DAFTAR PUSTAKA. Anesaki, Masaharu History of Japanese Religion. Tokyo: Charles E

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. Anesaki, Masaharu History of Japanese Religion. Tokyo: Charles E"

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA Anesaki, Masaharu History of Japanese Religion. Tokyo: Charles E Tuttle Company Aoki, Eiichi JAPAN, Profile of A Nation. Tokyo: Kodansha International Ltd Bellah, Robert N Religi Tokugawa Akar-akar Budaya Jepang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Bunce, William. K Religions in Japan Buddhism, Shinto, Christianity. Japan: Charles E. Tuttle Company Danandjaja, James Foklor Jepang Dilihat Dari Kacamata Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti Hatakeyama, Yasuo D. Theol. Tanpa Tahun. The Notion of Purity / Impurity in Japanese Foklore and Religions. Hersom, Ron Nagoshi no Oharai: A Traditional Ritual. Hiro, Sachiya Bukkyou to Shinto. Japan. Holtom, D. C The National Faith of Japan. Tokyo: Kegan Paul, Trench, Trubner & Co, Ltd Joya, Mock Quaint Customs and Manners of Japan. Tokyo: Tokyo News Service, Ltd

2 Katō, Genchi A Historical Study of the religious Development of Shinto, terj. Shōyū Hanayama. Japan: Japan Society for the Promotion of Science Kazuhiko, Nishioka,. Tanpa Tahun. Kegare. eos.kokugakuin.ac.jp/modules/xwords/entry.php?entryid=1212 Koentjaraningrat Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Kodansha Ltd Kodansha Encyclopedia of Japan. Tokyo: Kodansha Ltd Kodansha Nihongo Dai Jiten. Tokyo: Kodansha Ltd Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal, William G. Weststeijn Pengantar Ilmu Sastra, terj. Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia Masinambow, E. K. M Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia. Jakarta: Asosiasi Antropologi Indonesia Ono, Sokyo Shinto The Kami Way. Japan: Charles E. Tuttle Company Picken, Stuart D. B Shinto Japan s Spiritual Roots. Japan: Kodansha International Ltd Picken, Stuart D. B Essential of Shinto. London: Greenwood Press Rochayah, Machali Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: PT. Grasindo Rahmadayani, Heni Pernikahan Secara Shinto Di Jepang (skripsi). Medan: Program Studi Sastra Jepang USU

3 Ross, Floyd Hiatt Shinto The Way of Japan. United State of America: Greenwood Press Seiroku, Noma The Heritage of Japanese Art. Tokyo: Kokusai Bunka Shinkokai Situmorang, Hamzon Telaah Pranata Masyarakat Jepang I (diktat). Medan: Fakultas Sastra Situmorang, Hamzon Telaah Pranata Masyarakat Jepang II (diktat). Medan: Fakultas Sastra Situmorang, Hamzon Ilmu Kejepangan 1. Medan: USU Press Yanagawa, Keiichi Religion in Japan Today. Tokyo: Foreign Press Center, Japan JAPAN: An Illustrated Enclyclopedia. Jepang: Kodansha www2.kokugakuin.ac.jp,

4 DAFTAR ISTILAH Akafujō Amatsu Tsumi : Kekotoran yang dikarenakan darah : Dosa-dosa surgawi (yang dilakukan di surga) dalam agama Shinto Chinowa : Lingkaran besar yang sakral yang terbuat dari alang- alang yang disimpul dengan tidak terlalu kuat, dibangun di depan honden dan dipakai pada saat Nagoshi no ōharai Engi Shiki : Kitab pranata yang berjumlah 50 jilid yang dibuat pada awal jaman Heian ( ) Fundoshi : Celana dalam tradisional untuk laki-laki dewasa yang dipakai saat ritual keagamaan Gohei : Kayu dengan kertas terlipat berbentuk zigzag tergantung di tiap sisi. Digunakan sebagai objek penyembahan, atau untuk menyucikan tempat sakral dalam upacara penyucian seperti onusa. Gūji Haiden Hamaya Harae / Harai Haraigushi Hatsumiyamairi : Kepala Pendeta Shinto : Ruang tempat berdoa : Anak panah pengusir setan : Upacara penyucian agama Shinto : Alat penyucian yang digunakan saat harae : Kunjungan pertama kali seorang bayi ke kuil Shinto setelah dilahirkan

5 Honden Imi : Kuil utama sebagai tempat tinggal kami : Penyucian dengan mentaati larangan, menghindari tabu, dan mengucilkan diri Jinja Kami Kami Hachiman Kamidana Kannushi Kegare Kojiki : Tempat ibadah / kuil agama Shinto : Tuhan / dewa dalam agama Shinto : Dewa Perang : Altar Shinto, meja dewa : Pendeta Shinto : Kekotoran : Buku sejarah Jepang tertua yang berisi penciptaan langit dan bumi, lahirnya para dewa, terjadinya negara Jepang dan keagungan keluarga kaisar. Koma Inu : Sepasang patung binatang yang diletakkan di depan Honden (kuil utama) Kunitsu Tsumi Kurofujō Matsuri Michihiko Miko : Dosa-dosa duniawi : Kekotoran yang dikarenakan kematian : Upacara keagamaan : Seorang yang memimpin upacara misogi : Gadis yang melayani sebagai asisten pendeta Shinto saat ritual dan menampilkan tarian sakral (kagura) Nakoodo Nihon Shoki : Perantara pernikahan, orang yang menjodohkan : Buku sejarah Jepang yang berasal dari jaman Nara, terdiri dari 30 jilid + 1 jilid berisi bagan silsilah (genealogi) yang hilang

6 Norito Ofuda : Doa yang dipanjatkan dalam upacara Shinto : Jimat yang terbuat dari kertas atau kayu bertuliskan nama seorang dewa yang didistribusikan kuil untuk peziarah dan dibawa pulang supaya memperoleh pertolongan dewa Omochi : Makanan tradisional dari beras yang ditumbuk dan dibolak-balik dalam sebuah lesung kayu dan diisi kacang merah olahan. Onusa : Sebuah ranting kecil pohon sakaki yang ditempeli potongan kertas atau kain, dipakai saat upacara keaagamaan Sakaki : Cleyera Ochnacca, tanaman yang digunakan dalam upacara Shinto Shimenawa : Tali yang diikat bersilang sebagai penanda daerah suci Tamagushi Torii Tsumi Ujigami Yomi no Kuni : Bentuk persembahan kepada kami : Gerbang kuil Shinto : Dosa / kekotoran : Leluhur yang dipuja sebagai kami : Dunia kematian

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan Bab 5 Ringkasan Skripsi Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan sendiri memiliki arti sebagai pedoman yang menyeluruh bagi kehidupan masyarakat yang memiliki budaya

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat dalam Jidai matsuri, berdasarkan empat unsur penting dalam matsuri yang sesuai dengan konsep Shinto. Empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem kepercayaan yang terpadu, yang berhubungan dengan hal-hal yang sakral

BAB I PENDAHULUAN. sistem kepercayaan yang terpadu, yang berhubungan dengan hal-hal yang sakral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Agama adalah kepercayaan dan ritual yang berkaitan dengan keberadaan supranatural, kekuasaan, dan kekuatannya. Supranatural disini biasa disebut dengan nama

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri Tagata Jinja Hounen matsuri merupakan sebuah festival yang diadakan di Tagata Jinja yang terletak di

Lebih terperinci

Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis.

Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis. Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis unsur Shinto Oharai dalam Sanja Matsuri Saya akan membagi analisis Sanja Matsuri melalui empat unsur Shinto, yaitu Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri,

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : Sanja matsuri

Abstraksi. Kata kunci : Sanja matsuri Abstraksi Salah satu kebudayaan yang terus dipertahankan di Jepang hingga sekarang adalah matsuri. Sanja matsuri yang menjadi topik pembahasan skripsi ini memiliki keunikkan yang terletak pada tarian tradisionalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang Setiap masyarakat dari berbagai negara di dunia memiliki kepercayaan terhadap agama, bahkan hal-hal mengenai agama diatur dalam undang-undang

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah

Bab 5. Ringkasan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah Bab 5 Ringkasan Menurut Kodansha (1993:649-658) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah 377.781km². Menurut Danandjaja (1997:1), kepulauan Jepang terbentang di sepanjang timur laut hingga

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : Tagata Jinja Hounen matsuri, kami

Abstraksi. Kata kunci : Tagata Jinja Hounen matsuri, kami Abstraksi Salah satu kebudayaan yang terus dipertahankan di Jepang hingga sekarang adalah matsuri. Tagata Jinja Hounen matsuri yang menjadi topik pembahasan skripsi ini memiliki keunikan yang terletak

Lebih terperinci

EKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU

EKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU EKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU Ratna Handayani 1 ; Felicia 2 ; Sonya Munadir Syah 3 1,2,3 Japanese Department, Faculty of Language and Culture, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di Jepang banyak terdapat perayaan, festival, maupun ritual-ritual yang dilakukan setiap tahunnya. Biasanya setiap perayaan tersebut memiliki suatu makna tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan kaya akan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kemajuan media informasi,

Lebih terperinci

MISOGI UPAYA ORANG JEPANG MENHILANGKAN KEGARE

MISOGI UPAYA ORANG JEPANG MENHILANGKAN KEGARE MISOGI UPAYA ORANG JEPANG MENHILANGKAN KEGARE Dira Rahimsyah Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email: rahimsyahdira@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Harai: Telaah Konsep Religi Koentjaraningrat

Harai: Telaah Konsep Religi Koentjaraningrat Harai: Telaah Konsep Religi Koentjaraningrat Citra Ayu Pratiwi Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya, 60286 Email: citra-a-p-11@fib.unair.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari

BAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belaakang Masalah Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di benua Asia di ujung barat Samudera

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996)

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996) Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Agama Menurut Masyarakat Jepang Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996) disebutkan bahwa pada umumnya orang Jepang adalah penganut agama Shinto,

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak

Bab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak Bab 5 Ringkasan Agama Shinto merupakan salah satu agama tertua dan dianggap sebagai kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak terputus dari zaman pra sejarah sampai

Lebih terperinci

Abstraksi. Keyword: Aoi matsuri, Shintō, Matsuri. iii

Abstraksi. Keyword: Aoi matsuri, Shintō, Matsuri. iii Abstraksi Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Matsuri merupakan salah satu contoh dari kebudayaan Jepang tersebut. Setiap tahun masyarakat Jepang mengadakan berbagai macam matsuri. Ada

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah

Bab 5. Ringkasan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah Bab 5 Ringkasan Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah agama asli Jepang. Agama Budha masuk ke Jepang pada abad ke-6 dan agama Kristen disebarkan oleh Francis Xavier.

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di

Lebih terperinci

Ucapan Terima Kasih. dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai

Ucapan Terima Kasih. dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai Ucapan Terima Kasih Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat rahmat-nya lah, maka saya dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai Matsuri di Kyoto. Skripsi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Nasution, Harun. Kesadaran Beragama Diakses pada tanggal 26 Nopember 2015

DAFTAR PUSTAKA. Nasution, Harun. Kesadaran Beragama  Diakses pada tanggal 26 Nopember 2015 DAFTAR PUSTAKA Buku Anesaki, Masaharu. 1930. History of Japanese Religion, California : C.E Tuttle Co Jansen, Marius. Rozman, Gilbert. 1986. Japan in Transition : From Tokugawa to Meiji, New Jersey : Princeton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam gambaran penulis, Jepang adalah sebuah negara maju dalam berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi dan lain-lain. Namun demikian, ada

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Gambar 1. Teru teru bozu ningyou Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Mock Joya, Volume IV, Quaint Customs and Manners of Japan https://id.wikipedia.org/wiki/teru_teru_b%c5%8dzu

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama Menurut Yanagawa (1991 : 60), orang asing yang berada di negara Jepang, bila memikirkan tentang agama orang Jepang sangatlah

Lebih terperinci

MASYARAKAT JEPANG MEMAKNAI MATSURI DALAM KEHIDUPANNYA

MASYARAKAT JEPANG MEMAKNAI MATSURI DALAM KEHIDUPANNYA MASYARAKAT JEPANG MEMAKNAI MATSURI DALAM KEHIDUPANNYA Herniwati * ABSTRAK Sebagai negara yang telah berhasil membangun di hampir semua bidang, Jepang ternyata tidak begitu saja meninggalkan budaya tradisionalnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap

Bab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaannya yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap berpegang

Lebih terperinci

BAB III 7 UPACARA KELAHIRAN DI JEPANG

BAB III 7 UPACARA KELAHIRAN DI JEPANG BAB III 7 UPACARA KELAHIRAN DI JEPANG 3.1 Sebelum Upacara Kelahiran Di Jepang ada beberapa acara atau upacara yang dilakukan sebelum kelahiran.pada kehamilan bulan ke 5 dirayakan perayaan yang dikenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KUIL SHINTO ITSUKUSHIMA DAN TORII. sebagai agama negara pada tahun Shintoisme dipandang oleh bangsa

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KUIL SHINTO ITSUKUSHIMA DAN TORII. sebagai agama negara pada tahun Shintoisme dipandang oleh bangsa BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KUIL SHINTO ITSUKUSHIMA DAN TORII 2.1 Shinto Agama Shinto adalah agama resmi di negara Jepang yang diproklamirkan sebagai agama negara pada tahun 1869. Shintoisme dipandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : Aoba Matsuri, Shinto, Matsuri.

Abstraksi. Kata kunci : Aoba Matsuri, Shinto, Matsuri. Abstraksi Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Matsuri merupakan salah satu contoh dari kebudayaan Jepang tersebut. Setiap tahun bahkan setiap bulan masyarakat Jepang mengadakan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia kita mempercayai adanya kekuatan tak tampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia kita mempercayai adanya kekuatan tak tampak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai manusia kita mempercayai adanya kekuatan tak tampak yang mengatur segala aktivitas ataupun kegiatan kita sehari-hari. Hal ini tentu saja kita sadari

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Menurut Kodansha (1993:649-658) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah 377.781km². Menurut Danandjaja (1997:1), kepulauan Jepang terbentang di sepanjang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto sudah

Bab 1. Pendahuluan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto sudah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto sudah ada sejak awal sejarah Jepang dan terus berlanjut hingga sekarang. Agama Budha masuk ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan, baik itu kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan, baik itu kebudayaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan, baik itu kebudayaan yang berasal dari warisan nenek moyang, maupun kebudayaan serapan yang berasal dari negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa barang maupun uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. menyerahkan sesuatu kepada orang lain sebagai bentuk ucapan terima

BAB I PENDAHULUAN. berupa barang maupun uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. menyerahkan sesuatu kepada orang lain sebagai bentuk ucapan terima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang lazim pernah memberi sesuatu kepada orang lain, baik berupa barang maupun uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 205), kata memberi memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sering dijumpai bahwa mereka agak sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Namun, jika

BAB 1 PENDAHULUAN. Sering dijumpai bahwa mereka agak sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Namun, jika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apabila kita bertanya pada orang Jepang, apakah mereka memiliki agama. Sering dijumpai bahwa mereka agak sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Namun, jika kita perhatikan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Definisi kebudayaan dijelaskan oleh Tylor dalam Agus (2006 : 34) sebagai berikut:

Bab 2. Landasan Teori. Definisi kebudayaan dijelaskan oleh Tylor dalam Agus (2006 : 34) sebagai berikut: Bab 2 Landasan Teori 2.1. Konsep Kebudayaan Definisi kebudayaan dijelaskan oleh Tylor dalam Agus (2006 : 34) sebagai berikut: Keseluruhan hidup manusia yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum

Lebih terperinci

MAKNA HADAKA MATSURI DI DALAM MASYARAKAT JEPANG DEWASA INI: STUDI KASUS DARI SAIDAIJI EYOU DI OKAYAMA, JEPANG

MAKNA HADAKA MATSURI DI DALAM MASYARAKAT JEPANG DEWASA INI: STUDI KASUS DARI SAIDAIJI EYOU DI OKAYAMA, JEPANG MAKNA HADAKA MATSURI DI DALAM MASYARAKAT JEPANG DEWASA INI: STUDI KASUS DARI SAIDAIJI EYOU DI OKAYAMA, JEPANG Frieska Sekar Nadya Japanese Department, Faculty of Language and Culture, Bina Nusantara University,

Lebih terperinci

Abstraksi. 2. Daijousai. iii

Abstraksi. 2. Daijousai. iii Abstraksi Daijousai diadakan sebagai ucapan terima kasih kepada para dewa atas anugerah yang diberikan dan menandai ritual penobatan tahta bagi seorang kaisar baru. Daijousai dilakukan setiap pada awal

Lebih terperinci

KONSEP AGAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG

KONSEP AGAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG KONSEP AGAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG Budi Mulyadi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Email: budi_mulyadi09@yahoo.com Abstract This research entitled The Religion Concept in The Life

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa peralihan (Rites of Passage) akan mengalami tiga proses, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa peralihan (Rites of Passage) akan mengalami tiga proses, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pandangan Gennep (Winangun,1990 : 33) ketika seseorang memasuki masa peralihan (Rites of Passage) akan mengalami tiga proses, yaitu (1) Ritus pemisahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kodansha Encyclopedia of Japan, pengertian matsuri ( 祭り ) adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kodansha Encyclopedia of Japan, pengertian matsuri ( 祭り ) adalah sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara dengan perpaduan harmonis antara kebudayaan tradisional kuno dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi yang mengagumkan. Seiring dengan

Lebih terperinci

SANGAKU SHINKŌ ; Kepercayaan terhadap Gunung bagi Masyarakat Jepang. Fajria Noviana Universitas Diponegoro

SANGAKU SHINKŌ ; Kepercayaan terhadap Gunung bagi Masyarakat Jepang. Fajria Noviana Universitas Diponegoro SANGAKU SHINKŌ ; Kepercayaan terhadap Gunung bagi Masyarakat Jepang Fajria Noviana Universitas Diponegoro Abstract : Mountains play some important parts in the spiritual life of Japanese society, especially

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Kepercayaan Agama Dalam Masyarakat Jepang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Kepercayaan Agama Dalam Masyarakat Jepang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Kepercayaan Agama Dalam Masyarakat Jepang Di Jepang, mayoritas masyarakatnya menganut agama Buddha dan Shinto, dan setelah itu mayoritas terbanyak adalah Kristen yang mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga tidak luput dari kebudayaannya yang sangat kental. kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga tidak luput dari kebudayaannya yang sangat kental. kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari 6.852 pulau. Jepang ialah salah satu negara yang sangat maju di dunia dari segi ekonomi dan juga

Lebih terperinci

TRADISI-TRADISI DALAM SHINTOO SEBAGAI PAHAM POLITHEISTIS. Sri Oemiati Universitas Dian Nuswantoro

TRADISI-TRADISI DALAM SHINTOO SEBAGAI PAHAM POLITHEISTIS. Sri Oemiati Universitas Dian Nuswantoro TRADISI-TRADISI DALAM SHINTOO SEBAGAI PAHAM POLITHEISTIS Sri Oemiati Universitas Dian Nuswantoro Abstrak: Shintoo is a polytheistic thought with many gods and goddesses. Previously, Shintoo was an anonym

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai ia meninggal. Biasanya pada usia

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. negara-negara lainnya, baik dalam bidang teknologi, budaya, maupun hiburan. Salah

Bab 1. Pendahuluan. negara-negara lainnya, baik dalam bidang teknologi, budaya, maupun hiburan. Salah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara yang banyak memberikan pengaruh terhadap negara-negara lainnya, baik dalam bidang teknologi, budaya, maupun hiburan. Salah satu pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya, diantaranya keberagaman dalam bentuk tarian, makanan, budaya, olahraga, dan banyak hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pandangan yang popular, masyarakat dilihat sebagai kekuatan impersonal yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar masyarakatnya tidak memeluk suatu agama atau kepercayaan tertentu. Namun, bukan berarti kehidupan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci: Dewa/ dewi, Jepang, pemulihan, permainan video, printing. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Kata kunci: Dewa/ dewi, Jepang, pemulihan, permainan video, printing. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Amatsuki no Kami merupakan judul dari koleksi desain busana ready to wear deluxe yang terinspirasi dari video game Ōkami yang menceritakan tentang Amaterasu, seorang dewi matahari Jepang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

FUNGSI MORIJIO DEWASA INI

FUNGSI MORIJIO DEWASA INI FUNGSI MORIJIO DEWASA INI Lidra Okta Liza 1, Dewi Kania Izmayanti, Irma Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail : lidraoktaliza_91@yahoo.co.id Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Kebudayaan didefinisikan oleh Suparlan (1997: ) sebagai pedoman menyeluruh bagi

Bab 2. Landasan Teori. Kebudayaan didefinisikan oleh Suparlan (1997: ) sebagai pedoman menyeluruh bagi Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Budaya Kebudayaan didefinisikan oleh Suparlan (1997:102-103) sebagai pedoman menyeluruh bagi kehidupan sebuah masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Ia berkata: kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Jepang dikenal dengan istilah washoku atau nihon shoku.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Jepang dikenal dengan istilah washoku atau nihon shoku. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan Jepang dikenal dengan istilah washoku atau nihon shoku. Washoku atau nihon shoku merupakan salah satu makanan tradisional Jepang yang terdiri dari nasi,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M.

PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M. DOKTRIN SHINTO TENTANG KONSERVASI LINGKUNGAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: MEI MARLINA 1113032100054 PROGRAM STUDI AGAMA-AGAMA

Lebih terperinci

LINGUA. ASPEK BUDAYA PADA MINWA SEBAGAI IDENTITAS SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT JEPANG (Sebuah Kajian Antropologi Sastra)

LINGUA. ASPEK BUDAYA PADA MINWA SEBAGAI IDENTITAS SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT JEPANG (Sebuah Kajian Antropologi Sastra) FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Lingua X (1) (2014) LINGUA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua ASPEK BUDAYA PADA MINWA SEBAGAI IDENTITAS SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT JEPANG

Lebih terperinci

KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISIONAL RITUAL: REPRESENTASI MAKNA OFUDA BAGI ORANG JEPANG

KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISIONAL RITUAL: REPRESENTASI MAKNA OFUDA BAGI ORANG JEPANG KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISIONAL RITUAL: REPRESENTASI MAKNA OFUDA BAGI ORANG JEPANG Dewi Ariantini Yudhasari Staf Pengajar Jurusan Bahasa Jepang STBA LIA Jakarta dewiayp@yahoo.co.jp Abstrak Setiap masyarakat

Lebih terperinci

Meiji Jinggu.

Meiji Jinggu. Meiji Jinggu Meiji Jinggu (Meiji Shrine) adalah kuil bersejarah yang lokasinya di belakang stasiun Harajuku dan berlawanan arah dengan Takeshita Dori. Jika berjalan kaki dari stasiun ini maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi, Koentjaraningrat (1990) mengemukakan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi, Koentjaraningrat (1990) mengemukakan BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi, Koentjaraningrat (1990) mengemukakan bahwa, kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEDUDUKAN DAN FUNGSI GENKAN

BAB 3 ANALISIS KEDUDUKAN DAN FUNGSI GENKAN 48 BAB 3 ANALISIS KEDUDUKAN DAN FUNGSI GENKAN 3.1 Genkan Dalam Perspektif Uchi-Soto Dilihat dari sudut pandang konsep secara tata ruang, genkan dan uchi-soto memiliki suatu hubungan erat yang tidak terlepaskan

Lebih terperinci

TRADISI PERKAWINAN JEPANG

TRADISI PERKAWINAN JEPANG Nooke Hosang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna kebudayaan tradisional Jepang pada omiai Acara pertemuan persiapan menuju perkawinan, Yuino Upacara tradisional pertukaran

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SHINTŌ TERHADAP KAMON

ANALISIS PENGARUH SHINTŌ TERHADAP KAMON ANALISIS PENGARUH SHINTŌ TERHADAP KAMON Irma Rachmi Yulita Universitas Bina Nusantara, Jl.Kebon Jeruk Raya No.27 Jakarta Barat, 0215345830 irma_rachmi@yahoo.co.id Irma Rachmi Yulita, Sri Dewi Adriani ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG. Era Tokugawa ( ) Sampai Era Modern. Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa ( ), sejumlah

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG. Era Tokugawa ( ) Sampai Era Modern. Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa ( ), sejumlah 13 BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG A. Sejarah Pariwisata Jepang Era Tokugawa (1603-1867) Sampai Era Modern Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa (1603-1867), sejumlah kebijakan utama yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah km.negara Jepang terdiri dari 4 pulau yaitu: Honshu, Shikoku, Kyushu,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah km.negara Jepang terdiri dari 4 pulau yaitu: Honshu, Shikoku, Kyushu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan yang terletak disebelah timur benua Asia, dengan pulau yang memanjang lebih dari 45 LU dan 20 LS. Luas wilayah Jepang adalah 378.000

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain untuk menjalin komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain untuk menjalin komunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia mengalami proses dimana seseorang mulai lahir, menjadi dewasa, tua dan akhirnya meninggal. Dalam perjalanan hidupnya, manusia sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Shitsurakuen karya Watanabe Jun ichi adalah sebuah karya yang relatif baru dalam dunia kesusastraan Jepang. Meskipun dianggap sebagai novel yang kontroversial,

Lebih terperinci

Menjijikkan, kotor; terutama berhala atau tentang idola: -kotoran keji, kekejian. (Lihat The New Strong s Exhaustive Concordance, #8251.).

Menjijikkan, kotor; terutama berhala atau tentang idola: -kotoran keji, kekejian. (Lihat The New Strong s Exhaustive Concordance, #8251.). Pembinasa Keji Beberapa hari sebelum kematian Yahushua, beberapa murid meminta kepada-nya untuk memberitahu mereka tentang akhir dunia. Percakapan ini, seperti yang tercatat dalam Matius 24 dan Markus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ritual merupakan suatu proses pelaksanaan tradisi. Meskipun sudah ada ritual tanpa mitos-mitos dalam beberapa periode jaman kuno. Dalam tingkah laku manusia,

Lebih terperinci

Suatu Telaah Budaya: Agama dalam Kehidupan Orang Jepang

Suatu Telaah Budaya: Agama dalam Kehidupan Orang Jepang Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol. 1, No. 2, September 2011 113 Suatu Telaah Budaya: Agama dalam Kehidupan Orang Jepang Sandra Herlina Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat

BAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat mitos tersebut berasal. Tokoh-tokoh dalam mitos umumnya adalah para dewa atau makhluk setengah

Lebih terperinci

1 1-2 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman yang tinggal di kota

1 1-2 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman yang tinggal di kota Surat Paulus kepada jemaat Kolose 1 1-2 Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman yang tinggal di kota Kolose yaitu kalian yang sudah disucikan oleh Allah karena bersatu dengan Kristus Yesus dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM FUROSHIKI. mayarakat Jepang sejak tahun sebelum masehi. Furo yang berarti mandi dan shiki

BAB II GAMBARAN UMUM FUROSHIKI. mayarakat Jepang sejak tahun sebelum masehi. Furo yang berarti mandi dan shiki BAB II GAMBARAN UMUM FUROSHIKI 2.1 Pengertian Furoshiki Secara Harafiah furoshiki ( 風呂敷 ) adalah seni membungkus makanan atau benda yang dilakukan secara tradisional. Seni furoshiki diperkenalkan oleh

Lebih terperinci

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th. Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14 Pdt. Andi Halim, S.Th. Ayat 1. Orang-orang kudus bukan orang yang sama sekali tidak ada cacatnya. Di dunia ini semua orang berdosa, tanpa kecuali, temasuk bunda Maria, santo-santa

Lebih terperinci

BIBLIOGRAFI. Arifin, E. Zaenal, Prof. Dr. M.Hum dan Dra. Junaiyah H.M., M.Hum.. Morfologi.

BIBLIOGRAFI. Arifin, E. Zaenal, Prof. Dr. M.Hum dan Dra. Junaiyah H.M., M.Hum.. Morfologi. BIBLIOGRAFI Arifin, E. Zaenal, Prof. Dr. M.Hum dan Dra. Junaiyah H.M., M.Hum.. Morfologi. Jakarta: Grasindo, 2007 Belajar Huruf Kanji: Mengenal huruf kanji. General Japan Talk. Agustus 2009. Gamexeon.com.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain yaitu teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kumpulan cerita berupa gulungan kertas berisi cerita-cerita bergambar,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kumpulan cerita berupa gulungan kertas berisi cerita-cerita bergambar, BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah E-hon merupakan salah satu karya seni di Jepang. E-hon ini awalnya sebuah kumpulan cerita berupa gulungan kertas berisi cerita-cerita bergambar, lalu dituangkan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Subjek Saya yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

Raja yang Baik, Raja yang Jahat

Raja yang Baik, Raja yang Jahat Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Raja yang Baik, Raja yang Jahat Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan kedatangan perantau dari Tiongkok dalam kurun waktu yang panjang, mereka pun membawa serta kebudayaan Tionghoa ke Indonesia. Orang Tionghoa sudah terdapat

Lebih terperinci

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah RINGKASAN SUSHI Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini teater rakyat ataupun teater tradisional Jepang yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini teater rakyat ataupun teater tradisional Jepang yang disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini teater rakyat ataupun teater tradisional Jepang yang disebut dengan koten geino masih bertahan dan tetap dilestarikan. Menurut Ensiklopedia

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DONGENG MOMOTARO (JEPANG) DAN TIMUN EMAS (INDONESIA)

PERBANDINGAN DONGENG MOMOTARO (JEPANG) DAN TIMUN EMAS (INDONESIA) 1 PERBANDINGAN DONGENG MOMOTARO (JEPANG) DAN TIMUN EMAS (INDONESIA) I Gusti Bagus Adi Ariawan Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana Abstract Tale is a literary that

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

Dongeng Jepang Cerita berasal dari Kojiki (Legenda Jepang)

Dongeng Jepang Cerita berasal dari Kojiki (Legenda Jepang) Dongeng Jepang Cerita berasal dari Kojiki (Legenda Jepang) Diterjemahkan oleh : Ani Anipah & Fauziah Maulida Ulfah DONGENG JEPANG Dongeng terdapat di berbagai Negara. Dongeng merupakan cerita dimulainya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada berbagai bangsa di dunia, upacara pernikahan memiliki banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada berbagai bangsa di dunia, upacara pernikahan memiliki banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada berbagai bangsa di dunia, upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Masyarakat mempunyai

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Simbol-Simbol Shinto Dalam Anime Sen to Chihiro no Kamikakushi

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Simbol-Simbol Shinto Dalam Anime Sen to Chihiro no Kamikakushi Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Simbol-Simbol Shinto Dalam Anime Sen to Chihiro no Kamikakushi Beberapa benda tertentu dalam anime ini dapat dikategorikan sebagai simbolsimbol Shinto. Berikut ini adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa data yang telah berhasil dikumpulkan untuk

Lebih terperinci