Perempuan Samurai: Sejarah yang Terlupakan MAKALAH NON-SEMINAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perempuan Samurai: Sejarah yang Terlupakan MAKALAH NON-SEMINAR"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA Perempuan Samurai: Sejarah yang Terlupakan MAKALAH NON-SEMINAR PUSPITA CIRANA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK JANUARI

2 2

3 3

4 Perempuan Samurai: Sejarah yang Terlupakan Puspita Cirana dan Endah H. Wulandari Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok, 16424, Indonesia Abstrak Pemikiran bahwa perempuan merupakan bawahan dari laki-laki, merupakan sebuah faktor yang menghalangi masyarakat Jepang untuk menghormati perempuan. Perempuan memiliki stereotip sebagai makhluk yang lemah, berkepribadian buruk dan sebagainya. Stereotip inilah yang membuat perempuan Jepang mencoba untuk mematahkan konstruksi masyarakatnya. Perempuan dalam masyarakat Jepang, seperti yang tercatat dalam sejarah Jepang, hanya berada di dalam rumah atau di balik layar, peran mereka hanya sebagai ibu rumah tangga, janda, pelacur, ibu dan sebagai anak. Dikatakan bahwa perempuan telah dipisahkan dari perang, pemerintahan dan pendidikan. Di sisi lain, laki-laki selalu berada di barisan depan, memegang tanggung jawab yang besar dan mengatur sebuah negara. Hasilnya, perempuan telah dijauhkan dari sejarah dan dianggap tidak penting. Meskipun demikian, studi belakangan menunjukan bahwa ada peran perempuan sebagai samurai. Kisah mereka telah disembunyikan dan telah lama terlupakan, tetapi eksploitasi dari beberapa samurai terkenal seperti Tomoe Gozen dan Myorin-ni, membuka beberapa perempuan yang telah melindungi istana maupun melawan pasukan kekaisaran menjadi samurai terkenal dalam sejarah Jepang, dan kecerdasan dan keberanian mereka dikenal di seluruh dunia. Samurai Women: The Forgotten History Abstract The thought of Women were in all ways subordinate to men, is a factor which prevented Japanese society to respect women. Women was being stereotype as weak, ill-nature and more. These kind of stereotype makes Japanese women tried to break such construction. Women in Japanese Society as recorded in history of Japan, have been influential both on the household and behind the scenes, their roles are only as a house wives, widows, prostitute, mother, and daughter. It is said that women has been excluded from war, government, and education. On the other party, men has been always on the first line, doing a great deals of responsibility and being in charge of managing a country. As a result, women has been isolated from history and being considered as unimportant things. Even so studies reveals there are female role in samurai warfare. Their story used to be hidden and long forgotten, but the exploits of famous female warriors such as Tomoe Gozen and Myorin-ni, uncovering several womens who defended castles and fighting the imperial forces became the most famous female samurai warriors in the whole of Japanese history and widely known all over the world for their bravery and intelligence. Keynotes: Japanese; Samurai; Society; Stereotype; Women 4

5 Pendahuluan Negeri Sakura, begitulah sebutan dari sebuah negara di benua Asia yang sangat maju, yaitu Jepang. Keberhasilan Jepang dalam bidang teknologi, membuat produk dari negara ini dikenal dan dipakai di seluruh dunia. Dewasa ini, bila kita menyebut Jepang, banyak hal yang terlintas di pikiran kita, mulai dari bunga sakuranya yang terkenal dengan keindahannya; film animasi Jepang yang menyebar di seluruh dunia; mobil dan motor produksi Jepang, seperti Toyota, Honda, dan sebagainya. Bila Amerika membuat sosok hero seperti Superman dan Batman, Jepang tetap mempertahankan sosok hero tradisionalnya seperti Samurai dan Ninja. Sampai sekarang, banyak film Jepang menggunakan sosok Samurai sebagai karakter utamanya, sebagai contoh film The Last Samurai, Seven Samurai, Kagemusha, 13 Assassins, dan sebagainya. Tokoh pemegang pedang tersebut menaikan popularitas film di Jepang, dan beberapa di antaranya telah berhasil meraih penghargaan di luar negeri. Bila dilihat dari sisi etimologinya, samurai berasal dari kata saburau yang berarti melayani. Kata ini digunakan pada zaman dahulu untuk menyebut pelayan pribadi. Hal ini kemungkinan dikaitkan dengan jiwa kesetiaan samurai kepada tuannya. Hubungan tuan besar dengan pengikut ini sangat mirip dengan ikatan tuan dengan budak pada zaman feodal. (Varley, 1970: xiii). Kata Samurai kemudian berkembang dan memiliki arti prajurit bersenjata yang mengabdi pada kaum bangsawan. Sumber lain menyatakan bahwa, samurai disebut sebagai mono-no-fu atau bushi, yang secara harfiah berarti lelaki yang berurusan dengan benda, benda yang dimaksud adalah senjata. Kata ini muncul sejak zaman Heian. (Kure, 2002: 7). Samurai menjalankan kehidupan sesuai dengan konsep bushido atau yang dikenal sebagai jalan samurai. Ajaran tersebut merupakan kehormatan dan kebebasan dari ketakutan akan kematian. Para samurai akan bertarung tanpa rasa takut dan rela mati demi mempertahankan kehormatannya sebagai seorang Samurai. Mereka bahkan rela membunuh dirinya sendiri, karena akan dianggap lebih terhormat dibandingkan harus menyerah kepada musuhnya. Salah satu cara bunuh diri yang dilakukan samurai dikenal sebagai seppuku, yaitu dengan cara memotong dan mengeluarkan isi perut, istilah lain dari seppuku dikenal sebagai hara-kiri. Awalnya hara-kiri dilakukan untuk menghindari penangkapan oleh pihak musush dalam peperangan. Para samurai 5

6 meyakini bahwa tertangkap dalam peperangan merupakan hal yang hina, sehingga mereka melakukan ritual hara-kiri tersebut. Tetapi, dalam perkembangan lain, yaitu sejak abad ke-17, hara-kiri menjadi salah satu vonis hukuman yang dijatuhkan kepada samurai yang kalah dari musuhnya atau melanggar hukum (Varley, 1970: 35). Dengan demikian, istilah samurai identik dengan laki-laki. Namun, dalam penelitian yang belakangan, muncul bahwa samurai ternyata tidak identik dengan kaum laki-laki semata, karena ternyata perempuan pun bisa menjadi samurai. Penulisan Jurnal ini bermaksud untuk mengungkap eksistensi perempuan samurai dalam sejarah Jepang. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan Jurnal ini adalah dengan analisis data sekunder, dengan mempelajari, menganalisa hasil penelitian yang sudah ada dan menginterpretasikan kembali. Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan. Sumber bacaan yang digunakan yaitu buku, artikel, jurnal, dan sumber yang diunduh dari internet. Data yang terkumpul akan dianalisa dengan memfokuskan pada teori gender struktural-fungsional, yaitu teori yang berangkat dari asumsi bahwa suatu masyarakat terdiri atas beberapa bagian yang saling memengaruhi. Teori ini mencari unsur mendasar yang berpengaruh di dalam suatu masyarakat, mengidentifikasi fungsi setiap unsur, dan menerangkan bagaimana fungsi unsurunsur tersebut sesuai dengan posisi seseorang dalam sistem masyarakat. (Marzuki, 2007: 4). Pengikut teori ini merujuk pada masyarakat pra industri yang terintegrasi di dalam suatu sistem sosial. Laki-laki berperan sebagai pemburu dan lebih banyak berada di luar rumah serta bertanggung jawab untuk membawa makanan kepada keluarga. Disisi lain, kaum perempuan bertugas sebagai peramu yang terbatas di sekitar rumah saja, dan membesarkan anak. Pembagian kerja seperti ini telah berfungsi dengan baik dan berhasil menciptakan kelangsungan masyarakat yang stabil. Dalam masyarakat ini stratifikasi peran gender sangat ditentukan oleh jenis kelamin. Berkaitan dengan pemikiran Joan Kelly, yang menyatakan bahwa, sepanjang sejarah, perempuan selalu dipisahkan dari aktivitas perang, politik, kesejahteraan, dan pengetahuan, sebaliknya kaum laki-laki difungsikan dalam aktivitas tersebut. (Kelly, 1996: 810). 6

7 Muncul dan Berkembangnya Kelas Samurai: dari periode muromachi sampai periode Edo Munculnya samurai dimulai dengan lahirnya kelas masyarakat Jepang yang memiliki keahlian sebagai prajurit, yang dikembangkan setelah reformasi Taika 1 di tahun 646. Dalam Reformasi Taika di tahun 645, Kaisar Kotoku dibantu Fujiwara no Kamatari melakukan pembaharuan dengan mengeluarkan peraturan yang berkiblat kepada kebudayaan Cina, antara lain menghapus kepemilikan tanah pribadi, membagi wilayah menjadi bagian daerah dan pusat, mendata jumlah penduduk dan membuat Koseki 2, dan memperbarui sistem pajak. Peraturan baru ini membuat banyak petani yang menjual tanahnya dan bekerja hanya sebagai petani penggarap tanah orang lain (Sansom, 1963: 57). Selanjutnya, sejak menyebarnya dengan cepat agama Budha yang dimulai dari Nara pada tahun 550, mengkhawatirkan Kaisar Kanmu. Dengan semakin menguatnya pengaruh agama Buddha di Nara, dan untuk menghindari dominasi agama Budha tersebut, maka pada tahun 794, Ibu kota Jepang dipindahkan dari Nara ke Kyoto (Henshall, 2004: 27). Pada saat itu terdapat empat keluarga terkemuka yaitu Minamoto, Taira, Fujiwara dan Tachibana. Pada periode Heian 3 tersebut, keluarga Fujiwara memegang peranan besar dalam dinsati kekaisaran. Dalam periode tersebut, dibawah rezim kekaisaran, kehidupaan kaum bangsawan di pusat kekuasaan, mengalami kemakmuran, tetapi sebaliknya, pemerintah daerah yang dikirim dari pusat selalu menindas masyarakat setempat. (Sansom, 1963: 99). Mereka melakukan kebijakan yang antara lain menaikan pajak tanah telah membuat pemilik tanah setempat merasa tertekan, pada akhirnya terjadi ketegangan antara kaum bangsawan istana dengan tuan tanah setempat, dan memicu pemberontakan di berbagai daerah. Para pemilik tanah kemudian mempersenjatai petani, pengrajin dan penduduk kota untuk melindungi tanah-tanah mereka. Pembentukan pam swakarsa inilah awal lahirnya kelas prajurit yang nantinya dikenal sebagai samurai. 1 Reformasi yang dilakukan pada tahun 645 untuk merubah Jepang agar berkiblat ke Cina, dan mencontoh sistem masyarakat dan pemerintahan di Cina 2 Daftar keluarga / Kartu Keluarga 3 Periode Heian dimulai ketika pusat ibukota yang menjadi pusat pemerintahan dipindahkan dari Nara ke Kyoto, dan pada saat itu Jepang mulai dikuasai oleh keluarga bangsawan ( ). 7

8 Akibat pemberontakan ini, Kaisar secara perlahan mulai kehilangan pengaruhnya di berbagai daerah. Kemudian, para samurai yang memiliki kekuatan pun mengisi kekosongan kekuasaan, sampai akhirnya pada tahun 1156 samurai mulai menguasai politik dan militer di berbagai daerah tersebut (Sansom, 1963: 150). Dalam waktu yang hampir bersamaan muncul dua klan samurai besar yang saling bertikai dan memperebutkan kekuasaan, yaitu klan Minamoto 4 dan klan Taira 5 (Sansom, 1963: 234). Kompetisi ini akhirnya pecah menjadi perang hebat yang disebut perang Gempei 6. Dalam perang Gempei Keluarga Taira yang dipimpin oleh Kiyomori, berhasil mengalahkan keluarga Minamoto yang dipimpin oleh Yoshitomo. Selanjutnya, bahkan keluarga Taira menyingkirkan keluarga Fujiwara dari lingkungan kekaisaran Jepang. Seluruh keluarga Minamoto dibunuh, kecuali Yoritomo dan Yoshitsune, karena ibu Yoshitsune dijadikan selir oleh Kiyomori. Namun secara diam-diam Yoritomo dan Yoshitsune membentuk pasukan untuk membalas kekalahan dari keluarga Taira. Akhirnya keluarga Taira dapat dikalahkan oleh Yoshitsune (Sansom, 1963: ). Berikutnya, karena takut akan kehebatan saudaranya, Yoritomo pun membunuh Yoshitsune dan Sembilan pengikutnya dengan pasukan miliknya (Varley, 1970: 85). Setelah itu, Yoritomo menobatkan diri sebagai penguasa baru dan dimulailah masa keshogunan 7 dalam sejarah Jepang. Pada masa ini, posisi shogun tepat dibawah Kaisar, dan bertindak sebagai penguasa. Yoritomo menggunakan sistem pemerintahan militer atau Bakufu. Ia juga memberikan tanah kepada kaum militer yang dijadikan pengikut. Sebagai shogun, Yoritomo menghapuskan shoen 8 yang membuat para shugo 9 mulai menguasai daerah propinsi sebagai daimyo 10. Para daimyo ini kemudian membentuk prajurit bersenjata sendiri di daerah kekuasaan mereka, yang membuat pemerintahan Bakufu atau pemerintahan feudal pertama dalam sejarah Jepang semakin melemah. 4 Dikenal sebagai Klan Genji yang merupakan keluarga keturunan Kaisar Seiwa 5 Dikenal sebagai Klan Heike yang merupakan keluarga keturunan Kaisar Kanmu 6 Perang yang terjadi pada tahun , dikarenakan adanya perebutan kekuasaan antara klan Genji dengan Klan Heike 7 Masa saat pemerintahan dikuasai oleh Shogun, yang posisinya berada tepat dibawah Kaisar dan memiliki kendali atas Kaisar. 8 Tanah milik pribadi 9 Polisi daerah 10 Jabatan untuk seseorang yang memiliki kekuasaan di suatu wilayah dan juga sebagai pemilik tanah. 8

9 Di saat pemerintahan bakufu melemah, kaisar Daigo mengangkat Ashikaga Takauji sebagai shogun dan mendirikan bakufu kedua di Kamakura. Selanjutnya pada saat Ashikaga Yoshimitsu, cucu dari Takauji, diangkat sebagai shogun, ia berhasil mendamaikan daerah utara dan selatan, yang tadinya sempat berselisih. Tetapi, saat kematiannya, Jepang kembali berselisih. Berikutnya, pada masa pemerintahan shogun Ashikaga Yoshimasa, konflik pemerintah pusat dengan para daimyo semakin memuncak, dan akhirnya pecah perang yang disebut sebagai perang Onin. Perang onin tersebut terjadi di perbatasan Kyoto, dan inilah awal dari zaman peperangan dalam negeri atau disebut sengoku jidai 11. Pada tahun 1565 Oda Nobunaga, seorang daimyo terkuat saat itu mengambil kesempatan untuk menjatuhkan keluarga Ashikaga dengan membunuh Shogun Ashikaga Yoshiteru. Selanjutnya pada tahun 1573, Oda Nobunaga mengusir anak dari Yoshiteru, yaitu Ashikaga Yoshiaki keluar dari Kyoto. Untuk selanjutnya kepemimpinan dipegang oleh Oda Nobunaga. Di masa pemerintahannya, Nobunaga memerintahkan Toyotomi Hideyoshi untuk menundukan para daimyo di bagian barat dan memerintahkan Tokugawa Ieyasu untuk mengurus bagian timur dan utara. Namun pada tahun 1582, Nobunaga sendiri dibunuh oleh pengikutnya, yaitu Akechi Mitsuhide. Nobunaga kemudian digantikan oleh Toyotomi Hideyoshi. Ketika Hideyoshi meninggal di tahun 1598, ia meninggalkan anaknya yang baru berusia 5 tahun dan tentu saja belum dapat memegang kekuasaan. Akibatnya, terjadi perebutan kekuasaan kembali, peristiwa ini dikenal sebagai Sekigahara 12. Perang ini dimenangkan oleh Tokugawa Ieyasu, yang kemudian memindahkan ibu kota ke Edo, dan dimulai periode Edo Bakufu. Di bawah keshogunan Tokugawa, dibuat aturan baru untuk mengontrol para daimyo yang disebut sankin kotai 13. Selanjutnya, dinasti Tokugawa juga melakukan politik sakoku 14. Tahun 1646, Jepang mengalami krisis ekonomi 15 dan menyebabkan para daimyo jatuh miskin. Mereka 11 Zaman terjadinya perang dalam negeri dengan munculnya perang Onin yang dimulai pada tahun Perang yang terjadi pada tahun 1600, dalam perebutan kekuasaan antara Tokugawa Ieyasu melawan Ishida Mitsunari. 13 Peraturan yang mewajibkan para daimyo untuk mengunjungi Edo dan menetap beberapa waktu. 14 Penutupan Jepang sejak tahun yang melarang masyarakat Jepang pergi ke luar Jepang, dan melarang orang asing masuk ke Jepang, dengan tujuan mempertahankan kebudayaan dan nasionalisme negara Jepang.. 15 Krisis yang terjadi saat Jepang di pimpin oleh Tokugawa Tsunayoshi yang memakai uang negara secara berlebihan untuk hal yang tidak penting, seperi membangun kuil, membangun istana untuk istri-istrinya dan sebagainya, sehingga Jepang mengalami krisis ekonomi. 9

10 menyalahkan pemerintah atas kejadian ini. Disisi lain, berkembangnya kapitalisme Barat, memaksa mereka untuk membuka isolasi Jepang. Akhirnya tahun 1868 dimulailah serangkaian reformasi ekonomi, sosial dan budaya yang disebut restorasi Meiji. Serangkaian kebijakan baru ini benyak memojokan kaum samurai, dan menimbulkan keresahan di kalangan samurai, yang akhirnya mucul berbagai pemberontakan dari kaum samurai. Pada tahun 1877 pecah pemberontakan samurai terbesar di Satsuma, yang dipimpin oleh Saigo Takamori. Pemerintah baru kemudian berhasil memadamkan pasukan pemberontakan tersebut, sehigga berakhirlah era samurai. Setelah membaca sejarah singkat Jepang di atas, samurai selalu diidentikkan sebagai seorang prajurit laki-laki yang gagah berani dalam menghadapi segala hal. Tetapi, apakah benar bahwa samurai ini identik dengan laki-laki? Selama ini, penulisan sejarah dibangun dalam kacamata laki-laki semata, perempuan dalam sejarah hanya ditampilkan sebagai pelengkap, yang perannya hanya dalam ranah domestic. Joan Kelly mengatakan bahwa, Throughout historical time, women have been largely excluded from making war, (Kelly, 1996: 810), sepanjang periode sejarah, perempuan telah dipisahkan dari kegiatan berperang. Hal ini lah yang membuat banyak masyarakat mengira bahwa perempuan tidak pernah ikut serta dalam perang. Hampir seluruh peristiwa yang tertulis dalam sejarah sangat didominasi oleh laki-laki sebagai pemeran utamanya. Tetapi, sebenarnya ada bagian yang terlupakan dalam sejarah Jepang, yaitu peran perempuan sebagai samurai. Mengapa hal ini terlewatkan? Faktor apa yang membuatnya demikian? Kedudukan Perempuan di Jepang Ellis Amdur menyatakan, bahwa peran perempuan dalam kisah-kisah Jepang hanyalah sekedar peran-peran romantis; peran tragis saat perempuan melakukan bunuh diri atas kematian suaminya; istri setia yang ditangkap sebagai tawanan; ibu yang membesarkan anak laki-lakinya untuk membalas dendam bagi kematian ayahnya; perempuan penyayang yang lemah dan feminism ; dan ada juga perempuan penggoda prajurit yang sedang bertugas, sehingga prajurit tersebut lalai dalam tugasnya. Selain itu, ada pula kisah mengenai kaum perempuan yang dibunuh secara masal, atau ditangkap sebagai pampasan perang perang, bahkan dijadikan pemuas nafsu dan akhirnya akan dibunuh (Amdur,Ellis.Journal of Asian Martial Arts, vol. 5, no. 2, 1996). 10

11 Nasib perempuan Jepang pada saat itu, tidak semuanya seperti yang dinyatakan oleh Ellis Amdur diatas. Ada banyak kisah perempuan yang melakukan tindakan kepahlawanan, hanya saja, kisahkisah mereka tampaknya tidak dipublikasikan, atau mungkin dirahasiakan. Jepang dikenal dengan patrinialismenya, laki-laki yang mengendalikan segala urusan, dan perempuan hanya melakukan pekerjaan rumah, suatu pekerjaan yang dianggap tidak penting yang tidak bernilai. Sejak lama perempuan Jepang merupakan kaum tertindas yang dianggap tidak berguna. Hal ini sesuai dengan pemikiran Joan Kelly yang menyatakan bahwa, sepanjang sejarah, perempuan selalu dipisahkan dari perang, politik, kesejahteraan, dan pengetahuan, sebaliknya kaum laki-laki difungsikan dalam aktivitas tersebut. Selain itu terdapat beberapa faktor yang membuat penulisan sejarah perempuan terabaikan, diantaranya yaitu: paradigma yang keliru tentang sejarah perempuan, yang menganggap masalah perempuan adalah persoalan domestic; metodologi perspektif yang keliru tentang dunia perempuan, yaitu perempuan dianggap berurusan dengan persoalan pribadi, sedangkan laki-laki berurusan dengan persoalan publik. (Fatimah, 2008: 385) Di masa Meiji, seorang pemikir terkenal, yaitu Fukuzawa Yukichi dalam bukunya yang berjudul Japanese Women, menyatakan Japanese women were not born useless; there is a cause which makes them so,. Perempuan Jepang tidak lahir dalam keadaan tidak berguna, tetapi ada hal yang membuat mereka seperti itu. (Yukichi, 1988: 38-39). Disadari oleh Fukuzawa bahwa para perempuan yang hidup di Jepang terikat dalam suatu hal yang membuat mereka tidak memiliki keistimewaan dalam masyarakat. Sejak dahulu, perempuan memiliki stereotipe sebagai makhluk yang tidak memiliki kekuatan dan tidak memiliki kepintaran. Fukuzawa juga menyatakan bahwa, kesetaraan perempuan dilakukan dengan cara menghormati perempuan, pendidikan bagi perempuan, posisi perempuan (terutama dalam pekerjaan), dan mengubah pola pikir pria yang merendahkan perempuan sehingga posisi perempuan dalam masyarakat Jepang naik. (Yukichi, 1988:xv). Hal seperti inilah yang harus dipertimbangkan masyarakat Jepang, terutama oleh para laki-laki Jepang yang menganggap kaumnya lebih eksklusif. Dari berbagai sumber, diketahui bahwa Jepang di masa kuno sangat menjunjung tinggi perempuan. Perempuan dianggap sebagai cenayang yang memiliki hubungan dengan para dewa. Tetapi, saat masuknya ajaran Konfusianisme 16 dan Budhisme 17 dari Cina, terjadi perubahan 16 Paham yang diajarkan oleh Konfusius mengenai akhlak, moral dan etika. Ajaran ini masuk ke Jepang pada abad ke-6. Di saat para cendekiawan Jepang kembali dari Cina. 17 Ajaran mengenai cinta dan kasih sayang yang masuk ke Jepang pada abad ke-6, dan menyebar dengan cepat. 11

12 pemikiran. Perempuan dianggap sebagai makhluk yang lebih rendah dibandingkan laki-laki. Konfusianisme yang memberikan penghormatan tinggi terhadap laki-laki telah melahirkan sanjukun atau tiga kepatuhan yang harus dilakukan oleh kaum perempuan, yaitu saat ia muda ia diharuskan mematuhi ayahnya, setelah ia menikah ia juga harus mematuhi suaminya dan setelah ia menjanda ia harus mematuhi anak laki-lakinya. (Okamura, 1983: 6). Selanjutnya, ajaran Budhisme juga menyebutkan bahwa perempuan merupakan makhluk yang kotor, berdosa dan pendusta. Meskipun demikian, salah satu sekte ajaran Budha yaitu amidisme 18 mengajarkan bahwa kehidupan setelah mati nanti tidak akan ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki, kaya dan miskin, ataupun yang lemah dan yang kuat. Tetapi disisi lain, ternyata ada juga sebuah aliran ajaran Budha, yang merendahkan derajat perempuan. Ajaran Budha dari sekte Teratai 19 mengajarkan bahwa perempuan tidak akan menyentuh surga kecuali jiwa tersebut terlahir kembali menjadi laki-laki, baru ia dapat menyentuh surga. (Kurihara: 97). Dengan demikian, doktrin-doktrin agama telah memberikan legalitas yang merendahkan kedudukan perempuan Jepang. Hanya sebagian kecil kisah-kisah Jepang yang ada selama ini yang mengagungkan nama perempuan, sisanya tertutup dan menghilang seiring berjalannya waktu. Kemudian dari kisah dan sejarah Jepang yang tertulis, kita juga dapat melihat nasib perempuan Jepang pada zaman dahulu terbagi menjadi dua tipe, yaitu perempuan kelas atas dan bawah. Perempuan yang berasal dari keluarga kelas atas kurang memiliki kebebasan. Keluarganya yang akan memilih calon suaminya, dan biasanya bertujuan untuk menyatukan dua klan agar menjamin kemakmuran kedua klan tersebut. Setelah menikah, sang istri harus melahirkan anak laki-laki untuk meneruskan keluarganya. Bila sang istri melahirkan anak perempuan, maka ia harus mengajari anak perempuannya membaca, menulis, menjahit baju, dan cara bersikap yang baik. Bahkan pada era Tokugawa, perempuan dilarang memiliki harta benda, dan terdapat kebebasan membunuh istrinya apabila sang istri tidak menuruti kemauan suami atau bermalas-malasan. Perempuan hanya diperbolehkan mempelajari tulisan hiragana, dan dilarang membaca tulisan bisnis, politik dan karya besar, yang ditulis dengan menggunakan aksara kanji. Sebaliknya, perempuan dari kelas rendah dianggap lebih memiliki kebebasan dibandingkan perempuan dari 18 Sekte Budha Mahayana, yang mengagungkan amida dan mempercayai tanah suci di barat. 19 Ajaran Nichiren, yang menganggap perempuan sebagi makhluk yang tidak suci dan dijauhkan dari tanah suci. 12

13 kalangan atas. Hal ini tertulis dalam buku kurikulum Samurai Sisters: Early Feudal Japan - Sample Activity. Perempuan dan laki-laki bekerja secara berdampingan di sawah dan memiliki hak atas harta benda mereka. Kaum perempuan kelas bawah dapat menikah secara bebas dan pernikahannya pun lebih harmonis, karena para lelaki membutuhkan tenaga perempuan untuk membantunya bekerja di sawah. Meskipun demikian, tidak semua perempuan kelas rendah memiliki kebebasan yang disebutkan sebelumnya. Banyak pula kisah-kisah pilu di kalangan kaum perempuan dari keluarga bersahaja. Misalnya, di saat pajak mulai tinggi, banyak keluarga miskin yang menjual anak perempuannya ke okiya 20 dan menjadi geisha 21. Pendapatan mereka sangat membantu keluarganya dalam membayar hutang dan pajak yang sangat tinggi, serta mengurangi beban keluarga dalam mengurus anak lainnya. Keluarga-keluarga ini percaya bahwa anak perempuan yang mereka jual akan diurus dengan baik di rumah geisha. Meskipun konotasi nya dijual, tetapi fakta mengejutkan lainnya adalah, para geisha mengakui bahwa mereka memiliki lebih banyak kebebasan dibandingkan sebelumnya. Para geisha memiliki hak untuk tidak menikah dan hanya menjadi selir. Dengan menjadi selir, mereka masih memiliki kebebasan, mendapat uang yang cukup banyak, dan diperlakukan sama dengan istri-istri lainnya. Konstruksi perempuuan dalam masyarakat Jepang, tergambar dalam aksara kanji. Aksara kanji yang mengandung elemen perempuan (onna) [ 女 ] memiliki makna yang merendahkan/peyoratif, di antaranya kanji (wazaogi) [ 妓 ] terdiri dari kanji (onna) [ 女 ] dengan kanji (sasaeru) [ 支 ] yang berarti mendukung, seharusnya memiliki arti perempuan yang mendukung, tetapi sebaliknya kanji ini memiliki arti perempuan penghibur yang memiliki konotasi negatif dan sering dikaitkan dengan perempuan prostitusi yang banyak terjadi di zaman dulu. Selanjutnya, kanji (samatageru) [ 妨 ] terdiri dari kanji (onna) [ 女 ] dan kanji (kata) [ 方 ] yang berarti seseorang, memiliki arti pengganggu. Kanji ini jelas memiliki stereotip bahwa perempuan adalah seseorang yang mengganggu. Kanji (mekake) [ 妾 ] terdiri dari kanji (tatsu) [ 立 ] yang memiliki arti berdiri dan kanji (onna) [ 女 ], memiliki arti selir. Mungkinkah kanji ini bermakna perempuan yang diinjak, yang mengacu pada selir-selir kaisar zaman dahulu? Bila dibandingkan dengan kanji laki-laki (otoko) [ 男 ], kanji ini terdiri dari kanji ladang (ta) [ 田 ] dan 20 Rumah Geisha 21 Perempuan penghibur 13

14 kanji kekuatan (chikara) [ 力 ], yang dikaitkan dengan laki-laki yang kuat untuk bekerja di ladang. Selain itu, ada pula kanji keberanian (isamu) [ 勇 ], yang mengandung kanji (otoko) [ 男 ]. Setelah melihat beberapa kanji di atas, dan melakukan perbandingan, dapat disimpulkan bahwa posisi perempuan di dalam masyarakat Jepang sangat rendah bila dibandingkan dengan laki-laki. Faktor di atas inikah yang membuat perempuan menjadi terlupakan dalam sejarah Jepang? Faktanya sejak dahulu kaum perempuan Jepang telah berani melakukan berbagai hal yang dapat membantu keluarga dan bangsa mereka, tetapi konstruksi perempuan dalam masyarakat Jepang yang sangat merendahkan perempuan, membuat mereka berjuang untuk mempertahankan eksistensi mereka, sehingga muncul tokoh-tokoh perempuan yang mencoba keluar dari konstruksi tradisional mereka. Di antaranya muncul perempuan samurai, yang dengan gagah berani melindungi bangsanya. Perempuan Samurai Munculnya perempuan samurai diperkirakan bermula saat periode Sengoku seperti yang telah dijelaskan di atas, saat kaum perempuan Jepang yang tinggal di rumah menunggu suaminya pulang. Dengan kondisi zaman yang tidak aman, para perempuan ini selalu membawa pisau kecil untuk melindungi diri mereka dari bahaya. Mengenai hal ini Inazo Nitobe menyatakan, bahwa saat perempuan menginjak usia remaja, mereka akan dibekali pisau belati yang diselipkan di baju bagian atas mereka, untuk melindungi diri dan keluarga mereka (Turnbull, 2010: 22). Di zaman Sengoku, seluruh masyarakat dari seluruh kelas ikut serta dalam perang. Artinya perempuan yang selama ini diketahui hanya melakukan tugas rumah tangga semata, ikut terlibat dalam perang tersebut, mereka diikut-sertakan untuk melindungi kota dan istana kaisar sehingga munculah perempuan samurai. Karena kebanyakan perempuan ini ditugaskan untuk melindungi kota mereka, mereka dilatih untuk dapat menggunakan senjata yang dapat mengenai musuh dalam jarak jauh. Para perempuan samurai ini dilatih dengan naginata 22 karena senjata ini sangat fleksibel untuk menghadapi segala musuh. Tetapi apakah perempuan samurai ini hanyalah sekedar pengawal dan pelindung istana; atau juga diturut-sertakan dalam perang? Banyak bukti arkeologi yang menemukan jasad perempuan dalam tanah bekas lokasi peperangan, salah satunya 22 Tombak panjang yang berujung mata pisau katana 14

15 tempat terjadinya perang Senbon Matsubaru 23. Tes DNA membuktikan bahwa dari 105 jasad yang ditemukan, 35 nya adalah jasad perempuan. Kesimpulannya, Perempuan samurai tidak hanya ikut perang tetapi perang juga menghampiri mereka. Mereka bertarung dengan keahlian dan gagah berani. (Turnbull, 2010: 6). Meskipun berjuang layaknya samurai, penampilan dari perempuan samurai sangatlah khas. Tidak seperti laki-laki samurai, perempuan samurai tidak menggunakan pelindung kepala. Mereka menggunakan Hakama yaitu celana besar seperti rok yang terbelah dua, sehingga bentuk badan perempuannya tidak terlihat. Bila samurai laki-laki dilengkapi dengan roku gusoku 24, perempuan samurai hanya menggunakan haidate 25 di kedua pahanya, kote 26 di tangan kirinya, dan dou 27, sehingga senjata apapun tidak dapat menembus ke tubuhnya. Perempuan samurai yang berasal dari keluarga kelas atas juga memakai jinbaori 28 yang bermotifkan lambang keluarganya, dan mon 29 keluarganya. Senjata yang digunakan para perempuan samurai ini juga berbeda. Biasanya samurai laki-laki membawa katana 30, tetapi perempuan samurai membawa naginata, yang bentuknya seperti tombak panjang, dengan pedang di ujungnya. Selain naginata, perempuan samurai juga membawa tanto 31 sebagai persenjataannya. Berikut ini, beberapa kisah yang terungkap tentang perempuan samurai, mereka adalah tokoh yang telah berjasa melindungi negaranya. a. Tomoe Gozen Tomoe Gozen merupakan keponakan dari Minamoto Yoritomo, tetapi ia pengikut dari Minamoto Yoshinaka. Ia digambarkan memiliki keterampilan dalam mengayunkan pedang dan memanah, sehingga ia dikatakan dapat menghadapi 1000 prajurit sekalipun. Banyak pertempuran yang ia ikuti dan selalu dimenangkannya. Kisah keberaniannya dimulai dari pertempuran di Awazu Perang yang terjadi antara Takeda Katsuyori dengan Hojo Ujinao pada tahun Enam peralatan pelindung perang yang biasa dipakai oleh para Samurai. 25 Pelindung Paha. 26 Pelindung Tangan. 27 Pelindung Dada. 28 Rompi Perang. 29 Lambang/ Emblem Keluarga. 30 Pedang yang dipakai Samurai secara umum dengan panjang sekitar 70cm-80cm. 31 Pedang Kecil berukuran 25cm. 32 Pertempuran di tahun 1184 antara Minamoto no Yoshinaka melawan Minamoto no Yoritomo. 15

16 pada tahun 1184 yang ditulis dalam Heike Monogatari 33. Pada pertempuran di Awazu ini, banyak yang mati terbunuh, tetapi Tomoe berada diantara 7 orang yang selamat. Aksi menakjubkan lainnya yaitu, saat 7 orang yang selamat ini semakin berkurang menjadi hanya 5 orang, Tomoe diperintahkan untuk melarikan diri oleh Yoshinaka. Yoshinaka juga berniat untuk melakukan hara-kiri karena melihat keadaan yang semakin buruk. Meskipun demikian, Tomoe masih ingin berjuang sedikit lagi. Dengan gagah berani ia menunggang kudanya, dan pergi menuju musuhnya yang kuat dan berani, Onda no Hachiro, beserta 30 pengikutnya. Tomoe mendekati dan melompat ke arah Onda, kemudian memegangnya erat-erat, dan memenggal kepala Onda. Setelah melakukan hal itu, Tomoe langsung melepaskan pakaian perangnya dan pergi ke provinsi bagian utara. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan Wada Yoshimori, yang merupakan pengikut dari Minamoto Yoritomo, dan menjadikan Tomoe sebagai selirnya. Tomoe melahirkan anak laki-laki, tetapi dibunuh pada tahun 1213 saat keluarga Hojo menghancurkan keluarga Wada. Setelah itu, Tomoe menjadi bikuni dan meninggal di usia 91 tahun. b. Ueno Tsuruhime Di tahun 1577, Oda Nobunaga bersama dengan Toyotomi Hideyoshi melakukan operasi militer dengan tujuan menundukan keluarga Mori yang memiliki kekuasaan besar di daerah Tsuneyama. Keluarga Mimura adalah salah satu keluarga yang bergabung dengan Nobunaga dalam operasi tersebut. Salah seorang perempuan dari keluarga Mimura bernama Tsuruhime, menikah dengan Ueno Takanori. Suatu hari, kediaman Tsuruhime dan suaminya dikepung oleh samurai keluarga Mori, dan suami Tsuruhime pun meninggal dalam serangan tersebut. Kemudian, para ibu dan anak dari keluarga Mori dipaksa untuk melakukan bunuh diri. Tsuruhime memutuskan bahwa, seandainya ia harus mati, kematiannya tidak dilakukan dengan tangannya sendiri. Ia pun bergegas mengumpulkan perempuan lain untuk bertarung melawan keluarga Mori. Pada awalnya, mereka sangat takut akan kepercayaan, bahwa perempuan yang bertempur akan dihukum di kehidupan setelah mati nanti, tetapi Tsuruhime meyakinkan mereka bahwa hal itu tidak akan terjadi, karena bila meninggal dalam peperangan, maka Amida Budha akan menuntun mereka ke surga di barat. 33 Sebuah karya sastra Jepang yang menceritakan pertempuran Klan Heike dengan Klan Genji. 16

17 Akhirnya Tsuruhime beserta 33 perempuan pengikutnya, berlari ke medan pertempuran dan membuat samurai keluarga Mori terkejut melihatnya dan hampir tidak percaya. Tsuruhime menuju ke salah satu jenderal perang dan menantangnya, tetapi ia diabaikan karena samurai tidak dipersiapkan untuk membunuh perempuan. Tsuruhime yang merasa kecewa karena tidak bisa mati dalam peperangan, mundur dari medan pertempuran. Ia dan pengikutnya melakukan bunuh diri sambil mengucapkan nenbutsu 34. c. Myorin-ni Di tahun 1586, Myorin-ni berkontribusi dalam perlindungan istana dari penyerangan yang dilakukan oleh klan Shimazu dari Satsuma yang ingin menguasai Istana Funai, Tsurusaki, dan Usuki. Saat tiga panglima perang Shimazu hendak menyerang istana Tsurusaki, mereka terkejut melihat samurai yang muncul untuk melindungi istana tersebut adalah seorang perempuan. Myorin-ni muncul dengan baju perang dan naginata, dan turun ke medan pertempuran. Pertempuran ini ternyata seimbang, sehingga mereka melakukan negosiasi. Myorin-ni ditawarkan emas dan perak apabila ia mau menyerahkan istananya. Meskipun demikian, Myorinni menolak, ia akan tetap melindungi istananya sampai mati. Myorin-ni juga dikenal dengan penyerangannya bersama dengan Toyotomi hideyoshi melawan Shimazu. Mereka berpura-pura membantu Otomo dan menyiapkan strategi untuk penyerangan di Kyushu. Myorin-ni berhasil membunuh 63 penyerang dari Satsuma dan hanya kehilangan satu prajuritnya. Salah satu panglima perang dari Shimazu yang bernama Nomura, melihat Myorin-ni dengan rasa hormat atas keberaniannya. Nomura pun membawa Myorin-ni yang saat itu terluka parah ke istana Takashiro, dimana suaminya meninggal saat terjadinya perang di Mimigawa 35., akhirnya Myorin-ni juga meninggal ditempat yang sama dengan suaminya. Ketangguhan Myorin-ni membuat Hideyoshi terkagum, ia merasa bahwa Myorin-ni merupakan perencana serangan Kyushu yang hebat dan menyebabkan kekalahan bagi klan Shimazu. Ini merupakan salah satu penyerangan terhebat yang direncanakan oleh seorang perempuan. d. Perempuan Hondo 34 Menyebut nama Amida Buddha 35 Perang yang dilakukan oleh Klan Shimazu untuk menaklukan Klan Otomo dan memperluas wilayahnya di daerah ke Provinsi Higo dan Hizen 17

18 Tahun 1589 Konishi Yukinaga dan Kato Kiyamasa melakukan ekspedisi melawan Istana Shiki dan Istana Hondo. Saat mengetahui akan dilakukan penyerangan ke Istana Hondo, beberapa ratus perempuan yang kebanyakan dari mereka telah kehilangan suaminya, menyiapkan diri untuk ikut dalam peperangan demi melindungi kampung halamannya. Agar memudahkan mereka dalam perang, para perempuan ini memotong rambut mereka, memakai pakaian perang, menyelipkan banyak pisau dan pedang ke ikat pinggang, ada juga yang memegang tombak dan senjata lainnya. muculnya beberapa ratus perempuan dari pintu istana, mengejutkan penyerang mereka. Para perempuan ini sangat kuat dan tangguh, bahkan mereka banyak membunuh prajurit laki-laki yang dipimpin oleh Toranosuke, bawahan dari Kiyamasa. Karena Toranosuke kesal akan kenyataan bahwa prajuritnya telah dibunuh oleh perempuan dan anak-anak, akhirnya ia pun melakukan serangan brutal. Serangan ini menyebabkan kekalahan pasukan perempuan Hondo dan hanya dua yang selamat. e. Perempuan Pelindung Istana Omori Di saat Toyotomi Hideyoshi berkuasa, ia berusaha untuk mengambil alih beberapa daerah yang dikuasai oleh keluarga pemilik tanah. Hideyoshi berhasil menguasai daerah Shimazu dan Kyushu, bahkan menaklukan Istana Hojo yang kuat. Pada tahun 1598, ia berusaha untuk menaklukan daerah Tohoku dan mengirim Otani Yoshitsugu untuk mengurus pengambilan tanah, tetapi kedatangan Otani, tidak disukai oleh Keluarga Onodera. Tahun 1599, Onodera Yasumichi akhirnya berhadapan dengan pasukan Otani di depan benteng Istana Omori. Seluruh masyarakat lokal tentunya mendukung keluarga Onodera dan membantunya untuk melawan Otani. Di saat itu, daerah Tohoku sedang musim dingin, meskipun demikian para perempuan pun ikut turut serta dalam melindungi Istana Omori. Para perempuan pemberani ini dengan mengenakan baju seadanya, ke luar dari pintu istana dengan melompati pagar runcing untuk berhadapan langsung dengan pasukan Otani. Sebagian dari mereka melempari pasukan Otani dengan batu-batu dari dalam istana. Tindakan ini ternyata memiliki pengaruh besar, beberapa prajurit Otani meninggal dan terluka parah. f. Samurai Perempuan dari Aizu Restorasi Meiji di tahun 1868 masih menyelesaikan beberapa masalah dari periode Tokugawa Bakufu yang masih tertinggal. Setelah menguasai beberapa daerah selatan di Jepang, pemerintah 18

19 Meiji mengalami kesulitan dalam menaklukan daerah utara Jepang. Namun dengan pasukan modern yang dimiliki, pemerintah berhasil menguasai daerah utara Jepang dan berencana untuk menaklukan daerah Aizu. Aizu dikenal dengan kaum perempuannya yang dilatih untuk memegang naginata dan pedang sejak kecil, untuk melindungi daimyo dan keluarga mereka. Sekelompok samurai perempuan yang disebut Joushitai yang dipimpin oleh Nakano Takeko, ikut serta dalam perang melawan pemerintahan Meiji. Lawan mereka sudah menggunakan senjata modern, tetapi mereka tidak takut. Dalam pertempurannya, Nakano berhasil melawan musuhnya dengan naginata miliknya, sampai akhirnya sebuah peluru mengenai dirinya. Ia memohon pada saudaranya yang ikut perang, Masako, untuk memenggal kepalanya. Ia tidak ingin ditangkap oleh pihak musuh, karena itu adalah hal yang memalukan bagi samurai. Masako pun melakukannya, dan membawa kepala Nakano ke kuil setempat. Kesimpulan Dalam sejarah Jepang, perempuan pada kenyataannya telah berupaya untuk memperjuangkan posisinya dalam masyarakat yang ketika itu masih dikuasai oleh kaum samurai --laki-laki--. Mereka mulai melatih diri mereka untuk mempelajari bela diri untuk perlindungan dan melawan musuhnya. Ketangguhan mereka tidak kalah dari laki-laki, bahkan banyak dari mereka yang berhasil mengalahkan musuh mereka yang kebanyakan laki-laki Samurai. Perempuan Samurai mulai muncul sejak Perang Genpei. Meskipun demikian, kisah keberanian mereka dianggap kurang penting dan dilupakan oleh masyarakat Jepang. Seharusnya kisah mengenai keberanian perempuan ini diapresiasi oleh masyarakat Jepang. Terlebih lagi, tidak banyak kisah-kisah perempuan berjasa yang diungkap dan dijadikan pahlawan negara. Struktur masyarakat Jepang, mendekati teori struktural-fungsional, yaitu sistem masyarakat yang membagi fungsi seseorang berdasarkan gender; laki-laki bekerja dan perempuan di rumah. Perempuan dalam masyarakat Jepang, termasuk dalam kelas yang tertekan dan posisinya di bawah kaum laki-laki. Hal ini mendukung pernyataan Fukuzawa Yukichi, yang mengatakan bahwa ada hal yang membuat perempuan dianggap tidak berguna. Perempuan, berdasarkan pernyataan Joan Kely, juga dijauhkan dari berbagai hal yang berkaitan dengan negara, seperti politik, pengetahuan, dan perang. Paradigma yang keliru tentang sejarah perempuan, yang menganggap masalah perempuan adalah persoalan domestic dan perempuan dianggap berurusan 19

20 dengan persoalan pribadi, sedangkan laki-laki berurusan dengan persoalan publik, juga merupakan penyebab hilangnya jejak kaum perempuan dalam dokumen dan catatan sejarah Jepang. Sehingga kisah heroisme mereka pun menjadi sejarah yang terlupakan. Daftar Referensi: Books: Henshall, Kenneth G.(2004).A History from Japan from Ston Age to Super Power (2 nd Edition). New York: Palgrave Macmilla Kazuo, Kasahara.(1995).Nihon no Rekishi.Kodansha Tokyo Kure, Mitsuo. (2002). Samurai: An Illustrated History. Boston:Tuttle Publishing Okamura, Masu. (1983). Peranan Wanita Jepang. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sansom, George. (1963). A History of Japan (3 Volumes). Singapore: Tuttle Publishing Turnbull, Stephen. (2010). Samurai Women Singapore:Osprey Publishing Varley, Paul.(1970). Samurai. New York: Dell Publishing House Journal Articles: Fatimah, Siti. Perspektif Jender dalam Historiografis Indonesia: Pentingnya Penulisan Sejarah Androginious. Titik Balik Historiografi di Indonesia (2008) Hal Kelly, Joan. (1996). The Social Relation of Sexes: Methodological Implications of Women s History. Signs, Vol.1, No.4, pp Kurihara, Toshie.A History of Women in Japanese Buddhism: Nichiren s Perspectives on the Enlightenment of Women. The Journal of Oriental Studies, vol. 13, pp Marzuki. Kajian Awal Tentang Teori-Teori Gender. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol. 4 No. 2, Desember

21 Online document: Friedman, Seth. (1992). Women in Japanese Society: Their Changing Roles. Accesed on September 7, 2013 from Military History Magazine (2006). Accesed on August 24, 2013 from Masayoshi, Shimazu. (2003). The Battle of Aizu. Accesed on November 17, 2013 from Samurai Sisters: Early Feudal Japan. Accesed on November 21, 2013 from The Editors of Encyclopedia Britannica. Amidism. Accesed on September 21, 2013 from 21

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian (794 1192) sampai dengan zaman Meiji (1868 sekarang). Dari urutan-urutan zaman sejarah Jepang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan samurai. Pada mulanya samurai adalah ksatria yang mengendarai kuda yang kemudian terorganisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari BAB II SEJARAH SAMURAI 2.1 Sengoku Jidai Sengoku jidai atau yang disebut juga zaman sengoku dalam sejarah Jepang adalah masa pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kedatangan Para Misionaris Portugis 1.1.1.1Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih banyak terdapat perang perebutan supremasi kekuasaan di dalam negeri, walaupun kepala pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS 0806394596 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA JURUSAN PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 5 Ringkasan Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih dikenal dengan politik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan rumpun. Koentjaraningrat (1976 : 28) menjelaskan budaya adalah daya

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan rumpun. Koentjaraningrat (1976 : 28) menjelaskan budaya adalah daya 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan dimiliki oleh setiap bangsa,oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbeda, walaupun terkadang ada kesamaan seperti halnya kesamaan

Lebih terperinci

BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI

BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI A. Kebudayaan Jepang 1. Budaya Jepang Kebudayaan di Jepang telah banyak perubahan dari tahun ke tahun, dari kebudayaan asli negara ini, Jomon, sampai kebudayaan kini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa dengan peristiwa yang lain. Jepang merupakan salah satu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa dengan peristiwa yang lain. Jepang merupakan salah satu negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara yang terletak di wilayah Asia Timur. Kepulauan Jepang membentang pada 20-45 33 LU. Kepulauan Jepang memiliki luas wilayah sekitar 337.815

Lebih terperinci

BIOGRAFI PENULIS. : Kristen Protestan. Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984

BIOGRAFI PENULIS. : Kristen Protestan. Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984 BIOGRAFI PENULIS Nama Agama : Natalia : Kristen Protestan Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten 45452 Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984 Nama Ayah : Djadja ( ) Nama Ibu : Wong ban tjen RIWAYAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN 1192-1867 SKRIPSI Oleh Edy Supriyadi NIM 100210302061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR Pada zaman Edo, pemerintahan Negara Jepang berada di bawah kendali Shogun Tokugawa. Akan tetapi, pimpinan tertinggi di jepang bukan Shogun tokugawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai tradisional, terutama dalam hal perkawinan. Perkawinan Jepang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nakane, antropolog dan dosen pensiunan Universitas Tokyo, Totman yang merupakan dosen sejarah dari Universitas Yale, & Ōishi yang merupakan spesialis sejarah

Lebih terperinci

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM MAKALAH GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas segala berkat dan rahmat yang Tuhan berikan pada saya sehingga Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat dan cara berperang, atau cara bekerja; cara melakukan sesuatu; metode. Jadi siasat tempur di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih tetap ada sampai sekarang ini. Wanita Jepang memiliki citra sebagai seorang wanita yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang patut diperhitungkan.dengan kehebatannya dalam memadukan tradisi dan modernisasi, menjadikan Jepang

Lebih terperinci

RINGKASAN CERITA DALAM FILM BUSHI NO ICHIBUN 武士の一分. Mimura Shinnojo adalah seorang bushi yang bekerja sebagai dokumi yaku

RINGKASAN CERITA DALAM FILM BUSHI NO ICHIBUN 武士の一分. Mimura Shinnojo adalah seorang bushi yang bekerja sebagai dokumi yaku Lampiran RINGKASAN CERITA DALAM FILM BUSHI NO ICHIBUN 武士の一分 Mimura Shinnojo adalah seorang bushi yang bekerja sebagai dokumi yaku atau pencicip makanan Shogun. Dia tinggal bersama istrinya bernama Kayo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara

BAB I PENDAHULUAN. feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengenai bunuh diri (jisatsu) di Jepang telah ditemukan sejak zaman feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara tahun 1185

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bab 4 Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bushido pada tentara Kamikaze dalam Film letters from Iwojima penulis menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin Jepang di zaman Azuchi Momoyama (1573-1603) yang berhasil mendirikan pemerintahan pusat setelah berhasil mempersatukan provinsi-provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada terdapat berbagai macam definisi kebudayaan, ada yang membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah sesuatu yang semiotik, tidak kentara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menarik. Masyarakat Jepang sendiri terkenal memiliki sifat-sifat seperti

BAB I PENDAHULUAN. dan menarik. Masyarakat Jepang sendiri terkenal memiliki sifat-sifat seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jepang dikenal sebagai negara yang maju dan berkembang pesat. Selain itu Jepang dikenal pula sebagai negara yang memiliki kebudayaan yang unik dan menarik. Masyarakat

Lebih terperinci

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang merupakan negara maju yang terkenal dengan masyarakatnya yang giat bekerja dan juga dikenal sebagai negara yang penduduknya masih menjunjung tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada penggambaran peran perempuan dalam film 3 Nafas Likas. Revolusi perkembangan media sebagai salah satu sarana komunikasi atau penyampaian

Lebih terperinci

Ringkasan Cerita. Mengisahkan tentang ksatria wanita atau biasa disebut seorang samurai yang

Ringkasan Cerita. Mengisahkan tentang ksatria wanita atau biasa disebut seorang samurai yang Ringkasan Cerita Film Azumi, episode 1 Mengisahkan tentang ksatria wanita atau biasa disebut seorang samurai yang bernama Azumi. Ia sejak kecil tinggal bersama guru dan sembilan orang sahabatnya. Mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH ZEN BUDDHISME BAGI KAUM SAMURAI

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH ZEN BUDDHISME BAGI KAUM SAMURAI UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH ZEN BUDDHISME BAGI KAUM SAMURAI MAKALAH NON-SEMINAR TITIEK NUR HIDAYATI 0806394822 FAKULTAS LMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK JANUARI 2014 PENGARUH ZEN

Lebih terperinci

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. I. OLAH RAGA Olahraga adalah sesuatu yang setiap individu dapat menikmatinya secara perseorangan. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. Untuk mencari tahu sejauh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN 1877 Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang tertuang dalam rumusan masalah skripsi penulis yang berjudul Peranan Golongan Samurai

Lebih terperinci

PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP EKSISTENSI KELAS SAMURAI

PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP EKSISTENSI KELAS SAMURAI PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP EKSISTENSI KELAS SAMURAI Teguh A - M.Mossadeq Bahri Jurnal Makalah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Sastra Jepang Universitas Indonesia 2013 Daftar Isi

Lebih terperinci

BAB II LATAR BELAKANG PERANG SEKIGAHARA. Jepang dalam skala besar dan melibatkan seluruh Klan di Jepang. Setelah Perang

BAB II LATAR BELAKANG PERANG SEKIGAHARA. Jepang dalam skala besar dan melibatkan seluruh Klan di Jepang. Setelah Perang BAB II LATAR BELAKANG PERANG SEKIGAHARA Kondisi Jepang pada Periode Muromachi ditandai dengan terjadinya Perang Onin pada tahun 1467 hingga 1477. Perang ini menyebar ke seluruh Jepang dalam skala besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO 2.1 Konsep Feodalisme Pada Zaman Edo Martin (1990 : 165-166) mengatakan bahwa masyarakat feodal adalah masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bangsa Jepang adalah salah satu bangsa tertua di dunia dan yang paling dibanggakan orang-orang Jepang adalah kerajaan atau dinasti-dinastinya yg merupakan satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pandangan orang Barat terhadap negeri Jepang adalah sebagai sebuah negeri yang jauh dengan penghuni suatu bangsa yang belum mereka kenal. Jepang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang sering disebut sebagai Land of three treasures, atau negeri tiga harta. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa seseorang),

Lebih terperinci

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA. 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama

BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA. 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama BAB II TOYOTOMI HIDEYOSHI PADA ZAMAN AZUCHIMOMOYAMA 2.1 Masuknya Bangsa Asing Pada Zaman Azuchimomoyama Pengertian zaman Azuchimomoyama adalah zaman masa-masa yang recok karena semua tuan tanah berusaha

Lebih terperinci

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ANALISIS KESETIAAN PADA TOKOH-TOKOH SAMURAI DALAM KOMIK SHANAOU YOSHITSUNE KARYA SAWADA HIROFUMI Skripsi Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI TOYOTOMI HIDEYOSHI NO YOROI NI OKERU SHINBORU KARA NO SHOUCHOU TEKINA IMI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO 2.1 Masuknya Agama Buddha di Jepang Ketika penyerahan hadiah sebagai simbol dimulainya hubungan diplomatik dari

Lebih terperinci

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah

Lebih terperinci

Analisis Tipe Kepemimpinan dalam Film The Last Samurai

Analisis Tipe Kepemimpinan dalam Film The Last Samurai Buletin Psikologi ISSN: 0854-7108 2016, Vol. 24, No. 1, 44 48 Analisis Tipe Kepemimpinan dalam Film The Last Samurai Vigor Wirayodha Hendriwinaya 1 Program Magister Psikologi Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melainkan juga dalam literatur Barat (Portugis, Belanda, Inggris, dan. Semeriramis istri dari Raja Babilonia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melainkan juga dalam literatur Barat (Portugis, Belanda, Inggris, dan. Semeriramis istri dari Raja Babilonia BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kerajaan Aceh, pernah melahirkan seorang Laksamana wanita, bernama Keumalahayati yang namanya dikenal tidak saja dalam literatur Indonesia, melainkan juga dalam

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA A. Relefansi Masa Turunnya Ayat dengan Masa Kini Ayat 15 dari surat Al-Ahqaf tersebut merupakan ayat makiyah. Sebelum al-qur an diturunkan, di daerah Makkah

Lebih terperinci

JEPANG. Part IV Edo - Meiji

JEPANG. Part IV Edo - Meiji JEPANG Part IV Edo - Meiji Perkembangan Kondisi Masyarakat Edo Perang seratus tahun justru mendorong perekonomian Jepang Sumber Kekayaan : tanah/pertanian (samurai) dan berdagang Kelas Penguasa : Shogun,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI 2.1. Riwayat Hidup Dale Furutani Nama lengkapnya adalah Dale Furutani. Lahir di Hilo, Hawaii, pada 1 Desember 1946,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Beberapa negara di dunia menganut konsep patriaki, menurut Bhasin (Kartika, 2014:2), Jepang juga termasuk sebagi negara kapitalis yang menganut konsep patriaki di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa isolasi, menyebabkan munculnya kegelisahan dan kekacauan di dalam negeri. Ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang dipengaruhi oleh segi-segi sosial dan budaya. Istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat

Lebih terperinci

Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG

Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG PEMBAGIAN ZAMAN : SEJARAH JEPANG SECARA GARIS BESAR DIBAGI MENJADI 1.Genshi jidai( 原始時代 ) - Jomon jidai( 叙門時代 ) - Yayoi jidai( 弥生時代 )( 8 SM 3 M) 2. Kodai ( 古代 ) Abad 3 abad

Lebih terperinci

Nilai-Nilai Bushidō pada Tokoh Toyotomi Hideyoshi dalam Novel Shinsho Taikōki Karya Yoshikawa Eiji

Nilai-Nilai Bushidō pada Tokoh Toyotomi Hideyoshi dalam Novel Shinsho Taikōki Karya Yoshikawa Eiji Nilai-Nilai Bushidō pada Tokoh Toyotomi Hideyoshi dalam Novel Shinsho Taikōki Karya Yoshikawa Eiji Raditya Pratama-Dewi Anggraeni Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

Lebih terperinci

Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera. Khalid bin Walid

Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera. Khalid bin Walid Orang seperti dia, tidak dapat tanpa diketahui dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kerajaan-kerajaan di Nusantara, kedudukan perempuan berada di bawah pengaruh laki-laki. Kadang perempuan dijadikan alat politik untuk memperoleh kekuasaan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH 2.1 Sejarah Olahraga Memanah Di Jepang Olahraga memanah merupakan seni belah diri di Jepang. Pada awalnya fungsi memanah sebagai alat untuk bertahan hidup (berburu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH

PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH Kitab Makabe terutama menceritakan peperangan antara bangsa Yahudi dengan bangsa Siria. Kitab ini menonjolkan sikap sejumlah tokoh Yahudi yang gagah berani, tidak gentar

Lebih terperinci

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL BY Erfamia, Lislillah Rininta NIM 105110209111015 STUDY PROGRAM OF JAPAN

Lebih terperinci

Biaya : Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi. Biaya : Upgrade : tidak ada. Biaya :

Biaya : Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi. Biaya : Upgrade : tidak ada. Biaya : 208 Biaya : 180 200 200 60 2 Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi Penjelajah : Para kesatria yang berada dibawah pimpinan raja dan bertugas membuka lahan baru untuk memperbesar populasi dan kekuasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang BAB V KESIMPULAN Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang bersifat feodalisme Hal itu dapat dilihat dengan adanya pembagian status sosial menurut mata pencahariannya yakni golongan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bila membicarakan Jepang, maka hal yang akan terbayang adalah sebuah Negara modern di mana penduduknya memiliki kedisiplinan yang tinggi, maju, kaya, dan sebutan-sebutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi dan media massa saat ini memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, media massa juga melakukan banyak transformasi sosial dan

Lebih terperinci