HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
|
|
- Suharto Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jumlah Leukosit Data perhitungan terhadap jumlah leukosit pada tikus yang diberikan dari perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 6. Rata-rata leukosit pada tikus dari perlakuan dapat dilihat pada Gambar 11. Tikus yang diberi yoghurt sinbiotik dengan konsentrasi starter 5% memiliki jumlah leukosit yang paling tinggi, yaitu /mm 3 dan jumlah leukosit paling rendah dimiliki oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan kontrol negatif (-), yaitu 9.600/mm Jumlah Leukosit x103 /mm A B C D E Pemberian Minuman Pada Tikus Gambar 11. Diagram Batang Jumlah Rata-rata Leukosit Hewan Percobaan (x103/mm3) Perhitungan jumlah leukosit dilakukan untuk melihat daya tahan sistem imunitas tubuh hewan percobaan. Peningkatan jumlah leukosit dari batas normal atau 39 FTIP001653/051
2 40 disebut juga leukositosis, sedangkan jumlah leukosit yang berada di bawah batas normal atau penurunan jumlah leukosit disebut juga leukopenia. Sel darah putih (leukosit) merupakan komponen darah yang berperan dalam memerangi infeksi. Jumlah normal dari sel darah putih pada tikus putih adalah sekitar 6,6 12,6 ( 103/mm3) (Mitruka dan Rawnsley, 1981 dikutip Febriyantho dan Wisnubroto, 2009). Setiap individu memiliki jumlah leukosit yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan fisiologis masing-masing individu yang meliputi umur, jenis kelamin, spesies, iklim, dan kondisi lingkungan (Titik, 2008). Pada penelitian yang dilakukan menggunakan tikus jantan dimana umur yang digunakan sekitar 2-3 bulan. Lingkungan ruangan pada temperatur suhu kamar berkisar antara oc, dan kelembapan antara 40%-60%. Peningkatan jumlah leukosit dari batas normal, seperti pada hasil dari hewan percobaan yang diberi perlakuan minuman sinbiotik bonggol pisang batu dengan penambahan starter 4% dan 5%, dapat disebabkan karena terjadi secara fisiologik maupun patologik. Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, dan haid. Leukositosis patologik dapat menunjukan adanya proses infeksi atau radang akut, luka bakar, kanker, leukemia, anemia sel sabit, penyakit parasit, dan stress karena pembedahan ataupun gangguan emosi. Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan oleh obat-obatan, seperi aspirin karena aspirin bersifat irtatif terhadap lambung sehingga meningkatkan resiko luka pada lambung (Kumala, 2010). FTIP001653/052
3 41 Berdasarkan perlakuan minuman sinbiotik yang diberikan, dari data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa hewan percobaan yang diberi perlakuan dengan menambahkan starter 3% adalah hewan percobaan yang memiliki jumlah leukosit terbaik, yaitu sebanyak /mm3. Hal ini dipilih dikarenakan leukositnya mengalami kenaikan paling besar tetapi masih dalam batas jumlah leukosit tikus normal yaitu /mm3. Diikuti oleh hewan percobaan yang diberi dengan perlakuan kontrol (+), kontrol (-), minuman sinbiotik 4%, dan minuman sinbiotik dengan starter 5%. Kontrol positif (+) dianggap lebih baik karena adanya perubahan atau perbedaan dari kontrol negatif (-) dalam batas normal yang menandakan adanya pengaruh dari pemberian yoghurt komersial. Kontrol negatif (-) dianggap cukup baik karena pada diagram batang menunjukan bahwa jumlah rata-rata leukosit masih dalam batas normal. Penambahan starter 4% dan 5% dianggap kurang baik karena adanya perubahan jumlah leukosit melebihi batas normal masing-masing sebesar 1280/mm3 dan 3340/mm3. Perubahan pada konsentrasi 4% tidak terlalu besar dibandingkan dengan penambahan konsentrasi 5%. 5.2 Diferensiasi Leukosit Data perhitungan terhadap diferensiasi leukosit pada hewan percobaan, dapat dilihat pada Lampiran 7. Jenis leukosit yang paling banyak dimiliki oleh hewan percobaan adalah limfosit, yaitu sekitar 40% - 61%, sedangkan yang paling sedikit dimiliki oleh hewan percobaan adalah basofil yaitu 0%. Neutrofil batang atau disebut juga neutrofil pita adalah neutrofil yang belum matang atau belum dewasa, sedangkan FTIP001653/053
4 42 neutrofil bersegmen adalah neutrofil yang sudah dewasa. Diagram rata-rata diferensiasi leukosit dari hewan percobaan dapat dilihat pada Gambar 12. % Jumlah Diferensiasi Leukosit eosinofil basofil neutrofil neutrofil limfosit batang bersegmen kontrol - (minumum putih biasa) kontrol + (probiotik komersial) yoghurt sinbiotik konsentrasi starter 3% yoghurt sinbiotik konsentrasi starter 4% yoghurt sinbiotik konsentrasi starter 5% monosit Gambar 12. Diagram Batang Rata-rata Diferensiasi Leukosit Hewan Percobaan (%) Diferensiasi leukosit menunjukkan jumlah dari jenis-jenis leukosit yang terdiri dari eosinofil, basofil, neutrofil, limfosit dan monosit. Menurut Mitruka dan Rawnsley (1981) dikutip Febriyantho dan Wisnubroto (2009), jumlah sel eosinofil pada tikus normal adalah 0,03 0,08 ( 103/mm3) atau 0,0-1,96%. Jumlah sel basofil pada tikus normal adalah sekitar 0,00 0,03 ( 103/mm3) atau 0,00 0,60%. Jumlah sel neutrofil pada tikus normal 1,77 3,38 ( 103/mm3) atau 4,40 4,92%. Jumlah limfosit pada tikus normal adalah sekitar 4,78 9,12 ( 103/mm3) atau 50,2 84,5%, dan jumlah sel monosit pada tikus normal adalah 0,01 0,04 ( 103/mm3) atau 0,00 1,81%. FTIP001653/054
5 43 Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah limfosit yang paling banyak dimiliki oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan yoghurt sinbiotik dengan konsentrasi starter 4% yaitu 61 %, diikuti oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan minuman yoghurt sinbiotik dengan konsentrasi starter 3%, minuman probiotik komersial (kontrol positif), dan air putih biasa (kontrol negatif), sedangkan hewan percobaan yang diberi perlakuan minuman dengan starter 5% memiliki jumlah limfosit yang paling kecil, yaitu 40%. Peningkatan limfosit dalam batas normal berpengaruh pada meningkatnya tingkat imunitas, dimana menurut Surono (2004) penghancuran patogen membutuhkan peran Limfosit T sebagai imunitas yang diperantarai oleh sel. Jenis leukosit yang paling sedikit dimiliki oleh hewan percobaan adalah basofil yaitu 0% hal ini menunjukan tidak adanya respon alergi karena ada pada batas normal yaitu berkisar 0% - 0,60%. Pada jenis neutrofil bersegmen, jumlah yang dimiliki oleh hewan percobaan adalah sekitar 18% - 27%. Jumlah ini melebihi batas normal neutrofil pada tikus normal. Peningkatan neutrofil atau neutrofilia dapat terjadi sesaat sesudah stres, latihan berat (Jain, 1986 dikutip Febriyantho dan Wisnubroto, 2009) serta disebabkan infeksi bakteri (Faris, 2010). Peningkatan neutrofil yang paling tinggi dialami oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan minuman sinbiotik dengan penambahan starter 5%. Pada jenis leukosit monosit, jumlah yang dimiliki hewan percobaan sekitar 9% - 23%. Jumlah ini melebihi batas normal monosit pada tikus normal. Peningkatan monosit yang paling tinggi dialami oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan minuman probiotik komersial (kontrol positif). Peningkatan monosit dapat terjadi FTIP001653/055
6 44 karena leukemia monositik, dan infeksi bakteri (Mitruka dan Rawnsley, 1981 dikutip Febriyantho dan Wisnubroto, 2009). Pada jenis leukosit eosinofil, jumlah yang dimiliki hewan percobaan sekitar 2% - 3%. Jumlah ini melebihi batas normal eosinofil pada tikus normal. Eosinofilia atau kelebihan eosinofil disebabkan oleh alergi, hipersensitivitas terhadap obat, infeksi parasit, infeksi virus, keganasan, dan kelainan kulit (Faris, 2010). Peningkatan eosinofil yang paling tinggi dialami oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan minuman air putih biasa (kontrol negatif). Kelebihan jumlah eosinofil ini tidak terlalu banyak dari batas normal berkisar antara 2% - 3%. Pada Gambar 12 terlihat bahwa hewan percobaan yang diberi perlakuan minuman sinbiotik dengan starter 5% memiliki jumlah limfosit yang paling rendah, jumlah neutrofil yang terlalu tinggi, serta jumlah monosit dan eosinofil yang diatas normal. Hal ini yang menyebabkan jumlah leukosit dari hewan percobaan yang diberi perlakuan minuman yoghurt sinbiotik dengan starter 5% melebihi batas normal. Peningkatan jumlah leukosit dari batas normal dapat disebabkan karena adanya infeksi bakteri dan stres yang berlebih. Infeksi bakteri dari tikus diduga dari keadaan suhu ruangan yang tidak stabil berkisar o C memungkinkan terjadinya perkembangan dengan pesat bakteri dari kotoran tikus pada kandang. Stres berlebih terjadi diduga rasa asam pada produk yang diberi, dimana semakin besar konsentrasi dari strater diberikan pada produk rasa asam akan meningkat, yang berpengaruh pada meningkatnya stres tikus percobaan. Hasil uji organoleptik pada yoghurt konsentrasi FTIP001653/056
7 45 starter 5% lebih asam dibandingkan dengan 4% dan konsentrasi 4% lebih asam dibandingkan dengan 3% (Emininta, 2011). Pada minuman yoghurt sinbiotik dengan konsentrasi 3%, jumlah limfosit yang dimiliki adalah 54%. Jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi kedua, walaupun masih berada di bawah batas normal, jumlah neutrofil yang dimiliki oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan minuman probiotik paling rendah. Jumlah monosit dan eosinofil yang dimiliki hewan percobaan tersebut berada diatas batas normal. Dengan melihat hasil diferensiasi leukosit tersebut, jumlah leukosit yang dimiliki hewan percobaan ini masih berada dalam batas normal, yaitu /mm3. Pada yoghurt sinbiotik dengan penambahan starter 4%, jumlah limfosit yang dimiliki adalah 61%. Jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi dibandingkan dengan hewan percobaan lain, hal ini dinilai baik karena jumlah dari limfosit tersebut masih berada dibatas normal, dan cukup untuk membangun sistem imun yang kuat. Jumlah neutrofil yang dimiliki oleh hewan percobaan yang diberi perlakuan yoghurt sinbiotik dengan starter 4% yaitu terendah kedua dari kenaikan batas normal, hal ini juga dinilai cukup baik. Jumlah monosit dan eosinofil yang dimiliki hewan percobaan tersebut berada diatas batas normal, bahkan untuk jumlah monosit, hewan percobaan yang diberi perlakuan yohurt sinbiotik dengan starter 4% memiliki jumlah yang cukup tinggi dari batas normal yaitu 14%. Pada kontrol (-), jumlah leukosit yang dimiliki hewan percobaan memiliki jumlah yang paling rendah, hal ini karena jumlah monosit yang dimilikinya paling rendah walaupun di atas batas normal. Tetapi, jumlah dari neutrofil dan eosinofil FTIP001653/057
8 46 yang dimilikinya cukup tinggi dari batas normal, sedangkan limfosit yang dimiliki hewan percobaan tersebut berada di bawah batas normal. Gambar dari jenis-jenis leukosit dapat dilihat pada Gambar 13. (1) (2) (3) (4) Gambar 13. Jenis-jenis Leukosit : (1) Monosit, (2) Limfosit, (3) Neutrofil, dan (4) Eosinofil (Dokumentasi Pribadi, 2011) Gambar-gambar tersebut merupakan gambar yang diambil menggunakan kamera digital langsung dari lensa okuler mikroskop. Adanya perbedaan warna gambar-gambar tersebut diambil dari beberapa slide yang berbeda dengan perbedaan intensitas warna, konsentrasi pewarna dan lamanya paparan zat pewarna. 5.3 Total Bakteri Asam Laktat Pada Feses Perhitungan total bakteri asam laktat pada feses hewan percobaan dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri asam laktat yang masih hidup di dalam saluran percernaan. Menurut Winarno, et.al (2003), jumlah bakteri yang hidup pada feses FTIP001653/058
9 47 sama dengan jumlah bakteri yang hidup pada usus besar. Bahan baku yoghurt sinbiotik yang digunakan pada konsentrasi 3%, 4%, dan 5% mengandung jumlah bakteri asam laktat masing-masing 2,4 x 107 cfu/g, 3,6 x 107 cfu/g, dan 4,8 x 107 cfu/g. Data perhitungan jumlah bakteri asam lakat pada feses dapat dilihat pada Lampiran 8. Hasil perhitungan total bakteri asam laktat diperoleh rata-rata 0,3 x 106 cfu/g feses untuk perlakuan kontrol negatif (-), dan 0,7 x 106 cfu/g feses untuk perlakuan kontrol positif (+). Pada perlakuan yoghurt sinbiotik diperoleh rata-rata 2,3 x 106 cfu/g feses untuk penambahan starter 3%, 2,4 x 106 cfu/g feses untuk penambahan pada Gambar 14 x 106 cfu/g feses 3 Jumlah Total Bakteri Asam Laktat starter 4%, dan 2,7 x 106 cfu/g feses untuk penambahan starter 5% seperti terlihat A B C D E Pemberian Minuman Gambar 14. Diagram Batang Rata-rata Total Bakteri Asam Laktat Hewan Percobaan (cfu/g feses) FTIP001653/059
10 48 Pada Gambar 14 dapat dilihat, bahwa jumlah total bakteri asam laktat dari feses hewan percobaan yang diberi perlakuan yoghurt sinbiotik bonggol pisang memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan kontrol negatif (-) dan kontrol positif (+). Hal ini menunjukkan bahwa bakteri probiotik yang terdapat dalam minuman sinbiotik bonggol pisang batu meningkat efektivitasnya sehingga mampu menjaga sistem imunitas di dalam tubuh tetap baik. Bakteri asam laktat didefinisikan sebagai kelompok bakteri yang membentuk asam laktat, baik sebagai satu-satunya produk maupun sebagai produk utama pada metabolisme karbohidrat. Beberapa ciri yang dimiliki oleh bakteri asam laktat adalah termasuk dalam gram positif, tidak membentuk spora, berbentuk bulat atau batang, dan pada umumnya tidak memiliki enzim katalase (Zaenuri, 2009). Menurut Surono (2004), di dalam lambung terdapat Lactobacillus sebanyak cfu/g atau per ml, dan bakteri probiotik sebanyak cfu/g atau per ml. Bakteri yang dapat hidup di dalam lambung hanyalah bakteri-bakteri yang tahan asam, karena dalam rongga lambung yang kosong, memiliki ph 3,0 sampai 3,5 (Winarno, et.al, 2003). Di dalam usus halus Lactobacillus yang hidup sebanyak cfu/g atau per ml, dan sebanyak cfu/g atau per ml (Surono, 2004). Menurut Drasar dan Hill, (1974) dikutip Suryadjaja (2005) dilaporkan bahwa di usus halus mengandung Lactobacillus cfu/g atau per ml dan di dalam kolon atau usus besar terdapat Lactobacillus yang hidup sebanyak cfu/g. Selanjutnya menurut Surono (2004), bakteri probiotik yang hidup didalam usus besar sebanyak cfu/g atau per ml. Kisaran jumlah total bakteri asam laktat tersebut FTIP001653/060
11 49 menunjukkan bahwa bakteri probiotik mampu bertahan hidup di dalam saluran pencernaan. Hal tersebut diperkuat dari data perhitungan statistik pada perlakuan dengan dengan uji F, dimana perlakuan menunjukkan F hitung > F tabel 5% dan 1%, hasil analisis data stastik dapat dilihat pada Lampiran 9. Hal ini berarti bonggol pisang batu dalam yoghurt berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bakteri asam laktat. Data hasil uji F dilanjutkan dengan uji Duncan, dimana hasil pada uji Duncan pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Bakteri Asam Laktat Perlakuan A (Kontrol -) B (Kontrol +) C (3%) D (4%) E (5%) Rata-Rata Perlakuan (cfu/g feses) 3,5 x 105 6,6 x 105 2,3 x 106 2,4 x 106 2,7 x 106 Hasil Uji a a b b b Keterangan : Nilai rata-rata yang diwakili huruf menggunakan uji Duncan Perlakuan signifikan pada taraf nyata 5% Pada uji tersebut menunjukan bahwa pada kontrol negatif (-) dan kontrol postif (+) tidak berbeda nyata pengaruhnya terhadap jumlah bakteri asam laktat yoghurt sinbiotik, tetapi berpengaruh nyata lebih kecil dengan perlakuan penambahan starter 3%, 4%, dan 5%. Konsentrasi yoghurt 5% menghasilkan jumlah bakteri asam laktat tertinggi, tetapi tidak berbeda nyata dengan penambahan konsentrasi 3% dan 4%. Pengaruh nyata antara kontrol postif dan negatif dengan yoghurt sinbiotik menunjukkan adanya pengaruh bonggol pisang batu sebagai peran prebiotik dalam FTIP001653/061
12 50 meningkatkan aktivitas bakteri asam laktat pada yoghurt. Meningkatnya aktivitas bakteri ditandai dengan jumlah bakteri asam laktat pada feses yang lebih besar yang menunjukkan bakteri asam laktat lebih dapat bertahan hidup saat melewati usus. Penambahan konsentrasi 3%, 4%, dan 5% tidak berpangaruh nyata hal ini disebabkan karena range starter yang tidak jauh sehingga berpengaruh terhadap laju pertumbuhan bakteri asam laktat pada yoghurt yang tidak berbeda nyata. FTIP001653/062
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoghurt adalah poduk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Strepcoccus thermophilus, dengan atau tanpa
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2011 dan percobaan utama yaitu in vivo telah dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Total Leukosit Pada Tikus Putih Leukosit atau disebut dengan sel darah putih merupakan sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dan merespon kekebalan tubuh
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
III. KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pikiran Pangan fungsional mendapat nilai tertinggi kedua berdasarkan hasil penilaian konsumen terhadap pangan berdasarkan kepentingannya (Astawan, 2010),
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR SINGKATAN... xv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kerbau lumpur betina, diperoleh jumlah rataan dan simpangan baku dari total leukosit, masing-masing jenis leukosit, serta rasio neutrofil/limfosit
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan selama 40 hari massa pemeliharaan terhadap benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) diketahui rata-rata tingkat kelangsungan
Lebih terperinciBAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI
1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah LeukositTotal Leukosit merupakan unit darah yang aktif dari sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan agen-agen patogen, zat racun, dan menyingkirkan sel-sel rusak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogurt merupakan produk semi solid yang dibuat dari susu standarisasi dengan penambahan aktivitas simbiosis bakteri asam laktat (BAL), yaitu Streptococcous thermophilus
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
10 kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa zat warna lalu dikeringkan. Selanjutnya, DPX mountant diteteskan pada preparat ulas darah tersebut, ditutup dengan cover glass dan didiamkan
Lebih terperinci3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)
3. HASIL PENELITIAN 3.1. Acar Kubis Putih (Brassica oleracea) Bahan utama yang digunakan sebagai substrat untuk proses fermentasi acar ini adalah kubis putih yang berasal dari daerah Getasan, Kopeng (Gambar
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, A.F. 2009. Gambaran Darah Mencit (Mus musculusalbinus) pada Proses Persembuhan Luka yang Diberi Salep Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Air Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.). Skripsi.
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
vii DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciMENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS
MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdapat dalam susu. Susunan nilai gizi yang sempurna ini
Lebih terperinciPEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol
30 PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol Sel somatik merupakan kumpulan sel yang terdiri atas kelompok sel leukosit dan runtuhan sel epitel. Sel somatik dapat ditemukan dalam
Lebih terperinciHEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung
16 HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung memiliki kelainan hematologi pada tingkat ringan berupa anemia, neutrofilia, eosinofilia,
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi oleh mikroorganisme. Yoghurt telah dikenal selama ribuan tahun dan menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun
Lebih terperinciTabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba
3 Diferensiasi SDP dilakukan berbasis preparat ulas darah total. Darah diulas di preparat kemudian difiksasi dengan metanol selama 2 menit. Preparat ulas darah diwarnai menggunakan pewarna giemsa selama
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Hematokrit Ikan Hematokrit adalah persentase sel darah merah dalam darah, bila kadar hematokrit 40% berarti dalam darah tersebut terdiri dari 40% sel darah merah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan minuman terhadap kesehatan, sehingga memicu berkembangnya produk-produk pangan yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. protektif bagi sistem pencernaan, probiotik juga diketahui memiliki banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat meningkatkan kesehatan tubuh dan saluran pencernaan (FAO/WHO,
Lebih terperincimerupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat lokal seperti umbi-umbian dan kacang-kacangan. Penggunaan bahan baku yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk pangan siap santap berupa makanan cair atau berupa bubur instan merupakan salah satu produk pangan yang cukup digemari oleh masyarakat sekarang. Saat ini produk
Lebih terperinciMenurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi merupakan salah satu penentu kualitas kesehatan manusia. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi buruk pada tahun 2007
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.
50 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Hemoglobin Itik Cihateup Data hasil pengamatan kadar hemoglobin itik cihateup fase grower yang diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam famili Brassicaceae, tumbuh di daerah yang berhawa sejuk, yaitu pada ketinggian 800-2000 m di atas permukaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator dibanding respons imun yang didapat. Inflamasi dapat diartikan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Parasitemia Hasil penelitian menunjukan bahwa semua rute inokulasi baik melalui membran korioalantois maupun kantung alantois dapat menginfeksi semua telur tertunas (TET). Namun terdapat
Lebih terperincitumbuhan (nabati). Ayam broiler merupakan salah satu produk pangan sumber
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat, kebutuhan produk pangan sumber protein terus meningkat. Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Salah satu fungsi darah adalah sebagai media transport didalam tubuh, volume darah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Darah merupakan organ khusus yang berbentuk cair yang berbeda dengan organ lain. Salah satu fungsi darah adalah sebagai media transport didalam tubuh, volume darah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh manusia secara fisiologis memiliki sistim pertahanan utama untuk melawan radikal bebas, yaitu antioksidan yang berupa enzim dan nonenzim. Antioksidan enzimatik bekerja
Lebih terperinciDarah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit
Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Sintasan Sintasan pada penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yakni setelah 30 hari perlakuan sinbiotik dan setelah uji tantang dengan IMNV selama 12 hari. Nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Salah satu produk pangan fungsional yang berkembang saat ini dan baik untuk kesehatan usus adalah produk sinbiotik. Produk sinbiotik merupakan produk yang memiliki
Lebih terperinciBila sumsum tulang muzik merespon keradangan atau jangkitan, sebahagian besar sel leukosit PMN.
Leukositosis Leukositosis, ditakrifkan sebagai jumlah sel darah putih lebih besar dari 11.000 pada MM3 (11 X 109 pada L), sering dijumpai dalam proses ujian makmal rutin. Sebuah jumlah sel darah putih
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan hasil penelitian pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam air minum terhadap konsumsi air minum dan ransum dan rataan pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam
Lebih terperinciYoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang
AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serta mengkonsumsi produk pangan yang baik untuk pencernaan. Probiotik berkembang makin pesat sejalan dengan makin banyaknya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, kebutuhan dan keinginan manusia yang semakin meningkat berpengaruh pada perubahan gaya hidup khususnya pola makan seharihari. Pola makan yang
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tepung Bonggol Pisang Bonggol pisang merupakan salah satu bahan pangan yang berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan pangan terutama sumber karbohidrat.
Lebih terperinci5.1 Total Bakteri Probiotik
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Total Bakteri Probiotik Berdasarkan hasil pengamatan (Lampiran 3) menunjukkan bahwa perlakuan penambahan bakteri L. acidophilus pada perbandingan tepung bonggol pisang batu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu awal hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total Data hasil penghitungan jumlah leukosit total, diferensial leukosit, dan rasio neutrofil/limfosit (N/L) pada empat ekor kerbau lumpur betina yang dihitung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Yogurt merupakan salah satu produk susu yang terkoagulasi yang diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia, terdapat banyak pelajaran yang dapat diambil dari segala ciptaannya. Sekecilkecilnya makhluk ciptaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Kita mengenal tempe, oncom, kecap, tahu, yang dibuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogurt adalah pangan fungsional yang menarik minat banyak masyarakat untuk mengkonsumsi dan mengembangkannya. Yogurt yang saat ini banyak dikembangkan berbahan dasar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh (Guyton 2008). Kondisi tubuh dan lingkungan yang berubah setiap saat akan mengakibatkan perubahan
Lebih terperinciGambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) Ikan Lele Dumbo Pada penelitian ini dihitung jumlah sel darah putih ikan lele dumbo untuk mengetahui pengaruh vitamin dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak
BABI PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu jenis makanan atau mmuman fungsional yang banyak dikembangkan akhir-akhir ini adalah produk probiotik. Makanan atau minuman probiotik merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing (mamae) yang berasal dari pemerahan pada mamalia dan mengandung lemak, protein, laktosa, serta berbagai jenis vitamin (Susilorini,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di zaman modern sekarang ini banyak hal yang memang dibuat untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya, termasuk makanan instan yang siap saji. Kemudahan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, berbagai vitamin, dan mineral (Widodo,
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:
LAPORAN AKHIR PKM-P Formulasi dan Daya Terima Susu Fermentasi yang Ditambahkan Ganyong (Canna edulis. Kerr) sebagai Minuman Sinbiotik Serta Daya Hambatnya Terhadap Pertumbuhan E.coli. Oleh: Babang Yusup
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Formula Sinbiotik Terpilih Aktivitas antimikroba formula yogurt sinbiotik dilakukan dengan metode kontak dimana kombinasi formula yogurt sinbiotik yang dibuat
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup dari setiap perlakuan memberikan hasil yang berbeda-beda. Tingkat kelangsungan hidup yang paling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masamo (Clarias gariepinus >< C. macrocephalus) merupakan lele varian baru.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele merupakan salah satu jenis ikan unggulan budidaya ikan air tawar. Lele masamo (Clarias gariepinus >< C. macrocephalus) merupakan lele varian baru. Lele masamo diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing, secara otomatis tubuh akan memberi tanggapan berupa respon imun. Respon imun dibagi menjadi imunitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau setengah cair dengan kandungan air tinja lebih dari 200ml perhari atau buang air besar (defekasi)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Yogurt mempunyai rasa yang unik yaitu mempunyai rasa asam dan memiliki
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis putih merupakan bahan pangan yang banyak ditemukan di Indonesia dan sudah tidak asing bagi masyarakat. Kubis putih dapat hidup pada dataran tinggi salah satunya
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang bersifat komplek dan kronis. Terjadinya infeksi atau inflamasi pada penderita DM merupakan penyebab
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik adalah golongan unggas air dan itik merupakan hewan homoiterm yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke dalam hewan berdarah panas,
Lebih terperincibengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter
1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan merupakan keragaman hayati yang selalu ada di sekitar kita, baik yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman dahulu, tumbuhan sudah
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Materi Penelitian Bahan yang akan digunakan meliputi ikan plati, kultur mikroorganisme yang diisolasi dari asinan sawi, Paramaecium sp.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan gaya hidup dan gaya hidup negatif dapat menyebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan gaya hidup negatif dapat menyebabkan peningkatan kejadian penyakit kronis yang merupakan penyebab utama kematian (36 juta pertahun) dan masalah
Lebih terperinci: Vibrio vulnificus. Klasifikasi
Vibrio vulnificus Vibrio vulnificus merupakan bakteri yang relatif baru dalam identifikasinya sebagai bakteri yang patogen bagi manusia. Bakteri ini ditemukan sebagai patogen di tiram pada tahun1976 dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PENGESAHAN.. RIWAYAT HIDUP.. i ABSTRAK... ii ABSTRACT.. iii UCAPAN TERIMAKASIH. iv DAFTAR ISI....... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia yang fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hewan yang baru lahir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas sistem imun sangat diperlukan sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap ancaman,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hemoglobin. Hemoglobin Burung Merpati Jantan dan Betina sebelum dan sesudah Dilatih Terbang
HASIL DAN PEMBAHASAN Hemoglobin Hemoglobin Burung Merpati Jantan dan Betina sebelum dan sesudah Dilatih Terbang Hemoglobin burung merpati jantan dan betina sebelum dan sesudah dilatih terbang selama penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Hasil penelitian Setiawan (2006),
Lebih terperinciSistem Pencernaan Manusia
Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses
Lebih terperinciTabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pemeliharaan Ikan Maskoki (Carassius auratus) Pengambilan sampel ikan maskoki dilakukan di tiga tempat berbeda di daerah bogor, yaitu Pasar Anyar Bogor Tengah, Batu Tulis Bogor
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Neutrofil pada Mencit Jantan Berdasarkan Tabel 2, rata-rata persentase neutrofil ketiga perlakuan infusa A. annua L. dari hari ke-2 sampai hari ke-8 setelah infeksi cenderung lebih
Lebih terperinciPengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor
TUGAS AKHIR Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor ( The Influence of Temperature and ph to Make Ginger Yoghurt with Lactobacillus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan efek menyehatkan bagi inangnya dengan cara memperbaiki komposisi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk yang dapat memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan mendorong pengembangan probiotik. Probiotik adalah mikroorganisme
Lebih terperinciLAMPIRAN. : Penghilangan dengan jalan pembedahan jaringan atau organ. : Suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel yang
LAMPIRAN Ablasi : Penghilangan dengan jalan pembedahan jaringan atau organ tubuh Adenoid : Suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel yang melindungi anak-anak dari serangan penyakit, mempunyai fungsi
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. dapat dimanfaatkan salah satunya limbah ampas tahu.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemanfaatan limbah di era globalisasi seperti sekarang ini kurang mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. Kurangnya kesadaran masyarakat
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Deskripsi data merupakan pemaparan dan penggambaran data yang dihasilkan selama proses penelitian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan
Lebih terperinciUJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI
UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang berkembang pesat. Pada 2013 populasi broiler di Indonesia mencapai 1.255.288.000 ekor (BPS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan khususnya untuk bahan obat-obatan (Susi et al., 2009). Sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki posisi sangat penting dan strategis dari sisi kekayaan dan keanekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya (Walujo, 2011). Kekayaan dan keanekaragamannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan telur terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup seseorang, mengingat fungsi gigi dan mulut yang sangat berpengaruh dalam fungsi pencernaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo ( Clarias gariepenus ) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari Afrika dan pertama kali diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1986.
Lebih terperinci