BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Profil Perusahaan PT. Angsa Daya merupakan industri manufaktur yang bergerak dalam pembuatan keramik, berdiri pada bulan Febuari 1975 di Pasar Kamis Tangerang dan mempunyai kantor pusat di Jalan Mangga Dua Raya Blok F2 No: 3, 4, 5 Jakarta. PT Angsa Daya mulai broperasi tahun 1977 dengan produksi batu press, kemudian pada tahun 1978 mengembangkan produknya dengan memproduksi tegel keramik. Pada tahun 1989 melakukan peremajaan dengan adanya penambahan mesin dan perlengkapan fasilitas lainya sehigga dapat meningkatkan kapasitas produksi sampai dengan sekarang. Menghasilkan produk yang bermutu adalah prioritas utama yang ditekankan oleh perusahaan kepada setiap karyawan dan staffnya, maka untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya kemampuan teknik yang baik dalam perusahaan, dan juga menjalin kerjasama dengan pihak luar dalam pengembangan produk maupun. PT. Angsa Daya adalah perusahaan yang berada dibawah naungan KEDAUNG Group, bergerak dalam bidang manufakturing ceramic tile dengan merk IKAD, IKEMA dan PREMIERA untuk pasar domestik dan dari perusahaan akan melakukan perbaikan-perbaikan, baik manajemen sistem, mutu, safety, lingkungan Tugas Akhir 33

2 dll guna memperoleh sertifikasi ISO agar produk dapat di pasarkan ke pasar internasional Visi, Misi dan Kebijakan Mutu PT. Angsa Daya 1. Visi Menjadikan preusahaan salah satu produser tegel keramik yang menghasilkan produk dengan kualitas terbaik, sehingga mampu bertahan dan memenangkan persaingan dalam setiap dinamika pasar, agar kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin dan akan tetap mampu memberikan kesejahteraan bagi karyawannya serta membuka kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat. 2. Misi a. Meningkatkan kebanggaan dan rasa percaya diri dari seluruh lapisan karyawan akan kemampuan team kerjanya dengan jaminan kesejahteraan hidup melalui hasil kerjanya. b. Meningkatkan kepercayaan konsumen akan produk yang dihasilkan sebagai produk yang berkualitas sehingga bisa dipasarkan dengan harga yang berkualitas. c. Perbaikan yang berkesinambungan untuk memenuhi semua persyaratan dengan cara proses transfomasi terbaik 3. Kebijakan Mutu a. Melakukan restrukturisasi organisasi dilingkungan pabrik khususnya pada departement yang berkaitan langsung dengan pengawasan dan pengendalian produksi. Tugas Akhir 34

3 b. Melakukan evaluasi yang berkesinambungan terhadap proses kerja dan hasil kerja sebagai dasar unutk membuat perncanaan ulang dalam pengendalian produksi dan pengembanganya. c. Meberikan pelayanan kepada pelanggan yang terbaik. Dalam seluruh kegiatan perusahaan kualitas tinggi menjadi dasar yang utama, mulai dari pembelian bahan baku, proses produksi sampai menjual produk dalam kondisi terbaik yang dilakukan oleh setiap bagian dari perusahaan. Pencapaian hasil ini juga ditunjang oleh cepatnya perluasan Outlet, sebagai bentuk pengembangan saluran distribusi Struktur Organisasi Kerja PT. Angsa Daya Element organisasi yang berkaitan langsung dalam pengendalian produksi maupun pengembangan produk meliputi a). Departement Produksi. Tugas dari departemen produksi yaitu menjalankan dan mengendalikan proses produksi, sehingga baik proses produksi maupun hasil produksi sesuai dengan standar d yang telah ditentukan. b). Departement Quality Control. Departement Quality Control dibagi menjadi tiga bagian: 1. Incoming Material Tugas Akhir 35

4 Menjamin bahwa produk yang masuk digudang bahan baku adalah produk yang sesuai dengan standar kwalitas dan spesifikasi yang sudah ditentukan serta menjamin bahwa produk yang tidak sesuai standar dikendalikan. 2. Proses Inspection Menjamin adanya data inspeksi terhadap kondisi prose yang bisa digunakan unutk di cross check terhadap data / control dari departement produksi. 3. Out Going Produk Control Menjamin bahwa produk yang diserahkan ke gudang barang jadi sesuai dengan standar kwalitas yang telah ditentukan dan produk yang tidak sesuai dikendalikan. c). Departement Riset and Development. 1. Menjamin bahwa deskripsi teknologi untuk meterial dan pembuatan produk dimana bila diterapkan untuk pengawasan bahan yang masuk dan pelaksanaan produksi akan memberikan hasil kerja yang sesuai standard. 2. Menjamin dilakukan penelusuran terhadap masalah produksi yang bersumber dari aspek teknologi dan memberikan solusinya. 3. Menjamin adanya penelitian dan pengembangan produk yang sesuai dengan permintaan marketing dan kemampuan sistim produksi. 4. Menjamin memberikan layanan terhadap kebutuhan produksi untuk compound glaze dan screen secara tepat waktu serta tepat jumlah. d). Departement Personalia. Tugas Akhir 36

5 1. Menjamin tersedianya tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. 2. Menjamin pemberian sangsi untuk penegakan disiplin sesuai ketentuan dan prosedur perusahaan. e). Departement Sekertariat. 1. Menjamin pengadaan bahan sesuai kebutuhan. 2. Menjamin pengadaan srare part sesuai kebutuhan. f). Departement Maintenance. 1. Menjamin pelayanan pengadaan mould, pekerjaan perbengkelan sesuai dengan kebutuhan. 2. Menjamin pelayanan shovle loader dan perbaikan fork lift sesuai denagn kebutuhan. 3. Menjamin pelayanan penggulungan motor listrik sesuai kebutuhan. 4. Menjamin pembuatan spare part khusus sesuai dengan kebutuhan. Dalam pembahasan tentang struktur organisasi yang ditampilkan yaitu hanya dalam Departement Plant 5, karena penulis dalam membuat makalah ini berada di Departement P5. Tugas Akhir 37

6 Kepala Departement P5 Kabag. BP Kabag Press Kabag Glaze Kabag Kiln Kabag MTC Karu BP Karu Press 1 Karu Glaze 1 Karu Kiln 1 Karu MTC 1 Karu Press 2 Karu Glaze 2 Karu Kiln 2 Karu MTC 2 Karu Press 3 Karu Glaze 3 Karu Kiln 3 Karu MTC 3 Struktur Organisasi Departement Plant 5 PT. Angsa Daya (IKAD) 4.4. Proses Pembuatan Tegel Keramik. Proses pembuatan tegel keramik sebagian besar menggunakan bahan baku tanah. Tanah yang digunakan dalam pembuatan tegel keramik seperti SPT, TWA, GRW, SPW, GSM, dan DDK kemudian diproses sedemikian rupa sehingga berbentuk tegel keramik. Proses yang dilakukan dalam pembuatan tegel keramik terdiri dari: 1. Body Preparation (Pembentukan Powder) 2. Proses Pengepressan (Pembentukan) Tugas Akhir 38

7 3. Proses Glassing (Pelapisan) 4. Proses Kiln (Pembakaran) 5. Packing (Pengepakan) Body Preparation Dalam proses body preparation atau BP terdiri dari beberapa proses yaitu proses penyiapan bahan baku, penimbangan bahan baku, proses penggilingan bahan baku, proses di mixer dan proses dryer atau pengeringan Proses penyiapan bahan baku Untuk bahan baku pembuatan keramik terdiri dari GRW, TWA (PP), DDK, GSM dan SPW. Untuk bahan baku GRW dan TWA diproses secara bersama untuk di jadikan slip sedangkan bahan lain masih dalam bentuk kering. Slip tersebut di simpan di mixer untuk di salurkan kedalam ball mill. Dan untuk bahan yang masih kering di simpan dalam silo masing-masing Proses Penimbangan Bahan Baku Bahan baku yang disimpan dalam box kemudian ditimbang sesuai dengan komposisinya masing-masing, kemudian di bawa melalui conveyor untuk dicampur dengan air, dan water glass untuk digiling dengan alat yang disebut Ball Mill selama waktu yang telah di tentukan oleh perusahaan. Tugas Akhir 39

8 Proses penggilingan Pada proses penggilingan atau penghalusan bahan baku dilakukan didalam ball mill dimana dalam ball mill tersebut semua bahan dicampurkan, selanjutnya bahanbahan digiling selama ± 9 jam dengan kecepatan putar 14 rpm. Produk yang dihasilkan ball mill adalah slip, slip yang telah melewati pemeriksaan rheology dan sesuai dengan parameter dialirkan melalui pipa untuk disaring dengan menggunakan saingan magnet dan saringan getar yang didalam nya terdapat pengadukan yang berfungsi agar slip yang terlalu kasar tidak lolos kedalam bak penampung (mixer). Parameter proses milling yang diukur : Milling Time Penimbanngan Penambahan Air Penambahan Water Glass Quantity Ball Stone Additive dan Putaran (rpm) Parameter out put yang diukur : Residu Densitas Viscositas Bagian utama dalam Ball Mill adalah: 1. Linning (pelapisan bagian dalam ball mill) Bahan baku yang digunakan adalah rubber (karet) selain silica dan alumina Tugas Akhir 40

9 Keunggulan dari linning menggunakan rubber: Hasil lebih banyak Kapasitas tinggi Umur penggunaan lebih lama Tidak bising Kekurangan dari linning menggunakan rubber: Konduktivitas panas rendah Temperatur slip tinggi, jika lebih dari 85 C karet linning cepat mengalami penuaan, jadi control temperature sangat penting. 2. Ball Stone ( bola unutk ball mill) Ball Stone yang digunakan adlah jenis batuan, jumlah batu yang digunakan penghancur dan penghalus ± 25 ton. Ball Stone yang lebih kecil lebih efektif dalam penghalusan, sedangkan yang besar digunakan untuk penghancuran Proses mixer Bahan slip yang telah jadi dari ball mill kemudian akan dialirkan ke mixer, bahan yang telah jadi atau slip terlebih dahulu disaring dengan saringan magnet dan saringan getar. Didalam mixer bahan akan terus di aduk agar tidak mengental dan mengendap. Parameter out put Slip Mixer EG atau GE yang di ukur: Residu Densitas Viscositas Tugas Akhir 41

10 Proses dryer atau pengeringan Setelah proses penggilingan, slip yang ada di mixer akan dinaikan kedalam spray dryer dengan menggunakan hidrulik pump untuk dikeringkan dengan temperature sekitar C, bahan baker yang digunakan untuk spray dryer yaitu gas alam, diesel dan batubara. Udara panas tersebut dihisap oleh pompa hingga masuk kedalam ruang spray dryer. Prinsip yang digunakan dalam pengeringan slip yang diseprotkan dengan spray dryer adalah dengan prinsip vakum. Temperature output dari hasil pertemuan antara udara panas dengan slip sekitar C. uap air yang tersisa dari hasil pengeringan slip di spray dryer akan dihisap dan dibuang keudara oleh pompa hisap yang mempunyai daya hisap mmh 2 O ini untuk bahan baker gas dan 60 mmh 2 O untuk bahan bakar batubara, powder yang berukuran halus akan ikut terhisap dan masuk kedalam cyclone, dari cyclone itu powder yang halus akan turun dan masuk ke conveyor. Slip yang telah kering atau yang disebut powder dan akan turun keluar dibagian bawah dari spray dryer. Kandungan air yang ada dalam powder adalah sekitar 6.5% 7.5%. setelah powder jadi maka akan langsung didistribusikan ke plant. Parameter yang di ukur dalam proses spray drayer: Temperatur Operasional Kecepatan Aliran Angin Setting Nozel (diameter nozel) Tekanan Pompa Parameter out put yang di ukur dalam proses spray drayer: Distribusi Partikel Tugas Akhir 42

11 Kadar Air Powder Bentuk Powder Rheology Proses Pengepresan Keramik Dalam proses press ada beberapa tahapan yang dilalui yaitu tahapan pengisian cetakan, tahap penekanan dan tahap pelepasan Tahap pengisian cetakan Line pinch bergerak turun sehingga powder yang ada di dalam hopper untuk mengisi filler box dimana di dalam filler box juga terdapat kisi-kisi yang berfungsi untuk mengatur powder yang akan dimasukan kedalam mould atau cetakan Tahap penekanan System yang dilakukan adalah dengan double pressing dimana proses penekanan pertama dilakukan untuk melepaskan udara yang terjebak di dalam powder dan yang kedua adalah proses penekanan untuk memadatkan powder hingga menjadi green tile. Tekanan pertama sebesar bar dimana tekanan ini dimaksudkan untuk menghilangkan udara yang berada di cetakan green tile. Tekanan kedua sebesar bar digunakan untuk mengepres powder hingga menjadi green tile. Tugas Akhir 43

12 Tahap pelepasan Hasil dari powder yang telah dicetak adalah green tile, kemudian green tile didorong keluar oleh frame filler. Pada plant lima mesin press yang digunakan adalah jenis Nasseti, digunakan untuk mencetak keramik ukuran 30x30. Untuk ketebalan dari green tile GE atau SE adalah 78 mm, untuk kadar air yang terkandung pada powder yang di kirim dari body preparation adalah sekitar 6.5% - 7.5%. Parameter input yang di ukur dalam proses press: Tekanan Alat Press Cycle Cetakan Duration Time Kondisi Upper-Lower Parameter output yang di ukur dalam proses press: Dimensi Green Tile Pnetrasi Bending Strenght Pada plant lima untuk pengering green tile atau yang dikenal dengan dryer ada dua jenis yaitu vertical dryer. Dimana suhu atau temperatur out dari vertical dryer adalah sekitar C selama 80 menit dimana VD ini terdari dari keranjangkeranjang naik turun. Green tile yang keluar dari VD mempunyai kadar air dibawah 1%. Standar untuk perbedaan ring size untuk mould adalah 0.7 mm. untuk penyetingan upper dilakukan dengan cara memberikan kertas dimasing-masing samping dari upper Tugas Akhir 44

13 tersebut dengan ketebalan kertas yang sama sehingga ketika upper diturunkan maka akan berada di posisi center. Parameter input yang di ukur dalam proses drying Temperatur Operasional Waktu Cycle Parameter output yang di ukur dalam proses drying Kadar Air Gren Tile Suhu Permukaan Green Tile Bending Strenght Perbedaan ketebalan ketika dilakukan press akan berpengaruh terhadap ketebalan dan kekerasan pada keramik. Untuk jumlah struk permenit dari masing masing mesin adalah, untuk Press1 9.5 struk permenit, Press 2 10 struk permenit dan Press 3 adalah 11.5 struk permenit. Untuk life time dari mould size sendiri adalah : Lower 250 ribu 300 ribu struk. Upper 250 ribu 300 ribu struk Frame 300 ribu 400 ribu struk Proses Glasing Proses glazing line dilakukan setelah green tile melalui proses dryer dimana dryer tersebut digunakan untuk menurunkan kadar air dari green tile yang semula 6.5% - 7.5% menjadi kurang dari 1%. Hal ini dilakukan agar hasil dari pembakaran keramik tersebut tidak terjadi cacat. Tugas Akhir 45

14 Dalam glazing line sendiri terdapat beberapa proses yaitu : Proses Spray Air Merupakan penurunan temperature Green Tile ± C dengan menggunakan air yang bertujuan agar pada proses engobe tidak terjadi bolong Proses engobe Proses engobe merupakan proses pelapisan green tile dengan menggunakan larutan engobe yang bertujuan untuk menutupi pori-pori dan memperkuat lapisan glass pada green tile sehingga tidak mudah rusak. Formula Engobe GE atau EG terdiri dari: FS 1091 : 25 % # Densitas : (gr/cc) Fo 1095 : 15 % # Viscositas : (detik) CSF : 25 % # Residu : 2-3 % APJ 524 : 10 % Zircosil 5 : 5 % Kalblend : 20% Talc L : 4 % Bentemte : 0.5 % CMC Pec Low : 0.1 % Tugas Akhir 46

15 Proses glasir Merupakan proses pelapisan green tile dengan menggunakan lapisan glaze, aplikasi galze sendiri dilakukan untuk membuat keramik menjadi mengkilap ketika setelah di bakar. Formula Glasir GE atau EG terdiri dari: Base Glaze : CF # Densitas : (gr/cc) FST 1001 : 28 % # Viscositas : (detik) FT 2274 : 10 % # Residu : 3-5 % Fo 5011 : 40 % ESF Sol 66 : 8 % Kaolin S : 7 % Zircosil S : 7 % CMC DT 1000 : 0.2 % STTP : 0.35 % Proses printing Yaitu proses yang dilakukan untuk pemberian warna atau motif dengan menggunakan tinta atau figment pada green tile yang telah dilapisi dengan engobe dan galze Untuk standar penggunaan pasta pada glazing line adalah : 1. Untuk EG printing A Density gram/cc Viscositas 18 detik Tugas Akhir 47

16 2. Untuk EG printing B Density gram/cc Viscositas 19 detik 3. Untuk plat screen 1 Density 1.58 gram/cc Viscositas 12 detik 4. Untuk plat screen 2 Density 1.65 gram/cc Viscositas 12 detik 5. Untuk density alumina Density gram/cc. Untuk mengukur viskositas pada pasta yang akan digunakan yaitu dengan menggunakan ukuran dimana pasta diambil sempel sebanyak 100 cc kemudian dihitung sampai pasta tersebut habis dalam beberapa detik. Pasta yang digunakan dalam printing, engobe dan glasir terus dilakukan pengadukan agar tidak menggumpal atau menjadi kental, sebelum digunakan pun dilakukan penyaringan terlebih dahulu agar kotoran tidak terbawa kedalam pasta dengan ukuran saringan 150 mesh. Cairan alumina digunakan untuk melapisi bagian bawah dari keramik hal ini dilakukan agar keramik tidak lengket ketika di bakar di dalam kiln. Pada pembuatan keramik GE atau GE terdapat pembersih bagian samping dari green tile ini bertujuan untuk membersihkan bagian samping dari green tile yang terkena glasir ketika masuk Tugas Akhir 48

17 dalam proses glasir karena jika tidak dibersihkan glasir yang dibakar di kiln akan meleleh dan itu bisa menyebabkan lengket di kiln. Parameter input yang di ukur dalam proses glasing: Kecepatan Belt Conveyor Waktu Tempuh Parameter Aplikasi Parameter output yang di ukur dalam proses glasing: Berat Aplikasi Kualitas Spray Pengamatan Hasil Bakar Kiln Proses pembakaran dengan menggunakan suhu yang tinggi bertujuan untuk mengilangkan sisa-sisa kadar air, membakar body dan lapisan glazur pada green tile serta untuk menghilangkan zat-zat organic dan mengurangi karbonat dan sulfide. Pada kiln terdiri dari tiga bagian yaitu bagian free heating, firing dan cooling. Free heating adalah bagian atau zona pemanasan awal dari keramik yang akan dibakar hal ini dilakukan untuk mencegah perubahan temperature yang drastic dari keramik sehingga keramik kondisinya bisa tetap terjaga. Pada zona ini ditiupkan udara panas yang berasal dari firing ini juga dilakukan untuk menggurangi tekanan di firing karena terjadinya pembakaran. Firing adalah bagian dimana proses keramik dilakukan pembakaran untuk mematangkan body keramik dan mengkilapkan keramik. Cooling adalah bagian Tugas Akhir 49

18 dimana keramik didinginkan setelah melalui proses pembakaran, proses pendinginan tersebut dengan menggunakan peniupan udara, panas yang terlepas dari keramik karena adanya proses pendinginan tersebut langsung dibuang dengan menggunakan blower hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi ledakan di prtoses pendinginan. Karena pada kiln terdapat tiga bagian maka untuk temperature pun dibagi dalam tiga bagian yaitu : Free heating C Firing C Cooling C Untuk tekanan yang terjadi pada kiln juga berbeda yaitu Free heating -2.2 atm Firing atm Cooling 1 atm Temperature pada firing untuk bagian atas dengan bagian bawah berbeda dimana temperature bagian atas lebih rendah daripada bagian bawah yaitu sekitar 20 0 C. perbedaaan temperature antara bagian atas dan bawah dimaksudkan untuk menjaga planarity atau cembung cekungnya keramik setelah dibakar. Jika temperature pembakaran bagian atas dan bawah sama maka kemungkinan bias terjadi flat atau cacat m. Lubang lubang pada roler kiln ditutup dengan menggunakan fiber bulk atau kapas agar panas panas yang ada didalam roler tidak terbuang keluar, setiap lubang pada dinding kiln juga di tutup agar panas tidak terbuang keluar sehingga temperature di dalam tetap stedy. Tugas Akhir 50

19 Packing Pada proses packing yang utama dilakukan adalah proses penyortiran dan pengepakan keramik. Proses penyortiran dilakukan untuk menentukan kualitas dari masing-masing keramik. Untuk prosesnya sendiri dilakukan secara manual dan otomatis, dimana proses manual lebih banyak mengandalkan tenaga manusia dengan cara pemberian warna yellow pada keramik sedangkan untuk yang otomatis dengan mesin calebro dan planarity dimana calebro dan planarity sendiri adalah alat dengan control computer yang berfungsi untuk mengecek kedataran keramik dan ukuran dari keramik. Kualitas yang ditentukan adalah : Kualitas satu (KW I). Kualitas dua (KW II) Kualitas tiga (KW III) Reject Tingkat kualitas yang disebutkan di atas pembagiannya berdasarkan pada jenis dan jumlah cacat yang dimiliki oleh keramik. Produk yang telah dilakukan penyortiran kemudian dimasukan kedalam box atau doos dan di kemas sesuai ukuran dan kualitasnya Pengumpulan Data Berdasarkan data yang kami peroleh, hampir seluruh hari dibulan agustus 2009, koalitas 1 tidak mencapai target yang ditentukan manajemen berdasarkan kemampuan dan kapasitas lini produksi. Hal ini terjadi karna terdapat 4 defect Tugas Akhir 51

20 dominan yang menyebabkan pencapaian kwalitas 1 sangat terhambat ke-4 defect tersebut yaitu: 1) Sompel Transportasi 2) Planar 3) Retak Press 4) Calibro Dalam upaya mencapai target yang diharapkan manajemen penulis mencoba unutk menganalisa terhadap sistem pengendalian mutu yaitu dengan Konsep Gugus Kendali Mutu di PT. Angsa Daya. Dari data defect diatas maka penulis dan team GKM sepakat untuk memecahkan masalah dengan tema Menganalisa Defect Sompel Transportasi. Sedangkan judul yang akan kami bahas lebih spesifik adalah Menurunkan Defect Sompel Transportasi Adapun alasan-alasan penulis untuk menganalisa defect sompel transportasi di PT. Angsa Daya yaitu: Dengan menurunkan defect sompel transporatsi, maka dapat menigkatkan kwalitas dan produktivitas PT. Angsa Daya. Dengan ditingkatkanya kwalitas dan produktivitas, maka dapat meningkatkan image PT. Angsa Daya, dan tentunya apa yang diharapkan oleh karyawan tercapai yaitu memeperoleh INSENTIVE Data Anggota GKM PT. Angsa Daya Dalam upaya mengendalikan hasil produksi dan kwalitas produksi maka dari PT. Angsa Daya terus menerus melakukan perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan proses Tugas Akhir 52

21 transformasi terbaik seperti yang termaktub dalam visi dan misi perusahaan. Hal yang paling penting yang dilakukan adalah berusaha melakukan penurunan biaya dengan cara baik melalui konsep manajemen yang mendukung kelancaran proses produksi. Data Angota GKM: Fasilitator Ketua Wakil : Bp. Aujai (Kepala Departement Produksi) : Sugianto (Supervisor Trouble Shoting) : Ahmad Mustopa (Staff) Anggota : 1. Sukardi (Bagian Ball Mill) 2. Supodo (Bagian Press) 3. Nuryadi (Bagian Glasir) 4. Kaseri (Bagian KILN) 5. Susiyanto (Bagian Maintenance) Periode Kegiatan : Agustus 2009 s/d Oktober Jadwal Pertemuan : Setiap hari Kehadiran Anggota : 100% Risalah Gugug Kendali Mutu Tema : Menganalisa Defect Sompel Transportasi Alasan Pemilihan Tema 1. Menurunkan defect sompel transporatsi, maka dapat menigkatkan kwalitas dan produktivitas PT. Angsa Daya. Tugas Akhir 53

22 2. Dengan ditingkatkanya kwalitas dan produktivitas, maka dapat meningkatkan image PT. Angsa Daya, dan tentunya apa yang diharapkan oleh karyawan tercapai yaitu memeperoleh INSENTIVE. Jadwal Rencana Kegiatan (R) dan Pelaksanaan Kegiatan (P) dapat dilihat dari tabel : RENCANA JADWAL KEGIATAN Tahun 2009 No Item Rencana tindakan PIC R Agustus September Oktober P I II III IV I II II IV I II III IV 1 Menetukan Tema R & Judul Ketua P 2 Menemukan Penyebab R Persoalan Team P 3 Menentukan R Penyebab Utama Team P 4 P Merencanakan Tindakan R Penaggulangan Team P 5 D Melakaukan Rencana R Perbaikan Team P 6 C R Meneliti Hasil Team P 7 Menetapkan R Standard Team P R 8 A Rencana Berikut Team P 4.6. Pengolahan Data Untuk membantu menemukan masalah dalam pengendalian kualitas PT. Angsa Daya, maka dilakukan pengendalian dengan tindakan perbaikan terhadap produk cacat, yaitu sebagai berikut Langkah 1 : Menentukan Tema dan Judul. Masalah yang ditemukan oleh gugus bardasarkan data yang diperoleh mengenai jumlah produk cacat dibulan Agustus 2009, ádalah sebagai berikut: Tugas Akhir 54

23 Tabel 4.3 Data Jumlah Produk Cacat Periode Agustus Periode : Agustus 2009 EVALUASI PENCAPAIAN HASIL PRODUKSI Hasil Produksi Target Kwalitas1 Target TGL (M²) (M²) (%) (%) Sompel DEFECT Rtk Press Calibro Plannar JML Tugas Akhir 55

24 1 BAB IV PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA Membuat Lembar Data. Lembar data ini dibuat untuk membantu dan mempermudah dalam mengumpulkan semua data yang diinginkan serta mencatat semua kejadian sehingga dapat mengetahui permasalahannya, pembuatan lembar data ini juga merupakan pembagian dari pengelompokan masalah atau stratifikasi dari persoalan yang akan diperbaiki, berikut table lembar data: Table 4.4 Data Penyebab Kerusakan Produk Dari data diatas dapat dikelompokan sebagai berikut: Table 4.5 Stratifikasi masalah yang ditemukan gugus PROSENTASE DEFECT DEFECT Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Rata-Rata Sompel Transport Plannar Retak Press Calibro Evaluasi Penyebab DIAGRAM PARETO DEFECT PLANT DEFECT TEGEL KERAMIK Sompel Transport asi Planar Ret ak Press Calibro Dari diagram pareto diatas maka berdasarkan jumlah kerusakan terhadap prioritas masalah, gugus menetapkan Sompel Transportasi sebagai masalah yang harus dibahas pada periode ini. Tugas Akhir 56

25 4.6.2 Langkah 2 : Menemukan Penyebab Persoalan Diagram Tulang Ikan Setelah diketahui jenis cacat yang diprioritaskan pada langkah selanjutnya mencari penyebab-penyebab yang terjadi yang dapat menimbulkan permasalahan pada langkah pertama. Mencari sebab-sebab dilakukan dengan bantuan diagram tulang ikan, diagram tulang ikan digunakan untuk menggambarkan permasalahan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Gambar Diagram Tulang Ikan GLAZING Pemutar GT Convesator KILN Lori Formator 1 & 2 Loading Roll Exit Sompel Transportasi PACKING Tikungan 1 & 2 Tikungan Out VD PRESS Diagram FISHBONE Langkah 3 : Menentukan Penyebab Utama. Dalam menentukan penyebab utama penulis melakukan sampling pada tiaptiap pos yang mengakibatkan permasalahan diatas dengan menggunakan matrix. Dari data yang kami peroleh sebagai berikut: Matrix Dalam Menentukan Penyebab Dominan NO POS TERJADI SOMPEL POINT % RANGE 1 Lori I 2 Pemutar Green Tile II 3 Convensator III 4 Loding IV Tugas Akhir 57

26 5 Tikungan Out VD V 6 Formator 1 dan VI 7 Roll Exit 18 7 VII 8 Tikungan 1 dan VIII TOTAL DIAGRAM PARETO Berdasarkan Jumlah Frekuensi 50 Tabel Penyebab Kerusakan Lor i Pembal i k Convensator Loding T ikungan For mator 1 Gr een T i l e Out V D dan 2 Roll Exit Tikungan 1 dan 2 POINT PROSENTASE Dari diagram pareto diatas dapat diambil kesimpulan penyebab terjadinya defect sompel transportasi yang paling dominan adalah pada pos lori dengan prosentase cacat sompel sebesar 25 % Langkah 4 : Menentukan Rencana Penanggulangan. Setelah diketahui jenis-jenis penyebab utama yang dapat menimbulkan masalah diatas, pembuatan rencana penaggulangan menggunakan perinsip 5W 1H. Selanjutnya dilakukan rencana penaggulangan untuk mengatasi masalah tersebut. Dari tabel rencana penaggulangan tersebut mudah-mudahan dapat membantu dalam penaggulangan secara efektif dan efisien. Tugas Akhir 58

27 Tabel 4.4. Rencana penaggulangan. WHAT WHY WHERE HOW WHEN WHO POS TERJADI RENCANA TERGET PENANGGUNG SOM.TRANSP AKIBAT ALASAN TEMPAT PENANGGULANGAN WAKTU JAWAB Rol bnyk yg bengkok & tdk Servis rol dan level level lori Susiyanto Lori Pembalik Green Tile Convensator Loding Tikungan Out VD Exit Formator 1 dan 2 Tikungan 1 dan 2 Memar Sompel Timur Memar Sompel Barat Sompel Timur Sompel Timur Sompel Barat Sompel Timur Pully macet Ganti bering Sunarto Sensor tidak sinkron Setting sensor 1 Nuryadi Tidak Setting motor & Oktober ada spasi GLAZING sensor 2009 Motor tidak Servis & regenerasi 8 stabil motor Oktober Taswin PRESS 2009 Supodo Benturan ketika stop packing Setting Inverter 9 Dedi P Megaplex Oktober aus KILN Ganti megaplex 2009 Kaseri Motor tidak stabil PACKING Setting motor 11 Oktober 2009 Bambang Tugas Akhir 59

28 4.6.5 Langkah 5 : Melakukan Rencana Perbaikan. Setelah rencana penaggulangan tersususn kemudian langkah berikutnya melakukan rencana perbaikan, berikut ini rincian tindak perbaikan. Tabel 4.5. Rencana Tindak Perbaikan. NO PENYEBAB REALISASI/PEMB UATAN RENCANA 1 Lori Service roll dan level lori 2 Pembalik Green Tile Ganti bearing 3 Convesator Setting sensor 4 Loading Setting motor & sensor 5 Tikungan Out VD Setting inverter & regenerasi motor PELAKSANAAN & PENAGGUNG JAWAB 1 Oktober 2009 Susiyanto, sunarto & Nuryadii 8 Oktober 2009 Supodo & Taswin 6 Formator 1 dan 2 Ganti megaplex 9 Oktober Roll Exit Ganti roll Dedi P & Kaseri 8 Tikuangan 1 dan 2 Setting motor 11 Oktober 2009 Bambang Langkah 6 : Meneliti Hasil Langkah selanjutnya adalah meneliti hasil, berikut ini adalah tabel evaluasi hasil penurunan defect sompel transportasi Tabel 4.5. Evaluasi Hasil POS TERJADI SOMPEL Jml Sampel EVALUASI HASIL Sebelum Perbaikan (%) Sesudah Perbaikan (%) Lori 260 pcs 25 5 Pembalik Green Tile 260 pcs Convensator 260 pcs Loding 260 pcs 11 8 Tikungan Out VD 260 pcs 10 5 Formator 1 dan pcs 8 3 Roll Exit 260 pcs 7 0 Tikungan 1 dan pcs 4 0 Tugas Akhir 60

29 Dan berikut ini adalah data setelah perbaikan dari prosentase selama satu bulan setelah perbaikan dari data defect tegel keramik, pada bulan september EVALUASI HASIL DEFECT SEBELUM SESUDAH Sompel Transportasi Planar Retak Calibro Dari tabel diatas bahwa hasil yang dicapai untuk menurunkan defect sompel transportasi mencapai hingga 4.79 %. Dari target yang telah ditetapkan, gugus mampu mendapat hasil perbaikan sedikit dibawah target yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu dari 5 % menjadi 4.79 % atau turun sekitar 5.64 % dibawah target yang telah ditetapkan Langkah 7 : Menetapkan Standar. Untuk menjaga agar tidak terulang kembali masalah yang sama, maka perlu dibuatkan standar adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan daily checklist pada tiap motor reduser agar kecepatan motor stabil, sehingga benturan pada tiap transportasi bisa teratasi dengan cepat. 2. Pembuatan schedule kebersihan di tiap line dan mesin 3. Membuat checlist pada pos-pos yang rawan sompel transportasi, apabila ditemukan langsung dilakukan analisa dan di tindak lanjuti hal ini bekerjasama dengan TS (Trouble Shooting) dan MTC (Maintenance). 4. Pembuatan schedule preventive pada lori agar kondisi lori tetap level atau sincron dengan loading. Tugas Akhir 61

30 5. Penggantian guide (pembatas) secara berkala pada tiap line. 6. Pemasangan inverter pada motor disetiap tikungan, agar memudahkan kita dalam mengatur kecepatan motor. 7. Pemantauan pada H2O sesuai standar agar kondisi green tile tidak terlau kering (tidak rapuh). 8. Pembuatan checklist pada pully maaupun v-belt, supaya apabila kondisi pully dan v-belt aus bisa tercontrol. 9. Digudang spare part perlu adanya stock cadangan yang bisa mengatasi sompel transportasi. 10. Pembuatan schedule kebersihan di tiap-tiap pos yang menyebabkan sompel transportasi Langkah 8 : Rencana berikutnya. Dari data-data sebelumnya tindakan perbaikan yang dilakukan berhasil dalam menurunkan defect sompel transportasi. Dan berdasarkan tabel defect tegel keramik pada langkah ke 6, dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah defect sompel transportasi sudah dapat diturunkan dan gugus sepakat unutk memutuskan bahwa masalah planar adalah masalah yang akan di bahas pada putaran PDCA rencana berikutnya. Tugas Akhir 62

31 Tugas Akhir 30

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Terhadap Isi Delapan Langkah PDCA Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari permasalahan yang ada, tema yang diambil adalah menurunkan produk

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PADA PT. X

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PADA PT. X EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS PADA PT. X Ameylia Dewi Septiani 1, Debora Anne Y. A. M. Sc. 2 Abstrak: PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan keramik. Target kualitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Keramik Lantai Gambaran umum keramik lantai seperti uraian proses produksi secara umum dan menjelaskan parameter pengecekan kualitas. 2.1.1

Lebih terperinci

Nama Kelompok. 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi. dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT

Nama Kelompok. 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi. dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT Nama Kelompok 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT Masyarakat Kebutuhan Pasar bisnis properti Bencana Alam Lumpur Lapindo Bahan baku yang belum termanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. JUI SHIN INDONESIA berdiri pada Agustus 2001 dan berlokasi di Jalan Pulau Pini Kav 600352, Kawasan Industri Medan (KIM) II, Medan, Sumatera Utara.

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY 27 JUNI 27 AGUSTUS 2016 Disusun oleh: Lewi Peter Richardo 5203013014 Vincentius A Paulo Endra Adi Nugraha 5203013035 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI

BAB III PROSES PRODUKSI BAB III PROSES PRODUKSI 3.1 PROSES PRODUKSI 3.1.1 Urutan Proses Produksi dari Awal Sampai Jadi a. Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi lantai keramik adalah jeldspar dan pasir

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Flow Chart Proses Produksi Keramik Lantai

LAMPIRAN 1. Flow Chart Proses Produksi Keramik Lantai 184 LAMPIRAN 1 Flow Chart Proses Produksi Keramik Lantai Hopper Crusher Raw material body Spray Dryer Slip Tank Tank Ball Mill Ball Mill Batching Raw Material Glazur Packing Glazing Line Press Silo Kiln

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI

BAB III PROSES PRODUKSI BAB III PROSES PRODUKSI 3.1 Proses Produksi 3.1.1 Urutan Proses Produksi dari Awal Sampai Jadi a. Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi lantai keramik adalah feldspar dan pasir

Lebih terperinci

ANALISIS INDEKS KONSUMSI GAS DAN EFISIENSI GAS MESIN SPRAY DRYER PADA PROSES PENGOLAHAN BAHAN BAKU KERAMIK

ANALISIS INDEKS KONSUMSI GAS DAN EFISIENSI GAS MESIN SPRAY DRYER PADA PROSES PENGOLAHAN BAHAN BAKU KERAMIK ANALISIS INDEKS KONSUMSI GAS DAN EFISIENSI GAS MESIN SPRAY DRYER PADA PROSES PENGOLAHAN BAHAN BAKU KERAMIK DEDY BOY PANGARIBUAN NIM: 41315110107 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 49 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tahap Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT. MYR memprodusi puluhan jenis produk makanan ringan yang sering dikonsumsi sehari-hari dari beberapa

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA

PROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA PROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA Nama : DANAR WIDONARKO Npm : 21412677 Kelas : 3IC04 Jurusan : TEKNIK MESIN Pembimbing : Dr. Ir. Tri Mulyanto, MT. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN BAB IV PENGENALAN MESIN KILN 4.1 Deskripsi Mesin Kiln Mesin Kiln pada proses produksi keramik melalui beberapa tahapan yang salah satunya adalah pembakaran. Pembakaran bertujuan mengubah material keramik

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam rangka peran serta mewujudkan Pembangunan Nasional, khususnya dibidang industri, PT. PAKOAKUINA bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah di kumpulkan layak untuk di olah dalam proses pengolahan data, dan

Lebih terperinci

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi Disusun oleh : Dina Febriarista 2310 030 015 Fixalis Oktafia 2310 030 085 Dosen Pembimbing : Ir. Imam Syafril, MT 19570819 198601 1 001 Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Bab ini membahas mengenai analisis dan interpretasi terhadap hasil pengolahan data disertai usulan-usulan perbaikan dan pengendalian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK 3.1. Proses produksi mesin pellet biji plastic Proses kerja mesin pellet biji plastik ini adalah dengan cara menggiling plastik recycle yang masih berupa botolan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa hasil data Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka akan dianalisa untuk menentukan prioritas perbaikan item dari problem sehingga akan diperoleh

Lebih terperinci

Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan. 10 Pisau duduk. Gear Box no : 5 Zn 280. Ratio : 1 : 20. : Spc 400x4 & Spc 400x4

Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan. 10 Pisau duduk. Gear Box no : 5 Zn 280. Ratio : 1 : 20. : Spc 400x4 & Spc 400x4 Lampiran -1 : Spesifikasi Mesin dan Peralatan 1. Breaker Tahun Operasi : 1994 Produksi Spesifikasi : Lokal : 11 pisau putar 10 Pisau duduk Elektro Motor Putaran mesin : 140 Amp : 100 HP : 1460 RPM Cos

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa Permasalahan Yang Terjadi Sebelum perbaikan, permasalahan di bagian produksi khususnya dibagian enrobing coklat belum dapat diketahui. Jumlah reject yang banyak pasti

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan

Lebih terperinci

PRESS AREA DI PT. ASRI PANCAWARNA

PRESS AREA DI PT. ASRI PANCAWARNA MEMPELAJARI PENGENDALIAN PROSES GREEN TILE TIPE BARCELONA UKURAN 60 X 60 CM PADA PRESS AREA DI PT. ASRI PANCAWARNA Nama : Imron NPM : 33411551 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina,

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

TUGAS INDUSTRI TEACHING

TUGAS INDUSTRI TEACHING TUGAS INDUSTRI TEACHING Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Practical Teaching Di susun oleh : Abdullah Aisyah Nurjanah Asep Yayan Deasy Wijayanti Iis Nuraisah Rini Sri puspasari Saefudin

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Berdasarkan diagram pareto, diketahui bahwa cacat sealing lubang menempati urutan teratas dan menjadi permasalahan utama di mesin sealing setelah dilakukannya pengurangan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI 100 YEARS OF ROYAL ALBERT 1940 ENGLISH CHINTZ MUG BY ROYAL ALBERT DI PT. DOULTON

PROSES PRODUKSI 100 YEARS OF ROYAL ALBERT 1940 ENGLISH CHINTZ MUG BY ROYAL ALBERT DI PT. DOULTON PROSES PRODUKSI 100 YEARS OF ROYAL ALBERT 1940 ENGLISH CHINTZ MUG BY ROYAL ALBERT DI PT. DOULTON Nama : Deden Syahruddin NPM : 21412786 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Eko Susetyo Yulianto, ST., MT.

Lebih terperinci

JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC

JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC Dibentuk : 22 Juli 2013 Divisi : Pengawasan Pemb. & Perawatan Judul GKM

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Lampiran 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Manager Bunut Rubber Factory Manager Factory merupakan pimpinan tertinggi di pabrik yang mengelola kebijakan di pabrik, penanggung jawab utama atas jalannya

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 ALUR PROSES ZINC CAN Zinc Ingot Zinc Furnace Proses Peleburan Zinc Proses Casting Proses Rolling Proses Drawing Proses Cutting Proses Coil Aging Zinc Slug Proses

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki strategi yang dianggap paling tepat agar kegiatan manufaktur pada

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki strategi yang dianggap paling tepat agar kegiatan manufaktur pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, setiap perusahaan manufaktur pasti memiliki strategi yang dianggap paling tepat agar kegiatan manufaktur pada perusahaannya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Dasar Komponen-Komponen Panel Listrik dan Fungsinya 3.1.1 Saklar magnet/magnetic contactor Gambar 3.1 Kontaktor Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat, sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri di Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat, yang mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat, sehingga mendorong setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Muliakeramik Indahraya, Tbk berdiri di Jakarta pada tanggal 19 April 1990 dengan nama PT. Mulia Menara Persada berdasarkan akta No. 166 dan No. 50

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Aspal Pengujian Agregat Pengujian filler Syarat Bahan Dasar Tidak Memenuhi Uji Marshall

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES Nama : Muhammad Bambang Wijanarko NPM : 24411785 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST., MT Latar Belakang Leg Shield merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN BALL MILL

BAB IV PENGENALAN BALL MILL BAB IV PENGENALAN BALL MILL 4.1 DESKRIPSI BALL MILL Ball Mill adalah alat penting untuk grinding setelah bahan dilumatkan. Mesin penggiling ini adalah alat yang efisien untuk grinding berbagai bahan menjadi

Lebih terperinci

Bab III CUT Pilot Plant

Bab III CUT Pilot Plant Bab III CUT Pilot Plant 3.1 Sistem CUT Pilot Plant Skema proses CUT Pilot Plant secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa sistem CUT dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA

PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA Nama : Eirene Marten S. NPM : 22411340 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Ir. Arifuddin, MM. MSC Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUWALITAS HASIL PRODUKSI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY

PENGENDALIAN KUWALITAS HASIL PRODUKSI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY PENGENDALIAN KUWALITAS HASIL PRODUKSI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY Agung Stya Budi 411306110 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jl. Semolowaru No. 45 Surabaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Prima Indah Saniton merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang Sanitary Ware. PT. Prima Indah Saniton didirikan pada tahun 1992 oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori dan konsep 2.1.1 Pengertian pengendalian kualitas Pengendalian kualitas adalah penggunaan teknik dan kegiatan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala 84 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08 Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur 1 Why Statistik Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 100% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 1,7 menit Cycle time

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Laporan Praktikum Proses Pemisahan & Pemurnian Dosen Pembimbing : Ir. Ahmad Rifandi, MSc 2 A TKPB Kelompok

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta

Lebih terperinci

PKM KUMIS SEKSI MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN SURAT MENYURAT DIVISI HUKUM MELALUI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEARSIPAN 02 JUNI 2013

PKM KUMIS SEKSI MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN SURAT MENYURAT DIVISI HUKUM MELALUI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEARSIPAN 02 JUNI 2013 MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN SURAT MENYURAT DIVISI HUKUM MELALUI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEARSIPAN 02 JUNI 2013 Fasilitator Ketua Sekretaris Anggota : DIMYATI MARZUKI : BAMBAM IBRAHIM :

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data di perusahaan PT. Jasa Putra Plastik dilakukan dari bulan Juli 004 sampai bulan Desember 004. Data yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : BAB V ANALISA HASIL 5.1 Jenis Cacat Dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka diambil 3 jenis cacat terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : a. Bocor (35,8%) Jenis cacat bocor

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEMPERATURE CONTROL SYSTEM PADA INTERNAL FLOW FLUIDA VISCOUS (STUDI KASUS DI PERUSAHAAN KECAP DAN SAUS PT. LOMBOK GANDARIA) Skripsi

PERANCANGAN TEMPERATURE CONTROL SYSTEM PADA INTERNAL FLOW FLUIDA VISCOUS (STUDI KASUS DI PERUSAHAAN KECAP DAN SAUS PT. LOMBOK GANDARIA) Skripsi PERANCANGAN TEMPERATURE CONTROL SYSTEM PADA INTERNAL FLOW FLUIDA VISCOUS (STUDI KASUS DI PERUSAHAAN KECAP DAN SAUS PT. LOMBOK GANDARIA) Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Untuk menekan cacat yang mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu di PT Wahana Pancha Nugraha, kesimpulan analisis ialah sebagai berikut: 1. Terdapat cacat-cacat yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan. PT. Sango Ceramics Indonesia merupakan suatu perusahaan yang didirikan

BAB IV PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan. PT. Sango Ceramics Indonesia merupakan suatu perusahaan yang didirikan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Sango Ceramics Indonesia merupakan suatu perusahaan yang didirikan pada tanggal 19 Juli 1977 oleh Bapak Samsoe Hidayat yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik dari bentuk maupun material. Berikut ini adalah proses produksi designer toys keramik.

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.

Lebih terperinci

Perhitungan Downtime Losses Bulan Oktober dan November me Periode. Penyetelan Penyesuaian Kerusakan Mesin

Perhitungan Downtime Losses Bulan Oktober dan November me Periode. Penyetelan Penyesuaian Kerusakan Mesin Lampiran 1 Perhitungan Downtime Losses Bulan Oktober dan November 2015 Waktu (Menit) Downti Jenis me Periode Penyetelan Penyesuaian Kerusakan Mesin (menit) (1) (2) (3) (1+2+3) ACM 745 155 533 1.433 DPM

Lebih terperinci

LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008

LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008 LAPORAN PRODUKSI BULAN JANUARI - APRIL 2008 PROSES No JENIS DEFECT JAN FEB MAR APR 1 Tidak Sempurna 5,614 5,582 5,839 6,397 2 Coating NG 1,903 2,141 1,943 2,538 3 Pinhole 892 901 289 3,548 4 Misrun (Bolong)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam Pengambilan data ini menggunakan motor diesel empat langkah satu silinder dengan spesifikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

PROSES UBC. Gambar 1. Bagan Air Proses UBC

PROSES UBC. Gambar 1. Bagan Air Proses UBC Penulis: Datin Fatia Umar dan Bukin Daulay Batubara merupakan energi yang cukup andal untuk menambah pasokan bahan bakar minyak mengingat cadangannya yang cukup besar. Dalam perkembangannya, batubara diharapkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini pertumbuhan industri telah memberikan dampak yang sangat besar bagi seluruh Negara yang memiliki lahan industri, dimana tidak ada lagi penghalang

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 1, April 1999 : 8-13 Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah Motor diesel 4 langkah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi Motor Diesel 4-Langkah Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat langkah satu silinder dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI kg kering per hari adalah sebagai berikut :

BAB III PROSES PRODUKSI kg kering per hari adalah sebagai berikut : BAB III PROSES PRODUKSI III.1 Pengolahan Crumb Rubber Flow process pabrik pengolahan Crumb Rubber Gunung Para kapasitas 30.000 kg kering per hari adalah sebagai berikut : III.1.1. Penerimaan coumpound

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji 4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 MESIN SILENT CUTTER TYPE SCR-250S Mesin cutter ini menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama dan V-belt untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu

Lebih terperinci