TINJAUAN PUSTAKA Landak Hystrix javanica, Sunda Porcupine/ Javan Porcupine

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Landak Hystrix javanica, Sunda Porcupine/ Javan Porcupine"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Landak Landakmerupakan salah satu hewan mamalia dengan ordo rodensia dan famili Hystrixdae (Cigremiset al. 2008). Landak memiliki sifat soliter dan nokturnal. Selain itu, landak memiliki ciri khas pada rambutnya.secara umum, landak memiliki dua macam rambut, yaitu rambut halus dan rambut yang mengeras atau duri.seekor landak memiliki kurang lebih duri ditubuhnya (Roze 1989).Duri-duri landak merupakan alat pertahanan utama dari predator.klasifikasi landak menurut Corbet dan Hill (1992) adalah sebagai berikut: Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Mammalia Ordo : Rodentia Subordo : Hystricomorpha Famili : Hystricidae(Old World Porcupines) Atherurus africanus, African Brush-tailed Porcupine Atherurus macrourus, Asiatic Brush-tailed Porcupine Hystrix cristata, African Porcupine Hystrix africaeaustralis, Cape Porcupine Hystrix hodgsoni, Himalayan Porcupine Hystrix indicus, Indian Porcupine Hystrix brachyura, Malayan Porcupine Hystrix javanica, Sunda Porcupine/ Javan Porcupine Thecurus crassispinis, Bornean Porcupine Thecurus pumilis, Philippine Porcupine Thecurus sumatrae, Sumatran Porcupine Trichys fasciculata, Long-tailed Porcupine Famili Erethizontidae: New World Porcupines

2 Landak Jawa dikenal sebagai landak yang memiliki ekor pendek.landak Jawa ditemukan oleh F.Cuvier pada tahun 1823 di Jawa (Grzimek 1975).Landak Jawa memiliki karakteristik dengan bobot badan rata-rata sekitar 8 kg dan panjang tubuh sekitar cm.panjang ekornya berkisar antara 6-13 cm (Gambar 1).Susunan dan struktur duri padalandak Jawa menyerupai subgenus Thecurus (Grzimek 1975). Gambar 1 Landak Jawa(Hystrix javanica). Landak Jawa memiliki rambut yang lembut di daerah kepala dan tubuh bagian ventral ( ). Pada bagian punggung, bagian samping, dan bagian ekor, rambut lembut tersebut berdiferensiasi menjadi duri yang tajam ( ) (Sheila 2011). Bar 10 cm. Landak Jawa terdapat disekitar Pulau Jawa, Lombok, Madura, Flores, dan Sumbawa.Landak Jawa dapat ditemukan di hutan, dataran rendah, kaki bukit, dan area pertanian.pakan landak Jawa berupa buah-buahan, sayur-sayuran, akar, dan batang tumbuhan.menurut Meynyeng (2010), landak Jawa memiliki masa kebuntingan kira-kira delapan minggu dengan jumlah anak yang dilahirkan 2-4 ekor pada setiap kelahiran. Darah Darah merupakan cairan di dalam pembuluh darah, yang beredar ke seluruh tubuh, mulai dari jantung dan segera kembali ke jantung (Isnaeni 2006). Fungsi utama darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh, serta menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun.

3 Sistem imun bertujuan untuk mempertahankan tubuh dari berbagai agen penyakit. Darah terdiri dari dua fase yaitu fase cair dan fase padat. Fase cair adalah plasma atau serum darah, yang merupakan 55% dari komposisi darah, sedangkan fase padat adalah sel darah merah (RBC), sel darah putih (WBC) dan trombosit, yang merupakan 45% dari komposisi darah(rich et al.1992). Jumlah RBC lebih banyak dari pada jumlah WBC. Jumlah RBC pada setiap mamalia kurang lebih5x10 6 /mm 3, sedangkanjumlah WBC kurang lebih6x10 3 /mm 3. Proses pembentukan sel darah yaitu RBC, WBC, dan trombosit terjadi di dalam sumsum tulang secara kontinyu, dilanjutkan dengan proses mitosis dan diferensiasi.proses pembentukan sel darah dapat dilihat pada Gambar 2. Pembentukan dan perkembangan eritrosit (erythropoiesis) diawali dengan bentuk proerythoblashingga menjadi bentuk eritrosit yang utuh, sedangkan pembentukan dan perkembangan leukosit (granulopoiesis) diawali dengan bentukpromyelocyteyang selanjutnya berdiferensiasi menjadi masing-masing jenis leukosit.produksi RBC dalam sumsum tulang lebih cepat dari pada produksi WBC dan trombosit (Michael 1985). Lymphoid Limfosit Eritrosit Pluripotent Neutrofil Monosit Myeloid Eosinofil Basofil Trombosit Megakaryosit Gambar 2 Proses pembentukan sel darah (Michael 1985). Eritrosit (RBC) Eritrosit adalah salah satu komponen sel darah yang paling dominan dari fase padat darah.sel ini berbentuk bikonkaf dan tidak memiliki inti (Gambar 3).Rataan ukuran diameter sel eritrosit pada mamalia sebesar 7 µm dan tebal 1-3 µm (Williams 1987). Fungsi utama dari sel eritrosit adalah membawa oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Sel eritrosit mengandung hemoglobin, yang merupakan pigmen eritrosit. Komponen ini merupakan bagian

4 eritrosit bertugas mengikat oksigen dalam bentuk protein kompleks yang terkonjugasi (Guyton 1996). Sel eritrosit pada mamalia, tidak memiliki inti,mitokondria, dan retikulum endoplasma. Fungsi dari mitokondria digantikan oleh enzim-enzim yang terdapat dalam sitoplasma. Aktifitas enzim sitoplasmik akan menurun seiring dengan bertambahnya umur sel eritrosit karena membran sel akan rapuh (Ganong 1988). Jumlah sel eritrosit dipengaruhi oleh spesies hewan, jenis kelamin, umur, nutrisi, serta keadaan fisiologis yaitu laktasi, kebuntingan, siklus estrus, suhu, dan lingkungan (Sturkie 1976). Perbandingan nilai normal RBC (x10 6 /mm 3 ), hemoglobin (Hb) (gr/dl), dan hematokrit (PCV) (%) dari beberapa jenis hewan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perbandingan nilai RBC, Hb, dan PCV dari beberapa spesies hewan Jenis hewan RBC (x10 6 /µl) Hb (g/dl) PCV (%) Kisaran Rataan Kisaran Rataan Kisaran Rataan Anjing Kucing Sapi Domba Kambing Babi Ayam Kelinci * Tikus ** Golden Hamster ** Sumber: Jain (1993), *Njidda dan Isidahomen dalam Schalm (1971), **Gardner dalam Schalm (1971). Hematokrit Hematokrit adalah persentase sel darah merah di dalam 100 ml darah (Wijajakusuma 1986). Nilai hematokrit ditentukan melalui sentrifugasi darah dalam tabung mikro hematokrit.hasil sentrifugasi dibaca dengan menggunakan alat mikrohematocrite reader.nilai hematokrit disebut juga sebagai Packed Cell Volume (PCV). Dari hasil perhitungan PCV, Hb, dan RBC, maka dapat ditentukan nilai MCV, MCH, dan MCHC.MCV (Mean Corpuscular Volume) adalah rata-rata dari ukuran sel darah merah.mch(mean Corpuscular Hemoglobin) adalah rata-rata dari jumlah atau konsentrasi Hb pada setiap sel darah merah. MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) adalah konsentrasi Hb dalam sel darah

5 merah atau terhadap ukuran sel darah merah. Jika nilai MCH dan MCHC yang diperoleh rendah, maka dapat disimpulkan bahwa hewan tersebutmemiliki kadar Hb yang rendah. Nilai MCV, MCH, dan MCHCdapat digunakan untuk mendiagnosa anemia. Anemia adalah keadaan abnormal dari rendahnya nilai hematokrit dan Hb (Guyton 1996).Menurut Guyton(2008), anemia dibagi menjadi 3 klasifikasi, yaitu; (1) klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel atau konsentrasi hemoglobin dari eritrosit (anemia mofologi); (2) berdasarkan proses pembentukkan dan respon dari sumsum tulang belakang; dan (3) berdasarkan mekanisme patologi yang terjadi pada tubuh, misalnya: trauma, pembedahan, parasit, dan neoplasia sel pembentuk eritrosit. Oleh karena itu, nilai MCV, MCH, dan MCHC yang normal dari masing-masing hewan merupakan indikator pembanding untuk mendiagnosakondisi hewan. Nilai normal MCV, MCH, dan MCHC dari beberapa jenis hewan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Nilai normal MCV, MCH dan MCHC dari beberapa spesies hewan Jenis hewan MCV (femtoliter) MCH (pictogram/sel) MCHC (gram/desiliter) Kisaran Rataan Kisaran Rataan Kisaran Rataan Anjing Kucing Sapi Domba Kambing Babi Ayam Kelinci * Sumber: Jain (1993), *Njidda dan Isidahomen dalam Schalm (1971). Leukosit (WBC) Leukosit adalah sel darah yang bertanggung jawab dalam pertahanan tubuh suatu organisme dari benda asing atau bahan infeksi yang masuk ke dalam tubuh (Macer 2003).Sel leukositmemiliki diameter 7-20 µm dan berjumlah 1% dari volume total darah.sel leukosit terdiri dari dua jenis, yaitu sel leukosit yang memiliki granul dan sel leukosit yang tidak memiliki granul.sel leukosit yang memiliki granul adalah sel neutrofil, sel eosinofil, dan sel basofil. Sel leukosit yang tidak memilikigranul adalah sel limfosit dan sel monosit (Williams 1987). Jumlahsel leukositdi dalam tubuh, jauh lebih sedikit dari pada jumlah sel eritrosit.selain itu, jumlah sel leukosit di dalam tubuh bervariasi, tergantung dari

6 kebutuhan masing-masing hewan. Fluktuasi dalam jumlah sel leukosit pada tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu, misalnya: stress, aktivitas fisiologis, status gizi, umur dan lain-lain (Dellmann dan Brown 1992). Menurut Frandson (1992), meningkatnya jumlah sel leukosit merupakan pertanda adanya infeksi. Morfologi dari masing-masing sel darah dapat dilihat pada Gambar 3. b e c f d Gambar 3 Morfologi dari masing-masing sel darah (Michael 1985). Keterangan:a: Eritrosit (7 µm).b: Neutrofil (10-14 µm).c: Eosinofil (10-14 µm).d: Basofil (10-14 µm).e: Monosit (15-20 µm).f: Lymfosit (8-10 µm).g: Trombosit (1-2 µm). Perbedaan jumlah masing-masing sel leukosit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.salah satu faktornya adalah faktor fisiologis, yaitu masa hidup dari masing-masing sel leukosit tersebut.masa hidup sel leukosityang memiliki granul relatif lebih singkat dibandingkan sel leukosit yang tidak memiliki granul. Masa hidup sel leukosit yangmemiliki granul adalah4-8 jam dalam sirkulasi darah dan4-5 hari di dalam jaringan. Hal ini disebabkan, karena sel leukosit yang memiliki granul lebih cepat menuju daerah infeksi dan melakukan fungsinya dari pada sel leukosit yang tidak memiliki granul (Michael 1985).Persentase nilai normal diferesiasi sel leukosit dari beberapa jenis hewan dapat dilihat pada Tabel 3.

7 Tabel 3 Nilai normal diferensiasi sel leukosit dari beberapa spesies hewan Diferensiasi WBC(%) Jenis Limfosit Neutrofil Monosit Eosinofil Basofil Hewan Ksrn Rtn Ksrn Rtn Ksrn Rtn Ksrn Rtn Ksrn Rtn Anjing Jarang 0 Kucing Jarang 0 Sapi Domba Kambing Babi Ayam Jarang - Sumber: Jain (1993); Keterangan: Krsn: Kisaran; Rtn: Rataan. Limfosit Limfosit merupakansalah satu jenis sel leukosit yang tidak memiliki granul dengan jumlah lebih dominan dari jenis sel leukosit lain, khususnya pada hewan ruminansia dan babi. Sel limfosit memiliki ukuran 6-15 µm (Bacha dan Bacha 1990). Menurut Jain (1993), morfologi sel limfosit dibedakan atas dua tipe yaitu tipe besar dan tipe kecil. Sel limfosit tipe kecil merupakan sel limfosit dewasa yang memiliki diameter 6-9 µm, dengan perbandingan inti dengan sitoplasmasebesar 1:9. Sel limfosit dewasa memiliki inti bulat serta dikelilingioleh sitoplasma. Sel limfosit tipe besar merupakan sel limfosit muda yang memiliki diameter 9-15 µm dengan perbandingan inti dengan sitoplasma sebesar 1:1. Sel limfosit muda memiliki inti sedikit melekuk dan dikelilingi oleh sitoplasma. Sel limfosit merupakan kunci utama sistem kekebalan seluler (Ganong 1988). Jumlah sel limfosit tidak terbatas hanya di dalam darah, akan tetapi tersebar luas di jaringan ikat yang terdapat di pembuluh limfe, limpa, tonsil, dan sumsum tulang. Sel limfosit memiliki sifat yang motil dan aktif, akan tetapi sel limfosit tidak melakukan proses fagositosis (Swenson et al. 1993). Selain itu, sel limfosit memiliki masa hidup yang cukup lama. Masa hidup sel limfosit adalah berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, tergantung pada kebutuhan tubuhmasing-masing jenis hewan (Dellman dan Brown 1992).

8 Monosit Monosit merupakan salah satu jenis sel leukosit yang tidak memiliki granul, dengan ukuran diameter µm dan memiliki inti yang besar disertai dengan sitoplasma (Bacha dan Bacha 1990). Menurut Swenson et al. (1993),bentuk intisel monosit adalah oval atau melekuk seperti kacangatau seperti tapal kuda.sel monosit berfungsi sebagai makrofag atau fagositosis jaringan.sel monosit pada jaringan perifer merupakan prekusor makrofag bebas. Makrofag ini merupakan sel-sel yang sangat aktif. Makrofag biasanya datang segera setelah terjadi perlukaan dan bersatu membentuk sel raksasa (Giant cell). Sel monosit juga dapat melepaskan bahan yang menarik fibroblas untuk membentuk jaringan parut dan melepas faktor kemotaktik yang menarik sel-sel fagositik lainnya (Martini et al. 1992). Jumlah normal sel monosit di dalam darah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah faktor fisiologis, yaitu masa hidup sel monosit dalam sirkulasi darah. Masa hidup sel monosit dalam sirkulasi darah adalah jam(dellman dan Brown 1992). Menurut Guyton (2008), masa edar sel monosit di dalam sirkulasi darah cukup singkat, dengan sedikit kemampuan melawan bahan infeksius, kemudian masuk ke dalam jaringan untuk menjadi makrofag jaringan.sel monosit berperan penting dalam reaksi immunologi dengan cara membentuk protein dari suatu sistem komplemen dan mengeluarkan substansi yang mempengaruhi terjadinya proses peradangan kronis (Swenson et al. 1993). Neutrofil Neutrofil merupakan salah satu jenis sel leukosit yang memiliki granul, dengan ukuran diameter 10-12µm. Selain itu, sel neutrofil memiliki sitoplasma beraspek kelabu pucat disertai dengan inti yang terdiri dari 3-5 lobus (Dellman dan Brown 1992). Menurut Tizard (1988), fungsi utama sel neutrofil adalah penghancur bahan asing melalui proses fagositosis. Enzim lisosim sel neutrofil termasuk enzim yang dapat mencerna beberapa dinding sel bakteri. Menurut Martini et al. (1992), sel neutrofil memiliki sifat yang sangat reaktif, bekerja

9 bersama makrofag dan biasanya menjadi leukosit atau sel pertahanan pertama yang datang ke bagian yang luka. Jumlah normal sel neutrofil di dalam darah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah faktor fisiologis, yaitu pengaruh tingkat granulopoiesis dan laju pelepasan darah dari sumsum tulang. Selain itu,faktor yang mempengaruhi jumlah normal sel neutrofil adalah masa hidup sel neutrofil di dalam sirkulasi darah dan laju aliran sirkulasi darah menuju jaringan (Jain 1993). Menurut Tizard (1988),sel neutrofil berada dalam aliran darah selama 12 jam sebelum bermigrasi ke dalam jaringan. Basofil Basofil merupakan salah satu jenis sel leukosit yang memiliki granul, serta mengandung histamin yang berpotensi sebagai vasodilatator dan heparin sebagai aktivitas antikoagulan. Menurut Tizard (1988), sel basofil merupakan sel mieloid yang jumlahnya paling sedikit di dalam darah hewan piara. Jumlah sel basofil di dalam hewan piara sekitar 0.5% dari jenis leukosit lain. Sel basofil memiliki diameter sekitar µm dengan jumlah inti 2 atau 3 lobus. Inti sel basofil memiliki diameter µm dan mengandung warna metakromatik (Bacha dan Bacha 1990). Granul sel basofil berwarna biru tua sampai berwarna ungu dan hampir menutupi seluruh bagian sel basofil (Dellman dan Brown 1992). Granul sel basofil mengandung heparin, histamin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, serotonin, dan beberapa faktor kemotatik. Heparin berfungsi untuk mencegah pembekuan darah, sedangkan histamin berfungsi menarik eosinofil untuk menginaktifkan heparin (Meyer 2004). Menurut Tizard (1988), basofil dapat membangkitkan reaksi hipersensitifitas dengan sekresi mediator vasoaktif, sehingga dapat menyebabkan peradangan akut pada tempat antigen berada. Ketika terjadi peradangan, sel basofil akan melepaskan histamin, bradikinin dan serotonin sehingga menyebabkan reaksi jaringan dengan manifestasi alergi (Tizard 1988). Jumlah normal sel basofil dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah faktor fisiologis, yaitu masa hidup sel basofil serta daya kerjanya. Sel basofil memiliki daya fagositik sangat rendah atau tidak ada sama

10 sekali. Secara normal, jumlah sel basofil di dalam sirkulasi darah sangat sedikit (Swenson et al. 1993). Ketika melakukan fungsinya, sel basofil bermigrasi ke lokasi perlukaan dan menyeberangi endotelium kapiler untuk berakumulasi pada jaringan yang rusak dan melepaskan granul ke dalam cairan interstisial (Meyer 2004). Eosinofil Eosinofil merupakan salah satu jenis sel leukosit yang memiliki granul. Sel eosinofil mengandung eosinofilik dan memiliki ukuran yang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan jenis leukosit lain. Sel eosinofil pada hewan mamalia memiliki diameter antara µm (Bacha dan Bacha 1990). Selain itu, sel eosinofil memiliki 2 lobus, dengan intiyang bulat dan relatif lebih besar (Sturkie 1976). Fungsi sel eosinofil adalah berperan dalam pengaturan infeksi parasit (cacing dan protozoa),mengatur respon alergi dan inflamasi akut yang dapat memicu kerusakan jaringan. Selain itu, sel eosinofil juga berfungsi sebagai koagulasi akut yang dapat memicu kerusakan jaringan dan sebagai fibrinolisis (Hartono 1995). Menurut Swenson et al. (1993), jumlah sel eosinofil akan meningkat ketika terjadinya reaksi alergi, shock anafilaksis, dan infeksi parasit. Akan tetapi, menurut Guyton (2008), jumlah sel eosinofil cenderung lebih rendah ketika terjadi stress, hal ini disebabkan karena adanya pelepasan kortikosteroid. Jumlah normal sel eosinofil dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor cekaman dan fisiologis. Faktor fisiologis yang mempengaruhi jumlah normal sel eosinofil adalah masa hidup sel eosinofil dalam sirkulasi darah. Sebelum bermigrasi ke dalam sirkulasi darah,sel eosinofil memiliki waktu paruh hanya 30 menit. Kemudian sel eosinofil bermigrasi ke dalam jaringan tubuh dan memiliki waktu paruh sekitar 12 hari (Tizard 1988). Trombosit Trombosit merupakan bagian dari sel darah dengan ukuran terkecil yang memiliki diameter 2-4 µm. Trombosit berasal dari megakariosit yang dibentuk di dalam sumsum tulang. Bentuk dari trombosit adalah berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, sertatidak berinti (Guyton 1996).Menurut Bacha dan Bacha

11 (1990), jumlah trombosit pada hewan mamalia adalah ribu/µl, dengan masa hidup 10 hari. Pembentukan trombosit di dalam sumsum tulang dilakukan setiap hari dengan jumlah kurang lebih trombosit setiap mikroliter darah. Fungsi dari trombosit adalah memelihara dan memperbaiki kontiyuitas dan integritas pembuluh darah (endotelium) terutama kapiler, serta mengaktifkan dan mempercepat proses pembekuan darah (Bacha dan Bacha 1990).

STUDI HEMATOLOGI PADA LANDAK JAWA (Hystrix javanica) ELSYE MINAR SINAMBELA

STUDI HEMATOLOGI PADA LANDAK JAWA (Hystrix javanica) ELSYE MINAR SINAMBELA STUDI HEMATOLOGI PADA LANDAK JAWA (Hystrix javanica) ELSYE MINAR SINAMBELA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DANSUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah LeukositTotal Leukosit merupakan unit darah yang aktif dari sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan agen-agen patogen, zat racun, dan menyingkirkan sel-sel rusak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi

Lebih terperinci

Bila Darah Disentifus

Bila Darah Disentifus Judul Fungsi Darah Bila Darah Disentifus Terdiri dari 3 lapisan yaitu : Darah di sentrifuse q Lapis paling bawah (merah) 45% adalah Eritrosit atau hematokrit q Lapis tengah (abu-abu putih) 1 % adalah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kerbau lumpur betina, diperoleh jumlah rataan dan simpangan baku dari total leukosit, masing-masing jenis leukosit, serta rasio neutrofil/limfosit

Lebih terperinci

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba 3 Diferensiasi SDP dilakukan berbasis preparat ulas darah total. Darah diulas di preparat kemudian difiksasi dengan metanol selama 2 menit. Preparat ulas darah diwarnai menggunakan pewarna giemsa selama

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Total Leukosit Pada Tikus Putih Leukosit atau disebut dengan sel darah putih merupakan sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dan merespon kekebalan tubuh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking

Lebih terperinci

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5. 50 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Hemoglobin Itik Cihateup Data hasil pengamatan kadar hemoglobin itik cihateup fase grower yang diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) TINJAUAN PUSTAKA Kuda Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) Kuda (Equus caballus) masih satu famili dengan keledai dan zebra, berjalan menggunakan kuku, memiliki sistem pencernaan monogastrik, dan memiliki sistem

Lebih terperinci

HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung

HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung 16 HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung memiliki kelainan hematologi pada tingkat ringan berupa anemia, neutrofilia, eosinofilia,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh manusia secara fisiologis memiliki sistim pertahanan utama untuk melawan radikal bebas, yaitu antioksidan yang berupa enzim dan nonenzim. Antioksidan enzimatik bekerja

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan telur terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica)

3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica) 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica) merupakan salah satu jenis hewan kesayangan yang dimiliki banyak orang. Hewan ini dimasukan dalam ordo karnivora (pemakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rusa Timor (Rusa timorensis) Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan salah satu contoh rusa yang ada di Indonesia yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Hampir

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 3 Waktu : 50 menit Pokok Bahasan : 1. Evaluasi Eritrosit dan Interpretasinya (Lanjutan) Subpokok Bahasan : a. Fase fase proses pembentukan eritrosit.

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH Tujuan pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu memahami istilah plasma, serum, hematokrit 2. Mahasiswa mampu memahami komposisi plasma

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Parasitemia Hasil penelitian menunjukan bahwa semua rute inokulasi baik melalui membran korioalantois maupun kantung alantois dapat menginfeksi semua telur tertunas (TET). Namun terdapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa zat warna lalu dikeringkan. Selanjutnya, DPX mountant diteteskan pada preparat ulas darah tersebut, ditutup dengan cover glass dan didiamkan

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Pedaging Klasifikasi biologis ayam (Gallus gallus) berdasarkan Rasyaf (2003) adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Pedaging Klasifikasi biologis ayam (Gallus gallus) berdasarkan Rasyaf (2003) adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Pedaging Klasifikasi biologis ayam (Gallus gallus) berdasarkan Rasyaf (2003) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordate Kelas : Aves Ordo : Galliformes

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh (Guyton 2008). Kondisi tubuh dan lingkungan yang berubah setiap saat akan mengakibatkan perubahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total Data hasil penghitungan jumlah leukosit total, diferensial leukosit, dan rasio neutrofil/limfosit (N/L) pada empat ekor kerbau lumpur betina yang dihitung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Karakteristik Kucing

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Karakteristik Kucing 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Kucing kampung (Felis domestica) termasuk dalam ordo karnivora (pemakan daging). Fowler (1993) mengklasifikasikan kucing kampung (Felis domestica) sebagai berikut: kingdom

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Darah Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran pencernaan ke jaringan tubuh, membawa kembali produk sisa metabolisme sel ke organ eksternal,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, persentase hematokrit, MCV, MCH dan MCHC ayam broiler dengan perlakuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau bahan kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu.( Fardiaz S, 1992

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu: Plasma

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol 30 PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol Sel somatik merupakan kumpulan sel yang terdiri atas kelompok sel leukosit dan runtuhan sel epitel. Sel somatik dapat ditemukan dalam

Lebih terperinci

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap diferensiasi leukosit mencit (Mus musculus) yang diinfeksi P. berghei, setelah diberi infusa akar tanaman kayu kuning (C. fenestratum) sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Definisi Darah Darah merupakan jaringan cair yang terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Plasma darah adalah bagian cair yang terdiri dari air,

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Peningkatan temperatur tubuh dapat dijadikan indikator terjadinya peradangan di dalam tubuh atau demam. Menurut Kelly (1984), temperatur normal tubuh sapi

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tanaman Kecubung Kecubung termasuk tumbuhan perdu yang tersebar luas di daerah yang beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang tidak begitu

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI FISIOLOGI HEWAN I April 2008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DARAH DAN SIRKULASI Darah Darah dan hemolymph, cairan sirkulasi pada sistem sirkulasi terbuka dan tertutup, adalah cairan kompleks berisi banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gathot Gathot merupakan hasil fermentasi secara alami pada ketela pohon. Ketela pohon tersebut memerlukan suasana lembab untuk ditumbuhi jamur secara alami. Secara umum,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Sel Darah Merah Pemeriksaan darah dilakukan selama tiga puluh hari dari awal kebuntingan, yaitu hari ke-1, 3, 6, 9, 12, 15, dan 30. Pemilihan waktu pemeriksaan dilakukan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Nozawa (1979) menyatakan bahwa sapi Bali ( Bos sondaicus) merupakan sapi lokal

I. TINJAUAN PUSTAKA. Nozawa (1979) menyatakan bahwa sapi Bali ( Bos sondaicus) merupakan sapi lokal I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Nozawa (1979) menyatakan bahwa sapi Bali ( Bos sondaicus) merupakan sapi lokal dengan penampilan reproduksi yang tinggi. Sapi ini merupakan keturunan asli Banteng ( Bibos

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum Berbeda Terhadap Total Protein Darah Ayam KUB Rataan total protein darah ayam kampung unggul Balitbangnak (KUB) pada penelitian ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Konsumsi merupakan jumlah makanan yang dimakan oleh ternak, zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jumlah Leukosit Data perhitungan terhadap jumlah leukosit pada tikus yang diberikan dari perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 6. Rata-rata leukosit pada tikus dari perlakuan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul Pengaruh tingkat energi protein dalam ransum terhadap total protein darah ayam Sentul dapat dilihat pada Tabel 6.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Parasitemia Menurut Ndungu et al. (2005), tingkat parasitemia diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat ringan (mild reaction), tingkat sedang (severe reaction),

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. A. WAKTU BEKU DARAH Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia. Prinsip Darah yang keluar dari pembuluh darah akan berubah sifatnya, ialah dari sifat

Lebih terperinci

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN ABSTRAK

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 2 Februari 2016 ISSN: 2302-3600 IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

IV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit)

IV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit) I. Judul : Struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak II. Hari/tanggal : Sabtu/8 mei 2010 III. Tujuan : Mengamati bentuk dan struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak, serta membandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1. Taksonomi dan Biologi Luak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Luak atau Paradoxurus hemaphroditus yang berada di daerah pulau Jawa menurut Shiroff (2002) memiliki susunan taksonomi sebagai berikut: Kingdom

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat tradisional telah lama digunakan diseluruh dunia dan menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan jumlah ookista dalam feses merupakan salah satu indikator bahwa zat yang diberikan dapat berfungsi sebagai koksidiostat. Rataan jumlah ookista pada feses ayam berdasarkan

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair

Lebih terperinci

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring bertambahnya usia, daya fungsi makhluk hidup akan menurun secara progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada beberapa faktor yang

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

Makalah Sistem Hematologi

Makalah Sistem Hematologi Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui 41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Uji LD-50 Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui kepadatan bakteri yang akan digunakan pada tahap uji in vitro dan uji in vivo. Hasil

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditi unggas yang telah lama berkembang di Indonesia salah satunya ialah puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat sebagai sumber

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke

I PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik adalah golongan unggas air dan itik merupakan hewan homoiterm yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke dalam hewan berdarah panas,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Suhu dan Kelembaban

TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Suhu dan Kelembaban TINJAUAN PUSTAKA Domba Garut Domba garut memiliki sifat profilik atau memiliki anak lebih dari satu dengan jumlah anak perkelahiran ialah 1.97 ekor. Domba garut merupakan domba yang berasal dari persilangan

Lebih terperinci

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik Amaylia Oehadian Sub Bagian Hematologi Onkologi Medik Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Kelainan darah pada lupus Komponen darah Kelainan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembentukan Sel Darah (hemopoiesis) Terdiri dari 3 fase hemopoesis : 1. Fase mesoblastik Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih serupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta mengobati dan mencegah penyakit pada manusia maupun hewan (Koga, 2010). Pada saat ini banyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Felis domestica

TINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Felis domestica 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Kucing termasuk keluarga Felidae, termasuk di dalamnya spesies kucing besar seperti singa, harimau dan macan. Kucing tersebar secara luas di seluruh Eropa, Asia Selatan

Lebih terperinci

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian 2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk memperolehgambaran darah merah anak domba yang dilahirkan oleh induk domba yang disuperovulasi sebelum perkawinan, yaitu jumlahrbc, nilai PCV, dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Respon deferensiasi sel darah perifer mencit terhadap vaksin S. agalactiae yang diradiasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Respon deferensiasi sel darah perifer mencit terhadap vaksin S. agalactiae yang diradiasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Vaksinasi adalah suatu proses membangkitkan kekebalan protektif dengan menggunakan antigen yang relatif tidak berbahaya (Tripp 2004). Vaksinasi merupakan metode yang paling efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen pada umur sekitar 4-5 minggu dengan bobot badan antara 1,2-1,9 kg/ekor yang bertujuan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan segala macam organisme pengganggu atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan

Lebih terperinci

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC) Indek (MCV, MCH, & MCHC) Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan makanan yang memiliki nilai gizi baik akan meningkat.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kerbau

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kerbau TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kerbau Menurut Bhattacharya (1993), semua kerbau domestik diduga berevolusi dari arni (Bubalus arnee) yaitu kerbau liar dari India yang masih dijumpai di hutan-hutan di daerah

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tikus Putih Tikus putih termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Chordata, Klas Mamalia, Ordo Rodentina, Famili Muridae, Subfamily Muroidae, Genus Rattus, Species Rattus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian umum darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar wilayah di Indonesia adalah wilayah dengan dataran rendah yaitu berupa sungai dan rawa yang di dalamnya banyak sekali spesies ikan yang berpotensi tinggi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 26 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 MCV (Mean Corpuscular Volume) Nilai MCV (Mean Corpuscular Volume) menunjukkan volume rata-rata dan ukuran eritrosit. Nilai normal termasuk ke dalam normositik, nilai di bawah

Lebih terperinci

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum Anda pasti sudah sering mendengar istilah plasma dan serum, ketika sedang melakukan tes darah. Kedua cairan mungkin tampak membingungkan, karena mereka sangat mirip dan memiliki penampilan yang sama, yaitu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas

BAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas sistem imun sangat diperlukan sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap ancaman,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MEMAR. vaskularisasijaringanyang terkena tumbukan

PENDAHULUAN MEMAR. vaskularisasijaringanyang terkena tumbukan HISTOPATOLOGI MEMAR PENDAHULUAN MEMAR Memar adalahsuatu keadaan dimana terjadipengumpulan darahdalam jaringan yang terjadi dikarenakan pecahnya pembuluh darahkapiler akibat kekerasan benda tumpul yang

Lebih terperinci