Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara"

Transkripsi

1 Januari 2017

2 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenisUtang (1) 5. Jenis-jenisUtang (2) 6. Landasan Hukum Pengelolaan Utang Bagian 2 APBN, Pembiayaan APBN dan Perkembangan Defisit 7. APBN Cashflow Pembiayaan Defisit dan Pembiayaan APBN Defisit Anggaran di Berbagai Negara Pagu dan Realisasi Belanja dan Pembiayaan Utang Tahun Realisasi Penerbitan SBN Ringkasan Hasil Penerbitan SBN Tahun Penarikan Pinjaman Berdasarkan Jenis Pembiayaan, Pinjaman Tunai APBN Pembiayaan Pinjaman Luar Negeri Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek 2016 Bagian 3 Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman) 18. Posisi Utang Pemerintah Pusat Posisi Utang Pemerintah Pusat (Grafik) 20. Profil Jatuh Tempo Utang Pemerintah Pusat per 30 Desember Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (1) 23. Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (2) 24. Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (Grafik) 25. Posisi Pinjaman Berdasarkan Sektor Ekonomi 26. Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Beberapa Mata Uang Utama 27. Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Mata Uang Lainnya

3 Daftar Isi 28. Posisi Utang Pemerintah Pusat Beberapa Mata Uang Utama (Grafik) 29. Posisi Pinjaman Berdasarkan Status & Jumlah Loan 30. Proporsi Penarikan Pinjaman Berdasarkan Jenis Pinjaman Bagian 4 Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai Rasio Utang dan Perbandingan Antar Negara, Pemanfaatan Pinjaman, Reprofiling Struktur Jatuh Tempo SUN) 31. Perkembangan Rasio Utang Indonesia terhadap PDB 32. Rasio Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara 33. Perubahan Rasio Utang terhadap PDB di Berbagai Negara Tahun Jatuh Tempo SBN Tradable 30 Desember Program Debt Switch dan Buyback SBN 36. Pengurangan Utang melalui Skema Debt Swap 37. Pemanfaatan Pinjaman 38. Rasio Kewajiban Pinjaman Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa 39. Utang per Kapita di Berbagai Negara Tahun Indikator Risiko Utang Bagian 5 Biaya-Biaya Berbagai Instrumen Utang (Realisasi Pembayaran Utang, Rasio Biaya Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri) 41. Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2015 dan Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2016 (Grafik) 43. Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Per Denominasi TA 2015 dan Rasio Pembayaran Bunga Utang 45. Realisasi Pembayaran Bunga Utang 46. Biaya Pinjaman dari Kreditur Multilateral 47. Biaya Pinjaman dari Kreditur Bilateral (Jepang) 48. Kurva Imbal Hasil SUN Rupiah 49. Kurva Imbal Hasil SUN Valas (dlm denominasi USD) Bagian 6 Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktivitas Perdagangan, Kepemilikan SBN oleh Investor) 50. Perdagangan Rata-Rata Harian SUN Rupiah di Pasar Sekunder 51. Perdagangan Rata-Rata Harian SBSN Rupiah di Pasar Sekunder

4 Daftar Isi 52. Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan (Grafik) 53. Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan 54. Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan (dalam %) 55. Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan oleh Non Residen (Asing) berdasarkan Tenor 56. Spread terhadap UST- Feb Spread terhadap UST- Nov Spread terhadap 7Y Euro Midswap 59. Spread terhadap 10Y Euro Midswap 60. Rangkuman Penerbitan SBN Valas Terkini (1) 61. Rangkuman Penerbitan SBN Valas Terkini (2) Bagian 7 Penjaminan Pemerintah 62. Kebijakan Pengelolaan Kewajiban Penjaminan 63. Definisi Kewajiban Penjaminan 64. Landasan Hukum Pemberian Penjaminan Pemerintah 65. Batas Maksimal Kewajiban Penjaminan & Jenis Potensi Default 66. Program Penjaminan Pemerintah 2008 s.d. saat ini 66. Posisi Alokasi Anggaran Kewajiban Penjaminan Dalam APBN 67. Posisi Pengelolaan Kewajiban Penjaminan 68. Komposisi Kewajiban Penjaminan Pemerintah 69. Maturity Profile Penjaminan Kredit yang Dijamin Pemerintah 70. Realisasi dan Proyeksi Outstanding Kredit yang Dijamin Pemerintah Bagian 8 Rating, Opini BPK, Kesimpulan 72. Rating Indonesia 73. Perkembangan Credit Rating Indonesia (1) 74. Perkembangan Credit Rating Indonesia (2) 75. Performa Sovereign Rating Indonesia (1) 76. Performa Sovereign Rating Indonesia (2) 77. Opini BPK tentang Laporan Keuangan 78. Kesimpulan Bagian 9 Ekstra Slide 79. Utang Luar Negeri Indonesia

5 Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum

6 Latar Belakang (1) Utang merupakan bagian dari Kebijakan Fiskal (APBN) yang menjadi bagian dari Kebijakan Pengelolaan Ekonomi secara keseluruhan. Tujuan Pengelolaan Ekonomi adalah: Menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk: Penciptaan kesempatan kerja; Penurunan angka kemiskinan; Penguatan pertumbuhan ekonomi. Menciptakan keamanan. Utang terutama merupakan konsekuensi dari postur APBN (yang mengalami defisit), dimana Pendapatan Negara lebih kecil daripada Belanja Negara. Pembiayaan defisit APBN merupakan keputusan politik antara Pemerintah dan DPR-RI antara lain untuk: Menjaga stimulus fiskal melalui misalnya pembangunan infrastruktur, pertanian dan energi,dan proyek padat karya; Meningkatkan kesejahteraan masyarakat misalnya PNPM, BOS, Jamkesmas, Raskin, PKH,Subsidi; Mendukung pemulihan dunia usaha termasuk misalnya insentif pajak; Mempertahankan anggaran pendidikan 20%; Meningkatkan anggaran Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista); Melanjutkan reformasi birokrasi.

7 Latar Belakang (2) Pembiayaan APBN melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan negara yang lazim dilakukan oleh suatu negara: Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN untuk menutup defisit APBN, dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt refinancing); Refinancing dilakukan dengan terms & conditions (biaya dan risiko) utang baru yang lebih baik. Kenaikan jumlah nominal utang Pemerintah berasal dari: Akumulasi utang di masa lalu (legacy debts) yang memerlukan refinancing yang cukup besar; Dampak krisis ekonomi tahun 1997/1998: Depresiasi Rupiah terhadap mata uang asing; BLBI dan Rekapitalisasi Perbankan; Sebagian setoran BPPN dari asset-recovery digunakan untuk APBN selain untuk melunasi utang/obligasi rekap. Pembiayaan defisit APBN

8 Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang Tujuan Memenuhi kebutuhan pembiayaan melalui utang dan membiayai kembali utang jatuh tempo dengan biaya yang optimal danrisiko yang terkendali; Mendukung pengembangan pasar SBN domestik untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan utang dalam jangka panjang; Meningkatkan akuntabilitas publik sebagai bagian dari pengelolaan utang Pemerintah yang transparan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Kebijakan Mengendalikan rasio utang terhadap PDB pada level yang aman; Meningkatkan optimalisasi biaya utang untuk mendukung kesinambungan fiskal; Mengoptimalkan bauran mata uang (currency mix) dalam penerbitan SBN dengan mengutamakan penerbitan dalam mata uang Rupiah, sedangkan penerbitan SBN valas dilakukan sebagai komplementer; Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan dan melakukan pendalaman pasar SBN domestik; Melakukan pengelolaan portofolio utang secara aktif antara lain melalui buyback dan debt switch untuk mengingkatkan likuiditas dan stabilitas pasar serta implementasi Asset Liability Management (ALM) dalam upaya untuk menjaga keseimbangan makro; Mengarahkan pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif antara lain melalui pengadaan pinjaman kegiatan dan penerbitan sukuk yang berbasis proyek dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan pendanaan pembangunan dalam jangka menengah; Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri untuk mendukung pembiayaan belanjamodal APBN dan pemanfaatan fasilitas pinjaman sebagai alternatif instrumen pembiayaan

9 Jenis-jenis Utang (1) Pinjaman terdiri dari pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri : Pinjaman Luar Negeri World Bank, Asian Development Bank, Islamic Development Bank dan kreditor bilateral (Jepang, Jerman, Perancis dll), serta Kredit Ekspor. Pinjaman Tunai: Untuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix di bidang kegiatan untuk mencapai SDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan, ketahanan pangan, kesejahteraan masyarakat), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate change dan infrastruktur. Pinjaman Kegiatan: Untuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor (perhubungan, energi, dll); proyekproyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM). Pinjaman Dalam Negeri Peraturan Pemerintah (PP) No.: 54 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah ; Berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN); Pemerintah Daerah,dan Perusahaan Daerah; Untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum; kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan.

10 Jenis-jenis Utang (2) Surat Berharga Negara (SBN) dalam Rupiah dan valuta asing, tradable & nontradable, fixed & variable : Surat Utang Negara (SUN) Surat Perbendaharaan Negara (SPN/T-Bills): SUN jangka pendek (s.d.12 bln); Obligasi Negara (> 1 thn) Coupon Bond Tradable: Obligasi Negara Ritel (ORI), FR/VR bond, SUN Valas Domestik, Global bond, Euro denominated Bonds, Samurai Bonds. Non tradable: Saving Bonds Ritel (SBR), SRBI untuk BLBI, dan Surat Utang/SU ke BI untuk penyehatan danrestrukturisasi perbankan Zero coupon Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/ Sukuk Negara dalam Rupiah dan valuta asing dengan berbagai struktur, misalnya Ijarah Sale and Leased Back, Ijarah Assets to be Leased, Ijarah Alkhadamat dan Wakalah. SBSN jangka pendek: Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S/Islamic T-Bills); SBSN jangka panjang : SBSN Ritel (Sukuk Ritel/SR); Ijarah Fixed Rate (IFR); Global Sukuk (SNI); Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI); Project Based Sukuk (PBS) terdiri dari Project Underlying Sukuk dan Project Financing Sukuk.

11 Landasan Hukum Pengelolaan Utang Ketentuan Perundang-undangan: Undang-Undang No 24/2002 tentang Surat Utang Negara; Undang-Undang No 17/2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-Undang No 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; Undang-Undang No 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara; Peraturan Pemerintah No. 23/2003 tentang Pengendalian Jumlah Kumulatif Defisit APBN dan APBD, serta Jumlah Kumulatif Pinjaman Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; Peraturan Pemerintah No 54/2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah Peraturan Pemerintah No 10/2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah; Mengatur a.l, prinsip-prinsip good governance: Pengadaan/penerbitan utang melalui mekanisme APBN/mendapatkan persetujuan DPR; Koordinasi Pemerintah (, Kementerian PPN/Bappenas), dan BI dalam perencanaan dan pengelolaan utang; Pengawasan perdagangan SBN di pasar sekunder oleh otoritas pasar modal; Pertanggungjawaban pengelolaan utang dan publikasi data & informasi utang.

12 Bagian 2 APBN, Pembiayaan APBN dan Perkembangan Defisit

13 APBN [ Triliun Rupiah ] LKPP / Audited Realisasi APBN *) 2017 A. Pendapatan Negara dan Hibah 1, , , , , ,750.3 I. Penerimaan Dalam Negeri 1, , , , , , Penerimaan Perpajakan , , , , , Penerimaan Bukan Pajak / II. Hibah B. Belanja Negara 1, , , , , ,080.5 I. Belanja Pemerintah Pusat 1, , , , , ,315.5 a. Bunga Utang Dalam Negeri Luar negeri b. Subsidi II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa / III. Suspend (0.1) C. / Keseimbangan Primer (52.8) (98.6) (93.3) (142.5) (124.9) (109.0) D. Surplus / (Defisit) Anggaran (A-B) (153.3) (211.7) (226.7) (298.5) (307.7) (330.2) / Rasio Defisit APBN thd PDB (%) (1.86) (2.33) (2.25) (2.59) (2.46) (2.41) E. Pembiayaan I. Pembiayaan Utang II. Pembiayaan Non Utang (4.3) (55.2) (68.1) (54.5) Kelebihan (Kekurangan) Pembiayaan Sumber: *) Angka Sementara - LKPP (DJPBN-Kemenkeu) - APBN / APBN-P (DJA-Kemenkeu)

14 Cashflow Pembiayaan LKPP APBN-P APBN Kebutuhan Pembiayaan (357,337) (393,596) (475,561) (606,896) (713,758) (647,828) Defisit (153,301) (211,673) (226,692) (298,495) (296,724) (330,168) Pembayaran Utang (174,421) (160,421) (237,030) (226,261) (316,509) (263,138) Jatuh Tempo dan Buyback Surat Berharga Negara (123,193) (103,075) (174,468) (160,125) (246,536) (197,042) Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Luar Negeri (51,115) (57,204) (62,421) (65,995) (69,652) (65,082) Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri (113) (141) (141) (141) (321) (1,013) Pembiayaan Non Utang (29,616) (21,502) (11,839) (82,140) (100,525) (54,523) Sumber Pembiayaan 379, , , , , ,828 Utang 315, , , , , ,828 Penerbitan SBN, Bruto 282, , , , , ,035 Penerbitan SBN Domestik 227, , , , , ,335 Penerbitan SBN Valas 55,724 58,735 86, , , ,700 Penarikan Pinjaman Luar Negeri 31,403 55,280 52,575 83,821 72,959 48,293 Pinjaman Program 15,003 18,426 17,777 55,085 35,775 13,300 Pinjaman Proyek Pemerintah Pusat 12,647 32,973 32,292 26,160 37,184 34,993 Pinjaman Proyek untuk Penerusan Pinjaman 3,753 3,881 2,506 2,576 5,834 6,410 Penarikan Pinjaman Dalam Negeri , ,710 2,500 Non Utang 63,981 35,674 4,999 24,331 25,686 - Kelebihan / (Kekurangan) Pembiayaan 21,858 25,722 22,201 24, Net Cash Flow Pembiayaan 175, , , , , ,168 / Utang Neto 140, , , , , ,690 Surat Berharga Negara 159, , , , , ,993 Pinjaman Luar Negeri (19,711) (1,925) (9,847) 17,827 3,307 (16,789) Pinjaman Dalam Negeri ,389 1,487 Non Utang Neto 34,366 14,172 (6,840) (57,808) (74,839) (54,523) Sumber: *) LKPP (DJPBN-Kemenkeu), APBN-P (DJA-Kemenkeu) **) Untuk tahun terdapat reklasifikasi pengelompokkan Penerusan Pinjaman dari Pembiayaan Utang menjadi Pembiayaan Non Utang

15 Defisit dan Pembiayaan APBN [ Triliun Rupiah ] (20) (40) (60) (80) (100) (120) (140) (160) (180) (200) (220) (240) (260) (280) (300) (320) (340) (360) (380) 160 (19) Sejak tahun 2005 SBN menjadi instrumen utama pembiayaan APBN Kenaikan SBN periode , antara lain untuk refinancing utang lama yang jatuh tempo, dan refinancing dilakukan dengan utang baru yang mempunyai terms & conditions yang lebih baik. 34 (1.9) (153) (1) (212) (9) (7) (227) (298) (297) (330) (2.3) (2.3) * 2017** 19 (58) (2.6) 7 (75) (2.2) [ % thd. PDB ] (55) (2.4) (1) (2) (3) (4) SBN (neto) Pinjaman DN & LN (neto) Non-Utang (neto) Surplus (Defisit) APBN Rasio Defisit APBN thd. PDB (RHS) Sumber: *) LKPP (DJPBN-Kemenkeu), APBN-P (DJA-Kemenkeu) **) Untuk tahun terdapat reklasifikasi pengelompokkan Penerusan Pinjaman dari Pembiayaan Utang menjadi Pembiayaan Non Utang

16 Defisit Anggaran di berbagai Negara Indonesia Malaysia Philippines Thailand Vietnam India Argentina Brazil Indonesia Mexico Russia South Africa Turkey Sumber : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, Oktober 2016 & Ministry of Finance Keterangan : - Nominal dalam % terhadap PDB - Khusus untuk Indonesia, Tahun menggunakan data LKPP dan 2016 menggunakan APBN-P Defisit anggaran Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan defisit di negara lain. UU No 17/2003 ttg Keuangan Negara membatasi defisit nasional 3% dari PDB, dengan demikian tambahan utang untuk pembiayaan defisit juga dibatasi.

17 Pagu dan Realisasi Belanja dan Pembiayaan Utang Tahun 2016 No. Uraian Catatan: *) Termasuk realisasi Commitment Fee sebesar Rp 166,94 Miliar APBN-P Realisasi s.d. tgl 30 Desember 2016 Nominal % (miliar Rp) Sisa dari Pagu Nominal % (1) (2) (3) (4) (5) = (4) : (3) (6) = (3) - (4) (7) = (6) : (3) A. Belanja Utang , ,3 95, ,01 4,4 1 Bunga Utang Dalam Negeri , ,4 96, ,90 3,6 2 Bunga Utang Luar Negeri *) , ,9 87, ,11 12,7 B. Pembiayaan , ,9 107,8 (28.490,93) (7,8) I Pembiayaan Dalam Negeri , ,9 110,5 (38.646,02) (10,5) A. Pinjaman Dalam Negeri (Netto) 3.389,0 973,9 28, ,11 71,3 1. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri 3.710, ,1 33, ,93 66,1 2. Cicilan Pokok PDN (321,0) (283,2) 88,2 (37,83) 11,8 B. Surat Berharga Negara (Netto) , ,0 111,3 (41.061,13) (11,3) II Pembiayaan Luar Negeri (Netto) (2.526,9) (12.682,0) 501, ,09 (401,9) 1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) , ,6 83, ,56 16,8 a. Pinjaman Program , ,9 98,7 450,05 1,3 b. Pinjaman Proyek , ,6 68, ,51 31,7 1. Pinjaman Proyek Pusat , ,4 66, ,11 33,9 2. SLA / Penerusan Pinjaman 5.833, ,3 80, ,39 19,6 2. Penerusan Pinjaman (SLA) (5.833,7) (4.688,3) 80,4 (1.145,39) 19,6 3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri (69.652,4) (68.724,3) 98,7 (928,08) 1,3

18 Realisasi Penerbitan SBN 2016 Uraian Target APBN-P Tahun 2016 Target APBN-P (Defisit 2,7%) (dalam juta Rupiah) Nominal Realisasi (30 Desember 2016) % Realisasi (target APBN-P) (Def 2,7%) SBN Netto* 364,866, ,885, ,881, % SBN Jatuh Tempo ,535, ,972, ,972, % - Rencana Buyback 3,000, , , % Kebutuhan Penerbitan 2016 (Gross)** 611,402, ,858, ,853, % SUN 471,955,157 SUN Domestik 362,916,437 - ON 251,370,000 - SPN 56,040,000 - Private Placement 31,895,977 - SUN RITEL 23,610,460 SUN Valas 109,038,720 - SUN Valas USD 48,643,000 - Sun Valas Domestik 2,659,200 - SUN Valas Yen - SUN Valas EUR SBSN SBSN Domestik SBSN Valas 12,760,910 44,975, ,898, ,491,152 33,407,500 *) SBN Netto tidak termasuk utang bunga **) Kebutuhan penerbitan menyesuaikan realisasi cash management dan debt switch - Realisasi penerbitan SBN termasuk penerbitan SUN sebagai hasil konversi penyaluran DBH dan/atau DAU dalam bentuk non-tunai sebesar RpRp572,58 miliar - Nominal dalam juta Rupiah

19 Ringkasan Hasil Penerbitan SBN Tahun 2016 Tanggal Lelang/ Pricing Date Tanggal Metode Setelmen/Settl Penerbitan/ ement Date Issuance Method Seri/Series Jatuh Tempo/Maturity Date Kupon/Imbala n - Coupon G r a n d T o t a l s.d. 30 November 2016 Low est Incoming Yield/Price Highest Incoming Yield/Price WAY Awarded Highest Aw arded Yield/Price Total Penaw aran/ Incoming Bid Total Penaw aran Diterima/ Aw arded Bid 1,218,481, ,653,809 6-Dec-16 8-Dec-16 Lelang SPN Mar-17 Diskonto % % % % 4,466,000 2,000, SPN Dec-17 Diskonto % % % % 3,861, , FR May % % % % % 8,545,400 1,800, FR May % % % % % 10,667,400 1,600, FR May % % % - - 1,747, T o t a l G r a n d T o t a l s.d. 31 Desember 2016 Nominal Dalam Juta Rupiah 29,287,600 6,200,000 1,247,769, ,853,809 Bid to cover ratio Informasi lebih lanjut dapat melalui website:

20 Penarikan Pinjaman Berdasarkan Jenis Pembiayaan, LKBA [triliun rupiah] Sumber/Catatan: -) LKBA (DJPPR) -) APBNP (DJA-Kemenkeu) JENIS PEMBIAYAAN TOTAL APBN-P Nominal % % equivalent dlm miliar USD Pinjaman Program % equivalent dlm miliar USD a. World Bank % b. A D B % c. JAPAN % d. FRANCE % e. I D B % f. GERMANY % 2. Pinjaman Proyek % equivalent dlm miliar USD Pinjaman Dalam Negeri % equivalent dlm miliar USD Realisasi Per Desember

21 Pinjaman Tunai APBN 2016 (Juta USD) Lender/Program Nominal Loan Realisasi I World Bank 1, , a Local Government and Decentralization Project (LGDP) I-II b Sustainable and Inclusive Energy Program (SIEP) (Carry over dari 2015) c First Indonesia Fiscal Reform-DPL II ADB 1, , a Stepping Up Investment for Growth Acceleration Program (SIGAP) b Fiscal and Public Expenditure Management Program III AFD a Fiscal Reform - Development Policy Loan IV KFW a Stepping Up Investment for Growth Acceleration Sub- Program b Fiscal and Public Expenditure Management Program Total 2, , Data Per 30 Desember 2016

22 [ in trillion IDR ] Pembiayaan Pinjaman Luar Negeri * 2016* External Loan Disbursement, gross External Loan Principal Repayment External Loan Financing (nett) Keterangan: - Angka LKPP- sumber DJPBN *) APBNP/APBN sumber DJA [ in trillion IDR ] * 2016* External Loan Disbursement, gross External Loan Principal Repayment (47.32) (51.12) (57.20) (62.42) (64.18) (68.78) External Loan Financing (nett) (17.80) (23.46) (5.81) (12.35) (20.01) 0.40

23 Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek 2016 NEGARA APBN Realisasi per 30 Desember 2016 Juta USD Miliar IDR Juta USD Miliar IDR % thd TOTAL APBN A. Organisasi Internasional 844, ,39 774, ,50 40,5% WORLD BANK (IBRD & IDA) 499, ,66 544, ,88 18,9% A D B 141, ,50 104, ,71 3,6% I D B 185, ,51 105, ,93 3,6% I F A D 17,97 249,72 19,92 263,99 0,7% B. Creditor Country 1.907, , , ,11 39,5% JAPAN 594, ,84 212, ,95 7,3% CHINA 296, ,80 181, ,21 6,3% FRANCE 162, ,74 282, ,69 9,9% KOREA 189, ,08 190, ,87 6,6% GERMANY 10,59 147,25 6,29 83,81 0,2% SPAIN 12,48 173,45 1,05 13,97 0,0% NEGARA LAINNYA 642, ,34 263, ,61 9,1% TOTAL 2.752, , , ,61 66,4%

24 Bagian 3 Portofolio Utang (Outstanding Utang, Profil Jatuh Tempo Utang, Perkembangan SBN dan Pinjaman)

25 Posisi Utang Pemerintah Pusat, # ) Nov 2016 Desember 2016 ###) Angka dalam Triliun Rupiah Nominal % Total Utang Pemerintah Pusat 1, , , , , , , % a. Pinjaman % 1). Pinjaman Luar Negeri % Bilateral *) % Multilateral **) % Komersial ***) % Suppliers ***) % 2). Pinjaman Dalam Negeri % b. Surat Berharga Negara 1, , , , , , , % Denominasi Valas ## ) % Denominasi Rupiah , , , , , , % Angka dalam Miliar US Dolar Total Utang Pemerintah Pusat % a. Pinjaman % 1). Pinjaman Luar Negeri % Bilateral *) % Multilateral **) % Komersial ***) % Suppliers ***) % 2). Pinjaman Dalam Negeri % b. Surat Berharga Negara % Denominasi Valas ## ) % Denominasi Rupiah % Nilai Tukar Rupiah (IDR thd US$1) 9,068 9,670 12,189 12,440 13,795 13,563 13,436 Catatan : * Termasuk semi commercial ** Beberapa termasuk semi concessional *** Seluruhnya termasuk commercial # ) Revisi Angka LKPP/Audited ## ) Termasuk SUN Valas Domestik ### ) Tidak Termasuk Accrued Interest sebesar Rp 52.1 triliun dan tidak termasuk Pre-Funding

26 Posisi Utang Pemerintah Pusat, (Grafik) [ Triliun Rupiah ] *) 2016**) SBN Pinjaman Tahun [ triliun Rupiah dan % ] Pinjaman % % % % % % SBN % % % % % % Total Utang Pemerintah Pusat *) 2016**) % % % % % % Catatan: *) Revisi Angka LKPP/Audited **) Angka sementara

27 Profil Jatuh Tempo Utang Pemerintah Pusat per 30 Desember [triliun Rupiah] Pinjaman SBN Tahun Pinjaman 28% 26% 25% 35% 24% 29% 25% 16% 23% 15% 28% 24% 17% SBN 72% 74% 75% 65% 76% 71% 75% 84% 77% 85% 72% 76% 83% Tahun Pinjaman 40% 13% 25% 23% 10% 21% 6% 7% 3% 17% 8% 3% SBN 60% 87% 75% 77% 90% 79% 94% 93% 97% 83% 92% 97%

28 Posisi Surat Berharga Negara SURAT BERHARGA NEGARA Des-11 Dec'12 Dec'13 Des'14 Des'15 30-Nov-16 Dec-2016 * A. Dapat Diperdagangkan 919,236 1,085,173 1,394,652 1,666,576 2,120,762 2,501,475 2,495, Denominasi Rupiah 723, , ,252 1,209,960 1,461,846 1,772,564 1,775,864 a. Surat Utang Negara (SUN) 684, , ,078 1,099,257 1,302,610 1,524,270 1,527,570 1) Surat Perbendaharan Negara 29,900 22,820 34,050 39,950 42,950 41,140 41,040 2) Obligasi Negara Tanpa Kupon 2,512 1, ) Obligasi Negara Fixed Rate +) 517, , , ,963 1,162,916 1,404,056 1,407,456 4) Obligasi Negara Variable Rate 135, , , ,344 96,743 79,075 79,075 b. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 38,988 63,035 87, , , , ,294 1) Surat Berharga Syariah Negara Fixed Rate ++) 37,668 62,840 78,541 99, , , ,594 2) Surat Perbendaharaan Negara-Syariah 1, ,633 10,735 9,015 7,700 7, Denominasi Valuta Asing 195, , , , , , ,803 a. SUN Valas (dalam juta US$) ***) 18,700 22,950 27,140 29,190 36,190 35,490 35,490 b. SBSN Valas (dalam juta US$) 1,650 2,650 4,150 5,000 7,000 9,500 9,500 c. SUN Valas (dalam juta JPY) 95, , , , , , ,000 d. SUN Valas (dalam juta EUR) ,000 2,250 5,250 5,250 B. Tidak Dapat Diperdagangkan 268, , , , , , ,163 a. Surat Utang kepada Bank Indonesia 244, , , , , , ,547 b. Surat Perbendaharaan Negara/ Private Placement , c. Surat Berharga Syariah Negara/ SDHI 23,783 35,783 31,533 33,197 36,697 36,697 36,697 d. SPNS/ Private Placement - 5, e. SBR002 2,391 2,391 3,919 3,919 TOTAL SURAT BERHARGA NEGARA (A +B) 1,187,655 1,361,101 1,661,055 1,931,218 2,410,011 2,740,985 2,733,829 Catatan: - Nominal dalam miliar Rupiah, kecuali dinyatakan lain - +) Termasuk ORI - ++) Termasuk Sukuk Ritel - +++) Termasuk SUN Valas domestik - Asumsi Kurs (IDR/US$1) 9,068 9,670 12,189 12, , , , Asumsi Kurs (IDR/JPY1) Asumsi Kurs (IDR/EUR1) 15, , , , (*) Tidak termasuk Prefunding

29 Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (1) *) NEGARA Catatan: *) Angka sementara. **) Termasuk SUN Valas Domestik Nominal [ triliun IDR ] Per Desember 2016 *) % Total A. PINJAMAN 621,29 616,70 714,44 677,56 755,12 733,13 21,1% - Pinjaman Luar Negeri 620,28 614,90 712,17 674,33 751,04 728,08 21,0% 1. BILATERAL 381,66 359,80 383,53 334,62 340,63 313,42 9,0% a. Japan 280,45 256,10 254,71 212,78 215,28 195,95 5,7% b. France 20,90 21,30 25,94 24,63 26,22 0,03 0,0% c. Germany 20,29 20,00 23,71 21,34 22,29 24,72 0,7% d. South Korea 6,99 6,59 12,21 15,16 19,76 19,73 0,6% e. Tiongkok/China 8,02 7,56 10,77 11,60 13,01 13,56 0,4% f. United States 14,69 13,85 15,14 13,04 11,83 2,05 0,1% g. Australia 8,52 8,03 9,19 8,31 8,06 7,10 0,2% h. Spain 4,06 3,83 4,55 4,20 4,04 3,47 0,1% i. Russia 1,44 1,36 3,20 3,55 3,78 3,46 0,1% j. United Kingdom 6,13 5,78 6,31 4,89 3,61 2,05 0,1% k. Others 10,17 15,40 17,80 15,12 12,75 41,31 1,2% 2. MULTILATERAL 212,96 230,23 288,29 292,33 360,04 369,47 10,7% a. Bank Dunia 108,73 122,53 163,77 175,03 221,78 232,26 6,7% b. ADB 97,92 100,37 114,58 107,35 126,95 125,10 3,6% c. IDB 4,23 5,09 7,22 7,35 8,62 9,42 0,3% d. IFAD 1,17 1,26 1,80 1,85 2,08 2,23 0,1% e. EIB 0,53 0,57 0,60 0,48 0,38 0,30 0,0% f. NIB 0,39 0,31 0,34 0,27 0,23 0,16 0,0%

30 Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (2) *) NEGARA Catatan: *) Angka sementara. **) Termasuk SUN Valas Domestik Nominal [ triliun IDR ] Per Desember 2016 *) % Total 3. KOMERSIAL BANK 25,15 24,46 40,00 47,15 50,20 45,08 1,3% a. United States 1,42 1,38 4,78 6,81 9,41 10,08 0,3% b. Singapore 2,23 2,17 2,39 7,41 8,70 7,71 0,2% c. France 2,88 2,80 5,54 7,41 7,48 8,37 0,2% d. Netherlands 6,85 6,66 8,42 8,08 7,60 5,58 0,2% e. Austria 8,01 7,79 9,12 6,98 5,84 4,58 0,1% f. Russia 0,00 0,00 4,81 4,99 5,57 4,07 0,1% g. United Kingdom 1,22 1,18 1,24 0,87 1,05 1,32 0,0% h. Japan 0,10 0,10 0,33 0,66 0,96 0,58 0,0% i. Taiwan 0,07 0,07 0,20 0,56 0,70 0,65 0,0% j. Germany 0,11 0,11 0,49 0,68 0,66 0,56 0,0% k. Others 2,26 2,19 2,69 2,70 2,24 1,60 0,0% 4. SUPPLIERS 0,50 0,41 0,35 0,24 0,17 0,10 0,0% - Pinjaman Dalam Negeri 1,01 1,80 2,27 3,22 4,08 5,05 0,1% B. SURAT UTANG NEGARA 1.187, , , , , ,83 78,9% Denominasi Valas **) 195,63 264,91 399,40 456,62 658,92 719,80 20,8% Denominasi Rupiah 992, , , , , ,03 58,1% TOTAL UTANG 1.808, , , , , ,96 100,0%

31 Posisi Pinjaman Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur (Grafik) 100% 90% 16% 80% 70% 18% 16% 16% 16% 17% 17% 60% 50% 20% 23% 26% 29% 32% 40% 30% 20% 10% 45% 42% 36% 31% 29% 27% 0% Dec-16 Jepang Perancis Jerman Bilateral lainnya Bank Dunia ADB IDB Multilateral lainnya KOMERSIAL SUPPLIERS Pinjaman Dalam Negeri Pinjaman Luar Negeri dari multilateral (WB, ADB) dan bilateral (Jepang) merupakan alternatif sumber pembiayaan yang relatif murah dan jangka panjang

32 Posisi Pinjaman Berdasarkan Sektor Ekonomi [ miliar IDR ] *) Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 19,593 17,369 19,124 17,352 17,973 16,232 Pertambangan & Penggalian 7,479 7,052 7,138 6,081 6,165 5,861 Industri Pengolahan 18,483 14,916 14,027 11,004 10,211 8,485 Listrik, Gas & Air Bersih 53,145 49,532 51,488 44,840 46,490 46,300 Bangunan 114, , , , , ,247 Perdagangan, Hotel & Restoran 6,290 5,276 4,801 3,671 3,155 2,383 Pengangkutan & Komunikasi 20,001 20,176 20,764 17,735 18,794 17,265 Keuangan, Persewaan & Jasa Keuangan 88,092 98, , , , ,880 Jasa-jasa 163, , , , , ,404 Sektor Lain 130, , , , ,022 83,074 TOTAL 621, , , , , ,131 Sumber: RI & Bank Indonesia Catatan: *) Data per tanggal 30 Desember Pengelompokan Sektor Ekonomi didasarkan pada standar yg digunakan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik - Angka Sektor Keuangan didominasi oleh Pinjaman Program

33 Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Beberapa Mata Uang Utama *** dalam mata uang asli IDR*) , , , , , USD**) JPY**) 2, , , , , , EUR**) SDR**) AUD**) Mata Uang Lainnya equivalent dlm triliun Rupiah Berbagai Mata Uang IDR , , , , , USD , , JPY EUR SDR AUD Mata Uang Lainnya Total 1, , , , , , Kurs Tengah IDR thd USD 9, , , , , , Kurs Tengah IDR thd JPY Kurs Tengah IDR thd EUR 11, , , , , , Catatan: *) Nominal IDR dalam Triliun Rupiah, **) Nominal dalam Miliar, ***) Per 30 Desember 2016

34 Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Mata Uang Lainnya ** dalam mata uang asli ACU*) ADB*) CAD*) CHF*) CNY*) DKK*) GBP*) KRW*) KWD*) SAR*) WBD*) equivalent dlm triliun Rupiah ACU ADB CAD CHF CNY DKK GBP KRW KWD SAR WBD TOTAL Catatan: *) Nominal dalam Miliar, **) Per 30 Desember 2016

35 Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Beberapa Mata Uang Utama (Grafik) 100% 90% 80% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 2% 2% 2% 1% 1% 1% 3% 3% 3% 3% 3% 4% 9% 8% 7% 17% 14% 12% 70% 60% 22% 24% 29% 29% 32% 30% 50% 40% 30% 55% 56% 53% 57% 55% 58% 20% 10% 0% *) IDR USD JPY EUR SDR AUD Lainnya Catatan: *) Data per tanggal 30 Desember 2016

36 Posisi Pinjaman Berdasarkan Status dan Jumlah Loan NEGARA Catatan: *) Data per tanggal 30 Desember 2016 Jml Loan ACTIVE FULLY DISBURSED TOTAL Outstanding (dlm Milyar IDR) Jml Loan Outstanding (dlm Milyar IDR) Jml Loan Outstanding (dlm Milyar IDR) PINJAMAN LUAR NEGERI ,3% 1. NEGARA ,9% a. Jepang ,8% b. Perancis ,5% c. Jerman ,4% d. Amerika Serikat ,6% e. Belanda ,1% f. Negara lainnya ,5% 2. ORGANISASI INTERNASIONAL ,4% a. Bank Dunia ,7% b. ADB ,1% c. IDB ,3% d. IFAD ,3% e. EIB ,0% f. NIB ,0% PINJAMAN DALAM NEGERI ,7% TOTAL ,0% %

37 15.27 Proporsi Penarikan Pinjaman Berdasarkan Jenis Pinjaman [ Triliun Rupiah ] [ % ] * 2016* Keterangan: - Angka LKPP- sumber DJPBN *) APBNP/APBN sumber DJA PINJAMAN PROGRAM PINJAMAN PROYEK PINJAMAN DLM NEGERI % PINJ. PROGRAM (RHS) % PINJ. PROYEK (RHS) % PINJ. DLM. NEGERI (RHS) [Triliun Rupiah] JENIS PINJAMAN 2011 % 2012 % 2013 % 2014 % 2015* % 2016* % PINJAMAN PROGRAM % % % % % % PINJAMAN PROYEK % % % % % % PINJAMAN DALAM NEGERI % % % % % % TOTAL % 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%

38 Bagian 4 Kinerja Pengelolaan Portofolio Utang (Berbagai Rasio Utang dan Perbandingan Antar Negara, Pemanfaatan Pinjaman, Reprofiling Struktur Jatuh Tempo SUN)

39 Perkembangan Rasio Utang Indonesia terhadap PDB [ Triliun Rupiah] 12, % 10,000 90% 80% 8,000 70% 60% 6,000 50% 4,000 2, % 23.0% 24.9% 24.7% 27.4% 27.5% 40% 30% 20% 10% *) 0% Pinjaman SBN PDB Rasio Total Utang thd. PDB (RHS) Pinjaman SBN Total Utang PDB [ Triliun Rupiah ] *) ,188 1,361 1,661 1,931 2,410 2,734 1,809 1,978 2,371 2,609 3,165 3,467 7,832 8,616 9,525 10,543 11,541 12,627 Catatan : *) Proyeksi posisi akhir tahun dengan menggunakan asumsi PDB APBN-P 2016

40 Rasio Utang terhadap PDB Indonesia dan berbagai Negara Keterangan: - Nominal dalam % terhadap PDB Sumber : IMF, World Economic Outlook Database, Oktober 2016 &, diolah Tambahan utang di negara maju lebih besar dibandingkan di negara berkembang

41 Perubahan Rasio Utang terhadap PDB di Berbagai Negara Tahun Debt to GDP ratio Indonesia relatif rendah dengan pengurangan yang tercepat/terbesar dibandingkan dengan negara lain termasuk negara maju Philippines Turkey Indonesia Argentina India Thailand Brazil Malaysia Mexico Vietnam South Africa Russia (40,00) (20,00) - 20,00 40,00 60,00 80,00 Sumber : IMF, World Economic Outlook Database, Oktober 2016 &, diolah Keterangan: - Nominal dalam % terhadap PDB

42 Jatuh Tempo SBN Tradable 30 Desember 2016 [Trilliun Rupiah]

43 Program Debt Switch dan Buyback SBN Debt Switching : program pengelolaan utang yang bertujuan untuk mengurangi refinancing risk Tahun Frekuensi Lelang Tenor Seri Yang Hendak Ditukar Tenor Seri Penukar Vol. Yang Diterima (milliar Rupiah) s.d. 4 tahun 15 tahun s.d. 5 tahun 10 s.d. 15 tahun 11, s.d. 9 tahun 5 s.d. 15 tahun 1, s.d. 5 tahun 5 s.d. 20 tahun 5, s.d. 4 tahun 10 s.d. 20 tahun 3, * 2 s.d. 3 tahun 15 s.d. 20 tahun 472 Total 23,920 Buyback : program pengelolaan utang yang bertujuan untuk stabilisasi pasar, pengelolaan portofolio utang dan mengurangi outstanding utang yang diterbitkan dengan kupon tinggi Tahun Frekuensi (Lelang dan Transaksi Langsung) Tenor Seri Yang Dibeli Kembali Vol. Dibeli Kembali (milliar Rupiah) s.d. 20 tahun 3, s.d. 9 tahun 1, s.d. 25 tahun 1, s.d 14 tahun 1, s.d. 4 tahun 1, * 2 s.d. 2 tahun 500 Total 9,441 *) Data Lelang Debtswitch dan Buyback sampai dengan bulan Desember 2016

44 Pengurangan Utang melalui Skema Debt Swap [ Dalam Juta] Negara Debt Swap Nama Proyek Pembatalan Jumlah Komitmen Realisasi Germany Debt Swap I Elementary Education EUR 12.8 EUR 25.6 EUR 25.6 Debt Swap II Junior Secondary Education EUR 11.5 EUR 23.0 EUR 23.0 Debt Swap IIIa Debt Swap IIIb Debt Swap IV Debt Swap V Financial Assistance for Environmental Investements for Micro and Small Enterprises Project Strengthening the Development of National Parks in Fragile Ecosystems School Reconstruction and Rehabilitation in Earthquake Area in Yogyakarta and Central Java Global Fund to Fight AIDS, Tubercolosis and Malaria (GFATM) Keterangan: *) untuk TFCA Jumlah kontribusi dari GoI sebesar USD 20 juta Jumlah kontribusi dari NGO Conservation Int'l Foundation & Yayasan Kehati sebesar USD 2 juta Jumlah yang akan dicancel dikemudian hari sebesar USD 29,921,500 (principal + interest) **) Terdapat penambahan komitmen sebesar USD ,6 untuk menambah pendanaan untuk kegiatan di wilayah yang sama pada DNS TFCA I EUR 6.3 EUR 12.5 EUR 12.2 EUR 6.3 EUR 12.5 EUR 0.0 EUR 10.0 EUR 20.0 EUR 20.0 EUR 25.0 EUR 50.0 EUR 50.0 Debt Swap VII Indonesian - German Scholarship Program EUR 9.4 EUR 18.8 EUR 18.8 Italy Debt Swap I Housing and Setlement EUR 5.7 EUR 5.7 EUR 5.7 USA Debt Development Swap Tropical Forest Conservation Act/TFCA USD 20.0 USD 29.9 USD 29.4 *) Debt Development Swap Tropical Forest Conservation Act/TFCA II USD 23.8 USD 29.5 USD 23.3 Debt Development Swap Tropical Forest Conservation Act/TFCA III**) USD 12.7 USD 12.7 USD 4.2 Australia Debt Swap Debt2Health AUD 37.5 AUD 75.0 AUD 57.2 TOTAL TOTAL Equivalent juta USD EUR 87.0 EUR EUR USD 56.4 USD 72.1 USD 56.9 AUD 37.5 AUD 75.0 AUD

45 Pemanfaatan Pinjaman No. Executing Agency Komitmen Pinjaman Penarikan Belum Tertarik Availability Period Kegiatan Pada Kementerian/Lembaga 14, , , Badan Informasi Geospasial Bappenas BP Batam BPKP BPS Kemenag kemenaker Kemendikbud KemenDPDTT Kemenhan 3, , , Kemenhub 2, , Kemenkominfo KemenPUPERA 5, , , Kemenristek Dikti Kementan KKP LIPI POLRI Penerusan Pinjaman 4, , PT PERTAMINA PT PII PT PLN 3, , PT SMI Sub Total (K/L+BUMN) 18, , , *Availability period : periode sejak pinjaman ditandatangani hingga batas akhir penarikan dana *Aktif : Pinjaman yang masih dalam periode penarikan komitmen pinjaman No. Pinjaman Tunai World Bank Komitmen Pinjaman Penarikan Belum Tertarik 1, Local Government Decentralization Project II First Indonesia Fiscal Reform Development Policy Loan First Indonesia Logistics Reform Development Policy Loan Asian Development Bank 1, , Stepping Up Investments for Growth Acceleration Program-Subprogram Fiscal and Public Expendicture Management Program - Subprogram KfW Stepping Up Investments for Growth Acceleration Program (2)-Subprograme 2 Fiscal and Public Expendicture Management Programme - Subprogramme 1 AFD Fiscal Reform Development Policy Loan Total Pinjaman Tunai Nama Pinjaman Tunai 2, , Grand Total (K/L+BUMN+Program loan) 21, , , Data per 30 Desember 2016; angka dalam Juta US Dolar

46 Rasio Kewajiban Pinjaman Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa 9.0% 8.0% 7.9% 7.0% 7.4% 7.1% 6.0% 5.0% 5.7% 5.4% 5.6% 4.0% 3.0% 2.0% 1.0% 0.0% * Catatan: Pembayaran kewajiban pinjaman= Pembayaran Bunga dan Pokok Pinjaman *) Angka Sementara, APBN Data Per 30 Desember 2016

47 Utang per Kapita di Berbagai Negara Tahun Utang per kapita Indonesia termasuk paling rendah dengan perubahan yang tidak signifikan dibandingkan negara lain Dalam USD Sumber: World Economic Outlook IMF, Oktober 2016 & CEIC

48 Indikator Risiko Utang Interest Rate Risk Exchange Rate Risk *) Variable rate ratio [%] Refixing rate [%] *) FX Debt to GDP ratio (%) **) FX Debt to total debt ratio (%) Average Time To Maturity Debt Maturing *) ATM (in years) *) in < 1 year (%) in < 3 year (%) in < 5 year (%) Catatan: *) Angka menggunakan Asumsi PDB pada APBN-P 2016

49 Bagian 5 Biaya-Biaya Berbagai Instrumen Utang (Realisasi Pembayaran Utang, Rasio Biaya Utang, Yield Curve, Biaya Pinjaman Luar Negeri)

50 Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2015 dan 2016 [ miliar Rupiah ] Pagu APBNP 2015 Realisasi 2015 % thd APBNP Pagu APBN 2016 Realisasi Pembayaran 2016 *) Q-1 Q-2 Q3 Q-4 Total % thd Pagu APBN I. POKOK 248, , % 295, ,435 78,068 64,056 71, , % A. PINJAMAN 64,493 66, % 69,232 9,764 27,463 9,314 22,467 69, % a. Pinjaman Dalam Negeri % % b. Pinjaman Luar Negeri 64,183 65, % 68,784 9,764 27,393 9,314 22,254 68, % B. SURAT BERHARGA NEGARA 183, , % 226,152 99,672 50,605 54,743 48, , % 1. SBN Rupiah 167, , % 209,642 87,174 50,605 54,743 48, , % a. SUN 129, , % 153,344 63,123 24,231 48,253 41, , % b. SBSN 37,196 36, % 56,298 24,051 26,374 6,490 6,637 63, % 2. SBN Valas 16,500 12, % 16,510 12, , % a. SUN 16,500 12, % 16,510 12, , % b. SBSN % % II. BUNGA 155, , % 184,940 52,950 34,317 59,356 36, , % A. PINJAMAN 14,844 14, % 16,826 2,501 5,123 2,675 5,119 15, % a. Pinjaman Dalam Negeri % % b. Pinjaman Luar Negeri 14,527 14, % 16,430 2,501 4,923 2,675 4,915 15, % B. SURAT BERHARGA NEGARA 140, , % 168,115 50,449 29,194 56,680 31, , % 1. SBN Rupiah 109, , % 130,678 39,226 23,873 43,429 26, , % a. SUN 97,037 97, % 116,737 34,883 20,328 37,172 22, , % b. SBSN 12,420 13, % 13,941 4,343 3,545 6,257 3,438 17, % 2. SBN Valas 31,429 30, % 37,437 11,223 5,322 13,251 4,835 34, % a. SUN 27,602 27, % 31,902 10,153 4,229 11,535 3,759 29, % b. SBSN 3,828 3, % 5,535 1,070 1,093 1,716 1,076 4, % III. TOTAL POKOK + BUNGA 403, , % 480, , , , , , % Catatan : *) Angka sementara, realisasi per 30 Desember 2016

51 Miliar Rupiah Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2016 (Grafik) 300, % 120% 250, % 253, ,152 92% 100% 100% 200,000 80% 150, , ,350 60% 100,000 40% 69,007 50,000 69,232 20% - 15,419 16,826 A. PINJAMAN B. SBN A. PINJAMAN B. SBN POKOK BUNGA 0% Pagu Realisasi *) % thd Pagu (RHS) Catatan : *) Angka sementara, realisasi per 30 Desember 2016

52 Realisasi Pembayaran Utang Pemerintah Pusat Per Denominasi TA 2015 dan 2016 [ miliar Rupiah ] Pagu APBNP 2015 Realisasi 2015 % thd APBNP Pagu APBN 2016 Realisasi Pembayaran 2016 *) Q-1 Q-2 Q3 Q-4 Total % thd Pagu APBN A. Denominasi Rupiah 277, , % 341, ,400 74,748 98,172 75, , % 1. POKOK 167, , % 210,090 87,174 50,676 54,743 48, , % a. Pinjaman Dalam Negeri % % b. SBN Rupiah 167, , % 209,642 87,174 50,605 54,743 48, , % 2. BUNGA 109, , % 131,074 39,226 24,073 43,429 26, , % a. Pinjaman Dalam Negeri % % b. SBN Rupiah 109, , % 130,678 39,226 23,873 43,429 26, , % B. Denominasi Valas 126, , % 139,160 35,985 37,638 25,240 32, , % 1. POKOK 80,683 78, % 85,294 22,261 27,393 9,314 22,254 81, % a. Pinjaman Luar Negeri 64,183 65, % 68,784 9,764 27,393 9,314 22,254 68, % b. SBN Valas 16,500 12, % 16,510 12, , % 2. BUNGA 45,956 44, % 53,866 13,724 10,245 15,927 9,749 49, % a. Pinjaman Luar Negeri 14,527 14, % 16,430 2,501 4,923 2,675 4,915 15, % b. SBN Valas 31,429 30, % 37,437 11,223 5,322 13,251 4,835 34, % T O T A L 403, , % 480, , , , , , % Catatan : *) Angka sementara, realisasi per 30 Desember 2016

53 Rasio Pembayaran Bunga Utang 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% terhadap Pendapatan Negara & Hibah terhadap Penerimaan Perpajakan terhadap Belanja terhadap Jumlah Utang rata-rata terhadap PDB terhadap Pendapatan Negara & Hibah 7.5% 6.9% 7.7% 8.4% 9.9% 10.7% terhadap Penerimaan Perpajakan 10.4% 9.4% 10.2% 11.4% 12.1% 13.0% terhadap Belanja 7.0% 6.2% 6.7% 7.4% 8.3% 8.9% terhadap PDB 1.2% 1.1% 1.2% 1.2% 1.3% 1.3% terhadap Jumlah Utang rata-rata 5.2% 4.9% 5.1% 5.3% 5.2% 5.0% terhadap Jumlah Utang akhir periode 5.0% 4.7% 4.6% 5.0% 4.7% 4.8% Keterangan: - Sumber: dan BPS, diolah - Pembayaran bunga utang neto adalah nominal biaya yang dikeluarkan untuk membayar bunga utang, antara lain: kupon, diskon dan biaya lain pengadaan utang, setelah memperhitungkan premium/gain. - Rata-rata jumlah utang adalah rata-rata antara posisi utang akhir tahun (T) dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya (T-1) - Realisasi 2016 menggunakan data sementara, PDB menggunakan asumsi pada APBNP 2016

54 Realisasi Pembayaran Bunga Utang 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 70.8% 67.1% 87.0% 88.8% 90.6% 90.2% 20.0% 10.0% 0.0% 29.2% 32.9% 13.0% 11.2% 9.4% 9.8% * 2016* Pembayaran Bunga Utang Keterangan: - Angka LKPP- sumber DJPBN *) APBNP/APBN sumber DJA Pembayaran Bunga Utang DN Pembayaran Bunga Utang LN [triliun Rupiah ] * Nml % Nml % Nml % Nml % Nml % Nml % a. Pembayaran Bunga Utang DN b. Pembayaran Bunga Utang LN

55 Profil Pinjaman dari Kreditur Multilateral IFAD AIIB IDB ADB-OCR Loan Maturity years 16,5 years years up to 32 years Grace Period 3 years 7 years 3-5 years up to 8 years Repayment Period 12 years 9,5 years years 5-27 years Commitment Charge % % Front End Fee % - - Service Charge Interest Rate/Mark-up ***) IFAD Reference Rate ****) Maturity Premium Description Average Maturity (years) USD LIBOR + Lending Spread ********) Multilateral *) Untuk Negosiasi yang dilaksanakan pada dan/atau setelah 1 Januari 2014 **) Untuk Negosiasi yang dilaksanakan pada atau setelah 1 April 2012 ***) Mark-up = margin (khusus Loan IDB) ****) LIBOR + weighted average variable rate IBRD *****) untuk loan yang undangan untuk melakukan negosiasinya setelah 30 Juni 2014 ******) untuk pinjaman yang disetujui paling lambat 30 September 2014 atau yang Undangan untuk melakukan Negosiasinya diterbitkan paling lambat 30 Juni 2014 ALM = Average Loan Maturity LIBOR (swap) % LIBOR + 0,50%*) ALM 13 years = Nil **) 13 years< ALM 16 years = 0.10 % p.a **) 16 years < ALM <= 19 years = 0.20% p.a **) AM < 8 8< AM <= < AM <= 12 12< AM <= < AM <= < AM <= 20 USD Lendi ng Ra tes LIBOR % LIBOR % LIBOR % LIBOR % LIBOR % LIBOR % USD Lending Rates LIBOR + 0.6% LIBOR % LIBOR % LIBOR % LIBOR % LIBOR % Front-End Fee Commitment Fee DPL DDO Fees IBRD-WB (Variable Spread) ******) IBRD-WB (Fixed Spread) ******) 0.25% 0.25% 0.25% Front-End Fee; 0.5% Stand-By Fee

56 Profil Pinjaman dari Kreditur Bilateral (Jepang) Bilateral Japan (JICA) Description Fixed/Vari able General terms Prefential terms Standard Option1 Option2 Option3 Standard Option1 Option2 Option3 Option4 Standard STEP Loan Maturity Fixed 32 years 26 years 20 years - 50 years 40 years 26 years 20 years - 50 years Variable 40 years 32 years 26 years 20 years Grace Period Fixed 7 years 6 years 5 years - 10 years 10 years 6 years 5 years - 10 years Variable 10 years 7 years 6 years 5 years 7 years 6 years 5 years Repayment Period Fixed 25 years 20 years 15 years - 40 years 30 years 20 years 15 years - 40 years Variable 30 years 25 years 20 years 15 years 25 years 20 years 15 years Front End Fee Fixed Fixed 1,40% 0,95% 0,80% - 0,30% 0,25% 0,20% 0,15% - JPY JPY JPY JPY JPY JPY Interest Rate 0,10% LIBOR+ LIBOR+ LIBOR+ JPY LIBOR- LIBOR- LIBOR- JPY LIBOR- Variable 15bp 10bp 5bp LIBOR 95bp 105bp 110bp 115bp JPY LIBOR- 120bp 0,2%

57 Kurva Imbal Hasil SUN Rupiah Tenor Dec-16 Dec-15 Dec-14 Dec-13 Dec-12 Dec '11 1Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y [ % ] Dec-16 Dec-15 Dec-14 Dec-13 Dec-12 Dec '11 1Y 2Y 3Y 4Y 5Y 6Y 7Y 10Y 15Y 20Y 30Y Source : IDMA, Bloomberg Mid Level

58 Kurva Imbal Hasil SUN Valas (dalam denominasi US Dollar) Tenor Dec-16 Dec-15 Dec-14 Dec-13 Dec-12 1 Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y [%] Source : Bloomberg Mid Level

59 Bagian 6 Kinerja Pasar Sekunder SBN (Aktivitas Perdagangan, Kepemilikan SBN oleh Investor)

60 Perdagangan Rata-Rata Harian SUN Rupiah di Pasar Sekunder (dalam Triliun Rp) OUTRIGHT REPO ANTAR BANK REPO BI & BANK Jan' 15 Feb' 15 Mar' 15 Apr' 15 Mei' 15 Juni' 15 Juli' 15 Agt' 15 Sept' 15 Okt' 15 Nov' 15 Des' Jan' 16 Feb' 16 Mar' 16 Apr' 16 Mei' 16 Juni' 16 Juli' 16 Agt' 16 Sept' 16 Total REPO BI & BANK REPO ANTAR BANK OUTRIGHT Okt' 16 Nov' 16 Des' 16 s.d. Des 16 *) Hanya FR dan VR; Source: BI-SSSS, data diolah

61 Perdagangan Rata-Rata Harian SBSN Rupiah di Pasar Sekunder (dalam Miliar Rp) 4,000 OUTRIGHT REPO BI & BANK REPO ANTAR BANK 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 REPO ANTAR BANK REPO BI & BANK OUTRIGHT , ,137. 1,263. 3,115. 1, , ,151 Ratarata s.d Dec 2016

62 Jan'06 Mar'06 May'06 Jul'06 Sep'06 Nov'06 Jan'07 Mar'07 May'07 Jul'07 Sep'07 Nov '07 Jan '08 Mar'08 May'08 Jul'08 Sep'08 Nov'08 Jan'09 Mar'09 May'09 Jul'09 Sep'09 Nov'09 Jan'10 Mar'10 May'10 Jul'10 Sep'10 Nov'10 Jan'11 Mar'11 May'11 Jul'11 Sep'11 Nov'11 Jan'12 Mar'12 May'12 July-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 July-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Aug Oct Dec-16 Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan [Rp Triliun] Trend peningkatan kepemilikan oleh asing menunjukkan menariknya return di pasar SBN domestik. 30 Des: Rp1, triliun 30 Des: 37.55% 30 Des: Rp399,46 triliun 50.00% 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% % 0 - NON-BANK BANK % Asing thd. Total - RHS Catatan: - Non-Bank termasuk Institusi Pemerintah - Source: BI-SSSS, data diolah

63 Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan (dalam Triliun Rupiah) INSTITUSI Oct-16 Nov-16 Dec-16 SUN SBSN TOTAL SUN SBSN TOTAL SUN SBSN TOTAL BANK* Bank Konvensional Bank Syariah Institusi Negara Bank Indonesia (net, tidak termasuk SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan Bank) - Bank Indonesia (gross) SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan Bank NON-BANK 1, , , , , , Reksadana Asuransi Non Residen Termasuk Pemerintah & Bank Sentral Negara Asing Dana Pensiun Individu Lain-lain TOTAL 1, , , , , , Catatan: 1) Non Residen terdiri dari Private Bank, Fund/Asset Manager, Perusahaan Sekuritas, Asuransi, Dana Pensiun. 2) Lain-lain diantaranya Perusahaan Sekuritas, Korporasi, dan Yayasan. *) termasuk SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan Bank Indonesia. Source: BI-SSSS, data diolah

64 Posisi Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan (dalam %) INSTITUSI Oct-16 Nov-16 Dec-16 SUN SBSN TOTAL SUN SBSN TOTAL SUN SBSN TOTAL BANK* Bank Konvensional Bank Syariah Institusi Negara Bank Indonesia (net, tidak termasuk SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan Bank) - Bank Indonesia (gross) SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan Bank NON-BANK Reksadana Asuransi Non Residen Termasuk Pemerintah & Bank Sentral Negara Asing Dana Pensiun Individu Lain-lain TOTAL Catatan: 1) Non Residen terdiri dari Private Bank, Fund/Asset Manager, Perusahaan Sekuritas, Asuransi, Dana Pensiun. 2) Lain-lain diantaranya Perusahaan Sekuritas, Korporasi, dan Yayasan. *) termasuk SBN yang digunakan dalam operasi moneter dengan Bank Indonesia. Source: BI-SSSS, data diolah

65 Kepemilikan SBN Rupiah Yang Diperdagangkan oleh Non Residen (Asing) berdasarkan Tenor % 38.23% 45.01% 44.46% 42.81% 44.68% 45.16% 46.09% 46.78% 46.95% 47.16% 47.72% 48.40% 49.42% 38.23% 38.83% 39.55% 35.96% 50.00% 80.00% 38.13% 38.21% 38.94% 38.98%38.48% 38.85% 38.28% 39.10% 39.39%38.87% 39.16% 38.40% 37.05% 37.55% 60.00% 30.80% 32.98% 32.31% 37.85% 38.48% 27.83% 32.04% 33.58% 39.47% 38.98% 38.36% 37.78% 37.50% 36.92% 37.25% 35.85% 26.19% 25.83% 37.43% 30.00% 24.93% 40.00% 16.78% 10.00% 20.00% 0.00% 16.50% 19.75% 17.75% 12.88% 15.23% 18.88% 18.30% 18.36% 8.19% 17.94% 11.82% 11.89% 11.53% 10.81% 10.78% 9.83% 11.13% 11.87% 2.83% 5.41% 3.73% 7.84% 1.28% 1.55% 1.57% 1.69% 1.82% 2.83% 2.62% 2.36% 2.45% 5.35% 2.60% 5.20% 4.65% 3.23% 3.04% 3.04% 2.49% 2.19% 3.22% 3.54% 2.94% 2.69% 3.30% 3.43% 3.02% 1.85% 3.50% 0.86% % 0-1 >1-2 >2-5 >5-10 >10 % Kepemilikan Asing terhadap Total (RHS) Sumber: BI-SSSS, data diolah

66 Spread terhadap UST- Feb 26 [bps] 600 PHIL 26 (Baaa2, BBB, BBB-) TURK 26 (Baaa3, BBB-) BRA 26 (Ba2, BB, BB) INDO 26 (Baaa3, BB+, BBB-) MEX 26 (A3, BBB+, BBB+) RUSS 26 (BBB-) ARGEN 26 (B3, B-, Bu) SOUTH AFRICA (Baa2, BBB-) INDO 27 (Baaa3, BBB-, BBB-) Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec-16 DATE PHIL 26 TURK 26 BRA 26 INDO 26 INDO 27 MEX 26 RUSS 26 ARGEN 26 SOUTH AFR 26 UST 26 Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Source : Bloomberg Mid Level

67 Spread terhadap UST- Nov 46 [bps] 600 TURK 45 (Baaa3, BBB-) INDO 46 (Baaa3, BB+, BBB-) MEX 46 (A3, BBB+, BBB+) BRAZ 45 (Ba2, BB, BB) SOUTH AFR 46 (Baa2, BBB-) INDO 47 (Baaa3, BBB-, BBB-) DATE INDO 46 INDO 47 MEX 46 BRAZ 45 TURK 45 SOUTHAFR 46 UST 46 Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec-16 Source : Bloomberg Mid Level Republik Indonesia

68 Spread terhadap 7Y Euro Midswap [bps] Date 7Y Euro Mexico 21 Turkey 21 Brazil 21 Indo 21 Midswap EuroBond EuroBond EuroBond EuroBond 12/26/ /27/ /28/ /29/ /30/ Mexico 21 EuroBond (A3, BBB+) Turkey 21 EuroBond (Baa3, BBB-) Brazil 21 EuroBond (Baa2, BBB) Indo 21 EuroBond (Baa3, BBB-) Source : Bloomberg Mid Level

69 Spread terhadap 10Y Euro Midswap [bps] MEX-24 (A3, BBB+, BBB+) TUR-23 (Baaa3, BBB-) INDO-25 (Baaa3, BB+, BBB-) SOUTHAFR-26 (Baa2, BBB-, BBB-) 10Y EURO MIDSWAP Date 10Y Euro Mexico 24 Turkey 23 Indo 25 SouthAfr 26 Midswap EuroBond EuroBond EuroBond EuroBond 12/23/ /27/ /28/ /29/ /30/ Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec-16 Source : Bloomberg Mid Level

70 Rangkuman Penerbitan SBN Valas Terkini (1) Issuer Summary Terms of Offering Issue Ratings SNI21 SNI26 RI0122 RI0127 RI0147 Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III Republic of Indonesia Baa3 Stable (Moody s), BB+ Positive (S&P), BBB- Stable (Fitch) Baa3 Stable (Moody s), BBB- Stable (Fitch) Issue USD fixed rate USD fixed rate Size USD750 million USD1.75 billion USD0.75 billion USD1.25 billion USD1.50 billion Pricing / Settlement Date 21 March 2016 / 29 March March 2016 / 29 March December / 8 December December / 8 December December / 8 December 2016 Maturity 5 years due 29 March years due 29 March years due 8 January years due 8 January years due 8 January 2047 Coupon 3.400% payable semi annually 4.550% payable semi annually 3.700% payable semi annually 4.350% payable semi annually 5.250% payable semi annually Price 3.400% / 100% 4.550% / 100% 3.750% / % 4.400% / % 5.300% / % Spread Over US Treasury Rule 144A / Reg S Rule 144A / Reg S Rule 144A / Reg S Rule 144A / Reg S Rule 144A / Reg S Listing SGX-ST & Nasdaq Dubai SGX-ST & Nasdaq Dubai SGX-ST SGX-ST SGX-ST Total Book Order USD2.62 billion USD5.98 billion USD5.20 billion USD3.50 billion USD3.30 billion Distribution Middle East & Islamic investor 42%, Middle East & Islamic investor 28%, Indonesia 3%, Asia 22%, Europe 27%, Indonesia 18%, Asia 26%, Europe 18%, Indonesia 1%, Asia 58%, Europe 12%, Asia 31%, Indonesia 10%, Europe Asia 25%, Indonesia 10%, Europe USA 48% USA 38% USA 29% 15%, USA 2% 22%, USA 15% Investor Type Funds / Asset Managers 40%, Bank 38%, Central Bank & Sovereign Wealth Funds 13%, Insurance & Pension Company 5%, Private Bank 4% Funds / Asset Managers 59%, Bank 25%, Central Bank & Sovereign Wealth Funds 8%, Insurance & Pension Company 4%, Private Bank 4% Fund / Asset Managers 74%, Banks 12%, Private Banks 9%, SWF 5% Fund / Asset Managers 53%, Banks 22%, Insurance / Pension Funds 18%, Private Banks 2%, SWF 5% Fund / Asset Managers 27%, Banks 2%, Insurance / Pension Funds 62%, Private Banks 3%, SWF 6%

71 Rangkuman Penerbitan SBN Valas Terkini (2) Summary Terms of Offering RIJPY0619 RIJPY0621 RI0122 RI0127 RI0147 Issuer Republic of Indonesia Republic of Indonesia Issuer Ratings Issue Ratings Baa3(Moody's) / BBB- (Fitch) / BBB- (R&I) Baa3(Moody's) / BBB- (Fitch) / BBB- (R&I) Baa3 Stable (Moody s), BBB- Stable (Fitch) Baa3 Stable (Moody s), BBB- Stable (Fitch) Issue JPY fixed rate JPY fixed rate USD fixed rate USD fixed rate USD fixed rate Size JPY62 bilion JPY38 bilion USD0.75 billion USD1.25 billion USD1.50 billion Pricing / Settlement Date 15 June/ 21 June June/ 21 June December / 8 December December / 8 December December / 8 December 2016 Maturity 21 June June years due 8 January years due 8 January years due 8 January 2047 Coupon 0.83% 1.16% 3.700% payable semi annually 4.350% payable semi annually 5.250% payable semi annually Reoffer Yield / Price 100% 100% 3.750% / % 4.400% / % 5.300% / % Yen Swap Offer 95 bps over JP 3yr Swap 125 bps over JP 5yr Swap Format Listing Private Placement - Rule 144A / Reg S SGX-ST & Frankfurt Stock Exchange Total Book Order JPY62 billion JPY38 billion USD5.20 billion USD3.50 billion USD3.30 billion Distribution Asia 100% Asia 100% Indonesia 3%, Asia 22%, Europe 27%, USA 48% Indonesia 18%, Asia 26%, Europe 18%, USA 38% Indonesia 1%, Asia 58%, Europe 12%, USA 29% Investor Type City Bank 10.5%, Public Funds 25.0%, Life Insurance 4.8%, Asset Managers 11.3%, Regional Banks 4.8%, Shinkins 3.6%, and Others 40.0% City Bank 52.6%, Public Funds 25.8%, Regional Banks 9.2%, Shinkins 2.6%, and Others 9.8% Fund / Asset Managers 74%, Banks 12%, Private Banks 9%, SWF 5% Fund / Asset Managers 53%, Banks 22%, Insurance / Pension Funds 18%, Private Banks 2%, SWF 5% Fund / Asset Managers 27%, Banks 2%, Insurance / Pension Funds 62%, Private Banks 3%, SWF 6%

72 Bagian 7 Penjaminan Pemerintah

73 Definisi Kewajiban Penjaminan Potensi kewajiban yang tidak tentu tetapi mengakui bahwa pengeluaran yang akan datang mungkin muncul jika persyaratan tertentu terpenuhi atau peristiwa tertentu terjadi (Glossary, The Scottish Public Finance Manual). Kewajiban yang muncul dari kejadian-kejadian khusus, tidak terduga yang mungkin atau tidak mungkin terjadi. Kewajiban kontingensi dapat berupa eksplisit dan implisit (IMF, External Debt Statistics, Guide For Compilers And Users, 2003). Kewajiban eksplisit didefinisikan sebagai pengaturan kontrak-kontrak keuangan yang memberikan persyaratan-persyaratan tertentu yaitu persyaratan-persyaratan akan menjadi efektif jika salah satu atau lebih persyaratan yang ditentukan muncul untuk melakukan pembayaran dari nilai ekonomi atau dengan kata lain kewajiban kontingensi eksplisit muncul dari suatu pengaturan hukum atau kontrak (IMF, External Debt Statistics, Guide For Compilers and Users, 2003, hal 83). Kewajiban implisit tidak muncul dari suatu sumber hukum atau kontrak tetapi akan diketahui setelah kondisi atu kejadian terealisir. Biaya yang harus ditanggung oleh pemerintah jika terjadi peristiwa atau kejadian tertentu baik secara eksplisit maupun implisit yaitu karena telah ditentukan dalam peraturan perundangundangan atau telah ditentukan dalam kontrak.

74 Landasan Hukum Pemberian Penjaminan Pemerintah 1. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2006 tentang Pemberian Jaminan Pemerintah Untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara, sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2007; 2. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penugasan Kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas, sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 194 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum; 4. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur; 5. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur; 6. Peraturan Presiden Nomor 100 tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera, sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden nomor 117 tahun Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2015 tentang Jaminan Pemerintah Pusat atas Pembiayaan Infrastruktur melalui Pinjaman Langsung dari Lembaga Keuangan Internasional kepada Badan Usaha Milik Negara; 8. Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional; 9. Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

75 Kebijakan Pengelolaan Kewajiban Penjaminan 1. Mitigasi Risiko Penjaminan Pemerintah ditujukan untuk meminimalkan risiko fiskal dan risiko terjadinya gagal bayar (default), yang dilakukan pada tahap evaluasi atas usulan penerbitan penjaminan Pemerintah, melalui: Menerbitkan benchmark pinjaman yang dijamin oleh Pemerintah Melakukan evaluasi kelayakan proyek dan perjanjian kerjasama dengan tujuan: a) memastikan proyek layak secara finansial; b) menentukan jangka waktu penjaminan; c) menentukan kewajiban finansial yang layak dijamin dan struktur transaksi dalam perjanjian kerjasama; d) meminimalkan risiko fiskal terkait substansi dalam klausul perjanjian kerjasama. Melakukan monitoring dan evaluasi atas kinerja (performance) proyek dan kondisi keuangan pihak terjamin; 2. Menyusun/menyempurnakan peraturan perundang-undangan terkait penjaminan sebagai landasan hukum bagi pengelolaan jaminan Pemerintah yang efektif dan efisien. 3. Menghentikan kebijakan pemberian jaminan Pemerintah yang bersifat penjaminan penuh (blanket guarantee), seperti penerbitan support letter untuk proyek-proyek Independent Power Producer (IPP) PT. PLN.

76 Batas Maksimal Kewajiban Penjaminan & Jenis Potensi Default Batas Maksimal Penjaminan adalah nilai maksimal yang diperkenankan untuk penerbitan jaminan Pemerintah terhadap proyek baru yang diusulkan memperoleh jaminan pada tahun tertentu. Batas Maksimal Penjaminan dihitung dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara dan memperhatikan proyeksi nilai proyek yang akan diusulkan untuk dijamin. Batas Maksimal Penjaminan untuk periode sampai dengan tahun 2017 adalah sebesar 2,57 persen terhadap PDB atau secara nominal sebesar IDR357,4 triliun (asumsi PDB 2017 sebesar IDR miliar), sehingga pemberian jaminan untuk proyek baru tidak boleh melebihi Batas Maksimal Penjaminan dimaksud. Adapun realisasi pemberian jaminan proyek FTP1, FTP2, PDAM, Direct Lending, Tol Sumatera dan KPBU sampai akhir September tahun 2016 sebesar 1,67 persen terhadap PDB (asumsi PDB 2016 sebesar IDR miliar) atau nominal sebesar IDR211,1 triliun Risiko dalam pelaksanaan penjaminan yang berpotensi gagal bayar (default) meliputi: 1) Risiko dalam Penjaminan Kredit, yaitu: a) kondisi keuangan PT PLN/PDAM memburuk; b) perkembangan pelaksanaan proyek yang dijamin atau proyek lain yang berkaitan dengan proyek yang dijamin memburuk; c) kerugian nilai tukar, mengingat pendapatan PT PLN/PDAM dalam rupiah sedangkan kewajiban dalam bentuk USD; d) peningkatan suku bunga, mengingat semua pinjaman menggunakan tingkat suku bunga mengambang. 2) Risiko dalam Penjaminan Investasi, yaitu: a) Risiko atas kondisi keuangan Pemerintah Daerah atau BUMN/BUMD yang dijamin terkait kewajiban pembayaran (payment obligations). b) Risiko politik, antara lain: perubahan kebijakan/peraturan yang berdampak pada kerugian investor; lambatnya penerbitan izin dari instansi pemerintah terkait. c) Risiko bencana alam (natural force majeure) yang dapat mengganggu proyek yang menjadi tanggung jawab BUMN/BUMD.

77 Program Penjaminan Pemerintah (2008 s.d. saat ini) Tipe Sektor Dasar Hukum, Nama Program, Bentuk Penjaminan Listrik Perpres 91/2007 dan PMK 44/2008 Coal Power Plant MW Fast Track Program (FTP 1) Penjaminan 100% Pemerintah menjamin kewajiban pembayaran PLN jika default 1. Penjaminan Kredit 2. Penjaminan Investasi Air Infrastruktur Jalan tol Listrik Infrastruktur Perpres 29 Tahun 2009, dan PMK 229/2009 Clean Water Supply Program Penjaminan 70% Pemerintah menjamin kewajiban pembayaran Pokok PDAM jika default Perpres 82 Tahun 2015 dan PMK 189/2015 Direct Lending from International Financial Institution to SOEs Penjaminan 100% Pemerintah menjamin kewajiban pembayaran BUMN jika default Perpres 117 Tahun 2015 jo. Perpres 100 Tahun 2014 dan PMK 253/2015 Sumatera Toll Roads Project Penjaminan 100% Pemerintah menjamin kewajiban pembayaran PT Hutama Karya jika default Perpres 48 Tahun 2011 jo. Perpres 4 Renewable energy, Coal and Gas Power Tahun 2010 dan PMK 173/2014 Plant MW Fast Track Program (FTP 2) Penjaminan Kelayakan Usaha Pemerintah menjamin kelayakan usaha PLN dalam membayar kewajiban dalam Perjanjian Jual Beli Listrik kepada Pengembang Swasta, dan menjamin risiko politik Perpres 78 Tahun 2010, Perpres 38 Public-Private Partnerships Project (PPP)/ Tahun 2015 dan PMK 260/2010 KPBU/ KPS Menjamin kewajiban financial Kementerian/Lembaga/Pemda/BUMN/BUMD dalam Perjanjian Kerjasama dengan Badan Usaha Swasta

78 Posisi Alokasi Anggaran Kewajiban Penjaminan Dalam APBN No. LKPP 2008 (Audited) LKPP 2009 (Audited) LKPP 2010 (Audited) Alokasi Anggaran Kewajiban Penjaminan (miliar rupiah) LKPP 2011 (Audited) LKPP 2012 (Audited) LKPP 2013 (Audited) LKPP 2014 (Audited) LKPP 2015 (Audited) APBN-P 2016 APBN Percepatan Penyediaan Air Minum PDAM - - IDR IDR IDR IDR IDR 2.23 IDR 1.80 IDR 0.59 IDR 1.14 Pembiayaan Infrastruktur melalui Pinjaman Langsung dari Lembaga PT PLN 3. Keuangan Internasional kepada Badan (Persero) IDR Usaha Milik Negara Rincian Program Penjaminan Penugasan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Nasional Percepatan Pembangunan Pembangkit 1. Tenaga Listrik Yang Menggunakan Batubara (Proyek MW Tahap I) Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas (Proyek MW Tahap 2 ) Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur (Proyek infrastruktur dengan skema KPBU) Total Pihak Terjamin PT PLN (Persero) PT Hutama Karya (Persero) PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) IDR IDR 1, IDR 1, IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR 1, IDR 1, IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR Anggaran kewajiban penjaminan di alokasikan sejak APBN TA 2008 (menyesuaikan penerbitan penjaminan untuk setiap program) Anggaran kewajiban penjaminan dalam APBN-P TA 2016 telah dialokasi sebesar Rp651,7 miliar (Proyek FTP1, PDAM dan KPBU) Anggaran kewajiban penjaminan dalam APBN TA 2017 telah disetujui DPR sebesar Rp924,1 miliar (Program Infrastruktur Nasional Rp721,1 miliar (Proyek FTP1, PDAM, Direct Lending, Jalan Tol Sumatera, dan KPBU), dan Program penugasan penyediaan pembiayaan infrastruktur daerah kepada BUMN/Dana talangan Infrastruktur Daerah Rp203 miliar) Alokasi anggaran untuk program penjaminan FTP2 diberikan dalam bentuk alokasi belanja subsidi dan PMN. Mulai tahun 2013, sesuai dengan ketentuan dalam PMK 30 tahun 2012 tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Cadangan Penjaminan Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Kewajiban Penjaminan Pemerintah, alokasi anggaran kewajiban penjaminan Pemerintah yang tidak terealisasi sampai dengan akhir triwulan III dapat dipindahbukukan ke dalam rekening dana cadangan penjaminan Pemerintah. Posisi saldo rekening dana cadangan penjaminan Pemerintah sebesar Rp1.670,1 miliar (akumulasi alokasi APBN 2013 dan 2014 (alokasi TA 2015 tidak dapat dipindahbukukan karena kebutuhan kapasitas fiskal APBN).

79 Posisi Pengelolaan Kewajiban Penjaminan No. Original Curr. Eq. IDR Original Curr. Eq. IDR Percepatan Pembangunan Pembangkit USD 3.96 USD 2.51 PT PLN 1. Tenaga Listrik Yang Menggunakan Perbankan 36 IDR 87, (Persero) Batubara (Proyek MW Tahap I) IDR 35, USD 15, Percepatan Penyediaan Air Minum PDAM Perbankan 10 IDR IDR USD IDR Pembiayaan Infrastruktur melalui Pinjaman Langsung dari Lembaga PT PLN 3. Keuangan Internasional kepada Badan (Persero) ADB & IBRD 2 USD 1.10 IDR 14, USD 0.12 IDR 1, Usaha Milik Negara Rincian Program Penjaminan Penugasan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Nasional Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas (Proyek MW Tahap 2 ) Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur (Proyek infrastruktur dengan skema KPBU) Total Pihak Terjamin PT Hutama Karya (Persero) PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) Penerima Jaminan PT Sarana Multi Infrastruktur Pengembang Pembangkit Listrik PT Bhimasena Power Indonesia Nilai Penjaminan Kredit / Jumlah Investasi per September 2016 Dokumen (miliar rupiah) Penjaminan 2 IDR 1, IDR 1, USD 0.00 IDR USD 5.08 IDR 66, USD 1.25 IDR 16, USD 3.20 IDR 41, USD 0.70 IDR 9, USD USD 4.58 IDR 211, IDR 37, IDR 15, Posisi Outstanding Kredit / Exposure Investasi per September (miliar rupiah) IDR 48, IDR 75, Asumsi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia bulan Sept 2016 (IDR/USD1) 12, , Portofolio per September 2016: Telah diterbitkan penjaminan sebanyak 61 dokumen (36 Proyek FTP1, 10 Proyek PDAM, 2 Proyek Skema Direct Lending, 2 Proyek Jalan Tol Sumatera, 10 Proyek FTP2, dan 1 Proyek Skema KPBU) dengan total nilai sebesar Rp211,1 triliun. Total outstanding/eksposur penjaminan sebesar Rp75,2 triliun: Total outstanding penjaminan kredit mencapai Rp 49,8 triliun (FTP1 Rp48 triliun, PDAM Rp180 miliar, Direct lending Rp1,6 triliun). Total eksposur penjaminan investasi mencapai sebesar Rp25,4 triliun (FTP2 Rp16,3 triliun, KPBU Rp9,1 triliun) Penjaminan Proyek Jalan Tol Sumatera belum memiliki outstanding kredit, karena PT Hutama Karya belum menarik pinjaman dari PT SMI (saat ini masih proses pembebasan lahan)

80 Komposisi Kewajiban Penjaminan Pemerintah (per 30 September 2016) 1. Berdasarkan Komposisi Total Nilai Penjaminan Pemerintah Komposisi total nilai penjaminan pemerintah berdasarkan jenis mata uang berkisar 82,13% dalam USD dan 17,87% dalam IDR berdasarkan jenis proyek berkisar 41,28% untuk proyek FTP1, 31,29% untuk proyek FTP 2, 19,7% untuk proyek KPBU, 0,82% untuk proyek tol Sumatera, 0,15% untuk proyek PDAM, dan 6,77% untuk proyek direct lending. 2. Berdasarkan Komposisi Total Outstanding Penjaminan Kredit Bank BPD, 35.29% Jenis Lender Bank BUMN (DN), 23.53% Bank Swasta (LN), 23.53% Bank Swasta (DN), 17.65% < 10 thn, 9.62% > 13 thn, 19.23% Jenis Tenor Jenis Tingkat Bunga Floating 100% >= 10 thn dan <= 13 thn, 71.15% Komposisi total outstanding penjaminan kredit berdasarkan jenis mata uang berkisar 78,51% dalam USD dan 21,49% dalam IDR berdasarkan jenis tenor pinjaman berkisar 71.2% untuk tenor tahun, 9.62% untuk tenor dibawah 10 tahun, dan 19.2% untuk tenor diatas 13 tahun berdasarkan jenis lender berkisar 23.5% dari Bank BUMN, 17.6% dari Bank Swasta Domestik, 23.5% dari Bank Swasta Luar Negeri dan 35.3% dari BPD 100% kredit pinjaman berbunga floating

81 Maturity Profile Penjaminan Kredit yang Dijamin Pemerintah (per 30 September 2016) Maturity profile berdasarkan proyeksi pembayaran pokok pinjaman proyek FTP 1, Direct lending, dan PDAM, sedangkan Tol Sumatera belum ada penarikan. Kredit pinjaman untuk Program Direct Lending dalam masa grace period hingga 2020.

82 Realisasi dan Proyeksi Oustanding Kredit yang Dijamin Pemerintah (per 30 September 2016) Oustanding kredit berdasarkan proyeksi penarikan dan pembayaran pokok pinjaman proyek FTP 1, dan PDAM. Portofolio kredit pinjaman per September 2016: Kredit Pinjaman proyek FTP 1 dimulai penarikan pada tahun 2008 dan diperkirakan kredit selesai/lunas pada tahun 2026 Kredit Pinjaman Proyek PDAM dimulai penarikan pada tahun 2012 dan diperkirakan kredit selesai/lunas pada tahun 2026 Kredit pinjaman untuk Program Direct Lending dalam masa grace period hingga 2020, sedangkan kredit proyek jalan tol Sumatera belum ada penarikan

PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA

PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA Utang merupakan bagian dari kebijakan fiskal yang digunakan sebagai salah satu bentuk pembiayaan ketika APBN mengalami defisit dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

BULAN Mei 2017 JUNI 2017

BULAN Mei 2017 JUNI 2017 BULAN Mei 2017 JUNI 2017 Ringkasan Eksekutif Utang Pemerintah Pusat sampai dengan bulan Mei 2017 sebesar Rp3.672,33 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.943,73 triliun (80,2%)

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF Utang Pemerintah Pusat berperan dalam mendukung pembiayaan APBNP 2017. Penambahan utang neto selama bulan September 2017 tercatat sejumlah Rp40,66 triliun, berasal dari penerbitan Surat

Lebih terperinci

BULAN FEBRUARI 2017 Maret 2017

BULAN FEBRUARI 2017 Maret 2017 BULAN FEBRUARI 2017 Maret 2017 Ringkasan Eksekutif Utang Pemerintah Pusat sampai dengan bulan Februari 2017 adalah sebesar Rp3.589,12 triliun, yang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.848,80

Lebih terperinci

Bulan Juni 2017 JULI 2017

Bulan Juni 2017 JULI 2017 Bulan Juni 2017 JULI 2017 Ringkasan Eksekutif Utang Pemerintah Pusat sampai dengan bulan Juni 2017 sebesar Rp3.706,52 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.979,50 triliun (80,4%)

Lebih terperinci

BULAN JANUARI 2017 Februari 2017

BULAN JANUARI 2017 Februari 2017 BULAN JANUARI 2017 Februari 2017 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DISCLAIMER

DAFTAR ISI DISCLAIMER DAFTAR ISI 1. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 2. Realisasi APBNP 2017 dan Defisit Pembiayaan APBN 3. Perkembangan Posisi Utang Pemerintah Pusat dan Grafik Posisi Utang Pemerintah Pusat 4. Perkembangan

Lebih terperinci

BULAN APRIL 2017 Mei 2017

BULAN APRIL 2017 Mei 2017 BULAN APRIL 2017 Mei 2017 Ringkasan Eksekutif Utang Pemerintah Pusat sampai dengan bulan April 2017 sebesar Rp3.667,41 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.932,69 triliun (80%)

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

BULAN MARET 2017 April 2017

BULAN MARET 2017 April 2017 BULAN MARET 2017 April 2017 Ringkasan Eksekutif Utang Pemerintah Pusat sampai dengan bulan Maret 2017 sebesar Rp3.649,75 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2.912,84 triliun (79,8%)

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF Pembiayaan APBNP 2017 masih didukung oleh peran utang Pemerintah Pusat. Penambahan utang neto selama bulan Agustus 2017 tercatat sejumlah Rp45,81 triliun, berasal dari penarikan pinjaman

Lebih terperinci

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan

Daftar Isi. 18. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 21. Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur

Daftar Isi. 21. Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Kementerian Keuangan

Ringkasan Eksekutif. Kementerian Keuangan Bulan Juli 2017 AGUSTUS 2017 Ringkasan Eksekutif Dalam rangka membiayai defisit APBN, Pemerintah masih perlu melakukannya melalui utang. Utang Pemerintah Pusat sampai dengan akhir bulan Juli 2017 mencapai

Lebih terperinci

Daftar Isi. 25. Posisi Pinjaman Berdasarkan Sektor Ekonomi (Grafik) 26. Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 25. Posisi Pinjaman Berdasarkan Sektor Ekonomi (Grafik) 26. Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 16. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek 2015 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. 21. Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur

Daftar Isi. 21. Posisi Surat Berharga Negara Posisi Utang Pemerintah Pusat Berdasarkan Kreditur Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara),

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2008 up date 30 November 2008 Ringkasan Eksekutif Rasio Utang (Pinjaman Luar Negeri + Surat Utang Negara) terhadap PDB terus

Lebih terperinci

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa

Daftar Isi. 17. Penarikan Pinjaman Pembiayaan Proyek Posisi Utang Pemerintah Berdasarkan Beberapa Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 4. Jenis-jenis Utang

Lebih terperinci

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), up date 28 Februari 2009

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), up date 28 Februari 2009 Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2009 up date 28 Februari 2009 Gambaran Umum Stok Utang & Bunga Trend Defisit 3-28.1-10.272-1.9-3.1-26.5665-23.8524-19.1004-9.4482

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara),

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2008 up date 31 Juli 2008 Ringkasan Eksekutif Ratio Utang (Pinjaman Luar Negeri + Surat Utang Negara) terhadap PDB terus menurun

Lebih terperinci

Surat Berharga Syariah Negara

Surat Berharga Syariah Negara Lampiran 13 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2011 I. PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi amanat pasal 16 Undang-Undang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2008 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010 I. PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi amanat pasal 16 Undang-Undang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Jakarta, 8 November 2017 DJPPR Kemenkeu @djpprkemenkeu

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2007 I. Pendahuluan Laporan pertanggungjawaban pengelolaan Surat

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN)

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN) Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN) Jakarta, 30 November 2017 DJPPR Kemenkeu

Lebih terperinci

Daftar Isi. Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum

Daftar Isi. Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum Edisi September2009 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang

Lebih terperinci

Daftar Isi. Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum

Daftar Isi. Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum Edisi Desember 2009 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar

Lebih terperinci

Edisi 1 Juni

Edisi 1 Juni Edisi 1 Juni 2009 Daftar Isi 1. Latar Belakang 2. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 3. Jenis-jenis Utang (1) 4. Jenis-jenis Utang (2) 5. Pembiayaan APBN 2004-2009 6. Perkembangan Pembiayaan Utang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Januari 2011

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Januari 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Edisi Januari 2011 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar

Lebih terperinci

SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN

SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN Salah satu upaya untuk mengatasi kemandegan perekonomian saat ini adalah stimulus fiskal yang dapat dilakukan diantaranya melalui defisit anggaran. SUN sebagai

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Oktober 2010

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Oktober 2010 DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Edisi Oktober 2010 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 BAGI STAF BPKD PEMPROF DKI JAKARTA DI GEDUNG DIKLAT 23 27 MEI 2011 OBLIGASI PEMERINTAH RILYA ARYANCANA Topik KARAKTERISTIK OBLIGASI PEMERINTAH JENIS OBLIGASI

Lebih terperinci

Pembiayaan Defisit pada APBN-P URAIAN Realisasi APBN-P Realisasi APBN SURPLUS/(DEFISIT) (4,1) (129,8) (87,2) (98,0)

Pembiayaan Defisit pada APBN-P URAIAN Realisasi APBN-P Realisasi APBN SURPLUS/(DEFISIT) (4,1) (129,8) (87,2) (98,0) Pembiayaan Defisit pada APBN-P 2010 Sebagai konsekuensi dari Penerimaan Negara yang lebih kecil daripada Belanja Negara maka postur APBN akan mengalami defisit. Defisit anggaran dalam batasan-batasan tertentu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UTANG PEMERINTAH DAN FUNGSI PEMBIAYAAN DALAM APBN

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UTANG PEMERINTAH DAN FUNGSI PEMBIAYAAN DALAM APBN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UTANG PEMERINTAH DAN FUNGSI PEMBIAYAAN DALAM APBN Jakarta, 30 November 2017 APBN dan Nota Keuangan Sebagai Instrumen Fiskal Negara APBN merupakan KESEPAKATAN Pemerintah dan DPR Pemerintah

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Agustus 2010

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Edisi Agustus 2010 DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Edisi Agustus 2010 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenisjenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 /KMK.08/2013 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 /KMK.08/2013 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 /KMK.08/2013 TENTANG STRATEGI PENGELOLAAN UTANG NEGARA TAHUN 2013-2016 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI OKTOBER 204 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Oktober 204

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS PENGELOLAAN PORTOFOLIO DAN RISIKO UTANG PEMERINTAH TAHUN 2011

LAPORAN ANALISIS PENGELOLAAN PORTOFOLIO DAN RISIKO UTANG PEMERINTAH TAHUN 2011 LAPORAN ANALISIS PENGELOLAAN PORTOFOLIO DAN RISIKO UTANG PEMERINTAH TAHUN 2 A. UMUM Pengelolaan portofolio dan risiko utang Pemerintah pada tahun 2 mendapat tantangan yang cukup berat akibat kondisi krisis

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JANUARI Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JANUARI Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI JANUARI 2015 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II

Lebih terperinci

Summary Laporan Analisis Pengelolaan Portofolio Dan Risiko Utang Pemerintah Tahun 2010

Summary Laporan Analisis Pengelolaan Portofolio Dan Risiko Utang Pemerintah Tahun 2010 Summary Laporan Analisis Pengelolaan Portofolio Dan Risiko Utang Pemerintah Tahun 2 Perkembangan perekonomian Indonesia semakin membaik dengan adanya akselerasi pertumbuhan pada Q4 sebesar 6,9% sehingga

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI NOVEMBER 2014 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November

Lebih terperinci

Daftar Isi. 20. Proporsi Penarikan Pinjaman Luar Negeri

Daftar Isi. 20. Proporsi Penarikan Pinjaman Luar Negeri Edisi 29 Juni 2009 Daftar Isi Bagian 1 Latar Belakang, Tujuan & Kebijakan Utang, Jenis-jenis Utang, Landasan Hukum 1. Latar Belakang (1) 2. Latar Belakang (2) 3. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang

Lebih terperinci

DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA

DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA Daftar Isi Table of Contents Bagian 1 Latar

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI SEPTEMBER 2014 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO REVISI STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG TAHUN 2016 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN

Lebih terperinci

Press Release Monthly Bond Market Review September Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik

Press Release Monthly Bond Market Review September Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik Spread Yield to maturity Press Release Monthly Bond Market Review September 2015 Depresiasi Rupiah Tekan Pasar Obligasi Domestik Kondisi pasar obligasi Indonesia pada bulan September mengalami tekanan

Lebih terperinci

Pengelolaan Utang 2015

Pengelolaan Utang 2015 Pengelolaan Utang 2015 Disampaikan oleh Scenaider C. H. Siahaan (Direktur SPU-DJPU) dalam FGD Pendalaman Pasar Keuangan dengan BKF dan OJK Kamis, 22 Januari 2014 Pembiayaan Utang 2014 Rincian Jumlah (miliar

Lebih terperinci

Laporan Analisis Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 2013

Laporan Analisis Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 2013 Laporan Analisis Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 213 Direktorat Strategi Dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Tel 21 351714 Fax 21 351715 Gedung Frans Seda Jl. Wahidin Raya 1 (171)

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI NOVEMBER 2016 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA Daftar Isi Table of Contents Bagian 1 Latar

Lebih terperinci

DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA

DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA Daftar Isi Table of Contents Bagian 1 Latar

Lebih terperinci

DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA

DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIRECTORATE GENERAL OF DEBT MANAGEMENT MINISTRY OF FINANCE OF REPUBLIC OF INDONESIA Daftar Isi Table of Contents Bagian 1 Latar

Lebih terperinci

Pemaparan Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2018

Pemaparan Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2018 Pemaparan Strategi Pembiayaan APBN Tahun 2018 Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia 18 Desember 2017 OUTLINE Kondisi pasar dan capaian transaksi

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara SUN Ritel Jakarta, 30 November 2017 Pembicara: SANDI ARIFIANTO Kepala Seksi Perencanaan

Lebih terperinci

NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN

NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN NAIK LAGI, UTANG PEMERINTAH RI KINI RP 3.323,36 TRILIUN Detik.com Hingga akhir Mei 2016, total utang pemerintah i pusat tercatat Rp3.323,36 triliun. Naik Rp44,08 triliun dibandingkan akhir April 2016,

Lebih terperinci

Laporan Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 2012

Laporan Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 2012 Laporan Portofolio dan Risiko Utang TAHUN 212 Mendukung pembiayaan APBN secara efisien dengan risiko yang terukur untuk mempertahankan kesinambungan fiskal Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Tel 21

Lebih terperinci

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI AGUSTUS 2014 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2014

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2010 KATA PENGANTAR Strategi merupakan aspek

Lebih terperinci

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia Terkini

Kondisi Perekonomian Indonesia Terkini Kondisi Perekonomian Indonesia Terkini Disampaikan oleh: Parjiono, Ph.D Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Surabaya, 16 Agustus 2017 Kuliah Umum Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengeluaran Pemerintah memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi dari penerimaan negara

Lebih terperinci

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH EDISI NOVEMBER 2015 Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang STRATEGI PEMBIAYAAN TAHUNAN MELALUI UTANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sebagaimana amanat dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2013

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara di satu sisi memerlukan dana yang relatif besar. Sementara di sisi lain, usaha pengerahan dana untuk membiayai pembangunan tersebut

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR PENGANTAR (LAKIP) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja DJPU tahun 2011 sebagai salah satu Unit Eselon I Kementerian Keuangan. LAKIP DJPU disusun

Lebih terperinci

Vol: VIII November 2017

Vol: VIII November 2017 Vol: VIII November 2017 ii - - iii 1. 1. 2. 2. 3. 3. iv 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. v vi vii viii ix x Sektor / Sectors Utang/Debt Pemerintah / Government Pemerintah Pusat / Central Government Ya/ Yes Pemerintah

Lebih terperinci

MARKETING SAVINGS BOND RITEL SERI SBR002

MARKETING SAVINGS BOND RITEL SERI SBR002 MARKETING SAVINGS BOND RITEL SERI SBR002 2016 1. Prospek Perekonomian Indonesia & Strategi Pembiayaan APBN Melalui Utang 2. Savings Bond Ritel (SBR) sebagai Pilihan Investasi 3. Penerbitan SBR002 4. Perbandingan

Lebih terperinci

Kerangka Ekonomi Makro Serta Kebijakan Fiskal & Penganggaran 2010

Kerangka Ekonomi Makro Serta Kebijakan Fiskal & Penganggaran 2010 1 Kerangka Ekonomi Makro Serta Kebijakan Fiskal & Penganggaran 2010 Paparan Menko Perekonomian/Menteri Keuangan Pada Rakorbangpus di Bappenas, 22 April 2009 Kerangka Ekonomi Makro 2 Proyeksi Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.

Lebih terperinci

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51 http://www.deden08m.wordpress.com OVERVIEW Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. 1/51 OBLIGASI PERUSAHAAN Obligasi perusahaan

Lebih terperinci

Utang Indonesia Mengancam Diskresi Fiskal

Utang Indonesia Mengancam Diskresi Fiskal UTANG DAN KEBERLANJUTAN FISKAL Utang Indonesia Mengancam Diskresi Fiskal Utang menjadi cara membiayai kebutuhan pembangunan disebabkan rendahnya pemasukan negara dari pengelolaan sumber daya alam dan pajak.

Lebih terperinci