BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Lekosit Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit. Diameter lekosit sekitar 10 µm. Batas normal jumlah lekosit berkisar / mm³ darah. Lekosit di dalam tubuh berfungsi untuk mempertahankan tubuh terhadap benda benda asing ( foreign agents ) termasuk kuman kuman penyebab penyakit infeksi. Lekosit yang berperan adalah monosit, netrofil, limfosit. Lekosit juga memperbaiki kerusakan vaskuler. Lekosit yang memegang peranan adalah eosinofil sedangkan basofil belum di ketahui pasti. ( Depkes,1989 ) 2. Pembentukan lekosit Sel sel polimorfonuklear dan monosit dalam keadaan normal hanya di bentuk di dalam sumsum tulang, sedangkan sel sel limfosit dan sel sel plasma diproduksi dalam bermacam macam organ limfoid termasuk limfe, limpa, tonsil, dan bermacam macam sel sel limfoid yang lain di dalam sumsum tulang, usus dan sebagainya. Sel sel darah putih yang di bentuk di dalam sumsum tulang, terutama granulosit akan di simpan di dalam sumsum sampai mereka diperlukan di dalam sistem sirkulasi, kemudian bila kebutuhannya meningkat maka akan menyebabkan granulosit tersebut dilepaskan. 4

2 Dalam keadaan normal granulosit yang bersirkulasi di dalam seluruh aliran darah kira kira tiga kali daripada jumlah granulosit yang di simpan dalam sumsum, jumlah ini sesuai dengan persediaan granulosit selama enam hari. ( A.C Guyton ). 3. Penggolongan lekosit Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentuk intinya, sel darah putih digolongkan menjadi dua golongan : 3.1 Lekosit bergranula, terdiri dari : Eosinofi Eosinofil adalah granulosit dengan inti yang terbagi 2 lobus dan sitoplasma bergranula kasar, refraktil dan berwarna merah tua oleh zat warna yang bereaksi asam yaitu eosin.walaupun mampu melakukan fagositosis eosinofil tidak mampu membunuh kuman. (F.K Widman ) Basofil Mempunyai bentuk bulat, dan intinya sukar dilihat sebab tertutup oleh granula. Granulanya sangat besar bulat,berwarna ungu tua, jumlahnya banyak tetapi letaknya tidak begitu rapat. Kadang kadang vakuol tampak berwarna pucat dalam sitoplasma.

3 3.1.3 Netrofil Sel sel ini di sebut lekosit polimorfonuklear karena bentuk intinya bermacam macam. Ada dua jenis netrofil yaitu netrofil batang dan netrofil segment. Ciri ciri netrofil batang : inti berbentuk seperti batang,bentuk ginjal atau huruf S, warna ungu tua. Sitoplasma kemerahan dan granula kecil kecil halus, warna lembayung muda. Sedangkan netrofil segmen berbentuk bulat, sitoplasma kemerah merahan banyak. Mempunyai inti terdiri 2-5 lobus yang di hubungkan dengan benang kromatin, warna ungu tua padat. Granulanya kecil kecil,warna lembayung muda banyak tetapi terpisah. 3.2 Lekosit tidak bergranula terdiri dari : Limfosit Dikenal beberapa macam limfosit yaitu antara lain limfosit kecil dan limfosit besar. Limfosit kecil berukuran 8-10um,berbentuk bulat, berinti kira kira sebesar ukuran eritrosit normal, inti limfosit mengisi sebagian besar dari ukuran sel dengan kromatin yang padat bergumpal berwarna biru ungu tua,dan sitoplasmanya tidak mengandung granula.sedangkan limfosit besar berukuran um berbentuk bulat atau agak tak beraturan, berinti oval atau bulat terletak di tepi sel.sitoplasmanya relatip lebih

4 banyak di banding limfosit kecil, berwarna biru muda dan dapat mengandung granula azurofil yang berwarna merah. ( Anonim ) Monosit Merupakan sel yang paling besar di bandingkan yang lain, berkuran 14-20um, berbentuk tidak beraturan, mempunyai inti yang bentuknya macam macam, umumnya berbentuk seperi ginjal berwarna biru ungu dengan kromatin seperti girus otak. Sitoplasma berwarna keabu-abuan, mengandung granula halus kemerahan dan kadang-kadang bervakuol.(anonim ) Plasma cell Plasma sel mempunyai cirri-ciri : ukuran 8-20 um, berbentuk bulat, berwarna keunguunguan, kromatin tersusun retikulair seperi jari-jari sepeda, membran inti tidak jelas,dan butir inti tidak ada. (Depkes 1989)

