JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( X Print D-207

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( X Print D-207"

Transkripsi

1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) ISSN: (301-98X Prnt D-07 Analss Pengaruh Manajemen Karer Organsas dan Manajemen Karer Indvdu terhadap Komtmen Organsas Karyawan dengan Pendekatan Structural Equaton Modelng (Stud Kasus pada PT. XYZ ) Samsul Arfn dan Haryono Jurusan Statstka, FMIPA, Insttut Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Aref Rahman Hakm, Surabaya E-mal: haryono@statstka.ts.ac.d Abstrak Krss yang melanda perekonoman Indonesa selama tahun 1998 menyebabkan beberapa perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawannya. PT. XYZ merupakan badan usaha d sektor konstruks yang kut merasakan dampaknya. Perubahan sepert n menyebabkan komtemen para karyawan terhadap perusahaannya perlu dpertanyakan. D banyak negara komtmen organsas dapat dbentuk melalu manajemen karer organsas dan manajemen karer ndvdu yang bak. Peneltan n bertujuan menganalss pengaruh manajemen karer organsas dan manajemen karer ndvdu terhadap komtmen organsas karyawan d PT. XYZ bak secara parsal maupun serentak. Metode analss yang dgunakan adalah Structural Equaton Modelng (SEM) karena ketga varabel yang dtelt merupakan varabel laten dmana varabel laten tdak dapat dukur secara langsung. Data yang dgunakan adalah data sekunder yatu hasl survey yang dlakukan oleh PT. XYZ pada tahun 005 terhadap karyawannya. Berdasarkan hasl analss dapat dtark kesmpulan bahwa secara parsal manajemen karer organsas dan manajemen karer ndvdu berpengaruh sgnfkan terhadap komtmen organsas karyawan PT. XYZ. Pada analss secara serentak pengaruh manajemen karer organsas terhadap komtmen organsas lebh besar darpada manajemen karer ndvdu. Hal n menunjukkan manajemen karer ndvdu karyawan PT. XYZ perlu dperbak agar mereka memlk komtmen tngg sehngga dapat menngkatkan produktvtas. Kata Kunc Komtmen organsas, manajemen karer ndvdu, manajemen karer organsas, Structural Equaton Modelng K I. PENDAHULUAN RISIS ekonom yang terjad d Indonesa sepanjang tahun 1998 berdampak pada berbaga sektor. Laporan Akhr Tahun Bdang Ekonom pada Senn, 1 Desember 1998, menyatakan bahwa puluhan perusahaan bertumbangan. Sektor yang palng merasakan dampaknya terutama adalah sektor konstruks, manufaktur, dan perbankan, sehngga menmbulkan gelombang besar pemutusan hubungan kerja (PHK) [1]. Salah satu yang terkena dampaknya yatu PT. XYZ yang merupakan badan usaha d sektor manufaktur logam dan peralatan berat berkelas ndustr besar. Melalu Departemen Sumber Daya Manusa, PT. XYZ ngn mencapa efsens dengan mengurang jumlah karyawan. Perubahan sepert n menyebabkan beberapa karyawan mempertanyakan mengapa mereka harus berkomtmen terhadap perusahaannya []. Peneltan terkat komtmen organsas karyawan terhadap perusahaannya sudah serng kal dlakukan d banyak negara. Komtmen organsas karyawan yang bak dapat dbentuk melalu manajemen karer yang bak pula [3]. Manajemen karer merupakan sebuah usaha yang dbuat untuk mempengaruh perkembangan karer dar satu atau banyak orang dan mungkn dbutuhkan sejumlah aktvtas, termasuk kursus pelathan dan pusat penugasan sebaga petunjuk jalan dan penasehat karer [4]. Manajemen karer dkategorkan menjad dua, yatu manajemen karer organsas (organzatonal career management) dan manajemen karer ndvdu (career self management) [4]. PT. XYZ pernah menelt pengaruh manajemen karer organsas dan manajemen karer ndvdu terhadap komtmen organsas karyawannya dengan menggunakan metode regres lner berganda. Metode regres lner berganda hanya mampu menganalss pengaruh yang dberkan manajemen karer organsas dan manajemen karer ndvdu terhadap komtmen organsas, dan tdak dapat mengkonfrmas apakah ndkator-ndkator mampu mengukur varabel latennya. Perlu dketahu bahwa ketga varabel yang dgunakan dalam peneltan merupakan varabel laten dmana dbutuhkan ndkator-ndkator untuk mengukurnya. Peneltan n bertujuan menganalss pengaruh manajemen karer organsas dan manajemen karer ndvdu terhadap komtmen organsas karyawan bak secara parsal maupun serentak dengan pendekatan Structural Equaton Modelng (SEM). Metode SEM bertujuan untuk menguj hubungan-hubungan antar-varabel yang ada pada sebuah model, bak tu antarndkator dengan varabel latennya, ataupun hubungan antarvarabel laten [5]. Dengan metode SEM dharapkan penelt mengetahu apakah ndkator-ndkator yang dgunakan vald dan relabel dalam mengukur varabel latennya. Subjek yang damat dalam peneltan n adalah karyawan PT. XYZ pada tahun 005.

