Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 60

2 61

3 62

4 63

5 64

6 65

7 66

8 67

9 68

10 69

11 70

12 71

13 72

14 73

15 74

16 75

17 76

18 77

19 78

20 79

21 80

22 81

23 82

24 83

25 84

26 85

27 86

28 87

29 88

30 89

31 90

32 91

33 92

34 93

35 94

36 95 INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Subjek Saya yang bertanda tangan dibawah ini : NAMA : ALAMAT : UMUR : PEKERJAAN : Dengan secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun bersedia untuk diwawancarai sebagai partisipan dan berperan serta dari awal hingga selesai dalam penelitian saudara : NAMA : FIRMAN A SEBAYANG ALAMAT : Jalan Sei Batang Hari No. 68 Medan UMUR : 22 Tahun PEKERJAAN : Mahasiswa JUDUL : Representasi Sosial Tentang Agama Pemena di Desa Gunung Kec. Tiga Binanga Dengan persyaratan : 1. Peneliti menjelaskan tentang penelitian ini beserta tujuan dan manfaat penelitiannya. 2. Menjaga kerahasian dari identitas diri dan informasi yang diberikan dan hanya untuk tujuan penelitian saja. Demikianlah surat pernyataan persetujuan saya setujui dalam keadaan sadar dan tanpa tekanan dan paksaan dari pihak manapun. Semoga surat ini dapat dipergunakan sebaikbaiknya. Medan, 2015 Subjek, Peneliti, ( ) (FIRMAN A SEBAYANG)

37 96 FORMAT KUISONER NAMA : USIA : JENIS KELAMIN : AGAMA : PERTANYAAN : 1. TULISKAN LIMA KATA YANG ANDA PIKIRKAN KETIKA MENDENGAR KATA AGAMA PEMENA. 1) 2) 3) 4) 5)

38 97 2. TULISKAN KATA YANG PALING MEWAKILI AGAMA PEMENA SEBANYAK TIGA KATA BESERTA MAKNANYA. 1) 2) 3) MAKNA DARI KATA DIATAS : 1) : 2) : 3) :

39 98 LAMPIRAN 2 PEDOMAN WAWANCARA I. Identitas Subjek Nama (Samaran) : Usia : Agama : Jenis Kelamin : Pendidikan : II. Sikap Terhadap Agama Pemena Apakah Agama Pemena hanya merupakan kebudayaan? Bagaimana anggapan anda ketika dikatakan ajaran/nilai Pemena adalah sesat? Apakah anda pernah melakukan ritual ritual Pemena? Apakah ajaran dan nilai nilai pemena bertentangan dengan agama yang anda peluk saat ini?

40 99 SUBJEK KATA TENTANG PEMENA 1 Adat-istiadat Kepercayaan Bergotong-royong Kebudayaan Keyakinan 2 Gotong-royong Kekeluargaan Kepercayaan Adat Leluhur 3 Bagus Kepercayaan Adat-istiadat Kepercayaan orang dulu Tradisi 4 Agama tertua di Karo Agama budaya Karo Kepercayaan Adat Tradisi orang Karo 5 Hal yang bagus Alam gaib Keyakinan Adat Ritual 6 Sisuan galoh Erpangir ku lau Kiniteken Nini Adat-istiadat 7 Agama pertama orang Karo Erpangir ku lau Ndilo wari udan Perumah tendi Kata Dan Makna Tentang Pemena Gotong royong:mengajarkan yang erat antara sesama manusia Kepercayaan:nilai-nilai pemena menjadi pandangan hidup orang-orang, dan dapat mengatasi masalahmasalah kehidupan Keyakinan:ajaran pemena masih diyakini sebagai hal yang sakral dan mempunyai kekuatan dari nini Gotong royong:ajar-ajarannya mengajarkan sifat gotong royong dalam hal apapun, baik membangun desa dan menyelesaikan masalah Kekeluargaan:ritual-ritual pemena banyak mengajarka bagaimana mempererat persatuan dan memupuk rasa kekeluargaan sesama orang karo Leluhur: kepercayaan dalam pemena menaruh kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang atau nini Bagus: membantu masyarakat karo terutama dalam menyelesaikan masalah dan mengajarkan masyarakat desa tentang tolong menolong Tradisi: masih sering dilakukan masyarakat dan menjadi kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seharihari Adat: ajaran pemena masih dipakai dalam acara adat karo Adat: unsur pemena masih dijalankan dalam acaraacara suku karo Kepercayaan: ajaran pemena adalah agama dari orangorang karo Kebudayaan: warisan nenek moyang suku karo Adat: kegiatan ajaran pemena masih sering dilakukan orang-orang karo Ritual: banyak ritual pemena dipakai dalam menyelesaikan masalah dalam pertanian, kesehatan dan kehidupan Keyakinan: ajaran pemena masih diyakini dan dianggap sebuah kekuatan yang baik Sisuan galoh: orang yang percaya terhadap pemena memiliki pohon pisang Kiniteken: ajaran pemena adalah kepercayaan dan pedoman hidup orang karo Nini: dalam ajaran pemena nini merupakan hal yang harus disembah Kepercayaan: ajaran pemena merupakan kepercayaan orang karo yang dapat membantu orang-orang Agama pertama: pemena memiliki arti sebagai agama pertama suku karo

41 100 Kepercayaan 8 Tidak beragama Tidak bertuhan Leluhur Kepercayaan Kepercayaan orang dulu 9 Mejile Kepercayaan Pengembangan lalit Adat-istiadat Penyembahaan 10 Kepercayaan kepada dibata Budaya Kepercayaan Adat Kebiasaan 11 Agama Perumah begu Ritual Kepercayaan 12 Agama suku Kepercayaan Tradisi Selok Mistik 13 Nini Sembah-sembah Adat-istiadat Erpangir ku lau Ercibal 14 Perbegu Menganut animisme Tidak percaya Tuhan Ercibal Mistik 15 Kebiasaan Tradisi Tawar Kepercayaan Nini Erpangir: dalam ajaran pemena erpangir merupakan ritual pembersihan diri dari kesialan Leluhur: pemena menyembah dan menghorati nini Kepercayaan dahulu: pemena merupakan kepercayaan orang karo terdahulu yang turun-temurun ke anak cucu Tidak beragama: ajaran pemena tidak agama negara dan dilarang pemerintah Mejile: pemena merupakan ajaran yang membantu kehidupan sehari-hari Kepercayaan: orang karo menganggap pemena memiliki kekuatan yang dapat membantu Adat-istiadat: kebiasaan yang dipakai orang karo dalam acara pernikahaan, kerja tahun dan pesta-pesta adat Kepercayaan: pemena merupakan agama yang percaya kepada nenek moyang Budaya: pemena adalah adat-istiadat orang karo Kebiasaan: semua ajaran suku karo dari pemena merupakan kebiasaan yang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan, kesehatan, bertani dan acara-acara adat karo Kepercayaan: pemena adalah kepercayaan orang-orang dulu yang belum ada agama masuk ke desa gunung Ritual: ritual pemena sekarang masih dipakai dalam adat-adat suku karo Belum beragama: orang-orang yang masih menganut ajaran pemena bisa dibilang tidak punya agama Agama suku: pemena berasal dari suku karo Kepercayaan: pemena berisi ajaran bagaimana menguasai alam dan mengajarkan ritual-ritual untuk menolak kesialan Tradisi: pemena merupakan kebudayaan suku karo Nini: merupakan dibata yang tidak terlihat oleh mata Adat-istiadat: adat-istiadat budaya karo Erpangir: upacara untuk membersihkan diri dari hal yang buruk Perbegu: menyembah roh-roh yang ada di kampung Animisme: agama yang percaya kepada roh leluhur Gaib: kegiatan pemena memiliki unsur mistik ketika menyembah leluhur Kebiasaan: nilai pemena sudah menjadi kebiasaan orang di gunung tapi tidak lagi seperti dulu yang menyembah setan Kepercayaan: pemena adalah agama suku karo sebelum masuknya agama sekarang Nini: leluhur yang menjaga kampung dari berbagai niat jahat dari orang

42 Kepercayaan Adat-istiadat Zaman dahulu Suku Karo erpangir 17 Kepercayaan Budaya Gotong royong Tradisi Guru Sibaso 18 Gotong royong Ritual Adat Erpangir Mistik 19 Ritual Nini Agama Suku Karo Kepercayaan Gotong royong 20 Erpangir Perumah begu Kepercayaan Ndilo wari udan Adat 21 Gotong royong Selok Ndilo wari udan Ercibal Erpangir ku lau 22 Kolot Mejile Ercibal Ndilo wari udan Hindu 23 Agama Agama berhala Kramat Ercibal Nuan galoh 24 Mistik Adat-istiadat Kepercayaan Erpangir Kepercayaan: zaman dulu orang karo memiliki agama yaitu pemena itu sendiri Suku Karo: ajaran pemena berasal dari orang-orang Karo dulu Erpangir: suatu ritual yang berasal dari pemena untuk membersihkan diri dengan cara mandi jeruk purut Guru Sibaso: tua-tua karo atau dukun yang dapat mengobati penyakit non medis Kepercayaan: pemena dapat membantu masyarakat dalam bertani dan ritual pemena dapat menjauhi kampung dari mara bahaya Tradisi: semua ritual dan kebiasaan pemena menjadi tradisi Suku Karo Adat: pemena adalah kebiasaan orang Karo dalam hal bercocok tanam, pesta dan lain-lain Ritual: pemena banyak mengajarkan tentang ritualritual penyembahaan kepada nenek moyang Mistik: pemena banyak memiliki unsur gaib Ritual: ajaran pemena dalam masyarakat karo banyak mengajarkan ritual-ritual untuk menguasai alam Kepercayaan: pemena adalah agama Suku Karo Erpangir: salah satu ritual orang Karo untuk membersihkan diri Erpangir: ritual membersihkan diri dari kesialan dan mara bahaya Perumah begu: ritual memanggil roh yang sudah mati untuk berbicara Kepercayaan: adanya suatu kekuatan untuk dapat membantu orang-orang Karo Ercibal: menghormati leluhur dengan memberikan sesajen Selok: Guru Sibaso yang kesurupan oleh nini untuk mengobati orang sakit Gotong royong: ritual-ritual yang dilakukan pemena selalu dilakukan masyarakat secara bersama-sama Mejile: ritual-ritual pemena bagus dan membantu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari Ercibal: adanya penyembahan kepada nenek moyang untuk meminta suatu bantuan Ndilo wari udan: meminta hujan turun karena sudah tidak lagi turun hujan Ercibal: tempat-tempat menyembah ajaran pemena Kramat: mempercayai hal-hal yang mistik yang dianggap mempunyai kekuatan Nuan galoh: tempat untuk menyembah Adat-istiadat: pemena merupakan kebiasaan-kebiasaan orang dulu yang sampai saat ini masih tetap dilakukan Kepercayaan: orang Karo zaman dulu mempunyai agama sendiri yaitu pemena

43 102 Ercibal 25 Perbegu Erpangir ku lau Kepercayaan dulu Perumah begu Tradisi 26 Gotong royong Selok Ndilo wari udan Ercibal Erpangir ku lau 27 Adat Kepercayaan Erpangir ku lau Penyembahaan Guru Sibaso 28 Ercibal Kepercayaan Karo Erpangir tidak beragama Nini 29 Adat Kepercayaan Nini Tidak bertuhan Ndilo wari udan 30 Adat-istiadat Belum mengenal Tuhan Nenek moyang Pikiran kolot Roh-roh jahat 31 Perbegu Eribal Erpangir ku lau Nini para Kepercayaan 32 Kolot Misitk Budaya Adat Nini Ercibal: ritual dalam pemena untuk menghormati leluhur dengan memberikan sesajen Agama perbegu: yaitu mempercayai mistik, leluhur dan roh Tradisi: sampai saat ini masih ada yang dilaksanakan tradisi agama pemena Erpaingir ku lau: membersihkan diri dari kesialan Gotong royong: agama pemena bersifat gotong royong contohnya ketika membangun rumah adat Ndilo wari udan: ketika musim kemarau masyarakat memanggil hujan agar turun dengan menggunakan suatu ritual Selok: ketika kerja tahun tradisi yang dilakukan GuruSibaso memanggil roh leluhur agar menjaga kampung Penyembahaan: menyembah nenek moyang dengan ercibal Adat: adat karo yang dulunya dipakai oleh orang-orang Karo Kepercayaan: kepercayaan Suku Karo pada saat dulu Kepercayaan: orang-orang Karo dulu masih percaya dengan pemena karena belum adanya agama masuk ke Tanah Karo Ercibal: memberikan sesajen kepada leluhur untuk memberikan berkah Tidak beragama: kalau ada orang masih percaya dengan ajaran pemena ini menandakan orang yang belum mendapatkan ajaran agama yang ada Adat: pemena merupakan adat dari Suku Karo karena sudah menjadi kebiasaan orang-orang Karo Kepercayaan: pemena merupakan agamanya orang Karo, sebelum masukannya agama resmi Nini: Tuhannya pemena adalah roh-roh leluhur Adat-istiadat: pemena adalah bagian adat dan budaya Suku Karo Nenek moyang: orang-orang pemena menyembah nenek moyang dan setiap kampung memiliki nenek moyang berbeda Belum mengenal Tuhan: orang-orang pemena belum mengenal agama yang ada saat ini Perbegu: percaya terhadap hal-hal yang mistik Ercibal: membuat sesajen kepada leluhur Nini Para: leluhur masyarakat Desa Gunung yang pertama tinggal di Desa Budaya: pemena adalah budaya orang-orang Karo Adat: pemena sudah menjadi kebiasaan-kebiasaan orang Karo walaupun sudah ada agama Nini: dalam ajaran pemena, nini adalah roh yang suci dan yang disembah

44 Kepercayaan dulu Mistik Adat-istiadat Erpangir Ercibal 34 Orang Karo Kepercayaan Erpangir Adat Karo Nini 35 Penyembahan Pikiran kolot Suku Karo Ritual Tidak berkembang Kepercayaan dulu: ketika agama belum masuk ke Tanah Karo orang-orang Karo masih menaruh kepercayaan kepada nenek moyang seperti ajaran pemena Ercibal: orang-orang yang menaganut ajaran pemena memberikan sesajen kepada nenek moyang Erpangir: orang-orang Suku Karo biasanya membersihkan diri melalui ritual erpangir agar terhindar dari mara bahaya dan kesialan Kepercayaan: pemena adalah kepercayaan orang-orang Karo yang dapat membantu orang dalam bertani dan menyembuhkan penyakit Orang Karo: pemena adalah kebudayaan yang berasal dari Suku Karo Nini:Nini kalau dibahasa Indonesiakan artinya leluhur dalam kepercayaan pemena nini adalah orang yang di sembah Kolot: pemena merupakan kepercayaan yang dianut oleh orang-orang dulu yang belum berpendidikan Penyembahaan: pemena merupakan agama yang mengajarkan cara bagaimana manusia menyembah sesuatu Tidak berkembang: pemema tidak memiliki perkembangan seperti agama-agama yang ada sekarang

45 104 Menurut anda apa perbedaan pemena dengan agama yang ada saat ini? SUBJEK JAWABAN 1 Orang pemena tidak percaya dengan Yesus kalau agama sekarang sudah mengenal Yesus. 2 Agama pemena erpangir ku lau (menyembah leluhur) agama pada saat ini percaya kepada Tuhan 3 Agama pemena banyak memiliki ritual penyembahan kepada nini, agama sekarang hanya berdoa kepada Tuhan 4 Agama pemena erpangir ku lau, ercibal belo,perumah begu. Agama sekarang berdoa dan beribadah 5 Orang dulu kalau sakit berobat ke Guru sibaso kalau sekarang berobat ke rumah sakit dan di doakan pendeta 6 Pemena memiliki kepercayaan kepada nenek moyang, agama agama sekarang sudah memiliki kepercayaan kepada Tuhan (dibata) 7 Agama pemena memiliki kepercayaan animism dan dinamisme, sedangkan agama yang lain menyembah tuhan 8 Pemena mengajarkan kekeluargaan yang erat antar masyarakat karo, agama yang ada sekarang tidak memiliki ke kompakkan antar masyarakat 9 Pemena menyembah leluhur yang sudah mati, agama yang ada sekarang melarang hal itu karena sesat 10 Pemena menyembah mistik (benda yang dianggap memiliki keajaiban) agama saat ini percaya terhadap tuhan (beribadah dan berdoa) 11 Agama pemena merupakan ajaran agama suku, khusus orang karo. sedang kan agama lain adalah buat semua suku dan negara. 12 Agama pemena selalu mengutamakan hal hal tabudan mistik dan tidak percaya Tuhan agama saat ini memiliki tuhan dan tidak percaya hal hal tabu 13 Pemena adalah agama khusus orang karo, sedangkan agama agama lain untuk semua umat manusia 14 Beda agama pemena dengan agama lain terletak di penyembahaan. Orang orang yang agama pemena menyembah roh roh leluhur kalau agama yang ada menyembah Tuhan 15 Agama pemena percaya kepada mistik benda yang mempunyai keajaiban agama saat ini percaya terhadapat tuhan. 16 Agama pemena menyembah hal hal yang berbentuk mistik, benda yang aneh sendangkan agama saat ini memiliki satu tuhan dan taat kepada agamanya 17 Pemena masih kental dengan ritual ritual yang percaya kepada nenek moyang agama saat ini percaya kepada Tuhan dan tidak menyembah yang lain selain tuhan 18 Ritual ritual pemena banyak menyembah roh roh nenek moyang yang dilarang agama 19 Kalau agama pemena menyembah nini atau nenek moyang sedangkan agama yang sekarang menyembah Tuhan dan memiliki kitab 20 Pemena adalah murni kepercayaan suku karo milik orang orang yang bersuku karo, sedangkan agama agama lain adalah milik semua orang 21 Agama pemena adalah kepercayaan dahulu yang menyembah roh roh nini. Sedangkan agama sekarang memiliki Tuhan

46 Agama pemena agamanya suku karo yang menyembah nenek moyang agama saat ini agama untuk semua orang 23 Pemena menyembah nini dan roh roh sedangkan agama resmi sudah menyembah Tuhan 24 Agama pemena menyembah nenek moyang 25 Perbedaan terletak dalam hal siapa yang disembah, kalau pemena percaya dengan roh nini kalau agama sekarang sudah percaya Tuhan 26 Pandangan saya perbedaanya ada pada Tuhan yang di sembah 27 Pemena masih percaya dengan tempat tempat yang kramat dan roh roh orang mati, kalau agama sudah percaya kepada Tuhan 28 Pemena masih memiliki kepercayaan terhadap nenek moyang yang sudah mati, kalau agama sekarang sudah kepada tuhan 29 Kalau agama sekarang sudah menyembah tuhan kalau pemena masih menyembah nini 30 Agama sekarang memiliki tempat ibadahnya kalau agama pemena sudah tidak dipakai lagi 31 Agama pemena tidak lengkap karena tidak ada kitab dan tempat ibadah, kalau agama sekarang sudah lengkap 32 Agama pemena masih percaya dengan roh roh nini yang dianggap suci kalau agama sekarang sudah percaya dengan Tuhan 33 Pemena hanya untuk kepercayaan orang orang yang bersuku karo kalau agama yang ada sekarang sudah untuk semua manusia 34 Tuhannya agama pemena adalah benda benda dan roh nini, kalau agama sekarang percaya kepada Tuhan 35 Agama pemena menyembah leluhur agama sekarang sudah menyembah tuhan Apakah masih ada ritual pemena yang dilakukan oleh masyarakat desa gunung hingga saat ini? Jika ada, coba sebutkan dan berikan tanggapan Anda mengenai ritual tersebut! SUBJEK JAWABAN 1 Sudah jarang orang melakukan ritual ritual pemena, tapi ada beberapa yang masih dipakai dalam adat karo seperti erpangir, ndilo wari udan, dan selok saat kerja tahun. 2 Ritual dari pemena yaitu erpangir, ndilo wari udan, masih sering dilakukan ada beberapa ritual pemena yang member kebaikan dan tidak bertentangan dengan agama seperti yang masih dilakukan sekarang. 3 Ada, saat kerja tahun, guru sibsao memanggil nenek leluhur (selok) tanggapan saya itu merupakan tradisi kerja tahun 4 Masih, seperti ndilo wari udan tanggapan saya ritual ritual itu perlu dilakukan dan tidak sesat 5 Masih ada, seperti erpangir, ndilo wari udan, ritual tersebut merupakan hal yang bagus dan tidak sesat itu merupakan kebudayaan 6 Masih ada, yang paling sering erpangir, selok, ndilo wari udan. Ritual ritual itu bertujuan untuk kebaikan masyarakat di kampung 7 Erpangir, ndilo wari udan sudah dilarang oleh agama tetapi masih sering dilakukan orang-orang

47 106 8 Ada yaitu mengusir roh jahat dan erpangir ku lau. Tanggapan saya masih perlu dilakukan dan perlu untuk dilestarikan agar adat istiadat karo yang dulu tidak hilang 9 Ada, seperti erpangir, perumah begu, selok, dan ndilo wari udan. Tanggapan saya karena masih ada orang yang melakukan ritual dan meminta kepada benda benda yang dianggap itu tuhan 10 Untuk beberapa kegiatan masih ada digunakan ritual selok ritual tersebut untuk memanggil leluhur. 11 Ndilo wari udan, erpangir ku lau ritual ritual seperti itu sudah dianggap biasa karena ritual itu adalah kebudayaan suku karo 12 Ada ritual erpangir ku lau, ndilo wari udan, perumah begu. Ritual tersebut adalah kebudayaan suku karo 13 Ada, erpangir sama ndilo wari udan, tanggapan saya Karena masih ada orang yang ziarah membuat makan dan sesajen 14 Masih seperti erpangir, ndilo wari udan, tanggapan ritual tersebut membantu masyarakat dalam beraktivitas dan tidak melanggar ajaran agama lain 15 Tidak dilakukan lagi ritual pemena pada saat ini 16 Masih banyak orang melakukan ritual ritual pemena tapi kami melihat ritual tersebut hanya kebudayaan dari suku karo 17 Untuk sekarang ritual ritual pemena tidak serius dilakukan, hanya ritual ritual biasa yang dilakukan tanpa adanya penyembahan 18 Ada, erpangir ku lau perumah begu, ndilo wari udan, terkadang perlu melaksanakan ritual ritual tersebut karena merupakan kebudayaan 19 Sampai saat ini masih ada beberapa masyarakat melakukan ritual pemena, contoh erpangir ku lau ndilo wari udan 20 Ndilo wari udan masih sering dilakukan, selok juga masih sering dilakukan. Melihat kegiatan kegiatan tersebut merupakan hal yang meriah. 21 Sudah jarang yang menggunakan ritual, tapi masih ada beberapa ritual yang di lakuakn seperti erpangir, perumah begu. 22 Erpangir ku lau, ndilo wari udan. Bagus sebagian ritual masih dilakukan 23 Ritual ercibal belo, ndilo wari udan, erpangir, ritual ritual tersebut membantu masyarakat. 24 Masih ada, contohnya erpangir ku lau, ndilo wari udan. Pandangan tentang ritual itu adalah hanya sebuah adat karo untuk jauh dari kesialan 25 Biasanya yang masih di laksanakan adalah erpangir, ndilo wari udan, pandangan tentang ritual itu bertujuan untuk kebaikan kita juga 26 Masih ada, erpangir ku lau, perumah begu, nguras, ndilo wari udan, sesekali perlu untuk melakukan ritual tersebut 27 Sudah jarangm tetapi sesekali dilakukan juga oleh orang karo kayak erpangir. Tidak masalah karena untuk membersihkan pikiran 28 Biasa yang dilakukan adalah ritual ndilo wari udan secara bersama sama, dan erpangir, pandangannya tidak masalah karena menurut kepercayaan karo hal itu perlu dilakukan 29 Ada, erpangir, dan perumah begu. Kalau ada masalah memang harus dilakukan 30 Di desa gunung yang masih sering dilaukan adalah erpangir ku lau, dan ndilo wari udan. Kegiatan ritual itu untuk kebaikan orang orang 31 Sudah tidak banyak ritual ritual karo dilaksanakan orang karo 32 Ada, seperti melihat tanggal hari yang baik, erpangir, ndilo wari udan,

48 107 perumah begu, selok, perumah tendi, itu adalah adat karo 33 Masih banyak orang melaukuan ritual pemena, erpagir, ndilo wari udan, perumah begu. 34 Beberapa orang masih sering menjalankan erpangir, itu untuk jauh dari kesialan dan membersihkan pikiran 35 Ada seperti perumah begu, raling tendi dan erpangir. Biasanya ritual itu memang harus dilakukan Bagaimana pandangan saudara tentang peran guru sibaso dan leluhur dalam kehidupan sehari hari? SUBJEK JAWABAN 1 Guru sibaso biasanya ada disetiap kampung untuk menolong orang orang yang terkena penyakit dan juga dapat berkomunikasi dengan orang mati. Leluhur hanya merupakan roh roh yang melindungi setiap kampung 2 Guru sibaso memiliki kemampuan mistik dalam menyembuhkan berbagai penyakit dan nini harus dihormti agar menjaga kampung 3 Peran guru sibaso adalam menyembuhkan orang sakit meminta bantuan kepada nini. leluhur adalah roh roh yang menjaga kampung dari kesialan 4 Leluhur adalah Tuhannya agama pemena 5 Ada beberapa ritual yang harus menggunakan jasa guru sibaso. Suku karo menghormati nini agar mendapat keselamatan 6 Guru sibaso adalahorang pintar yang dapat menyembuhkan penyakit penyakit non medis 7 Guru sibaso terkadang memberikan penjelasan penjelasan tentang kejadian yang ada. Nini para merupakan leluhur yang dihormati karna melindungi orang orang di desa 8 Dahulu guru sibaso menjadi pendeta dikampung dapat membuat hal hal yang bagus dan nini para merupakan leluhur yang melindungi desa gunung 9 Tidak dipercaya kalau dipercaya guru sibaso dipandang orang saat ini sesat 10 Tidak boleh lagi digunakan karena melanggar ajaran agama. Tetapi dalam bebrapa budaya karo masih memakai jasa guru sibaso 11 Sudah jarang menggunakan guru sibaso dan leluhur, saya lebih percaya kepada Tuhan 12 Terkadang guru sibaso banyak membantu orang orang dalam menyembuhkan berbagai penyakit, tapi jangan sampai menyesatkan 13 Guru sibaso dalam orang pintar yang mampu meramal dan menyembuhkan orang sakit, leluhur adalah roh roh nini yang harus dihormati 14 Guru sibaso dan nini para tidak lagi di pakai karena kita sudah memiliki agama dan diajarkan berdoa kepada Tuhan 15 Pandangan saya tentang peran guru sibaso dan leluhur dalam kehidupan sehari hari penting juga karena guru sibaso masih bermanfaat juga dalam kehidupan orang karo, misalnya mengusir roh jahat, mengobati orang sakit dan lain lain 16 Tidak percaya karena sudah mempunyai ajaran yang percaya kepada Tuhan 17 Percaya tidak percaya, karena beberapa hal terbukti betul, karena mempercayai hal hal yang tidak biasa (mustahil)

49 Guru sibaso berperan sebagai orang yang dapat berbicara dengan roh halus, dan dapat mengobati orang sakit. Leluhur bagi orang karo adalah penjaga kampung kampung 19 Peran guru sibaso adalah dapat menerawang kejadian kejadian yang tidak dapat dijelaskan. Leluhur, dalam suku karo adalah roh roh yang memiliki kekuatan 20 Guru sibaso adalah orang orang pilihan yang memiliki kekuatan supernatural untuk menolong orang orang. Leluhur adalah roh roh yang suci yang menjaga anak cucu cucunya dari niat jahat orang lain 21 Tidak menggunakan guru sibaso lagi lebih percaya berdoa dan beribadah menurut kepercayaan masing masing 22 Guru sibaso dapat menyembuhkan penyakit penyakit dan memecahkan masalah namun sekarang guru sibaso sudah jarang dilakukan 23 Percaya karena beberapa hal yang mengikuti ajarannya dan bertanya kepadanya dimana saat membutuhkan 24 Guru sibaso berperan berkomunikasi dengan nini untuk menjawab kejadian kejadian aneh dan penyakit penyakit di kampung 25 Guru sibaso adalah orang pintar yang dapat mengobati orang yang sakit, meramal suatu kejadian dan bisa berbicara dengan roh roh yang tidak bisa dilihat. Leluhur adalah roh yang dihormati orang karo 26 Guru sibaso itu orang orang pilihan yang sejak dia lahir dudah mendapat kekuatan dari nini orang karo, untuk menolong orang orang. Leluhur haruslah di hormati 27 Biasanya guru sibaso dapat mengobati orang yang sedang sakit parah, dapat berbicara dengan roh yang sudah mati, pandangan tentang leluhur adalah roh yang sudah mati dan tidak lagi berkuasa dalam kehidupan 28 Guru sibaso berperan dalam kehidupan sehari hari sebagai orang pintar. Leluhur melindungi orang orang kampung dari mara bahaya 29 Peran guru sibaso sudah tidak seperti zaman dahulu, karena sekarang sudah ada pendeta. Sudah banyak orang yang tidak menyembah leluhur karena sudah memiliki agama masing masing yang menyembah Tuhan 30 Guru sibaso bisa meramal, mengobati orang yang sakit, dan berbicara dengan orang yang sudah mati. Leluhur adalah roh roh yang melindungi cucu cucunya 31 Guru sibaso sering membantu orang orang yang mendapat masalah, karena dapat berbicara dengan nini 32 Guru sibaso dapat mengobati penyakit penyakit non medis, dan saat kerja tahun guru sibaso biasanya kesurupan roh nini. Nini masih menjaga kampung dari kesialan 33 Guru sibaso sudah tidak perlu dipercaya karena sudah mengenal agama. Leluhur tidak memiliki peran dalam hidup sehari hari orang di kampung karena sudah berdoa kepada Tuhan 34 Guru sibaso berperan sebagai perantara orang orang yang hidup dengan orang yang sudah mati. Leluhur berperan melindungi cucu cucunya dalam menjalani kehidupan 35 Guru sibaso mempunyai peran sebagai petua petua adat yang dapat menyembuh kan orang sakit dan berbicara dengan roh yang sudah mati. Peran leluhur tidak ada lagi karena sudah percaya dengan tuhan

50 109 Apa pandangan saudara ketika melihat ada orang suku karo yang tidak percaya dengan pemena? SUBJEK JAWABAN 1 Orang orang seperti itu merupakan orang yang tak mengerti kebudayaan suku karo 2 Orang karo yang tidak percaya dengan pemena orang yang tidak beradat 3 Orang orang yang seperti itu tidak lagi mengerti tentang tentang istiadat karo karena pemena itu budaya karo 4 Tidak masalah karena itu hak masing masing orang tetapi orang akan memandang dia tidak mempunyai adat 5 Tidak apa apa, tapi orang orang seperti itu tidak menggenal budaya karo 6 Mereka sudah lama meninggalkan tanah karo dan tidak lagi mengenal budaya dan adat istiadat karo 7 Itu hak setiap orang percaya atau tidak terhadap agama pemena saya menggagapi itu tergantung tiap tiap individu 8 Orang yang sudah punya agama tidak perlu percaya dengan ajaran pemena 9 Mereka sudah menggal agama saat ini tidak lagi percaya terhadap agama pemena 10 Mereka yang tidak percaya akan pemena merupakan orang orang yang fanatic mengenai suku karo 11 Itu adalah pandangan masing masing orang tetapi orang suku karo semestinya paham tentang pemena 12 Biasa saja pribadi seseorang percaya atau tidak 13 Orang orang tersebut mungkin tidaka tingggal di daerah karo lagi sehingga tidak tahu sejarah tentang karo 14 Tidak masalah tetapi orang orang tersebut sudah tidak memiliki adat 15 Biasa saja karena mungkin mereka tidak pernah mendengar agama pemena dan tidak tertarik mendengar cerita agama pemena 16 Orang yang tidak tahu pemena, orang yang tidak tahu adat istiadat karo 17 Pandangan saya kalau ada orang karo yang tidak percaya, makan menurut saya orang itu lupa dengan sejarah atau adat istiadat karo yang dulu 18 Karena sudah mempunyai agama yang percaya kepada tuhan tidak percaya kepada hal hal mistik 19 Biasa saja, karena mungkin mereka tidak pernah mendengar agama pemena dan tidak lahir di daerah karo 20 Mereka mungkin sudah lama tidak berkomunikasi dengan orang orang karo sehingga tidak tahu 21 Wajar saja karena sekarang agama sudah ada, tetapi banyak kebudayaan suku karo berasal dari pemena 22 Biasanya orang orang yang tidak percaya tentang pemena, adalah orang orang yang fanatic dengan budaya karo 23 Sekarang kalau orang tidak percaya sudah tidak masalah karena zaman sekarang sudah berkembang dan maju 24 Pandangan saya melihat orang orang yang tidak percaya karena dia tidak mengerti suku karo 25 Orang orang seperti itu adalah fanatik dengan adat karo dan sudah hidup modern 26 Tidak masalah karena mungkin orang orang yang seperti itu sudah tidak mengerti kebudayaan suku karo

51 Tidak mempersalahkan orang yang tidak percaya, karena itu hak orang 28 Orang karo yang mengerti adat karo pasti percaya dengan hal hal pemena 29 Kalau orang yang tidak percaya dengan pemena itu karena orang itu tidak mengerti kebudayaan karo orang orang dulu 30 Pandangan saya melihat orang yang tidak percaya tidak apa apa, karena sekarang sudah ada agama 31 Biasanya orang yang tidak tahu pemena tidak mengerti adat suku karo 32 Pandangan saya adalah orang orang yang tidak percaya dengan pemena karena sudah punya pikiran modern 33 Orang karo yang tidak percaya dengan pemena dianggap orang yang buta tentang sejarah orang karo 34 Kalau ada orang karo yang tidak percaya dengan pemena, sudah biasa karena orang orang sekarang sudah punya agama 35 Tidak mempermasalahkan kalau ada orang karo yang tidak percaya dengan pemena karena kepercayaan masing masing memang berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. masa silam. Tidak heran bahwa setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masa silam. Tidak heran bahwa setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa telah berkembang sejak masa silam. Tidak heran bahwa setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki aliran kepercayaan lokal

Lebih terperinci

Reprersentasi Sosial Tentang Pemena Pada Masyarakat Desa Gunung Kabupaten Tanah Karo

Reprersentasi Sosial Tentang Pemena Pada Masyarakat Desa Gunung Kabupaten Tanah Karo Reprersentasi Sosial Tentang Pemena Pada Masyarakat Desa Gunung Kabupaten Tanah Karo SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh : Firman A Sebayang 111301123 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebuah sistem dari kumpulan nilai, gagasan, dan praktek yang memiliki fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebuah sistem dari kumpulan nilai, gagasan, dan praktek yang memiliki fungsi 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Representasi Sosial 1. Definisi Representasi Sosial Moscovici (dalam Smith, 2011) mengartikan reprensentasi sosial sebagai sebuah sistem dari kumpulan nilai, gagasan, dan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada karena ada masyarakat pendukungnya. Salah satu wujud kebudayaan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam ritual yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat Karo pada masa dahulu percaya akan kekuatan mistis yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upacara adat Belian merupakan suatu bentuk kebudayaan asli Indonesia yang sampai saat ini masih ada dan terlaksana di masyarakat Dayak Paser, Kalimantan Timur. Sebagai salah

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat : PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat : Pertanyaan-pertanyaan : 1. Aspek manusia : penjual, pembeli dan si anak (Pada saat wawancara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat dari kemajemukan tersebut adalah terdapat beraneka ragam ritual yang dilaksanakan dan dilestarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan satu ekspresi mengenai apa yang sekelompok manusia pahami, hayati, dan yakini baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMAN. Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual)

DAFTAR INFORMAN. Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) DAFTAR INFORMAN 1. Nama : Timbangan Perangin-angin : Medan Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) 2. Nama : Mail bangun : kabanjahe Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV. BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP 4.1. PENDAHULUAN Bertolak dari uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang terdapat dalam Bab I, yang dilanjutkan dengan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS Salah satu adat perkawinan di Paperu adalah adat meja gandong. Gandong menjadi penekanan utama. Artinya bahwa nilai kebersamaan atau persekutuan atau persaudaraan antar keluarga/gandong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan dengan cara cara yang tradisional. Masyarakat. lingkungan dimana mereka bertempat tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan dengan cara cara yang tradisional. Masyarakat. lingkungan dimana mereka bertempat tinggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hampir setiap komunitas masyarakat mempunyai pengetahuan yang diturunkan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, dikembangkan dan dilestarikan

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama sekali terdiri dari pesta keupacaraan yang disebut slametan, kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. terutama sekali terdiri dari pesta keupacaraan yang disebut slametan, kepercayaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut James Danandjaja (1997:52), terdapat fakta dan data yang ditemukan dalam masyarakat Indonesia yang masih memiliki kepercayaan terdapat mitos-mitos yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki keragaman atas dasar suku (etnis), adat istiadat, agama, bahasa dan lainnya. Masyarakat etnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Karo merupakan suku bangsa tersendiri dalam tubuh bangsa Indonesia. Suku Karo mempunyai bahasa tersendiri yaitu bahasa Karo. Suku Karo yang merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat beberapa hal pokok yang akan ditegaskan sebagai inti pemahaman masyarakat Tunua tentang fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan tidak dapat di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat hidup seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing manusia tersebut mewujudkan kebudayaannya dalam bentuk ide - ide,

BAB I PENDAHULUAN. masing manusia tersebut mewujudkan kebudayaannya dalam bentuk ide - ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki kebudayaannya masing - masing, dan masing - masing manusia tersebut mewujudkan kebudayaannya dalam bentuk ide - ide, gagasan, nilai - nilai,

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano Menurut Hertz, kematian selalu dipandang sebagai suatu proses peralihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan umum Budaya tolak bala masih tetap dipertahankan

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI IV.1 Pengantar Sebagaimana telah dipaparkan dalam Bab I bahwa meskipun sebagian besar masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya cara berfikir masyarakat pada masa sekarang ini. Ternyata tak jarang juga dapat menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TERHADAP CERITA RAKYAT KARO BEGU GANJANG KAJIAN RESEPSI SASTRA.

PERSEPSI MASYARAKAT DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TERHADAP CERITA RAKYAT KARO BEGU GANJANG KAJIAN RESEPSI SASTRA. 1 PERSEPSI MASYARAKAT DESA MERDEKA KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO TERHADAP CERITA RAKYAT KARO BEGU GANJANG KAJIAN RESEPSI SASTRA Oleh Boy Syahputra Surbakti Drs. Syamsul Arif, M.Pd Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi komunikasi menyebabkan generasi mudah kita terjebak dalam koptasi budaya luar. Salah kapra dalam memanfaatkan teknologi membuat generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum masuknya agama-agama besar dunia ke Indonesia, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum masuknya agama-agama besar dunia ke Indonesia, masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebelum masuknya agama-agama besar dunia ke Indonesia, masyarakat Indonesia telah bertuhan dan menjunjung tinggi prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Prof. Dr. Purbatjaraka

Lebih terperinci

SISTEM HUKUM ADAT SISTEM HUKUM? (Apakah Sistem Hukum Itu?) 2

SISTEM HUKUM ADAT SISTEM HUKUM? (Apakah Sistem Hukum Itu?) 2 CORAK & SISTEM HUKUM ADAT OLEH: 1 SISTEM HUKUM ADAT SISTEM HUKUM? (Apakah Sistem Hukum Itu?) 2 Soepomo (1996): Sistem hukum adalah kebulatan aturan-aturan yang berdasarkan suatu kesatuan alam pikiran.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berisi mengenai simpulan yang dikemukakan penulis sebagai analisis hasil temuan dalam permasalahan yang di kaji.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan berbangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai berbagai macam kekayaan tradisional yang memiliki jenis dan ciri khas dari tiap daerahnya masing-masing. Baik itu adat istiadat, pakaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara digilib.uns.ac.id 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara tradisional merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan dan pada dasarnya upacara tradisional disebarkan secara lisan. Upacara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan manusia, setiap pasangan tentu ingin melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, yang memiliki keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki suatu bangsa dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam 40 BAB III PENYAJIAN DATA A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam masyarakat Pujud Data yang disajikan adalah data yang diperoleh dari lapangan yang dihimpun melalui observasi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penting yang menjadi pokok atau inti dari tulisan ini, yaitu sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. penting yang menjadi pokok atau inti dari tulisan ini, yaitu sebagai berikut : BAB V PENUTUP Pada bagian V ini, penulis akan memaparkan tentang kesimpulan dan saran. 5. 1. Kesimpulan Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya, penulis menyimpulkan beberapa hal penting yang menjadi pokok

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yohanes 7 Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yesus dan Saudara-saudaraNya Yesus pada Pesta Pondok Daun Mesiaskah Dia? Penjaga Bait Allah Disuruh Menangkap Yesus Aliran Air Hidup Pertentangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Malang Press, 2008, hlm Ahmad Khalili, M.Fiil.I, Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa, UIN

BAB IV ANALISIS. Malang Press, 2008, hlm Ahmad Khalili, M.Fiil.I, Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa, UIN 60 BAB IV ANALISIS A. Pantangan diyakini Masyarakat Karanggadung Lazimnya manusia yang hidup di tengah-tengah alam liar yang bebas beraktifitas. Penduduk pulau Jawa adalah para pengembara handal di alam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan suatu daerah dengan daerah lain pada umumnya berbeda, dan kebudayaan tersebut seantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Kebudayaan tersebut berkembang disebabkan

Lebih terperinci

Yohanes 4. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari. Yesus dan Perempuan YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA. Bacalah Yohanes 4:1-42

Yohanes 4. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari. Yesus dan Perempuan YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA. Bacalah Yohanes 4:1-42 42 Yohanes 4 Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari. Yesus dan Perempuan Yesus Menyembuhkan Samaria Anak Pegawai Istana YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA Bacalah Yohanes 4:1-42 Kebanyakan orang di negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki keanekaragaman suku yang tersebar diseluruh bagian tanah air. Masing-masing dari suku tersebut memiliki sejarahnya tersendiri. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

Surat Petrus yang kedua

Surat Petrus yang kedua 1 Surat Petrus yang kedua Kepada yang kekasih Saudara-saudari saya seiman yaitu kalian yang sudah diberkati Allah sehingga kalian percaya penuh kepada Kristus Yesus sama seperti kami. Dan oleh karena percaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan

Lebih terperinci

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Negara kecil itu sedang dilanda perang saudara dan kaum gerilya bertempur di mana-mana. Seorang pemuda ditangkap dan nyawanya terancam jika ia tidak mau melepaskan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau

Lebih terperinci

Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6)

Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6) Pertemuan I Menyembuhkan Orang Busung Air (Lukas 14:1-6) 13 Doa Pembuka Pemandu mengajak seluruh peserta berdoa memohon bimbingan Roh Kudus agar dapat memahami firman Allah yang hendak dibaca dan direnungkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat disebut kerja, yang pertama disebut Kerja Baik yaitu upacara adat

BAB I PENDAHULUAN. upacara adat disebut kerja, yang pertama disebut Kerja Baik yaitu upacara adat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap Etnis yang ada di Indonesia mempunyai kebudayaan maupun kepercayaan, sehingga Indonesia merupakan Negara yang terkenal akan kebudayaan yang bermacam-macam.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masih dijalankan dalam masyarakatnya. Di Nagari Batu Gajah salah satu tradisi

BAB V PENUTUP. masih dijalankan dalam masyarakatnya. Di Nagari Batu Gajah salah satu tradisi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Tradisi adalah adat atau kebiasaan turun temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakatnya. Di Nagari Batu Gajah salah satu tradisi yang masih dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. yang berlangsung secara turun-temurun yang diwarisi oleh pelaku dari leluhur

BAB IV ANALISIS. yang berlangsung secara turun-temurun yang diwarisi oleh pelaku dari leluhur BAB IV ANALISIS Dari hasil penelitian pada bab terdahulu, dapat disimpulkan bahwa fenomena kekerabatan manusia dengan buaya di Kelurahan Teluk Tiram Kecamatan Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di

Lebih terperinci

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan A. Latar Belakang Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-nya. Ikatan suci ini adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-nya untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merayakan upacara-upacara yang terkait pada lingkaran kehidupan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Karo. Upacara atau perayaan berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upacara Adat Labuh Saji berlokasi di Kelurahan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, pada tahun ini upacara dilaksanakan pada tanggal 13 Juni hal tersebut dikarenakan

Lebih terperinci

Saya Dapat Menjadi Pekerja

Saya Dapat Menjadi Pekerja Saya Dapat Menjadi Pekerja Sekarang Kim lebih banyak mengerti mengenai gereja dan berbagai pelayanan yang Tuhan berikan kepada anggotaanggotanya. Ketika ia memandang jemaat, ia melihat bahwa tidak setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 115

BAB IV ANALISIS DATA. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 115 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya. Banyaknya pulau-pulau di Indonesia menghadirkan suku dan budaya yang memiliki adat istiadat yang berbeda disetiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simalungun merupakan salah satu suku dengan ragam keunikan yang dimiliki, tanah yang subur, masyarakat yang ramah dan lemah lembut. Memiliki kekayaan warisan budaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan dalam masyarakat tidak begitu saja ada dengan sendirinya. Kebudayaan itu sendiri merupakan sebuah hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia yang diperoleh melalui

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. demokrasi, memiliki 33 provinsi yang terbagi kedalam lima pulau besar yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. demokrasi, memiliki 33 provinsi yang terbagi kedalam lima pulau besar yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu Negara kesatuan yang menganut paham demokrasi, memiliki 33 provinsi yang terbagi kedalam lima pulau besar yaitu Pulau Jawa, Pulau

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia terhadap perbedaan suku bangsa dan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Setiap daerah masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gorontalo merupakan penghuni asli bagian Utara Pulau Sulawesi, tepatnya di Provinsi Gorontalo, provinsi ke-32 Indonesia, yang pada tahun 2000 memekarkan diri dari Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, adat istiadat serta tradisi. Jika dilihat, setiap daerah memiliki kebudayaan dan tradisinya masing-masing.

Lebih terperinci

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE Skripsi ini Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial pada Program Bimbingan Penyuluhan Islam Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa

BAB IV ANALISIS. Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa BAB IV ANALISIS A. Mitos Sanja Kuning dalam Sejarah Mitos memang lebih dikenal untuk menceritakan kisah-kisah di masa lampau. Kisah-kisah tersebut biasanya dianggap sebagai warisan orang-orang zaman dahulu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang menganut paham demokrasi dan memiliki 33 provinsi. Terdapat lebih dari tiga ratus etnik atau suku bangsa di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup seorang diri, karena kelemahan kelemahan fisiknya dan karena harus belajar berbagai unsur budaya dari orang lain. Di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasan

Lebih terperinci

Yohanes 14. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yesus, Jalan kepada Bapa Perjanjian Roh Kudus YESUS, JALAN KEPADA BAPA

Yohanes 14. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yesus, Jalan kepada Bapa Perjanjian Roh Kudus YESUS, JALAN KEPADA BAPA Yohanes 14 Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yesus, Jalan kepada Bapa Perjanjian Roh Kudus YESUS, JALAN KEPADA BAPA Bacalah Yohanes 14:1-14 Ketika Yesus menceritakan kepada pengikut-pengikut-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji sastra maka kita akan dapat menggali berbagai kebudayaan yang ada. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Allah Ingin Berbicara kepada Saudara Allah Berfirman dalam Berbagai-bagai Cara Bagaimana Kitab Allah Ditulis Petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

Ota Rabu Malam. Musik Ritual. Disusun oleh Hanefi

Ota Rabu Malam. Musik Ritual. Disusun oleh Hanefi Ota Rabu Malam Musik Ritual Disusun oleh Hanefi MUSIK RITUAL Disusun oleh Hanefi Sistem Kepercayaan Pendekatan Sosiologis Tokoh: Emile Durkheim (1858-19170 Bentuk agama yang paling elementer dapat ditemukan

Lebih terperinci