Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis.
|
|
- Erlin Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis unsur Shinto Oharai dalam Sanja Matsuri Saya akan membagi analisis Sanja Matsuri melalui empat unsur Shinto, yaitu Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis Analisis unsur Shinto Oharai dalam Sanja Matsuri pada 100 buah mikoshi dari 44 daerah Pada hari kedua perayaan Sanja matsuri dilakukan arak arakkan 100 buah mikoshi yang berasal dari 44 daerah sekitar kuil Asakusa. Gambar 3.1 Mikoshi 44 Mikoshi Sumber : Mikoshi ini dibuat untuk memberikan penghormatan kepada ketiga dewa yang terdapat pada kuil Asakusa. Mikoshi ini disucikan dengan tongkat yang bernama Haraigushi, kemudian dibawa berkeliling di daerah sepanjang kuil Asakusa. Menurut analisis saya, hal ini memiliki kaitan yang erat dengan Shinto. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Ono ( 1992 : 4 ), pada bab dua bahwa Kami adalah sebuah kehormatan untuk bangsawan, jiwa yang suci, yang dinyatakan sebagai pemujaan untuk kebaikan dan kekuasaan segala hal yang berhubungan dengan jiwa disebut kami dan dihormati sebagai
2 kekuatan kami. Sedangkan mikoshi adalah tiruan kuil kecil yang dapat diangkut dan dipindah pindahkan, dapat dikategorikan sebagai peralatan yang digunakan dalam upacara atau perayaan Shinto. Mikoshi yang merupakan tiruan kuil Shinto, dianggap sebagai tempat bersemayamnya para dewa, yang apabila dibawa berkeliling, maka berkah akan tersebar di antara penduduk yang tinggal di sekitar kuil tersebut. Sedangkan penyucian ( oharai )yang dilakukan pada Mikoshi di kuil Asakusa sesuai dengan yang dikatakan oleh Ono ( 1992 : ), bahwa di dalam upacara penyucian ( oharai ) ada alat yang digunakan untuk menyucikan, dalam sanja Matsuri yang digunakan adalah Haraigusi. Untuk menyucikan mikoshi, Haraigushi diarahkan pada orang orang yang beribadat atau benda benda keramat yang akan disucikan. Setelah disucikan mikoshi tersebut dibawa untuk diarak arakkan di sekitar kuil asakusa dan kemudian 100 buah mikoshi tersebut dibawa kembali ke daerah masing masing. Gambar 3.2 Haraigushi dalam Sanja matsuri Sumber : Penyucian didalam Sanja matsuri ini dilakukan untuk menghindarkan keburukkan dan menghilangkan segala kejahatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ono (1998:51-52), Oharai atau Pembersihan, bertujuan untuk menghilangkan polusi, ketidaksucian, ketidakbenaran, dan juga kejahatan.
3 3.1.2 Analisis Unsur Shinto Oharai dalam Sanja Matsuri pada Tiga Buah Mikoshi Utama dari Kuil Asakusa Sebelum iring iringan tiga mikoshi utama dilakukan, terlebih dahulu diadakan upacara penyucian ( oharai ). Penyucian ketiga mikoshi utama ini dilaksanakan pada hari ketiga pukul pagi dihalaman kuil Asakusa. Upacara penyucian ( oharai ) ini dilakukan dengan meletakkan Tamagusi, yang terbuat dari ranting sasaki, kemudian diikat dengan kertas berwarna putih. Sesuai dengan pendapat Ono ( 1992 : ), bahwa pada saat melakukan penyucian, biasanya digunakan sebuah alat, dan pada penyucian ketiga Mikoshi utama ini, digunakan Tamagushi. Kertas warna putih yang diikat dengan Tamagushi juga memiliki kaitan yang erat dengan Shinto. Warna putih dalam agama Shinto melambangkan kesucian, seperti yang telah diterangkan oleh Schumacher( 2007 ) pada bab dua tentang warna. Warna putih juga melambangkan kehadiran para dewa dalam perayaan yang akan diselenggarakan. Gambar 3.3 Tempat Penyucian Sumber : Selain itu pengaruh Shinto yang lain yang terdapat pada ranting sasaki merupakan salah satu pohon keramat didalam Shinto. Ranting sasaki disucikan dengan diberi ikatan kertas berwarna putih. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ono ( 1992 : ) yang mengatakan bahwa ranting sasaki sebagai salah satu peralatan yang dipergunakan dalam upacara upacara Shinto. Dengan menaruh benda tersebut di suatu tempat, menandakan bahwa tempat tersebut telah disucikan.
4 Gambar 3.23 Ranting Sasaki Sumber : Analisis Unsur Shinto Oharai dalam Sanja Matsuri pada Torii dan Shimenawa Sehari sebelum Sanja matsuri, bagian dalam kuil akan dibersihkan dan dipasang tali tali jerami yang disebut dengan shimenawa dengan kertas putih yang berbentuk zigzag yang disebut shide, yang digantung di setiap torii, yaitu pintu gerbang atau sebagai pintu masuk tempat suci. Gambar 3.5 Shimenawa yang Teruntai di Torii Sumber : Menurut analisis saya, shimenawa yang tergantung pada torii mempunyai kaitan yang erat dengan Shinto karena shimenawa biasa digunakan untuk menandakan kediaman dari dewa atau kami. Sebagaimana menurut Ono ( 1992 : 25 ), shimenawa
5 digunakan untuk menyimbolkan tempat tempat suci dimana dipercayai sebagai tempat kediaman dewa atau kami. Menurut analisis saya, kertas putih yang berbentuk zig zag ( shide ) yang tergantung bersamaan dengan shimenawa memiliki kaitan yang erat dengan Shinto karena kertas putih berbentuk zig zag ( shide ) memiliki arti khusus dalam Shinto yang dipercaya dapat melindungi diri dari ketercemaran. Kertas putih berbentu zig zag ( shide ) melambangkan kesucian. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Takemoto dalam Muadir ( 2007 : ), bahwa kertas putih juga sering digunakan dalam ritual Shinto sebagai simbol penyucian. Kertas putih dapat melindungi diri dari ketercemaran seperti halnya kertas putih yang berbentuk zig zag ( shide ) yang sering digunakan dalam berbagai ritual Shinto. Menurut analisis saya, torii juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan Shinto karena di dalam Shinto, torii banyak dilambangkan sebagai pintu gerbang antara dunia luar dengan dunia kami. Sesuai dengan yang dikatakan Ono ( 1992 : 28 ), torii merupakan pintu masuk menuju tempat suci, torii juga disimbolkan sebagai perbatasan anatara dunia kami, dengan dunia luar. 3.2 Analisis Unsur Shinto Shinsen Dalam Sanja Matsuri Persembahan kepada ketiga kami utama yang terdapat di halaman kuil Asakusa berupa kakap merah, burung, sayuran, dan buah buahan. Persembahan ini dipersembahkan kepada ketiga kami utama yang terdapat pada kuil Asakusa.
6 Gambar 3.6 Persembahan Makanan Sumber : Menurut analisis saya, ikan, sayur sayuran, dan buah buahan. Ini semua sesuai dengan penjelasan Picken ( 1994 : 183 ) bahwa, persembahan ( shinsen ) makanan biasanya ikan, rumput laut, sayuran, buah buahan. Persembahan ini berupa makanan kesukaan dari kami yang dihormati sebagai orang yang bersejarah. Menurut Asosiasi Asakusa mengatakan bahwa ikan kakap yang digunakan sebagai persembahan ( shinsen ) karena ikan kakap merupakan ikan yang terdapat pada sungai yang terdapat disungai sumida Analisis Unsur Shinto Shinsen Dalam Sanja Matsuri Pada Sarutabi Hito no Okami Urutan pertama dalam iring iringan berbagai tarian di dalam Sanja matsuri adalah seorang pendeta yang menggunakan kostum Saruta Hito no Okami, membawa sebilah pedang, dan menggunakan pakaian berwarna merah, serta menggunakan topi pendeta berbentuk tinggi.
7 Gambar 3.7 Sarutabi Hito no Okami Sumber : Sarutabi Hito no Okami berada diurutan paling pertama sebelum iring iringan tarian dalam Sanja matsuri karena ia adalah pemimpin dalam tari tarian dalam perayaan ini. Sarutabi Hito no Okami adalah salah satu dewa dalam agama Shinto. Hal ini juga sesuai dengan yang dikatakan oleh Picken ( 1994 : ), bahwa terdapat penggolongan kami atau dewa dalam ajaran Shinto, yakni dewi Amaterasu no Omikami sebagai dewa Amatsu no Okami ( dewa surga atau langit ), dan Sarutabi Hito no Okami sebagai Kunitsu no Okami ( dewa bumi ) yakni dewa yang menjaga bumi. Sarutabi Hito no Okami memakai Tutup kepala atau topi yang berbentuk tinggi, menurut analisis saya Sarutabi Hito no Okami sebagai pendeta Shinto yang memimpin iring iringan parade. Hal ini sesuai dengan Picken ( 1994 : ), bahwa salah satu bentuk topi yang dipakai oleh pendeta ( kannushi ) adalah eboshi yang berbentuk tinggi. Pedang yang dibawa oleh Saruta Hito no Okami menurut analisis saya juga sesuai dengan ajaran Shinto yaitu sebagai tanda kekuatan dari para dewa atau kami untuk menjaga dan memberikan perlindungan bagi manusia. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ono ( 1992 : ), bahwa terdapat beberapa peralatan matsuri dalam ajaran Shinto, diantaranya yaitu pedang yang memiliki fungsi sebagai kekuatan para
8 dewa dan juga sebagai simbol untuk menjaga keadilan dan kedamaian. Gambar 3.8 Sarutabi Hito no Okami yang Memimpin Jalannya Iring Iringan Tarian dan Musik di Dalam Sanja Matsuri Sumber : Pakaian yang dikenakan oleh Saruta Hito no Okami tersebut didominasi oleh warna merah. Menurut analisis saya, warna merah tersebut sesuai dengan konsep Shinto. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Schumacher ( 2007 ), bahwa warna merah dianggap dapat mengusir roh jahat dan penyakit. Di Jepang, warna merah juga dianggap sebagai simbol dari kebaikan dan kejahatan, persimpangan antara surga dan neraka, kematian dan kehidupan, sehingga pda akhirnya dikatakan bahwa warna merah tidak hanya simbol dari kejahatan dan penyakit saja melainkan juga sebagai simbol kesembuhan, kesuburan, dan juga kelahiran Analisis Unsur Shinto Shinsen Dalam Sanja Matsuri Pada Peralatan Musik pada Parade Sanja Matsuri Parade yang terdapat dalam Sanja matsuri adalah iring iringan permainan musik dengan menggunakan drum ( taiko ) dan alat musil tiup. Menurut analisis saya, peralatan musik yakni drum ( taiko ) sesuai dengan konsep Shinto, dimana terdapat peralatan yang digunakan sebagai pelengkap sebuah matsuri
9 yang berkaitan dengan ajaran Shinto. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Picken ( 1994 : 183 ), bahwa terdapat peralatan musik yang digunakan didalam sebuah matsuri, diantaranya adalah drum ( taiko ). Alat musik taiko berasal dari china, di Jepang pada mulanya dimainkan oleh para petani dan nelayan sebagai media untuk memanjatkan doa agara memperoleh hasil panen atau hasil nelayan dengan baik, atau dimainkan untuk menenangkan arwah nenek moyang orang Jepang ( Sudjianto 2002 : 107 ). Gambar 3.9 Drum ( Taiko ) Sumber : Selain alat musik taiko digunakan juga alat musik tiup. Menurut analisis saya, peralatan musik yakni suling ( fue ) sesuai dengan konsep Shinto, dimana terdapat peralatan yang digunakan sebagai pelengkap sebuah matsuri yang berkaitan dengan ajaran Shinto. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Picken ( 1994 : 183 ), bahwa terdapat peralatan musik yang digunakan didalam sebuah matsuri, antara lain drum ( taiko ), fue atau suling yang memiliki enam buah lubang.
10 Gambar 3.10 Alat Musik Tiup Sumber : Alat musik tiup ini digunakan sebagai persembahan kepada dewa. Alat musik selalu ada dalam setiap kegiatan perayaan matsuri yang berhubungan dengan Shinto, sesuai dengan teori yang telah dijelaskan di atas Analisis Unsur Shinto Shinsen Dalam Sanja Matsuri Pada Tarian Binzasara ( Binzasara no mai ) Binzasara adalah tarian yang dilakukan di kuil Asakusa. Alat musiknya juga bernama binzasara digunakan sebagai pengiring tarian. Alat tersebut terbuat dari kayu kecil yang terdiri dari beberapa helai kayu dan bambu, bagian depan dan belakang terdiri dari seratus helai semua dirangkai dengan tali. Pada saat dimainkan, kayu-kayu yang merupakan unsur dasar dari alat musik tersebut, saling beradu itu sehingga mengeluarkan suara. Alat musik ini memiliki panjang 15cm, tebalnya 0.6 cm. Alat musik ini berasal dari kayu yang terbuat dari pohon hinoki yang terdiri dari 108 helai. Menurut legenda, asal dari binzasara adalah, ketika ketiga dewa memainkan alat musik tersebut pada jaman dahulu, sepuluh orang petani menarikan tarian binzasara dan sejak saat itulah tarian binzasara ini mulai dimainkan di matsur ini.
11 Gambar 3.11 Pawai Binzasara Sumber : Gambar 3.12 Tarian Binzasara dan alat musiknya Sumber : Tarian binzasara adalah sebuah tarian yang dipersembahkan kepada dewa kesuburan, agar padi - padi menjadi subur ( Asosiasi Asakusa ). Tarian ini ditarikan dengan sangat indah dan anggun Analisis Unsur Shinto Shinsen Dalam Sanja Matsuri Pada Tarian Shishimai Tarian Shishimai ini ditarikan bersamaan dengan tarian binzasara. Tarian Shishima ini ditarikan agar kelak kehidupan anak dan cucu menjadi makmur dan terhindar dari keburukkan. Shishimai merupakan tradisi yang dibawa dari china bagian selatan kemudian menyebar keseluruh jepang. Nama shishimai berasal dari wujudnya yang berbentuk singa.
12 Gambar 3.13 Tarian Shishimai Sumber : Menurut analisis saya, tarian ini memiliki pengaruh Shinto. Yakni unsur shinsen. Tarian ini dilaksanakan untuk mengundang dewa kemakmuran, yakni dewa Okuninushi no Mikoto hal ini sesuai dengan pendapat Ekaputra ( 2001 : ), yang mengatakan bahwa dewa kemakmuran dalam Shinto adalah Okuninushi no Mikoto Analisis Unsur Shinto Shinsen Dalam Sanja Matsuri Pada Tarian Tekomai Tekomai adalah, tarian yang memimpin jalannya mikoshi atau yamadashi. Dahulu awalnya Tatsumi - geisha mengenakan pakaian pria untuk ikut berpartisipasi memimpin mikoshi ( Tatsumi adalah adalah daerah di daerah Edofukagawa sekarang Tokyo), karena pada jaman Edo hanya pria yang boleh ikut bagian dalam tarian ini. Sekarang Tekomai dilestarikan oleh suatu asosiasi pelestarian budaya. Pakaian mereka yang mewah menceritakan ( memperlihatkan ) karakter para geisha. Yang berperan memimpin mikoshi adalah para wanita penari Tekomai. Tekomai merupakan tarian pada festival religius ( keagamaan ). Tekomai dikenal sebagai wanita yang berpakaian pria yang berjalan di depan memimpin mikoshi. Asal dari kata tekomai sendiri tidak diketahui secara jelas, pada saat mengangkut batu dan kayu, terdapat seseorang yang memimpin semuanya, sebenarnya adalah tekomae namun terdapat perubahan lafal sehinggai menjadi tekomai. Mereka adalah wanita-wanita yang mengenakan pakaian hakama, kaos kaki Jepang
13 ( tabi ), sendal yang terbuat dari jerami, pelindung punggung tangan ( tekkou ), rambut dikuncir seperti pria, di tangan kirinya memegang sebuah pedang, dan di tangan kirinya memegang sebuah lentera ( chochin ) yang bertuliskan namanya sendiri. Atraksi ini berlangsung disepanjang jalan Asakusa. Mereka menjadi bunga-bunga di Sanja matsuri. Awalnya pada jaman Edo, geisha harus tampil mengenakan pakaian pria untuk memimpin iring - iringan mikoshi. Namun sekarang, ketika Hanamachi ( daerah dimana terdapat tempat minum dan geisha, seperti bar atau klub malam ) itu sudah tidak ada, wanita-wanita muda atau remaja lokal yang tinggal di situlah yang berdandan menggantikannya. Kebanyakan mereka adalah anak-anak perempuan SD dan SMP. Gambar 3.14 Chouchin dalam Tekomai Sumber : Menurut analisis saya lentera ( chouchin ), yang dipegang di tangan sebelah kiri dari para penari Tekoma ini memiliki unsur Shinto. Lentera ( chouchin ) digunakan untuk menyapa, menyambut dan menghormati datangnya kami. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ono ( 1992 : 34 ), lentera ( chouchin ) terdapat dalam konsep Shinto karena lentera ( chouchin ) bermanfaat sebagai tanda nilai perjalanan, yang dahulunya lentera ( chouchin ) dinyalakan dengan menggunakan api untuk menyapa dan menghormati kami. Menurut analisis saya pedang yang dipegang di tangan sebelah kanan dari para
14 penari Tekomai ini juga memiliki unsur Shinto. Pedang digunakan sebagai tanda kekuatan dari para dewa atau kami untuk menjaga dan memberikan perlindungan bagi manusia. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Ono ( 1992 : ), bahwa terdapat beberapa peralatan matsuri dalam ajaran Shinto, diantaranya yaitu pedang yang memiliki fungsi sebagai kekuatan para dewa atau kami dan juga sebagai simbol untuk menjaga keadilan dan kedamaian Analisis Unsur Shinto Shinsen dalam Sanja Matsuri pada Gohei Sesuai dengan Asakusa Jinja ( 2008 ), iringan iringan tiga mikoshi utama diselenggarakan pada hari ketiga. Menurut Asakusa Jinja ( 2003 ), bahwa di depan setiap iring iringan dalam tiga mikoshi Ichi no Miya, Ni no Miya, dan San no Miya Terdapat tiga buah gohei. Gambar 3.15 Gohei yang Memimpin Masing Masing Mikoshi Utama Sumber : Gambar 3.16 Tiga Buah Gohei
15 Sumber : Menurut analisis saya, ketiga gohei di dalam Sanja matsuri memiliki kaitan yang erat dengan Shinto. Gohei merupakan simbol dari kehadiran kami dalam matsuri. Hal ini Sesuai dengan yang dikatakan oleh Ono ( 1992 : 24 ), bahwa gohei merupakan simbol kehadiran kami Analisis Unsur Shinto Shinsen dalam Sanja Matsuri pada Chouchin ( Lentera ) Para penduduk di sekitar kuil Asakusa dan penduduk di daerah yang akan dilewati oleh mikoshi juga turut bersiap untuk menyambut Sanja matsuri, yaitu dengan menggantungkan lentera ( chouchin ) di setiap sudut jalan. Gambar 3.17 Lentera ( chouchin ) di Depan Sebuah Restoran Jepang Sumber : Gambar 3.18 chouchin (Lentera ) di Depan Rumah Penduduk dan Toko yang Terdapat di Sekitar Asakusa Sumber :
16 Gambar 3.19 chouchin (Lentera ) pada Sanja Matsuri Sumber : Menurut analisis saya, lentera ( chouchin ) dipasang untuk menyapa, menyambut dan menghormati datangnya kami. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ono ( 1992 : 34 ), bahwa lentera ( chouchin ) terdapat dalam konsep Shinto karena lentera ( chouchin ) bermanfaat sebagai tanda nilai perjalanan, yang dahulunya lentera ( chouchin ) dinyalakan dengan menggunakan api untuk menyapa dan menghormati kami. 3.3 Analisis Unsur Shinto Norito dalam Sanja Matsuri Sehari sebelum matsuri dimulai, tepat pada pukul tujuh malam para pendeta di kuil Asakusa melakukan upacara untuk pemindahan ketiga mikoshi utama yang akan diarak arakkan pada hari terakhir dalam sanja matsuri ke halaman kuil Asakusa.
17 Gambar 3.20 Upacara Pemindahan Mikoshi Utama ke Halaman Kuil Asakusa Sumber : Di dalam upacara ini dibacakan doa doa khusus yang ditujukan pada dewa, yang disebut dengan norito. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ono ( 1992 : ), bahwa dalam matsuri yang dipengaruhi unsur Shinto, doa doa yang diucapkan oleh pendeta Shinto baik merupakan doa doa permohonan ataupun ucapan terima kasih dan juga menjadi salah satu bentuk pemujaan terhadap kepada para dewa atau kami. Norito ini dilaksanakan untuk menghormati ketiga dewa utama yang terdapat pada kuil Asakusa. Menurut analisis saya, ketiga kami ini juga memiliki kaitan yang erat dengan Shinto. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Picken (1994: ), Kami yang dikaitkan dengan sejarah personal. Berhubungan dengan orang-orang penting sepanjang sejarah yang kemudian namanya diabadikan dalam bentuk kuil. 3.4 Analisis Unsur Shinto Naorai dalam Sanja Matsuri Setelah penulis analisis, di dalam Sanja matsuri tidak ditemukan adanya unusr Shinto Naorai. Yaitu pesta yang diadakan setelah penyelenggaraan matsumi selesai
Abstraksi. Kata kunci : Sanja matsuri
Abstraksi Salah satu kebudayaan yang terus dipertahankan di Jepang hingga sekarang adalah matsuri. Sanja matsuri yang menjadi topik pembahasan skripsi ini memiliki keunikkan yang terletak pada tarian tradisionalnya
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri Tagata Jinja Hounen matsuri merupakan sebuah festival yang diadakan di Tagata Jinja yang terletak di
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat
Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat dalam Jidai matsuri, berdasarkan empat unsur penting dalam matsuri yang sesuai dengan konsep Shinto. Empat
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci : Tagata Jinja Hounen matsuri, kami
Abstraksi Salah satu kebudayaan yang terus dipertahankan di Jepang hingga sekarang adalah matsuri. Tagata Jinja Hounen matsuri yang menjadi topik pembahasan skripsi ini memiliki keunikan yang terletak
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat
Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan
Bab 5 Ringkasan Skripsi Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan sendiri memiliki arti sebagai pedoman yang menyeluruh bagi kehidupan masyarakat yang memiliki budaya
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak
Bab 5 Ringkasan Agama Shinto merupakan salah satu agama tertua dan dianggap sebagai kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak terputus dari zaman pra sejarah sampai
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah
Bab 5 Ringkasan Menurut Kodansha (1993:649-658) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah 377.781km². Menurut Danandjaja (1997:1), kepulauan Jepang terbentang di sepanjang timur laut hingga
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia
Lebih terperinciAbstraksi. Keyword: Aoi matsuri, Shintō, Matsuri. iii
Abstraksi Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Matsuri merupakan salah satu contoh dari kebudayaan Jepang tersebut. Setiap tahun masyarakat Jepang mengadakan berbagai macam matsuri. Ada
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci : Aoba Matsuri, Shinto, Matsuri.
Abstraksi Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Matsuri merupakan salah satu contoh dari kebudayaan Jepang tersebut. Setiap tahun bahkan setiap bulan masyarakat Jepang mengadakan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.
Lebih terperinciUcapan Terima Kasih. dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai
Ucapan Terima Kasih Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat rahmat-nya lah, maka saya dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai Matsuri di Kyoto. Skripsi
Lebih terperinciEKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU
EKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU Ratna Handayani 1 ; Felicia 2 ; Sonya Munadir Syah 3 1,2,3 Japanese Department, Faculty of Language and Culture, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah
Bab 5 Ringkasan Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah agama asli Jepang. Agama Budha masuk ke Jepang pada abad ke-6 dan agama Kristen disebarkan oleh Francis Xavier.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang Setiap masyarakat dari berbagai negara di dunia memiliki kepercayaan terhadap agama, bahkan hal-hal mengenai agama diatur dalam undang-undang
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaannya yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap berpegang
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di Jepang banyak terdapat perayaan, festival, maupun ritual-ritual yang dilakukan setiap tahunnya. Biasanya setiap perayaan tersebut memiliki suatu makna tertentu.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belaakang Masalah Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di benua Asia di ujung barat Samudera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam gambaran penulis, Jepang adalah sebuah negara maju dalam berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi dan lain-lain. Namun demikian, ada
Lebih terperinciAbstraksi. 2. Daijousai. iii
Abstraksi Daijousai diadakan sebagai ucapan terima kasih kepada para dewa atas anugerah yang diberikan dan menandai ritual penobatan tahta bagi seorang kaisar baru. Daijousai dilakukan setiap pada awal
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anesaki, Masaharu History of Japanese Religion. Tokyo: Charles E
DAFTAR PUSTAKA Anesaki, Masaharu. 1963. History of Japanese Religion. Tokyo: Charles E Tuttle Company Aoki, Eiichi. 1994. JAPAN, Profile of A Nation. Tokyo: Kodansha International Ltd Bellah, Robert N.
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai
Bab 5 Ringkasan Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai hadiah yang diberikan saat berbahagia. Dahulu temari juga dikenal sebagai bola kesayangan para ibu. Di sekitar
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. dapat diterima dengan baik oleh adat kepercayaan dan sistem religi tradisional yang
BAB 3 ANALISIS DATA 3.1 Analisis Hubungan Antara Obon Dengan Shinto Walaupun upacara obon tidak berasal dari kebudayaan Jepang sendiri namun dapat diterima dengan baik oleh adat kepercayaan dan sistem
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi
Lebih terperinciRINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah
RINGKASAN SUSHI Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan kaya akan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kemajuan media informasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi
Lebih terperinciGambar 2. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Pria
LAMPIRAN Gambar 1. Amigurumi Jepang boneka Hello Kitty Gambar 2. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Pria Gambar 3. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Wanita Gambar 4. Amigurumi Jepang boneka Sumo Gambar 5. Amigurumi
Lebih terperinciABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG
ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG Boneka merupakan salah satu simbol anak-anak yang dijadikan mainan dan dibuat untuk menemani anak-anak hingga pada akhirnya boneka juga dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI 2.1 Sejarah Amigurumi Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam, terutamanya bentuk manusia dan
Lebih terperinciMeiji Jinggu.
Meiji Jinggu Meiji Jinggu (Meiji Shrine) adalah kuil bersejarah yang lokasinya di belakang stasiun Harajuku dan berlawanan arah dengan Takeshita Dori. Jika berjalan kaki dari stasiun ini maka diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kita adalah Negara yang memiliki beragam kebudayaan daerah dengan ciri khas masing-masing. Bangsa Indonesia telah memiliki semboyan Bhineka Tunggal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sering dijumpai bahwa mereka agak sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Namun, jika
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apabila kita bertanya pada orang Jepang, apakah mereka memiliki agama. Sering dijumpai bahwa mereka agak sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Namun, jika kita perhatikan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996)
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Agama Menurut Masyarakat Jepang Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996) disebutkan bahwa pada umumnya orang Jepang adalah penganut agama Shinto,
Lebih terperinciTARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING
TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING Oleh: Neni Puji Nur Rahmawati 1 Sebelum membahas tentang tari Giring-Giring, berikut deskrispsi dari tarian tersebut: Daerah asal : Dusun Paju Ampat, Kec. Dusun Timur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, budaya ada di dalam masyarakat dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pengkajian uraian dari berbagai aspek historis tentang tarian Deo Tua dalam upacara minta
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Seni tradisi merupakan warisan nenek moyang yang masih berkembang di masyarakat dan mengandung nilai-nilai budaya masyarakat sebagai bagian dari kebudayaan nasional. Pengkajian
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki
Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Menurut Kodansha (1993:649-658) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah 377.781km². Menurut Danandjaja (1997:1), kepulauan Jepang terbentang di sepanjang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Kepercayaan Agama Dalam Masyarakat Jepang
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Kepercayaan Agama Dalam Masyarakat Jepang Di Jepang, mayoritas masyarakatnya menganut agama Buddha dan Shinto, dan setelah itu mayoritas terbanyak adalah Kristen yang mulai
Lebih terperinciLAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Gambar 1. Teru teru bozu ningyou Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Mock Joya, Volume IV, Quaint Customs and Manners of Japan https://id.wikipedia.org/wiki/teru_teru_b%c5%8dzu
Lebih terperinciDESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG
DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXII Di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar 12 Juni 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa
Lebih terperinciARTIKEL TENTANG SENI TARI
NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampion adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas dengan lilin di dalamnya. Lampion yang lebih rumit dapat terbuat dari rangka bambu dibalut dengan kertas
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan
Bab 5 Ringkasan Jepang merupakan salah satu negara maju di kawasan Asia yang berkembang pesat mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan yang serba modern, masyarakat
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama Menurut Yanagawa (1991 : 60), orang asing yang berada di negara Jepang, bila memikirkan tentang agama orang Jepang sangatlah
Lebih terperinciDikenal dengan nama Vulkan dalam mitologi Romawi. Ia adalah putra pertama dewa
Zeus Dalam mitologi, Zeus adalah Dewa Pemimpin yang bertahta di Olympus. Ia menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi Dewi Penikahan. Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara kepulauan yang wilayahnya terdiri dari pulaupulau berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan bagian timur benua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciBAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam
BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI IV.1 Pengantar Sebagaimana telah dipaparkan dalam Bab I bahwa meskipun sebagian besar masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciWritten by Administrator Monday, 14 September :25 - Last Updated Monday, 14 September :28
Tradisi Ultah di Beberapa Negara Tiap negara punya menu khusus untuk merayakan ulang tahun. Menu itu biasanya turun-temurun terus berjalan. Misal, di Indonesia setiap ulang tahun orang menyediakan tumpeng.
Lebih terperinciOleh : Jumbuh Karo K ( ) Tommy Gustiansyah P ( )
Oleh : Jumbuh Karo K (13148134) Tommy Gustiansyah P (14148114) Suku Nias adalah suku bangsa atau kelompok masyarakat yang mendiami pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara. Gugusan pulaupulau yang membujur
Lebih terperinciBAB III 7 UPACARA KELAHIRAN DI JEPANG
BAB III 7 UPACARA KELAHIRAN DI JEPANG 3.1 Sebelum Upacara Kelahiran Di Jepang ada beberapa acara atau upacara yang dilakukan sebelum kelahiran.pada kehamilan bulan ke 5 dirayakan perayaan yang dikenal
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Seni tradisi Gaok di Majalengka, khususnya di Dusun Dukuh Asem Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di wilayah tersebut. Berbeda dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ALAT MUSIK DAN TARIAN
BAB IV ANALISIS ALAT MUSIK DAN TARIAN A. ALAT MUSIK A.1 SASANDU Sasandu adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik dari Rote ini berbentuk tabung panjang yang terbuat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi Fujian adalah salah satu suku yang paling banyak berimigrasi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh kuat dari Negara Cina baik dari segi pengetahuan, pemerintahan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah Negara di bagian Asia Timur yang memiliki keunikan diantara Negara-negara lainnya. Dalam perkembangan sejarahnya, Jepang mendapat pengaruh
Lebih terperinciFokus mendengar Firman menghasilkan keubahan
Fokus mendengar Firman menghasilkan keubahan Orang sering menyepelekan jam-jam ibadah, ibadah dianggap tidak begitu penting, bukan yang nomor satu dalam hidupnya, saat ibadah berlangsung kita sibuk keluar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk simbol yang mengandung arti yang beraneka ragam salah satunya digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang
115 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. B. Kesimpulan Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang diwariskan oleh para leluhur kepada masyarakat kampung adat cireundeu. Kesenian Angklung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan upacara tradisional suatu masyarakat umumnya sangat menarik untuk diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam semesta. Dari beberapa sumber jurnal yang didapat oleh penulis dari internet, defenisi tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali telah terkenal dengan kebudayaannya yang unik, khas, dan tumbuh dari jiwa Agama Hindu, yang tidak dapat dipisahkan dari keseniannya dalam masyarakat yang berciri
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merayakan upacara-upacara yang terkait pada lingkaran kehidupan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Karo. Upacara atau perayaan berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciPARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :
PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat : Pertanyaan-pertanyaan : 1. Aspek manusia : penjual, pembeli dan si anak (Pada saat wawancara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat, berbatasan dengan Sabah serta Serawak Malaysia di sebelah utara, di sebelah
Lebih terperinci-AKTIVITAS-AKTIVITAS
KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru
Lebih terperinciMODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN I. PAKAIAN DINAS A. PDH PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL 1. PDH WARNA KHAKI a. PDH Warna Khaki Pria LAMPIRAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Seni memiliki nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan topeng sebagai ciri khasnya. Tari topeng Betawi awalnya dipentaskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari Topeng Betawi adalah salah satu tarian adat masyarakat betawi yang menggunakan topeng sebagai ciri khasnya. Tari topeng Betawi awalnya dipentaskan secara berkeliling
Lebih terperinciPASAL 21 LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU
PASAL 21 LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU PENDAHULUAN Wahyu 21:1 Langit dan bumi yang sedang kita tempati inilah yang akan dibaharui oleh Tuhan. Tidak akan ada penciptaan bumi yang baru. Baru disini
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa pengaruh islam dan masa pengaruh eropa. Bagian yang menandai masa prasejarah, antara
Lebih terperincitidak diselenggarakan dengan baik maka akan menyebabkan ketidakberuntungan pada tahun itu
FESTIVAL DI JEPANG Di Jepang ketika musim berganti ada perayaan yang dirayakan setiap tahunnnya. Di bawah ini akan dijelaskan kebudayaan tradisional Jepang yang telah bertahun-tahun menjadi populer sejak
Lebih terperinciSubtema 2 : Kegiatan Ekstrakurikulerku
Ayo menerapkan sikap bersatu! Dayu menceritakan hasil pengamatan tentang perilaku ayam. Dayu melihat sikap yang pantas ditiru dari kehidupan ayam. Induk jantan melindungi induk betina dan anaknya yang
Lebih terperinci46 47 48 49 50 Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Bapak Albert Taguh (Domang Kabupaten Lamandau) 1. Apakah yang dimaksud dengan upacara Tewah? 2. Apa tujuan utama upacara Tewah dilaksanakan? 3. Siapa yang
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,
PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam
Lebih terperinciTINGKAH LAKU ORANG KRISTEN
TINGKAH LAKU ORANG KRISTEN Tingkah laku Kristen, gaya hidup seorang pengikut Allah. timbul sebagai satu sambutan karena rasa syukur kepada keselamatan agung Allah melalui Kristus. (Roma 12:1-2) Kristus
Lebih terperinciBAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN
63 BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN 5.1 Judul Seri Prangko Gambar 5.1 Judul Seri Prangko Font yang digunakan dalam judul seri prangko antara lain: Pada tulisan Kampung Betawi menggunakan font Aquiline
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Pengaruh Shinto Dalam Tujuan Dilaksanakannya Tenjin Matsuri
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pengaruh Shinto Dalam Tujuan Dilaksanakannya Tenjin Matsuri Pada AsiaRoom (2007) dikatakan bahwa festival Tenjin Matsuri di Osaka diadakan untuk mengusir roh-roh jahat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari
Lebih terperinciPdt Gerry CJ Takaria
Tingkah laku Kristen gaya hidup seorang pengikut Allah timbul sebagai satu sambutan karena rasa syukur kepada keselamatan agung Allah melalui Kristus. (Roma 12:1-2) Kristus itulah teladan kita. Ia secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang kulit purwa. Kesenian wayang kulit purwa hampir terdapat di seluruh Pulau Jawa.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 2/1 Tema : Aku Standar Kompetensi : Seni Rupa 1. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh tentang upaya pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai Sembahyang Rebut kepada
Lebih terperinciRANGKAIAN UPACARA ADAT KESULTANAN DALAM RANGKA PESTA ADAT ERAU. www.disbudpar.kutaikartanegarakab.go.id www.visitingkutaikartanegara.
RANGKAIAN UPACARA ADAT KESULTANAN DALAM RANGKA PESTA ADAT ERAU www.disbudpar.kutaikartanegarakab.go.id www.visitingkutaikartanegara.com 1 Menjamu Benua Upacara Adat menjamu Benua adalah prosesi memanggil,
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki agama-agama suku dan kebudayaan-kebudayaan lokal serta masih dipelihara. Salah satu agama suku yang ada di Jawa
Lebih terperinciHASIL SURVEI LOKASI PREWEDDING ( Tmn. Wiladatika, Cibubur & Tmn. Bunga Nusantara, Puncak )
HASIL SURVEI LOKASI PREWEDDING ( Tmn. Wiladatika, Cibubur & Tmn. Bunga Nusantara, Puncak ) Ruko Ungu No. 6, Bundaran UI - HASIL SURVEI LOKASI PREWEDDING Hari / Tanggal : Rabu / 25 November 2009 Lokasi
Lebih terperinci