LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING"

Transkripsi

1 LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DETERMINAN DARI STATUS KESEHATAN, STATUS JAMINAN SOSIAL DAN STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA (STUDI LANSIA PEDESAAN DI PROVINSI BALI) Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Made Susilawati, S.Si., M.Si., NIDN Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si., NIDN Drs. Nyoman Dayuh Rimbawan, MM., NIDN UNIVERSITAS UDAYANA OKTOBER 2015

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul Penelitian : Determinan dari Status Kesehatan, Status Jaminan Sosial dan Status Pekerjaan Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi Lanjut Usia (Studi Lansia Perdesaan di Provinsi Bali) Peneliti/Pelaksana : Nama Lengkap NIDN Jabatan Fungsional Program Studi Nomor HP Surel ( ) Anggota Peneliti (1) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Anggota Peneliti (2) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi : : : : : : : : : : : : MADE SUSILAWATI, S.Si., M.Si Lektor Kepala Matematika Susilawati.made@gmail.com DESAK PUTU EKA NILAKUSMAWATI, S.Si., M.Si Universitas Udayana Drs. NYOMAN DAYUH RIMBAWAN, MM Universitas Udayana Institusi Mitra (jika ada) : Nama Institusi Mitra : Alamat : Penanggung Jawab : Tahun Pelaksanaan : Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Biaya Tahun Berjalan : Rp ,00 Biaya Keseluruhan : Rp ,00 Mengetahui, Denpasar, Dekan FMIPA UNUD Ketua Peneliti, (Ir. A.A.G. Raka Dalem, M.Sc.(Hons)) (MADE SUSILAWATI, S.Si., M.Si.) NIP/NIK NIP/NIK Menyetujui, Ketua LPPM UNUD (Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.) NIP/NIK ii

3 RINGKASAN Tujuan Secara keseluruhan penelitian ini diarahkan pada status kesehatan, jaminan sosial dan status pekerjaan, dengan tujuan: mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia; mengetahui model dari status kesehatan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya; mengetahui model dari status jaminan sosial lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya; dan mengetahui model dari status pekerjaan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di 8 kabupaten di Provinsi Bali, dengan total sampel sebanyak 430 lansia. Teknik pengambilan sampel untuk setiap kabupaten dipilih secara acak 3 desa, selanjutnya secara proporsional diambil sampel di masing-masing desa. Banyaknya sampel yang diambil proporsional dengan jumlah lansia yang ada di masingmasing desa hingga tercapai jumlah sampel 430 lansia. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Karakteristik sosial ekonomi (umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pendapatan, status ekonomi), status kesehatan lansia, status jaminan sosial, dan status pekerjaan. Analisis statistika yang digunakan adalah analisis diskriptif dan analisis regresi logistik. Dari model-model yang diperoleh merupakan acuan dalam revisi kebijakan tentang kesejahteraan lansia. Latar belakang sosial ekonomi lansia diperoleh sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 67,2% dan 32,8% tidak bekerja. Menurut ada/tidaknya Jaminan sosial, diperoleh sebagian besar lansia (81.2%) tidak mempunyai jaminan sosial dan sisanya mempunyai jaminan sosial, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian besar responden (63%) mempunyai status sehat, sedangkan sisanya 37% menyatakan tidak sehat. Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel karakteristik sosial ekonomi lansia adalah model regresi logistic biner. Hasil uji diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) Umur 3.459TunjHariTua 2.421Pendp tan (1) Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja. Variabel-variabel yang berpengaruh pada status kesehatan lansia adalah variabel umur dan pendapatan keluarga, dengan model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) Umur 0.309PendKelu arg a (2) Model 2 mengindikasikan bahwa bertambahnya umur akan menurunkan derajat kesehatan lansia dan peningkatan pendapatan keluarga akan menurunkan persepsi responden mengenai status kesehatannya. Variabel tingkat pendidikan lansia berpengaruh signifikan terhadap status tunjangan hari tua, dengan model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) Pendidikan (3) Berdasarkan model 3 dapat dinyatakan bahwa meningkatnya tingkat pendidikan lansia akan meningkatkan peluang mempunyai tunjangan hari tua. iii

4 PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena perkenan-nya penelitian Determinan dari Status Kesehatan, Status Jaminan Sosial dan Status Pekerjaan Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi Lanjut Usia (Studi Lansia Pedesaan Di Provinsi Bali) dapat dilaksanakan dengan baik dan Laporan Tahunan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Terlaksananya penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dirjen Dikti yang telah mendanai penelitian ini, sehingga penelitian ini bisa terlaksana. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng, sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, atas dukungannya dalam kegiatan penelitian ini. 3. Bapak Ir. A.A.G. Raka Dalem, M.Sc. (Hons), selaku dekan FMIPA Universitas Udayana, atas dukungannya. 4. Teman-teman sejawat di FMIPA Universitas Udayana, yang turut memberikan sumbang saran dan dukungan. 5. Mahasiswa Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Udayana yang terlibat dalam pengumpulan data di lapangan, serta semua pihak yang turut membantu demi kelancaran kegiatan penelitian ini. Laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak diterima dengan senang hati, demi perbaikan pelaksanaan peenelitian di tahun berikutnya. Akhir kata, semoga hasil penelitian ini memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kita semua Denpasar, 21 November 2014 Tim Peneliti iv

5 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... RINGKASAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman ii iii iv v vii viii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Keutamaan Penelitian... 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep dan Definisi Lanjut Usia (Lansia) Lansia dan Permasalahannya Studi Pendahuluan... 8 BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB IV. METODE PENELITIAN Pemilihan Daerah Penelitian Teknik Sampling Teknik Pengumpulan Data Variabel-variabel Penelitian Metode Analisis Data BAB V. HASIL YANG DICAPAI Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Pedesaan Provinsi Bali Model Status Pekerjaan Lansia Model Status Kesehatan Lansia Model Status Tunjangan Hari Tua Lansia BAB VI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Rencana Tahap Penelitian Tahun II v

6 BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

7 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 5.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Pedesaan Provinsi Bali Hasil Uji Khi Kuadrat Status Pekerjaan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Pekerjaan Lansia Hasil Uji Khi Kuadrat Status Kesehatan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Kesehatan Lansia Hasil Uji Khi Kuadrat Status Tunjangan Hari Tua dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Hasil Uji Regresi Multivariate Status Tunjangan Hari Tua vii

8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Instrumen: Kuesioner Penelitian Personalia Tenaga Peneliti Beserta Kualifikasinya Publikasi Hasil Penelitian viii

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil dari pembangunan nasional telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup yang makin meningkat. Hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia pada abad ini, menjadikan penduduk lansia sebagai salah satu kelompok sasaran pembangunan yang menjadi fokus perhatian pemerintah. Menurut BPS (2011), perubahan struktur penduduk lansia ini memberikan implikasi kepada perumusan dan arah kebijakan pembangunan, salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia. Menanggapi kondisi tersebut maka diperlukan adanya penanganan yang lebih baik mengenai kesejahteraan lansia, karena lansia merupakan kelompok yang banyak mengalami kemunduran dari segi fisik, psikologi, sosial, ekonomi, dan kesehatan. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup lansia, perlu upaya pemberdayaan guna menunjang derajat kesehatan dan peningkatan mutu kehidupan lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, secara umum jumlah penduduk lansia di Indonesia sebanyak 18,04 juta orang atau 7,59 persen dari keseluruhan penduduk. Jumlah penduduk lansia perempuan (9,75 juta orang) lebih banyak dari jumlah penduduk lansia laki-laki (8,29 juta orang). Sebarannya jauh lebih banyak di daerah perdesaan (10,36 juta orang) dibandingkan di daerah perkotaan (7,69 juta orang). Bila dilihat dari hasil Sensus Penduduk 1971, jumlah penduduk lansia sekitar 5,31 juta orang atau 4,48 persen dari seluruh penduduk, dan menjadi empat kali lipat pada tahun 2010 yaitu sekitar 18,04 juta orang atau 7,59 persen. Jumlah penduduk lansia di Provinsi Bali sebanyak orang atau 9,77 persen dari keseluruhan penduduk, dengan komposisi penduduk lansia perempuan sebesar orang dan laki-laki orang. Persentase penduduk lansia Provinsi Bali sebesar 9,77 persen menunjukkan bahwa Provinsi Bali termasuk daerah yang memasuki era penduduk berstruktur tua (aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas telah melebihi angka tujuh persen. Angka ini terlihat jelas pada penduduk lansia perempuan 1

10 baik di daerah perkotaan (7,12 persen) maupun perdesaan (13,80 persen) dan lansia lakilaki di daerah perkotaan (7,12 persen) dan perdesaan (12,01 persen) (BPS, 2011). Perubahan struktur penduduk mempengaruhi angka beban ketergantungan, salah satunya adalah beban ketergantungan penduduk lansia. Rasio ketergantungan penduduk lansia (old dependency ratio/odr) adalah angka yang menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia produktif (15-59 tahun). Dari angka ini tercermin besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk lansia. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa rasio ketergantungan penduduk lansia pada tahun 2010 di Provinsi Bali adalah sebesar 15,18, berarti bahwa untuk setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar orang penduduk lansia. Angka tersebut akan mengalami peningkatan seiring dengan tingginya angka harapan hidup penduduk Provinsi Bali. Hasil Sensus Penduduk 2010 untuk Provinsi Bali, juga menunjukkan masih banyak lansia yang berperan sebagai kepala rumah tangga (37,69 persen), dimana lansia berperan sebagai pemimpin rumah tangga dan bertanggungjawab terhadap rumah tangga dari segi psikologis maupun ekonomi. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi lansia, dimana memasuki masa tua seyogyanya lansia dapat menikmati hari tuanya tanpa beban yang berat. Tingginya persentase lansia yang menjadi tulang punggung keluarga didominasi oleh penduduk lansia laki-laki (65,03 persen). Penduduk lansia yang termasuk dalam angkatan kerja merupakan lansia potensial. Mereka tergolong sebagai lansia produktif dan mandiri. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa dari keseluruhan penduduk lansia sekitar 54,20 persen diantaranya bekerja. Proporsi lansia laki-laki bekerja (65,35 persen) dan lansia perempuan (44,44 persen). Kondisi ini terjadi baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Dilihat dari lapangan pekerjaan lansia di Provinsi Bali, data Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja lansia paling besar adalah pertanian (68,50 persen), sektor perdagangan (15,00 persen) dan sector jasa-jasa (5,01 persen) dan industri pengolahan (6,61 persen). Dilihat dari status pekerjaan, dari keseluruhan penduduk lansia yang bekerja dengan status berusaha sendiri (37,51 persen), bekerja dengan status berusaha dibantu buruh (30,89 persen), pekerja tidak dibayar (23,79 persen) dan sebagai pekerja bebas (6,65 persen) sisanya sebagai buruh/karyawan (6,61 persen) 2

11 Hal yang perlu dicermati adalah adanya pandangan bahwa peningkatan jumlah penduduk lansia akan meningkatkan beban penduduk usia produktif, jika dikaitkan dengan perhitungan rasio ketergantungan penduduk lansia (old dependency ratio/odr), yang merupakan tingkat ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia produktif. Jika penduduk lansia tersebut semakin meningkat jumlahnya, maka beban penduduk usia produktif akan semakin besar. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja untuk mencari nafkah, seperti yang diuraikan pada uraian hasil Sensus Penduduk 2010 di atas. 1.2 Keutamaan Penelitian Menurut Affandi (2009), banyaknya lansia yang masih bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar, serta secara fisik dan mental lansia tersebut masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan ekonomi yang relatif besar pada lansia kemungkinan disebabkan tidak/belum adanya jaminan sosial ekonomi yang memadai bagi lansia. Di Indonesia jaminan hari tua, seperti uang pensiun masih sangat terbatas untuk mereka yang bekerja di sektor formal saja, tidak untuk sektor informal. Oleh karena itu, perlu dipikirkan berbagai upaya untuk menjangkau lansia yang tidak punya pensiun atau jaminan hari tua., mengingat jumlah mereka lebih banyak dibanding lansia dari sektor formal. Meningkatnya jumlah penduduk lansia tentu membuat semakin berat pula beban negara. Dampak dari pertambahan penduduk lansia ini masih perlu mendapatkan perhatian, mengingat secara umum kondisi fisik, mental dan sosial lansia yang sudah banyak mengalami kemunduran, apalagi masih minimnya lansia yang mempunyai jaminan sosial, sehingga masih banyak lansia yang harus bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar. Berdasarkan kondisi yang kontradiktif tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui determinan dari status kesehatan, jaminan sosial dan status pekerjaan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi lansia. 3

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi Lanjut Usia (Lansia) Pengertian lanjut usia menurut Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Menurut BPS, lansia adalah penduduk berumur 60 tahun ke atas. Sedangkan menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (1999: 8), kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Penggolongan lansia menurut Depkes, digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: (1) Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia; (2) Kelompok lansia (65 tahun ke atas); dan (3) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) tahun, lanjut usia (elderly) tahun, lanjut usia tua (old) tahun, dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. Berdasarkan aspek ekonomi, lansia (60 tahun ke atas) dikelompokkan menjadi (1) lansia yang produktif yaitu lansia yang sehat baik dari aspek fisik, mental maupun sosial; dan (2) lansia yang tidak produktif yaitu lansia yang sehat secara fisik, tetapi tidak sehat dari aspek mental dan sosial; atau sehat secara mental tetapi tidak sehat dari aspek fisik dan sosial; atau lansia yang tidak sehat baik dari aspek fisik, mental maupun sosial. Secara demografis, pengelompokan penuaan penduduk dapat dilihat dari beberapa ukuran yaitu dependency ratio, persentase penduduk lansia, dan dari sisi umur median penduduk. Dari dependency ratio suatu penduduk disebut sebagai penduduk tua jika dependency ratio penduduk tuanya sudah di atas 10 persen. Dari persentase penduduk lansia, struktur penduduk lansianya sudah mencapai 7 persen ke atas. Sedangkan dari umur median penduduk, sebuah penduduk disebut sebagai penduduk tua jika umur mediannya 30 tahun ke atas. Proses penuaan merupakan hal yang kompleks, dan belum ditemukan secara pasti fenomena yang melandasi mekanisme penuaan tersebut. Karena itu, perlu kriteria untuk menyatakan penduduk usia tua (lansia). Untuk mendefinisikan istilah penduduk lansia (lanjut usia) bukanlah hal yang mudah. Menurut BKKBN (1998), beberapa aspek yang 4

13 perlu dipertimbangkan untuk menentukan batasan penduduk lansia adalah aspek biologi, ekonomi, sosial, dan usia atau batasan usia. Secara biologis, penduduk lansia adalah penduduk yang telah menjalani proses penuaan dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya terhadap serangan berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia, terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Ditinjau dari aspek ekonomi, penduduk lansia secara umum dipandang lebih sebagai beban daripada potensi sumber daya bagi pembangunan. Warga tua dianggap sebagi warga yang tidak produktif dan hidupnya perlu ditopang oleh generasi yang lebih muda. Bagi penduduk lansia yang masih memasuki lapangan pekerjaan, dianggap produktifitasnya sudah menurun, sehingga pada umumnya pendapatannya lebih rendah dibandingkan yang diterima oleh penduduk usia muda. Namun demikian tidak semua yang termasuk dalam kelompok umur lansia ini memiliki kualitas dan produktifitas rendah. Pada sebagian penduduk, kualitas penduduk usia tua tidak kalah dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok umur muda, sebab di usia senja mereka telah memiliki cukup pendidikan dan pengalaman yang belum tentu dimiliki oleh kaum muda. Dari sudut pandang sosial, penduduk lansia merupakan suatu kelompok sosial tersendiri. Di negara Barat misalnya, penduduk lansia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini ditandai oleh keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh dalam pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun di usia tua. Namun di masyarakat tradisional di Asia pada umumnya, termasuk Indonesai, penduduk lansia menduduki kelas sosial yang tinggi, yang harus dihormati oleh masyarakat yang usianya lebih muda. Dari beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mendefinisikan penduduk lanjut usia, pendekatan usia adalah yang paling memungkinkan untuk digunakan. Batasan usia ini mudah untuk diimplementasikan karena informasi tentang usia hampir selalu tersedia pada berbagai sumber data kependudukan. Menurut Noveria dalam Affandi (2009), mengemukakan bahwa meskipun secara prosentase, penduduk usia lanjut di Indonesia tidak sebesar yang di miliki oleh negaranegara lain seperti Hongkong (14,3 persen), Singapora (9,6 persen) dan Korea Selatan (8,8 persen) pada tahun 1995, namun secara absolut jumlahnya lebih besar di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Tingginya jumlah lansia tersebut tidak dibarengi dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang tinggi dan kemungkinan besar 5

14 tingkat kesehatan juga rendah. Hal tersebut tentunya akan menambah kesulitan bagi para lansia dan keluarganya. Disatu sisi mereka hidup miskin dan harus memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang layak. Lalu bagaimanakah kondisi mereka sebenarnya dan apa yang mestinya dilakukan pemerintah untuk menopang kelangsungan hidup mereka. Selain itu, faktor keluarga juga amat menentukan di dalam perjalanan hidup para lansia dimana selama ini diyakini bahwa dukungan penduduk lanjut usia merupakan tanggung jawab keluarga, terutama anak, sesuai dengan nilai yang dianut oleh kebanyakan masyarakat bahwa menjaga orang tua yang masih berusia lanjut merupakan kewajiban anak sebagai keturunannya (Noveria dalam Affandi 2009). Disamping itu, banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak merupakan tempat bergantung jika mereka sudah tua dan tidak sanggup hidup sendiri, baik karena alasan ekonomi maupun alasan kesehatan. Nilai-nilai penghargaan terhadap orang tua tersebut tidak akan dapat bertahan, mengingat perubahan nilai-nilai kehidupan di atas akan berubah seiring dengan perubahan jaman. Hal ini dibuktikan dengan mulai banyak kasus orang tua yang terlantar, mulai dari gelandangan sampai dengan menumpuknya orang tua di panti jompo. Kondisi ini memaksa mereka untuk tetap menjadi anggota pasar kerja sangatlah dimungkinkan di masa depan (Affandi, 2009) 2.2 Lansia dan Permasalahannya Tesis umum dari teori modernisasi adalah bahwa modernisasi secara relatif menghasilkan lansia dengan status lebih rendah di masyarakat manapun. Hasil Modernisasi berdampak pada peningkatan harapan hidup dan penurunan fertilitas karena teknologi modern membawa serta sarana untuk peningkatan hidup dan mengontrol kelahiran (Cowgill & Holmes, 1972). Konsekuensi dari modernisasi dan urbanisasi tentu akan memberikan kontribusi pada hilangnya banyak kekuasaan dan prestise dari orang tua dan juga mempengaruhi perawatan lansia (Cowgill, 1986). Menurut Chen (2005), penuaan penduduk tentu akan menciptakan tuntutan baru pada pensiun, dan ketika digabungkan dengan fertilitas rendah, hal tersebut akan menghasilkan beban ekonomi yang lebih berat bagi generasi mendatang. Penuaan kemungkinan juga membawa tuntutan pada perawatan jangka panjang. Isu yang terkait 6

15 dengan usia pensiun, pemanfaatan yang efektif dari tenaga usia lanjut dan pengaturan hidup yang tepat untuk orang tua, dan lainnya, dapat mendasari kebijakan penting yang perlu mendapatkan penanganan. Masalah penuaan membutuhkan komitmen jangka panjang. Kebijakan harus dibuat sesegera mungkin dengan mempertimbangkan kondisi khusus dari budaya dan kondisi sosial untuk tiap-tiap daerah. Dalam semua negara di dunia, penuaan penduduk mengubah rasio ketergantungan dan secara dramatis meningkatkan jumlah lanjut usia yang akan membutuhkan perawatan. Cantor (1989) menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah lansia membawa perubahan dramatis dalam kehidupan keluarga, dalam sifat dan tingkat intervensi yang diperlukan untuk mendukung populasi yang menua, dan pengertian kita tentang peran keluarga dan masyarakat dalam menyediakan kebutuhan tersebut. Meskipun orang tua mengelola secara mandiri dengan hanya biasanya bantuan anggota keluarga, peningkatan jumlah usia lanjut dan orang yang menderita kelemahan dan ketidakmampuan memerlukan perawatan sosial yang lebih luas. Peningkatan jumlah lansia menimbulkan berbagai masalah sosial dan ekonomi bagi keluarga dan negara. Perubahan dramatis dalam lingkungan yang lebih besar disebabkan oleh pembangunan ekonomi. Urbanisasi, industrialisasi, migrasi, dan globalisasi menyebabkan perubahan dalam struktur keluarga dan dukungan antar generasi lansia. Dalam studi oleh Munsur, et al (2010) tentang latar belakang sosio-ekonomi, pengaturan hidup, status kesehatan dan penyalahgunaan (abuse) wanita berusia 60 tahun dan lebih tua di distrik Naogaon pedesaan Bangladesh. Data dikumpulkan dari tujuh desa dengan menggunakan probability proportional to size (PPS) sampling. Temuan menunjukkan bahwa mayoritas dari lansia yang diteliti tidak memiliki pendidikan dasar, sebagai tenaga kerja tidak dibayar, janda, tidak memiliki penghasilan dan secara ekonomi tergantung pada orang lain. Analisis pengaturan hidup dari responden, menunjukkan bahwa sebagian besar hidup dengan anak-anak yang sudah menikah. Sebuah interpretasi positif temuan ini bahwa pengaturan hidup lansia perempuan Bangladesh yang menguntungkan bagi kesejahteraan mereka secara keseluruhan, karena tinggal bersama dengan kerabat merupakan sumber terpercaya dari bantuan dan dukungan. Sebagian besar lansia menyatakan bahwa status kesehatan mereka tidak sehat dan mereka kebanyakan menderita penyakit terkait arthritis dan memperoleh 7

16 perawatan dari dokter desa. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa status perkawinan responden, status pekerjaan, pendapatan bulanan keluarga, dan kebiasaan keracunan (habit of intoxication ) secara signifikan mempengaruhi status kesehatan lansia perempuan. Selanjutnya, analisis penyalahgunaan (abuse) menunjukkan bahwa sekitar 35 persen disalahgunakan, terutama secara mental karena kemiskinan. Analisis multivariat menunjukkan bahwa usia responden, status perkawinan, tingkat pendidikan dan status pekerjaan secara signifikan mempengaruhi penyalahgunaan (abuse) lansia perempuan. Temuan menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara pengaturan hidup, status kesehatan, dan penyalahgunaan (abuse). Penelitian Milligan, K. & Tammy, S. (2008) tentang lansia bekerja, dari hasil survei diperoleh tanggapan responden mengenai sikap tentang pekerjaan dan pension, diperoleh bahwa sebagian besar menyatakan memilih untuk berhenti bekerja ketika mereka pensiun dan banyak dari mereka yang ingin melanjutkan akan mencari pengaturan paruh waktu. 2.3 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan telah dilakukan mengkhususkan pada model status pekerjaan lansia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Studi pendahuluan dilakukan di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, dengan pertimbangan di Kabupaten Badung, Kecamatan Mengwi memiliki penduduk lansia paling banyak (35,75%). Data studi pendahuluan diperoleh melalui penyebaran angket kepada para lansia yang berumur tahun dan sudah pensiun. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, terhadap 140 orang responden. Variabel penelitian ini yaitu: tingkat pendidikan, status dalam rumah tangga, status kawin, lama sakit dalam seminggu, ada/tidak tanggungan, tunjangan hari tua, dan status pekerjaan lansia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis log-linier. Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh bahwa status pekerjaan lansia berinteraksi dengan ada/tidaknya tanggungan dan ada/tidaknya tunjangan hari tua, status pekerjaan lansia berinteraksi dengan status dalam rumah tangga dan lama sakit dalam seminggu, status pekerjaan lansia berinteraksi dengan status kawin dan ada/tidaknya tunjangan hari tua, serta status dalam rumah tangga berinteraksi dengan status kawin dan lama sakit dalam seminggu. Sehingga disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi lansia masih bekerja adalah status dalam rumah tangga, status kawin, lama sakit dalam seminggu, ada/tidaknya 8

17 tanggungan, ada/tidaknya tunjangan hari tua, sedangkan tingkat pendidikan juga ikut berpengaruh tetapi secara tidak langsung. Berdasarkan hasil analisis log linear diperoleh model log linear terbaik sebagai berikut: 3 log m ijklmno = U + U 756(omn) + U 234(jkl) + U 724(ojl) + U 736(okn) Persamaan di atas menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi lansia masih bekerja adalah status dalam rumah tangga, status kawin, lama sakit dalam seminggu, ada atau tidaknya tanggungan, ada atau tidaknya tunjangan hari tua, sedangkan tingkat pendidikan juga ikut berpengaruh tetapi secara tidak langsung. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut di atas, dalam penelitian ini akan lebih dikembangkan lagi dan memfokuskan pada determinan dari status kesehatan, status jaminan sosial, dan status pekerjaan lansia. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan luaran yang dapat menjadi acuan dalam rangka revisi kebijakan mengenai kesejahteraan lansia di Provinsi Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya. 9

18 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian Secara keseluruhan penelitian ini diarahkan pada status kesehatan, jaminan sosial, dan status pekerjaan lansia, dengan tujuan sebagai berikut: 1. mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia; 2. mengetahui model dari status kesehatan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya; 3. mengetahui model dari status jaminan sosial lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya; 4. mengetahui model dari status pekerjaan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Sehingga temuan yang didapatkan dari penelitian ini adalah: 1. model status kesehatan lansia, 2. model status jaminan sosial lansia, dan 3. model status pekerjaan Dari model-model yang diperoleh merupakan acuan dalam revisi kebijakan tentang kesejahteraan lansia 3.2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh dapat sebagai sumber informasi bagi pengambil kebijakan maupun peneliti lain, mengenai kondisi nyata lansia di perdesaan Provinsi Bali, dalam hal ini akan diketahui gambaran secara umum tentang kararteristik sosial ekonomi lansia, meliputi status kesehatan, status jaminan social, dan status pekerjaan lansia. Berdasarkan model yang diperoleh, yaitu model status kesehatan, status jaminan sosial dan status pekerjaan lansia, maka diketahui faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dan perlu ditindaklanjuti oleh pengambil kebijakan dalam rangka perbaikan kebijakan tentang kesejahteraan lansia. 10

19 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pemilihan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah perdesaan di 8 kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Pemilihan lokasi penelitian yang merupakan wilayah perdesaan di 8 kabupaten di Provinsi Bali, mengacu pada klasifikasi perdesaan dan perkotaan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2010 (Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010). Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari sumber primer, yaitu diambil secara langsung oleh peneliti menggunakan kuesioner dan angket. 4.2 Teknik Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di perdesaan di Provinsi Bali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proportional stratified random sampling. Proportional stratified random sampling digunakan jika populasi memiliki anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional, serta dihitung berdasarkan perbandingan (Sugiyono, 2008). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 430 lansia, dengan rincian sebagai berikut: untuk setiap kabupaten dipilih secara acak 3 desa, selanjutnya secara proporsional diambil sampel di masing-masing desa. Banyaknya sampel yang diambil proporsional dengan jumlah lansia yang ada di masing-masing desa hingga tercapai jumlah sampel 430 lansia. 4.3 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei, dimana informasi dikumpulkan dengan menanyai lansia menggunakan kuesioner terstruktur. Survei ini dijalankan dengan menemui responden secara bertatap muka. Dalam hal ini petugas lapang menanyai responden dengan pertanyaan terstruktur yang sudah disiapkan sebelumnya. Kuesioner yang dipergunakan dalam pengumpulan data, disajikan dalam lampiran 1. 11

20 4.4 Variabel-variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Karakteristik sosial ekonomi yang dijabarkan dalam variabel berikut: Umur (tahun), Jenis kelamin, dikelompokkan: Laki-laki dan Perempuan Status perkawinan, dikelompokkan: Tidak kawin; Kawin; Cerai hidup; dan Cerai mati. Tingkat pendidikan, dikelompokan: tidak sekolah; SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Status dalam rumah tangga, dikelompokkan: Anggota rumah tangga dan Kepala rumah tangga Ada/Tidak Tanggungan, dikelompokkan: Tidak dan Ada Jumlah anggota keluarga yang masih ditanggung oleh responden: orang Lama sakit dalam satu minggu terakhir:.. hari Keluhan sakit yang dialami, dikelompokkan: Panas; Pilek; Batuk; Asma; Diare; Lainnya (sebutkan) Jenis tunjangan hari tua yang dimiliki, dikelompokkan: Pensiunan, Asuransi Hari Tua, Jaminan Sosial Lanjut Usia, Lainnya (sebutkan) Jenis pekerjaan responden, dikelompokkan: Petani, Peternak, Pedagang, Lainnya (sebutkan) Jam kerja dalam satu minggu:..jam Pendapatan rata-rata responden per bulan, dikelompokkan: tidak berpenghasilan; di bawah Rp ; Rp Rp ; diatas Rp (sebutkan) Pendapatan keluarga rata-rata per-bulan, dikelompokkan: di bawah Rp ; Rp Rp ; di atas Rp (sebutkan) Kepuasan terhadap kondisi ekonomi, dikelompokkan: Tidak dan Ya. Status ekonomi, dikelompokkan: tidak bergantung pada keluarga; bergantung pada keluarga 2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah: Status kesehatan yaitu status kesehatan yang dirasakan sendiri oleh responden. Menurut Fillenbaum (1984), status kesehatan yang dirasakan sendiri merupakan indikator yang lebih baik dibandingkan dari kondisi kesehatan yang sebenarnya. 12

21 Selain itu penilaian diri mengenai kesehatan adalah komponen umum dari survei berbasis populasi. Untuk mengetahui status kesehatan responden dalam penelitian ini diberikan pertanyaan: bagaimaimana status kesehatan responden saat ini? pilihan jawaban dikelompokkan sebagai: tidak sehat dan sehat. Status jaminan sosial, dikelompokkan: tidak mempunyai jaminan sosial; memiliki jaminan sosial (pensiunan, asuransi hari tua, jaminan sosial lanjut Usia (JSLU) untuk lansia tidak potensial, dan lainnya) Status Pekerjaan, dikelompokkan: tidak bekerja; bekerja dengan status berusaha sendiri; bekerja dengan status berusaha dibantu buruh, pekerja tidak dibayar; pekerja bebas; buruh/karyawan. 4.5 Metode Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini, mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Melakukan analisis deskriptif untuk mendapatkan karakteristik sosial ekonomi lansia dengan menentukan persentase variabel secara univariat. 2. Melakukan teknik analisis univariat menggunakan analisis Khi Kuadrat untuk mengetahui keterkaitan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi lansia dengan status kesehatan lansia, status jaminan sosial, dan status pekerjaan lansia. Statistik uji analisis Khi Kuadrat dirumuskan sebagai berikut: 2 hitung I J i 1 j 1 n ij mˆ mˆ ij ij 2 dimana: n = frekuensi pengamatan pada baris ke-i kolom ke-j ij n i j = frekuensi pengamatan pada baris ke-i n = frekuensi pengamatan pada kolom ke-j n = N = jumlah seluruh pengamatan i = 1,2,, I j = 1, 2,,J Statistik uji tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan distribusi derajat bebas 1 J 1 2 adalah: hitung, I 1 J 1 ). 2 dengan I dan risiko kesalahan, serta kriteria penolakan H 0 13

22 3. Melakukan teknik analisis multivariate menggunakan analisis regresi logistik untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi status kesehatan, status jaminan sosial dan status pekerjaan lansia. Analisis regresi logistik menurut Hosmer dan Lemeshow (2000) merupakan metode regresi dengan variabel respon Y merupakan kategorik atau dikotomi, sedangkan variabel bebasnya merupakan variabel kategorik dan atau kontinu. Model regresinya adalah Dengan: β = parameter regresi x = variabel bebas ( x) g( x) ln x x x ( ) Semua data diedit, dikumpulkan, dan kemudian dianalisis menggunakan bantuan program statistik SPSS Bagan alir penelitian selengkapnya dapat dilihat pada diagram (fishbone diagram) di halaman 15. x p p 14

23 15

24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Perdesaan Provinsi Bali Penelitian ini adalah penelitian tahun pertama yang memfokuskan pada determinan dari status kesehatan, status jaminan sosial dan status pekerjaan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi lanjut usia di perdesaan di Provinsi Bali. Data yang diambil merupakan hasil jawaban responden lansia terhadap kuisioner yang disebar di delapan kabupaten di Bali. Data yang terkumpul adalah sebanyak 430 data. Hasil analisis deskriptif karakteristik sosial ekonomi lansia perdesaan Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Perdesaan Provinsi Bali Variabel N % Variabel N % Ada tidak Tanggungan ,8 1. Tidak ada ,2 2. Ada 145 Status Bekerja 1. Tidak Bekerja 2. Bekerja Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Wanita Status Kawin 1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Cerai Hidup 4. Cerai Mati Tingkat Pndidikan 1. Tidak sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. PT Status dalam Rumah Tangga 1.Anggota Rumah Tangga 2. Kepala Rumah Tangga ,7 46,3 2,8 77,0 1,4 18,8 44,9 41,9 6,0 4,7 2,6 58,4 41,6 Status Kesehatan 1. Tidak sehat 2. Sehat Tunjangan Hari Tua 1. Tidak ada 2. Ada Pendapatan 1. Tidak ada 2. < Rp juta 4. > 1 Juta Pendapatan Keluarga 1. < 1 juta juta 3. > 2 juta ,3 33,7 37,0 63,0 81,2 18,8 33,3 30,7 22,6 13,5 42,1 39,3 18,6 Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 67,2% dan 32,8% tidak bekerja. Sebagian besar responden menyatakan alasan mereka masih bekerja karena secara fisik dan mental masih merasa mampu dan kuat bekerja dan desakan ekonomi berupa pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari yang 16

25 semakin besar. Alasan ekonomi yang menjadi sebab lansia bekerja juga dikemukakan oleh Sigit (1988), dengan masih bekerjanya lansia berarti mereka masih dapat menghidupi dirinya sendiri. Bahkan tidak sedikit lansia yang masih menghidupi keluarga anaknya yang tinggal bersamanya, karena mereka hidup dalam keluarga yang tidak mampu. Deskripsi responden menurut ada/tidaknya tunjangan hari tua, diperoleh sebagian besar lansia (81.2%) tidak mempunyai tunjangan hari tua, dan sisanya mempunyai tunjangan hari tua, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian besar responden 63% dari 430 total lansia mempunyai status sehat, sedangkan sisanya 37% menyatakan tidak sehat. Karakteristik lansia yang lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa 53.7% responden adalah lansia laki-laki dan 46,3% lansia wanita. Status kawin lansia menunjukkan bahwa 77% dengan status kawin, 18.8% status cerai mati, dan sisanya terdiri dari status belum kawin dan cerai hidup. Responden menurut statusnya dalam rumah tangga, menunjukkan 58.4% anggota rumah tangga dan 41.6% merupakan kepala rumah tangga. Karakteristik responden menurut ada/tidaknya tanggungan dalam rumah tangga, diperoleh sebagian besar lansia, yaitu 66,3% tidak mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya menyatakan mempunyai tanggungan. Variabel tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai tingkat pendidikan Tidak Sekolah sebesar 44,9%, SD 41,9%, sisanya 13,2% dengan status SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Secara keseluruhan, tingkat pendidikan lansia umumnya rendah, seperti halnya kondisi pendidikan penduduk Indonesia pada umumnya. Kondisi demikian sangat dimaklumi mengingat kebanyakan lansia pada saat usia sekolah, mereka hidup dalam jaman penjajahan pada masa itu, dan besar kemungkinan bahwa hanya sedikit dari mereka bersekolah, selain itu juga sarana pendidikan masih sangat terbatas dibandingkan sekarang. Deskripsi responden menurut pendapatan, diperoleh 33,3% lansia tidak mempunyai pendapatan, 30,7% dengan pendapatan kurang dari Rp ,-, pendapatan Rp ,- sebesar 22,6%, dan untuk pendapatan lebih dari Rp ,- sebesar 13,5%. Sebagian besar pendapatan responden rendah. Hal ini disebabkan sewaktu masih muda mereka terserap di bidang pertanian, sehingga ketika mereka sudah lanjut usia seperti sekarang, pekerjaan-pekerjaan pertanian sudah tidak mampu lagi mereka kerjakan. Dengan demikian mereka tidak 17

26 mempunyai pekerjaan. Sama halnya dengan responden yang bekerja di sektor industri. Tingkat pendidikan yang ditamatkan responden sejalan dengan tingkat pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh. Karena tingkat pendidikan responden rendah dan pekerjaan yang mereka peroleh adalah di sektor informal, penghasilan mereka rendah. Dengan kondisi seperti itu, mereka tidak dapat menabung/ menyisihkan uang untuk hari tua. Ketika mereka berhenti dari pekerjaan tidak mendapatkan tunjangan kesejahteraan hari tua, sehingga kondisi di lapangan mayoritas responden mempunyai pendapatan per bulan sangat sedikit. Deskripsi pendapatan keluarga responden diperoleh sebanyak 42,1% dari 430 lansia dengan pendapatan kurang dari Rp ,-, pendapatan antara Rp ,- Rp ,- sebanyak 39,3%, dan pendapatan lebih dari Rp ,- sebesar 18,6%. Deskripsi responden menurut ketergantungan ekonomi lansia terhadap anggota keluarga lain, menunjukkan bahwa 58,8% menyatakan tergantung, dan 41,2% menyatakan tidak tergantung secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain. Jawaban responden mengenai pertanyaan apakah merasa puas terhadap kondisi ekonomi mereka saat ini, diperoleh 54,7% responden menyatakan tidak puas dan 45,3% menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka. 5.2 Model Status Pekerjaan Lansia Masa pensiun seharusnya diisi dengan menikmati hari tua bersama anak dan cucu-cucunya, tetapi kenyataan di Provinsi Bali terutama di pedesaan masih ada 67,2% lansia yang berstatus bekerja. Alasan terbesar lansia ini masih bekerja adalah untuk menambah penghasilan dan membantu keuangan keluarga. Pekerjaan yang paling banyak ditekuni adalah pekerjaan kasar seperti sebagian lagi pedagang. buruh tani, buruh bangunan, dan Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi lansia tersebut masih bekerja dapat dijelaskan dengan melakukan analisis statistic univariat dan multivariate. Analisis univariat dilakukan untuk melihat ada/tidaknya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan karakteristik sosial ekonomi menggunakan statistik uji khi kuadrat. Hipotesis untuk uji ini adalah: Ho: Tidak ada keterkaitan status pekerjaan dengan variable karakteristik sosial ekonomi 18

27 Hi: Ada keterkaitan status pekerjaan dengan variabel karakteristik sosial ekonomi Tabel 5.2 Hasil Uji Khi Kuadrat Status Pekerjaan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Status Pekerjaan Vs Variabel Karakteristik Nilai Khi kuadrat Nilai Sign. Keputusan 1. Tingkat Pendidikan Tolak Ho 2. Status Kawin Tolak Ho 3. Status dalam Rumah Tangga Tolak Ho 4. Ada/tidaknya Tanggungan Tolak Ho 5. Jenis Kelamin Tolak Ho 6. Status Kesehatan Tolak Ho 7. Ada/tidaknya Tunjangan Hari Tua Terima Ho 8. Pendapatan Tolak Ho 9. Pendapatan Keluarga Terima Ho 10. Puas/tidak pada kondisi ekonomi Terima Ho 11. Ketergantungan secara ekonomi pada keluarga lain Tolak Ho Hasil uji khi kuadrat pada Tabel 5.2 menjelaskan bahwa secara sendiri-sendiri tidak terlihat adanya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan status ada/tidaknya tunjangan hari tua, pendapatan keluarga dan kepuasan pada kondisi ekonomi, ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari taraf nyata 5%, sehingga Ho diterima. Sedangkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel karakteristik sosial lainnya signifikan yang menunjukkan adanya keterkaitan status pekerjaan dengan variabel-variabel ini. Hasil analisis univariat hanya menghasilkan kesimpulan tentang hubungan antara status pekerjaan lansia dengan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi, hal ini jelas berbeda ketika hubungan status pekerjaan lansia dengan masing-masing variable karakteristik sosial ekonomi dilihat secara simultan dan parsial (multivariate). Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia yang berskala kategorik biner dengan variable karakteristik sosial ekonomi dengan skala kategorik dan atau kontinu adalah model regresi logistic biner. Hasil uji regresi logistic multivariate terlihat pada Tabel

28 Tabel 5.3. Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Pekerjaan Lansia Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) Step 1 a Umur JenisKlmn StatusKwn Pendidik StatusRT Tanggungan StatKeshtn TunjHariTua Pendptan PendKeluarga PuasTarget EkoTergntg Constant a. Variable(s) entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT, Tanggungan, StatKeshtn, TunjHariTua, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg. Berdasarkan pada nilai signifikansinya yang lebih besar dari taraf nyata 5% dapat diputuskan variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Maka model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) Umur 3.459TunjHariTua 2.421Pendp tan (1) Model 1 menunjukkan bahwa nilai OR untuk umur = 0,895 berarti bertambahnya umur satu tahun akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja 0,895 kali. Ketika bertambahnya umur lansia selalu diikuti dengan menurunnya derajat kesehatan, sehingga mengurangi pula keinginan untuk bekerja. Hal ini sejalan dengan hasil uji khi kuadrat (Tabel 5.2) untuk status kesehatan yang signifikan (sign. = < α = 0.05) dengan status bekerja. Artinya sehat tidaknya lansia ada kaitan dengan bekerja tidaknya lansia. Nilai OR untuk tunjangan hari tua = mengindikasikan bahwa ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,251 kali dibandingkan lansia yang tidak mempunyai tunjangan hari tua. Hal ini disebabkan karena pada lansia yang mempunyai tunjangan hari tua secara ekonomi lebih mapan sehingga menurunkan keinginan untuk bekerja. 20

29 Begitu pula pada variabel besaran pendapatan dengan nilai OR = 14,071 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja sebesar 14,071 kali. Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja. Dengan banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi modal pembangunan, tanpa mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia produktif. Namun, kondisi seperti ini perlu didukung adanya jaminan sosial yang dapat membantu kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor informal. 5.3 Model Status Kasehatan Lansia Bertambahnya umur pada lansia selalu berkaitan dengan kondisi kesehatan mereka. Ketika memasuki masa lansia adalah hal wajar bila diikuti pula dengan menurunnya derajat kesehatannya. Hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia ini dapat dilihat dari model status kesehatan yang diperoleh baik berdasarkan analisis univariat maupun analisis multivariat. Hasil uji univariat dengan analisis khi kuadrat pada status kesehatan lansia terlihat pada Tabel 5.4. Analisis ini adalah untuk melihat ada tidaknya keterkaitan antara status kesehatan dengan karakteristik sosial ekonomi, dengan hipotesis yang diuji adalah Ho: Tidak ada keterkaitan status kesehatan dengan variable karakteristik social ekonomi Hi: Ada keterkaitan status kesehatan dengan variabel karakteristik sosial ekonomi. Tabel 5.4 menunjukkan bahwa secara sendiri-sendiri hanya variabel tingkat pendidikan yang menerima Ho. Artinya tingkat pendidikan lansia tidak mempunyai keterkaitan dengan status kesehatan lansia. Ini mengindikasikan bahwa apapun pendidikannya tidak mempengaruhi derajat kesehatan para lansia. Lansia dengan pendidikan rendah maupun yang mempunyai pendidikan tinggi beresiko sama untuk sakit maupun sehat. Sedangkan variabel lain hasil analisisnya adalah menolak Ho, yang menunjukkan bahwa ada keterkaitan variable status kawin, status dalam rumah tangga, ada tidaknya tanggungan, jenis kelamin, pendapatan, pendapatan keluarga, puas tidaknya 21

30 pada kondisi ekonomi dan ada tidaknya ketergantungan sektor ekonomi pada keluarga lain dengan status kesehatan. Tabel 5.4. Hasil Uji Khi Kuadrat Status Kesehatan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Status Kesehatan vs Variabel Karakteristik Nilai Khi kuadrat Nilai Sign. Keputusan 1. Tingkat Pendidikan Terima Ho 2. Status Kawin Tolak Ho 3. Status dalam Rumah Tangga Tolak Ho 4. Ada tidaknya Tanggungan Tolak Ho 5. Jenis Kelamin Tolak Ho 7. Pendapatan Tolak Ho 8. Pendapatan Keluarga Tolak Ho 9. Puas/tidak pd kondisi ekonomi Tolak Ho 10. Ketergantungan sektor ekonomi pada keluarga lain Tolak Ho Analisis selanjutnya adalah melakukan pengujian secara simultan atau serempak dan analisis secara parsial untuk mengetahui variabel karakteristik mana saja yang berpengaruh pada status kesehatan lansia. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik biner dengan variabel responnya adalah status kesehatan berkategori sehat dan tidak sehat. Berdasarkan Tabel 5.5 variabel yang berpengaruh pada status kesehatan lansia adalah variable dengan tingkat signifikansi (sig.) lebih kecil Ada dua variabel yang signifikan berpengaruh yaitu variabel umur dan pendapatan keluarga, oleh karena itu model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) Umur 0.309PendKelu arg a (2) Koefisien regresi logistic (B) dalam Model 2 tidak dapat diinterpretasikan secara langsung, melainkan melalui nilai eksponen B nya (exp B) yang disebut nilai odd rasio. Pada variabel umur dengan odd rasio mengindikasikan bahwa bertambahnya umur akan menurunkan derajat kesehatan lansia. Variabel kedua yang berpengaruh pada status kesehatan adalah pendapatan keluarga dengan nilai odd rasio Nilai ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan keluarga akan menurunkan persepsi responden mengenai status kesehatannya. Lansia dengan pendapatan keluarga yang 22

31 tergolong tinggi cenderung mempersepsi diri mempunyai status kesehatan tidak sehat. Berbeda dengan lansia dengan pendapatan keluarga yang tergolong rendah cenderung mempersepsi diri bahwa status kesehatan mereka sehat. Tabel 5.5 Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Kesehatan Lansia Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1 a Umur JenisKlmn StatusKwn Pendidik StatusRT Tanggungan TunjHariTua StatKerja Pendptan PendKeluarga PuasTarget EkoTergntg Constant a. Variable(s) entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT, Tanggungan, TunjHariTua, StatKerja, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg. 5.4 Model Status Tunjangan Hari Tua Lansia Secara umum di Indonesia tunjangan hari tua biasanya diberikan hanya pada pekerja formal berupa uang pensiunan, hanya sedikit yang memberikan tunjangan hari tua pada pekerja informal. Padahal sebagian besar masyarakat di Indonesia bekerja pada sector informal. Hasil analisis deskriptif menunjukkan dari 430 lansia yang menjadi responden dalam penelitian ini hanya 81 orang (18,8%) yang mempunyai tunjangan hari tua, sisanya 349 orang (81,2%) tidak memiliki tunjangan hari tua. Variabel karakteristik sosial mana saya yang terkait dengan ada tidaknya tunjangan hari tua ini dapat dilihat dari hasil analisis univariat pada Tabel 5.6. Hasil analisis univariat dengan menggunakan uji khi kudrat menunjukkan bahwa hanya variabel status perkawinan saja yang tidak ada keterkaitan dengan status ada tidaknya tunjangan hari tua. Artinya status kawin, lajang atau cerai tidak memiliki 23

32 keterkaitan dengan ada tidaknya tunjangan hari tua. Sedangkan variabel lainnya mempunyai keterkaitan dengan status tunjangan hari tua. Tabel 5.6 Hasil Uji Khi Kuadrat Status Tunjangan Hari Tua dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Ada Tidaknya Tunjangan Hari Tua vs Variabel Karakteristik Nilai Khi kuadrat Nilai Sign. Keputusan 1. Tingkat Pendidikan Tolak Ho 2. Status Kawin Terima Ho 3. Status dalam Rumah Tangga Tolak Ho 4. Ada tidaknya Tanggungan Tolak Ho 5. Jenis Kelamin Tolak Ho 6. Status Kesehatan Tolak Ho 7. Pendapatan Tolak Ho 8. Pendapatan Keluarga Tolak Ho 9. Puas/tidak pd kondisi ekonomi Tolak Ho 10. Ketergantungan sektor ekonomi pada keluarga lain Tolak Ho Analisis selanjutnya adalah menentukan model terbaik dengan analisis regeri logistic multivariate. Hasilnya seperti yang tertera pada Tabel 5.7, menunjukkan bahwa hanya variabel tingkat pendidikan lansia yang signifikan berpengaruh terhadap status tunjangan hari tua, dengan model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) Pendidikan (3) Berdasarkan nilai odd rasio = dapat dinyatakan bahwa meningkatnya tingkat pendidikan lansia akan meningkatkan peluang mempunyai tunjangan hari tua kali. 24

33 Tabel 5.7 Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Tunjangan Hari Tua Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1 a Umur JenisKlmn StatusKwn Pendidik StatusRT Tanggungan StatKeshtn StatKerja Pendptan PendKeluarga PuasTarget EkoTergntg Constant a. Variable(s) entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT, Tanggungan, StatKeshtn, StatKerja, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg. 25

34 BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 6.1 Rencana Tahap Penelitian Tahun II Berdasarkan hasil penelitian tahap pertama untuk daerah perdesaan ditemukan sebagian besar lansia masih bekerja dan minimya lansia yang mempunyai jaminan sosial seperti asuransi hari tua, pensiunan, jaminan sosial lanjut usia (JSLU), dan jenis jaminan sosial lainnya. Berdasarkan hal tersebut muncul pertanyaan, bagaimanakah kondisi lansia di perkotaan Provinsi Bali? Apakah rekomendasi kebijakan yang diberikan berdasarkan hasil penelitian di perdesaan ini dapat dijadikan acuan untuk revisi kebjakan kesejahteraan lansia di perkotaan? Apakah model dari status kesehatan, status jaminan social, dan status pekerjaan lansia untuk lansia perdesaan bisa menjadi acuan untuk menyusun kebijakan lansia perkotaan? Bagaimanakah latar belakang, kondisi status kesehatan, status jaminan sosial, dan status pekerjaan lansia di perkotaan? Berdasarkan beberapa pertanyaan penelitian tersebut di atas, maka penelitian lanjutan untuk lansia di daerah perkotaan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Sehingga nantinya akan diperoleh model yang bersifat menyeluruh untuk Provinsi Bali khususnya, dan dapat menjadi rekomendasi untuk provinsi lain yang memiliki karakteristik demografi lansia yang mirip. 26

35 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Latar belakang sosial ekonomi lansia diperoleh sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 67,2% dan 32,8% tidak bekerja. Alasan masih bekerja, sebagian besar responden menyatakan karena secara fisik dan mental masih merasa mampu dan kuat bekerja dan desakan ekonomi berupa pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin besar. Deskripsi responden menurut ada/tidaknya tunjangan hari tua, diperoleh sebagian besar lansia (81.2%) tidak mempunyai tunjangan hari tua, dan sisanya mempunyai tunjangan hari tua, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian besar responden 63% dari 430 total lansia mempunyai status sehat, sedangkan sisanya 37% menyatakan tidak sehat. Karakteristik lansia yang lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa 53.7% responden adalah lansia laki-laki dan 46,3% lansia wanita, dengan status kawin sebesar 77%, 18.8% status cerai mati, dan sisanya terdiri dari status belum kawin dan cerai hidup. Responden menurut statusnya dalam rumah tangga, menunjukkan 58.4% anggota rumah tangga dan 41.6% merupakan kepala rumah tangga. Karakteristik responden menurut ada/tidaknya tanggungan dalam rumah tangga, diperoleh sebagian besar lansia, yaitu 66,3% tidak mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya menyatakan mempunyai tanggungan, dengan rata-rata tanggungan 2 orang. Sebagian besar lansia mempunyai tingkat pendidikan Tidak Sekolah sebesar 44,9%, SD 41,9%, sisanya 13,2% dengan status SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Secara keseluruhan, tingkat pendidikan lansia umumnya rendah. Mayoritas responden mempunyai pendapatan per bulan sangat sedikit. Deskripsi pendapatan responden diperoleh 33,3% lansia tidak mempunyai pendapatan, 30,7% dengan pendapatan kurang dari Rp ,-, pendapatan Rp ,- sebesar 22,6%, dan pendapatan lebih dari Rp ,- sebesar 13,5%. Deskripsi pendapatan keluarga responden diperoleh sebesar 42,1% dari 430 lansia dengan pendapatan kurang dari Rp ,-, pendapatan antara Rp ,- Rp. 27

36 ,- sebesar 39,3%, dan pendapatan lebih dari Rp ,- sebesar 18,6%. Deskripsi responden menurut ketergantungan secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain, menunjukkan bahwa 58,8% menyatakan tergantung, dan 41,2% menyatakan tidak tergantung secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain. Sebanyak 54,7% responden menyatakan tidak puas dan 45,3% menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka saat ini. Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel karakteristik sosial ekonomi lansia adalah model regresi logistic biner. Hasil uji diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) Umur 3.459TunjHariTua 2.421Pendp tan (1) Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja. Variabel-variabel yang berpengaruh pada status kesehatan lansia adalah variabel umur dan pendapatan keluarga, dengan model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) Umur 0.309PendKelu arg a (2) Model 2 mengindikasikan bahwa bertambahnya umur akan menurunkan derajat kesehatan lansia dan peningkatan pendapatan keluarga akan menurunkan persepsi responden mengenai status kesehatannya. Lansia dengan pendapatan keluarga yang tergolong tinggi cenderung mempersepsi diri mempunyai status kesehatan tidak sehat. Berbeda dengan lansia dengan pendapatan keluarga yang tergolong rendah cenderung mempersepsi diri bahwa status kesehatan mereka sehat. Variabel tingkat pendidikan lansia berpengaruh signifikan terhadap status tunjangan hari tua, dengan model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) Pendidikan (3) Berdasarkan model 3 dapat dinyatakan bahwa meningkatnya tingkat pendidikan lansia akan meningkatkan peluang mempunyai tunjangan hari tua. 28

37 7.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa hal yang dapat disarankan adalah: 1. Kondisi banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi modal pembangunan, tanpa mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia produktif. Namun, kondisi seperti ini perlu didukung adanya jaminan sosial yang dapat membantu kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor informal. 2. Kondisi minimnya lansia yang mempunyai jaminan sosial di perdesaan Provinsi Bali dan berdasarkan model status jaminan sosial lansia yang diperoleh dari penelitian ini, yang mengindikasikan bahwa hanya lansia dengan pendidikan menengah ke atas yang mempunyai peluang untuk mempunyai jaminan sosial, maka rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini adalah agar pengambil kebijakan mempertimbangkan untuk menyiapkan jaminan sosial lansia yang bisa mengakomodir semua kalangan lansia pada berbagai status sosial ekonomi. 29

38 DAFTAR PUSTAKA Affandi, Moch Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia Memilih Untuk Bekerja. Journal of Indonesian Applied Economics, Vol. 3 No. 2 Oktober 2009, Anonim. Referensi Kesehatan. diakses pada tanggal 25 April BPS Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010, Tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010 Hasil Sensus Penduduk Jakarta: Badan Pusat Statistik Statistik Penduduk Lanjut Usia Provinsi Bali 2010 Hasil Sensus Penduduk Jakarta: Badan Pusat Statistik. Cantor, Marjorie H Social Care: Family and Community Support Systems. ANNALS, AAPSS. Chen, Hsiao-hung Nancy Social Safety Nets and Socio-economic Disparity Under Globalization, Department of Sociology, Taiwan: National Chengchi University Taipei. Cowgill, Donald O. & Holmes, Lowell D. (Editors) Aging and Modernization, New York: Appleton-Century-Crofts Cowgill, D Ageing Around the World. Belmont, CA.: Wadsworth Publishing Co. Fillenbaum, G. G The Well-being of the Elderly: Approaches to Multidimensional Assessment, World Health Organization. Publication No.84. Geneva, WHO. Hardywinoto dan Setiabudi, T, Panduan Geontorologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta: Penerbit PT GramediaPustaka Jakarta Utama. Hosmer, DW & S. Lemeshow Apllied Logistik Regression. New York: John Wiley and Sons. Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN, Demografi Multiregional. Jakarta. Milligan, K. & Tammy S Working While Receiving a Pension: Will Double Dipping Change The Elderly Labour Market? Paper prepared for the John Deutsch Institute conference on Retirement Policy Issues in Canada, held in Kingston Ontario on October 25-26, 2007 Munsur, Ahmed Mohammad; Tareque, Ismail; and Rahman, K. M. Mustafizur Determinants of Living Arrangements, Health Status and Abuse among Elderly Women: A Study of Rural Naogaon District, Bangladesh. Journal of International Women's Studies, 11(4), Dalam: Santrock, J. W Life-span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga. 30

39 Lampiran 1. Instrumen Penelitian LAMPIRAN KUESIONER DETERMINAN DARI STATUS KESEHATAN, STATUS JAMINAN SOSIAL DAN STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA (STUDI LANSIA PEDESAAN DI PROVINSI BALI) Kami dari Universitas Udayana mendapatkan tugas mengadakan penelitian tentang Status Kesehatan, Status Jaminan Sosial, dan Status Pekerjaan Lanjut Usia. Informasi yang kami peroleh akan digunakan untuk acuan dalam memperbaiki program-program maupun kebijakan yang sudah ada dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan lanjut usia. Dalam hal ini, nama dan kerahasiaan Bapak/Ibu tetap kami jaga, oleh karena itu Bapak/Ibu tidak perlu khawatir. Atas bantuan dan kesediannya, kami ucapkan terima kasih. Nama Responden :.. Desa :. Kecamatan :. Kabupaten :. Identitas interviewer: Tanggal: Lama:. Editor : Koreksi: PERTANYAAN 1. Berapa umur bapak/ibu sekarang: Jawab:. tahun 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 3. Status kawin Belum kawin Kawin Cerai hidup Cerai mati 4. Apakah tingkat pendidikan terakhir bapak/ibu? Tidak sekolah SD 31

40 SMP SMA Perguruan tinggi 5. Apakah status bapak/ibu dalam rumah tangga? Anggota rumah tangga Kepala rumah tangga 6. Apakah bapak/ibu memiliki tanggungan? Tidak Ada 7. Jika ada berapa orang anggota keluarga yang masih bapak/ibu tanggung? Jawab: :... orang 8. Bagaimana status kesehatan bapak/ibu saat ini? Tidak sehat Sehat 9. Jika tidak sehat berapa lama bapak/ibu sakit dalam satu minggu terakhir? Jawab:... hari 10. Keluhan sakit apa yang bapak/ibu alami? Panas Pilek Batuk Asma Diare Lainnya, sebutkan Apakah bapak/ibu memiliki tunjangan hari tua? Tidak Ada 12. Jika ya apa jenis tunjangan hari tua yang bapak/ibu miliki? Pensiunan Asuransi hari tua Jaminan sosial lanjut usia (JSLU) lainnya, sebutkan Apa status pekerjaan bapak/ibu? Tidak bekerja Bekerja dengan status berusaha Bekerja dengan berusaha dibantu buruh Pekerja tidak dibayar Pekerja bebas 32

41 Buruh/karyawan 14. Apa jenis pekerjaan bapak/ibu? Petani Pedagang Peternak Lainnya,Sebutkan 15. Berapa jam kerja bapak/ibu selama satu minggu? jawab:... jam 16. Berapa pendapatan bapak/ibu (rata-rata per bulan)? Tidak berpenghasilan Rp Rp Rp > Rp ( sebutkan: Rp...) 17. Berapa pendapatan keluarga bapak/ibu (rata-rata per bulan)? Rp Rp Rp > Rp ( sebutkan: Rp...) 18. Apakah bapak/ibu merasa puas terhadap kondisi ekonomi bpk/ibu saat ini? Tidak Ya 19. Secara ekonomi apakah bpk/ibu bergantung kepada anggota keluarga yang lain? Tidak Ya 20. Apakah alasan bapak/ibu masih bekerja? jawab: Apakah aktivitas yang bapak/ibu lakukan sehari-hari? jawab:... Catatan Menarik 33

42 Lampiran 2. Personalia Tenaga Peneliti dan Kualifikasinya No Nama NIDN Pendidikan Fakultas/ Jurusan Bidang Keahlian 1. Made Susilawati, S.Si., M.Si. 2. Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si. 3. Drs. Nyoman Dayuh Rimbawan, MM S2 FMIPA/ Matematika S2 FMIPA/ Matematika S2 FE/Program Studi Ekonomi Pembangunan Statistika Studi Kependudukan Ekonomi Pembangunan Lampiran 3. Publikasi Hasil Penelitian Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 yang merupakan publikasi yang memuat hasil penelitian ini disajikan pada halaman berikutnya. 34

43

44 PROSIDING

45 SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia ii Denpasar - Bali, September 2014

46 SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia Denpasar, September 2014 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA UDAYANA UNIVERSITY PRESS 2014 Denpasar - Bali, September 2014 iii

47 SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia Denpasar, September 2014 Editor Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS. Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP. Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Si. Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA. Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. Prof. Dr. I Wayan Budiasa Suyasa, M.Si. Prof. Dr. Ir. Bambang Admadi H., MP. Prof. I Nyoman Suprapta Winaya, ST., MT., Ph.D. Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, MA. Dr. Ni Nyoman Kertiyasa, SE., M.S. Prof. Dr. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc Diterbitkan Oleh: Udayana University Press Kampus Universitas Udayana Denpasar 2014, xxviii halaman, 21 x 29,7 cm iv Denpasar - Bali, September 2014

48 SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia PENGANTAR DAN SAMBUTAN-SAMBUTAN Denpasar - Bali, September 2014 v

DETERMINAN DARI STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA DI PERDESAAN PROVINSI BALI

DETERMINAN DARI STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA DI PERDESAAN PROVINSI BALI DETERMINAN DARI STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA DI PERDESAAN PROVINSI BALI Made Susilawati 1), Desak Putu Eka Nilakusmawati 2), Nyoman Dayuh Rimbawan 3) 1 Jurusan

Lebih terperinci

dengan status jaminan sosial. Statistik uji tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan distribusi dengan derajat bebas I 1 J 1

dengan status jaminan sosial. Statistik uji tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan distribusi dengan derajat bebas I 1 J 1 2 semakin meningkat jumlahnya, maka beban penduduk usia produktif akan semakin besar. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja untuk mencari nafkah. Affandi (2009) mengemukakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA PIRAMIDA Vol. IX No. 1 : 44-49 ISSN : 1907-3275 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA Ni Kadek Andini 1, Desak Putu Eka Nilakusmawati 2, Made Susilawati 3 2,3 Fakultas MIPA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia tua merupakan waktu bagi seseorang untuk bersantai dan menikmati sisa kehidupannya, tetapi tidak di sebagian besar negara berkembang seperti di Indonesia. Mereka

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Lanjut Usia (lansia) merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia. Masa di mana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota

BAB I PENDAHULUAN. menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harapan hidup merupakan suatu pencapaian didalam kehidupan manusia, menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota Padang dari tahun 2012

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA (Studi Kasus: Lansia di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) KOMPETENSI TERAPAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA (Studi Kasus: Lansia di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) KOMPETENSI TERAPAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENDUDUK LANJUT USIA MASIH BEKERJA (Studi Kasus: Lansia di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) KOMPETENSI TERAPAN [SKRIPSI] OLEH: NI KADEK ANDINI 0708405027 JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009 25 KATA PENGANTAR Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 53 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab Analisa dan Pembahasan diuraikan terlebih dahulu tentang hasil perolehan data penelitian, selanjutnya dipaparkan hasil uji validitas dan reabilitas, analisa deskriptif

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

ELDERY WOMEN IN INFORMAL SECTOR PEREMPUAN LANJUT USIA DI SEKTOR INFORMAL

ELDERY WOMEN IN INFORMAL SECTOR PEREMPUAN LANJUT USIA DI SEKTOR INFORMAL ELDERY WOMEN IN INFORMAL SECTOR PEREMPUAN LANJUT USIA DI SEKTOR INFORMAL Vika Sarastya Prastiwi Lestari Sukarniati lestarisukarniati@gmail.com Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas no 9 Semaki Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan masalah yang telah disampaikan pada bab I. Dalam uraian tersebut

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan. Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tesis ini merupakan data sekunder gabungan yang berasal dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 (Susenas 2007) dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun 1. Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, SH., MS (0014095303) 2. Dr. I Gede Artha, SH., MH (0022015803) 3. I Made Tjatrayasa,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR Oleh AUDDIE VIENEZA M. NRP 1310030043 DOSEN PEMBIMBING Dr. Vita Ratnasari,M.Si DOSEN PENGUJI Dr. Dra. Ismaini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) 5 b. Analisis data daya tahan dengan metode semiparametrik, yaitu menggunakan regresi hazard proporsional. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respon secara simultan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Semua individu pasti

Lebih terperinci

Oleh : RISMA FEBIYANTI NIM :

Oleh : RISMA FEBIYANTI NIM : ANALISIS PENGARUH UMUR, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN MODAL SOSIAL TERHADAP PENDAPATAN PEKERJA PEREMPUAN PADA SEKTOR INFORMAL DI KOTA DENPASAR Oleh : RISMA FEBIYANTI NIM : 0806105078 FAKULTAS

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 51 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian 4.1.1 Profil Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah Pasar Sleman. Pasar Sleman merupakan pasar terbesar di Kecamatan Sleman.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP KEPUTUSAN PENDUDUK LANJUT USIA MEMILIH UNTUK BEKERJA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN SKRIPSI.

PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP KEPUTUSAN PENDUDUK LANJUT USIA MEMILIH UNTUK BEKERJA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN SKRIPSI. PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI TERHADAP KEPUTUSAN PENDUDUK LANJUT USIA MEMILIH UNTUK BEKERJA DI KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN SKRIPSI Oleh : NI PUTU DEWI UTAMI NIM : 1206105061 Skripsi ini ditulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini akan menjawab masalah penelitian pada Bab

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data A.1. Analisis Deskriptif 1. Karakteristik Demografi Responden Penelitian Demografi responden terdiri dari Jenis Kelamin. Usia, Tingkat Pendidikan, Jumlah

Lebih terperinci

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2014 Oleh : Muhammad Fajar KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas perstatistikan di

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade belakangan ini populasi lanjut usia meningkat di negara-negara sedang berkembang, yang awalnya hanya terjadi di negara maju. Demikian halnya di Indonesia

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDUDUK LANJUT USIA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN Ir. ERNA MUTIARA. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

KARAKTERISTIK PENDUDUK LANJUT USIA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN Ir. ERNA MUTIARA. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara KARAKTERISTIK PENDUDUK LANJUT USIA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 1990 Ir. ERNA MUTIARA Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan di Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pola hidup masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan citarasa yang enak,

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 24 37) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI

Lebih terperinci

No. Katalog :

No. Katalog : No. Katalog : 23303003.3375 No. Katalog: 2303003.3375 PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

KETEPATAN KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN REGRESI PROBIT BINER

KETEPATAN KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN REGRESI PROBIT BINER KETEPATAN KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA BERENCANA MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN REGRESI PROBIT BINER (Study Kasus di Kabupaten Semarang Tahun 2014) SKRIPSI Disusun Oleh : FAJAR HERU SETIAWAN

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari) Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari) Lennaria Sinaga 1 ; Hardiani 2 ; Purwaka Hari Prihanto 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang 7 BAB TNAUAN PUSTAA 2.1. Pengertian Lanjut Usia Pengertian lanjut usia menurut undang-undang no.13/1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda.

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda. Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang layak bagi seluruh masyarakat. Semua

Lebih terperinci

Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN

Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN 1 Analisis Regresi Logistik Biner Untuk Mengidentifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Penerimaan Beras Keluarga Miskin (Raskin) Di Kecamatan Gunung Anyar Faiz Ramadhani Rahman, Ismaini Zain Jurusan

Lebih terperinci

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY KELOMPOK : Karlina Siti Faresha 135020200111071 Rezky Ridhowati 135020200111074 Pahriyatul Ummah 135020201111002 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA

PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA E-Jurnal EP Unud, 3 [6] : 247-256 ISSN: 2303-0178 PENGARUH VARIABEL SOSIAL DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA Ni Putu Rusmala Dewi Kartika I Ketut Sudibia Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penentuan tempat penelitian secara purpose (sengaja) yaitu Kabupaten Ngawi, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh 43 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini ada sebanyak 72 mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun

Lebih terperinci

Profil LANSIA Jawa tengah 2014

Profil LANSIA Jawa tengah 2014 Katalog BPS : 4201003.33 Profil LANSIA Jawa tengah 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH PROFIL LANSIA JAWA TENGAH 2014 ISSN : 2407-3342 Nomor Publikasi : 33520.1511 Katalog BPS : 4104001.33

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. faktor risiko lain yang berperan terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. faktor risiko lain yang berperan terhadap kejadian kehamilan tidak diinginkan 59 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dan dilakukan dengan menganalisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup ini mengakibatkan jumlah penduduk lanjut usia meningkat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan merupakan cita-cita suatu bangsa dan salah satu keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan

Lebih terperinci

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Katalog BPS : 2301003.34 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Statistik BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN ,11 GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017

SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN ,11 GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa depan membawa dampak positif maupun negatif. Berdampak positif, apabila penduduk lansia berada dalam keadaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa Gambar 1 memperlihatkan Karakteristik siswa SMA Negeri Ulu Siau berdasarkan jurusan. Berdasarkan Gambar 1 umumya siswa lebih memilih jurusan IPA daripada jurusan

Lebih terperinci

Masalah lain yang muncul adalah berubahnya struktur

Masalah lain yang muncul adalah berubahnya struktur Di Indonesia proses transisi demografi dapat dikatakan berhasil yang ditunjukkan dengan penurunan tingkat kematian bayi dan kematian maternal secara konsisten. Di sisi yang lain, terjadi peningkatan angka

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPRS Amanah Ummah, Leuwiliamg, Bogor. Pemilihan BPRS dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa BPRS

Lebih terperinci

STATISTIK KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 2014 ISSN : 2355-2964 Katalog BPS : 2301104.51 Nomor Publikasi : 51521.1502 Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xi + 75 halaman Naskah : BPS Provinsi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosiodemografi Responden

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosiodemografi Responden HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data lapangan dilakukan pada tanggal 19- Mei 12dan tanggal 26-27 Mei 12 serentak di empat wilayah DKI. Responden secara keseluruhan ditargetkan sebanyak orang. Beberapa

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dengan berdasarkan tingkat eksplanasinya 54.

Lebih terperinci

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH Rizal Rahmad 1, Toni Toharudin 2, Anna Chadijah 3 Prodi Master Statistika Terapan,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara sedang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi

Lebih terperinci

Cover dalam.

Cover dalam. .id s. go.b p ng lt e ka :// tp ht Cover dalam Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 ISBN : 978-602-6774-47-7 Nomor Publikasi : 62520.1605 Katalog : 4104001.62 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tilote sebagai salah satu pelayanan dasar dan terdepan di Kecamatan Tilango memberikan pelayanan rawat jaan dan rawat

Lebih terperinci

No Variabel Kategori 1 Karakteristik Demografi dan Ekonomi Umur

No Variabel Kategori 1 Karakteristik Demografi dan Ekonomi Umur METODE Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian adalah cross-sectional study berskala nasional bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder Riskesdas 2007 yang dilakukan oleh Badan Penelitian

Lebih terperinci

Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi keterlibatan penduduk lanjut usia dalam pasar kerja di Provinsi Jambi

Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi keterlibatan penduduk lanjut usia dalam pasar kerja di Provinsi Jambi Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi keterlibatan penduduk lanjut usia dalam pasar kerja di Provinsi Jambi Social and economic factors affecting the involvement of elderly in labor market in

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian total unmet need di Indonesia menggunakan data SDKI tahun 2007 dengan sampel penelitiannya

Lebih terperinci

FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG

FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG FAKTOR ANAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA MENETAP DARI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG Mega Nurhayati 1, Lili Erina 2, Tatang Sariman 3 1,2,3 Program Studi Kependudukan, Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

Pengaruh Variabel Sosial Demografi terhadap Keputusan Penduduk Lanjut Usia Memilih Bekerja di Kecamatan Kediri

Pengaruh Variabel Sosial Demografi terhadap Keputusan Penduduk Lanjut Usia Memilih Bekerja di Kecamatan Kediri Pengaruh JEKT Variabel 9 [2] Sosial : 135 Demografi - 141 terhadap Keputusan di Kecamatan Kediri [Ni Putu Dewi Utami, ISSN Surya : Dewi 2301 Rustariyuni] - 8968 Pengaruh Variabel Sosial Demografi terhadap

Lebih terperinci

STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2011 ISSN. 2086 1036 No Publikasi : 04220.1202 Katalog BPS : 4104001 Ukuran Buku : 28 Cm x 21 Cm Jumlah Halaman : xviii + 148 Halaman Naskah : Subdirektorat Statistik Pendidikan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pasien ART Rendahnya imunitas dan beratnya keadaan klinis pasien saat memulai ART mempengaruhi lamanya proses perbaikan imunologis maupun klinis pasien. Tabel 2

Lebih terperinci

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. HASIL DAN PEMBAHASAN II. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan jawaban responden yang telah diklasifikasikan menurut jenis kelamin, umur, pendidikan, jenis pekerjaan, dan pengeluaran dalam satu bulan,

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL SISWA KELAS X IPS SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

PRESTASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL SISWA KELAS X IPS SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 PRESTASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN INTELEKTUAL SISWA KELAS X IPS SMA MTA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian. Nim :

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian. Nim : 1 Lampiran 1 Kuisioner Penelitian Nama : Zikri Nim : 140823033 Universitas : Sehubungan akan adanya penelitian yang dilakukan untuk tugas akhir program strata satu (S1) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA DI INDONESIA

ANALISIS PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA DI INDONESIA ANALISIS PARTISIPASI KERJA PENDUDUK LANJUT USIA DI INDONESIA JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Fathin Safirah Sumarsono 125020107111015 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Gelar sarjana atau DIV merupakan hal yang diinginkan oleh setiap mahasiswa untuk mempermudah dalam mencari pekerjaan. Semakin banyak sarjana yang dilahirkan

Lebih terperinci

Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya ABSTRAK

Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Sriwijaya   ABSTRAK (M.3) ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN RISIKO ANAK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR (Kasus : Wilayah Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan) Oleh: Dian Cahyawati S. Jurusan Matematika

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALISTAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Bahwa dalam penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 66/11/16/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh: HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN TINGKAT PENDIDIKAN LANSIA DENGAN KEAKTIFAN DALAM BERPARTISIPASI PADA KEGIATAN POSYANDU LANSIA III DI DESA SAREN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE SRAGEN S K R I PS I Untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Penelitian ini di desain melalui pendekatan cross-sectional study yaitu rancangan suatu studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan

Lebih terperinci

: Perwira / Bintara / Tamtama Asuransi lain selain BPJS :

: Perwira / Bintara / Tamtama Asuransi lain selain BPJS : KUESIONER PENELITIAN DETERMINAN PEMANFAATAN ULANG SARANA PELAYANAN KESEHATAN OLEH ANGGOTA POLRI DAN KELUARGANYA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TEBING TINGGI TAHUN 2015 Petunjuk pengisian kuesioner 1. Jawablah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data sekunder dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 2007, dengan menggunakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA 18 Hayatul Rahmi 1, Fadli 2 email: fadli@unimal.ac.id ABSTRAK Pengambilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis. Menurut Surakhmad (2004) metode deskriptif analitik merupakan metode

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT E-Jurnal EP Unud, 2 [5] :269-276 ISSN: 2303-0178 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT I Made Adi Wijaya

Lebih terperinci