MENENTUKAN RUANG BAGIAN SIKLIS DARI SKRIPSI. Oleh: NURHIDAYATI NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENENTUKAN RUANG BAGIAN SIKLIS DARI SKRIPSI. Oleh: NURHIDAYATI NIM"

Transkripsi

1 MENENTUKAN RUANG BAGIAN SIKLIS DARI SKRIPSI Oleh: NURHIDAYATI NIM JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012

2 MENENTUKAN RUANG BAGIAN SIKLIS DARI SKRIPSI Diajukan Kepada: Universitas Islam Negeri Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Oleh: NURHIDAYATI NIM JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2012

3 MENENTUKAN RUANG BAGIAN SIKLIS DARI SKRIPSI Oleh: NURHIDAYATI NIM Telah Disetujui untuk Diuji Malang, 13 Agustus 2012 Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II, Wahyu H. Irawan, M. Pd Ach. Nashichuddin, M. A NIP NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Matematika Abdussakir, M. Pd NIP

4 MENENTUKAN RUANG BAGIAN SIKLIS DARI SKRIPSI Oleh: NURHIDAYATI NIM Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Malang, 08 September 2012 Susunan Dewan Penguji: Tanda Tangan 1. Penguji Utama : Drs. H. Turmudi, M.Si ( ) NIP Ketua Penguji : Abdul Aziz, M.Si ( ) NIP Sekretaris : Wahyu H. Irawan, M.Pd ( ) NIP Anggota : Ach. Nashichuddin, M.A ( ) NIP Mengetahui dan Mengesahkan Kajur Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Abdussakir, M. Pd NIP

5 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NURHIDAYATI NIM : Jurusan Fakultas : Matematika : Sains dan Teknologi menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Malang, 9 Agustus 2012 Yang membuat pernyataan NURHIDAYATI NIM

6

7 ! "

8 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Syukur alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan segala kemudahan dan hidayah-nya sehingga mampu menyelesaikan studi di Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang sekaligus mampu menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Menentukan Ruang Bagian Siklis dari ( ). Sholawat dan salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW, berkat perjuangannya yang telah menghadirkan pencerahan untuk umat manusia dan menjadi motivasi bagi penulis untuk belajar, berusaha dan menjadi yang terbaik. Dalam merampungkan skripsi ini, penulis berusaha dengan sebaik mungkin, namun penulis menyadari bahwa tanpa partisipasi dari banyak pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan. Dengan iringan do a dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Prof. Drs. Sutiman B. Sumitro, SU, D.Sc, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Abdussakir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. viii

9 4. Wahyu H. Irawan, M.Pd dan Ach. Nashichuddin, M.A selaku dosen pembimbing skripsi ini, terima kasih atas bimbingan, saran dan seluruh masukan yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Hairur Rahman, M.Si selaku dosen wali penulis. 6. Drs. H. Turmudi, M.Si dan Abdul Aziz, M.Si selaku penguji utama dan ketua penguji yang telah memberikan kritik dan sarannya pada penulis atas terwujudnya skripsi yang lebih baik dan berkualitas. 7. Seluruh dosen jurusan Matematika yang telah banyak memberikan ilmu dan pelajaran berharga sebagai bekal di masa depan. 8. Orang tua penulis yakni Bapak Gifari dan Ibu Ismia yang telah memberi do a dan dukungan penuh pada penulis dalam menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 9. Kakak dan kakak ipar penulis (Ahmad dan Saitunil Basra), yang telah memberikan motivasi sehingga penulis terus berusaha menjadi anak, adik dan anggota keluarga yang lebih baik lagi. 10. Seluruh teman-teman Musyrifah Ma had Sunan Ampel Al-Ali Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, khususnya teman-teman musyrifah di kamar 1 USA ( ), kamar 33 Khadijah ( ), dan kamar 1 ABA ( ) yang selalu setia menyemangati penulis. 11. Para sahabat penulis (Silfiyah Rohmawati, Amilatuz Zakiyah, Nurul Qomariyah, Siti Nur Kholifah, Alfi Sayyidah, Maryam, Siti Cholisna dan Yuli Rohmawati) yang telah memberikan do a dan dukungan bagi penulis. 12. Teman-teman Matematika angkatan ix

10 13. Para pengasuh, kepala sekolah, para pengurus, dan para pengajar sekolah SMPI Al-IZZAH SIDOARJO, yang telah memberikan pengalaman mengajar bagi penulis. 14. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebut satu persatu, atas keikhlasan bantuan moril dan spirituil, penulis ucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih membutuhkan banyak saran dan masukan dari pembaca. Semoga hasil yang tak seberapa ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuan matematika khususnya di bidang aljabar. Aamiin. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Malang, 9 Agustus 2012 Penulis x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAJUAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi ABSTRAK... xiii ABSTRACT... xiv... xv BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan masalah Tujuan Penelitian Batasan Masalah Manfaat Penelitian Metode Penelitian Sistematika Penulisan... 7 BAB II : KAJIAN PUSTAKA 2.1. Ring Suku Banyak (Polinom) Faktorisasi Aljabar dan Teorema Sisa Ring Polinomial atas F Modulo f (x) Ruang Bagian Siklis dalam Kode Siklis xi

12 BAB III : PEMBAHASAN 3.1 Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Ruang Bagian Siklis dari Integrasi Ruang Bagian Siklis dalam Agama Islam...59 BAB IV : PENUTUP 4.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

13 ABSTRAK Nurhidayati Menentukan Ruang Bagian Siklis dari ( ). Skripsi. Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Pembimbing : Wahyu Hengki Irawan, M.Pd. Ach. Nashichuddin, M.A. Kata Kunci: Ruang Bagian Siklis, Polinomial, Monic. Ruang bagian siklis merupakan bagian penting dan tidak dapat dipisahkan dengan cyclic codes (kode siklis). Kode siklis tersebut merupakan kode yang mudah diimplementasikan dan mempunyai aplikasi yang luas. Cukup banyak peneliti yang meneliti kode siklis, namun, masih minim peneliti yang meneliti ruang bagian siklis, walaupun sebenarnya ruang bagian siklis juga terdapat dalam pembahasan kode siklis. Sehingga, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang ruang bagian siklis tersebut. Dengan menggunakan berbagai literatur yang ada dan juga dengan memahami langkah-langkah dalam membangun ruang bagian siklis, akan diteliti ruang bagian siklis hingga yaitu ruang bagian siklis dari persamaan polinomial dengan derajat polinom n pada bilangan modulo m. Dalam membangun ruang bagian siklis dari menggunakan langkah-langkah yang sama dengan menentukan ruang bagian siklis dari yang sebelumnya telah dibahas dalam jurnal Muhamad Zaki Riyanto yakni dengan memfaktorkan polinomial untuk dapat menentukan monicnya. Setelah monic diketahui, maka dengan langkah-langkah sesuai literatur, ruang bagian siklis dapat ditentukan. Sehingga, dapat diketahui bahwa banyaknya ruang bagian siklis dalam persamaan polinomial adalah derajat polinom dari persamaan tersebut ditambah satu, sehingga mempunyai tepat n + 1 ruang bagian siklis, n 2, m 2, n,m Z, m P. xiii

14 ABSTRACT Nurhidayati To Determine Cyclic Subspace From ( ). Thesis. Department of Mathematics Faculty of Science and Technology State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang Advisor : Wahyu Hengki Irawan, M.Pd. Ach. Nashichuddin, M.A. Key words: Cyclic Subspace, Polynomial, Monic. Cyclic subspace is an important part and can not be separated with a cyclic codes is easy code to implement and that have broad application. A lot of researchers who examined the cyclic code, however, there is little of research that examines the cyclic subspace, even though the cyclic subspace is also explained in the discussion of cyclic codes. Thus, we need more research about cyclic subspace. By using a variety of existing literature and also by knowing the steps to construct a cyclic subspace, researcher of this thesis will do a research about cyclic subspace to ). Here, ) is cyclic subspace of polynomial equations with polynomial n modulo m. In building a cyclic subspace of, we can use the same steps to determine the cyclic subspace of that have previously been discussed in the journal Muhamad Zaki Riyanto. That steps by factoring a polynomial to find the monic. After monic is known, then the appropriate measures literature, cyclic subspace can be determined. Thus, it can be seen that the amount of space the cyclical part of the equation is a polynomial of degree polynomial equation plus one, so have exactly n + 1 cyclic subspace, n 2, m 2, n,m Z, m P. xiv

15 & '!"#$% ( ) "7,-& *&./0# " &( ( )* + " $(< =:> 8;6"7 " $(9"2* : 3,??,: ;: " ;'?@ AB=C*-#B( D? L) 4- J3K AI GH) A/, H E ) FB/? E =CE &9 % &7%)C R (> L) &C"Q &PM15CN O &V +U/1. D9T71M S2&(:L)J1. & &/& C & ( )1 C HU#B > W? ( 1* &V )?? &????? D S2 D m??vsvn&( & ()1C HUX+U/1 CO1/Y7% ) H '@& & A?? 3 " 1[?5#Z J3 6"9> 1 D*J&/) J1 * V 9> O &:$ & &??? &( &??? D@ J: W1. 3E 9 * D \1 n + 1?., n 2, m 2, n,m Z, m P. xv

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara bahasa, kata matematika berasal dari kata Yunani yaitu mathema atau mungkin juga mathematikos yang artinya hal-hal yang dipelajari. Orang belanda menyebut matematika dengan wiskunde yang artinya ilmu pasti. Sedangkan orang Arab menyebut matematika dengan ilmu al hisab, artinya ilmu berhitung (Abdussakir, 2007:5). Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang banyak sekali manfaatnya. Demikian juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini tidak lepas dari peran serta ilmu matematika. Matematika merupakan sebuah ilmu pengetahuan dasar yang dibutuhkan semua manusia dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung (Rahman, 2007:1). Dari segi wilayah kajian, matematika berawal dari ruang lingkup yang sederhana, yang hanya menelaah tentang bilangan dan ruang, namun sekarang matematika sudah berkembang dengan menelaah hal-hal yang membutuhkan daya pikir dan imajinasi tingkat tinggi (Abdussakir, 2007:6). Dengan mengenal matematika, berarti telah menegaskan bahwasanya orang-orang telah menjauhi kebodohan. Atas itu, Allah selalu memberikan petunjuk pada umatnya agar tidak terjerumus dalam lembah kebodohan. Sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 151, Allah berfirman: 1

17 2 Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayatayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah:151) Ayat di atas menegaskan bahwa dengan berpegang teguh pada Al-Kitab (Al-Qur an), para manusia akan diajarkan berbagai hal yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. Hingga dengan demikian, manusia sungguh akan menemukan titik terang sebagai jalan keluar dari kebodohan. Alam semesta memuat teori-teori dan konsep matematika, meskipun alam semesta tercipta sebelum matematika itu ada. Alam semesta serta segala isinya diciptakan Allah dengan ukuran-ukuran yang cermat dan teliti, dengan perhitungan-perhitungan yang mapan, dan dengan rumus-rumus serta persamaan yang seimbang dan rapi (Abdussakir, 2007:79). Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT Maha Matematis, Allah Maha Cepat dan Maha Teliti dalam masalah hitung-menghitung. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Furqan ayat 2: #"! *)()'%&$ Yang kepunyaan-nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al-Furqan:2) Juga dalam Al-Qur an surat Maryam ayat 94 telah disebutkan bahwa :

18 3./-+,) Sesungguhnya Allah Telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. (QS. Maryam:94) Serta dalam surat Maryam ayat 84: 2/1#"! 1%0 Maka janganlah kamu tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka, Karena Sesungguhnya kami Hanya menghitung datangnya (hari siksaan) untuk mereka dengan perhitungan yang teliti. (QS. Maryam:84) Tentunya dengan tidak keluar dari firman-firman Allah SWT tersebut, akan sangat bermanfaat jika terdapat suatu penelitian dan pengkajian khusus tentang matematika dan aspek-aspeknya, seperti halnya pada proses membangun ruang bagian siklis. Pendefinisian suatu ruang bagian siklis merupakan pembahasan dasar dari cyclic code (kode siklis) yang mana secara umum kode ini lebih mudah untuk diimplementasikan dan mempunyai aplikasi yang luas. Suatu linear code C disebut cyclic codes (kode siklis) jika C merupakan cyclic subspace (ruang bagian siklis). Dari definisi tersebut, kita ketahui bahwasanya pembahasan tentang kode siklis tidak akan pernah lepas dari pembahasan tentang ruang bagian siklis. Suatu ruang bagian S atas disebut cyclic subspace (ruang bagian siklis) jika, maka, yang mana merupakan anggota himpunan vector (Riyanto, 2006:1). Karena penelitian terdahulu oleh Muhamad Zaki Riyanto tahun 2006 hanya membangun ruang bagian siklis hingga, maka dengan berlandaskan jurnalnya yang berjudul KODE SIKLIS, peneliti mencoba membahas lebih lanjut terkait dengan membangun ruang bagian siklis dalam jurnal tersebut.

19 4 Peneliti mencoba menyajikan pembahasan lebih dalam membangun ruang bagian siklis yakni hingga yaitu ruang bagian siklis dari persamaan polinomial dengan derajat n pada bilangan modulo m dengan dan,, m bilangan prima. Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat judul Menentukan Ruang Bagian Siklis dari ( ). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan yang akan dibahas yaitu bagaimana menentukan ruang bagian siklis dan berapa banyaknya ruang bagian siklis dari? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas proses menentukan ruang bagian siklis serta menentukan banyaknya ruang bagian siklis dari ( ). 1.4 Batasan Masalah Agar penulisan skripsi ini tetap terfokus pada pembahasan, maka peneliti membatasi masalah pada menentukan banyaknya ruang bagian siklis dari ( ) dengan mengambil yaitu himpunan bilangan bulat modulo m dan polinomial dengan dan,, m bilangan prima.

20 5 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu membantu peneliti dalam mengembangkan dan mengaplikasikan pengetahuan matematika yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan khususnya di bidang aljabar. 2. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pembaca tentang ruang bagian siklis dari, sehingga nantinya penelitian ini dapat dikembangkan pada bahasan yang lebih luas. 3. Bagi Lembaga Sebagai tambahan bahan pustaka di bidang matematika aljabar yang dapat dimanfaatkan untuk perkembangan kedalaman ilmu pengetahuan khususnya di jurusan Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian Kajian Kepustakaan. Pembahasan pada skripsi ini dilakukan dengan: 1. Mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berupa buku-buku makalah, dokumentasi, notulen, catatan harian, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah penelitian yang akan digunakan dalam menentukan banyaknya ruang bagian siklis dari.

21 6 2. Menentukan pokok permasalahan dari literatur utama yaitu berupa proses menentukan banyaknya ruang bagian siklis dari. 3. Cara menentukan banyaknya ruang bagian siklis dari yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Peneliti memberikan dengan,, m bilangan prima. b. dikenai polinom yang koefisiennya elemen. c. Himpunan polinomial tersebut dikenai dua operasi yaitu penjumlahan dan perkalian polinomial yang akan menghasilkan ring polinomial yaitu [x]. d. Peneliti menentukan. e. Peneliti mendefinisikan dua polinomial yang disebut kongruen atas f(x) jika h(x) dan g(x) mempunyai sisa yang sama apabila dibagi f(x). Kongruensi ini membentuk klas-klas ekuivalensi. f. Klas-klas ekuivalensi dikenai operasi penjumlahan dan perkalian yang akan menghasilkan (R,+,*) yaitu ring polinomial atas. g. Peneliti menentukan ruang bagian F yaitu (atau lebih khususnya yaitu ) dan juga mengambil. h. Peneliti memfaktorkan polinomial f(x). i. Peneliti menentukan monic yang membagi f(x). j. Peneliti membangun ruang bagian siklis dari monic. k. Peneliti menentukan banyaknya ruang bagian siklis dari.

22 7 1.7 Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini lebih terarah, mudah ditelaah dan dipahami, maka digunakan sistematika penulisan yeng terdiri dari lima bab. Masing-masing bab dibagi ke dalam beberapa subbab dengan rumusan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bagian ini meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bagian ini terdiri atas konsep-konsep (teori-teori) yang mendukung bagian pembahasan. Konsep-konsep tersebut antara lain berisi tentang dasar-dasar teori sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. BAB III : PEMBAHASAN Bagian ini menguraikan semua langkah-langkah yang ada pada metode penelitian yang berisi ulasan tentang jawaban dari rumusan masalah. BAB IV : PENUTUP Pada bagian ini disajikan kesimpulan dan saran sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya.

23 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini dipaparkan teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan pada bab selanjutnya, serta yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas. 2.1 Ring Definisi Operasi atau komposisi * dalam sebuah himpunan tak kosong G adalah biner jika dan hanya jika, maka (Raisinghania dan Anggarwal, 1980:27). Definisi Grup adalah pasangan terurut (G,*) dimana G adalah himpunan dan * adalah operasi biner di G yang memenuhi aksioma: a) * bersifat assosiatif yaitu a * ( b * c) = ( a * b) * c untuk setiap a, b, c G. b) ada elemen identitas yaitu a * e = e * a = a untuk setiap a G. c) setiap elemen mempunyai invers sedemikian sehingga a a 1 = a 1 * * a = e. Grup (G, *) disebut abelian (atau komutatif) jika a * b = b * a untuk setiap a, b G (Dummit dan Foote, 1991:225). 8

24 9 Definisi Suatu Ring (R,, ) adalah sebuah himpunan tak kosong R dengan dua operasi biner yaitu sebagai operasi pertama dan sebagai operasi kedua, yang keduaduanya didefinisikan pada R yang memenuhi aksioma berikut : 1. (R, ) adalah grup abelian. 2. Operasi tertutup di R. 3. Operasi bersifat assosiatif di R. 4. Operasi bersifat distributif terhadap operasi di R baik distributif kiri maupun kanan (Dummit dan Foote, 1991:225). Definisi Suatu ring (R,, ) disebut ring komutatif (RK) jika dan hanya jika operasi kedua (operasi ) bersifat komutatif di R (Dummit dan Foote, 1991:225). Definisi Suatu ring (R,, ) disebut ring dengan elemen satuan (RS) jika dan hanya jika R punya elemen identitas terhadap operasi kedua (operasi ) (Dummit dan Foote, 1991:225). Suatu ring (R,, ) disebut ring komutatif dengan elemen satuan (RKS) jika dan hanya jika operasi kedua bersifat komutatif dan R punya elemen identitas terhadap operasi kedua, dengan kata lain merupakan ring komutatif (RK) sekaligus ring dengan elemen satuan (RS).

25 10 Contoh Diberikan (Z, +, x); dengan Z adalah himpunan bilangan bulat, maka berdasarkan definisi ring, diperoleh: 1. (Z, +) adalah grup abelian yaitu: a) a, b Z maka a + b Z. b) a, b, c Z maka (a + b) + c = a + (b + c). c) a + 0 = 0 + a = a ; 0 adalah identitas terhadap operasi +. d) a + (-a) = (-a) + a = 0 ; (-a) Z adalah invers dari a. e) a + b = b + a. 2. Operasi x tertutup di Z yaitu untuk setiap a, b Z maka a x b Z. 3. Operasi x bersifat assosiatif di Z yaitu untuk setiap a,b,c Z berlaku a x (b x c) = (a x b) x c. 4. Operasi x bersifat distributif terhadap operasi + di Z yaitu untuk setiap a,b,c Z berlaku a x (b + c) = (a x b) + (a x c) dan (a + b) x c = (a x c) + (b x c). 5. Untuk tiap a Z maka a x 1 = 1 x a = a, yang berarti ada elemen identitas (yaitu 1) di Z terhadap operasi kedua (operasi x). Jadi (Z, +, x ) adalah ring dengan elemen satuan (RS). 6. Untuk tiap a,b Z maka a x b = b x a, yang berarti operasi kedua (operasi x) bersifat komutatif di Z. Jadi (Z, +, x ) adalah ring komutatif (RK). 7. Karena (Z, +, x ) adalah ring komutatif (RK) dan sekaligus ring dengan elemen satuan (RS) maka (Z, +, x ) adalah ring komutatif dengan elemen satuan (RKS).

26 11 Definisi Misal (R,, ) adalah ring komutatif dengan elemen satuan (RKS) Misal i adalah elemen identitas terhadap operasi kedua ( i elemen identitas terhadap operasi ). Kecuali elemen identitas operasi pertama ( e ), maka semua unsur di R punya invers terhadap operasi kedua, maka RKS yang demikian ini disebut sebagai Field (Durbin, 1992: 119). Contoh Misal ={0,1,2,3,4,5,6} terhadap penjumlahan mod 7 dan perkalian mod 7. Maka untuk perkalian: Pada tabel tersebut terlihat bahwa. Ini berarti bahwa kecuali elemen identitas operasi pertama (operasi +), maka semua unsur di Z mempunyai invers terhadap operasi kedua (operasi x) yatitu. Dengan demikian, terbukti bahwa Z merupakan suatu field.

27 12 Contoh ) Himpuan semua bilangan bulat positif modulo n merupakan ring, dinotasikan dengan. 2) Himpunan semua polinomial dengan koefisiennya adalah elemen suatu field (lapangan) F atas ring R, membentuk ring yang dinotasikan dengan F[x], pada penjumlahan dan perkalian polinomial. 2.2 Suku Banyak (Polinom) Definisi Bentuk dinamakan suku banyak (polinom) dalam x yang berderajat n dimana n adalah bilangan cacah dan. Derajat suatu suku banyak dalam x adalah pangkat tertinggi dari x dalam suatu suku banyak (Idel dan Hariyono, 2005:301). Contoh adalah suku banyak berderajat 3, dengan koefisien adalah 6, koefisien adalah -3, kofisien x adalah 4, dan suku tetapnya adalah bukan suku banyak karena memuat pangkat negatif yaitu atau dengan pangkat 1 bukan anggota bilangan cacah.

28 13 Definisi Suatu polinomial atas suatu field F disebut monic jika koefisien utamanya elemen di F (Durbin, 2005:160). 2.3 Faktorisasi Aljabar dan Teorema Sisa Dalam aljabar, beberapa bilangan yang digunakan mungkin diketahui tetapi bilangan-bilangan lainnya tidak diketahui atau tidak dietntukan. Lebih tepatnya bilangan-bilangan tersebut dilambangkan dengan huruf. Misal 60h + m, tidak tahu berapa nilai h dan m, maka pernyataan tersebut disebut pernyataan aljabar (Ayres, 2004:3). Untuk memudahkan penguraian bentuk aljabar (a + b) 5, (a + b) 6, (a + b) 7, dan seterusnya, bisa digunakan pola segitiga Pascal dan teorema sisa (khususnya pembagian khusus). Jika suatu suku banyak f(x) dibagi dengan (x-a), maka sisanya adalah s(x) = f(a). Sedangkan sisa pembagian dengan (ax-b) adalah!" # %. Jika suatu suku $ banyak f(x) dibagi dengan (x+a), maka sisa pembaginya s(x) = f. Apabila suatu suku banyak f(x) habis dibagi (x-a), maka sisa pembaginya s(x) = f(a) = 0. Ini berarti bahwa (x-a) merupakan salah satu akar dari f(x) = 0. Rumus pembagian khusus pada teorema sisa yaitu: 1. "%" % 2. "%" % 3. & & "%" % (Idel dan Hariyono, 2005:306).

29 14 Contoh "%" % 2. ' ' "%" % 2.4 Ring Polinomial atas F Modulo f(x) Diberikan sebarang polinomial tidak nol f(x) F[x] dan misalkan h(x), g(x) F[x]. h(x) dan g(x) disebut kongruen atas polinomial modulo f(x) jika dan hanya jika f(x) membagi h(x) g(x), yaitu h(x) dan g(x) mempunyai sisa yang sama apabila dibagi dengan f(x). Kongruensi ini membentuk relasi ekuivalensi dan membentuk partisi-partisi, dengan klas-klas ekuivalensi memuat g(x) yang dinotasikan dangan [g(x)] kemudian didefinisikan sebagai [g(x)]={h(x):h(x)(g(x) (mod f(x))} Diberikan R=F[x]/(f(x))={[g(x)]:g(x) F[x]} Didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian pada klas-klas ekuivalensi sebagai berikut [g(x)]+[h(x)]=[g(x)+h(x)] dan [g(x)]*[h(x)]=[g(x)*h(x)] Maka (R,+,*) merupakan ring dan disebut dengan ring polinomial atas F modulo f(x) (Riyanto, 2006:3).

30 Ruang Bagian Siklis dalam Kode Siklis Kode adalah daftar kata atau simbol yang mengganti secara khusus kata lain. Kode juga merupakan blok dari simbol alphabet yang terbatas. Alphabet yang sering digunakan adalah himpunan barisan biner yaitu simbol 0 dan 1. Salah satu kelas dari kode linier adalah kode siklis. Kode siklis adalah bagian dari kode linier yang mengikuti sifat perputaran siklis. Suatu linear code C disebut cyclic codes (kode siklis) jika C merupakan cyclic subspace. Karena cyclic codes merupakan linear code, maka suatu cyclic codes mempunyai codeword 0 dan tertutup terhadap operasi penjumlahan. Dalam membangun ruang bagian siklis pada modulo 2, angka yang digunakan untuk merepresentasikan modulo 2 tersebut adalah 0 dan 1 karena lapangan atau field yang dibahas adalah himpunan bilangan bulat positif. Dan bilangan bulat positif tersebut diambil mulai dari bilangan bulat positif yang terkecil beserta bilangan nol (Riyanto, 2006:1-2). Definisi Suatu ruang bagian S atas ruang bagian F yaitu ) "*% disebut cyclic subspace (ruang bagian siklis) jika " + %,, maka-" + %,. Dengan kata lain, S merupakan suatu ruang bagian dan untuk setiap vektor a S, setiap cyclic shift (pergeseran siklis) juga berada di dalam S (Riyanto, 2006:1).

31 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas mengenai bagaimana menentukan cyclic subspace dan berapa banyaknya cyclic subspace dari, yang mana n menunjukkan derajat polinom dan m menunjukkan bilangan modulo, dan dan,, m bilangan prima. Alasan mengapa n dan m dimulai dari 2 adalah karena : 1. Jika n = 0 maka dan jika n = 1 maka, dan karena derajat polinomnya 1, maka tidak dapat ditentukan ruang bagian siklisnya. 2. Jika m = 0 maka tidak akan dapat ditentukan ruang bagian siklisnya karena tidak ada pengkodean. 3. Jika m = 1 maka akan memberikan hasil tunggal karena pengkodeannya yang tunggal yaitu bilangan nol saja, sehingga tidak dapat ditentukan ruang bagian siklisnya pula. Sesuai dengan pembahasan dalam jurnal yang merupakan referensi utama dalam skripsi ini, hal yang perlu diingat dan diperhatikan sebelum membentuk ruang bagian siklis adalah: a. Memfaktorkan polinomial f(x) untuk menentukan monic yaitu dengan menggunakan teorema sisa (sebagaimana materi yang dijelaskan dalam BAB II). b. Karena konstanta yang ada pada persamaan polinomial juga digunakan dalam pembentukan ruang bagian siklis, maka koefisien yang digunakan 16

32 17 dalam pembentukan ruang bagian siklis adalah koefisien dari variabel (dalam skripsi ini yang digunakan adalah variabel x) yang mana polinom dari variabel tersebut dikurangi 1, sehingga banyak pengkodeannya sesuai dengan derajat polinomnya. c. Koefisien dan konstanta yang bukan bilangan bulat positif maka dianggap sebagai Ruang Bagian Siklis dari Pada modulo 2, pengkodeannya adalah 0 dan Ruang Bagian Siklis dari Diberikan dan ambil polinom dengan f(x) =. Faktorisasi monic dari f(x) adalah Monic yang membagi f(x) adalah Pembangunan ruang bagian siklisnya yaitu: 1. Sehingga, hanya terdapat konstanta dalam yaitu 1. Karena derajat polinomnya 2, maka koefisien x adalah 0. Dengan demikian, akan

33 18 dibentuk ruang bagian siklis dari (01). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00), (01), (10)}. 2. Sehingga, koefisien x adalah 1. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (10). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00), (10), (01)}. 3. Sehingga, koefisien x adalah 1 dan konstantanya adalah 1. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (11). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00), (11)} (menunjukkan identitas penjumlahan dan perkalian). 4. Sehingga, koefisien adalah 1 dan koefisien dari x adalah 0. Karena konstantanya adalah -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Karena derajat polinomnya 2, maka koefisien dari tidak digunakan dalam membangun ruang bagian siklis. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (00). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00)}. Dengan pembentukan ruang bagian siklis dari beberapa monic yang ada tersebut, telah diketahui bahwa mempunyai tepat 3 ruang bagian siklis. Banyaknya ruang bagian siklis tersebut ditentukan dari ruang bagian siklis terbanyak yang dibentuk dari monic.

34 Ruang Bagian Siklis dari! Diberikan dan ambil polinom dengan f(x) =. Faktorisasi monic dari f(x) adalah Monic yang membagi f(x) adalah Pembangunan ruang bagian siklisnya yaitu: 1) Sehingga, hanya terdapat konstanta dalam yaitu 1. Karena derajat polinomnya 3, maka koefisien dari adalah 0 dan koefisien dari x adalah 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (001). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(000), (001), (100), (010)}. 2) Sehingga, koefisien adalah 0 dan koefisien x adalah 1. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (010). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(000), (010), (001), (100)}.

35 20 3) Sehingga, koefisien adalah 1, koefisien x adalah 1 dan konstantanya adalah 1. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (111). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(000), (111)} (menunjukkan identitas penjumlahan dan perkalian). 4) Sehingga, koefisien adalah 1, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 0. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Karena derajat polinomnya 3, maka koefisien dari tidak digunakan dalam membangun ruang bagian siklis. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (000). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(000)}. Dengan pembentukan ruang bagian siklis dari beberapa monic yang ada tersebut, telah diketahui bahwa mempunyai tepat 4 ruang bagian siklis. Banyaknya ruang bagian siklis tersebut ditentukan dari ruang bagian siklis terbanyak yang dibentuk dari monic Ruang Bagian Siklis dari " Diberikan dan ambil polinom dengan f(x) =. Faktorisasi monic dari f(x) adalah Monic yang membagi f(x) adalah

36 21 # $ % & Pembangunan ruang bagian siklisnya yaitu: a) Sehingga, hanya terdapat konstanta dalam yaitu 1. Karena derajat polinomnya 4, maka koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (0001). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(0000), (0001), (1000), (0100), (0010)}. b) Sehingga, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 1. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (0010). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(0000), (0010), (0001), (1000), (0100)}. c) Sehingga, koefisien adalah 0, koefisien adalah 1, dan koefisien x adalah 0. Konstantanya adalah 1. Dengan demikian, akan dibentuk ruang

37 22 bagian siklis dari (0101). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(0000), (0101), (1010)}. d) Sehingga, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 1. Konstantanya adalah 1. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (0011). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(0000), (0011), (1001), (1100), (0110)}. e) # Sehingga, koefisien adalah 1, koefisien adalah -1 maka dianggap sebagai 0, dan koefisien x adalah 1. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (1010). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka # membangun ruang bagian siklis S = {(0000), (1010), (0101)}. f) $ Sehingga, koefisien adalah 0, koefisien adalah 1, dan koefisien x adalah 0. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (0100). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka $ membangun ruang bagian siklis S = {(0000), (0100), (0010), (0001), (1000)}. g) % Sehingga, koefisien adalah 1, koefisien adalah 1, dan koefisien x adalah 1. Konstantanya adalah 1. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (1111). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka

38 23 membangun ruang bagian siklis S = {(0000), (1111)} (menunjukkan identitas penjumlahan dan perkalian). h) & Sehingga, koefisien adalah 1, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 0. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Karena derajat polinomnya 4, maka koefisien dari tidak digunakan dalam membangun ruang bagian siklis. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (0000). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka & membangun ruang bagian siklis S = {(0000)}. Dengan pembentukan ruang bagian siklis dari beberapa monic yang ada tersebut, telah diketahui bahwa mempunyai tepat 5 ruang bagian siklis. Banyaknya ruang bagian siklis tersebut ditentukan dari ruang bagian siklis terbanyak yang dibentuk dari monic Ruang Bagian Siklis dari ' Diberikan # dan ambil polinom dengan f(x) = #. Faktorisasi monic dari f(x) adalah # Monic yang membagi f(x) adalah

39 24 Pembangunan ruang bagian siklisnya yaitu: a. Sehingga, hanya terdapat konstanta dalam yaitu 1. Karena derajat polinomnya 5, maka koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (00001). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00000), (00001), (10000), (01000), (00100), (00010)}. b. Sehingga, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 1. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (00010). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00000), (00010), (00001), (10000), (01000), (00100)}. c. Sehingga, koefisien adalah 1, koefisien adalah 1, koefisien adalah 1, dan koefisien x adalah 1. Konstantanya adalah 1. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (11111). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00000), (11111)} (menunjukkan identitas penjumlahan dan perkalian).

40 25 d. # Sehingga, koefisien # adalah 1, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 0. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Karena derajat polinomnya 5, maka koefisien dari # tidak digunakan dalam membangun ruang bagian siklis. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (00000). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00000)}. Dengan pembentukan ruang bagian siklis dari beberapa monic yang ada tersebut, telah diketahui bahwa # mempunyai tepat 6 ruang bagian siklis. Banyaknya ruang bagian siklis tersebut ditentukan dari ruang bagian siklis terbanyak yang dibentuk dari monic Ruang Bagian Siklis dari ( Diberikan $ dan ambil polinom dengan f(x) = $. Faktorisasi monic dari f(x) adalah $ Monic yang membagi f(x) adalah # $

41 26 % & Pembangunan ruang bagian siklisnya yaitu: a. Sehingga, hanya terdapat konstanta dalam yaitu 1. Karena derajat polinomnya 6, maka koefisien # adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (000001). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(000000), (000001), (100000), (010000), (001000), (000100), (000010)}. b. Sehingga, koefisien # adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 1. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (000010). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(000000), (000010), (000001), (100000), (010000), (001000), (000100)}. c. Sehingga, koefisien # adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 1. Konstantanya adalah 1. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (000011). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun

42 27 ruang bagian siklis S = {(00000), (000011), (100001), (110000), (011000), (001100), (000110)}. d. Sehingga, koefisien # adalah 0, koefisien adalah 1, koefisien adalah 0, koefisien adalah 1, dan koefisien x adalah 0. Konstantanya adalah 1. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (010101). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(000000), (010101), (101010)}. e. # Sehingga, koefisien # adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 1, dan koefisien x adalah 0. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari (000100). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka # membangun ruang bagian siklis S = {(000000), (000100), (000010), (000001), (100000), (010000), (001000)}. f. $ # Sehingga, koefisien # adalah 1, koefisien adalah -1 maka dianggap sebagai 0, koefisien adalah 1, koefisien adalah -1 maka dianggap sebagai 0, dan koefisien x adalah 1. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (101010). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka $ membangun ruang bagian siklis S = {(000000), (101010), (010101)}.

43 28 g. % # Sehingga, koefisien # adalah 1, koefisien adalah 1, koefisien adalah 1, koefisien adalah 1, dan koefisien x adalah 1. Konstantanya adalah 1. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (111111). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka % membangun ruang bagian siklis S = {(000000), (111111)} (menunjukkan identitas penjumlahan dan perkalian). h. & $ Sehingga, koefisien $ adalah 1, koefisien # adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 0. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Karena derajat polinomnya 6, maka koefisien dari $ tidak digunakan dalam membangun ruang bagian siklis. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari (000000). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka & membangun ruang bagian siklis S = {(000000)}. Dengan pembentukan ruang bagian siklis dari beberapa monic yang ada tersebut, telah diketahui bahwa $ mempunyai tepat 7 ruang bagian siklis. Banyaknya ruang bagian siklis tersebut ditentukan dari ruang bagian siklis terbanyak yang dibentuk dari monic Ruang Bagian Siklis dari ) Diberikan % dan ambil polinom dengan f(x) = %. Faktorisasi monic dari f(x) adalah % $ #

44 29 Monic yang membagi f(x) adalah $ # Pembangunan ruang bagian siklisnya yaitu: a. Sehingga, hanya terdapat konstanta dalam yaitu 1. Karena derajat polinomnya 7, maka koefisien $ adalah 0, koefisien # adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari ( ). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {( ),( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( )}. b. Sehingga, koefisien $ adalah 0, koefisien # adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 1. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari ( ). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( )}.

45 30 c. $ # Sehingga, koefisien $ adalah 1, koefisien # adalah 1, koefisien adalah 1, koefisien adalah 1, koefisien adalah 1, dan koefisien x adalah 1. Konstantanya adalah 1. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari ( ). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {( ), ( )} (menunjukkan identitas penjumlahan dan perkalian). d. $ # % Sehingga, koefisien % adalah 1, koefisien $ adalah 0, koefisien # adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, koefisien adalah 0, dan koefisien x adalah 0. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Karena derajat polinomnya 7, maka koefisien dari % tidak digunakan dalam membangun ruang bagian siklis. Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari ( ). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {( )}. Dengan pembentukan ruang bagian siklis dari beberapa monic yang ada tersebut, telah diketahui bahwa % mempunyai tepat 8 ruang bagian siklis. Banyaknya ruang bagian siklis tersebut ditentukan dari ruang bagian siklis terbanyak yang dibentuk dari monic Ruang Bagian Siklis dari Diberikan dan ambil polinom dengan f(x) =. Faktorisasi monic dari f(x) adalah

46 31 Untuk n ganjil * * + Monic yang membagi f(x) adalah * * + Pembangunan ruang bagian siklisnya yaitu: a. Sehingga, hanya terdapat konstanta dalam yaitu 1. Karena derajat polinomnya n, maka koefisien-koefisien dari persamaan tersebut: 5,-./0/ Dengan demikian, akan dibentuk ruang bagian siklis dari ({0 sebanyak (n - 1)}1). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(0 sebanyak n), ({0 sebanyak (n - 1)}1 yang disikliskan)}. b. Sehingga, koefisien-koefisien dari persamaan tersebut: 5

47 32,-./0/ Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari ({0 sebanyak mulai koefisien dari * hingga koefisien }10). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(0 sebanyak n), ({0 sebanyak mulai koefisien dari * hingga koefisien }10 yang disikliskan)}. c. * * + Sehingga, koefisien-koefisien dari persamaan tersebut: 5,-./0/ Konstantanya adalah 1. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari ({1 sebanyak (n - 1)}1). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(0 sebanyak n), ({1 sebanyak (n - 1)}1) yang disikliskan)} yang mana ruang bagian siklis yang terbangun tersebut menunjukkan identitas penjumlahan dan perkalian. d. * * + Sehingga, koefisien - koefisien dari persamaan tersebut:,-./0/ ,-./0/

48 33 Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Karena derajat polinomnya n, maka koefisien dari tidak digunakan dalam membangun ruang bagian siklis. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari ({0 sebanyak (n - 1)}0). Maka, membangun ruang bagian siklis S = {({0 sebanyak (n - 1)}0)}. Untuk n genap * * + Monic yang membagi f(x) adalah * * + # $ * * + % * * + & Pembangunan ruang bagian siklisnya yaitu: a. Sehingga, hanya terdapat konstanta dalam yaitu 1. Karena derajat polinomnya n, maka koefisien-koefisien dari persamaan tersebut: 5

49 34,-./0/ ,-./0/ Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari ({0 sebanyak (n - 1)}1). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = { (0 sebanyak n), ({0 sebanyak (n - 1)}1 yang disikliskan) }. b. Sehingga, koefisien-koefisien dari persamaan tersebut: 5,-./0/ ,-./0/ Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari ({0 sebanyak mulai koefisien dari * hingga koefisien }10). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(0 sebanyak n), ({0 sebanyak mulai koefisien dari * hingga koefisien }10 yang disikliskan)}. c. Sehingga, koefisien-koefisien dari persamaan tersebut: 5,-./0/ ,-./0/

50 35 Konstantanya adalah 1. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari ({0 sebanyak mulai koefisien dari * hingga koefisien }11). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(0 sebanyak n), ({0 sebanyak mulai koefisien dari * hingga koefisien }11 yang disikliskan)}. d. * * + Sehingga, koefisien - koefisien dari persamaan tersebut: 5,-./0/ ,-./0/ Konstantanya adalah 1. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari ( dan seterusnya hingga sebanyak n (banyak derajat polinom) ). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(0 sebanyak n), ( dan seterusnya hingga sebanyak n yang disikliskan)}. e. # Sehingga, koefisien - koefisien dari persamaan tersebut: 5

51 36,-./0/ ,-./0/ ,-./0/ Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari ({0 sebanyak mulai koefisien dari * hingga koefisien }100). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka # membangun ruang bagian siklis S = {(0 sebanyak n), ({0 sebanyak mulai koefisien dari * hingga koefisien }100 yang disikliskan)}. f. $ * * + * * + Sehingga, koefisien-koefisien dari persamaan tersebut: 1,1 2/ / 5,-./0/ ,1 2/ /,-./0/ Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari ( dan seterusnya hingga sebanyak n (banyak derajat polinom) ). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka $ membangun ruang bagian siklis S = {(0 sebanyak n), ( dan seterusnya hingga sebanyak n yang disikliskan)}. g. % * * + * * + Sehingga, koefisien - koefisien dari persamaan tersebut:

52 37 5,-./0/ ,-./0/ Konstantanya adalah 1. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari ( dan seterusnya hingga sebanyak n (banyak derajat polinom) ). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka $ membangun ruang bagian siklis S = {(0 sebanyak n), ( dan seterusnya hingga sebanyak n)} (menunjukkan identitas penjumlahan dan perkalian). h. & * * + Sehingga, koefisien - koefisien dari persamaan tersebut:,-./0/ ,-./0/ ,-./0/ Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Karena derajat polinomnya n, maka koefisien dari tidak digunakan dalam membangun ruang bagian siklis. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari (0 sebanyak n). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka & membangun ruang bagian siklis S = {(0 sebanyak n)}.

53 38 Dengan menyimpulkan hasil pembentukan ruang bagian siklis dari beberapa monic yang ada pada beberapa polinom diatas, kita ketahui bahwa baik n ganjil ataupun n genap pada mempunyai tepat n + 1 ruang bagian siklis, untuk. Banyaknya ruang bagian siklis tersebut ditentukan dari ruang bagian siklis terbanyak yang dibentuk dari monic. 3.2 Ruang Bagian Siklis dari! Pada modulo 3, pengkodeannya adalah 0,1, dan Ruang Bagian Siklis dari! Diberikan dan ambil polinom dengan f(x) =. Faktorisasi monic dari f(x) adalah Monic yang membagi f(x) adalah Pembangunan ruang bagian siklisnya yaitu: a. Sehingga, hanya terdapat konstanta dalam yaitu 1. Karena derajat polinomnya 2, maka koefisien-koefisien dari persamaan tersebut yaitu koefisien x adalah 0. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari (01).

54 39 Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00), (01), (10)}. b. Sehingga, koefisien x adalah 1. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari (10). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00), (10), (01)}. c. Sehingga, koefisien x adalah 1 dan konstantanya adalah 1. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari (11). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00), (11)} (menunjukkan identitas penjumlahan dan perkalian). d. Sehingga, koefisien adalah 1 dan koefisien dari x adalah 0. Karena konstantanya adalah -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Karena derajat polinomnya 2, maka koefisien dari tidak digunakan dalam membangun ruang bagian siklis. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari (00). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(00)}. Dengan pembentukan ruang bagian siklis dari beberapa monic yang ada tersebut, telah diketahui bahwa mempunyai tepat 3 ruang bagian siklis. Banyaknya ruang bagian siklis tersebut ditentukan dari ruang bagian siklis terbanyak yang dibentuk dari monic.

55 Ruang Bagian Siklis dari!! Diberikan dan ambil polinom dengan f(x) =. Faktorisasi monic dari f(x) adalah Monic yang membagi f(x) adalah Pembangunan ruang bagian siklisnya yaitu: a. Sehingga, hanya terdapat konstanta dalam yaitu 1. Karena derajat polinomnya 3, maka koefisien dari adalah 0 dan koefisien dari x adalah 0. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari (001). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(000), (001), (100), (010)}. b. Sehingga, koefisien adalah 0 dan koefisien x adalah 1. Karena konstantanya -1, maka konstantanya dianggap sebagai 0. Sehingga akan dibentuk ruang bagian siklis dari (010). Dengan definisi ruang bagian siklis, maka membangun ruang bagian siklis S = {(000), (010), (001), (100)}.

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO Saropah Mahasiswa Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail: haforas@rocketmail.com ABSTRAK Salah satu

Lebih terperinci

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan. 2. Grup Definisi 1.3 Suatu grup < G, > adalah himpunan tak-kosong G bersama-sama dengan operasi biner pada G sehingga memenuhi aksioma- aksioma berikut: a. operasi biner bersifat asosiatif, yaitu a, b,

Lebih terperinci

UJI KEMAMPUAN Chlorella sp. SEBAGAI BIOREMIDIATOR LIMBAH CAIR TAHU

UJI KEMAMPUAN Chlorella sp. SEBAGAI BIOREMIDIATOR LIMBAH CAIR TAHU UJI KEMAMPUAN Chlorella sp. SEBAGAI BIOREMIDIATOR LIMBAH CAIR TAHU SKRIPSI Oleh: FARIKHAH ARIFIN NIM : 08620042 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses penelitian untuk penyelesaian persamaan Diophantine dengan relasi kongruensi modulo m mengenai aljabar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan media telephone, handphone,

BAB I PENDAHULUAN. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan media telephone, handphone, BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Sekarang ini teknologi untuk berkomunikasi sangatlah mudah. Penyampaian pesan dapat dilakukan dengan media telephone, handphone, internet, dan berbagai macam peralatan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN. 0212088701 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2015 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR: RING

STRUKTUR ALJABAR: RING STRUKTUR ALJABAR: RING BAHAN AJAR Oleh: Rippi Maya Program Studi Magister Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) SILIWANGI - Bandung 2016 1 Pada grup telah dipelajari

Lebih terperinci

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL SKRIPSI Oleh : ANI NURHAYATI J2A 006 001 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Untuk melakukan penelitian ini terlebih dahulu harus memahami konsep yang terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar yang menunjang dan disajikan

Lebih terperinci

UJI VIABILITAS KONSORSIUM BAKTERI BIODEKOMPOSER SELAMA DUA BULAN GUNA MENENTUKAN UMUR INOKULUM YANG OPTIMAL SKRIPSI

UJI VIABILITAS KONSORSIUM BAKTERI BIODEKOMPOSER SELAMA DUA BULAN GUNA MENENTUKAN UMUR INOKULUM YANG OPTIMAL SKRIPSI UJI VIABILITAS KONSORSIUM BAKTERI BIODEKOMPOSER SELAMA DUA BULAN GUNA MENENTUKAN UMUR INOKULUM YANG OPTIMAL SKRIPSI Oleh : RAHMAD AGUNG FEBRIANSYAH NIM. 06520001 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

APLIKASI KRIPTOGRAFI HILL CIPHER DENGAN MATRIKS m n

APLIKASI KRIPTOGRAFI HILL CIPHER DENGAN MATRIKS m n 1 APLIKASI KRIPTOGRAFI HILL CIPHER DENGAN MATRIKS m n SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : LILIS DWI HENDRAWATI 0601060012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI BAB 6 RING (GELANGGANG) Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat suatu Ring, Integral Domain dan Field Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, square free, keterbagian bilangan bulat, modulo, bilangan prima, daerah integral, ring bilangan bulat

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. untuk setiap e G. 4. G mengandung balikan. Untuk setiap a G, terdapat b G sehingga a b =

BAB II TEORI DASAR. untuk setiap e G. 4. G mengandung balikan. Untuk setiap a G, terdapat b G sehingga a b = BAB II TEORI DASAR 2.1. Group Misalkan operasi biner didefinisikan untuk elemen-elemen dari himpunan G. Maka G adalah grup dengan operasi * jika kondisi di bawah ini terpenuhi : 1. G tertutup terhadap.

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEMBARAN MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEMBARAN MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEMBARAN MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SKRIPSI Diajukan Untuk Melengakapi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Disusun oleh: MARLISA

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. Oleh: GHOZALI NIM Tanggal : 28 Juli 2011

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. Oleh: GHOZALI NIM Tanggal : 28 Juli 2011 HALAMAN PENGESAHAN STRUKTUR KOMUNITAS TUMBUHAN BAWAH DAN JENIS-JENIS YANG BERPOTENSI SEBAGAI TANAMAN OBAT DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) R. SOERJO CANGAR KABUPATEN MALANG SKRIPSI Oleh: GHOZALI NIM. 05520021

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna, square free, keterbagian bilangan bulat, modulo, bilangan prima, ideal, daerah integral, ring quadratic.

Lebih terperinci

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( )

Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik ( ) Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik (20110060311101) Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Teorema Dasar Aljabar Mochamad Rofik Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang

BAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang BAB II KAJIAN TEORI Pada Bab II ini berisi kajian teori. Di bab ini akan dijelaskan beberapa definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang mendasari teori kode BCH. A. Grup

Lebih terperinci

INVERS MATRIKS BLOK DAN APLIKASINYA PADA MATRIKS DIAGONAL DAN SEGITIGA TUGAS AKHIR

INVERS MATRIKS BLOK DAN APLIKASINYA PADA MATRIKS DIAGONAL DAN SEGITIGA TUGAS AKHIR INVERS MATRIKS BLOK DAN APLIKASINYA PADA MATRIKS DIAGONAL DAN SEGITIGA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh : HARYONO 10854002947

Lebih terperinci

Penyesuaian Diri Peserta Didik SMAN 1 Kediri SKRIPSI

Penyesuaian Diri Peserta Didik SMAN 1 Kediri SKRIPSI Studi Kasus Dampak Penjurusan Studi Pilihan Orang Tua Terhadap Penyesuaian Diri Peserta Didik SMAN 1 Kediri SKRIPSI Oleh : ACHMAD SAMSUL ARIFIN NIM : 09410010 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bilangan Bulat Bilangan Bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga negatif dari bilangan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PATI JAGUNG DAN UBI KAYU HASIL MODIFIKASI DENGAN ENZIM PULLULANASE TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus novergicus)

PENGARUH PEMBERIAN PATI JAGUNG DAN UBI KAYU HASIL MODIFIKASI DENGAN ENZIM PULLULANASE TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus novergicus) PENGARUH PEMBERIAN PATI JAGUNG DAN UBI KAYU HASIL MODIFIKASI DENGAN ENZIM PULLULANASE TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus novergicus) SKRIPSI Oleh: AHMAD NASRURRIDLO NIM. 06520018 JURUSAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar: UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Gedung Jurusan Matematika, Yogyakarta - 55281 Bahan Ajar: BAB / POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi +

BAB II KERANGKA TEORITIS. komposisi biner atau lebih dan bersifat tertutup. A = {x / x bilangan asli} dengan operasi + 5 BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Struktur Aljabar Struktur aljabar adalah salah satu mata kuliah dalam jurusan matematika yang mempelajari tentang himpunan (sets), proposisi, kuantor, relasi, fungsi, bilangan,

Lebih terperinci

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d 1 Pada grup telah dipelajari himpunan dengan satu operasi. Sekarang akan dipelajari himpunan dengan dua operasi. Ilustrasi 1.1 Perhatikan himpunan 0,1,2,3,4. (a) Apakah grup terhadap operasi penjumlahan?

Lebih terperinci

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT BERDASARKAN PERBEDAAN GAYA BELAJAR DAN GAYA KOGNITIF SKRIPSI

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT BERDASARKAN PERBEDAAN GAYA BELAJAR DAN GAYA KOGNITIF SKRIPSI PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT BERDASARKAN PERBEDAAN GAYA BELAJAR DAN GAYA KOGNITIF SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BENTUK NORMAL JORDAN UNTUK MENENTUKAN INVERS MOORE PENROSE

BENTUK NORMAL JORDAN UNTUK MENENTUKAN INVERS MOORE PENROSE i BENTUK NORMAL JORDAN UNTUK MENENTUKAN INVERS MOORE PENROSE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Oleh Riyan Emmy Trihastuti 0901060006 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DERET PANGKAT UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDEDUA KHUSUS SKRIPSI

PENERAPAN METODE DERET PANGKAT UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDEDUA KHUSUS SKRIPSI PENERAPAN METODE DERET PANGKAT UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDEDUA KHUSUS SKRIPSI Oleh: SAMSIATI NUR HASANAH NIM: 11321432 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan menenai teori teori yan berhubunan denan penelitian sehina dapat dijadikan sebaai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah dalam

Lebih terperinci

KONSEP DIRI REMAJA DARI KELUARGA BROKEN HOME SKRIPSI. Oleh : Chiktia Irma Oktaviani

KONSEP DIRI REMAJA DARI KELUARGA BROKEN HOME SKRIPSI. Oleh : Chiktia Irma Oktaviani KONSEP DIRI REMAJA DARI KELUARGA BROKEN HOME SKRIPSI Oleh : Chiktia Irma Oktaviani 10410143 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2014 HALAMAN PERSETUJUAN KONSEP

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan dalam pembahasan penelitian ini. Untuk lebih mudah memahami, akan diberikan beberapa contoh. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan penulisan penelitian diperlukan beberapa pengertian dan teori yang berkaitan dengan pembahasan. Dalam subbab ini akan diberikan beberapa teori berupa definisi,

Lebih terperinci

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015 Volume 9 Nomor 1 Maret 015 Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 015 Volume 9 Nomor 1 Hal. 1 10 KARAKTERISASI DAERAH DEDEKIND Elvinus R. Persulessy 1, Novita Dahoklory 1, Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

PENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA PENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA oleh ARIF MUNTOHAR M0111012 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG oleh MIRA AMALIA M0113030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA SUSU KAMBING SEGAR

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA SUSU KAMBING SEGAR ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA SUSU KAMBING SEGAR SKRIPSI Oleh: ERNAWATI NIM.05520014 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH... 1 B. PEMBATASAN MASALAH... 2 C.

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKARAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKARAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LINGKARAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI QUESTIONS STUDENTS HAVE DENGAN LEMBAR KERJA PADA SISWA KELAS VIII MTs RAUDLATUT THOLIBIN SIDOMULYO KUDUS TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMP Negeri 2 Banyudono

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS

PENGEMBANGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS PENGEMBANGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S-1)

Lebih terperinci

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2010 2 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta

Lebih terperinci

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep GRUP Bab ini merupakan awal dari bagian pertama materi utama perkuliahan Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS, RETURN, ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS, RETURN, ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS, RETURN, ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SEPUTAR PENGUMUMAN DIVIDEN PERIODE 2009-2011 SKRIPSI Oleh ADI SETYO UTOMO NIM : 08510061

Lebih terperinci

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN BAHAN AJAR TEORI BILANGAN DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN. 0212088701 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2015 KATA PENGANTAR ب

Lebih terperinci

PERAN TEOREMA COHEN DALAM TEOREMA BASIS HILBERT PADA RING DERET PANGKAT

PERAN TEOREMA COHEN DALAM TEOREMA BASIS HILBERT PADA RING DERET PANGKAT PERAN TEOREMA COHEN DALAM TEOREMA BASIS HILBERT PADA RING DERET PANGKAT SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika Diajukan Oleh : Moch. Widiono 09610030

Lebih terperinci

RING NOETHER DAN TEOREMA BASIS HILBERT

RING NOETHER DAN TEOREMA BASIS HILBERT RING NOETHER DAN TEOREMA BASIS HILBERT Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika Diajukan Oleh Estri Yunita Sari 09610016 PROGRAM STUDI MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAHE MERAH

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAHE MERAH PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc.) TERHADAP SEL NEKROSIS PADA JARINGAN GLOMERULUS DAN TUBULUS GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG TERPAPAR ALLETHRIN SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup BAB 3 DASAR DASAR GRUP Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup Tujuan Instruksional Khusus : Setelah diberikan

Lebih terperinci

Diktat Kuliah. Oleh:

Diktat Kuliah. Oleh: Diktat Kuliah TEORI GRUP Oleh: Dr. Adi Setiawan UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015 Kata Pengantar Aljabar abstrak atau struktur aljabar merupakan suatu mata kuliah yang menjadi kurikulum nasional

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum Bab I. Sekilas Tentang Konsep Dasar Grup antonius cp 2 1. Tertutup, yakni jika diambil sebarang dua elemen dalam G maka hasil operasinya juga akan merupakan elemen G dan hasil tersebut adalah tunggal.

Lebih terperinci

Diajukan oleh: HANIFAH

Diajukan oleh: HANIFAH PENERAPAN PAPAN MAGNETIK DAN CD WARNA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SDN KLECO I SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

Antonius C. Prihandoko

Antonius C. Prihandoko Antonius C. Prihandoko Didanai oleh Proyek DIA-BERMUTU 2009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Prakata Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan Fitri Aryani 1, Rahmadani 2 Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau e-mail: khodijah_fitri@uin-suskaacid Abstrak

Lebih terperinci

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL PRIME IDEAL AND MAXIMAL IDEAL IN A POLYNOMIAL RING

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL PRIME IDEAL AND MAXIMAL IDEAL IN A POLYNOMIAL RING IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL Qharnida Khariani, Amir Kamal Amir dan Nur Erawati Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin (UNHAS)

Lebih terperinci

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2011 0 KATA PENGANTAR Aljabar abstrak

Lebih terperinci

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan Pertemuan 13 PENGERTIAN RING A. Pendahuluan Target yang diharapkan dalam pertemuan ke 13 ini (pertemuan pertama tentang teori ring) adalah mahasiswa dapat : a. membedakan suatu struktur aljabar merupakan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL TUGAS AKHIR PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Oleh :

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK DISTRIBUSI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dituliskan beberapa aspek teoritis berupa definisi teorema sifat-sifat yang berhubungan dengan teori bilangan integer modulo aljabar abstrak masalah logaritma diskret

Lebih terperinci

PENYELESAIAN INTEGRAL DIMENSI-n MENGGUNAKAN TEOREMA TONELLI

PENYELESAIAN INTEGRAL DIMENSI-n MENGGUNAKAN TEOREMA TONELLI PENYELESAIAN INTEGRAL DIMENSI-n MENGGUNAKAN TEOREMA TONELLI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana S-1 Oleh : NURWIYATI 0901060149 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field.

STRUKTUR ALJABAR II. Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field. STRUKTUR ALJABAR II Materi : 1. Ring 2. Sub Ring, Ideal, Ring Faktor 3. Daerah Integral, dan Field RING (GELANGGANG) Ring adalah himpunan G yang tidak kosong dan berlaku dua oprasi biner (penjumlahan dan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA, STRESS KERJA, DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ROSALIA INDAH SOLO

PENGARUH MOTIVASI KERJA, STRESS KERJA, DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ROSALIA INDAH SOLO PENGARUH MOTIVASI KERJA, STRESS KERJA, DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. ROSALIA INDAH SOLO SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PERANAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN SIKAP PATRIOTISME PADA MASYARAKAT DI DESA PENGADEGAN KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMAS

PERANAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN SIKAP PATRIOTISME PADA MASYARAKAT DI DESA PENGADEGAN KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMAS 0 PERANAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN SIKAP PATRIOTISME PADA MASYARAKAT DI DESA PENGADEGAN KECAMATAN WANGON KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017

PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017 PENGENALAN KONSEP-KONSEP DALAM RING MELALUI PENGAMATAN Disampaikan dalam Lecture Series on Algebra Universitas Andalas Padang, 29 September 2017 Indah Emilia Wijayanti Departemen Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO OLI SUMBER REJEKI SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH HARGA, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO OLI SUMBER REJEKI SUKOHARJO SKRIPSI PENGARUH HARGA, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO OLI SUMBER REJEKI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom BAB 9 RING POLINOM Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom Tujuan Instruksional Khusus : Setelah diberikan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Curcuma sativus L.) SKRIPSI.

PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Curcuma sativus L.) SKRIPSI. PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Curcuma sativus L.) SKRIPSI Oleh: ZAINAL MUTTAQIIN NIM. 05520025 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya Kode Makalah M-1 Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya K a r y a t i Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: yatiuny@yahoo.com

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: LAYLIS ANDRIANA NIM

SKRIPSI OLEH: LAYLIS ANDRIANA NIM ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII-C DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI MTsN BLITAR TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH: LAYLIS ANDRIANA NIM.

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEER LESSON

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEER LESSON PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PEER LESSON DENGAN SUPERITEM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Grup Pengkajian pertama, diulas tentang definisi grup yang merupakan bentuk dasar dari suatu ring dan modul. Definisi 2.1.1 Diberikan himpunan dan operasi biner disebut grup yang

Lebih terperinci

PENERAPAN PEER TUTORING

PENERAPAN PEER TUTORING PENERAPAN PEER TUTORING DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMPN 5 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM

SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA KELAS IX SMP ISLAM SUNAN GUNUNG JATI NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI OLEH AHMAD RIBATUL FAWAID NIM.

Lebih terperinci

HUBUNGAN NILAI RATA-RATA UJIAN NASIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA UIN WALISONGO SEMARANG

HUBUNGAN NILAI RATA-RATA UJIAN NASIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA UIN WALISONGO SEMARANG HUBUNGAN NILAI RATA-RATA UJIAN NASIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA UIN WALISONGO SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi dengan aksioma dan suatu operasi biner. Teori grup dan ring merupakan konsep yang memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aljabar abstrak merupakan salah satu bidang kajian dalam matematika. Aljabar abstrak merupakan sistem matematika yang terdiri dari suatu himpunan yang dilengkapi oleh

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI. Latar Belakang Berawal dari definisi grup periodik yaitu misalkan grup, jika terdapat unsur (nonidentitas)

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI. Latar Belakang Berawal dari definisi grup periodik yaitu misalkan grup, jika terdapat unsur (nonidentitas) I PENDAHULUAN Latar Belakang Berawal dari definisi grup periodik yaitu misalkan grup, jika terdapat unsur (nonidentitas) di sehingga., maka disebut grup periodik dan disebut periode dari. Serta fakta bahwa

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika. PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN 2014 / 2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field. Hal ini dimulai dengan memberikan pengertian dari group

Lebih terperinci

POLINOMIAL PEMBANGUN DARI IDEAL DAN KODE SIKLIK SKRIPSI

POLINOMIAL PEMBANGUN DARI IDEAL DAN KODE SIKLIK SKRIPSI POLINOMIAL PEMBANGUN DARI IDEAL DAN KODE SIKLIK SKRIPSI TUHFATUL JANAN PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016 POLINOMIAL PEMBANGUN DARI

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika PENINGKATAN KEMAMPUAN TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN QUIZ TEAM BAGI SISWA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP ANAK PENYANDANG TUNA NETRA UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI DI BALAI REHABILITASI SOSIAL DISTRARASTRA PEMALANG

BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP ANAK PENYANDANG TUNA NETRA UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI DI BALAI REHABILITASI SOSIAL DISTRARASTRA PEMALANG BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP ANAK PENYANDANG TUNA NETRA UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI DI BALAI REHABILITASI SOSIAL DISTRARASTRA PEMALANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar: UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Gedung Jurusan Matematika, Yogyakarta - 55281 Bahan Ajar: BAB / POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENYELESAIAN SOAL OPERASI BILANGAN PECAHAN

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENYELESAIAN SOAL OPERASI BILANGAN PECAHAN ANALISIS KESALAHAN DALAM PENYELESAIAN SOAL OPERASI BILANGAN PECAHAN ( Penelitian pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Karanggede) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana-S1 Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Surakarta Tahun 2014/2015 ) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK PADA GRAF LOLLIPOP, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF GENERALIZED JAHANGIR

DIMENSI METRIK PADA GRAF LOLLIPOP, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF GENERALIZED JAHANGIR DIMENSI METRIK PADA GRAF LOLLIPOP, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF GENERALIZED JAHANGIR oleh ARDINA RIZQY RACHMASARI M0112013 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

POTENSI BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI PENGHASIL ENZIM KITINASE, PROTEASE DAN SELULASE SECARA IN VITRO SKRIPSI. Oleh: NUR FIANTY YUNI FATICHAH NIM.

POTENSI BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI PENGHASIL ENZIM KITINASE, PROTEASE DAN SELULASE SECARA IN VITRO SKRIPSI. Oleh: NUR FIANTY YUNI FATICHAH NIM. POTENSI BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI PENGHASIL ENZIM KITINASE, PROTEASE DAN SELULASE SECARA IN VITRO SKRIPSI Oleh: NUR FIANTY YUNI FATICHAH NIM. 06520049 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEER LESSONS

PENERAPAN STRATEGI PEER LESSONS PENERAPAN STRATEGI PEER LESSONS DENGAN MENGOPTIMALKAN ALAT PERAGA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas X-1 Semester Genap di SMA Muhammadiyah

Lebih terperinci

STUDI KORELASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK DALAM EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP AL-FALAH DELTASARI WARU SIDOARJO.

STUDI KORELASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK DALAM EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP AL-FALAH DELTASARI WARU SIDOARJO. STUDI KORELASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK DALAM EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP AL-FALAH DELTASARI WARU SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Sunan Ampel Surabaya

Lebih terperinci

JURUSAN S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

JURUSAN S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER ANALISIS KEPATUHAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DI DINAS PEKERJA UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Elok Fitriya NIM. 070810391164 JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBANG

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBANG ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Oleh : REYSA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK FUNGSI GAMMA DAN FUNGSI BETA PADA PEUBAH KOMPLEKS

KARAKTERISTIK FUNGSI GAMMA DAN FUNGSI BETA PADA PEUBAH KOMPLEKS KARAKTERISTIK FUNGSI GAMMA DAN FUNGSI BETA PADA PEUBAH KOMPLEKS MELLA TANU WIJAYA 0801060026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP MA ARIF NU 1 PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP MA ARIF NU 1 PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP MA ARIF NU 1 PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DALAM KELUARGA DI KELURAHAN SUGIHWARAS KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR KOTA PEKALONGAN

PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DALAM KELUARGA DI KELURAHAN SUGIHWARAS KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR KOTA PEKALONGAN PERANAN ORANG TUA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DALAM KELUARGA DI KELURAHAN SUGIHWARAS KECAMATAN PEKALONGAN TIMUR KOTA PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN Pada bab 1 ini akan dibahas definisi kode, khususnya kode linier atas dan pencacah bobot Hammingnya. Di samping itu, akan dijelaskanan invarian, ring invarian dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI KOTA KLATEN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI KOTA KLATEN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI KURIKULUM 2013 PADA GURU-GURU SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI DI KOTA KLATEN Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

CHRISTINA INDAH PUSPITA SARI A

CHRISTINA INDAH PUSPITA SARI A PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI (GI) DALAM UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA (PTK Pada Siswa Kelas XI Semester Genap MAN Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TIPE 5E PADA MATA PELAJARAN AL-ISLAM MATERI ADAB PERGAULAN ISLAMI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 6 PALEMBANG

Lebih terperinci