BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai
|
|
- Surya Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan. Seperti yang kita ketahui, bahwa Jepang memiliki perkembangan ekonomi dan sosial yang sangat baik di kawasan Asia. Selain menjalani kehidupan sehari-hari yang modern, masyarakat Jepang juga tidak lupa untuk menjalankan tradisi budaya yang berasal dari kepercayaan terhadap para dewa. Jepang juga salah satu negara di dunia ini yang memiliki sistem kepercayaan primitif yang kuat. Hal ini bisa dipahami dari masih terdapatnya nilai-nilai tradisional kepercayaan Shinto dalam kehidupan masyarakatnya (Dwi Putra, 2010: 1) Terdapat berbagai macam kepercayaan dalam masyarakat Jepang yang sebagian besar merupakan kepercayaan pada para dewa. Kepercayaankepercayaan tersebut tidaklah semuanya murni dari kepercayaan Jepang itu sendiri. Banyak terdapat bukti sejarah yang memang memperlihatkan kecenderungan kebudayaan Jepang yang bersifat menyerap kebudayaan yang berasal dari luar. Terdapat pula pengaruh kultural dan pengaruh spiritual dari luar Jepang yang mempengaruhi kebudayaan asli Jepang, misalnya masuknya kepercayaan Buddha dan Hindu. Akan tetapi, semua pengaruh tersebut tidak menghilangkan kepercayaan masyarakat Jepang (Shinto), melainkan membentuk 1
2 2 suatu kebudayaan baru yang memperkaya budaya Jepang. Shinto merupakan kepercayaan masyarakat Jepang terhadap dewa-dewa. Dalam masyarakat Jepang, kami (dewa-dewa) tidak terhitung jumlahnya seperti dewa matahari Amaterasu, jiwa-jiwa orang terhormat (prajurit, pejuang, penyair), leluhur dewa (Uji), tempattempat dikeramatkan, serta peristiwa-peristiwa alami (kesuburan, pertumbuhan, produksi). Kami pada umumnya dipuja di kuil atau disebut dengan Jinja ( 神社 ) yang merupakan tempat tinggal para dewa sebagai tempat kehormatan (Dwi Putra, 2010: 2). Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa masyarakat Jepang masih menjaga erat tradisi dan kepercayaan terhadap dewa-dewa, dapat ditunjukkan dengan masih adanya perayaan matsuri (festival yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa terimakasih atas panen yang berlimpah kepada para dewa), melakukan persembahyangan ke kuil atau jinja, bahkan dalam bidang sastra, kepercayaankepercayaan tersebut mampu memberi inspirasi bagi mangaka (komikus), untuk membuat cerita yang bertemakan kepercayaan masyarakat Jepang. Misalnya dalam manga Inuyasha terdapat kepercayaan masyarakat Jepang mengenai yuurei (hantu-hantu), dalam manga Naruto terdapat nama-nama dewa Jepang yang digunakan sebagai nama jurus dan teknik dan munculnya makhluk-makhluk spiritual kepercayaan masyarakat Jepang, serta manga Bleach, dengan terdapatnya Shinigami yaitu dewa kematian. Bleach adalah sebuah komik yang bercerita mengenai kehidupan seorang remaja SMA biasa yang bisa melihat makhluk gaib yang bernama Ichigo Kurosaki. Ichigo kemudian bertemu dengan salah satu Shinigami yang bernama
3 3 Rukia Kuchiki. Secara harfiah, Shinigami adalah dewa kematian, malaikat maut (Kenji Matsuura, 1994: 921). Dalam kepercayaan Shintou, dikisahkan Shinigami adalah dewa yang telah mengalami pencampuran dengan kepercayaan Buddha di Jepang. Awalnya Ichigo tidak mempercayai keberadaan Shinigami, sampai akhirnya seekor Hollow (roh jahat yang berbentuk menyerupai binatang) muncul dan meninginkan membunuh jiwa Ichigo. Rukia terluka sangat parah ketika melawan Hollow tersebut. Dalam keadaan terdesak, shinigami Rukia memberikan sebagian kekuatan Shinigaminya kepada Ichigo. Lalu dimulailah kisah hidup Ichigo sebagai seorang Shinigami (Issei dan Komen, 2007: 6). Bleach memuat hal-hal yang berkaitan dengan mitologi Jepang, yaitu dewa kematian (Shinigami), sehingga secara tidak langsung pengarang dapat menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan mitologi Jepang tersebut kepada pembaca. Penggambaran Shinigami dalam komik Bleach juga dibuat sangat menarik. Seperti penggambaran Shinigami dalam wujud binatang saat penyamaran, ataupun dalam wujud yang menyerupai manusia biasa. Shinigami menurut kepercayaan masyarakat Jepang adalah sebagai sebentuk energi yang mendorong manusia untuk melakukan hal yang buruk seperti ingin bunuh diri, kecelakaan, atau arwah yang memicu terjadinya sebuah peristiwa yang mengerikan secara berulang disuatu tempat yang sama menurut literatur Ehon Hyaku Monogatari tahun Kemudian roh tersebut akan membayar perbuatannya sesuai hasil perbuatan yan dilakukan. Seiring dengan masuknya pengaruh-pengaruh asing, kepercayaan mengenai dewa kematian pun mengalami pergeseran. Shinigami dalam masyarakat Jepang kini diyakini sebagai dewa yang
4 4 membimbing roh untuk memasuki dunia setelah kematian sesuai dengan hasil perbuatannya (Issei dan Komen, 2007: 18). Dalam komik Bleach, tugas shinigami juga disebutkan sebagai pembimbing roh dan kemudian roh tersebut akan membayar perbuatan yang telah dilakukannya. Dalam komik Bleach, shinigami digambarkan bukan hanya sebagai sesosok dewa yang membimbing roh menuju alam baka, tapi juga membasmi roh-roh jahat yang menggangu. Shinigami dalam komik Bleach juga digambarkan sebagai dewa kematian yang tergabung dalam akademi kemiliteran dengan berbagai keahlian sesuai dengan divisinya masingmasing. Berdasarkan alasan-alasan tersebut akhirnya dipilihlah komik Bleach sebagai objek dalam penelitian ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggambaran Shinigami dalam komik Bleach? 2. Bagaimana tugas Shinigami dalam komik Bleach? 1.3 Tujuan Penelitian Secara garis besar, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus Tujuan Umum Tujuan umum yang ingin dicapai adalah untuk menambah wawasan pembaca dibidang penggunaan teori strukturalisme dan teori semiotika, dalam menganalisis sebuah komik sebagai objek penelitian.
5 Tujuan Khusus Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana penggambaran shinigami dalam komik Bleach 2. Untuk mengetahui bagaimana tugas shinigami dalam komik Bleach 1.4 Manfaat Adapun manfaat dalam pembuatan penelitian ini adalah sebagai berikut Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dalam penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat dalam pemberian informasi dan juga ke depannya mampu dijadikan sebagai sumber rujukan ataupun bandingan untuk pembuatan penelitian tentang penggunaan teori strukturalisne dan semiotika dengan objek kajian berupa komik Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pembaca dalam memahami mitologi Jepang pada umumnya dan mengenai dewa kematian pada khususnya di dalam komik Bleach. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Sebuah penelitian agar tidak terlalu merambat jauh melampaui jangkauan yang akan dibahas, maka dibuatlah sebuah ruang lingkup yang akan membatasi hal tersebut. Masalah yang akan dibatasi dalam usulan penelitian ini hanya sampai pada penggambaran Shinigami yang terdapat dalam komik Bleach volume 1-30
6 6 dan makna dari penggambaran Shinigami tersebut. Dipilihnya komik Bleach dari volume 1-30 karena tokoh-tokoh dalam volume selanjutnya hanya dimunculkan mengenai pengulangan. 1.6 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini hanya menggunakan sumber data primer berupa komik Bleach karya Tite Kubo dari volume 1 sampai volume 30 dalam bahasa Jepang, yang diterbitkan oleh Shueisha Inc., dengan tebal 180 hingga 200 halaman untuk setiap volumenya. 1.7 Metode Penelitian Metode berarti cara-cara strategis untuk memahami realitas, langkahlangkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat. Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2009: 34). Adapun metode dan teknik yang digunakan adalah sebagai berikut: Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kepustakaan, yaitu penelitian yang secara khusus meneliti teks, baik lama maupun modern (Ratna, 2006: 39), yang dilanjutkan dengan teknik catat atau tulis. Dalam hal ini yang dilakukan adalah mencatat data-data yang berkaitan dengan objek penelitian dan mencatat hal-hal penting yang diperlukan yang telah dianalisis dengan teori yang ditetapkan, setelah sebelumnya data melewati proses penerjemahan, dengan metode transkripsi dan transliterasi. Hal ini dilakukan agar
7 7 mempermudah proses pengklasifikasian dan penganalisisan data. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk huruf kanji, hiragana, katakana, dan romaji yang disertai dengan terjemahannya Metode dan Teknik Analisis Data Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Penganalisisan data dilakukan setelah data terkumpul, terklasifikasi, dan siap untuk dianalisis. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta kemudian disusul dengan analisis. Dalam hal ini, pemakaian metode deskriptif analisis tidak semata-mata hanya menguraikan, tetapi juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya mengenai data yang ada (Ratna, 2006: 53). Data yang terkait dengan analisis Shinigami dalam komik Bleach yang telah diklasifikasikan sebelumnya, dipaparkan secara terperinci Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Metode dan teknik yang terakhir adalah metode dan teknik penyajian hasil analisis data. Penelitian ini menggunakan metode informal yaitu dengan menyajikan kaidah atau hasil penelitian secara verbalitis (menggunakan kalimat) (Ratna, 2006: 50). Penyajian hasil analisis data dilakukan secara sistematis dari bab pendahuluan hingga simpulan dan daftar pustaka. Bab I terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, sumber data, serta metode penelitian. Bab II terdiri dari konsep dan kerangka teori. Bab III membahas mengenai pengarang komik Bleach yaitu Tite Kubo dan beberapa karyanya. Pada bab IV hingga V disajikan data hasil dari
8 8 rumusan masalah yaitu penggambaran shinigami dalam komik Bleach dan penjabaran tugas-tugas yang dilakukan oleh shinigami dalam komik Bleach. Pada bab VI akan diakhiri dengan simpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. memiliki relevansi dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka dipergunakan untuk mendukung penelitian ini lebih lanjut. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat mitos tersebut berasal. Tokoh-tokoh dalam mitos umumnya adalah para dewa atau makhluk setengah
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari permainan. Permainan dapat dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Permainan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia memerlukan bantuan dan kerja sama dengan manusia lain, baik dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah mampu hidup seorang diri. Sejak lahir hingga dewasa manusia memerlukan bantuan dan kerja sama dengan manusia lain, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara di dunia. Tidak heran jika dikatakan demikian, dalam bidang ekonomi Jepang terkenal memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manga merupakan sebutan untuk komik Jepang. Manga adalah suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manga merupakan sebutan untuk komik Jepang. Manga adalah suatu gambar yang disusun dengan gambar lain dan diurutkan dengan sengaja untuk menyampaikan informasi kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kesusastraan zaman Heian cerita yang bertemakan cinta sering kali diekspresikan dalam kata-kata yang dapat membangkitkan emosi dari pembaca. Masyarakat pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong atau merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat
Bab 5 Ringkasan Negara Jepang adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan banyak terdapat perayaan-perayaan ataupun festival yang diadakan setiap tahunnya. Pada dasarnya, perayaan-perayaan yang ada di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis Penerjemahan Ateji Dalam Komik Jepang Ke Dalam Bahasa Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernahkah terbesit tentang apa yang akan terjadi jika suatu benda yang sudah memiliki nama yang umum diketahui khalayak, disebutkan dengan menggunakan nama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah hasil cipta manusia berdasarkan imajinasi. keindahan, maupun sebuah kritikan dan lain sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sebuah hasil cipta manusia berdasarkan imajinasi maupun pengalaman berdasarkan peristiwa yang dilihat maupun dialami oleh pengarang. Dalam hasil
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI. Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa data yang telah berhasil dikumpulkan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah Seni. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan. Metode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara maju, Jepang mengalami banyak fenomenafenomena yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena yang sedang menjamur di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manga 漫画 adalah sebutan untuk komik Jepang. Berbeda dengan komik Amerika, manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji di Jepang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tata aturan dan norma sosial yang berlaku,hal seperti ini disebut perilaku
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap dinamika kehidupan pada setiap negara pasti akan selalu ada perilaku dari warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembayaran-pembayaran tanpa batas atas hutang ini disebut gimu. Gimu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi bangsa Jepang, on merupakan rasa berhutang yang utama dan selalu ada dalam kehidupan manusia. Karena adanya rasa berhutang maka orang Jepang merasa berkewajiban
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK BAHASA INDONESIA. ABSTRAK BAHASA JEPANG
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK BAHASA INDONESIA. ABSTRAK BAHASA JEPANG DAFTAR ISI.. i ii iii vi vii viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Rumusan Masalah.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ada begitu banyak kebudayaan dalam dunia tempat kita tinggal. Mulai dari budaya tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dan juga menjadi
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang diperoleh dari studi pustaka, ditemukan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperbincangkan perempuan dan laki-laki. Perempuan selama ini selalu saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gender adalah permasalahan yang sudah menjadi topik umum setiap memperbincangkan perempuan dan laki-laki. Perempuan selama ini selalu saja dianggap sebagai kaum lemah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Burung Garuda dalam sejarahnya merupakan makhluk mitologi yang banyak dimunculkan dalam ajaran agama Hindu dan Buddha. Dalam legenda agama Hindu, Garuda diyakini sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang diungkapkan melalui bahasa sebagai pengantar yang memiliki nilai estetika atau keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan. moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi sosialnya, Jepang merupakan negara yang maju dan moderen. Walaupun demikian, negara tersebut memiliki banyak keanekaragaman budaya tradisional termasuk
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin Jepang di zaman Azuchi Momoyama (1573-1603) yang berhasil mendirikan pemerintahan pusat setelah berhasil mempersatukan provinsi-provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departmen ini didirikan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan, sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepolisian Jepang pada tahun 1874 mendirikan sebuah unit Departemen Kepolisian terbesar dengan sebutan Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo. Departmen ini didirikan
Lebih terperinciBAB I. dalam dialog komik membuat pembaca secara langsung mampu. mengintepretasikan gambaran perasaan yang sedang di alami tokoh.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran komik dalam ranah komunikasi dan seni visual sudah bukan menjadi hal yang asing. Komik merupakan bentuk komunikasi visual yang memiliki kekuatan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: ). Barisan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang yang oleh penduduknya sendiri disebut Nippon atau Nihon merupakan negara yang wilayahnya terdiri dari pulau-pulau (Kodansha, 1993: 649-658). Barisan pulau-pulau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan Skripsi. Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan
Bab 5 Ringkasan Skripsi Kebudayaan merupakan bagian dari identitas diri suatu negara. Kata kebudayaan sendiri memiliki arti sebagai pedoman yang menyeluruh bagi kehidupan masyarakat yang memiliki budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik merupakan salah satu media bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan memperdalam bahasa Jepang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan seorang ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga di Jepang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan seorang ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga di Jepang sangat penting. Seorang istri memiliki peranan melayani suaminya, mengurus orang tua suaminya, merawat
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah suatu hal yang yang tidak bisa lepas dari diri seorang manusia, dalam pribadi setiap manusia pasti memiliki rasa cinta atau rasa ingin tahu terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai yaitu dengan munculnya kayo. Kayo lahir di Jepang dari kebudayaan bercocok tanam yang mana kegiatan
Lebih terperinciBAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab 6 berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Untuk itu, pertama akan dipaparkan mengenai simpulan hasil penelitian novel dan film 99 Cahaya di Langit Eropa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah sesuatu yang bersifat lucu dan menghibur sehingga dapat menghilangkan stres dan membuat suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena yang terjadi saat ini adalah pengaruh kebudayaan asing mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena yang terjadi saat ini adalah pengaruh kebudayaan asing mulai mendominasi daripada kebudayaan lokal. Derasnya arus globalisasi di Indonesia telah mengikis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat, menuntut mutu pendidikan di Indonesia ditingkatkan untuk disesuaikan dengan taraf perkembangan teknologi saat ini. Contoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat pada saat karya sastra tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra dipandang sebagai gejala sosial, sebab pada umumnya langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadat pada saat karya sastra tersebut dibuat. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita adalah makhluk perasa, sosok yang sensitif dari segi perasaan, mudah tersentuh hatinya, dan mudah memikirkan hal-hal kecil. Dalam kenyataan, wanita cenderung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) 1. Dengan demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 Tinjauan aspek sosiokultural puisi-puisi pada harian Solopos dan relevansinya sebagai materi ajar alternatif bahasa Indonesia di SMA (harian Solopos edisi oktober-desember 2008) Oleh: Erwan Kustriyono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penikmatnya. Karya sastra ditulis pada kurun waktu tertentu langsung berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbentuk atas dasar gambaran kehidupan masyarakat, karena dalam menciptakan karya sastra pengarang memadukan apa yang dialami dengan apa yang diketahui
Lebih terperinci97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa
97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari bahasa asing bukanlah suatu hal yang mudah. Perbedaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari bahasa asing bukanlah suatu hal yang mudah. Perbedaan budaya, struktur, kosakata dan tata bahasa adalah contoh beberapa faktor yang membuat pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin atau seorang Leader tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat pada umumnya, hal ini disebabkan karena setiap manusia yang diciptakan didunia ini
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi kepada sesamanya, baik itu lisan maupun tulisan. Menurut Parera (1997:27), bahasa ialah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada peribahasa yang menyebutkan di mana ada asap, di sana ada api, artinya tidak ada kejadian yang tak beralasan. Hal tersebut merupakan salah satu kearifan nenek
Lebih terperinciAbstraksi. Kata kunci : Tagata Jinja Hounen matsuri, kami
Abstraksi Salah satu kebudayaan yang terus dipertahankan di Jepang hingga sekarang adalah matsuri. Tagata Jinja Hounen matsuri yang menjadi topik pembahasan skripsi ini memiliki keunikan yang terletak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh orang Jepang, dengan bahasa Jepang, sesuai dengan gaya yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Kata komik diterima secara umum untuk menyebut sastra gambar (Bonneff, 1998:9). Menurut Gravett (2004:8), manga adalah komik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia kedudukannya di muka bumi ini, karena interaksinya dengan lingkungan tidak hanya dibekali oleh naluri (insting)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak akan cukup dengan melihat gambar atau lukisannya saja, tetapi harus mengetahui pula
Lebih terperinci98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan
98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makna merupakan salah satu unsur bahasa yang dapat mengalami perubahan. Pateda (2010:158-159) mengatakan perubahan makna bisa saja terjadi dikarenakan beberapa faktor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Warren adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (2013: 3). Hal tersebut dikuatkan dengan pendapat Semi bahwa sastra adalah suatu bentuk
Lebih terperinci2016 PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASOSIASI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN HURUF HIRAGANA DASAR PADA SISWA SMA KELAS X
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Huruf hiragana merupakan salah satu huruf dasar dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk menuliskan kosakata asli bahasa Jepang. Adimiharja (2007) mengungkapkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan serantaian peristiwa masa lampau yang terjadi secara nyata dalam perjalanan hidup manusia. Dalam sebuah negara, sejarah dan kisah yang terjadi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai karya sastra, novel muncul sebagai sebuah representasi atau pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manga (baca: maηga) atau komik Jepang seolah telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan manga (baca: maηga) atau komik Jepang seolah telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Bukan hal yang aneh apabila kita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat vital dalam berkomunikasi. Maka sangatlah penting untuk mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keindahan dalam karya sastra dibangun oleh seni kata atau seni bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa pengarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat
Lebih terperinciAKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)
AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini difokuskan pada aspek pendidikan (pesan) yang disampaikan pengarang melalui karya-karyanya dengan menggunakan kajian semiotika. Adapun subjek penelitiannya,
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. dengan menggunakan metode penelitian deskripsi analisis maka penulis. mencoba untuk menarik kesimpulan mengenai analisa tersebut:
BAB IV KESIMPULAN Setelah penulis menguraikan analisa karya ilmiah penulis pada bab III dengan menggunakan metode penelitian deskripsi analisis maka penulis mencoba untuk menarik kesimpulan mengenai analisa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode berasal dari kata methodos, bahasa Latin, sedangkan methodos itu sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini karya sastra banyak berisi tentang realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang percintaan yang
Lebih terperinci2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU KARUTA DALAM PEMBELAJARAN KANJI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajar bahasa Jepang di Indonesia dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan dari segi jumlah pembelajar. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Sastra adalah komunikasi. Bentuk rekaman atau karya sastra tadi harus dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan, dan ruang lingkup dari penelitian yang dilakukan. Subbab metodologi penelitian akan menjelaskan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra terbentuk dari hasil cipta rasa, dan karsa manusia atau pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil pemikirannya mengenai
Lebih terperinci