Bab 5. Ringkasan. mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan
|
|
- Ida Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 5 Ringkasan Jepang merupakan salah satu negara maju di kawasan Asia yang berkembang pesat mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan yang serba modern, masyarakat Jepang tidak lupa untuk menjalankan tradisi budaya para leluhur yang berasal dari kepercayaan para dewa. Hal ini dapat dilihat dan dipahami dari nilai-nilai tradisional pada kepercayaan Shinto dalam masyarakat Jepang yang begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat berbagai macam agama kepercayaan dalam masyarakat Jepang yang sebagian besar merupakan kepercayaan pada para dewa. Kepercayaan-kepercayaan tersebut tidaklah semuanya murni dari kepercayaan Jepang itu sendiri. Banyak terdapat bukti sejarah yang memang memperlihatkan kecenderungan kebudayaan Jepang yang bersifat asimilatif. Banyak pengaruh kultural dan pengaruh spiritual dari luar Jepang yang mempengaruhi kebudayaan asli Jepang. Negara-negara yang banyak memberikan pengaruh-pengaruh tersebut yaitu Cina dan India. Akan tetapi, semua pengaruh tersebut tidak menghilangkan tradisi asli kepercayaan masyarakat Jepang (Shinto), melainkan membentuk suatu kebudayaan baru yang memperkaya budaya Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serta hubungan dewadewa dalam agama Buddha dan Hindu terhadap Shichifukujin atau "tujuh dewa keberuntungan" di Jepang. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah kita dapat memahami lebih dalam asal-usul dewa-dewa yang terdapat dalam Shichifukujin serta pengaruh dewa-dewa Buddha dan Hindu terhadap Shichifukujin. 50
2 Salah satu pengaruh dari luar Jepang yang mempengaruhi kepercayaan Jepang yaitu pengaruh Cina dan India terhadap Shichifukujin atau dalam bahasa Inggris yaitu Seven Lucky Gods of Japan. Shichifukujin merupakan dewa-dewa yang bergabung bersama menjadi satu kelompok dewa keberuntungan di Jepang. Kepercayaan Shinto, Buddha dan Hindu memiliki kepercayaan yang sama yaitu kepercayaan terhadap para dewa, namun tidak semuanya memiliki bentuk dan karakter yang sama. Hal inilah yang terlihat pada Shichifukujin. Dewa-dewa dalam Shichifukujin yaitu Ebisu( 恵比寿 ), Juroujin( 寿老人 ), Fukurokuju( 福禄寿 ), Hotei( 布袋 ), Daikokuten( 大黒天 ), Benzaiten( 弁才天 ) dan Bishamonten( 毘沙門天 ). Semua dewa-dewa tersebut tidaklah semuanya asli dari kepercayaan Jepang. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan meneliti Hotei, Daikokuten, Benzaiten dan Bishamonten. Hotei merupakan dewa yang mendapat pengaruh dari dewa dalam agama Buddha di Cina (Budai). Sedangkan Daikokuten, Benzaiten dan Bishamonten mendapat pengaruh dari dewa-dewa dalam agama Hindu (Mahakala, Sarasvati dan Kuvera). Proses difusi dan asimilasi sangat mempengaruhi terbentuknya Shichifukujin. Budai, Mahakala, Sarasvati dan Kuvera masuk ke Jepang dan bergabung bersama membentuk Shichifukujin karena merupakan suatu proses asimilasi budaya. Proses asimilasi budaya yang terjadi antara dewa Buddha (Budai) dari Cina yang kemudian membentuk Shichifukujin dalam Shinto dibawa pada saat masuknya agama Buddha dari Cina ke Jepang melalui Korea pada abad keenam. Sedangkan proses asimilasi budaya yang terjadi antara dewa Hindu (Mahakala, Sarasvati dan Kuvera) dari India yang kemudian membentuk Shichifukujin dibawa melalui agama Buddha dari Cina. Kemudian, dewa Hindu yang member pengaruh pada dewa Buddha di Cina tersebut masuk ke Jepang 51
3 melalui Korea pada abad keenam. Perbedaan-perbedaan antara dewa-dewa asal (Buddha dan Hindu) dengan dewa-dewa Shichifukujin dalam Shinto dikarenakan penyesuaian kondisi masyarakat Jepang. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya asimilasi yaitu karena masyarakat Jepang juga memiliki kepercayaan yang sama yaitu percaya kepada dewa-dewa. Oleh karena itu, dewa-dewa dalam agama lain pun dapat dengan baik membaur menjadi satu. Lalu, sikap masyarakat Jepang yang cukup terbuka terhadap kepercayaan dari luar juga menyebabkan proses asimilasi berjalan dengan baik. Sikap terbuka masyarakat Jepang terhadap agama Buddha dimulai ketika Pangeran Shotoku menerima gambaran Buddha dari raja di Korea untuk menciptakan perdamaian diantara dua kerajaan. Kemudian Pangeran Shotoku memerintahkan pendeta-pendeta untuk pergi ke Cina mempelajari agama Buddha. Pada akhirnya, pada awal abad kedelapan, pendeta Buddha Cina banyak mendirikan Buddha Cina di Jepang. Faktor penting lain yang mendorong terjadinya proses asimilasi tersebut yaitu konsep pemikiran orang Jepang terhadap agama. Orang Jepang sangat setia terhadap ritual tradisi agamanya seperti orang lain di dunia. Akan tetapi disisi lain, sebagian masyarakat tidak pernah menganggap bahwa jika tidak mengunjungi kuil pada saat tahun baru atau melanggar apa yang telah diajarkan agamanya, mereka akan dianggap sebagai mushinsha (orang kafir). Hotei merupakan dewa kesenangan dan kebahagiaan dalam Shichifukujin. Hotei dalam agama Buddha disebut Budai atau Kaishi. Secara literatur, karakter tulisan dalam namanya mengandung arti yaitu tas kain. Hotei memiliki ciri-ciri yaitu kepala botak, memiliki jambang, memiliki dahi yang sempit, wajah yang tersenyum dan memiliki perut yang besar sehingga perutnya selalu terlihat menonjol dan setengah telanjang 52
4 dengan pakaian pendeta yang dia kenakan. Hotei membawa tas kain besar dan dipercaya membawa keberuntungan bagi siapa saja yang percaya kepadanya. Wajah yang selalu tersenyum melambangkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Gambaran serta bentuk atau rupa Hotei di Jepang sama dengan rupa atau bentuk Hotei dalam Buddha Cina. Yang membedakan yaitu Hotei dalam Shichifukujin membawa kipas yang disebut oogi ( 扇 ) sedangkan Budai dalam agama Buddha tidak membawa kipas, melainkan membawa sebuah kalung yang menunjukkan bahwa Budai merupakan seorang pendeta Buddha. Daikoku( 大黒 ) atau Daikokuten( 大黒天 ) merupakan dewa kekayaan dalam Shichifukujin. Asalnya, Daikokuten adalah dewa Mahakala (secara harafiah berarti hitam besar ) dalam agama Hindu di India yang juga merupakan dewa kekayaan. Nama Daikokuten terdiri dari kata Dai( 大 ) yang berarti besar, Koku( 黒 )yang berarti hitam, dan Ten( 天 )yang berarti dewa. Jadi, secara literatur Daikokuten berarti the great black deva. Daikokuten digambarkan sedang membawa sebuah palu kecil (Uchide no Kozuchi), memakai penutup kepala yang menyerupai topi (Daikoku Zukin). Daikokuten juga digambarkan mempunyai wajah yang penuh senyum yang lebar, memiliki janggut, kaki yang pendek dan gemuk, serta memakai pakaian Cina kuno. Daikokuten membawa karung besar yang penuh dengan barang berharga yang melambangkan kemakmuran dan kekayaan. Perbedaan yang sangat menyolok antara Daikokuten dalam Shichifukujin dan Mahakala dalam Hindu yaitu bentuk fisiknya. Walaupun nama Daikokuten secara harafiah berarti hitam besar, namun Daikokuten tidak memiliki tubuh hitam dan enam tangan seperti Mahakala. Makna warna hitam pada Mahakala yaitu untuk menghindari segala rintangan menuju jalan pencerahan. Mahakala berdiri di atas teratai yang 53
5 melambangkan kemurnian. Ketiga matanya melambangkan sebagai pengetahuan akan masa lalu dan masa depan. Mahakala berdiri dengan menginjakkan kakinya kepada Ganapati sebagai lambang kekuatannya. Keenam tangannya melambangkan kemurahan hati, kesabaran moralitas, ketekunan, meditasi dan kebijaksanaan. Mahakala memegang mangkuk tengkorang yang berisi darah yang melambangkan penaklukan atas roh jahat. Batu permata yang dipegangnya melambangkan kekayaan. Tongkat dan drum tangan (Damaru) yang dibawanya melambangkan kekuatannya, kalung yang dipakai melambangkan kegiatan spiritual, dan tali yang digunakan untuk mengikat mereka yang telah melanggar peraturan. Benten( 弁天 )atau juga biasa disebut Benzaiten( 弁財天 )merupakan satusatunya dewa dalam Shichifukujin yang berkelamin wanita. Benzaiten merupakan dewi seni dan musik. Benzaiten merupakan bentuk dari dewa Hindu yaitu Sarasvati yang secara literatur berarti air yang mengalir, yang merupakan sebuah sungai di India. Oleh karena itu, di India, Sarasvati juga disebut sebagai Dewi Sungai. Di Jepang, Benzaiten memiliki dua bentuk, yaitu Benzaiten (Shichifukujin - Shinto) yang sedang memegang biwa atau kecapi Jepang dengan kedua tangannya sebagai dewi seni dan musik sama seperti Sasrasvati, dan Benzaiten (Buddha) dengan delapan tangan memegang peralatan bela diri yang menandakan peran Benzaiten sebagai pelindung Buddha dari malapetaka. Benzaiten yang memiliki delapan tangan disebut dengan Happi Benzaiten( 八臂弁財天 ). Benzaiten dalam Shichifukujin memiliki sifat yang sama seperti Sarasvati dalam agama Hindu, yaitu sebagai dewa seni dan musik. Baik dalam ritual Shinto maupun Hindu, musik atau nyanyian-nyanyian suci digunakan untuk memberikan persembahan 54
6 kepada para dewa. Sarasvati menggunakan alat musik veena dan Benzaiten menggunakan alat musik biwa atau kecapi Jepang. Perbedaan yang terlihat antara Benzaiten dan Sarasvati dalam Shichifukujin yaitu jumlah tangannya. Sarasvati dengan keempat tangannya memegang kalung kristal yang melambangkan kekuatan spiritual, dan buku suci Hindu yang melambangkan pengetahuan. Bishamon( 毘沙門 )atau biasa disebut juga Bishamonten( 毘沙門天 )merupakan pengawal Buddha dan termasuk dalam Shitenno( 四天王 )yang secara literatur berarti the four kings of heaven atau empat raja surga. Dalam Shitenno, Bishamon disebut dengan nama Tamonten( 多聞天 )dan merupakan dewa yang paling berkuasa diantara keempat dewa dalam Shitenno. Bishamon diketahui merupakan bentuk dari dewa kekayaan dalam agama Hindu yaitu Kuvera. Dalam agama Buddha, Kuvera dikenal dengan nama Vaishravana. Dalam Shichifukujin, Bishamonten diibaratkan sebagai seorang polisi yang bertugas sebagai pengawal dan pelindung sama seperti pada Vaishravana dalam agama Buddha. Oleh karena itu, Bishamonten dengan menggunakan senjata tombak dapat dimasukkan sebagai pelindung dalam Shichifukujin, dimana Shichifukujin tidak hanya memberikan keberuntungan tetapi juga perlindungan dari segala kejahatan bagi orang yang mempercayainya. Selain itu, Bishamonten juga sebagai dewa penyembuh dari penyakit yang datang dari kejahatan. Perbedaan antara Kuvera dan Bishamonten terletak pada bentuk fisik serta atribut yang digunakan. Kuvera biasanya digambarkan sedang duduk sambil memegang mutiara di tangan kanannya dan memegang luwak atau musang yang sedang memuntahkan batu permata di tangan kirinya untuk memberikan petunjuk agar kita mengikuti praktek ritual atau memujanya untuk kekayaan berlimpah. Luwak merupakan 55
7 musuh dari ular yang melambangkan ketamakan dan kebencian. Selain itu, bentuk tubuhnya pendek, gemuk, kuat dan memiliki wajah yang arogan. Wajah yang arogan ingin memberikan pelajaran kepada kita jika kita ingin mendapat kekayaan dengan arogan, maka sebaliknya akan menjadi melarat. Sedangkan Bishamonten dalam Shichifukujin memiliki ciri-ciri jenggot yang tebal, dan memakai pakaian perang sambil membawa sebuah tombak kerajaan dengan satu tangan. Oleh karena itu, seringkali Bishamonten dikenali sebagai dewa perang, walaupun sebenarnya bukan. Selain itu, di tangan kanannya, Bishamonten membawa sebuah pagoda yang melambangkan benteng kepercayaan dan sebagai simbol kekayaan, yang merupakan sifat yang sama dengan Kuvera sebagai dewa kekayaan. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui pengaruh dewa-dewa Buddha di Cina dan Hindu di India terhadap dewa-dewa dalam Shichifukujin. Hotei mendapat pengaruh dari dewa Budai dalam agama Buddha di Cina. Sedangkan Daikokuten, Benzaiten dan Bishamonten mendapat pengaruh dari dewa Mahakala, Sarasvati dan Kuvera dalam agama Hindu. 56
Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. dewa Buddha dan Hindu. Dewa-dewa Buddha dan Hindu sangat berpengaruh terhadap
Bab 3 Analisis Data Dalam Shichifukujin, terdapat dewa-dewa yang merupakan dewa yang berasal dari dewa Buddha dan Hindu. Dewa-dewa Buddha dan Hindu sangat berpengaruh terhadap proses terbentuknya Shichifukujin
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH DEWA-DEWA BUDDHA DI CINA DAN HINDU DI INDIA TERHADAP SHICHIFUKUJIN DALAM KEPERCAYAAN SHINTO
ANALISIS PENGARUH DEWA-DEWA BUDDHA DI CINA DAN HINDU DI INDIA TERHADAP SHICHIFUKUJIN DALAM KEPERCAYAAN SHINTO Skripsi Oleh Ronny Dwiputra 1000878990 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2010 ANALISIS PENGARUH
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. memiliki relevansi dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka dipergunakan untuk mendukung penelitian ini lebih lanjut. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Menurut Soekanto (1990 : 88), asimilasi (assimilation) merupakan proses sosial
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Asimilasi Menurut Soekanto (1990 : 88), asimilasi (assimilation) merupakan proses sosial dalam taraf lanjut yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan
Bab 5 Ringkasan Skripsi Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan sendiri memiliki arti sebagai pedoman yang menyeluruh bagi kehidupan masyarakat yang memiliki budaya
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat
Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa data yang telah berhasil dikumpulkan untuk
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama Menurut Danandjaja (1997 : 165), sebelum mulai menguraikan agama-agama besar yang telah mempengaruhi Jepang, ada baiknya dijelaskan
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.
Bab 5 Ringkasan Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju tetapi masyarakatnya tetap berpegang teguh pada tradisi budaya.
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,
Bab 5 Ringkasan Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, dan tidak ada satu pun dari kebudayaan asing tersebut ditolak oleh kerajaan Jepang. Semua kebudayaan asing
Lebih terperinciABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG
ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG Boneka merupakan salah satu simbol anak-anak yang dijadikan mainan dan dibuat untuk menemani anak-anak hingga pada akhirnya boneka juga dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. tertentu. Seperti halnya tanabata (festival bintang), hinamatsuri (festival anak
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di Jepang banyak terdapat perayaan, festival, maupun ritual-ritual yang dilakukan setiap tahunnya. Biasanya setiap perayaan tersebut memiliki suatu makna tertentu.
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Konsep Shinto Dalam Tujuan Diadakannya Tagata Jinja Hounen Matsuri Tagata Jinja Hounen matsuri merupakan sebuah festival yang diadakan di Tagata Jinja yang terletak di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Agama Buddha tidak pernah bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak
Bab 5 Ringkasan Agama Shinto merupakan salah satu agama tertua dan dianggap sebagai kepercayaan asli masyarakat Jepang yang merupakan kelanjutan dari garis yang tak terputus dari zaman pra sejarah sampai
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu
Bab 5 Ringkasan Skripsi Jepang adalah salah satu negara maju di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu faktor penting yang menyertai
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN UNSUR VISUAL NAGA PADA WAYANG DAN SENGKALAN YANG DIPENGARUHI KOSMIS-MISTIS
BAB IV KAJIAN UNSUR VISUAL NAGA PADA WAYANG DAN SENGKALAN YANG DIPENGARUHI KOSMIS-MISTIS IV.1 Karakteristik Kosmis-Mistis pada Masyarakat Jawa Jika ditinjau dari pemaparan para ahli tentang spiritualisme
Lebih terperinciMonoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri, untuk dianalisis.
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis unsur Shinto Oharai dalam Sanja Matsuri Saya akan membagi analisis Sanja Matsuri melalui empat unsur Shinto, yaitu Monoimi, Shinsen, Naorai dan Norito dalam Sanja matsuri,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu filsafatnya. Cina dikenal sebagai bangsa dengan peradaban yang begitu tinggi. Cina juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jepang adalah Negara yang kaya dengan keaneka ragaman kebudayaannya. Di era globalisasi sekarang ini negara Jepang termasuk dalam urutan-urutan Negara dengan modernisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia yang sebagian besar masyarakatnya tidak memeluk suatu agama atau kepercayaan tertentu. Namun, bukan berarti kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan sekedar jumlah penduduk saja, melainkan sebagai suatu system yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut pandangan yang popular, masyarakat dilihat sebagai kekuatan impersonal yang mempengaruhi, mengekang dan juga menentukan tingkah laku anggota-anggotanya.
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai
Bab 5 Ringkasan Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai hadiah yang diberikan saat berbahagia. Dahulu temari juga dikenal sebagai bola kesayangan para ibu. Di sekitar
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah
Bab 5 Ringkasan Agama-agama yang ada di Jepang mempunyai sejarah yang panjang. Shinto adalah agama asli Jepang. Agama Budha masuk ke Jepang pada abad ke-6 dan agama Kristen disebarkan oleh Francis Xavier.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam seni amat dipengaruhi oleh rasa (feeling, emotion).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni merupakan proses cipta-rasa-karya, seperti juga sains dan teknologi, seni tidak akan ada apabila manusia tidak dianugerahi daya cipta. Yang membedakan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara di dunia. Tidak heran jika dikatakan demikian, dalam bidang ekonomi Jepang terkenal memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka
Lebih terperinciKajian Perhiasan Tradisional
Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya
Lebih terperinciMenyoal Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia * Oleh: Prayoto Fakultas Teknik, UNIKOM
Menyoal Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia * Oleh: Prayoto Fakultas Teknik, UNIKOM Mempersoalkan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu hal yang tidak mudah. Apalagi kita sebagai bangsa Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Mesir Kuno merupakan salah satu kebudayaan tertua dan paling maju di dunia. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil yang merupakan urat nadi
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM PAKAIAN TRADISIONAL DAERAH BANDUNG 2.1 Pengertian Pakaian Tradisional Pakaian tradisional adalah busana yang dipakai untuk menutup tubuh manusia dan dikenakan secara turun-temurun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan kata Inggris folklore. Kata itu adalah kata majemuk, yang berasal dari dua kata dasar folk dan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak akan cukup dengan melihat gambar atau lukisannya saja, tetapi harus mengetahui pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan kaya akan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kemajuan media informasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan
Lebih terperinciKebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa
Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Salah satu ayat yang paling serius di dalam Alkitab adalah ketika Yahushua mengucapkan: Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci : Aoba Matsuri, Shinto, Matsuri.
Abstraksi Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Matsuri merupakan salah satu contoh dari kebudayaan Jepang tersebut. Setiap tahun bahkan setiap bulan masyarakat Jepang mengadakan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi
Lebih terperinciWAHYU 11. Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh. Pdt Gerry CJ Takaria
WAHYU 11 Dua Saksi Allah Dan Sangkakala Ketujuh PENDAHULUAN Wahyu 11:1-2 Sebatang buluh berfungsi sebagai alat pengukur. Yohanes disuruh mengukur Bait Suci. Ini bukan kaabah di Yerusalem karena sudah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Gambar 5.1 Logo Pertunjukan
28 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Logo Pertunjukan Gambar 5.1 Logo Pertunjukan Logo merupakan identitas pertunjukan Teater Koma Sie jin Kwie Kena Fitnah. Logotype ini mengadaptasikan bentuk tulisan
Lebih terperinciUNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya
1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang atau disebut juga dengan 日本 (Nippon/Nihon) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari
Bab 5 Ringkasan Upacara minum teh atau chanoyu ( 茶の湯 ) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari huruf-huruf sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Kebudayaan didefinisikan oleh Suparlan (1997: ) sebagai pedoman menyeluruh bagi
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Budaya Kebudayaan didefinisikan oleh Suparlan (1997:102-103) sebagai pedoman menyeluruh bagi kehidupan sebuah masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Ia berkata: kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi Fujian adalah salah satu suku yang paling banyak berimigrasi di Indonesia
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN
234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM FUROSHIKI. mayarakat Jepang sejak tahun sebelum masehi. Furo yang berarti mandi dan shiki
BAB II GAMBARAN UMUM FUROSHIKI 2.1 Pengertian Furoshiki Secara Harafiah furoshiki ( 風呂敷 ) adalah seni membungkus makanan atau benda yang dilakukan secara tradisional. Seni furoshiki diperkenalkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah unsur kebudayaan yang bersumber pada aspek perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi daya manusia untuk menciptakan
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat
Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, saya akan menganalisis pengaruh konsep Shinto yang terdapat dalam Jidai matsuri, berdasarkan empat unsur penting dalam matsuri yang sesuai dengan konsep Shinto. Empat
Lebih terperinci4. Simbol dan makna tari
4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua
Lebih terperinciPeperangan Rohani dan Kenakanlah Seluruh Senjata Allah XXII. Berdoa Di Dalam Roh II. Efesus 6: Lukas 18:9-13. Khotbah oleh Ev Peter Yoksan
Peperangan Rohani dan Kenakanlah Seluruh Senjata Allah XXII Berdoa Di Dalam Roh II Efesus 6:17-20 Lukas 18:9-13 Khotbah oleh Ev Peter Yoksan Terimalah Pedang Roh dan berdoalah dalam Roh adalah merupakan
Lebih terperinciBiaya : Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi. Biaya : Upgrade : tidak ada. Biaya :
208 Biaya : 180 200 200 60 2 Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi Penjelajah : Para kesatria yang berada dibawah pimpinan raja dan bertugas membuka lahan baru untuk memperbesar populasi dan kekuasaan
Lebih terperinciBatu Mulia Emerald Zamrud Thursday, 01 August :30
Batu Permata Zamrud adalah batu permata atau batu mulia yang berwarna hijau sampai hijau tua. Zamrud termasuk mineral silikat beril (mengandung beryllium) dan warna hijaunya disebabkan oleh kelumit kromium.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa
Lebih terperinciMENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS
SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain untuk menjalin komunikasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia mengalami proses dimana seseorang mulai lahir, menjadi dewasa, tua dan akhirnya meninggal. Dalam perjalanan hidupnya, manusia sebagai makhluk
Lebih terperinciPertama,sejak zaman manusia itu diciptakan (manusia itu ada) di mana pada dasarnya manusia diciptakan telah memiliki naluri untuk merawat diri
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN RAHMAD GURUSINGA, S.Kep.,Ns.,M.Kep Sejarah Perkembangan Keperawatan di Dunia Pertama,sejak zaman manusia itu diciptakan (manusia itu ada) di mana pada dasarnya manusia
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Dewi Sita PENCIPTA : Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Kolaborasi antara FSRD ISI Denpasar dan ALVA (Architecture, Landscape,
Lebih terperinciTinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL
Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL BY Erfamia, Lislillah Rininta NIM 105110209111015 STUDY PROGRAM OF JAPAN
Lebih terperinciSEMUA ORANG BERDOSA. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.
Lesson 3 for October 21, 2017 SEMUA ORANG BERDOSA Seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaannya yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju, tetapi masyarakatnya tetap berpegang
Lebih terperinciPERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA
PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA A. HARI PERTAMA WANITA TAMPAK DEPAN WANITA TAMPAK SAMPING 13 1 6 11 & 12 7 5 3 10 2 8 4 9 1. Menggunakan baju batik berkerah, warna cerah dominan
Lebih terperinciAPOCRYPHA Surat Yeremia KING JAMES BIBLE Surat Yeremia
www.scriptural-truth.com APOCRYPHA Surat Yeremia KING JAMES BIBLE 1611 Surat Yeremia Surat [atau surat] Yeremia [Jeremy] {6:1} salinan surat, yang Jeremy dikirim kepada mereka: yang itu harus dipimpin
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA. pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA 2.1 Sejarah Biwa Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke tujuh. Masyarakat Jepang pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu
Lebih terperincidiciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki
ABSTRACT Wimba, Di dalam sebuah game karakter memiliki menjadi daya tarik utama dalam sebuah game, menjadi teman bagi pemain, juga dapat berperan sebagai atau dari sebuah game sekaligus menjadi elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa perkembangan seni rupa Indonesia dimulai sejak zaman prasejarah. Dalam periodesasinya disebut seni prasejarah indonesia. Seni prasejarah disebut juga seni primitif.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI. Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG AMIGURUMI 2.1 Sejarah Amigurumi Boneka berasal dari bahasa Portugis yaitu Boneca yang berarti sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam, terutamanya bentuk manusia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan
Lebih terperinciSEHAT SAKIT DUNIA BARAT. OLEH YONFERIZAL MR KOTO, SKM, M.Kes.
SEHAT SAKIT DUNIA BARAT OLEH YONFERIZAL MR KOTO, SKM, M.Kes. Sehat Sakit Dunia Barat Ada dua hal pandangan di dunia ini, masalah kesehatan: Secara umum, barat selalu menjadi simbol dari sudut pandang materi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali telah terkenal dengan kebudayaannya yang unik, khas, dan tumbuh dari jiwa Agama Hindu, yang tidak dapat dipisahkan dari keseniannya dalam masyarakat yang berciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya, diantaranya keberagaman dalam bentuk tarian, makanan, budaya, olahraga, dan banyak hal yang
Lebih terperinciWAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL
WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL PENDAHULUAN Wahyu 17:1 Salah satu dari ketujuh malaikat yang membawa tujuh malapetaka membawa berita putusan terhadap Babel, pelacur besar. Hukuman terhadapnya akan dilakukan
Lebih terperinciBAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA
BAB VIII SEJARAH FILSAFAT CINA A. PENGANTAR Filsafat Cina bermula pada masa awal seribu tahun pertama sebelum Masehi. Pada awal abad ke-8 sampai dengan abad ke-5 sebelum Masehi filsafat Cina mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk
Lebih terperinciDESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG
DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXII Di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar 12 Juni 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman seni dan budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena proses akulturasi.
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6 1. Berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada dalam jalur perdagangan dunia, serta
Lebih terperinciBabel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku!
Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku! Dunia akan berakhir! Waktu akan segera tidak ada lagi. Puncak dari segala zaman akan segera terjadi di atas dunia. Di dalam waktu yang sangat berbahaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin pada bagian budayabudaya lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak ada begitu saja, tetapi juga karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang musik tidak akan pernah ada habisnya, karena musik begitu melekat, begitu dekat dengan kehidupan manusia. Musik telah ada sejak sebelum Masehi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini banyak hal yang tidak terbaca karena selalu ada sesuatu yang tidak bisa terungkap secara kasat mata. Untuk mengungkapkan sesuatu kadang tabu untuk
Lebih terperinci