KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,"

Transkripsi

1 S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menmbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat ( Peraturan Pemerntah Nomor 8 Tahun 001 tentang Pengelolaan Kualtas Ar dan Pengendalan Pencemaran Ar maka dpandang perlu menetapkan Keputusan Menter Negara Lngkungan Hdup tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Ar; Mengngat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lngkungan Hdup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699;. Undang-undang Nomor Tahun 1999 tentang Pemerntahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839; 3. Peraturan Pemerntah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Analss Mengena Dampak Lngkungan Hdup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838; 4. Peraturan Pemerntah Nomor 5 Tahun 000 tentang Kewenangan Pemerntah dan Kewenangan Provns Sebaga Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 395; 5. Peraturan Pemerntah Nomor 8 Tahun 001 tentang Pengelolaan Kualtas Ar dan Pengendalan Pencemaran Ar (Lembaran Negara Tahun 001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161; 6. Keputusan Presden Republk Indonesa Nomor Tahun 00 tentang Perubahan Atas Keputusan Presden Nomor 101 Tahun 001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungs, Kewenangan, Susunan Organsas, Dan Tata Kerja Menter Negara; M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR. Pasal 1 Dalam keputusan n yang dmaksud dengan : a. Mutu ar adalah konds kualtas ar yang dukur dan atau duj berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Status mutu ar adalah tngkat konds mutu ar yang menunjukkan konds cemar atau konds bak pada suatu sumber ar dalam waktu tertentu dengan membandngkan dengan baku mutu ar yang dtetapkan. c. Sumber ar adalah wadah ar yang terdapat d atas dan d bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertan n akufer, mata ar, sunga, rawa, danau, stu, waduk, dan muara. Pasal (1 Penentuan status mutu ar dapat menggunakan Metoda STORET atau Metoda Indeks Pencemaran. ( Pedoman untuk menentukan status mutu ar dengan Metoda STORET dlakukan sesua dengan pedoman pada Lampran I Keputusan n. (3 Pedoman untuk menentukan status mutu ar dengan Metoda Indeks Pencemaran dlakukan sesua dengan pedoman pada Lampran II Keputusan n. 158

2 Pasal 3 (1 Apabla tmbul kebutuhan untuk menggunakan metoda lan yang juga berdasarkan kadah lmu pengetahuan dan teknolog untuk menyesuakan dengan stuas dan konds serta kapastas daerah, maka dapat dgunakan metoda d luar metoda sebagamana dmaksud dalam Pasal. ( Metoda sebagamana dmaksud dalam ayat (1 dgunakan setelah mendapat rekomendas dar nstans yang bertanggung jawab d bdang pengelolaan lngkungan hdup dan pengendalan dampak lngkungan. Pasal 4 Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu tahun sejak dtetapkan Keputusan n, status mutu ar yang telah dtetapkan sebelumnya wajb dsesuakan dengan ketentuan dalam Keputusan n. Pasal 5 Pada saat berlakunya Keputusan n semua peraturan perundang-undangan yang berkatan dengan status mutu ar yang telah ada tetap berlaku sepanjang tdak bertentangan dengan Keputusan n. Keputusan n mula berlaku pada tanggal dtetapkan. Pasal 6 Salnan sesua dengan aslnya Deput MENLH Bdang Kebakan dan Kelembagaan Lngkungan Hdup, Hoetomo, MPA Dtetapkan d : Jakarta pada tanggal : 10 Jul 003 Menter Negara Lngkungan Hdup, Nabel Makarm, MPA, MSM. 159

