Bab 5. Ringkasan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah
|
|
- Herman Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 5 Ringkasan Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah km². Menurut Danandjaja (1997:1), kepulauan Jepang terbentang di sepanjang timur laut hingga barat daya dan terletak di sebelah timur Asia. Jepang terbagi atas empat pulau, yaitu Hokkaido (83.520km²), Honshu ( km²), Shikoku ( km²), dan Kyushu ( km²). Tidak hanya memiliki empat pulau, Jepang juga mempunyai banyak kebudayaan dan upacara-upacara ritual (matsuri) untuk menyembah para dewa-dewinya. Matsuri bermakna sebagai sarana penghubung manusia di dunia dengan dewa-dewa yang berada di dunia lain, diyakini bersama karena dipercaya merupakan sumber kehidupan orang Jepang. Dengan demikian, matsuri memiliki kategori-kategori yang sakral, seperti kami (dewa) hito (manusia), sairei (upacara) saigi (perayaan). Berdasarkan kategorikategori ini, matsuri dilakukan oleh orang Jepang untuk dijadikan acuan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari mereka. Matsuri sendiri berfungsi sebagai yang memantapkan keyakinan seseorang mengenai dunia (dunia nyata dan dunia gaib) yang ingin dicapai, dan dijadikan simbol-simbol yang keberadaannya dirasakan sebagai nyata ada dalam suatu keteraturan. Beberapa masturi yang terkenal di Jepang, seperti: Gion matsuri, Tenjin matsuri, Kanda matsuri, dan Sendai tanabata matsuri. Salah satunya adalah matsuri yang cukup terkenal dan dilakukan pada saat pengangkatan kaisar yaitu Daijosai atau dikenal juga dengan Onie no matsuri. Zaman Yayoi ( 弥生時代 ) adalah salah satu zaman dalam pembagian periode sejarah Jepang yang mengacu pada Jepang (dengan perkecualian Hokkaido) di abad ke-8 sebelum Masehi hingga abad ke-3 Masehi. Ciri khas pada barang peninggalan zaman Yayoi berupa tembikar gaya zaman Yayoi dan penguasaan teknik penanaman padi di sawah. Barang-barang peninggalan dari zaman ini pertama kali ditemukan di penggalian tumpukan kulit kerang di Yayoi-cho (sekarang distrik Bunkyō di Tokyo) 1
2 sehingga dinamakan zaman Yayoi. Kebudayaan zaman Yayoi berkembang dari pulau Kyushuu sampai sebelah timur pulau Honshu. Sejalan dengan kemajuan dalam bidang pertanian dikenal perbedaan kelas dan perbedaan kaya miskin yang melahirkan pengelompokkan wilayah yang bisa disebut sebagai bentuk awal negara yang dikenal dengan sebutan kuni (negara-negara kecil). Perebutan air dan tanah untuk memperluas penanaman padi di sawah menumbuhkan permukiman penduduk, wilayah terbentuk sebagai hasil perang antar desa, usaha perluasan wilayah dan penguasaan daerah menimbulkan perang antar negara-negara kecil yang meluas di seluruh kepulauan Jepang. Pada waktu itu berhasil terbentuk negara-negara kecil berdasarkan daerah seperti Kyushuu bagian utara, Kibi, San-in, Kinki, Toukai, dan Kanto. Pertempuran untuk mencari sekutu dan menyatukan wilayah kekuasaan yang terjadi berulang-ulang kali merupakan proses untuk membentuk negara Jepang zaman kuno. Daijosai merupakan sebuah ritual persembahan kepada para dewa dan leluhur kaisar yang berasal dari hasil panen padi. Ritual tersebut setidaknya berlangsung pada akhir abad ke-7, menggantikan perayaan panen kekaisaran atau yang dikenal dengan niinamesai yang menandai ritual penobatan takhta bagi seorang kaisar baru. Pada era modern, Daijosai diadakan di tahun yang sama dengan wafatnya kaisar yang terdahulu. Sebenarnya Daijosai merupakan bagian dari rangkaian upacara penobatan takhta, yang juga meliputi dua ritual lainnya yakni senso dan sokui no rei. Asal mulanya dinamakan Daijousai adalah karena festival panen padi yang dilakukan untuk mempersatukan propinsi sebelum bangkitnya Taika (yaitu sebelum abad ketujuh pertengahan). Sebelum acara ritual Daijousai, diadakan acara onie no matsuri, Yaitu penanaman padi yang didoakan oleh para pendeta Shinto agar padi tersebut bisa tumbuh dengan cepat dan tidak terkena hama. Senso merupakan tahapan pertama dalam rangkaian upacara penaikan takhta kekaisaran, yang berupa pemberitahuan serta pengakuan secara resmi bahwa akan segera diadakan penobatan kaisar yang baru dan 2
3 pergantian tampuk kepemimpinan. Ritual senso itu sendiri terbagi dalam dua versi, pertama, pemberitahuan yang ditujukan untuk arwah para leluhur atau nenek moyang kekaisaran dan para dewa yang telah berjasa memelihara alam semesta negeri Jepang (shunkyo-den), dan kedua, pemberitahuan yang ditujukan bagi seluruh rakyat Jepang (shinshin-den). Biasanya upacara senso dilaksanakan tepat setelah kaisar yang terdahulu meninggal dunia, agar dapat mempermudah pelaksanaan penobatan takhta bagi seorang putra mahkota yang ditandai dengan penyerahan tiga pusaka kekaisaran yaitu sebilah pedang kusanagi, batu permata magatama, dan terakhir sebuah cermin yang terbuat dari perunggu kashiko dokoro. Selain itu, upacara ini harus segera dilakukan tentu saja agar tampuk kekuasaan kekaisaran Jepang tidak dibiarkan kosong terlalu lama yang dapat berakibat fatal bagi kehidupan masyarakat Jepang (Holtom, 1996: 55-67). Tahapan kedua dalam upacara penaikan takhta seorang kaisar adalah sokui no rei, upacara pemberitahuan kepada masyarakat, bahwa sang kaisar akan diserahi tiga regalia kekaisaran. Peristiwa ini menandai telah berpindahnya tampuk kepemimpinan ke tangan kaisar yang baru secara sah. Daijosai merupakan tahapan terakhir sekaligus penutup dari serangkaian ritual penobatan kaisar. Sebelum penyelenggaraan daijousai yang biasanya diadakan pada awal musim gugur (November) Rumusan Lingkup Permasalahan ini berdasarkan latar belakang dari penelitian ini, adalah pengaruh Shinto dalam Daijosai di Jepang. Khususnya pada: 1. Tujuan diselenggarakannya Daijousai, 2. Unsurunsur matsuri dalam Shinto dalam Daijousai, 3. Benda-benda yang digunakan sebagai persembahan dalam Daijousai. Ruang lingkup permasalahan ini adalah Saya akan meneliti perayaan Daijousai dari empat unsur Shinto dalam ritual dan alat-alat perayaan yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh unsur-unsur matsuri dalam Shinto yang mempengaruhi acara ritual Daijousai. Manfaat dari penelitian ini adalah agar penulis dan pembaca dapat memahami dan mengetahui pengaruh agama Shinto pada acara ritual Daijousai di Jepang. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yakni dengan menganalisa mendeskripsikan data-data yang berhubungan dengan objek penelitian kepustakaan, kemudian menganalisa data-data tersebut. Sistematika Penulisan ini dilakukan untuk mencapai penulisan 3
4 yang mengenai sasaran maka perlu dibuat suatu sistematika, adapun sistematika penulisan karya tulis ini akan saya jabarkan berikut ini: Pada bab 1 ini berisi mengenai latar belakang permasalahan yang akan diteliti, rumusan permasalahan, pokok permasalahan yang akan di analisis oleh penulis dalam skripsi ini adalah pengaruh Shinto dalam Daijousai. Ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, dan metode penelitian. Bab 2, yakni teori-teori yang akan digunakan untuk menganalisa data-data yang ada. Dalam bab 3 berisi analisis data. Bab 4 berisi simpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan dalam skripsi ini. Bab 5 berisi ringkasan yang merupakan isi skripsi secara singkat. Yang menjadi sumber data untuk penelitian ini adalah buku, internet, jurnal, serta artikel-artikel. Selain itu saya juga akan menghubungkan beberapa teori yang ada dengan permasalahan yang saya teliti, kemudian menganalisis data yang ada dengan teori tersebut. Teori teori yang mendukung penelitian ini menjadi landasan teori untuk membahas permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, saya mengunakan beberapa konsep sebagai berikut : 1. Teori Budaya 2. Konsep Shinto, Shinto adalah kepercayaan tradisional atau kepercayaan asli masyarakat Jepang yang sering dikenal pula sebagai hati dari masyarakat Jepang. Sejak zaman dahulu Shinto telah menjadi bagian dari pandangan hidup orang Jepang. Shinto sering dideskripsikan sebagai agama nasional Jepang berdasarkan cara hidup masyarakat Jepang yang menunjukkan ketegasan religi Jepang. Kemunculan Shinto di Jepang menunjukan awal mula terbentuknya Jepang, baik pulau maupun masyarakatnya. Seperti yang dikatakan oleh Reader (1994:64-67), Shinto adalah agama yang fokus terhadap keutuhan Jepang dan komunitasnya, juga dengan masyarakat Jepang dan keberadaannya di dunia. Shinto juga menggabungkan beberapa hal yang beragam, mulai dari yang berorientasi kepada kepercayaan tradisional hingga ke nasional dan politik. Asal-usul Shinto terdapat dalam Nihonshiki dan Kojiki. Di dalam Nihonshiki dan Kojiki terdapat ulasan mengenai kepercayaan politheisme yang terkandung dalam aspek-aspek ajaran agama Shinto, seperti dewa yang merupakan pasangan suami istri Izanagi dan Izanami sebagai pembentuk pulau Jepang. Dalam Nihonshiki dan Kojiki juga diceritakan mengenai asal-usul kekaisaran Jepang. Kaisar Jepang dianggap 4
5 sebagai keturunan langsung dari para dewa. 3. Konsep Ritual, Turner (1989:3) mengungkapkan bahwa makna kata ritual berasal dari kata chidika, yang dalam bahasa Ndembu berarti kewajiban. Menurut Turner (1989:95), ritual merupakan kewajiban yang harus dilalui oleh seseorang dengan melakukan serangkaian kegiatan, yang menunjukkan suatu proses dengan tata cara tertentu. Seseorang atau kelompok yang menjalani ritual berada di dalam liminalitas, yaitu masa seseorang atau sekelompok menjalani suatu rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam kehidupannya. 4. Konsep Matsuri, perayaan tahunan di Jepang dibagi menjadi dua bagian, yaitu matsuri (pesta rakyat) dan nenchuu gyouji (perayaan tahunan) yang juga sering disebut dengan Nenju gyouji. Lawanda (2000: 55-58), mengatakan pengertian matsuri sebagai agama dan sosial menjadikan matsuri sumber dari dan untuk kehidupan masyarakat orang Jepang. Matsuri sendiri merupakan sistem kepercayaan keagamaan sekaligus merupakan ekspresi keyakinan keagamaan Jepang. Sebagai keyakinan, matsuri diselenggarakan dengan struktur-struktur yang terkait dengan dan ada di dalam matsuri yaitu Ie yang menjadi dasar dalam kehidupan sosial orang Jepang dan sumber hidup orang Jepang. Menurut Ono (1998:51-52), ada empat unsur penting dalam matsuri: a) Monoimi(Penyucian) Monoimi adalah penyucian yang harus dilakukan ketika akan melaksanakan matsuri. Monoimi biasanya dilakukan oleh para Toya, yaitu pemimpin upacara ritual dalam matsuri itu sebagai orang yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan matsuri. Monoimi diadakan dengan maksud untuk membersihkan diri dari dosa dan hal-hal yang bersifat kotor dalam diri manusia. Monoimi terbagi atas tiga. Menurut Picken (1994 : 172) terdapat tiga bentuk cara penyucian, yaitu : 5
6 Harai Harai merupakan penyucian yang dilakukan oleh pendeta dengan menggunakan harai-gushi (sebuah tongkat yang ditempelkan kertas putih yang berbentuk zig-zag). Harai-gushi tersebut dilambaikan pada tempat atau orang yang menginginkan penyucian. Misogi Misogi merupakan penyucian dengan menggunakan air. Misogi dapat dilakukan dengan cara mengambil air dengan tangan atau ember kecil atau dengan cara berdiri dibawah air terjun. Schumacher (2007) juga mengatakan bahwa air digunakan sebagai salah satu bentuk penyucian. Hal ini dikarenakan bahwa air dianggap sebagai air mata dewa sehingga memiliki kekuatan yang besar untuk mengusir roh jahat. Api, garam, dan sake (arak beras khas Jepang) juga digunakan sebagai alat penyucian atau oharai. Dalam ritual upacara Shinto, pemercikan yang menggunakan air ini disebut dengan misogi. Imi Imi merupakan penyucian dengan cara menghindari kata-kata atau tindakan tertentu, seperti larangan penggunaan kata-kata kiru dan deru pada hari pernikahan. b) Shinzen (Persembahan Sesajian) Shinzen adalah sesajian yang diadakan untuk persembahan kepada dewa. Sesajian yang paling umum adalah kue mochi, arak (sake), ganggang laut, sayur-sayuran, buah-buahan, serta bunga-bunga petik. Menurut Picken (1994 : 183), ada empat jenis persembahan pada umumnya yakni : 6
7 Uang Persembahan uang biasanya dilakukan dengan melempar koin ke dalam kotak persembahan di depan dekat altar atau dengan menyumbangkan dana untuk kepentingan kuil. Makanan dan Minuman Persembahan makanan berupa makanan yang belum dimasak maupun yang sudah dimasak. Persembahan ini berupa makanan kesukaan dari kami yang dihormati sebagai orang yang bersejarah. Barang Berbagai macam benda yang hebat termasuk ke dalam persembahan ini, seperti kertas zaman dulu, kain sutra atau katun, senjata, bahkan alat pertanian. Di beberapa kuil terdapat pula persembahan berupa hewan. Kegiatan simbolis Berbagai macam hiburan, seperti tarian, drama, gulat, dan panahan juga dianggap sebagai persembahan kepada kami. Musik dan tarian juga bertujuan untuk memberikan hiburan kepada kami tetapi para pemuja juga dapat menikmatinya. Berbagai hiburan itu disebut juga dengan gagaku yang sering ditampilkan pula di berbagai matsuri. Dalam analisis data pada bab 3, saya menganalisis mengenai tujuan diadakannya Daijousai berdasarkan konsep Shinto. Daijousai bertujuan untuk pernyataan terima kasih atas kesempatan ketika beras yang pertama disajikan kepada dewa, Daijousai dilaksanakan pertama kali pada abad ke-7 pada masa pemerintahan Meiji. Ritual ini menandai ritual penobatan takhta bagi seorang kaisar baru dan mengucap syukur kepada para dewa-dewi dan leluhur atas anugerah yang diberikan. Ritual ini juga sebagai media persembahan makanan yang terbuat dari padi kepada para dewa dan leluhur, diantaranya: nasi putih, kue mochi, sake putih, dan sake hitam. Makanan tersebut dipersembahkan kepada para dewa dan leluhur untuk menandai kedekatan hubungan kaisar dengan nenek moyangnya yaitu dewi Amaterasu. 7
8 Setelah dipersembahkan kepada dewi Amaterasu, hidangan tersebut dihidangkan untuk kaisar yang baru dinobatkan. Kemudian saya akan menganalisis mengenai tahapan-tahapan yang akan dijalani oleh calon kaisar. Tahapan-tahapan tersebut adalah, Mitamashizume, Shinsen, Naorei, dan Utage. Ke empat tahapan tersebut mendapat pengaruh dari Shinto, dan memiliki empat unsur-unsur penting yang terdapat di dalam konsep matsuri. Seperti analisis mengenai tiga regalia yang diserahkan kepada calon kaisar, tiga regalia tersebut merupakan peninggalan dari nenek moyang kaisar yaitu dewi Amaterasu, yang terdiri dari: pedang Kusanagi, perhiasan Magatama, dan cermin, Kashiko dokoro. Selain itu juga terdapat tari-tarian dan sebuah lagu 積みの稲 (penumbukan beras). Saya juga menganalisis konsep Shinto pada bangunan Yuki-den dan Suki-den, yaitu bangunan yang digunakan pada saat kegiatan Shinsen. Ruangan Yuki-den dan Suki-den sama satu sama lain, berdiri di atas panggung kayu dan mencerminkan permukiman primitif Jepang. Tinggi kayu penyangga atapnya melebihi tinggi punggung atap, beberapa aspek arsitektur yang menyerupai struktur tipe polynesia, telah dipertahankan pada beberapa kuil Shinto. Kulit kayu tidak ada yang dibuang dari kayu-kayu yang digunakan pada bangunan-bangunan tersebut. Atap-atapnya terbuat dari jerami dari tanaman miscanthus, sedangkan dinding dan langit-langit terbuat dari bahan tikar. Beranda tiap bangunan terbuat dari bambu yang ditutupi oleh bahan tikar. Setiap ruangan ritual dibagi menjadi ruang dalam dan ruang luar, oleh layar merah yang dibatasi oleh kertas putih yang tergantung diantaranya. Menurut analisis saya, dua buah bangunan yuki-den dan suki-den memiliki kaitan yang erat dengan Shinto. Seperti shimenawa yang tergantung dalam torii mempunyai kaitan erat dengan Shinto. Shimenawa biasa digunakan untuk menandakan kediaman dari para dewa atau kami. Menurut Ono (1992: 25), shimenawa digunakan untuk memberi simbol tempat-tempat suci sebagaimana dipercayai sebagai tempat kediaman para dewa atau kami. 8
9 Selain dua buah bangunan yang digunakan, saya juga menganalisis konsep Shinto pada persembahan dalam Daijousai dan analisis konsep Shinto pada padi dalam Daijousai. Analisis konsep Shinto pada persembahan dalam Daijousai menurut analisis saya beras yang dijadikan sebagai media persembahan ini mendapat pengaruh dari Shinto, karena media persembahan merupakan salah satu unsur dari ke empat unsur matsuri yang sesuai dengan ajaran Shinto. Sedangkan analisis konsep Shinto pada padi dalam Daijousai menurut analisis saya, padi selain berfungsi sebagai media persembahan kepada para dewa karena makna sakral yang begitu melekat pada padi, maka hidangan atau sajian yang disajikan pada setiap ritual adat dan ritual keagamaan, umumnya terbuat dari bahan dasar beras atau padi. Alasannya tentu saja karena menurut kepercayaan masyarakat Jepang, padi merupakan tanaman yang bibitnya diberikan langsung oleh dewi Amaterasu kepada manusia di bumi, sebagai sumber bahan makanan guna memenuhi kebutuhan jasmani mereka. 9
Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki
Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Menurut Kodansha (1993:649-658) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah 377.781km². Menurut Danandjaja (1997:1), kepulauan Jepang terbentang di sepanjang
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat
Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat dalam Jidai matsuri, berdasarkan empat unsur penting dalam matsuri yang sesuai dengan konsep Shinto. Empat
Lebih terperinciMonoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis.
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis unsur Shinto Oharai dalam Sanja Matsuri Saya akan membagi analisis Sanja Matsuri melalui empat unsur Shinto, yaitu Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri,
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri Tagata Jinja Hounen matsuri merupakan sebuah festival yang diadakan di Tagata Jinja yang terletak di
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat
Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan
Bab 5 Ringkasan Skripsi Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan sendiri memiliki arti sebagai pedoman yang menyeluruh bagi kehidupan masyarakat yang memiliki budaya
Lebih terperinciAbstraksi. 2. Daijousai. iii
Abstraksi Daijousai diadakan sebagai ucapan terima kasih kepada para dewa atas anugerah yang diberikan dan menandai ritual penobatan tahta bagi seorang kaisar baru. Daijousai dilakukan setiap pada awal
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci : Tagata Jinja Hounen matsuri, kami
Abstraksi Salah satu kebudayaan yang terus dipertahankan di Jepang hingga sekarang adalah matsuri. Tagata Jinja Hounen matsuri yang menjadi topik pembahasan skripsi ini memiliki keunikan yang terletak
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di Jepang banyak terdapat perayaan, festival, maupun ritual-ritual yang dilakukan setiap tahunnya. Biasanya setiap perayaan tersebut memiliki suatu makna tertentu.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak
Bab 5 Ringkasan Agama Shinto merupakan salah satu agama tertua dan dianggap sebagai kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak terputus dari zaman pra sejarah sampai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,
BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belaakang Masalah Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di benua Asia di ujung barat Samudera
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang Setiap masyarakat dari berbagai negara di dunia memiliki kepercayaan terhadap agama, bahkan hal-hal mengenai agama diatur dalam undang-undang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Kebudayaan didefinisikan oleh Suparlan (1997: ) sebagai pedoman menyeluruh bagi
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Budaya Kebudayaan didefinisikan oleh Suparlan (1997:102-103) sebagai pedoman menyeluruh bagi kehidupan sebuah masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Ia berkata: kebudayaan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaannya yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap berpegang
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci : Sanja matsuri
Abstraksi Salah satu kebudayaan yang terus dipertahankan di Jepang hingga sekarang adalah matsuri. Sanja matsuri yang menjadi topik pembahasan skripsi ini memiliki keunikkan yang terletak pada tarian tradisionalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan Jepang dikenal dengan istilah washoku atau nihon shoku.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan Jepang dikenal dengan istilah washoku atau nihon shoku. Washoku atau nihon shoku merupakan salah satu makanan tradisional Jepang yang terdiri dari nasi,
Lebih terperinciAbstraksi. Keyword: Aoi matsuri, Shintō, Matsuri. iii
Abstraksi Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Matsuri merupakan salah satu contoh dari kebudayaan Jepang tersebut. Setiap tahun masyarakat Jepang mengadakan berbagai macam matsuri. Ada
Lebih terperinciRINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah
RINGKASAN SUSHI Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan kaya akan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kemajuan media informasi,
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah
Bab 5 Ringkasan Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah agama asli Jepang. Agama Budha masuk ke Jepang pada abad ke-6 dan agama Kristen disebarkan oleh Francis Xavier.
Lebih terperinciEKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU
EKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU Ratna Handayani 1 ; Felicia 2 ; Sonya Munadir Syah 3 1,2,3 Japanese Department, Faculty of Language and Culture, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996)
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Agama Menurut Masyarakat Jepang Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996) disebutkan bahwa pada umumnya orang Jepang adalah penganut agama Shinto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam gambaran penulis, Jepang adalah sebuah negara maju dalam berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi dan lain-lain. Namun demikian, ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari
Lebih terperinciUcapan Terima Kasih. dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai
Ucapan Terima Kasih Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat rahmat-nya lah, maka saya dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai Matsuri di Kyoto. Skripsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci : Aoba Matsuri, Shinto, Matsuri.
Abstraksi Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Matsuri merupakan salah satu contoh dari kebudayaan Jepang tersebut. Setiap tahun bahkan setiap bulan masyarakat Jepang mengadakan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar masyarakatnya tidak memeluk suatu agama atau kepercayaan tertentu. Namun, bukan berarti kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nias merupakan salah satu pulau yang kaya dengan peninggalan megalitik dan peninggalan yang dimaksud masih tetap berdiri tegar diperkampunganperkampungan tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya, diantaranya keberagaman dalam bentuk tarian, makanan, budaya, olahraga, dan banyak hal yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sering dijumpai bahwa mereka agak sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Namun, jika
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apabila kita bertanya pada orang Jepang, apakah mereka memiliki agama. Sering dijumpai bahwa mereka agak sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Namun, jika kita perhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,
Bab 5 Ringkasan Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, dan tidak ada satu pun dari kebudayaan asing tersebut ditolak oleh kerajaan Jepang. Semua kebudayaan asing
Lebih terperinciMASYARAKAT JEPANG MEMAKNAI MATSURI DALAM KEHIDUPANNYA
MASYARAKAT JEPANG MEMAKNAI MATSURI DALAM KEHIDUPANNYA Herniwati * ABSTRAK Sebagai negara yang telah berhasil membangun di hampir semua bidang, Jepang ternyata tidak begitu saja meninggalkan budaya tradisionalnya.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anesaki, Masaharu History of Japanese Religion. Tokyo: Charles E
DAFTAR PUSTAKA Anesaki, Masaharu. 1963. History of Japanese Religion. Tokyo: Charles E Tuttle Company Aoki, Eiichi. 1994. JAPAN, Profile of A Nation. Tokyo: Kodansha International Ltd Bellah, Robert N.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang juga tidak luput dari kebudayaannya yang sangat kental. kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari 6.852 pulau. Jepang ialah salah satu negara yang sangat maju di dunia dari segi ekonomi dan juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Kematian
BAB 1 PENDAHULUAN Menurut Vitruvius di dalam bukunya Ten Books of Architecture, arsitektur merupakan gabungan dari ketiga aspek ini: firmity (kekuatan, atau bisa dianggap sebagai struktur), venustas (keindahan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS Salah satu adat perkawinan di Paperu adalah adat meja gandong. Gandong menjadi penekanan utama. Artinya bahwa nilai kebersamaan atau persekutuan atau persaudaraan antar keluarga/gandong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain untuk menjalin komunikasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia mengalami proses dimana seseorang mulai lahir, menjadi dewasa, tua dan akhirnya meninggal. Dalam perjalanan hidupnya, manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki agama-agama suku dan kebudayaan-kebudayaan lokal serta masih dipelihara. Salah satu agama suku yang ada di Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Alasan Pemilihan Judul. Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Lautan Pasifik dengan luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Lautan Pasifik dengan luas 377.944 km 2, dan terdiri dari 6.852 pulau. Pulau-pulau utama yang membentang dari utara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Gambar 1. Teru teru bozu ningyou Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Mock Joya, Volume IV, Quaint Customs and Manners of Japan https://id.wikipedia.org/wiki/teru_teru_b%c5%8dzu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa. Hal itu menjadikan Indonesia negara yang kaya akan kebudayaan. Kesenian adalah salah satu bagian dari kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ritual merupakan suatu proses pelaksanaan tradisi. Meskipun sudah ada ritual tanpa mitos-mitos dalam beberapa periode jaman kuno. Dalam tingkah laku manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang sadar akan pentingnya waktu. Dimensi waktu yang dilalui manusia selalu menghasilkan berbagai peristiwa penting, baik itu untuk
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG 2.1. Klasifikasi Keramik Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada keramik adalah rapuh (britle) seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah,
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. dapat diterima dengan baik oleh adat kepercayaan dan sistem religi tradisional yang
BAB 3 ANALISIS DATA 3.1 Analisis Hubungan Antara Obon Dengan Shinto Walaupun upacara obon tidak berasal dari kebudayaan Jepang sendiri namun dapat diterima dengan baik oleh adat kepercayaan dan sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk
Lebih terperinciBAB 5 RINGKASAN. Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki
BAB 5 RINGKASAN Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi yang bernama Koentjaraningrat (1990:180) mengatakan bahwa, kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan
1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan kebudayaan adalah hasil dari karya manusia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciNo Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa
Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pandangan yang popular, masyarakat dilihat sebagai kekuatan impersonal yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah Negara kepulauan yang indah, didukung dengan empat musim yang bergantian secara teratur dan berkala menjadikan alam Jepang ditumbuhi dengan tanaman dan
Lebih terperinciARTIKEL TENTANG SENI TARI
NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masuknya berbagai agama sebelum kedatangan Islam di pulau Jawa berpengaruh besar pada adat istiadat, tata cara hidup, maupun praktik keagamaan sehari-hari orang Jawa.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku bangsa Sabu atau yang biasa disapa Do Hawu (orang Sabu), adalah sekelompok masyarakat yang meyakini diri mereka berasal dari satu leluhur bernama Kika Ga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa barang maupun uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. menyerahkan sesuatu kepada orang lain sebagai bentuk ucapan terima
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang lazim pernah memberi sesuatu kepada orang lain, baik berupa barang maupun uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 205), kata memberi memiliki beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan
Lebih terperinci2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif
2. Fungsi tari Tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis tari dalam kategori tari tradisional dan tari non trasional disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali telah terkenal dengan kebudayaannya yang unik, khas, dan tumbuh dari jiwa Agama Hindu, yang tidak dapat dipisahkan dari keseniannya dalam masyarakat yang berciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan nenek moyang. Sejak dulu berkesenian sudah menjadi kebiasaan yang membudaya, secara turun temurun
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciMengenai mayat Musa ini iblis sempat berdebat dengan malaikat Tuhan yang bernama Mikhael (Yudas 1 : 9).
Berbahagialah Orang yang Mati dalam Tuhan (Wahyu 14 : 13) Alkitab mencatat Henokh adalah orang yang hidupnya bergaul dengan Tuhan selama ± 365 Tahun (Kejadian 5 : 23-24). Henokh tidak melalui proses kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki keanekaragaman suku yang tersebar diseluruh bagian tanah air. Masing-masing dari suku tersebut memiliki sejarahnya tersendiri. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan telah ada sejak ratusan bahkan ribuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciSejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno
Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang
Lebih terperinciMeiji Jinggu.
Meiji Jinggu Meiji Jinggu (Meiji Shrine) adalah kuil bersejarah yang lokasinya di belakang stasiun Harajuku dan berlawanan arah dengan Takeshita Dori. Jika berjalan kaki dari stasiun ini maka diperlukan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang atau disebut juga dengan 日本 (Nippon/Nihon) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia terhadap perbedaan suku bangsa dan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Setiap daerah masing-masing
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Seni tradisi Gaok di Majalengka, khususnya di Dusun Dukuh Asem Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di wilayah tersebut. Berbeda dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merayakan upacara-upacara yang terkait pada lingkaran kehidupan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Karo. Upacara atau perayaan berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16. Masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Tionghoa adalah salah satu kelompok masyarakat yang mendiami wilayah Indonesia dan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada peribahasa yang menyebutkan di mana ada asap, di sana ada api, artinya tidak ada kejadian yang tak beralasan. Hal tersebut merupakan salah satu kearifan nenek
Lebih terperinci