Turkey Sumber : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, Oktober 2016 & Ministry of Finance Keterangan : - Nominal dalam % terhadap PDB - Khusus untuk Indonesia, Tahun menggunakan data LKPP dan 2016 menggunakan APBN-P Defisit anggaran Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan defisit di negara lain. UU No 17/2003 ttg Keuangan Negara membatasi defisit nasional 3% dari PDB, dengan demikian tambahan utang untuk pembiayaan defisit juga dibatasi.

18 Pagu dan Realisasi Belanja dan Pembiayaan Utang Tahun 2017 No. Uraian Catatan: *) Termasuk realisasi Commitment Fee sebesar Rp 31,35 Miliar APBN-P Realisasi s.d. tgl 28 Februari 2017 Nominal % (miliar Rp) Sisa dari Pagu Nominal % (1) (2) (3) (4) (5) = (4) : (3) (6) = (3) - (4) (7) = (6) : (3) A. Belanja Utang 221, , , Bunga Utang Dalam Negeri 205, , , Bunga Utang Luar Negeri *) 15, , , B. Pembiayaan Utang 384, , , I Surat Berharga Negara (Neto) 399, , , II Pinjaman (Neto) (15,302.1) 1,301.8 (8.5) (16,603.85) Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 1, , A. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 2, , B. Pembayaran Cicilan Pokok PDN (1,013.2) - - (1,013.20) Pinjaman Luar Negeri (Neto) (16,788.9) 1,117.6 (6.7) (17,906.47) A. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 48, , , i. Pinjaman Tunai 13, , , ii. Pinjaman Kegiatan 34, , B. Pembayaran Cicilan Pokok PLN (65,082.1) (4,923.8) 7.6 (60,158.27) 92.4

19 Realisasi Penerbitan SBN 2017 Uraian Target APBN (dalam juta Rupiah) Nominal Realisasi (28 Februari 2017) % Realisasi (Target APBN) SBN Netto* 399,992, ,347, % SBN Jatuh Tempo ,842,264 30,928, % - Rencana Buyback 3,000, % Kebutuhan Penerbitan 2017 (Gross)** 684,835, ,276, % SUN SUN Domestik - ON - SPN - Private Placement - SUN RITEL SUN Valas - SUN Valas USD - Sun Valas Domestik - SUN Valas Yen - SUN Valas EUR SBSN SBSN Domestik SBSN Valas *) SBN Netto tidak termasuk utang bunga **) Kebutuhan penerbitan menyesuaikan realisasi cash management dan debt switch - Nominal dalam juta Rupiah 122,806,000 75,780,000 29,380,000 46,400,000 47,026,000 47,026,000 26,470,457 26,470,457

20 Ringkasan Hasil Penerbitan SBN Tahun 2017 Tanggal Lelang/ Pricing Date Tanggal Metode Setelmen/Settl Penerbitan/ ement Date Issuance Method Seri/Series Jatuh Tempo/Maturity Date Kupon/Imbala n - Coupon G r a n d T o t a l s.d. 31 Januari 2017 Low est Incoming Yield/Price Informasi lebih lanjut dapat melalui website: Highest Incoming Yield/Price WAY Aw arded Highest Aw arded Yield/Price Total Penaw aran/ Incoming Bid Total Penaw aran Diterima/ Aw arded Bid 299,570,000 95,258, Jan-17 2-Feb-17 Lelang SPN May-17 Diskonto % % % % 19,480,000 5,550, SPN Feb-18 Diskonto % % % % 15,480,000 9,450, FR May % % % % % 5,973,500 2,250, FR May % % % % % 6,827,300 3,800, FR Aug % % % % % 1,682, , T o t a l 49,443,200 22,000,000 7-Feb-17 9-Feb-17 Lelang SPNS Aug-17 Diskonto % % % 8,215,000 2,000, PBS May % % % % 7,345,000 2,700, PBS May % % % % 1,290, , PBS Aug % % % % 461, , PBS Nov % % % % 2,052,600 2,052, T o t a l 19,363,600 7,572, Feb Feb-17 Lelang SPN May-17 Diskonto % % % % 9,955,000 5,000, SPN Feb-18 Diskonto % % % % 8,005,000 5,000, FR May % % % % % 7,285,600 4,650, FR Aug % % % % % 2,720,300 1,130, FR May % % % % % 3,848,400 2,650, T o t a l 31,814,300 18,430, Feb Feb-17 Lelang SPNS Aug-17 Diskonto % % % 4,536,000 2,550, PBS May % % % % 3,328,000 2,820, PBS May % % % % 500, , PBS Aug % % % % 1,190, , PBS Nov % % % 834,000 T o t a l G r a n d T o t a l s.d. 28 Februari 2017 Nominal Dalam Juta Rupiah 10,388,000 6,015, ,579, ,276,457 Bid to cover ratio

21 Penarikan Pinjaman Berdasarkan Jenis Pembiayaan, [triliun rupiah] LKBA JENIS PEMBIAYAAN *) APBN-P Realisasi Per Februari Nominal % TOTAL % equivalent dlm miliar USD Pinjaman Program % equivalent dlm miliar USD a. World Bank % b. A D B % c. JAPAN % d. FRANCE % e. I D B % f. GERMANY % 2. Pinjaman Proyek % equivalent dlm miliar USD Pinjaman Dalam Negeri % Sumber/Catatan: *) Angka Sementara -) APBN (DJA-Kemenkeu) equivalent dlm miliar USD

22 Pinjaman Tunai APBN 2017 (Juta USD) Lender/Program Nominal Loan Realisasi I World Bank First Indonesia Logistics Reform Development Policy Loan II AFD First Indonesia Logistics Reform Development Policy Loan *) III Lainnya Masih dalam proses Penjajakan Total 1, Data Per 28 Februari 2017

23 [ triliun Rupiah ] Pembiayaan Pinjaman Luar Negeri * 2016* Penarikan Pinjaman LN, bruto Pembayaran Pokok Pinjaman LN Pembiayaan Pinjaman LN, neto Keterangan: - Angka LKPP- sumber DJPBN *) APBNP/APBN sumber DJA [ triliun Rupiah ] * 2016* Penarikan Pinjaman LN, bruto Pembayaran Pokok Pinjaman LN (47.32) (51.12) (57.20) (62.42) (64.18) (68.78) Pembiayaan Pinjaman LN, neto (17.80) (23.46) (5.81) (12.35) (20.01) 0.40

24 Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek 2017 NEGARA APBN Realisasi per 28 Februari 2017 Juta USD Miliar IDR Juta USD Miliar IDR % A. Organisasi Internasional , % WORLD BANK (IBRD & IDA) , % A D B , % I D B , % I F A D % A I I B B. Creditor Country 1, , % JAPAN , % CHINA , % FRANCE , % KOREA , % GERMANY % SPAIN % SINGAPORE , % Negara Lainnya , % TOTAL 2, , %

25 Bagian 3 Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman)

26 Posisi Utang Pemerintah Pusat, Catatan : * Termasuk semi commercial ** Beberapa termasuk semi concessional *** Seluruhnya termasuk commercial #) Januari 2017 Angka dalam Triliun Rupiah Nominal % Total Utang Pemerintah Pusat 1, , , , , , , % a. Pinjaman % 1). Pinjaman Luar Negeri % Bilateral *) % Multilateral **) % Komersial ***) % Suppliers ***) % 2). Pinjaman Dalam Negeri % b. Surat Berharga Negara 1, , , , , , , % Denominasi Valas ## ) % Denominasi Rupiah 1, , , , , , , % Angka dalam Miliar US Dolar # ) Tidak termasuk Pre-Funding ## ) Termasuk SUN Valas Domestik ### ) Tidak Termasuk Accrued Interest sebesar Rp 51,9 triliun Februari 2017 ###) Total Utang Pemerintah Pusat % a. Pinjaman % 1). Pinjaman Luar Negeri % Bilateral *) % Multilateral **) % Komersial ***) % Suppliers ***) % 2). Pinjaman Dalam Negeri % b. Surat Berharga Negara % Denominasi Valas ## ) % Denominasi Rupiah % Nilai Tukar Rupiah (IDR thd US$1) 9,670 12,189 12,440 13,795 13,436 13,343 13,347

27 Posisi Utang Pemerintah Pusat, (Grafik) [ Triliun Rupiah ] 3, , , ,700 1, ,361 1,661 1,931 2,410 2,734 2, *) 2017*) SBN Pinjaman Tahun Catatan: *) Angka Sementara [ triliun Rupiah dan % ] Pinjaman % % % % % % SBN 1,361 69% 1,661 70% 1,931 74% 2,410 76% 2,734 79% 2,849 79% Total Utang Pemerintah Pusat *) 2017*) 1, % 2, % 2, % 3, % 3, % 3, %

28 Profil Jatuh Tempo Utang Pemerintah Pusat per 28 Februari [triliun Rupiah] Pinjaman SBN Tahun Pinjaman 27% 24% 25% 36% 24% 27% 25% 16% 23% 15% 21% 24% 17% SBN 73% 76% 75% 64% 76% 73% 75% 84% 77% 85% 79% 76% 83% Tahun Pinjaman 41% 13% 24% 24% 11% 23% 7% 7% 3% 17% 8% 3% SBN 59% 87% 76% 76% 89% 77% 93% 93% 97% 83% 92% 97%

29 Posisi Surat Berharga Negara SURAT BERHARGA NEGARA Dec'12 Dec'13 Des'14 Des'15 Dec-2016 * 31-Jan Feb-17 A. Dapat Diperdagangkan 1,085,173 1,394,652 1,666,576 2,120,762 2,495,666 2,577,547 2,612, Denominasi Rupiah 820, ,252 1,209,960 1,461,846 1,775,864 1,813,726 1,848,944 a. Surat Utang Negara (SUN) 757, ,078 1,099,257 1,302,610 1,527,570 1,554,920 1,578,551 1) Surat Perbendaharan Negara 22,820 34,050 39,950 42,950 41,040 54,440 72,550 2) Obligasi Negara Tanpa Kupon 1, ) Obligasi Negara Fixed Rate +) 610, , ,963 1,162,916 1,407,456 1,421,406 1,436,836 4) Obligasi Negara Variable Rate 122, , ,344 96,743 79,075 79,075 69,165 b. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 63,035 87, , , , , ,393 1) Surat Berharga Syariah Negara Fixed Rate ++) 62,840 78,541 99, , , , ,343 2) Surat Perbendaharaan Negara-Syariah 195 8,633 10,735 9,015 7,700 10,500 13, Denominasi Valuta Asing 264, , , , , , ,453 a. SUN Valas Global (dalam juta US$) 22,950 26,950 28,650 35,150 34,250 37,750 37,750 b. SUN Valas Domestik (dalam juta US$) ,040 1,240 1,240 1,240 c. SBSN Valas (dalam juta US$) 2,650 4,150 5,000 7,000 9,500 9,500 9,500 d. SUN Valas (dalam juta JPY) 155, , , , , , ,000 e. SUN Valas (dalam juta EUR) - - 1,000 2,250 5,250 5,250 5,250 B. Tidak Dapat Diperdagangkan 275, , , , , , ,405 a. Surat Utang kepada Bank Indonesia 240, , , , , , ,789 b. Surat Perbendaharaan Negara/ Private Placement , c. Surat Berharga Syariah Negara/ SDHI 35,783 31,533 33,197 36,697 36,697 36,697 36,697 d. SPNS/ Private Placement - 5, e. SBR002 2,391 2,391 3,919 3,919 3,919 TOTAL SURAT BERHARGA NEGARA (A +B) 1,361,101 1,661,055 1,931,218 2,410,011 2,733,829 2,815,710 2,848,801 Catatan: - Nominal dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain - +) Termasuk ORI - ++) Termasuk Sukuk Ritel - Asumsi Kurs (IDR/US$1) 9,670 12,189 12, , , , , Asumsi Kurs (IDR/JPY1) Asumsi Kurs (IDR/EUR1) 15, , , , , *) Tidak termasuk Pre-funding 2017

30 Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (1) NEGARA [ triliun IDR ] Per Februari 2017 *) Nominal % Total A. PINJAMAN % - Pinjaman Luar Negeri % 1. BILATERAL % a. Japan % b. France % c. Germany % d. South Korea % e. Tiongkok/China % f. United States % g. Australia % h. Spain % i. Russia % *) j. United Kingdom % k. Others % 2. MULTILATERAL % a. Bank Dunia % b. ADB % c. IDB % d. IFAD % e. EIB % f. NIB % Catatan: *) Angka sementara.

31 Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (2) NEGARA *) Catatan: *) Angka sementara. **) Termasuk SUN Valas Domestik Nominal [ triliun IDR ] Per Januari 2017 *) % Total 3. KOMERSIAL BANK % a. United States % b. Singapore % c. France % d. Netherlands % e. Austria % f. Russia % g. United Kingdom % h. Japan % i. Taiwan % j. Germany % k. Others % 4. SUPPLIERS % - Pinjaman Dalam Negeri % B. SURAT UTANG NEGARA 1, , , , , , % Denominasi Valas **) % Denominasi Rupiah 1, , , , , , % TOTAL UTANG 1, , , , , , %

32 Posisi Pinjaman Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (Grafik) 100% 90% 80% 70% 16% 16% 16% 17% 17% 17% 60% 50% 20% 23% 26% 29% 32% 32% 40% 30% 20% 10% 42% 36% 31% 29% 27% 27% 0% Feb-17 Jepang Perancis Jerman Bilateral lainnya Bank Dunia ADB IDB Multilateral lainnya KOMERSIAL SUPPLIERS Pinjaman Dalam Negeri Pinjaman Luar Negeri dari multilateral (WB, ADB) dan bilateral (Jepang) merupakan alternatif sumber pembiayaan yang relatif murah dan jangka panjang

33 Posisi Pinjaman Berdasarkan Sektor Ekonomi [ miliar IDR ] *) Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 17,369 19,124 17,352 17,973 16,232 16,171 Pertambangan & Penggalian 7,052 7,138 6,081 6,165 5,861 5,964 Industri Pengolahan 14,916 14,027 11,004 10,211 8,485 8,688 Listrik, Gas & Air Bersih 49,532 51,488 44,840 46,490 46,300 46,614 Bangunan 112, , , , , ,161 Perdagangan, Hotel & Restoran 5,276 4,801 3,671 3,155 2,383 2,421 Pengangkutan & Komunikasi 20,176 20,764 17,735 18,794 17,265 17,960 Keuangan, Persewaan & Jasa Keuangan 98, , , , , ,158 Jasa-jasa 168, , , , , ,196 Sektor Lain 122, , , ,022 83,074 83,988 TOTAL 616, , , , , ,320 Sumber: RI & Bank Indonesia Catatan: *) Data per tanggal 28 Februari Pengelompokan Sektor Ekonomi didasarkan pada standar yg digunakan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik - Angka Sektor Keuangan didominasi oleh Pinjaman Program

34 Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Beberapa Mata Uang Utama *** dalam mata uang asli IDR*) 1, , , , , , USD**) JPY**) 2, , , , , , EUR**) SDR**) AUD**) Mata Uang Lainnya equivalent dlm triliun Rupiah Berbagai Mata Uang IDR 1, , , , , , USD , , , JPY EUR SDR AUD Mata Uang Lainnya Total 1, , , , , , Kurs Tengah IDR thd USD 9, , , , , , Kurs Tengah IDR thd JPY Kurs Tengah IDR thd EUR 12, , , , , , Catatan: *) Nominal IDR dalam Triliun Rupiah, **) Nominal dalam Miliar, ***) Per 28 Februari 2017

35 Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Mata Uang Lainnya ** dalam mata uang asli ACU*) ADB*) CAD*) CHF*) CNY*) DKK*) GBP*) KRW*) KWD*) SAR*) WBD*) equivalent dlm triliun Rupiah ACU ADB CAD CHF CNY DKK GBP KRW KWD SAR WBD TOTAL Catatan: *) Nominal dalam Miliar, **) Per 28 Februari 2017

36 Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Beberapa Mata Uang Utama (Grafik) 100% 90% 80% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 2% 2% 1% 1% 1% 1% 3% 3% 3% 3% 4% 4% 9% 8% 7% 7% 14% 12% 70% 24% 29% 29% 32% 30% 30% 60% 50% 40% 30% 56% 53% 57% 55% 58% 58% 20% 10% 0% *) IDR USD JPY EUR SDR AUD Lainnya Catatan: *) Data per tanggal 28 Februari 2017

37 Posisi Pinjaman Berdasarkan Status dan Jumlah Loan NEGARA Catatan: *) Data per tanggal 28 Februari 2017 Jml Loan ACTIVE FULLY DISBURSED TOTAL Outstanding (dlm Milyar IDR) Jml Loan Outstanding (dlm Milyar IDR) Jml Loan Outstanding (dlm Milyar IDR) PINJAMAN LUAR NEGERI , , , % 1. NEGARA , , , % a. Jepang 28 20, , , % b. Perancis 21 12, , , % c. Jerman 6 6, , , % d. Amerika Serikat 7 9, , , % e. Belanda 2 3, , , % f. Negara lainnya 47 23, , , % 2. ORGANISASI INTERNASIONAL 75 57, , , % a. Bank Dunia 23 30, , , % b. ADB 13 17, , , % c. IDB 35 7, , , % d. IFAD 4 1, , % e. EIB % f. NIB % PINJAMAN DALAM NEGERI 65 1, , , % TOTAL , , , % %

38 15.27 Proporsi Penarikan Pinjaman Berdasarkan Jenis Pinjaman [ Triliun Rupiah ] [ % ] * 2016* PINJAMAN PROGRAM PINJAMAN PROYEK PINJAMAN DLM NEGERI % PINJ. PROGRAM (RHS) % PINJ. PROYEK (RHS) % PINJ. DLM. NEGERI (RHS) 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Keterangan: - Angka LKPP- sumber DJPBN *) APBNP/APBN sumber DJA [Triliun Rupiah] JENIS PINJAMAN 2011 % 2012 % 2013 % 2014 % 2015* % 2016* % PINJAMAN PROGRAM % % % % % % PINJAMAN PROYEK % % % % % % PINJAMAN DALAM NEGERI % % % % % % TOTAL

39 Bagian 4 Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai Rasio Utang dan Perbandingan Antar Negara, Pemanfaatan Pinjaman, Reprofiling Struktur Jatuh Tempo SUN)

40 Perkembangan Rasio Utang Indonesia terhadap PDB [ Triliun Rupiah] 12, % 90% 10,000 80% 8,000 70% 60% 6,000 50% 4,000 2, % 23.0% 24.9% 24.7% 27.4% 27.9% 40% 30% 20% 10% *) 0% Pinjaman SBN PDB Rasio Total Utang thd. PDB (RHS) Pinjaman SBN Total Utang PDB Catatan : *) Proyeksi posisi akhir tahun dengan menggunakan asumsi APBNP 2016 dan realisasi PDB 2016 [ Triliun Rupiah ] *) ,188 1,361 1,661 1,931 2,410 2,734 1,809 1,978 2,371 2,609 3,165 3,467 7,832 8,616 9,525 10,543 11,541 12,407

41 Rasio Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara Keterangan: - Nominal dalam % terhadap PDB Sumber : IMF, World Economic Outlook Database, Oktober 2016 &, diolah Tambahan utang di negara maju lebih besar dibandingkan di negara berkembang

42 Perubahan Rasio Utang terhadap PDB di Berbagai Negara Tahun Debt to GDP ratio Indonesia relatif rendah dengan pengurangan yang tercepat/terbesar dibandingkan dengan negara lain termasuk negara maju Philippines Turkey Indonesia Argentina India Thailand Brazil Malaysia Mexico Vietnam South Africa Russia (40,00) (20,00) - 20,00 40,00 60,00 80,00 Sumber : IMF, World Economic Outlook Database, Oktober 2016 &, diolah Keterangan: - Nominal dalam % terhadap PDB

43 Jatuh Tempo SBN Tradable 28 Februari 2017 [Trilliun Rupiah]

44 Program Debt Switch dan Buyback SBN Debt Switching : program pengelolaan utang yang bertujuan untuk mengurangi refinancing risk Tahun Frekuensi Lelang Tenor Seri Yang Hendak Ditukar Tenor Seri Penukar Vol. Yang Diterima (milliar Rupiah) s.d. 4 tahun 15 tahun s.d. 5 tahun 10 s.d. 15 tahun 11, s.d. 9 tahun 5 s.d. 15 tahun 1, s.d. 5 tahun 5 s.d. 20 tahun 5, s.d. 4 tahun 10 s.d. 20 tahun 3, s.d. 3 tahun 15 s.d. 20 tahun * Total 23,920 Buyback : program pengelolaan utang yang bertujuan untuk stabilisasi pasar, pengelolaan portofolio utang dan mengurangi outstanding utang yang diterbitkan dengan kupon tinggi Tahun Frekuensi (Lelang dan Transaksi Langsung) Tenor Seri Yang Dibeli Kembali Vol. Dibeli Kembali (milliar Rupiah) s.d. 20 tahun 3, s.d. 9 tahun 1, s.d. 25 tahun 1, s.d 14 tahun 1, s.d. 4 tahun 1, s.d. 2 tahun * Total 9,441 *) Data Lelang Debtswitch dan Buyback sampai dengan bulan Februari 2017

45 Pengurangan Utang melalui Skema Debt Swap Negara Debt Swap Nama Proyek Pembatalan [ Dalam Juta] Jumlah Komitmen Realisasi Germany Debt Swap I Elementary Education EUR 12.8 EUR 25.6 EUR 25.6 Debt Swap II Junior Secondary Education EUR 11.5 EUR 23.0 EUR 23.0 Debt Swap IIIa Debt Swap IIIb Debt Swap IV Debt Swap V Financial Assistance for Environmental Investements for Micro and Small Enterprises Project Strengthening the Development of National Parks in Fragile Ecosystems School Reconstruction and Rehabilitation in Earthquake Area in Yogyakarta and Central Java Global Fund to Fight AIDS, Tubercolosis and Malaria (GFATM) Keterangan: *) untuk TFCA Jumlah kontribusi dari GoI sebesar USD 20 juta Jumlah kontribusi dari NGO Conservation Int'l Foundation & Yayasan Kehati sebesar USD 2 juta Jumlah yang akan dicancel dikemudian hari sebesar USD 29,921,500 (principal + interest) **) Terdapat penambahan komitmen sebesar USD ,6 untuk menambah pendanaan untuk kegiatan di wilayah yang sama pada DNS TFCA I EUR 6.3 EUR 12.5 EUR 12.2 EUR 6.3 EUR 12.5 EUR 0.0 EUR 10.0 EUR 20.0 EUR 20.0 EUR 25.0 EUR 50.0 EUR 50.0 Debt Swap VII Indonesian - German Scholarship Program EUR 9.4 EUR 18.8 EUR 18.8 Italy Debt Swap I Housing and Setlement EUR 5.7 EUR 5.7 EUR 5.7 USA Debt Development Swap Tropical Forest Conservation Act/TFCA USD 20.0 USD 29.9 USD 29.4 *) Debt Development Swap Tropical Forest Conservation Act/TFCA II USD 23.8 USD 29.5 USD 24.0 Debt Development Swap Tropical Forest Conservation Act/TFCA III**) USD 12.7 USD 12.7 USD 4.9 Australia Debt Swap Debt2Health AUD 37.5 AUD 75.0 AUD 57.2 TOTAL TOTAL Equivalent juta USD EUR 87.0 EUR EUR USD 56.4 USD 72.1 USD 58.3 AUD 37.5 AUD 75.0 AUD

46 Pemanfaatan Pinjaman No. Executing Agency Komitmen Pinjaman Penarikan Belum Tertarik Availability Period Kegiatan Pada Kementerian/Lembaga 14, , , Badan Informasi Geospasial Bappenas BP Batam BPKP BPS Kemenag kemenaker Kemendikbud KemenDPDTT Kemenhan 3, , , Kemenhub 2, , Kemenkominfo KemenPUPERA 4, , , Kemenristek Dikti Kementan KKP LIPI POLRI Penerusan Pinjaman 4, , PT PERTAMINA PT PII PT PLN 3, , PT SMI Sub Total (K/L+BUMN) 18, , , *Availability period : periode sejak pinjaman ditandatangani hingga batas akhir penarikan dana *Aktif : Pinjaman yang masih dalam periode penarikan komitmen pinjaman No. Pinjaman Tunai World Bank Komitmen Pinjaman Penarikan Belum Tertarik Local Government Decentralization Project II First Indonesia Logistics Reform Development Policy Loan Asian Development Bank Fiscal and Public Expendicture Management Program - Subprogram 1 KfW Stepping Up Investments for Growth Acceleration Program (2)-Subprograme 2 Fiscal and Public Expendicture Management Programme - Subprogramme 1 AFD Fiscal Reform Development Policy Loan Total Pinjaman Tunai Nama Pinjaman Tunai 1, , Grand Total (K/L+BUMN+Program loan) 20, , , Data per 28 Februari 2017; angka dalam Juta US Dolar

47 Rasio Kewajiban Pinjaman Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa 9.0% 8.0% 7.9% 7.0% 7.1% 6.0% 5.0% 5.7% 5.4% 5.6% 5.1% 4.0% 3.0% 2.0% 1.0% 0.0% * Catatan: Pembayaran kewajiban pinjaman= Pembayaran Bunga dan Pokok Pinjaman *) Angka Sementara, APBN Data Per 28 Februari 2017

48 Utang per Kapita di Berbagai Negara Tahun Utang per kapita Indonesia termasuk paling rendah dengan perubahan yang tidak signifikan dibandingkan negara lain Dalam USD Sumber: World Economic Outlook IMF, Oktober 2016 & CEIC

49 Indikator Risiko Utang Interest Rate Risk Exchange Rate Risk *) Feb-2017 Variable rate ratio [%] Refixing rate [%] *) Feb-2017 FX Debt to GDP ratio (%) **) FX Debt to total debt ratio (%) Average Time To Maturity Debt Maturing *) Feb-2017 ATM (in years) *) Feb-2017 in < 1 year (%) in < 3 year (%) in < 5 year (%) Catatan: *) Angka realisasi sementara **) Menggunakan asumsi PDB pada APBN 2017

50 Bagian 5 Biaya-Biaya Berbagai Instrumen Utang (Realisasi Pembayaran Utang, Rasio Biaya Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri)

51 Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2016 dan 2017 [ miliar Rupiah ] Pagu APBNP 2016 Realisasi 2016 % thd APBNP Pagu APBN 2017 Realisasi Pembayaran 2017 *) Januari Februari Q-1 Total % thd Pagu APBN I. POKOK 295, , % 293,338 13,761 22,449 36,210 36, % A. PINJAMAN 69,232 69, % 66,095 3,302 1,650 4,952 4, % a. Pinjaman Dalam Negeri % 1, % b. Pinjaman Luar Negeri 68,784 68, % 65,082 3,302 1,650 4,952 4, % B. SURAT BERHARGA NEGARA 226, , % 227,242 10,459 20,799 31,258 31, % 1. SBN Rupiah 209, , % 196,110 10,459 20,799 31,258 31, % a. SUN 153, , % 161,739 8,061 18,737 26,798 26, % b. SBSN 56,298 63, % 34,371 2,398 2,061 4,460 4, % 2. SBN Valas 16,510 12, % 31, % a. SUN 16,510 12, % 31, % b. SBSN % % II. BUNGA 184, , % 221,195 22,629 9,737 32,366 32, % A. PINJAMAN 16,826 15, % 16, ,444 1, % a. Pinjaman Dalam Negeri % % b. Pinjaman Luar Negeri 16,430 15, % 15, ,441 1, % B. SURAT BERHARGA NEGARA 168, , % 205,062 21,792 9,131 30,923 30, % 1. SBN Rupiah 130, , % 164,560 14,650 8,379 23,028 23, % a. SUN 116, , % 140,545 11,783 6,159 17,942 17, % b. SBSN 13,941 17, % 24,015 2,867 2,220 5,086 5, % 2. SBN Valas 37,437 34, % 40,502 7, ,894 7, % a. SUN 31,902 29, % 35,169 7, ,894 7, % b. SBSN 5,535 4, % 5, % III. TOTAL POKOK + BUNGA 480, , % 514,532 36,390 32,186 68,576 68, % Catatan : *) Angka sementara, realisasi per 28 Februari 2017

52 Miliar Rupiah Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2017 (Grafik) 250, , ,242 14% 205,062 15% 16% 14% 12% 150,000 9% 10% 7% 8% 100,000 6% 50,000 66,095 31,258 30,923 4% 2% - 4,924 16,132 1,444 A. PINJAMAN B. SBN A. PINJAMAN B. SBN POKOK BUNGA 0% Pagu Realisasi *) % thd Pagu (RHS) Catatan : *) Angka sementara, realisasi per 28 Februari 2017

53 Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Pusat Per Denominasi TA 2016 dan 2017 [ miliar Rupiah ] Pagu APBNP 2016 Realisasi 2016 % thd APBNP Pagu APBN 2017 Realisasi Pembayaran 2017 *) Januari Februari Q-1 Total % thd Pagu APBN A. Denominasi Rupiah 341, , % 362,100 25,109 29,179 54,289 54, % 1. POKOK 210, , % 197,123 10,459 20,799 31,258 31, % a. Pinjaman Dalam Negeri % 1, % b. SBN Rupiah 209, , % 196,110 10,459 20,799 31,258 31, % 2. BUNGA 131, , % 164,977 14,650 8,381 23,031 23, % a. Pinjaman Dalam Negeri % % b. SBN Rupiah 130, , % 164,560 14,650 8,379 23,028 23, % B. Denominasi Valas 139, , % 152,432 11,281 3,007 14,288 14, % 1. POKOK 85,294 81, % 96,214 3,302 1,650 4,952 4, % a. Pinjaman Luar Negeri 68,784 68, % 65,082 3,302 1,650 4,952 4, % b. SBN Valas 16,510 12, % 31, % 2. BUNGA 53,866 49, % 56,218 7,979 1,356 9,336 9, % a. Pinjaman Luar Negeri 16,430 15, % 15, ,441 1, % b. SBN Valas 37,437 34, % 40,502 7, ,894 7, % T O T A L 480, , % 514,532 36,390 32,186 68,576 68, % Catatan : *) Angka sementara, realisasi per 28 Februari 2017

54 Rasio Pembayaran Bunga Utang 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% terhadap Pendapatan Negara & Hibah terhadap Penerimaan Perpajakan terhadap Belanja terhadap Jumlah Utang rata-rata terhadap PDB terhadap Pendapatan Negara & Hibah 7.5% 6.9% 7.7% 8.4% 9.9% 10.7% terhadap Penerimaan Perpajakan 10.4% 9.4% 10.2% 11.4% 12.1% 13.0% terhadap Belanja 7.0% 6.2% 6.7% 7.4% 8.3% 8.9% terhadap PDB 1.2% 1.1% 1.2% 1.2% 1.3% 1.3% terhadap Jumlah Utang rata-rata 5.2% 4.9% 5.1% 5.3% 5.2% 5.0% terhadap Jumlah Utang akhir periode 5.0% 4.7% 4.6% 5.0% 4.7% 4.8% Keterangan: - Sumber: dan BPS, diolah - Pembayaran bunga utang neto adalah nominal biaya yang dikeluarkan untuk membayar bunga utang, antara lain: kupon, diskon dan biaya lain pengadaan utang, setelah memperhitungkan premium/gain. - Rata-rata jumlah utang adalah rata-rata antara posisi utang akhir tahun (T) dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya (T-1) - Realisasi 2016 menggunakan data sementara, PDB menggunakan asumsi pada APBNP 2016

55 Realisasi Pembayaran Bunga Utang 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 70.8% 67.1% 87.0% 88.8% 90.6% 90.2% 20.0% 10.0% 0.0% 29.2% 32.9% 13.0% 11.2% 9.4% 9.8% * 2016* Pembayaran Bunga Utang Keterangan: - Angka LKPP- sumber DJPBN *) APBNP/APBN sumber DJA Pembayaran Bunga Utang DN Pembayaran Bunga Utang LN [triliun Rupiah ] * Nml % Nml % Nml % Nml % Nml % Nml % a. Pembayaran Bunga Utang DN b. Pembayaran Bunga Utang LN

56 Profil Pinjaman dari Kreditur Multilateral Average Maturity (years) AM < 8 8< AM <= < AM <= 12 12< AM <= < AM <= < AM <= 20 USD Lendi ng Ra tes LIBOR % LIBOR % LIBOR % LIBOR % LIBOR % LIBOR % USD Lending Rates LIBOR + 0.6% LIBOR % LIBOR % LIBOR % LIBOR % LIBOR % Front-End Fee Commitment Fee DPL DDO Fees IFAD AIIB IDB ADB-OCR Loan Maturity years 16,5 years years up to 32 years Grace Period 3 years 7 years 3-5 years up to 8 years Repayment Period 12 years 9,5 years years 5-27 years Commitment Charge % % Front End Fee % - - Service Charge Interest Rate/Mark-up ***) IFAD Reference Rate ****) Maturity Premium Description USD LIBOR + Lending Spread ********) Multilateral IBRD-WB (Variable Spread) ******) IBRD-WB (Fixed Spread) ******) 0.25% 0.25% 0.25% Front-End Fee; 0.5% Stand-By Fee *) Untuk Negosiasi yang dilaksanakan pada dan/atau setelah 1 Januari 2014 **) Untuk Negosiasi yang dilaksanakan pada atau setelah 1 April 2012 ***) Mark-up = margin (khusus Loan IDB) ****) LIBOR + weighted average variable rate IBRD *****) untuk loan yang undangan untuk melakukan negosiasinya setelah 30 Juni 2014 ******) untuk pinjaman yang disetujui paling lambat 30 September 2014 atau yang Undangan untuk melakukan Negosiasinya diterbitkan paling lambat 30 Juni 2014 ALM = Average Loan Maturity LIBOR (swap) % LIBOR + 0,50%*) ALM 13 years = Nil **) 13 years< ALM 16 years = 0.10 % p.a **) 16 years < ALM <= 19 years = 0.20% p.a **)

57 Profil Pinjaman dari Kreditur Bilateral (Jepang) Bilateral Japan (JICA) Description Fixed/Vari able General terms Prefential terms Standard Option1 Option2 Option3 Standard Option1 Option2 Option3 Option4 Standard STEP Loan Maturity Fixed 32 years 26 years 20 years - 50 years 40 years 26 years 20 years - 50 years Variable 40 years 32 years 26 years 20 years Grace Period Fixed 7 years 6 years 5 years - 10 years 10 years 6 years 5 years - 10 years Variable 10 years 7 years 6 years 5 years 7 years 6 years 5 years Repayment Period Fixed 25 years 20 years 15 years - 40 years 30 years 20 years 15 years - 40 years Variable 30 years 25 years 20 years 15 years 25 years 20 years 15 years Front End Fee Fixed Fixed 1,40% 0,95% 0,80% - 0,30% 0,25% 0,20% 0,15% - JPY JPY JPY JPY JPY JPY Interest Rate 0,10% LIBOR+ LIBOR+ LIBOR+ JPY LIBOR- LIBOR- LIBOR- JPY LIBOR- Variable 15bp 10bp 5bp LIBOR 95bp 105bp 110bp 115bp JPY LIBOR- 120bp 0,2%

58 Kurva Imbal Hasil SUN Rupiah Tenor Feb-17 Dec-16 Dec-15 Jul-14 Dec-13 Dec '12 [ % ] 1Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Source : IDMA, Bloomberg Mid Level

59 Kurva Imbal Hasil SUN Valas (dalam denominasi US Dollar) Tenor Feb-17 Dec-16 Dec-15 Dec-14 Dec-13 Dec-12 1 Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y [%] Source : Bloomberg Mid Level

60 Bagian 6 Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktivitas Perdagangan, Kepemilikan SBN oleh Investor)

61 Perdagangan Rata-Rata Harian SUN Rupiah di Pasar Sekunder *) Hanya FR dan VR; Source: BI-SSSS, data diolah

62 Perdagangan Rata-Rata Harian SBSN Rupiah di Pasar Sekunder (dalam Miliar Rp) 1,600 1,400 OUTRIGHT REPO BI & BANK REPO ANTAR BANK 1,200 1, Jan-17 Feb-17 Rata-rata s.d. Feb 17 REPO ANTAR BANK REPO BI & BANK OUTRIGHT , ,

63 Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan Trend peningkatan kepemilikan oleh asing menunjukkan menariknya return di pasar SBN domestik. Catatan: - Non-Bank termasuk Institusi Pemerintah - Source: BI-SSSS, data diolah

64 Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan (dalam Triliun Rupiah) INSTITUSI Dec-16 Jan-17 Feb-17 INSTITUTION SUN SBSN TOTAL SUN SBSN TOTAL SUN SBSN TOTAL BANK* BANK* Bank Konvensional Conventional Bank Bank Syariah Islamic Bank Institusi Negara Government Institution Bank Indonesia Bank Indonesia (net, tidak termasuk SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan Bank) (net, excluding gov't securities used in monetary operation with Banks) - Bank Indonesia (gross) Bank Indonesia (gross) - SBN yang digunakan dalam operasi moneter - Gov't securities used in monetary dengan Bank operation with Banks NON-BANK 1, , , , , , NON-BANK Reksadana Mutual Fund Asuransi Insurance Non Residen Non Resident - Termasuk Pemerintah & Bank Sentral Negara - incl. Foreign Government(s) & Asing Central Bank(s) Dana Pensiun Pension Fund Individu Individual Lain-lain Others TOTAL 1, , , , , , TOTAL Catatan: 1) Non Residen terdiri dari Private Bank, Fund/Asset Manager, Perusahaan Sekuritas, Asuransi, Dana Pensiun. 2) Lain-lain diantaranya Perusahaan Sekuritas, Korporasi, dan Yayasan. *) termasuk SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan Bank Indonesia. Source: BI-SSSS, data diolah

65 Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan (dalam %) INSTITUSI Dec-16 Jan-17 Feb-17 INSTITUTION SUN SBSN TOTAL SUN SBSN TOTAL SUN SBSN TOTAL BANK* BANK* Bank Konvensional Conventional Bank Bank Syariah Islamic Bank Institusi Negara Government Institution Bank Indonesia Bank Indonesia (net, tidak termasuk SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan Bank) (net, excluding gov't securities used in monetary operation with Banks) - Bank Indonesia (gross) Bank Indonesia (gross) - SBN yang digunakan dalam operasi moneter - Gov't securities used in monetary dengan Bank operation with Banks NON-BANK NON-BANK Reksadana Mutual Fund Asuransi Insurance Non Residen Non Resident - Termasuk Pemerintah & Bank Sentral Negara - incl. Foreign Government(s) & Asing Central Bank(s) Dana Pensiun Pension Fund Individu Individual Lain-lain Others TOTAL TOTAL Catatan: 1) Non Residen terdiri dari Private Bank, Fund/Asset Manager, Perusahaan Sekuritas, Asuransi, Dana Pensiun. 2) Lain-lain diantaranya Perusahaan Sekuritas, Korporasi, dan Yayasan. *) termasuk SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan Bank Indonesia. Source: BI-SSSS, data diolah

66 Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan oleh Non Residen (Asing) berdasarkan Tenor Sumber: BI-SSSS, data diolah

67 Spread terhadap UST- Feb 26 [bps] DATE PHIL 26 TURK 26 BRA 26 INDO 26 INDO 27 MEX 26 RUSS 26 ARGEN 26 SOUTH AFR 26 UST 26 Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Feb Source : Bloomberg Mid Level

68 Spread terhadap UST- Nov 46 [bps] DATE INDO 46 INDO 47 MEX 46 BRAZ 45 TURK 45 SOUTHAFR 46 UST 46 Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Feb Source : Bloomberg Mid Level Republik Indonesia

69 Spread terhadap 7Y Euro Midswap [bps] Date 7Y Euro Mexico 21 Turkey 21 Brazil 21 Indo 21 Midswap EuroBond EuroBond EuroBond EuroBond 22/02/ /02/ /02/ /02/ /02/ Source : Bloomberg Mid Level

70 Spread terhadap 10Y Euro Midswap [bps] Date 10Y Euro Mexico 24 Turkey 23 Indo 25 SouthAfr 26 Midswap EuroBond EuroBond EuroBond EuroBond 22/02/ /02/ /02/ /02/ /02/ Source : Bloomberg Mid Level

71 Rangkuman Penerbitan SBN Valas Terkini (1) Summary Terms of Offering SNI21 SNI26 RIEUR0623 RIEUR0628 Issuer Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III Republic of Indonesia Issuer Ratings Issue Ratings Baa3 Stable (Moody s), BB+ Positive (S&P), BBB- Stable (Fitch) Baa3 Stable (Moody s), BB+ Positive (S&P), BBB- Stable (Fitch) BBB- stable (Fitch), BB+ positive (S&P), Baa3 stable (Moody s) BBB- (Fitch), BB+ (S&P), Baa3 (Moody s) Issue USD fixed rate EUR fixed rate Size USD750 million USD1.75 billion EUR1,500 billion EUR1,500 billion Pricing / Settlement Date 21 March 2016 / 29 March March 2016 / 29 March June / 14 June June / 14 June 2016 Maturity 5 years due 29 March years due 29 March June June 2028 Coupon 3.400% payable semi annually 4.550% payable semi annually 2,625% payable semi annually 3,750% payable semi annually Reoffer Yield / Price 3.400% / 100% 4.550% / 100% 2,772% / 99,076% 3,906% / 98,528% Yen Swap Offer Format Listing Rule 144A / Reg S SGX-ST & Nasdaq Dubai Rule 144A / Reg S SGX-ST, Frankfurt Open Market Total Book Order USD2.62 billion USD5.98 billion EUR4,23 billion EUR4,13 billion Distribution Middle East & Islamic investor 42%, Asia Middle East & Islamic investor 28%, Asia Indonesia 11%, Asia 10%, Europe 58%, Indonesia 2%, Asia 10%, Europe 49%, 31%, Indonesia 10%, Europe 15%, USA 25%, Indonesia 10%, Europe 22%, USA 15% USA 21% USA 39% 2% Investor Type Funds / Asset Managers 40%, Bank 38%, Central Bank & Sovereign Wealth Funds 13%, Insurance & Pension Company 5%, Private Bank 4% Funds / Asset Managers 59%, Bank 25%, Central Bank & Sovereign Wealth Funds 8%, Insurance & Pension Company 4%, Private Bank 4% Fund / Asset Managers 68%, Banks/Private Banks 21%, Insurance / Pension Funds 4%, Central Banks/Sovereigen Funds 7% Fund / Asset Managers 76%, Banks/Private Banks 6%, Insurance / Pension Funds 8%, Central Banks/Sovereigen Funds 10%

72 Rangkuman Penerbitan SBN Valas Terkini (2) Summary Terms of Offering RIJPY0619 RIJPY0621 RI0122 RI0127 RI0147 Issuer Republic of Indonesia Republic of Indonesia Issuer Ratings Issue Ratings Baa3(Moody's) / BBB- (Fitch) / BBB- (R&I) Baa3(Moody's) / BBB- (Fitch) / BBB- (R&I) Baa3 Stable (Moody s), BBB- Stable (Fitch) Baa3 Stable (Moody s), BBB- Stable (Fitch) Issue JPY fixed rate JPY fixed rate USD fixed rate USD fixed rate USD fixed rate Size JPY62 bilion JPY38 bilion USD0.75 billion USD1.25 billion USD1.50 billion Pricing / Settlement Date 15 June/ 21 June June/ 21 June December / 8 December December / 8 December December / 8 December 2016 Maturity 21 June June years due 8 January years due 8 January years due 8 January 2047 Coupon 0.83% 1.16% 3.700% payable semi annually 4.350% payable semi annually 5.250% payable semi annually Reoffer Yield / Price 100% 100% 3.750% / % 4.400% / % 5.300% / % Yen Swap Offer 95 bps over JP 3yr Swap 125 bps over JP 5yr Swap Format Listing Private Placement - Rule 144A / Reg S SGX-ST & Frankfurt Stock Exchange Total Book Order JPY62 billion JPY38 billion USD5.20 billion USD3.50 billion USD3.30 billion Distribution Asia 100% Asia 100% Indonesia 3%, Asia 22%, Europe 27%, USA 48% Indonesia 18%, Asia 26%, Europe 18%, USA 38% Indonesia 1%, Asia 58%, Europe 12%, USA 29% Investor Type City Bank 10.5%, Public Funds 25.0%, Life Insurance 4.8%, Asset Managers 11.3%, Regional Banks 4.8%, Shinkins 3.6%, and Others 40.0% City Bank 52.6%, Public Funds 25.8%, Regional Banks 9.2%, Shinkins 2.6%, and Others 9.8% Fund / Asset Managers 74%, Banks 12%, Private Banks 9%, SWF 5% Fund / Asset Managers 53%, Banks 22%, Insurance / Pension Funds 18%, Private Banks 2%, SWF 5% Fund / Asset Managers 27%, Banks 2%, Insurance / Pension Funds 62%, Private Banks 3%, SWF 6%

73 Bagian 7 Penjaminan Pemerintah

74 Definisi Kewajiban Penjaminan Kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada Kementerian Negara/lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam hal Kementerian Negara/lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dimaksud tidak dapat membayar kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian kerjasama (Undang- Undang nomor 18 tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2017) Potensi kewajiban yang tidak tentu tetapi mengakui bahwa pengeluaran yang akan datang mungkin muncul jika persyaratan tertentu terpenuhi atau peristiwa tertentu terjadi (Glossary, The Scottish Public Finance Manual). Kewajiban yang muncul dari kejadian-kejadian khusus, tidak terduga yang mungkin atau tidak mungkin terjadi. Kewajiban kontingensi dapat berupa eksplisit dan implisit (IMF, External Debt Statistics, Guide For Compilers And Users, 2003). Kewajiban eksplisit didefinisikan sebagai pengaturan kontrak-kontrak keuangan yang memberikan persyaratanpersyaratan tertentu yaitu persyaratan-persyaratan akan menjadi efektif jika salah satu atau lebih persyaratan yang ditentukan muncul untuk melakukan pembayaran dari nilai ekonomi atau dengan kata lain kewajiban kontingensi eksplisit muncul dari suatu pengaturan hukum atau kontrak (IMF, External Debt Statistics, Guide For Compilers and Users, 2003, hal 83). Kewajiban implisit tidak muncul dari suatu sumber hukum atau kontrak tetapi akan diketahui setelah kondisi atu kejadian terealisir.

75 Landasan Hukum Pemberian Penjaminan Pemerintah 1. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2006 tentang Pemberian Jaminan Pemerintah Untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara, sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2007; 2. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penugasan Kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas, sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 194 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum; 4. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur; 5. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur; 6. Peraturan Presiden Nomor 100 tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera, sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden nomor 117 tahun Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2015 tentang Jaminan Pemerintah Pusat atas Pembiayaan Infrastruktur melalui Pinjaman Langsung dari Lembaga Keuangan Internasional kepada Badan Usaha Milik Negara; 8. Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional; 9. Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

76 Pengelolaan Kewajiban Penjaminan, Batas Maksimal Penjaminan (BMP) dan Jenis Potensi Default KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEWAJIBAN PENJAMINAN: Mengelola risiko fiskal dalam rangka penjaminan program prioritas Pemerintah Pelaksanaan kebijakan pengelolaan kewajiban penjaminan mengacu kepada Keputusan Menteri Keuangan nomor 222/KMK.08/2016 tentang Pengelolaan Penjaminan Pemerintah BMP: nilai maksimal yang diperkenankan untuk penerbitan jaminan Pemerintah terhadap proyek baru yang diusulkan memperoleh jaminan pada tahun tertentu, dan diperhitungkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara dan memperhatikan proyeksi nilai proyek yang akan diusulkan untuk dijamin. BMP untuk periode adalah sebesar 2,57 persen terhadap PDB atau secara nominal sebesar IDR352,5 triliun (asumsi PDB 2017 sebesar IDR miliar), sehingga pemberian jaminan untuk proyek baru tidak boleh melebihi BMP dimaksud. Adapun realisasi BMP selama adalah sebesar IDR132,4 triliun atau sebesar 1,06% terhadap PDB 2016 (asumsi PDB 2016 sebesar IDR miliar), sedangkan realisasi pemberian jaminan proyek FTP1, FTP2, PDAM, Direct Lending, Tol Sumatera dan KPBU dari sebesar 2,52 persen terhadap PDB atau nominal sebesar IDR314,3 triliun 1) Risiko potensi default dalam Penjaminan Kredit, yaitu: a) kondisi keuangan PT PLN/PDAM memburuk; b) perkembangan pelaksanaan proyek yang dijamin atau proyek lain yang berkaitan dengan proyek yang dijamin memburuk; c) kerugian nilai tukar, mengingat pendapatan PT PLN/PDAM dalam rupiah sedangkan kewajiban dalam bentuk USD; d) peningkatan suku bunga, mengingat semua pinjaman menggunakan tingkat suku bunga mengambang. 2) Risiko potensi default dalam Penjaminan Investasi, yaitu: a) Risiko atas kondisi keuangan Pemerintah Daerah atau BUMN/BUMD yang dijamin terkait kewajiban pembayaran (payment obligations). b) Risiko politik, antara lain: perubahan kebijakan/peraturan yang berdampak pada kerugian investor; lambatnya penerbitan izin dari instansi pemerintah terkait. c) Risiko bencana alam (natural force majeure) yang dapat mengganggu proyek yang menjadi tanggung jawab BUMN/BUMD.

77 Program Penjaminan Pemerintah (2008 s.d. saat ini) Tipe Sektor Dasar Hukum, Nama Program, Bentuk Penjaminan Listrik Perpres 91/2007 dan PMK 44/2008 Coal Power Plant MW Fast Track Program (FTP 1) Penjaminan 100% Pemerintah menjamin kewajiban pembayaran PLN jika default 1. Penjaminan Kredit 2. Penjaminan Investasi Air Infrastruktur Jalan tol Listrik Infrastruktur Perpres 29 Tahun 2009, dan PMK 229/2009 Clean Water Supply Program Penjaminan 70% Pemerintah menjamin kewajiban pembayaran Pokok PDAM jika default Perpres 82 Tahun 2015 dan PMK 189/2015 Direct Lending from International Financial Institution to SOEs Penjaminan 100% Pemerintah menjamin kewajiban pembayaran BUMN jika default Perpres 117 Tahun 2015 jo. Perpres 100 Tahun 2014 dan PMK 253/2015 Sumatera Toll Roads Project Penjaminan 100% Pemerintah menjamin kewajiban pembayaran PT Hutama Karya jika default Perpres 48 Tahun 2011 jo. Perpres 4 Renewable energy, Coal and Gas Power Tahun 2010 dan PMK 173/2014 Plant MW Fast Track Program (FTP 2) Penjaminan Kelayakan Usaha Pemerintah menjamin kelayakan usaha PLN dalam membayar kewajiban dalam Perjanjian Jual Beli Listrik kepada Pengembang Swasta, dan menjamin risiko politik Perpres 78 Tahun 2010, Perpres 38 Public-Private Partnerships Project (PPP)/ Tahun 2015 dan PMK 260/2010 KPBU/ KPS Menjamin kewajiban financial Kementerian/Lembaga/Pemda/BUMN/BUMD dalam Perjanjian Kerjasama dengan Badan Usaha Swasta

78 Posisi Alokasi Anggaran Kewajiban Penjaminan Dalam APBN No. 1. LKPP 2008 (Audited) LKPP 2009 (Audited) LKPP 2010 (Audited) LKPP 2011 (Audited) LKPP 2012 (Audited) LKPP 2013 (Audited) LKPP 2014 (Audited) LKPP 2015 (Audited) APBN-P 2016 APBN Percepatan Penyediaan Air Minum - - IDR IDR IDR IDR IDR 2.23 IDR 1.80 IDR 0.59 IDR 1.14 Pembiayaan Infrastruktur melalui Pinjaman 3. Langsung dari Lembaga Keuangan Internasional kepada BUMN IDR Rincian Program Penjaminan Penugasan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Nasional Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara (Proyek MW Tahap I) Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas (Proyek MW Tahap 2 ) Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur (Proyek infrastruktur dengan skema KPBU) IDR IDR 1, IDR 1, IDR Alokasi Anggaran Kewajiban Penjaminan (miliar rupiah) IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR Total IDR IDR 1, IDR 1, IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR Anggaran kewajiban penjaminan di alokasikan sejak APBN TA 2008 (menyesuaikan penerbitan penjaminan untuk setiap program) Anggaran kewajiban penjaminan dalam APBN TA 2017 telah disetujui DPR sebesar Rp924,1 miliar: Program Infrastruktur Nasional Rp721,1 miliar (Proyek FTP1, PDAM, Direct Lending, Jalan Tol Sumatera, dan KPBU), dan Program penugasan penyediaan pembiayaan infrastruktur daerah kepada BUMN/Dana talangan Infrastruktur Daerah Rp203 miliar) Alokasi anggaran untuk program penjaminan FTP2 diberikan dalam bentuk alokasi belanja subsidi dan PMN. Mulai tahun 2013, sesuai dengan ketentuan dalam PMK 30 tahun 2012 tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Cadangan Penjaminan Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Kewajiban Penjaminan Pemerintah, alokasi anggaran kewajiban penjaminan Pemerintah yang tidak terealisasi sampai dengan akhir triwulan III dapat dipindahbukukan ke dalam rekening dana cadangan penjaminan Pemerintah. Posisi saldo rekening dana cadangan penjaminan Pemerintah sebesar Rp2.321,78 miliar (akumulasi alokasi APBN 2013, 2014 dan 2016 (alokasi TA 2015 tidak dapat dipindahbukukan karena kebutuhan kapasitas fiskal APBN).

79 Posisi Pengelolaan Kewajiban Penjaminan No. 1. Original Curr. Eq. IDR Original Curr. Eq. IDR 11 USD 3.96 USD IDR 93, IDR 46, IDR 40, IDR 14, Percepatan Penyediaan Air Minum PDAM Perbankan IDR IDR IDR IDR Pembiayaan Infrastruktur melalui Pinjaman PT PLN 3. Langsung dari Lembaga Keuangan ADB & IBRD 2 2 USD 1.10 IDR 14, USD 0.23 IDR 3, (Persero) Internasional kepada BUMN Rincian Program Penjaminan Penugasan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Nasional Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara (Proyek MW Tahap I) Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas (Proyek MW Tahap 2 ) Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur (Proyek infrastruktur dengan skema KPBU) Pihak Terjamin PT PLN (Persero) PT HK (Persero) PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) Penerima Jaminan Perbankan PT SMI (Persero) Pengembang Pembangkit Listrik Jumlah Dokumen Penjaminan Total Nilai Penjaminan Kredit / Investasi (miliar rupiah) Posisi Outstanding Kredit/ Exposure Investasi (miliar rupiah) 3 3 IDR 2, IDR 2, IDR 1, IDR 1, USD IDR 159, USD 1.47 IDR 19, Badan Usaha 1 1 USD 3.20 IDR 42, USD 0.83 IDR 11, USD USD 4.90 IDR 314, IDR 43, IDR 15, IDR 81, Asumsi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia bulan Des 2016 (IDR/USD1) 13, , Portofolio per Desember 2016: Telah diterbitkan 64 dokumen penjaminan (36 Proyek FTP1, 10 Proyek PDAM, 2 Proyek Skema Direct Lending, 3 Proyek Jalan Tol Sumatera, 12 Proyek FTP2, dan 1 Proyek Skema KPBU) dengan total nilai sebesar Rp314,3 triliun. Total outstanding/eksposur penjaminan sebesar Rp81,7 triliun: Total outstanding penjaminan kredit mencapai sebesar Rp 50,9 triliun (FTP1 Rp46,6 triliun, PDAM Rp196,7 miliar, Direct lending Rp3,1 triliun, jalan tol Rp1 triiun). Total eksposur penjaminan investasi mencapai sebesar Rp30,8 triliun (FTP2 Rp19,7 triliun, KPBU Rp11,1 triliun)

80 Komposisi Kewajiban Penjaminan Pemerintah (per 31 Desember 2016) Komposisi total nilai penjaminan pemerintah berdasarkan jenis mata uang berkisar 86,2% dalam USD dan 13,8% dalam IDR berdasarkan jenis proyek berkisar 29,8% untuk proyek FTP1, 50,9% untuk proyek FTP 2, 13,7% untuk proyek KPBU, 0,82% untuk proyek tol Sumatera, 0,1% untuk proyek PDAM, dan 4,7% untuk proyek direct lending. 1. Berdasarkan Komposisi Total Nilai Penjaminan Pemerintah IDR, 13.81% Jenis Mata Uang FTP I, 29.76% Jenis Proyek FTP II, 50.89% 2. Berdasarkan Komposisi Total Outstanding Penjaminan Kredit USD (eq. IDR), 86.19% PDAM, 0.10% Tol Sumatera, 0.82% Direct Lending, 4.70% KPBU, 13.68% < 10 thn, 9.80% > 13 thn, 17.65% Jenis Tenor Jenis Tingkat Bunga Floating 100% >= 10 thn dan <= 13 thn, 72.55% Bank BPD, 17.65% Bank Swasta (DN), 25.49% IDR, 19.39% Jenis Mata Uang Jenis Lender Bank BUMN (DN), 33.33% Bank Swasta (LN), 23.53% USD (eq. IDR), 80.61% Komposisi total outstanding penjaminan kredit berdasarkan jenis mata uang berkisar 80,6% dalam USD dan 19,4% dalam IDR berdasarkan jenis tenor pinjaman berkisar 72,5% untuk tenor tahun, 9,8% untuk tenor dibawah 10 tahun, dan 17,65% untuk tenor diatas 13 tahun berdasarkan jenis lender berkisar 33,3% dari Bank BUMN, 25,5% dari Bank Swasta Domestik, 23,5% dari Bank Swasta Luar Negeri dan 17,6% dari BPD 100% kredit pinjaman berbunga floating

PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA

PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA Utang merupakan bagian dari kebijakan fiskal yang digunakan sebagai salah satu bentuk pembiayaan ketika APBN mengalami defisit dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo

Lebih terperinci

BULAN Mei 2017 JUNI 2017

BULAN Mei 2017 JUNI 2017 BULAN Mei 2017 JUNI 2017 Ringkasan Eksekutif Utang Pemerintah Pusat sampai dengan bulan Mei 2017 sebesar Rp3.672,33 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.943,73 triliun (80,2%)

Lebih terperinci

Bulan Juni 2017 JULI 2017

Bulan Juni 2017 JULI 2017 Bulan Juni 2017 JULI 2017 Ringkasan Eksekutif Utang Pemerintah Pusat sampai dengan bulan Juni 2017 sebesar Rp3.706,52 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.979,50 triliun (80,4%)

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF Utang Pemerintah Pusat berperan dalam mendukung pembiayaan APBNP 2017. Penambahan utang neto selama bulan September 2017 tercatat sejumlah Rp40,66 triliun, berasal dari penerbitan Surat

Lebih terperinci

BULAN APRIL 2017 Mei 2017

BULAN APRIL 2017 Mei 2017 BULAN APRIL 2017 Mei 2017 Ringkasan Eksekutif Utang Pemerintah Pusat sampai dengan bulan April 2017 sebesar Rp3.667,41 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.932,69 triliun (80%)

Lebih terperinci

BULAN JANUARI 2017 Februari 2017

BULAN JANUARI 2017 Februari 2017 BULAN JANUARI 2017 Februari 2017 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

BULAN MARET 2017 April 2017

BULAN MARET 2017 April 2017 BULAN MARET 2017 April 2017 Ringkasan Eksekutif Utang Pemerintah Pusat sampai dengan bulan Maret 2017 sebesar Rp3.649,75 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.912,84 triliun (79,8%)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DISCLAIMER

DAFTAR ISI DISCLAIMER DAFTAR ISI 1. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 2. Realisasi APBNP 2017 dan Defisit Pembiayaan APBN 3. Perkembangan Posisi Utang Pemerintah Pusat dan Grafik Posisi Utang Pemerintah Pusat 4. Perkembangan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF Pembiayaan APBNP 2017 masih didukung oleh peran utang Pemerintah Pusat. Penambahan utang neto selama bulan Agustus 2017 tercatat sejumlah Rp45,81 triliun, berasal dari penarikan pinjaman

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Januari 2017 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenisUtang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Kementerian Keuangan

Ringkasan Eksekutif. Kementerian Keuangan Bulan Juli 2017 AGUSTUS 2017 Ringkasan Eksekutif Dalam rangka membiayai defisit APBN, Pemerintah masih perlu melakukannya melalui utang. Utang Pemerintah Pusat sampai dengan akhir bulan Juli 2017 mencapai

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 21. Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur

Daftar Isi. 21. Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 25. Posisi Pinjaman Berdasarkan Sektor Ekonomi (Grafik) 26. Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 25. Posisi Pinjaman Berdasarkan Sektor Ekonomi (Grafik) 26. Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 16. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek 2015 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

Daftar Isi. 21. Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur

Daftar Isi. 21. Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara),

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2008 up date 30 November 2008 Ringkasan Eksekutif Rasio Utang (Pinjaman Luar Negeri + Surat Utang Negara) terhadap PDB terus

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), up date 28 Februari 2009

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), up date 28 Februari 2009 Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2009 up date 28 Februari 2009 Gambaran Umum Stok Utang & Bunga Trend Defisit 3-28.1-10.272-1.9-3.1-26.5665-23.8524-19.1004-9.4482

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

Surat Berharga Syariah Negara

Surat Berharga Syariah Negara Lampiran 13 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2011 I. PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi amanat pasal 16 Undang-Undang

Lebih terperinci

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara),

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2008 up date 31 Juli 2008 Ringkasan Eksekutif Ratio Utang (Pinjaman Luar Negeri + Surat Utang Negara) terhadap PDB terus menurun

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2008 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010 I. PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi amanat pasal 16 Undang-Undang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2007 I. Pendahuluan Laporan pertanggungjawaban pengelolaan Surat

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Jakarta, 8 November 2017 DJPPR Kemenkeu @djpprkemenkeu

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN)

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN) Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN) Jakarta, 30 November 2017 DJPPR Kemenkeu

Lebih terperinci

SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN

SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN Salah satu upaya untuk mengatasi kemandegan perekonomian saat ini adalah stimulus fiskal yang dapat dilakukan diantaranya melalui defisit anggaran. SUN sebagai

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 BAGI STAF BPKD PEMPROF DKI JAKARTA DI GEDUNG DIKLAT 23 27 MEI 2011 OBLIGASI PEMERINTAH RILYA ARYANCANA Topik KARAKTERISTIK OBLIGASI PEMERINTAH JENIS OBLIGASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN

Lebih terperinci

Daftar Isi. Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum

Daftar Isi. Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum Edisi September2009 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

Daftar Isi. Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum

Daftar Isi. Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum Edisi Desember 2009 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang

Lebih terperinci

Edisi 1 Juni

Edisi 1 Juni Edisi 1 Juni 2009 Daftar Isi 1. Latar Belakang 2. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 3. Jenis-jenis Utang (1) 4. Jenis-jenis Utang (2) 5. Pembiayaan APBN 2004-2009 6. Perkembangan Pembiayaan Utang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UTANG PEMERINTAH DAN FUNGSI PEMBIAYAAN DALAM APBN

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UTANG PEMERINTAH DAN FUNGSI PEMBIAYAAN DALAM APBN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UTANG PEMERINTAH DAN FUNGSI PEMBIAYAAN DALAM APBN Jakarta, 30 November 2017 APBN dan Nota Keuangan Sebagai Instrumen Fiskal Negara APBN merupakan KESEPAKATAN Pemerintah dan DPR Pemerintah

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Januari 2011

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Januari 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Edisi Januari 2011 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Oktober 2010

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Oktober 2010 DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Edisi Oktober 2010 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Agustus 2010

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Agustus 2010 DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Edisi Agustus 2010 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 /KMK.08/2013 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 /KMK.08/2013 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 /KMK.08/2013 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN 2013-2016 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

Pembiayaan Defisit pada APBN-P URAIAN Realisasi APBN-P Realisasi APBN SURPLUS/(DEFISIT) (4,1) (129,8) (87,2) (98,0)

Pembiayaan Defisit pada APBN-P URAIAN Realisasi APBN-P Realisasi APBN SURPLUS/(DEFISIT) (4,1) (129,8) (87,2) (98,0) Pembiayaan Defisit pada APBN-P 2010 Sebagai konsekuensi dari Penerimaan Negara yang lebih kecil daripada Belanja Negara maka postur APBN akan mengalami defisit. Defisit anggaran dalam batasan-batasan tertentu

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JANUARI Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JANUARI Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JANUARI 2015 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS PENGELOLAAN PORTOFOLIO DAN RISIKO UTANG PEMERINTAH TAHUN 2011

LAPORAN ANALISIS PENGELOLAAN PORTOFOLIO DAN RISIKO UTANG PEMERINTAH TAHUN 2011 LAPORAN ANALISIS PENGELOLAAN PORTOFOLIO DAN RISIKO UTANG PEMERINTAH TAHUN 2 A. UMUM Pengelolaan portofolio dan risiko utang Pemerintah pada tahun 2 mendapat tantangan yang cukup berat akibat kondisi krisis

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI OKTOBER 204 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Oktober 204

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI NOVEMBER 2014 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November

Lebih terperinci

Summary Laporan Analisis Pengelolaan Portofolio Dan Risiko Utang Pemerintah Tahun 2010

Summary Laporan Analisis Pengelolaan Portofolio Dan Risiko Utang Pemerintah Tahun 2010 Summary Laporan Analisis Pengelolaan Portofolio Dan Risiko Utang Pemerintah Tahun 2 Perkembangan perekonomian Indonesia semakin membaik dengan adanya akselerasi pertumbuhan pada Q4 sebesar 6,9% sehingga

Lebih terperinci

Press Release Monthly Bond Market Review September Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik

Press Release Monthly Bond Market Review September Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik Spread Yield to maturity Press Release Monthly Bond Market Review September 2015 Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik Kondisi pasar obligasi Indonesia pada bulan September mengalami tekanan

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JULI 2017

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JULI 2017 LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JULI 2017 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI AGUSTUS 2014 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2014

Lebih terperinci

Laporan Analisis Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 2013

Laporan Analisis Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 2013 Laporan Analisis Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 213 Direktorat Strategi Dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Tel 21 351714 Fax 21 351715 Gedung Frans Seda Jl. Wahidin Raya 1 (171)

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI SEPTEMBER 2014 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus

Lebih terperinci

NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN

NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN Detik.com Hingga akhir Mei 2016, total utang pemerintah i pusat tercatat Rp3.323,36 triliun. Naik Rp44,08 triliun dibandingkan akhir April 2016,

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI NOVEMBER 2016 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan

Lebih terperinci

Laporan Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 2012

Laporan Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 2012 Laporan Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 212 Mendukung pembiayaan APBN secara efisien dengan risiko yang terukur untuk mempertahankan kesinambungan fiskal Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Tel 21

Lebih terperinci

Pengelolaan Utang 2015

Pengelolaan Utang 2015 Pengelolaan Utang 2015 Disampaikan oleh Scenaider C. H. Siahaan (Direktur SPU-DJPU) dalam FGD Pendalaman Pasar Keuangan dengan BKF dan OJK Kamis, 22 Januari 2014 Pembiayaan Utang 2014 Rincian Jumlah (miliar

Lebih terperinci

Daftar Isi. 20. Proporsi Penarikan Pinjaman Luar Negeri

Daftar Isi. 20. Proporsi Penarikan Pinjaman Luar Negeri Edisi 29 Juni 2009 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

Pemaparan Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2018

Pemaparan Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2018 Pemaparan Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2018 Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia 18 Desember 2017 OUTLINE Kondisi pasar dan capaian transaksi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2010 KATA PENGANTAR Strategi merupakan aspek

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara SUN Ritel Jakarta, 30 November 2017 Pembicara: SANDI ARIFIANTO Kepala Seksi Perencanaan

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012) Economic and Market Watch (February, 9 th, 2012) Ekonomi Global Rasio utang Eropa mengalami peningkatan. Rasio utang per PDB Eropa pada Q3 2011 mengalami peningkatan dari 83,2 persen pada Q3 2010 menjadi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

MARKET UPDATE UTANG JUNI 2011

MARKET UPDATE UTANG JUNI 2011 MARKET UPDATE UTANG JUNI 2011 Ringkasan: Tingkat Imbal Hasil SUN mengalami penguatan pada bulan Mei dibanding April dan terjadi Net Foreign Buying pada SUN sebesar Rp3,90 Trilliun selama bulan Mei. Tingkat

Lebih terperinci

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51 http://www.deden08m.wordpress.com OVERVIEW Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. 1/51 OBLIGASI PERUSAHAAN Obligasi perusahaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sebagaimana amanat dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar keuangan global yang sangat cepat dan semakin terintegrasi telah mengakibatkan pasar obligasi memainkan peranan penting sebagai alternatif sumber

Lebih terperinci

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/20/PBI/2014 TANGGAL 28 OKTOBER 2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya yang diterbitkan oleh Pemerintah atau lebih dikenal sebagai Surat

BAB I PENDAHULUAN. khususnya yang diterbitkan oleh Pemerintah atau lebih dikenal sebagai Surat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dekade terakhir, pasar obligasi di Indonesia berkembang cukup pesat ditandai dengan semakin beragamnya instrumen utang yang dapat memenuhi kebutuhan investor

Lebih terperinci

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI NOVEMBER 2015 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI APRIL 06 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit

Lebih terperinci

27 Januari 2011 TAHUN Bond Market Update

27 Januari 2011 TAHUN Bond Market Update 27 Januari 2011 TAHUN 2011 Bond Market Update a a Bond Market Update Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 10 Jan 25 Jan Perkembangan Pasar Obligasi Indeks Harga SUN 2006 25 Januari

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR PENGANTAR (LAKIP) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja DJPU tahun 2011 sebagai salah satu Unit Eselon I Kementerian Keuangan. LAKIP DJPU disusun

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2005

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2005 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2005 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN TAHUN 2005 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR GRAFIK... 4 I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengeluaran Pemerintah memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi dari penerimaan negara

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA

DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA Daftar Isi Table of Contents Bagian 1 Latar

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci