UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH ZEN BUDDHISME BAGI KAUM SAMURAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH ZEN BUDDHISME BAGI KAUM SAMURAI"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH ZEN BUDDHISME BAGI KAUM SAMURAI MAKALAH NON-SEMINAR TITIEK NUR HIDAYATI FAKULTAS LMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK JANUARI 2014

2

3

4

5 PENGARUH ZEN BUDDHISME BAGI KAUM SAMURAI Titiek Nur Hidayati dan Endah H. Wulandari Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Indonesia Abstrak Samurai adalah sebuah strata sosial penting dalam tatanan masyarakat feodalisme Jepang. Sejarah menerangkan bahwasanya seorang samurai harus memiliki mental tertentu yang selalu siap merespon dengan secepat kilat terhadap apapun yang datang dari luar. Hal ini tidak terlepas dengan adanya Bushido yang merupakan filosofi dan sistem etika yang dianut oleh kaum samurai. Bushido yang selama ini dipatuhi oleh samurai sedikit banyak dipengaruhi oleh Zen Buddhisme yang selaras dengan kehidupan samurai. Zen Buddhisme bagi kelas samurai dijadikan pedoman moral dan pelatihan mental dalam menghadapi kehidupan mereka yang keras dan penuh tekanan, karena ajaran Zen Buddhisme merupakan doktrin pembersihan jiwa yang yang keras, menekankan disiplin mental dan hidup yang keras. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai bagaimana pengaruh Zen Buddhisme bagi kaum samurai. Dengan diketahuinya bagaimana pengaruh Zen Buddhisme yang menginspirasikan jalan hidup samurai diharapkan dapat memberikan pelajaran bagi masyarakat yang lebih luas dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Kata kunci: Samurai; Bushido; Zen Buddhisme Influences of Zen Buddhism for Samurai Abstract Samurai is an important social strata in order of feudal Japanese society. History explains that a samurai should have a certain mental which always ready to respond with rapid speed to anything that comes from outside. It is not released in the absence of which is the Bushido philosophy and system of ethics adopted by the samurai. Bushido had been obeyed by the samurai bit much influenced by Zen Buddhism in harmony with the life of the samurai. Zen Buddhism samurai class used as guidelines for moral and mental training in the face of their life is hard and stressful, because the teachings of Zen Buddhism is the doctrine that the soul cleansing loud, emphasizing the mental discipline and hard living. Therefore, the authors conducted a study on how the influence of Zen Buddhism for the samurai. By knowing how the influence of Zen Buddhism which is inspired by the samurai way of life is expected to provide lessons for the global community to achieve a better life. Keywords : Samurai; Bushido; Zen Buddhism Pendahuluan Seperti yang kita ketahui, negara Jepang merupakan salah satu negara maju di dunia. Selain maju dalam sektor ekonomi, negara Jepang juga dikenal sangat menjunjung tinggi budaya yang mereka miliki. Tradisi dan kebiasaan dari zaman nenek moyang selalu berusaha dipertahankan oleh masyarakat di Jepang agar tidak hilang atau luntur. Hal ini tidak terlepas

6 dari usaha dan kerja keras masyarakat Jepang dari dahulu hingga sekarang. Salah satu tradisi yang menjadi ciri bangsa Jepang adalah dengan adanya keberadaan samurai. Istilah samurai berasal dari bahasa Jepang Saburau yang berarti melayani. Pada awalnya istilah ini mengacu kepada seseorang yang di keluarga terhormat dan ditugaskan mengabdi kepada bangsawan. Yang dinamakan samurai hanya mereka yang lahir di keluarga terhormat dan ditugaskan untuk menjaga anggota keluarga kekaisaran 1. Seiring perkembangan zaman, etika samurai telah tertanam begitu kuat dalam pikiran masyarakat Jepang, sehingga akan sulit bagi mereka jika berpikir di luar rangka pemikiran samurai tersebut. Begitu kuatnya cengkraman pengaruh samurai terhadap sikap dan perilaku warga Jepang. Pada kenyataannya, dengan keberadaan samurai yang memungkinkan Jepang bisa mencapai kesuksesan yang luar biasa dalam bidang ekonomi dan militer mulai dari tahun Sam Jameson, koresponden asing dan mantan pimpinan biro Jepang surat kabar The Los Angeles Times mengatakan bahwa etika sosial yang telah diterima secara luas yakni bersikap rendah hati, tidak membuat masalah, tidak memamerkan bakatnya, dan tidak membesar-besarkan pencapaiannya dapat dilacak akarnya dari kode-kode samurai 3. Pada masa pemerintahan keshogunan Tokugawa diberlakukan kebijakan pengasingan nasional. Ketika itu, semua orang Jepang dilarang meninggalkan negara secara permanen dan semua orang Jepang yang berada di luar negeri dilarang untuk kembali. Tokugawa juga menolak semua orang asing mengunjungi negaranya. Jepang benar-benar terisolasi dari dunia internasional 4. Kebijakan ini dikenal dengan istilah Politik Isolasi (Politik Sakoku). Politik isolasi adalah politik ketika Jepang menarik diri dari dunia luar atau tidak menerima kerja sama dengan negara lain. Pada masa inilah nilai-nilai Bushido yang dibawa oleh samurai pada zaman Edo ikut ditularkan juga pada masyarakat umum yang bukan golongan samurai, sehingga budaya tradisional menjadi satu-satunya pengetahuan sekaligus hiburan bagi masyarakat Jepang. Bushido merupakan sistem etika yang dianut oleh kelompok samurai yang terkenal di Jepang, yang menguasai negara itu dari tahun 1192 sampai 1868, telah begitu menyatu dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat Jepang. Mulai dari filsafat dan kepercayaan spiritual, 1 diakses pada 18 Januari ibid 3 Mente, de Boye Misteri Kode Samurai Jepang. Jogjakarta. Gerai Ilmu. 4 diakses pada 18 Januari 2013.

7 tata cara hidup, kehidupan keluarga, pakaian, pekerjaan, selera estetika, hingga cara mereka berekreasi 5. Tidak dapat dipungkiri, pandangan Bushido yang merupakan filosofi samurai, sedikit banyak dipengaruhi oleh Zen Buddhisme. Ajaran Zen Buddhisme banyak dianggap selaras dengan jiwa samurai. Sebagai orang yang banyak menghabiskan waktunya dalam medan perang, seorang samurai dituntut untuk selalu bertindak cepat, tepat dan praktis karena mereka mau tidak mau harus selalu berhadapan dengan dua pilihan. Bukan perkara menang atau kalah melainkan hidup atau mati. Untuk bisa bertindak cepat, tepat dan praktis mereka tidak hanya memerlukan strategi, tetapi juga intuisi atau suatu daya bathin untuk mengetahui sesuatu tanpa berpikir atau belajar, karena sesungguhnya rahasia kesempurnaan samurai terletak dalam membentuk suatu kerangka mental tertentu yang selalu siap untuk merespon dengan cepat kilat terhadap apapun yang datang dari luar 6. Samurai Jepang yang merebut kekuasaan pada abad 12, menjadi pengikut setia Zen Buddhisme pada abad ke-13 karena filosofi ajaran ini mengajarkan gaya hidup ala petapa yang dipadukan dengan dedikasi yang hampir obsesif untuk berlatih keterampilan hidup dan juga pengembangan seni. Karena kehidupan samurai amat bergantung pada keterampilan yang luar biasa dalam seni bela diri, dan juga pada ketaatan yang luar biasa terhadap keterampilan-keterampilan etika sosial, Zen Buddhisme kemudian menjadi panduan spiritual sekaligus panduan latihan utama bagi mereka. Salah satu unsur utama Zen Buddhisme dalam kode Bushido adalah bahwa seseorang tidak akan pernah menguasai sesuatu secara sempurna dan oleh karena itu, dia harus terus berusaha untuk bisa selalu menjadi lebih baik. Salah satu aspek kunci penyerapan dan penggunaan ajaran yang tepat dalam Zen Buddhisme adalah dengan mengosongkan pikiran dari hal-hal lain, mengusahakan suatu pelepasan diri sepenuhnya, dan membuka pikiran lebar-lebar untuk memahami apapun situasi yang dihadapi secara utuh dan akurat. Perintah pertama dalam kode etik Bushido umumnya tertulis sebagai ketepatan dalam penilaian dan sikap intelektual, dan keadilan. Apa yang menjadi tujuan dari perintah ini adalah untuk memastikan bahwa samurai selalu melakukan hal yang tepat, dengan cara yang 5 Mente, de Boye Misteri Kode Samurai Jepang. Jogjakarta. Gerai Ilmu. 6 Suzuki D.T., Zen and Japanese Culture (New York: Bollingen Foundation, 1960), hal. 14.

8 tepat, dan pada waktu yang tepat pula. Tentu saja aturan perilaku ini didukung oleh ajaran Zen Buddhisme, diwujudkan dengan melakukan hal yang tepat dengan cara yang tepat pula, persis seperti yang dajarkan oleh kaum samurai. Tulisan ini bermaksud melihat adanya pengaruh antara Zen Buddhisme di Jepang dengan kehidupan kaum samurai. Pengaruh Zen Buddhisme inilah yang membuat penulis tertarik dan ingin tahu lebih banyak dalam hal ini sehingga memilih tema ini. Muncul dan Berakhirnya Kaum Samurai Disebuah areal pemakaman Jepang, para peneliti menemukan sebuah temuan yang terdiri dari perlengkapan prajurit tempur dalam jumlah banyak beserta arca (patung) kecil dari tanah liat yang diperkirakan berasal dari abad ke-4. Arca kecil dari tanah liat ini dikenal dengan nama haniwa. Haniwa merepresentasikan ksatria berpakaian baju zirah seperti korset di sekujur badan, kepalanya dilindungi dengan helm berbentuk mangkuk yang pas dileher, pelindung pipi dan ganjalan pelana kuda. Sementara tangan ksatria haniwa menggambarkan akan menghunus sebilah pedang dari sarung yang disematkan dipinggangnya. Arca yang bertipikal semacam ini mengimajinasikan kesiapsiagaan militer dan semangat juang tinggi. Berdasarakan argumentasi ini, maka mereka berpendapat kalau ini adalah jejak-jejak awal dari seorang samurai 7. Terlepas dari temuan itu, kata samurai berasal dari kata kerja Jepang saburau yang berarti melayani. Kata ini digunakan pada zaman dahulu untuk menyebut pelayan pribadi yang setara dengan pembantu rumah tangga. Dalam perkembangannya kata ini kemudian digunakan untuk menyebut anggota kelas ksatria provinsi. Sejarah samurai sebagai ksatria sendiri dimulai pada zaman Heian ( ). Ketika ibu kota dipindahkan dari Nara ke Heian (Kyoto), istana semakin kehilangan pendapatan pajaknya karena banyak tanah yang jatuh ke tangan pribadi. Kondisi ini membuat kaisar mengeluarkan kebijakan memindahkan tanggung jawab untuk menjaga ketertiban provinsiprovinsi kepada militer lokal. Kebijakan inilah yang memicu kemunculan kelas ksatria provinsi 8. Pada akhir abad 11, kaum samurai semakin mengukuhkan dirinya sebagai aktor utama dalam sejarah Jepang lewat serangkaian perang berkepanjangan yang terjadi di 7 H. Paul Varley, Ivan, Nobuko Morris, Samurai: Sejarah dan Perkembang, Komunitas Bambu, Depok, 2008, hlm Ibid, hlm 12.

9 provinsi-provinsi utara Jepang. Perang ini dijadikan semacam lahan pengujian untuk keterampilan dan semangat kaum samurai 9. Dalam perkembangan selanjutnya, kepemimpinan Jepang pun berada di tangan kaum ini. Sebenarnya pemimpin kaum samurai itu sebagian besar adalah keturunan kaisar sendiri. Hal ini mungkin terdengar sedikit bertolak belakang, namun biasanya para kaisar memiliki banyak istri, selir dan gundik. Oleh karena itu mereka menghasilkan banyak keturunan. Keturunan-keturunan inilah yang kemudian menjadi pemimpin para samurai kedepannya. Banyaknya keturunan-keturunan ini ternyata tidak hanya memunculkan para pemimpin samurai, tetapi juga menyebabakan istana harus menanggung beban mahal untuk membiayai mereka. Akhirnya, istana mengambil keputusan untuk melenyapkan kerabat-kerabat yang mempunyai hubungan darah terlalu jauh. Saat orang yang dipercaya berhasil melenyapkan kerabat-kerabat jauh kaisar, maka istana biasanya menganugerahi mereka satu dari dua nama belakang istimewa, apakah Minamoto ataupun Taira 10. Selain itu, istana juga mengangkat mereka sebagai gubernur atau menduduki jabatan tinggi lainnya di tingkat provinsi. Sejak abad 10 sampai seterusnya, aktivitas Minamoto dan Taira semakin berkembang. Minamoto dan Taira berada pada posisi yang luar biasa menguntungkan untuk berada diatas kepala klan lokal dan menjadi tuan besar hebat dari kaum samurai. Kemudian pada abad ke-11 mulai munculah tanda-tanda persaingan bahkan permusuhan diantara kedua klan ini. Sedikit demi sedikit persaingan dan permusuhan ini makin meruncing dan mencapai puncaknya saat pangeran Michihito dibunuh klan Taira di Uji. Setelah peristiwa ini pertempuran antara klan Taira dan Minamoto tidak dapat dihindarkan. Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada Maret 1184 pasukan Minamoto berhasil mengalahkan pasukan Taira dalam pertempuran Ichi no Tani 11 di provinsi Settsu. Kemudian, pada pertempuran Dan no Ura 12 menandai hancurnya klan Taira 13. Karena kesuksesannya menghancurkan klan Taira, maka pada tahun 1190 salah-satu orang yang paling berpengaruh dari klan Minamoto, yakni Minamoto no Yoritomo ditunjuk sebagai panglima tertinggi kekuatan militer dan berbagai jabatan tinggi lainnya dalam pemerintahan, namun segera mengundurkan diri. Ambisi utama dari Minamoto no Yoritomo 9 Ibid, hlm Ibid, hlm Merupakan salah satu pertempuran yang paling terkenal dari Perang Genpei. Terjadi 18 maret Merupakan salah satu pertempuran laut yang paling terkenal dari perang Genpei. Terjadi di Dan-no-ura (Selat Shimonoseki lepas pantai selatan Honshu) pada tanggal 24 Maret Hephaestus Books Articles on Genpei War, Including: Battle of Dan-No-Ura, Battle of Mizushima, Battle of Yashima, Battle of Uji (1180), Siege of Nara, Battle of Ishiba. Hephaestus Books.

10 yang sebarnya adalah jadi Seii-Taishōgun 14 dan baru terlaksana setelah penentangnya, mantan kaisar Go-Shirakawa wafat pada tahun Setalah itu dirinya pun diangkat sebagai shōgun. Secara de jure ini merupakan awal dari pemerintahan militer Minomoto no Yoritomo, namun secara de facto Minamoto no Yoritomo sudah berkuasa dan memiliki lembaga pemerintahan sebelum Keshogunan ini berpusat di Kamakura (sehingga akhirnya disebut dengan keshogunan Kamakura) 15. Setelah memangku jabatan Shogun selama lebih kurang tujuh tahun, Minamoto no Yoritomo meninggal secara mendadak di bulan Februari 1199, kedua anaknya yang kemudian menjadi shogun yakni Minamoto ke-2 dan ke-3 tidak berdaya mengendalikan para baron 16. Menjelang akhir dekade kedua abad ke-13, keduanya dibunuh oleh klan Hojo dan kekuasaan keshogunan Kamakura pun jatuh ke tangan klan Hojo yang dipimpin oleh Tokimasa. Klan Hojo tidak mengangkat diri mereka sebagai shogun begitu mereka unggul dalam perebutan kekuasaan setelah kematian shogun Minamoto ke-2 dan Shogun Minamoto ke-3, tetapi malah mereka mengangkat angggota pertama keluarga Fujiwara dan kemudian pangeran-pangeran kekaisaran lainnya sebagai shogun boneka. Sedangkan mereka sendiri malah menduduki jabatan shogun bupati dari wilayah yang mereka buka. Hojo memberikan salah satu pemerintahan terbaiknya pada Jepang pramodern selama masa jabatan mereka sebagai bupati pada tahun 1219 hingga tahun Ancaman besar terhadap pemerintahan Hojo muncul pada tahun 1270-an, yaitu dari Dinasti Mongol di Cina. Dinasti ini meminta upeti kesetiap wilayah yang ada di Asia Timur termasuk keshogunan Kamakura. Tetapi, keshogunan Kamakura yang diwakili oleh Hojo menolak mengabulkan tuntutan ini sehingga bangsa Mongol melakukan invasi pertama ke Jepang pada tahun 1274 dan kemudian diikuti invasi kedua pada tahun Kedua invasi besar-besaran ini gagal menghancurkan keshogunan Kamakura. Untuk mempertahankan diri dari invasi bangsa Mongol, maka keshogunan Kamakura mengeluarkan biaya yang sangat besar. Kerugian ini merupakan salah satu dari banyak faktor yang menjelaskan terpuruk dan jatuhnya keshogunan Kamakura pada akhir abad ke-13 selain dari intrik-intrik dan pemberontakan dalam dalam negeri sendiri yang dilakukan oleh Ashikaga Takauji (pemimpin klan wilayah timur) yang bergabung dengan kesatuan tempur loyalis Godaigo Adalah bentuk lengkap dari gelar Shogun. Ini berarti panglima tertinggi pasukan ekspedisi melawan orang biadab. 15 Nussbaum, Louis-Frédéric. (2005). "Kamakura-jidai" in Japan Encyclopedia, p Tuan tanah daerah yang kemudian pada zaman keshogunan Ashikaga dikenal dengan istilah daimyo. 17 adalah Kaisar Jepang ke-96. Nama aslinya (imina) adalah Takaharu. Berdasarkan dekrit kaisar tahun 1926, Kaisar Go-Daigo tidak lagi disebut sebagai Kaisar Jepang ke-95, melainkan Kaisar Jepang ke-96.

11 Setelah keshogunan Kamakura runtuh, kaisar Godaigo yang sebelumnya dibuang akhirnya kembali ke ibukota. Tetapi tidak lama setelah itu, istana menolak untuk menjadikan Ashikaga Takauji sebagai shogun, sehingga Ashikaga Takauji berbalik melawan kaisar Godaigo dan lalu Ashikaga Takauji mengasingkan kaisar Godaigo beserta para menterinya ke pegunungan Yoshino sebelah selatan. Sejak saat itu sampai tahun 1392, ada dua istana tandingan di Jepang yaitu istana selatan Godaigo dan penggantinya di Yoshino serta istana utara di Kyoto yang dikontrol oleh keshogunan Ashikaga yang dibuka oleh Takauji di distrik Muromachi (di Timur Laut Kyoto). Pada tahun 1338 akhirnya Ashikaga Takauji dilantik sebagai shogun oleh Kaisar Kōmyō dari Istana Utara pada tahun Masa pemerintahan keshogunan Ashikaga pun dimulai dengan Ashikaga Takauji sebagai shogun pertama. Namun, mereka terpaksa kehilangan hegemoni pusat mereka pada perang Onin 18 yang berkepanjangan di tahun dan perang ini pun jadi akhir dari keshogunan Ashikaga. Setelah itu Jepang memasuki zaman Sengoku 19 dimana pada zaman ini, Oda Nobunaga dan penerusnya Toyotomi Hideyoshi berhasil mempersatukan provinsi-provinsi yang ada di Jepang. Kemudian, mereka pun menjadi pemimpin Jepang di zaman Azuchi Momoyama ( ). Setelah Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600, kekuasaan pemerintah pusat direbut oleh Tokugawa Ieyasu yang menyelesaikan proses pengambilalihan kekuasaan dan mendapat gelar shōgun pada tahun Tokugawa Ieyasu sebetulnya tidak memenuhi syarat sebagai shogun karena bukan keturunan klan Minamoto. Agar syarat utama menjadi shogun terpenuhi, Ieyasu memalsukan garis keturunannya menjadi keturunan klan Minamoto agar bisa diangkat menjadi shogun. Keturunan Ieyasu secara turun-temurun menjadi shogun dan kepala pemerintahan sampai terjadinya Restorasi Meiji. Dengan berakhirnya keshogunan Tokugawa, maka berakhir juga dominasi kaum samurai di Jepang. Zen Buddhisme Agama Buddha, sebagaimana telah menjadi pengetahuan umum, berawal dari ajaran Shidarta Gautama atau Shakyamuni ( SM). Nama Shakyamuni adalah sebutan lain dari Shidarta Gautama setelah ia mencapai tingkat ke-budhha-an. Dalam bahasa Jepang, 18 Adalah perang saudara di Jepang dari tahun pada masa pemerintahan Shogun ke-8 Ashikaga Yoshimasa. 19 Dikenal juga dengan zaman negara-negara berperang. Zaman ini terjadi dari tahun

12 nama Shidarta Gautama lazim disebut dengan istilah Shaka Nyorai atau Shakuson, yang identik dengan pengertian Shakyamuni 20. Sebutan Shakyamuni, secara harfiah berarti orang arif yang pendiam dari suku bangsa Shakya yang bermukim di India Utara. Shakyamuni juga dianggap sebagai Tathagata, yang dalam bahasa Jepang disebut Nyorai, artinya Ia yang telah datang, pemegang kebenaran, atau Ia yang telah diterangi secara sempurna, karena Ia sendirilah yang dapat mengetahui dan memahami keberadaan manusia dan alam semesta ini secara langsung dan mendalam 21. Dalam abad ketujuh, Jepang mengadopsi dari Cina agama Buddha secara keseluruhan untuk dijadikan agamanya, karena dianggap baik sekali untuk melindungi negara 22. Fujita Kotatsu, ahli filsafat Buddha Jepang, mengemukakan bahwa ajaran agama Buddha Awal atau Buddha Dasar yang tertulis dalam Sutra Hokukyo (Danmapada) mempunyai karakter atau sifat moral yang kuat dan di dalamnya banyak tertulis ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan Zen yang berarti kebajikan atau kebaikan 23. Zen adalah salah satu produk pemikiran Cina setelah mengalami kontak dengan pemikiran India yang diperkenalkan di Cina melalui ajaran Buddha. Zen berakar pada tradisi meditasi dalam Buddhisme India. Kata Zen sendiri berasal dari kata dhyana, yang dalam bahasa Sansekerta berarti meditasi dan kemudian ditafsirkan menjadi Ch an dalam bahasa Cina dan dalam bahasa Jepang dilafalkan menjadi Zen. 24. Sebelum Zen masuk ke Jepang, di Jepang telah berkembang beberapa aliran agama Buddha sejak masuknya agama tersebut di Jepang pada zaman Nara ( ). Aliran Zen sendiri masuk ke Jepang pada zaman Kamakura ( ) dibawa dan didirikan oleh pendeta Buddha yang baru saja pulang dari Cina yaitu Eisai dan Dogen 25. Eisai ( ) pada tahun 1191 mendirikan Rinzai Zenshu atau aliran Rinzai. Eisai mengunjungi Cina pada tahun 1168 dan menjadi tertarik pada Ch an. Sekali lagi ia 20 Anwar, Etty N., Akkuninshouki-Zettai Tariki dalam Agama Buddha Jepang. Jakarta: penaku. Hal Ibid 22 Dikutip dari catatan sejarah kontemporer dari zaman Nara oleh Sir George Sansom, berjudul Japan : A Short Cultural History, hlm Anwar, Etty N., Akkuninshouki-Zettai Tariki dalam Agama Buddha Jepang. Jakarta: penaku. Hal E. Dale Saunders, Buddhism in Japan (Philadelphia: University of Pennsylvania, 1964), hal. 206; Keane, Japanese Garden Design (Rutland, Vermont, Tokyo: Charles E. Tuttle, 1997), hal Riyanti, Mita Pemikiran Zen yang tertuang dalam ungkapan Ichi Soku Ta, Ta Soku Ichi dan Pengaruhnya Pada Taman Karesansui (Skripsi). FIB UI.

13 belajar di Cina pada tahun , mempelajari ajaran-ajaran lanjutan dari Ch an. Melalui aliran ini Eisai menyebarkan ajaran yang diterimanya selama ia belajar di kuil Lin Chi 26, yaitu mengenai satori atau pencerahan yang datangnya seketika, yang biasanya didapat melalui metode koan. Koan adalah semacam pertanyaan dari seorang guru Zen untuk dijawab murid-muridnya. Pertanyaan tersebut terkadang tidak rasional, namun bermanfaat untuk mendapatkan pemahaman yang melebihi pemahaman yang diperoleh dari kata-kata 27. Salah satu koan misalnya adalah bagaimanakah bunyi bertepuk dengan sebelah tangan? 28. Dogen ( ) baru kembali dari mempelajari Zen di kuil Ts au Tung 29. Pada 1223, Dogen pergi ke Cina, masih dengan misi yang sama, mencari seseorang yang benarbenar telah mencapai pencerahan, dan pada kesempatan itu ia bertemu dengan Ju-ching, seorang Master Ch an. Dibawah bimbingan Ju-Ching, Dogen mencapai pencerahan atau satori. Pada tahun 1227, Dogen mendirikan Soto Zenshu atau aliran Soto. Untuk mencapai satori atau pencerahan aliran ini mengutamakan zazen. Zazen adalah duduk bermeditasi dengan kedua kaki dilipat di depan dan punggung tegak 30. Perbedaan antara kedua aliran tersebut ialah, bahwa aliran Rinzai mempergunakan teknik-teknik tanya jawab, kriteria-kriteria sekitar tokoh-tokoh aliran Zen masa lampau, masalah-masalah teka-teki dan lain sebagainya sebagai alat bantu untuk mendapatkan pencerahan atau satori, sementara aliran Soto semata-mata memusatkan fikiran dalam kegiatan meditasi sambil duduk dalam posisi kaki bersilang 31. Seperti halnya agama Buddha, aliran Zen sebenarnya adalah produk India yang dilahirkan di tengah-tengah kesunyian hutan-hutan di India. Bagi orang India, meditasi di tengah-tengah kesunyian hutan itu adalah merupakan cara yang mudah dan menyenangkan agar dapat memperoleh pengertian yang benar. Kata Zen itu sendiri sebenarnya sama dengan arti Dhyana dalam bahasa sansekerta, yang berarti perenungan yang tenang atau kegiatan merenung Lin Chi merupakan aliran yang namanya dimbil dari pemimpin aliran ini. Ia dikenal dengan bentakan dan pukulannya. Aliran Lin Chi meyakini bahwa pencerahan sifatnya harus selalu seketika dan tidak bisa didapat melalui tahapan-tahapan. 27 Suzuki D. T., Studies in Zen (London, Boston, Sydney: Unwin Paperbacks, 1986), hal Ernest Wood, Zen Dictionary (Rutland, Vermont & Tokyo: Charles E. Turtle, 1978), hal Aliran Ts au Tung merupakan aliran yang namanya diambil dari dua pendirinya, yaitu Ts au Shan dan Tung Shan. 30 Riyanti, Mita Pemikiran Zen yang tertuang dalam ungkapan Ichi Soku Ta, Ta Soku Ichi dan Pengaruhnya Pada Taman Karesansui (Skripsi). FIB UI. 31 Djam annuri. Agama Jepang, (Yogyakarta: PT. Bagus arafah, 1981), hal Ibid.

14 Aliran Zen seringkali disebut dengan aliran fikiran Buddha dan sangat berbeda dengan aliran-aliran lain yang ada di Jepang, aliran ini mempunyai tujuan untuk memindahkan pikiran Buddha secara langsung ke dalam pikiran para pemeluknya dan mengajarkan bahwa pencerahan hanya dapat diperoleh melalui pemikiran yang intuitif. Oleh karena itu aliran ini lebih menekankan pada disiplin dalam melakukan samadi untuk mencapai pencerahan, dan menolak doa-doa atau kepercayaan terhadap adanya juru selamat 33. Tujuan utama dari aliran Zen atau Ch an bukanlah hanya duduk bermeditasi, melainkan membina kesadaran pada diri kita sendiri atau membuka kesadaran diri kita sendiri untuk mencapai satori. Setelah tercapainya satori maka secara psikologi, pikiran dan bathin kita telah maju dan telah bebas dari segala macam ikatan. Zen mengutamakan pengalaman mendapatkan penerangan, penerangan inilah yang dinamakan satori tadi, orang mampu melihat atau menemukan inti diri dan menyadari kebuddhaannya. Namun pengalaman itu tidak bisa diucapkan atau diungkapkan dengan kata-kata yang hanya terbatas (Sutrisno,1994:129). Bushido : Kode Etik Samurai Samurai merupakan salah satu icon penting dalam negara Jepang. Hal ini dapat dilihat dari pengabdian yang dilakukan oleh para samurai kepada kaisarnya. Pada zaman sekarang ini dikenal dengan sebutan samuraisasi yaitu gaya hidup samurai yang menyebar dan menjadi ciri khas gaya hidup orang Jepang. Samurai pada periode Tokugawa menggunakan waktu luang mereka untuk mendapatkan derajat pendidikan yang tidak dikenal di antara para petarung pada masa terdahulu. Secara kolektif mereka berusaha menyusun kode etik ideal untuk mereka sendiri. Kode ini umumnya dikenal sebagai bushido atau jalan bushi. Bushido atau tata cara ksatria, adalah sebuah kode etik kepahlawanan golongan samurai dalam sistem feodal Jepang. Secara resmi, bushido dikumandangkan dalam bentuk etika sejak zaman Shogun Tokugawa 34. Kode ini tidak bisa dijelaskan dalam beberapa kata seperti kode etik sosial lainnya, meskipun kode 33 Ibid 34 Varley, H. Paul, Ivan, Nobuko Morris, Samurai Sejarah dan Perkembangan. Diterjemahkan oleh: Dwi Istiani. (Depok: komunitas Bambu, 2008), hlm. 163.

15 ini telah banyak ditafsirkan. Khusus pada era Tokugawa, inti dari bushido adalah keyakinan bahwa samurai harus mempunyai kesetiaan mutlak kepada tuan besar mereka. Pada masa pemerintahan Shogun Tokugawa diberlakukan politik isolasi (politik sakoku) yaitu kebijakan pengasingan nasional. Politik isolasi (politik sakoku) merupakan politik dimana Jepang menarik diri dari dunia luar atau tidak menerima kerja sama dengan negara lain. Ketika itu, semua orang Jepang dilarang meninggalkan negara secara permanen dan semua orang Jepang yang berada di luar negeri dilarang untuk kembali. Tokugawa juga menolak semua orang asing mengunjungi negaranya. Jepang benar-benar terisolasi dari dunia internasional. Politik isolasi bertujuan untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan Shogun dan mencegah masuknya budaya asing yang dinilai hanya membawa pengaruh buruk bagi Jepang. Pada masa kekuasaannya juga, Tokugawa memberlakukan sistem kelas di dalam masyarakat Jepang. Sistem pelapisan masyarakat menurut jenis pekerjaannya ini disebut Shinokosho. Shinokosho terdiri dari empat kelas. Pertama adalah Bushi (militer). Kelompok ini merupakan golongan kelas yang paling tinggi yang harus dihormati oleh kelas lainnya. Berturut-turut kelas selanjutnya adalah Nomin (petani), Kosakunin (pengrajin), dan Shomin (pedagang). Selain melakukan politik isolasi dan memberlakukan sistem kelas, Tokugawa Ieyasu juga menjadikan Bushido sebagai falsafah negara. Nilai, prinsip, dan aturan hidup samurai diterapkan bagi semua golongan (bukan hanya kelompok samurai) dan disahkan secara resmi ke dalam Undang-Undang. Bushido sendiri secara harfiah terdiri dari kata bushi (ksatria atau prajurit) dan do (jalan). Bushido atau jalan ksatria merupakan sebuah sistem etika atau aturan moral keksatriaan yang berlaku di kalangan samurai. Makna bushido secara umum adalah sikap rela mati demi negara, kerajaan dan kaisar 35. Bushido mengharuskan para samurai mengembangkan keahlian olah pedang dan berbagai senjata lain, serta berpakaian dan berperilaku secara khusus. Kode samurai ini juga mengatakan bahwa semua permasalahan bersumber dari kelalaian saat kita tidak lagi mengingat kematian sepanjang waktu. Berbagai nafsu dan keinginan akan bermunculam sehingga kita menjadi tamak dan rakus. Kaum samurai bukan saja selalu mengingat kematian namun juga mereka menjadi tidak takut mati. Demi menjalankan tugas dan perjuangan, mereka rela melakukan apapun meski nyawa menjadi taruhannya. Mereka menjadi orangorang yang mencintai tugas atau kewajibannya melebihi kecintaaan mereka pada diri mereka 35 Ibid, hlm. 163.

16 sendiri. Jika mereka tak berhasil menunaikan tugas, mereka rela melakukan bunuh diri dengan seppuku 36 demi menghilangkan rasa malu tersebut. Bushido kemudian membentuk karakter dan perilaku masyarakat Jepang secara umum, karena penerapannya tidak lagi terbatas pada golongan samurai. Aturan-aturan seperti di atas juga dijadikan aturan dalam kehidupan masyarakat umum. Seluruh masyarakat dari semua golongan wajib mencintai negara, kaisar, dan berani mempertaruhkan apapun dalam membelanya. Mereka diajarkan bahwa siapapun yang mati dalam upayanya membela negara akan mati secara terhormat dan ditempatkan di surga. Oleh karena itu, pada masa ini, siapapun akan rela jika diharuskan untuk berperang demi membela kepentingan negaranya, meskipun nyawa yang menjadi taruhannya. Jika kita kaitkan antara kode etik bushido ini dan Zen Buddhisme, maka pengaruh Zen Budhisme sangat kental dalam diri para samurai. Hal ini terlihat dari unsur-unsur utama Zen Budhisme yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari para samurai. Salah satu unsur utama tersebut adalah bahwa seseorang tidak akan pernah menguasai sesuatu secara sempurna dan oleh karena itu, dia harus terus berusaha untuk bisa selalu menjadi lebih baik. Ini adalah dasar dari filosofi yang terkandung dalam ungkapan kaizen atau perbaikan secara terus-menerus, yang merupakan salah satu rahasia utama dari pencapaian luar biasa para samurai dalam kontribusinya membangun Jepang. Pengaruh Zen Buddhisme Bagi Kaum Samurai Berkembangnya beberapa sekte atau aliran baru agama Buddha Jepang pada zaman Kamakura, berkaitan erat dengan latar belakang sosial mayoritas pemeluk dari masingmasing sekte atau aliran yang bersangkutan. Misalnya dalam Zen terdapat aliran Rinzai dan aliran Soto yang mendapat mayoritas penganut dari kaum Bushi. Kedua aliran ini banyak dipeluk kaum Bushi karena dipandang pas dengan kepribadian seorang samurai yang salahsatunya selalu menekankan kemadirian 37. Salah satu unsur Zen yang memainkan peranan penting ini adalah kebijaksanaan kosmis, yakni sesuatu yang cenderung dianggap sebagai mitos yang tidak masuk akal oleh dunia Barat. Barulah di penghujung abad 20, ilmuan-ilmuan Barat mulai menerima gagasan bahwa konsep mereka mengenai dunia fisik hanyalah salah satu bagian dari kehidupan 36 Merupakan bunuh diri dengan cara menusuk perut. Di zaman feodal, seppuku ini merupakan hak istimewa dari para bagsawan dan samurai. 37 Scott Wilson, William The Lone Samurai. Diterjemahkan oleh : Bernard Hidayat. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

17 manusia, sama halnya dengan dunia kosmis 38. Melalui ajaran Zen (yang dianggap banyak orang disusun) oleh para samurai, membuat kebijaksanaan kosmis ini telah masuk sejak beberapa ribu tahun yang lalu dalam jati diri samurai 39. Implementasi nyata dari kebijaksanaan ini adalah cara menggunakan pedang dan senjata-senjata lainnya dalam latihan maupun pertempuran. Mereka harus menganggap kalau senjata-senjata tersebut bukan hanya sebagai alat, tetapi lebih dari itu yakni sebagai bagian dari mereka sendiri. Selain itu, implementasi kebijaksanaan juga terlihat pada ritual seppuku. Ritual ini bukan hanya bunuh diri, terus mati, melainkan lebih kepada memadukan tubuh dan pikiran sedemikian rupa sehingga mereka dapat mentransformasikan pikiran ke dalam realitas yang pada akhirnya akan membawa seorang samurai memiliki tekad yang kuat untuk menghadapi kematian demi menutupi rasa malu. Unsur Zen kedua yang memerankan peranan penting ini adalah komunikasi nonverbal atau disebut haragei atau seni perut. Hara berarti perut, gei berarti seni 40. Samurai dengan cepat mengadopsi Haragei sebagai bentuk komunikasi yang paling murni dan utama. Dengan menguasai unsur ini, seorang samurai bisa mengontrol orang lain. Secara kasar ini bermakna ketika seorang samurai mempunyai harta melimpah, maka dia akan dengan mudah menguasai dan memerintah orang itu. Unsur ketiga adalah ki ga susumanai. Unsur ini meyakini konsep bahwa mereka tidak boleh menyerah apapun rintangan yang menghadang, dan bahwa mereka tidak boleh puas dengan apa yang telah mereka raih 41. Unsur selanjunya adalah dosatsu ryoku. Unsur ini berfokus pada pengembangan indra mereka hingga dapat berkembang jauh di atas normal, terutama kemampuan mereka untuk medengar dan memahami sesuatu yang tidak dapat dilihat 42. Hal ini dapat dilihat ketika seorang samurai berada di medan perang, dimana samurai dituntut untuk selalu bertindak cepat, tepat dan praktis karena mereka mau tidak mau harus selalu berhadapan dengan dua pilihan, yakni hidup atau mati. Untuk bisa bertindak cepat, tepat dan praktis mereka tidak hanya memerlukan strategi, tetapi juga intuisi untuk mengetahui apa yang kira-kira akan terjadi kedepannya 43. Unsur yang kelima adalah muga. Muga dalam istilah sederhana berarti tubuh dan pikiran berfungsi sebagai satu kesatuan, tidak ada celah atau halangan antara pikiran dan 38 Mente, de Boye Misteri Kode Samurai Jepang. Jogjakarta: Gerailmu. 39 Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid,

18 tindakan 44. Hal ini tercermin dalam tindakan samurai yang selalu berkonsentrasi dan berpikir positif terhadap segala sesuatunya, ditambah dengan penggunaan kekuatan pikiran dan imajinasi untuk menciptakan hasil yang diinginkan. Unsur yang terakhir adalah jiriki yang berarti mengandalkan membantu diri sendri 45. Mereka mengajarkan bahwa kekuatan potensial terdapat di dalam diri sendiri, dan hanya dengan usaha sendiri (mandiri) orang dapat meningkatkannya. Para samurai sangat cocok dengan unsur ini karena sangat menekankan pada kemandirian diri yang kukuh 46. Keenam unsur ini merupakan beberapa unsur dari sekian banyak unsur Zen yang terdapat dalam jati diri kaum samurai. Pada dasarnya, hampir keenam unsur ini dimiliki oleh kaum samurai. Antara satu unsur dengan unsur yang lain biasanya terdapat keterkaitan yang erat dalam membentuk jati diri samurai yang sering disebut Bushido. Kesimpulan Tidak bisa kita tampikan kalau jalan samurai atau yang lebih dikenal dengan bushido mendapat pengaruh yang luar biasa besarnya dari ajaran Zen Budhisme. Bahkan pada zaman keshogunan Tokugawa ajaran Zen Budhisme sampai menyebar ke kalangan lainya di luar kaum samurai. Unsur-unsur Zen Budhisme tersebut melekat kuat sampai era sekarang. Meskipun akhir-akhir ini mulai terkikis akibat dari arus globalisasi, tetapi hal tersebut masih terlihat jelas pada orang Jepang sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa unsur utama Zen Budhisme yang teridentifikasi yang mempengaruhi khusus di kaum samurai, yakni : 1. Kebijaksanaan kosmis. Dengan unsur ini seorang samurai memiliki tekad yang kuat untuk menghadapi kematian dalam pertempuran maupun ketika melakukan seppuku. 2. Haragei. Unsur ini membuat seorang samurai dapat mengontrol orang lain. Dengan kata lain, ini bermakna ketika mempunyai banyak material maka dengan mudah menguasai dan memerintah orang lain. 3. Ki ga susumanai. Unsur ini berpengaruh bahwa seorang samurai tidak boleh menyerah apapun rintangan yang menghadang, dan bahwa mereka tidak boleh puas dengan apa yang telah mereka raih. 44 Suzuki, Profesor Daisetz Teitaro, Essays in Zen Buddhism, vol. 3 hlm. 318 (Kyoto, 1927, 1933, 1934). 45 Benedict, Ruth Pedang Samurai dan Bunga Seruni. Diterjemahkan oleh: Pamudji. Jakarta: Sinar Harapan. Hlm William, loc.cit., hlm 125.

19 4. Dosatsu Ryoku. Dapat mempengaruhi seorang samurai ketika seorang samurai berada di medan perang, dimana samurai dituntut untuk selalu bertindak cepat, tepat dan praktis karena mereka mau tidak mau harus selalu berhadapan dengan dua pilihan, yakni hidup atau mati. 5. Muga. Mempengaruhi seorang samurai untuk selalu berkonsentrasi dan berpikir positif terhadap segala sesuatunya. 6. Jiriki. Mempengaruhi samurai dengan cara mengajarkan bahwa kekuatan potensial terdapat di dalam diri sendiri, dan hanya dengan usaha sendiri orang dapat meningkatkannya. Keenam unsur utama Zen Budhisme ini membentuk kepribadian kaum samurai yang kita kenal dengan bushido. Bushido menuntun kaum samurai terkenal sebagai ksatria paling ditakuti dan dihormati pada masanya, juga termasyhur pandai mengendalikan hawa nafsu dan sama sekali tak terpengaruh keadaan sekitar. Para samurai ini hidup berlandaskan nilai-nilai bushido yang mengutamakan keberanian, kehormatan, dan kesetiaan pribadi. Hal itulah yang membuat mereka selalu menjaga diri dan pikirannya dari hal yang tidak pantas dan senantiasa melakukan yang terbaik di sepanjang hidupnya. Daftar Referensi: Anwar, Etty N., Akkuninshouki-Zettai Tariki dalam Agama Buddha Jepang. Jakarta: penaku. Benedict, Ruth Pedang Samurai dan Bunga Seruni. Diterjemahkan oleh: Pamudji. Jakarta: Sinar Harapan. Djam annuri Agama Jepang. Yogyakarta: PT. Bagus arafah. Ernest Wood, Zen Dictionary (Rutland, Vermont & Tokyo: Charles E. Turtle, 1978). Hephaestus Books Articles on Genpei War, Including: Battle of Dan-No-Ura, Battle of Mizushima, Battle of Yashima, Battle of Uji (1180), Siege of Nara, Battle of Ishiba. Hephaestus Books. Mente, de Boye Misteri Kode Samurai Jepang. Diterjmahkan oleh: Fifah. Jogjakarta: Gerailmu. Riyanti, Mita Pemikiran Zen yang tertuang dalam ungkapan Ichi Soku Ta, Ta Soku Ichi dan Pengaruhnya Pada Taman Karesansui (Skripsi). FIB UI. Suzuki D.T., Zen and Japanese Culture. New York: Bollingen Foundation. Varley, H. Pau, Ivan, Nobuko Morris Samurai Sejarah dan Perkembangannya. Diterjemahkan oleh: Dwi Istiani. Depok: Komunitas Bambu.

20 Scott Wilson, William The Lone Samurai. Diterjemahkan oleh : Bernard Hidayat. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Internet : diakses pada 18 Januari Diakses pada tanggal 9 Desember diakses pada 18 Januari 2013

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II Kata Pengantar Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II merupakan negara yang menganut sistim kenegaraan monarki absolute, yaitu sebuah negara yang dipimpin langsung oleh Raja. Di Jepang, seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara maju yang berada di Asia Timur. Dalam Hal keyakinan, Jepang merupakan negara yang membebaskan warga negaranya dalam beragama, seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Jepang Wikipedia dan Foklor Jepang, tercatat keterangan Jepang seperti dibawa (bahasa Jepang: Nippon/nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sejarah Jepang yaitu dimulai dari zaman Nara, zaman Heian (794 1192) sampai dengan zaman Meiji (1868 sekarang). Dari urutan-urutan zaman sejarah Jepang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan

Bab 1. Pendahuluan. Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan samurai. Pada mulanya samurai adalah ksatria yang mengendarai kuda yang kemudian terorganisir

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang patut diperhitungkan.dengan kehebatannya dalam memadukan tradisi dan modernisasi, menjadikan Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Jepang pada abad ke-16 sampai abad ke-17 merupakan negara yang masih banyak terdapat perang perebutan supremasi kekuasaan di dalam negeri, walaupun kepala pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu. Keshogunan Tokugawa di Edo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari

BAB II SEJARAH SAMURAI. pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung sekitar dari BAB II SEJARAH SAMURAI 2.1 Sengoku Jidai Sengoku jidai atau yang disebut juga zaman sengoku dalam sejarah Jepang adalah masa pergolakan sosial, intrik politik, dan konflik militer hampir konstan yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Bab 1. Pendahuluan. kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang atau disebut juga dengan 日本 (Nippon/Nihon) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur dengan ibukota Tokyo. Jepang merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM

PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN SKRIPSI. Oleh. Edy Supriyadi NIM PEMERINTAHAN KESHOGUNAN DI JEPANG TAHUN 1192-1867 SKRIPSI Oleh Edy Supriyadi NIM 100210302061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Secara umum, pendekatan penelitian atau disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan adalah pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Seorang

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada terdapat berbagai macam definisi kebudayaan, ada yang membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah sesuatu yang semiotik, tidak kentara atau

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

Bab 1. Pendahuluan. (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki berbagai macam budaya yang orisinil dan unik seperti dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar), persembahan (boneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI

BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI BAB II BUSHIDO DAN KEDUDUKAN SAMURAI A. Kebudayaan Jepang 1. Budaya Jepang Kebudayaan di Jepang telah banyak perubahan dari tahun ke tahun, dari kebudayaan asli negara ini, Jomon, sampai kebudayaan kini,

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no Tatakai) pada tahun 1600, menjadikan Tokugawa Ieyasu sebagai shogun 1 dan tanda dimulainya Tokugawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bangsa Jepang adalah salah satu bangsa tertua di dunia dan yang paling dibanggakan orang-orang Jepang adalah kerajaan atau dinasti-dinastinya yg merupakan satu kesatuan

Lebih terperinci

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit

Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang memiliki kekayaan teknologi yang berkembang pesat dikarenakan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak membawa sukses yang besar dibandingkan dengan penyebaran yang dilakukannya di negara Asia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya. Untuk mengarahkan deskripsi kepada kesimpulan penelitian terhadap respon

Lebih terperinci

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG ABSTRAK FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG Boneka merupakan salah satu simbol anak-anak yang dijadikan mainan dan dibuat untuk menemani anak-anak hingga pada akhirnya boneka juga dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bab 4 Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bushido pada tentara Kamikaze dalam Film letters from Iwojima penulis menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kedatangan Para Misionaris Portugis 1.1.1.1Zaman Momoyama Sejak kedatangan orang Portugis pada awal abad ke-16, agama Kristen mulai mencoba menanamkan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka Prinsip utama aikidou adalah gi. Gi terdapat dalam diri aikidouka yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang dipengaruhi oleh segi-segi sosial dan budaya. Istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan pesaing berat dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS UNIVERSITAS INDONESIA PERAN WANITA DALAM KELUARGA SAMURAI PADA KESHOGUNAN TOKUGAWA MAKALAH NON SEMINAR MUHAMMAD RIDZKY DIMAS 0806394596 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA JURUSAN PROGRAM STUDI JEPANG DEPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bila membicarakan Jepang, maka hal yang akan terbayang adalah sebuah Negara modern di mana penduduknya memiliki kedisiplinan yang tinggi, maju, kaya, dan sebutan-sebutan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Bab 5 Ringkasan Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju tetapi masyarakatnya tetap berpegang teguh pada tradisi budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 kata siasat dapat berarti muslihat dan cara berperang, atau cara bekerja; cara melakukan sesuatu; metode. Jadi siasat tempur di

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari

Bab 5. Ringkasan. menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari Bab 5 Ringkasan Upacara minum teh atau chanoyu ( 茶の湯 ) adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Chanoyu dilihat dari karakter huruf kanjinya terdiri dari huruf-huruf sebagai berikut

Lebih terperinci

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TERHADAP SEJARAH PEMERINTAHAN MUROMACHI

BAB II GAMBARAN UMUM TERHADAP SEJARAH PEMERINTAHAN MUROMACHI BAB II GAMBARAN UMUM TERHADAP SEJARAH PEMERINTAHAN MUROMACHI Jepang dikenal sebagai Negara Imperial (kerajaan) yang dipimpin oleh Kaisar (Tenno). Dan ini menjadikan Jepang sebagai Negara satu-satunya di

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

ETOS KERJA DAN FILSAFAT CINA

ETOS KERJA DAN FILSAFAT CINA ETOS KERJA DAN FILSAFAT CINA Oleh : HM Syarif Tanudjaja, SH Seminar : Transformasi Teologi dan Reaktualisasi Etos Kerja Islam Sebagai Respon Terhadap Pergesaran Peta Geoekonomi, Geopolitik dan Geobudaya

Lebih terperinci

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG 2.1. Sejarah Kimono di Jepang Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa digunakan di pengadilan Cina. Kemudian berevolusi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa

Lebih terperinci

PENGARUH AGAMA BUDDHA PADA EKSISTENSI BONEKA DARUMA DALAM DUNIA POLITIK JEPANG

PENGARUH AGAMA BUDDHA PADA EKSISTENSI BONEKA DARUMA DALAM DUNIA POLITIK JEPANG PENGARUH AGAMA BUDDHA PADA EKSISTENSI BONEKA DARUMA DALAM DUNIA POLITIK JEPANG Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata 1 Jurusan Sastra Jepang Oleh Ester Veronika

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI

ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI ANALISIS MAKNA SIMBOLIK DARI SIMBOL-SIMBOL YANG TERDAPAT PADA YOROI MILIK TOYOTOMI HIDEYOSHI TOYOTOMI HIDEYOSHI NO YOROI NI OKERU SHINBORU KARA NO SHOUCHOU TEKINA IMI NO BUNSEKI SKRIPSI Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA. pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA. pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BIWA 2.1 Sejarah Biwa Musik dikenal masyarakat Jepang pada abad ke tujuh. Masyarakat Jepang pada masa itu sangat antusias mempelajari musik dari benua Asia. Musik tradisional

Lebih terperinci

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM

GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 MAKALAH PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I. Griko Stefan Tambahani TM MAKALAH GRIKO.S. TAMBAHANI XI TKJ 1 PEMBIMBING: Ibu. Windy Wenas KEBUDAYAAN JEPANG S A M U R A I KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas segala berkat dan rahmat yang Tuhan berikan pada saya sehingga Makalah

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya. BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna. Dalam suatu kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif maupun yang sudah modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju Bab 5 Ringkasan Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju namun Jepang pernah menjadi negara yang terisolasi dari masuknya unsur-unsur asing atau yang lebih dikenal dengan politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan termasuk salah satu negara yang sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan kehidupan bermasyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PERENIALISME Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad 20. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul Gerakan Sosial Petani Jepang (Pemberontakan Shimabara 1637-1638). Dalam bab ini pengkajian dan penelahan terhadap

Lebih terperinci

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan. Bisa juga dalam acara kepemudaan. Silahkan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Nakane, antropolog dan dosen pensiunan Universitas Tokyo, Totman yang merupakan dosen sejarah dari Universitas Yale, & Ōishi yang merupakan spesialis sejarah

Lebih terperinci

BIOGRAFI PENULIS. : Kristen Protestan. Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984

BIOGRAFI PENULIS. : Kristen Protestan. Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984 BIOGRAFI PENULIS Nama Agama : Natalia : Kristen Protestan Alamat : Jalan Ampera no 8 Kadipaten 45452 Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 04 Desember 1984 Nama Ayah : Djadja ( ) Nama Ibu : Wong ban tjen RIWAYAT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang

BAB V KESIMPULAN. Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang BAB V KESIMPULAN Masyarakat Jepang pada masa Tokugawa merupakan masyarakat yang bersifat feodalisme Hal itu dapat dilihat dengan adanya pembagian status sosial menurut mata pencahariannya yakni golongan

Lebih terperinci

1. Mengapa bermeditasi?

1. Mengapa bermeditasi? CARA BERMEDITASI 1. Mengapa bermeditasi? Oleh: Venerable Piyananda Alih bahasa: Jinapiya Thera Dalam dunia ini, apakah yang dicari oleh kebanyakan orang dalam hidupnya? Sebenarnya, mereka ingin mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Toyotomi Hideyoshi merupakan pemimpin Jepang di zaman Azuchi Momoyama (1573-1603) yang berhasil mendirikan pemerintahan pusat setelah berhasil mempersatukan provinsi-provinsi

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN YAMATO SAMPAI ZAMAN EDO 2.1 Masuknya Agama Buddha di Jepang Ketika penyerahan hadiah sebagai simbol dimulainya hubungan diplomatik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa dengan peristiwa yang lain. Jepang merupakan salah satu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa dengan peristiwa yang lain. Jepang merupakan salah satu negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara yang terletak di wilayah Asia Timur. Kepulauan Jepang membentang pada 20-45 33 LU. Kepulauan Jepang memiliki luas wilayah sekitar 337.815

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO. Martin (1990 : ) mengatakan bahwa masyarakat feodal BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FEODALISME DAN KONDISI MASYARAKAT JEPANG PADA ZAMAN EDO 2.1 Konsep Feodalisme Pada Zaman Edo Martin (1990 : 165-166) mengatakan bahwa masyarakat feodal adalah masyarakat yang

Lebih terperinci

Nilai-Nilai Bushidō pada Tokoh Toyotomi Hideyoshi dalam Novel Shinsho Taikōki Karya Yoshikawa Eiji

Nilai-Nilai Bushidō pada Tokoh Toyotomi Hideyoshi dalam Novel Shinsho Taikōki Karya Yoshikawa Eiji Nilai-Nilai Bushidō pada Tokoh Toyotomi Hideyoshi dalam Novel Shinsho Taikōki Karya Yoshikawa Eiji Raditya Pratama-Dewi Anggraeni Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak

Bab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah sebuah negara yang memiliki banyak budaya yang telah diterapkan oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, Bab 5 Ringkasan Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, dan tidak ada satu pun dari kebudayaan asing tersebut ditolak oleh kerajaan Jepang. Semua kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG. Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI RELIGI DI JEPANG 2.1 Pengertian Religi Dalam kehidupan manusia kegiatan religi akan selalu dilaksanakan. Ada yang melakukan secara sungguh-sungguh, namun tidak orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara

BAB I PENDAHULUAN. feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengenai bunuh diri (jisatsu) di Jepang telah ditemukan sejak zaman feodalisme dimana kekuasaan ada pada kelompok militer atau bushido, yaitu antara tahun 1185

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KESETIAAN SAMURAI DALAM NOVEL KAZE KARYA DALE FURUTANI 2.1. Riwayat Hidup Dale Furutani Nama lengkapnya adalah Dale Furutani. Lahir di Hilo, Hawaii, pada 1 Desember 1946,

Lebih terperinci