2 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) ISSN: (301-98X Prnt D-08 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Structural Equaton Modelng Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan teknk multvarat yang mengkombnaskan aspek multple regreson (memerksa hubungan dependens) dan analss faktor (merepresentaskan konsep yang tdak bsa dukur faktor dengan varabel banyak) untuk mengestmas hubungan struktural yang relatf rumt secara smultan [6]. Secara umum persamaan model struktural dapat dtuls yatu : η B η Γ ( mx1) ( mxm) ( mx1) ( mxn ) ( nx1) ( nx1) dmana : η = vektor random varabel laten endogen B = matrk koefsen pengaruh varabel laten endogen terhadap varabel laten endogen Γ = matrk koefsen pengaruh varabel laten eksogen terhadap varabel laten endogen ξ = vektor random varabel laten eksogen ς = matrk error model Model pengukuran merupakan bagan dar SEM yang menyatakan hubungan antara varabel laten dengan ndkatornya. Model pengukuran secara umum yatu : Y ΛY η ε () ( px1) ( pxm) ( mx1) ( px1) X( qx1) ΛX( qxn) ξ( nx1) δ( qx1) (3) dmana : X = vektor ndkator varabel eksogen Y = vektor ndkator varabel endogen Λ = matrk korelas varabel eksogen dengan ndkatornya X Λ = matrk korelas varabel endogen dengan ndkatornya Y δ = vektor measurement error ndkator varabel eksogen ε = vektor measurement error ndkator varabel endogen p = banyaknya ndkator varabel endogen q = banyaknya ndkator varabel eksogen m = banyaknya varabel laten endogen n = banyaknya varabel laten eksogen B. Confrmatory Factor Analyss ς Confrmatory Factor Analyss (CFA) merupakan salah satu pendekatan utama dar analss faktor yang dgunakan apabla faktor yang terbentuk telah dtetapkan terlebh dahulu [7]. Pada dasaranya, CFA dalam SEM merupakan alat untuk menguj valdtas dan relabltas ndkator yang dapat dketahu dengan model pengukuran. Uj valdtas dlakukan untuk memerksa apakah ndkator mampu mengukur varabel laten sehngga dapat menjelaskan dmens faktornya. Uj valdtas menggunakan statstk uj t yang dapat dhtung dengan rumus : ˆ t (4) s ˆ dengan : ˆ = taksran korelas varabel laten dengan ndkatornya ξ (1) s( ˆ ) ˆ n X X 1 ˆ = varans varabel observas X = nla observas X = rata-rata nla observas Indkator vald dalam mengukur varabel laten apabla nla standardzed loadng factor mnmal 0, atau deal apabla lebh besar dar 0,3 [8]. Sedangkan uj relabltas dlakukan untuk memerksa apakah ndkator-ndkator yang mengukur varabel laten memlk keterkatan sehngga menunjukkan tngkat konsstens nternal ndkator. Relabltas ndkator varabel laten dapat dketahu dar nla construct relablty (ρ c ) dengan rumus : p 1 c (5) p p 1 1 dengan : ρ c = construct relablty λ = loadng factor varabel ndkator θ = error varance varabel ndkator p = banyaknya ndkator Indkator varabel laten dapat dkatakan relabel jka nla construct relablty (ρ c ) lebh besar dar 0,7 [7]. C. Uj Kesesuaan Model Dalam analss SEM tdak ada statstk uj tunggal terbak yang dapat menjelaskan kekuatan dalam mempredks sebuah model [6]. Ada beberapa krtera goodness of ft yang dapat dgunakan untuk menguj kesesuaan model yatu tertuang dalam Tabel 1 [9]. D. Estmas Parameter Estmas parameter SEM menggunakan metode Maxmum Lkelhood Estmaton (MLE) yang secara teratf memnmumkan fungs F [ S, Σ(θ)] sebaga berkut. F ML Tabel 1. Krtera goodness of ft Krtera goodness of ft Model bak Model dterma Ch-Square Statstcs 0 χ df df < χ 3df Probablty 0,05 < p 1,00 0,01 p 0,05 GFI 0,95 GFI 1,00 0,90 GFI < 0,95 AGFI 0,90 AGFI 1,00 0,85 AGFI < 0,90 RMSEA 0 RMSEA 0,05 0,05 < RMSEA 0,08-1 SΣ( θ) ln S ( p q) ( θ ) ln Σ(θ) tr (6) dmana θ adalah vektor parameter. Dar parameter model estmas, matrk varans kovarans populas dapat destmas dan matrk varans kovarans ssa ( S Σ(θ) ) dapat dhtung untuk mengevaluas model.

3 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) ISSN: (301-98X Prnt D-09 E. Komtmen Organsas Komtmen adalah kekuatan pengenalan seseorang dengan keterlbatan pada organsas tertentu [10]. Komtmen pada organsas merupakan skap yang mereflekskan derajat seseorang ddentkkan dan terlbat dengan organsas serta tdak berkengnan untuk mennggalkan organsas tersebut [11]. Dalam komtmen organsasonal terdapat faktor loyaltas dan dentfkas terhadap organsas. Karyawan ngn tetap menjad bagan dar organsas, mempercaya dan menerma nla-nla dan tujuan organsas serta kesedaan untuk berusaha sebak mungkn dem kepentngan organsas. F. Manajemen Karer Organsas dan Manajemen Karer Indvdu Manajemen karer organsas merupakan manajemen karer yang menerma bantuan dar organsas yang dapat mempengaruh perencanaan dan pengembangan karer karyawan d masa yang akan datang. Sedangkan manajemen karer ndvdu sebaga manajemen karer yang dlakukan secara ndvdu dengan tujuan menetapkan perencanaan dan perkembangan karernya selanjutnya [3]. A. Sumber Data III. METODE PENELITIAN Data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder yang dambl dar Departemen Sumber Daya Manusa PT. XYZ. Sampel yang dgunakan sebesar 153 karyawan dar jumlah populas 75 karyawan PT. XYZ tahun 005. B. Varabel Peneltan Dalam peneltan n terdapat tga varabel laten yang masng-masng dukur menggunakan ndkator-ndkator. Indkator dtuangkan dalam bentuk pernyataan dengan memberkan kategor jawaban. Bobot skor yang dberkan untuk setap pernyataan menggunakan skala lkert, dmana 1 = sangat tdak setuju, = tdak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Ketga varabel laten yang dgunakan dalam peneltan n secara umum adalah sebaga berkut. a. Komtmen Organsas (η) Pada varabel komtmen organsas hanya dfokuskan pada dmens afektf saja karena dmens afektf menunjukkan keterkatan emosonal, pengdentfkasan, dan keterlbatan dalam berorgansas [10]. Varabel komtmen organsas dukur oleh 5 ndkator (Y1, Y, Y3, Y4, Y5) yang dkembangkan oleh Cook dan Wall s [3]. b. Manajemen Karer Organsas (ξ 1 ) Varabel manajemen karer organsas melput dmens, yatu dmens ntervens formal yang bers pernyataan-pernyataan terkat campur tangan perusahaan dalam membentuk manajemen karer organsas karyawan secara formal, serta dmens ntervens nformal yang menggambarkan campur tangan perusahaan secara nformal. Dmens ntervens formal dukur menggunakan 6 ndkator (X1.1, X1., X1.3, X1.4, X1.5, X1.6) dan dmens ntervens nformal dukur dengan 4 ndkator (X1.7, X1.8, X1.9, X1.10). Masng-masng ndkator yang mengukur dmens ntervens formal dan dmens ntervens nformal dkembangkan oleh Arnold [3]. c. Manajemen Karer Indvdu (ξ ) Varabel manajemen karer ndvdu terbag menjad dmens, yatu dmens networkng behavors yang menunjukkan hubungan karyawan dengan orang-orang yang dapat membantu karer mereka, serta dmens vsblty behavors yang menunjukkan pemberan reward atau pujan atas hasl kerja mereka. Dmens networkng behavors dukur dengan 7 ndkator (X.1, X., X.3, X.4, X.5, X.6, X,7) serta dmens vsblty behavors dukur oleh ndkator (X.8 dan X.9) yang masng-masng dkembangkan oleh Gould dan Paney serta Noe [3]. C. Langkah Analss Langkah-langkah dalam analss data adalah sebaga berkut. Menguj valdtas dan relabltas kusoner. Memerksa asums dstrbus multvarat normal dan tdak adanya multkolneartas. Menguj keakuratan ndkator dengan Confrmatory Factor Analyss yatu melakukan uj valdtas (4) dan uj relabltas (5). Mendapatkan model sesua dengan konsep dan teor. Mengkonstruks dagram jalur (path). Mengkonvers dagram jalur ke dalam persamaan. Mengdentfkas model. Menguj kesesuaan model. Memodfkas model apabla model tdak sesua dengan data pengamatan Mengestmas parameter model dengan Maxmum Lkelhood Estmaton. Menark kesmpulan. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uj Valdtas dan Relabltas Kusoner Uj valdtas kusoner menggunakan nla corrected temtotal correlaton, dmana ndkator dkatakan vald apabla nla corrected tem-total correlaton lebh besar dar nla r tabel (0,159). Sedangkan uj relabltas kusoner menggunakan Alpha Cronbach s dmana ndkator dkatakan relabel jka nla Alpha Cronbach s lebh besar dar 0,6. Setelah dlakukan pengujan dapat dsmpulkan bahwa ndkator-ndkator telah vald dan relabel atau kusoner yang dgunakan dapat mengukur aspek yang sebenarnya. B. Pengujan Asums Pada analss SEM data dapat dkatakan berdstrbus multvarat normal apabla 1 ndkator dwakl sedktnya oleh 5 responden [1]. Dalam peneltan n terdapat 4 ndkator sehngga apabla 1 ndkator dukur oleh 5 responden maka jumlah sampel mnmum sebesar 4 5 = 10. Sampel dalam peneltan n sebesar 153 atau lebh besar dar batas mnmum yatu 10 sehngga data danggap berdstrbus multvarat normal.

4 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) ISSN: (301-98X Prnt D-10 Varabel laten Komtmen Organsas Manajemen Karer Organsas Manajemen Karer Indvdu Tabel. Uj Multkolneartas Dmens Nla determnan Keterangan Afektf Tdak Multkolneartas Intervens 4, Tdak Formal Multkolneartas Intervens Tdak Informal Multkolneartas Networkng 6, Tdak Behavors Multkolneartas Vsblty Behavors Tdak Multkolneartas Tabel 3. Uj kesesuaan model pengukuran komtmen organsas Krtera goodness of ft Hasl model Kesmpulan χ Statstcs 8,49 Model bak Probablty 0,075 Model bak GFI 0,98 Model bak AGFI 0,94 Model bak RMSEA 0,086 Kurang bak Tabel 4. Estmas parameter model pengukuran komtmen organsas Loadng Error t htung factor varance KO Y1 0,50-0,75 KO Y 0,66 4,49 0,57 KO Y3 0,6 5,45 0,61 KO Y4 0,80 4,95 0,36 KO Y5 0,49 4,67 0,76 Tabel 5. Uj kesesuaan model pengukuran manajemen karer organsas Krtera goodness of ft Hasl model Kesmpulan χ Statstcs 41,99 Kurang bak Probablty 0,004 Kurang bak GFI 0,95 Model bak AGFI 0,87 Model dterma RMSEA 0,08 Model dterma Tabel 6. Estmas parameter model pengukuran manajemen karer organsas Loadng Varance t htung Factor Error IF X1.1 0,48-0,77 IF X1. 0,8 8,53 0,33 IF X1.3 0,75 7,18 0,44 IF X1.4 0,46 5,16 0,79 IF X1.5 0,70 6,75 0,51 IF X1.6 0,69 6,75 0,5 II X1.7 0,84-0,9 II X1.8 0,91 6,45 0,17 II X1.9 0,8 6,08 0,33 II X1.10 0,94 6,4 0,1 MKO IF 0,99-0,0 MKO II 0,60-0,64 Uj asums selanjutnya adalah mendeteks tdak adanya multkolneartas dengan menghtung nla X X. Apabla nla X X = 0 maka terndkas adanya kasus multkolneartas. Hasl penghtungan nla X X untuk tap varabel tersaj pada Tabel yang menunjukkan bahwa tdak terndkas adanya kasus multkolneartas pada data pengamatan. C. Model Pengukuran Komtman Organsas Varabel komtmen organsas dukur oleh 5 ndkator. Hasl uj kesesuaan model pengukuran komtmen organsas setelah dmodfkas dapat dsajkan pada Tabel 3. Tabel 3 menerangkan hasl uj kesesuaan model yatu bahwa model bak atau matrk varans kovarans model pengukuran sama dengan matrk varans kovarans data yang damat. Untuk mengetahu besar kontrbus yang dberkan tap ndkator terhadap komtmen organsas dapat dlhat dar nla loadng factor yang dstandarsaskan pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa semua t htung hubungan antara ndkator dengan komtmen organsas lebh besar dar t (0,05; ) atau lebh besar dar 1,96. Hal n berart bahwa ndkatorndkator vald dalam mengukur komtmen organsas karyawan d PT. XYZ. Model pengukuran varabel komtmen organsas dengan menggunakan estmas parameter yang dstandarsaskan adalah sebaga berkut. Y1 = 0,50 Komtmen Organsas + ε 1 Y = 0,66 Komtmen Organsas + ε Y3 = 0,6 Komtmen Organsas + ε 3 Y4 = 0,80 Komtmen Organsas + ε 4 Y5 = 0,49 Komtmen Organsas + ε 5 Indkator Y4 memlk nla loadng factor terbesar yatu 0,80 yang berart bahwa ndkator Y4 memlk kontrbus terbesar dalam mengukur komtmen organsas karyawan d PT. XYZ. Indkator Y4 berbuny Saya akan sangat bahaga jka bekerja d PT. XYZ hngga tba masa pensun. Hal n menunjukkan bahwa karyawan PT. XYZ mengutarakan komtmennya terhadap perusahaan dengan perasaan yang sangat bahaga apabla mereka dpekerjakan d PT. XYZ hngga tba masa pensun. Penghtungan nla construct relablty (ρ c ) dar varabel komtmen organsas sebaga berkut. 5 9,4 1,47 1 c 0, Nla construct relablty yang dhaslkan sebesar 0,76 atau lebh dar 0,7 yang artnya ndkator pengukur komtmen organsas karyawan PT. XYZ memlk konsstens yang tngg. D. Model Pengukuran Manajemen Karer Organsas Model pengukuran varabel manajemen karer organsas terbag menjad dmens yatu dmens ntervens formal dan dmens ntervens nformal. Hasl uj kesesuaan model pengukuran manajemen karer organsas setelah dmodfkas dapat dlhat pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa dar kelma krtera kebakan model yang dgunakan, tga dantaranya menyatakan bahwa model bak dan model dterma. Selanjutnya untuk mengetahu kontrbus yang dberkan tap ndkator terhadap manajemen karer organsas dapat dlhat dar nla loadng factor yang dstandarsaskan pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan semua t htung masng-masng lebh besar dar 1,96. Hal n berart bahwa ndkator-ndkator vald dalam mengukur manajemen karer organsas karyawan PT. XYZ. Model pengukuran manajemen karer organsas deng-

5 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) ISSN: (301-98X Prnt D-11 Tabel 7. Uj kesesuaan model pengukuran manajemen karer ndvdu Krtera goodness of ft Hasl model Kesmpulan χ Statstcs 3,81 Model bak Probablty 0,07 Model bak GFI 0,97 Model bak AGFI 0,90 Model bak RMSEA 0,06 Model dterma Tabel 8. Estmas parameter model pengukuran manajemen karer ndvdu Loadng Error t htung Factor Varance NB X.1 0,7-0,48 NB X. 0,85 7,7 0,8 NB X.3 0,56 4,55 0,69 NB X.4 0,46 3,8 0,79 NB X.5 0,44 3,14 0,81 NB X.6 0,41 3,78 0,83 NB X.7 0,3,34 0,95 VB X.8 0,53-0,7 VB X.9 0,54 4,39 0,71 MKI NB 0,79-0,38 MKI VB 0,96-0,08 an dmens ntervens formal dan ntervens nformal menggunakan standardzed estmate adalah sebaga berkut. X1.1 = 0,48 Intervens Formal + δ 1 X1. = 0,8 Intervens Formal + δ X1.3 = 0,75 Intervens Formal + δ 3 X1.4 = 0,46 Intervens Formal + δ 4 X1.5 = 0,70 Intervens Formal + δ 5 X1.6 = 0,69 Intervens Formal + δ 6 X1.7 = 0,84 Intervens Informal + δ 7 X1.8 = 0,91 Intervens Informal + δ 8 X1.9 = 0,8 Intervens Informal + δ 9 X1.10 = 0,94 Intervens Informal + δ 10 Intervens Formal = 0,99 Manajemen Karer Organsas + δ 11 Intervens Informal = 0,60 Manajemen Karer Organsas + δ 1 Indkator X1. memlk loadng factor palng besar untuk dmens ntervens formal. Indkator X1. berbuny Atasan saya serngkal memperhatkan agar saya mendapat pelathan yang saya butuhkan untuk karer saya. Artnya bahwa manajemen karer organsas karyawan PT. XYZ sangat dpengaruh oleh perhatan atasannya agar mereka mendapat pelathan yang dbutuhkan untuk karer mereka. Sedangkan untuk dmens ntervens nformal ndkator X1.10 memlk loadng factor palng besar. Indkator X1.10 berbuny Atasan saya serng kal memperkenalkan saya ke orang-orang yang dapat membantu karer saya. Artnya bahwa manajemen karer organsas karyawan PT. XYZ sangat dpengaruh peran atasan dalam memperkenalkan mereka kepada orang-orang yang dapat membantu karer mereka. Secara keseluruhan ntervens atau campur tangan perusahaan secara formal lebh berpengaruh terhadap manajemen karer organsas karyawan d PT. XYZ darpada ntervens yang bersfat nformal. Hal n dapat dlhat bahwa loadng factor untuk dmens ntervens formal lebh besar darpada dmens nformal. Penghtungan nla construct relablty manajemen karer organsas karyawan PT. XYZ dapat dlhat sebaga berkut ,91 c 0, , Nla construct relablty yang dhaslkan sebesar 0,93 atau lebh dar 0,7 sehngga dapat dkatakan bahwa ndkatorndkator pengukur manajemen karer organsas karyawan d PT. XYZ memlk konsstens yang tngg. E. Model Pengukuran Manajemen Karer Indvdu Model pengukuran manajemen karer ndvdu terbag menjad dmens networkng behavors dan vsblty behavors. Hasl uj kesesuaan model pengukuran manajemen karer ndvdu setelah dmodfkas tersaj pada Tabel 7. Pada Tabel 7 dapat dlhat bahwa hasl pengujan dar kelma krtera kebakan model menyatakan bahwa model bak. Untuk mengetahu besar kontrbus yang dberkan oleh tap ndkator terhadap manajemen karer ndvdu dapat dlhat nla loadng factor yang dstandarsaskan pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa semua t htung untuk masng-masng pola hubungan lebh besar dar 1,96 yang berart ndkatorndkator vald dalam mengukur manajemen karer ndvdu karayawan PT. XYZ. Model pengukuran manajemen karer ndvdu dengan dmens networkng behavors dan vsblty behavors menggunakan standardzed estmate adalah sebaga berkut. X.1 = 0,7 Networkng Behavors + δ 13 X. = 0,85 Networkng Behavors + δ 14 X.3 = 0,56 Networkng Behavors + δ 15 X.4 = 0,46 Networkng Behavors + δ 16 X.5 = 0,44 Networkng Behavors + δ 17 X.6 = 0,41 Networkng Behavors + δ 18 X.7 = 0,3 Networkng Behavors + δ 19 X.8 = 0,53 Vsblty Behavors + δ 0 X.9 = 0,54 Vsblt Behavors + δ 1 Networkng Behavor = 0,79 Manajemen Karer Indvdu + δ Vsblty Behavor = 0,96 Manajemen Karer Indvdu + δ 3 Indkator X. memlk loadng factor palng besar yatu 0,85. Indkator X. berbuny Saya serngkal berbncangbncang dengan senor management d acara sosal yang dadakan perusahaan. Artnya, acara sosal yang dadakan perusahaan member pengaruh yang besar terhadap networkng behavors karyawan PT. XYZ. Sedangkan untuk dmens vsblty behavors ndkator X.9 memlk loadng factor lebh besar darpada X.8. Secara keseluruhan manajemen karer ndvdu karyawan PT. XYZ lebh dpengaruh oleh dmens vsblty behavors darpada dmens networkng behavors. Manajemen karer ndvdu karyawan PT. XYZ akan bertambah bak apabla mereka serng mendapat reward atau pujan atas usaha yang telah mereka lakukan. Hasl penghtungan construct relablty manajemen karer ndvdu karyawan d PT. XYZ adalah sebaga berkut.

6 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) ISSN: (301-98X Prnt D-1 G. Model Persamaan Struktural Secara Serentak Model persamaan struktural komtmen organsas secara serantak dapat dtamplkan pada Gambar 1. Estmas parameter model persamaan struktural komtmen organsas secara serentak dengan menggunakan standardze estmate dapat dlhat pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan bahwa manajemen karer organsas dan manajemen karer ndvdu berpengaruh sgnfkan terhadap komtmen organsas karyawan PT. XYZ jka dmodelkan secara serentak. Hasl n sesua dengan hasl pengujan secara parsal. Model persamaan komtmen organsas karyawan PT. XYZ yang dstandarsaskan adalah sebaga berkut. KomtmenOrgansas = 0,90 ManajemenKarerOrgansas + 0,59 ManajemenKarerIndvdu + ζ 3 Tabel 10. Estmas parameter model struktural secara serentak Koefsen Parameter t htung Keterangan MKO KO 0,90 3,797 Sgnfkan MKI KO 0,59,540 Sgnfkan Gambar. MKI MKO 1. Model persamaan 0,51 struktural secara - serentak Korelas rendah Tabel 10. Estmas parameter model struktural secara serentak Koefsen Parameter t htung Keterangan MKO KO 0,90 3,797 Sgnfkan MKI KO 0,59,540 Sgnfkan MKI MKO 0,51 - Korelas rendah 8 1,47 c 0, , Nla construct relablty sebesar 0,78 sehngga dapat dkatakan ndkator pengukur manajemen karer ndvdu karyawan d PT. XYZ memlk konsstens yang tngg. F. Model Persamaan Struktural Secara Parsal Model persamaan struktural secara parsal bertujuan untuk mengetahu pengaruh manajemen karer organsas dan manajemen karer ndvdu terhadap komtmen organsas secara terpsah. Estmas parameter dengan menggunakan standardzed estmate dapat dsajkan pada Tabel 9. Hasl estmas parameter menunjukkan bahwa secara parsal manajemen karer organsas dan manajemen karer ndvdu berpengaruh sgnfkan terhadap komtmen organsas karyawan d PT. XYZ. Dar Tabel 9 dapat dbentuk model persamaan struktural sebaga berkut. KomtmenOrgansas = 0,94 ManajemenKarerOrgansas + ζ 1 KomtmenOrgansas = 0,47 ManajemenKarerIndvdu + ζ V. KESIMPULAN Berdasarkan hasl analss dan pembahasan dapat dtark kesmpulan sebaga berkut. 1. Dalam Confrmatory Factor Analyss, ndkator-ndkator telah vald dan relabel dalam mengukur komtmen organsas, manajemen karer organsas, dan manajemen karer ndvdu karyawan PT. XYZ.. Manajemen karer organsas dan manajemen karer ndvdu berpengaruh sgnfkan terhadap komtmen organsas karyawan PT. XYZ secara parsal. 3. Dalam analss secara serentak, pengaruh manajemen karer organsas terhadap komtmen organsas lebh besar darpada pengaruh yang dberkan manajemen karer ndvdu. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonm Krss Ekonom 1998, Traged tak Terlupakan [] Dessler, G Manajemen Sumber Daya Manusa. Eds Kesepuluh. Jld 1. Terjemahan. Jakarta: Erlangga. [3] Sturges, J., Guest, D., Conway, N., & Cavey, K.M. 00. A Longtudnal Study of The Relatonshp Between Career Management and Organzatonal Commtment Among Graduates n The Frst Ten Years at Work. Journal of Organzatonal Behavour, 3, [4] Arnold, J Managng Careers Into The 1st Century. London: Paul Chapman. [5] Santoso, S. 01. Analss SEM Menggunakan AMOS. Jakarta: PT Elex Meda Komputndo. [6] Har, J.F., Black, W.C., Babn, B.J., & Anderson, R.E Multvarate Data Analyss. Seventh Edton. New Jersey: Prentce Hall. [7] Yamn, S., & Kurnawan, H STRUCTURAL EQUATION MODELING: Belajar Lebh Mudah Teknk Analss Data Kusoner dengan Lserl-PLS. Jakarta: Salemba Infotek. [8] Hoe, S. L Issues And Procedures In Apdotng Structural Equaton Modelng Technque. Journal of Appled Quanttatve Methods, 3, [9] Engel, K. S., Moosbrugger, H., & Müller, H. (003). Evaluatng the Ft of Structural Equaton Models: Tests of Sgnfcance and Descrptve Goodnessof-Ft Measures. Methods of Psychologcal Research Onlne, 8, [10] Meyer, J.P., Allen, N.J., & Smth, C.A Commtment to Organzatons and Occupatons: Extenson and Test of a Three-Component Conceptualzaton. Journal of Appled Psychology, 78, [11] Baron, R.A., & Greenberg, J Behavor n Organzaton: Understandng and Managng the Human Sde of Work. Thrd Edton. Massachusetts: Allyn and Bacon. [1] Schumacher, R.E., & Lomax, R.G A Begnner s Gude to Structural Equaton Modelng. Thrd Edton. New York: Routledge.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Berorganisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Berorganisasi 1 Analss Pengaruh Komtmen Berorgansas dan Kepuasan Kerja terhadap Knerja Karyawan PT. X dengan Metode Estmas Parameter Bootstrap pada Model Persamaan Struktural Ftr Ayu Kusumawat dan Sony Sunaryo Statstka,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan manajemen karier individu terhadap komitmen organisasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan manajemen karier individu terhadap komitmen organisasi, Analisis Pengaruh Manajemen Karier Organisasi dan Manajemen Karier Individu terhadap Komitmen Organisasi Karyawan dengan Pendekatan Structural Equation Modeling (Studi Kasus pada PT. XYZ ) Samsul Arifin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modelling)

Model Bantuan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equation Modelling) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) 337-350 (301-98X Prnt) D-308 Model Bantuan Rumah Tangga Mskn d Kabupaten Jombang dengan Pendekatan SEM (Structural Equaton Modellng) Ist Aprlla, Bambang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Model Persamaan Struktural (MPS)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Model Persamaan Struktural (MPS) 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Model Persamaan Struktural (MPS) Model persamaan struktural (MPS) merupakan salah satu analss multvarat yang dapat menganalss hubungan peubah secara kompleks. Analss n pada umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN AALISIS DISKRIMIA DISKRIT UTUK MEGELOMPOKKA KOMPOE Bernk Maskun Jurusan Statstka FMIPA UPAD jay_komang@yahoo.com Abstrak Untuk mengelompokkan hasl pengukuran yang dukur dengan p buah varabel dmana penlaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

Metode Estimasi Kemungkinan Maksimum dan Kuadrat Terkecil Tergeneralisasi pada Analisis Pemodelan Persamaan Struktural

Metode Estimasi Kemungkinan Maksimum dan Kuadrat Terkecil Tergeneralisasi pada Analisis Pemodelan Persamaan Struktural Jurnal Graden Vol. 11 No. 1 Januar 015 : 1035-1039 Metode Estmas Kemungknan Maksmum dan Kuadrat Terkecl Tergeneralsas pada Analss Pemodelan Persamaan Struktural Dan Agustna Jurusan Matematka, Fakultas

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS KOVARIANSI part 2

ANALISIS KOVARIANSI part 2 ANALISIS KOVARIANSI part Analss Kovarans merupakan suatu analss statstka untuk mengetahu pengaruh satu atau lebh varabel bebas terhadap varable terkat dengan memperhatkan satu atau lebh varable konkomtan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. atau sedang mengkonsumsi produk Kalimilk Susu Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan dan Unt Analss Peneltan n dlakukan d wlayah Yogyakarta pada konsumen yang sudah pernah atau sedang mengkonsums produk Kalmlk Susu Yogyakarta. 3.2 Unt Analss

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n menggunakan desan peneltan deskrptf verfkatf dengan pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawaw (003: 61), peneltan deskrptf adalah peneltan yang

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Yulana Abstrak:Model persamaan regres lnear dapat dnyatakan dalam bentuk matrks

Lebih terperinci

Analysis of Covariance (ANACOVA)

Analysis of Covariance (ANACOVA) Analss of Covarance ANACOVA Bett Kash Paramtha Ihda Ihsana Gempur Safar Oleh: La Ftran Muhammad Alawdo Erma Aprlana Eka Setanngsh Prof Dr Sr Haratm Kartko Program Stud Statstka FMIPA Unverstas Gadah Mada

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat dan peneltan dlakukan Peneltan n dlaksanakan d Pzza Hut Garden 6 - Jakarta Barat 2. Waktu Pengumpulan data Peneltan dlakukan pada bulan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci