Pengelolaan Utang 2015
|
|
- Yuliana Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengelolaan Utang 2015 Disampaikan oleh Scenaider C. H. Siahaan (Direktur SPU-DJPU) dalam FGD Pendalaman Pasar Keuangan dengan BKF dan OJK Kamis, 22 Januari 2014
2 Pembiayaan Utang 2014 Rincian Jumlah (miliar rupiah) APBN 2014 APBN-P 2014 Realisasi per Desember % Realisasi thd APBN-P Pembiayaan Utang (neto) 185, , , % A. Pinjaman Luar Negeri (neto) (20,903.5) (13,437.7) (17,354.7) 129.1% 1. Penarikan (bruto) 39, , , % i. Pinjaman Program 3, , , % ii. Pinjaman Proyek 35, , , % 1). Pemerintah Pusat 34, , , % 2). Diteruspinjamkan (on-lending ) 1, , , % 2. Penerusan pinjaman (1,226.3) (3,407.4) (3,032.7) 89.0% 3. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman (58,810.0) (64,159.9) (62,423.4) 97.3% B. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) , % 1. Penarikan (bruto) 1, , % 2. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman (287.0) (245.4) (141.3) 57.6% C. Surat Berharga Negara (neto) 205, , , % 1. Penerbitan (bruto) *) 370, , , % 2. Jatuh Tempo dan Pembelian Kembali (165,292.7) (165,199.0) (163,151.0) 98.8% i. Jatuh Tempo *) (162,292.7) (162,199.0) (161,800.0) 99.8% ii. Pembelian Kembali (3,000.0) (3,000.0) (1,351.0) 45.0% *) angka penerbitan (bruto) dan jatuh tempo dapat berubah mengikuti operasi pengelolaan utang hingga target neto terpenuhi 2
3 Postur Pembiayaan Utang 2015 Jumlah (miliar rupiah) Rincian RAPBN-P APBN Selisih A. Pinjaman Luar Negeri (neto) (23,815.0) (18,619.1) 5, Penarikan (bruto) 47, , ,195.7 i. Pinjaman Program 7, , ii. Pinjaman Proyek 39, , , ). Pemerintah Pusat 35, , ,939.4 i). Kementerian/Lembaga 32, , ,875.9 ii). Diterushibahkan (on-granting ) 2, , ). Diteruspinjamkan (on-lending ) 4, , Penerusan pinjaman (4,319.4) (4,395.7) (76.3) 3. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman (66,532.8) (63,456.3) 3,076.5 B. Pinjaman Dalam Negeri (neto) 1, , Penarikan (bruto) 2, , Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman (378.8) (309.4) 69.4 C. Surat Berharga Negara (neto) * 277, , , Penerbitan (bruto) *) 430, , , Jatuh Tempo dan Pembelian Kembali *) (153,612.3) (154,112.3) (500.0) Pembiayaan Utang (neto) 254, , ,536.7 Pengadaan utang (bruto) 479, , ,967.0 Pembayaran/cicilan pokok utang (224,843.3) (222,273.7) 2,569.6 Asumsi kurs IDR/USD1 11, ,200.0 *) angka penerbitan (bruto) dan jatuh tempo dapat berubah mengikuti operasi pengelolaan utang hingga target neto terpenuhi Target pengadaan utang secara bruto sebesar Rp513,6 triliun terdiri dari: Penarikan pinjaman sebesar Rp51,2 triliun: Untuk pinjaman proyek Rp41,9 triliun terdiri dari: Rp36,9 triliun (pinjaman on-going) dan Rp5 triliun (pinjaman pipeline) Penerbitan SBN sebesar Rp462,4 triliun Komposisi pengadaan utang secara bruto terdiri dari: utang denominasi rupiah (SBN dan Pinjaman) sebesar + 70% (Rp362,2 triliun), dan utang denominasi valas (SBN dan Pinjaman) sebesar + 30% (Rp151,4 triliun) 3
4 Pembiayaan SBN (Bruto) 2015 Instrumen Dalam triliun Target Indikatif SBN Neto 277 Jatuh tempo SPN 3 bulan 15 Cash Buy Back 6 Penerbitan SBN Bruto Rincian Penerbitan Domestik 90% Ritel 9% Lelang 71% International Bond 20% Domestik: Lelang: SUN: 23 x SBSN: 22 x Non-Lelang: retail bonds: ORI + Sukuk Retail. SBN Valas di Pasar Internasional: Penerbitan SBN Valas (dalam USD, JPY dan EUR) merupakan opsi pelengkap untuk mengurangi dampak crowding out di pasar domestik dan untuk menyediakan benchmark bagi penerbitan obligasi korporasi Komposisi maksimum SBN Valas adalah 20-30% atas target penerbitan bruto SBN Target penerbitan SBN terhadap penerbitan bruto 2015: SUN: 81.7% SBSN: 18.3% Average Time to Maturity dari lelang SBN ditargetkan sebesar 8.7 tahun Strategi Front Loading: Target penerbitan bruto (domestik dan valas) pada semester pertama adalah 57%. Target penerbitan SBN Domestik pada semester pertama sebesar 54%. 4
5 Kebijakan Pembiayaan Utang
6 Pengelolaan Utang secara Umum Tujuan Langkah yang ditempuh 1. Memperoleh struktur portofolio utang yang optimal 2. Memenuhi target pembiayaan utang yang ditetapkan dalam APBN (besaran defisit dan kebutuhan pembiayaan utang ditentukan oleh kebijakan fiskal) Menetapkan komposisi utang baru Melakukan re-profiling utang (buyback, debt switch, dan hedging) Melakukan assessment daya serap pasar SBN dan pinjaman 3. Mengembangkan pasar SBN domestik Menambah likuiditas pasar SBN domestik Memperluas basis investor 6
7 Kebijakan Umum Pengelolaan Utang 1. Mengoptimalkan potensi pendanaan utang dari sumber dalam negeri dan memanfaatkan sumber utang dari luar negeri sebagai pelengkap dan untuk menghindari crowding out effect; 2. Penerbitan SBN Valas di pasar domestik secara tidak langsung dapat membantu pengembalian DHE (Dana Hasil Eksport) ke dalam negeri 3. Melakukan pengembangan instrumen dan perluasan basis investor utang agar diperoleh fleksibilitas dalam memilih sumber utang yang lebih sesuai kebutuhan dengan biaya yang minimal dan risiko terkendali; 4. Memanfaatkan fleksibilitas pembiayaan utang untuk menjamin terpenuhinya pembiayaan APBN dengan biaya dan risiko yang optimal; 5. Memaksimalkan pemanfaatan pinjaman untuk belanja modal terutama pembangunan infrastruktur; 6. Melakukan pengelolaan utang secara aktif dalam kerangka ALM Negara. 7. Mempercepat pengembangan pasar SBSN dan meningkatkan kemampuan pembiayaan utang melalui penerbitan SBSN dengan cara: 1. Melakukan lelang penerbitan SBSN secara konsisten untuk memastikan ketersediaan SBSN yang cukup di pasar domestik; 2. Melanjutkan kajian tentang pendirian dealer utama untuk peserta lelang SBSN secara bertahap; 3. Optimalisasi pembiayaan proyek melalui SBSN PBS 7
8 Framework Pengembangan Pasar SBN Domestik Deep & Liquid Market Sufficient Market Absorption & Efficient Price/Yield Demand Banks Foreigners Insurance Company Mutual Fund Central Bank Pension Funds Securities Company Retail Investor Deposit Insurance Corp. Domestic Potential Investors MARKET INFRASTRUCTURE Primary Market 1. Activities: Regular Issuance (Auction, Book building, Private Placement) 2. Infrastructure: Auction System for domestic and onshore USD issuance Settlement system for retail bonds Secondary Market 1. Activities: Buyback, Debt switch, Securities Lending 2. Infrastructure: Electronic Trading Platform (ETP): for retail and conventional bonds. System Development: Debt Switch Program (Many to Many), Staplebonds, and Hittable of PDs quotation System : Primary Dealers quotation, Exchange Trading Mechanism, OTC Trading system 3. Price Discovery Mechanism: Benchmark Yield Curve, IBPA, Reporting System 4. Repo & Derivative Instruments: GMRA & Government Bond Futures Supply Government Debt Securities SUKUK Regulation and Supervision 8
9 Roadmap Pengembangan Pasar 1. Meningkatkan partisipasi investor domestik dalam pasar SBN domestik 2. Memfokuskan pada penerbitan benchmark series dalam jumlah besar 3. Mendukung pengembangan pasar repo SBN: 4. Mendorong implementasi electronic trading platform (ETP) untuk transasksi SBN 5. Mengembangkan Institutional Savings Sector (ISS) yaitu Asuransi dan Dana Pensiun 6. Pengembangan pasar Government Bond Futures. 7. Investor relations yang lebih proaktif terhadap beberapa targeted investors. 8. Mengembangkan sistem Dealer Utama secara berkelanjutan. 9. Mengembangkan Bond Stabilization Fund (BSF) secara berkelanjutan.
10 Strategi Pengelolaan SBSN Kebijakan Strategi Lelang penerbitan SBSN lelang reguler & green shoe option retail sukuk global sukuk pengembangan pasar SBSN switching mengimplimentasikan Primary Dealers SBSN Pengembangan instrumen mempersiapkan instrumen saving sukuk rencana lelang SBSN 2015 sebanyak 22 kali dengan rata-rata 2 kali per bulan penerbitan Project Based Sukuk (seri baru maupun reopening) untuk tenor menengah dan pajang penerbitan SPN-S untuk keperluan cash management dan pembiayaan penerbitan melalui book building dan private placement untuk instrumen tertentu 10
11 Project Financing Sukuk Tujuan Pembiayaan Percepatan pembangungan infrastruktur Perbaikan fasilitas umum Penguatan industri dalam negeri Inisiatif strategis lainnya Kriteria Kegiatan Kegiatan yang dilakukan pemerintah pusat Persiapan konstruksi telah mencapai 100% Mendapat persetujuan DPR Merupakan bagian dari perencanaan pembangunan jangka menengah Sejalan dengan prinsip-prinsip syariah Mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Project Financing List Infrastruktur perkeretaapian dan stasiun kereta Jalan dan jembatan Infrastruktur pendidikan tinggi Islam Penginapan jamaah haji dan kantor-kantor kementerian agama Kegiatan yang telah disetujui Bappenas (Rp7.14 triliun) Kementerian Perhubungan Kementerian PU dan Perumahan Rakyat Kementerian Agama Rp2.92 triliun Rp3.54 triliun Rp0.68 triliun 11
12 Kepemilikan Asing dan BSF 12
13 Kepemilikan Asing % 38.4% 33.0% 32.5% 30.5% 30.8% 18.6% 16.4% 16.7% Des '07 Dec'08 Dec'09 Dec'10 Dec'11 Dec'12 Dec'13 31-Dec Jan-15 Nominal kepemilikan Total tradable % thd tradable 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Kepemilikan asing terus meningkat baik dari sisi nominal maupun persentase terhadap tradable SBN, hal ini perlu diwaspadai adanya potensi sudden reversal yang dapat mengancam pasar keuangan domestik Kepemilikan asing terhadap SBN tradable pada tanggal 19 Januari 2015 hingga 38% dari total tradable SBN atau sebesar Rp471,8 triliun. Bahkan kepemilikan SBN tradable non ritel hingga mencapai 40%. Untuk memitigasi sudden reversal salah satunya dengan BSF (Bond Stabilization Framework) 13
14 Bond Stabilization Framework (BSF) BSF merupakan langkah-langkah strategis yang akan ditempuh Pemerintah untuk mengantisipasi dampak sudden reversal dalam rangka stabilisasi pasar SBN Pembelian SBN oleh DJPU dari dana yang telah dianggarkan di APBN Program Jangka Pendek Pembelian SBN oleh BUMN terkait di pasar sekunder dalam masa pre crisis atau crisis Koordinasi dengan unit internal Kementerian Keuangan (Dit. PKN dan Pusat Investasi Pemerintah) untuk membeli SBN pada kondisi yang bearish Pembelian SBN dengan menggunakan dana SAL melalui DJPU Program Jangka Menengah a b c d e Pembelian SBN dengan menggunakan Bond Stabilization Fund (BSF)
15 Bond Stabilization Framework First line of defense APBN Penggunaan dana buyback DJPU DJPU membeli kembali SBN di pasar sekunder dengan dana yang telah dianggarakn di APBN Investment fund at PIP (min. level Aware) *) Pembelian kembali SBN di pasar sekunder dengan dana PIP. BUMN BUMN Terkait (min. level Aware) BUMN membeli SBN di pasar perdana dibawah koordinasi menteri BUMN. BPJS BPJS (min. level Aware) BPJS fmembeli SBn di pasar perdana. Second line of defense APBN Rekening KUN (min. level Alert) Penggunaan SAL (min. level Crisis) DJPU membeli kembali SBN di pasar sekunder rekening KUN. Penggunaan SAL diperlukan persetujuan DPR. BUMN BUMN terkait (min. level Alert) BUMN membeli SBN di pasar sekunder dibawah koordinasi Menteri BUMN. BPJS BPJS (min. level Alert) BPJS membeli SBN di pasar sekunder *) Ministry of Finance is preparing the operational regulation.
16 Target Portofolio Utang dalam Jangka Menengah 16
17 Komposisi utang baru dalam Jangka Menengah berdasarkan Mata Uang (%) berdasarkan Jenis Bunga (%) berdasarkan Tenor/Jatuh Tempo (%) Komposisi utang baru mengacu pada target risiko dan biaya utang yang paling optimal dan upaya pengembangan pasar SBN domestik 17
18 Target Indikator Portofolio Utang Rasio Utang Valas thd. Total Utang (%), range ± 2 Rasio Utang Jatuh Tempo dlm. 3 thn. thd. Total Utang (%), range ± 2 Rasio Utang Tingkat Bunga Tetap thd. Total Utang (%), range ± 2 Average Time to Maturity (ATM) (tahun), range ± 0.5 Besaran nilai range untuk mengakomodasi peningkatan risiko akibat: Peningkatan tingkat bunga sebesar 2 standar deviasi (1%-2%) dan depresiasi rupiah sebesar 20% dalam jangka menengah; Kebutuhan tambahan utang untuk membayar maksimum klaim terhadap tagihan penjaminan. 18
19 Target Indikator Portofolio Utang Rasio Utang thd. PDB (%) Perkembangan sensitivitas rasio utang terhadap PDB Perubahan Nilai Tukar 20% Perubahan Pembiayaan Utang Rp50 triliun Rasio Pembayaran Bunga Utang thd. PDB (%) Perubahan PDB 2% Rasio SBN Tradable thd. PDB (%) Rasio SBN tradable terhadap PDB digunakan sebagai indikator likuiditas pasar SBN domestik 19
20 Posisi Utang 20
21 Perkembangan Posisi Utang Pemerintah (31 Desember 2014) Jenis Utang Total Utang 1, , , , , ,604.9 Pinjaman Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Dalam Negeri SBN , , , , ,931.2 SBN Valas SBN Rupiah , , ,474.6 Komposisi Utang Pemerintah berdasarkan Mata Uang 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% *) 2014 bersifat sementara 2% 2% 1% 1% 1% 1% 2% 2% 2% 5% 4% 3% 3% 2% 3% 2% 3% 1% 17% 18% 17% 14% 12% 9% 21% 21% 22% 24% 29% 29% 53% 54% 55% 56% 53% 57% *) IDR USD JPY EUR SDR AUD Lainnya 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Komposisi Utang Pemerintah berdasarkan Instrumen 38.4% 36.7% 34.3% 31.1% 30.0% 0.1% 0.1% 0.1% 9.0% 9.6% 10.8% 13.4% 16.8% 25.8% 0.1% 17.5% 52.6% 53.7% 54.8% 55.4% 53.1% 56.6% SBN Domestik SBN Valas PDN PLN 21
22 Central Government Debt Ratios 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Debt to GDP Ratio 26.2% 24.4% 24.0% 26.2% 25.6% 25.2% * 2015** 10% 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3% 2% 1% 0% 8.9% 8.5% Interest Expenditure to Revenue and Expenditure Ratio 7.7% 7.2% 7.5% 6.7% 7.9% 6.8% 8.3% 7.2% 8.5% 7.5% * 2015** Interest to Revenue Interest to Expenditure Debt Service to GDP Ratio Interest Expenditure to Tax Revenue & Central Government Expenditure Ratio 4% 3% 2% 1% 0% 3.4% 3.1% 3.3% Notes: * Estimate; berdasarkan APBNP 2014 ** Estimate; berdasarkan APBN % 3.6% 3.4% * 2015** 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% 12.2% 12.7% 10.7% 10.6% 10.8% 9.9% 10.5% % 10.9% 10.6% 11.0% 10.9% * 2015** to Tax Revenue to Central Gov't Expenditure
23 Risk Indicators Interest Rate Risk Exchange Rate Risk Q Variable rate ratio [%] Refixing rate [%] Q FX Debt to GDP ratio (%) FX Debt to total debt ratio (%) Average Time To Maturity (ATM) - Years Debt Maturing in 1,3, and 5 years Q Average Time to Maturity (in percentage) Q Maturity debt portion < 1 year (%) Maturity debt portion < 3 year (%) Maturity debt portion < 5 year (%) Indikator Risiko yang semakin membaik ditengah pelemahan nilai tukar rupiah Terdapat perbaikan pada indikator interest rate risks dan indikator lain terlihat relatif stabil 23
24 Terima Kasih
PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Jakarta, 8 November 2017 DJPPR Kemenkeu @djpprkemenkeu
Lebih terperinciPENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN)
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN) Jakarta, 30 November 2017 DJPPR Kemenkeu
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF Pembiayaan APBNP 2017 masih didukung oleh peran utang Pemerintah Pusat. Penambahan utang neto selama bulan Agustus 2017 tercatat sejumlah Rp45,81 triliun, berasal dari penarikan pinjaman
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF Utang Pemerintah Pusat berperan dalam mendukung pembiayaan APBNP 2017. Penambahan utang neto selama bulan September 2017 tercatat sejumlah Rp40,66 triliun, berasal dari penerbitan Surat
Lebih terperinciDAFTAR ISI DISCLAIMER
DAFTAR ISI 1. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 2. Realisasi APBNP 2017 dan Defisit Pembiayaan APBN 3. Perkembangan Posisi Utang Pemerintah Pusat dan Grafik Posisi Utang Pemerintah Pusat 4. Perkembangan
Lebih terperinciLAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2008 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 /KMK.08/2013 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 /KMK.08/2013 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN 2013-2016 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN
Lebih terperinciLAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN UTANG INDONESIA
PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA Utang merupakan bagian dari kebijakan fiskal yang digunakan sebagai salah satu bentuk pembiayaan ketika APBN mengalami defisit dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo
Lebih terperinciSurat Berharga Syariah Negara
Lampiran 13 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2011 I. PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi amanat pasal 16 Undang-Undang
Lebih terperinciLAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010 I. PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi amanat pasal 16 Undang-Undang
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO REVISI STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG TAHUN 2016 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN
Lebih terperinciSUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN
SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN Salah satu upaya untuk mengatasi kemandegan perekonomian saat ini adalah stimulus fiskal yang dapat dilakukan diantaranya melalui defisit anggaran. SUN sebagai
Lebih terperinciLAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2007 I. Pendahuluan Laporan pertanggungjawaban pengelolaan Surat
Lebih terperinciPerkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara),
Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2008 up date 30 November 2008 Ringkasan Eksekutif Rasio Utang (Pinjaman Luar Negeri + Surat Utang Negara) terhadap PDB terus
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/KMK.08/2014 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/KMK.08/2014 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN 2014-2017 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengakomodasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengeluaran Pemerintah memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi dari penerimaan negara
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sebagaimana amanat dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2013
Lebih terperinciPemaparan Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2018
Pemaparan Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2018 Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia 18 Desember 2017 OUTLINE Kondisi pasar dan capaian transaksi
Lebih terperinciKementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara SUN Ritel Jakarta, 30 November 2017 Pembicara: SANDI ARIFIANTO Kepala Seksi Perencanaan
Lebih terperinciPress Release Monthly Bond Market Review September Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik
Spread Yield to maturity Press Release Monthly Bond Market Review September 2015 Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik Kondisi pasar obligasi Indonesia pada bulan September mengalami tekanan
Lebih terperinciPerkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara),
Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2008 up date 31 Juli 2008 Ringkasan Eksekutif Ratio Utang (Pinjaman Luar Negeri + Surat Utang Negara) terhadap PDB terus menurun
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciPerkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), up date 28 Februari 2009
Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2009 up date 28 Februari 2009 Gambaran Umum Stok Utang & Bunga Trend Defisit 3-28.1-10.272-1.9-3.1-26.5665-23.8524-19.1004-9.4482
Lebih terperinciPembiayaan Defisit pada APBN-P URAIAN Realisasi APBN-P Realisasi APBN SURPLUS/(DEFISIT) (4,1) (129,8) (87,2) (98,0)
Pembiayaan Defisit pada APBN-P 2010 Sebagai konsekuensi dari Penerimaan Negara yang lebih kecil daripada Belanja Negara maka postur APBN akan mengalami defisit. Defisit anggaran dalam batasan-batasan tertentu
Lebih terperinciMenuju Pengelolaan SUN yang Lebih Baik LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2006
Menuju Pengelolaan SUN yang Lebih Baik LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2006 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN TAHUN 2006 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciNo. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November SURAT EDARAN
1 No. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November 2015 2015 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Lelang Surat Berharga Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Berharga Negara Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS RESIKO FINANSIAL
BAB IV ANALISIS RESIKO FINANSIAL A. Gambaran Umum Tentang Obligasi Negara 1. Surat Utang Negara di Indonesia a). Jenis Surat Utang Negara (1) Obligasi Negara Berdenominasi Rupiah Obligasi Negara berdenominasi
Lebih terperinciNo. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA
No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta, dan Lembaga Perantara,
Lebih terperinciNo. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA
No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta, dan Lembaga Perantara
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko REVISI STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke
Lebih terperinciBIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI SAL DALAM RAPBN I. Data SAL
SAL DALAM RAPBN 12 I. Data SAL 4-12 Tabel 1. Saldo Anggaran Lebih (SAL) TA 4-12 (dalam miliar rupiah) 4 5 6 7 8 9 1 11 12 Saldo awal SAL 1) 24.588,48 21.574,38 17.66,13 18.83,3 13.37,51 94.616,14 66.523,92
Lebih terperinciMARKETING SAVINGS BOND RITEL SERI SBR002
MARKETING SAVINGS BOND RITEL SERI SBR002 2016 1. Prospek Perekonomian Indonesia & Strategi Pembiayaan APBN Melalui Utang 2. Savings Bond Ritel (SBR) sebagai Pilihan Investasi 3. Penerbitan SBR002 4. Perbandingan
Lebih terperinciNAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN
NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN Detik.com Hingga akhir Mei 2016, total utang pemerintah i pusat tercatat Rp3.323,36 triliun. Naik Rp44,08 triliun dibandingkan akhir April 2016,
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBIAYAAN UTANG PEMERINTAH DAN FUNGSI PEMBIAYAAN DALAM APBN
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UTANG PEMERINTAH DAN FUNGSI PEMBIAYAAN DALAM APBN Jakarta, 30 November 2017 APBN dan Nota Keuangan Sebagai Instrumen Fiskal Negara APBN merupakan KESEPAKATAN Pemerintah dan DPR Pemerintah
Lebih terperinciBAB I. Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Negara. Sesuai dengan Pasal 1 Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam periode 2004 2009, pembiayaan defisit APBN melalui utang menunjukkan adanya pergeseran dominasi dari pinjaman luar negeri menjadi Surat Utang Negara (SUN) atau
Lebih terperinciBAB 1. menjadi perdebatan dalam teori ekonomi makro. Setidaknya, ada dua pandangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik mengenai dampak defisit anggaran terhadap perekonomian telah sering menjadi perdebatan dalam teori ekonomi makro. Setidaknya, ada dua pandangan berbeda terhadap
Lebih terperinciKementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR
PENGANTAR (LAKIP) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja DJPU tahun 2011 sebagai salah satu Unit Eselon I Kementerian Keuangan. LAKIP DJPU disusun
Lebih terperinciLaporan Analisis Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 2013
Laporan Analisis Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 213 Direktorat Strategi Dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Tel 21 351714 Fax 21 351715 Gedung Frans Seda Jl. Wahidin Raya 1 (171)
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2010 KATA PENGANTAR Strategi merupakan aspek
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 108/PMK.08/2007 TENTANG SISTEM DEALER UTAMA MENTERI KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 108/PMK.08/2007 TENTANG SISTEM DEALER UTAMA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan Sistem Dealer Utama dan untuk lebih meningkatkan
Lebih terperinciPENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA
PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Auditorium Sabang Kantor Pusat DJBC, 2 November 2017 Subhan Noor Direktorat Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan OUTLINE 1 2 Mengenal
Lebih terperinciNo. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April 2013 SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN Perihal : Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan
Lebih terperinciLAPORAN ANALISIS PENGELOLAAN PORTOFOLIO DAN RISIKO UTANG PEMERINTAH TAHUN 2011
LAPORAN ANALISIS PENGELOLAAN PORTOFOLIO DAN RISIKO UTANG PEMERINTAH TAHUN 2 A. UMUM Pengelolaan portofolio dan risiko utang Pemerintah pada tahun 2 mendapat tantangan yang cukup berat akibat kondisi krisis
Lebih terperinciPROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA
PROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA Aula Ged B Lt.5, Sekretariat BPPK, 9 November 2017 Subhan Noor Direktorat Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko OUTLINE 1 2 Mengenal Instrumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya yang diterbitkan oleh Pemerintah atau lebih dikenal sebagai Surat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dekade terakhir, pasar obligasi di Indonesia berkembang cukup pesat ditandai dengan semakin beragamnya instrumen utang yang dapat memenuhi kebutuhan investor
Lebih terperinciLaporan Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 2012
Laporan Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 212 Mendukung pembiayaan APBN secara efisien dengan risiko yang terukur untuk mempertahankan kesinambungan fiskal Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Tel 21
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia telah ditunjuk oleh Pemerintah sebagai agen
Lebih terperinciPembiayaan Defisit Anggaran, Pengelolaan Utang dan Risiko Fiskal BAB VI PEMBIAYAAN ANGGARAN DAN RISIKO FISKAL
BAB VI PEMBIAYAAN ANGGARAN DAN RISIKO FISKAL 6.1 Pendahuluan Penetapan kebijakan APBN merupakan salah satu implementasi dari penyusunan kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro. Dalam periode 2005 2008,
Lebih terperinciBELI. Kang Iman cari. Perbankan Tresuri dan Internasional. Tinjauan Bisnis. 01 Ikhtisar Data Keuangan. 03 Profil Perusahaan. 05 Tata Kelola Perusahaan
01 Ikhtisar Data 02 Laporan 03 Profil Tinjauan Bisnis 04 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola 06 Tanggung Jawab Sosial Pendukung Bisnis Tinjauan Perbankan Tresuri dan Internasional Kang Iman cari
Lebih terperinciPERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa Orde Baru, pemerintah menerapkan kebijakan Anggaran Berimbang dalam penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang artinya
Lebih terperinciPELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2
PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 BAGI STAF BPKD PEMPROF DKI JAKARTA DI GEDUNG DIKLAT 23 27 MEI 2011 OBLIGASI PEMERINTAH RILYA ARYANCANA Topik KARAKTERISTIK OBLIGASI PEMERINTAH JENIS OBLIGASI
Lebih terperinciPENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia)
1. SBI 3 bulan PENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia) SBI 3 bulan digunakan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen untuk melakukan operasi
Lebih terperinciSURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Kepada SEMUA BANK UMUM
SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Jakarta, 16 November 2015 Kepada SEMUA BANK UMUM Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor
Lebih terperinciNAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Pasar Surat Utang Negara
- 181-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Pasar Surat Utang Negara 2. IKHTISAR JABATAN : Seksi Analisis Pasar Surat Utang Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemantauan, analisis kinerja,
Lebih terperinciNo. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA
No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Kriteria dan Persyaratan Surat, Peserta, dan Lembaga Perantara, dalam Operasi
Lebih terperinciSAVINGS BOND RITEL SERI SBR003
Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI SAVINGS BOND RITEL SERI SBR003 Bandung Balikpapan Palembang Yogyakarta Medan Pontianak Manado
Lebih terperinciLAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2005
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2005 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN TAHUN 2005 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR GRAFIK... 4 I. Pendahuluan...
Lebih terperinciNAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Perencanaan dan Strategi Utang
- 30-1. NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Perencanaan dan Strategi Utang 2. IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan penyiapan perumusan, evaluasi, analisis, dan rekomendasi strategi pengelolaan utang jangka
Lebih terperinciNo. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)
No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities) Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 tentang
Lebih terperinci10,3% Perbankan Tresuri dan Internasional. Tinjauan Bisnis. Rp 162,5 triliun
Ikhtisar Data Keuangan Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Keuangan Tinjauan Bisnis Perbankan Tresuri dan Internasional Perbankan
Lebih terperinciSAVINGS BOND RITEL SERI SBR003
Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI SAVINGS BOND RITEL SERI SBR003 Bandung Balikpapan Palembang Yogyakarta Medan Pontianak Manado
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 2.r. vii profil Suku Bunga Surat 25 Utang Negara. Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar BAB I 1.1 L2 1.
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar BAB I 1.1 L2 1.3 L.4 1.5 PENDAHULUAN Peran Pemerintah Dalam Perekonomian Perkembangan APBN dan Defisit 1990-2OO9 Perkembangan Surat Utang
Lebih terperinciNAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Keuangan dan Fiskal
- 169-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Analisis Keuangan dan Fiskal 2. IKHTISAR JABATAN : Seksi Analisis Keuangan dan Fiskal mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis dan kajian yang terkait dengan
Lebih terperinciNAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Berharga Syariah Negara
- 153-1. NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Berharga Syariah Negara 2. IKHTISAR JABATAN: Melaksanakan pemantauan dan analisis terhadap perkembangan pasar keuangan, analisis
Lebih terperinciDaftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa
Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang
Lebih terperinciNAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara
- 155-1. NAMA JABATAN : Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara 2. IKHTISAR JABATAN : Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Utang Negara mempunyai tugas melaksanakan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.36,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Berharga Syariah Negara. Penerbitan. Penjualan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.08/2012 TENTANG PENERBITAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 447/KMK.06/2005 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN MENTERI KEUANGAN,
KEPUTUSAN NOMOR 447/KMK.06/2005 TENTANG NEGARA TAHUN 2005-2009, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang dari pengelolaan utang negara, yaitu untuk meminimalkan biaya utang pada
Lebih terperinciNAMA JABATAN : Kepala Seksi Setelmen Transaksi Surat Utang Negara
- 237-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Setelmen Transaksi Surat Utang Negara 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan pengumpulan data dan informasi perkiraan pembayaran kewajiban; melakukan rekonsiliasi realisasi
Lebih terperinciPrediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%
1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 85-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Perencanaan dan Strategi Surat Berharga Negara 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan perumusan, evaluasi, analisis dan rekomendasi strategi pengelolaan Surat Berharga Negara
Lebih terperinciKETERANGAN PERS. Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KETERANGAN PERS Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Untuk Menjaga Stabilitas Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi Jakarta, 28 Mei 2018 Pemerintah, Bank
Lebih terperinciNo. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN
No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank
Lebih terperinciSummary Laporan Analisis Pengelolaan Portofolio Dan Risiko Utang Pemerintah Tahun 2010
Summary Laporan Analisis Pengelolaan Portofolio Dan Risiko Utang Pemerintah Tahun 2 Perkembangan perekonomian Indonesia semakin membaik dengan adanya akselerasi pertumbuhan pada Q4 sebesar 6,9% sehingga
Lebih terperinci27 Januari 2011 TAHUN Bond Market Update
27 Januari 2011 TAHUN 2011 Bond Market Update a a Bond Market Update Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 10 Jan 25 Jan Perkembangan Pasar Obligasi Indeks Harga SUN 2006 25 Januari
Lebih terperinciDaftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa
Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang
Lebih terperinciKREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE
KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE Bagaimana memutus rantai pelemahan kredit & PDB Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PROYEK MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PROYEK MELALUI PENERBITAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset yang dimilikinya. Investor dapat melakukan investasi pada beragam aset finansial, salah satunya
Lebih terperinciNAMA JABATAN : Kepala Seksi Portofolio dan Risiko Pembiayaan Syariah
- 190-1. NAMA JABATAN : Kepala Seksi Portofolio dan Risiko Pembiayaan Syariah 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan penyiapan bahan perumusan, evaluasi, dan analisis strategi pembiayaan tahunan melalui Pembiayaan
Lebih terperinciNo. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA
No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan Kelima atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 perihal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dalam ekonomi syariah merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan. Karena dengan berinvestasi, harta yang dimiliki menjadi lebih produktif
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan
Lebih terperinciNo. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)
No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities) Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 tanggal
Lebih terperinciNo. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara
No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN Perihal: Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia
Lebih terperinciSAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN
SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran
Lebih terperinciNo. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)
No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities) Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/12/PBI/2016
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Operasi Keuangan Pemerintah Pusat 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi
Lebih terperinciLAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2004
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2004 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN TAHUN 2004 2 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL...5 DAFTAR GRAFIK...6 I. PENDAHULUAN...7
Lebih terperinciDaftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa
Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.142, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN. Tahun anggaran 2014. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5547) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1229, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Utang Negara. Pasar Internasional. Penjualan. Pembelian Kembali. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137/PMK.08/2013
Lebih terperinciXXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti
PPA Univ. Trisakti XXI Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10 Tugas Mata Kuliah : Manajemen Keuangan dan Pasar Modal Dosen Pengajar : Ibu Susi Muchtar Mahasiswa
Lebih terperinciNo. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA
No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010
Lebih terperinciInisiatif Program Transformasi Kelembagaan Tema Perbendaharaan
I Sistem pencairan dan peneri-maan yang efisien, akurat dan berbiaya renda 1 2 Basis data penerimaan yang terintegrasi dengan saluran pengumpulan modern 3 Sistem pembayaran, pengumpulan yang terpusat,
Lebih terperinci