5 4. Rangkaian hemopoisis sel darah putih / Lekosit a. seri granulosit

6 Stem sel Myeloblast Promielosit Eosinofil Promielosit Netrofil Promielosit Basofil Myelosit Eosinophil Myelosit Netrofil Myelosit Basophil Metamyelosit Eosinophil Metamylosit Netrofil Metamylosit Basofil Batang Eosinofil Batang Netrofil Batang Eosinofil Segment Eosinofil Segmen Netrofil Segment Basofil Terbentunya netrofil segmen diawali dari bentuk stem sel yang kemudian mejadi myelobalst promielosit myelosit metamyelosit netrofil batang dan kemudia menjadi netrofil segment. b. seri limfosit

7 Limphoblas Prolimphosit Limfosit c. seri monosit Monoblast Promonosit Monosit d. seri plasmosit Plasmoblast Proplasmosit Plasmosit ( Atlas Hematologi ) 5. Metode hitung jumlah lekosit Pada pemeriksaan hitung jumlah lekosit di gunakan metode : 5.1. Metode bilik hitung

8 Prinsip metode ini adalah darah di encerkan dalam pipet lekosit, kemudian di masukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah lekosit di hitung dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi jumlah lekosit per ul darah.(gandasoebrata) nilai normalny adalah / mm darah Metode sediaan apus Prinsip metode ini setetes darah di buat hapusan pada slide, dicat, dan di periksa di bawah mikroskop. Dengan jalan ini dapat di hitung jumlah lekosit perlapang pandang.( Gandasoebrata ). Tiap tiap perhitungan lekosit harus di kontrol dengan pemeriksaan sediaan hapusan darahnya. penaksiran jumlah lekosit harus di lakukan pada daerah penghitung ( counting area ) yaitu bagian untuk hapusan tempat eritrosit erotrosit terletak berdampingan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak saling bertumpukan. bila di dapatkan lekosit perlapang pandang ini kira kira sesuai dengan jumlah lekosit bila di dapatkan per lapang pandang ini sesuai dengan jumlah lekosit kira kira (Depkes,1989.Hematologi ) Terhadap lekosit di laporkan jumlah, hitung jenis dan kelainan morfologi. jumlah lekosit di laporkan sebagai normal, meningkat atau menurun. 6. Evaluasi lekosit Terdapat tiga hal yang di lakukan evaluasi sel darah putih : a. estimasi jumlah sel darah putih Kesan jumlah sel darah putih pada preparat darah apus ini hanya di gunakan untuk mengkorfirmasi apabila hasil yang di keluarkan dalam perhitungan sel darah putih benar

9 atau tidak. maka untuk sementara di anjurkan dalam melakukan estimasi jumlah sel darah putih agar menngunakan lensa obyektif 10 X untuk melihat luasnya kemudian dengan lensa obyektif 40 X untuk mengamati populasi sel darah putih yang ada di daerah ekor preparat. b. Hitung jenis sel Pemeriksaan differensial jenis sel sel ini dapat di kerjakan terlebih dahulu setelah selesai pemeriksaan orientasi umum karena termasuk pemeriksaan rutin. Cara ini menggunakan obyektif 40 X. c. Mencari kemungkinan sel darah putih abnormal Bila di temukan sel sel darah putih abnormal atau sel sel darah putih yang tidak lazim perlu di laporkan, misalnya yang dapat di jumpai antara lain : hiper segmen, sel plasma biru, granula toksik, vacuolisasi, benda dohle, benda supras, batang aurer.( FK.Undip) 7. Sediaan apus darah tepi 7.1. Penilaian kualitas hapusan darah tepi Ciri ciri sediaan yang baik : a) Sediaan tidak melebar sampai pinggir kaca obyek, panjangnya setengah sampai dua pertiga panjang kaca. b) Harus ada bagian yang cukup tipis untuk di periksa. c) Pinggir sediaan itu rata dan sediaan tidak boleh berlubang lubang atau bergaris garis d) Jika diperiksa di bawah mikroiskop eritrosit eritrosit harus sama rata tersebar pada bagian yang akan di periksa, tidak menyusun gumpalan atau rouleux.

10 e) Penyebaran lekosit tidak boleh buruk, lekosit lekosit itu tidak boleh berhimpunan pada pinggir pinggir atau ujung ujung sediaan. f) Ujung ekornya tidak berbentuk bendera robek. g) Pengecatan yang baik.(depkes,1991). 8. Morfologi preparat hapus darah tepi Pada preparat hapus terdapat tiga bagian, yaitu : Kepala : bagian dimana darah di letakkkan sebelum di hapus. Ekor : bagian ujung preparat atau akhir apusan. Badan : bagian tengah antara ekor dan kepala. Seluruh badan preparat dapat di bagi menjadi enam zona berdasarkan susunan populasi sel darah merah, berturut turut mulai dari kepala ke arah ekor sebagai berikut :

11 Zona I : disebut zona irreguler Didaerah ini distribusi sel darah merah tidak teratur, ada yang padat, bergerombol sedikit atau banyak dan tidak selalu sama pada tiap tiap preparasi. Zona ini meliputi lebih kurang 3 % dari seluruh badan preparat. Zona II : disebut zona tipis. Sel sel darah merah disini distribusinya tidak teratur atau tidak merata, saling bertumpuk ( over laping ) dan berdesakan, zona ini meliputi lebih kurang 14 %. Zona III : Disebut zona tebal Sel sel di daerah ini bergerombol rapat / padat, saling bertumpukan dan berdesakan. zona ini merupakan zona terluas meliputi hampir separuh luas seluruh preparat lebih kurang 45 %. Zona IV : disebut zona tipis Gambaran zona ini sama dengan zona II, hanya luasnya lebih besar sedikit daripada luas zona II, lebih kurang 18 %. Zona V : disebut zona eve atau zona reguler, di mana sel sel tersebar rata tidak saling bertumpukan atau berdesakan, sehingga bentuk bentuknya masih asli / utuh tidak mengalami perubahan perubahan invitro. zona ini meliputi daerah seluas lebih kurang 11 %. Zona VI : disebut zona sangat tipis, terletak di ujung preparat sebelum menjadi ekor. Disini sel selnya tidak padat dan lebih longgar di banding sel darah merah di zona II atau IV. pada umumnya telah membentuk gerombolan sel sel yang tersusun berderet deret. zona ini meliputi daerah seluas lebih kurang 9 %. (FK.Undip) 9. Pewarnaan sediaan apus darah tepi

12 Setelah kualitas dan morfologi preparat sediaan apus darah tepi telah memenuhi syarat, maka preparat tersebut siap untuk di warnai atau di cat. dalam mewarnai yang di pakai adalah pewarnaan dengan prinsip Romanowsky, seperti giemsa, wright, may grunwald. Pada prinsipnya dari pewarnaan Romanowsky adalah penggunaan dua zat warna yang berbeda, yaitu azur B ( trimetil tionin ) yang bersifat basa dan Eosin Y ( tetrabromflurecein ) yang bersifat asam. Azur B akan mewarnai komponen sel yang bersifat asam seperti asam seperti kromatin sedangkan eosin Y akan mewarnai komponen sel yang bersifat basa seperti granula eosinofil. ikatan eosin Y pada azur B dapat menimbulkan warna ungu, dan keadaan ini di kenal sebagai efek Romanowsky Giemsa. (Rukman kiswary). 10. Manfaat hitung jumlah lekosit dalam klinik. Pemeriksaan hitung jumlah lekosit dalam klinik bermanfaat untuk mengetahui ada tidaknya infeksi, peradangan, sdan tumor. selain itu pemeriksaan ini sangat membantu sebagai petujuk diagnosis adanya kelainan mieloproliferatif. ( A. V Hoffbrand, 1990) 11. Kerangka teori

13 Darah Sel darah merah ( eritrosit ) Sel darh putih ( Lekosit Sel darah Beku ( Trombosit ) Jumlah Lekosit Estimasi Jumlah Lekosit Bilik Hitung Area Estimasi Hitung jumlah lekosit 12. Kerangka konsep Metode Hiung jumlah lekosit Bilik hitung Estimasi Hasil jumlah lekosit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA / mm³ darah.lekosit di dalam tubuh berfungsi untuk. mempertahankan tubuh terhadap benda benda asing (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA / mm³ darah.lekosit di dalam tubuh berfungsi untuk. mempertahankan tubuh terhadap benda benda asing ( BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Lekosit Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besardari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit. Diameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembentukan Sel Darah (hemopoiesis) Terdiri dari 3 fase hemopoesis : 1. Fase mesoblastik Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih serupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6 8 % dari berat badan total. Darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Malaria Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa penyakit malaria dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini dapat menemukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SEDIAAN APUS DARAH DISUSUN OLEH: Anis Rachmawati (3415080201) Fina Lidyana (3415081961) Kusfebriani (3415081962) Rani Rahmahdini (3415083253) R.A Nurhikmah Annisa

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A.

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A. PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI Oleh, Kelompok 2: I Dewa Ayu Megarani (P07134012003) Ni Wayan Nursilayani (P07134012013) I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P07134012023) I Putu Paramartha Wicaksana A. (P07134012033)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah 1. Definisi Darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transport dan bagian penting dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Darah merupakan

Lebih terperinci

!"#!$%&"'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah

!#!$%&'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah DIFFERENTIAL COUNTING BERDASARKAN ZONA BACA ATAS DAN BAWAH PADA PREPARAT DARAH APUS Budi Santosa FakultasIlmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya no.18 Semarang,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT DENGAN PEWARNAAN KOMBINASI GIEMSA DAN WRIGHT

PERBANDINGAN PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT DENGAN PEWARNAAN KOMBINASI GIEMSA DAN WRIGHT PERBANDINGAN PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT DENGAN PEWARNAAN KOMBINASI GIEMSA DAN WRIGHT Chandra Nurlaela *, Dewi Yayuningsih, Siti Sa adah Alawiyah Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik. 2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian di lakukan di laboratorium klinik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Definisi Darah Darah merupakan jaringan cair yang terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Plasma darah adalah bagian cair yang terdiri dari air,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu: Plasma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Leukosit Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit merupakan elemen terkecil dalam struktur darah, merupakan sel darah yang berperan penting dalam hemostasis, karena granula trombosit mengandung faktor pembekuan

Lebih terperinci

NAMA : JECKLYN. SHINDY. TEMARTENAN NIM :

NAMA : JECKLYN. SHINDY. TEMARTENAN NIM : PRAKTIKUM KE-1 OLEH : NAMA : JECKLYN. SHINDY. TEMARTENAN NIM : 2014-76-029 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2017 I. JUDUL PERCOBAAN PEMBUATAN APUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau bahan kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu.( Fardiaz S, 1992

Lebih terperinci

BAB II. membran pembatas trombosit (Matulo dkk, 2015). sebagian dari sitoplasma megakariosit berbentuk cakram, tidak berinti,

BAB II. membran pembatas trombosit (Matulo dkk, 2015). sebagian dari sitoplasma megakariosit berbentuk cakram, tidak berinti, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit berasal dari pelepasan megakariosit matang dari sumsum tulang. Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti endomiotik yang sinkron, volume sitoplasma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosi, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sediaan mikroteknik atau yang juga dikenal sebagai sediaan Histologi.

BAB I PENDAHULUAN. sediaan mikroteknik atau yang juga dikenal sebagai sediaan Histologi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan mengenai anatomi mikroskopis baik tentang hewan maupun tumbuhan banyak diperoleh dari hasil pengembangan sediaan mikroteknik atau yang juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan komponen yang terdapat pada makhluk hidup, yang berperan penting dalam mengangkut oksigen dan hasil metabolisme ke jaringan tubuh, berfungsi sebagai

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 TUJUAN Mampu membuat, mewarnai dan melakukan pemeriksaan mikroskpis sediaan darah malaria sesuai standar : Melakukan

Lebih terperinci

LEUKOSIT. 1.Puspha Dyah F. (A ) 2.Retri Retnaningtyas (A ) 3.Shindhu Anggraini (A )

LEUKOSIT. 1.Puspha Dyah F. (A ) 2.Retri Retnaningtyas (A ) 3.Shindhu Anggraini (A ) LEUKOSIT 1.Puspha Dyah F. (A102.09.039) 2.Retri Retnaningtyas (A102.09.045) 3.Shindhu Anggraini (A102.09.052) 4.Tiska Ageng P. (A102.09.058) 5.Ulfi Binartawati (A102.09.060) 6.Zerlinda Anita S. (A102.09.070)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DARAH Darah adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga mensuplai jaringan tubuh dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Malaria Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus Plasmodium. Malaria pada manusia dapat disebabkan Plasmodium malaria (Laaveran,

Lebih terperinci

Bila Darah Disentifus

Bila Darah Disentifus Judul Fungsi Darah Bila Darah Disentifus Terdiri dari 3 lapisan yaitu : Darah di sentrifuse q Lapis paling bawah (merah) 45% adalah Eritrosit atau hematokrit q Lapis tengah (abu-abu putih) 1 % adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH I. Tujuan Untuk dapat mengetahui cara pembuatan dan pewarnaan sediaan hapusan darah II. Metode Hapusan darah ( blood smear ) III.

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek glass, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Apus Darah Tepi Sediaan apus darah tepi adalah suatu cara yang sampai saat ini masih digunakan pada pemeriksaan di laboratorium. Prinsip pemeriksaan sediaan apus ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah LeukositTotal Leukosit merupakan unit darah yang aktif dari sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan agen-agen patogen, zat racun, dan menyingkirkan sel-sel rusak

Lebih terperinci

OLEH JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

OLEH JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK PRAKTIKUM I PREPARAT APUS (SMEAR PREPARATION) OLEH NAMA : I WAYAN RUSTANTO NIM : F1D1 12 039 KELOMPOK : 3 (TIGA) ASISTEN PEMBIMBING : FATMA CAHYA PUTRI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian umum darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. (2009), dimana kesalahan pengambilan spesimen pada fase pra-analitik dari

BAB V PEMBAHASAN. (2009), dimana kesalahan pengambilan spesimen pada fase pra-analitik dari BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini didapatkan hubungan positif antara lama penundaan preparasi spesimen darah terhadap perubahan morfologi leukosit darah. Hasil penelitian ini sesuai dengan studi yang

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

CSL5_Manual apusan darah tepi_swahyuni 2015 Page 1

CSL5_Manual apusan darah tepi_swahyuni 2015 Page 1 1 MANUAL KETERAMPILAN PENGAMBILAN DARAH TEPI, MEMBUAT APUSAN, PEWARNAAN GIEMSA DAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK APUSAN DARAH TEPI Sitti Wahyuni, MD, PhD Bagian Parasitologi Universitas Hasanuddin, sittiwahyunim@gmail.com

Lebih terperinci

Makalah Sistem Hematologi

Makalah Sistem Hematologi Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh manusia sebagai alat transportasi (Swastini dkk, 2016). Darah mempunyai dua komponen utama, plasma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume

Lebih terperinci

PAPER HEMATOLOGI PEMBUATAN HAPUSAN DARAH

PAPER HEMATOLOGI PEMBUATAN HAPUSAN DARAH PAPER HEMATOLOGI PEMBUATAN HAPUSAN DARAH Oleh Kelompok I (Ganjil) : Ni Wayan Windi Ferina A.A.I.N. Gayatri Agung Kadek Ayu Lestariani Ni Komang Mirayanti Luh De Trisna Dewi (P07134012001) (P07134012011)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung elektrolit. (Muttaqin Arif, 2009) trombosit, dan komponen lainnya. (A.V. Hoffbrand dan J.F. Pettit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung elektrolit. (Muttaqin Arif, 2009) trombosit, dan komponen lainnya. (A.V. Hoffbrand dan J.F. Pettit. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Darah 1. Darah Sebagian besar tubuh manusia adalah berupa cairan yang sangat penting dalam proses sistem metabolisme tubuh, cairan tersebut adalah darah. Darah berbeda

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tikus Putih Tikus putih termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Chordata, Klas Mamalia, Ordo Rodentina, Famili Muridae, Subfamily Muroidae, Genus Rattus, Species Rattus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan sampel darah yaitu obyek glass, cover glass, Haemicitometer, jarum suntik, pipet kapiler, mikroskop monokuler. Vitamin E

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kandang Fapet Farm dan analisis proksimat bahan pakan dan pemeriksaan darah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PARASITOLOGI PARASIT DARAH DAN JARINGAN BLOK 14 (AGROMEDIS DAN PENYAKIT TROPIS)

MODUL PRAKTIKUM PARASITOLOGI PARASIT DARAH DAN JARINGAN BLOK 14 (AGROMEDIS DAN PENYAKIT TROPIS) MODUL PRAKTIKUM PARASITOLOGI PARASIT DARAH DAN JARINGAN BLOK 14 (AGROMEDIS DAN PENYAKIT TROPIS) Oleh: Dr.rer.biol.hum. dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si NAMA :... NIM :... FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Trombosit Trombosit adalah fragmen-fragmen kecil yang berasal dari sitoplasma. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat 250.000-400.000 keping darah dalam setiap mm

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Jl. Perintis Kemerdekaan Padang Telp.: Fax:

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Jl. Perintis Kemerdekaan Padang Telp.: Fax: FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS Jl. Perintis Kemerdekaan Padang 25127 Telp.: 0751-31746 Fax: 0751-32838 Email: fk2unand@pdg.vision.net.id PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK 6 BLOK 3.5 (DARAH 7) BAGIAN

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. pemeriksaan kultur darah menyebabkan klinisi lambat untuk memulai terapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. pemeriksaan kultur darah menyebabkan klinisi lambat untuk memulai terapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Deteksi dini bakteremia memfasilitasi inisiasi terapi antimikroba, mengurangi morbiditas dan mortalitas, dan mengurangi biaya kesehatan hal ini menjadi tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh manusia secara fisiologis memiliki sistim pertahanan utama untuk melawan radikal bebas, yaitu antioksidan yang berupa enzim dan nonenzim. Antioksidan enzimatik bekerja

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Domba Indocement Citeureup, Bogor selama 10 minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan Oktober

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO SISTEM SIRKULASI 1. Darah 2. Alat Peredaran Darah 3. Proses Peredaran Darah 4. Peredaran Darah Hewan 5. Kelainan Dan Penyakit 1. DARAH Cairan yang berwarna merah

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH Tujuan pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu memahami istilah plasma, serum, hematokrit 2. Mahasiswa mampu memahami komposisi plasma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup yang dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah - - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp5darah Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) TINJAUAN PUSTAKA Kuda Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) Kuda (Equus caballus) masih satu famili dengan keledai dan zebra, berjalan menggunakan kuku, memiliki sistem pencernaan monogastrik, dan memiliki sistem

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

I. Judul II. Tujuan III. Dasar Teori

I. Judul II. Tujuan III. Dasar Teori I. Judul Hematologi: Profil Eritrosit dan Profil Leukosit II. Tujuan 1. Mengetahui profil eritrosit dan leukosit. 2. Mempelajari cara menghitung jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, jumlah leukosit, dan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pendahuluan 10 menit Instruktur menelaskan tujuan dari kegiatan ini

DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan Waktu Deskripsi 1. Pendahuluan 10 menit Instruktur menelaskan tujuan dari kegiatan ini 1 KETERAMPILAN PENGAMBILAN DARAH TEPI, MEMBUAT APUSAN, PEWARNAAN GIEMSA DAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK APUSAN DARAH TEPI (Dipersiapkan oleh Sitti Wahyuni) TUJUAN Umum: Setelah selesai melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Total Leukosit Pada Tikus Putih Leukosit atau disebut dengan sel darah putih merupakan sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dan merespon kekebalan tubuh

Lebih terperinci

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK: Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK: DARAH 2: -LED -Membuat & memeriksa sediaan apus darah tepi -Evaluasi DARAH 3: - Pemeriksaan gol.darah -Tes inkompatibilitas DARAH 4: Bleeding

Lebih terperinci

IV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit)

IV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit) I. Judul : Struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak II. Hari/tanggal : Sabtu/8 mei 2010 III. Tujuan : Mengamati bentuk dan struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak, serta membandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan yang terdiri atas dua bagian. Bagian interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Pengertian Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang di sebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat dalam tubuh. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan terdiri dari dua bagian besar,

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi

Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi A. Pengertian Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya

Lebih terperinci

Pengertian Trombosit dan macamnya

Pengertian Trombosit dan macamnya Pengertian Trombosit dan macamnya Bella Angelina TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum browsing artikel dari internet Oleh FARIDAH NIM : G0C015001 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Transportasi ialah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan dari tubuh. Alat transportasi

Lebih terperinci

SIGIT SULISTYA, A.Md, AK

SIGIT SULISTYA, A.Md, AK PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM DAN PROGRAM PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL MIKROSKOPIS MALARIA SIGIT SULISTYA, A.Md, AK BALAI LABORATORIUM KESEHATAN YOGYAKARTA PENYAKIT MALARIA Merupa k a n ma s a la

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa zat warna lalu dikeringkan. Selanjutnya, DPX mountant diteteskan pada preparat ulas darah tersebut, ditutup dengan cover glass dan didiamkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten Purbalingga.

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA PRODI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trombosit 2.1.1 Pengertian Trombosit Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk bulat oval atau gepeng tidak berinti dan mempunyai struktur mirip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Definisi Darah Darah adalah Jaringan cair yang terdiri dari dua bagian. Bahan intra seluler adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur

Lebih terperinci

Review Sistem Hematology

Review Sistem Hematology Nama : rp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Pengkajian Sistem Hematologi 1 Review Sistem Hematology Ikhsanuddin

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN PUSAT STUDI OBAT BAHAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci