HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Agus Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah LeukositTotal Leukosit merupakan unit darah yang aktif dari sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan agen-agen patogen, zat racun, dan menyingkirkan sel-sel rusak dan abnormal (Kelly 1984; Guyton 1997). Fluktuasi jumlah leukosit total pada tiap individu cukup besar dan dipengaruhi oleh banyak faktor (Dellmann & Brown 1989). Tabel 2 Jumlah leukosit total dan diferensiasi leukosit pada kucing kampung (Felis domestica) Nomor Jenis Kelamin Leukosit Total ( 10 3 /µl) Neutrofil ( 10 3 /µl) Limfosit ( 10 3 /µl) Monosit (/µl) Eosinofil (/µl) Basofil (/µl) * * * 2288 * * * 1374 * * * * ** * * * ± Rata-rata±SD Kisaran Referensi *) * diatas nilai interval normal ** dibawah nilai interval normal *) Jain (1993) 4.93 ± ± ± ± ± Rataan jumlah leukosit total dan diferensiasi leukosit pada kucing kampung (Felis domestica) dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengamatan menunjukan rataan jumlah leukosit total sebesar ± /µl (kisaran /µl). Jumlah leukosit total pada kucing normal menurut Jain (1993) berkisar antara /µl. Secara umum, dari 12 ekor kucing kampung yang diamati, 11 ekor diantaranya memiliki jumlah leukosit total yang masih berada dalam interval normal. Sebanyak satu ekor kucing kampung
2 19 memiliki jumlah leukosit total diatas nilai interval normal ( /µl; kisaran nilai interval normal /µl). Jumlah leukosit total ( 10 3 /µl) Jantan Betina Gambar 8 Jumlah leukosit total kucing kampung (Felis domestica) berdasarkan jenis kelamin. Apabila diamati berdasarkan jenis kelamin, rataan jumlah leukosit total pada kucing kampung jantan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kucing kampung betina(gambar 8). Rataan jumlah leukosit total pada kucing kampung betina adalah ± /µl (kisaran /µl), dan pada kucing kampung jantan sebesar ± /µl (kisaran /µl). Jumlah leukosit total pada penelitian ini menunjukan hasil yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Triastuty (2006), dimana rataan jumlah leukosit total pada kucing kampung betina adalah ± /µl dan kucing kampung jantan ± /µl. Triastuty (2006) melakukan penelitian pada kucing kampung yang dipelihara, sedangkan pada pengamatan ini menggunakan kucing kampung yang tidak dipelihara (hidup liar). Jumlah leukosit total di dalam sirkulasi darah pada umumnya dipengaruhi oleh jumlah neutrofil atau limfosit di dalam sirkulasi darah (Schalm 2010). Jumlah leukosit total dipengaruhi oleh beberapa faktor fisiologis, seperti jenis ras, kebuntingan, musim, sedikit dipengaruhi jenis kelamin, dan sangat dipengaruhi oleh umur hewan. Jumlah leukosit total akan meningkat pada masa kebuntingan. Faktor umur juga sangat berpengaruh, dimana hewan yang berumur
3 20 muda akan memiliki jumlah leukosit total yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan dewasa. Seiring dengan bertambahnya umur, jumlah leukosit total akan semakin stabil. Hal ini disebabkan karena organ pembentuk sel darah, seperti limpa dan sumsum tulang akan terus berkembang seiring bertambahnya umur hewan (Jain 1993). Berbeda dengan eritrosit yang sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin, jumlah leukosit total tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Alasan utama keberadaan leukosit dalam darah adalah karena sel-sel darah putih ini diangkut dari sumsum tulang atau jaringan limfoid ke area tubuh yang memerlukan. Dalam proses pembentukannya, jenis kelamin tidak menjadi faktor penginduksi pertumbuhan, melainkan adanya faktor lain seperti penyakit infeksius. Penyakit infeksius akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan, diferensiasi, dan akhirnya pembentukan leukosit jenis spesifik yang diperlukan untuk menghadapi infeksi tersebut (Guyton 1997). Hasil pengamatan secara umum menunjukkan bahwa rataan jumlah leukosit total pada kucing kampung masih berada dalam interval normal. Namun demikian, secara individu terdapat satu ekor kucing dengan jumlah leukosit total diatas nilai interval normal (leukositosis). Respon leukosit yang tinggi merefleksikan adanya suatu proses fisiologis (leukositosis fisiologis) atau adanya proses patologis atau penyakit di dalam sistem atau organ lain (leukositosis patologis) (Dellmann & Brown 1989). Leukositosis fisiologis terjadi akibat adanya aktifitas psikologis dan/atau fisik. Keadaan ini sering terjadi pada kondisi stres (akut). Apabila hewan mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol dan epineprin. Hormon kortisol akan merangsang sumsum tulang untuk melepaskan neutrofil matang, sehingga jumlah neutrofil di dalam sirkulasi darah meningkat. Hormon epineprin bekerja dengan meningkatkan sirkulasi darah dan limfe serta menyebabkan demarginasi leukosit dari dinding pembuluh darah (Jain 1993). Leukositosis patologis timbul sebagai respon terhadap adanya penyakit. Peningkatan jumlah leukosit total yang nyata terutama terjadi pada kondisi infeksi lokal oleh bakteri piogenik, misalnya pada piometra dan abses (Hoffbrand et al. 2006). Leukositosis yang disertai dengan meningkatnya jumlah neutrofil
4 21 (neutrofilia), limfosit (limfositosis) dan monosit (monositosis) dapat dijumpai pada inflamasi yang bersifat kronis (Jain 1993; Stockham & Scott 2008). Jumlah Neutrofil Neutrofil merupakan garis pertahanan tubuh pertama (first line of defense) terhadap infeksi bakteri (Junqueira & Caneiro 2005). Fungsi utama neutrofil adalah menghancurkan bahan asing melalui proses fagositosis, yaitu kemotaksis dengan cara sel bermigrasi menuju agen patogen atau perlekatan oleh sel dan penghancuran agen patogen oleh enzim lisosim (Abbas et al. 2010). Tabel 2 memperlihatkan rataan jumlah neutrofil sebesar 4.93 ± /µl (kisaran /µl), dengan nilai relatif berkisar antara 22-54%. Menurut Jain (1993), jumlah neutrofil pada kucing normal berkisar antara /µl, sedangkan menurut Wassmuth et al. (2011) antara /µl, dengan nilai relatif menurut Effendi (2003) berkisar antara 60-70%. Jumlah neutrofil ( 10 3 /µl) Jantan 5.40 Betina Gambar 9 Jumlah neutrofil kucing kampung (Felis domestica) berdasarkan jenis kelamin. Jika diamati berdasarkan jenis kelamin, jumlah neutrofil diantara kedua jenis kelamin cenderung hampir sama (Gambar 9). Jumlah netrofil pada kucing jantan yaitu 4.26 ± /µl (kisaran /µl), sedangkan pada kucing betina sebesar 5.40 ± /µl (kisaran /µl). Nilai ini masih berada dalam kisaran normal menurut Wassmuth et al. (2011), yaitu /µl. Jumlah neutrofil di dalam sirkulasi darah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu keseimbangan permintaan jaringan ekstravaskular,
5 22 tingkat granulopoiesis, laju pelepasan darah dari sumsum tulang, masa hidup di dalam sirkulasi darah, laju aliran sirkulasi darah dan tingkat aktivitas sumsum tulang (Jain 1993). Keadaan dimana jumlah neutrofil meningkat diatas nilai interval normal disebut sebagai neutrofilia. Neutrofilia dapat disebabkan karena adanya infeksi, peradangan, atau stres. Peradangan atau infeksi akan menstimulasi pengeluaran neutrofil untuk menghancurkan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Kondisi stres akibat adanya kortisol juga mempengaruhi pelepasan neutrofil dari sumsum tulang (Samuelson 2007). Sebaliknya, keadaan dimana jumlah neutrofil lebih rendah dari nilai interval normal disebut sebagai neutropenia. Kondisi neutropenia jarang terjadi. Neutropenia dapat terjadi karena meningkatnya penggunaan neutrofil oleh jaringan, proses penghancuran neutrofil yang berlebihan, menurunnya fungsi sumsum tulang, dan terganggunya pendistribusian neutrofil (Schalm 2010). Meyer et al. (1992) dan Macer (2003) mengemukakan bahwa penurunan jumlah neutrofil di dalam sirkulasi darah dapat terjadi akibat adanya infeksi bakteri, terutama bakteri gram negatif. Endotoksin yang dihasilkan bakteri tersebut akan menyebabkan neutrofil bermigrasi dalam jumlah yang besar ke jaringan, dan sumsum tulang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap neutrofil sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah neutrofil di dalam sirkulasi darah. Hasil pengamatan secara umum menunjukkan bahwa rataan jumlah neutrofil pada kucing kampung masih berada dalam kisaran normal. Namun demikian, secara individu terdapat satu ekor kucing dengan jumlah neutrofil dibawah nilai interval normal yaitu 2, /µl. Jumlah neutrofil tersebut lebih rendah 9,2 % dari nilai normal. Rendahnya jumlah neutrofil di dalam sirkulasi darah harus jadi perhatian, terutama jika disertai pula dengan jumlah leukosit total yang rendah. Jumlah neutrofil yang rendah mengindikasikan kucing tersebut beresiko rentan terhadap adanya infeksi. Namun demikian, jumlah neutrofil pada kucing tersebut lebih besar dari 1500/ul, masih berada jauh diatas jumlah neutrofil dengan kategori memiliki resiko rentan terhadap infeksi (< 1500 leukosit/ul).
6 23 Jumlah Limfosit Limfosit memiliki diameter berkisar antara 8-12 µm. Sitoplasma berwarna biru pucat, inti berbentuk bulat hingga oval, lebih sering berbentuk tidak beraturan, serta berisi vakuola kecil dan granula azurofilik (Abbas et al 2010). Tabel 2 memperlihatkan rataan jumlah limfosit pada kucing kampung adalah 6.70 ± /µl (kisaran /µl). Menurut Jain (1993), kisaran jumlah limfosit kucing normal berkisar antara /µl, dan menurut Wassmuth et al. (2011) antara /µl. Berdasarkan Tabel 2, dari 12 ekor kucing kampung yang diamati, sebanyak 10 ekor memiliki jumlah limfosit yang berada dalam interval normal menurut Jain (1993). Sebanyak dua ekor lainnya memiliki jumlah limfosit diatas nilai interval normal (masing-masing sebesar /µl dan /µl). Jumlah limfosit ( 10 3 /µl) Jantan 7.31 Betina Gambar 10 Jumlah limfosit kucing kampung (Felis domestica) berdasarkan jenis kelamin. Gambar 10 memperlihatkan rataan jumlah limfosit kucing kampung jantan lebih rendah dibandingkan dengan kucing kampung betina, masing-masing sebesar 5.84 ± /µl(kisaran /µl) dan 7.31 ± /µl (kisaran /µl). Hasil penelitian yang dilakukan Triastuty (2006) menunjukkan hasil yang berbeda, dimana rataan jumlah limfosit kucing kampung jantan adalah 9.60 ± /µl, dan pada kucing kampung betina sebesar 9.57 ± /µl. Hasil pengamatan secara umum menunjukkan bahwa rataan jumlah limfosit pada kucing kampung masih berada dalam interval normal menurut Jain (1993). Namun demikian, secara individu ditemukan dua ekor kucing kampung pengamatan memiliki jumlah limfosit diatas nilai interval normal (limfositosis). Tingginya jumlah limfosit tersebut diikuti pula dengan jumlah leukosit total yang
7 24 tinggi dan jumlah neutrofil yang cenderung berada pada nilai interval normal atas (Tabel 2). Limfositosis merupakan keadaan dimana jumlah limfosit di dalam sirkulasi darah meningkat diatas nilai interval normal. Peningkatan jumlah limfosit dapat terjadi pada kondisi fisiologis maupun patologis. Kausa limfositosis fisiologis meliputi exercise, stres fisik maupun emosi, excitement (pada kucing), dan kondisi takut (Jain 1993). Limfositosis fisiologis sering terjadi terutama pada hewan muda dan bersifat sementara. Kucing berumur muda cenderung memiliki jumlah limfosit yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kucing dewasa. Kucing berumur muda masih sangat responsif terhadap rasa senang dan rasa takut, dimana hal ini cenderung akan mengakibatkan terjadinya limfositosis fisiologis. Selain itu, kucing yang berumur muda masih memiliki timus, dimana menjelang dewasa kelamin timus berangsur-angsur mengecil namun sisa timus akan tetap ada sampai tua. Timus berfungsi untuk menghasilkan limfosit sehingga secara tidak langsung jumlah limfosit akan lebih besar dibandingkan dengan kucing dewasa (Schalm 2010). Limfositosis patologis bersifat persisten. Limfositosis patologis terjadi akibat adanya stimulasi antigenik (misalnya peradangan kronis, vaksinasi). Limfositosis patologis merupakan gambaran umum penyakit inflamasi yang bersifat kronis. Biasanya disertai pula dengan neutrofilia dan monositosis (Stockham and Scott 2008). Jumlah Monosit Monosit merupakan jenis leukosit dengan ukuran paling besar dibandingkan dengan jenis leukosit lainnya (Haen 1995). Menurut Dellmann & Eurell (2006), monosit merupakan prekursor makrofag jaringan yang memiliki inti pleomorfik, yaitu intinya bisa terlihat panjang, berbentuk tidak teratur, padat, berlekuk, berbentuk seperti tapal kuda, dan kadang agak berlobus.
8 25 Jumlah monosit (/µl) Jantan Betina Gambar 11 Jumlah monosit kucing kampung (Felis domestica) berdasarkan jenis kelamin. Rataan jumlah monosit kucing kampung hasil pengamatan bisa dilihat pada Tabel 2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rataan jumlah monosit pada kucing kampung adalah 1012±580/µl. Jumlah monosit pada kucing normal berkisar antara 0-850/µl (Jain 1993), dan menurut Wassmuth et al. (2011) antara /µl. Berdasarkan Gambar 11, rataan jumlah monosit pada kucing kampung betina dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah monosit kucing kampung jantan, masing-masing yaitu ± /µl dan 691± /µl. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebanyak enam ekor kucing dari 12 ekor kucing kampung yang diamati memiliki jumlah monosit diatas nilai interval normal (monositosis). Sebanyak satu ekor dengan jumlah monosit 992/µl dan lima ekor lainnya dengan jumlah monosit lebih dari 1000/µl (Tabel 2). Pola leukogram pada keenam kucing kampung dengan kondisi monositosis bervariasi. Ditemukan beberapa macam pola leukogram, yaitu 1) monositosis yang disertai dengan leukositosis, limfositosis, dan jumlah neutrofil pada nilai interval normal atas (1 ekor); 2) monositosis yang disertai dengan jumlah leukosit total pada nilai interval normal atas dan limfositosis (1 ekor); 3) monositosis disertai dengan jumlah leukosit total dan limfosit pada nilai interval normal atas (1 ekor); 4) monositosis yang disertai dengan jumlah leukosit total dan jumlah neutrofil pada nilai interval normal atas (1 ekor); 5) monositosis tanpa disertai dengan perubahan pada jumlah leukosit total, jumlah limfosit dan jumlah neutrofil (1 ekor); dan 6) monositosis yang disertai dengan jumlah limfosit yang cenderung pada nilai interval normal atas.
9 26 Menurut Schalm (2010), monositosis merupakan kondisi dimana jumlah monosit tinggi di dalam sirkulasi darah diatas nilai interval normal. Monositosis bisa terjadi sebagai respons terhadap peradangan. Kondisi monositosis disebabkan karena meningkatnya produksi di dalam sumsum tulang (karena tidak ada cadangan monosit di dalam sumsum tulang), baik pada infeksi akut maupun kronis. Monositosis pada hewan anjing merupakan bagian dari stres leukogram. Beberapa faktor sebagai kausa monositosis diantaranya yaitu semua proses yang merangsang keadaan netrofilia, glukokortikoid, respons imun,dan infeksi kronis. Jumlah Eosinofil Eosinofil berdiameter antara µm (Young et al. 2006), memiliki nukleus polimorfik yang sedikit padat dan bersegmen (Dellmann & Eurell 2006). Eosinofil merupakan sel utama kedua dari sistem mieloid. Sel ini tidak seefisien neutrofil dalam memfagosit (Tizard 1988), tetapi lebih selektif dibandingkan dengan neutrofil (Effendi 2003). Eosinofil berfungsi sebagai detoksikasi protein sebelum dapat menyebabkan kerusakan dalam tubuh. Sel ini masuk ke dalam darah dalam jumlah besar bila ada benda asing masuk (Bijanti 2005). Tabel 2 memperlihatkan rataan jumlah eosinofil kucing kampung. Rataan jumlah eosinofil pada kucing kampung pengamatan adalah 382 ± 141/µl (kisaran / µl). Menurut Jain (1993), kisaran jumlah eosinofil pada kucing normal berkisa antara /µl dan menurut Wassmuth et al. (2011) antara /µl. Jumlah eosinofil (/µl) Jantan Betina Gambar 12 Jumlah eosinofil kucing kampung (Felis domestica) berdasarkan jenis kelamin.
10 27 Jika diamati terhadap jenis kelamin, rataan jumlah eosinofil pada kucing kampung betina lebih tinggi dibandingkan dengan kucing kampung jantan, masing-masing ± /µl (betina, dengan kisaran /µl) dan ± /µl (jantan, dengan kisaran /µl). Secara umum, jumlah eosinofil pada ke-12 ekor kucing kampung pengamatan masih dalam nilai interval normal. Menurut Schalm (2010), peningkatan jumlah eosinofil di dalam sirkulasi darah diatas nilai interval normal disebut sebagai eosinofilia. Eosinofilia bisa terjadi karena meningkatnya produksi dalam sumsum tulang, meningkatnya pelepasan cadangan dari sumsum tulang, redistribusi sel-sel dari pool marginal, daya hidup intravaskuler diperpanjang. Beberapa kausa eosinofilia diantaranya adalah penyakit parasitik (ektoparasit, endoparasit) dan respons alergik (alergen). Sebaliknya, kondisi menurunnya jumlah eosinofil dalam sirkulasi di bawah nilai interval normal disebut sebagai eosinopenia. Eosinopenia terjadi karena menurunnya pelepasan dari sumsum tulang, adanya lisis intravaskuler, meningkatnya migrasi ke dalam jaringan. Kondisi eosinopenia biasa terlihat pada stres leukogram. Namun demikian, relevansi klinis keadaan eosinopenia sangat sedikit (Stockham & Scott 2008). Menurut Chastain & Ganjam (1986), eosinopenia dapat terjadi karena hewan mengalami infeksi atau peradangan akut, atau hewan mengalami stres. Saat terjadi infeksi atau peradangan akut, keadaan tersebut akan memicu dilepaskannya kortikosteroid dan catecholamine. Jumlah kortikosteroid yang berlebih dalam tubuh merupakan faktor utama terjadinya eosinopenia. Jumlah Basofil Basofil merupakan jenis leukosit granulosit dengan jumlah yang paling sedikit, berkisar antara %, dari jumlah leukosit total. Basofil memiliki granula yang homogen, memiliki rer (rough endoplasmic reticulum), mitokondria, dan kompleks golgi (Dellmann & Eurell 2006). Rataan jumlah basofil pada kucing kampung hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengamatan menunjukkan rataan jumlah basofil
11 28 sebesar 109 ± 113/µl (kisaran 0-336/µl). Menurut Jain (1993) dan Wassmuth et al. (2011), jumlah basofil kucing normal berkisar antara 0 143/µl. Jumlah basofil (/µl) Jantan 91 Betina Gambar 13 Jumlah basofil kucing kampung (Felis domestica) berdasarkan jenis kelamin. Gambar 13 memperlihatkan perbandingan antara rataan jumlah basofil pada kucing jantan dan kucing betina. Rataan jumlah basofil pada kucing kampung jantan sebesar ± /µl (kisaran 0-336/µl), sedangkan pada kucing kampung betina sebesar 91 ± (kisaran 0-208/µl). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebanyak empat ekor kucing dari 12 ekor kucing yang diamati memiliki jumlah basofil diatas nilai interval normal (basofilia), dengan peningkatan masing-masing sebesar 19.58%, 45.45%, 66.43, dan % (Tabel 2). Pola leukogram pada keempat kucing kampung tersebut bervariasi. Sebanyak satu ekor kucing, peningkatan jumlah basofil tersebut disertai dengan leukositosis, limfositosis, dan monositosis; satu ekor kucing lainnya disertai dengan limfositosis dan monositosis; dan dua ekor kucing sisanya menunjukkan bahwa peningkatan jumlah basofil tidak disertai dengan perubahan pada jumlah leukosit total maupun jenis leukosit lainnya. Keadaan dengan jumlah basofil di dalam sirkulasi darah melebihi nilai interval normal disebut sebagai basofilia. Jumlah basofil cenderung meningkat di dalam darah perifer pada keadaan dimana terdapat juga eosinofilia. Beberapa kausa basofilia diantaranya reaksi hipersensitifitas terhadap parasit dan allergen (Schalm 2010). Nordenson (2002) dan Schalm (2010) melaporkan bahwa basofilia dapat terjadi akibat respon tubuh terhadap infeksi virus, ektoparsit, alergi atau peradangan, dan myeloid leukemia.
12 29 Sebaliknya, penurunan jumlah basofil di dalam sirkulasi darah dibawah nilai interval normal disebut sebagai basopenia. Basopenia merupakan suatu kondisi yang sulit untuk dideteksi karena jumlah basofil di dalam sirkulasi darah sangat sedikit. Menurut Schalm (2010), jumlah basofil sangat sedikit di dalam sirkulasi darah perifer, terutama pada hewan anjing dan kucing. Keadaan basopenia pada hewan anjing dan kucing tidak memiliki relevansi klinis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kerbau lumpur betina, diperoleh jumlah rataan dan simpangan baku dari total leukosit, masing-masing jenis leukosit, serta rasio neutrofil/limfosit
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh (Guyton 2008). Kondisi tubuh dan lingkungan yang berubah setiap saat akan mengakibatkan perubahan
Lebih terperinciPENETAPAN STATUS KESEHATAN KUCING KAMPUNG (Felis domestica) MELALUI PEMERIKSAAN LEUKOSIT CUPU NARA SUMITA
PENETAPAN STATUS KESEHATAN KUCING KAMPUNG (Felis domestica) MELALUI PEMERIKSAAN LEUKOSIT CUPU NARA SUMITA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total Data hasil penghitungan jumlah leukosit total, diferensial leukosit, dan rasio neutrofil/limfosit (N/L) pada empat ekor kerbau lumpur betina yang dihitung
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Felis domestica
3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Kucing termasuk keluarga Felidae, termasuk di dalamnya spesies kucing besar seperti singa, harimau dan macan. Kucing tersebar secara luas di seluruh Eropa, Asia Selatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
10 kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa zat warna lalu dikeringkan. Selanjutnya, DPX mountant diteteskan pada preparat ulas darah tersebut, ditutup dengan cover glass dan didiamkan
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciHEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung
16 HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung memiliki kelainan hematologi pada tingkat ringan berupa anemia, neutrofilia, eosinofilia,
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciBAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN
BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jumlah Leukosit Data perhitungan terhadap jumlah leukosit pada tikus yang diberikan dari perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 6. Rata-rata leukosit pada tikus dari perlakuan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Total Leukosit Pada Tikus Putih Leukosit atau disebut dengan sel darah putih merupakan sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dan merespon kekebalan tubuh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau bahan kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu.( Fardiaz S, 1992
Lebih terperinciBila Darah Disentifus
Judul Fungsi Darah Bila Darah Disentifus Terdiri dari 3 lapisan yaitu : Darah di sentrifuse q Lapis paling bawah (merah) 45% adalah Eritrosit atau hematokrit q Lapis tengah (abu-abu putih) 1 % adalah
Lebih terperinciPEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol
30 PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol Sel somatik merupakan kumpulan sel yang terdiri atas kelompok sel leukosit dan runtuhan sel epitel. Sel somatik dapat ditemukan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Definisi Darah Darah merupakan jaringan cair yang terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Plasma darah adalah bagian cair yang terdiri dari air,
Lebih terperinciBAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI
1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi)
TINJAUAN PUSTAKA Kuda Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) Kuda (Equus caballus) masih satu famili dengan keledai dan zebra, berjalan menggunakan kuku, memiliki sistem pencernaan monogastrik, dan memiliki sistem
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Premedikasi Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum induksi anestesi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Premedikasi Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum induksi anestesi. Obat analgesik akan menghilangkan rasa sakit, sementara obat tranquilliser akan menenangkan hewan
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH
SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. inflamasi. Hormon steroid dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu glukokortikoid
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki peranan penting seperti mengontrol respon inflamasi. Hormon
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata persentase diferensiasi leukosit pasien anjing di RSH-IPB Momo. Kronis 1-8.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Gambaran Umum Berikut ini disajikan tabel hasil pemeriksaan differensial leukosit pada pasien RSH-IPB. Secara umum dapat dikatakan bahwa gambaran leukosit pada semua pasien cenderung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Pedaging Klasifikasi biologis ayam (Gallus gallus) berdasarkan Rasyaf (2003) adalah sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Pedaging Klasifikasi biologis ayam (Gallus gallus) berdasarkan Rasyaf (2003) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordate Kelas : Aves Ordo : Galliformes
Lebih terperinciPEMBAEIASAN. leukosit, jenis leukosit, nilai indeks fagositik serta adanya perbedaan tingkat
PEMBAEIASAN Penambahan Spirulina platensis dalam pakan ikan sebanyak 296, 4% dan 6% baik secara kontinyu maupun diskontinyu dapat meningkatkan respon kekebalan ikan patin. Peningkatan ini dapat dilihat
Lebih terperinciDarah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit
Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi
Lebih terperinciMekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang
Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap diferensiasi leukosit mencit (Mus musculus) yang diinfeksi P. berghei, setelah diberi infusa akar tanaman kayu kuning (C. fenestratum) sebagai berikut
Lebih terperinciFISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed
FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed 1 PENDAHULUAN Sistem imun melindungi tubuh dari sel asing & abnormal dan membersihkan debris sel. Bakteri dan virus patogenik adalah sasaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas sistem imun sangat diperlukan sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap ancaman,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.
50 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Hemoglobin Itik Cihateup Data hasil pengamatan kadar hemoglobin itik cihateup fase grower yang diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat
Lebih terperinciTabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pemeliharaan Ikan Maskoki (Carassius auratus) Pengambilan sampel ikan maskoki dilakukan di tiga tempat berbeda di daerah bogor, yaitu Pasar Anyar Bogor Tengah, Batu Tulis Bogor
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kerbau
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kerbau Menurut Bhattacharya (1993), semua kerbau domestik diduga berevolusi dari arni (Bubalus arnee) yaitu kerbau liar dari India yang masih dijumpai di hutan-hutan di daerah
Lebih terperinciDarah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit
Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:
Lebih terperinciPS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.
PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Peningkatan temperatur tubuh dapat dijadikan indikator terjadinya peradangan di dalam tubuh atau demam. Menurut Kelly (1984), temperatur normal tubuh sapi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kerbau lumpur (Bubalus bubalis) (Robbani et al. 2010).
3 TINJAUAN PUSTAKA Kerbau Lumpur Kerbau lumpur yang termasuk ke dalam spesies Bubalus bubalis, Genus Bubalus, Subfamili Bovinae, Famili Bovidae, Subordo Ruminantia, Ordo Artiodactyla, Subkelas Theria,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tiga jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,
Lebih terperinciTabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba
3 Diferensiasi SDP dilakukan berbasis preparat ulas darah total. Darah diulas di preparat kemudian difiksasi dengan metanol selama 2 menit. Preparat ulas darah diwarnai menggunakan pewarna giemsa selama
Lebih terperinciCATATAN SINGKAT IMUNOLOGI
CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem
Lebih terperinciLEUKOSIT. 1.Puspha Dyah F. (A ) 2.Retri Retnaningtyas (A ) 3.Shindhu Anggraini (A )
LEUKOSIT 1.Puspha Dyah F. (A102.09.039) 2.Retri Retnaningtyas (A102.09.045) 3.Shindhu Anggraini (A102.09.052) 4.Tiska Ageng P. (A102.09.058) 5.Ulfi Binartawati (A102.09.060) 6.Zerlinda Anita S. (A102.09.070)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. Nozawa (1979) menyatakan bahwa sapi Bali ( Bos sondaicus) merupakan sapi lokal
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Nozawa (1979) menyatakan bahwa sapi Bali ( Bos sondaicus) merupakan sapi lokal dengan penampilan reproduksi yang tinggi. Sapi ini merupakan keturunan asli Banteng ( Bibos
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Parasitemia Hasil penelitian menunjukan bahwa semua rute inokulasi baik melalui membran korioalantois maupun kantung alantois dapat menginfeksi semua telur tertunas (TET). Namun terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolitis Ulserativa (ulcerative colitis / KU) merupakan suatu penyakit menahun, dimana kolon mengalami peradangan dan luka, yang menyebabkan diare berdarah, kram perut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat tradisional telah lama digunakan diseluruh dunia dan menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Organ limfoid primer unggas terdiri dari timus dan bursa Fabricius sedangkan pada mamalia terdiri dari sumsum tulang. Limpa, limfonodus dan MALT (Mucosa-associated Lymphoid Tissue)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Lekosit Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit. Diameter
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Friesian Holstein Neonatus
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Friesian Holstein Neonatus Sapi Friesian Holstein atau FH berasal dari Provinsi Belanda Utara dan Provinsi Friesland Barat. Bulu sapi FH murni pada umumnya bewarna hitam
Lebih terperinciImmunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age
Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age Dr. Nia Kurniati, SpA (K) Manusia mempunyai sistem pertahanan tubuh yang kompleks terhadap benda asing. Berbagai barrier diciptakan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator dibanding respons imun yang didapat. Inflamasi dapat diartikan
Lebih terperinciIMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 2 Februari 2016 ISSN: 2302-3600 IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh manusia secara fisiologis memiliki sistim pertahanan utama untuk melawan radikal bebas, yaitu antioksidan yang berupa enzim dan nonenzim. Antioksidan enzimatik bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan segala macam organisme pengganggu atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembentukan Sel Darah (hemopoiesis) Terdiri dari 3 fase hemopoesis : 1. Fase mesoblastik Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih serupa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tikus Putih Tikus putih termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Chordata, Klas Mamalia, Ordo Rodentina, Famili Muridae, Subfamily Muroidae, Genus Rattus, Species Rattus
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah
BAB VI PEMBAHASAN Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Banyaknya mencit yang digunakan adalah 24
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Landak Hystrix javanica, Sunda Porcupine/ Javan Porcupine
TINJAUAN PUSTAKA Landak Landakmerupakan salah satu hewan mamalia dengan ordo rodensia dan famili Hystrixdae (Cigremiset al. 2008). Landak memiliki sifat soliter dan nokturnal. Selain itu, landak memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian umum darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Leucocytozoon caulleryi Morfologi
TINJAUAN PUSTAKA Leucocytozoon caulleryi Leucocytozoon merupakan parasit darah dan jaringan yang telah ditemukan pada unggas sejak 200 tahun yang lalu oleh Danilewsky pada tahun 1884. Pertama kalinya,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus Jaringan limfoid sangat berperan penting untuk pertahanan terhadap mikroorganisme. Ayam broiler memiliki jaringan limfoid primer (timus dan bursa
Lebih terperinciGambaran Diff Count Pada Perokok Di Kecamatan Cibeureum. Undang Ruhimat STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK
Gambaran Diff Count Pada Perokok Di Kecamatan Cibeureum Undang Ruhimat STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Keberadaan zat-zat beracun dari asap rokok menyebabkan tubuh melakukan perlawanan terhadap
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui
41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Uji LD-50 Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui kepadatan bakteri yang akan digunakan pada tahap uji in vitro dan uji in vivo. Hasil
Lebih terperinciPRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.
PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel
Lebih terperinciBila sumsum tulang muzik merespon keradangan atau jangkitan, sebahagian besar sel leukosit PMN.
Leukositosis Leukositosis, ditakrifkan sebagai jumlah sel darah putih lebih besar dari 11.000 pada MM3 (11 X 109 pada L), sering dijumpai dalam proses ujian makmal rutin. Sebuah jumlah sel darah putih
Lebih terperinciserta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tubuh manusia, sistem imun sangat memegang peranan penting dalam pertahanan tubuh terhadap berbagai antigen (benda asing) dengan memberantas benda asing tersebut
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Respon deferensiasi sel darah perifer mencit terhadap vaksin S. agalactiae yang diradiasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Vaksinasi adalah suatu proses membangkitkan kekebalan protektif dengan menggunakan antigen yang relatif tidak berbahaya (Tripp 2004). Vaksinasi merupakan metode yang paling efektif
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari pengamatan diferensial leukosit pada mencit yang diinfeksi dengan P.berghei setelah pemberian ekstrak akar kayu kuning (C. fenestratum) dengan pelarut etanol yaitu sebagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
8 HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Parasitemia Menurut Ndungu et al. (2005), tingkat parasitemia diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat ringan (mild reaction), tingkat sedang (severe reaction),
Lebih terperinciMakalah Sistem Hematologi
Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di zaman modern sekarang ini banyak hal yang memang dibuat untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya, termasuk makanan instan yang siap saji. Kemudahan
Lebih terperinciANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE
ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
6 Pewarnaan Proses selanjutnya yaitu deparafinisasi dengan xylol III, II, I, alkohol absolut III, II, I, alkohol 96%, 90%, 80%, dan 70% masing-masing selama 2 menit. Selanjutnya seluruh preparat organ
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 13 Waktu : 50 menit Pokok bahasan : 1. Kasus Penyakit di Klinik (Lanjutan) Subpokok bahsan : a. Penyakit Feline Panleukopenia. b. Penyakit Ehrlichiosis
Lebih terperinciSISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS
SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ
Lebih terperinci3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica)
3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica) merupakan salah satu jenis hewan kesayangan yang dimiliki banyak orang. Hewan ini dimasukan dalam ordo karnivora (pemakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing
4 TINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing Kelenjar mamaria atau ambing pada sapi letaknya di daerah inguinal yang terdiri dari empat perempatan kuartir. Setiap kuartir memiliki satu puting, keempat
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. (2009), dimana kesalahan pengambilan spesimen pada fase pra-analitik dari
BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini didapatkan hubungan positif antara lama penundaan preparasi spesimen darah terhadap perubahan morfologi leukosit darah. Hasil penelitian ini sesuai dengan studi yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Babi Babi adalah ternak monogastric dan bersifat prolific (banyak anak tiap kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat dipasarkan. Selain itu ternak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Anatomi Ambing dan Mekanisme Pertahanannya Mastitis Subklinis
4 TINJAUAN PUSTAKA Anatomi Ambing dan Mekanisme Pertahanannya Ambing merupakan bagian tubuh ternak yang berperan dalam sintesis dan sekresi susu. Ambing sapi terdiri dari dua bagian yaitu kiri dan kanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan komponen yang berfungsi dalam sistem transportasi pada tubuh hewan tingkat tinggi. Jaringan cair ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian cair yang disebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Prevalensi Kecacingan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan bawal air tawar dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Tingkat
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH
PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH Tujuan pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu memahami istilah plasma, serum, hematokrit 2. Mahasiswa mampu memahami komposisi plasma
Lebih terperinciSistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr
Sistem Imun A. PENDAHULUAN Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh. Fungsi sistem imun: 1) Pembentuk kekebalan tubuh. 2) Penolak
Lebih terperinciTEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN
TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Neutrofil pada Mencit Jantan Berdasarkan Tabel 2, rata-rata persentase neutrofil ketiga perlakuan infusa A. annua L. dari hari ke-2 sampai hari ke-8 setelah infeksi cenderung lebih
Lebih terperinciSistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus
Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ limfatik sekunder Limpa Nodus limfa Tonsil SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA Fungsi Sistem Imun penangkal benda asing yang masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Inflamasi adalah reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator dibanding respons imun yang didapat. Inflamasi dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi
Lebih terperinci