PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP EKSISTENSI KELAS SAMURAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP EKSISTENSI KELAS SAMURAI"

Transkripsi

1

2 PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP EKSISTENSI KELAS SAMURAI Teguh A - M.Mossadeq Bahri Jurnal Makalah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Sastra Jepang Universitas Indonesia 2013

3

4

5 Daftar Isi Lembar Persetujuan....2 Abstrak Pendahuluan Metodologi Tinjauan Teoritis Pembahasan Kesimpulan...13 Daftar Pustaka

6 ABSTRAK Selama kurang lebih 250 tahun kepulauan Jepang menutup diri dari dunia luar dengan pelaksanaan politik sakoku(isolasi) di bawah rezim keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa mengelompokkan masyarakat Jepang ke dalam 4 kelas sosial yaitu pedagang, pengrajin, petani dan yang paling tinggi kedudukannya adalah kelas samurai. Hanya kelas samurai lah yang mempunyai hak-hak istimewa di dalam masyarakat, dapat dikatakan bahwa samurai adalah kelas yang paling elit dalam strata sosial pemerintahan feudal Tokugawa. Kedudukan kelas samurai berubah sejak dimulainya peristiwa Restorasi Meiji. Pemerintahan Meiji pada saat itu melakukan restorasi dan reformasi besar-besaran dalam bidang politik, sosial, kebudayaan dan ekonomi; seluruh rakyat Jepang dari berbagai kalangan mengalami efek positif maupun efek negatifnya pada saat itu. Perubahan ini pun berdampak pada posisi dan kedudukan kelas samurai pada saat itu. Pemerintah Meiji menganggap keberadaan kelas samurai selama masa damai hanya menjadi gangguan saja yang otomatis berdampak pada hak-hak istimewa yang dimiliki oleh kelas samurai sejak era sebelumnya. Makalah ini berusaha membahas secara lebih detil efek-efek modernisasi di Jepang selama peristiwa Restorasi Meiji kepada kelas samurai dalam bidang politik, sosial, budaya maupun ekonomi. ABSTRACT For more than 250 years, the islands of Japan isolated themselves from the outside world by implementing the politic of sakoku (isolation) under the regime of Tokugawa. Tokugawa regime grouped the Japanese society into 4 social classes, i.e merchants, craftsmen, farmer and the highest of all the samurai. Only the samurai class had special privileges in the society. It can be said that they are the elite class in the feudal Tokugawa government. The position of samurai class changed since the beginning of Meiji Restoration. The Meiji government in those time greatly restored and reformed the political, social, cultural and economic areas; the whole Japanese people from all classes of society experiences positive as well as negative effects at that time. Their change also affected the positive and power of the samurai class. The Meiji government considered the presence of the samurai class during the peace era, only as disturbance that automatically affected the special privileges that the samurai class had once in the previous era. This paper attempt to discuss in more detail the modernization effect in Japan during the occurance of meiji Restoration to the samurai class, in the area of politic, social, culture and economy. 3

7 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keshogunan Tokugawa kelas samurai merupakan salah satu kelas elit militer yang mempunyai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat. Mereka memiliki hak-hak istimewa, jaminan sosial yang tinggi serta upah yang diberikan oleh pemerintah secara turun-temurun. yang tidak dimiliki kelas masyarakat lain. Contoh hak-hak istimewa tersebut misalnya diperbolehkan untuk membawa senjata di muka umum, adanya kebebasan untuk membunuh seseorang tanpa suatu sebab tertentu, dll. Bisa dibilang kaum samurai pada era Tokugawa mempunyai kehidupan yang cukup layak, walaupun pada akhir periode rezim Tokugawa kaum samurai hidup di bawah tekanan namun mereka mempunyai pekerjaan dengan gaji yang ditetapkan oleh pemerintah serta kedudukan sosial yang cukup baik di masyarakat. Hal tersebut berubah semenjak era keshogunan Tokugawa memasuki babak akhir. Pada saat itu Jepang sedang dalam masa damai yang otomatis menghilangkan fungsi kelas samurai sebagai kelas militer. Kemudian pada tahun 1853 politik isolasi Tokugawa berakhir karena kedatangan komodor Perry dengan armada kapal hitamnya. Kedatangan Armada kapal hitam Perry saat itu membuat pemerintah dan masyarakat Jepang takjub sekaligus ketakutan akan kekuatan armada kapal perang perry. Kedatangan armada Perry yang bertujuan memaksa Jepang untuk membuka negerinya kepada negara-negara asing di bawah todongan meriam membuat pemerintah Bakufu terpaksa menandatangani perjanjian yang isinya sangat merugikan kedudukan Jepang secara internasional. Kejadian ini membuka mata masyarakat Jepang untuk melihat bagaimana tertinggalnya kemajuan Negara mereka jika dibandingkan dengan Negara-negara Barat dan betapa lemahnya pemerintahan Bakufu saat itu. Kejatuhan pemerintahan Bakufu yang kemudian digantikan oleh pemerintahan Meiji menandakan dimulainya era baru., yaitu era reformasi dan restorasi secara besar-besaran di Negara Jepang yang di kemudian hari disebut dengan Restorasi Meiji. Pemerintah Meiji saat itu berusaha menggunakan berbagai sumber daya sebagai dana untuk menuju Jepang yang modern. Hal ini tentu berlaku juga bagi kaum samurai. Pemerintah berusaha menghilangkan kuasa atas lahan yang mereka miliki sehingga bisa bersatu di bawah pemerintahan Meiji yang baru. Hak-hak istimewa yang mereka miliki pun dihilangkan 5

8 demi mensukseskan laju modernisasi dan tidak adanya pihak oposisi yang menentang pemerintahan baru. Restorasi Meiji sendiri membawa dampak yang cukup besar bagi eksistensi kelas samurai. Adanya penghilangan hak-hak istimewa yang dimiliki oleh strata samurai pada era sebelumnya membuat keseluruhan kelas samurai menjadi tidak puas. Hilangnya hak-hak istimewa tersebut diakibatkan oleh adanya perubahan struktur masyarakat dalam bidang politik, sosial, teknologi maupun ekonomi. Dapat dikatakan era Meiji adalah masa dimana kelas samurai mengalami krisis identitas. Mereka kehilangan pekerjaan, sumber nafkah, dan prinsip-prinsip pegangan hidup mereka. 1.2 Rumusan Masalah Mengingat bagaimana kompleksnya sejarah kelas samurai dalam hierarki masyarakat Jepang maka pertanyaan yang mengemuka adalah bagaimana perubahan status kaum samurai terutama dalam era Meiji. Adanya kecenderungan bagi kaum samurai untuk mempertahankan prinsip-prinsipnya yang dianggap sebagai suatu hal yang tradisional melahirkan tantangan tersendiri bagi mereka di era modernisasi. Pertentangan antara kelas samurai dan modernisasi juga dapat menggambarkan bagaimana definisi Restorasi Meiji bagi pemerintah dan masyarakat Jepang pasa saat itu. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dari jurnal yang bersangkutan adalah untuk memberikan informasi mengenai : 1. Gambaran restorasi dan reformasi pada era meiji 2. Pengaruh Restorasi Meiji terhadap kedudukan kaum samurai 6

9 2.METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam makalah ini bersifat historis deskriptif (Suryabrata 1983) dimana penulis mencoba merekonstruksi kejadian masa lampau secara objektif dan sistematis serta mendapatkan hasil yang akurat mengenai fakta-fakta yang sedang diteliti. 2.2 Metode Penulisan Metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk menyusun masalah ini adalah metode observasi dan studi kepustakaan. Ketersediaan data dalam kajian ini akan menentukan keakurasian dalam proses pengolahan data dan analisa selanjutnya. Dalam proses pengerjaan makalah penulis membaca buku-buku, jurnal dan sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan penulisan makalah ringkas ini. 3. TINJAUAN TEORITIS 3.1 Sejarah Samurai periode Tokugawa-Meiji Istilah samurai pertama kali muncul dalam kumpulan puisi Kokin Wakashu. Istilah ini mempunyai arti seseorang yang melayani (Turnbull, The Samurai : A Military History, 1996), istilah ini mempunyai makna kelas samurai merupakan pelayan dari majikan mereka, kaisar dan Jepang secara keseluruhan. Awalnya samurai tidak mempunyai klan yang jelas dan biasa bertindak secara independen, baru kemudian pada periode Heian mulai terbentuk klan-klan yang disebut dengan istilah ie (rumah). Seorang tuan tanah yang kaya biasa menyewa samurai sebagai pengawal pribadi mereka, kemudian seiring waktu terbentuk ikatan loyalitas antara samurai dan majikannya. Pada akhir era keshogunan Tokugawa dimana Jepang sedang dalam masa damai eksistensi samurai sebagai kelas elit militer semakin menghilang. Banyak yang diantaranya mengalami kebangkrutan karena tidak adanya pekerjaan dan terpaksa meminjam uang kepada tengkulak (Turnbull, Samurai Warfare, 1996), hal ini kemudian berujung pada hilangnya tanah kekuasaan mereka dikarenakan hutang yang menumpuk. Kemudian semasa peristiwa Restorasi Meiji sedang berlangsung pengaruh kelas samurai semakin menghilang. Pemerintah Meiji tidak hanya mengambil hak-hak yang sebelumnya dimiliki kelas samurai, 7

10 namun juga berusaha menurunkan derajat serta kehormatan mereka dalam strata sosial masyarakat Jepang. Biarpun pemerintah Meiji menganggap strata samurai sebagai hambatan dalam modernisasi Jepang, namun tidak dapat dipungkiri bahwa loyalitas dan semangat pengorbanan kaum samurai demi kepentingan Jepang merupakan salah satu aset berharga yang mereka miliki. 4. PEMBAHASAN DAN ANALISA Pada umumnya, modernisasi dan peningkatan kekuatan pada suatu negara didukung penuh baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Namun, tidak demikian halnya dengan Pemerintahan feudal Jepang. Pemerintahan feudal Tokugawa yang mulai berkuasa di Jepang sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai, yaitu sebuah kelas elit militer yang mempunyai kekuasaan luas, dimana kekuasaan mereka tidak hanya mengatur Pemerintahan Jepang pada saat itu, namun sampai kepada hal-hal kecil dalam kehidupan masyarakat yang berada dalam hierarki kelas lain. Dalam sejarah Jepang keshogunan Tokugawa menguasai Jepang hingga ratusan tahun lamanya. Kemudian dengan adanya dekrit pengembalian kekuasaan kepada Kaisar pada tahun 1868, semakin melemahnya Negara Jepang karena politik isolasi keshogunan Tokugawa dan adanya keinginan pemerintahan Meiji untuk mereformasi Jepang secara besarbesaran, menyebabkan berakhirnya kejayaan kaum samurai pada tahun Kejatuhan kaum samurai ditengarai tidak hanya disebabkan kekalahan yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, namun aspek-aspek dari segi sosial, politik maupun budaya turut memberikan peran. Pemerintahan Jepang di bawah Kaisar Meiji yang baru menghadapi begitu banyak perubahan dalam segala aspek kehidupan. Peristiwa inilah yang kemudian disebut sebagai Restorasi meiji, yaitu adanya segala upaya yang dilakukan oleh pemerintahan Meiji untuk membawa Jepang yang terpuruk akibat Pemerintahan Tokugawa kembali menuju kejayaan dan dapat bersaing dengan Negara-negara barat yang lebih maju pada saat itu. Banyak alasan mengapa Jepang ingin mereformasi negararanya pada saat itu. Salah satunya adalah adanya keinginan Jepang untuk mempunyai kemajuan industri dan sistem ekonomi yang sama dengan Negara-negara Barat yang maju seperti Amerika dan Eropa (Mason 257). Setelah pembukaan secara paksa pelabuhan-pelabuhan di Jepang pada pertengahan tahun 1800, rakyat Jepang pada saat itu menyadari bagaimana tertinggalnya mereka dari Negara-negara Barat dalam bidang 8

11 teknologi, sains, politik dan ekonomi. Pemerintah Meiji pada saat itu pun merasa bahwa perjanjian dengan Amerika yang ditandatangani oleh Pemerintah Bakufu sangat merugikan karena memberi wewenang bagi negara lain untuk mengeksploitasi Jepang yang pada waktu itu sangat lemah secara ekonomi dan memberikan warga negara asing kekebalan terhadap hukum di Jepang sehingga perlu direvisi kembali. Karena adanya keinginan Pemerintah Meiji yang begitu kuat untuk mempunyai status yang sejajar dengan Negara Barat maka peristiwa Restorasi Meiji pun dimulai. Restorasi dan reformasi secara besar-besaran pada saat itu berdampak pada seluruh lapisan kehidupan masyarakat, terutama kaum samurai. Perpindahan kekuasaan dari keshogunan Tokugawa yang berkuasa selama ratusan ke tangan Kaisar sangat berpengaruh. Biarpun Kaisar hanya sebagai simbol dan pemerintahan dijalankan oleh para birokrat namun perpindahan kekuasaan ini mengembalikan kebanggaan Nasional kepada masyarakat(gordon 69). Kaum samurai yang sebelumnya sangat berkuasa di pemerintahan berusaha merebut Pemerintahan Meiji kembali dengan mengajukan wakil-wakil mereka untuk dapat ambil bagian dalam pemerintahan. Sebelumnya para Daimyo merupakan kaum elit yang bisa mempengaruhi Kaisar sekalipun, namun ketika sistem Pemerintahan berubah menjadi konstitusi maka kekuasaan mereka otomatis diperkecil. Sistem kasta di Jepang pada saat itu pun turut berubah, menjadi kozoku (kaum bangsawan), shizoku (kaum samurai dan tentara), serta heimin (rakyat biasa). Pada tahun 1869, Pemerintah Meiji berupaya untuk memperlemah kekuatan para Daimyo, yaitu dengan membujuk mereka untuk menyerahkan tanah yang mereka kuasai sebagai ganti untuk mendapatkan kekuasaan politik. Biarpun kemudian para Daimyo ditunjuk sebagai gubernur di tanah mereka, namun penggantian status dari Daimyo menjadi gubernur yang ditunjuk oleh pemerintah menggambarkan adanya kekuasaan Kaisar (Pemerintah Meiji) terhadap setiap golongan masyarakat. Kemudian Pemerintah Meiji juga mendesak para Daimyo agar mengambil pegawai yang ditunjuk oleh pemerintah untuk dipekerjakan sebagai petugas administrasi sebagai langkah awal penghilangan kekuasaan Daimyo terhadap daerah kekuasaan mereka. Mengikuti hal ini, pada tahun 1871 Pemerintah Meiji berhasil menghilangkan kekuasaan para Daimyo, dan membuat lahan-lahan kekuasaan para Daimyo tersebut menjadi perfektur yang baru, dimana Pemerintah dapat mengambil pajak secara langsung dan jabatan gubernur dipilih secara langsung oleh pemerintah. Saat ini Sistem Pemerintahan di Jepang mengadopsi Sistem 9

12 Pemerintahan Eropa yaitu Sistem kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri. Biarpun banyak kaum samurai yang ikut serta dalam Kabinet Jepang yang baru namun kemudian digugurkan oleh Pemerintah dengan alasan tidak berkualifikasi untuk menjadi staff dalam pemerintahan. Karena banyak kaum samurai yang tidak setuju dengan hal ini, maka kaum samurai dari provinsi Satsuma, Chohu, Tosa dan Hizen bersatu dan membentuk sebuah oposisi bagi Pemerintah Meiji. Mereka berkeinginan agar kelas samurai tetap menjadi kelas yang elit dalam tatanan masyarakat jepang yang baru. Hal ini menemui kegagalan karena Pemerintah Meiji sejak lama telah melucuti berbagai hak yang dimiliki oleh kaum samurai, seperti tidak boleh membawa senjata, hilangnya kekuasaan dan pengaruh Daimyo, dan beberapa samurai yang berhasil duduk dalam pemerintahan menentang oposisi ini. Hal ini membuat para samurai yang tidak mendapatkan keuntungan dengan sistem pemerintahan yang baru merasa marah dan kecewa. Dalam bidang militer Jepang pun mengalami modernisasi. Mengikuti sistem militer Inggris yaitu dengan adanya konsul militer yang ditunjuk oleh parlemen maka setiap jabatan dalam militer ditentukan oleh kemampuan dan berbagai kriteria lain, bukan oleh kasta/status sehingga menghilangkan status elit yang sebelumnya dimiliki oleh kaum samurai. Sistem militer yang baru ini pun memakai cara baru yaitu pembentukan tentara dengan pengadaan wajib militer. Kaum samurai memprotes perubahan ini karena mereka ingin peran yang signifikan dalam militer serta menganggap bahwa member senjata terhadap penduduk sipil adalah hal yang tidak efisien, namun protes mereka ditolak oleh Pemerintah Meiji. Kaum samurai tidak hanya terkena dampak reformasi dalam bidang militer saja namun juga dalam bidang ekonomi. Karena kegagalan Tokugawa sebelumnya dalam Pemerintahan Jepang maka Pemerintah meiji merasa perlu adanya proses industrialisasi besar-besaran di Jepang. Industrialisasi ini mencakup pembubaran kelas-kelas dalam masyarakat sehingga membawa universalitas, sistem pos nasional serta penemuan-penemuan baru seperti telegraph serta kereta api. Negara Jepang menjadi semakin berjaya dengan dijalankannya reformasi ini namun tidak halnya dengan kaum samurai. Ketika proses modernisasi sedang berjalan maka dalam jangka panjang akan butuh dana dan sumber daya yang besar. Karena hal ini pemerintah Meiji merasa perlu mengorbankan kelas samurai pada waktu itu dianggap tidak berguna dalam proses modernisasi. Hal ini dimulai dengan adanya pengurangan terhadap gaji untuk kaum samurai, dihilangkannya hak atas tanah yang sebelumnya diberikan Pemerintah Meiji kepada mereka, 10

13 serta pembagian kelas samurai menjadi 2 kelas yaitu samurai kelas atas dan samurai rendahan. Pemerintah Meiji pada saat itu menganggap samurai sebagai sesuatu yang bernilai kecil namun dengan ongkos pemeliharaan yang besar. Keterampilan mereka dalam seni berpedang tidak berguna di masa damai. Karena hal itu sedikitnya sekitar 2 juta samurai kehilangan sumber nafkah dan menjadi pengangguran. Sebenarnya pekerjaan mereka adalah partisipasi dalam bidang militer namun kapasitas penerimaan lowongan kerja dalam bidang tersebut tidak terlalu besar. Pemerintah tetap berupaya memberika dana santunan kepada kaum samurai yang tidak bekerja namun dengan dipotong sekitar 30-80% dan pada akhirnya berusaha menghilangkan kelas yang dianggap tidak berguna tersebut. Sebagian besar kaum samurai jelas tidak setuju dengan aksi Pemerintah Meiji tersebut dan melakukan pemberontakan. Pemberontakan samurai yang terbesar adalah pemberontakan Saigo Takamori dari Provinsi Satsuma. Pemberontakan ini akhirnya gagal dan banyak kaum samurai yang beralih pekerjaan ke bidang industri. Kebijakan Pemerintah Meiji tersebut memang dimaksudkan untuk menghilangkan kelas samurai dalam proses modernisasi Jepang. Pada bidang kebudayaan Jepang pun mengalami berbagai perubahan besar pada saat itu. Pemerintah Meiji benar-benar melakukan Westernisasi secara literal dan tidak pandang bulu. Kesenian tradisional Jepang seperti shakuhachi atau shamisen diserang oleh berbagai ide-ide modern kesenian Barat seperti orkestra. Pemerintah Meiji juga menyebarluaskan teknik lukisan minyak menggantikan teknik cetak tradisional masyarakat Jepang. Pemerintah juga memperkecil support mereka terhadap drama tradisional seperti noh dan kabuki, dimana dianggap sudah ketinggalan zaman dan berbau feudal. Agama Kristen yang sebelumnya ditolak pleh keshogunan Tokugawa pada saat ini pun diakui oleh institusi pemerintah dan banyak dianut masyarakat. Para samurai menganggap kebudayaan Barat sebagai sesuatu yang jahat dan berdampak buruk begitu pula dengan segala sesuatu yang mereka bawa. Kebencian kaum samurai terhadap budaya barat digambarkan dengan slogan sonno joi yaitu muliakan kaisar, usir kaum barbar. Pada awalnya pihak samurai berslogan sonno joi memberontak kepada keshogunan Tokugawa yang mereka anggap lemah terhadap Barat, biarpun pada akhirnya keshogunan Tokugawa telah hancur dan Pemerintah Meiji bisa berkuasa, namun slogan tersebut tetap ada sampai hari-hari terakhir bagi kaum samurai. Perlu diketahui bahwa samurai yang awalnya benar-benar menolak segala sesuatu 11

14 yang datang dari barat pada akhirnya mengakui bahwa strategi perang dan teknologi yang dibawa Bangsa Barat memberikan andil yang signifikan dalam perlawanan mereka terhadap keshogunan Tokugawa. Kaum samurai bahkan melihat tekanan yang dilakukan Barat terhadap Jepang sebagai sebuah kesempatan untuk kembali pada masa jaya mereka setelah di akhir periode Tokugawa mereka merasa tertekan oleh keshogunan tokugawa yang telah melemah dan semakin korup. Bahkan banyak ahli sejarah yang berdebat apakah kejatuhan pemerintah Tokugawa dipicu oleh tekanan Bangsa Barat atau kaum samurai yang memberontak. Kaum samurai juga menghadapi perubahan kondisi sosial dalam masyarakat. Pada tahun 1867 sangat mudah bagi pemerintah untuk menerapkan standar baru dalam kehidupan bermasyarakat karena sebagian besar rakyat patuh dan tunduk pada Kaisar yang baru, mereka beranggapan bahwa Kaisar adalah pemerintahan. Dalam kasus ini standar baru yang diterapkan pemerintahan Meiji adalah status setiap penduduk adalah sama, tidak ada hak khusus bagi kaum samurai, setiap permasalahan harus diselesaikan dengan pemanggilan pihak berwajib. Dikarenakan hal tersebut Pemerintah Meiji menerapkan hukum baru bagi kaum samurai yaitu adanya larangan untuk membawa senjata di muka umum. Tidak hanya senjata namun segala sesuatu yang berhubungan erat dengan samurai sperti pernak pernik pakaian kaum samurai, dan gaya rambut ciri khas samurai pun turut dihilangkan. Hal-hal seperti ini dianggap tidak modern oleh Pemerintah Meiji. Kaum samurai yang semakin merasa tidak dihargai dengan perlakuan pemerintah menemui titik cerah ketika Jepang ingin menginvasi Korea karena adanya masalah dalam suatu perjanjian lama. Kaum samurai merasa dengan adanya perang kali ini maka mereka akan kembali kepada masa-masa jayanya dan hak-hak mereka yang telah hilang dalam proses modernisasi. Perihal invasi ke Korea didukung penuh oleh Saigo Takamori ketua klan Satsuma. Pada awalnya Saigo Takamori mendukung pemerintah Meiji namun ketika invasi ke Korea ditentang oleh Pemerintah Meiji dengan alasan akan mengganggu kestabilan ekonomi, pertumbuhan ekonomi dan perdagangan intenasional maka Saigo Takamori berbalik memberontak kepada pemerintah. Hal ini memicu terjadinya pemberontakan Satsuma yang dipimpin oleh Saigo Takamori. Pemberontakan Satsuma merupakan pemberontakan samurai terbesar pada era Meiji, namun pada akhirnya pemberontakan tersebut mengalami kegagalan dan kaum samurai benar-benar kehilangan statusnya. 12

15 Kemudian karena adanya tekanan dari pemerintah serta perubahan struktur sosial yang dialami masyarakat Jepang pada era Meiji, kaum samurai terpaksa harus melupakan prinsipprinsip yang mereka anut agar bisa mengikuti arus modernisasi. Pada akhirnya kaum samurai lah yang memimpin revolusi di Jepang karena semangat pengorbanan mereka dan loyalitas yang tinggi pada negara. Hal ini disebabkan oleh pemerintah Meiji yang berusaha menghilangkan prinsip hidup kaum samurai pada era sebelumnya dan mengajak mereka untuk menggunakan kepintaran dan keahlian yang mereka miliki untuk menjadi cendekiawan dan motivator dalam dunia pendidikan. Pada akhirnya mayoritas kaum samurai melupakan status mereka sebagai elit militer pada era sebelumnya, dan dalam pencarian jati dirinya yang baru serta semangat baru mereka ikut serta dalam arus modernisasi Jepang pada era Meiji. 5. KESIMPULAN Restorasi Meiji yang berkiblat pada budaya Barat membawa segala dampak positif terhadap Jepang yang sedang terpuruk pada saat itu. Perubahan dilakukan di berbagai aspek sosial, politik, ekonomi yang berujung pada hilangnya eksistensi kelas samurai dalam masyarakat Jepang. Pemerintah Meiji pada saat itu beranggapan bahwa penggunaan sumber daya untuk mengejar ketertinggalan terhadap Negara Barat lebih penting daripada elit militer yang tidak memiliki fungsi di masa damai. Pada akhirnya, walaupun fungsi dan keberadaan kaum samurai tidak sejalan dengan kepentingan modernisasi Jepang pada saat itu namun eksistensi mereka akan selalu mengingatkan pemerintah Jepang betapa pentingnya menjaga budaya dan prinsip-prinsip tradisional 13

16 DAFTAR PUSTAKA Kenneth B. Pyle (2007). Japan Rising : The Resurgence of Japanese, Power and Purpose. New York : Public Affairs Turnbull, S. R. (1996). The Samurai : A Military History. Psychology Press Gordon, Andrew. A Modern History of Japan. Oxford, NY: Oxford UP,

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 5 Ringkasan Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih dikenal dengan politik

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR Pada zaman Edo, pemerintahan Negara Jepang berada di bawah kendali Shogun Tokugawa. Akan tetapi, pimpinan tertinggi di jepang bukan Shogun tokugawa,

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh

BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG. Edo. Zaman Edo ( ) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh BAB II RESTORASI MEIJI ATAU MODERNISASI JEPANG 2.1 Runtuhnya Pemerintahan Tokugawa Berbicara mengenai Tokogawa, maka sangat erat kaitannya dengan zaman Edo. Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI 2.1. Faktor-Faktor Yang Mendorong Timbulnya Restorasi Meiji A. Keadaan Pemerintah Sebelum Restorasi Meiji Pada zaman Meiji, kekuasaan pemerintah sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ketika Komodor Matthew Perry berhasil memaksa Jepang keluar dari masa isolasi, menyebabkan munculnya kegelisahan dan kekacauan di dalam negeri. Ini disebabkan

Lebih terperinci

Jepang Abad NIHON/NIPPON I

Jepang Abad NIHON/NIPPON I Jepang Abad 18-19 NIHON/NIPPON I Sejarah Asia Timur Pendidikan Sejarah Pertemuan 12,13 Rhoma Dwi Aria Yuliantri, M. Pd Email: ariayuliantri@uny.ac.id Abad 18 Shogun ke delapan Eyoshimune, keadaan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang yang berangkat dari keterbelakangan, adalah salah satu negara yang menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan Jepang telah

Lebih terperinci

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang

BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang BAB IV GOLONGAN SAMURAI SATSUMA DALAM PEMBERONTAKAN 1877 Bab empat ini merupakan pembahasan dari permasalahan yang tertuang dalam rumusan masalah skripsi penulis yang berjudul Peranan Golongan Samurai

Lebih terperinci

JEPANG. Part IV Edo - Meiji

JEPANG. Part IV Edo - Meiji JEPANG Part IV Edo - Meiji Perkembangan Kondisi Masyarakat Edo Perang seratus tahun justru mendorong perekonomian Jepang Sumber Kekayaan : tanah/pertanian (samurai) dan berdagang Kelas Penguasa : Shogun,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang BAB V KESIMPULAN Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang bersifat feodalisme Hal itu dapat dilihat dengan adanya pembagian status sosial menurut mata pencahariannya yakni golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kedatangan Para Misionaris Portugis 1.1.1.1Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka merupakan hasil penelaahan terhadap sumber-sumber yang diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan berfikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad ke-19, sebagian besar negara-negara di Asia merupakan daerah kekuasan negara-negara Eropa. Pada abad tersebut khususnya di negara-negara Asia yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Keluarga Tokugawa menguasai bakufu dan berhasil memerintah negeri

BAB 2 LANDASAN TEORI. Keluarga Tokugawa menguasai bakufu dan berhasil memerintah negeri BAB 2 LANDASAN TEORI Keluarga Tokugawa menguasai bakufu dan berhasil memerintah negeri Jepang selama lebih dari 250 tahun, dari 1603 1867 sehingga masa pemerintahannya disebut The Great Peace. Tokugawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman Edo tepatnya pada tahun 1633, shogun Tokugawa Iemitsu mengeluarkan kebijakan untuk mentutup atau mengisolasi total seluruh Jepang dari semua hubungan dengan

Lebih terperinci

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang merupakan negara maju yang terkenal dengan masyarakatnya yang giat bekerja dan juga dikenal sebagai negara yang penduduknya masih menjunjung tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan menurunnya angka kelahiran adalah permasalahan yang banyak dialami negara maju, salah satu negara yang mengalaminya adalah Jepang. Jepang telah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan masalah pada bab I, terdapat empat hal

Lebih terperinci

PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP MODERNISASI DI NEGARA JEPANG TAHUN

PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP MODERNISASI DI NEGARA JEPANG TAHUN PENGARUH RESTORASI MEIJI TERHADAP MODERNISASI DI NEGARA JEPANG TAHUN 1868-1912 YUNIKA NURDINA SARI Ridwan melay Tugiman Pendidikan Sejarah,FKIP-Universitas Riau Email : Iyunika@yahoo.co.id 085278649278

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan

BAB I. Pendahuluan. berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara kepulauan. Secara geografis terletak di bagian timur berbatasan dengan Samudra Pasifik, sedangkan di bagian utara berbatasan dengan Rusia dan di

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan BAB V KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini, penulis akan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan pertama yaitu mengapa Kanada menggunakan norma keamanan manusia terhadap Afghanistan, serta pertanyaan kedua yaitu

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II

BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II 8 BAB II JEPANG DALAM PERANG DUNIA II Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II mempunyai sejarah yang panjang dan berkaitan antara satu peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya. Ada yang berpendapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Untuk mengarahkan deskripsi kepada kesimpulan penelitian terhadap respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI Disusun Oleh: TRI SARWINI 151070012 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih banyak terdapat perang perebutan supremasi kekuasaan di dalam negeri, walaupun kepala pemerintahan

Lebih terperinci

BISNIS MILITER DI THAILAND PASKA KRISIS EKONOMI ASIA TAHUN RESUME

BISNIS MILITER DI THAILAND PASKA KRISIS EKONOMI ASIA TAHUN RESUME BISNIS MILITER DI THAILAND PASKA KRISIS EKONOMI ASIA TAHUN 1998-2004 RESUME Disusun oleh : Budi Septiawan (151040062) JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

A Vision serves to create a sense of purpose that encourages people to change their actions Michael Fairbanks -

A Vision serves to create a sense of purpose that encourages people to change their actions Michael Fairbanks - Merajut Mozaik Kebhinekaan, Penyerbukan Silang Antar Budaya dan Nasionalisme A Vision serves to create a sense of purpose that encourages people to change their actions Michael Fairbanks - Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 12Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi RENAISSANCE DAN PERUBAHAN MENYELURUH DALAM POLA PIKIR GEREJA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Latar Belakang Sejak abad

Lebih terperinci

PERANAN SAIGO TAKAMORI DALAM PEMBERONTAKAN KAUM SAMURAI. Yessy Harun Sastra Jepang Fakultas Sastra. Abstrak

PERANAN SAIGO TAKAMORI DALAM PEMBERONTAKAN KAUM SAMURAI. Yessy Harun Sastra Jepang Fakultas Sastra. Abstrak PERANAN SAIGO TAKAMORI DALAM PEMBERONTAKAN KAUM SAMURAI Yessy Harun Sastra Jepang Fakultas Sastra Abstrak Saigo Takamori, salah satu tokoh penting dalam menggulingkan keshogunan tokugawa. Penghapusan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cara bangsa Jepang dalam merespon semua unsur asing berpengaruh terhadap kesuksesan yang diperoleh khususnya dalam perekonomian. Kemajuan tersebut dipengaruhi

Lebih terperinci

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL BY Erfamia, Lislillah Rininta NIM 105110209111015 STUDY PROGRAM OF JAPAN

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik

BAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik BAB IV KESIMPULAN Setelah melakukan beberapa analisa data melalui pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini kedalam beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita 102 BAB V KESIMPULAN Periode Revolusi merupakan masa-masa yang sulit bagi Banten untuk beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita untuk menjadikan Banten yang diperintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang patut diperhitungkan.dengan kehebatannya dalam memadukan tradisi dan modernisasi, menjadikan Jepang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Perubahan Sosial dan Kebudayaan OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Pengantar o Manusia adalah mahluk dinamis yang setiap saat selalu mengalami perubahan o Perubahan nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat

Lebih terperinci

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI NAMA : RYAN AKBAR RAMADHAN NIM : 11.12.6308 KELOMPOK : J PRODI DAN JURUSAN : S1 SISTEM INFORMASI DOSEN : Junaidi Idrus, S.Ag., M.Hum

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB IV MODERNISASI SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG. Dibawah kekuasaan Tokugawa, Jepang mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme

BAB IV MODERNISASI SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG. Dibawah kekuasaan Tokugawa, Jepang mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme BAB IV MODERNISASI SISTEM PENDIDIKAN DI JEPANG Dibawah kekuasaan Tokugawa, Jepang mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme di dalam sistem pendidikannya. Sistem pendidikan ini dapat bertahan kurang lebih selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Sogo Shosha dalam Perkembangan Perekonomian Jepang Pasca Perang Dunia II (1952-. Kesimpulan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu.

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu. BAB 5 KESIMPULAN Pembebasan Prancis merupakan sebuah proses yang terdiri dalam 3 tahap. Tahap pertama adalah penyerangan ke Normandie yang memungkinkan Sekutu mendirikan pangkalan untuk mengatur pembebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia terutama dalam aktivitas bermasyarakat, komunikasi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Sugono, 2008). Menurut pendapat Anastasia (2007:

Lebih terperinci

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan berbagai aspek yang telah dinilai oleh pembuat kebijakan di Montenegro untuk bergabung dalam NATO, terdapat polemik internal dan eksternal yang diakibatkan oleh kebijakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP Bab ini bertujuan untuk menjelaskan analisa tesis yang ditujukan dalam menjawab pertanyaan penelitian dan membuktikan hipotesa. Proses analisa yang berangkat dari pertanyaan penelitian dimulai

Lebih terperinci

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II

BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II BAB I PASUKAN KAMIKAZE DALAM SEJARAH MILITER JEPANG PADA PERANG DUNIA II 1.1 Latar Belakang Masalah Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan

Bab 1. Pendahuluan. bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah bangsa yang mendapatkan nilai plus di mata dunia, sebagai bangsa yang pernah jatuh pada titik nol akibat perang kemudian bangkit dan berjalan dengan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan pesaing berat dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian dunia. Jepang dewasa ini menjadi negara yang paling maju di Asia bahkan di

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bab 4 Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bushido pada tentara Kamikaze dalam Film letters from Iwojima penulis menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bila membicarakan Jepang, maka hal yang akan terbayang adalah sebuah Negara modern di mana penduduknya memiliki kedisiplinan yang tinggi, maju, kaya, dan sebutan-sebutan

Lebih terperinci

STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari

STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari STRATIFIKASI SOSIAL fitri dwi lestari Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Pitirim Sorokin Sistem stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibagi menjadi dua aliansi militer, yaitu sekutu dan poros 1. Perang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibagi menjadi dua aliansi militer, yaitu sekutu dan poros 1. Perang ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perang Dunia II adalah konflik militer global yang terjadi pada 1 September 1939 sampai 2 September 1945 yang melibatkan sebagian besar negara di dunia, yang

Lebih terperinci

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini. BAB V KESIMPULAN Melalui perjalanan panjang bertahun-tahun, Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Perjanjian Perdagangan Senjata (Arms Trade Treaty/ATT), perjanjian internasional pertama yang menetapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci