LAMPIRAN I. Hasil Perhitungan Software Expert Choice Faktor-Fak tor. Karak teristik Jabatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN I. Hasil Perhitungan Software Expert Choice Faktor-Fak tor. Karak teristik Jabatan"

Transkripsi

1 93 LAMPIRAN I Hasil Perhitungan Software Expert Choice Faktor-Fak tor Karak teristik Jabatan

2 94

3 95 LAMPIRAN II Hasil Perhitungan Software Expert Choice S ubfaktor Tanggung Jawab

4 96

5 97 LAMPIRAN II Hasil Perhitungan Software Expert Choice S ubfaktor Keterampilan (Lanjutan)

6 98

7 99 LAMPIRAN II Hasil Perhitungan Software Expert Choice S ubfaktor Kecakapan (Lanjutan)

8 100

9 101 LAMPIRAN II Hasil Perhitungan Software Expert Choice S ubfaktor Usaha (Lanjutan)

10 102

11 103 LAMPIRAN II Hasil Perhitungan Software Expert Choice S ubfaktor Kondisi Kerja (Lanjutan)

12 104

13 105 LAMPIRAN III KUESIONER ANALISIS JABATAN PENDAHULUAN Kuesioner ini dibuat untuk mendukung penelitian t ugas akhir. Tujuan kuesion er ini adalah untuk m eny usun ur aian jabatan dan per syar atan jabatan di PT. ITU Aircon CO, maka dilakukan pengumpulan informasi jabatan. Untuk kep erluan tersebut saya m ohon kesediaan bapak/ibu untuk men gisi kuesion er ini. Inform asi yan g jujur dan ak urat san gat kami harapkan agar informasi yan g kami sajikan dap at dipertan ggung jawabk an. Jawaban kuesioner ini semata-mata hanya dit ujukan unt uk keperluan penelitian. Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER. 1. Isilah kuesioner ini dengan memilih salah sat u jawaban. 2. Apabila ada jawaban yang sesuai lebih dari satu, maka pilihlah jawaban yang paling sesuai nilainya.

14 106 JABATAN : I. TANG GUNG JAWAB 1. Bagaimana tanggung jawab anda terhadap rahasia perusahaan. a. Hanya bertanggung jawab terhadap rahasia pekerjaannya sendiri. b. Mempunyai tanggung jawab terhadap rahasia pekerjaan yang pelaksanaannya berkaitan dengan standar prosedur dan hasil kerja. c. Memegang rahasia pekerjaan dalam hal rencana kerja dan rencana anggaran. d. Memegang rahasia pekerjaan yan g berh ubungan dengan rencanarencana strategi perusahaan. 2. Bagaimana tanggung jawab anda terhadaap pekerjaan orang lain? a. Tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan orang lain tetapi mengawasi pada pekerjaannya sendiri. b. Bertan ggun g jawab terhadap pek erjaan dalam jum lah kecil, dan mengendalikan beberapa pekerjaan c. Mengawasi sejumlah besar pekerjaan orang lain serta mengorganisir dan mengkoordinir pekerjaannya. d. Bertanggung jawab atas koordinasi dari kelompok beberapa seksi serta mengawasi operasi-operasi yang saling berhubungan. e. Mengawasi sejum lah besar bidang atau beberap a bagian untuk mengkoordinir dan mengorganisir pekerjaannya.

15 Bagaimana tanggung jawab anda terhadap penggunaan peralatan dan mesin dalam pekerjaan an da? a. Pelaksanaan pekerjaan tidak berhubungan dengan pengguna alat maupun mesin. b. Terdapat kemungkinan terjadinya kerusakan pada alat yang dip akai, walaupun hanya ker usakan rin gan den gan ker ugian yan g kecil. c. Kecil sekali kemungkinan terjadinya kerusakan pada alat yang dipakai, namun bila terjadi kerusakan maka kerugian yang diakibatkan besar. d. Cukup besar kemungkinan terjadinya kerusakan pada alat yang dip akai dan kr usakan tersebut mengakibatkan ker ugian y an g besar. 4. Bagaimana tanggung jawab anda terhadap penggunaan material? a. Hanya bertanggung jawab terhadap penggunaan stationary. b. Bertan ggun g jawab terhadap penyediaan dan p enyimpanan stationary. c. Bertan ggun g jawab terhadap pen ggun aan material p abrik d. Bertangung jawab terhadap penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian material pabrik.

16 108 II. KETERAMPILAN 1. Seberapa jauhkah kemampuan teknis yang harus dimilki anda dalam menyelesaikan suat u tugas? a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar prosedur kerja yang ber laku. b. Melaksanakan pekerjaan berdasrkan standar prosedur kerja yang berlaku, tetapi memerlukan sedikit keterampilan dan pengalaman dalam menyelesaik an tugas-tugasnya. c. Melaksanakan pekerjaan ber dasarkan standar prosedur kerja yan g ber laku serta diper lukan kebijakan dan in isiatif dalam pengendalian tugas-t ugasnya d. Melaksanakan pekerjaan memerlukan pengetahuan professional serta usaha pikiran dan inisiatif, untuk membuat keputusan non rutin yan g tepat dalam pengendalian tugas-t ugas rutin dan kom pleks. 2. Bagaimana kemampuan anda dalam merencanakan suatu pekerjaan untuk lingkup kerja tertentu dalam jangka waktu yang telah ditentukan. a. Tidak memerluk an kem ampuan m erncan akan sesuatu, kar ena tinggal melaksanakan pekerjaan. b. Memerlukan kemam puan merencan akan pek erjaan dalam menyelesaiakan suatu tugas tertentu dalam sebuah lingkup kerja yang k ecil atau dalam sebuah gro up k ecil

17 109 c. Memerlukan kemampuan merencanakan pekerjaan dalam sebuah unit kerja atu sek si untuk jan gka waktu yan g pen dek (lebih kecil atau sama den gan sat u tahun). d. Memerlukan kemampuan merencanakan pekerjaan yang agak rum it dalam lin gk up cukup luas untuk jan gka m enengah (lebih dari satu dan k uran g dar i lima tah un) e. Memerlukan kemampuan merencanakan pekerjaan yang kompleks dan glo bal dalam lin gkup luas unt uk jan gka panjan g ( biasanya untuk lim a tahun mendatang) berdasarkan tujuan dan misi perusah aan. 3. Bagaim anakah kemam puan anda dalam m engev aluasi suatu p ekerjaan sesuai dengan tujuan yang harus dicapai? a. Tidak m em erlukan kemam puan untuk mengevaluasi b. Memerlukan kemampuan menilai pekerjaan yang sederhana den gan tolok uk ur yan g telah ditetapkan c. Memerlukan kemampuan menilai pekerjaan yang agak kompleks den gan tolak ukur yan g telah ditetapkan. d. Memerlukan kemampuan menilai pekerjaan dengan tolak ukur yang harus dipilih berdasarkan kondisi yang paling sesuai. e. Memerlukan kemampuan menilai pekerjaan yang kompleks dengan merum uskan tolok ukurnya terlebih deahulu.

18 Apakah dalam jabatan an da, diper lukan suat u kem ampuan untuk mengambil suatu keputusan? a. Tidak diperlukan pen gambilan kep ut usan dalam melaksan akan pekerjaan, selain yang berh ubungan den gan p ekerjaan it u sendiri. b. Memerlukan kemampuan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan dalam kelompok tugas yang kecil, serta mengetahui teknis pelaksanaanya. c. Memerlukan kemampuan pen gam bilan kep utusan untuk beber apa masalah pada kelompok tugas yang cukup besar ( misalnya dalam suatu bidang/seksi ), serta mengetahui teknis pelaksanaanya. d. Memerlukan kem am puan unt uk memutusk an masalah yan g mencakup beberapa seksi/bidang atau bagian e. Memerlukan kemampuan untuk memutuskan masalah dengan cepat dan hati-hati dalam permasalahan yang cukup kompleks dilingkup perusahaan. 5. Apakah dalam pekerjaan anda memerlukan pen ggun aan per alatan? a. Tidak memerlukan peralatan apapun, kecuali alat tulis dan alat-alat kantor. b. Memerlukan alat-alat sederhana yan g tidak m em erlukan set up yan g sulit.

19 111 c. Memerlukan set up peralatan sebelum pengoperasian dari suatu peralatan/mesin yang penggunaannya harus melalui pelatihan khusus. d. Memerlukan set-up peralatan dan pengoperasian yang bervariasi, tergantung pada bent uk peker jaan yan g dihadapi. III. KEC AKAPAN. 1. Pendidikan terakh ir apakah yan g diperluk an untuk m enduduki jabatan anda? a. Lulusan SM U/Sederajat b. Lulusan D2/D3 / Sarjana Muda c. Lulusan S1 / Sarjana d. Lulusan S2 / Pasca Sarjana. 2. Ber apa lam a pengalam an yan g dibutuhkan untuk m enduduki jabatan anda sekaran g? a. Pengalaman kurang dari 1 tahun b. Pengalaman lebih dari 1 tahun sampai dengan 2 tahun c. Pengalaman lebih dari 2 tahun sampai dengan 4 tahun d. Pengalaman lebih dari 4 tahun sampai dengan 6 tahun e. Pengalaman lebih dari 6 tahun sampai dengan 10 tahun f. Pengalaman lebih dari 10 tahun

20 Pelatihan apa yan g sudah an da dapatkan selama m enduduki jabatan anda sekaran g? a. Belum mendapat pelatihan b. Basic Training c. Intermediate Training d. Advance Training IV. USAH A 1. Bagaim anakah pen ggunaan pikiran, kon sentrasi dan koor din asi alat-alat indera pada saat bekerja? a. Pekerjaan hampir tidak memerlukan pemikiran, konsentrasi, koordinasi dan penggunaan alat indera pada kadar rendah. b. Kadang-kadang diperlukan pemikiran dan pengertian, akan tetapi kadar yang dip erlukan tidak terlalu tin ggi. c. Pekerjaan memerlukan pemikiran yang baik dan tepat, tetapi tidak memerlukan terus menerus. d. Pekerjaan memerlukan pemikiran dan konsentrasi yang tinggi secara terus mener us. 2. Seberapa banyak usaha fisik yang harus anda keluarkan dalam melaksanakan pekerjaan. a. Usaha fisik yang diperlukan sangat ringan. b. Usaha fisik yan g diper lukan dalam m elak ukan kerja rin gan. c. Usaha fisik yan g diper lukan dalam m elak ukan kerja sedang.

21 113 d. Pekerjaan mem iliki bebab yan g cuk up berat sehingga m em erlukan banyak usaha fisik. V. KO NDISI KERJ A 1. Bagaimana kondisi lingkungan kerja anda sekarang? e. Lingkungan kerja nyaman serta tidak terdapat polusi suara ataupun polusi udara. f. Lingkungan kerja cukup nyaman meskipun terdapat sedikit polusi suara. g. Lingkungan kerja berpindah-pindah sehingga temperature berubahubah dan terdapat polusi suara dan udara. h. Lingkungan kerja tidak nyaman karena selalu berada dilapangan atau berada di pabrik. 2. Apakah dalam jabatan anda mengandung resiko kerja tertentu yang tidak dap at dihin dari. i. Tidak men galami kecelakaan y an g berarti dalam melak ukan pekerjaannya. j. Kecelak aan kerja berakibat luka-luka rin gan yan g tidak begitu mengganggu dalam pekerjaan. k. Mengakibatkan penyakit kronis dalam melaksanakan pekerjaannya l. Kecelakaan kerja berakibat luka berat atau cacat dan tidak dapat bekerja kembali.... TERIMA KAS IH...

22 114 LAMPIRAN IV KUESION ER PERBAND INGAN BERPASAN GAN PENDAHULUAN Kuesioner ini dibuat untuk mendukung penelitian t ugas akhir. Tujuan kuesion er ini adalah untuk m em beri pen ilaian dan pem bo botan pada faktor dan subfaktor yang telah ditentuk an. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesion er ini. Inform asi yan g jujur dan ak urat san gat kami harapkan agar informasi yan g kami sajikan dap at dipertan ggung jawabk an. Jawaban kuesioner ini semata-mata hanya dit ujukan unt uk keperluan penelitian. Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER. 1. Isilah kolom tingkat kepentingan antar faktor pada tabel, dengan menggunakan kode angka yang sesuai dengan definisi dan penjelasan pada tabel skala penilaian. 2. Apabila ada keraguan dalam membandingkan tingkat kepentingan antara dua faktor/subfaktor tersebut, dapat diatasi den gan jalan m en gisisi an gka untuk n ilai tengah antara dua n ilai yan g berdampingan. 3. Jika faktor-faktor pada kolom kedua yang dinilai lebih penting daripada faktor-faktor dalam kolom pertama, maka nilai-nilai yang diberikan adalah kebalikan dari nilai-nilai pada skala penilaian.

23 115 Contoh : Faktor Yang Dibandingkaan Pengalaman Pelatihan 1/2 Tingkat Kepentingan Sama Sedikit Lebih Sangat Mutlak Nilai Penting Lebih Penting Penting Lebih Tengah nya Pentig Penting ,4,6,8 Art inya : Faktor pengalaman dan pelatihan diberi nilai ½ ( kebalikan dari nilai 2 ) hal ini dikarenakan faktor pelatihan yang lebih penting jika dibandingkan dengan pengalaman.

24 116 SKALA P ENILAIAN P ERBANDING AN TINGKAT KEPENTINGAN 1 DE FINISI SAM A PENTINGNYA KETERANGAN Kedua elem en m em punyai pen gar uh yang sama SEDIKIT LEBIH Pengalaman dan penilaian sedikit 3 memihak satu elemen dibandingkan PENTING dengan pasangannya Pengalaman dan penilaian sangat 5 LEBIH PENTING memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya Satu elemen sangat disukai dan secara SANGAT 7 PENTING praktis dominasinya sangat nyata dibandingkan dengan elemen pasangannya Satu elemen terbukti mutlak lebih MUTLAK LEBIH 9 PENTING disukai dibandin gkan dengan pasangannya, pada keyakinan tertinggi 2,4,6,8 NILAI TENGAH Diber ikan bila terdapat keraguan penilaian antara dua penilaian yang berdekatan Jika unt uk aktivitas i mendapat sat u angka dibanding KEBALIKAN dengan aktivitas j. Maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding den gan i ( a = 1/ a ) ij ij

25 117 PERBANDINGAN FAKTOR-FAKTOR JABATAN Faktor Yang Dibandingkaan Tanggung Keterampilan jawab Tanggung Kecak apan jawab Tanggung Usaha jawab Tanggung Kondisi jawab Kerja Keterampilan Kecak apan Keterampilan Usaha Keterampilan Kondisi Kerja Kecak apan Usaha Kecak apan Kondisi Kerja Usaha Kondisi Kerja Tingkat Kepentingan Sama Sedikit Lebih Sangat Mutlak Nilai Penting Lebih Penting Penting Lebih Tengah nya Pentig Penting ,4,6,8 PERB ANDINGAN SUBFAKTOR-SUBFAKTO R PADA FAKTO R TANGGUNG JAWAB Faktor Yang Dibandingkaan Terhadap raha Terhadap k erja sia perus ahaan orang lain Terhadap raha Terhadap peral sia perus ahaan atan & mesin Terhadap raha Terhadap sia perus ahaan Material Terhadap k erja Terhadap peral orang lain atan & mesin Terhadap k erja Terhadap orang lain Material Terhadap peral Terhadap atan & mesin Material Tingk at Kepentingan Sama Sedik it Lebih Sangat Mutlak Nilai Penting Lebih Penting Penting Lebih Tengah nya Pentig Penting ,4,6,8

26 118 PERB ANDINGAN SUBFAKTOR-SUBFAKTO R PADA FAKTO R KETERAMPILAN kemampuan teknis kemampuan teknis kemampuan teknis kemampuan teknis kemampuan merencana kemampuan merencana kemampuan merencana Kemampuan mengevaluasi Kemampuan mengevaluasi Pengambilan keputusan Faktor Yang Dibandingkaan kemampuan merencana Kemampuan mengevaluasi Pengambilan keputusan penggunaan peralatan Kemampuan mengevaluasi Pengambilan keputusan penggunaan peralatan Pengambilan keputusan penggunaan peralatan penggunaan peralatan Tingkat Kepentingan Sama Sedikit Lebih Sangat Mutlak Nilai Penting Lebih Penting Penting Lebih Tengah nya Pentig Penting ,4,6,8

27 119 PERBANDINGAN SUBFAKTO R-SUB FAKTOR PADA KECAKAPAN Pendidikan Pendidikan Pengalaman Faktor Yang Dibandingkaan Pengalaman Pelatihan Pelatihan Tingkat Kepentingan Sama Sedikit Lebih Sangat Mutlak Nilai Penting Lebih Penting Penting Lebih Tengah nya Pentig Penting ,4,6,8 PERB ANDINGAN SUB FAKTOR-SUBFAKTOR PADA FAKTOR USAHA Faktor Yang Dibandingkaan Usaha Mental Usaha Fisik Tingkat Kepentingan Sama Sedikit Lebih Sangat Mutlak Nilai Penting Lebih Penting Penting Lebih Tengah nya Pentig Penting ,4,6,8 PERBANDINGAN SUBFAKTOR-SUB FAKTO R PADAFAKTO R KONDISI KERJ A Faktor Yang Dibandingkaan Lingkungan Kerja Resiko Kerja Tingkat Kepentingan Sama Sedikit Lebih Sangat Mutlak Nilai Penting Lebih Penting Penting Lebih Tengah nya Pentig Penting ,4,6,8... TERIMA KAS IH...

28 120 LAMPIRAN V TINGKAT DERAJAT PEMBOBOTAN KUESIONER ANALISIS JABATAN V. TANGGUNG JAW AB Menguk ur tanggun g jawab yan g diperlukan untuk mem egang rah asia perusahaan agar tidak sampai diketahui pihak lain I.1. Tanggun g Jawab Terhadap Rah asia Per usahaan. Derajat 1 : Bertanggung jawab terhadap rahasia pekerjaannya sendiri. Derajat 2 : Mempunyai tanggung jawab terhadap rahasia pekerjaan yan g pelak sanaannya berkaitan den gan stan dar pro sedur dan h asil ker ja. Derajat 3 : Memegang rahasia pekerjaan dalam hal rencana kerja dan rencana anggaran. Derajat 4 : Memegang rahasia pekerjaan yang berhubungan dengan rencanarencana strategi perusahaan. I.2. Tanggung Jawab Terhadap Pekerjaan Orang Lain Mengukur tanggung jawab atas mesin atau peralatan kerja yang dip erlukan sesuai den gan ker ugian akibat kerusak an m esin atau peralatan yan g digunakan Derajat 1 : Tidak bertan ggung jawab terhadap pada peker jaanny a sen diri. Derajat 2 : Mengawasi pekerjaan dalam jumlah kecil, dan mengendalikan beberapa pekerjaan Derajat 3 : Mengawasi sejumlah besar pekerjaan orang lain serta mengorganisir dan mengkoordinir pekerjaannya.

29 121 Derajat 4 : Bertanggung jawab atas koordinasi dari kelompok beberapa seksi serta mengawasi operasi-operasi yang saling berhubungan. Derajat 5 : Mengawasi sejumlah besar bidan g atau beberapa bagian untuk mengkoordinir dan mengorganisir pekerjaannya. I.3. Tanggun g Jawab Terhadap Peralatan Dan Mesin Mengukur tanggung jawab atas mesin atau peralatan kerja tang dip erlukan sesuai den gan ker ugian akibat kerusak an m esin atau peralatan yan g digunakan Derajat 1 : Pelaksanaan pekerjaan tidak berhubungan dengan pengguna alat m aup un mesin. Derajat 2 : Terdapat kemungkinan terjadinya kerusakan pada alat yang dipakai, walaupun hanya kerusakan ringan dengan kerugian yang kecil. Derajat 3 : Kecil sekali kemungkinan terjadinya kerusakan pada alat yan g dipakai, namun bila terjadi kerusakan maka kerugian yan g diakibatkan besar. Derajat 4 : Cukup besar kemungkinan terjadinya kerusakan pada alat yang dipakai dan krusakan tersebut mengakibatkan kerugian yang besar. I.4 Tanggun g Jawab Terhadap Material Mengukur tanggung jawab dalam penyimpanan, pendistribusian dan penggun aan m aterial yan g diper lukan ber dasarkan kerugian akibat ker usakan material Derajat 1 : Bertanggung jawab terhadap penggunaan stationary.

30 122 Derajat 2 : Bertanggung jawab terhadap penyediaan dan penyimpanan stationary. Derajat 3 : Bertanggung jawab terhadap penggunaan material pabrik Derajat 4 : Bertangung jawab terhadap penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian material pabrik. VI. KETERAMPILAN Menujuk an keteram pilan y ang diper lukan dalam m elaksanakan p ekerjaan II.1. Kemampuan Teknis Kemampuan untuk melaksanakan prosedur kerja dan memanfaatkan pengetahuan teknis yang dim iliki seoran g p egawai dalam menyelesaikan tugastugasnya. Derajat 1 : Pelaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar prosedur kerja yang berlaku. Derajat 2 : Pelaksanakan pekerjaan berdasrakan standar prosedur kerja yan g berlaku, tetapi memerlukan sedikit keteram pilan dan p en galaman dalam m enyelesaik an tugas-tugasny a. Derajat 3 : Pelaksanakan pekerjaan berdasarkan standar prosedur kerja yan g berlaku serta diperlukan kebijakan dan inisiatif dalam pengendalian tugas-tugasnya Derajat 4 : Pelaksanakan pekerjaan memerlukan pengetahuan professional serta usaha pikiran dan in isiatif, untuk m em buat kep utusan non rutin yan g tepat dalam pengendalian tugas-tugas rutin dan kompleks.

31 123 II.2. Kemampuan Merencana Kemampuan merencanakan pekerjaan untuk lingkup kerja tertentu dan dalam jangka wakt u yang tertentu pula, berdasarkan sum berdaya dan kondisi yang dimiliki Derajat 1 : Tidak memerlukan kemampuan merncanakan sesuatu, karena tinggal m elaksanakan p ekerjaan. Derajat 2 : Memerlukan kemampuan merencanakan pekerjaan dalam menyelesaikan suatu tugas tertentudalam sebuah lingkup kerja yan g kecil atau dalam sebuah group. Derajat 3 : Memerlukan kemampuan merencanakan pekerjaan dalam sebuah unit kerja at u seksi unt uk jangka waktu yang pendek (lebih kecil atau sam a dengan satu tahun). Derajat 4 : Memerlukan kemampuan merencanakan pekerjaan yang agak rumit dalam lin gk up cuk up luas unt uk jangka menengah (lebih dari sat u dan k ur ang dari lim a tahun) Derajat 5 : Memerlukan kemampuan merencanakan pekerjaan yang kompleks dan global dalam lin gk up luas unt uk jangk a panjang ( biasanya untuk lima tahun mendatang) berdasarkan tujuan dan misi perusahaan. II.3. Kemampuan Mengevaluasi Kemampuan untuk mengevaluasi atau menilai pekerjaan dengan tolok ukur tertentu sesuai dengan tujuan yang harus dicapai Derajat 1 : Tidak memerlukan kemampuan untuk mengevaluasi

32 124 Derajat 2 : Memerlukan kemampuan mengevaluasi pekerjaan yang sederhana dalam tolok ukur yang telah ditetapkan Derajat 3 : Memerlukan kemampuan menilai pekerjaan yang agak kompleks dengan tolak ukur yang telah ditetapkan. Derajat 4 : Memerlukan kemampuan menilai pekerjaan dengan tolak ukur yang harus dipilih berdasarkan kondisi yang paling sesuai. Derajat 5 : Memerlukan kemampuan menilai pekerjaan yang kompleks dengan m erumuskan tolok ukurnya terlebih deahulu. II.4. Pengam bilan Keputusan Kem am puan Untuk m en gidentifikasi m asalah, men gan alisa, m enent ukan dan memut uskan cara menyelesaikan masalah dalam suatu lingkup kerja tertentu. Derajat 1 : Pekerjaan tidak memerlukan pengambilan keputusan dalam melaksanakan pekerjaan, selain yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri. Derajat 2 : Memerlukan kemampuan pengambilan keputusan yang berh ubun gan dengan p ekerjaan dalam kelom pok tugas yan g kecil, serta mengetahui teknis pelaksanaanya. Derajat 3 : Mem erlukan k emampuan pen gam bilan kep ut usan untuk beberap a m asalah pada kelom pok tugas yan g cuk up besar ( misalny a dalam suatu bidang/seksi ), serta mengetahui teknis pelaksanaanya. Derajat 4 : Memerlukan kemampuan untuk memut uskan masalah yan g mencakup bebarapa seksi bidang/bidang atau bagian

33 125 Derajat 5 : Mem erlukan kemam puan untuk m emutuskan masalah dengan cepat dan hati-hati dalam permasalahan yang cukup kompleks dilingkup perusahaan. II.5. Penggunaan Peralatan Keterampilan yang dugunakan untuk menggunakan mesin atau peralatan kerja tertentu yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan Derajat 1 : Pekerjaan tidak memerlukan peralatan apapun, kecuali alat tulis dan alat-alat kantor. Derajat 2 : Pekerjan memerlukan alat-alat sederhana yang tidak memerlukan set-up yang sulit. Derajat 3 : Pekerjaan memerlukan set-up peralatan sebelum pengoperasian dari suatu peralatan/mesin yang penggunaannya harus melalui pelatihan khusus. Derajat 4 : Memerlukan set-up peralatan dan pengoperasian yang bervariasi, tergantung pada bentuk pekerjaan yang dihadapi. VII. KEC AKAPAN. Faktor ini mengukur tingkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman tertentu yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan sehari-hari III.1. Pendidikan Tingkat pengetahuan dan penalaran dasar yangdiperlukan untuk memahami pekerjaan yang setara dengan pendidikan formal tertentu. Derajat 1 : Lulusan SMU/Sederajat Derajat 2 : Lulusan D2/D3 / Sarjana Muda

34 126 Dera jat 3 : Lul usan S1 / Sarjan a Dera jat 4 : Lul usan S2 / Pasca Sarj ana. III.2 Pengalaman Lama masa kerja seorang pegawai pada bidang pekerjaan yang relevan sehingga dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik Derajat 1 : Derajat 2 : Derajat 3 : Derajat 4 : Derajat 5 : Derajat 6 : Pengalaman kurang dari 1 tahun Pengalaman lebih dari 1 tahun sampai dengan 2 tahun Pengalaman lebih dari 2 tahun sampai dengan 4 tahun Pengalaman lebihh dari 4 tahun sampai dengan 6 tahun Pengalaman lebih dari 6 tahun sampai dengan 10 tahun Pengalaman lebih dari 10 tahun III.3. Pelatihan Pelatihan untuk menin gkatkan kemam puan pekerjaan dalam melaksan akan pekerjaannya, baikb berupa pelatihan teknis maupun pelatihan manajerial Derajat 1 : Derajat 2 : Derajat 3 : Derajat 4 : Belum mendapat pelatihan Basic Training Intermediate Training Advance Training VIII. USAHA Menunjukan per syaratan usah a kegiatan fisik atau m ental, yang diper lukan pada saat melaksanakan pekerjaan dalam kondisi normal.

35 127 IV.1 Usaha Mental Menunjukan per syaratan usah a kegiatan fisik atau m ental, yang diper lukan pada saat melaksanakan pekerjaan dalam kondisi normal. Derajat 1 : Pekerjaan hampir tidak memerlukan pemikiran, konsentrasi, koordin asi dan pen ggun aan alat in dera pada kadar ren dah. Derajat 2 : Kadang-kadang diperlukan pemikiran dan pengertian, akan tetapi kadar yan g diperlukan tidak terlalu tin ggi. Derajat 3 : Pekerjaan memerlukan pemikiran yang baik dan tepat, tetapi tidak memerlukan terus menerus. Derajat 4 : Pekerjaan memerlukan pemikiran dan konsentrasi yang tinggi secara terus menerus. IV.2 Usaha Fisik Kebutuhan akan tenaga atau kemampuan fisik yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan. Derajat 1 : Derajat 2 : Derajat 3 : Usaha fisik yang diperlukan sangat ringan. Usaha fisik yang diperlukan dalam melakukan kerja ringan. Usaha fisik yang diperlukan dalam melakukan kerja sedang. Derajat 4 : Pekerjaan mem iliki bebab yan g cuk up berat sehingga m em erlukan banyak usaha fisik. IX. KONDISI KERJA Keadan lingk un gan ker ja dan resiko yan g dihadapi oleh pegawai sebagai konsekwensi dari jabatan yang dipegang.

36 128 V.1. Lingkungan Kerja Menunjukan kenyamanan dalam bekerja yang disebabkan oleh kondisi fisik dan lingkungan kerja tertentu. Derajat 1 : Lingkungan kerja nyaman serta tidak terdapat polusi suara ataupun polusi udara. Derajat 2 : Lingkungan kerja cukup nyaman meskipun terdapat sedikit polusi suara. Derajat 3 : Lin gk ungan ker ja berpin dah-pin dah sehin gga tem perature berubah-ubah dan terdapat polusi suara dan udara. Derajat 4 : Lingkungan kerja tidak nyaman karena selalu berada dilapangan atau berada di pabrik. V.2. Re siko Kerja Menunjukan kondisi yang memungkinkan pegawai mengalami kecelakaan walaup un telah bek erja sesuai den gan petunjuk atau pedoman keselamatan Derajat 1 : Tidak mengalami kecelakaan yang berarti dalam melakukan pekerjaannya. Derajat 2 : Kecelakaan kerja berakibat luka-luka ringan yang tidak begit u m enggan ggu dalam pekerjaan. Derajat 3 : Mengakibatkan penyakit kronis dalam melaksanakan pekerjaannya Derajat 4 : Kecelakaan kerja berakibat luka berat atau cacat dan tidak dapat bekerja kembali.

37 129 LAMPIRAN VI DAFTAR DERAJAT T.Jawab Ke terampilan kec aka pan Usaha K.Kerja Nama Ja batan a b c d e f g h i j k l m n o p Kepala PPIC Kepa la Engineering Kepala Produksi Kepala Service erangan : Tanggung jawab terhadap perusahaan g: kemampauan mengevaluasi m: Usaha mental Tanggung jawab terhadap kerja orang lain h: Keterampilan dalam pengambilan keputusan n: Usaha fisik Tanggung jawab terhadap peralatan dan mesin i: Keterampilan dalam penggunaan peralatan o: Lingkungan kerja Tanggung jawab terhadap material j: Pendidikan p:resiko kerja Kemampuan teknis k: Pengalaman Kema mpuan merencana l: Pelatihan

38 130 LA MPIRAN V II NILAI DERAJAT T.Jawab Keter am pilan kecakapan Usaha K.Kerja NO Nama Jabatan a b c d e f g h i j k l m n o p NRJ 1 Kepala PPIC Kepala Engineering Kepala Produksi Kepala Service Keterangan : a : Tan ggun g jawab terhadap peru sahaan g: kemampauan men gevaluasi m: Usaha m ental b : Tan ggun g jawab terhadap kerja orang lain h: Keteramp ilan dalam pengamb ilan k ep utusan n: Usaha fisik c : Tan ggun g jawab terhadap peralatan dan mesin i: Keterampilan dalam p en ggu naan peralatan o: Lin gkun gan kerja d : Tan ggun g jawab terhadap material j: Pen didikan p:resiko kerja e : Kemampuan teknis k: Pengalaman f : Kemampuan merencana l: Pelatih an

39 132 LAMPIRAN IX SURAT KETERANGAN SURVEI PABRIK

40 133 LAMPIRAN X SURAT KETERANGAN IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi yang cepat pada. Sehingga tidak hanya individu saja yang merasakan keuntungannya, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi yang cepat pada. Sehingga tidak hanya individu saja yang merasakan keuntungannya, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi yang cepat pada saat ini memudahk an peker jaan in dividu maupun kelom pok. Kem udahan y ang ditawarkan seperti kemam puan unt uk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 Surat Permintaan dan Surat Izin Cuti Tahunan

LAMPIRAN. LAMPIRAN 1 Surat Permintaan dan Surat Izin Cuti Tahunan L1 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Surat Permintaan dan Surat Izin Cuti Tahunan CONTOH : Surat Permintaan Cuti Tahunan. Yan g bertan da tan gan di bawah in i :..., tgl.... 20... Kepada Yth.... Melalui... Di -... Nama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Bel akan g. Sekarang ini banyak kerajinan tenun dipasarkan di mana-mana, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Bel akan g. Sekarang ini banyak kerajinan tenun dipasarkan di mana-mana, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akan g Sekarang ini banyak kerajinan tenun dipasarkan di mana-mana, baik di dalam negeri m aup un di luar negeri. Sebagian besar kain tenun dikerjakan menggunakan alat tenun

Lebih terperinci

Gambar 4.25 Tampilan Halaman Help. sebagai pem bantu bila mengalami kesulitan dengan program ini.

Gambar 4.25 Tampilan Halaman Help. sebagai pem bantu bila mengalami kesulitan dengan program ini. 145 Halaman Help Gambar 4.25 Tampilan Halaman Help Pada halaman ini data entry dapat melihat manual sedehana sebagai pem bantu bila mengalami kesulitan dengan program ini. 146 Halaman Input Penjualan Gambar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN A FAKULTAS ILMU KO MPUTER PRO GRAM PASC A SARJ ANA MAGISTER MANAJEMEN SISTEM INFORMASI UNIVERS ITAS B INA NUSANTARA. No.

LAMPIRAN A FAKULTAS ILMU KO MPUTER PRO GRAM PASC A SARJ ANA MAGISTER MANAJEMEN SISTEM INFORMASI UNIVERS ITAS B INA NUSANTARA. No. L1 LAMPIRAN A FAKULTAS ILMU KO MPUTER PRO GRAM PASC A SARJ ANA MAGISTER MANAJEMEN SISTEM INFORMASI UNIVERS ITAS B INA NUSANTARA Kepada: Yth Para Respon den PENGANTAR KUESIO NER No. Kuesioner : Pertama-tama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi pilihan utama masyarakat untuk mendapatkan informasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi pilihan utama masyarakat untuk mendapatkan informasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perkem bangan teknologi informasi tumbuh dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai media komunikasi yang semakin canggih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi m ulai merambah ke dalam gaya hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi m ulai merambah ke dalam gaya hidup 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi m ulai merambah ke dalam gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini. Penggunaan internet sebagai media untuk mencari informasi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup tiga aspek pengembangan yaitu: tata kelola, sistem aplikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup tiga aspek pengembangan yaitu: tata kelola, sistem aplikasi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaka ng Departemen Keuangan telah mulai menyusun strategi pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan Departemen Keuangan yang mencakup tiga aspek pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDA HULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis semakin cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDA HULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis semakin cepat dan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDA HULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis semakin cepat dan mendorong masing-masing perusahaan untuk selalu berkembang dan ber adaptasi dengan per

Lebih terperinci

BAB IV. 4.1 Definisi Publikasi. Mempublikasikan adalah cara yang dilakukan agar suatu konten dapat

BAB IV. 4.1 Definisi Publikasi. Mempublikasikan adalah cara yang dilakukan agar suatu konten dapat BAB IV 4.1 Definisi Publikasi Mempublikasikan adalah cara yang dilakukan agar suatu konten dapat dikenal oleh publik. Publikasi sering dilakukan dengan cara mendistribusikan teks atau gambar dari konten

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Menentukan Tema Gambar 4.1 Flow chart workshop 46 PT. Bahana Prestasi sampai dengan bulan September 2010 telah memiliki beberapa unit operasional yang terbagi dalam 2 buah

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 73 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Hasil Pengum pul an Data 4.1.1 Kegiatan Perancangan Perencanaan Produk Tabel 4.1 Pernyataan Misi Pernyataan Misi : Rak baja untuk penyimpanan plat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI Spesifikasi Perangkat Keras

BAB 4 IMPLEMENTASI Spesifikasi Perangkat Keras BAB 4 IMPLEMENTASI 4.1 Spesifikasi Im plementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Agar Perangkat Ajar ini dapat diimplementasikan dengan baik, dip erlukan konf igurasi per an gkat keras sebagai berik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. di Indonesia, pola isi ulang pulsa handphone masyarakat Indonesia cenderung

BAB III METODOLOGI. di Indonesia, pola isi ulang pulsa handphone masyarakat Indonesia cenderung BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Berpikir Setelah isi ulang pulsa handphone secar a e lektronik m ulai diperkenalkan di Indonesia, pola isi ulang pulsa handphone masyarakat Indonesia cenderung berubah ke

Lebih terperinci

Metoda adalah suatu cara atau teknik yang sistematik yang digunakan

Metoda adalah suatu cara atau teknik yang sistematik yang digunakan 51 BAB 3 METODOLOGI PEMEC AHAN MASALAH Metoda adalah suatu cara atau teknik yang sistematik yang digunakan untuk melakuk an sesuatu. Sedan gkan Meto dolo gi adalah k esatuan dari metodametoda, aturan-at

Lebih terperinci

PENDEKATAN SISTEM. masalah. Solusi

PENDEKATAN SISTEM. masalah. Solusi PENDEKATAN SISTEM 1. Pemecahan Masalah Masalah m eru pa ka n s u a tu kon disi ya n g m em iliki poten s i u n tu k m en im bu lkan keru gian lu ar biasa atau m en gh asilkan keu n tu n gan lu ar bia s

Lebih terperinci

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR IOTAHUN 2015

BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR IOTAHUN 2015 BUPATI POHUWATO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POHUWATO NOMOR IOTAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merup akan hal yan g pentin g dalam dunia usah a, den gan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merup akan hal yan g pentin g dalam dunia usah a, den gan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merup akan hal yan g pentin g dalam dunia usah a, den gan tranportasi proses bisnis dapat berjalan. M ulai dari distribusi produk maupun mobilitas para

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERENCAN AAN BISNIS

BAB 3 METODOLOGI PERENCAN AAN BISNIS BAB 3 METODOLOGI PERENCAN AAN BISNIS 3.1 Kerangka Pikir Tabel 3.1 Kerangka Pikir Ide gagasan atau konsep awal sebuah bisnis di mulai. Biasanya akan muncul dari aktifitas sehari-hari. Pengumpulan data-data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara lebih efektif dan efisien. Salah sat u teknologi yang berperan besar dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. secara lebih efektif dan efisien. Salah sat u teknologi yang berperan besar dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Teknologi inform asi semakin hari sem akin m aju dan berkem bang. Penggunaan teknologi informasi ini pun semakin meningkat dari hari ke hari karena dirasakan banyak

Lebih terperinci

LAMPIRAN. : Merupakan tabel yang berisi kata-kata non dasar

LAMPIRAN. : Merupakan tabel yang berisi kata-kata non dasar L1 LAMPIRAN Lampi ran Database Tabel Kata_Dasar Deskripsi Primary Key : Merupakan tabel yang berisi kata-kata dasar : dasar_id Nama Ti pe Panjang Keterangan dasar_id integer - Kode kata_dasar dasar_kata

Lebih terperinci

8MODUL PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA MODUL

8MODUL PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA MODUL 8MODUL PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN SWAKELOLA MODUL 2010 8 PELAKS ANAAN Pelatihan Pengadaa n Barang /Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Perta ma PENGA DAAN BARANG /JASA DENG AN SWAKE LOLA Kembali ke Halaman

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA K E P U TU S A N M E N T E R I P E R M U K IM A N D A N P R A S A R A N A W I L A Y A H NOMOR 341 /K PTS/M/2002

REPUBLIK INDONESIA K E P U TU S A N M E N T E R I P E R M U K IM A N D A N P R A S A R A N A W I L A Y A H NOMOR 341 /K PTS/M/2002 M EN TER I P ERM UK IM AN D AN PR ASAR AN A WIL AY AH REPUBLIK INDONESIA K E P U TU S A N M E N T E R I P E R M U K IM A N D A N P R A S A R A N A W I L A Y A H NOMOR 341 /K PTS/M/2002 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teo ri Umum 2.1.1 Multimedia Menurut Vaughan, Tay (2008,p1), multimedia adalah kombinasi apapun dari teks, seni, suara, animasi dan video yang dik irim kan kep ada pen gguna melalui

Lebih terperinci

BA B II LANDASAN TEORI

BA B II LANDASAN TEORI BA B II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Pengendalian Internal II.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pengendalian intern merupakan hal yang penting bagi perusahaan baik perusah an kecil, m enengah maup

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN ANGKA KREDITNYA SALINAN NOMOR 30/E, 2011 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 73, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT BERSALIN PADA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

P E R A T U R A N W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A N O M O R 67 T A H U N 201 2 T E N T A N G

P E R A T U R A N W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A N O M O R 67 T A H U N 201 2 T E N T A N G W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A P E R A T U R A N W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A N O M O R 67 T A H U N 201 2 T E N T A N G P E D O M A N P E L A K S A N A A N P E N G A D A A N B A R A N G /

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN E-MAYA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN E-MAYA BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN E-MAYA 3.1 Profil Institusi 3.1.1 Latar Belakang Institusi E.nopi merupakan franchise dari Daekyo Internasional yang salah sat u pusat pembelajaran terbaik di Korea yang

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGEMBANGAN MODEL POLA KAIN TRADISIONAL SALELE MASYARAKAT TANIMBAR - MALUKU TENGGARA DENGAN BANTUAN PROGRAM MA PLE

RANCANGAN PENGEMBANGAN MODEL POLA KAIN TRADISIONAL SALELE MASYARAKAT TANIMBAR - MALUKU TENGGARA DENGAN BANTUAN PROGRAM MA PLE RANCANGAN PENGEMBANGAN MODEL POLA KAIN TRADISIONAL SALELE MASYARAKAT TANIMBAR - MALUKU TENGGARA DENGAN BANTUAN PROGRAM MA PLE Crista Sandhy NIM : 0400519841 ABS TRAK Kata Kunci : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH KOM PETEN SI DAN M O T IV A S I TERHADAP KINERJA GURU SM A N E G E R I 101 JAKARTA

PENGARUH KOM PETEN SI DAN M O T IV A S I TERHADAP KINERJA GURU SM A N E G E R I 101 JAKARTA PENGARUH KOM PETEN SI DAN M O T IV A S I TERHADAP KINERJA GURU SM A N E G E R I 101 JAKARTA KARYA AKHIR OLEH R IL IP SR I 55108110203 UNIVERSITAS M ERCU BUANA PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM M AGISTER M

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN SALINAN NOMOR 1 4/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

H A Y A T I J U R N A L I L M U - I L M U H A Y A T I

H A Y A T I J U R N A L I L M U - I L M U H A Y A T I I S S N : 0 2 1 6-0382 H A Y A T I J U R N A L I L M U - I L M U H A Y A T I V o l. V N. 0 5 D e s e m b e r 2 0 0 8 A. Y U D I H E R Y A D I E X I S T I N G C O N D I T I O N K E R A G A A N A G R I B

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP.004 TAHUN 2010

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP.004 TAHUN 2010 PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP.004 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL ATAS PENEMUAN BARU YANG BERMANFAAT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 50, 201 3 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa berda s

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 75, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 75 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PADA DINAS KESEHATAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Unified Communication 4.1.1 Perangka t Keras dan Jaringan PT. PPA telah menyediakan berbagai perangkat keras dan jaringan sesuai den gan m inim al spesifikasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 79, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN REKREASI KOTA PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN

Lebih terperinci

K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK. Standar Auditing. Per 1 Januari 2001

K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK. Standar Auditing. Per 1 Januari 2001 K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK Standar Auditing Per 1 Januari 2001 Daftar Isi Ringkas Standar Auditing DAFTAR ISI RINGKAS STANDAR AUDITING Halaman Daftar Isi Ringkas Standar

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN TENTANG HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 201 3

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN TENTANG HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 201 3 SALINAN NOMOR 24, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 201 2 TENTANG HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 201 3 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi informasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi informasi sangat 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi informasi sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan bisnis. Teknologi informasi dapat memberikan efektivitas dan

Lebih terperinci

Membangun ITB Sebagai Kekuatan Moral dan Ujung Tombak Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa

Membangun ITB Sebagai Kekuatan Moral dan Ujung Tombak Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa Membangun ITB Sebagai Kekuatan Moral dan Ujung Tombak Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa Oleh: Taufikurahman Segala p uji bagi Allah, Tuh an sem esta alam. Mengawali tulisan ini saya ingin menyampaikan

Lebih terperinci

BAB III M ETODE PENELIT IAN

BAB III M ETODE PENELIT IAN BAB III METODE PENELIT IAN 3.1. Struk tur Org anisasi Perg ur uan Ti nggi Berikut adalah gambaran um um tentang strukt ur organisasi perguruan tinggi yang ada di dalam Un iver sitas XYZ : Sumber : Hasil

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SALINAN NOMOR 31, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Salah satu peran teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Salah satu peran teknologi informasi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, hampir seluruh perusahaan telah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi unt uk membant u aktivitas operasional perusahaan dan membantu manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SALINAN NOMOR 2 9, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 201 2 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum sebuah imbalan merupakan hal yang sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum sebuah imbalan merupakan hal yang sangat penting karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum sebuah imbalan merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut hal yang sangat sensitif. Dan bagi seorang pegawai, gaji atau imbalan tersebut

Lebih terperinci

BA B I P ENDA H ULUA N. Sebagai mahasiswa, saya mempuny ai tanggung jawab untuk memberikan

BA B I P ENDA H ULUA N. Sebagai mahasiswa, saya mempuny ai tanggung jawab untuk memberikan BA B I P ENDA H ULUA N 1.1 Latar Belakang Sebagai mahasiswa, saya mempuny ai tanggung jawab untuk memberikan kontribusi positif terhadap khalay ak umum, k hususny a bagi univ ersitas dimana say a menuntut

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PT. BANK JATIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PT. BANK JATIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 3, 2011 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PADA PT. BANK JATIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa pen yerta a

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas (Quality) Dalam Kam us Besar Bahasa Indonesia, k ualitas dapat ber arti : 1. Tingkat baik buruknya sesuatu; kadar, 2. Derajat atau taraf. Banyak pakar dan organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perusahaan dan dunia usaha pada umumnya adalah persaingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perusahaan dan dunia usaha pada umumnya adalah persaingan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, salah satu yang dihadapi oleh perusahaan dan dunia usaha pada umumnya adalah persaingan. Meningkatnya intensitas persaingan

Lebih terperinci

STANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02

STANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02 Daftar Isi Standar Umum SA Seksi 200 STANDAR UMUM Sifat standar umum; pelatihan dan keahlian auditor; independensi; penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama dalam pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Dari uraian-uraian dan analisis data di atas, pe nelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengetahuan tentang Pancasila yang diberikan mela

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan teknologi informasi yang dapat memfasilitaskan dan mendukung proses

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan teknologi informasi yang dapat memfasilitaskan dan mendukung proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan globalisasi jaman yang berkem bang, banyak perusahaanperusahaan saat ini yang berdiri menggunakan sistem teknologi informasi. Hal tersebut dikarenakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, b. bahwa s eba ga i pela ksan a a n lebih la n ju t keten tu a n

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, b. bahwa s eba ga i pela ksan a a n lebih la n ju t keten tu a n SALINAN NOMOR 30, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 201 2 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2018 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 63 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 63 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP SALINAN NOMOR 6 3, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 63 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TARIP ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TARIP ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 24, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG TARIP ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa den ga n a da n ya kenaikan h a rga

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, b. bahwa s eba ga i pela ksan a a n lebih la n ju t keten tu a n

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, b. bahwa s eba ga i pela ksan a a n lebih la n ju t keten tu a n SALINAN NOMOR 28, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 201 2 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN SALINAN NOMOR 49, 2012 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Gambaran Singkat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Barat Instansi / suatu badan yang menangani pembangunan daerah provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangkitkan semangat kebersamaan persatuan dan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO N O M O R 17 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI PURWOREJO N O M O R 17 TAHUN 2006 T E N T A N G SALINAN 1 BUPATI PURWOREJO P E R A T U R A N B U P A T I P U R W O R E J O N O M O R 17 TAHUN 2006 T E N T A N G P E L I M P A H A N D A N P E N D E L E G A S I A N S E B A G I A N K E W E N A N G A N

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23 / PRT / M / 2009 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN FORUM JASA KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23 / PRT / M / 2009 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN FORUM JASA KONSTRUKSI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23 / PRT / M / 2009 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENYELENGGARAAN FORUM JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

SAN KSANA TEKNIS AHUN 2OL4 ANG NELITIAN HIDRODINAMIKA. mor 190/PMK.O5/2012 tentang Tata. am Rangka Pelaksanaan Anggaran

SAN KSANA TEKNIS AHUN 2OL4 ANG NELITIAN HIDRODINAMIKA. mor 190/PMK.O5/2012 tentang Tata. am Rangka Pelaksanaan Anggaran .-: ru upr BALAI PENGKAJIAN PENELITIAN HIDRODINAMIKA.ff.q KE KEPALA UNIT BALAI PENGKAJIAN DAN SELAKU KUASA NoMoR 3b TE PENETAPAN PE.JABAT PEMB PENANDATANGAN S SAN KSANA TEKNIS NELITIAN HIDRODINAMIKA GGUNA

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO P E R A T U R A N BUPATI P U R W O R E J O. N O M O R : 1 8 T A H U N 2006 T E N T A N G

BUPATI PURWOREJO P E R A T U R A N BUPATI P U R W O R E J O. N O M O R : 1 8 T A H U N 2006 T E N T A N G SALINAN 1 BUPATI PURWOREJO P E R A T U R A N BUPATI P U R W O R E J O. N O M O R : 1 8 T A H U N 2006 T E N T A N G K O D E D A N D A T A W I L A Y A H A D M I N I S T R A SI P E M E R I N T A H A N K

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 88 TAHUN 2005 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 88 TAHUN 2005 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 88 TAHUN 2005 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DT II CIREBON NOMOR 14 TAHUN 1996

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Secara keseluruhan desain yang diterapkan dalam perancangan ulang kemasan produk

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Secara keseluruhan desain yang diterapkan dalam perancangan ulang kemasan produk BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN Secara keseluruhan desain yang diterapkan dalam perancangan ulang kemasan produk enye-enye Ny. Ing ini menggunakan elemen-elemen desain yang dapat mendukung tone and manner

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 74, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PELAYANAN KESEHATAN OLAHRAGA PADA DINAS KESEHATAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR SATUAN HARGA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR SATUAN HARGA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN 2014 SALINAN NOMOR 36, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR SATUAN HARGA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU)

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) B e n tu k: PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) O le h : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA N o m or: 28 TAHUN 1960 (28/ 1960) Tanggal: 12 AGUSTUS 1960 (JAKARTA) Sum ber: LN 1960/ 85; TLN NO.

Lebih terperinci

APLIKASI PERANGKAT AJAR FISIKA UNTUK SMP KELAS VII PADA SMP KEMURNIAN I. Albert Ferdinand. Ken Hadelee Caprianto. Monica

APLIKASI PERANGKAT AJAR FISIKA UNTUK SMP KELAS VII PADA SMP KEMURNIAN I. Albert Ferdinand. Ken Hadelee Caprianto. Monica APLIKASI PERANGKAT AJAR FISIKA UNTUK SMP KELAS VII PADA SMP KEMURNIAN I Albert Ferdinand Tekn olo gi Informati ka, DKI Jakarta, Indo nesia. Ken Hadelee Caprianto Tekn olo gi Informati ka, DKI Jakarta,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 17, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 17 TAHUN 201 3 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 109 TAHUN 201 2 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 5, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa da la m ra n gka pen da

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL EVALUASI

BAB 4 HASIL EVALUASI 119 BAB 4 HASIL EVALUASI 4.1 Anali sa Fit/Gap Analisa aplikasi QP RO dengan menggunakan metode fit/gap merupakan suatu proses mengidentifikasi setiap kriteria proses bisnis yang dibutuhkan Rumah Sakit

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 8, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 201 3 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIBERIKAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA DALAM

Lebih terperinci

Konsep E-Electronics

Konsep E-Electronics Konsep E-Electronics Latar Belakang Pembuatan E-Electronics Pada umumnya masyar akat dalam mencar i bar ang-bar ang elekt r onik yang diinginkan seper t i TV, Kulkas,Ac,VCD maupun DVD player dan bar angbar

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 53, 2012 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : ba

Lebih terperinci

BAB 2 Data dan Analisa

BAB 2 Data dan Analisa BAB 2 Data dan Analisa 2.1. Literatur Encarta Refence Library m enyebutkan bahwa komik adalah series of drawings arranged to tell a story. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, komik adalah cerita bergambar

Lebih terperinci

Manual Prosedur PELAKSANAAN SEMESTER PENDEK (SP)

Manual Prosedur PELAKSANAAN SEMESTER PENDEK (SP) Manual Prosedur PELAKSANAAN SEMESTER PENDEK (SP) FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 Manual Prosedur Pelaksanaan Semester Pendek (SP) Fakultas Pertani an Universi tas Brawijay a Kode Dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 23, 201 3 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2014 WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. ba h wa u n tu k m ela ksan a ka n keten

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER SALINAN NOMOR 12, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG TARIP TAKSI ARGOMETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NO. 18 2000 SERI. D PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2000 T E N T A N G SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

TRANSFORMASI ITB :

TRANSFORMASI ITB : TRANSFORMASI ITB 2005-2010: Membangun Keun ggulan yan g Inklusif dalam Mewujudkan ITB sebagai Center of Excellence Dr. Alibasyah Siregar Departemen Teknik Industri ITB A. LATAR B ELAKANG Berbagai indikator

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 41, 2012 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

BA B III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BA B III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BA B III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Umum Perusahaan Sekitar 20 tahun silam (1988) perjalanan Indocare Group dimulai dengan didirikanny a sebuah per usahaan pemasaran berjenjan g oleh professional-professional

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK SALINAN NOMOR 62, 2012 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 95 TAHUN TENTANG PETA ARAHAN PERSEBARAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA UNTUK PENEMPATAN ANTENA MAKRO SELULER

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 95 TAHUN TENTANG PETA ARAHAN PERSEBARAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA UNTUK PENEMPATAN ANTENA MAKRO SELULER SALINAN NOMOR 95, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 95 TAHUN 201 2 TENTANG PETA ARAHAN PERSEBARAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA UNTUK PENEMPATAN ANTENA MAKRO SELULER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 97 TAHUN 2012 TENTANG REALOKASI KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 97 TAHUN 2012 TENTANG REALOKASI KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 2012 SALINAN NOMOR 97, 2012 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 97 TAHUN 2012 TENTANG REALOKASI KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA MALANG TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 50, 2012 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : ba h wa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 70, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS SANGGAR KEGIATAN BELAJAR PADA DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 112 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER DAN ANGKA KREDITNYA PADA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 112 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER DAN ANGKA KREDITNYA PADA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 112, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 112 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER DAN ANGKA KREDITNYA PADA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Perangkat Ajar 3.1.1 Analisis Perangkat Ajar yang Sejenis Sebelum memutusk an untuk m enuangk an kon sep ap likasi yang akan dibuat, dilakukan terlebih dahulu

Lebih terperinci

P R O G R A M K ER J A T A H U N A N TIM P EN G G ER A K P K K D E SA P R IN G G O W IR A W A N TA H U N 2011

P R O G R A M K ER J A T A H U N A N TIM P EN G G ER A K P K K D E SA P R IN G G O W IR A W A N TA H U N 2011 P R O G R A M K ER J A T A H U N A N TIM P EN G G ER A K P K K D E SA P R IN G G O W IR A W A N TA H U N 211 P O K JA II NO B IDAN G PR O GR A M T U JU AN SA SA RAN K EG IATA N D AN A K ET 1 2 3 4 5 6

Lebih terperinci

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDO NESIA SURAT - EDARAN NOMOR: SE-001/J.A/8/1994 TENTANG

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDO NESIA SURAT - EDARAN NOMOR: SE-001/J.A/8/1994 TENTANG JAKSA AGUNG REPUBLIK INDO NESIA SURAT - EDARAN NOMOR: SE-001/J.A/8/1994 TENTANG PETUNJUKAN PENANGANAN O PERASI YUSTISI TEAM KOORDINASI PENG AM AN HUTAN Memperhatikan Surat Menteri Kehutanan RI Nomor :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 13, 2013 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 201 3 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PERKANTORAN TERPADU PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 45, 201 2 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS SIS TEM YANG B ERJALAN. 3.1 Riwayat Rum ah Sakit O MNI Alam Sutera

BAB 3 ANALIS IS SIS TEM YANG B ERJALAN. 3.1 Riwayat Rum ah Sakit O MNI Alam Sutera 36 BAB 3 ANALIS IS SIS TEM YANG B ERJALAN 3.1 Riwayat Rum ah Sakit O MNI Alam Sutera Rumah Sakit OMNI Alam Sutera didirikan pada tanggal 31 Mei 2005 den gan akta pen dir ian nom or 17 dan den gan nomor

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN TUNAI DAN PENJUALAN KREDIT PT. KENTANIX SUPRA INTERNATIONAL

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN TUNAI DAN PENJUALAN KREDIT PT. KENTANIX SUPRA INTERNATIONAL iv Universitas Bina Nusantara Abstrak Jur usan Sistem Informasi Program Studi Komp uterisasi Ak untansi Skripsi Sarj ana Komputer Semester VIII tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci