PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada CV. UNISA )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada CV. UNISA )"

Transkripsi

1 JURNAL ILMIAH GEMA EKONOMI Vol. 6, No. Agustus 016 Andy Ftyad Dhama Tlaa Hal PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Stud Kasus Pada CV. UNISA ) THE EFFECT OF COMPENSATION ON EMPLOYEES ACHIEVEMENT (A Case Study On CV. UNISA ) Andy Ftyad Dhama Tlaa Pogam Stud Manajemen, STIE Gentaas Ms006zeta001@yahoo.com ABSTRAK Kompensas meupakan sumbe pendapatan yang pentng bag kayawan. Oleh kaena tu dalam suatu sstem pengupahan pelu mempehatkan pnsp keadlan. Keadlan n sangat dpehatkan dan meupakan hal yang sangat senstf bag kayawan. Untuk tu pelu dtelt besa pengauh antaa kompensas yang dtema oleh kayawan dengan pestas keja yang meeka haslkan.data yang dgunakan dalam peneltan n melput data pme dan data sekunde. Data pme adalah data yang dpeoleh secaa langsung da tempat peneltan dengan caa menyebakan kuesone yang testuktu dan wawancaa dengan esponden, dalam peneltan n adalah kayawan CV. UNISA. Sedangkan data sekunde adalah data yang dpeoleh tdak secaa langsung da obyek peneltan. Dmana data sekunde n bsa dpeoleh dengan melalu hasl peneltan lan, buku-buku atau dokumen-dokumen da obyek peneltan. Dalam pengujan vaabel kompensas tehadap pestas keja, dpeoleh nla t htung < t table untuk taaf sgnfkan 5 % (,968 > 1,771). Bedasakan penlaaan tesebut, maka hpotess nol (ho) dtolak sedangkan hpotess altenatf (ha) dtema. Da hasl pengujan pengauh vaabel kompensas tehadap vaabel pestas keja menggunakan koefsen eges ddapatkan nla htung > table bak untuk taaf sgnfkan 5 % dan 1 % (0,0079 < 0,553 < 0,684). Hal n dapat dsmpulkan bahwa pengauh sangat endah atau dapat dkatakan sgnfkan tehadap vaabel kompensas pestas keja tetap tdak memlk pengauh yang besa.jka dlhat da kesmpulan tesebut maka CV. UNISA akan bsa menngkatkan pestas keja sales dengan teus mengadakan peubahan dan penyesuaan-penyesuaan yang dpelukan pada vaabel bebas sstem bonus. Mengngat vaabel n mempunya daya tak tesend bag kayawan. Kata kunc : kayawan, kompensas, pestas keja, pengauh ABSTRACT Compensaton s an mpotant souce of ncome fo employees. Theefoe, n a sstem of emuneaton needs to pay attenton to the pncples of justce. Justce s vey concened and s vey senstve to employees. Fo t s necessay to study the nfluence between the compensaton eceved by employees wth the job pefomance haslkan.data used n ths study ncluded pmay data and seconday data.

2 860 Junal Ilmah GEMA EKONOMI, Agustus 016 Pmay data s data obtaned dectly fom the eseach by dstbutng questonnaes and stuctued ntevews wth espondents, n ths study ae employees CV. UNISA. Whle seconday data s data obtaned ndectly fom the object of eseach. Whee seconday data can be obtaned though the esults of othe studes, books o documents of the eseach object. In testng on the pefomance of vaable compensaton, the value of t <t table fo a sgnfcant level of 5% (.968> 1.771). Based on these penlaaan, the null hypothess (Ho) s ejected whle the altenatve hypothess (Ha) s accepted. Fom the esults of testng the effect of vaable compensaton fo wok pefomance vaables usng values obtaned egesson coeffcent count> table well fo a sgnfcant level of 5% and 1% ( <0.553 <0.684). It can be concluded that the effect of vey low o can be sad to be sgnfcant to the vaable compensaton wok pefomance but has no nfluence geat.if seen fom these conclusons then the CV. UNISA wll be able to ncease sales pefomance by contnung to make changes and adjustments necessay to the ndependent vaable bonus sstem. Gven these vaables has a specal attacton fo employees. Keywods: employees, compensaton, wok pefomance, nfluence PENDAHULUAN Sumbe daya manusa menunjang ogansas dengan suatu kaya, keatvtas dan doongan. Kesempunaan aspek teknolog, tanpa aspek manusa sult untuk membentuk tujuan-tujuan ogansas / peusahaan dapat tewujud. Oleh sebab tulah sumbe daya manusa meupakan fakto yang sangat pentng dalam poses ndust, dan hal n sesua dengan kadahkadah moden yang menempatkan manusa d atas fakto-fakto lan. Dengan semakn tajamnya tngkat pesangan khususnya pada bsns konstuks yang dtunjukkan dengan masuknya peusahaan bau dan keadaan ekonom yang lesu, maka dpandang pelu bag CV. UNISA sebaga peusahaan d bdang konstuks untuk mengupayakan kayawan yang bemental bak, bewbawa, bedaya guna dan sada akan kewajban seta tanggung jawabnya sebaga kayawan. Hal tesebut pentng sekal dalam angka menngkatkan kualtas sumbe daya manusa.untuk mencapa sumbe daya manusa yang bekualtas, pean seta pmpnan sangat dpelukan dalam membekan motvas (kompensas) sehngga kayawan dapat bepestas dalam bekeja Flppo (003). Pestas keja mempunya at yang sangat pentng bag kayawan dalam suatu peusahaan, dan meupakan ukuan teakh kebehaslan depatemen pesonala. Kompensas meupakan sumbe kehdupan yang pentng bag setap kayawan. Oleh kaena tu dalam suatu sstem pengupahan pelu mempehatkan pnsp keadlan. Keadlan n sangat dpehatkan dan meupakan hal yang sangat senstf bag kayawan. Dmana tdak hanya mempehatkan besa keclnya kompensas tetap juga membandngkan dengan kompensas yang dtema ekan lan atau dengan peusahaan yang sejens lannya. Penlaan pestas keja menuut Dessle (013:511), Manajemen Pesonala; Meupakan langkah dmana dapat mengetahu sejauh mana efektftas dalam mengangkat, menempatkan dan memotvas pegawa dan apabla ada masalah yang tedentfkas, langkah selanjutnya adalah mengkomunkaskan kepada pegawa dan mengambl tndakan penyelamatan kae hal n juga senada dengan apa yang dungkapkan oleh

3 Andy Ftyad Dhama Tlaa 861 Smanjuntak (01). Menla keja meupakan poses yang dlakukan oleh ogansas melalu atasan langsung sebaga evaluas tehadap pelaksanaan pekejaan. Seoang paka manajemen sumbedaya manusa bependapat bahwa penlaan pestas kejapegawa pegawa haus dlakukan secaa sstemats oleh bebeapa oang ahl untuk suatu atau bebeapa tujuan tetentu. Jad penlaan pestas kejapegawa sebenanya meupakan posedu fomal yang dlakukan secaa sstemats untuk membekan penlaan tehadap seoang pegawa dalam jangka waktu tetentu. Penlaan pestas keja pegawa dapat dlakukan dengan menggunakan tga pendekatan, yatu : 1) Penlaan secaa kebetulan Penlaan semacam n tdak sstemats dan seng kal besfat subyektf, sehngga tdak jaang beakbat yang membahayakan bag ogansas. ) Metode tadsonal yang sstemats Pengukuan semacam n dkatakan elatf mempunya obyektftas yang tngg, kaena dlakukan bedasakan metode pengukuan yang asonal dan dlakukan secaa sstemats. 3) Management by objectve Secaa besama sama, ndvdu dalam ogansas membuat encana mengena tujuan atau sasaan yang hendak dcapa oleh ogansas. Sasaan yang telah dsepakat untuk dcapa akan dwujudkan melalu bebaga keja yang dlakukan oleh ndvdu ndvdu tesebut. Dalam hal n Pestas kejapegawa pegawa duku bedasakan pencapaan sasaan, yang kemudan dkenal dengan nama MBS (Manajemen Bedasakan Sasaan). Hasl penlaan tesebut dapat saja dmanfaatkan oleh ogansas sebaga dasa untuk mempomoskan pegawa yang dpandang mempunya Pestas kejapegawa bagus atau untuk kepentngan yang sfatnya untuk kemajuan ogansas. Bedasakan pendapat d atas, jelas pembean nsentf dan dasa untuk motvas keja pegawa haus melhat da pestas keja pegawa tesebut, sehngga nsentf dan motvas keja bsa bedampak pada penuunan/ kenakan pestas keja pegawa. Menuut Handoko ( 01 : 155 ),dalam bukunya Manajemen Pesonala dan Sumbe Daya Manusa; mengemukakan Kompensas adalah segala sesuatu yang dtema kayawan sebaga balas jasa untuk keja meeka. Yang lebh lanjut juga djelaskan bahwa kompensas adalah pembean kepada kayawan dengan pembayaan fnancal sebaga balas jasa untuk pekejaan yang dlaksanakan dan sebaga motvato untuk pelaksanaan kegatan dwaktu yang akan datang. Sukano, (01) mengemukakan bahwa Kompensas mengngatkan antaa pestas ndvdu, kelompok atau ogansas yatu dapat melput: upah potongan, koms, bonus, bag laba dan bag poduks. Sedangkan Handoko (01) mengemukakan bahwa sstem Kompensas dgolongkan kedalam: (1) Sstem kompensas pada tngkat ndvdu (Peacewok, bonus, koms, kuva kematangan, dan kompensas bag paa eksekutf), () Sstem kompensas pada kelompok (kompensas poduks, bagan keuntungan, dan penguangan baya). Selanjutnya Dessle (013) mengemukakan kompensas yang mengandung pengetan yang sama dengan upah vaabel yatu suatu bagan da upah seseoang kayawan yang ddasakan pada suatu ukuan pestas kejandvdual atau ogansas. Upah vaabel tesebut ted da upah bedasakan potongan, bonus, bebaga laba dan bebaga hasl.

4 86 Junal Ilmah GEMA EKONOMI, Agustus 016 Da bebaga pendapat tesebut dapat dsmpulkan bahwa sstem kompensas adalah kompensas yang dbekan kepada pegawa atas dasa pestas kejapegawanya. Sstem kompensas tesebut melput: (1) Upah potongan (pecewok), () Koms, (3) Bonus, (4) Bagan laba, (5) Bag poduks. 1. Upah potongan (pacewok), yatu pembean kompensas bedasakan jumlah hasl pekejaan pegawa yang dnyatakan dalam unt poduks. Dasa penghtungan alah bahwa makn banyak unt poduks yang dhaslkan, makn tngg pula kompensas yang dtemanya. Sstem n tdak dapat dteapkan pada pegawa bagan admnstas, atau pada pekejaan yang telah dtentukan.. Koms yatu mbalan yang dbekan kepada pegawa dsampng mempeoleh gaj pokok, juga dbekan kompensas kaena kenehaslannya melaksanakan tugas, atau pegawa yang mempeoleh penghaslannya semata-mata beupa koms. 3. Bonus, yatu mbalan yang dbekan kepada pegawa yang mampu bekeja sedemkan upa sehngga tngkat poduktvtas yang belaku telampu. Bonus dbaya secaa eksklusf kepada paa eksekutf atau kepada semua pegawa. Ada tga caa pembean bonus yatu: Petama, bedasakan jumlah unt poduks yang dhaslkan dalam kuun waktu tetentu, jka jumlah poduksnya melebh jumlah yang telah dtetapkan, pegawa menema bonus atas kelebhan jumlah yang dhaslkan. Kedua, apabla tejad penghematan waktu, yatu jka pegawa dapat menyelesakan tugas dalam waktu yang lebh sngkat da waktu yang sehausnya, dengan alasan bahwa dengan menghemat waktu, lebh banyak pekejaan yang haus dselesakan dan ketga, bedasakan pehtungan pogesf, yatu jka pegawa makn lama makn mampu mempodukskan baang dalam jumlah yang semakn besa, makn besa pula bonus yang dtemanya untuk setap kelebhan poduks yang dhaslkannya. 4. Kuva kematangan (matuty cuve), yatu bag ogansas yang mengejakan tenaga teknkal daan pofesonal lmah. Apabla ada tenaga keja pofesonal yang kaena masa keja dan golongan pangkat seta gaj tdak bsa mencapa pangkat dan penghaslan yang lebh tngg lag, dbuat suatu kuva pestas kejapegawa. Jka kuva tesebut menunjukan bahwa pestas kejapegawa meeka lebh besa da pestas kejapegawa nomal dbekan kompensas tetentu. Dengan demkan meskpun golongan pangkat dan gaj yang sudah maksmal, penghaslan lnya mash dapat dtngkatkan. 5. Bag laba atau keuntungan, yatu kompensas yang dbekan bedasakan sesuatu umus yang telah dtetapkan yang dancang bedasakan poftabltas atau keuntungan suatu peusahaan atau ogansaas. 6. Bag poduks, yatu kompensas yang dbekan kepada poduktvtas kelompok, jka poduktvtas kelompok mampu melampau taget poduks nomal maka dbekan bonus. Dalam menyusun sstem kompensas, ada lma fakto yang haus dpetmbangkan sebagamana dkemukakan Sukano, (01)) yatu sebaga bekut : 1. Tngkat upah dan gaj yang belaku d bebaga ogansas yang ada dalam satu wlayah tetentu. Walaupun demkan juga haus dpetmbangkan langka tdaknya tenaga keja yang memlk pengetahuan dan keteamplan tetentu yang dbutuhkan oleh ogansas.. Tuntutan sekat keja, yatu sangat memungknkan sekat pekeja bepean dalam mengajukan tuntutan tngkat gaj/ upah yang lebh tngg da tngkat yang belaku dsebabkan oleh bebaga fakto kebutuhan pekeja untuk menngkatakn taap hdup dan kesejahteaan anggotanya. Peanan dan tuntuan sekat keja pelu dpehtungkan, kaena apabla tdak, paa pekeja memungknkan akan

5 Andy Ftyad Dhama Tlaa 863 melancakan bebaga kegatan yang dapat meugkan ogansas dan pegawa tu send. 3. Poduktvtas, yatu apabla paa pegawa measa tdak mempeoleh kompensas yang waja, sangat mungkn pegawa tdak akan bekeja keas, sehngga poduktvtasnya endah dan dapat menmbulkan keugan bag ogansas. 4. Kebjakan ogansas mengena upah dan gaj, yatu yang tecemn pada jumlah uang yang dbawa pulang oleh pegawa tesebut. Beat bukan hanya gaj pokok yang pentng, akan tetap bebaga komponen lan da kebjakan ogansas, sepett tunjangan jabatan, tunjangan st, tunjangan anak, tunjangan tanspotas, bantuan pengobatan, bonus, tunjangan kemahalan dan sebaganya. METODE PENELITIAN Jens peneltan n adalah jens peneltan kuanttatf yatu menggunakan analss eges lnea sebaga metode analssnya yang dgunakan untuk mengetahu pengauh da vaabel kompensas tehadap motvas keja. Dalam peneltan n posedu pengumpulan data yang dpaka adalah sebaga bekut Snganbum (011): a. Suvey Pendahuluan. Penuls melakukan peneltan dan pengamatan secaa umum dengan mengadakan wawancaa langsung dengan phak pmpnan atau yang mewakl dan semua phak yang dasa dapat mendukung hasl peolehan data. b. Stud Lapangan. Penuls melakukan wawancaa dengan phak-phak tekat, menyebakan kusone dan melakukan pengamatan langsung pada kayawan d CV. UNISA. Teknk Analss Data Untuk menguj koefsen koelas yang ada pada sample untuk dbelakukan pada populas d mana sample tesebut dambl.tedapat tga macam bentuk hubungan anta vaabel, yatu hubungan smets, hubungan sebab akbat(kausal) dan hubungan nteaktf (salng mempengauh). Sugono, (007) a. Statstk Paamets 1. Koelas Poduct Moment xy ( xy D mana : xy = koelas vaabel x dengan y xy x = ( X X ) y = ( Y Y ). Uj t { n t x n x y ( x )( y ) x ( x ) }{ n y ( 1 n HASIL DAN PEMBAHASAN y y ) } Kaena jumlah kayawan yang dalam peneltan n dsebut sebaga populas hanya bejumlah 13 oang / kayawan, maka semuanya djadkan esponden. Da esponden tesebut kemudan dadakan analss bedasakan kaaktestknya yang melput usa, tngkat penddkan, status, lamanya masa keja. a. Usa Tngkat usa akan menentukan bagamana seseoang menanggap besanya kompensas yang dtema. Kaena basanya semakn banyak, umu seseoang maka semakn banyak juga kebutuhannya.dalam pengelompokan usa esponden n dkategokan menjad 4 (empat). Adapun dstbus jumlah

6 864 Junal Ilmah GEMA EKONOMI, Agustus 016 esponden, pada masng-masng kelompok umu sepet yang telhat pada tabel. 1 bekut. Tabel 1. Dstbus Responden Bedasakan Usanya Usa (tahun) n % < Total Sumbe : Data pme dolah Dstbus esponden bedasakan usanya melput kayawan yang beusa d bawah 0 tahun sebanyak 0 % ( tdak ada ), kayawan yang beusa antaa 0 30 tahun sebanyak 7 oang atau 53.8 %, sedangkan kayawan yang beusa antaa tahun tahun masng - masng 3 oang atau 3.1 % da seluuh kayawan yang ada. Jad kayawan yang tebanyak beusa antaa 0-30 tahun. b. Penddkan Tabel. Dstbus Responden Bedasakan Penddkan Penddkan n % SD - - SMP - - SMA Dploma Sajana Total Sumbe : Data pme dolah Dstbus esponden bedasakan penddkannya melput kayawan yang bependdkan SD sampa SMP sebanyak 0 % (tdak ada), kayawan yang bependdkan SMA sebanyak 6 oang atau 46. %, kayawan yang bependdkan Dploma sebanyak 4 oang atau 30.7 % sedangkan kayawan yang bependdkan sajana sebanyak 3 oang. Jad mayotas kayawan yang ada bependdkan SMA atau yang sedeajat. Hal n juga dkatkan dengan kebjakan peusahaan pehal pesyaatan penemaan kayawan dmana CV. UNISA lebh menyuka alumn STM / SMK dan atau Dploma kaena meeka akan lebh mudah menyesuakan d dengan pekejaan opeasonal kayawan d lapangan. Kaena basanya untuk alumn tngkat penddkan sajana, akan lebh mengeja jabatan-jabatan tetentu, sehngga sult untak menyesuakan d dengan pekejaan sebaga kayawan. c. Status

7 Andy Ftyad Dhama Tlaa 865 Tabel 3. Dstbus Responden Bedasakan Statusnya Status n % Belum Menkah 5 38,5 Menkah 8 61,5 Total Sumbe : Data pme dolah Dstbus esponden bedasakan statusaya melput kayawan yang belum menkah sebanyak 5 oang atau 38,5 % sedangkan yang sudah menkah bejumlah 8 kayawan atau 61,5 %.Hal n kanya juga haus menjad bahan petmbangan, kaena tuntutan kayawan sebelum dan sesudah menkah akan lan. Jka hal tu tdak tepenuh akan memacu mobltas meeka untuk pndah ke tempat lan. Namun begtu juga sebalknya, jka peusahaan dapat membuat suatu sstem kompensas yang bak sehngga kayawan measakan adanya keadlan d tempat kejanya, loyaltas meeka akan menngkat hal n jga senada dengan apa yang dungkapan oleh Ntsemto (01). d. Lamanya masa keja Tabel 4. Dstbus Responden Bedasakan Lamanya Masa Keja Masa Keja (tahun) n % -4 15, , ,7 >10 15,4 Total Sumbe : Data pme olahan Dstbus esponden bedasakan masa kejanya melput kayawan yang masa kejanya 4 tahun sebanyak oang atau 15,4 %, kayawan yang masa kejanya 4-6 tahun sebanyak 5 oang atau 38,5 %, kayawan yang masa kejanya 7-9 tahun sebanyak 4 oang atau 30.7 %, sedangkan kayawan yang masa kejanya sudah 10 tahun ke atas sebanyak oang atau 15,4 %.Dstbus bedasakan masa kejanya n pelu danalss, kaena semakn lama kejanya, meeka akan menuntut gaj dan pehatan yang lebh besa da peusahan. Sehngga selan pestas, peusahaan juga mempetmbangkan senotas kayawan. Implementas poses SDM untuk jangka panjang. Untuk meencanakan sumbe daya manusa dalam angka pencapaan taget penjualan CV. UNISA bsa melakukan ekutmen tenaga penjualan (kayawan). Hal tesebut kanya haus dlakukan mengngat secaa ata-ata taget penjualan tdak pemah tecapa, yang beat mengndkaskan bahwa taget yang telah dtetapkan (dbebankan) kepada kayawan telalu tngg. Padahal, untuk menentukan taget (standa) peusahaan haus menetapkan pada suatu ttk yang palng ealsts atnya sangat mengkn untuk dcapa oleh kayawan, tetap tdak dengan mudah. Kaena penentuan suatu taget (standa) yang tdak mungkn dcapa justu membuat kayawan tdak temotvas untuk bekeja,

8 866 Junal Ilmah GEMA EKONOMI, Agustus 016 namun sebalknya yang tejad, meeka akan bekeja malas-malasan kaena tdak mungkn mampu mencapa taget yang dtetapkan. Untuk tu dalam angka meencanakan poses peencanaan SDM ada bebeapa hal yang haus dlakukan yatu 1.Menentukan beban keja kayawan ( kayawan ) Hal n dlakukan dalam angka menentukan kebutuhan jumlah tenaga keja yang haus dekut, yatu dengan membag taget total penjualan CV. UNISA dengan ata-ata penjualan kayawan dalam suatu peode, dengan asums kendala yang dhadap masngmasng kayawan sama untuk masngmasng wlayah. Selama n secaa ataata hanya 75 % taget yang tecapa. Sehngga da total taget pekejaan selama setahun sebesa Rp. 84 juta, hanya Rp. 63 juta yang tecapa. Jad ata-ata sumbangan kayawan dalam pencapaan taget adalah sebesa Rp ,- ( 6.3 juta / 13 ). Oleh kaena tu mash dpelukan tenaga (kayawan), sebanyak 5 oang (5 % x 8,4 juta Rp ,-) lag untuk dapat mencapa taget setap kal mendapatkan sub kontaktng.. Rekutmen kekuangan tenaga ( kayawan ) Dalam mengadakan ekutmen CV. UNISA bsa memanfaatkan tenaga keja lulusan STM khususnya teknk spl, kaena meeka akan lebh mudah mengenal bebaga jens pekejaan tahnk spl jka dbandngkan yang lan. Jad bsa efsen waktu untuk mengadakan tanng kayawan. 3. Oentas Setelah poses penemaan ekutmen selesa maka bag meeka kemudan dkenalkan tehadap poduk konstuks yang akan dkejakan ekan-ekan keja seta atasan langsung, maupun tdak langsung dan juga pengenalan tehadap aea keja yang akan menjad wlayah kejanya. Kegatan tesebut basa dsebut oentas. 4. Tanng Langkah selanjutnya adalah dbekan kesempatan untuk mengkut tanng pelathan secaa ntensf sebelum meeka bena-bena dtugaskan pada daeah kejanya. Tanng tesebut dlakukan dengan mengkutkan kayawan bau lokakaya yang dadakan oleh lembaga-lembaga tetentu. 5. Penlaan pestas Selama masa kejanya, CV. UNISA akan mengadakan evaluas pada tap peode (bulanan) dengan caa membandngkan antaa kualtas yang sudah dtetapkan oleh peusahaan dalam bentuk standa dengan penjualan aktual yang behasl dcapa oleh kayawan. Semakn mendekat taget beat semakn bak. Dan pelu dngat bahwa taget (standa) n juga haus selalu devaluas. Tabel 5. Rekaptulas Sko Kuesone Kompensas Dan Pestas Keja NO. X 1 Y 1 X 1 Y 1 X 1 Y

9 Andy Ftyad Dhama Tlaa Total Rata-ata S X 1 SY 1 SX 1 Y 1 SX 1 SY 1 7,54 4,46 33,69 76,46,77 xy xy xy { n n x y ( x )( y ) x ( x ) }{ n y ( y ) } 13( 438) ( 98)( 58) { 13( 994) ( 98) }{ 13( 96) ( 58) } { }{ } besa da pada t tabel sehngga ho dtolak dan h altenatf dtema. Kaena menuut pengamatan penuls d CV. UNISA walaupun kayawan tdak puas dengan kompensas yang dbekan, kayawan tetap beusaha membuu taget pekejaan kaena da membutuhkan pekejaan dan tdak ngn kehlangan pekejaan tu. xy 0, 0079 ( htung tabel ) KESIMPULAN Dpeoleh nla htung lebh kecl da pada nla tabel bak untuk tngkat kesalahan 5 % ataupun 1 % ( 0,0079 < 0,553 dan 0,0079 < 0,684 ), maka dapat dsmpulkan bahwa hubungannya sangat endah. Nla = 0,00006, hal tesebut beat tedapat vaan yang tejad pada vaabel pestas keja 0,006 % djelaskan oleh vaabel kompensas, sedangkan ssanya dtentukan oleh fakto lan. t t t n 1, (, 0079 ) 6, 659, 431 t,968 ( t htung > t tabel ) t tabel untuk kesalahan 5% dketemukan nla 1,771; yang beat t htung lebh Smpulan Da hasl peneltan dapat dtak kesmpulan sebaga bekut:dalam pengujan vaabel kompensas tehadap pestas keja, dpeoleh nla t htung < t table untuk taaf sgnfkan 5 % ( 0,,968 > 1,771). Bedasakan penlaan tesebut, maka hpotess nol (ho) dtolak sedangkan hpotess altenatf (ha) dtema.da hasl pengujan hubungan vaabel kompensas tehadap vaabel pestas keja menggunakan koefsen eges ddapatkan nla htung < table bak untuk taaf sgnfkan 5 % dan 1 % (0,0079 < 0,553 < 0,684). Hal n dapat dsmpulkan bahwa pengauhnya sangat endah atau tdak ada pengauh yang sgnfkan da vaabel kompensas tehadap pestas keja. Saan Selama n bsa dkatakan kayawan tdak puas dengan kompensas yang dbekan peusahaan, meskpun demkan kayawan tetap mencapa taget penjualan kaena kayawan

10 868 Junal Ilmah GEMA EKONOMI, Agustus 016 membutuhkan pekejaan dan tdak ngn kehlangan pekejaannya tetap menuut pemantauan penelt paa kayawan mengatakan kalau kompensas dpebak maka meeka akan lebh temotvas dan besemangat untuk menngkatkan pestas. Jad saan penelt sebaknya peusahaan mempebak sstem kompensas yang dbekan pada kayawan. DAFTAR PUSTAKA Dessle, Gay, 013. Manejemen Pesonala, Eds ketga. Jakata: Penebt Elangga Flppo, Edwn B, 003. Manajeman Pesonala, Eds Keenam. Jakata : Penebt Elangga. Gbson Ivancevch Donnely, Ogansas dan Manajemen, Eds Keempat. Jakata : Penebt Elangga. Handoko, T. Han, 01. Manajemen Pesonala dan Sumbe Daya Manusa, Eds Kedua. Yogyakata: BPFE. Manullang, Manajemen Pesonala, Eds Revs. Jakata : Ghala Indonesa. M. As ad, (007). Pskolog Indust dan Ogansas. Penebt Lbety. Yogyakata. Ntsemto, Alex S, 01. Manajemen Pesonala, Eds Revs. Jakata : Ghala Indonesa. Snganbum, Mas dan Effend, Sofyan, 011. Metode Peneltan Suvey, Eds Kedua. Yogyakata : LP3ES. Sukano, 01. Dasa-dasa Manajemen. Jakata : Mswa. Sugono, 007. Statstka Untuk Peneltan. Bandung : Alfabeta. Smanjuntak, Payaman J, 01. Penganta Ekonom Sumbe Daya Manusa. Jakata : Lembaga Penebt Fakultas Ekonom Unvestas Indonesa.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengetan Koelas Koelas adalah stlah statstk yang menyatakan deajat hubungan lnea antaa dua vaabel atau lebh, yang dtemukan oleh Kal Peason pada awal 1900. Oleh sebab tu tekenal dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan suatu metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan suatu metode yang 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desan Peneltan Untuk mencapa tujuan peneltan, maka dpelukan suatu metode yang tepat aga peneltan dapat dlaksanakan dengan bak. Sebagamana yang dkemukakan oleh Mohammad

Lebih terperinci

Bab 4 ANALISIS KORELASI

Bab 4 ANALISIS KORELASI Bab 4 ANALISIS KORELASI PENDAHULUAN Koelas adalah suatu alat analss yang dpegunakan untuk menca hubungan antaa vaabel ndependen/bebas dengan vaabel dpenden/takbebas. Apabla bebeapa vaabel ndependen/bebas

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0.

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0. 0 3.5. PELUANG BERSYARAT Jka kta menghtung peluang sebuah pestwa, maka penghtungannya selalu ddasakan pada uang sampel ekspemen. Apabla A adalah sebuah pestwa, maka penghtungan peluang da pestwa A selalu

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada tanggal 12 Juni 1991 yang terletak di Km. 12 Jl. Manyar Sakti Simpang Baru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada tanggal 12 Juni 1991 yang terletak di Km. 12 Jl. Manyar Sakti Simpang Baru BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d MTs Daul Hkmah Pekanbau yang bed kokoh pada tanggal 1 Jun 1991 yang teletak d Km. 1 Jl. Manya Sakt Smpang Bau Panam-Pekanbau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Peneltan yang Dgunakan Dalam peneltan n dlakukan poses pengumpulan data yang kemudan dlakukan analss dengan melukskan keadaan obyek peneltan pada saat sekaang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN

PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN JIMT Vol. 4 No. Jun 07 (Hal - 0) ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER L n (; ; t) DAN L n (;, s; t) Nujana, I W. Sudasana, dan Resnawat 3,,3 Pogam Stud Matematka

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

ANALISIS KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KANTOR KECAMATAN CARIU KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KANTOR KECAMATAN CARIU KABUPATEN BOGOR ANALISIS KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KANTOR KECAMATAN CARIU KABUPATEN BOGOR Bak Hasan Sekolah Tngg Ilmu Admnstas Mandala Indonesa Bakhhasan1@gmal.com Abstact. Ths study was conducted

Lebih terperinci

WIDYA CIPTA, VOL III NO. 1 MARET 2012

WIDYA CIPTA, VOL III NO. 1 MARET 2012 WIDYA CIPTA, VOL III NO. 1 MARET 01 PENGARUH IMPLEMENTASI SERVICE EXCELLENCE TERHADAP KEPUASAN NASABAH KREDIT MULTIGUNA PT. BANK DKI CABANG KEBAYORAN BARU JAKARTA SELATAN Hayan Akadem Manajemen Infomatka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu cara yang dtempuh untuk mencapa suatu tujuan. Sepert yang dpaparkan oleh Surakhmad (985:3) yatu Metode merupakan cara utama yang dpergunakan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata 3 BAB III BAGAN CUSUM 3.. Dasa statstk bagan kendal Cumulatve Sum untuk ata-ata Bagan Cusum dgunakan untuk mendeteks pegesean kecl pada mean atau vaans dalam poses oleh kaena adanya penyebab khusus secaa

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN t NOMOR: 49 BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 2007 PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 64 TAHUN 2007 TENTANG URAAN TUGAS. FUNGS DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN. ARSP DAN DOKUMENTAS KABUPATEN PACTAN DENGAN

Lebih terperinci

Perancangan, Pembuatan dan Pengujian Omnidirectional Vehicle

Perancangan, Pembuatan dan Pengujian Omnidirectional Vehicle Peancangan, Pembuatan dan Pengujan Omndectonal Vehcle Muljowdodo dan Cahyad Setawan Laboatoum Otomas & Sstem Manufaktu Juusan Teknk Mesn FTI ITB muljo@bdg.centn.net.d, dot@tekpod.ms.tb.ac.d Rngkasan Movng

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN I. ' PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PACITAN I. ' PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG BUPAT PACTAN! ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 9 TAHUN 2006 F TENTANG Menmbang : STANDAR BELANJA PENUNJANG KEGATAN DEWAN PERWAKLAN RAKYAT DAERAH ; KABUPATEN PACTAN! TAHUN ANGGARAN2006 J! BUPAT PACTAN ^,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetan Reges dan Koelas.. Pengetan Reges Paa lmuan, eonom, psolog, dan sosolog selalu beepentngan dengan masalah peamalan. Peamalan matematyang memungnan ta meamalan nla-nla suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

Week 5. Konstanta Saluran Transmisi primer dan sekunder. Konstanta kabel koax dan kabel paralel ganda

Week 5. Konstanta Saluran Transmisi primer dan sekunder. Konstanta kabel koax dan kabel paralel ganda Week 5 Knstanta Saluan Tansms pme dan sekunde Knstanta kabel kax dan kabel paalel ganda 1 Pada pembahasan lalu: Besaan γ dan Z da sebuah saluan tansms memankan peanan pentng pada fenmena peambatan gelmbang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci