BAB 1 PENDAHULUAN. adalah km.negara Jepang terdiri dari 4 pulau yaitu: Honshu, Shikoku, Kyushu,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. adalah km.negara Jepang terdiri dari 4 pulau yaitu: Honshu, Shikoku, Kyushu,"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan yang terletak disebelah timur benua Asia, dengan pulau yang memanjang lebih dari 45 LU dan 20 LS. Luas wilayah Jepang adalah km.negara Jepang terdiri dari 4 pulau yaitu: Honshu, Shikoku, Kyushu, dan Hokaido. Serta 300 pulau kecil yang ada di dekatnya. Kepulauan Jepang ditutupi oleh wilayah pegunungan. Hanya 15% wilayah Jepang yang dapat ditanami dari wilyah dataran 25%. Selebihnya yaitu 75% adalah pegunungan yang bervariasi bentuk dan ragamnya. Di antara pegunungan yang memanjang di kepulauan itu terdapat gunung berapi dalam jumlah yang besar dan beragam. Ini merupakan kekhasan dari negeri ini. Gunung yang tertinggi adalah gunung Fuji (fujisan). Diluar negeri gunung Fuji terkenal dengan nama fujiyama dengan tinggi meter, yang terletak di kepulauan Honshu. (Jepang Dewasa Ini :1989). Negara Jepang juga terletak di daerah curah hujan yang tinggi, dengan memiliki 4 musim, yaitu: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Yang dalam jangka waktu yang relatif singkat dapat berubah. Alam Jepang selain mendatangkan keuntungan, juga mendatangkan kesengsaraan bagi penduduknya dengan seringnya terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan angin topan. Oleh karena itu untuk memilih bahan bangunan rumah tradisional Jepang yang sesuai dengan perubahan-perubahan iklim dan letak geografis tersebut dan juga dikarenakan 1

2 2 berlimpahnya bahan alam berupa kayu, maka kayu lebih dianjurkan untuk dijadikan bahan dasar bangunan rumah tradisional Jepang. Di dalam perbandingannya, kayu lebih peka untuk menerima iklim. Kayu dapat menjadi lebih dingin dan dapat meresap kelembaban ketika musim panas tiba, dan tidak akan terlalu dingin jika di sentuh pada waktu musim dingin. Selain itu kayu juga lebih cocok dan dapat bertahan pada saat terjadi gempa bumi di Jepang. Alasan lain juga diperkuat oleh pemaparan kepercayaan penganut agama Shinto bahwa kesucian Jepang diciptakan pertama dari alam dan kemudian menciptakan manusia sebagai bagian dari kekuatan alam, maka arsitektur rumah tradisional Jepang pada dasarnya berbahan dasar kayu dan alam. (Tadahiro : 1983). Selain dari tiang-tiang dan atap rumah yang berbahan dari alam (kayu dan jerami), hampir seluruh komponen-komponen utama rumah tradisional jepang berbahan dasar alam. Seperti pada; tokonoma( 床の間 ) yaitu ruang sudut/bilik di dalam ruang tamu, tatami( 畳 ) yaitu lantai yang juga dapat berfungsi sebagai tempat duduk lantai yang terbuat dari jerami, fusuma( ふすま )yaitu pintu geser yang berfungsi sebagai sekat atau pemisah ruangan-ruangan bagian dalam dan shoji( 障子 ) yaitu pintu geser kayu yang berfungsi untuk memisahkan teras dengan ruang dalam, ranma( 欄間 ) yaitu jendela kecil di atas pintu atau kusen, tokonoma shelves (chigaidana/ 違い棚 ) yaitu rak sudut kayu yang bertingkat, dan tokobashira( 床柱 ) yaitu tiang balok ukir. Yang hampir keseluruhan bahan dasarnya memakai kayu.(lihat lampiran gambar). (Japanese room interior design and material: 2004). Agama Budha telah diperkenalkan ke Jepang dari Cina sekitar abad ke-6. Menjelang zaman Nara ( ), agama Budha mempengaruhi bangunan-bangunan

3 3 kuil Shinto di Jepang. Sebagai contohnya adalah dekorasi ornamen yang terbuat dari kuningan sebagai langkan untuk memperkuat selusur tangga dan juga anak tangga dari shoden (tempat ibadah) pada kuil Ise. Sehingga pada masa ini bangunan rumah tradisional Jepang mendapat pengaruh dari agam Budha dan Shinto. (Tadahiro : 1983). Menjelang zaman Heian ( ) gaya bangunan rumah tradisional Jepang mulai mendapat pengaruh dari negara Cina, gaya rumah tradisional ini menampilkan suatu kemegahan sebagai contoh pada bangunan shinden zukuri (kuil bertingkat agama Shinto). Komponen lain yang juga mendapat pengaruh asli dari Cina adalah fusuma. Gaya tempat tinggal baru disebut shoin zukuri (arsitektur bergaya shoin atau lebih dikenal dengan ruang belajar bagi kaum pejuang), keistimewaan dari fitur gaya ini meliputi tokonoma ( 床の間 ) dan merupakan salah satu elemen terpenting di dalam ruangan utama pada rumah tradisional Jepang. Pada masa Kamakura ( ), tokonoma dibangun dari Butsudan (altar pribadi bagi penganut agama Budha). Menjelang masa Muromachi ( ) dan masa Azuchi Momoyama ( ), tokonoma telah berkembang menjadi sebuah bangunan permanen atau suatu ruangan kecil (bilik) yang menempati sudut ruangan utama pada sudut ruangan yang biasanya ditambahi dengan beberapa hiasan penunjang seperti, rangkaian bunga (ikebana/ 生け花 ) atau tanaman bonsai, dupa, tempat lilin dan naskah kuno atau lukisan yang digantung di dinding (kakejiku / 掛け軸 atau kakemono/ 掛け物 ). Hiasan-hiasan ini biasanya dibuat sangat sederhana sekali tanpa harus meninggalkan ke alamiahnnya sesuai dengan keinginan si pemilik. Sebagai contoh, lukisan-lukisan atau kaligrafi-kaligrafi yang dipajang di dinding biasanya dibuat sesuai dengan keadaan dan suasana musim yang sedang berlaku di daerah Jepang pada saat itu.

4 4 Ketiga benda tersebut dinamakan Mitsugushoku yaitu benda terpenting bagi agama Budha. Pada rezim samurai telah masuk kebudayaan Cina, dan telah memperkenalkan ajaran Zen Budha yang diperkenalkan oleh rahib agama Buddha India Bodhidharma, pada tahun 520. Zen Budha itu sendiri masuk ke negara Jepang pada zaman Kamakura ( ), yang dibawa oleh dua orang pendeta yaitu Eisei dan Dogen. Zen Budha telah mengajarkan bahwa kedisiplinan dan kesederhanaan telah dibutuhkan di dalam memerintahkan keharmonisan dengan alam, dan juga ajaran ini percaya bahwa di dalam menghasilkan suatu seni arsitektur rumah tradisional Jepang merupakan suatu keselarasan antara keindahan, kesederhanaan dan alam. Sehubunga dengan keselarasan maka Leonard Koren (1994) mengatakan bahwa The quintenssential japanese aesthetic of the beauty of the simplicity called wabi-sabi (bagian inti dari ilmu keindahan Jepang mengenai suatu keselarasan antara suatu keindahan, kesederhanaan dan alami dikenal sebagai wabi-sabi) (wabi-sabi : 2004). Menurut Suzuki T. Daisetzu (1991: 23) mengenai wabi-sabi mengatakan: Wabi really means Poverty or Negativelly, not to be in Fashionable society of the time, and Sabi consist in rustis unpretentiousness or archaic, imperfection, apparent simplicity or effortness in execution,and richness in historical association. Wabi( 詫び ) berarti kemiskinan atau tidak berguna, tidak mengikuti perkembangan sosial zaman, dan Sabi( 寂び ) dapat berarti mempunyai unsur utama pada kesederhanaan, rendah hati atau kuno,tidak sempurna, sangat simpel, atau tanpa (dibuat-buat dan kaya akan sesuatu yang bersifat sejarah). Wabi-sabi ( 詫び寂び ) menurut Itoh Teiji (1993), terdiri dari dua suku kata yaitu, wabishi ( 侘びしい ) yang berarti: tidak senang, sepi, sunyi, hening dan kata sabishi ( 寂

5 5 しい ): kemelaratan, kesengsaraan, kemiskinan, kesepian dan juga kesederhanaan. Kedua-duanya mengacu pada nilai-nilai ajaran Zen( 禅 )Budha. 1.2 Rumusan Permasalahan Yang akan menjadi permasalahannya di dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana pengaruh Wabi-Sabi( 侘び寂び )terhadap Tokonoma( 床の間 )pada ruang tamu dalam rumah tradisional Jepang pada masa Meiji ( ). 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup yang digunakan untuk membahas masalah ini adalah bagaimana pengaruh wabi-sabi ( 詫び寂び ) terhadap tokonoma( 床の間 )pada rumah tradisional Jepang pada masa Meiji ( ) khususnya di kota Tokyo dan Kyoto. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan pada penulisan skripsi ini dengan mengetahui pengaruh Wabi-Sabi terhadap tokonoma pada rumah tradisional Jepang masa Meiji khususnya di kota Tokyo dan Kyoto. Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah agar para pembelajar dapat semakin memahami mengenai rumah tradisonal Jepang khususnya tokonoma. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan dan deskriptis analisis, yaitu penelitian yang mengambil data-data yang

6 6 diperoleh dari sejumlah naskah tertulis yang merupakan sumber data dan dideskripsikan kemudian menganalisisnya. Data-data tersebut diambil dari koleksi perpustakaan Pusat Kebudayaan Jepang, perpustakaan Universitas Dharma Persada, perpustakaan Universita Indonesia dan Kajian Wilayah Jepang UI, koleksi buku pribadi penulis, data website, serta dari beberapa koleksi dosen-dosen pembimbing dan koleksi teman-teman penulis. 1.6 Sistimatika Penulisan Skripsi ini disusun dengan urutan bab sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan yang memuat uraian latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistimatika penulisan. Bab 2 Landasan Teori Bab 3 Analisis Data, yang memuat uraian mengenai hubungan antara Zen, Wabi-sabi terhadap tokonoma pada rumah tradisional Jepang. Bab 4 Kesimpulan dari seluruh bab di atas. Dan Bab 5 adalah Ringkasan.

7 7 BIBILIOGRAFI Daisetz, Suzuki. Zen and Japanese Culture. New York, Tokyo: The Charles E.Tuttle Company Dananjaja, James. Foklor Jepang Dilihat Dari Kacamata Indonesia, Jakarta: Grafiti, Jepang Dewasa Ini. The International Society For Education Information, Inc. Tokyo Jupiter, Andrew. Wabi-Sabi: The Japanese Arts of Impermanence. Boston: Tuttle,2003. Kodansha Encyclopedia of japan. Tokyo: Kodansha International Ltd.,1983. Koren, Leonard. Wabi-Sabi for Artist, Designers, Poets, and Philoshopers. Berkeley, CA: Stone Bridge Press, Morse, Edward. Japaneses Home and Their Surounding. Tokyo: The Charles tuttle company, Tadahiro, kozawa. History of Housing, Kodansha Encyclopedia of Japan Teiji, Itoh. Wabi-sabi Suki The Essence of Japanese Beauty. Hiroshima, Japan Wabi-sabi. (2004). (13-november-2004) wikipedia-zen. (2005). ( ). William. Japanese room interior design and material. (2004) (25-september-2004)

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat ALLAH S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang telah

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat ALLAH S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang telah ABSTRAKSI Tokonoma ( 床の間 ) merupakan salah satu elemen terpenting di dalam rumah tradisional Jepang yang sedikit-banyaknya telah mendapat pengaruh dari ajaran Zen( 禅 ) Budha. Adapun tujuan dalam penulisan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang yang terletak di daerah curah hujan yang tinggi, memiliki empat musim, yaitu: musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin. Yang dalam jangka

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. didirikan untuk mempertemukan agama, filosofi, kesenian dan lainnya.

BAB 3 ANALISIS DATA. didirikan untuk mempertemukan agama, filosofi, kesenian dan lainnya. BAB 3 ANALISIS DATA 3.1 Arsitektur Rumah Tradisional Jepang Arsitektur rumah tradisioanl Jepang terutama dilihat sebagai tempat tinggal yang alami, sejak abad ke-16 elemen-elemen arsitektur rumah tradisional

Lebih terperinci

SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG

SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG SEJARAH ARSITEKTUR JEPANG RUMAH TRADISIONAL JEPANG Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur GEOGRAFIS NEGARA JEPANG Jepang terletak di zona gunung berapi yang di atas Lilitan Gunung Berapi Pasifik (Pasifik

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari Bab 5 Ringkasan Upacara minum teh atau chanoyu ( 茶の湯 ) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari huruf-huruf sebagai berikut

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang atau disebut juga dengan 日本 (Nippon/Nihon) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki berbagai macam budaya yang orisinil dan unik seperti dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makan adalah kebutuhan dasar manusia agar dapat tetap hidup. Di seluruh dunia, ada banyak tempat dengan jenis makanan, cara makan, dan suasana. Selain dari segi makanan,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. mana tanaman dan bunga-bunga tersebut dapat tumbuh dan hidup. Jepang juga disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah Negara kepulauan yang indah, didukung dengan empat musim yang bergantian secara teratur dan berkala menjadikan alam Jepang ditumbuhi dengan tanaman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang sangat menarik. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang sangat menarik. Berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Jepang merupakan salah satu negara yang sangat menarik. Berbagai kelebihan dan keunggulan menjadikan Jepang sebagai salah satu negara yang ingin dikunjungi oleh orang-orang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG 2.1. Klasifikasi Keramik Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada keramik adalah rapuh (britle) seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari

Bab 3. Analisis Data. Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari Bab 3 Analisis Data 3.1 Tahap Persiapan Sebelum Melaksanakan Chanoyu Dalam melaksanakan chanoyu dibutuhkan sebuah persipan-persiapan kecil baik dari tuan rumah itu sendiri maupun tamu yang akan mengikuti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sadō merupakan salah satu kesenian yang masih menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika tradisional dalam menyajikan

Lebih terperinci

Jawa Timur secara umum

Jawa Timur secara umum Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan tersebut sampai sekarang masih berlaku dalam masyarakat Jepang. Dalam kebudayaan Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Amos Rapoport arsitektur dibentuk dari latar belakang kebudayaan dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi dua bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari

BAB I PENDAHULUAN. Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belaakang Masalah Jepang (Nippon/Nihon) secara harfiah memiliki arti asal-muasal matahari adalah sebuah negara di Asia Timur yang terletak di benua Asia di ujung barat Samudera

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG. Era Tokugawa ( ) Sampai Era Modern. Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa ( ), sejumlah

BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG. Era Tokugawa ( ) Sampai Era Modern. Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa ( ), sejumlah 13 BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA JEPANG A. Sejarah Pariwisata Jepang Era Tokugawa (1603-1867) Sampai Era Modern Pada permulaan periode kepemimpinan Tokugawa (1603-1867), sejumlah kebijakan utama yang

Lebih terperinci

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG Fajria Noviana Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB Universitas Diponegoro Email: fajria_noviana@yahoo.com ABSTRACT The Japanese tea ceremony

Lebih terperinci

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG

KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG KESEDERHANAAN WABICHA DALAM UPACARA MINUM TEH JEPANG Fajria Noviana Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang FIB Universitas Diponegoro Email: fajria_noviana@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak

Bab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di Jepang banyak terdapat perayaan, festival, maupun ritual-ritual yang dilakukan setiap tahunnya. Biasanya setiap perayaan tersebut memiliki suatu makna tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2007/2008 PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG TEMA: WABI-SABI

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR SEMESTER II 2007/2008 PUSAT STUDI BAHASA DAN BUDAYA JEPANG TEMA: WABI-SABI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Pusat Studi Kebudayaan Jepang dan Pusat Studi Bahasa Jepang di Bandung saat ini Pada masa sekarang ini, Pusat Studi Bahasa Jepang di Bandung masih terpisah

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam.

Bab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam. Kebudayaan tersebut diaplikasikan secara langung melalui karya seni. Kebudayaan yang dihasilkan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang adalah suatu negara kepulauan yang memiliki luas sebesar km 2.

Bab 1. Pendahuluan. Jepang adalah suatu negara kepulauan yang memiliki luas sebesar km 2. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah suatu negara kepulauan yang memiliki luas sebesar 377.873 km 2. Hal tersebut membuat negara Jepang lebih luas dibandingkan dengan Finlandia, Vietnam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar

Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya

Lebih terperinci

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA Diajukan oleh : LUTHFI HARDIANSYAH 0951010022 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012 Balai Kota Surabaya

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00 LANTAI DAN DINDING Seluruh ruangan dalam rumah Bubungan Tinggi tidak ada yang dipisahkan dinding. Pembagian ruang hanya didasarkan pembagian bidang horisontal atau area lantai yang ditandai dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Buddhism atau yang biasa dikenal sebagai ajaran Agama Buddha, merupakan salah satu filsafat tua dari timur yang ikut berkembang di Indonesia sejak abad ke 5. Pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertemuan budaya yang ada pada Mesjid Raya Cipaganti dapat terkordinasi dengan baik antara budaya yang satu dengan lainnya. Budaya luar yang masuk telah mengalami

Lebih terperinci

Chōnin ( 町人 ) : sebutan untuk masyarakat perkotaan pada abad pertengahan, biasanya adalah para pedagang.

Chōnin ( 町人 ) : sebutan untuk masyarakat perkotaan pada abad pertengahan, biasanya adalah para pedagang. DAFTAR ISTILAH Amakudaru kami ( 天下る神 ) Bonsai ( 盆栽 ) Chanoyu ( 茶の湯 ) Chashitsu ( 茶室 ) Chatei ( 茶庭 ) Chisen Shūyū Teien ( 地線周遊庭園 ) : dewa-dewa yang berasal dari atas atau dari surga. : seni pembuatan tanaman

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu Bab 5 Ringkasan Skripsi Jepang adalah salah satu negara maju di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu faktor penting yang menyertai

Lebih terperinci

PROFIL NEGARA JEPANG

PROFIL NEGARA JEPANG PROFIL NEGARA JEPANG Kepala Negara Kaisar (Akihito, 7 Januari 1989- sekarang) Kepala pemerintahan Perdana Menteri (Yukio Hatoyama, 16-9- 2009-sekarang Bentuk pemerintahan Kekaisaran Ibukota Tokyo Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI A. Persamaan Gaya Corak Kaligrafi di Masjid Al- Akbar Surabaya dengan Masjid Syaichuna Kholil Bangkalan Masjid merupakan tempat ibadah umat muslim

Lebih terperinci

JAPAN THEME PARK DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL JEPANG

JAPAN THEME PARK DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL JEPANG JAPAN THEME PARK DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL JEPANG Astri Larasti 1), Ratna Amanati 2) dan Muhammad Rijal 3) Mahasiswa Program Studi Arsitektur 1) 2) 3), Dosen Program Studi Arsitektur

Lebih terperinci

Taman tradisional Jepang Artbanu Wishnu Aji

Taman tradisional Jepang Artbanu Wishnu Aji Taman Cahya Pustaka tradisional Jepang Artbanu Wishnu Aji Artbanu Wishnu Aji I 2016 Artbanu Wishnu Aji ISBN 978-602-73640-1-1 Foto Sampul : Komposisi batu segitiga di Taman Daisen-in oleh : Artbanu Wishnu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tokyo merupakan ibu kota Jepang dan memiliki jumlah penduduk yang terbanyak di dunia. Pada tahun 2014, tercatat bahwa wilayah Tokyo memiliki populasi penduduk sekitar

Lebih terperinci

PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR

PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR 638 PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR PERAN MEBEL SEBAGAI KOMPONEN INTERIOR Heru Pradana Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain InterStudi Jl. Kapten Tendean No. 2 Kebayoran Baru Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika, Indonesia juga banyak memiliki ragam seni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu

Bab 3. Analisis Data. Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini penulis akan menganalisis unsur Zen pada arsitektur Chashitsu bergaya souan yang berluas yojouhan, dengan menggunakan tujuh karakteristik Zen. Penulis akan menganalisisnya

Lebih terperinci

Keywords: restaurant, facilities, process, origami

Keywords: restaurant, facilities, process, origami ABSTRACT At present, Japanese food is in the lead and thus there are a great number of Japanese Restaurants in Indonesia, particularly in Bandung. As such, the Japanese restaurants exist without any added

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri

BAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan kaya akan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kemajuan media informasi,

Lebih terperinci

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta Indah Mega Ashari indahmega19@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA. pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA. pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA 2.1 Sejarah Biwa Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke tujuh. Masyarakat Jepang pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai beragam kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan tersebut mempunyai unsur yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara kepulauan yang wilayahnya terdiri dari pulaupulau berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan bagian timur benua

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - GEOGRAFI BAB 1. Lokasi Strategis Indonesia Berkait Dengan Kegiatan PendudukLATIHAN SOAL

SMP kelas 9 - GEOGRAFI BAB 1. Lokasi Strategis Indonesia Berkait Dengan Kegiatan PendudukLATIHAN SOAL SMP kelas 9 - GEOGRAFI BAB 1. Lokasi Strategis Indonesia Berkait Dengan Kegiatan PendudukLATIHAN SOAL 1. Modal dasar terbaik bangsa Indonesia yang sangat berharga adalah... Letak Indonesia yang strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota Solo menggunakan langgam arsitektur Neo-Vernakular. Arsitektur

Lebih terperinci

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT 1. Nama : Rumah Adat Citalang : Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta : Pemukiman di Desa Citalang menunjukkan pola menyebar dan mengelompok. Jarak antara

Lebih terperinci

KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA. Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE

KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA. Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE KARYA SENI RUPA TRADISIONAL MANCANEGARA Oleh : Arna Ningsih Kelas XII IPA 1 MAN 2 PAREPARE 1. Karnak (mesir) terdiri dari konglomerasi besar candi hancur, kapel, tiang dan bangunan lain, terutama Candi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama Islam, memberikan pengaruh yang kuat terhadap masjid sebagai bentuk arsitektur Islam yang

Lebih terperinci

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008 Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008 Paduan Villa dan Alam yang Menakjubkan Penulis: Yosi Wyoso Fotografer: Sjahrial Iqbal, Yosi Wyoso dan Istimewa Bayangkan suasana sebuah sebuah vila yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan.

BAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan. BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan. (www.wikipedia.com) Terjaganya hutan dan area terbuka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS...

BAB II LANDASAN TEORITIS... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL DAN BAGAN... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI AR 3232 - Arsitektur Indonesia Pasca Kemerdekaan Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE Nama / NIM : Teresa Zefanya / 152 13 035 DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI Sebuah bidang yang diangkat dapat membentuk

Lebih terperinci

Abstraksi. Kata kunci : roji, chaniwa, chanoyu, dan Zen.

Abstraksi. Kata kunci : roji, chaniwa, chanoyu, dan Zen. Abstraksi Roji memiliki peranan penting dalam pelaksanaan upacara minum teh atau chanoyu. Roji merupakan istilah untuk taman teh atau chaniwa. Dikatakan memiliki peranan penting dalam chanoyu, karena roji

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Lebih terperinci

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang Safira safiraulangi@gmail.com Program Studi A rsitektur, Sekolah A rsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bangsa memiliki ciri khas arsitektur bangunan yang berbeda-beda, baik arsitektur bangunan kuno maupun arsitektur bangunan modern. Arsitektur bangunan dapat berupa

Lebih terperinci

ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL JEPANG BERDASARKAN GAYA DAN DESAIN TATA RUANG (REIAUTO NO SEKKEI TO SHIKI NI MOTODZUITE KENCHIKU NO WASHIKI IE)

ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL JEPANG BERDASARKAN GAYA DAN DESAIN TATA RUANG (REIAUTO NO SEKKEI TO SHIKI NI MOTODZUITE KENCHIKU NO WASHIKI IE) ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL JEPANG BERDASARKAN GAYA DAN DESAIN TATA RUANG (REIAUTO NO SEKKEI TO SHIKI NI MOTODZUITE KENCHIKU NO WASHIKI IE) KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H AUDRIN MANURUNG NIM : 122203006

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis

Bab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PERSIA KUNO

ARSITEKTUR PERSIA KUNO ARSITEKTUR PERSIA KUNO ARSITEKTUR PERSIA KUNO ANGGOTA KELOMPOK Fajar Rausyanfikr Ramadhan 36558 Bayu Krisna Suryantara 37107 Helmy Ardiansyah 37485 Brilian Echonery 37053 Ahmad Pratama 37063 Muhammad Indra

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ARSITEKTUR BANGUNAN BERCIRI KHAS DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka,

Bab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka, Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bangsa Jepang memiliki berbagai keunikan dalam kehidupan mereka, khususnya dalam kebudayaan. Festival, makanan, tarian, drama dan upacara adatnya memiliki makna dan

Lebih terperinci

Eksotisme & GALLERY. Vol. 13 No. 05 Mei 2012

Eksotisme & GALLERY. Vol. 13 No. 05 Mei 2012 Eksotisme KONSEP RESTO & GALLERY Penulis Qisthi Jihan Fotografer Ahkamul Hakim Berwisata kuliner di Bali, tidak sekadar mencari makanan yang nikmat, tetapi kebanyakan dari pengunjung juga mencari sebuah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012 LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Tapak Seluruh Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Sumber: Bag. Teknik Istana Bogor, 2012 Lampiran 2. Rencana Tapak Area Utama Istana Kepresidenan Bogor. 101 Lampiran 3. Denah

Lebih terperinci

BAB II KUIL HORYUJI DI KOTA KYOTO. Kuil Horyuji berada di kota kyoto, Kyoto adalah kota yang terletak di

BAB II KUIL HORYUJI DI KOTA KYOTO. Kuil Horyuji berada di kota kyoto, Kyoto adalah kota yang terletak di BAB II KUIL HORYUJI DI KOTA KYOTO 2.1 Kota Kyoto Kuil Horyuji berada di kota kyoto, Kyoto adalah kota yang terletak di Pulau Honshu Jepang. Kota ini merupakan bagian dari daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto.

Lebih terperinci

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN. Didiek Prasetya M.Sn

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN. Didiek Prasetya M.Sn PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN MODERN Didiek Prasetya M.Sn Sejarah Perkembangan Desain Setelah Revolusi Industri Arts and Crafts Movement (1850-1900) Revolusi Industri yang terjadi

Lebih terperinci

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesisir Timur pantai Sumatera Utara sejak abad ke-13, merupakan tempat persinggahan bangsa-bangsa asing dan lintas perdagangan. Bangsa India dan Arab datang dengan

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PERSIA KUNO

ARSITEKTUR PERSIA KUNO ARSITEKTUR PERSIA KUNO ANGGOTA KELOMPOK Fajar Rausyanfikr Ramadhan 36558 Bayu Krisna Suryantara 37107 Helmy Ardiansyah 37485 Brilian Echonery 37053 Ahmad Pratama 37063 Muhammad Indra Fatmoko 36535 I Putu

Lebih terperinci

2.10. Tinjauan Lapangan...19

2.10. Tinjauan Lapangan...19 ABSTRAK Jepang merupakan negara yang terkenal akan kebudayaan yang khas. Meskipun budaya modern masuk ke negara Jepang, Jepang tetap mempertahankan kebudayaan tradisional. Kebudayaan tradisional ini sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara yang sampai saat ini belum dapat mengakses air bersih walaupun

I. PENDAHULUAN. negara yang sampai saat ini belum dapat mengakses air bersih walaupun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan air bersih merupakan salah satu hal yang paling banyak dibicarakan orang di seluruh dunia. Walaupun air bersih merupakan kebutuhan pokok untuk hidup manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gereja merupakan bangunan ibadat umat kristiani yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak berabad-abad silam

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemeluk tradisi Kadam biasanya disebut dengan Kadampa. Kata Kadampa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemeluk tradisi Kadam biasanya disebut dengan Kadampa. Kata Kadampa BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelayakan Pemeluk tradisi Kadam biasanya disebut dengan Kadampa. Kata Kadampa berasal dari bahasa Tibet, secara ringkas berarti mereka yang dapat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap

Bab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaannya yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap berpegang

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur Disusun oleh : Yudi Leo Kristianto (0951010014) Dosen : JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci