Ragam Inovasi Pendukung Pertanian Daerah
|
|
- Djaja Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Agro novasi Ragam Inovas Pendukung Pertanan Daerah Badan Peneltan dan Pengembangan Pertanan Jl. Ragunan No.29 Pasar Mnggu Jakarta Selatan
2 2 AgronovasI Pupuk Organk dar Lmbah Organk Sampah Rumah Tangga Pupuk organk adalah nama kolektf untuk semua jens bahan organk asal tanaman dan hewan yang dapat drombak menjad hara terseda bag tanaman. Dalam Permentan No.2/Pert/Hk. 060/2/2006, tentang pupuk organk dkemukakan bahwa pupuk organk adalah pupuk yang sebagan besar atau seluruhnya terdr atas bahan organk yang berasal dar tanaman dan atau hewan yang telah melalu proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau car yang dgunakan mensupla bahan organk untuk memperbak sfat fsk, kma, dan bolog tanah. Defns tersebut menunjukkan bahwa pupuk organk lebh dtujukan kepada kandungan C-organk atau bahan organk darpada kadar haranya; nla C-organk tulah yang menjad pembeda dengan pupuk anorgank. Pemberan bahan organk merupakan salah satu cara untuk memperbak kualtas lahan, meskpun kandungan hara dar bahan organk umumnya lebh rendah dbandng pupuk kma. Sebaga contoh unsur hara makro dar ssa tanaman berksar antara 0,7 2 persen ntogen, 0,07 0,2% fosfor dan 0,9 1,9 persen kalum, sedang pupuk kandang 1,7 4 persen ntrogen, 0,5 2,3 persen fosfor dan 1,5 2,9 persen kalum. Secara keseluruhan bahan organk memlk potens yang lengkap untuk memperbak sfat fsk, kma dan bolog tanah. Manfaat bahan organk secara fsk memperbak struktur dan menngkatkan kapastas tanah menympan ar. Secara kmaw menngkatkan daya sangga tanah terhadap perubahan ph, menngkatkan kapastas tukar katon, menurunkan fksas P dan sebaga reservor unsur hara sekunder dan unsur mkro. Secara bolog, merupakan sumber energ bag mkroorgansme tanah yang berperan pentng dalam proses dekomposs dan pelepasan unsur hara dalam ekosstem tanah (Sanchez, 1976). Potens sampah organk, terutama dar daerah perkotaan berpenduduk padat sangat tngg. Sebagan besar sampah dar pemukman (rumah tangga) berupa sampah organk, yang proporsnya dapat mencapa 78%. Sampah organk n umumnya bersfat bodegradable, yatu dapat terura menjad senyawa-senyawa
3 AgronovasI yang lebh sederhana oleh aktvtas mkroorgansme tanah. Penguraan dar sampah organk n akan menghaslkan mater yang kaya akan unsur-unsur yang dbutuhkan oleh tumbuhan, sehngga sangat bak dgunakan sebaga pupuk organk. Sedang bahan baku pembuatan pupuk organk berasal dar lngkungan setempat cukup banyak dan murah (Sulstyawat et al., 2009). Mendaur ulang lmbah perkotaan dar sampah rumah tangga menjad pupuk organk (kompos) pentng untuk mengurang dampak pencemaran oleh adanya sampah. Dampak pencemaran oleh sampah tersebut antara lan pencemaran ar yang dsebabkan oleh ar sampah (leachate), pencemaran udara yang dsebabkan oleh udara berbau busuk, pencemaran oleh adanya sampah yang bsa memberkan efek sampng menjalarnya wabah penyakt (Sudradjat, 2006). Syarat Mutu Berdasarkan syarat mutu yang dtetapkan dalam Permentan No 28/Permentan/ SR.130/5/2009 tentang persyaratan tekns mnmal pupuk organk, ndkator yang dgunakan adalah ph, kandungan C-organk (Walkley & Black), N-total (Kjeldahl), C/N raso, unsur makro dan mkro. C/N raso sudah memenuh standar pupuk organk yang telah dpersyaratkan yakn <25,0, sedang C-organk dalam pupuk padat mnmal 15%. Kecepatan dekomposs bahan organk dtunjukkan oleh perubahan mbangan C/N. Selama proses mneralsas, mbangan C/N bahan-bahan yang banyak mengandung N akan berkurang menurut waktu. Kecepatan kehlangan C lebh besar darpada N, sehngga dperoleh mbangan C/N yang lebh rendah (10-20). Apabla kandungan C/N sudah mencapa angka tersebut, artnya proses dekomposs sudah mencapa tngkat akhr. Nsbah C/N yang bak antara dan akan stabl pada saat mencapa perbandngan 15. Nsbah C/N yang terlalu tngg mengakbatkan proses berjalan lambat karena kandungan ntrogen yang rendah. C/N raso akan mencapa kestablan saat proses dekomposs berjalan sempurna. C-organk zat arang atau karbon yang terdapat dalam bahan organk merupakan sumber energ bag mkroorgansme. Dalam proses pencernaan oleh mkroorgansme terjad reaks pembakaran antara unsur karbon dan oksgen menjad kalor dan karbon doksda (CO 2 ). Karbon doksda n dlepas menjad gas, kemudan unsur ntrogen yang terura dtangkap mkroorgansme untuk membangun tubuhnya. Pada waktu mkroorgansme n mat, unsur ntrogen akan tnggal bersama kompos dan menjad sumber nutrs bag tanaman. Kandungan C-organk yang dpersyaratkan untuk memenuh pupuk organk menurut Permentan No. 28/ Permentan/SR.130/5/2009 yatu mengandung C-organk d atas 12%. Manfaat Kompos sampah rumah tangga merupakan pupuk organk yang dperoleh dar hasl pelapukan lmbah organk sampah organk hasl perlakuan manusa (rumah tangga). Perlakuan kompos melbatkan penambahan mkroorgnsme dekomposer atau aktvator ke dalam bahan. Manfaat kompos dar sampah rumah tangga adalah: 1. Menghemat baya pemakaan lahan tempat pembuangan akhr (TPA) lebh dar 50%, karena seluruh sampah organk dolah lag dan dmanfaatkan untuk kebutuhan pertanan dalam skala luas. 3
4 4 AgronovasI 2. Pengolahan sampah organk tdak mencemar lngkungan, sehngga polus ar, tanah dan udara dapat berkurang. 3. Sampah organk yang dolah secara bak dapat memberkan sumber pendapatan dan lapangan pekerjaan untuk ndustr pupuk organk. 4. TPA dapat djadkan tempat sekolah lapang yatu mempelajar bagamana cara mengelola sampah yang bak (Zanal et al., 2008). 5. Secara keseluruhan bahan organk memlk potens yang lengkap untuk memperbak sfat fsk, kma dan bolog tanah. Manfaat bahan organk secara fsk memperbak struktur dan menngkatkan kapastas tanah menympan ar. Secara kmaw menngkatkan daya sangga tanah terhadap perubahan ph, menngkatkan kapastas tukar katon, menurunkan fksas P dan sebaga reservor unsur hara sekunder dan unsur mkro. Secara bolog, merupakan sumber energ bag mkroorgansme tanah yang berperan pentng dalam proses dekomposs dan pelepasan unsur hara dalam ekosstem tanah. Kandungan Hara Sampah rumah tangga tdak dapat langsung dberkan untuk memupuk tanaman, tetap harus mengalam proses pengomposan terlebh dahulu. Beberapa alasan sampah rumah tangga perlu dkomposkan sebelum dmanfaatkan sebaga pupuk tanaman, antara lan : (1). Apabla tanah mengandung cukup udara dan ar, penguraan bahan organk berlangsung cepat, sehngga mengganggu pertumbuhan tanaman; (2). Penguraan bahan segar hanya sedkt sekal memasok humus dan unsur hara ke dalam tanah; (3). Struktur bahan organk segar sangat kasar dan daya serap terhadap ar kecl, sehngga bla langsung dbenamkan akan menyebabkan tanah remah: (4). Pembuatan kompos dengan memanfaatkan sampah rumah tangga merupakan cara penympanan bahan organk sebelum dgunakan sebaga pupuk. Pupuk organk dar lmbah sampah rumah tangga dengan berbaga macam dekomposer dan bahan campuran lannya yang telah dhaslkan dlakukan analss kma sepert yang dsajkan pada Tabel 1. Dar hasl analss telah dketahu status ph, kandungan C-organk, C/N raso, unsur makro dan mkro lannya. Tolok ukur kualtas pupuk organk yang dhaslkan adalah kandungan C-organk, C/N raso dan N-total. Hasl analss dar kompos sampah rumah tangga yang dproduks oleh BPTP Jawa Tmur menunjukkan kandungan C-organk berksar 15,41-18,89, C/N- raso berksar 11,8812,04-18,29, dan N-total berksar 0,58-1,57%. Dar uj laboratorum dketahu bahwa pupuk organk sampah rumah tangga dengan dekomposer Prom dtambah dengan pupuk kandang, dedak, dan tetes mengandung C-organk yang tngg. Menurut Zanal et al. (2008), zat arang atau karbon yang terdapat dalam bahan organk merupakan sumber energ bag mkroorgansme. Dalam proses pencernaan oleh mkroorgansme terjad reaks pembakaran antara unsur karbon dan oksgen menjad kalor dan karbon doksda (CO2). Karbon doksda n dlepas menjad gas, kemudan unsur ntrogen yang terura dtangkap mkroorgansme untuk membangun tubuhnya. Pada waktu mkroorgansme n mat, unsur ntrogen akan tnggal bersama kompos dan menjad sumber nutrs bag tanaman. Hal n berart pupuk organk n selan sebaga sumber hara (melepaskan unsur hara terutama N dalam waktu relatf cepat) juga dapat dgunakan sebaga sumber bahan organk tanah.
5 No. AgronovasI Tabel 1. Hasl Analss Kma Bahan Organk Berbahan Baku Sampah Rumah Tangga dengan Menggunakan Berbaga Macam Dekomposer/Aktvator 4 Mnggu Setelah Inkubas Komposs ph C-organk (%) N-total (%) Analss C/N rato P 2 O 5 (%) K 2 O (%) 5 Na Ca Mg 1. Lmbah organk (sampah 8,4 18,17 1,57 13,56 1,09 1,39 0,48 4,06 0,58 rumah tangga) 100%+ Prom 2. Lmbah organk (sampah 8,3 15,41 1,56 12,04 1,06 1,67 0,48 4,86 0,83 rumah tangga) 100%+ EM-4 3. Lmbah organk (sampah 8,0 18,89 1,29 17,33 1,09 1,22 0,46 5,33 0,63 rumah tangga) 100% + Prom + Pupuk kandang + Dedak + Tetes 4. Lmbah organk (sampah 7,9 18,11 1,29 16,46 1,05 1,17 0,41 4,50 0,57 rumah tangga) 100% + EM-4 + Pupuk kandang + Dedak + Tetes 5. Lmbah organk (sampah rumah tangga) 100% + SuperDegra + Pupuk kandang + Dedak + Tetes 6,9 15,46 0,99 16,27 0,77 2,13 0,54 3,18 0,47 Sumber : Laboratorum Tanah Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Jawa Tmur, Malang, Nla krts raso C/N suatu bahan organk untuk terjadnya dekomposs adalah d bawah 30, d atas nla tersebut bahan organk akan sult terdekomposs (Stevenson, 1986 dan Handayanto, 1995). Besarnya C/N rato menunjukkan mudah tdaknya bahan organk terdekomposs. Raso C/N tngg menunjukkan adanya bahan tanah lapuk yang relatf banyak (msalnya selulosa, lemak dan lln), sebalknya semakn kecl nla raso C/N menunjukkan bahwa bahan organk semakn mudah terdekomposs. Dengan pengomposan nsbah bahan organk dapat mencapa 20 sampa 15, sehngga menurunnya nsbah C/N berart ketersedaan ntrogen bag tanaman menngkat. Tngkatan nsbah C/N optmum mempunya rentang antara (kandungan N sektar 1,4 1,7%) yang ternyata deal untuk dekomposs maksmum karena tdak akan terjad pemebebasan ntrogen melalu mneralsas dar ssa-ssa organk d atas jumlah yang dbutuhkan oleh mkroorgansme. Nsbah C/N yang bak antara dan akan stabl pada saat mencapa perbandngan 15. Nsbah C/N yang terlalu tngg mengakbatkan proses berjalan lambat karena kandungan ntrogen yang rendah. C/N raso akan mencapa kestablan saat proses dekomposs berjalan sempurna. Menurut Djuarnan et al. (2009), Nsbah C/N yang bak antara dan akan stabl pada saat mencapa perbandngan 15. Nsbah C/N yang terlalu tngg mengakbatkan proses berjalan lambat karena kandungan ntrogen yang rendah. C/N raso akan mencapa kestablan saat proses dekomposs berjalan sempurna. Faktor Kunc Sebelum membuat kompos ada beberapa hal yang perlu dperhatkan, yatu
6 6 AgronovasI komposs bahan, reaks kmaw, tempat dan waktu yang menunjang pembuatan kompos. Saat pembuatan kompos terjad berbaga perubahan yang dlakukan oleh jasad-jasad renk. Perubahan tersebut dpengaruh oleh : 1. Susunan Bahan Bahan kompos dar campuran berbaga macam bahan tanaman, proses penguraannya relatf lebh cepat darpada yang berasal dar tanaman sejens. 2. Ukuran bahan Semakn kecl ukuran bahan asalnya, semakn cepat proses penguraan bahan. Ukuran deal potongan bahan mentah sektar 4 cm. Jka potongan terlalu kecl tmbunan menjad padat sehngga tdak ada srkulas udara. 3. Suhu optmal Pengomposan berlangsung optmum pada suhu o C. 4. Derajat keasaman atau ph pada tumpukan kompos Derajat keasaman (ph) bahan baku kompos dharapkan berksar 6,5 8,0, agar proses penguraan berlangsung cepat, ph dalam tumpukan kompos tdak boleh terlalu rendah (asam). Oleh sebab tu bahan kompos perlu dtabur dengan kapur atau abu. 5. Kandungan Ar dan Oksgen (O ) 2 Kadar ar bahan mentah yang deal 50-70%. Jka tumpukan kompos kurang mengandung ar, bahan akan bercendawan. Hal n merugkan, karena proses penguraan bahan berlangsung lambat. Dan tdak sempurna. Aktvtas perombakan secara aerob memerlukan oksgen. 6. Kandungan Ntrogen (N) Semakn banyak kandungan senyawa ntrogen, semakn cepat bahan terura karena jasad-jasad renk memerlukan senyawa N untuk perkembangannya. 7. C/N-raso Raso C/N merupakan faktor palng pentng dalam proses pengomposan. Hal n dsebabkan proses pengomposan tergantung dar kegatan mkroorgansme yang membutuhkan karbon sebaga sumber energ dan pembentuk sel dan ntrogen untuk membentuk sel. Besarnya nla raso C/N tergantung dar jens sampah. Proses pengomposan yang bak akan menghaslkan C/N yang deal sebesar Jka raso C/N tngg, aktvtas bolog mkroorgansme akan berkurang. Selan tu dperlukan beberapa sklus mkroorgansme untuk menyelesakan dengan degradas bahan kompos, sehngga waktu pengomposan akan lebh lama dan kompos yang dhaslkan akan memlk mutu rendah. Jka C/N-raso terlalu rendah, kelebhan ntrogen (N) yang tdak dpaka oleh mkroorgansme tdak dapat dasmlas dan akan hlang melalu volatsas sebaga ammona. Pembuatan Pupuk Organk Komposs pupuk organk yang dbuat dar bahan baku lmbah organk sampah rumah tangga dapat memperbak kesuburan tanah dan menngkatkan produktvtas tanaman, melput : (1). Lmbah organk sampah rumah tangga (mudah busuk, mudah terura, dan mudah hancur) sepert ssa makanan, ssa kan, sayur-sayuran, kult buah dan lan-lan sebanyak kg/4-5 gerobak sampah; (2). Aktvator/Dekomposer terdr dar mkroorgansme bersfat multfungs yang berhubungan dengan penggunaan mkroba perombak bahan organk dan
7 AgronovasI mempunya kemampuan menngkatkan efsens pemakaan pupuk N, P, dan K dan efsens perombakan bahan organk tanah, menjaga kesembangan hara dan berkelanjutan produktvtas tanah. Aktvator/Dekomposer sebanyak EM-4 sebanyak 400 ml atau Prom sebanyak 300 gram. (3). Kotoran kambng untuk mempercepat dekomposs bahan organk yang berasal dar lmbah organk. Kotoran kambng dharapkan dapat menyupla mkroba dan selanjutnya sebaga meda tumbuh mkroba tersebut, sehngga kecepatan dekomposs dapat dtngkatkan. Pupuk kandang dar kotoran kambng sebanyak 30 kg. (4). Tetes (molasses) mempunya komposs yang pentng yatu TSAI (Total Sugar as Invert) yatu gabungan dar sukrosa dan gula reduks. Kadar TSAI dalam tetes berksar antara 50-65%. Angka TSAI sangat pentng dalam proses fermentas, karena semakn besar TSAI akan semakn menguntungkan. Tetes sebanyak 1 lter kemudan dsramkan ke bahan sampah sebanyak kg/4-5 gerobak sampah; (5). Dedak (pad) mempunya kandungan gz yang dengan komposs bahan kerng 86,5%; Abu 8,7%; Proten kasar 10,8%; Serat kasar 1,5%; Lemak 5,1%; Ca 0,2% dan P 2,5% dan mempercepat proses dekomposs. Dedak sebanyak 5 kg kemudan dsramkan ke bahan sampah sebanyak kg/4-5 gerobak sampah; a. Pemlahan dan Pencacahan Sampah Rumah Tangga Pemlahan sampah, sampah dar warga dplah menjad sampah organk yatu sampah yang dapat dkomposkan (mudah busuk, mudah terura, dan mudah hancur) sepert ssa makanan, ssa kan, sayur-sayuran, kult buah dan lan-lan. Sampah anorgank yatu sampah yang tdak dapat dkomposkan : kaleng, plastk, gelas, logam, dan lan-lan; (2). Pencacahan, yatu sampah yang sudah dplah (organk) dcacah (Gambar 1 dan 2). b. Proses Pengomposan Teknk pengomposan dlakukan dengan sstem aerobk dengan cara pengepresan yatu sampah dplah, dambl yang organk, kemudan (yang besar) dcacah, dber dekomposer dan bahan-bahan lannya (pupuk kandang, bekatul dan tetes), daduk, 7 Gambar 1. Pemlahan sampah Gambar 2. Pencacahan
8 8 AgronovasI dmasukkan ke dalam cetakan /pengepresan dengan ukuran panjang = 180 cm; lebar = 120 cm dan tngg 60 cm. Pengepres dbuat dar trplek/playwood atau papan, pada kedua ss atas dber jnjngan dar kayu, bagan atas dan bawah dbarkan terbuka. Hanya bagan sampng yang dtutup rapat dengan papan atau playwood. Teknk n dapat dlakukan d manapun, meskpun lahannya sempt. Volume sampah yang dpres akan menyusut terus hngga menjad kompos. Besaran kompos yang dhaslkan tergantung pada jens sampahnya. Pembalkan sampah dlakukan secara rutn yatu tap 3-4 har sekal. Pada proses pembalkan berkutnya, volume sampah menyusut. Dengan demkan dua ple yang ada adapat daqjadkan dalam satu ple. Artmya cara n berguna untuk mengefektfkan lahan, apalag kalau poss pengomposan d tengah-tengah pemukman. Pengelolaan sampah rumah tangga juga dapat dlakukan secara ndvdu maupun kelompok masyarakat. Melalu pengelolaan sampah rumah tangga menjad lebh bermanfaat dan membantu mengurang volume sampah kota serta mengurang beban pengelolaannya. Tahap-tahap proses pengomposan sampah rumah tangga sebaga berkut : (1). Menmbang pupuk kandang sebanyak 30 kg kemudan dsramkan ke bahan sampah sebanyak kg/4-5 gerobak sampah; (4). Menmbang dedak sebanyak 5 kg kemudan dsramkan ke bahan sampah sebanyak kg/4-5 gerobak sampah; (2). Mencampurkan tetes sebanyak 1 lter dan melarutkan Aktvator/Dekomposer EM-4 sebanyak 400 ml atau Prom sebanyak 300 gram ke dalam 6 lter ar bersh, daduk sampa rata, dsramkan pada sampah yang sudah dplah dengan kapastas kg/4-5 gerobak sampah; (3). Pencetakan, sampah daduk sampa rata baru dcetak pada pencetak yang telah dsedakan sesua kebutuhan (ukuran cetakan ± 180 x 120 x 60 cm), kemudan dnjak - njak; (4). Selanjutnya dber ppa PVC atau bambu, dan dber lubang sebaga rongga udara; (5). Pengukuran suhu dlakukan setap har dengan menggunakan thermometer alkohol selama ± 1-2 ment yang dtancapkan pada sampah yang telah dcetak dengan suhu sesua ketentuan, har ke -3 pertama ukuran suhu (<50 o C) tumpukan dbalk dan dsram, har ke-6 ukuran suhu (< 50 o C) tumpukan dbalk dan dsram, har ke-9 kuran suhu (< 50 o C) tumpukan dbalk dan dsram, har ke-13 masuk pematangan kompos ukuran suhu (<50 o C) tumpukan dbalk dan dsram, har ke-16 masuk pematangan kompos ukuran suhu (<50 o C) tumpukan dbalk, har ke-19 masuk pematangan kompos ukuran suhu (<50 o C) tumpukan dbalk. Proses pematangan sesua pelaksanaan d lapangan yatu har atau sebaga lanjutan pelaksanaan proses pelapukan dan pematangan lanjutan dengan ukuran suhu (<50 o C/55 o C), dbalk tanpa dsram; (6). Har ke-21 sampa har ke-28 pendngnan dlanjutkan dengan penghamparan sampa pupuk benar-benar kerng; (7). Setelah sampah kerng dlanjutkan dengan pengayakan untuk menghaslkan kompos halus; (8). Pengemasan dalam kantong plastk. Tahapan Pembuatan Pupuk Organk
9 dar Lmbah Organk Sampah Rumah Tangga : AgronovasI 9 Pemlahan Sampah Pencacahan Penmbangan pupuk kandang Melarutkan Aktvator/Dekomposer yang akan dsramkan ke sampah Penyraman dedak dan pupuk kandang ke sampah Pencetakan Pengayakan Penjemuran Pengemasan Gambar Proses Pembuatan Pupuk Organk dar Lmbah Organk Sampah Rumah Tangga dan Aplkas Pupuk Organk Sampah Rumah Tangga pada Sayuran (Saw) Gambar 3. Penmbangan dedak Gambar 4. Penmbangan dedak
10 10 AgronovasI Gambar 5. Pengadukan sampah Gambar 6. Pupuk dar sampah rumah tangga sap dcetak Gambar 7. Pencetakan Gambar 8. Pengnjakan pupuk dar sampah rumah tangga Gambar 9. Pengukuran tngg tumpukan Gambar 10. Pembalkan
11 AgronovasI 11 Gambar 11. Tumpukan pupuk organk yang sap 12. Penjemuran djemur Gambar 13. Pengemasan kompos Gambar 14. Pengemasan Gambar 15. Tanaman saw dengan aplkas Gambar 16. Panen saw pupuk Kontak Person Amk Krsmawat dan Rka Asnta Bala Pengkajan Teknolog Pertanan Jawa Tmur Jl. Raya Karangploso KM.4 Malang, Indonesa Telp , , Fax Emal: Webste Jatm.ltbang.deptan.go.d
Pupuk Organik dari Limbah Organik Sampah Rumah Tangga
Pupuk Organik dari Limbah Organik Sampah Rumah Tangga Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan
Lebih terperinciPROPOSAL SKRIPSI JUDUL:
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada
Lebih terperinciBOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL
BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan
Lebih terperinciANALISIS REGRESI. Catatan Freddy
ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel
4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran
III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan
Lebih terperinciIV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI
IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon
Lebih terperinciBAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN (THE ANALYSIS OF ADDED VALUE AND INCOME OF HOME INDUSTRY KEMPLANG BY USING FISH AND TAPIOCA AS
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN TAHU SECARA BIOFILTRASI MENGGUNAKAN ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes (Mart.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN TAHU SECARA BIOFILTRASI MENGGUNAKAN ENCENG GONDOK (Echhorna crasspes (Mart.) Solms) Poppy Arsl, Supryanto ABSTRAK Sebagan besar ndustr tahu merupakan
Lebih terperinciRangkuman hasil penelitian disampaikan dalam bentuk tabel dan grafik,
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab n durakan mengena hasl peneltan serta analssnya. Rangkuman hasl peneltan dsampakan dalam bentuk tabel dan grafk, sedangkan data detal hasl peneltan dan perhtungan Laboratorum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu
Lebih terperinciANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)
Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini
III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi
3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.
BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.
Lebih terperinciUKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a
UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN MODEL
BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN DAYA
BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebutuhan Bahan Bakar Mnyak (BBM) sebaga sumber energ setap harnya semakn menngkat, sedangkan cadangan energ mnyak bum (fosl) semakn menps. Menurut majalah kompas
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen
Lebih terperinciBAB VB PERSEPTRON & CONTOH
BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan
Lebih terperinciANALISIS BENTUK HUBUNGAN
ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus
BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan
Lebih terperinciε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian
Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada
BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap
5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa
III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan
Lebih terperinciBab III Analisis Rantai Markov
Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Semnar Nasonal Aplkas Teknolog Informas 004 Yogyakarta, 19 Jun 004 Aplkas Pemrograman Komputer Dalam Bdang Teknk Kma Arf Hdayat Program Stud Teknk Kma Fakultas Teknolog Industr, Unverstas Islam Indonesa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam
1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Lebih terperinciPeramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting
Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menmbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada
3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.
44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon
Lebih terperinciRANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan
. Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor
Lebih terperinciMENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK
Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan
Lebih terperinciINDEKS KUALITAS UDARA
INDEKS KUALITAS UDARA Untuk menyatakan konds kualtas udara d suatu tempat dapat dlakukan dengan ndeks kualtas udara. Indeks kualtas udara dbuat untuk memberkan kemudahan mengetahu konds kualtas udara amben
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan
Lebih terperincilingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara
BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan
Lebih terperinciBABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan
BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan
Lebih terperinci