VII. ANALISIS FINANSIAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII. ANALISIS FINANSIAL"

Transkripsi

1 VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar adalah skala usaha peternakan rakyat dengan jumlah ayam yang diternakkan sebanyak ekor/. Untuk menjaga kelangsungan usahanya peternakan Agus Suhendar bergabung dengan perusahaan kemitraan pola inti plasma Tunas Mekar Farm (TMF). Kerjasama dengan TMF telah berlangsung selama hampir 7 tahun. Di bawah naungan TMF usaha berlangsung dengan baik, menghasilkan keuntungan, namun dikarenakan penetapan harga kontrak penjualan ayam maka penerimaan peternakan Agus Suhendar tetap, dikhawatirkan dapat membuat keuntungan yang diterima semakin berkurang karena harga DOC dan pakan yang semakin meningkat (Tabel 7). Untuk itu dibutuhkan analisis finansial secara terperinci tentang kelayakan usahanya selama berada di bawah naungan TMF. Analisis kelayakan ini berkaitan dengan perhitungan keuangan terperinci untuk mengetahui apakah tetap bekerjasama dengan TMF menggunakan harga kontrak tetap Rp , ,00/kg ayam broiler hidup dapat menjadikan peternakan Agus Suhendar tetap berlangsung dengan menikmati keuntungan maksimal sementara harga-harga input peternakan seperti bibit (DOC) dan pakan terus meningkat. Kriteria yang digunakan dalam penelitian meliputi NPV, Net B/C, IRR, payback period, serta analisis switching value. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh manajer TMF umur proyek adalah 5 tahun, berdasarkan umur ekonomis kandang Inflow (Arus Manfaat) Inflow merupakan segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek. Inflow dari usaha peternakan ayam broiler ini berasal dari penerimaan dan nilai sisa Penerimaan Penjualan Ayam Penerimaan peternakan Agus Suhendar berasal dari penjualan ayam broiler, kotoran ayam, dan insentif dari TMF. Penjualan ayam dihitung dari 66

2 jumlah bibit atau DOC yang dipelihara dikurangi dengan angka mortalitas 4,5 persen, dikalikan dengan harga kontrak rata-rata yaitu Rp ,00/kg. Harga kontrak Rp ,00/kg merupakan harga kontrak yang paling banyak digunakan pada usaha peternakan Agus Suhendar pada tahun Kapasitas pemeliharaan ayam broiler per nya adalah ekor. Menggunakan batas angka mortalitas, dan riwayat kematian ayam di peternakan Agus Suhendar maka angka mortalitas setiap adalah 4,5 persen, sehingga ayam broiler yang dihasilkan adalah ekor, dengan harga tetap Rp ,00/kg, yang diambil dari harga rata-rata kontrak yang paling sering digunakan TMF dan peternakan Agus Suhendar dalam perhitungan penjualan ayam broiler hidup. Pemanenan dilakukan saat ayam berumur 6 minggu, diasumsikan bobot rata-rata telah mencapai 1,6 kg per ekornya. Dalam satu tahun terjadi 6 kali masa panen. Pembeli langsung datang ke kandang untuk memanen ayamnya, diawasi oleh PPL dan dibantu oleh kepala dan karyawan kandang. Adapun penerimaan penjualan ayam broiler hidup peternakan Agus Suhendar dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Penerimaan Penjualan Ayam Broiler Hidup Tahun Panen per (ekor) Bobot Panen (kg/ekor) Harga (Rp/kg) Jumlah Penerimaan , , , , , , , , , , , , , , ,00 Total penerimaan ayam broiler hidup ,00 Berdasarkan perhitungan penerimaan pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa penerimaan yang berasal dari penjualan ayam adalah sebesar Rp ,00/tahun. Hasil tersebut didapat dari perkalian antara jumlah ayam broiler yang dipanen per setelah dikurangi angka mortalitas 4,5 persen yaitu ekor dengan bobot panen sebesar 1,6 kg/ekor dengan harga jual 67

3 tetap Rp ,00/kg dengan jumlah yang dilakukan dalam 1 tahun yaitu 6. Total penerimaan ayam broiler selama 5 tahun adalah sebesar Rp , Penerimaan Penjualan Kotoran Ayam Penerimaan juga didapat dari penjualan kotoran ayam yang dijual dengan harga Rp 5000,00/karung atau per 50 kg. Setiap rata-rata menghasilkan 40 karung kotoran ayam. Petani daerah sekitar datang dan mengambil sendiri kotoran ayam yang akan dibelinya. Berikut adalah penerimaan peternakan Agus Suhendar yang berasal dari penjualan kotoran ayam (Tabel 13). Tabel 13. Penerimaan Penjualan Kotoran Ayam Tahun Kotoran per (Karung) Harga (Rp/50kg) Jumlah Penerimaan , , , , , , , , , ,00 Total penerimaan penjualan kotoran ayam ,00 Berdasarkan data dari Tabel 13 dapat dilihat penerimaan dari penjualan kotoran ayam per tahun adalah sebesar Rp ,00. Hasil tersebut didapat dari perkalian antara hasil kotoran ayam per yaitu sebanyak 40 karung dengan harga per karungnya Rp 5.000,00 dan jumlah per tahun yaitu sebanyak 6. Total penerimaan penjualan kotoran ayam selama 5 tahun adalah sebesar Rp , Penerimaan Insentif Peternakan Agus Suhendar mendapatkan penerimaan tambahan dari uang insentif yang diberikan TMF jika memiliki angka mortalitas di bawah atau sama dengan 4,5 persen yaitu sebesar Rp 30,00/kg bobot hidup dan angka FCR di 68

4 bawah angka 1,8 sebesar Rp 190,00/kg bobot hidup. Penerimaan yang berasal dari insentif mortalitas dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Penerimaan Insentif Mortalitas Tahun Panen per (ekor) Bobot panen (kg/ekor) Insentif mortalitas (Rp/kg) Jumlah Penerimaan ,6 30, , ,6 30, , ,6 30, , ,6 30, , ,6 30, ,00 Total penerimaan insentif mortalitas ,00 Penerimaan insentif mortalitas per tahun adalah sebesar Rp ,00. Hasil tersebut didapatkan dari perkalian panen per yaitu sebanyak ekor dengan bobot panen per ekor yaitu 1,6 kg dengan insentif mortalitas Rp 30,00/kg dan jumlah per tahun sebanyak 6. Total penerimaan insentif mortalitas selama 5 tahun adalah Rp ,00. Penerimaan insentif, selain berasal dari insentif mortalitas juga didapatkan dari insentif FCR. Perhitungan penerimaan insentif FCR dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Penerimaan Insentif FCR Tahun Panen per (ekor) Bobot panen (kg/ekor) Insentif FCR (Rp/kg) Jumlah Penerimaan ,6 190, , ,6 190, , ,6 190, , ,6 190, , ,6 190, ,00 Total insentif FCR ,00 69

5 Penerimaan insentif FCR per tahun adalah sebesar Rp ,00. Hasil tersebut didapatkan dari perkalian panen per yaitu sebanyak ekor dengan bobot panen per ekor yaitu 1,6 kg dengan insentif mortalitas Rp 190,00/kg dan jumlah per tahun sebanyak 6. Total penerimaan insentif mortalitas selama 5 tahun adalah Rp , Nilai Sisa Nilai sisa adalah nilai barang atau peralatan yang tidak habis selama usaha berjalan. Nilai sisa dihitung di akhir proyek, dan dimasukkan ke dalam komponen inflow. Penentuan umur ekonomis alat investasi berdasarkan pengalaman pengelola dalam pemakaian alat investasi tersebut. Perkiraan nilai sisa didasarkan pada harga jual pada tingkat tukang loak. Total nilai sisa pada usaha peternakan Agus Suhendar adalah sebesar Rp ,00. (Tabel 16) 7.2. Outflow (Arus Biaya) Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan usaha. Outflow usaha peternakan ayam broiler dibagi menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya operasional Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan barang modal ketika memulai suatu usaha. Biaya investasi yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiler meliputi biaya pembangunan kandang, gudang, tempat pakan, tempat minum otomatis, feeder tray, gasolec, genset, seng, drum air, ember, garpu pembalik sekam, sprayer, termometer, timbangan, pisau dan kipas angin (Tabel 16). 70

6 Tabel 16. Biaya Investasi, Nilai sisa dan Penyusutan No. Ket Umur teknis (Thn) Harga satuan Q Nilai investasi Penyusutan Perkiraan nilai sisa 1. Kandang bertingkat ,00/m² , , Kandang panggung ,00/m² , , Instalasi listrik , , , ,00 4. Instalasi air , , , ,00 5. Tempat pakan , , , Tempat minum otomatis , , , Feeder Tray , , , Gasolec , , , Genset , , , , Seng , , , ,00 (@3500) 11. Drum air , , , Ember , , , Garpu pembalik sekam , , , Sprayer , , , Termo meter , , , Timbangan , , , ,00 (@ ) 17. Pisau , , , Kipas angin , , ,00 0 Total , , Berdasarkan Tabel 16, biaya investasi untuk usaha peternakan Agus Suhendar adalah sebesar Rp ,00 dengan investasi utama adalah dua buah kandang, yaitu kandang bertingkat yang terdiri dari gudang dan kamar serta kandang panggung dengan kapasitas ayam ekor. Nilai investasi terbesar adalah untuk pembangunan kandang yaitu sebesar Rp ,00. Bangunan termasuk bangunan tidak permanen karena sebagian besar bahannya terbuat dari bambu yang memiliki ketahanan terbatas. Bangunan dikategorikan bangunan tidak permanen dengan umur teknis 5 tahun. Lahan yang digunakan adalah lahan sewa maka lahan tidak dimasukkan ke dalam biaya investasi, tetapi dimasukkan ke dalam biaya operasional. 71

7 Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan selama usaha berjalan. Biaya operasional usaha peternakan ayam broiler dibagi menjadi dua jenis yaitu biaya tetap dan biaya variabel Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang besarnya tidak terkait langsung dengan jumlah produksi. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh usaha peternakan Agus Suhendar terdiri dari gaji kepala karyawan dan karyawan, biaya listrik dan biaya sewa lahan. Tabel 17. Biaya Tetap yang Dikeluarkan Peternakan Agus Suhendar No. Jenis biaya tetap Jumlah biaya/ Periode per tahun Jumlah biaya/tahun 1. Gaji kepala karyawan , ,00 2. Gaji karyawan , ,00 3. Listrik , ,00 4. Sewa lahan ,00 Total , ,00 Berdasarkan tabel di atas biaya tetap terbesar pada usaha peternakan Agus Suhendar adalah untuk gaji karyawan. Gaji karyawan Rp ,00 per atau Rp ,00 per bulan. Karyawan pada peternakan Agus Suhendar terdiri dari tiga orang, sehingga biaya tetap gaji karyawan yang harus dikeluarkan per nya adalah Rp ,00 dikali tiga yaitu sebesar Rp ,00. Dalam setahun terjadi 6 kali, maka biaya gaji karyawan dalam setahun Rp ,00 dikali dengan 6 yaitu sebesar Rp ,00. Gaji kepala karyawan lebih kecil dibanding dengan karyawan, karena pekerjaan kepala karyawan lebih ringan dibanding dengan karyawan yang meliputi seluruh kegiatan manajemen pemeliharaan, seperti memberi makan dan minum, menjaga suhu terutama pada masa pemanasan, mencegah penyebaran penyakit, membantu pemanenan dan lain-lain. Tugas kepala karyawan lebih 72

8 kepada pengawas yang memerintahkan agar segala kegiatan dijalankan dengan baik sehingga hasil panen baik. Gaji kepala karyawan adalah sebesar Rp ,00 per atau Rp ,00 per bulannya. Dalam setahun karena terjadi 6 kali, maka gaji untuk kepala karyawan Rp ,00 dikali 6, yaitu sebesar Rp ,00. Biaya tetap selanjutnya adalah biaya listrik dengan biaya per kurang lebih Rp ,00 sehingga dalam setahun biaya listrik yang dikeluarkan adalah sebesar Rp ,00 hasil dari biaya listrik per dikali 6. Listrik pada usaha peternakan ayam broiler digunakan untuk menjalankan mesin pompa air yang langsung dihubungkan ke tempat minum otomatis dan lampu, baik sebagai penerang maupun pembantu pengatur suhu, penggerak sprayer, kipas angin, tv dan lainnya. Terakhir adalah biaya sewa lahan seluas m² yaitu sebesar Rp ,00 per tahun Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubah sesuai dengan jumlah produksi. Biaya variabel yang dikeluarkan pada usaha peternakan Agus Suhendar terdiri dari biaya pakan, DOC, obat-obatan, sekam dan LPG. Rincian harga dan biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Harga dan Biaya Variabel pada Peternakan Agus Suhendar Tahun Harga DOC per ekor Harga pakan (Rp/kg) Bobot panen (kg) FCR Biaya pakan per ekor Biaya obatobatan per Biaya sekam (Rp/ekor) Biaya LPG (Rp/ ekor) , ,00 1,6 1, , , , ,30 1,6 1, , , , ,43 1,6 1, , , ,42 1,6 1, , , , ,30 1,6 1, , , Harga DOC pada tahun pertama sebesar Rp 3.303,00/ekor adalah harga rata-rata DOC pada peternakan Agus Suhendar tahun Harga DOC 73

9 meningkat sebesar 4,3 persen per tahunnya berdasarkan peningkatan rata-rata harga DOC yang terjadi pada peternakan Agus Suhendar tahun Harga pakan pada tahun pertama sebesar Rp 4.565,00/kg adalah harga rata-rata pakan pada peternakan Agus Suhendar tahun Harga pakan meningkat sebesar 2 persen per tahunnya berdasarkan peningkatan rata-rata harga pakan yang terjadi pada peternakan Agus Suhendar tahun FCR per diasumsikan 1,8 yang artinya untuk menghasilkan 1 kg bobot ayam dibutuhkan pakan sebanyak 1,8 kg. Bobot panen adalah 1,6 kg/ekor maka pakan yang dibutuhkan untuk 1 ekor DOC adalah 1,6 dikalikan 1,8 yaitu sebesar 2.88 kg/ekor, maka biaya pakan untuk 1 ekor DOC pada tahun pertama adalah kebutuhan pakan per ekor 2,88 kg/ekor dikalikan harga pakan Rp 4.565,00 yaitu sebesar Rp ,20. Biaya obat-obatan per adalah Rp ,00, biaya sekam per ekor DOC adalah Rp 200,00 dan biaya untuk pemanas yang menggunakan bahan bakar gas per ekor adalah Rp 350,00. Berikut adalah tabel biaya variabel yang dikeluarkan per tahunnya untuk DOC berdasarkan harga dan biaya di atas (Tabel 19). Tabel 19. Total Biaya Variabel per Tahun Peternakan Agus Suhendar Thn Biaya DOC Biaya pakan Biaya obatobatan Biaya sekam Biaya LPG Total Persentase Kenaikan (%) , , , , , , , , , , , ,00 2, , , , , , ,00 2, , , , , , ,00 2, , , , , , ,00 2,40 Berdasarkan Tabel 19 kenaikan harga DOC sebesar 4,3 persen per tahunnya dan kenaikan harga pakan sebesar 2 persen per tahunnya menyebabkan peningkatan biaya variabel setiap tahunnya sebesar 2,36, 2,37 persen dan pada tahun keempat dan kelima kenaikan menjadi 2,40 persen. 74

10 Analisis Laba Rugi Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam kurun waktu tertentu. Komponen laba rugi terdiri dari penerimaan, biaya operasional, penyusutan, dan biaya lain di luar usaha dan pajak penghasilan. Rincian perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha yang akan mempengaruhi hasil perhitungan cashflow. Tabel 20. Hasil Perhitungan Laba Rugi Peternakan Agus Suhendar Thn Penerimaan Biaya Laba Pajak Laba bersih Persentase penurunan (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Total Laba bersih ,00 Laba bersih yang didapatkan pada tahun pertama adalah sebesar Rp ,00, menurun sebesar 35 persen pada tahun kedua menjadi Rp ,00. Pada tahun ketiga laba bersih sebesar Rp ,00, menurun dari tahun sebelumnya dengan persentase 55 persen. Penurunan kembali terjadi pada tahun keempat sebesar 136 persen yaitu menjadi rugi Rp ,00, dan pada tahun kelima kembali rugi Rp ,00, dengan persentase penurunan sebesar 476 persen. Total laba bersih selama 5 tahun adalah sebesar Rp ,00. Kenaikan harga DOC 4,3 persen dan pakan 2 persen per tahunnya telah menyebabkan penurunan laba bersih setiap tahunnya, dan pada tahun keempat dan kelima menyebabkan kerugian Analisis Kelayakan Finansial Analisis kelayakan finansial pada penelitian ini dinilai berdasarkan kriteria NPV (net present value), Net B/C (net benefit cost Ratio), IRR (internal rate of return), dan payback period. Discount Rate yang digunakan adalah sebesar 6,5 75

11 persen berdasarkan suku bunga deposito rata-rata Bank Indonesia tahun 2011, karena merupakan suku bunga acuan bagi bank-bank di Indonesia. Hasil analisis kelayakan finansial peternakan Agus Suhendar dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Peternakan Agus Suhendar Kriteria Hasil NPV (net present value) Rp ,00 Net B/C (net benefit cost ratio) 1,99 IRR (internal rate of return) 41,46 persen Payback period 1,98627 Berdasarkan hasil analisis kelayakan pada tabel di atas, peternakan Agus Suhendar memiliki nilai NPV Rp ,00. Nilai NPV tersebut bernilai positif atau NPV > 0, yang artinya peternakan Agus Suhendar layak dijalankan atau memberikan manfaat positif selama umur proyek dengan discount rate 6,5 persen. Net B/C bernilai 1,99 atau Net B/C > 1 yang artinya proyek memberikan keuntungan bahwa setiap pengeluaran selama umur proyek sebesar Rp 1,00 maka akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp 1,99. Nilai tersebut menunjukkan peternakan Agus Suhendar layak untuk dijalankan. Hasil IRR (internal rate of return) peternakan Agus Suhendar adalah 41,46 persen, Nilai tersebut lebih besar dari suku bunga 6,5 persen, karena nilai IRR lebih besar dari suku bunga maka peternakan Agus Suhendar dinyatakan layak atau memberikan manfaat selama umur proyek yang diperhitungkan. Payback Period menunjukkan kemampuan tingkat pengembalian usaha atau modal. Payback Period peternakan Agus Suhendar adalah 1,98627 yang artinya tingkat pengembalian modal investasi adalah satu tahun 11 bulan. Umur proyek usaha peternakan adalah 5 tahun dan tingkat pengembalian modal masih dalam umur proyek yaitu satu tahun 11 bulan maka usaha dapat dikatakan layak. Berdasarkan empat kriteria analisis kelayakan finansial NPV, Net B/C, IRR, dan payback period maka peternakan Agus Suhendar layak dijalankan. 76

12 7.4. Analisis Sensitivitas (Switching value) Analisis sensitivitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan switching value pada kenaikan harga DOC dan pakan serta penurunan harga jual ayam. Analisis ini merupakan perhitungan untuk mengukur sensitivitas atau kepekaan suatu usaha apabila keadaan diubah. Analisis dilakukan sampai memperoleh NPV mendekati nol, IRR 6,5 persen dan Net B/C mendekati satu. Nilai peubah dalam analisis ini adalah kenaikan harga DOC, kenaikan harga pakan dan penurunan harga jual ayam. Pertimbangan penggunaan nilai pengganti kenaikan harga DOC dan kenaikan harga pakan didasarkan pada analisis perubahan harga yang terjadi pada tahun 2009 dimana DOC dan pakan merupakan komponen biaya terbesar dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan peternakan Agus Suhendar dan terus mengalami peningkatan dapat dilihat pada Tabel 7 dan penurunan harga jual ayam untuk melihat berapa penurunan harga jual ayam yang dapat ditoleransi. Analisis Switching value dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Analisis Switching Value Peternakan Agus Suhendar Perubahan Persentase (%) Kenaikan harga DOC 16,6 Kenaikan harga pakan 6,1 Penurunan harga jual ayam 1,2 Hasil analisis sensitivitas switching value menunjukkan peternakan Agus Suhendar sensitif terhadap kenaikan harga DOC lebih dari 16,6 persen dan kenaikan harga pakan lebih dari 6,1 persen dan penurunan harga jual ayam lebih dari 1,2 persen. Penurunan harga jual ayam memiliki persentase rendah dan terendah diantara persentase kenaikan harga DOC dan pakan, hal ini menunjukkan usaha sangat sensitif terhadap penurunan harga jual ayam, tetapi karena harga kontrak tetap peternakan Agus Suhendar berada pada Rp , ,00/kg, sedangkan penurunan harga jual ayam maksimal 1,2 persen yaitu pada harga Rp ,52/kg berada di bawah harga kontrak tetap terendah yaitu 77

13 Rp ,00/kg maka peternakan Agus Suhendar tidak perlu mengkhawatirkan penurunan harga jual ayam. Toleransi kenaikan harga DOC berdasarkan analisis switching value pada peternakan Agus Suhendar adalah 16,6 persen. Proyeksi cashflow menunjukkan jika terjadi kenaikan harga DOC diatas 16,6 persen maka usaha peternakan Agus Suhendar menjadi tidak layak. Toleransi kenaikan harga pakan berdasarkan analisis switching value pada peternakan Agus Suhendar adalah 6,1 persen. Proyeksi cashflow menunjukkan jika terjadi kenaikan harga pakan diatas 6,1 persen maka usaha peternakan Agus Suhendar menjadi tidak layak. 78

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar MORT (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) FCR AGE (DAYS) AVG. B.W MORT. (%) 3 1.012 27 1.15 3.8 1.656 36 1.76 4.7 1.843 3 1.062 27 1.16 3.8 1.659

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Kelayakan aspek finansial merupakan analisis yang mengkaji kelayakan dari sisi keuangan suatu usaha. Aspek ini sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha budidaya nilam

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Analisis Aspek Finansial Aspek finansial adalah aspek yang mengkaji dari sisi keuangan perusahaan. Kelayakan pada aspek financial dapat diukur melalui perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

Biaya Investasi No Uraian Unit

Biaya Investasi No Uraian Unit LAMPIRAN Biaya Investasi No Uraian Unit Umur Ekonomis Harga Satuan Total Harga (Tahun) (Rp) (Rp) 1 Bangunan Kantor dan Gudang 1 5 5,000,000 5,000,000 2 Kolam Terpal a. Ukuran 10 m x 5 m 7 2 1,250,000 8,750,000

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

KOMPARASI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE DAN OPEN HOUSE

KOMPARASI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE DAN OPEN HOUSE KOMPARASI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING SISTEM KANDANG CLOSED HOUSE DAN OPEN HOUSE ABSTRAK Astri Maulina 1) astry_pc@hotmail.com Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur)

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur) Analisis Finansial Budidaya Ayam Petelur di Kalimantan Timur (Mariyah) 15 ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur) Mariyah

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan

usaha dari segi keuntungan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan 34 Roda Mandala Asia Makmur Trass 2.5 35 Rumpin Satria Bangun Trass 1.3 36 Sirtu Pratama Usaha Andesit 1.8 37 Sumber Alfa Prolindo Pasir 4 38 Tarabatuh Manunggal Andesit 16 39 Wiguna Karya II Trass 2.5

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional. Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Bahan Batasan Operasional Konsep dasar dan defenisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara 65 LAMPIRAN 66 Lampiran 1. Kuisioner Survei Analisis Nilai Ekonomi Tambak Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No: Waktu: Hari/Tanggal: A. Identitas Responden / Informan 1. Nama

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan pengusahaan budidaya ikan bawal air tawar dilakukan untuk mengetahui apakah pengusahaan ikan bawal air tawar yang dilakukan Sabrina Fish Farm layak

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi* A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah 150.000.000 2 Bangunan 150.000.000 3 Peralatan Produksi 1.916.100.000 4 Biaya Praoperasi* 35.700.000 B Jumlah Modal Kerja 1 Biaya bahan baku 7.194.196.807 2 Biaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha pengolahan minyak jelantah (Waste Cooking Oil)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : NIMAS SHYNTIA NPM : 15209386 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA. SE.MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di CV. MUSTIKA Semarang)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di CV. MUSTIKA Semarang) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di CV. MUSTIKA Semarang) Yaniar Fatkhul Firdaus; Darminto Pujotomo, ST. MT Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Budidaya Ayam Ras Pedaging Ayam ras pedaging atau ayam broiler merupakan bangsa unggas yang arah kemampuan utamanya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra

III. METODE PENELITIAN. Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kampung Agung Timur merupakan salah satu kampung yang menjadi sentra produksi ayam pedaging di Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah, dengan jumlah peternakan

Lebih terperinci

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

Wajib menjaga kelestarian lingkungan. I. PENDAHULUAN A. Rencana Usaha Peningkatan jumlah populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kenutuhan sumber makanan. salah satu jenis makanan yang mengandung gizi yang lengkap adalah daging. Salah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha peternakan sapi di CV. Anugrah farm merupakan peternakan yang berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang berbobot 200 kg sampai dengan 300

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG Nama : Afrian Herdiansyah NPM : 10203034 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Septi Mariani, TR. SE. MM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis 23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usahatani Bachtiar Rifai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI PETERNAKAN KARISA KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI PETERNAKAN KARISA KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU Jurnal Peternakan Vol 8 No 2 September 2011 (77-87) ISSN 1829 8729 ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI PETERNAKAN KARISA KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU AMRIZAL 1,

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : DIAN RUSMITA NPM : 12209223 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA, SE., MM

Lebih terperinci