BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 73 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Hasil Pengum pul an Data Kegiatan Perancangan Perencanaan Produk Tabel 4.1 Pernyataan Misi Pernyataan Misi : Rak baja untuk penyimpanan plat baja Uraian Produk Sasaran Bisinis Utama Mempermudah dalam penyimpanan plat dan menghemat penggunaan lahan. Pasar Utam a Untuk perusahaan yang menggunakan bahan baku berupa plat. Pasar Sekun der Untuk pekerja dibagian gudang bah an bak u. Asumsi asumsi dan batasan - batasan Produk ini dirancang hanya untuk keperluan penyimpanan plat saja. Stakeholder Pengguna Opersaional manufaktur Tim Perancangan

2 74 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Dari hasil observasi dan wawancara terhadap pekerja yang berh ubungan dengan gudang bah an bak u dihasilkan kebut uhan-kebut uhan yang dianggap perlu dan diinginkan oleh Customer. Dibawah ini adalah beberapa kebutuhan yang dihasilkan. Tabel 4.2 Identifikasi kebut uhan pelanggan No Kebutuhan 1 Produk k uat 2 Produk dapat m emuat plate baja 3 Mudah unt uk p eletakan dan pen gam bilan plat 4 Tahan lama 5 Desain ergonomis Tabel 4.3 Kebut uhan Pelan ggan No Kebutuhan Tingkat kepentingan 1 Produk k uat 5 2 Produk dapat memuat plate baja 5 3 Mudah untuk p eletakan dan pengam bilan plat 5 4 Tahan lama 4 5 Desain ergonomis 4

3 75 Penyusunan Konsep Kon se p I Seperti kondisi saat ini dimana plat yang ada di gudang bahan baku diletakan diatas lantai dan disusun bert umpuk. Hal ini mengakibatkan plat yang berada dibawah akan sulit unt uk diambil sehingga kualitas dari plat tersebut akan berk ur ang. Kon se p II Penyimpanan plat baja yang ada di gudang bahan baku menggunakan rak baja, dimana dengan penggunaan rak ini plat yang pertama datang akan diambil pertam a, sehin gga tidak ada pen umpukan plat yang lam a yang akan m enggur angi kualitas dari plat tersebut. Kon se p II I Dengan penggunaan kayu sebagai alas untuk meletakan plat baja, penyusunannya seperti konsep 1 dimana plat akan ditumpuk berdasarkan jenis platnya. Seleksi Konsep Berdasarkan Konsep-konsep yang disusun, maka tim melakukan kegiatan penyeleksian konsep untuk mendapatkan konsep yang terbaik yang dapat dikembangkan lebih lanjut lagi. Penyeleksian konsep dengan menggunakan metode Screening untuk penyaringan konsep dan memperkecil pemilihan

4 76 terhadap konsep, yang selanjutnya adalah Scoring untuk mem berikan bo bot penilaian terhadap konsep yang telah dipilih dari Screening, dari tahapan Sco ring di tetapkan pilihan konsep yang akan dipilih. 1. Screening Dari hasil penyarin gan diatas didapatkan 2 konsep yan g dapat dilanjutkan untuk pengembangan dan memasukin tahap penilaian. Tabel 4.4 penyaringan konsep Kriteria Seleksi Konsep Konsep I Konsep II Konsep III Sponge(referensi) Kuat Tahan lama Mudah untuk peletakan Mudah untuk pengambilan Dapat menyimpan banyak plat Jumlah Jumlah Jumlah Nilai Akhir Peringkat Lan jutkan Ya ya tidak tidak

5 77 2. Scoring Kriteria Seleksi Beban Tabel 4.5 penilaian konsep Konsep Konsep I Rating Nilai Beban Konsep II Rating Kuat 20% Tahan lama 20% Nilai Beban Mudah untuk peletakan 20% Mudah untuk pengambilan 25% Dapat menyimpan banyak plat 15% Tot al Nilai Peringk at 2 1 Lanjutkan Tidak Ya Dari hasil penilaian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konsep II, yang terpilih untuk dilakukan. Yaitu dengan penggunaan rak untuk penyimpanan plat baja, sehingga kualitas dari plat tersebut akan terjaga karena plat yang pertama datang akan pertama diambil untuk di produksi.

6 Usulan Design Rak Baja Berdasarkan hasil seleksi konsep maka masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan adalah penataan pla te yang ada digudang raw material dimana plate plate ter sebut disusun bertump uk. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas dari plate itu sendiri. Untuk mengatasi masalah tersebut kelompok kami mengusulkan penggunaan sebuah rak. Adapun design rak yan g kami usulkan sebagai berik ut:

7 79 Gambar 4.2 Design rak 3D Gambar 4.3 Rak 2D

8 80 Gambar 4.4 Komponen 1 Gambar 4.5 Komponen 2

9 Gambar 4.6 Komponen 3 81

10 82 Gambar 4.7 Komponen 4 Gambar 4.8 Komponen 5

11 Gambar 4.9 Komponen 6 83

12 Perhitungan Biaya Pembuatan Rak Setelah mengetahui desain yang akan dibuat maka kami memberikan usulan biaya kepada pihak perusahaan dalam membuat rak tersebut. Berikut ini adalah perhit ungan biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu rak baja, biaya biaya yang dimaksud adalah biaya pem belian material dan biaya tenaga kerja. Material yang digunakan adalah jenis plat baja kanal U dengan ukuran 250mm x 90mm x 9 mm yang memiliki panjang 6 meter. Untuk kanal U dengan ukuran 250 mm x 90mm x 9mm merupakan pondasi dasar dari rak baja ini digunakan sebanyak 2 buah. Material selanjutnya adalah kanal U dengan ukuran 150mm x 75mm x 7,5 yang memiliki panjang 6 meter, digunakan sebagai penopang tegak pada rak baja digunakan 5 buah. Dan untuk biaya tenaga kerjanya diasumsikan dengan biaya per jam Rp ,00 dan lama pengerjaannya selama 1 minggu (5 hari) kerja. Rincian biayanya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.6 Perhitungan biaya pembuatan rak Rincian biaya Harga sat uan Total Harga Kanal U 250mm x 90mm x 9mm (2) Rp Rp Kanal U 150mm x 75mm x 7,5mm (7) Rp Rp Biaya tenaga kerja (6,5 jam) Rp Biaya tenaga kerja selama 1 minggu Rp Rp Total biaya unt uk 1 rak Rp

13 89 Jadi, total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membuat 1 buah rak baja adalah Rp Perhitungan Analisa Penggantian Dalam rangka meningkatkan efisiensi, maka dilakukan perhitungan biaya. Perhit ungan biaya dimulai dengah menghitung biaya penggantian, dimana dari yang sebelumnya tidak menggunakan rak menjadi menggunakan rak. Perhitungan ini kami lakukan bert ujuan untuk mengetahui apakah dengan penggunaan rak unt uk penyimpanan plate baja yang kami usulkan lebih mengunt ungkan jika dibandingkan dengan kondisi saat ini. jika diketahui biaya yang dikeluarkan jika tidak memakai rak plate adalah Rp dan plate tersebut dapat digunakan sampai 1 tahun kedepan, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk membuat 1 rak plate adalah Rp , rak ini diestimasikan dapat digunakan dengan baik selama 10 tahun. Dengan mengasumsikan tidak ada biaya perawatan pada kedua alternatif dan MARR yang ditetapkan adalah 1/2%. Dibawah ini adalah perhitungan dari analisa penggantian, yaitu:

14 90 Kedua alternatif diatas dapat dibandingkan ber dasarkan ongkosongkos ekuivalen tahunanya: ( A/P,1 2%,1) 0 EUAC 1 = = ( 1,0050) + 0 = Rp ( A/P,1 2 %,10) 0 EUAC 2 = ( 0,1094) 0 = = Rp ,5 Dengan hasil diatas maka perusahaan sebaiknya membuat rak unt uk menyimpan raw m aterial sehingga memberikan penghematann sebesar Rp ,5 pertahun. 4.3 Analisa Hasil Analisa Pemilihan Masalah Kondisi saat ini pada PT. UTPE adalah meletakkan plat baja dengan cara menumpuk di lantai, sehingga plate yang pertama kali datang akan ditimpa dengan plate yang datang pada jadwal pem belian selanjutnya. Jika plate yang tertimpa dibiarkan terus menerus dan tertimpa dalam wakt u yan g lama, hal ini akan mengakibatkan plate tersebut akan berkarat, kualitas dari

15 91 plate tersebut akan menurun dan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan sendiri baik dari segi biaya, waktu dan tenaga. Raw material yan g tersusun bertumpuk mengakibatkan bahan yang sudah lama disimpan mengalami penyusutan fungsinya atau kekuatan, selain itu jika bahan yan g sudah lama disimpan jika digunakan maka dapat memberikan hasil produk yang kurang bagus sehingga memberikan kekecewaan pada pelanggan. Kondisi warehouse saat ini yg dimiliki oleh perusahaan dianggap buruk oleh pihak management, dikarenakan plat baja yang merupakan salah satu bahan baku utama perusahaan hanya diletakkan di atas lantai begitu saja. Hal ini dianggap oleh perusahaan dapat mengurangi tingkat kualitas dari plat baja yang akan digunakan, karena plat baja yang paling dasar (berada di paling bawah) akan semakin berkurang tingkat kualitas bajanya dan semakin berkarat, sehingga akan memakan waktu yang lama unt uk memproses plat tersebut Analisa Perancangan Design Rak Rak yang akan didesain digunakan untuk perbaikan layout warehouse pada bagian raw m aterial, Setelah melihat kondisi yang ada, maka kam i menyarankan pembuatan rak baja unt uk meletakan plate plate baja yang ada saat ini. Dimana dengan adanya rak baja ini, maka kualitas plat baja tetap

16 92 bertahan atau dengan kata lain kualitasnya akan tetap bagus, karena plate plate yang dibeli terlebih dahulu dapat digunakan terlebih dahulu. Design rak yang kami usulkan dapat dilihat pada gam bar 4.2, seperti yang terlihat pada gambar material yang kami gunakan untuk membuat rak adalah kanal U atau UNP dan plate grade 250. dimana tiap celah berukuran 500mm untuk tempat penyimpanan plate. Rak tersebut terbagi dalam 6 komponen, antara lain: Komponen 1 menggunakan material UNP 250 yang berdimensi 250x90x9 dengan panjang 6 meter, material ini digunakan sebagai alas dari rak tersebut. Komponen 2 menggunakan material UNP 150 yang berdimensi 150x75x7,5 dengan panjang 5 meter, material ini digunakan sebagai penyangga atas. Komponen 3 menggunakan material UNP 150 yang berdimensi 150x75x7,5 dengan tinggi 1,4 meter, material ini digunakan sebagai penyangga samping. Komponen 4 dan 5 menggunakan material UNP 150 yang berdimensi 150x75x7,5. Material ini digunakan sebagai penyangga antar komponen 3..

17 93 Komponen 6 menggunakan material plate grade 250 yang berdimensi 5x200x4980, material ini digunakan sebagai penahan anatara 2 komponen Analisa penggantian Setelah merancang rak maka harga untuk membuat rak tersebut dapat diperkirakan, dengan rincian yang sdah dibahas diatas di peroleh estimasi biaya untuk satu buah rak adalah Rp Dengan estimasi biaya pembuatan rak ini tahap selanjutnya adalah melakukan analisa penggantian, dimana analisa ini dilakukan untuk mengetahui apakah dengan penggunaan rak akan lebih baik dibandingkan dengan kondisi sekarang, dan juga menbantu perusahaan dalam mengambil keput usan apakah mengganti sistem penyimpanan yang ada sekarang dengan penggunaan rak seperti yang kami usulkan. Untuk perhitungan ongkos ekuivalen tahunan 1 ( EUAC 1 ) yang dijabarkan diatas, dengan mengasumsikan biaya yang dikeluarkan adalah dari biaya tenaga kerja untuk membersihkan plate baja tersebut sebesar Rp dimana angka ini di dapat dari:

18 94 = Biaya Tenaga Kerja x Jam x Jumlah Plate = x 0,5 Jam x 392 = Rp Dengan mengasumsikan plate yang digunakan adalah plate garde 250 dengan tebal 5mm, seorang operator dapat membersihkan 1 buah plate dalam waktu setengah jam, kapasitas yang dapat di letakan pada rak ini adalah 98 plate di setiap celah/ tempat peletakan plate, dengan total kapasitas adalah 98x4 = 392. dengan MARR ½ %, n= 1, maka ongkos ekuivalen tahunan 1 ( EUAC 1) yang diperoleh adalah Rp Sedangkan untuk perhitungan ongkos ekuivalen tahunan 2 ( EUAC 2 ) investasi awal yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah Rp , dengan perkiraan rak ini dapat di pakai dengan baik selama 10 tahun, maka ongkos ekuivalen tahunan 2 ( EUAC 2 ) adalah Rp Dari hasil perhitungan kedua ongkos ekuivalen tahunan ini didapat ongkos ekuivalen tahunan 2 ( EUAC 2 ) sebesar Rp lebih kecil dibandingkan jika perusahaan tetap pada sistem yang ada sekarang ini dengan ongkos ekuivalen tahunan 1 ( EUAC 1 ) sebesar Rp Berdasarkan perhitungan diatas, maka sebaiknya perusahaan untuk membuat rak ini

19 95 sehingga perusahaan akan menghemat pengeluaran sebesar Rp ,5 pertahun Layout Usulan Penataan layout warehouse Seperti yang telah diuraikan diatas, masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan adalah penataan tata letak yang kurang rapih dan kurang baik pada bagian warehouse khususnya pada penataan pada raw material. Salah sat u cara yang dapat dilakukan unt uk perbaikan adalah dengan penggunaan rak untuk meletakan raw m aterial yang berupa plate. Dengan rak yang didesign berukuran 5x6 meter, dengan memperhitungkan jumlah stok yang ada pada saat ini, dimana ada kecenderungan stok bahan baku semakin lama akan semakin berkurang, maka untuk stok yang ada pada gudang bahan baku saat ini jumlah rak yang dibutuhkan sebanyak 12 buah. usulan peletakan rak pada gudan g bahan baku dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Sedangkan untuk pengaturan peletakan plate pada rak dapat dilihat pada lampiran 5.

20 Gambar 4.9 usulan peletakan rak pada gudang bahan baku 96

21 97 Peletakan plate pada rak dikelompokan berdasarkan jenis grade dari plate tersebut, hal ini akan mempermudah dalam pencarian bahan baku yang ingin dipakai. Plate yang sering digunakan diletakan dekat dengan kereta pengangkut sehingga akan mempersingkat waktu dan memperkecil biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, seperti biaya listrik, biaya tenaka kerja Perbandingan layout sekarang dengan layout usulan Perbandingan yang dilakukan yaitu dengan membandingkan ongkos material handling antara layout saat ini dengan layout usulan. Jika diasumsikan biaya material handling sebesar Rp dan 1 kali pengangkutan material sebanyak 5 lembar plate, maka perhitungan ongkos material handling dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

22 98 Tabel 4.7 perhitungan ongkos material Handling untuk layout saat ini Dari Ke Jarak Jumlah alat angkut frekuensi OMH (Rp/m/gerak) Total ongkos area grade 250 lantai produksi 16, overhead crane 20 Rp Rp area grade 350 lantai produksi 16,32 25 overhead crane 5 Rp Rp area grade 450 lantai produksi 4,26 0 overhead crane 0 Rp Rp0 area grade 600 lantai produksi 5,07 0 overhead crane 0 Rp Rp0 area grade 700 lantai produksi 32,68 15 overhead crane 3 Rp Rp area HBN 400 lantai produksi 20,02 10 overhead crane 2 Rp Rp area HBN 450 lantai produksi 26,27 10 overhead crane 2 Rp Rp area lainnya (pipa,unp,dll) lantai produksi 15,41 50 overhead crane 10 Rp Rp total ongkos material handling Rp Contoh perhitungan untuk area grade 250 Total ongkos = jarak x frekuensi x OMH = 16,75 x 20 x Rp = Rp

23 99 Tabel 4.8 perhitungan ongkos material Handling untuk layout usulan Dari Ke Jarak jumlah alat angkut frekuensi OMH (Rp/m/gerak) Total ongkos area grade 250 lantai produksi 12, overhead crane 20 Rp Rp area grade 350 lantai produksi 5,28 25 overhead crane 5 Rp Rp area grade 450 lantai produksi 23,48 0 overhead crane 0 Rp Rp0 area grade 600 lantai produksi 19,68 0 overhead crane 0 Rp Rp0 area grade 700 lantai produksi 12,9 15 overhead crane 3 Rp Rp area HBN 400 lantai produksi 12,86 10 overhead crane 2 Rp Rp area HBN 450 lantai produksi 7,26 10 overhead crane 2 Rp Rp area lainnya (pipa,unp,dll) lantai produksi 15,41 50 overhead crane 10 Rp Rp total ongkos material handling Rp Contoh perhitungan untuk area grade 250 Total ongkos = jarak x frekuensi x OMH = 12,58 x 20 x Rp =Rp

24 100 Dari hasil perhitungan diatas didapat ongkos material handling pada layout sekarang sebesar Rp lebih mahal dari layout yang di usulkan sebesar Rp Dengan menerapkan layout usulan ini perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan kondisi sekarang yang terjadi di perusahaan. Selain itu perusahaan juga akan mendapatkan keuntungan lain dari penerapan layout usulan ini, seperti tersedianya lahan kosong digudang bahan baku untuk menyimpan material / komponen lain, karena dengan penggunaan rak akan mempersempit pemakaian lahan utnuk menyimpan raw m aterial.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi informasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi informasi sangat 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi informasi sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan bisnis. Teknologi informasi dapat memberikan efektivitas dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSTRUKSI RAK BAJA DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PENYIMPANAN MATERIAL DI GUDANG BAHAN BAKU PADA PT. UNITED TRACTOR PANDU ENGINEERING

PERANCANGAN KONSTRUKSI RAK BAJA DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PENYIMPANAN MATERIAL DI GUDANG BAHAN BAKU PADA PT. UNITED TRACTOR PANDU ENGINEERING PERANCANGAN KONSTRUKSI RAK BAJA DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PENYIMPANAN MATERIAL DI GUDANG BAHAN BAKU PADA PT. UNITED TRACTOR PANDU ENGINEERING TUGAS AKHIR Oleh ADHARINI 0900806971 ANTO NIUS JUNIO R LO

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan dan dibahas pada BAB IV, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam proses produksinya PT.Nusa Multilaksana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penulis menemukan bahwa storage yang bermasalah adalah storage Unit 1. Pada storage Unit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 49 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengertian Produk Menurutn Stanton (2001, p222), yang dimaksud dengan produk adalah sekumpulan attribute. Yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang merupakan salah satu bagian terpenting dari seluruh proses pabrik. Gudang dapat didefinisikan sebagai suatu tempat atau bangunan yang dipergunakan untuk menimbun,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi sudah meluas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi sudah meluas dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, peranan teknologi sudah meluas dan menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai bidang usaha di Indonesia. Teknologi informasi membantu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan PT PINDAD merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer komersial di Indonesia. Salah satu produk yang dibuat oleh perusahaan ini adalah kendaraan

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan dagang, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang sparepart otomotive.

BAB 3. perusahaan dagang, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang sparepart otomotive. BAB 3 ANALISA SIS TEM YANG S EDANG BERJALAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Kartika Agung Fersindo berdiri mulai dari tahun 1998 yang merupakan perusahaan dagang, dimana perusahaan

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.1, Maret 2013, pp.29-34 ISSN 2302-495X Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Ayunda Prasetyaningtyas A. 1, Lely

Lebih terperinci

PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015

PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015 PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015 DEFINISI Material handling merupakan salah satu jenis transportasi (pengangkutan), yang digunakan untuk memindahkan bahan baku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya permintaan pelanggan akan suatu barang membuat perusahaan berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk memperlancar pemenuhan permintaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berikut ini merupakan simpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, yaitu: 1. Tata letak awal pada gudang produk jadi PT Amico Primarasa belum optimal dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, industri sudah berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi tersebut, maka munculah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan sekitarnya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang)

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang) LAYOUT AND PALLET RACKING SYSTEM DESIGN FOR SUPPORTING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi lebih dalam teknologi informasi terutama dalam Supply Chain mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi lebih dalam teknologi informasi terutama dalam Supply Chain mereka. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis saat ini sangatlah ketat, baik dalam pasar lokal maupun pasar global. Setiap perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas produk, kecepatan respon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Perusahaan pada umumnya ingin menekan biaya pengeluaran dan kerugian yang terjadi dalam proses menangani produk. Tata letak fasilitas dan material handling perusahaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan 5.1.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal Pada kondisi awal lantai produksi, pengaturan tata letak pada PT TFI cenderung menempatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong semua perusahaan khususnya industri manufaktur saling bersaing untuk menghasilkan produk yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi pilihan utama masyarakat untuk mendapatkan informasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi pilihan utama masyarakat untuk mendapatkan informasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perkem bangan teknologi informasi tumbuh dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai media komunikasi yang semakin canggih

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan dalam hal mengenai bahan yang akan diproses menjadi suatu produk bagi perusahaan industri merupakan hal penentu dalam kelancaran produksinya, maka perlu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dilakukan beberapa analisa seperti yang dijelaskan berikut ini: 5.1 Analisa Aliran Material dengan From To

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam proses penulisan skripsi mengenai perancangan tata letak ini, penulis mengumpulkan dan menyusun data-data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS 5.1. Analisis Tata letak Awal

BAB V ANALISIS 5.1. Analisis Tata letak Awal BAB V ANALISIS Perencanaan ulang tata letak fasilitas dan aliran material merupakan permasalahan yang sering muncul pada sebuah lantai produksi. Proses yang kompleks dengan melibatkan semua stasiun kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses bisnis dalam mempertahankan diri dari persaingan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. proses bisnis dalam mempertahankan diri dari persaingan bisnis yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi yang demikian pesatnya telah membawa perubahan dan pengaruh pada seluruh segi kehidupan manusia, khususnya pada kegiatan proses bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, semakin kecil biaya produksi maka semakin besar keuntungan yang didapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimasukkan dalam pelajaran ekstrakulikuler. ini adalah Bahasa Jepang. Salah sat u survey pada tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. dimasukkan dalam pelajaran ekstrakulikuler. ini adalah Bahasa Jepang. Salah sat u survey pada tahun 2010 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa pada era globalisasi saat ini, masyarakat semakin menyadari pentingnya penguasaan lebih dari satu bahasa sebagai nilai lebih untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gudang adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, dan finished goods) pada dan antara

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pengumpulan informasi tentang waktu yang dibutuhkan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pengumpulan informasi tentang waktu yang dibutuhkan dalam suatu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan kerja merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu perusahaan. Penjadwalan kerja akan berhasil bila didukung dengan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan adalah pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi meliputi

Lebih terperinci

III BAB I PENDAHULUAN

III BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu sistem manajemen rantai pasok memiliki peranan penting untuk meningkatkan kinerja dalam setiap aktivitas industri. Salah satu faktor pendukungnya adalah gudang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDA HULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis semakin cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDA HULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis semakin cepat dan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDA HULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis semakin cepat dan mendorong masing-masing perusahaan untuk selalu berkembang dan ber adaptasi dengan per

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN MODUL KE-3 PRAKTIKUM MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ONGKOS MATERIAL HANDLING

LAPORAN MODUL KE-3 PRAKTIKUM MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ONGKOS MATERIAL HANDLING LAPORAN MODUL KE-3 PRAKTIKUM MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DEVI JAYAWATI, ST., MT., MS Disusun Oleh : WAHYU PRADANA (15010010) FADJRI RAHMANTO (150100105) PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil & Analisa Dari hasil perancangan tata letak fasilitas, penempatan stasiun kerja disesuaikan dengan keterkaitan aktivitas antar stasiun kerja satu dengan stasiun kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri yang pesat, baik industri yang berskala besar maupun industri menengah ke bawah. Pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Indokarlo Perkasa didirikan pada tanggal 14 Desember 1988 di Jakarta. Perusahaan ini memproduksi komponen karet dan juga metal baik untuk industri otomotif dan non-otomotif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Barang yang disimpan di gudang dapat berupa bahan baku, bahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Barang yang disimpan di gudang dapat berupa bahan baku, bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gudang memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Barang yang disimpan di gudang dapat berupa bahan baku, bahan setengah jadi dan produk akhir suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan metode gabungan, yang menyatukan antara studi pustaka yang penulis lakukan dengan data-data yang diperoleh dari lokasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 14 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Metode Material Handling 4.1.1 Faktor Peralatan Material Handling yang digunakan Metode yang di gunakan untuk mengirim part dari part preparation ke Line Assembling Engine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak lantai produksi

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak lantai produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan adalah pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi pengaturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kulitas barang/produk yang dihasilkan.

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kulitas barang/produk yang dihasilkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang terjadi hampir di seluruh bidang industri yang sangat ketat, memaksa setiap perusahaan melakukan efisiensi dalam segala kegiatan proses produksinya

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Bantalan Poros (KR3) Cast Steel Gandengan Gandengan (KR2) Round Bar Belakang (KB15) Depan (KB14) UNP 200 UNP 100 Plate Bar Besi Siku Besi Strip MS Plate 10 MS Plate 8 S-12 S-11 S-10 S-9 S-8 S-

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

SISTEM PENANGANAN MATERIAL SISTEM PENANGANAN MATERIAL 167 Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material secara ekonomis dan aman. Material handling dirancang menggunakan metode yang tepat

Lebih terperinci

Gambar 4.25 Tampilan Halaman Help. sebagai pem bantu bila mengalami kesulitan dengan program ini.

Gambar 4.25 Tampilan Halaman Help. sebagai pem bantu bila mengalami kesulitan dengan program ini. 145 Halaman Help Gambar 4.25 Tampilan Halaman Help Pada halaman ini data entry dapat melihat manual sedehana sebagai pem bantu bila mengalami kesulitan dengan program ini. 146 Halaman Input Penjualan Gambar

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. MULIAGLASS CONTAINER

MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. MULIAGLASS CONTAINER MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. MULIAGLASS CONTAINER Nama : FRANS SURYA HADINATA NPM : 33412035 Dosen Pembimbing : Dr. rer. pol. Ir. Sudaryanto. Msc. LATAR BELAKANG MASALAH PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas merupakan cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi. Tata letak pabrik

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Tata Letak Gudang Bahan Baku Peletakan bahan baku pada kavling untuk saat ini belum ada peletakan yang tetap. Bahan baku yang datang diletakkan pada tempat

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaturan tataletak fasilitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu pabrik. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Dalam bab ini akan dikemukakan hasil dari pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan pada bab IV dan kaitannya dengan teori yang menjadi landasan dalam pengolahan data tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia teknologi yang semakin pesat ikut mendorong ketatnya persaingan didunia industri, salah satu solusi dari ketatnya persaingan adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia industri yang semakin pesat memberi dampak pada ketatnya persaingan antar industri. Berbagai strategi diterapkan oleh perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT.GISTEX merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang terbesar di Bandung, yang berfokus pada produksi tekstil dan garmen (fashion). Setelah melewati beberapa tahun dalam melakukan pengembangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan 5.1.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal Pada kondisi awal lantai produksi, pengaturan tata letak pada PT IKP cenderung menempatkan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Penarikan kesimpulan diperoleh dari hasil pengolahan data serta analisis yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya. Adapun beberapa kesimpulan yang didapat

Lebih terperinci

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Menerapkan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #10

Pembahasan Materi #10 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Pertimbangan Penentuan Desain Fasilitas Pertimbangan Desain Fasilitas Luas Lantai (Gudang Bahan Baku, Mesin, Gudang Bahan Jadi, Perkantoran)

Lebih terperinci

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini

5.3 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Rak Saat Ini Perhitungan Utilisasi Saat Ini Perhitungan Utilisasi Rak Saat Ini Abstrak PT. Eigerindo Multi Produk Industri adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi tas dengan merk Eiger dan Bodypack. Perusahaan juga memproduksi dompet, topi, sepatu, sandal, jam tangan dan lain-lain

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL PERANCANGAN LANG TATA LETAK FASILITAS PRODKSI DI D. NR INTAN PEGIRIKAN TEGAL Disusun Oleh: Muhammad Ravi (441194) Pembimbing: 1. Rossi Septy Wahyuni, ST., MT 2. Ainul Haq P, ST., MMSI. LATAR BELAKANG Perkembangan

Lebih terperinci

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material Definisi 1. Material handling adalah ilmu dan seni memindahkan, menyimpan, melindungi, dan mengontrol/ mengawasi material. 2. Material handling merupakan penyediaan material dalam jumlah yang tepat, pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS 6.1 Perancangan Pada Ruang Operation Maintenance Centre (OMC) Perancangan merupakan perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas fisik, lingkungan fisik, dan tata letak fasilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Andika Buana Lines yang membidangi jasa bongkar muat barang.

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Andika Buana Lines yang membidangi jasa bongkar muat barang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubagus Group, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan jasa angkutan barang. Ruang lingkup kegiatan Tubagus Group meliputi trucking, shipping, forwarding,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tata letak pabrik (plant layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Wignjosoebroto,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI Ade Putri K 1, Alifah K 2, Finda Arwi M 3, Rizqy W 4, Virda Hersy L. S 5, Wakhid Ahmad Jauhari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT XYZ adalah salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan suku cadang dan komponen sepeda motor. Tata letak saat ini disusun berdasarkan kesamaan jenis mesin yang diletakkan

Lebih terperinci

FMEA Motion Mencari Part/Alat

FMEA Motion Mencari Part/Alat FMEA Motion Mencari Part/Alat Lingkungan Part/Process Function & Menumpuk dil lantai Tidak teliti Tidak Redup pencahayaan bergerak mencari part/alat Kesalahan mengambil part/alat Masih mencari alat ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan teknologi dibidang industri mendorong para pengusaha berlomba-lomba untuk menjadi yang nomor satu dibidangnya, mulai dari kemajuan teknologi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Y adalah sebuah perusahaan distributor makanan dan minuman yang ada di kota Bandung. Perusahaan memasarkan produknya ke wilayah Jawa Barat. Dalam menjalankan aktivitas pemasaran produknya,

Lebih terperinci

Perancangan Gudang dan Sistem Manajemen Pergudangan di UD. Wirakarya

Perancangan Gudang dan Sistem Manajemen Pergudangan di UD. Wirakarya Perancangan Gudang dan Sistem Manajemen Pergudangan di UD. Wirakarya James Lee 1, Herry Christian Palit 2 Abstract: UD. Wirakarya is a trading company which sells steel material. Its focus mainly on construction

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pergudangan sangat dibutuhkan oleh industri apapun, baik industri yang bergerak di bidang jasa, ataupun manufaktur. Gudang merupakan bagian dari sistem logistik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY Wakhid Ahmad Jauhari 1, Arda Candra Faisal Pinastika 2, Chirstina Ayu Kusumawardani 3, Eva Kholisoh 4, Helma Hayu Juniar 5, Rafiq Ramadhan 6,

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan sebuah era yang sangat dinamis, baik dalam aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan sebuah era yang sangat dinamis, baik dalam aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era modern merupakan sebuah era yang sangat dinamis, baik dalam aspek prilaku manusia, budaya, dan perkembangan teknologi. Kementrian Perdagangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembahasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembahasan Pesatnya tingkat kemajuan zaman menyebabkan teknologi dibidang industri semakin meningkat pula. Mulai dari peningkatan teknologi mesin-mesin ataupun alat-alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi Tata Letak Fasilitas adalah suatu tata cara pengaturan fasilitasfasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata letak secara

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijabarkan kesimpulan yang merupakan akhir dari proses penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Jenis cacat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METDLGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara umum ditinjau dari sudut pandang produksi adalah susunan fasilitas produksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi Tata Letak Fasilitas adalah Suatu tata cara pengaturan fasilitas fasilitas produksi guna menunjang proses produksi (Sritomo, 1996). Tata Letak secara umum

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, persediaan bahan baku memiliki peranan yang penting dalam mendukung proses produksi. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Heksatex Indah adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil rajut lusi (Warp Knitting). Masalah yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah operator mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Menurut Ervianto (2006), beton konvensional adalah suatu komponen struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom dirancang untuk bisa

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pintu Masuk-Keluar Gudang Semenjak awal dibangunnya Gudang FG Ciracas, gudang ini memiliki dua pintu. Pintu tersebut terletak di bagian depan dan belakang gudang. Awalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan Laporan Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaan produksi memegang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK... x BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Kerangka pemecahan masalah atau biasa disebut dengan metodologi penelitian adalah suatu proses berpikir dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data baik melalui

Lebih terperinci

Relayout Tata Letak Gudang Produk JadiMenggunakan Metode Dedicated StorageDi PT ABC

Relayout Tata Letak Gudang Produk JadiMenggunakan Metode Dedicated StorageDi PT ABC Relayout Tata Letak Gudang JadiMenggunakan Metode Dedicated StorageDi PT ABC Irfan Hadi Permana 1, Muhammad Adha Ilhami 2, Evi Febianti 3 1,2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih terperinci

Relayout Tata Letak Gudang Produk Jadi Menggunakan Metode Dedicated Storage

Relayout Tata Letak Gudang Produk Jadi Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.4, Desember 2013, pp.272-277 ISSN 2302-495X Relayout Tata Letak Gudang Jadi Menggunakan Metode Dedicated Storage Irfan Hadi Permana 1, Muhammad Adha Ilhami 2, Evi Febianti

Lebih terperinci