3 Lampran I Keputusan Menter Negara Lngkungan Hdup. Nomor : 115 Tahun 003 Tanggal : 10 Jul 003 PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN METODA STORET I. Uraan Metoda STORET Metoda STORET merupakan salah satu metoda untuk menentukan status mutu ar yang umum dgunakan. Dengan metoda STORET n dapat dketahu parameter-parameter yang telah memenuh atau melampau baku mutu ar. Secara prnsp metoda STORET adalah membandngkan antara data kualtas ar dengan baku mutu ar yang dsesuakan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu ar. Cara untuk menentukan status mutu ar adalah dengan menggunakan sstem nla dar US-EPA (Envronmental Protecton Agency dengan mengklasfkaskan mutu ar dalam empat kelas, yatu : (1 Kelas A : bak sekal, skor = 0 memenuh baku mutu ( Kelas B : bak, skor = -1 s/d -10 cemar rngan (3 Kelas C : sedang, skor = -11 s/d -30 cemar sedang (4 Kelas D : buruk, skor -31 cemar berat II. Prosedur Penggunaan Penentuan status mutu ar dengan menggunakan metoda STORET dlakukan dengan langkah-langkah sebaga berkut : 1. Lakukan pengumpulan data kualtas ar dan debt ar secara perodk sehngga membentuk data dar waktu ke waktu (tme seres data.. Bandngkan data hasl pengukuran dar masng-masng parameter ar dengan nla baku mutu yang sesua dengan kelas ar. 3. Jka hasl pengukuran memenuh nla baku mutu ar (hasl pengukuran < baku mutu maka dber skor Jka hasl pengukuran tdak memenuh nla baku mutu ar (hasl pengukuran > baku mutu, maka dber skor : Tabel 1.1. Penentuan sstem nla untuk menentukan status mutu ar Jumlah contoh 1 Nla Parameter Fska Kma Bolog < 10 Maksmum Mnmum Rata-rata Maksmum Mnmum Rata-rata -6-1 Sumber : Canter (1977 Catatan : 1 jumlah parameter yang dgunakan untuk penentuan status mutu ar Jumlah negatf dar seluruh parameter dhtung dan dtentukan status mutunya dar jumlah skor yang ddapat dengan menggunakan sstem nla. III. Contoh Perhtungan Untuk lebh jelasnya, dapat dlhat pada contoh berkut n. Tabel 1.. merupakan contoh penerapan penentuan kualtas ar menurut metoda STORET yang dlakukan oleh Unpad, Bandung. Data dambl dar sunga Clwung pada 160

4 stasun 1. Pada tabel n tdak dberkan data lengkap hasl analsa d sunga Clwung, tetap hanya dberkan nla maksmum, mnmum, dan rata-rata dar data-data hasl. Cara pemberan skor untuk tap parameter adalah sebaga berkut (contoh, untuk Hg: a. Hg merupakan parameter kma, maka gunakan skor untuk parameter kma. b. Kadar Hg yang dharapkan untuk ar golongan C adalah 0.00 mg/l. c. Kadar Hg maksmum hasl pengukuran adalah mg/l, n berart kadar Hg melebh baku mutunya. Maka skor untuk nla maksmum adalah -. d. Kadar Hg mnmum hasl pengukuran adalah mg/l, n berart kadar Hg sesua dengan baku mutunya. Maka skornya adalah 0. e. Kadar Hg rata-rata hasl pengukuran adalah mg/l, n berart melebh baku mutunya. Maka skornya adalah 6. f. Jumlahkan skor untuk nla maksmum, mnmum, dan rata-rata. Untuk Hg pada contoh n skor Hg adalah 8. g. Lakukan hal yang sama untuk tap parameter, apabla tdak ada baku mutunya untuk parameter tertentu, maka tdak perlu dlakukan perhtungan. h. Jumlahkan semua skor, n menunjukan status mutu ar. Pada contoh n skor total adalah 58, n berart sunga Clwung pada stasun 1 mempunya mutu yang buruk untuk peruntukan golongan C. Tabel 1.. Status Mutu Kualtas Ar Menurut Sstem Nla STORET d Stasun 1 sunga Clwung bag peruntukan Golongan C (PP 0/1990 No. Parameter Satuan Baku Mutu Hasl Pengukuran Skor Maksmum Mnmum Rata-rata FISIKA 1 TDS mg/l ,4 4, Suhu ar C normal + 3 4,15 0,5, DHL mhos/cm 8,6 7 76,3 4 Kecerahan M 0,46 0,35 0,41 KIMIA a. Anorgank 1 Hg mg/l 0,00 0,096 0,0006 0,008-8 As mg/l 0,5 0,0014 Tt 0, Ba mg/l 1,5 17,401 11,39 15, F mg/l 0,01 0,51 0,8 0, Cd mg/l nhl Tt Tt Tt 0 6 Cr (VI mg/l 0,0036 Tt 0, Mn mg/l 0,033 Tt 0,083 8 Na mg/l 15,41 5,167 11,046 9 NO 3-N mg/l 1,8 0,04 3, NO -N mg/l 0,06 1 0,0075 0, NH 3-N mg/l 0,0 1,53 Tt 0, ph ,83 6,7 7, Se mg/l 0,05 Tt Tt Tt 0 14 Zn mg/l 0,0 0,0457 Tt 0, CN mg/l 0,01 Tt Tt Tt 0 16 SO 4 mg/l 40, 14, H S mg/l 0,00 1,7 0,0014 0, Cu mg/l 0,0 0,008 Tt 0, Pb mg/l 0,03 0,456 Tt 0, RSC mg/l 3,4,4,985 1 BOD 5 mg/l 4,51,97 3,9 COD mg/l 6, 34,3 48,08 3 Mnyak dan lemak mg/l 0,5 Tt Tt Tt 0 4 PO 4 mg/l,8 0,0 0, Phenol mg/l 0,001 Tt Tt Tt 0 6 Cl mg/l 0,003 1,3315 0,0003 0, B mg/l,103 0,81 1,

5 8 COD mg/l 0,14 0,0145 0, N mg/l Tt Tt Tt 30 HCO 3 mg/l CO -bebas mg/l 11,88 7,9 9,4 3 Salntas 0/00 0,0 0 0, DO mg/l > 3 9,1 8 8,433 0 b. Organk 1 Aldrn mg/l Tt Tt Tt Deldrn mg/l Tt Tt Tt 3 Chlordane mg/l Tt Tt Tt 4 DDT mg/l 0,00 Tt Tt Tt 0 5 Detergent mg/l 0, Tt Tt Tt 0 6 Lndane mg/l Tt Tt Tt 7 PCB mg/l Tt Tt Tt 8 Endrne mg/l 0,004 Tt Tt Tt 0 9 BHC 0,1 Tt Tt Tt 0 MIKROBIOLOGI 1 Colform tnja Jml/100 ml 15x10^6.5x10^6 7.15x10^6 Total colform Jml/100 ml 15x10^6.5x10^ x10^6 Jumlah Skor -58 Dtetapkan d : Jakarta pada tanggal : 10 Jul 003 Menter Negara Lngkungan Hdup, Salnan sesua dengan aslnya Deput MENLH Bdang Kebakan dan Kelmbagaan Lngkungan Hdup, Hoetomo, MPA. Nabel Makarm, MPA, MSM 16

6 Lampran II Keputusan Menter Negara Lngkungan Hdup. Nomor : 115 Tahun 003 Tanggal: 10 Jul 003 I. Uraan Metode Indeks Pencemaran PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN METODA INDEKS PENCEMARAN Sumtomo dan Nemerow (1970, Unverstas Texas, A.S., mengusulkan suatu ndeks yang berkatan dengan senyawa pencemar yang bermakna untuk suatu peruntukan. Indeks n dnyatakan sebaga Indeks Pencemaran (Polluton Index yang dgunakan untuk menentukan tngkat pencemaran relatf terhadap parameter kualtas ar yang dznkan (Nemerow, Indeks n memlk konsep yang berlanan dengan Indeks Kualtas Ar (Water Qualty Index. Indeks Pencemaran (IP dtentukan untuk suatu peruntukan, kemudan dapat dkembangkan untuk beberapa peruntukan bag seluruh bagan badan ar atau sebagan dar suatu sunga. Pengelolaan kualtas ar atas dasar Indeks Pencemaran (IP n dapat member masukan pada pengambl keputusan agar dapat menla kualtas badan ar untuk suatu peruntukan serta melakukan tndakan untuk memperbak kualtas jka terjad penurunan kualtas akbat kehadran senyawa pencemar. IP mencakup berbaga kelompok parameter kualtas yang ndependent dan bermakna. II. Defns Jka L menyatakan konsentras parameter kualtas ar yang dcantumkan dalam Baku Peruntukan Ar (j, dan C menyatakan konsentras parameter kualtas ar ( yang dperoleh dar hasl analss cuplkan ar pada suatu lokas pengamblan cuplkan dar suatu alur sunga, maka PI j adalah Indeks Pencemaran bag peruntukan (j yang merupakan fungs dar C /L. PI j = (C 1/L 1j, C /L j,,c /L....(-1 Tap nla C /L menunjukkan pencemaran relatf yang dakbatkan oleh parameter kualtas ar. Nsbah n tdak mempunya satuan. Nla C/L = 1,0 adalah nla yang krtk, karena nla n dharapkan untuk dpenuh bag suatu Baku Mutu Peruntukan Ar. Jka C /L >1,0 untuk suatu parameter, maka konsentras parameter n harus dkurang atau dsshkan, kalau badan ar dgunakan untuk peruntukan (j. Jka parameter n adalah parameter yang bermakna bag peruntukan, maka pengolahan mutlak harus dlakukan bag ar tu. Pada model IP dgunakan berbaga parameter kualtas ar, maka pada penggunaannya dbutuhkan nla rata-rata dar keseluruhan nla C /L sebaga tolok-ukur pencemaran, tetap nla n tdak akan bermakna jka salah satu nla C /L bernla lebh besar dar 1. Jad ndeks n harus mencakup nla C /L yang maksmum PI j = {(C /L R,(C /L M}.....(- Dengan (C /L R : nla,c /L rata-rata (C /L M : nla,c /L maksmum Jka (C /L R merupakan ordnat dan (C /L M merupakan abss maka PI j merupakan ttk potong dar (C /L R dan (C /L M dalam bdang yang dbatas oleh kedua sumbu tersebut. (C /L R PI j Gambar.1. Pernyataan Indeks untuk suatu Peruntukan (j Peraran akan semakn tercemar untuk suatu peruntukan (j jka nla (C /L R dan atau (C /L M adalah lebh besar dar (C 1,0. Jka nla maksmum C /L dan atau nla rata-rata C /L makn besar, maka tngkat pencemaran /L M suatu badan ar 163

7 akan makn besar pula. Jad panjang gars dar ttk asal hngga ttk P dusulkan sebaga faktor yang memlk makna untuk menyatakan tngkat pencemaran. PI j = m (C +...(-3 /L M (C /L R Dmana m = faktor penyembang Keadaan krtk dgunakan untuk menghtung nla m PI j = 1,0 jka nla maksmum C /L = 1,0 dan nla rata-rata C /L = 1,0 maka 1,0 = m (1 + (1 m = 1/, maka persamaan 3-3 menjad PI j = (C /L M + (C /L R..(-4 Metoda n dapat langsung menghubungkan tngkat ketercemaran dengan dapat atau tdaknya sunga dpaka untuk penggunaan tertentu dan dengan nla parameter-parameter tertentu. Evaluas terhadap nla PI adalah : 0 PI j 1,0 memenuh baku mutu (konds bak 1,0 < PI j 5,0 cemar rngan 5,0 < PI j 10 cemar sedang PI j > 10 cemar berat III. Prosedur Penggunaan Jka L menyatakan konsentras parameter kualtas ar yang dcantumkan dalam Baku Mutu suatu Peruntukan Ar (j, dan C menyatakan konsentras parameter kualtas ar ( yang dperoleh dar hasl analss cuplkan ar pada suatu lokas pengamblan cuplkan dar suatu alur sunga, maka PI j adalah Indeks Pencemaran bag peruntukan (j yang merupakan fungs dar C /L. Harga P n dapat dtentukan dengan cara : 1. Plh parameter-parameter yang jka harga parameter rendah maka kualtas ar akan membak.. Plh konsentras parameter baku mutu yang tdak memlk rentang. 3. Htung harga C /L untuk tap parameter pada setap lokas pengamblan cuplkan. 4.a. Jka nla konsentras parameter yang menurun menyatakan tngkat pencemaran menngkat, msal DO. Tentukan nla teortk atau nla maksmum C m (msal untuk DO, maka C m merupakan nla DO jenuh. Dalam kasus n nla C /L hasl pengukuran dgantkan oleh nla C /L hasl perhtungan, yatu : (C /L baru = C m - C C (hasl pengukuran m - L 4.b. Jka nla baku L memlk rentang - untuk C < L rata-rata (C /L baru = { (L [ C - untuk C > L rata-rata (C /L baru = { (L [ C - (L mnmum - (L maksmum - (L rata-rata - (L rata-rata ] rata-rata ] rata-rata } } 164

8 4.c. Keraguan tmbul jka dua nla (C /L berdekatan dengan nla acuan 1,0, msal C 1/L 1j = 0,9 dan C /L j = 1,1 atau perbedaan yang sangat besar, msal C 3/L 3j = 5,0 dan C 4/L 4j = 10,0. Dalam contoh n tngkat kerusakan badan ar sult dtentukan. Cara untuk mengatas kesultan n adalah : (1 Penggunaan nla (C /L hasl pengukuran kalau nla n lebh kecl dar 1,0. ( Penggunaan nla (C /L baru jka nla (C /L hasl pengukuran lebh besar dar 1,0. (C /L baru = 1,0 + P.log(C /L hasl pengukuran P adalah konstanta dan nlanya dtentukan dengan bebas dan dsesuakan dengan hasl pengamatan lngkungan dan atau persyaratan yang dkehendak untuk suatu peruntukan (basanya dgunakan nla Tentukan nla rata-rata dan nla maksmum dar keseluruhan C /L ((C /L R dan (C /L M. 5. Tentukan harga PI j PI j = (C /L M + (C /L R IV. Contoh Perhtungan Pada contoh berkut n dberkan data untuk suatu sampel sunga yang akan dtentukan ndeks pencemarannya (IP. Hasl pengukuran sampel dberkan pada kolom (C dan baku mutu peraran tersebut dberkan pada kolom 3 (L X. Pada contoh perhtungan hanya dgunakan 6 parameter saja. Contoh yang dberkan berkut n hanya bertujuan agar pemaka metoda Indeks Pencemaran dapat memaham cara menghtung harga PI j. Tabel.. Contoh penentuan IP untuk baku mutu x Parameter C L X C /L X C /L X baru TSS ,5 DO 6 0,8 0,8 ph ,5 0,5 Fecal colform ,5 BOD 8 4,0 4,0 Se 0,07 0,01 7,0 5, Contoh perhtungan TSS : C 1/L 1X = 100 / 50 = C 1/L 1X > 1 Maka gunakan persamaan (C /L baru (C 1/L 1X baru = 1,0 + 5 log =,5 Catatan : C /L baru dhtung karena nla C /L yang berjauhan untuk C /L < 1 dgunakan C /L hasl pengukuran, tetap bla C /L > 1 perlu dcar C /L baru. Contoh perhtungan DO : DO merupakan parameter yang jka harga parameter rendah maka kualtas akan menrun. Maka sebelum menghtung C /L X harus dcar terlebh dahulu harga C baru. DO maks = 7 pada temperatur 5 0 C C baru = 7 = C /L X = (5/3 / 6 = 0,8 Contoh perhtungan ph : 165

9 Karena harga baku mutu ph memlk rentang, maka penetuan C 3/L 3X dlakukan dengan cara : L 3X rata-rata = = 7,5 C 3/L 3X = ( 8 7,5 = 0,5 ( 9 8 C 3 > L 3X rata-rata Tentukan nla (C /L X R =,58 (nla rata-rata dar kolom 5 Tentukan nla (C /L X M = 5, (nla maksmum dar kolom 5 Dengan menggunakan persamaan pada langkah no 5 (lhat prosedur 3., maka dapat dtentukan nla PI X = 4,10. Apabla kemudan data ar sunga yang sama ngn dbandngkan terhadap baku mutu yang berbeda, msalnya Y (kolom II, Tabel 3.3, maka perhtungannya menjad sebaga berkut: Tabel.3. Contoh penentuan IP untuk baku mutu Y Parameter C L Y C /L Y C /L Y baru TSS ,5 0,5 DO 1 0,83 ph ,5 0,5 BOD ,8 0,8 Se 0,07 0,08 0,88 0,88 Dar Tabel.3., maka dapat dtentukan nla-nla berkut: (C /L Y R = 0,65 (C /L Y M = 0,88 PI Y = 0,76 Jka dbandngkan antara contoh pada Tabel. dengan contoh pada Tabel.3, maka dapat dambl kesmpulan bahwa ar sunga yang dukur memenuh baku mutu Y dan tdak memenuh baku mutu X. Jad bla nla PI lebh kecl dar 1,0, maka sampel ar tersebut memenuh baku mutu termaksud, sedangkan bla lebh besar dar 1,0, sampel dnyatakan tdak memenuh baku mutu. Dtetapkan d : Jakarta pada tanggal : 10 Jul 003 Menter Negara Lngkungan Hdup, Nabel Makarm, MPA, MSM Salnan sesua dengan aslnya Deput MENLH Bdang Kebakan dan Kelembagaan Lngkungan Hdup, Hoetomo, MPA. 166

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

PENENTUAN STATUS MUTU AIR PENENTUAN STATUS MUTU AIR I. METODE STORET I.. URAIAN METODE STORET Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

Bab 3. Penyusunan Algoritma

Bab 3. Penyusunan Algoritma Bab 3. Penusunan Algortma on anuwjaa/ 500030 Algortma merupakan penulsan permasalahan ang sedang dsorot dalam bahasa matematk. Algortma dbutuhkan karena komputer hana dapat membaca suatu masalah secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

INDEKS KUALITAS UDARA

INDEKS KUALITAS UDARA INDEKS KUALITAS UDARA Untuk menyatakan konds kualtas udara d suatu tempat dapat dlakukan dengan ndeks kualtas udara. Indeks kualtas udara dbuat untuk memberkan kemudahan mengetahu konds kualtas udara amben

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN ; PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 59 TAHUN 2011

BUPATI PACITAN ; PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 59 TAHUN 2011 BUPAT PACTAN ; PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KUALTAS AR DAN PENGENDALAN PENCEMARAN AR! D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

CONTOH SOAL #: PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA. dx dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0. Penyelesaian: KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP)

CONTOH SOAL #: PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA. dx dengan nilai awal: y = 1 pada x = 0. Penyelesaian: KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP) PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA KASUS: INITIAL VALUE PROBLEM (IVP) by: st dyar kholsoh Mater Kulah: Pengantar; Metode Euler; Perbakan Metode Euler; Metode Runge-Kutta; Penyelesaan Sstem Persamaan

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat

Bab 3 Analisis Ralat. x2 x2 x. y=x 1 + x 2 (3.1) 3.1. Menaksir Ralat Mater Kulah Ekspermen Fska Oleh : Drs. Ishaft, M.S. Program Stud Penddkan Fska Unverstas Ahmad Dahlan, 07 Bab 3 Analss Ralat 3.. Menaksr Ralat Msalna suatu besaran dhtung dar besaran terukur,,..., n. Jka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012 Pertemuan ke-4 Analsa Terapan: Metode Numerk 4 Oktober Persamaan Non Non--Lner: Metode NewtonNewton-Raphson Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Newton Newton--Raphson f( f( f( + [, f(] + = α + + f( f ( Gambar

Lebih terperinci

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT) MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci