Lampiran 1. Pola Pemanfaatan Energi pada Rumah Tangga Komersial, Industri, Transportasi, Pembangkit Tenaga Listrik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Pola Pemanfaatan Energi pada Rumah Tangga Komersial, Industri, Transportasi, Pembangkit Tenaga Listrik"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 Lampiran 1. Pola Pemanfaatan Energi pada Rumah Tangga Komersial, Industri, Transportasi, Pembangkit Tenaga Listrik Energi Energi fosil Energi terbarukan Baru Jenis Energi Bio massa Batu bara Panas bumi RT komersial Briket Batubara Bersih Industri Batubara cair Pemanfaat Trans- portasi Gas batubara Gas batubara - Pembangkit listrik(**) PLT dan batubara bersih PLT dengan lignit dan peat Listrik Listrik - PLT panas Tenaga panas Tenaga panas - bumi Mikrohidro Listrik Listrik - PLTMH Surya Angin Hasil pertanian dan limbah ternak Sampah organik Listrik Tenaga panas Tenaga mekanik Listrik Tenaga mekanik Pembakaran langsung arang kayu Biogas Listrik Biogas Listrik Listrik Tenaga panas - Listrik PLT Surya Listrik - PLT angin Pembakaran langsung Listrik Biogas Listrik Bio diesel Gasohol Tenaga Samudera Nuklir Fuel Cell Listrik Listrik Energi lainnya - PLT Biomassa - PLT Sampah PLT Pasang Surut OTEC PLT Gelombang (**) Termasuk teknologi efisien (cogeneration, hibrida, combined cycle) Sumber : Working Group Bidang Energi, Lokakarya Agenda Riset Bidang Pangan dan Energi IPB, 2008

3 Lampiran 2. Kuisioner Penelitian No Respondenn KUISIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN RISIKO USAHAA PETERNAKAN SAPI PERAH DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS DAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus : Instalasi Biogas Skala 17 m 3, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor) Identitas Responden Peternak Nama Responden Telepon/HP Alamat Responden :... :... :.... Tanggal Wawancaraa : Peneliti, Ade Nurmarita Sari H DEPARTEMEN AGRIBISN NIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMENN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

4 A. KARAKTERISTIK PETERNAK 1. Nama : Jenis Kelamin : L/P 3. Umur : Tahun 4. Pendidikan : 1. Tidak sekolah 3.SLTP 5. Univ 2. SD 4. SMU 5. Kursus/pelatihan yang pernah diikuti :. 6. Pekerjaan Utama : 7. Pengalaman Beternak Sapi Perah :... Tahun 8. Jumlah Anggota Keluarga :... Orang B. PETERNAKAN SAPI PERAH 1. Status Kepemilikan Usaha : 2. Tahun Pendirian Usaha : 3. Jumlah Sapi Awal : 4. Jumlah Sapi Saat Ini : 5. Status Kepemilikan Lokasi Produksi : 6. Intensitas Produksi Susu Per Hari : Liter/hari C. INSTALASI BIOGAS 1. Status Kepemilikan Instalasi Biogas: 2. Tahun Pembuatan Instalasi Biogas : 3. Jenis Reaktor Biogas : 4. Ukuran/Kapasitas Reaktor Biogas : 5. Sistem Kerja Reaktor Biogas : 6. Hasil dari penggunaan instalasi biogas : D. FINANSIAL 1. Komponen Outflow 1.1 Investasi 1) Tanah (m 2 ) a. Sewa b. Milik sendiri 2) Bangunan a. Gudang b. Kandang 3) Mesin Uraian Jumlah (unit) Biaya per Satuan (Rp/Unit) Biaya Total (Rp) Umur Pakai (Tahun)

5 a. Reaktor Biogas b. Mesin Perah c.... 4) Transportasi angkutan a. Mobil b. Motor c... 5) Peralatan a. Cangkul b. Sekop c. Ember : - Plastik - Stainless d. Milk Can e. Pipa Paralon f. Selang g. Ayakan h. Freezer i. Timbangan j. Saringan susu k.karung l. Gelas Ukur m.gaco (garpu) n. Sapu o. Sikat p. Lainnya 1.2 Biaya Variabel Uraian Jumlah Biaya per satuan 1) Sapi (ekor) a) Laktasi b) Dara c) Pedet d) Sapi Jantan 2) Pakan a) Konsentrat b) Ampas Tahu c) Rumput d) Mineral e) Lainnya.. 3) Biaya Transportasi Biaya Total (Rp) Sumber Keterangan

6 Uraian Jumlah Biaya per satuan (Rp/Orang) 4) Tenaga Kerja (org) a) Mengambil Rumput b) Membersihkan Kandang c) Membersihkan sapi d) Memerah susu e) Memberi pakan f) Pengangkutan susu g) Penyimpanan h) Pengemasan i) Pemasaran j) Lainnya. k) Sumber Tenaga Kerja Jumlah hari kerja dalam 1 bulan (HOK) 1) Keluarga... orang 2) Luar Keluarga orang Biaya Total (Rp) Masa Kegiatan (Minggu) Uraian Jumlah Biaya per satuan 5) Vaseline/Mentega 6) Obat-obatan a) Balsem b) Biji pala c) Minyak sayur d) Lainnya.. 7) Biaya Kemasan 8) Biaya Dokter 9) Lainnya. Biaya Total (Rp) Sumber Keterangan 1.3 Biaya Tetap Uraian Jumlah Biaya (Rp) Periode (Bulan) 1. PBB 2. Bunga Pinjaman 3. Sewa Bangunan 4. Biaya Listrik 5. Biaya Telephone 6. Biaya Air/pengairan 7. Lainnya...

7 2. Komponen Inflow 2.1 Modal Sendiri Uraian Jumlah (Rp) Periode (Bulan) 2.2 Kredit/Pinjaman Sumber Kredit/Pinjaman Jumlah (Rp) Periode (Bulan) 2.3 Subsidi / Bantuan Pemerintah Sumber Subsidi Jumlah (Rp) Periode (Bulan) 2.4 Sumber Lainnya Sumber Lainnya Jumlah (Rp) Periode (Bulan) 2.5 Barang yang Disewakan Jenis barang Jumlah (unit) Harga sewa/unit (Rp/unit) Total (Unit) Periode Pengembalian (Bulan)

8 E. RISIKO 1. Komponen Biaya Variabel yang Dipengaruhi Risiko 1.1 Sapi a. Laktasi Uraian Kondisi Terbaik Kondisi Normal Kondisi Terburuk b. Jantan Uraian Kondisi Terbaik Kondisi Normal Kondisi Terburuk 1.2 Pakan a. Pelet Harga Beli sapi (Rp/ekor) Harga Beli sapi (Rp/ekor) Uraian Harga Beli Pelet(Rp)/Kg Kondisi Terbaik Kondisi Normal Kondisi Terburuk Jumlah Pelet yang dibutuhkan Jumlah Sapi (Kg) Jumlah Sapi (Kg) Jumlah Pelet (Kg) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) : Kg/ Periode (Tahun) Periode (Tahun) Periode (Tahun) b. Dedak Uraian Harga Beli Dedak (Rp)/Kg Kondisi Terbaik Kondisi Normal Kondisi Terburuk Jumlah Dedak yang dibutuhkan Jumlah Dedak (Kg) Jumlah (Rp) : Kg/ Periode (Tahun)

9 c. Rumput Uraian Harga Beli Rumput (Rp)/Kg Kondisi Terbaik Kondisi Normal Kondisi Terburuk Jumlah Rumput yang dibutuhkan d. Lainnya... Uraian Harga Beli (Rp)/Kg Kondisi Terbaik Kondisi Normal Kondisi Terburuk Jumlah pakan yang dibutuhkan Jumlah Rumput (Kg) Jumlah (Rp) : Kg/ Jumlah (Kg) Jumlah (Rp) : Kg/ Periode (Tahun) Periode (Tahun) 2. Komponen Penerimaan yang Dipengaruhi Risiko Penerimaan 1.1. Produksi Susu Sapi Segar - Kondisi Tertinggi - Kondisi Normal - Kondisi Terendah 1.2. Produksi Kotoran Sapi - Kondisi Tertinggi - Kondisi Normal - Kondisi Terendah 1.3. Produksi Biogas - Kondisi Tertinggi - Kondisi Normal - Kondisi Terendah 1.4. Produksi Pupuk Organik - Kondisi Tertinggi - Kondisi Normal - Kondisi Terendah 1.5. Penjualan Produk Harga Jual Jumlah Produksi Periode (Tahun) Jumlah (Rp)

10 Sampingan Lainnya - Kondisi Tertinggi - Kondisi Normal - Kondisi Terendah 1.6. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi produksi susu sapi segar (Misalkan : penurunan produksi)? - Pernahkah mengalami gagal produksi? : Ya/Tidak Kalau Ya, Mengapa? Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi produksi kotoran sapi (Misalkan : penurunan produksi)? Pernakah mengalami gagal produksi? : Ya/Tidak Kalau Ya, Mengapa? 1.8. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi produksi Biogas (Misalkan : penurunan produksi)? Pernakah mengalami gagal produksi? : Ya/Tidak Kalau Ya, Mengapa?

11 1.9. Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi produksi pupuk organik (Misalkan : penurunan produksi)? Pernakah mengalami gagal produksi? : Ya/Tidak Kalau Ya, Mengapa? Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga Input (pakan dan sapi)? Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga jual susu sapi segar? Menurut Bapak faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga jual pupuk organik?. F. TEKNIS 1. Mengapa Bapak/ Ibu memilih lokasi ini untuk melaksanakan usaha peternakan sapi perah? 2. Apakah lokasi usaha ini tepat? (misalkan menguntungkan) Mengapa?

12 3. Apakah budidaya sapi perah cocok untuk dilaksanakan di Desa ini? Kenapa? 4. Bagaimana jarak antara lokasi ini dengan pasar / pusat penjualan susu segar, pupuk organik, dll? Jauh atau tidak? 5. Bagaimana jarak antara lokasi ini dengan sumber pakan? Jauh atau tidak? 6. Bagaimana proses pemerahan susu? 7. Bagaimana proses budidaya sapi perah? 8. Bagaimana proses perawatan sapi perah? 9. Bagaimana proses pemberian pakan? 10. Bagaimana proses pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas dan pupuk organik? G. PEMASARAN 1.1 Susu Segar Pola Pemasaran Dijual dalam bentuk segar Jumlah (Liter) Digunakan sendiri Dijual ke pengumpul/koperasi Dijual ke pengecer Dijual sendiri - Berapa jumlah permintaan susu segar setiap harinya? Harga jual (Rp) Sistem Pembayaran - Berapa jumlah penawaran susu segar setiap harinya (produksi yang mampu dihasilkan untuk memenuhi permintaan pasar)?

13 - Apakah jumlah permintaan tersebut terpenuhi seluruhnya? - Apakah terdapat pesaing (peternak lain) dalam memenuhi permintaan pasar terhadap susu segar? - Jika iya, berasal darimana sajakah? - Berapa produksi susu segar yang mampu dihasilkan pesaing? - Dimana saja daerah Pemasaran Susu Segar yang dihasilkan oleh usaha Bapak? - Mengapa memilih daerah tersebut sebagai tempat pemasaran (pola pemasaran)? - Apakah kedepannya Bapak/Ibu masih memilih tempat tersebut sebagai daerah pemasaran? - Mengapa? - Bagaimana proses penentuan harga (pola penentuan harga jual susu segar)? - Mengapa memilih penentuan harga tersebut? - Apakah kedepannya tetap melakukan penentuan harga tersebut? - Mengapa? - Apakah Bapak/Ibu memiliki hambatan dalam melakukan pemasaran susu segar? - Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan promosi Susu Segar? Ya/Tidak*) - Jika Ya, manfaatnya bagi usaha Peternakan apa saja?

14 - Dalam bentuk apa promosi yang Bapak/Ibu lakukan? - Jika Tidak, Mengapa? 1.2 Pupuk Organik Pola Pemasaran Dijual dalam bentuk basah/kering Jumlah (kg) Digunakan sendiri Dijual ke pengecer Dijual sendiri - Berapa jumlah permintaan pupuk organik setiap harinya? Harga jual (Rp) Sistem Pembayaran - Berapa jumlah penawaran pupuk organik setiap harinya (produksi yang mampu dihasilkan untuk memenuhi permintaan pasar)? - Apakah jumlah permintaan tersebut terpenuhi seluruhnya? - Apakah terdapat pesaing (peternak lain) dalam memenuhi permintaan pasar terhadap pupuk organik? - Jika iya, berasal darimana sajakah? - Berapa produksi pupuk organik yang mampu dihasilkan pesaing? - Dimana saja daerah Pemasaran pupuk organik yang dihasilkan oleh usaha Bapak? - Mengapa memilih daerah tersebut sebagai tempat pemasaran (pola pemasaran)? - Apakah kedepannya Bapak/Ibu masih memilih tempat tersebut sebagai daerah pemasaran? - Mengapa?

15 - Bagaimana proses penentuan harga (pola penentuan harga jual pupuk organik)? - Mengapa memilih penentuan harga tersebut? - Apakah kedepannya tetap melakukan penentuan harga tersebut? Mengapa? - Apakah Bapak/Ibu memiliki hambatan dalam melakukan pemasaran pupuk organik? - Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan promosi pupuk organik? Ya/Tidak*) - Jika Ya, manfaatnya bagi usaha Peternakan apa saja? - Dalam bentuk apa promosi yang Bapak/Ibu lakukan? - Jika Tidak, Mengapa? H. MANAJERIAL 1. Berapa jumlah tenaga kerja yang bapak miliki? 2. Darimana sajakah tenaga kerja tersebut berasal? (misal : keluarga, non keluarga (dalam desa / luar desa) 3. Bagaimana proses pemilihan tenaga kerja pada usaha peternakan bapak? 4. Apakah setiap tenaga kerja tersebut memiliki kriteria atau keahlian khusus? Jika Ya, Seperti apa? 5. Apakah ada pembagian tugas khusus dari setiap pekerja?

16 Jika iya, seperti apa dan mengapa? 7. Berapa jam dalam sehari tenaga kerja tersebut bekerja dalam usaha Bapak/Ibu? 8. Berapa upah yang diberikan pada tenaga kerja tersebut? Atas dasar apa pemilihan upah tersebut? I. ORGANISASI 1. Bagaimana bentuk organisasi usaha peternakan yang Bapak jalankan? (misal: CV, PO, dll) 2. Apakah Bapak / Ibu mendaftarkan usaha peternakan ini ke dinas terkait? Misal : 3. Dinas Peternakan, dll) Jika Iya, kemana saja dan mengapa? 4. Apakah usaha peternakan yang bapak jalankan memiliki struktur usaha? (misal pemilik, bagian keuangan, bagian pemasaran, dll ) Jika, Ya, bagaimana bentuknya? J. KELEMBAGAAN 1. Apakah Bapak / Ibu bergabung dalam kegiatan kelembagaan Peternakan? Ya/Tidak*) - Kalau Ya, Kelembagaan apa yang Bapak Ikuti? a. Kelompok Tani, b. Koperasi, c. Asosiasi, d. Lainnya... - Mengapa Bapak / Ibu bergabung dalam kelembagaan tersebut? - Keuntungan apa yang Bapak peroleh ketika bergabung dengan kelembagaan tersebut? - Apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam kepengurusan kelembagaan tersebut?

17 Jika Iya, Sebagai apa?- Kalau Bapak / Ibu Tidak bergabung dengan kelembagaan, Mengapa? K. LINGKUNGAN 1. Sebutkan manfaat/dampak tidak langsung adanya usaha peternakan sapi perah baik negatif maupun positif bagi lingkungan sekitar usaha? 2. Apakah dengan adanya usaha peternakan sapi perah dapat merusak kelestarian alam?(misal: polusi udara, polusi akibat limbah ternak, dll) Jika Ya, Kerusakan bagaimana yang dimaksud?. 3. Bagaimana proses pembuangan limbah ternak dari usaha Bapak/Ibu? 4.Kemana sajakah limbah tersebut dibuang? 5.Mengapa? Kenapa tidak ketempat lain? 6.Bagaimana dampak pembuangan limbah tersebut bagi masyarakat? 7.Adakah upaya-upaya yang dilakukan oleh peternak untuk memperbaiki kelestarian alam/lingkungan tersebut (mis : dalam bentuk pengolahan limbah, dll) Jika, terdapat upaya perbaikan kelestarian alam, biayanya berasal dari mana? Biaya sendiri/kolektif/program pemerintah*), besarnya biaya yang dikeluarkan untuk kelestarian alam yang pernah dilakukan adalah Rp. L. Pertanyaan Umum 1. Secara umum, permasalahan-permasalahan apa yang dialami oleh peternak? (Pilihan Boleh lebih dari satu)!. - Biaya produksi - Penyakit - Kualitas bahan baku - Lainnya, sebutkan... - Kontinuitas bahan baku - Permodalan

18 - Dominasi pedagang pengumpul / kelembagaan 2. Apakah masyarakat mendukung dan terlibat langsung dalam usaha peternakan sapi perah? Jika terlibat langsung, dalam bentuk apa partisipasinya 3. Bagaimana pengaruh atau dampak pemanfaatan Biogas dalam usaha peternakan Bapak/Ibu ataupun dalam kegiatan rumah tangga Bapak/Ibu? Apakah menguntungkan? Mengapa? 4. Untuk apa sajakah output dari pemanfaatan limbah yang menghasilkan biogas ini digunakan? 5. Apakah Bapak/Ibu menggunakan bahan bakar lain selain biogas? Apa saja? Mengapa? 6. Apakah Bapak/Ibu akan melanjutkan pemanfaatan Biogas ini?mengapa? 7. Apakah Bapak/Ibu akan mengkomersilkan usaha pemanfaatan Biogas ini?mengapa? 8. Manfaat apa sajakah yang diperoleh Bapak/Ibu baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha ini?

19 Lampiran 3. Perhitungan Penyusutan Per Tahun Dari Investasi (Tanpa Biogas) Jenis Investasi Nilai Beli Umur Pakai (Tahun) Penyusutan/Tahun Salvage Value Tanah Gudang Kandang Jet Pump Cangkul Sekop Ember stainless Milk Can (10 L) Milk Can (20L) Milk Can (40L) Pipa Paralon Selang Gelas Ukur Gaco (garpu) dara Laktasi *** Jantan Total Rumus Perhitungan Penyusutan dengan Metode Garis Lurus : Penyusutan/tahun = Nilai Beli - Nilai Sisa Umur Pakai ***Sapi laktasi pada tahun terakhir umur proyek menjadi afkir penjualannya dimasukkan kedalam penjualan sapi afkir, tidak kedalam nilai sisa

20 Lampiran 4. Proyeksi Laporan Laba Rugi Usaha Peternakan Sapi Perah Tanpa Proyek URAIAN Tahun ke A. PENERIMAAN 1. Produksi Susu Penjualan Pedet Penjualan Sapi Afkir Salvage Value TOTAL PENERIMAAN B. BIAYA VARIABEL A.Pakan Konsentrat Ampas Tahu Rumput Mineral B.Mentega C.Obat-obatan D.Biaya Dokter E.Biaya Pengiriman F.Biaya Susu untuk Pedet G.Saringan susu H.Sapu I. Sikat J.Ember plastik TOTAL BIAYA VARIABEL C. LABA KOTOR D. BIAYA TETAP PBB Biaya Listrik Biaya Telephone Tenaga Kerja Usaha Peternakan Penyusutan TOTAL BIAYA TETAP LABA BERSIH SEBELUM PAJAK PAJAK PENDAPATAN USAHA LABA BERSIH SETELAH PAJAK

21 Lampiran 5. Cash Flow Usaha Peternakan Sapi Perah Without Project(Tanpa biogas) URAIAN Tahun ke INFLOW 1. Produksi Susu Penjualan Pedet Penjualan Sapi Afkir Salvage Value TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Tanah Gudang Kandang Jet Pump Cangkul Sekop Ember stainless Milk Can (10 L) Milk Can (20L) Milk Can (40L) Pipa Paralon Selang Gelas Ukur Gaco (garpu) Sapi dara (4ekor) Sapi Laktasi (17ekor) Sapi Jantan (1ekor) TOTAL BIAYA INVESTASI BIAYA VARIABEL A.Pakan Konsentrat

22 Ampas Tahu Rumput Mineral B.Mentega C.Obat-obatan D.Biaya Dokter E.Biaya Pengiriman F.Biaya Susu untuk Pedet G.Saringan susu H.Sapu I. Sikat J.Ember plastik TOTAL BIAYA VARIABEL BIAYA TETAP PBB Biaya Listrik Biaya Telephone Tenaga Kerja TOTAL BIAYA TETAP PAJAK TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT DISCOUNT FACTOR 6,99% 0,9347 0,8736 0,8165 0,7632 0,7133 0,6667 0,6232 0,5824 0,5444 0,5088 0,4756 0,4445 0,4155 0,3883 0,3630 PV Net Benefit/Tahun NPV Rp IRR 23,01% PV POSITIF PV NEGATIF NET B/C 1,72 Payback Periode 5 tahun 1 bulan

23 Lampiran 6. Perhitungan Penyusutan Investasi Usaha Peternakan dengan Biogas Jenis Investasi Nilai Beli Umur Pakai (Tahun) Penyusutan/Tahun Salvage Value Tanah Gudang Kandang Reaktor Biogas Kompor Biogas Biaya tenaga kerja pembangunan reaktor Jet Pump Cangkul Sekop Ember stainless Milk Can (10 L) Milk Can (20L) Milk Can (40L) Pipa Paralon Selang Gelas Ukur Gaco (garpu) dara Laktasi *** Jantan Total Rumus Perhitungan Penyusutan dengan Metode Garis Lurus : Penyusutan/tahun = Nilai Beli - Nilai Sisa Umur Pakai ***Sapi laktasi pada tahun terakhir umur proyek menjadi afkir penjualannya dimasukkan kedalam penjualan sapi afkir, tidak kedalam nilai sisa

24 Lampiran 7. Proyeksi Laba Rugi Usaha Peternakan Sapi Perah dengan Biogas URAIAN Tahun ke A. PENERIMAAN 1. Produksi Susu Produksi Biogas Produksi Limbah Biogas Penjualan Pedet Penjualan Sapi Afkir Salvage Value TOTAL PENERIMAAN B. BIAYA VARIABEL A.Pakan Konsentrat Ampas Tahu Rumput Mineral B.Mentega C.Obat-obatan D.Biaya Dokter E.Biaya Pengiriman F.Biaya Susu untuk Pedet G.Saringan susu H.Sapu I. Sikat J.Ember plastik TOTAL BIAYA VARIABEL C. LABA KOTOR D. BIAYA TETAP PBB Biaya Listrik Biaya Telephone Tenaga Kerja

25 Penyusutan TOTAL BIAYA TETAP LABA BERSIH SEBELUM PAJAK PAJAK PENDAPATAN USAHA LABA BERSIH SETELAH PAJAK

26 Lampiran 8. Cash Flow Usaha Peternakan With Project (Dengan Biogas) INFLOW URAIAN Tahun ke Produksi Susu Produksi Biogas Produksi Limbah Biogas Penjualan Pedet Penjualan Sapi Afkir Salvage Value TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Tanah Gudang Kandang Reaktor Biogas Kompor Biogas Tenaga kerja pembangunan reaktor Jet Pump Cangkul Sekop Ember stainless Milk Can (10 L) Milk Can (20L) Milk Can (40L) Pipa Paralon Selang Gelas Ukur Gaco (garpu) Sapi dara (4ekor) Sapi Laktasi (17ekor) Sapi Jantan (1ekor) TOTAL BIAYA INVESTASI BIAYA VARIABEL A.Pakan Konsentrat Ampas Tahu Rumput Mineral B.Mentega C.Obat-obatan D.Biaya Dokter E.Biaya Pengiriman

27 F.Biaya Susu untuk Pedet G.Saringan susu H.Sapu I. Sikat J.Ember plastik TOTAL BIAYA VARIABEL BIAYA TETAP PBB Biaya Listrik Biaya Telephone Tenaga Kerja TOTAL BIAYA TETAP PAJAK TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT DISCOUNT FACTOR 6,99% 0,9347 0,8736 0,8165 0,7632 0,7133 0,6667 0,6232 0,5824 0,5444 0,5088 0,4756 0,4445 0,4155 0,3883 0,3630 PV Net Benefit / Tahun NPV Rp IRR 29,42% PV POSITIF PV NEGATIF NET B/C 2,09 Payback Periode (Tahun ke-) 5 tahun 5 bulan

28 Lampiran 10. Cash Flow Risiko Produksi Kondisi Terbaik URAIAN Tahun ke INFLOW 1. Produksi Susu Produksi Biogas Produksi Limbah Biogas Penjualan Pedet Penjualan Sapi Afkir Salvage Value TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Tanah Gudang Kandang Reaktor Biogas Kompor Biogas Biaya tenaga kerja pembangunan reaktor Jet Pump Cangkul Sekop Ember stainless Milk Can (10 L) Milk Can (20L) Milk Can (40L) Pipa Paralon Selang Gelas Ukur Gaco (garpu) Sapi dara Sapi Laktasi Sapi Jantan TOTAL BIAYA INVESTASI BIAYA VARIABEL A.Pakan Konsentrat Ampas Tahu Rumput Mineral B.Mentega C.Obat-obatan D.Biaya Dokter E.Biaya Pengiriman F.Biaya Susu untuk Pedet G.Saringan susu H.Sapu I. Sikat J.Ember plastik TOTAL BIAYA VARIABEL BIAYA TETAP PBB

29 Biaya Listrik Biaya Telephone Tenaga Kerja TOTAL BIAYA TETAP PAJAK TOTAL OUTFLOW NET BENEFIT DISCOUNT FACTOR 6,99% 0,9347 0,8736 0,8165 0,7632 0,7133 0,6667 0,6232 0,5824 0,5444 0,5088 0,4756 0,4445 0,4155 0,3883 0,3630 PV Net Benefit/Tahun NPV Rp ,10 IRR 200,98% PV POSITIF PV NEGATIF NET B/C 16,03 Payback Periode (Tahun ke-) 2 bulan ke-10

30 Lampiran 11. Laba Rugi Risiko Kondisi Normal URAIAN Tahun ke A. PENERIMAAN 1. Produksi Susu Produksi Biogas Produksi Limbah Biogas Penjualan Pedet Penjualan Sapi Afkir Salvage Value TOTAL PENERIMAAN B. BIAYA VARIABEL A.Pakan Konsentrat Ampas Tahu Rumput Mineral B.Mentega C.Obat-obatan D.Biaya Dokter E.Biaya Pengiriman F.Biaya Susu untuk Pedet G.Saringan susu H.Sapu I. Sikat J.Ember plastik TOTAL BIAYA VARIABEL C. LABA KOTOR D. BIAYA TETAP PBB Biaya Listrik Biaya Telephone

31 Tenaga Kerja Penyusutan TOTAL BIAYA TETAP LABA BERSIH SEBELUM PAJAK PAJAK PENDAPATAN USAHA LABA BERSIH SETELAH PAJAK

32 Lampiran 12. Cash Flow Risiko Produksi Kondisi Normal URAIAN Tahun ke INFLOW 1. Produksi Susu Produksi Biogas Produksi Limbah Biogas Penjualan Pedet Penjualan Sapi Afkir Salvage Value TOTAL INFLOW OUTFLOW 1. BIAYA INVESTASI Tanah Gudang Kandang Reaktor Biogas Kompor Biogas Biaya tenaga kerja pembangunan reaktor Jet Pump Cangkul Sekop Ember stainless Milk Can (10 L) Milk Can (20L) Milk Can (40L) Pipa Paralon Selang Gelas Ukur Gaco (garpu) Sapi dara Sapi Laktasi Sapi Jantan TOTAL BIAYA INVESTASI BIAYA VARIABEL A.Pakan Konsentrat Ampas Tahu Rumput Mineral B.Mentega C.Obat-obatan D.Biaya Dokter E.Biaya Pengiriman F.Biaya Susu untuk Pedet G.Saringan susu H.Sapu I. Sikat J.Ember plastik

Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga

Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga 58 Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga No Asumsi Volume Satuan 1 Dara bunting 4 bulan 4 Ekor 2 Bangunan Kandang Sapi 115,4 m2 3 Gudang Pakan 72 m2 4 Lahan 210 m2 5 Lahan kebun rumput

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

i - - - ii iii iv v vi vii No. Asumsi A B C Aspek Pasar 1. Untuk prediksi ke depan, permintaan produk dianggap tidak mengalami penurunan dalam jangka waktu 10 tahun yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Populasi Ternak Domba berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun

Lampiran 1. Populasi Ternak Domba berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun LAMPIRAN 144 Lampiran 1. Populasi Ternak Domba berdasarkan Provinsi di Indonesia Tahun 2005-2009 No Provinsi Tahun 2005 2006 2007 2008 2009* 1 NAD 124,303 157,962 203,489 157,881 184,757 2 Sumut 271,314

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar MORT (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) 3 1.012 27 1.15 3.8 1.656 36 1.76 4.7 1.843 3 1.062 27 1.16 3.8 1.659

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha peternakan sapi di CV. Anugrah farm merupakan peternakan yang berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang berbobot 200 kg sampai dengan 300

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi

KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi L A M P I R A N 17 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi I. IDENTITAS RESPONDEN No. Pertanyaan Jawaban 1 Nama 2 Usia tahun 3 Jenis Kelamin (1) Laki-laki (2) Perempuan

Lebih terperinci

Lampiran 7. Aktor/Pelaku Pasar Arang Tempurung Kelapa (ATK) di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Selatan. Petani Kelapa. Pelaku Pengolah Kopra

Lampiran 7. Aktor/Pelaku Pasar Arang Tempurung Kelapa (ATK) di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Selatan. Petani Kelapa. Pelaku Pengolah Kopra Lampiran 7. Aktor/Pelaku Pasar Arang Tempurung Kelapa (ATK) di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Selatan Petani Kelapa Pengumpul/ AgenKelapa Pelaku Pengolah Kopra Pelaku Pengolah Kopra+Arang Pelaku

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 65 LAMPIRAN 66 Lampiran 1. Kuisioner Survei Analisis Nilai Ekonomi Tambak Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No: Waktu: Hari/Tanggal: A. Identitas Responden / Informan 1. Nama

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 118

LAMPIRAN-LAMPIRAN 118 LAMPIRAN-LAMPIRAN 118 Lampiran 1. Kuesioner SKB A. Gambaran Umun Perusahaan No Uraian Keterangan 1 Sejarah Perusahaan 2 Lokasi Perusahaan 3 Tujuan Perusahaan Visi : Misi : 4 Kegiatan Bisnis PT ASG B. Aspek

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T. ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL Hasbullah, S.Pd, M.T. Biomassa Biomassa : Suatu bentuk energi yang diperoleh secara langsung dari makhluk hidup (tumbuhan). Contoh : kayu, limbah pertanian, alkohol,sampah

Lebih terperinci

Pendahuluan. Resty F. Maeanti a,, Akhmad Fauzi a, Asti Istiqomah a. Abstract. Abstrak

Pendahuluan. Resty F. Maeanti a,, Akhmad Fauzi a, Asti Istiqomah a. Abstract. Abstrak Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 14 No. 1, Juli 2013: 27-42 ISSN 1411-5212 Evaluasi Kelayakan Finansial Usaha Peternakan dan Pengembangan Biogas: Studi Kasus Desa Suntenjaya, Bandung Financial

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan. Limbah : Feses Urine Sisa pakan Ternak Mati

II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan. Limbah : Feses Urine Sisa pakan Ternak Mati II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah Usaha peternakan sapi perah merupakan sebuah usaha dimana input utama yang digunakan adalah sapi perah untuk menghasilkan susu sebagai output utamanya.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI A. IDENTITAS PERSEPSIDEN LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian Nama : Umur : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Pekerjaan : PNS Wiraswasta/Pengusaha TNI Pensiunan Jumlah Ternak dimiliki Lainnya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Populasi Ternak di Indonesia (000 ekor) * Angka sementara Sumber: BPS (2009) (Diolah)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Populasi Ternak di Indonesia (000 ekor) * Angka sementara Sumber: BPS (2009) (Diolah) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi yang cukup tinggi pada sektor peternakan. Peternakan yang banyak terdapat di Indonesia antara lain adalah peternakan sapi baik itu sapi perah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG

KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 8.1. Analisis Biaya Usaha Pembesaran Lele Dumbo CV Jumbo Bintang Biaya merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh: ISSNNo.2355-9292 JurnalSangkareangMataram 29 PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh: I Made Anggayuda Pramadya 1), I Gusti Lanang Parta Tanaya 2) dan Adinul Yakin 2) 1) Dosen Fakultas

Lebih terperinci

Pendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan

Pendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan LAMPIRAN 82 Lampiran 1. Pendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan No Keterangan Jumlah Satuan Harga Nilai A Penerimaan Penjualan Susu 532 Lt 2.930,00 1.558.760,00 Penjualan Sapi 1 Ekor 2.602.697,65

Lebih terperinci

No Keterangan Jumlah Satuan

No Keterangan Jumlah Satuan LAMPIRAN 64 Lampiran 1. Sarana dan prasarana No Keterangan Jumlah Satuan 1 Potensi Lahan 40.000 m 2 2 Kolam induk 300 m 2 2 unit 3 Kolam pemijahan 400 m 2 3 unit 4 Kolam pendederan I 400 m 2 12 unit 5

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra produksi ayam pedaging di Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah, dengan jumlah peternakan

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

Oleh : Rita Nurmalina dan Selly Riesti Dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB

Oleh : Rita Nurmalina dan Selly Riesti Dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB ANALISIS BIAYA MANFAAT PENGUSAHAAN SAPI PERAH DAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS PADA KONDISI RISIKO (Studi Kasus: Kecamatan Cisarua dan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : Rita

Lebih terperinci

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008

Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 LAMPIRAN 133 Lampiran 1. Impor Ikan Asap Dunia Tahun 2008 Lampiran 2. Volume Ekspor Ikan Asap Indonesia Tahun 2005-2008 No Tahun Volume Nilai Value Kenaikan (%) (kg) (US $) 1. 2005 6.384.755 12.278.787

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia umumnya merupakan usaha peternakan tradisional yang didominasi oleh peternak rakyat dengan skala relatif kecil. Produksi susu dalam

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMANFAATAN LIMBAH DARI KOTORAN SAPI UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMANFAATAN LIMBAH DARI KOTORAN SAPI UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMANFAATAN LIMBAH DARI KOTORAN SAPI UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS (Studi Kasus: Peternakan Sapi Pondok Pesantren Khairul Ummah, Air Molek, Indragiri Hulu) ANALYZE FEASIBILITY

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner penelitian. A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir :

Lampiran 1. Kuesioner penelitian. A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir : LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner penelitian A. Identitas Pemilik Nama : Alamat rumah : Tempat/ Tanggal lahir : Pendididkan Terakhir : B. Identitas Usaha Nama Usaha : Nama Pemilik : Bidang Usaha : Jumlah

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN ANALISIS PENGAJUAN KREDIT USAHA RAKYAT PETANI SUTERA ALAM PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG BOGOR (Studi Kasus : Petani Plasma Rumah Sutera

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja Koperasi Susu Bandung Utara (KPSBU) yang menerapkan mekanisasi pemerahan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan: (1) terdapat UPS pada lokasi

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan: (1) terdapat UPS pada lokasi 4.1. Lokasi dan Waktu BAB IV METODE PENELITIAN Daerah penelitian mencakup Perumahan Cipinang Elok RW 10, Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

Program Bio Energi Perdesaan (B E P) Program Bio Energi Perdesaan (B E P) Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dipecahkan serta dicarikan jalan keluarnya pada saat ini adalah masalah energi, baik untuk keperluan rumah

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah KUNAK (Studi Kasus Usaha Ternak Kavling 176, Desa Pamijahan Kab.

Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah KUNAK (Studi Kasus Usaha Ternak Kavling 176, Desa Pamijahan Kab. 122 Poetri, Basith, Wijaya Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah KUNAK (Studi Kasus Usaha Ternak Kavling 176, Desa Pamijahan Kab. Bogor) Nikki

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Natalitas (kelahiran) yang terjadi setiap hari tentu menambah jumlah populasi manusia di muka bumi ini. Tahun 2008 ini populasi penduduk Indonesia menduduki peringkat 4 setelah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Dalam rangka memudahkan analisis maka peternak sapi perah (responden) di Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan satuan ternak (ST)

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN SAPI PERAH DAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS DAN PUPUK KOMPOS

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN SAPI PERAH DAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS DAN PUPUK KOMPOS ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN SAPI PERAH DAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS DAN PUPUK KOMPOS (Studi Kasus: UPP Darul Fallah dan Fakultas Peternakan, IPB) SKRIPSI YOSI KUMALA SANTI SIREGAR

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji. Breed (jumlah sel somatis/ml) No Kuartir IPB-1

Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji. Breed (jumlah sel somatis/ml) No Kuartir IPB-1 LAMPIRAN 25 26 Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji mastitis IPB-1 No Kuartir IPB-1 Breed (jumlah sel somatis/ml) 1 Kanan depan 1+ 400 000 2 kanan belakang - 440 000

Lebih terperinci

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI ENERGI ALTERNATIF TERBARUKAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI Bambang Susilo Retno Damayanti PENDAHULUAN PERMASALAHAN Energi Lingkungan Hidup Pembangunan Pertanian Berkelanjutan PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BIOGAS Dapat

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan pengusahaan budidaya ikan bawal air tawar dilakukan untuk mengetahui apakah pengusahaan ikan bawal air tawar yang dilakukan Sabrina Fish Farm layak

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

Biaya Investasi No Uraian Unit

Biaya Investasi No Uraian Unit LAMPIRAN Biaya Investasi No Uraian Unit Umur Ekonomis Harga Satuan Total Harga (Tahun) (Rp) (Rp) 1 Bangunan Kantor dan Gudang 1 5 5,000,000 5,000,000 2 Kolam Terpal a. Ukuran 10 m x 5 m 7 2 1,250,000 8,750,000

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha pengolahan minyak jelantah (Waste Cooking Oil)

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA I. Informasi Umum Judul program Lokasi Jangka waktu Program Pemanfaatan Biogas Rumah Tangga sebagai Sumber Energi Baru dan Terbarukan yang ramah

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG.

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG. ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG. Wignyanto 1) ; Susinggih Wijana 2) ; Saiful Rijal 3) ABSTRAK Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENDIRIAN KANDANG SAPI DAN INSTALASI BIOGAS

ANALISIS KELAYAKAN PENDIRIAN KANDANG SAPI DAN INSTALASI BIOGAS ANALISIS KELAYAKAN PENDIRIAN KANDANG SAPI DAN INSTALASI BIOGAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Oleh : Ika Dharma Budhi 03833/TI 03 06 03833

Lebih terperinci

Karya ilmiah Peluang bisnis

Karya ilmiah Peluang bisnis Karya ilmiah Peluang bisnis Nama : Muhammad David kadafi Nim : 11.12.5358 Kelas : 11 s1-si 01 Abstrak Peluang Usaha adalah kesempatan yang pasti bisa didapatkan seseorang atau lebih dengan mengandalkan

Lebih terperinci

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO I G.M. BUDIARSANA Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221 Bogor 16002 ABSTRAK Analisis feasibilitas merupakan metode analisis ekonomi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan Untuk dapat mulai menjalankan bisnis penggemukan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, disusun rencana aksi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan sekaligus

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Financial Analysis In Fresh Milk Collecting Unit Of Tani Wilis Dairy Cooperatives At Sendang Sub District

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara 6 II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Teori dan Tujuan Koperasi di Indonesia Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara bahasa berarti bekerja bersama dengan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI

ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI 46 Lampiran 1. Kuesioner kajian ANALISA STRATEGI PEMASARAN TENUN SERAT PT. RETOTA SAKTI Hari Subagyo Lanjutan Lampiran 1. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PENGANTAR 47 Dalam rangka

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan....

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi pada awal April 2012 membuat masyarakat menjadi resah, karena energi sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. perah oleh Drh. Daud Suroto dengan nama Koperasi Sarono Makmur.Koperasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. perah oleh Drh. Daud Suroto dengan nama Koperasi Sarono Makmur.Koperasi 33 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Peran Koperasi Sarono Makmur 1. Sejarah berdirinya Koperasi Sarono Makmur Dengan banyaknya peternak yang ingin bergabung dan membentuk kelompok, maka untuk meningkatkan sinergi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS PADA KONDISI RISIKO

KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS PADA KONDISI RISIKO KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS PADA KONDISI RISIKO (Studi Kasus : Reaktor Skala 7 m 3, KUD Giri Tani, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI ADE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup tinggi, berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah 6.1.1 Identifikasi Biaya Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat pengelolaan sampah, kantor, kendaraan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas.

PENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pembangunan dalam usaha dibidang pertanian, khusunya peternakan dapat memberikan pembangunan yang berarti bagi pengembangan ekonomi maupun masyarakat. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UPS MUTU ELOK. Proyek UPS Mutu Elok diawali pada tahun 2005 dan memulai produksi

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UPS MUTU ELOK. Proyek UPS Mutu Elok diawali pada tahun 2005 dan memulai produksi BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UPS MUTU ELOK Proyek UPS Mutu Elok diawali pada tahun 2005 dan memulai produksi serta penjualan pada tahun 2006. Umur proyek UPS Mutu Elok diasumsikan 20 tahun yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan sumber energi utama di dunia (sekitar 80% dari penggunaan total lebih dari 400 EJ per tahun).

Lebih terperinci

EVALUASI TEKNO-EKONOMI PEMANFAATAN BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN

EVALUASI TEKNO-EKONOMI PEMANFAATAN BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN EVALUASI TEKNO-EKONOMI PEMANFAATAN BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN Fadli Irsayad dan Delvi Yanti Program Studi Teknik Pertania Fakultas Teknologi Pertania Universitas

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci