JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC"

Transkripsi

1 JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC Dibentuk : 22 Juli 2013 Divisi : Pengawasan Pemb. & Perawatan Judul GKM ke- : I (SATU) Jumlah Pertemuan : 10 dari rencana 12 Lama Pertemuan : 1 jam Persentase Kehadiran : 90 % Fasilitator Ketua Sekretaris Anggota : Sugeng Rahardjo : Suharno : Edi Yanto : Endang 1 DIVISI PPP

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 PENDAHULUAN... 2 MENGIDENTIFIKASI MASALAH DAN MENENTUKAN JUDUL... 8 MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH MENENTUKAN FAKTOR PENYEBAB DOMINAN MENENTUKAN RENCANA PERBAIKAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN EVALUASI HASIL MENENTUKAN STANDARDISASI DIVISI PPP

3 PENDAHULUAN Visi Perusahaan : Pemain properti nasional yang terkemuka Misi Perusahaan : Menyediakan properti industri, komersial, hunian, dan infrastruktur terkait yang memberikan solusi bagi investor, pelanggan, dan pihak-pihak terkait lainnya. I. Divisi Pengawasan Pembangunan dan Perawatan Divisi Pengawasan Pembangunan dan Perawatan merupakan divisi di bawah subdirektorat Operasi dan Pemasaran yang memiliki program kerja antara lain melakukan perawatan terhadap sarana dan prasarana (jalan, saluran, PJU, hydrant fillar dll) di Kawasan Industri Krakatau I dan II. Subdit Operasi & Pemasaran Divisi Lahan & Perenc. Teknik Divisi Pengwsn. Pemb. & Prwt. Divisi Properti Industri Langkah II. Jadwal Kegiatan Kegiatan 2013 JUL AGT SEPT OKT NOP DES P 1 Mengidentifikasi Masalah dan Menentukan Judul 2 Mencari Akar Penyebab 3 Menentukan faktor Penyebab Dominan D 4 Membuat Rencana & Melaksanakan Perbaikan C 5 Meneliti Hasil A 6 Menetapkan Standardisasi Keterangan : = Rencana = Realisasi 3 DIVISI PPP

4 III. Dasar Pembentukan GKM : Mendukung Sasaran dan Rencana Kerja Divisi Pengawasan Pembangunan dan Perawatan tahun 2013 yaitu : Improvement (GKM/PKM) minimal 1 tema per tahun. IV. Latar Belakang Masalah : Jenis Tiang Lampu PJU di Kawasan Industri Krakatau terdiri dari empat jenis yaitu Cabang 1, 2, 3 dan 4. No. Jenis Tiang Lampu PJU Jumlah Tiang Lampu PJU Prosentase 1 Cabang Cabang Cabang Cabang Jumlah Tabel 1. Jenis Tiang Lampu PJU di Kawasan Industri Krakatau I Cabang 1 Cabang 2 Cabang 3 Cabang 4 Gambar 1. Jenis Tiang Lampu PJU di Kawasan Industri Krakatau I (unit). 4 DIVISI PPP

5 Pembahasan GKM ini hanya fokus ke penurunan konsumsi pemakaian listrik pada PJU di Kawasan Industri Krakatau I. Kawasan Industri Krakatau memiliki infrastruktur berupa Penerangan Jalan Umum (PJU) yang didesain sesuai dengan standar dari Dinas Pekerjaan Umum (PU). Saat ini, pengoperasian PJU masih menggunakan foto cell. Ternyata dalam konsumsi daya listrik/kwh meter cukup besar. Pemakaian KWH meter yang cenderung/trend meningkat terus yang akan membebani biaya perawatan di Kawasan Industri Krakatau I. Di sisi lain biaya KWH meter termasuk salah satu komponen dari perhitungan maintenance fee yang dibayar oleh para investor. Sehingga, ketika ada kenaikan maintenance fee maka pihak investor merasa keberatan karena adanya pemakaian KWH meter tersebut. Untuk efisiensi konsumsi KWH meter PJU harus dilakukan efisiensi, sehingga biaya pemakaian daya listrik/kwh meter tidak meningkat. Oleh karena itu, dicarikan ide untuk mencari cara efisiensi konsumsi daya listrik/kwh meter. No Lokasi Total Mei Juni Juli Agust. Sept. Okt. 1 E.52796E/069 2, , , , , , , E.52796E/071 7,550 7,364 7,511 7,865 8,325 8,082 39, E.52796L/072 2,280 2,436 2,206 2,359 2,569 1,799 11, E.52796G/073 2,636 2,613 2,575 2,918 2,709 1,961 12, E.52796E/ ,874 4,099 4,407 3,724 3,888 19, E.52796E/079 2,584 2, ,392 1,472 1,844 8, E.52796G/080 1,726 1,948 1,610 1,710 1,051 1,816 8, Jumlah 19, , , , , , Rata-rata ,78 Tabel 2. Data KWH meter dari bulan Mei 2013 s.d Oktober 2013 PJU di Kawasan Industri Krakatau I. 5 DIVISI PPP

6 30, , , , , , Mei Juni Juli Agust. Sept. Okt. Gambar 2. Data KWH meter dari bulan Mei 2013 s.d Oktober 2013 PJU di Kawasan Industri Krakatau I. No Lokasi beban Aktual Biaya KWH Meter Tahun 2013 Mei Juni Juli Agustus September Oktober Total 1 E.52796E/069 5,020, ,887, ,325, ,380, ,206, ,689, ,268, E.52796E/071 16,586, ,178, ,501, ,279, ,290, ,756, ,063, E.52796L/072 5,009, ,351, ,846, ,182, ,644, ,952, ,953, E.52796G/073 5,791, ,740, ,657, ,410, ,951, ,308, ,972, E.52796E/ , ,511, ,005, ,681, ,182, ,541, ,827, E.52796E/079 5,677, ,450, ,485, ,058, ,233, ,051, ,121, E.52796G/080 3,792, ,279, ,537, ,756, ,309, ,989, ,422, Total 42,698, ,400, ,358, ,750, ,817, ,289, Rata-rata 50,552, Tabel 3. Data Biaya KWH meter dari bulan Mei 2013 s.d Oktober 2013 PJU di Kawasan Industri Krakatau I. 6 DIVISI PPP

7 60,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Gambar 3. Data Biaya KWH meter dari bulan Mei 2013 s.d Oktober 2013 PJU di Kawasan Industri Krakatau I. Dari hasil data di atas dapat dilihat bahwa KWH meter per bulannya cenderung ada kenaikan dengan rata-rata pemakaian KWH meter sebesar ,78 per bulan dengan biaya rata-rata per bulan sebesar Rp ,98. Oleh karena itu, kami dari Divisi PPP berkomitmen untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. 7 DIVISI PPP

8 PLAN LANGKAH 1 : MENGIDENTIFIKASI MASALAH DAN MENENTUKAN JUDUL 1.1. Identifikasi Masalah Beberapa masalah yang sering menjadi kendala bagi karyawan di Divisi Pengawasan Pembangunan dan Perawatan terutama di Dinas Pengawasan Perawatan adalah : 1. Perawatan jalan di Kawasan Industri Krakatau yang belum optimal 2. Biaya pemakaian listrik Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kawasan Industri Krakatau cenderung naik 3. Biaya pemakaian air di Kawasan Industri Krakatau 4. Lampu PJU di Kawasan Industri Krakatau sering terjadi putus/mati 5. Jaringan instalasi PJU di Kawasan Industri Krakatau sering terjadi gangguan/short DIAGRAM MASALAH DINAS PENGAWASAN PERAWATAN Perawatan jalan di Kawasan Industri Krakatau yang belum optimal 30 Biaya pemakaian listrik Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kawasan Industri Krakatau cenderung naik 10 Biaya pemakaian air di Kawasan Industri Krakatau 5 5 Lampu PJU di Kawasan Industri Krakatau sering terjadi putus/mati Jaringan instalasi PJU di Kawasan Industri Krakatau sering terjadi gangguan/short Prosentase Kumulatif Gambar 4. Diagram masalah Dinas Pengawasan Perawatan 8 DIVISI PPP

9 1.2. Menentukan Tema Berdasarkan diagram paretto tersebut di atas, kami memilih tema untuk memperbaiki masalah terbesar ke dua (2) yakni Biaya pemakaian listrik Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kawasan Industri Krakatau cenderung naik. Sedangkan masalah terbesar pertama (1) sudah pernah dibahas oleh PKM PARAS tahun 2012 dengan judul EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PERBAIKAN JALAN DI KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON Sasaran Yang Ingin Dicapai. a. Mendukung Budaya Perusahaan (FOKUS PASTI 2 ) b. Mendukung target KPI Divisi PP & P c. Efisiensi pemakaian biaya PJU di Kawasan Industri Krakatau I 1.3. Menentukan Judul Berdasarkan latar belakang di atas anggota GKM Divisi Pengawasan Pembangunan dan Perawatan (PPP) PT. KIEC, menetapkan judul yang diambil pada GKM kali ini adalah : Menurunkan Konsumsi Pemakaian Listrik Pada PJU Kawasan Industri Krakatau I 1.4. Menentukan Target GKM PERKASA menetapkan target penurunan konsumsi pemakaian listrik sebesar 10% 9 DIVISI PPP

10 PLAN LANGKAH 2 : MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH LINGKUNGAN MANUSIA 1. Foto cell Sensitif cuaca 3. Adanya keterbatasan personil Tergantung cuaca/ Lingkungan sekitar Monitoring dan Perawatan PJU kurang optimal Jumlah PJU banyak dan Lokasi tersebar Foto cell tergantung cuaca Foto cell bekerja berdasarkan sensor Foto cell bekerja Secara otomatis 4. Foto cell tidak Bisa diseting ALAT Lampu PJU nyala sendiri Pemakaian Daya listrik besar Pemakaian daya Listrik besar Masih menggunakan Metode sensor Pengaturan nyala lampu Tidak bisa diatur 2. Menggunakan Metode foto cell METODE Konsumsi Daya Listrik Tinggi Gambar 5. Diagram Tulang Ikan 10 DIVISI PPP

11 PLAN LANGKAH 3 : MENENTUKAN FAKTOR PENYEBAB DOMINAN GKM PERKASA GKM PERKASA menentukan faktor penyebab dominan dengan menggunakan metode Nominal Group Technique (NGT). NGT digunakan untuk proses pengambilan keputusan berdasarkan peringkat dari pendapat semua anggota kelompok. Angka penilaian dari 5 akar penyebab : Nilai 4, 3, 2 dan 1 dengan kriteria penilaian angka tertinggi (4) merupakan akar penyebab yang paling besar pengaruhnya dan angka terendah (1) merupakan akar penyebab yang paling kecil pengaruhnya. Dalam metode dasar, angka setiap urutan akar penyebab pada semua tim dijumlahkan (total) lalu ditentukan peringkatnya sebagai keputusan akhir. No Akar Penyebab/ Personil Foto cell sensitive cuaca (1) Adanya keterbatasan personil (2) Foto cell tidak bisa disetting (3) Menggunakan metode foto cell (4) 1 Sugeng Rahardjo 3 Suharno Edi Yanto Endang Total Tabel 3. Hasil NGT Dari hasil NGT diatas dapat ditentukan urutan faktor penyebab dominan sebagai berikut : No Akar Penyebab Nilai NGT Prosentase Kumulative 1 Menggunakan metode foto cell 16 40,00% 40,00% 2 Foto cell tidak bisa disetting 10 25,00% 65,00% 3 Foto cell sensitive cuaca 8 20,00% 85,00% 4 Adanya keterbatasan personil 6 15,00% 100,00% % Tabel 4. Urutan faktor penyebab dominan 11 DIVISI PPP

12 DIAGRAM PARETO Prosentase Kumulative Menggunakan metode foto cell Foto cell tidak bisa disetting Foto cell sensitive cuaca Adanya keterbatasn personil Gambar 6. Diagram Pareto GKM PERKASA bertekad menyelesaikan 4 akar penyebab diatas. 12 DIVISI PPP

13 PLAN LANGKAH 4 : MENENTUKAN RENCANA PERBAIKAN No Akar Penyebab Why What Where, When, Who How 1. Foto cell sensitive cuaca Supaya pemakaian daya listrik PJU dapat dikendalikan Mengganti foto cell dengan menggunakan timer Kawasan Industri Krakatau I, Oktober 2013, Sugeng, Suharno, Edi yanto, Endang Mengganti foto cell dengan menggunakan timer Supaya pemakaian daya listrik PJU dapat dikendalikan di Kawasan Industri Krakatau I, Oktober 2013, Sugeng, Suharno, Edi yanto, Endang 2. Menggunakan metode foto cell Supaya pemakaian daya listrik PJU dapat dikendalikan Mengganti foto cell dengan menggunakan timer Kawasan Industri Krakatau I, Oktober 2013, Sugeng, Suharno, Edi yanto, Endang Mengganti foto cell dengan menggunakan timer Supaya pemakaian daya listrik PJU dapat dikendalikan di Kawasan Industri Krakatau I, Oktober 2013, Sugeng, Suharno, Edi yanto, Endang 3. Adanya keterbatasan personil Supaya dalam monitoring dan perawatan PJU dapat optimal Mengusulkan kepada Divisi SDM untuk penambahan personil yang in cash dalam pekerjaan tersebut PT. KIEC, Januari 2013, Sugeng Rahardjo Mengusulkan kepada Divisi SDM untuk penambahan personil yang in cash dalam pekerjaan tersebut Supaya dalam monitoring dan perawatan PJU dapat optimal di PT. KIEC, Januari 2013, Sugeng Rahardjo 4. Foto cell tidak bisa disetting Supaya pemakaian daya listrik PJU Mengganti foto cell dengan Kawasan Industri Krakatau I, Mengganti foto cell dengan menggunakan timer 13 DIVISI PPP

14 dapat dikendalikan menggunakan timer Oktober 2013, Sugeng, Suharno, Edi yanto, Endang Supaya pemakaian daya listrik PJU dapat dikendalikan di Kawasan Industri Krakatau I, Oktober 2013, Sugeng, Suharno, Edi yanto, Endang Tabel 5. 5W + 1 H 14 DIVISI PPP

15 DO LANGKAH 5 : MELAKSANAKAN PERBAIKAN NO 1 Akar Penyebab Foto cell sensitive cuaca Sebelum Nyala lampu tergantung cuaca/lingkungan sekitar Tindakan Perbaikan Sesudah Nyala lampu dapat disesuaikan 2 Menggunakan metode foto cell Pengaturan nyala lampu tidak bisa diatur Pengaturan nyala lampu bisa diatur sesuai kebutuhan 3 Adanya keterbatasan personil Monitoring dan perawatan PJU kurang optimal Monitoring dan perawatan PJU menjadi lebih optimal 4 Foto cell tidak bisa disetting Foto cell bekerja berdasarkan sensor Berdasarkan setting waktu 15 DIVISI PPP

16 CHECK LANGKAH 6 : EVALUASI HASIL 6.1. Evaluasi Hasil terhadap Target No Lokasi beban Aktual KWH Meter Tahun 2013 Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Total 1 E.52796E/069 2, , , , , , , , E.52796E/071 7,550 7,364 7,511 7,865 8,325 8,082 2,847 48, E.52796L/072 2,280 2,436 2,206 2,359 2,569 1,799 2,289 20, E.52796G/073 2,636 2,613 2,575 2,918 2,709 1,961 1,993 24, E.52796E/ ,874 4,099 4,407 3,724 3,888 3,502 27, E.52796E/079 2,584 2, ,392 1,472 1,844 1,256 32, E.52796G/080 1,726 1,948 1,610 1,710 1,051 1,816 1,662 15, Total 19, , , , , , , Tabel 7. Data KWH meter Sesudah Perbaikan No Lokasi beban Aktual Biaya KWH Meter Tahun 2013 Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Total 1 E.52796E/069 5,020, ,887, ,325, ,380, ,206, ,689, ,679, ,268, E.52796E/071 16,586, ,178, ,501, ,279, ,290, ,756, ,254, ,063, E.52796L/072 5,009, ,351, ,846, ,182, ,644, ,952, ,028, ,953, E.52796G/073 5,791, ,740, ,657, ,410, ,951, ,308, ,378, ,972, E.52796E/ , ,511, ,005, ,681, ,182, ,541, ,693, ,827, E.52796E/079 5,677, ,450, ,485, ,058, ,233, ,051, ,759, ,121, E.52796G/080 3,792, ,279, ,537, ,756, ,309, ,989, ,651, ,422, Total 42,698, ,400, ,358, ,750, ,817, ,289, ,446, ,552, Tabel 8. Data Biaya KWH meter Sesudah Perbaikan 16 DIVISI PPP

17 SEBELUM TARGET SESUDAH Menurunkan konsumsi pemakaian daya listrik Jumlah pemakaian KWH meter rata-rata ,78 KWH meter/bulan dengan biaya rata-rata Rp ,98 per bulan Terjadi penurunan pemakaian KWH Meter PJU menjadi 10 % Jumlah Aktual pemakaian KWH meter bulan pertama setelah penggantian adalah sebesar ,00 KWH meter dengan biaya Rp ,00 17 DIVISI PPP

18 Gambar 7. Sebelum dan Sesudah Perbaikan Hasil penggantian dari foto cell ke timer didapat adanya hasil pemakaian daya listrik menurun tanpa mengurangi kualitas dan spesifikasi lampu PJU. Kesimpulan : GKM PERKASA berhasil melebihi target penurunan konsumsi daya listrik sebesar 30 % Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perbaikan Terhadap PQCDSME PQCDSME SEBELUM SESUDAH Person Beban kerja Teknisi berat Beban kerja teknisi berkurang Quality Pemakaian daya listrik besar Pemakaian daya listrik turun Cost Delivery Safety Moral Environment Biaya listrik mencapai angka rata-rata Rp ,98 per bulan Monitoring PJU minimal setiap hari Foto cell sering dilakukan perbaikan Indeks kepuasan investor tahun 2011 : 5,5 (tingkat kepentingan 8,7) Banyaknya limbah ex. Foto cell Biaya listrik mencapai angka Rp ,00 per bulan Monitoring PJU minimal sepekan 1 kali Frekuensi perbaikan jarang Indeks kepuasan investor tahun 2012 : 5,6 (tingkat kepentingan 8,7) naik 0,1 Limbah berkurang Tabel 7. Analisa PQCDSME 18 DIVISI PPP

19 ACTION LANGKAH 7 : MENENTUKAN STANDARDISASI 7.1. STANDARD PROSEDUR Start Spesifikasi Teknis Investigasi Lapangan Simulasi Perhitungan Tidak Check Ya Spesifikasi Material Tidak Check Ya Persiapan Lapangan & Alat Tidak Check Ya Penggantian foto cell dengan timer 1. Mulai 2. Teknisi menyusun Dokumen Spesifikasi Teknis dan Design 3. Teknisi melakukan investigasi lapangan 4. Teknisi melakukan simulasi perhitungan konsumsi daya listrik PJU 5. Teknisi menentukan spesifikasi material 6. Teknisi melaksanakan persiapan lapangan dan alat sendiri 7. Teknisi melaksanakan penggantian foto cell dengan timer 8. Teknisi melakukan pemantauan pemakaian KWH meter 9. Teknisi melakukan rekapitulasi hasil pemakaian KWH meter 10. Selesai Pemantauan KWH meter Hasil sesuai spesifikasi? Tidak Ya Selesai Tabel 8. Prosedur 19 DIVISI PPP

20 7.2. STANDARD HASIL 1. Seluruh PJU setting penyalaannya menggunakan timer ex. Thebeem. 2. Kapasitas timer minimal A 3. Standar setting waktu nyala jam s.d WIB 4. Monitoring timer minimal 1 minggu sekali 7.3. IMPROVEMENT SELANJUTNYA Kami berencana membuat Gugus Kendali Mutu (GKM) Selanjutnya dengan tema Efisiensi Pemakaian Air di Kawasan Industri Krakatau. 20 DIVISI PPP

Sistem Pengelolaan Kearsipan Dokumen Proyek Perencanaan Perawatan Melalui Komputerisasi

Sistem Pengelolaan Kearsipan Dokumen Proyek Perencanaan Perawatan Melalui Komputerisasi 2016 Sistem Pengelolaan Kearsipan Dokumen Proyek Perencanaan Perawatan Melalui Komputerisasi Dibuat Oleh : GKM PERAWAN AYI HERDIANA 0000072 EDI YANTO 0000185 RAMDANI 0000115 AMPERA US. 0000143 DIAN RUDDYANA

Lebih terperinci

PKM KUMIS SEKSI MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN SURAT MENYURAT DIVISI HUKUM MELALUI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEARSIPAN 02 JUNI 2013

PKM KUMIS SEKSI MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN SURAT MENYURAT DIVISI HUKUM MELALUI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEARSIPAN 02 JUNI 2013 MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN SURAT MENYURAT DIVISI HUKUM MELALUI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEARSIPAN 02 JUNI 2013 Fasilitator Ketua Sekretaris Anggota : DIMYATI MARZUKI : BAMBAM IBRAHIM :

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem & Produktivitas

Pengembangan Sistem & Produktivitas SINOVA Pengembangan Sistem & Produktivitas GUGUS KENDALI MUTU SINOVA DIVISI : PENGEMBANGAN SISTEM & PRODUKTIVITAS NAMA KELOMPOK : SINOVA TEMA : DIBENTUK : 03 SEPTEMBER 2012 FASILITATOR (NIK) : BUNYAMIN

Lebih terperinci

GKM DERING. Pemanfaatan ROUTER DIAL NUMBER Guna Efisiensi Biaya Pemakaian Telepon di Hotel The ROYALE KRAKATAU

GKM DERING. Pemanfaatan ROUTER DIAL NUMBER Guna Efisiensi Biaya Pemakaian Telepon di Hotel The ROYALE KRAKATAU GKM DERING Pemanfaatan ROUTER DIAL NUMBER Guna Efisiensi Biaya Pemakaian Telepon di Hotel The ROYALE KRAKATAU PEMANFAATAN ROUTER DIAL NUMBER GUNA EFISIENSI BIAYA PEMAKAIAN TELEPON DI HOTEL THE ROYALE KRAKATAU

Lebih terperinci

: DINAR W KRA. (Delivery Investment to a New Arrival Result Wisma Krakatau)

: DINAR W KRA. (Delivery Investment to a New Arrival Result Wisma Krakatau) GKM DINAR W KRA 1. Daftar Isi - ii 2. Profile GKM - 1 3. Visi & Misi PT KIEC - 1 4. Budaya Perusahaan PT KIEC - 1 Tata Nilai - 1 KIEC Fokus - 1 Divisi Properti Industri - 1 5. Struktur Organisasi - 2 6.

Lebih terperinci

PROFIL PT. KIEC. Dibuat Oleh : KAMALLUDIN NIK :

PROFIL PT. KIEC. Dibuat Oleh : KAMALLUDIN NIK : 2013 PROFIL PT. KIEC Dibuat Oleh : KAMALLUDIN NIK : 00002046 MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN KREATIFITAS PENGELOLAAN ARSIP PEMBUAT SARAN : Nama : Kamalludin Dinas : Keuangan & Umum No.reg : 0002046 Divisi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS CHILLER TUA

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS CHILLER TUA DESEMBER 2013 PENGELOLA GEDUNG KRAKATAU STEEL MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS CHILLER TUA SGA KSBM ( SMALL GROUP ACTIVITY KRAKATAU STEEL BUILDING MANAGEMENT ) Krakatau Steel lantai 10, Jalan Gatot Subroto Kav.

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flow Chart Pemecahan Masalah Dalam flow chart pemecahan masalah dalam penelitian ini menggambarkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian.

Lebih terperinci

Optimalisasi Implementasi Employee Opinion Survey melalui portal intranet PT KIEC

Optimalisasi Implementasi Employee Opinion Survey melalui portal intranet PT KIEC 2013 Optimalisasi Implementasi Employee Opinion Survey melalui portal intranet PT KIEC Dibuat Oleh : ARIES PRATAMA PUTRA 0000149 ARIFA NORMA DEWI 0000150 JUDUL : Optimalisasi Implementasi Employee Opinion

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan

Lebih terperinci

THE ROYALE KRAKATAU. Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos GKM - Hotel

THE ROYALE KRAKATAU. Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos GKM - Hotel THE ROYALE KRAKATAU Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos GKM - Hotel Profil GKM - Hotel Dibentuk: 15 April 2012 Divisi: Unit Otonom Hotel Alamat: JL. KH. Yasin Beji No.04 Cilegon Jumlah Pertemuan:

Lebih terperinci

GKM TAXi TAX INFORMATION INTEGRATED OF PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

GKM TAXi TAX INFORMATION INTEGRATED OF PAJAK PERTAMBAHAN NILAI GKM TAXi TAX INFORMATION INTEGRATED OF PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Divisi Perbendaharaan Subdirektorat Keuangan PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon JUDUL : TAX INFORMASTION INTEGRATED of PAJAK PERTAMBAHAN

Lebih terperinci

Bab 5 Analisis 5.1. Merencanakan ( plan Analisis Data Kecelakaan

Bab 5 Analisis 5.1. Merencanakan ( plan Analisis Data Kecelakaan Bab 5 Analisis Pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasana dari hasil pengumpulan dan pengolahan data terhadap penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, diantaranya yaitu analisis

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi P ustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Identifikasi Masalah dan Penetapan Target 4.1.1 Identifikasi Masalah (Problem Identification) Dalam proses identifikasi masalah yang pertama adalah menemukan persoalan,

Lebih terperinci

KRAKATAU STEEL BUILDING MANAGEMENT DINAS OPERASIONAL TEHNIK (DOT) JAKARTA. SUMBANG SARAN Saprudin JUDUL: MEMBUAT KOTAK MATRIAL DI UNIT A H U

KRAKATAU STEEL BUILDING MANAGEMENT DINAS OPERASIONAL TEHNIK (DOT) JAKARTA. SUMBANG SARAN Saprudin JUDUL: MEMBUAT KOTAK MATRIAL DI UNIT A H U KRAKATAU STEEL BUILDING MANAGEMENT DINAS OPERASIONAL TEHNIK (DOT) JAKARTA SUMBANG SARAN Saprudin JUDUL: MEMBUAT KOTAK MATRIAL DI UNIT A H U PENDAHULUAN 1. Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT.KIEC(Unit

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Langkah pengumpulan dan pengolahan data telah selesai dilakukan dan telah disajikan dalam bab sebelumnya yaitu bab 4 (empat), maka proses selanjutnya adalah proses analisa

Lebih terperinci

JUDUL : Meningkatkan Prosentase Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene Petugas RSKD Duren Sawit dari 29% Menjadi 100% dalam Waktu 6 Bulan

JUDUL : Meningkatkan Prosentase Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene Petugas RSKD Duren Sawit dari 29% Menjadi 100% dalam Waktu 6 Bulan JUDUL : Meningkatkan Prosentase Tingkat Kepatuhan Hand Hygiene Petugas RSKD Duren Sawit dari 29% Menjadi 100% dalam Waktu 6 Bulan GKM Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit Propinsi DKI Jakarta Jl Duren

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lamanya waktu perbaikan jaringan komputer dan mencari solusi perbaikannya dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

GKM BAJA JUDUL MEMPERKECIL RESIKO REKANAN YANG TIDAK QUALIFIED DALAM PROSES KUALIFIKASI LELANG PENGADAAN BARANG & JASA SUSUNAN TIM : : : :

GKM BAJA JUDUL MEMPERKECIL RESIKO REKANAN YANG TIDAK QUALIFIED DALAM PROSES KUALIFIKASI LELANG PENGADAAN BARANG & JASA SUSUNAN TIM : : : : GKM BAJA JUDUL MEMPERKECIL RESIKO REKANAN YANG TIDAK QUALIFIED DALAM PROSES KUALIFIKASI LELANG PENGADAAN BARANG & JASA SUSUNAN TIM Fasilitator Ketua Sekretaris Anggota : : : : Djauhari Arivai (27) Deny

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 76

BAB V ANALISA HASIL. 76 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Sasaran Mutu Dari hasil pengolahan data, analisis kuantitatif disesuaikan dengan data yang dikumpulkan. Sehingga menjawab pelaksanaan pencapaian sasaran mutu dan proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

PT. BRAJA MUKTICAKRA THE PRECISION'S VALUE

PT. BRAJA MUKTICAKRA THE PRECISION'S VALUE QCC LINK RISALAH QCC LINK NAMA PERUSAHAAN : PT BRAJA MUKTI CAKRA ALAMAT : JL. BRAJA MUKTI CAKRA NO.3B BEKASI UTARA 17124 NAMA CIRCLE : LINK TANGGAL DIBENTUK : Feb 2013 THEMA BANYAK PERTEMUAN : PRODUCTION

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilakukan di PT. Torabika Eka Semesta Jalan Raya Serang KM 12.5 Cikupa Tangerang di Divisi Instant

Lebih terperinci

JUDUL IMPROVEMENT *mengacu pada prinsip SMART

JUDUL IMPROVEMENT *mengacu pada prinsip SMART JUDUL IMPROVEMENT *mengacu pada prinsip SMART NAMA KBK : INSTANSI : IMPROVEMENT BIDANG : PELAYANAN / ADMINISTRASI *pilih salah satu yang relevan atau tambahkan yang sesuai BIODATA KBK FASILITATOR : KETUA

Lebih terperinci

PT.KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON.

PT.KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON. GKM MERAWIS MANAJEMEN RISIKO WEB INFORMATION SYSTEM PT.KRAKATAU INDUSTRIAL ESTATE CILEGON Latar Belakang a Masalah a NO. MASALAH 1. Awareness/kepedulian risk owner terhadap keberadaan risiko kerja masih

Lebih terperinci

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH A. IDENTIFIKASI MASALAH Sumber data diperoleh dari : a. Data historis dari catatan-catatan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PENGUKURAN KINERJA PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PENDAHULUAN Sirajuddin, Putiri Bhuana Katili, Koko Cahyana Jaya Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan

Lebih terperinci

JUDUL : PROFIL PKM RESPON

JUDUL : PROFIL PKM RESPON JUDUL : SISTEM INFORMASI BINA LINGKUNGAN PROFIL PKM RESPON Nama Kelompok Dibentuk Jumlah Pertemuan Lama Pertemuan Presentase Kehadiran : SISI BILIK : 23 Januari 2013 : 20 Kali : 1-2 Jam : 90% Fasilitator

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM Sejarah Singkat PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon

BAB III ANALISA SISTEM Sejarah Singkat PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon 43 BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Tinjauan Organisasi 3.1.1. Sejarah Singkat PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon adalah anak perusahaan PT. Krakatau Steel sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. dalam pelaksanaan dan pemeriksaan, antara lain : 2. Kegiatan promosi dan hubungan pelanggan

BAB V RENCANA AKSI. dalam pelaksanaan dan pemeriksaan, antara lain : 2. Kegiatan promosi dan hubungan pelanggan BAB V RENCANA AKSI 5.1. Waktu dan Kegiatan Rencana aksi bisnis perlu dilakukan dan menjadi perhatian penting secara komprehensif mengenai waktu dan dimana kegiatan-kegiatan dalam rencana bisnis akan dilakukan.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 64 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang telah dilakukan kemudian diolah menjadi informasi untuk mengetahui berapa besar jumlah produksi dan jumlah cacat. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi untuk lindungi tubuh, selain lindungi tubuh pakaian pun saat ini digunakan untuk menunjang fashion,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PDCA SEVEN STEP UNTUK MENEKAN FREKUENSI GANGGUAN MISSALIGNMENT PADA MESIN COOLER TUBAN-2 DI PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK

IMPLEMENTASI METODE PDCA SEVEN STEP UNTUK MENEKAN FREKUENSI GANGGUAN MISSALIGNMENT PADA MESIN COOLER TUBAN-2 DI PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK IMPLEMENTASI METODE PDCA SEVEN STEP UNTUK MENEKAN FREKUENSI GANGGUAN MISSALIGNMENT PADA MESIN COOLER TUBAN-2 DI PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK ABSTRAKSI Hari surijanto¹, Margianto²,Unung Lesmanah³ ¹Mahasiswa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc Perusahaan Kualitas Six Sigma Mengurangi Resiko Produk Gagal DMAIC Berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian mulai dari observasi awal hingga diperolehnya kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari

Lebih terperinci

Towards Innovative Government

Towards Innovative Government 2018 Workshop Penyusunan Risalah Budaya Kinerja Towards Innovative Government Ruang Hayam Wuruk, Kantor Gubernur Jawa Timur - Surabaya, 17 April 2018 1 Productivity Continuity Agility 2 PENGANTAR MANAJEMEN

Lebih terperinci

UPAYA PENURUNAN KEJADIAN KEHILANGAN GELAS BERUKURAN SEDANG MELALUI PENERAPAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) DI UNIT GIZI, RS ABC, JAKARTA

UPAYA PENURUNAN KEJADIAN KEHILANGAN GELAS BERUKURAN SEDANG MELALUI PENERAPAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) DI UNIT GIZI, RS ABC, JAKARTA UPAYA PENURUNAN KEJADIAN KEHILANGAN GELAS BERUKURAN SEDANG MELALUI PENERAPAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) DI UNIT GIZI, RS ABC, JAKARTA Jonny Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang plastic packaging berbahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang plastic packaging berbahan baku 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama ini, diasumsikan bahwa perbaikan dan perubahan organisasi tergantung pada analisis internal dan eksternal, gambaran proses bisnis, persiapan program

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI Bakhtiar, Diana, Fariz Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh bakti66@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian di dunia telah memasuki era globalisasi. Semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian di dunia telah memasuki era globalisasi. Semua BAB 1 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian di dunia telah memasuki era globalisasi. Semua faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, bahan baku, uang, informasi, telekomunikasi, pendidikan,

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah dalam proses pengolahan data. Menurut

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala 84 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Setyawan Adi Siswanto¹, Abdul Wahab²,Artono Raharjo³

ABSTRAKSI. Setyawan Adi Siswanto¹, Abdul Wahab²,Artono Raharjo³ MENURUNKAN DEVIASI TARGET PRODUKSI CLINKER AKIBAT PENGGANTIAN HAMMER DI PLANT TUBAN 2 PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE PDCA DAN SEVEN TOOLS ABSTRAKSI Setyawan Adi Siswanto¹,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menekan waktu proses pembuatan coklat compound yang digunakan untuk produksi produk X. Waktu pembuatan coklat compound saat ini adalah 150 menit,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis jenis usaha

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis jenis usaha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri bara merupakan salah satu sektor industri yang sangat penting, karena merupakan sektor industri yang menghasilkan energi. Jenis jenis usaha dalam

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Untuk menekan cacat yang mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu di PT Wahana Pancha Nugraha, kesimpulan analisis ialah sebagai berikut: 1. Terdapat cacat-cacat yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Persaingan global di bidang manufacturing otomotif yang sarat dengan tuntutan kualitas, lead time singkat dan on time delivery maka diperlukan perbaikan terus menerus dan rencana produksi

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan 1 BAB 5 ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ANALISIS DEFECT PADA PROSES PRODUKSI DENGAN METODE QCC (QUALITY CONTROL CIRCLE) DAN SEVEN TOOLS DI PT. HILON SURABAYA (STUDI KASUS FINISHING PRODUK MATRAS) SKRIPSI Oleh : ANDRI HERMAWAN 0532010128 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Dalam analisis masalah ini akan dilakukan dengan menggunakan 8 (delapan) langkah pemecahan masalah dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya. Delapan langkah

Lebih terperinci

Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001)

Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001) Fungsi Internal Quality Audit yang baik! Bukan sekedar Memastikan sistem dijalankan sesuai aturan (prosedur/ persyaratan ISO 9001) Tetapi dapat membantu melihat kelemahan dari sistem manajemen mutu 1 Perbandingan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC)

PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) PENGENDALIAN KUALITAS BLOK SILINDER (TIPE-G) DENGAN METODE DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE DAN CONTROL (DMAIC) Nama : Gangsar Novianto NPM : 32410950 Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit) BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Availability Rate Availability Rate mencerminkan seberapa besar waktu loading time yang tersedia yang digunakan disamping yang terserap oleh down time losses. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Cisangkan yang terletak di Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku bangunan.

Lebih terperinci

3. ANGGARAN. Pendapatan Alokasi Anggaran Belanja Langsung Belanja Pegawai

3. ANGGARAN. Pendapatan Alokasi Anggaran Belanja Langsung Belanja Pegawai RENCANA KERJA OPERASIONAL PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2014 SKPD : BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN PEKALONGAN 1. VISI Terwujudnya iklim investasi dan pelayanan prima. 2. MISI

Lebih terperinci

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute 8 Step Aktivitas QCC Oleh: Toyota Indonesia Institute Jakarta, 10 Maret 2016 1 Step aktivitas QCC I. Persiapan I-1. Pembentukan Group I-2. Menentukan Nama Group III. Laporan / Persentasi II. QC Step (

Lebih terperinci

Proposal Proyek. Judul Proyek : Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Penerangan Jalan Umum

Proposal Proyek. Judul Proyek : Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Penerangan Jalan Umum Proposal Proyek Judul Proyek : Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Penerangan Jalan Umum Tanggal Mulai : 2015 Tanggal Berakhir : 2016 Pelaksana : Ringkasan Proyek Operasional penerangan jalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA BAB V HASIL DAN ANALISA DATA Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menganalisa atribut kualitas pelayanan yang perlu diperbaiki oleh berdasarkan dimensi kualitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

PENJAMINAN MUTU UNTUK UJI KUALITAS BATUBARA. : ERIAN SUTANTIO NPM : JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI PEMBIMBING : Dr. Ir. SUDARYANTO, M.Sc.

PENJAMINAN MUTU UNTUK UJI KUALITAS BATUBARA. : ERIAN SUTANTIO NPM : JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI PEMBIMBING : Dr. Ir. SUDARYANTO, M.Sc. PENJAMINAN MUTU UNTUK UJI KUALITAS BATUBARA NAMA : ERIAN SUTANTIO NPM : 39411210 JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI PEMBIMBING : Dr. Ir. SUDARYANTO, M.Sc. 1. Latar Belakang PENDAHULUAN Banyaknya indutri membuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis

Lebih terperinci

Laporan Rapat Tinjauan Manajemen 20 Juni 2012

Laporan Rapat Tinjauan Manajemen 20 Juni 2012 Tempat Peserta : Ruang Sidang Lt. II : Tinjauan manajemen merupakan komponen penting untuk menjamin diterapkannya sistem manajemen mutu demi tercapainya peningkatan yang berkelanjutan. memiliki komitmen

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MASALAH ( Tiap Bu. NO KEGIATAN IDENTIFIKASI ANALISA PENYEBAB 1 Posbindu Sasaran yang hadir sedikit

IDENTIFIKASI MASALAH ( Tiap Bu. NO KEGIATAN IDENTIFIKASI ANALISA PENYEBAB 1 Posbindu Sasaran yang hadir sedikit IDENTIFIKASI MASALAH ( Tiap Bu NO KEGIATAN IDENTIFIKASI ANALISA PENYEBAB 1 Posbindu Sasaran yang hadir sedikit Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pengendalian penyakit tidak menular 2 surveilan / penjaringan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Terhadap Isi Delapan Langkah PDCA Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari permasalahan yang ada, tema yang diambil adalah menurunkan produk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kondisi yang Ada Dari Target yang telah ditetapkan, untuk mencapai hal tersebut dilakukan analisa terhadap kondisi-kondisi yang ada (genba lapangan) di

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. 5.1 Tahap Analysis. Setelah penulis mendapatkan data lengkap kemudian penulis melakukan

BAB V ANALISA DATA. 5.1 Tahap Analysis. Setelah penulis mendapatkan data lengkap kemudian penulis melakukan BAB V ANALISA DATA 5.1 Tahap Analysis Setelah penulis mendapatkan data lengkap kemudian penulis melakukan analisa masalah yang timbul selama proses testing yang timbul di area inspection pada PT. Panasonic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound

Lebih terperinci

Sosialisasi, 17 Juni 2011 PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN UNIT

Sosialisasi, 17 Juni 2011 PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN UNIT Sosialisasi, 17 Juni 2011 PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN UNIT LATAR BELAKANG Akreditasi program studi Sasaran mutu UMS Rencana Strategis UMS 2009-2013 Akreditasi Institusi Program Penguatan Program

Lebih terperinci

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS SEMESTER II-2016 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Daftar Isi Daftar Isi... 1 KETERANGAN... 2 I.

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18. Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18. Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18 Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL Menimbang : a. bahwa Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP

BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Berikut ini merupakan kesimpulan dari penerapan Zachman Framework yang telah dilakukan pada perusahaan PT.Berdikari Indo Super Grosir Cianjur. V.1.1. Kolom What Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Gugus Kendali Mutu Istilah Gugus Kendali Mutu pertama kali lahir sebagai respon terhadap munculnya persoalan krisis produktifitas. Fenomena ini pertama kali mencuat di

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir DELAPAN LANGKAH 8. Menetapkan target 1. Menentukan tema & analisa situasi 9. Standarisasi & rencana 2. Menetapkan target 6. Evaluasi hasil 3. Analisa faktor penyebab

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die Design, adalah suatu analisa manajemen

Lebih terperinci

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011 Nop-06 Feb-07 Mei-07 Agust-07 Nop-07 Feb-08 Mei-08 Agust-08 Nop-08 Feb-09 Mei-09 Agust-09 Nop-09 Feb-10 Mei-10 Agust-10 Nop-10 Feb-11 Mei-11 Agust-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS Juni 2016 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko Daftar Isi Daftar Isi... 1 KETERANGAN... 2 I. Total Simpanan...

Lebih terperinci

PEDOMAN TUGAS AKHIR BAB I TUGAS AKHIR

PEDOMAN TUGAS AKHIR BAB I TUGAS AKHIR A. Latar Belakang PEDOMAN TUGAS AKHIR BAB I TUGAS AKHIR Mekatronika pada Program Studi DIII Mekatronika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mempunyai empat pilar disiplin ilmu pendukung yaitu: Mekanik,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) A. LATAR BELAKANG - Dasar Hukum Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dalam upaya untuk pengembangan sektor ketenagalistrikan guna meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks

Lebih terperinci