BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH. menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MEMANAH 2.1 Sejarah Olahraga Memanah Di Jepang Olahraga memanah merupakan seni belah diri di Jepang. Pada awalnya fungsi memanah sebagai alat untuk bertahan hidup (berburu) dan alat untuk berperang, tetapi seni memanah ini berubah fungsinya sesuai dengan zamannya menjadi seni olahraga. Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai mengenal panah di daerah Afrika sebagai alat berburu mereka. Namun, sampai saat ini belum ada yang mengetahui dengan pasti sejak kapan panah mulai digunakan. Data dari buku-buku kuno menunjukkan panahan mulai digunakan 2100 SM dibuktikan dengan ditemukannya seorang prajurit mesir kuno yang mati karena tertembus anak panah. Selain itu, sekitar 1600 SM panah sudah mulai berkembang dalam pemakaiannya. Tak hanya sebagai alat berburu, pada saat itu alat ini juga sudah digunakan sebagai senjata perang, bahkan hingga sat ini ada ada suku-suku primitif yang menggunakan busur dan panah dalam mempertahankan kehidupannya. Di abad ke-6 pada periode samurai jepang Cina memperkenalkan olahraga memanah ke Jepang, di Jepang olahraga memanah disebut sebagai seni. Seni memanah dalam bahasa Jepang adalah kyujutsu. Pada saat itu banyak orang Jepang mulai berlatih dan meningkatkat ketrampilannya pada seni ini, alasannya adalah untuk membantu pertahanan negara. 4

2 2.2 Perkembangan Olahraga Memanah Di Jepang Periode Prasejarah Bukti arkeologi menunjukkan bahwa penduduk Jepang awalnya mengenal budaya pemburu-pengumpul makanan sebagai pertahanan hidup mereka disebut Jomon. Ketika zaman Jomon Jepang dulu menggunakan peralatan primitive, di zaman ini pula sudah di kenal pembuatan alat-alat dari batu dan besi sebagai alat berburu, seperti busur. Masyarakat zaman ini yang bergantung pada penggunaan busur. Tetapi kemungkinan bahwa mereka menggunakan busur untuk melindungi diri mereka ketika ada musuh menyerang. Pada waktu itu busur adalah alat yang paling canggih yang awalnya di miliki oleh pria Jepang. Dan pada zaman jomon, tempat tinggal mereka di daratan tinggi. Rumahnya didirikan dengan cara menggali tanah dan di tengah-tengahnya dibuat tiang penyangga atap. Atap yang terbuat dari rerumputan yang di sebut dengan tate ana shiki jukyo. Mereka tinggal dalam kelompok kecil dan hidup dari hasil berburu serta menangkap ikan Periode Kuno Seiring dengan zaman, Jepang mulai mengadopsi panahan bukan hanya sebagai berburu tetapi sebagai ritual mereka pada saat upacara-upacara kebudayaan mereka dan juga sebagai alat perang mereka. Kemudian periode ini Jepang didominasi oleh budaya Yayoi, zaman Yayoi ditandai dengan lahirnya masyarakat petani yang dibawa dari budaya Cina. Akibat adanya teknologi pertanian, maka di zaman ini sudah dikenal peralatan pertanian dari logam. Dengan di kenalnya kebudayaan pertanian, akibatnya terjadi perubahan pola 5

3 kehidupan masyarakat. Pada masyarakat hidup di Jomon yang hidup berkelompok-kelompok kecil kini masyarakat tidak lagi bisa hidup berkelompok karena akan mengalami kesulitan memenuhi nafkah, sementara pertanian dapat menjamin pendapatan yang tetap sehingga memungkinkan masyarakatnya untuk tinggal bersama dengan jumlah kelompok besar yang bersifat kotong royong. Hal mengakibatkan semakin berkembangnya strata social dalam masyarakat dengan perkembangan ini melahirkan adanaya orang kaya dan oranag miskin, orang berkuasa dan orang tidak berkuasa. Pada zaman yayoi ini sudah ditemuakan pemerintah pusat di Jepang yang di sebut Yamato Chotei, dan rajanya di sebut dengan Tenno. Akan tetapi seiring waktu masa pemerintahannya telah berkhir ia meninggal dunia dan kekuasaannya di gantikan oleh anaknya Nakatomi Nokamatari. Pada perkembangan periode ini busur sebagai alat berburu kini menjadi sistem politik, jelas terlihat bahwa para penduduk desa yang bertani kini di paksa untuk menghabiskan waktu untuk bekerja, seperti bertani dan memancing untuk mengumpulkan upeti upaya membantu ekonomi negara mereka. Hal ini jelas menggambarkan bahwa bahkan dalam tahap awal pengembangan negara Jepang adalah dari busur, hingga sampai digunakan sebagai simbol otoritas dan kesatuan politik Periode Feodal pada tahun ) penggunaan busur meningkat secara dramatis menjadi sebagai ajang alat perang yang semakin banyak menciptakan prajuritprajurit hebat. Dan sampai terjadinya perang Gempei anatara Minamoto no Yoritomo dan nasu no Yoichi. Ada banyak cerita waktu itu yang menceritakan 6

4 tentang eksploitasi pemanah prajurit menyangkut Minamoto no Tametomo dan nasu no Yoichi yang membuat terjadinya pertikaian antara dua keluarga tersebut. Minamoto no Tametomo dikatakan sebagai orang yang sangat besar dan kuat dengan adanya panah yang hebat dan bagus ia mampu mengalahkan prajurit Nasu no Yoichi. Pada 1192 Minamoto no Yoritomo ini ia berhasil mengkonsolidasikan kekuasaannya sehingga ia menguasai seluruh negeri dari Markas besar di Kamakura dan mempengaruhi seluruh masyarakat Jepang saat itu. Pada saat itu Yoritomo mulai memulai latihan memanah ketat untuk prajurit dan menambah prajurit baru untuk di latih, hingga sampai di ajarkannya prajurit pemanah berkuda untuk persiapan berperang ketika musuh menyerang. Dari signifikasi ini membu ktikan bahwa pengembangan panahan Jepang yang semakin meluas di Jepang Periode Transisi Dari zaman yang semakin berubah masyarakat umum Jepang menambah praktek memanah dengan jumlah yang semakin meningkat. Menurut beberapa sumber, Morikawa Kozan pendiri modern Yamato Ryu, pertama kali menciptakan kata "kyudo", pada saat itu kyujutsu di ubah menjadi kata Kyudo (seni panahan Jepang). Era Meiji ( ) melihat Jepang memulai program modernisasi dengan semakin pekanya masyarakat Jepang pada seni memanah. Dengan menambahkan di sekolah-sekolah tradisional berlatih memanah dan dan mengajarkan meode-metode baru. Dari abad ke abad yang sudah berlalu, seorang Honda Toshizane instruktur kyudo di Universitas Kekaisaran Tokyo, menciptakan 7

5 metode gaya cepat penembakan kepada murid-murid agar menjadi prajurit yang tangguh di kemudian hari. Tentu saja, sekolah-sekolah tradisional mendukung metode baru. Dan pada saat itu, ajaran-ajarannya menyebar di luar sistem sekolah. Honda Toshizane diakui sebagai salah satu master kyudo paling berpengaruh dari zaman modern. Beberapa orang mengatakan bahwa ia tidak hanya bertanggung jawab untuk mengubah arah panahan Jepang tetapi juga untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat Jepang Periode Modern Sejarah seni pahanan Jepang terus menjadi subjek pembahasan, sekarang pada zaman ini penggunaan busur telah berubah fungsi, tidak lagi di gunakan sebagai alat pertempulan akan tetapi, sebagai seni olahraga. Masyarakat Jepang mendapat julukan dari berbagi penjuruh sebagai negara modern di bidang olahraga. Oleh karena itu masyarakat Jepang banyak mendirikan sekolah-sekolah untuk belajar mengetahui tentang seni memanah dengan tujuan berbagai macam, seperti di ajarkan sebagi militer, sebagi untuk upacara-apacara tertentu, sebagai atlet dunia dan ada juga hanya sebagi hobbi semata, baik pria maupun kaum wanita. Tidak hanya sekolah pada zaman ini masyarakat Jepang juga banyak mendirikan sebuah Dojo (tempat berlatih memanah) sebagai tempat latihan mereka. Dan bahkan beberapa dari murid-murid ini menciptakan clup-clup berlatih, karena mereka antusias ingin ikut di ajang perlombaan seni olahraga memanah, bahkan tingkat internasional hingga pada saat ini. 8

6 2.3 Peralatan Dan Aksesoris memanah Dalam seni memanah ada beberapa peralatan dan aksesoris yang di pergunakan di antaranya adalah: A. Busur Jepang (Yumi) Yumi merupakan busur tradisional yang berasal dari Jepang. Yumi digunakan dalam seni memanah, dan pada zamannya senjata ini digunakan oleh Jepang dalam berperang dan berburu. Busur jepang memiliki bentuk yang khas, berbeda dengan busur di seluruh dunia karena berbentuk asimetrik dan memiliki dimensi yang sangat panjang yaitu sekitar 2 meter. Busur ini ada beberapa variasi tergantung pada busurnya. Ada yang terbuat dari jeroan rusa, kayu,dan bambu yang berkualitas dan ada juga terbuat dari besi agar lebih tahan lama dalam penggunaannya. B. Tali Busur Pada dasarnya pilihan tsuru yang baik adalah tergantung pada pilihan individu pemanah, jenis tsuru mana yang sesui dengan kebutuhan dan keamanan pemanah, karena jenis tali busur ini ada bermacam-macam jenis. Dan panjang tali busur ini di tentukan panjang pada busur. C. Kepala Panah (Yajiri) Mata panah ini dibuat dari besi, kaca, batu, tulang maupun bahan keras lainnya. fungsi dari kepala panah ini adalah untuk melindungi batang atau badan 9

7 anak panah dalam mengenai target sasaran. Kepala panah ini di runcingkan di ujungnya agar lebih mudah menancapkan target. D. Nock (Hazu) Nock ini digunakan untuk tempat penyimpanan anak panah dengan penutup bulu. Nock ini terbuat dari tanduk rusa dan bambu yang berkualitas, berguna untuk melindungi anak panah agar tetap pada tempatnya. Dulu prajurit Jepang nock ini digunakan sebagai tempat penyimpanan anak panah, juga di gunakan untuk penyimpanan bekal seperti, kepalan nasi, sake dan jenis makanan lain, sebelum pertempuran di mulai. E. Bulu (Hane) Bulu ini biasanya bervariasi dan menurut kualitasnya. Sebagian bulu berasal dari bulu elanng, rajawali, angsa, dan kalkun. Kualitas bulu ini sangat bervariasi berdasarkan jenis burung dan jenis bulu. Yang sangat baik adalah bulu ekor luar elang. Fungsinya untuk melindungi anak panah di dalam nock, untuk menjaga keseimbangan pada panah, dan juga untuk member hiasan pada anak panah dan lain-lain. F. Sarung Tangan (Yugake) Seorang pemanah membutuhkan sarung tangan untuk melingdungi tangan jari-jari baik ibu jari telunjuk saat memegang busur, terutama di gunakan untuk tangan kanan karena tangan kanan di gunakan untuk menarik busur. Sarung tangan ini dibuat dari kulit rusa. Pada dasarnya ada tiga jenis yugake yang biasa 10

8 di gunakan yaitu: Mitsugake (sarung tanagn tiga jari), Yotsugake (sarung tangan emapat jari), dan Morogake (sarung tangan lima jari) akan tetapi memliki fungsi yang sama. 2.4 Peraturan Olahraga Memanah 1. Ketentuan Umum Perlombaan diatur oleh pengatur pemanah Latihan penembakan diperkenankan dilakukan setiap hari Lima belas menit latihan penembakan dihentikan sebelum perlombaan dimulai. Kompetisi olahraga dapat di lakaukan di dalam ruangan atau diluar ruangan. 2. Ketentuan Khusus Pemanah dapat menembakan 3 anak panah dengan 2 menit atau 6 anak panah dengan 4 menit setiap rambahan tergantung pada peraturan yang di tentukan. Jarak yang ditentukan adalah 30 meter atau 40 meter. Apabila ditembak oleh 3 pemanah (ABC), maka dapat dilakukan secara bersamaan dengan ketentuan yang ada. Penempatan pemanah di garis tembak ditentukan sebagai berikut: A (sebelah kiri), B (tengah), C (sebelah kanan). Apabila ditembak oleh 4 pemanah (A, B, C, D), maka pelaksanaannya dilakukan secara bergantian yaitu: AB CD, CD AB, AB CD, CD 11

9 AB dan seterusnya, dengan ketentuan hanya menembak 3 anak panah setiap rambahan. Setiap pemanah harus menembak dalam sikap berdiri tanpa alat bantu, garis tembak berada diantara kedua kaki atau di bawah kedua telapak kaki kecuali untuk orang-orang cacat. 3. Peraturan Perlombaan Apabila Seorang pemanah sudah berdiri digaris tembak tidak boleh menerima bantuan atau petunjuk, baik dengan kata-kata maupun cara-cara lain dari siapapun, kecuali untuk ada hal yang penting. Jika terjadi kecelakaan maka komisi wasit (KW) akan menentukan tindakan selanjuntnya atau apabila tembakan merosot, maka terserah pada KW tindakan apa yang di tentukan. Nilai-nilai yang di nilai dari setiap pemain dicacat pada lembar skor yang gol. Sebelum penilaian tidak diperbolehkan untuk menyentuh panah. Ketika konflik timbul dalam penilaian, seorang hakim dipanggil dan ia akan memerintah di mana panah kebohongan. 12

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SENI PANAHAN JEPANG. 2.1 Sejarah Dan Perkembangan Seni Panahan Jepang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SENI PANAHAN JEPANG. 2.1 Sejarah Dan Perkembangan Seni Panahan Jepang BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG SENI PANAHAN JEPANG 2.1 Sejarah Dan Perkembangan Seni Panahan Jepang Sejarah seni pahanan Jepang terus menjadi subjek pembahasan para sarjana. Asal usul Kyudo disertai dengan

Lebih terperinci

Sejarah Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing Sejarah Lempar Lembing Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

BAB 1 SEJARAH PANAHAN

BAB 1 SEJARAH PANAHAN 1 BAB 1 SEJARAH PANAHAN Pengantar Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan perubahan gaya hidup manusia. Perkembangan tersebut, telah menghapuskan manfaat penggunaan peralatan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG 2.1. Klasifikasi Keramik Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada keramik adalah rapuh (britle) seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMANAH BERKUDA

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMANAH BERKUDA BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PEMANAH BERKUDA 2.1 Sejarah Pemanah Berkuda Di Jepang Bukti awal pemanah berkuda digambarkan dalam ukiran Assyria, dimana ada dua penunggang kuda, satu orang mengendalikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG 2.1. Sejarah Kimono di Jepang Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa digunakan di pengadilan Cina. Kemudian berevolusi

Lebih terperinci

BAB I. Menurut Margono dan Angkasa, Di Indonesia istilah rahasia dagang, trade. Undang Rahasia Dagang No. 30 tahun Menurut dasar diputuskannya

BAB I. Menurut Margono dan Angkasa, Di Indonesia istilah rahasia dagang, trade. Undang Rahasia Dagang No. 30 tahun Menurut dasar diputuskannya BAB I A. Latar Belakang Menurut Margono dan Angkasa, Di Indonesia istilah rahasia dagang, trade secret, know-how, tidak dapat ditemukan dalam KUH Perdata maupun KUHD. Namun pengertian mengenai rahasia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian (794 1192) sampai dengan zaman Meiji (1868 sekarang). Dari urutan-urutan zaman sejarah Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang patut diperhitungkan.dengan kehebatannya dalam memadukan tradisi dan modernisasi, menjadikan Jepang

Lebih terperinci

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PADA MASYARAKAT PETANI JEPANG SEBELUM PERANG DUNIA II

BAB II TINJAUAN UMUM PADA MASYARAKAT PETANI JEPANG SEBELUM PERANG DUNIA II BAB II TINJAUAN UMUM PADA MASYARAKAT PETANI JEPANG SEBELUM PERANG DUNIA II 2.1 Sejarah Awal Pertanian Jepang Jepang adalah sebuah negara kepulauan yang berada di sebelah timur benua Asia. Di Jepang terdapat

Lebih terperinci

Kajian Perhiasan Tradisional

Kajian Perhiasan Tradisional Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya

Lebih terperinci

Belajar Melukis dari Gambar Prasejarah dan Gambar Anak-anak Oleh: Taswadi

Belajar Melukis dari Gambar Prasejarah dan Gambar Anak-anak Oleh: Taswadi Belajar Melukis dari Gambar Prasejarah dan Gambar Anak-anak Oleh: Taswadi ABSTRAK Tidak sedikit para pelukis maestro dunia yang pandai menyerap gaya seni tradisi maupun seni primitif, sehingga karya-karyanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain yaitu teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan

Lebih terperinci

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

Materi Permainan Bola Basket Lengkap ateri Permainan Bola Basket (Penjasorkes) Lengkap ~Permainan bola basket awalnya di ciptakan oleh Dr. James Naismith, Beliau adalah seorang guru olahraga yang berasal dari kanada yang mengajar di salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Pada abad ke 2 dan ke 3 sebelum masehi di Cina, dimasa Dinasti Han, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa

Lebih terperinci

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN SEJARAH PENEMUAN SITUS Keberadaan temuan arkeologis di kawasan Cindai Alus pertama diketahui dari informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bola basket merupakan salah satu olahraga yang populer di dunia. Khususnya di Indonesia, Olahraga ini diciptakan pada akhir abad ke-19. Penciptanya adalah

Lebih terperinci

BOLA TANGAN. Materi Bola Tangan Kelas XI 1 design by Bramasto

BOLA TANGAN. Materi Bola Tangan Kelas XI 1 design by Bramasto BOLA TANGAN Setelah kita mempelajari lempar tangkap dan dribble di kelas X, maka di kelas XI semester 1 akan kita pelajari materi Shooting. A. Menembak Bola (Shooting) Menembak adalah bentuk gerak kemparan

Lebih terperinci

BAB 8 LATIHAN MENEMBAK

BAB 8 LATIHAN MENEMBAK 97 BAB 8 LATIHAN MENEMBAK Pengantar Untuk mencapai hasil maksimal dalam memanah, sangat dibutuhkan perencanaan, ketekunan, dan kesabaran dan latihan yang kontinu dalam menerapkan beberapa tahapan teknik

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini PANAHAN, oleh I Wayan Artanayasa, S.Pd., M.Pd. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES

KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES Masalah dan tujuan taktik Menyerang dan mencetak skor (gol) Menjaga posisi Penekanan pertahanan dan menyerang Transisi (Pergeseran ) Bertahan dan mencegah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 M PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul : KEJURDA PANAHAN YUNIOR SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul : KEJURDA PANAHAN YUNIOR SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. BAB I PENDAHULUAN A. Judul : KEJURDA PANAHAN YUNIOR SE-DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. B. Analisis Situasi Cikal bakal panji olahraga di dunia Sport for All dan di Indonesia tahun 1983, memasyarakatkan olahraga

Lebih terperinci

BAB 2 PERALATAN PANAHAN

BAB 2 PERALATAN PANAHAN 6 BAB 2 PERALATAN PANAHAN Pengantar Peralatan yang baik tak ubahnya seperti teman yang baik, karena dapat menambah kesenangan bagi pengguna peralatan tersebut. Peralatan yang baik juga sangat penting,

Lebih terperinci

Biaya : Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi. Biaya : Upgrade : tidak ada. Biaya :

Biaya : Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi. Biaya : Upgrade : tidak ada. Biaya : 208 Biaya : 180 200 200 60 2 Upgrade : Tongkat suci Chakra Meditasi Penjelajah : Para kesatria yang berada dibawah pimpinan raja dan bertugas membuka lahan baru untuk memperbesar populasi dan kekuasaan

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : ANGGORO WIDYA SURYANTO NPM:

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : ANGGORO WIDYA SURYANTO NPM: Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 M PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya, diantaranya keberagaman dalam bentuk tarian, makanan, budaya, olahraga, dan banyak hal yang

Lebih terperinci

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR A. Peraturan Dasar Permainan Bola Basket Setiap permainan tentunya memiliki peraturan tersendiri. Sekarang, Anda akan mendalami berbagai peraturan dan strategi yang lebih terperinci.

Lebih terperinci

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search Uji keberbakatan atlet panahan usia 12 14 tahun melalui sport search ( Studi Komparatif Anak Berbakat dan Tidak Berbakat Pada Siswa SMP di Cengkareng Timur Jakarta Barat ) Diajukan oleh : Ramdan Pelana

Lebih terperinci

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk

Lebih terperinci

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. I. OLAH RAGA Olahraga adalah sesuatu yang setiap individu dapat menikmatinya secara perseorangan. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. Untuk mencari tahu sejauh

Lebih terperinci

SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL

SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SOSIALISASI OLAHRAGA PANAHAN UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR DI SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL Oleh: Yudik Prasetyo, S.Or., M.Kes., AIFO. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK DASAR BAGI ATLET PEMULA PANAHAN Oleh: Yudik Prasetyo Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

TEKNIK-TEKNIK DASAR BAGI ATLET PEMULA PANAHAN Oleh: Yudik Prasetyo Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY TEKNIK-TEKNIK DASAR BAGI ATLET PEMULA PANAHAN Oleh: Yudik Prasetyo Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Manusia sejak kapan mulai memanah belum ada yang mengetahui, namun pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJUARAAN NASIONAL PANAHAN GANESHA OPEN 2010 DI ITB, BANDUNG

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJUARAAN NASIONAL PANAHAN GANESHA OPEN 2010 DI ITB, BANDUNG LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJUARAAN NASIONAL PANAHAN GANESHA OPEN 2010 DI ITB, BANDUNG Oleh: Yudik Prasetyo, S.Or., M.Kes., AIFO. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang citra (image). Setiap orang memiliki citra yang berbeda. Tentu saja citra akan muncul

Lebih terperinci

Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG

Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG Nihonshi( 日本史 ) SEJARAH JEPANG PEMBAGIAN ZAMAN : SEJARAH JEPANG SECARA GARIS BESAR DIBAGI MENJADI 1.Genshi jidai( 原始時代 ) - Jomon jidai( 叙門時代 ) - Yayoi jidai( 弥生時代 )( 8 SM 3 M) 2. Kodai ( 古代 ) Abad 3 abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus

II. KAJIAN PUSTAKA. secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus 6 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani (penjas) Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat dan cara berperang, atau cara bekerja; cara melakukan sesuatu; metode. Jadi siasat tempur di

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia

Kain Sebagai Kebutuhan Manusia KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta

Lebih terperinci

Materi: Kerangka Kerja untuk Pembelajaran Invasion Games KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES. Gerak tanpa bola

Materi: Kerangka Kerja untuk Pembelajaran Invasion Games KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES. Gerak tanpa bola Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : PJM 207 : Permainan Sepak Materi: Kerangka Kerja untuk Pembelajaran Invasion Games KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES Yuto/FIK UNY Masalah tujuan taktik Menyerang

Lebih terperinci

B. Tujuan. Makalah ini bertujuan : Dapat mengetahui tentang Futsal

B. Tujuan. Makalah ini bertujuan : Dapat mengetahui tentang Futsal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tato atau dalam kebudayaan Indonesia dikenal sebagai salah satu bentuk praktik menato tubuh memberikan fenomena tersendiri dalam masyarakat terkait pemakaiannya dan

Lebih terperinci

Perkembangan Alas Kaki Manusia

Perkembangan Alas Kaki Manusia Perkembangan Alas Kaki Manusia Oleh: Agung Wicaksono Staf Pengajar Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta Email: jokja09@gmail.com Pendahuluan Pemahaman desain alas kaki tidak terpisah dari pemahaman

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2)

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I Pengertian Perkembangan Arsitektur (Materi pertemuan 1 dan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang kita telah memperkaya khazanah kebudayaan nasional sebagai aset

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang kita telah memperkaya khazanah kebudayaan nasional sebagai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan dalam perspektif klasik pernah didefinisikan oleh Koentjaraningrat sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI TOYOTOMI HIDEYOSHI NO YOROI NI OKERU SHINBORU KARA NO SHOUCHOU TEKINA IMI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh Lompat Jauh A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya

Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya Teknik Dasar Permainan Bola Basket Beserta Gambarnya A. PASSING DAN CATCHING Passing atau operan adalah memberikan bola ke kawan dalam permainan bola basket. Cara memegang bola basket adalah sikap tangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang sering disebut sebagai Land of three treasures, atau negeri tiga harta. Yang pertama adalah kagami (cermin Shinto khusus yang bisa merefleksikan jiwa seseorang),

Lebih terperinci

BAB 9 PERATURAN PERLOMBAAN

BAB 9 PERATURAN PERLOMBAAN Peraturan Perlombaan 104 BAB 9 PERATURAN PERLOMBAAN Pengantar Dalam bahasan ini penulis ingin membahas mengenai peraturan perlombaan panahan khususnya untuk ronde nasional. Alasan penulis membahas hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

MAKALAH FUTSAL. ( Dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran penjasorkes)

MAKALAH FUTSAL. ( Dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran penjasorkes) MAKALAH FUTSAL ( Dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata pelajaran penjasorkes) Disusun oleh : 1. FATHIAH NURRAHMAN 2. SRI AMBAR WATI 3. SITI HAMROH 4. DINA 5. SELVI YENI 6. ANA MOLLY BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Dalam bab ini penulis memaparkan tahapan dalam implementasi karya, meliputi produksi dan publikasi, dengan adanya bab ini penulis dapat menghasilkan karya yang tepat guna dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern ini masyarakat pada khususnya para pemuda sudah mengerti apa pentingnya olahraga. Olahraga yang dipilih bermacam macam, tapi belakangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini olahraga menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, jika diamati kegiatan-kegiatan olahraga yang ada di lingkungan masyarakat sekarang ini, telah cukup tumbuh

Lebih terperinci

Arsitektur Dayak Kenyah

Arsitektur Dayak Kenyah Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian Rakyat Ebleg Kebumen, dapat diambil kesimpulan berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS GERAK GRAB START DAN SWING START TERHADAP HASIL LOMPATAN RENANG PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA RENANG SMPN 3 GROGOL 2016/2017

JURNAL ANALISIS GERAK GRAB START DAN SWING START TERHADAP HASIL LOMPATAN RENANG PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA RENANG SMPN 3 GROGOL 2016/2017 JURNAL ANALISIS GERAK GRAB START DAN SWING START TERHADAP HASIL LOMPATAN RENANG PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA RENANG SMPN 3 GROGOL 2016/2017 ANALYSIS GRAB START AND SWING MOTION START TO LEAP RESULT

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR A. Hakikat Lempar Lembing 1. Lempar Lembing Lempar lembing diikutsertakan dalam ajang Olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perorangan

Lebih terperinci

SESI SEPAKBOLA GRASSROOT Oleh : Indra Sjafri

SESI SEPAKBOLA GRASSROOT Oleh : Indra Sjafri SESI SEPAKBOLA GRASSROOT Oleh : Indra Sjafri Tujuan utama dari sesi grassroots football adalah bermain sepakbola, belajar dan bergembira. Kuncinya adalah mengajari anak-anak dasar-dasar sepakbola sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan

Lebih terperinci

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut. BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket adalah olahraga untuk semua orang. Walaupun bola basket adalah olahraga anak muda dengan pemain terbanyak pria remaja, namun bola basket dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan kebutuhan hidup manusia yang dipicu oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Semakin banyaknya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO. dengan jotosan pada pergelangan tangan yang berakibat fatal. Judo merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO. dengan jotosan pada pergelangan tangan yang berakibat fatal. Judo merupakan BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JUDO 2.1 Sejarah Judo Judo adalah kata yang mengingatkan orang-orang pada suatu pukulan yang mematikan pada belakang leher atau pukulan berat 100 pound pada bahu dengan jotosan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengertian Busana Manusia adalah makhluk yang berbudaya, dengan kebudayaan itu manusia mampu menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi

Lebih terperinci

Rahasia dibalik keajaiban karate

Rahasia dibalik keajaiban karate Rahasia dibalik keajaiban karate Karateka pemegang sabuk hitam sering mendemonstrasikan kekuatan dan keahlian mereka dengan cara membelah dua tumpukan batu bata keras tanpa terluka sedikit pun. Seorang

Lebih terperinci

MENEMBAK OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

MENEMBAK OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 MENEMBAK OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 1. Kelas yang Dilombakan a. Metal Shilohuette 3 posisi 15 meter putra-putri b. Air Rifle Hunting (ARH) 10 meter putra-putri c. Bench Rest 25 meter putra-putri 2. Peserta

Lebih terperinci

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA Dipresentasikan pada Pendidikan dan Latihan Tenaga Pendidik dan Penguji Praktek Menjahit Pakaian Wanita dan Anak se Jawa Barat Tanggal 19 Juli 2005 Oleh Dra. Arifah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha melaksanakan program pemerintah tentang peraturan pelaksanaan undang-undang otonomi daerah (Undang-Undang No. 22 & 32 Tahun 1999), setiap pemerintah daerah

Lebih terperinci

Cara Melihat Aura & Merasakannya

Cara Melihat Aura & Merasakannya Banyak anak kecil yang dapat melihat aura, mulai dari aura manusia, binatang, tumbuh tumbuhan, dan benda benda lainnya. Mereka mempertahankan kemampuan alami itu secara baik sampai dunia orang dewasa mulai

Lebih terperinci

PROBABILITAS TENDANGAN KE ARAH BADAN DAN MUKA TERHADAP PELUANG POIN PADA PERTANDINGAN TAEKWONDO SIMULASI PRA KUALIFIKASI PORDA XI 2010

PROBABILITAS TENDANGAN KE ARAH BADAN DAN MUKA TERHADAP PELUANG POIN PADA PERTANDINGAN TAEKWONDO SIMULASI PRA KUALIFIKASI PORDA XI 2010 PROBABILITAS TENDANGAN KE ARAH BADAN DAN MUKA TERHADAP PELUANG POIN PADA PERTANDINGAN TAEKWONDO SIMULASI PRA KUALIFIKASI PORDA XI 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB II KAJIAN TEORETIK BAB III METODE PENELITIAN

Lebih terperinci

BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak

BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi. Abstrak BEELAJAR MENCIPTAKAN RUANG MELALUI GAMBAR ANAK-ANAK Oleh: Taswadi Abstrak Anak-anak memiliki dunianya sendiri yang berbeda dengan dunia orang dewasa. Usia anak-anak sering disebut dengan masa bermain.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab implementasi karya ini dijelaskan tentang rangkaian proses pembuatan game dari tahap produksi sampai tahap pasca produksi. Berikut ini merupakan penjelasan secara rinci

Lebih terperinci

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong

Lalu, Ada Makam Hoo Tjien Siong Selain peninggalan situs kuno berupa lingga yoni, ternyata di wilayah banyak ditemukan situs Arca Megalit. Untuk batu berbentuk arca ini ditemukan di Dusun Kaum, Desa Pangayan, Kecamatan Doro. Situs tersebut

Lebih terperinci

FUTSAL - 2. Futsal Kelas XI 1 design by Bramasto

FUTSAL - 2. Futsal Kelas XI 1 design by Bramasto FUTSAL - 2 Perlu anda ketahui sebelum kita menerapkan Penerapan Program Latihan Fisik Futsal ada baiknya para pemain kita diberikan dulu pemahaman tentang 5 Prisnsip dalam Bermain Futsal. Kita yakin setelah

Lebih terperinci

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL BY Erfamia, Lislillah Rininta NIM 105110209111015 STUDY PROGRAM OF JAPAN

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

KEMAHIRAN ASAS BOLA JARING

KEMAHIRAN ASAS BOLA JARING DISEDIAKAN OLEH PRISCILLA DIVYA DAVID INTAN FATINNADZIRAH BINTI ZAINALABIDIN KEMAHIRAN ASAS BOLA JARING Bola jaring KEMAHIRAN ASAS HANTARAN GERAKAN KAKI KAWALAN JARINGAN HALAMAN UTAMA LOMPATAN LONTARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi dan merupakan salah satu unsur yang berpengaruh dalam kehidupan manusia sejak dulu. Sejarah perkembangan

Lebih terperinci

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Oleh: Nyoman Tri Ratih Aryaputri Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email: triratiharyaputri3105@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional daerah dengan kekhasannya masing-masing senantiasa mengungkapkan alam pikiran dan kehidupan kultural daerah yang bersangkutan. Adanya berbagai

Lebih terperinci