Bab 5. Ringkasan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 5. Ringkasan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah"

Transkripsi

1 Bab 5 Ringkasan Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah agama asli Jepang. Agama Budha masuk ke Jepang pada abad ke-6 dan agama Kristen disebarkan oleh Francis Xavier. Shinto, Budha dan Kristen adalah tiga agama utama di Jepang. Kebanyakan orang menerima ketiga agama tersebut. Ritual Shinto digunakan dalam hal-hal seperti pernikahan, pembaptisan dan kelahiran. Sedangkan ritual Budha lebih dipakai untuk halhal yang menyangkut kematian. Ada dua karakteristik yang sangat terlihat dalam agama di Jepang. Orang Jepang sangat setia kepada ritual-ritual tradisional agama mereka seperti halnya semua orang di dunia. Di sisi lain, sebagian besar dari orang-orang yang sama, yang tidak pernah berpikiran untuk tidak mengunjungi kuil dalam perayaan tahun baru, mengaku sebagai mushinsha yang dapat diartikan sebagai orang yang tidak percaya. Agama di Jepang tidak terlalu dianggap penting, tetapi pengaruhnya terhadap kebudayaan Jepang sangatlah besar. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh agama asli Jepang, Shinto, di dalam kebudayaan Jepang, khususnya dalam sumō, sebuah olahraga tradisional Jepang. Shinto adalah kepercayaan animistis berdasarkan harmoni di antara dewa, roh, manusia dan alam. Berbeda dengan agama lain, Shinto tidak memiliki penemu maupun kitab suci. Akan tetapi, terdapat beberapa catatan yang dipercaya sebagai dokumen sejarah agama Shinto, seperti Kojiki ( 古事記 ), Nihon Shoki ( 日本書紀 ), Kujiki ( 旧事紀 ), Kogoshui ( 古語拾遺 ) dan Engi Shiki ( 延喜式 ). 53

2 Para penganut Shinto menyembah kami (dewa). Mereka menganggap semua makhluk memiliki roh sehingga semua makhluk dapat dikatakan sebagai kami. Ritual dan upacara Shinto bertujuan untuk menghalau datangnya kesialan. Shinto memiliki empat konsep di dalam penyembahan, yaitu penyucian (harai), persembahan (shinsen), doa-doa (norito) dan perjamuan simbolik (naorai). Selain matsuri, sebuah pertandingan olah raga juga bisa menarik suporter dalam jumlah yang tidak kalah besar di Jepang. Sumō ( 相撲 ) merupakan olahraga saling dorong-mendorong antara dua orang pegulat sumō yang disebut sumōtori ( 相撲取り ) dan sudah ada sejak 2000 tahun yang lalu. Sumō dianggap sebagai sebuah olahraga profesional pada permulaan zaman Edo ( ). P.L Cuyler mengatakan bahwa sumō dipertunjukkan sebagai bagian dari ritual Shinto. Bukti bahwa sumō memiliki asal usul yang berbau keagamaan adalah sumō diadakan sebagai bagian dari perayaan festival di kuil Budha dan Shinto di seluruh Jepang seperti karasu zumō dan hitori zumō (sumō perorangan). Orang-orang yang memegang peranan penting di dalam sebuah pertandingan sumō adalah sumōtori (pegulat), gyoji (wasit), shinpan (juri) dan yobidashi (penyelenggara). Dohyō ( 土俵 ) merupakan arena bertanding sumō. Dohyō dibuat dari campuran tanah liat yang dikeraskan dengan pasir yang disebarkan di atasnya. Dohyō dibongkar setelah pertandingan selesai dan dohyō yang baru harus selalu dibangun untuk setiap turnamen. Upacara-upacara ritual merupakan ciri khas sumō. Adapun upacara-upacara itu terdiri dari dohyō-matsuri, dohyō-iri (upacara memasuki ring), shikiri (ritual sebelum pertandingan), yumitori-shiki (upacara memutar busur) dan danpatsu-shiki (upacara pemotongan rambut). 54

3 Kostum di dalam sumō dapat dibagi menjadi dua, yaitu kostum untuk sumōtori dan gyōji. Tata rambut sumōtori juga termasuk bagian di dalam kostum. Kostum untuk sumōtori terdiri dari mawashi, keshomawashi dan kostum yokozuna. Dohyō-matsuri adalah ritual yang mengikuti tradisi shinji-zumō, sebuah ritual sumō tua yang berasal dari zaman Kofun (200 S.M-552 M). Pengaruh Shinto dapat dilihat dari makna dohyō-matsuri itu sendiri, yaitu menyucikan. Di dalam konsep penyembahan Shinto juga terdapat penyucian (harai). Harai juga dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan hal-hal yang dianggap kotor dan jahat. Penyucian adalah bagian dasar dari kepercayaan Jepang dan mempengaruhi sistem Shinto. Selain itu sama seperti salah satu konsep penyembahan Shinto, juga dipanjatkan doa-doa kepada dewa-dewa surga dan bumi yang bertujuan untuk meminta perlindungan dari kesialan dan bencana. Dohyō-matsuri identik dengan jichin sai, sebuah ritual Shinto yang bertujuan untuk menenangkan roh-roh yang ada di dalam tanah. Taiko ( 太鼓 ) yang digunakan ketika ritual berakhir berfungsi sebagai pemanggil kami. Dohyō-iri adalah upacara memasuki ring. Pengaruh Shinto terlihat pada soroi-bumi, sebuah kebiasaan sumōtori yaitu menghentakkan kaki. Hal ini berasal dari mitos Shinto di mana para kami mencoba untuk menarik keluar dewi Amaterasu yang bersembunyi di dalam sebuah gua yang bernama Ama-no-Iwato. Suara yang membuat Amaterasu keluar dari gua menyerupai suara yang dihasilkan oleh soroi-bumi. Tujuannya adalah untuk mengusir roh-roh yang jahat dan sekaligus menunjukkan kekuatan sumōtori yang akan bertanding. Tepukan tangan yang dilakukan dalam dohyō-iri bertujuan untuk menarik perhatian kami dan juga merupakan tanda bahwa jiwa dan raga seorang sumōtori telah disucikan. 55

4 Shikiri adalah sebuah ritual yang dilakukan sebelum pertandingan. Konsep Shinto mengenai harai (penyucian) sangat jelas terlihat di dalam shikiri. Selain tepukan tangan, untuk penyucian juga digunakan air dan garam. Misogi (penyucian dengan air) terdapat di dalam bagian ke dua shikiri. Seperti penggunaannya di dalam Shinto, garam digunakan oleh sumōtori untuk menyucikan dohyō dan dirinya sendiri agar tidak ada yang terluka. Selain dilempar, garam juga dipakai untuk mengusir roh jahat dengan cara ditaruh di dalam mulut. Yumitori-shiki hanya diadakan pada hari terakhir honbasho (turnamen). Upacara ini telah berlangsung sejak tahun 1575 ketika Oda Nobunaga memberikan salah satu busur kesayangannya kepada pemenang turnamen besar yang dihadirinya. Tidak ada pengaruh-pengaruh keagamaan di dalam yumitori-shiki. Yumitori-shiki lebih menggambarkan tradisi yang didasari oleh sejarah. Danpatsu-shiki adalah upacara yang diadakan ketika seorang sumōtori memutuskan untuk berhenti dari sumō. Danpatsu-shiki dilaksanakan sebagai salah satu dari sekian banyak ritual yang ada di dalam sumō. Tidak ada pengaruh-pengaruh keagamaan di dalam danpatsu-shiki. Mawashi adalah perlengkapan sumō paling dasar yang digunakan oleh semua sumōtori baik di dalam latihan maupun pertandingan, untuk pertandingan ditambahkan sagari. Sagari adalah tali yang disimpul dan ditempelkan di depan mawashi dan jumlah tali tersebut selalu berkisar dari tujuh belas hingga dua puluh satu tali. Jumlah angkaangka ini adalah angka keberuntungan menurut ajaran agama Shinto. Sagari menandakan tali suci yang digantung di depan kuil. Selain mawashi, sumōtori peringkat sekitori memakai kain khusus berbentuk celemek untuk dohyō-iri yang disebut keshomawashi. Kegunaan keshomawashi tidak 56

5 berhubungan dengan agama. Keshomawashi bisa berfungsi untuk mempromosikan sponsor seorang sumōtori dan juga memberitahu tempat kelahiran sumōtori yang memakainya. Kostum untuk yokozuna sedikit berbeda dengan sumōtori lainnya. Yokozuna memakai mawashi dan keshomawashi sama halnya dengan sumōtori lainnya, tetapi terdapat tambahan tsuna (tali tambang) yang dililitkan di pinggang. Tsuna yang dililitkan di pinggang yokozuna menyerupai tambang shimenawa yang dipasang pada torii (bangunan sejenis pintu gerbang yang terdapat di kuil Shinto) dan berbagai tempat atau benda yang dianggap suci menurut kepercayaan Shinto. Kostum gyōji berasal dari pakaian samurai di zaman Muromachi ( ) dan disebut hitatare. Persamaan kostum gyōji dengan kostum pendeta Shinto adalah keduanya sama-sama menggunakan kimono, sebuah topi (eboshi) dan tabi. Akan tetapi, pakaian ini tidak memiliki arti simbolik. Selain itu, warna pada pakaian gyōji dan pendeta Shinto hanya bertujuan untuk menunjukkan peringkat pemakainya. Selain tubuh yang besar, ciri khas seorang sumōtori juga terletak pada tata rambutnya yang unik. Terdapat dua jenis penataan rambut yang telah menjadi ciri khas seorang sumōtori yaitu chonmage ( 丁髷 ) dan oichōmage. Tidak ditemukan adanya pengaruh agama terhadap penataan rambut sumōtori ini. Penataan rambut ini merupakan pengaruh dari penataan rambut yang terkenal pada zaman Edo. Dohyō merupakan daerah yang dianggap suci sejak pertama kali diadakan pertandingan sumō tradisional hingga sekarang ini. Di atas dohyō terdapat yakata (atap) yang berukuran sedikit lebih kecil daripada dohyō itu sendiri. 57

6 Bentuk dari yakata menyerupai bentuk atap kuil Shinto (shinmei zukuri). Yakata memiliki empat rumbai dengan empat warna berbeda yang menandakan empat musim, empat hewan yang dianggap kami dan empat arah mata angin. Konsep Shinto mengenai harai terlihat di dalam dohyō. Penyucian telah dilakukan melalui penggunaan sake dan garam, membacakan doa-doa dan melakukan soroi-bumi pada ritual dohyō-matsuri, dohyō-iri dan shikiri. Selain konsep harai, juga terdapat konsep Shinto lainnya yaitu shinsen (persembahan). Di dalam dohyō dikuburkan persembahan berupa kastanye, rumput laut dan sotong. Persembahan ini betujuan untuk meminta perlindungan untuk sumōtori yang akan bertanding. Dari analisis yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan bahwa Shinto memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sumō. Akan tetapi, Shinto tidak mempengaruhi semua ritual sumō, seperti pada ritual yumitori-shiki (upacara memutar busur) dan danpatsu-shiki (upacara pemotongan rambut). Begitu pula pada penataan rambut sumōtori. 58

Bab 1. Pendahuluan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto sudah

Bab 1. Pendahuluan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto sudah Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto sudah ada sejak awal sejarah Jepang dan terus berlanjut hingga sekarang. Agama Budha masuk ke

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Pengaruh Shinto Terhadap Ritual Sumō

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Pengaruh Shinto Terhadap Ritual Sumō Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pengaruh Shinto Terhadap Ritual Sumō Di dalam subbab ini, penulis akan menganalisis ada tidaknya pengaruh Shinto di dalam ritual-ritual sumō yang telah dijelaskan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya, diantaranya keberagaman dalam bentuk tarian, makanan, budaya, olahraga, dan banyak hal yang

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat dalam Jidai matsuri, berdasarkan empat unsur penting dalam matsuri yang sesuai dengan konsep Shinto. Empat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. agama-agama lain di dunia kurang diketahui (Ono, 1998:1). Berikut ini adalah jenis-jenis Shinto menurut Ono (1998).

Bab 2. Landasan Teori. agama-agama lain di dunia kurang diketahui (Ono, 1998:1). Berikut ini adalah jenis-jenis Shinto menurut Ono (1998). Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Shinto ( 神道 ) Shinto merupakan agama asli Jepang, namun keberadaannya dibandingkan dengan agama-agama lain di dunia kurang diketahui (Ono, 1998:1). 2.1.1 Jenis Shinto Berikut

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan

Bab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan Bab 5 Ringkasan Skripsi Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan sendiri memiliki arti sebagai pedoman yang menyeluruh bagi kehidupan masyarakat yang memiliki budaya

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri Tagata Jinja Hounen matsuri merupakan sebuah festival yang diadakan di Tagata Jinja yang terletak di

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak

Bab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak Bab 5 Ringkasan Agama Shinto merupakan salah satu agama tertua dan dianggap sebagai kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak terputus dari zaman pra sejarah sampai

Lebih terperinci

Ucapan Terima Kasih. dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai

Ucapan Terima Kasih. dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai Ucapan Terima Kasih Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat rahmat-nya lah, maka saya dapat mnyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh Shinto dalam Jidai Matsuri di Kyoto. Skripsi

Lebih terperinci

Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis.

Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis. Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis unsur Shinto Oharai dalam Sanja Matsuri Saya akan membagi analisis Sanja Matsuri melalui empat unsur Shinto, yaitu Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri,

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : Tagata Jinja Hounen matsuri, kami

Abstraksi. Kata kunci : Tagata Jinja Hounen matsuri, kami Abstraksi Salah satu kebudayaan yang terus dipertahankan di Jepang hingga sekarang adalah matsuri. Tagata Jinja Hounen matsuri yang menjadi topik pembahasan skripsi ini memiliki keunikan yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di Jepang banyak terdapat perayaan, festival, maupun ritual-ritual yang dilakukan setiap tahunnya. Biasanya setiap perayaan tersebut memiliki suatu makna tertentu.

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERUBAHAN SUMO RITUAL MENJADI OLAHRAGA POPULER JEPANG SKRIPSI PUPUT SETIA SUSANTI

UNIVERSITAS INDONESIA PERUBAHAN SUMO RITUAL MENJADI OLAHRAGA POPULER JEPANG SKRIPSI PUPUT SETIA SUSANTI UNIVERSITAS INDONESIA PERUBAHAN SUMO RITUAL MENJADI OLAHRAGA POPULER JEPANG SKRIPSI PUPUT SETIA SUSANTI 0606088356 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK JULI 2010 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

Abstraksi. 2. Daijousai. iii

Abstraksi. 2. Daijousai. iii Abstraksi Daijousai diadakan sebagai ucapan terima kasih kepada para dewa atas anugerah yang diberikan dan menandai ritual penobatan tahta bagi seorang kaisar baru. Daijousai dilakukan setiap pada awal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan selain telapak kaki menyentuh tanah di bagian dalam lingkaran. Pesumo

BAB I PENDAHULUAN. badan selain telapak kaki menyentuh tanah di bagian dalam lingkaran. Pesumo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumo adalah olahraga saling dorong antara dua orang pesumo yang berbadan gemuk salah seorang didorong keluar dari lingkaran atau terjatuh dengan bagian badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : Sanja matsuri

Abstraksi. Kata kunci : Sanja matsuri Abstraksi Salah satu kebudayaan yang terus dipertahankan di Jepang hingga sekarang adalah matsuri. Sanja matsuri yang menjadi topik pembahasan skripsi ini memiliki keunikkan yang terletak pada tarian tradisionalnya

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah

Bab 5. Ringkasan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah Bab 5 Ringkasan Menurut Kodansha (1993:649-658) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah 377.781km². Menurut Danandjaja (1997:1), kepulauan Jepang terbentang di sepanjang timur laut hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan kaya akan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kemajuan media informasi,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap

Bab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaannya yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap berpegang

Lebih terperinci

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. I. OLAH RAGA Olahraga adalah sesuatu yang setiap individu dapat menikmatinya secara perseorangan. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. Untuk mencari tahu sejauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam gambaran penulis, Jepang adalah sebuah negara maju dalam berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi dan lain-lain. Namun demikian, ada

Lebih terperinci

EKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU

EKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU EKSISTENSI SHINTO DALAM SHOGATSU Ratna Handayani 1 ; Felicia 2 ; Sonya Munadir Syah 3 1,2,3 Japanese Department, Faculty of Language and Culture, Bina Nusantara University, Jln. Kemanggisan Ilir III No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang

BAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pandangan yang popular, masyarakat dilihat sebagai kekuatan impersonal yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa barang maupun uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. menyerahkan sesuatu kepada orang lain sebagai bentuk ucapan terima

BAB I PENDAHULUAN. berupa barang maupun uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. menyerahkan sesuatu kepada orang lain sebagai bentuk ucapan terima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang lazim pernah memberi sesuatu kepada orang lain, baik berupa barang maupun uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 205), kata memberi memiliki beberapa

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberuntungan. Kucing tersebut dikenal dengan nama maneki neko( 招き猫 ). Biasanya

BAB I PENDAHULUAN. keberuntungan. Kucing tersebut dikenal dengan nama maneki neko( 招き猫 ). Biasanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Jepang merupakan masyarakat yang percaya akan adanya mitos. Salah satunya adalah mitos tentang kucing yang dipercaya sebagai pembawa keberuntungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari

BAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belaakang Masalah Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di benua Asia di ujung barat Samudera

Lebih terperinci

Gambar 2. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Pria

Gambar 2. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Pria LAMPIRAN Gambar 1. Amigurumi Jepang boneka Hello Kitty Gambar 2. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Pria Gambar 3. Amigurumi Jepang boneka Kokeshi Wanita Gambar 4. Amigurumi Jepang boneka Sumo Gambar 5. Amigurumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem kepercayaan yang terpadu, yang berhubungan dengan hal-hal yang sakral

BAB I PENDAHULUAN. sistem kepercayaan yang terpadu, yang berhubungan dengan hal-hal yang sakral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Agama adalah kepercayaan dan ritual yang berkaitan dengan keberadaan supranatural, kekuasaan, dan kekuatannya. Supranatural disini biasa disebut dengan nama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI 2.1 Sejarah Amigurumi Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam, terutamanya bentuk manusia dan

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : Aoba Matsuri, Shinto, Matsuri.

Abstraksi. Kata kunci : Aoba Matsuri, Shinto, Matsuri. Abstraksi Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Matsuri merupakan salah satu contoh dari kebudayaan Jepang tersebut. Setiap tahun bahkan setiap bulan masyarakat Jepang mengadakan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga tidak luput dari kebudayaannya yang sangat kental. kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga tidak luput dari kebudayaannya yang sangat kental. kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari 6.852 pulau. Jepang ialah salah satu negara yang sangat maju di dunia dari segi ekonomi dan juga

Lebih terperinci

Harai: Telaah Konsep Religi Koentjaraningrat

Harai: Telaah Konsep Religi Koentjaraningrat Harai: Telaah Konsep Religi Koentjaraningrat Citra Ayu Pratiwi Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya, 60286 Email: citra-a-p-11@fib.unair.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat

BAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat mitos tersebut berasal. Tokoh-tokoh dalam mitos umumnya adalah para dewa atau makhluk setengah

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Bab 5 Ringkasan Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju tetapi masyarakatnya tetap berpegang teguh pada tradisi budaya.

Lebih terperinci

Abstraksi. Keyword: Aoi matsuri, Shintō, Matsuri. iii

Abstraksi. Keyword: Aoi matsuri, Shintō, Matsuri. iii Abstraksi Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Matsuri merupakan salah satu contoh dari kebudayaan Jepang tersebut. Setiap tahun masyarakat Jepang mengadakan berbagai macam matsuri. Ada

Lebih terperinci

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG Boneka merupakan salah satu simbol anak-anak yang dijadikan mainan dan dibuat untuk menemani anak-anak hingga pada akhirnya boneka juga dianggap sebagai

Lebih terperinci

TRADISI-TRADISI DALAM SHINTOO SEBAGAI PAHAM POLITHEISTIS. Sri Oemiati Universitas Dian Nuswantoro

TRADISI-TRADISI DALAM SHINTOO SEBAGAI PAHAM POLITHEISTIS. Sri Oemiati Universitas Dian Nuswantoro TRADISI-TRADISI DALAM SHINTOO SEBAGAI PAHAM POLITHEISTIS Sri Oemiati Universitas Dian Nuswantoro Abstrak: Shintoo is a polytheistic thought with many gods and goddesses. Previously, Shintoo was an anonym

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar masyarakatnya tidak memeluk suatu agama atau kepercayaan tertentu. Namun, bukan berarti kehidupan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki

Bab 1. Pendahuluan. Menurut Kodansha (1993: ) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Menurut Kodansha (1993:649-658) Jepang merupakan sebuah negara yang memiliki luas wilayah 377.781km². Menurut Danandjaja (1997:1), kepulauan Jepang terbentang di sepanjang

Lebih terperinci

SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG

SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG RUMAH TRADISIONAL JEPANG Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur GEOGRAFIS NEGARA JEPANG Jepang terletak di zona gunung berapi yang di atas Lilitan Gunung Berapi Pasifik (Pasifik

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996)

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996) Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Agama Menurut Masyarakat Jepang Mengenai Agama dan Tradisi di Jepang dalam Buku Panduan Jepang (1996) disebutkan bahwa pada umumnya orang Jepang adalah penganut agama Shinto,

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan

Bab 5. Ringkasan. mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan Bab 5 Ringkasan Jepang merupakan salah satu negara maju di kawasan Asia yang berkembang pesat mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan yang serba modern, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, kebudayaan meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali telah terkenal dengan kebudayaannya yang unik, khas, dan tumbuh dari jiwa Agama Hindu, yang tidak dapat dipisahkan dari keseniannya dalam masyarakat yang berciri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anesaki, Masaharu History of Japanese Religion. Tokyo: Charles E

DAFTAR PUSTAKA. Anesaki, Masaharu History of Japanese Religion. Tokyo: Charles E DAFTAR PUSTAKA Anesaki, Masaharu. 1963. History of Japanese Religion. Tokyo: Charles E Tuttle Company Aoki, Eiichi. 1994. JAPAN, Profile of A Nation. Tokyo: Kodansha International Ltd Bellah, Robert N.

Lebih terperinci

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah RINGKASAN SUSHI Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia ini Tuhan menciptakan mahkluk hidup saling berdampingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia ini Tuhan menciptakan mahkluk hidup saling berdampingan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia ini Tuhan menciptakan mahkluk hidup saling berdampingan. Tidak hanya manusia dengan manusia ataupun hewan dengan hewan, namun tidak ada juga manusia yang hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masakan tidak hanya sekedar benda yang bisa dimakan dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masakan tidak hanya sekedar benda yang bisa dimakan dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masakan tidak hanya sekedar benda yang bisa dimakan dan dapat meredakan rasa lapar. Masakan, di dalamnya terdapat kandungan gizi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan

Lebih terperinci

PASAL 21 LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU

PASAL 21 LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU PASAL 21 LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU PENDAHULUAN Wahyu 21:1 Langit dan bumi yang sedang kita tempati inilah yang akan dibaharui oleh Tuhan. Tidak akan ada penciptaan bumi yang baru. Baru disini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai upacara ritual yang bersifat magis, adat istiadat maupun hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai upacara ritual yang bersifat magis, adat istiadat maupun hiburan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk berkreasi dan berkarya. Manusia berkarya melalui cara dan media yang berbeda-beda sesuai dengan bakat dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Definisi kebudayaan dijelaskan oleh Tylor dalam Agus (2006 : 34) sebagai berikut:

Bab 2. Landasan Teori. Definisi kebudayaan dijelaskan oleh Tylor dalam Agus (2006 : 34) sebagai berikut: Bab 2 Landasan Teori 2.1. Konsep Kebudayaan Definisi kebudayaan dijelaskan oleh Tylor dalam Agus (2006 : 34) sebagai berikut: Keseluruhan hidup manusia yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Gambar 1. Teru teru bozu ningyou Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Mock Joya, Volume IV, Quaint Customs and Manners of Japan https://id.wikipedia.org/wiki/teru_teru_b%c5%8dzu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kedatangan Para Misionaris Portugis 1.1.1.1Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #7 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #7 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan kata Inggris folklore. Kata itu adalah kata majemuk, yang berasal dari dua kata dasar folk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, 24 25 Ev. Andrew Kristanto Dalam Kitab Suci, Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membuka jalan bagi Yesus Kristus. Salah satunya adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan juga menggunakan

Lebih terperinci

Gereja Membaptis Orang Percaya

Gereja Membaptis Orang Percaya Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain untuk menjalin komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain untuk menjalin komunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia mengalami proses dimana seseorang mulai lahir, menjadi dewasa, tua dan akhirnya meninggal. Dalam perjalanan hidupnya, manusia sebagai makhluk

Lebih terperinci

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat : PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat : Pertanyaan-pertanyaan : 1. Aspek manusia : penjual, pembeli dan si anak (Pada saat wawancara,

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DISUSUN OLEH Komang Kembar Dana Disusun oleh : Komang Kembar Dana 1 MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA STANDAR KOMPETENSI Mengapresiasi karya seni teater KOMPETENSI DASAR Menunjukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL BAB II PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL I I. 1 Sejarah Boneka Boneka merupakan salah satu mainan tradisional yang paling tua, karena boneka sudah ada pada Zaman Yunani,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya BAB V ANALISA DATA A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya Upacara kematian ini bersifat wajib bagi keluarga yang telah ditinggal mati. Dalam proses upacara kematian, ada yang

Lebih terperinci

RANGKAIAN UPACARA ADAT KESULTANAN DALAM RANGKA PESTA ADAT ERAU. www.disbudpar.kutaikartanegarakab.go.id www.visitingkutaikartanegara.

RANGKAIAN UPACARA ADAT KESULTANAN DALAM RANGKA PESTA ADAT ERAU. www.disbudpar.kutaikartanegarakab.go.id www.visitingkutaikartanegara. RANGKAIAN UPACARA ADAT KESULTANAN DALAM RANGKA PESTA ADAT ERAU www.disbudpar.kutaikartanegarakab.go.id www.visitingkutaikartanegara.com 1 Menjamu Benua Upacara Adat menjamu Benua adalah prosesi memanggil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan manusia dengan hewan, tumbuhan, dan beberapa benda alam lainnya memiliki nilai spiritual. Anggapan ini membuat hewan, tumbuhan, dan beberapa benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan tidak dapat di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat hidup seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal kebudayaan, baik kebudayan dalam bentuk adat istiadat maupun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal kebudayaan, baik kebudayan dalam bentuk adat istiadat maupun dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara yang ada di dunia ini, memiliki keunikan masing-masing dalam hal kebudayaan, baik kebudayan dalam bentuk adat istiadat maupun dalam bentuk perayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan penyebaran agama-agama di Indonesia selalu meningkat, baik itu agama Kristen Katholik, Protestan, Islam, dan sebagainya. Tidak hanya menyebarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Malang Press, 2008, hlm Ahmad Khalili, M.Fiil.I, Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa, UIN

BAB IV ANALISIS. Malang Press, 2008, hlm Ahmad Khalili, M.Fiil.I, Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa, UIN 60 BAB IV ANALISIS A. Pantangan diyakini Masyarakat Karanggadung Lazimnya manusia yang hidup di tengah-tengah alam liar yang bebas beraktifitas. Penduduk pulau Jawa adalah para pengembara handal di alam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa data yang telah berhasil dikumpulkan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen

BAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen BAB II LANDASAN TEORI Cina adalah Negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis. Negara Cina memiliki banyak kebudayaan, namun salah satu kebudayaan yang paling terkenal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG 2.1. Sejarah Kimono di Jepang Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa digunakan di pengadilan Cina. Kemudian berevolusi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Subjek Saya yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

tidak diselenggarakan dengan baik maka akan menyebabkan ketidakberuntungan pada tahun itu

tidak diselenggarakan dengan baik maka akan menyebabkan ketidakberuntungan pada tahun itu FESTIVAL DI JEPANG Di Jepang ketika musim berganti ada perayaan yang dirayakan setiap tahunnnya. Di bawah ini akan dijelaskan kebudayaan tradisional Jepang yang telah bertahun-tahun menjadi populer sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi, Koentjaraningrat (1990) mengemukakan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi, Koentjaraningrat (1990) mengemukakan BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi, Koentjaraningrat (1990) mengemukakan bahwa, kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang Setiap masyarakat dari berbagai negara di dunia memiliki kepercayaan terhadap agama, bahkan hal-hal mengenai agama diatur dalam undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun

Lebih terperinci

Written by Administrator Monday, 14 September :25 - Last Updated Monday, 14 September :28

Written by Administrator Monday, 14 September :25 - Last Updated Monday, 14 September :28 Tradisi Ultah di Beberapa Negara Tiap negara punya menu khusus untuk merayakan ulang tahun. Menu itu biasanya turun-temurun terus berjalan. Misal, di Indonesia setiap ulang tahun orang menyediakan tumpeng.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan suatu daerah dengan daerah lain pada umumnya berbeda, dan kebudayaan tersebut seantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Kebudayaan tersebut berkembang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara di dunia. Tidak heran jika dikatakan demikian, dalam bidang ekonomi Jepang terkenal memiliki

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. matahari adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di suatu rantai kepulauan

Bab 1. Pendahuluan. matahari adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di suatu rantai kepulauan Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Jepang ( 日本 ) Nippon/Nihon, yang secara harfiah memiliki arti asal mula matahari adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di suatu rantai kepulauan benua Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh kuat dari Negara Cina baik dari segi pengetahuan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh kuat dari Negara Cina baik dari segi pengetahuan, pemerintahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah Negara di bagian Asia Timur yang memiliki keunikan diantara Negara-negara lainnya. Dalam perkembangan sejarahnya, Jepang mendapat pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci