BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan: (1) terdapat UPS pada lokasi
|
|
- Hengki Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4.1. Lokasi dan Waktu BAB IV METODE PENELITIAN Daerah penelitian mencakup Perumahan Cipinang Elok RW 10, Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan: (1) terdapat UPS pada lokasi tersebut; (2) penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari ketua RW setempat, sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian. Pengambilan data dilaksanakan dari bulan Agustus September Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi lapang dan wawancara dengan responden menggunakan kuisioner. Sementara data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang didapatkan dari berbagai sumber yang relevan dan instansi yang terkait dengan permasalahan. Sumber-sumber relevan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari buku, laporan, dan internet. Sementara, instansi yang dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah RW Cipinang Elok, Kelurahan Cipinang Muara, dan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah warga Perumahan Cipinang Elok dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada pertimbangan batas minimum pengambilan sampel untuk penelitian komposisi sampah yang ditetapkan oleh Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, yaitu sebanyak 40 sampel. 29
2 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data kualitatif dilakukan secara deskriptif dan interpretatif. Pengolahan dan analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Office Excel. Tabel 4 berikut menunjukkan matriks metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini. Tabel 4. Matriks Metode Analisis Data Tujuan Penelitian Jenis Data Metode Analisis Data 1. Memperoleh gambaran pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat yang diterapkan di Perumahan Cipinang Elok Primer Deskriptif 2. Analisis daya dukung lingkungan UPS Mutu Elok dan pengaruh UPS Mutu Elok terhadap daya dukung lingkungan Primer Deskriptif 3. Analisis kelayakan UPS Mutu Elok secara ekonomi Primer dan sekunder Kriteria kelayakan (NPV, Net B/C, IRR), Analisis sensitivitas Analisis Daya Dukung Lingkungan Daya dukung lingkungan UPS Mutu Elok dianalisis dengan membandingkan potensi sampah terolah dan potensi mesin pencacah dengan realisasi pemanfaatan potensi tersebut. Jika potensi yang dimiliki potensi yang termanfaatkan, maka dapat disimpulkan bahwa UPS Mutu Elok memiliki daya dukung lingkungan yang tinggi. Sementara jika potensi yang dimiliki > potensi yang termanfaatkan, maka dapat disimpulkan bahwa UPS Mutu Elok memiliki daya dukung yang rendah. Indeks daya dukung lingkungan dihitung secara matematis dengan menggunakan rumus berikut: 30
3 Daya dukung lingkungan UPS Mutu Elok juga dianalisis dengan cara membandingkan antara ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh UPS Mutu Elok dengan jumlah kebutuhan. Jumlah kebutuhan UPS Mutu Elok diukur dari luas ideal bangunan UPS yang dihitung dengan menggunakan rumus yang ditetapkan dalam SNI Luas ideal bangunan UPS berdasarkan rumus SNI yang telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan adalah sebagai berikut: Jika luas bangunan UPS Mutu Elok luas ideal, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian antara sarana prasarana dengan jumlah kebutuhan yang merupakan indikasi belum terlampauinya daya dukung lingkungan. Namun jika luas bangunan UPS Mutu Elok < luas ideal, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat ketidakesesuaian antara sarana prasarana dengan jumlah kebutuhan yang merupakan indikasi telah terlampauinya daya dukung lingkungan. Analisis respon masyarakat terhadap pengelolaan sampah juga dilakukan untuk melihat apakah ada indikasi gangguan atau pencemaran yang disebabkan oleh UPS Mutu Elok. Analisis ini disajikan dalam bentuk uraian berdasarkan hasil wawancara dan observasi. Analisis pengaruh UPS Mutu Elok terhadap daya dukung lingkungan Perumahan Cipinang Elok dilakukan dengan cara membandingkan kondisi daya dukung lingkungan Perumahan Cipinang Elok dengan dan tanpa UPS Mutu Elok. Pada kondisi terdapat UPS Mutu Elok, kemampuan lingkungan perumahan dalam menerima beban sampah didekati dari kapasitas pengelolaan sampah yang terdiri dari kapasitas penampungan sementara, kapasitas daur ulang, 31
4 dan kapasitas pengomposan yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: KPS = Kapasitas penampungan sementara KDU = Kapasitas daur ulang KPO = Kapasitas pengomposan Sementara pada kondisi tanpa UPS Mutu Elok, kapasitas pengelolaan sampah hanya terdiri dari kapasitas penampungan sementara dan kapasitas daur ulang yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: KPS = Kapasitas penampungan sementara KDU = Kapasitas daur ulang Masing-masing total kapasitas pengelolaan ini kemudian dibandingkan dengan total jumlah timbulan sampah dengan cara menghitung selisihnya menggunakan rumus berikut: Jika selisih antara total kapasitas pengelolaan dengan total timbulan sampah 0, maka dapat dindikasikan bahwa daya dukung lingkungan Perumahan Cipinang Elok belum terlampaui. Namun jika sebaliknya, maka dapat dindikasikan bahwa daya dukung lingkungan Perumahan Cipinang Elok telah terlampaui. 32
5 Komponen Arus Penerimaan (Inflow) dan Pengeluaran (Outflow) UPS Mutu Elok Komponen Arus Penerimaan (Inflow) dihitung berdasarkan sejumlah manfaat (Bt) yang diterima dari adanya UPS Mutu Elok, terdiri dari: 1. Manfaat Kompos Manfaat Kompos yang dimaksud di sini adalah manfaat langsung yang diperoleh dari produksi kompos oleh UPS Mutu Elok, yaitu: a) Penjualan Kompos Nilai manfaat penjualan diperoleh dari hasil perkalian antara harga penjualan kompos dengan volume penjualan. Nilai penjualan kompos dirumuskan sebagai berikut: NP = Nilai penjualan kompos Pi = Harga kompos yang dijual pada tahun i Qi = Volume penjualan kompos pada tahun i i = Waktu ke-i b) Penggunaan Kompos Untuk LRB Sebagian kompos yang dihasilkan UPS Mutu Elok digunakan untuk mengisi LRB. Biasanya, LRB diisi dengan sampah organik yang berfungsi untuk menyerapkan air ke dalam tanah. Namun, warga Cipinang Elok lebih memilih menggunakan kompos ketimbang sampah organik karena kompos lebih cepat menyerap air dibandingkan sampah organik. Penggunaan kompos ini tidak dipungut biaya oleh UPS Mutu 33
6 Elok. Namun dalam analisis ekonomi, penggunaan tersebut dianggap sebagai manfaat kompos yang harus diperhitungkan dalam cashflow. Nilai penggunaan kompos pada LRB dihitung dengan menggunakan rumus: NL = Nilai penggunaan kompos pada LRB Pi = Harga kompos yang dijual pada tahun i Qi = Jumlah kompos yang digunakan untuk LRB pada tahun i i = Waktu ke-i c) Kesuburan Penggunaan kompos sebagai pupuk memberikan manfaat kesuburan bagi tanaman. Nilai manfaat ini diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada objek dan lokasi yang sama. 2. Nilai Kenyamanan UPS Mutu Elok memiliki peran dalam membantu mengurangi jumah timbulan sampah. Pengurangan jumlah timbulan sampah menyebabkan sampah dapat tertampung dan terkelola seluruhnya, sehingga tidak menimbulkan pencemaran yang dapat menganggu kenyamanan warga. Dengan demikian, UPS Mutu Elok secara tidak langsung memberikan manfaat kenyamanan. Karena manfaat ini tidak memiliki nilai pasar, maka pengukuran nilai manfaatnya didekati dari nilai WTP. 34
7 Simonson dan Drolet (2003) mendefinisikan WTP sebagai harga pada tingkat konsumen yang merefleksikan nilai barang atau jasa dan pengorbanan untuk memperolehnya. Menurut Tamin (1999) WTP adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan pada persepsi pengguna terhadap tarif dari jasa tersebut. Nilai WTP masyarakat terhadap UPS Mutu Elok diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. Tahap-tahap untuk memperoleh nilai WTP adalah sebagai berikut: 1) Membuat Pasar Hipotetik Dalam penelitian ini pasar hipotetik dibentuk atas dasar terjadinya perbaikan kualitas lingkungan dengan adanya UPS Mutu Elok. 2) Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP. Metode yang digunakan untuk mendapatkan nilai penawaran pada penelitian ini adalah campuran antara Close Ended Question dan Open Ended Question, yaitu dengan cara memberikan pilihan nilai WTP yang diperlukan untuk memperoleh perbaikan kualitas lingkungan yang kemudian dilanjutkan dengan pilihan terbuka seandainya responden ingin memberikan nilai yang lebih besar dari nilai-nilai yang telah ditawarkan. 3) Memperkirakan Nilai Tengah WTP Nilai WTP dapat diestimasi dengan menggunakan nilai rata-rata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi dengan jumlah responden. Namun menurut Hanley dan Spash (1993), penggunaan nilai rata-rata akan menyebabkan nilai WTP yang diperoleh lebih tinggi dari nilai 35
8 sebenarnya. Hal ini karena nilai dipengaruhi oleh penawaran responden yang terlalu besar atau kecil yang mungkin disebabkan oleh kesalahan persepsi dalam proses wawancara. Oleh karena itu, nilai WTP akan lebih baik jika diperoleh dengan menggunakan nilai tengah. Dugaan nilai tengah WTP dihitung dengan rumus: ( ) EWTP = Estimasi nilai WTP Bb = Batas bawah dari interval yang mengandung nilai tengah = Frekuensi kumulatif di bawah interval yang mengandung nilai tengah = Frekuensi interval yang mengandung nilai tengah i = Lebar interval N = Jumlah responden 4) Menjumlahkan Data Setelah estimasi nilai tengah WTP didapatkan, selanjutnya nilai total WTP diestimasi dengan menggunakan rumus: TWTP = Total WTP EWTP = Estimasi WTP P = Jumlah populasi 36
9 5. Nilai Sisa Nilai sisa merupakan pos penerimaan yang berasal dari sisa barang-barang investasi dan diperhitungkan pada akhir proyek UPS Mutu Elok. Komponen Arus Pengeluaran (Outflow) dihitung berdasarkan sejumlah biaya (Ct) yang dikeluarkan untuk UPS Mutu Elok yang terdiri dari: 1. Biaya Investasi Komponen biaya investasi terdiri dari: a) Biaya lahan. Pada kondisi sebenarnya, penggunaan lahan untuk UPS Mutu Elok tidak dipungut biaya karena menggunakan lahan bersama yang memang diperuntukkan untuk fasilitas umum. Namun dari sudut pandang ekonomi, penggunaan lahan ini merupakan bentuk pengalihan sumber yang dimiliki masyarakat ke dalam proyek sehingga menimbulkan biaya dalam perhitungannya; b) Biaya bangunan. Biaya ini meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendirian bangunan UPS Mutu Elok ; c) Biaya mesin. Biaya ini terdiri dari biaya pembelian mesin pencacah dan mesin pengayak. Pada analisis finansial, kedua mesin ini termasuk dalam komponen penerimaan karena merupakan sumbangan dari Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. Akan tetapi, sumber dana sumbangan Dinas Kebersihan itu sendiri sebenarnya berasal dari masyarakat, sehingga sumbangan tersebut hanyalah biaya transfer dari masyarakat ke proyek; d) Biaya peralatan. Peralatan yang diperlukan untuk pembuatan kompos terdiri dari timbangan, garu, sekop, bakul anyam, ember plastik, terpal, 37
10 tong air, penyiram tanaman, gerobak sampah, sepatu boot, selang air, steples besar, dan becak untuk mengantarkan kompos ke konsumen; e) Biaya inventaris meja. Meja ini digunakan untuk memfasilitasi petugas UPS Mutu Elok. 2. Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk menjalankan UPS Mutu Elok dan menghasilkan kompos. Biaya operasional terdiri dari: a) Biaya bahan baku. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kompos antara lain: cairan EM4, dedak, pupuk kandang, dan gula. Meskipun selama ini pupuk kandang diperoleh dari Dinas Kebersihan secara gratis, tetapi dalam analisis ekonomi penggunaan pupuk kandang tetap dianggap sebagai biaya; b) Biaya pengemasan. Biaya ini terdiri dari biaya pembelian isi staples dan plastik kemasan serta biaya fotokopi untuk label kemasan; c) Biaya overhead. Biaya ini terdiri dari biaya pemakaian listrik dan air. Karena dalam analisis ekonomi subsidi tidak mengurangi biaya, maka biaya listrik tetap masuk dalam arus biaya meskipun faktanya biaya ini dibayarkan oleh pengurus RW dari pendapatan penyewaan lapangan tenis yang ada di Perumahan Cipinang Elok. Air yang digunakan oleh UPS Mutu Elok adalah air tanah. Dalam analisis finansial air tanah dianggap tidak menimbulkan biaya, tetapi dalam analisis ekonomi penggunaan air tanah dianggap sebagai pengalihan sumber dari masyarakat ke dalam proyek, sehingga menimbulkan biaya; 38
11 d) Biaya tenaga kerja. Biaya ini adalah biaya yang timbul karena penggunaan tenaga kerja dalam proyek; e) Ongkos kirim pupuk kandang. Setiap kali pupuk kandang dikirim ke UPS Mutu Elok, ketua RW setempat memberikan tip untuk supir. Oleh karena itu, tip ini masuk ke dalam komponen biaya. 3. Biaya Perawatan Biaya perawatan meliputi biaya perawatan gerobak dan becak yang dilakukan secara berkala. 4. Biaya Lain-Lain Biaya lain-lain terdiri dari biaya pengangkutan dan pembuangan sampah organik terolah yang tidak diolah oleh UPS. Biaya ini merupakan biaya eksternal yang timbul akibat UPS tidak dapat mengolah seluruh sampah, sehingga sebagian sampah masih harus dibuang dan diangkut ke TPST Bantargebang Kriteria Kelayakan Penilaian kelayakan ekonomi UPS Mutu Elok diperoleh dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi yaitu, NPV, Net B/C, dan IRR. Nilai NPV, Net B/C, dan IRR diperoleh dari pengolahan komponen arus penerimaan dan pengeluaran dengan menggunakan Microsoft Office Excel. 1. NPV NPV adalah selisih antara total net present value dari manfaat dengan total net present value dari biaya. Secara matematis, NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Gray, 2007): 39
12 NPV = Net Present Value Bt = Manfaat pada tahun ke t Ct = Biaya pada tahun ke t = Discount factor i = social discount rate t = 1, 2, 3,, n n = Umur proyek Proyek dikatakan layak jika NPV 0. Jika NPV = 0, berarti manfaat proyek dapat mengembalikan biaya yang dipergunakan persis sama besar. Jika NPV < 0, berarti proyek tidak dapat menghasilkan manfaat senilai dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga tidak layak untuk dijalankan. 2. Net B/C Net B/C adalah indeks efisiensi proyek yang diperoleh dari perbandingan antara present value (PV) dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif. Secara matematis, Net B/C dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Gray, 2007): = untuk, (PV positif) = untuk, (PV negatif) 40
13 Proyek dikatakan layak jika Net B/C 1. Net B/C =1 memiliki arti NPV = 0, sedangkan Net B/C < 1 memiliki arti NPV < 0 yang mengindikasikan proyek tidak layak untuk dijalankan. 3. IRR IRR adalah nilai social discount rate yang membuat NPV sama dengan nol. Secara matematis, IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Gray, 2007): = social discount rate yang menghasilkan NPV positif = social discount rate yang menghasilkan NPV negatif = NPV positif = NPV negatif = selisih i Proyek layak untuk dijalankan jika IRR social discount rate. Jika IRR = social discount rate, maka NPV proyek tersebut = 0. Jika IRR < social discount rate, maka NPV < 0 dan proyek tidak layak untuk dijalankan Analisis Sensitivitas Sensitivity analysis is analysis on the effect on project profitability of possible changes in sales, costs, and so on (Brealey dan Myers, 2004). Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat bagaimana hasil proyek jika terjadi suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan manfaat dan biaya (Kadariah, 1978). 41
14 Menurut Djamin (1984), perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada proyek antara lain sebagai berikut: (1) terdapat cost over run seperti kenaikan biaya konstruksi, (2) perubahan dalam harga hasil produksi, (3) mundurnya waktu implementasi, (4) kesalahan dalam memperkirakan produksi. Untuk melihat bagaimana dampak perubahan harga hasil produksi dan biaya terhadap hasil proyek, analisis sensitivitas dilakukan dengan menurunkan harga kompos dan meningkatkan harga gula. Harga kompos diturunkan hingga sama dengan harga eceran tertingginya, yaitu Rp per kg, sedangkan harga gula ditingkatkan hingga 100 persen. Peningkatan harga gula dipilih untuk analisis sensitivitas karena gula merupakan volatile foods yang harganya cenderung berubah dari waktu ke waktu. Gula merupakan barang tradable komoditas impor, sehingga dalam analisis ekonomi harganya ditentukan dari harga CIF atau harga yang berlaku di pasar dunia. Peningkatan harga gula sebesar 100 persen ditentukan berdasarkan histori peningkatan tertinggi harga gula dunia yang terjadi pada Agustus Proyek UPS Mutu Elok masih dianggap layak untuk dijalankan ketika NPV 0, Net B/C 1 dan IRR social discount rate. 42
BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UPS MUTU ELOK. Proyek UPS Mutu Elok diawali pada tahun 2005 dan memulai produksi
BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UPS MUTU ELOK Proyek UPS Mutu Elok diawali pada tahun 2005 dan memulai produksi serta penjualan pada tahun 2006. Umur proyek UPS Mutu Elok diasumsikan 20 tahun yang
Lebih terperinciBAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah
BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK 7.1. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah Total timbulan sampah yang diangkut dari Perumahan Cipinang Elok memiliki volume rata-rata
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi penanaman JUN Unit Usaha Bagi Hasil- Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Kabupaten Bogor
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI
Lebih terperincitaman, dua petugas penyapu jalan utama, dan dua petugas UPS Mutu Elok.
BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Deskripsi Perumahan Cipinang Elok Perumahan Cipinang Elok terletak di Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Perumahan ini memiliki dua pintu gerbang utama,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan di Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Jakarta cenderung meningkat setiap tahun. Peningkatan jumlah penduduk yang disertai perubahan pola konsumsi dan gaya hidup turut meningkatkan jumlah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Wangunjaya Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama satu
Lebih terperinciBAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian
BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Konsep dasar dan defenisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan
Lebih terperinciVII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.
24 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011. Kegiatan penelitian meliputi tahap studi pustaka, pembuatan proposal, pengumpulan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri
Lebih terperinciKata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas
SWASTANISASI PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN MENGGUNAKAN ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL (Studi Kasus Proyek Pembangunan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kapuas) Astati Novianti, Retno Indryani,
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)
Lebih terperinciLay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi
Lay out TPST A A B ke TPA 1 2 3 B 14 10 11 12 13 4 Pipa Lindi 18 15 9 8 18 7 5 19 16 17 18 1) Area penerima 2) Area pemilahan 3) Area pemilahan plastik 4) Area pencacah s.basah 5) Area pengomposan 6) Area
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. sengaja (purposive) karena Desa Cisaat ini merupakan sentral pembuat tahu di
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cisaat, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penentuan lokasi sebagai objek penelitian dilakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini, jumlah penduduk Indonesia berkembang pesat. Kondisi perkembangan ini akan memberikan dampak pada berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah dampak
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini bersifat studi kasus dimana objek yang diteliti adalah peluang usaha produksi alat pemerah susu sapi SOTE di Jawa Barat. Waktu penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data
VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan
Lebih terperinciVII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial
Lebih terperinciA. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),
Lebih terperinci6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI
6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya
Lebih terperinciII. KERANGKA PEMIKIRAN
II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.
Lebih terperinciBAB IV KERANGKA PEMIKIRAN
23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
Diiringi dengan: 1. Jumlah penduduk semakin meningkat 2. Konversi lahan meningkat 3. Pemenuhan pangan yang masih dibawah pemenuhan gizi Pemantapan kemandirian pangan melalui pekarangan Persepsi masyarakat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.
II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create
Lebih terperinciANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN KELAYAKAN EKONOMI UNIT PENGOLAHAN SAMPAH MUTU ELOK DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK JAKARTA TIMUR VIDYA KHAIRUNISA
ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAN KELAYAKAN EKONOMI UNIT PENGOLAHAN SAMPAH MUTU ELOK DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK JAKARTA TIMUR VIDYA KHAIRUNISA DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data
13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL
STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Disusun oleh: ANDINI PRASTIWI NRP : 3111105038 Dosen Pembimbing: Christiono Utomo, ST., MT., PhD. Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data
19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Evaluasi Proyek Bendungan Bendungan adalah bangunan penampung kelebihan air hujan pada musim hujan dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Raya Kasomalang Kabupaten
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Raya Kabupaten Subang. Jalan Raya merupakan jalur alternatif untuk menuju Kabupaten Sumedang, Kuningan, Cirebon,
Lebih terperinciTUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR
TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Produksi Perikanan dan Kelautan Disusun Oleh: Ludfi Dwi 230110120120 Sofan
Lebih terperinciMODEL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA
MODEL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA Bernard Julius Seto 1, Danny Sungko 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK: Meningkatnya kebutuhan akan perumahan sederhana memunculkan peluang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi
III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang analisis kelayakan usahatani salak nglumut di Gapoktan Ngudiluhur dilakukan di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat
Lebih terperinci18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2
ANALISIS PROYEK/INVESTASI Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1 PROYEK ADALAH SUATU RANGKAIAN KEGIATAN YANG MENGGUNAKAN SEJUMLAH SUMBER DAYA UNTU MEMPEROLEH SUATU MANFAAT (BENEFIT). MEMERLUKAN BIAYA (COST),
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 6 Lokasi penelitian
METODE PENELITIAN 36 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : Peta-peta tematik (curah hujan, tanah, peta penggunaan lahan, lereng, administrasi dan RTRW), data-data
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU
J. Agroland 22 (2) : 70-75, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PADA INDUSTRI JAGAD SUTERA DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU Analysis of Financial
Lebih terperinci