LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008"

Transkripsi

1 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2008

2 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2008 I. PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi amanat pasal 16 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara dan pasal 27 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. Selain itu, laporan ini juga disusun agar seluruh pihak yang berkepentingan dapat mengetahui secara jelas dan transparan informasi terkait dengan pengelolaan Surat Berharga Negara. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk mengelola keuangan negara secara transparan, profesional dan bertanggung jawab. Seluruh angka dan data yang digunakan dalam laporan ini meliputi realisasi selama satu tahun anggaran yang dimulai 1 Januari 2008 dan berakhir 31 Desember 2008, kecuali secara jelas dinyatakan lain. Surat Berharga Negara (SBN) terdiri atas Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Secara umum, SUN dapat dibedakan atas Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dan Obligasi Negara (ON) yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Menurut denominasi mata uangnya, ON yang telah diterbitkan Pemerintah dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu ON berdenominasi Rupiah dan ON berdenominasi valuta asing. Menurut jenis tingkat bunganya, ON dapat dikelompokkan ke dalam ON dengan tingkat bunga tetap dan ON dengan tingkat bunga mengambang. Selain itu, Pemerintah juga telah menerbitkan ON tanpa bunga yaitu Zero Coupon (ZC). Sementara itu, Surat Berharga Syariah Negara baru diterbitkan pada tahun 2008 dengan denominasi Rupiah dan tingkat imbalan tetap (Fixed Rate). II. PENGELOLAAN PORTOFOLIO SUN TAHUN 2008 Sebelum dilakukan penyesuaian melalui APBN-Perubahan tahun 2008, target pembiayaan dari SBN Neto ditetapkan sebesar Rp91,6 triliun. Dalam perkembangannya, target tersebut kemudian direvisi menjadi Rp117,8 triliun. Jumlah nominal tersebut merupakan target neto, yaitu jumlah penerbitan SUN baru setelah dikurangi dengan jumlah SUN yang jatuh tempo maupun dibeli kembali oleh Pemerintah sebelum jatuh tempo (buyback). Untuk melaksanakan hal tersebut, maka dalam rangka pengelolaan portofolio SUN dilakukan kegiatan : A. Penerbitan Obligasi Negara dalam Rupiah Total nilai nominal Obligasi Negara (ON) dalam denominasi Rupiah yang diterbitkan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp72,22 triliun yang dilakukan dalam 20 kali lelang yang dilakukan sejak bulan

3 Januari sampai September Jumlah tersebut meliputi penerbitan ON Fixed Rate, Variable Rate, Zero Coupon, dan Obligasi Negara Ritel (ORI). Penerbitan Obligasi Negara secara reguler dilakukan dengan cara lelang di pasar perdana. Pada setiap penerbitan, jumlah penawaran yang dimenangkan lebih rendah dari jumlah penawaran yang masuk dengan bid to cover ratio berkisar dari 1,00 kali sampai 6,32 kali. Total nilai nominal ON dalam denominasi Rupiah yang diterbitkan pada tahun 2008 dengan tingkat bunga tetap (Fixed Rate) adalah sebesar Rp41,50 triliun, ON dengan tingkat bunga mengambang (Variable Rate) sebesar Rp5,00 triliun sedangkan ON dengan pembayaran bunga secara diskonto (Zero Coupon) sebesar Rp9,55 triliun dan memiliki waktu jatuh tempo berjangka pendek, menengah dan panjang, yaitu antara tahun 2010 dan 2038, serta ORI sebesar Rp16,17 triliun. Penerbitan ON dalam denominasi Rupiah mempertimbangkan berbagai aspek, antara lain: (i) struktur jatuh tempo utang yang sudah ada, (ii) pengembangan pasar sekunder SUN, dan (iii) cost of borrowing. Penjualan Obligasi Negara Ritel (ORI) yang dilakukan sebanyak 2 kali penerbitan merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk memperluas basis investor SUN dan ditujukan untuk investor perorangan. Penerbitan ORI pada tahun 2008 dilakukan pada tanggal 12 Maret 2008, yaitu ORI004 dengan tenor selama 4 tahun, dan ORI005 pada tanggal 3 September 2008 dengan tenor 5 tahun. Penerbitan ORI ini dilaksanakan dengan cara bookbuilding melalui Agen Penjual yang diseleksi oleh Panitia Seleksi. Penerbitan ORI tersebut mendapat sambutan yang positif dari masyarakat, terbukti dengan jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp13,46 triliun (terdiri dari pemesanan pembelian) untuk ORI004, dan untuk ORI005 mencapai Rp2,72 triliun (terdiri dari pemesanan pembelian). Mengantisipasi minat investor yang cenderung bergeser dari instrumen jangka panjang ke instrumen jangka pendek sehubungan dengan kondisi ketidakpastian pasar karena adanya krisis keuangan global, pemerintah mengambil inisiatif untuk tidak hanya menerbitkan instrumen ON jangka panjang dan menengah, tetapi juga ON jangka pendek. Instrumen jangka pendek yang diterbitkan oleh Pemerintah adalah ON dengan tingkat bunga mengambang (Variable Rate), yaitu Obligasi Negara yang memberikan bunga sesuai dengan Sertifikat Bank Indonesia tenor 3 bulan, dan ON jenis Zero Coupon. Pada tahun 2008, Penerbitan Variable Rate Bond seri VR0032 dilakukan oleh pemerintah sebanyak 2 kali, pada lelang tanggal 15 April dan 15 Mei 2008 (reopening), seri ini jatuh tempo pada tanggal 25 April 2011 (tenor 3 tahun) dengan total penerbitan sebesar Rp5,00 triliun. Sementara Zero Coupon diterbitkan sebanyak 7 kali dengan tenor 2-5 tahun, dengan total penerbitan Rp9,55 triliun. B. Penerbitan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) SPN adalah Surat Utang Negara yang jangka waktu jatuh temponya sampai dengan 12 bulan. Pada tahun 2008, Pemerintah menerbitkan 2 seri SPN, yaitu SPN dan SPN , dengan total penerbitan SPN mencapai Rp10,01 triliun, yang terdiri dari Rp5,25 triliun untuk SPN dan 2

4 Rp4,76 triliun untuk SPN Penerbitan SPN tahun 2008 dilakukan dalam 6 kali pelaksanaan lelang. Untuk meningkatkan minat investor atas instrumen SPN dan mendorong perkembangan pasar SPN, Pemerintah telah melakukan perubahan terhadap PP nomor 11 tahun 2006 dengan menerbitkan PP Nomor 27 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan atas diskonto SPN, dimana pemungutan pajak atas diskonto SPN dilakukan di pasar sekunder dan pada saat jatuh tempo dengan tarif sebesar 20% final. C. Penerbitan Obligasi Negara dalam Valuta Asing (International Bonds) Total penerbitan International Bonds dalam tahun 2008 mencapai US$4,20 miliar atau setara dengan Rp39,31 triliun. Mempertimbangkan daya serap pasar SBN domestik, pada tahun 2008 dilaksanakan 2 kali penerbitan International Bonds yaitu pada bulan Januari dan Juni Penerbitan Obligasi Negara dalam valuta asing di pasar perdana internasional yang pertama dilaksanakan pada awal bulan Januari tahun 2008, dengan nominal sebesar USD2 miliar. Penerbitan dilakukan dengan dual tranches, yaitu seri INDO-18 sebesar US$ setara Rp14,31 triliun dan INDO-38 sebesar US$ setara Rp15,44 triliun. Penerbitan Obligasi Negara di pasar internasional pada tahun 2008 ini adalah untuk keenam kalinya sejak penerbitan pertama pada tahun 2004 lalu. Sebagaimana penerbitan sebelumnya, penerbitan pada tahun 2008 ini juga mendapatkan sambutan yang baik di pasar internasional. Adapun distribusi investor berdasarkan regional, untuk INDO-18 yaitu Asia (24%), Eropa (29%), dan Amerika (47%). Yield INDO-18 ini adalah 6,950%. Distribusi investor berdasarkan regional untuk INDO-38 adalah Asia (10%), Eropa (38%) dan Amerika (52%). Yield INDO-38 adalah 7,750%. Hasil penerbitan ini menunjukkan kepercayaan investor internasional terhadap manajemen fiskal dan prospek ekonomi Indonesia jangka panjang. Penerbitan Obligasi Negara dalam valuta asing di pasar perdana internasional yang kedua dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2008, dengan nominal sebesar USD2,20 miliar. Penerbitan dilakukan dalam triple tranches, yaitu seri INDO-14 (reopening) sebesar US$ setara Rp12,164 triliun, INDO-18 (reopening) sebesar US$ setara Rp19,06 triliun, dan INDO-38 (reopening) sebesar US$ setara Rp27,42 triliun. Sebagaimana penerbitan sebelumnya, penerbitan pada tahun 2008 ini juga mendapatkan sambutan yang baik di pasar internasional. Adapun distribusi investor berdasarkan regional, untuk INDO-14 (reopening) yaitu Asia (13%), Eropa (28%), dan Amerika (59%). Yield untuk INDO-14 tersebut adalah 6,694%. Distribusi investor berdasarkan regional untuk INDO-18 (reopening) adalah Asia (19%), Eropa (47%) dan Amerika (34%). Yield INDO-18 tersebut adalah 7,278%. Distribusi investor berdasarkan regional untuk INDO-38 (reopening) adalah Asia (15%), Eropa (22%) dan Amerika (63%). Yield INDO-38 tersebut adalah 8,154%. 3

5 Sehubungan dengan kinerja penerbitan International Bonds pada tahun 2008, telah diperoleh penghargaan internasional, yaitu The Assets Triple A Deal of The Year 2008 untuk kategori sebagai berikut: 1. Best Issuer; 2. Best Sovereign Bond untuk penerbitan Obligasi Negara dalam valuta asing seri INDO-18 dan INDO- 38; 3. Best Deal in Indonesia untuk penerbitan Obligasi Negara dalam valuta asing seri INDO-18 dan INDO-38. The Asset sebagai salah satu media keuangan internasional memberikan penghargaan tersebut karena menilai Indonesia telah berhasil dalam menerbitkan Obligasi Negara dalam valuta asing dengan tenor 10 dan 30 tahun di tengah-tengah krisis keuangan global yang penuh tantangan. D. Pelaksanaan Debt Switching/Buyback Total pelaksanaan debt switching pada tahun 2008 adalah sebanyak 2 kali dengan jumlah nominal SUN yang ditukar sebesar Rp.4,57 triliun. Selain itu juga telah dilakukan cash buyback sebanyak 3 kali, dengan jumlah nominal sebesar Rp2,38 triliun. Pada akhir tahun 2007, profil jatuh tempo SUN saat ini terkonsentrasi dengan jumlah yang signifikan pada kurun waktu cukup besar. Dalam rangka mengurangi risiko pelunasan pokok SUN pada kurun tahun tersebut, Pemerintah berupaya untuk menata ulang struktur jatuh tempo SUN melalui debt switching, yaitu dengan membeli seri-seri Obligasi Negara jangka pendek dan menukarkannya dengan Obligasi Negara yang mempunyai jatuh tempo jangka menengah dan panjang. Jumlah SUN yang jatuh tempo pada kurun tahun , yang berada pada kisaran di atas Rp80,00 triliun, digeser ke jangka waktu jatuh tempo yang lebih panjang. Kondisi ini juga memberikan keleluasaan bagi Pemerintah untuk menerbitkan instrumen SUN jangka pendek, baik berupa Obligasi Negara Ritel maupun Surat Perbendaharaan Negara. Upaya lain yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengurangi refinancing risk adalah dengan memberikan prioritas penerbitan Obligasi Negara jangka menengah dan panjang. Disamping debt switch, Pemerintah juga melakukan kegiatan cash buyback yang merupakan salah satu strategi pengelolaan portofolio SUN dengan cara melaksanakan pembelian Obligasi Negara yang belum jatuh tempo di pasar sekunder. Dalam tahun 2008, cash buy back dilakukan sebanyak 3 kali dengan jumlah SUN yang di-buyback sebesar Rp2,38 triliun. Obligasi Negara yang telah dibeli tersebut kemudian dinyatakan lunas atau jatuh tempo, sehingga mengurangi total outstanding SUN. Pada saat pasar mengalami bearish, dimana harga SUN cenderung diskon, penerapan strategi cash buyback ini akan lebih menguntungkan Pemerintah, dibanding jika harus membayar pelunasan pokok pada saat jatuh tempo 4

6 nantinya. Disamping itu pelaksanaan cash buyback oleh Pemerintah pada saat kondisi pasar bearish ini juga dapat menahan penurunan harga yang makin dalam dan melakukan stabilisasi pasar SUN. III. PENGELOLAAN PORTOFOLIO SBSN TAHUN 2008 Dalam rangka perluasan basis investor, diversifikasi sumber pembiayaan, dan pengembangan pasar keuangan dalam negeri, Pemerintah telah menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah, atau dikenal secara internasional dengan istilah sukuk. Instrumen keuangan ini pada prinsipnya sama seperti surat berharga konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, serta adanya aqad atau penjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Untuk keperluan penerbitan surat berharga berdasarkan prinsip syariah, perlu adanya pengaturan secara khusus, baik yang menyangkut instrumen maupun perangkat yang diperlukan. Hal tersebut, juga dengan mempertimbangkan adanya kendala-kendala yang dihadapi dari sisi legal dalam hal Pemerintah akan menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah dengan menggunakan basis hukum yang ada di Indonesia pada saat ini. Oleh karena itu, pada 7 Mei 2008 telah disahkan Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diajukan oleh pemerintah oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Secara garis besar UU tersebut mengatur hal-hal sebagai berikut: a. Transparansi pengelolaan Surat Berharga Syariah Negara dalam kerangka kebijakan fiskal dan kebijakan pengembangan pasar Surat Berharga Syariah Negara dengan mengatur lebih lanjut tujuan penerbitannya dan jenis-jenis akad atau perjanjian yang digunakan. b. Kewenangan Pemerintah untuk menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara, baik dilakukan secara langsung oleh Pemerintah yang didelegasikan kepada Menteri, ataupun dilaksanakan melalui Perusahaan Penerbit yang dibentuk oleh Menteri. c. Kewenangan Pemerintah untuk menggunakan Barang Milik Negara sebagai dasar penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (underlying asset). d. Kewenangan Wali Amanat untuk bertindak mewakili kepentingan Pemegang Surat Berharga Syariah Negara; e. Kewenangan Pemerintah untuk membayar semua kewajiban yang timbul dari penerbitan Surat Berharga Syariah Negara, baik yang diterbitkan secara langsung oleh Pemerintah maupun melalui Perusahaan Penerbit, secara penuh dan tepat waktu sampai berakhirnya kewajiban tersebut. f. Landasan hukum bagi pengaturan lebih lanjut atas tata cara dan mekanisme penerbitan Surat Berharga Syariah Negara di pasar perdana maupun perdagangan Surat Berharga Syariah Negara di 5

7 Pemerintah untuk pertama kalinya menerbitkan SBSN pada Agustus 2008 melalui metode bookbuilding di pasar perdana dalam negeri. Proses Bookbuilding SBSN tersebut dilakukan melalui agen penjual SBSN mulai 15 Agustus 2008 sampai dengan 21 Agustus 2008 dengan hasil sebagai berikut: No. Keterangan Seri SBSN IFR-0001 IFR Jumlah penawaran yang masuk Rp 4,839.7 T Rp 3,231 T 2. Jumlah nominal yang dimenangkan Rp 2,714.7 T Rp 1,985 T 3. Yield tertinggi yang masuk 13,5 % 12,75 % 4. Yield tertinggi yang dimenangkan 11,80000 % 11,95000 % 5. Tingkat kupon (fixed rate) 11,80000 % 11,95000 % 6. Tanggal Penerbitan 26 Agustus Agustus Tanggal Jatuh Tempo 15 Agustus Agustus Tanggal Setelmen 26 Agustus Agustus Tanggal pembayaran Imbalan 15 Februari dan 15 Agustus 15 Februari dan 15 Agustus 10. Bid to cover ratio 0,56 0,61 Berikut ini adalah gambaran struktur utang pemerintah secara umum yang dilaksanakan tahun 2008: Note: FR Reguler : semi anually coupon VR Reguler : quarterly coupon ORI : monthly coupon Surat Berharga Negara (SBN) Surat Berharga Negara (SBN) (dapat diperdagangkan) SBN tidak dapat dipedagangkan Surat Utang Negara (SUN) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Obligasi Negara (ON) Surat Perbendaharaan Negara (SPN) ON Valas ON Rupiah Variable Rate - Rp Fixed Rate - Rp Variable Rate - Reguler Fixed Rate - Reguler Zero Coupon - Reguler ORI Gambar 1. Struktur Utang Pemerintah 6

8 IV. STRUKTUR PORTOFOLIO SURAT BERHARGA NEGARA SELAMA TAHUN 2008 A. Surat Berharga Negara Berdenominasi Rupiah Surat Berharga Negara berdenominasi Rupiah dapat dipisahkan ke dalam beberapa jenis, yaitu: a. Obligasi berbunga tetap (fixed rate bonds FR) Obligasi jenis ini memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan dan dibayarkan secara periodik. Kupon obligasi berbunga tetap seri FR (Fixed Rate) dibayarkan setiap enam bulan sekali (semi-annually). Berdasarkan posisi akhir tahun 2008, terdapat 40 seri FR dengan tingkat kupon berkisar antara 9% sampai dengan 15,575% dengan masa jatuh tempo berkisar antara tahun 2009 sampai dengan tahun Obligasi jenis FR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. Outstanding (Miliar Rupiah) FR0002 FR0010 FR0011 FR0012 FR0013 FR0014 FR0015 FR0016 FR0017 FR0018 FR0019 FR0020 FR0021 FR0022 FR0023 FR0024 FR0025 FR0026 FR0027 FR0028 FR0030 FR0031 FR0032 FR0033 FR0034 FR0035 FR0036 FR0037 FR0038 FR0039 FR0040 FR0042 FR0043 FR0044 FR0045 FR0046 FR0047 FR0048 FR0049 FR0050 Seri FR Grafik 1: Struktur Outstanding ON Rupiah seri FR 2040 Tahun FR0002 FR0010 FR0011 FR0012 FR0013 FR0014 FR0015 FR0016 FR0017 FR0018 FR0019 FR0020 FR0021 FR0022 FR0023 FR0024 FR0025 FR0026 FR0027 FR0028 FR0030 FR0031 FR0032 FR0033 FR0034 FR0035 FR0036 FR0037 FR0038 FR0039 FR0040 FR0042 FR0043 FR0044 FR0045 FR0046 FR0047 FR0048 FR0049 FR0050 Seri FR Grafik 2: Struktur Jatuh Tempo ON Rupiah Seri FR 7

9 b. Obligasi Negara Ritel (ORI) ORI adalah Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual di pasar perdana. ORI memiliki tingkat kupon yang ditetapkan pada saat penerbitan dan dibayarkan secara periodik. Kupon ORI dibayarkan sebulan sekali (monthly). ORI dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. Penerbitan ORI merupakan salah satu upaya untuk melaksanakan Strategi Pengelolaan Utang Negara tahun yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor 447/KMK.06/2005. Di dalam dokumen strategi dimaksud ditetapkan bahwa pengembangan pasar sekunder SUN dilakukan antara lain dengan melakukan diversifikasi instrumen SUN melalui SUN Ritel yang mana hal ini sejalan pula dengan upaya memperluas basis investor. Penerbitan ORI merupakan langkah nyata Pemerintah dalam melaksanakan strategi dimaksud. Selain itu, ORI diterbitkan juga dalam rangka memberikan alternatif investasi yang cukup menguntungkan dan aman bagi investor individu, serta memberikan unsur pendidikan bagi investor individu untuk berinvestasi pada instrumen pasar modal seperti ORI. Selama ini investor individu umumnya menyimpan dananya pada instrumen investasi berupa tabungan atau deposito yang notabene instrumen pasar uang. Terlebih dengan belum pulihnya kepercayaan masyarakat umum pada industri reksadana. Selain itu, keberadaan ORI dapat menjadi alternatif lahan investasi yang menjanjikan seperti instrumen investasi lainnya yang sudah ada seperti saham, reksadana dan deposito. Outstanding (Miliar Rupiah) Seri ORI ORI001 ORI002 ORI003 ORI004 ORI005 Grafik 3: Struktur Outstanding ORI 8

10 Tahun Seri ORI ORI001 ORI002 ORI003 ORI004 ORI005 Grafik 4: Struktur Jatuh Tempo ORI c. Obligasi tanpa bunga (zero coupon ZC) Zero coupon adalah obligasi negara tanpa bunga yang dijual secara diskonto. Berdasarkan posisi akhir tahun 2008, terdapat 4 seri ZC dengan outstanding berkisar dari Rp 1,5 T sampai dengan Rp 5,8 T dengan masa jatuh tempo berkisar antara tahun 2009 sampai dengan tahun Zero coupon dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder Miliar Rupiah Seri Zero Coupon ZC0002 ZC0003 ZC0004 ZC0005 Grafik 5: Struktur Outstanding ZC 9

11 Tahun Seri ZC ZC0002 ZC0003 ZC0004 ZC0005 Grafik 6: Struktur Jatuh Tempo ZC d. Obligasi berbunga mengambang (variable rate bonds VR) Obligasi berbunga mengambang memiliki tingkat kupon yang ditetapkan secara periodik berdasarkan tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berjangka 3 bulan. Kupon dibayarkan secara periodik setiap 3 (tiga) bulan. Sampai akhir tahun 2008, terdapat 17 seri VR dengan outstanding berkisar dari Rp 386 M sampai dengan Rp 25 T dengan masa jatuh temponya berkisar antara tahun 2009 sampai dengan Obligasi jenis VR dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder Miliar Rupiah VR0016 VR0017 VR0018 VR0019 VR0020 VR0021 VR0022 VR0023 VR0024 VR0025 VR0026 VR0027 VR0028 VR0029 VR0030 VR0031 VR0032 Seri VR Grafik 7: Struktur Outstanding VR 10

12 Seri VR VR0032 VR0031 VR0030 VR0029 VR0028 VR0027 VR0026 VR0025 VR0024 VR0023 VR0022 VR0021 VR0020 VR0019 VR0018 VR0017 VR Tahun Grafik 8: Struktur Jatuh Tempo VR e. Surat Perbendaharaan Negara (SPN) SPN merupakan instrumen utang jangka pendek dengan penerbitan secara diskonto. Sampai akhir tahun 2008, terdapat 2 seri SPN dengan outstanding berkisar Rp 4,7 T dan Rp 5,2 T yang akan jatuh tempo pada tahun SPN dapat diperdagangkan dan dipindahtangankan kepemilikannya di pasar sekunder. SPN Seri SPN SPN Miliar Rupiah Grafik 9: Struktur Outstanding SPN 11

13 f. Surat Utang Pemerintah (SUP) kepada BI Surat Utang Pemerintah kepada Bank Indonesia terdiri dari lima seri yaitu SU002, SU004, SU005, SU007 dan Special Rate Bank Indonesia (SRBI01). Kupon SUP dibayarkan secara periodik setiap 6 (enam) bulan sekali. Pembayaran cicilan pokok dilakukan bersamaan dengan pembayaran bunga. Pada tahun 2008, sesuai kesepakatan antara DPR, Pemerintah dan BI, terjadi penundaan pembayaran angsuran pokok dan bunga SUP sebagai berikut: 1. Penundaan pembayaran pokok SU007 tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar Rp 1,2 T; 2. Penundaan pembayaran bunga SU007 tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar Rp 54 M; 3. Penundaan pembayaran bunga SU002 tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar Rp 200 M; 4. Penundaan pembayaran bunga SU004 tahun 2008 ke tahun 2009 sebesar Rp 1,6 T. SRBI01 SU007 Seri SUP SU005 SU004 SU Miliar Rupiah Grafik 10: Struktur Outstanding SUP SRBI01 SU007 SU005 SU004 SU002 Seri SUP Tahun Grafik 11: Struktur Jatuh Tempo SUP 12

14 g. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Pada akhir tahun 2008, terdapat 2 seri fixed rate SBSN yaitu IFR0001 dan IFR0002 dengan masa jatuh tempo masing-masing tahun 2015 dan 2018 dengan tingkat imbalan 11,8% dan 11,95% Miliar Rupiah IFR0001 Seri SBSN IFR0002 Grafik 12: Struktur Outstanding SBSN B. Surat Berharga Negara Berdenominasi Valas Surat Berharga Negara (SBN) saat ini telah menjadi sumber utama dalam pemenuhan target pembiayaan dalam APBN karena mempunyai pengaruh yang signifikan. Dalam rangka pemenuhan target tersebut pemerintah semaksimal mungkin berusaha terus menggali potensi sumber pembiayaan dari dalam negeri, yaitu dengan menerbitkan SBN berdenominasi Rupiah di pasar domestik. Namun, dengan pertimbangan beberapa hal seperti daya serap pasar obligasi dalam negeri yang masih terbatas dan kebutuhan untuk pemenuhan benchmark atas obligasi Indonesia dalam denominasi USD, maka Pemerintah memutuskan untuk melakukan penerbitan obligasi negara dalam valuta asing di pasar internasional mengacu pada Undang-Undang nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. Sampai dengan akhir tahun 2008, terdapat 8 seri SUN valas sementara SBSN valas masih ditunda penerbitannya. SUN valas tersebut memiliki tingkat kupon mulai dari 6,625% sampai dengan 8,5% dengan mas jatuh tempo mulai dari tahun 2014 sampai dengan

15 Miliar Rupiah Seri SUN Valas RI0014 RI0015 RI0016 RI0017 RI0018 RI0035 RI0037 RI0038 Grafik 13: Struktur Outstanding SUN Valas RI0038 RI0037 RI0035 RI0018 RI0017 RI0016 RI0015 RI Grafik 14: Struktur Jatuh Tempo SUN Valas Secara umum, struktur Surat Berharga Negara pada akhir tahun 2008 dapat digambarkan sebagai berikut: Miliar Rupiah FR ORI SPN ZC VR SUP - Grafik 15: Struktur Outstanding SUN Rupiah 14

16 Miliar Rupiah SBN Rupiah SUN Valas Grafik 16: Struktur Outstanding SBN V. MUTASI SURAT BERHARGA NEGARA SELAMA TAHUN 2008 Surat Berharga Negara dapat berubah saldonya akibat adanya penerbitan baru, pelunasan, pembelian kembali atau oleh sebab lainnya. Adapun ringkasan perubahan posisi SBN tahun 2008 adalah sebagai berikut: Tabel 1: Mutasi Principle Outstanding SBN Tahun 2008 Jenis SBN (1) 31-Des-08 (2) 31-Des-07 (3) Mutasi (4=2-3) A. SBN Rupiah FR ORI ZC SPN VR ( ) SUP ( ) SBSN Total SBN Rupiah B. SUN Valas Rupiah USD Total SUN Valas (Rp) Grand Total SBN (A+B)

17 Memperhatikan tabel di atas, dapat dilihat adanya perubahan yang cukup signifikan berupa meningkatnya porsi SBN berbunga tetap (FR) dan menurunnya porsi SBN berbunga mengambang (VR) serta menurunnya porsi Surat Utang Pemerintah kepada Bank Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah untuk menurunkan risiko tingkat bunga dengan meningkatkan porsi fixed rate bonds dalam portofolio SBN. VI. PENCAPAIAN TARGET APBN TA 2008 Target APBN atas pengelolaan SUN ditetapkan dalam dua pos yaitu pos Bunga Utang SBN (SUN + SBSN) yang tergabung bersama dengan Pinjaman Luar Negeri dalam BA 061 (Cicilan Bunga Utang) dan pos Surat Berharga Negara Neto dalam BA 097 (Cicilan Pokok Utang Dalam Negeri). A. Bunga Utang Surat Berharga Negara Berdasarkan APBN TA 2008, total pagu Bunga Utang SBN Dalam Negeri ditetapkan sebesar Rp 65,8 T sementara realisasi pembayaran bunga dan biaya SBN Dalam Negeri mencapai Rp 58,9 T, sehingga terdapat sisa pagu anggaran sebesar Rp 6,9 T. Pagu Bunga Utang SUN Valas ditetapkan sebesar Rp 7,0 T sementara realisasi pembayaran bunga dan biaya SUN valas mencapai Rp 6,3, sehingga terdapat sisa pagu anggaran sebesar Rp 0,7 T. B. Surat Berharga Negara Neto Surat Berharga Neto adalah selisih antara SBN yang diterbitkan dengan SBN yang jatuh tempo dan yang dibeli kembali. Mengingat target pembiayaan SBN dalam APBN ditetapkan dalam bentuk penerbitan SBN Neto, maka Pemerintah memiliki fleksibilitas untuk menentukan jumlah penerbitan SBN dan jumlah pembelian kembali, asalkan jumlah SBN Neto tidak melebihi yang telah ditetapkan dalam APBN. Untuk tahun 2008, SBN Neto ditetapkan sebesar Rp 117,79 T, sedangkan realisasi SBN Neto mencapai Rp 85,95 T, sehingga terdapat selisih kurang sebesar Rp 31,84 T dengan rincian sebagai terlampir di bawah ini. 16

18 SBN NETTO PER 31 Desember 2008 Penerbitan SBN Penerbitan SPN ( ) ,00 Penerbitan SUN Dalam Negeri (711421) Penerimaan Utang Bunga (Accrued Interest) Dalam Negeri (711422) ,00 Penerimaan Penerbitan SBSN (711441) Penerimaan Imbalan Berjangka Jk Pjg (SBSN)- (711442) ,00 Penerbitan SUN - Valas (721311) Penerimaan Utang Bunga (Accrued Interest) - Valas (712312) ,00 Total Penerbitan SBN ,00 Pelunasan SBN Pelunasan SPN (721311) ,00 Pelunasan SUN - Dalam Negeri (721321) ,00 Pembelian Kembali SUN Dalam Negeri (721322) , ,00 Pembayaran Utang Bunga (Accrued Interest) - Dalam Negeri (721324) ,00 Pembayaran Utang Bunga (Accrued Interest) - Valas (722313) ,00 Pelunasan SBSN-Jk Pj (721341) - Pembelian Kembali SBSN Dalam Negeri-Jk Pjg (721343) - Pelunasan SUN -Valas - Pembelian kembali Sun Valas - Total Pelunasan SBN ,00 SBN Neto ,00 Target APBN-P 2008/UU 16/ ,00 Selisih Kurang ( ,00) 17

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2009 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010 I. PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi amanat pasal 16 Undang-Undang

Lebih terperinci

Surat Berharga Syariah Negara

Surat Berharga Syariah Negara Lampiran 13 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2011 I. PENDAHULUAN Laporan Pertanggungjawaban Pengelolaan Surat Berharga Negara ini disusun untuk memenuhi amanat pasal 16 Undang-Undang

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2007 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2007 I. Pendahuluan Laporan pertanggungjawaban pengelolaan Surat

Lebih terperinci

Menuju Pengelolaan SUN yang Lebih Baik LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2006

Menuju Pengelolaan SUN yang Lebih Baik LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2006 Menuju Pengelolaan SUN yang Lebih Baik LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2006 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN TAHUN 2006 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN)

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN) Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA (SUN) Jakarta, 30 November 2017 DJPPR Kemenkeu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN

Lebih terperinci

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2005

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2005 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2005 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN TAHUN 2005 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR GRAFIK... 4 I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2004

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2004 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2004 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN TAHUN 2004 2 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL...5 DAFTAR GRAFIK...6 I. PENDAHULUAN...7

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF Pembiayaan APBNP 2017 masih didukung oleh peran utang Pemerintah Pusat. Penambahan utang neto selama bulan Agustus 2017 tercatat sejumlah Rp45,81 triliun, berasal dari penarikan pinjaman

Lebih terperinci

Seri ORI004. Direktorat Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia

Seri ORI004. Direktorat Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia Seri ORI004 Direktorat Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia Struktur ORI004 Penerbit : Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia Masa Penawaran

Lebih terperinci

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Kriteria dan Persyaratan Surat, Peserta, dan Lembaga Perantara, dalam Operasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RESIKO FINANSIAL

BAB IV ANALISIS RESIKO FINANSIAL BAB IV ANALISIS RESIKO FINANSIAL A. Gambaran Umum Tentang Obligasi Negara 1. Surat Utang Negara di Indonesia a). Jenis Surat Utang Negara (1) Obligasi Negara Berdenominasi Rupiah Obligasi Negara berdenominasi

Lebih terperinci

SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN

SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN Salah satu upaya untuk mengatasi kemandegan perekonomian saat ini adalah stimulus fiskal yang dapat dilakukan diantaranya melalui defisit anggaran. SUN sebagai

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF Utang Pemerintah Pusat berperan dalam mendukung pembiayaan APBNP 2017. Penambahan utang neto selama bulan September 2017 tercatat sejumlah Rp40,66 triliun, berasal dari penerbitan Surat

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Jakarta, 8 November 2017 DJPPR Kemenkeu @djpprkemenkeu

Lebih terperinci

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51 http://www.deden08m.wordpress.com OVERVIEW Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. 1/51 OBLIGASI PERUSAHAAN Obligasi perusahaan

Lebih terperinci

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta, dan Lembaga Perantara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset yang dimilikinya. Investor dapat melakukan investasi pada beragam aset finansial, salah satunya

Lebih terperinci

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA Perihal : Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta, dan Lembaga Perantara

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara SUN Ritel Jakarta, 30 November 2017 Pembicara: SANDI ARIFIANTO Kepala Seksi Perencanaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1229, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Utang Negara. Pasar Internasional. Penjualan. Pembelian Kembali. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137/PMK.08/2013

Lebih terperinci

No. 15/30/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 15/30/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 15/30/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan atas Edaran Bank Indonesia Nomor 12/16/DPM tanggal 6 Juli 2010 Perihal Kriteria

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENJUALAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

LAPORAN HASIL PENJUALAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA LAPORAN HASIL PENJUALAN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN/SUKUK NEGARA) SERI IFR-0001 DAN SERI IFR-0002 Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RI Jakarta, 26 Agustus 2008 Persiapan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan

Lebih terperinci

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 1. Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta

Lebih terperinci

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Kriteria dan Persyaratan Surat Berharga, Peserta dan Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter Sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I. Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Negara. Sesuai dengan Pasal 1 Undang-

BAB I. Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Negara. Sesuai dengan Pasal 1 Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam periode 2004 2009, pembiayaan defisit APBN melalui utang menunjukkan adanya pergeseran dominasi dari pinjaman luar negeri menjadi Surat Utang Negara (SUN) atau

Lebih terperinci

No. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November SURAT EDARAN

No. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November SURAT EDARAN 1 No. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November 2015 2015 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Lelang Surat Berharga Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Berharga Negara Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya yang diterbitkan oleh Pemerintah atau lebih dikenal sebagai Surat

BAB I PENDAHULUAN. khususnya yang diterbitkan oleh Pemerintah atau lebih dikenal sebagai Surat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dekade terakhir, pasar obligasi di Indonesia berkembang cukup pesat ditandai dengan semakin beragamnya instrumen utang yang dapat memenuhi kebutuhan investor

Lebih terperinci

SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Kepada SEMUA BANK UMUM

SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Kepada SEMUA BANK UMUM SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Jakarta, 16 November 2015 Kepada SEMUA BANK UMUM Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Berharga Syariah Negara. Penerbitan. Penjualan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.08/2012 TENTANG PENERBITAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA

PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA PERKEMBANGAN UTANG INDONESIA Utang merupakan bagian dari kebijakan fiskal yang digunakan sebagai salah satu bentuk pembiayaan ketika APBN mengalami defisit dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo

Lebih terperinci

FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013

FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013 FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013 1 Q Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? A Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara),

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2008 up date 30 November 2008 Ringkasan Eksekutif Rasio Utang (Pinjaman Luar Negeri + Surat Utang Negara) terhadap PDB terus

Lebih terperinci

PROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA

PROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA PROSPEK INVESTASI SURAT UTANG NEGARA Aula Ged B Lt.5, Sekretariat BPPK, 9 November 2017 Subhan Noor Direktorat Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko OUTLINE 1 2 Mengenal Instrumen

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA

PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA Auditorium Sabang Kantor Pusat DJBC, 2 November 2017 Subhan Noor Direktorat Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan OUTLINE 1 2 Mengenal

Lebih terperinci

Sukuk Negara Ritel. Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan

Sukuk Negara Ritel. Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan Disampaikan pada acara Marketing seri SR-007 Tahun 2015 Dasar Hukum Undang-Undang: UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia)

PENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia) 1. SBI 3 bulan PENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia) SBI 3 bulan digunakan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu instrumen untuk melakukan operasi

Lebih terperinci

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010 Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010 1. Apakah yang dimaksud dengan SR-010? SR-010 adalah Sukuk Negara Ritel seri ke-10 yang merupakan Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan

Lebih terperinci

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti PPA Univ. Trisakti XXI Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10 Tugas Mata Kuliah : Manajemen Keuangan dan Pasar Modal Dosen Pengajar : Ibu Susi Muchtar Mahasiswa

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan

Lebih terperinci

Lampiran Surat Edaran No. 10/ 22 /DPM Tanggal 7 Juli 2008

Lampiran Surat Edaran No. 10/ 22 /DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lampiran Surat Edaran No. 10/ 22 /DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lampiran-1b Contoh Perhitungan Pemenang Lelang Penjualan SUN SOR dan Multiple Yield untuk SUN INDOGB 12 10/10 Target Indikatif : Rp 6 Triliun Target

Lebih terperinci

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara),

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2008 up date 31 Juli 2008 Ringkasan Eksekutif Ratio Utang (Pinjaman Luar Negeri + Surat Utang Negara) terhadap PDB terus menurun

Lebih terperinci

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), up date 28 Februari 2009

Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), up date 28 Februari 2009 Perkembangan Utang Negara (Pinjaman Luar Negeri & Surat Utang Negara), 2000 2009 up date 28 Februari 2009 Gambaran Umum Stok Utang & Bunga Trend Defisit 3-28.1-10.272-1.9-3.1-26.5665-23.8524-19.1004-9.4482

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan Keenam atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010 perihal

Lebih terperinci

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

MATERI 7.  TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 7 http://www.deden08m.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.592, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Utang Negara. Valuta Asing. Pasar Perdana. Penjualan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77/PMK.08/2013 TENTANG

Lebih terperinci

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa No. 70, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA APBN. KEUANGAN. Pengelolaan. Pendapatan. Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4852) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negaranegara Islam

Lebih terperinci

Saving Bonds Ritel seri SBR002

Saving Bonds Ritel seri SBR002 Saving Bonds Ritel seri SBR002 Definisi Saving Bonds Ritel : adalah Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Agen Penjual yang tidak dapat diperdagangkan

Lebih terperinci

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April 2013 SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN Perihal : Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan

Lebih terperinci

*13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

*13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Copyright (C) 2000 BPHN UU 24/2002, SURAT UTANG NEGARA *13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 4 / PBI / 2003 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 4 / PBI / 2003 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 4 / PBI / 2003 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia telah

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia telah ditunjuk oleh Pemerintah sebagai agen

Lebih terperinci

2013, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domest

2013, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domest No.358, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Surat Utang Negara. Pasar Perdana. Domestik. Lelang. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/PMK.08/2013 TENTANG LELANG

Lebih terperinci

No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/17/DPM tanggal 6 Juli 2010 Perihal Koridor Suku Bunga (Standing

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DISCLAIMER

DAFTAR ISI DISCLAIMER DAFTAR ISI 1. Tujuan dan Kebijakan Pengelolaan Utang 2. Realisasi APBNP 2017 dan Defisit Pembiayaan APBN 3. Perkembangan Posisi Utang Pemerintah Pusat dan Grafik Posisi Utang Pemerintah Pusat 4. Perkembangan

Lebih terperinci

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities) No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities) Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 tentang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPATEMEN KEUANGAN. Surat Berharga Syariah Negara. Penerbitan. Penjualan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPATEMEN KEUANGAN. Surat Berharga Syariah Negara. Penerbitan. Penjualan. No.67, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPATEMEN KEUANGAN. Surat Berharga Syariah Negara. Penerbitan. Penjualan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75/PMK.08/2009 TENTANG PENERBITAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dalam ekonomi syariah merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan. Karena dengan berinvestasi, harta yang dimiliki menjadi lebih produktif

Lebih terperinci

NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA

NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/DPM tanggal 16 Februari Lampiran 1 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/DPM tanggal 16 Februari Lampiran 1 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT Lampiran 1 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Operasi Pasar Uang Gedung B Lantai 10 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10010

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 108/PMK.08/2007 TENTANG SISTEM DEALER UTAMA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 108/PMK.08/2007 TENTANG SISTEM DEALER UTAMA MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 108/PMK.08/2007 TENTANG SISTEM DEALER UTAMA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan Sistem Dealer Utama dan untuk lebih meningkatkan

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/51. Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi.

OVERVIEW 1/51. Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. OVERVIEW 1/51 Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 1014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA

LAMPIRAN III SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 1014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA LAMPIRAN III SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 1014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA LAMPIRAN III... 1 A. SURAT PERNYATAAN KEPEMILIKAN ATAS SURAT BERHARGA DALAM VALUTA ASING

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.572, 2013 KMENTERIAN KEUANGAN. Surat Berharga Syariah Negara. Pembelian Kembali. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75/PMK.08/ 2013 TENTANG PEMBELIAN

Lebih terperinci

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank

Lebih terperinci

Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN

Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN Istilah yang berasal dari Bahasa Arab: (ص ك ( Sakk Singular (ص ك و ك) Sukuk Plural Dokumen, Sertifikat,

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 BAGI STAF BPKD PEMPROF DKI JAKARTA DI GEDUNG DIKLAT 23 27 MEI 2011 OBLIGASI PEMERINTAH RILYA ARYANCANA Topik KARAKTERISTIK OBLIGASI PEMERINTAH JENIS OBLIGASI

Lebih terperinci

Contoh Perhitungan Nilai Setelmen Transaksi Repo Dengan Bank Indonesia

Contoh Perhitungan Nilai Setelmen Transaksi Repo Dengan Bank Indonesia Lampiran-1 Contoh Perhitungan Transaksi Repo Dengan Bank Indonesia -------------------------------------------------------- 1. Perhitungan Dana Transaksi SBI Repo Pada tanggal 21 Januari 2008, Bank A mengajukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Beberapa literatur tentang Obligasi Negara, serta tingkat resiko finansial yang akan dibahas dalam tesis ini dijelaskan dalam bab ini. Demikian pula pendekatanpendekatan analisis

Lebih terperinci

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Transaksi Repurchase Agreement Dengan Bank Indonesia di Pasar Sekunder. Dalam rangka memperluas jenis surat berharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar keuangan global yang sangat cepat dan semakin terintegrasi telah mengakibatkan pasar obligasi memainkan peranan penting sebagai alternatif sumber

Lebih terperinci

Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia Obligasi Negara Ritel (ORI) Obligasi Negara Surat pengakuan utang jangka panjang (di atas 12 bulan)

Lebih terperinci

No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities) No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities) Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 tanggal

Lebih terperinci

ORI OBLIGASI NEGARA RITEL

ORI OBLIGASI NEGARA RITEL ORI OBLIGASI NEGARA RITEL PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK sebagai AGEN PENJUAL Oktober 2011 ORI Outline Sekilas Tentang ORI Cara Pembelian dan Perdagangan ORI Keuntungan dan Risiko Investasi di

Lebih terperinci

Sukuk Negara Ritel Seri SR-002 Tahun 2010

Sukuk Negara Ritel Seri SR-002 Tahun 2010 Sukuk Negara Ritel Seri SR-002 Tahun 2010 Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI Jakarta, 22 Januari 2010 Agenda I. Dasar Hukum II. Tujuan dan Manfaat Penerbitan III. Investasi Pada

Lebih terperinci

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/2/DPM tanggal 31 Januari 2008 perihal Transaksi Repurchase Agreement

Lebih terperinci

2015, No b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dilakukan perubahan atas Peraturan Menteri Keuang

2015, No b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dilakukan perubahan atas Peraturan Menteri Keuang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1705, 2015 KEMENKEU. Pasar. Perdana Domestik. Valuta Asing. Mata Uang Rupiah. Lelang. Surat Utang Negara. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA 1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2 namun acuan yang digunakan adalah indikator indeks; c. bahwa dalam rangka menselaraskan indikator yang digunakan dalam rangka transaksi Surat Utang

2 namun acuan yang digunakan adalah indikator indeks; c. bahwa dalam rangka menselaraskan indikator yang digunakan dalam rangka transaksi Surat Utang No.698, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Surat Utang Negara. Langsung. Transaksi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95/PMK.08/2014 TENTANG TRANSAKSI SURAT UTANG

Lebih terperinci

2015, No Mengingat dengan cara private placement di Pasar Perdana Domestik dengan mencabut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.08/2013 tent

2015, No Mengingat dengan cara private placement di Pasar Perdana Domestik dengan mencabut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.08/2013 tent BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.947, 2015 KEMENKEU. Surat Utang Negara. Rupiah. Valuta Asing. Pasar perdana Domestik. Private Placement. Penjualan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel.

Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan www.valburysecurities.co.id 2013 PERKEMBANGAN PASAR KEUANGAN SYARIAH & SUKUK NEGARA

Lebih terperinci

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN Perihal: Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara SUN Ritel Lampung, 13 April 2017 Pembicara DENI WAHIDIN Jabatan: Kepala Seksi

Lebih terperinci

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Project Based Sukuk

SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Project Based Sukuk RINGKASAN PRODUK SERI OBLIGASI NEGARA INDONESIA Mata Uang Rupiah, Project Based Sukuk PT. Bank Permata Tbk, terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan Page 1 SERI OBLIGASI IDR NEGARA INDONESIA Mata

Lebih terperinci

Sukuk Ritel. Instrumen Investasi Berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan

Sukuk Ritel. Instrumen Investasi Berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan Sukuk Ritel Instrumen Investasi Berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan Disampaikan pada acara Marketing Sukuk Ritel seri SR-007 Tahun 2015 Apakah? Sukuk Negara yang dijual kepada individu atau orang

Lebih terperinci

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/18/DPM tanggal 7 Juli 2010

Lebih terperinci

FIXED INCOME TREASURY MANAGEMENT

FIXED INCOME TREASURY MANAGEMENT FIXED INCOME TREASURY MANAGEMENT PENGERTIAN Fixed Income: Produk investasi dengan tingkat pendapatan tetap (stabil) Financial Market Money market Capital market Maturity 1th Debt Instrument

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana No. 7/30/DPM Jakarta, 25 Juli 2005 SURAT EDARAN Perihal: Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/19/PBI/2005 tanggal 25 Juli

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA INDONESIA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUSAHAAN PENERBIT SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci