TINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Felis domestica

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Felis domestica"

Transkripsi

1 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Kucing termasuk keluarga Felidae, termasuk di dalamnya spesies kucing besar seperti singa, harimau dan macan. Kucing tersebar secara luas di seluruh Eropa, Asia Selatan dan Tengah, dan Afrika (RED 2003). Saat ini, kucing merupakan salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia (Suwed & Budiana 2006). Klasifikasi biologi kucing kampung (Felis domestica) berdasarkan Fowler (1993) adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Subfilum Kelas Ordo Subordo Famili Subfamili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Vertebrata : Mamalia : Carnivora : Conoidea : Felidae : Felinae : Felis : Felis domestica Kucing telah mengalami domestikasi dan hidup dalam simbiosis mutualistik dengan manusia. Domestikasi pertama yang dilakukan manusia terjadi pada tahun 4000 SM di Mesir, ketika kucing dimanfaatkan sebagai hewan penjaga. Namun demikian, hubungan manusia dengan kucing sudah dimulai dari 8000 SM ketika manusia masih hidup nomaden (Susanty 2005).

2 4 Gambar 1 Felis domestica. Sumber: Bohdal (2006) Kucing domestik atau yang biasa disebut dengan kucing kampung merupakan kucing hasil evolusi kucing liar yang beradaptasi dengan lingkungan, dekat dengan manusia sepanjang ribuan tahun usia kehidupan. Proses adaptasi ini menghasilkan jenis kucing yang berbeda di berbagai wilayah (Sulaiman 2010). Karakteristik Kucing Perkembangan evolusi keluarga kucing terbagi dalam tiga kelompok, yaitu Panthera, Acinonyx, dan Felis. Felis adalah sejenis kucing kecil, salah satunya Felis sylvestris yang kemudian berkembang menjadi kucing modern (Suwed & Budiana 2006). Selain itu terbentuk juga ras kucing yang terjadi akibat mutasi gen secara alami ataupun perkawinan silang. Ras kucing dapat dibedakan berdasarkan kondisi rambut, yaitu kucing short hair, semi-long hair, variasi semi-long hair, long hair, dan kucing tidak berambut seperti kucing Sphinx (Susanty 2005). Seekor kucing berbulu pendek biasanya mempunyai panjang sekitar 76 cm. Beratnya sangat bervariasi antara kg. Kucing ini anggun dengan badan yang kokoh (Gambar 1), wajah yang membulat dengan moncong lebar, telinga tegak, dan kumis yang baik (RED 2003). Secara umum kucing memiliki ciri-ciri bertubuh kecil, daun telinga berbentuk segitiga dan tegak, dan memiliki gigi taring yang sangat jelas karena kucing merupakan karnivora sejati. Gigi premolar dan molar pertama membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif untuk merobek daging (Done et al. 2009).

3 5 Berbeda dengan anjing dan beruang, kucing merupakan karnivora sejati. Kucing tidak makan apapun yang mengandung tumbuhan, sedangkan anjing dan beruang kadang mengkonsumsi buah dan madu (Turner & Bateson 2000). Kucing memiliki indera penciuman yang tajam karena dilengkapi dengan alat khusus yaitu organ vomeronasal atau organ jacobson yang membantunya mendeteksi bau (Meadows & Flint 2006). Selain dilengkapi dengan indera penciuman yang tajam, kucing juga sensitif pada bunyi berfrekuensi tinggi yaitu 60 khz sehingga dapat mendengar pekikan ultrasonik bangsa rodensia (RED 2003). Indera penglihatan kucing dilengkapi dengan tapetum lucidum sehingga kucing tetap dapat melihat dalam kondisi lingkungan gelap (Turner & Bateson 2000). Selain itu kucing dapat menggunakan kumisnya untuk menentukan arah dan dapat mendeteksi perubahan angin yang amat kecil (Meadows & Flint 2006). Kucing domestik dalam kehidupannya sangat bergantung pada keahliannya dalam memburu mangsa. Oleh karena itulah kucing domestik memiliki struktur tulang yang ramping dengan ukuran panjang dan lebar tubuh yang seimbang dan proporsional, dan juga ditunjang oleh tulang yang kuat sehingga membuat gerakannya semakin lincah dan mampu berlari kencang (Suwed & Budiana 2006). Kucing dikenal sebagai hewan penyendiri. Kucing jarang sekali membentuk koloni dalam menjalankan kehidupannya. Setiap kucing memiliki daerah tersendiri. Kucing jantan yang dianggap memiliki kemampuan kawin tinggi akan memiliki daerah kekuasaan terbesar, sedangkan jantan steril memiliki daerah paling kecil. Namun demikian tetap terdapat daerah netral, dimana kucingkucing dapat saling bertemu tanpa adanya konflik teritorial (Turner & Bateson 2000). Masa kebuntingan kucing sekitar 63 hari, dengan kondisi anak yang dilahirkan belum mampu berjalan dan kelopak mata masih tertutup. Mata mereka baru terbuka pada 8-10 hari kemudian. Anak kucing sangat bergantung pada induknya selama 6-7 minggu di awal kehidupannya, dan akhirnya dapat hidup mandiri pada umur bulan (RED 2003).

4 6 Perilaku kucing yang sangat mencolok adalah seringnya merawat diri (grooming) dengan cara menjilat bulu mereka sendiri. Kucing termasuk hewan yang bersih. Saliva kucing merupakan agen pembersih yang kuat. Akan tetapi, akibat perilaku ini, dapat menimbulkan hairball atau gumpalan rambut yang bisa menyebabkan gangguan yang bersifat patologis (Turner & Bateson 2000). Darah Darah merupakan cairan tubuh yang beredar dalam sistem pembuluh darah yang tertutup, tersusun atas cairan ekstraseluler (cairan plasma) dan cairan intraseluler (cairan dalam sel darah) (Vander et al. 2001). Marieb (1988) menyatakan bahwa sel darah dibentuk oleh tiga elemen, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Volume darah kucing berkisar antara % berat badan. Faktor-faktor yang mempengaruhi volume darah meliputi umur, status kesehatan, makanan, ukuran tubuh, derajat aktivitas dan lingkungan (Mitruka & Rawnsley 1977). Darah bersirkulasi di dalam sistem vaskuler dan melaksanakan fungsinya sebagai sistem transportasi nutrisi, oksigen, sisa-sisa metabolisme, dan hormon. Darah berperan sebagai alat pertahanan tubuh terhadap benda-benda asing yang bersifat patogen, seperti bakteri atau virus. Selain itu,darah berfungsi pula dalam menjaga hemostasis pada proses pembekuan darah dan persembuhan luka (Guyton 1997). Gambaran darah kucing kampung normal dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Gambaran normal darah kucing Parameter Jain (1993) Nilai rata-rata Wassmuth et al. (Jain 1993) (2011) Eritrosit (x 10 6 /µl) Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%) MCV (fl) MCH (pg) MCHC (%) Leukosit (x10 3 /µl) Neutrofil (x10 3 /µl) Limfosit (x10 3 /µl) Monosit (/µl) Eosinofil (/µl) Basofil (/µl)

5 7 Leukopoiesis Leukopoiesis merupakan pembentukan leukosit atau sel darah putih. Selsel darah ini dibentuk dari sel stem hemopoietik pluripotensial yang berasal dari sumsum tulang. Sel stem hemopoietik pluripotensial akan berdifereniasi menjadi berbagai tipe sel stem committed, dimana sel-sel committed ini akan membentuk eritrosit dan cell lineages utama leukosit, yaitu mielositik yang dimulai dari mieloblas dan limfositik yang dimulai dari limfoblas (Shier et al. 2002). Hormon yang mengatur dan merangsang pembentukan eritrosit dan leukosit disebut Colony Stimulating Factor (CSF). Proses pembentukan sel granulosit dipengaruhi oleh interleukin-3 (IL-3) dan Granulocyte Colony Stimulating Factor (G-CSF), sedangkan pembentukan monosit dipengaruhi oleh Granulocyte Monocyte Colony Stimulating Factor (GM-CSF) (Guyton 1997). Gambar 2 Pembentukan leukosit. Sumber: Vander et al. (2001) Mieloblas kemudian berkembang menjadi promielosit, lalu mielosit, dimana mielosit ini masing-masing akan berdiferensiasi menjadi mielosit neutrofil, mielosit eosinosil, dan mielosit basofil. Mielosit kemudian berkembang lagi menjadi metamielosit, sel muda dan kemudian sel dewasa. Tahap perkembangan monosit adalah monoblas, promonosit, monosit, dan selanjutnya akan menjadi makrofag di dalam jaringan (Ganong 1996).

6 8 Limfosit berasal dari sel stem dalam folikel limfatik pada nodus limfe, limpa, timus, kemudian berkembang menjadi limfoblas, prolimfosit, hingga tahap limfosit. Faktor yang merangsang produksi, diferensiasi, dan multiplikasi sel progenitor limfoid sangat kompleks, diantaranya adalah pengaruh microenvironmental seperti, interleukin, dan antigen (Vander et al. 2001). Leukosit (Sel Darah Putih) Leukosit dibentuk di sumsum tulang dan sebagian lagi dibentuk di jaringan limfe. Leukosit merupakan sel yang berperan dalam respon kekebalan tubuh, dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh seperti virus atau bakteri (Guyton 1997). Leukosit mampu keluar dari pembuluh darah pada saat menjalankan fungsinya untuk menuju ke jaringan yang membutuhkan (Dellmann & Brown 1989; Ganong 1996). Leukosit dibagi dalam dua kelompok besar yaitu leukosit granulosit dan leukosit agranulosit. Jenis leukosit granulosit memiliki granula khas yang terdapat di dalam sitoplasmanya. Termasuk ke dalam jenis ini adalah neutrofil, eosinofil dan basofil. Leukosit agranulosit terdiri dari limfosit dan monosit, dimana jenis sel ini tidak memiliki granula dalam sitoplasmanya (Ganong 1996). Jumlah leukosit total jauh di bawah jumlah eritrosit, dan jumlah dari masing-masing jenisnya bervariasi tergantung dari spesies hewan. Fluktuasi jumlah leukosit total pada tiap individu cukup besar dan dipengaruhi oleh kondisi tertentu misalnya stres, aktivitas fisiologis, gizi dan umur (Dellmann & Brown 1989). Respons leukosit merefleksikan adanya suatu proses fisiologis atau adanya penyakit di dalam sistem/organ lain. Manifestasi respons lekosit berupa peningkatan atau penurunan pada satu atau lebih jenis lekosit di dalam sirkulasi darah (Stockham & Scott 2008). Menurut Meyer & Harvey (2004), suatu keadaan dimana jumlah leukosit total di dalam sirkulasi darah meningkat melebihi batas atas normal untuk spesies tersebut disebut sebagai leukositosis. Leukositosis bisa bersifat fisiologis ataupun patologis. Leukositosis yang dihasilkan oleh adanya suatu aktifitas yang bersifat psikologis dan/atau fisik disebut sebagai leukositosis fisiologis. Keadaan ini

7 9 sering terjadi pada kondisi stres (akut) fisik, emosi atau penyakit, dan biasanya bersifat temporer (Jain 1993). Menurut Stockham & Scott (2008), leukositosis yang bersifat patologis muncul sebagai respons terhadap adanya penyakit akibat meningkatnya neutrofil yang bersirkulasi (relatif, absolut, atau keduanya), bisa dengan atau tanpa left shift. Peningkatan jumlah leukosit total lebih nyata terutama pada infeksi yang bersifat lokal oleh bakteri piogenik (misalnya piometra, abses). Leukopenia merupakan suatu keadaan dimana jumlah leukosit total yang bersirkulasi menurun dibawah nilai referensi normal untuk spesies tersebut. Biasanya disebabkan karena kebutuhan terhadap leukosit yang meningkat, penurunan produksi sumsum tulang akibat penggunaan obat-obatan tertentu, infeksi virus, dan penurunan produksi sel limfoid (Stockham & Scott 2008). Leukosit Granulosit Neutrofil Neutrofil berkembang dalam sumsum tulang dan dikeluarkan ke dalam sirkulasi darah. Persentase di dalam sirkulasi darah berkisar antara 60 70% dari jumlah leukosit total yang beredar. Memiliki granula halus berwarna ungu dalam sitoplasma yang beraspek kelabu pucat dan inti bergelambir (Gambar 3). Granula pada neutrofil ada dua jenis yaitu azurofilik yang merupakan granula yang mengandung enzim lisosom dan peroksidase dan granula spesifik yang lebih kecil, mengandung fosfatase alkali dan zat-zat bakterisidal (protein kationik) yang dinamakan fagositin (Dellmann & Brown 1989). Gambar 3 Neutrofil (dewasa) kucing. Sumber: Schalm (2010)

8 10 Neutrofil merupakan garis pertahanan tubuh pertama terhadap infeksi bakteri. Selain itu neutrofil juga mampu melawan agen patogen lain seperti jamur dan protozoa (Tortora & Bryan 2006). Sel ini mampu mencari, memakan, dan membunuh bakteri yang menginfeksi tubuh inangnya (Ganong 1996; Guyton 1997). Neutrofil mampu bertahan hidup selama 4-10 jam di dalam sirkulasi, dan selama 1-2 hari di dalam jaringan (Metcalf 2006). Neutrofil dalam menjalankan fungsinya akan mengalami proses diapedesis, dimana neutrofil memasuki jaringan, melekat pada endotelium dan kemudian menyusup melalui dinding kapiler diantara sel-sel endotel (Ganong 1996). Neutrofil matang/dewasa (neutrofil segmen) berada dalam peredaran darah perifer, memiliki bentuk inti yang terdiri dari 2-5 segmen, sedangkan neutrofil yang belum matang (band neutrophil) memiliki bentuk inti seperti ladam kuda. Band neutrophil dapat dijumpai di dalam darah dalam jumlah yang meningkat akibat adanya kebutuhan terhadap neutrofil yang meningkat dan cadangan neutrofil matang berkurang. Keadaan dimana jumlah band neutrophil di dalam sirkulasi darah meningkat disebut sebagai left shift. Jika dalam sirkulasi darah banyak ditemukan neutrofil multi-segmen, maka keadaan ini disebut sebagai right shift (Colville & Bassert 2008). Menurut Jain (1993), meningkatnya jumlah neutrofil di dalam sirkulasi darah diatas nilai referensi normal disebut neutrofilia. Meningkatnya jumlah neutrofil disebabkan karena meningkatnya pergeseran sel-sel neutrofil dari pool marginal ke dalam pool sirkulasi (demarginasi) dan/atau meningkatnya pelepasan neutrofil dari sumsum tulang. Beberapa faktor yang mempengaruhi demarginasi neutrofil misalnya glukokortikoid eksogen/endogen dan epinefrin endogen/eksogen. Menurut Stockham & Scott (2008), jumlah neutrofil dalam sirkulasi darah bisa juga meningkat akibat meningkatnya proses granulopoiesis & meningkatnya pelepasan neutrofil dari pool penyimpanan. Kondisi ini bisa ditemukan pada kasus-kasus inflamasi, infeksi oleh bakteri, Feline Infectious Peritonitis, nekrosis, hemolisis immune- mediated.

9 11 Basofil Basofil diproduksi di dalam sumsum tulang dan hampir tidak memiliki kemampuan untuk memfagosit (Swenson 1997). Persentase basofil di dalam sirkulasi darah berkisar antara % dari jumlah leukosit total. Diameter sel antara µm, dan memiliki inti dua gelambir (Gambar 4). Granula berwarna biru tua sampai ungu yang sering menutup inti yang berwarna cerah dengan ukuran antara µm (Dellmann & Brown 1989). Basofil sulit ditemukan di dalam sirkulasi darah pada hewan anjing dan kucing. Granula basofil kucing berwarna biru ungu dan memiliki selaput yang berbentuk bulat atau lonjong besar. Granula tersebut bersifat metakromatik pada ph rendah yang disebabkan oleh proteoglikan dan heparin (Dellmann&Brown 1989). Gambar 4 Basofil kucing. Sumber: Hoffbrand et al. (2006) Guyton (1997) menyatakan bahwa basofil di dalam sirkulasi darah mirip dengan sel mast. Kedua sel tersebut melepaskan heparin yang berfungsi mencegah pembekuan darah. Selain heparin, sel mast dan basofil juga melepaskan histamin dan sedikit bradikinin dan serotinin. Meskipun berkembang sebagai sistem yang terpisah, namun keduanya sama-sama berperan pada kondisi alergi (Meyer & Harvey 2004). Basofil dan sel mast dapat melepaskan isi granulanya melalui proses kemotaksis dan secara fungsional mampu untuk meresintesis isi granula (Dellmann & Eurell 2006). Masa hidup basofil hanya beberapa hari, sedangkan sel mast bisa berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-bulan (Jain 1993).

10 12 Basofil juga berperan dalam metabolisme trigliserida dan memiliki reseptor untuk IgE yang menyebabkan degranulasi melalui eksositosis. Adanya reseptor tersebut mengakibatkan basofil dapat membangkitkan reaksi hipersensitifitas dengan mensekresikan mediator vasoaktif, sehingga dapat menyebabkan peradangan akut pada tempat antigen berada (Tizard 1988). Granula basofil mengandung heparin, histamin, asam hialuronat, kondroitin sulfat, serotonin dan beberapa faktor kemotaktik lainnya (Dellmann&Brown 1989). Eosinofil Eosinofil berdiameter antara µm dengan inti bergelambir dua dan dikelilingi granula-granula asidofil yang cukup besar, berukuran antara 0,5-1,0 µm (Gambar 5). Masa hidup sel berkisar antara 3-5 hari. Eosinofil kucing memiliki banyak granula berbentuk batang yang tidak refraktil (Dellmann &Brown 1989). Gambar 5 Eosinofil kucing. Sumber: Hoffbrand et al. (2006) Persentase eosinofil di dalam sirkulasi darah berkisar antara 2-8% dari jumlah leukosit total (Dellmann & Brown 1989). Menurut Tizard (1988), eosinofil diproduksi dalam jumlah besar ketika terjadi infeksi parasit, dimana eosinofil langsung bermigrasi ke jaringan yang terinfeksi. Mekanismenya dengan cara melekatkan diri pada parasit melalui molekul permukaan khusus dan melepaskan bahan-bahan yang dapat membunuh parasit. Menurut Tizard (1988), terdapat dua fungsi istimewa eosinofil. Pertama, eosinofil secara unik cocok untuk menyerang dan menghancurkan larva cacing yang menyusup. Kedua, enzim yang dihasilkan eosinofil mampu menetralkan faktor radang yang dilepaskan oleh sel mast dan basofil.

11 13 Leukosit Agranulosit Monosit Monosit merupakan jenis leukosit dengan ukuran sel terbesar, berdiameter antara µm. Persentase monosit di dalam sirkulasi darah berkisar antara 3-9% dari jumlah leukosit total. Secara umum sitoplasma monosit lebih banyak dan berwarna biru abu-abu pucat dibandingkan dengan limfosit. Sering tampak adanya granula azurofil halus seperti debu, inti berbentuk lonjong seperti ginjal atau mirip tapal kuda (Gambar 6) (Dellmann & Brown 1989). Monosit merupakan fagosit aktif, dimobilisasi sebagai bagian dari respon peradangan dan membentuk garis pertahanan setelah neutrofil (Ganong 1996). Apabila monosit masuk ke dalam jaringan tubuh maka akan berubah menjadi makrofag (Tizard 1988). Gambar 6 Monosit kucing. Sumber: Hoffbrand et al. (2006) Menurut Colville & Bassert (2008), monosit memiliki tiga fungsi. Pertama, membersihkan sel debris yang dihasilkan oleh proses peradangan atau infeksi. Kedua, memproses beberapa antigen yang menempel pada membran sel limfosit menjadi lebih antigenik sehingga dapat mudah dicerna oleh monosit dan makrofag. Ketiga, monosit memiliki kemampuan yang sama dengan neutrofil, yaitu untuk menghancurkan zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Sel monosit merupakan sel makrofag yang belum matang dan memiliki kemampuan yang lemah untuk mengeliminasi benda asing yang menyebabkan infeksi. Ukuran sel monosit mulai membesar saat masuk ke dalam jaringan, dengan diameter bisa mencapai lima kali lipat. Monosit pada tahap ini disebut sebagai makrofag yang memiliki kemampuan untuk memfagosit (Guyton 1997).

12 14 Mekanisme monosit dalam menjalankan tugasnya terdiri dari beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut yaitu, monosit masuk ke dalam jaringan melalui proses kemotaksis yang dihasilkan oleh proses kerusakan jaringan akibat trauma atau serangan mikroorganisme (Colville & Bassert 2008). Kemudian luka pada jaringan melepaskan substansi seperti histamin, bradikinin, serotonin, prostaglandin, beberapa macam reaksi komplemen dan substansi hormonal yang disebut limfokin (Guyton 1997). Limfokin merupakan substansi hormonal yang dihasilkan oleh leukosit yang berperan dalam aktivasi makrofag, transformasi limfosit, dan kekebalan berperantara sel (Haen 1995). Selain itu, monosit juga mensekresikan kolagenase, elastase, dan aktivator plasminogen yang berguna dalam proses penyembuhan luka dan fagositosis (Tizard 1988). Limfosit Limfosit dibentuk dalam sumsum tulang, tetapi sebagian besar dibentuk dalam kelenjar limfe, timus dan limpa dari sel prekusor yang mula-mula berasal dari sumsum tulang itu sendiri (Ganong 1996). Sel limfosit memiliki dua bentuk, yaitu limfosit besar dan limfosit kecil. Limfosit besar merupakan sel limfosit yang belum dewasa, sedangkan limfosit kecil adalah sel limfosit yang sudah dewasa. Limfosit besar (Gambar 7) memiliki inti yang besar dengan sitoplasma yang lebih banyak dibandingkan dengan limfosit kecil. Limfosit kecil memiliki nukleus lebih kecil dan kuat mengambil zat warna, dan dikelilingi oleh sitoplasma berwarna biru pucat (Dellmann & Brown 1989). Gambar 7 Limfosit besar pada kucing. Sumber: Hoffbrand et al. (2006) Ukuran limfosit secara umum berkisar antara 7-8 µm, dengan diameter antara 9-15 µm untuk limfosit besar dan 6-9 µm untuk limfosit kecil (Dellmann &

13 15 Brown 1989). Menurut fungsinya limfosit dibagi menjadi dua jenis, yaitu limfosit B sebagai penghasil antibodi dan limfosit T yang dapat menimbulkan kekebalan berperantara sel (Ganong 1996). Limfosit merupakan unsur yang penting dalam sistem kekebalan tubuh. Sistem ini sangat mampu menghasilkan antibodi melawan agen asing yang menginvasi tubuh inang (Ganong 1996). Dalam perjalanannya, limfosit terusmenerus memasuki sistem sirkulasi bersama dengan aliran limfe dari nodus limfe dan jaringan limfoid lainnya. Setelah beberapa jam kemudian, limfosit berjalan kembali ke jaringan dengan cara diapedesis dan selanjutnya kembali memasuki jaringan limfoid atau ke sirkulasi darah (Guyton 1997). Persentase limfosit di dalam sirkulasi darah berkisar antara 20-25% dari jumlah leukosit total (Dellmann & Brown 1989). Peningkatan jumlah limfosit dapat terjadi pada kondisi fisiologis maupun patologis. Limfositosis fisiologis terjadi terutama pada hewan muda dan bersifat sementara. Kucing berumur muda cenderung memiliki jumlah limfosit yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kucing dewasa. Kucing berumur muda masih sangat responsif terhadap rasa senang dan rasa takut, dimana hal ini cenderung akan mengakibatkan terjadinya limfositosis fisiologis (Schalm 2010). Selain itu, kucing yang berumur muda masih memiliki timus, dimana timus berfungsi untuk menghasilkan limfosit sehingga secara tidak langsung jumlah limfosit akan lebih besar. Limfositosis patologis terjadi pada peradangan kronis yang disertai dengan neutrofilia dan monositosis (Schalm 2010). Keadaan dimana jumlah limfosit yang bersirkulasi dalam darah berada dibawah nilai interval normal disebut limfopenia. Limfopenia dapat disebabkan oleh faktor stres. Kondisi stres akan menyebabkan kadar kortisol dalam darah meningkat. Kortisol dapat menyebabkan limfopenia dengan cara mengurangi mitosis atau pembentukan limfosit. Hormon ini juga berpengaruh terhadap berkurangnya limfosit dalam sirkulasi darah karena terjadi redistribusi limfosit ke sumsum tulang (Chastai & Ganjam 1986).

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah LeukositTotal Leukosit merupakan unit darah yang aktif dari sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan agen-agen patogen, zat racun, dan menyingkirkan sel-sel rusak

Lebih terperinci

PENETAPAN STATUS KESEHATAN KUCING KAMPUNG (Felis domestica) MELALUI PEMERIKSAAN LEUKOSIT CUPU NARA SUMITA

PENETAPAN STATUS KESEHATAN KUCING KAMPUNG (Felis domestica) MELALUI PEMERIKSAAN LEUKOSIT CUPU NARA SUMITA PENETAPAN STATUS KESEHATAN KUCING KAMPUNG (Felis domestica) MELALUI PEMERIKSAAN LEUKOSIT CUPU NARA SUMITA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi

Lebih terperinci

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kerbau lumpur betina, diperoleh jumlah rataan dan simpangan baku dari total leukosit, masing-masing jenis leukosit, serta rasio neutrofil/limfosit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total Data hasil penghitungan jumlah leukosit total, diferensial leukosit, dan rasio neutrofil/limfosit (N/L) pada empat ekor kerbau lumpur betina yang dihitung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian umum darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Leukosit Total Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh (Guyton 2008). Kondisi tubuh dan lingkungan yang berubah setiap saat akan mengakibatkan perubahan

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Karakteristik Kucing

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Karakteristik Kucing 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Kucing kampung (Felis domestica) termasuk dalam ordo karnivora (pemakan daging). Fowler (1993) mengklasifikasikan kucing kampung (Felis domestica) sebagai berikut: kingdom

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Mekanisme Pertahanan Tubuh Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar

Lebih terperinci

3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica)

3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica) 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica) merupakan salah satu jenis hewan kesayangan yang dimiliki banyak orang. Hewan ini dimasukan dalam ordo karnivora (pemakan

Lebih terperinci

Bila Darah Disentifus

Bila Darah Disentifus Judul Fungsi Darah Bila Darah Disentifus Terdiri dari 3 lapisan yaitu : Darah di sentrifuse q Lapis paling bawah (merah) 45% adalah Eritrosit atau hematokrit q Lapis tengah (abu-abu putih) 1 % adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) TINJAUAN PUSTAKA Kuda Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) Kuda (Equus caballus) masih satu famili dengan keledai dan zebra, berjalan menggunakan kuku, memiliki sistem pencernaan monogastrik, dan memiliki sistem

Lebih terperinci

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba 3 Diferensiasi SDP dilakukan berbasis preparat ulas darah total. Darah diulas di preparat kemudian difiksasi dengan metanol selama 2 menit. Preparat ulas darah diwarnai menggunakan pewarna giemsa selama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kerbau lumpur (Bubalus bubalis) (Robbani et al. 2010).

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kerbau lumpur (Bubalus bubalis) (Robbani et al. 2010). 3 TINJAUAN PUSTAKA Kerbau Lumpur Kerbau lumpur yang termasuk ke dalam spesies Bubalus bubalis, Genus Bubalus, Subfamili Bovinae, Famili Bovidae, Subordo Ruminantia, Ordo Artiodactyla, Subkelas Theria,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Total Leukosit Pada Tikus Putih Leukosit atau disebut dengan sel darah putih merupakan sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dan merespon kekebalan tubuh

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed 1 PENDAHULUAN Sistem imun melindungi tubuh dari sel asing & abnormal dan membersihkan debris sel. Bakteri dan virus patogenik adalah sasaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan adanya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Eritrosit Fungsi

Lebih terperinci

HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung

HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS. Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung 16 HEMATOLOGI KLINIK ANJING PENDERITA DIROFILARIASIS Menurut Atkins (2005), anjing penderita penyakit cacing jantung memiliki kelainan hematologi pada tingkat ringan berupa anemia, neutrofilia, eosinofilia,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa zat warna lalu dikeringkan. Selanjutnya, DPX mountant diteteskan pada preparat ulas darah tersebut, ditutup dengan cover glass dan didiamkan

Lebih terperinci

Denda Canez Venatici Pengertian Kucing Copyright Asep Denda Is Pirwanto

Denda Canez Venatici Pengertian Kucing Copyright Asep Denda Is Pirwanto Pengertian Kucing page 1 / 7 page 2 / 7 Kucing, Felis silvestris-catus, adalah sejenis karnivora. Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada page

Lebih terperinci

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit Plasma (40%-50%) Lekosit Eritrosit sebelum sesudah sentrifusi Fungsi utama eritrosit:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat tradisional telah lama digunakan diseluruh dunia dan menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Definisi Darah Darah merupakan jaringan cair yang terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Plasma darah adalah bagian cair yang terdiri dari air,

Lebih terperinci

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH Tujuan pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu memahami istilah plasma, serum, hematokrit 2. Mahasiswa mampu memahami komposisi plasma

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Parasitemia Hasil penelitian menunjukan bahwa semua rute inokulasi baik melalui membran korioalantois maupun kantung alantois dapat menginfeksi semua telur tertunas (TET). Namun terdapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu

Lebih terperinci

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah

STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN. Achmad Farajallah STRUKTUR & PERKEMBANGAN HEWAN Achmad Farajallah Sistem Sirkulasi: mode umum Sistem transportasi internal akibat ukuran & strukturnya menempatkan sel-sel tubuh berada jauh dari lingkungan luar sistem yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator dibanding respons imun yang didapat. Inflamasi dapat diartikan

Lebih terperinci

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII SISTEM IMUN Pengantar Biopsikologi KUL VII SISTEM KEKEBALAN TUBUH Imunologi : Ilmu yang mempelajari cara tubuh melindungi diri dari gangguan fisik, kimiawi, dan biologis. . SISTEM IMUN INNATE : Respon

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Nozawa (1979) menyatakan bahwa sapi Bali ( Bos sondaicus) merupakan sapi lokal

I. TINJAUAN PUSTAKA. Nozawa (1979) menyatakan bahwa sapi Bali ( Bos sondaicus) merupakan sapi lokal I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Nozawa (1979) menyatakan bahwa sapi Bali ( Bos sondaicus) merupakan sapi lokal dengan penampilan reproduksi yang tinggi. Sapi ini merupakan keturunan asli Banteng ( Bibos

Lebih terperinci

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrak fisik atau bahan kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai jumlah tertentu.( Fardiaz S, 1992

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan berupa penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Sebelum dilakukan transfusi darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Pedaging Klasifikasi biologis ayam (Gallus gallus) berdasarkan Rasyaf (2003) adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Pedaging Klasifikasi biologis ayam (Gallus gallus) berdasarkan Rasyaf (2003) adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Pedaging Klasifikasi biologis ayam (Gallus gallus) berdasarkan Rasyaf (2003) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordate Kelas : Aves Ordo : Galliformes

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap diferensiasi leukosit mencit (Mus musculus) yang diinfeksi P. berghei, setelah diberi infusa akar tanaman kayu kuning (C. fenestratum) sebagai berikut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tikus Putih Tikus putih termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Chordata, Klas Mamalia, Ordo Rodentina, Famili Muridae, Subfamily Muroidae, Genus Rattus, Species Rattus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan jumlah ookista dalam feses merupakan salah satu indikator bahwa zat yang diberikan dapat berfungsi sebagai koksidiostat. Rataan jumlah ookista pada feses ayam berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan

Lebih terperinci

Makalah Sistem Hematologi

Makalah Sistem Hematologi Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

Sistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus

Sistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Sistem Imun Organ limfatik primer Sumsum tulang belakang Kelenjar timus Organ limfatik sekunder Limpa Nodus limfa Tonsil SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA Fungsi Sistem Imun penangkal benda asing yang masuk

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tiga jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

Lebih terperinci

Gambar: Struktur Antibodi

Gambar: Struktur Antibodi PENJELASAN TENTANG ANTIBODY? 2.1 Definisi Antibodi Secara umum antibodi dapat diartikan sebagai protein yang dapat ditemukan pada plasma darah dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi,

PENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi, PENGETAHUAN DASAR IMUNOLOGI KULIT Dr. Ariyati Yosi, SpKK PENDAHULUAN Kulit: end organ banyak kelainan yang diperantarai oleh proses imun kulit berperan secara aktif sel-sel imun (limfoid dan sel langerhans)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kerbau

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kerbau TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kerbau Menurut Bhattacharya (1993), semua kerbau domestik diduga berevolusi dari arni (Bubalus arnee) yaitu kerbau liar dari India yang masih dijumpai di hutan-hutan di daerah

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol

PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol 30 PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol Sel somatik merupakan kumpulan sel yang terdiri atas kelompok sel leukosit dan runtuhan sel epitel. Sel somatik dapat ditemukan dalam

Lebih terperinci

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Premedikasi Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum induksi anestesi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Premedikasi Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum induksi anestesi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Premedikasi Premedikasi adalah penggunaan obat-obatan sebelum induksi anestesi. Obat analgesik akan menghilangkan rasa sakit, sementara obat tranquilliser akan menenangkan hewan

Lebih terperinci

Migrasi Lekosit dan Inflamasi

Migrasi Lekosit dan Inflamasi Migrasi Lekosit dan Inflamasi Sistem kekebalan bergantung pada sirkulasi terusmenerus leukosit melalui tubuh Untuk Respon kekebalan bawaan - berbagai limfosit, granulosit, dan monosit dapat merespon Untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus Jaringan limfoid sangat berperan penting untuk pertahanan terhadap mikroorganisme. Ayam broiler memiliki jaringan limfoid primer (timus dan bursa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Landak Hystrix javanica, Sunda Porcupine/ Javan Porcupine

TINJAUAN PUSTAKA Landak Hystrix javanica, Sunda Porcupine/ Javan Porcupine TINJAUAN PUSTAKA Landak Landakmerupakan salah satu hewan mamalia dengan ordo rodensia dan famili Hystrixdae (Cigremiset al. 2008). Landak memiliki sifat soliter dan nokturnal. Selain itu, landak memiliki

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Jumlah Leukosit Data perhitungan terhadap jumlah leukosit pada tikus yang diberikan dari perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 6. Rata-rata leukosit pada tikus dari perlakuan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui 41 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Uji LD-50 Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui kepadatan bakteri yang akan digunakan pada tahap uji in vitro dan uji in vivo. Hasil

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan segala macam organisme pengganggu atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan

Lebih terperinci

Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus

Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan: Struktur Hewan Fungsi Hayati Hewan Energi dan Materi Kuliah Hewan 1 Homeostasis Koordinasi dan Pengendalian Kuliah Kontinuitas Kehidupan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah BAB VI PEMBAHASAN Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Banyaknya mencit yang digunakan adalah 24

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh manusia secara fisiologis memiliki sistim pertahanan utama untuk melawan radikal bebas, yaitu antioksidan yang berupa enzim dan nonenzim. Antioksidan enzimatik bekerja

Lebih terperinci

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age Dr. Nia Kurniati, SpA (K) Manusia mempunyai sistem pertahanan tubuh yang kompleks terhadap benda asing. Berbagai barrier diciptakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan

Lebih terperinci

menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit. Bab 10 Sumber: Biology: www. Realm nanopicoftheday.org of Life, 2006 Limfosit T termasuk ke dalam sistem pertahanan tubuh spesifik. Pertahanan Tubuh Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan struktur dan

Lebih terperinci

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan tubuh akan berperan

Lebih terperinci

LEUKOSIT. 1.Puspha Dyah F. (A ) 2.Retri Retnaningtyas (A ) 3.Shindhu Anggraini (A )

LEUKOSIT. 1.Puspha Dyah F. (A ) 2.Retri Retnaningtyas (A ) 3.Shindhu Anggraini (A ) LEUKOSIT 1.Puspha Dyah F. (A102.09.039) 2.Retri Retnaningtyas (A102.09.045) 3.Shindhu Anggraini (A102.09.052) 4.Tiska Ageng P. (A102.09.058) 5.Ulfi Binartawati (A102.09.060) 6.Zerlinda Anita S. (A102.09.070)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolitis Ulserativa (ulcerative colitis / KU) merupakan suatu penyakit menahun, dimana kolon mengalami peradangan dan luka, yang menyebabkan diare berdarah, kram perut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Parasitemia Menurut Ndungu et al. (2005), tingkat parasitemia diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat ringan (mild reaction), tingkat sedang (severe reaction),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Lekosit Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlah sel darah putih lebih sedikit. Diameter

Lebih terperinci

Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan XI: Struktur dan Fungsi Hayati Hewan Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan: Struktur Hewan Fungsi Hayati Hewan Energi

Lebih terperinci

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur immunitas, inflamasi dan hematopoesis. 1 Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang disekresikan oleh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Temperatur Tubuh Peningkatan temperatur tubuh dapat dijadikan indikator terjadinya peradangan di dalam tubuh atau demam. Menurut Kelly (1984), temperatur normal tubuh sapi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke

I PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik adalah golongan unggas air dan itik merupakan hewan homoiterm yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke dalam hewan berdarah panas,

Lebih terperinci

Sistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr

Sistem Imun BIO 3 A. PENDAHULUAN SISTEM IMUN. materi78.co.nr Sistem Imun A. PENDAHULUAN Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh. Fungsi sistem imun: 1) Pembentuk kekebalan tubuh. 2) Penolak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gathot Gathot merupakan hasil fermentasi secara alami pada ketela pohon. Ketela pohon tersebut memerlukan suasana lembab untuk ditumbuhi jamur secara alami. Secara umum,

Lebih terperinci

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM

FIRST LINE DEFENCE MECHANISM Pengertian Sistem Pertahanan Tubuh Pertahanan tubuh adalah seluruh sistem/ mekanisme untuk mencegah dan melawan gangguan tubuh (fisik, kimia, mikroorg) Imunitas Daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi

Lebih terperinci

DAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI

DAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI DAYA TAHAN TUBUH & IMMUNOLOGI Daya Tahan tubuh Adalah Kemampuan tubuh untuk melawan bibit penyakit agar terhindar dari penyakit 2 Jenis Daya Tahan Tubuh : 1. Daya tahan tubuh spesifik atau Immunitas 2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembentukan Sel Darah (hemopoiesis) Terdiri dari 3 fase hemopoesis : 1. Fase mesoblastik Sel sel darah primitif dibentuk dalam saccus vitelinus. Sel sel darah disini masih serupa

Lebih terperinci

Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi

Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi A. Pengertian Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya

Lebih terperinci

Sistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

Sistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Kuntarti, SKp Sistem Imun Fungsi: 1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Respon deferensiasi sel darah perifer mencit terhadap vaksin S. agalactiae yang diradiasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Respon deferensiasi sel darah perifer mencit terhadap vaksin S. agalactiae yang diradiasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Vaksinasi adalah suatu proses membangkitkan kekebalan protektif dengan menggunakan antigen yang relatif tidak berbahaya (Tripp 2004). Vaksinasi merupakan metode yang paling efektif

Lebih terperinci

IV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit)

IV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit) I. Judul : Struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak II. Hari/tanggal : Sabtu/8 mei 2010 III. Tujuan : Mengamati bentuk dan struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak, serta membandingkan

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji tantang virus AI H5N1 pada dosis 10 4.0 EID 50 /0,1 ml per ekor secara intranasal menunjukkan bahwa virus ini menyebabkan mortalitas pada ayam sebagai hewan coba

Lebih terperinci

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Sasaran : Pemahaman siswa akan materi sistem peredaran darah menjadi lebih baik. Kompetensi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Lele masamo Klasifikasi lele menurut Saanin, (1984) yaitu : Phylum: Subphylum: Class : Subclass: Ordo: Subordo: Family: Genus: Spesies: Chordata Vertebrata Pisces Telostei

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci