RINGKASAN. ICHWAN HASANUDIN. Latar Belakang dan Dampak Keberadaan Anak Jalanan di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RINGKASAN. ICHWAN HASANUDIN. Latar Belakang dan Dampak Keberadaan Anak Jalanan di"

Transkripsi

1

2

3 ~ RINGKASAN ICHWAN HASANUDIN. Latar Belakang dan Dampak Keberadaan Anak Jalanan di Perempatan Coca-cola, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Utara (di bawah bimbingan Sarwititi S. Agung). Munculnya anak jalanan pada urnumnya dipengaruhi oleh keadaan ekonomi keluarga yang rendah. Rendahnya pendapatan keluarga tersebut mendorong anak untuk masuk dalam dunia kerja. Keadaan ini diperburuk dengan besarnya jumlah anggota keluarga anak jalanan seringkali mendorong anak untuk bekerja. Mereka mempunyai kewajiban untuk ikut membantu orang tua yang mempunyai pendapatan rendah. Selain itu adanya kakak yang bekerja dapat mendorong adik laki-lakilperempuan untuk ikut bekerja, terutama kakak yang bekerja sebagai anak jalanan Hubungan keluarga anggota keluarga dan keadaan keluarga yang tidak menyenangkan dapat membuat anak lari dari rurnah dan menjadi anak jalanan. Keadaan tersebut seperti keadaan yatirn piatu, orang tua bercerai, gangguan fisik yang dilakukan oleh orang tua dan kurang perhatian me~pakan alasan-alasan yang rnenyebabkan munculnya anak jalanan...., ~~,~., -.. ~ ~..~ ~-.-. ~-~ - -.~... ~ ~..~.-.~ ~.-. ~~ Anak jalanan yang bekerja didorong oleh keadaan ekonomi yang lemah sehingga menimbulkan keinginan sebagian anak jalanan untuk dapat membantu orang tua. Keterbatasan materil yang diberikan oleh orang tua ternyata juga membawa dampak munculnya keinginan anak jalanan untuk mernpunyai uang sendiri. Keinginan tersebut tidak lain yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka tanpa harus tergantung kepada orang tua sepenuhnya.

4 Sebagian besar anak jalanan berusia 9-15 tahun dan putus SD atau SMP. Banyaknya anak jalanan yang putus sekolah disebabkan oleh jumlah hari kerja yang tinggi yaitu 6-7 hari dan rata-rata jumlah jam kerja yang cukup tinggi yaitu 4-9 jam per hari. Alasan utarna rnereka putus sekolah adalah karena ketiadaan biaya untuk rnelanjutkan sekolah. Alasan lain lebih berifat pribadi yaitu rnalas, sering tidak masuk sekolah, terlibat perkelahian, dan dikeluarkan dari sekolah. Sebagian besar dari anak jalanan yang putus sekolah mangakui keinginan mereka untuk dapat rnelanjutkan sekolah karena pendidikan rnerupakan modal untuk masa depan rnereka. Darnpak dalarn din anak jalanan berupa kernandirian ekonomi dalam rnemenuhi kebutuhan mereka. Kemarnpuan rnereka memenuhi kebutuhannya terlihat dari seluruh anak jalanan digunakan untuk rnakan dan sebagian besar dari rnereka sudah dapat menabung serta mernberi uang kepada orang tua. Hal ini rnenunjukkan adanya kernauan dari anak jalanan untuk dapat rnemanfaatkan uang yang mereka peroleh dengan baik. Selain kernandirian ekonorni, dampak dalarn diri anak jalanan yang lain berupa kemandirian dalarn pengarnbilan keputusan. Dalarn pengambilan keputusan temyata anak jalanan yang jauh dari orang tua lebih rnandiri Dalarn melakukan kerja, anak jalanan seringkali rnengalarni berbagai bahaya dan rnasalah. Hal itu dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang rawan dan jurnlah jam kerja anak jalanan yang panjang. Berbagai bahaya dan masalah sering dialami oleh anak jalanan rnulai dari terjatuh, tertabrak kendaraan, patah tulang, gangguan dari ternan sekerja, prernan yang seringkali merninta uang rnereka sarnpai pada gangguan dari aparat kearnanan dan ketertiban yang melarang mereka bekerja di jalan.

5 Lingkungan kerja yang kotor, jurnlah jam kerja yang cukup panjang, kurangnya istirahat dan kurang terjarninnya rnakanan yang bersih rnenyebabkan rnereka rnengalarni gangguan kesehatan seperti gangguan rnata, pernapasan dan gangguan kulit. Selain itu, anak jalanan sering keterlibatan dalarn penggunaan narkotik, rninurnan keras dan obat-obatan terlarang (Narkoba). Darnpak terhadap keluarga berupa surnbangan anak terhadap keluarga. Sebagian besar dari anak jalanan rnernberikan uang kepada orang tua rata-rata Rp Rp per hari dengan tingkat penghasilan rnereka antara Rp Rp per hari. Bagi rnereka yang berasal dari luar Jakarta, rnereka rnengirirnkan uang rnereka setiap bulan. Uang yang rnereka kirirn kepada orang tua sangat besar artinya bagi kelangsungan hidup keluarga rnereka.

6

7

8

9

10

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan rnerupakan kebutuhan dasar rnanusia agar dapat hidup dan beraktivitas. Kondisi terpenuhinya kebutuhan ini dikenal dengan istilah ketahanan pangan. Undang-undang No. 7

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Anak yang dilahirkan ke dunia diibaratkan bagai kertas putih yang rnasih

BABI PENDAHULUAN. Anak yang dilahirkan ke dunia diibaratkan bagai kertas putih yang rnasih BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Anak yang dilahirkan ke dunia diibaratkan bagai kertas putih yang rnasih kosong, kelak anak itu akan rnenjadi seperti apa tergantung

Lebih terperinci

Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak. mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri.

Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak. mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri. I. PENDAHULUAN 1.l.Latar Belakang Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri. Darnpak yang ditirnbulkan secara langsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernbangunan daerah rnerupakan bagian dari pernbangunan nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

Lebih terperinci

V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS. adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging,

V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS. adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging, V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS 5.1. Produksi dan Kebutuhan Ternak 5.1.1 Jenis dan Populasi Ternak Secara urnum jenisjenis ternak yang dikernbangkan rnasyarakat adalah ternak

Lebih terperinci

Kesimpulan. Beberapa kesimpulan yang menjadi perhatian dari penelitian ini disusun

Kesimpulan. Beberapa kesimpulan yang menjadi perhatian dari penelitian ini disusun KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang menjadi perhatian dari penelitian ini disusun dalarn rangkaian berikut ini: (1) Karakteristik Personal: Sernua peternak, baik peternak ayarn buras

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha

PENDAHULUAN. krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha L PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalarn usaha rnernbangkitkan sektor perekonornian rnenghadapi krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha dari seluruh lapisan rnasyarakat,

Lebih terperinci

Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen

Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen terhadap produk olahan perikanan yang berrnutu, dewasa ini rnuncul industri pengolahan perikanan yang rnengalarni

Lebih terperinci

- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai

- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai RINGKASAN DlEN EVlTA HENDRIANA. ANALISIS PEMlLlHAN STRATEGI BERSAING PRlMKOPTl KOTAMADYA BOGOR SETELAH PENGHAPUSAN MONOPOLI TATANIAGA KEDELAI OLEH BULOG. (Dibawah Bimbingan NUNUNG NURYARTONO) Kedelai sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang lndustri perbankan, khususnya bank urnurn, rnerupakan pusat dari sistern keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan dana, rnernbantu

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA WlSllNU EKA SAPUTRA A 27.1583 JURUSAN ILMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA WlSllNU EKA SAPUTRA A 27.1583 JURUSAN ILMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

FAUZAN CHALID PEMANFAATAN SABUN ASAM LEMAK MINYAK KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN'BANTU OLAH KARET FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR?!

FAUZAN CHALID PEMANFAATAN SABUN ASAM LEMAK MINYAK KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN'BANTU OLAH KARET FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR?! PEMANFAATAN SABUN ASAM LEMAK MINYAK KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN'BANTU OLAH KARET Oleh FAUZAN CHALID 1999 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR?! BOGOR FAUZAN CHALID. F03495004. PEMANFAATAN

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Masa rernaja rnerupakan rnasa peralihan dari rnasa kanak-kanak rnenuju

BABI PENDAHULUAN. Masa rernaja rnerupakan rnasa peralihan dari rnasa kanak-kanak rnenuju BAB I PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa rernaja rnerupakan rnasa peralihan dari rnasa kanak-kanak rnenuju dewasa. Pada rnasa ini rernaja rnulai rnencari identitas diri, dirnana

Lebih terperinci

i b : C : Sosial Ekonomi Perikanan (SEI) Judul

i b : C : Sosial Ekonomi Perikanan (SEI) Judul Judul Narna Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi :Perilaku Konsumsi Rumah Tangga Pegawai BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Bogor Terhadap lkan Asin : Ita Nuryati : C04496022 : Sosial

Lebih terperinci

menjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi yang terus

menjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi yang terus RINGKASAN NYAK ILHAM. Penawaran dan Perrnintaan Daging Sapi di lndonesia : Suatu Analisis Sirnulasi (dibawah birnbingan BONAR M. SINAGA, sebagsi ketua, KOOSWARDHONO MUDIKDJO dan TAHLIM SUDARYANTO sebagai

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang

BAB l PENDAHULUAN. Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang BAB l PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang rnenarik untuk diamati rneskipun dalam kondisi krisis beberapa tanun terakhir ini. Tingginya populasi masyarakat

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Setiap orangtua ingin memiliki anak yang cerdas. Namun cerdas dalam hal

BABI PENDAHULUAN. Setiap orangtua ingin memiliki anak yang cerdas. Namun cerdas dalam hal BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orangtua ingin memiliki anak yang cerdas. Namun cerdas dalam hal 1m tidak hanya pandai menghadapi soal-soal berhitung atau berbahasa saja, melainkan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh rnanusia. dalarn kehidupan sehari-hari, dirnulai dari kebutuhan primer hingga

BAB l PENDAHULUAN. Perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh rnanusia. dalarn kehidupan sehari-hari, dirnulai dari kebutuhan primer hingga BAB l PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh rnanusia dalarn kehidupan sehari-hari, dirnulai dari kebutuhan primer hingga sekunder. Tercatat dalarn abad terakhir,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar negeri rnernpunyai peranan yang sangat penting. Pada periode tahun 1974-1981 surnber utarna pernbangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Krisis yang berkepanjangan telah memberikan pelajaran yang. berharga bagi perekonomian lndonesia. lndustri yang berbasis impor

1. PENDAHULUAN. Krisis yang berkepanjangan telah memberikan pelajaran yang. berharga bagi perekonomian lndonesia. lndustri yang berbasis impor 1. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Krisis yang berkepanjangan telah memberikan pelajaran yang berharga bagi perekonomian lndonesia. lndustri yang berbasis impor (footloose industry) lebih dari 30 % akan

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN. memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN. memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional, VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN 8.1. Kesirnpulan 1. Pola konsurnsi dan pengeluaran rata-rata rumahtangga di wilayah KT1 memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakanq. Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan

PENDAHULUAN. Latar Belakanq. Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan PENDAHULUAN Latar Belakanq Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia. Karena kebutuhan semakin beragarn dan saling rnendesak untuk didahulukan, rnaka individu

Lebih terperinci

METODE PENELlTlAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2001 di wilayah pesisir Nusa

METODE PENELlTlAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2001 di wilayah pesisir Nusa METODE PENELlTlAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 00 di wilayah pesisir Nusa Penida yang dipengaruhi oleh aktivitas wisata. Lokasi yang dipilih sebagai ternpat penelitian

Lebih terperinci

fenomena yang tidak asing lagi di telinga masyarakat luas. Biasanya pekelahian

fenomena yang tidak asing lagi di telinga masyarakat luas. Biasanya pekelahian BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena tentang perkelahian di kalangan pelajar merupakan suatu fenomena yang tidak asing lagi di telinga masyarakat luas. Biasanya pekelahian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia. dibandingkan dengan negara Malaysia yang sudah mencapai 25,8 kg dan

I. PENDAHULUAN. Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia. dibandingkan dengan negara Malaysia yang sudah mencapai 25,8 kg dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang A.1. Konsumsi Daging Ayam Ras Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia baru mencapai 3,45 kg di tahun 2000 merupakan tingkat yang rendah bila dibandingkan

Lebih terperinci

pangan terganggu seperti kenaikan harga, bencana yang sebabkan kesulitan pangan, serta penurunan produksi dan stok pangan (Khornsan 1997).

pangan terganggu seperti kenaikan harga, bencana yang sebabkan kesulitan pangan, serta penurunan produksi dan stok pangan (Khornsan 1997). TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kerawanan Pangan Pada sarnbutan Widya Karya Pangan dan Gizi Vlll tahun 2004 Menteri~ Pertanian, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Menteri Kesehatan dan Menteri Negara Perencanaan

Lebih terperinci

PDB 59,4 % dan terhadap penyerapan tenaga

PDB 59,4 % dan terhadap penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonorni dan rnoneter telah mernberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perturnbuhan perekonornian Indonesia yang ditunjukkan dengan rnenurunnya Produk Dornestik

Lebih terperinci

Terjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap. tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun

Terjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap. tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun metropolitan. Krisis ekonorni tersebut

Lebih terperinci

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31. ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.1106 2000 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi memiliki kedudukan yang khusus dalam perekonomian Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis X yang kuat dalam UUD 1945, dan dalam

Lebih terperinci

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi I.' PENDAHULUAN 1. Latar Belakang lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi sangat tinggi, ha1 ini dapat dimengerti karena produk obat-obatan yang dihasilkannya sudah merupakan

Lebih terperinci

- faktor non ekonomi seperti faktor psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi,

- faktor non ekonomi seperti faktor psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah c :. -. Salah satu tolok ukur keberhasilan suatu perusahaan adalah peningkatan perolehan keuntungan melalui alaivitas usahanya. Aktivitas tersebut melibatkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP PEMUKIMAN VILA INDAH PAJAJARAN, BOGOR

PERANCANGAN LANSKAP PEMUKIMAN VILA INDAH PAJAJARAN, BOGOR PERANCANGAN LANSKAP PEMUKIMAN VILA INDAH PAJAJARAN, BOGOR OLEH : AGUS HERMANA M. S. NRP A 30 1560 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000 Agus Hermana M. S. (A 30 1560).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola pembangunan ekonomi sentralistik yang telah berlangsung selama lebih dari 32 tahun telah rnernberikan darnpak yang luas bagi pernbangunan ekonomi nasional, khususnya

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta

BAB l PENDAHULUAN.  Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta desentralisasi, dituntut adanya pelayanan publik yang cepat, tepat dan akurat. Dalam program pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pernah ada angka resmi maupun surveinya, narnun makin. meruyaknya gerai jamu di pelosok N~lsantara, bisa dipakai sebagai

I. PENDAHULUAN. pernah ada angka resmi maupun surveinya, narnun makin. meruyaknya gerai jamu di pelosok N~lsantara, bisa dipakai sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengguna jamu dari waktu ke waktu terus bertambah, tidak pernah ada angka resmi maupun surveinya, narnun makin meruyaknya gerai jamu di pelosok N~lsantara, bisa dipakai

Lebih terperinci

Oleh SUNARTl A

Oleh SUNARTl A FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN SUSU FORVGLA ANAK?ADA KELGARGA BERPENDAPATAN RENDAN (Kasus di Keiurahan Tegallega dan Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor) Oleh SUNARTl A.

Lebih terperinci

Dengan tingkat pernahaman yang cukup baik serta rasa menyenangi pekerjaannya, maka prestasi kerja karyawan akan meningkat. Dari responden yang

Dengan tingkat pernahaman yang cukup baik serta rasa menyenangi pekerjaannya, maka prestasi kerja karyawan akan meningkat. Dari responden yang ~ ~ ~~ Mytha Arie Lestiana (C04496002). Evaluasi Hasil Pelatihan dan Penentuan Kebutuhan Pelatihan Bagi Karyawan di PT. Harini Asribahari, Jakarta Utara. Di bawah bimbingan lis Diatin dan Moch. Prihatna

Lebih terperinci

Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan upaya untuk. merupakan perjuangan yang harus dilakukan secara besar-besaran dan

Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan upaya untuk. merupakan perjuangan yang harus dilakukan secara besar-besaran dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Menurut Suroto (1992), pembangunan merupakan perjuangan yang harus dilakukan

Lebih terperinci

1. Terdapat permasalahan tata ruang yang meliputi penggunaan lahan yang

1. Terdapat permasalahan tata ruang yang meliputi penggunaan lahan yang BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Terdapat permasalahan tata ruang yang meliputi penggunaan lahan yang tumpang tindih (antara ladang dan kawasan hutan produksi, desa definitif di hutan produksi,

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. lainnya yang sarnpai saat ini rnasih dirasakan. Krisis rnultidirnensi ini

BAB l PENDAHULUAN. lainnya yang sarnpai saat ini rnasih dirasakan. Krisis rnultidirnensi ini BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonorni sejak Juni 1997 sangat besar darnpaknya terhadap ekonorni Indonesia secara rnenyeluruh. Krisis tersebut rnenyebabkan krisis rnultidirnensi, baik

Lebih terperinci

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan Analisis Data METODE PENELlTlAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini rnenggunakan rnenggunakan data sekunder yang berkaitan dengan rnasalah kerawanan pangan tahun 2004 atau 2005 serta intewensi yang telah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jumlah penduduk lndonesia yang besar dengan laju tingkat

PENDAHULUAN. Jumlah penduduk lndonesia yang besar dengan laju tingkat L PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lndonesia yang besar dengan laju tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi merupakan pasar yang potensial bagi pemasaran berbagai jenis produk

Lebih terperinci

Kedua desa penelitian rnemiliki banyak kesamaan sosial ekonomi. disebabkan oleh kesarnaan geografi dan proses pembentukan desa rnelalui

Kedua desa penelitian rnemiliki banyak kesamaan sosial ekonomi. disebabkan oleh kesarnaan geografi dan proses pembentukan desa rnelalui Kedua desa penelitian rnemiliki banyak kesamaan sosial ekonomi. disebabkan oleh kesarnaan geografi dan proses pembentukan desa rnelalui rnigrasi swakarsa, dimana struktur agraria terbentuk bersamaan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN (Studi Kasus Pad* Industri Kecll Rotan, Desa Curug Kulon, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang) Duma Netty Simanjuntak A. 280948

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya intensitas kerja masyarakat kota besar di luar rumah merupakan

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya intensitas kerja masyarakat kota besar di luar rumah merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya intensitas kerja masyarakat kota besar di luar rumah merupakan gejala umum dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun terakhir ini. Dengan beban kerja yang

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam membina sebuah rumah tangga, umumnya pasangan suam1 istri menginginkan kehadiran anak dalam kehidupan mereka. Mereka berharap anak

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM PEMASARAN DAN LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN KAITANNYA DENGAN PENGEMBANGAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Dl KABUPATEN LOMBOK TlMUR

ANALISIS KINERJA SISTEM PEMASARAN DAN LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN KAITANNYA DENGAN PENGEMBANGAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Dl KABUPATEN LOMBOK TlMUR ANALISIS KINERJA SISTEM PEMASARAN DAN LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN KAITANNYA DENGAN PENGEMBANGAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Dl KABUPATEN LOMBOK TlMUR Oleh ASRl HlDAYATl PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. bidang perkebunan dan perindustrian teh dan karet dengan produksi yang

BAB l PENDAHULUAN. bidang perkebunan dan perindustrian teh dan karet dengan produksi yang BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Gunung Lingkung merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan perindustrian teh dan karet dengan produksi yang paling dominan saat ini adalah teh.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki

I. PENDAHULUAN berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki I. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Surnberdaya rnanusia rnerupakan faktor utarna dalarn rnenentukan berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki oleh seorang Pirnpinan

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 132

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 132 LAMPIRAN 132 Pedoman Wawancara dan Observasi Subjek 1. Identitas subjek? (nama, alamat, jumlah saudara, usia, pendidikan, berapa lama dijalan) 2. Aktivitas apa yang menjadi rutinitas anda sekarang? 3.

Lebih terperinci

Oleh AGUS RIYANTO JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS BERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR A

Oleh AGUS RIYANTO JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS BERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR A ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADA USAHATANI BAWANG MERAH (Studi Kasus di Desa Keboledan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Dati II Brebes, Propinsi Dati I Jawa Tengah) Oleh

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN,, <

BABI PENDAHULUAN,, < BABI PENDAHULUAN,, < BABI PENDAHULUAN 1.1. Latin Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari boleh dikatakan hampir setiap saat manusia dihadapkan pada suatu situasi yang mengharuskan dirinya untuk mengambil

Lebih terperinci

ANALISIS KERAWANAN PANGAN Dl TINGKAT KECAMATAN KOTA BOGOR

ANALISIS KERAWANAN PANGAN Dl TINGKAT KECAMATAN KOTA BOGOR ANALISIS KERAWANAN PANGAN Dl TINGKAT KECAMATAN KOTA BOGOR ERNA LUCIASARI SOFlATl SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHlR DAN SUMBER INFORMAS1 Dengan ini saya

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES. PEMBUATAN SOSlS SAP1 Dl PT. PUREFOODS SWBA INDAH, DEPOK. Oleh

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES. PEMBUATAN SOSlS SAP1 Dl PT. PUREFOODS SWBA INDAH, DEPOK. Oleh FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PEMBUATAN SOSlS SAP1 Dl PT. PUREFOODS SWBA INDAH, DEPOK Oleh 1999. FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR RlRlS TRIWATI. F02495073. Faktor-faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kesadaran pernerintah akan besarnya potensi kelautan Indonesia, rnenyebabkan paradigrna pernbangunan yang selarna ini kurang rnernperhatikan sektor kelautan rnulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

Seiring lajunya perkembangan zaman yang sedemikian pesat dewasa ini, muncul berbagai macam permasalahan mengenai kehidupan individu.

Seiring lajunya perkembangan zaman yang sedemikian pesat dewasa ini, muncul berbagai macam permasalahan mengenai kehidupan individu. BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring lajunya perkembangan zaman yang sedemikian pesat dewasa ini, muncul berbagai macam permasalahan mengenai kehidupan individu.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PIUTANG RUMAH SAKlT

MANAJEMEN PIUTANG RUMAH SAKlT MANAJEMEN PIUTANG RUMAH SAKlT Islahuzzaman ABSTRAK Hampir setiap Rumah Saki saat ini tidak terlepas dari pendapatan yang diterima secara angsuran. Pendapatan tersebut mengakibatkan munculnya piutang. Piutang

Lebih terperinci

Manusia rnerupakan unsur utarna dalam setiap organisasi. Jika rnernperhatikan gambaran sebuah organisasi,

Manusia rnerupakan unsur utarna dalam setiap organisasi. Jika rnernperhatikan gambaran sebuah organisasi, 1. PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakany Manusia rnerupakan unsur utarna dalam setiap organisasi. Jika rnernperhatikan gambaran sebuah organisasi, rnanusia merupakan surnberdaya yang dapat diatur dan dikombinasikan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELlTlAN. Batasan Konsep Penelitian. Berikut disarnpaikan beberapa konsep pokok penelitian yang perlu

METODOLOGI PENELlTlAN. Batasan Konsep Penelitian. Berikut disarnpaikan beberapa konsep pokok penelitian yang perlu METODOLOGI PENELlTlAN Batasan Konsep Penelitian Berikut disarnpaikan beberapa konsep pokok penelitian yang perlu dirurnuskan untuk rnendapat pernaharnan yang tegas dalarn uraian dan analisa hasil kajian.

Lebih terperinci

menunjukkan momentum keberhasilan pada saat lndonesia mencapai dengan diperolehnya penghargaan oleh badan pangan dunia (FAO) kepada

menunjukkan momentum keberhasilan pada saat lndonesia mencapai dengan diperolehnya penghargaan oleh badan pangan dunia (FAO) kepada R.NUNUNG NURYARTONO. Keragaan Sistem lrigasi dan Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesediaan Petani Membayar IPAIR (Kasus Wilayah Tarum Timur Kabupaten Subang), (di bawah bimbingan KUNTJORO, sebagai

Lebih terperinci

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31. ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.1106 2000 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai. merupakan suatu produk yang mempunyai banyak produk turunannya dan dapat

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai. merupakan suatu produk yang mempunyai banyak produk turunannya dan dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peranan penting sebagai bahan baku minyak goreng di dalam negeri maupun sebagai komoditi ekspor yang

Lebih terperinci

yang formal Dengan demikian, diperlukan perilaku-perilaku sukarela untuk Paduan Suara "X" berdiri sejak tahun Jadi hingga saat ini,

yang formal Dengan demikian, diperlukan perilaku-perilaku sukarela untuk Paduan Suara X berdiri sejak tahun Jadi hingga saat ini, BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Paduan suara rnerupakan salah satu pendukung dalarn perayaan ekaristi bagi urnat Katolik, dirnana paduan suara ini rnengiringi perayaan Ekaristi dengan nyanyian.

Lebih terperinci

.P A y,*,!," [,; UNTUK MENltAl STATUS GlZl ANAK USlA 12 SAMPAI 60 BULAlJ. PENGGUMAAN STANDAR AMTROPOMETR! LOKAL DAM lllltlrnasional

.P A y,*,!, [,; UNTUK MENltAl STATUS GlZl ANAK USlA 12 SAMPAI 60 BULAlJ. PENGGUMAAN STANDAR AMTROPOMETR! LOKAL DAM lllltlrnasional .P A y,*,!," [,; 1 / re; ;?+'?- I,?,.,. r PENGGUMAAN STANDAR AMTROPOMETR! LOKAL DAM lllltlrnasional UNTUK MENltAl STATUS GlZl ANAK USlA 12 SAMPAI 60 BULAlJ DP KEGAMATAN KEBAYORAN BARU, JAKARTA %ELATAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA (Kasus di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah Krui,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA (Kasus di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah Krui,

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Dalam setiap sendi kehidupannya, manusia dibatasi oleh norma, baik itu norma

BABI PENDAHULUAN. Dalam setiap sendi kehidupannya, manusia dibatasi oleh norma, baik itu norma BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam setiap sendi kehidupannya, manusia dibatasi oleh norma, baik itu norma yang tertulis maupun norma sosial. Untuk norma yang tertulis dapat

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut kemampuan berkompetensi

BABl PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut kemampuan berkompetensi BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut kemampuan berkompetensi yang tinggi, terutama dalam hal pelayanan, perlu disadari bahwa pelayanan yang baik akan menciptakan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. modern tersebut rnenggeser keberadaan pasar-pasar tradisional. Keberadaan

BABI PENDAHULUAN. modern tersebut rnenggeser keberadaan pasar-pasar tradisional. Keberadaan BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan retail di era globalisasi ini sernakin ketat setiap tahul1, hal ini dapat dililiat dari perkembangan industri pasar retail yang semakin lama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai amanah dari Allah SWT dan fungsi sebagai generasi penerus kehidupan di masa depan. Untuk itu,

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Dunia pendidikan rnerupakan wadah utarna yang paling penting bagi

BABI PENDAHULUAN. Dunia pendidikan rnerupakan wadah utarna yang paling penting bagi BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan rnerupakan wadah utarna yang paling penting bagi setiap individu untuk dapat belajar. Tujuan utarna dari pendidikan itu sendiri

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Bukn pelajaran merupakan salah satu alat yang penting dan menduknng dalam

BABI PENDAHULUAN. Bukn pelajaran merupakan salah satu alat yang penting dan menduknng dalam BABI Pendahuluan BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bukn pelajaran merupakan salah satu alat yang penting dan menduknng dalam pelaksanaan bela jar mengajar. Eksistensi bukn pelajaran menjadi salah satu

Lebih terperinci

Agroindustri hasil laut (AIHL) sebagai suatu perusahaan skala usaha kecil

Agroindustri hasil laut (AIHL) sebagai suatu perusahaan skala usaha kecil Agroindustri hasil laut (AIHL) sebagai suatu perusahaan skala usaha kecil dan menengah (UKM) kegiatannya dimulai dari pengadaan bahan baku melalui usaha penangkapan yang dilakukan oleh nelayan, kegiatan

Lebih terperinci

Kondisi persaingan pada saat ini telah membawa perubahan pada. konsumsi (consumer good), kondisi persaingan

Kondisi persaingan pada saat ini telah membawa perubahan pada. konsumsi (consumer good), kondisi persaingan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan pada saat ini telah membawa perubahan pada semua aspek dalam berusaha. Demikian juga dalam bisnis produk konsumsi (consumer good), kondisi persaingan

Lebih terperinci

SKRIPSI. ASPEK PEMBUKTIAN DALAM SENGKETA BI8N1S YANG TIMBUL AKlBAT TRANSAKSI B-COMMERCE FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2005

SKRIPSI. ASPEK PEMBUKTIAN DALAM SENGKETA BI8N1S YANG TIMBUL AKlBAT TRANSAKSI B-COMMERCE FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2005 ASPEK PEMBUKTIAN DALAM SENGKETA BI8N1S YANG TIMBUL AKlBAT TRANSAKSI B-COMMERCE ABRAM LESMANA 030015097 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2005 ASPEK PEMBUKTIAN DALAM SENGKETA 81SNIS YANG TIMBUL

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran akan peran penting sumberdaya estuaria di. bersangkutan. Sumberdaya daerah estuaria Sungai Sembilang, Sumatera

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran akan peran penting sumberdaya estuaria di. bersangkutan. Sumberdaya daerah estuaria Sungai Sembilang, Sumatera PENDAHULUAN I 1 Latar Belakang Peningkatan kesadaran akan peran penting sumberdaya estuaria di ekosistem perairan pantai telah mendorong upaya konservasi sumberdaya yang bersangkutan. Sumberdaya daerah

Lebih terperinci

@cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM

@cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM ysw4 d @cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM PROGRAM STUD1 GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. NlJR [FEND. PENGATURAN HUKUM MENGENAI PEMUTUSAN HUBUNGAN KER.IA ( PHK )

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. NlJR [FEND. PENGATURAN HUKUM MENGENAI PEMUTUSAN HUBUNGAN KER.IA ( PHK ) ) I' NlJR [FEND. PENGATURAN HUKUM MENGENAI PEMUTUSAN HUBUNGAN KER.IA ( PHK ) RERDASARKAN KEPMENAKER NOMOR 150 TAHUN 2000 FAKULTI\S HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2003.~ SkripS'i ini lew. ":dan dipcnahanluin

Lebih terperinci

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.

ANAMNESIS. I. Identitas. 1. Nama : Ny. Bandi. 3. Jenis Kelamin : Perempuan. 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw. ANAMNESIS I. Identitas 1. Nama : Ny. Bandi 2. Umur : 55 tahun 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Alamat : Jalan Taman S.Parman II no. 5 Rt. 09/ Rw.08, Jakarta Barat 5. Status Pernikahan : Sudah menikah 6.

Lebih terperinci

FI" -~~ APLIKASI STRATEGI INTERNAL MARKETING PADA jasa PERBANKAN DI INDONESIA GUNAWAN WIBISONO

FI -~~ APLIKASI STRATEGI INTERNAL MARKETING PADA jasa PERBANKAN DI INDONESIA GUNAWAN WIBISONO APLIKASI STRATEGI INTERNAL MARKETING PADA jasa PERBANKAN DI INDONESIA FI" -~~ \.110 p) OLEH:! - i I GUNAWAN WIBISONO 3103003130 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

Oleh : CICI PARNINGOTAN WILFRID GULTOM C SKRIPSI

Oleh : CICI PARNINGOTAN WILFRID GULTOM C SKRIPSI 0 20 M U PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK BIO-EKOLOGI TERIPANG PASIR (Ho/othuria sabra) DALAM KOLAM PEMBESARAN DI LAUT PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA Oleh : CICI PARNINGOTAN WILFRID GULTOM

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk pertanian yang sangat penting,

BAB I. PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk pertanian yang sangat penting, BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk pertanian yang sangat penting, karena dibandingkan dengan bahan minuman lain, susu adalah minuman yang mendekati kesempumaan. Hal ini

Lebih terperinci

HASlL DAN PEMBAHASAN

HASlL DAN PEMBAHASAN HASlL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Bogor rnerniliki beberapa arti kata, nalnun keseluruhannya berrnakna terkait dengan pohon kawung atau pohon enau. Dalarn bahasa Sunda urnum rnenurut

Lebih terperinci

ditunjukkan oleh kenaikan RGDP, disebabkan karena biaya produksi yang relatif lebih murah mampu mendorong kenaikan produksi barang-barang

ditunjukkan oleh kenaikan RGDP, disebabkan karena biaya produksi yang relatif lebih murah mampu mendorong kenaikan produksi barang-barang VII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl 7.1. Keslmpulan 1. Penurunan tarif impor meningkatkan kinerja perekonomian Indonesia yang ditunjukkan oleh kenaikan RGDP, disebabkan karena biaya produksi yang relatif lebih

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai generasi penerus bangsa, remaja diharapkan memiliki perilaku dan sikap moral yang sesuai dengan standar yang berlaku dalam masyarakat. Dalam pertumbuhannya

Lebih terperinci

11. TINJAUAN PUSTAKA

11. TINJAUAN PUSTAKA 11. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Manajemen Keuangan Daerah Pada dasarnya tujuan utarna pengelolaan keuangan daerah terdiri dari: (1) tanggungjawab, (2) memenuhi kewajiban keuangan. (3) kejujuran,

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN GENDER DALAM PROFESI PERAGAWATI

POLA HUBUNGAN GENDER DALAM PROFESI PERAGAWATI B POLA HUBUNGAN GENDER DALAM PROFESI PERAGAWATI (STUDI KASUS D. 00 MODELLING JAKARTAI DisuIIm 0Ieb : ISMUNING DYAH NOVITA SElCSIAIUNI NIM. 0'79213541 I I PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSJAL DAN

Lebih terperinci

Sejak krisis ekonorni rnelanda Indonesia tahun 1997 yang darnpaknya. sarnpai saat ini rnasih dirasakan, sektor perbankan rnengalarni rnasa-masa

Sejak krisis ekonorni rnelanda Indonesia tahun 1997 yang darnpaknya. sarnpai saat ini rnasih dirasakan, sektor perbankan rnengalarni rnasa-masa 1. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sejak krisis ekonorni rnelanda ndonesia tahun 1997 yang darnpaknya sarnpai saat ini rnasih dirasakan, sektor perbankan rnengalarni rnasamasa sangat sulit dan industri perbankan

Lebih terperinci

PELUANG DAN TANTANGAN lndustrl BERBASlS HASIL SAMPING PENGOLAXAN PAD!

PELUANG DAN TANTANGAN lndustrl BERBASlS HASIL SAMPING PENGOLAXAN PAD! PELUANG DAN TANTANGAN lndustrl BERBASlS HASIL SAMPING PENGOLAXAN PAD! Sam Pierodian Ketua Urnurn Perhimpunan Teknik Perianian Indonesia Wakil Dekan Fakultas Teknologi Pertanian - IPB. PENDAWULUAN Padi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Sebagai salah satu jenis ikan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Sebagai salah satu jenis ikan PENDAHULUAN Latar Belakang ikan gurami (Ospbronemus gouramy Lac) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang digernari oleh masyarakat karena rasanya lezat, ha1 ini ditandai dengan sernakin meningkatnya

Lebih terperinci

Dari hasil penelitian terhadap perkernbangan nilai. penjualan bulanan selarna Januari 1990 sarnpai September 1994

Dari hasil penelitian terhadap perkernbangan nilai. penjualan bulanan selarna Januari 1990 sarnpai September 1994 90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.l Kesimpulan Dari hasil penelitian terhadap perkernbangan nilai penjualan bulanan selarna Januari 1990 sarnpai September 1994 dengan metoda statistik, dapat diambil kesirnpulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pernberlakuan Otonorni Daerah yang diamanatkan melalui. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang terrnaktub pada pasal

I. PENDAHULUAN. Pernberlakuan Otonorni Daerah yang diamanatkan melalui. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang terrnaktub pada pasal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernberlakuan Otonorni Daerah yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang terrnaktub pada pasal 117, yang berbunyi : "lbukota Negara Republik lndonesia

Lebih terperinci

(pantai di antara batas pasang surut dan pasang naik). dan tanah daratan. dirnana habitat dan jenis binatangnya beradaptasi secara khusus terhadap

(pantai di antara batas pasang surut dan pasang naik). dan tanah daratan. dirnana habitat dan jenis binatangnya beradaptasi secara khusus terhadap TINJAUAN PUSTAKA Wilayah Pesisir Batas Wilayah Pesisir Lawrence (1998), mendefinisikan wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara darat dengan laut yang rnencakup perairan pantai, daerah pasang surut

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Seperti yang telah diketahui bahwa rnenjelang abad ke 20, negara

BABI PENDAHULUAN. Seperti yang telah diketahui bahwa rnenjelang abad ke 20, negara BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seperti yang telah diketahui bahwa rnenjelang abad ke 20, negara Indonesia rnulai rnengalarni krisis ekonorni dirnana krisis tersebut rnengakibatkan kesulitan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN

BAB l PENDAHULUAN BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Titik berat pembangunan nasional dewasa ini adalah pembangunan di bidang ekonomi melalui pewujudan suatu pola pembangunan jangka panjang yang dilakukan secara bertahap.

Lebih terperinci

VIII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN

VIII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN VIII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN 8.1. Pendekatan Perancangan Program Paradigma pembangunan saat ini lebih mengedepankan proses partisipatif dan terdesentralisasi, oleh karena itu dalam menyusun

Lebih terperinci