BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU
|
|
- Suhendra Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut diperoleh melalui full enumeration survey kepada 100 rumahtangga. Full enumeration survey tersebut dilakukan pada satu RW yang terdiri dari empat RT, dan wilayahnya mencakup dua kampung, yaitu Kampung Kubang dan Kampung Babakan. Masing-masing dilakukan pada 25 rumahtangga pada setiap RT dengan total Anggota Rumahtangga (ART) sebanyak 458 jiwa. Melalui full enumeration survey tersebut diketahui karakteristik individu, seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Selain untuk mengetahui karakteristik individu, full enumeration survey tersebut juga untuk mengetahui karakteristik rumahtangga, seperti status kategori rumahtangga dan jumlah ART yang bekerja dan/atau berusaha Karakteristik Individu Jenis Kelamin Dari 100 rumahtangga yang disurvei, terdiri dari 87 Rumahtangga yang Dikepalai oleh Laki-laki (RMKL) dan 13 Rumahtangga yang Dikepalai oleh Perempuan (RMKP). Dari ketigabelas RMKP tersebut, hampir semuanya adalah janda yang ditinggal mati oleh suaminya, meskipun ada beberapa rumahtangga yang masih berstatus suami istri namun istri yang menjadi pencari nafkah utama. Secara umum, total keseluruhan ART yang disurvei berjumlah 458 jiwa, komposisi antara ART laki-laki dan perempuan tidak begitu jauh berbeda. Namun
2 50 demikian ART laki-laki tetap mempunyai jumlah yang lebih banyak bila dibandingkan dengan ART perempuan. Data selengkapnya mengenai hal tersebut, dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9. Jumlah Anggota Rumahtangga Miskin menurut Jenis Kelamin, Tahun 2007 Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persen (%) Laki-laki ,3 Perempuan ,7 Total , Umur Berdasarkan jumlah penduduk pada kelompok umurnya, penduduk Desa Banjarwaru tergolong umur muda. Hal ini dapat dilihat pada persentase penduduk terbesar adalah penduduk yang tergolong umur produktif, yakni penduduk yang berusia antara tahun, kemudian persentase terbesar kedua adalah penduduk yang berumur <15 tahun dan sisanya adalah penduduk yang berumur >55 tahun. Hal ini berkaitan dengan analisis ketergantungan individu (dependency ratio) yang diperoleh dengan cara membagi jumlah penduduk usia muda dan tua dibagi dengan jumlah penduduk usia produktif. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa tingkat ketergantungan penduduk Desa Banjarwaru adalah rendah (kurang dari 1,0). Ini berarti bahwa jumlah penduduk usia kerja lebih banyak daripada jumlah penduduk yang bukan usia kerja, yaitu penduduk usia muda dan tua (lansia) dengan tingkat ketergantungan sebesar 0,65 persen. Selengkapnya mengenai hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.
3 51 Tabel 10. Rumahtangga Miskin menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin Kepala dan Anggota Rumahtangga, Tahun 2007 (dalam persen) Kelompok Umur RMKL RMKP Total (tahun) L P L P <15 19,38 15, ,5 33, ,3 27,99 37, ,48 >55 2,63 1, ,90 Total (%) 54,31 45,69 42,5 57,5 100,00 Total (jiwa) Keterangan: L : Laki-laki P : Perempuan Dilihat dari kelompok umur berdasarkan jenis kelamin ART dan kepala rumahtangganya, maka jumlah ART pada RMKL lebih banyak bila dibandingkan dengan ART pada RMKP. Hal ini dikarenakan jumlah RMKL jauh lebih banyak daripada jumlah RMKP. Pada RMKL, jumlah ART tertinggi pada kelompok umur <15 tahun, tahun dan >55 tahun seluruhnya terdapat pada ART yang berjenis kelamin laki-laki. Jumlah ART tertinggi ada pada kelompok umur tahun yang berjumlah 32,3 persen. Sedangkan pada RMKP, jumlah tertinggi ART pada kelompok umur <15 tahun dan >55 tahun berada pada ART yang berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 12,5 persen dan 20 persen, dan jumlah ART tertinggi kelompok umur tahun ada pada ART yang berjenis kelamin lakilaki dengan persentase sebesar 37,5 persen. Dengan demikian, berdasarkan kelompok umur dan jenis kelaminnya, jumlah ART tertinggi pada RMKL dan RMKP ada pada kelompok umur tahun yang berjenis kelamin laki-laki.
4 Tingkat Pendidikan Dilihat dari tingkat pendidikannya, penduduk Desa Banjarwaru tergolong rendah partisipasinya pada pendidikan. Seperti kondisi masyarakat pedesaan pada umumnya, tingkat pendidikan penduduk disana mayoritas hanya sebatas hingga tingkat Sekolah Dasar (SD). Selain karena faktor ekonomi, sebagian dari mereka hingga saat ini masih beranggapan bahwa pendidikan bukanlah hal yang penting dan belum tentu akan menjamin masa depan mereka. Seperti terlihat pada Tabel 11, dapat dipastikan hampir sebagian besar penduduk di desa ini hanya bersekolah hingga jenjang tingkat Sekolah Dasar (SD). Tabel 11. Rumahtangga Miskin menurut Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin Kepala dan Anggota Rumahtangga (dalam persen) RMKL RMKP Tingkat Pendidikan L P L P Total Tidak sekolah 4,31 6,94 2, ,54 Belum sekolah 7,89 5, ,23 Bersekolah di SD kelas 7,42 6,46 2,5 5 13,32 Bersekolah di SMP kelas 2,87 1,91 2,5 0 4,59 Bersekolah di SMA kelas 0,96 0,48 2,5 0 1,53 Tamat SD 15,31 13,88 5 7,5 27,73 Tamat SMP 4,07 2,39 2,5 0 6,11 Tamat SMA 3,83 1, ,9 Akademi/universitas tamat 0,72 0,24 2,5 0 1,09 Sedang mesantren 0,96 0,24 7,5 2,5 1,97 Lainnya 5,98 5,98 5 7,5 12,01 Total (%) 54,31 45,69 42,5 57,5 100,00 Total (jiwa) Keterangan: L : Laki-laki P : Perempuan Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah akses mereka terhadap pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan persentase yang semakin rendah pada jumlah persentase tingkat kelulusan pada
5 53 tiap-tiap tingkatan pendidikan. Selanjutnya jika membanding antar jenis kelamin dan kepala rumahtangga, diketahui bahwa tingkat pendidikan perempuan cenderung lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki. Begitu juga jika membanding tingkat pendidikan ART perempuan pada RMKL dan RMKP, ART perempuan pada RMKL jauh lebih akses terhadap pendidikan dibandingkan dengan ART pada RMKP. Hal ini diduga berhubungan dengan stereotipi gender yang hingga kini berlaku di masyarakat bahwa pendidikan lebih penting ditujukan pada laki-laki karena laki-laki akan menjadi pemimpin keluarga, untuk itu dituntut tanggungjawab yang lebih besar dibandingkan perempuan yang pada akhirnya hanya akan sebatas menjadi ibu rumahtangga Jenis Pekerjaan Pada Tabel 12 disajikan data selengkapnya mengenai kondisi rumahtangga miskin berdasarkan jenis pekerjaannya. Dari data tersebut diketahui bahwa jenis pekerjaan pada ART miskin tidak begitu bervariasi. Dilihat pada tabel bahwa sebagian besar penduduk di desa ini berstatus tidak bekerja. Hal ini diduga karena selain banyaknya jumlah penduduk yang berumur <15 tahun, juga diketahui bahwa terdapat banyak penduduk yang tergolong usia produktif (15-55 tahun) yang tidak bekerja (pengangguran) khususnya pada ART laki-laki, dan sebagian lain adalah perempuan yang bertatus sebagai ibu rumahtangga. Selebihnya, sebagian besar dari jumlah penduduk yang tidak bekerja tersebut adalah mereka yang masih berstatus sebagai pelajar.
6 54 Tabel 12. Rumahtangga Miskin menurut Jenis Pekerjaan, Jenis Kelamin Kepala dan Anggota Rumahtangga, Tahun 2007 (dalam persen) RMKL RMKP Jenis Pekerjaan L P L P Total Tidak Bekerja 17,94 27, ,5 45,2 PNS/ABRI 0,24 0, ,44 Petani Pemilik 0, ,5 1,09 Petani Penggarap 5, ,02 Buruh Tani 1,91 0, ,62 Pedagang 1,2 0, ,75 Dagang/Warung 0 0,96 0 7,5 1,53 Kuli Bangunan 3, ,28 Buruh Pabrik 3,59 5,02 5 2,5 8,52 Tukang Ojek 1,2 0 2,5 0 1,31 Pelajar 12,2 9, ,5 22,05 Kombinasi 0,24 0, ,44 Lainnya 6,22 1, ,77 Total (jiwa) Total (%) 54,31 45,69 42,5 57,5 100 Keterangan: L : Laki-laki P : Perempuan Dilihat pada Tabel 12, jenis pekerjaan yang ditekuni oleh penduduk adalah sebagai petani (pemilik dan penggarap), buruh tani, pedagang, dagang/warung, kuli bangunan, buruh pabrik, tukang ojek, PNS, dan lainnya (supir, karyawan swasta, dll). Pekerjaan sebagai petani tidak lagi diminati oleh penduduk yang tergolong usia muda. Oleh sebab itu, hanya penduduk yang tergolong usia tua yang masih menjalani pekerjaan sebagai petani, itupun hanya sebagai petani penggarap karena sebagian besar lahan di Desa Banjarwaru telah menjadi lahan milik swasta melalui pembebasan tanah yang terjadi pada tahun Dari hasil survei yang dilakukan khususnya pada jenis pekerjaan yang dilakukan oleh mayoritas penduduk Desa Banjarwaru, diketahui bahwa pekerjaan
7 55 yang dilakukan oleh mayoritas kaum laki-laki merupakan jenis pekerjaan yang berhubungan dengan kekuatan fisik, seperti kuli bangunan. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan oleh kaum perempuan merupakan jenis pekerjaan yang tidak mengandalkan kekuatan fisik. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas ART perempuan Desa Banjarwaru yang memiliki usaha dengan membuka usaha warung. Tentu saja hal ini erat kaitannya dengan peranan gender yang selama ini berlaku di masyarakat, yaitu bahwa perempuan meskipun bekerja ia tidak boleh melupakan kodratnya sebagai perempuan. Sehingga dalam pemilihan jenis pekerjaan tersebut cenderung memilih pekerjaan yang dapat dilakukan di rumah, seperti membuka warung. Dengan demikian, meskipun ia menjalankan usaha, ia tetap dapat melakukan tugasnya sebagai ibu rumahtangga untuk mengurus keluarganya Status Pekerjaan Status pekerjaan berkaitan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh ART. Bila dilihat dari status pekerjaannya, sebagian besar dari ART yang bekerja adalah mereka yang berstatus sebagai karyawan/buruh. Mereka yang berstatus sebagai karyawan/buruh ini adalah mereka yang bekerja sebagai buruh di pabrik, PNS, pelayan restoran, karyawan swasta, dan buruh tani. Dengan demikian, status pekerjaan pada ART miskin di desa ini tergolong tinggi. Pada Tabel 13 diketahui terdapat persentase yang tinggi pada mereka yang berstatus lainnya. Mereka itu adalah yang tidak bekerja, yang termasuk di dalamnya yaitu ibu rumahtangga yang tidak bekerja, ART yang telah berumur lanjut, ART yang termasuk kategori umur produktif namun tidak bekerja (pengangguran), ART yang tergolong masih anak-anak, dan ART yang masih berstatus sebagai pelajar.
8 56 Tabel 13. Rumahtangga Miskin menurut Status Pekerjaan, Jenis Kelamin Kepala dan Anggota Rumahtangga, Tahun 2007 (dalam persen) RMKL RMKP Status Pekerjaan L P L P Total Berusaha Sendiri 10,77 0,72 2,5 0 10,7 Berusaha + TK Keluarga 1,2 0,96 0 7,5 2,62 Berusaha + TK Upahan 0, ,5 1,31 Karyawan/Buruh 11,24 7,18 5 7,5 17,9 Pekerja keluarga 0, ,22 Lainnya 30,14 36, ,25 Total (jiwa) Total (%) 54,31 45,69 42,5 57,5 100 Keterangan: L : Laki-laki P : Perempuan 5.2. Karakteristik Rumahtangga Status Kategori Rumahtangga Untuk melihat karakteristik rumahtangga miskin berdasarkan status kategori rumahtangga diketahui melalui indikator keluarga miskin yang dikeluarkan oleh BPS. Berdasarkan status kategori rumahtangga tersebut diketahui miskin atau tidaknya rumahtangga. Kategori yang digunakan selengkapnya terlihat pada Lampiran 2. Tabel 14. Jumlah Rumahtangga Miskin menurut Status Kategori Keluarga Miskin, Tahun 2007 (dalam persen) Status Kategori Keluarga RMKL RMKP Total Miskin 1,15 7,69 2 Tidak miskin 98,85 92,31 98 Total (rumahtangga) Total (%)
9 57 Seperti terlihat pada Tabel 14, hampir 90 persen rumahtangga, baik pada RMKL dan RMKP termasuk ke dalam status kategori keluarga tidak miskin. Dengan demikian hanya sebagian kecil rumahtangga di desa ini yang termasuk ke dalam status keluarga miskin. Dengan menggunakan kriteria keluarga miskin yang dikeluarkan oleh BPS tersebut, diketahui keterangan umum mengenai kondisi rumah dan rumahtangganya. Aspek yang menjadi penentu kemiskinan yaitu dilihat dari ciri tempat tinggal, kepemilikan asset, aspek pangan, aspek sandang, dan aktivitas sosial. Selengkapnya mengenai keterangan umum mengenai kondisi rumah dan rumahtangga pada RMKL dan RMKP dapat dilihat pada Lampiran Jumlah ART yang Bekerja dan/atau Berusaha Untuk mengetahui karakteristik rumahtangga yang lain dilihat dari jumlah ART yang bekerja dan/atau berusaha, karena jumlah ART yang bekerja dan/atau berusaha pada suatu keluarga akan menentukan partisipasi ART terhadap pendapatan keluarga. Jumlah ART yang bekerja dan/atau berusaha dikategorikan menjadi tiga, yaitu: (1) tinggi, apabila seluruh ART bekerja, (2) sedang, apabila kepala keluarga dan istri/suami yang bekerja, dan (3) rendah, apabila hanya kepala keluarga yang bekerja. Berdasarkan kategori tersebut diketahui jumlah ART yang bekerja pada RMKL dan RMKP. Seperti terlihat pada Tabel 15, baik pada RMKL dan RMKP jumlah ART yang bekerja tergolong rendah. Hal ini terlihat dari persentase terbesar ART yang bekerja ada pada kepala keluarga saja yang bekerja, yaitu sebesar 62 persen. Sisanya sebesar 14 persen tergolong sedang (kepala keluarga dan istri/suami yang bekerja), dan sebesar 2 persen tergolong tinggi (seluruh anggota keluarga bekerja).
10 58 Tabel 15. Jumlah Rumahtangga Miskin menurut Jenis Kelamin Kepala Rumahtangga dan ART yang Bekerja (dalam persen) ART yang Bekerja RMKL RMKP Total Rendah (hanya kepala keluarga yang bekerja) 63,22 53,85 62 Sedang (kepala keluarga dan istri/suami yang bekerja) 16, Tinggi (seluruh anggota keluarga bekerja) 1,15 7,69 2 Lainnya 19,54 38,46 22 Total (rumahtangga) Total (%) Diketahui terdapat sebagian besar rumahtangga pada RMKL dan RMKP ART yang bekerja dan/atau berusaha adalah kepala keluarga dan anak saja. Pada RMKL sebagian besar istri hanya bekerja sebagai ibu rumahtangga, sedangkan pada RMKP karena sebagian besar kepala rumahtangganya berstatus sebagai janda maka hanya ibu dan anak saja yang bekerja. Berdasarkan jenis kelamin kepala rumahtangganya diketahui baik pada RMKL dan RMKP, ART yang bekerja tergolong rendah Ikhtisar Full Enumeration Survey dilakukan pada 100 rumahtangga yang terdiri dari 87 Rumahtangga yang Dikepalai oleh Laki-laki (RMKL) dan 13 Rumahtangga yang Dikepalai oleh Perempuan (RMKP), diketahui bahwa jumlah Anggota Rumahtangga (ART) yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak bila dibandingkan dengan ART yang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan kelompok umur, baik itu pada RMKL dan RMKP diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar ada pada kelompok umur tahun. Tingkat pendidikan penduduk Desa Banjarwaru tergolong rendah. Hal ini terlihat dari mayoritas tingkat pendidikan penduduknya yang hanya bersekolah
11 59 hingga tingkat Sekolah Dasar (SD). Persentase penduduk yang putus sekolah dan tidak sekolah juga menunjukkan jumlah yang tinggi. Dilihat dari jenis kelamin ART yang bersekolah, semakin tinggi tingkat pendidikan maka partisipasi perempuan terhadap jenjang pendidikan tersebut semakin rendah bila dibandingkan dengan ART laki-laki. Hampir sebagian besar penduduk di desa ini baik itu ART yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak bekerja. Hal ini dikarenakan 3 hal, yaitu: pertama, banyak penduduk yang masih tergolong umur sekolah dan masih berstatus sebagai pelajar; kedua, banyak penduduk yang tergolong umur produktif namun tidak memiliki pekerjaan (pengangguran); dan ketiga, banyak ART perempuan yang telah menikah dan hanya bekerja sebagai ibu rumahtangga. Dilihat dari jenis kelamin ART yang bekerja, pada RMKL jumlah ART yang paling banyak bekerja adalah ART laki-laki, sedangkan pada RMKP jumlah ART yang bekerja adalah ART perempuan. Berdasarkan status pekerjaan, baik pada ART RMKL dan RMKP yang bekerja, lebih banyak diantara mereka yang berstatus sebagai karyawan/buruh. Mereka yang bekerja dengan status sebagai karyawan/buruh tersebut adalah yang bekerja sebagai karyawan swasta atau buruh di pabrik. Persentase terbesar kedua berdasarkan status pekerjaan, adalah mereka yang bekerja dengan status berusaha sendiri. Mereka tersebut adalah yang bekerja sebagai petani penggarap atau kuli bangunan. Sedangkan yang bekerja dan berstatus berusaha dengan bantuan tenaga kerja keluarga adalah mereka yang memiliki pekerjaan dengan berdagang atau membuka warung, dan mereka yang bekerja dan berstatus berusaha dengan bantuan tenaga kerja upahan adalah para petani pemilik. Dengan demikian dilihat
12 60 dari besarnya persentase ART yang bekerja dengan status sebagai karyawan/buruh dibandingkan dengan status pekerjaan yang lainnya menunjukkan bahwa status pekerjaan ART di Desa Banjarwaru tergolong tinggi. Dengan menggunakan kriteria rumahtangga miskin yang dikeluarkan oleh BPS, lebih dari 90% rumahtangga disana baik pada RMKL dan RMKP tergolong keluarga tidak miskin. Rumahtangga yang tergolong keluarga miskin lebih banyak ditemui pada RMKP dibandingkan pada RMKL. Hal tersebut mengindikasikan bahwa status ekonomi pada RMKL lebih tinggi bila dibandingkan dengan status ekonomi pada RMKP. Untuk melihat karakteristik keluarga, disamping dilihat dari status kategori kategori keluarga, juga dilihat dari jumlah ART yang bekerja. Karena hal tersebut berkaitan dengan total pendapatan suatu keluarga. Diketahui hampir lebih dari 50% baik pada RMKL dan RMKP, jumlah ART yang bekerja pada masing-masing rumahtangga tergolong rendah. Hal itu didasarkan pada jumlah ART yang bekerja terbatas hanya pada kepala keluarga saja.
BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU
BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB X RELASI GENDER DALAM P2KP
BAB X RELASI GENDER DALAM P2KP 10.1. Hubungan Antara Karakteristik Stimulan P2KP dengan Tingkat Akses dan Kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP Tingkat bantuan dana fisik yang terdiri dari tiga kegiatan
Lebih terperinciBAB VIII AKSES DAN KONTROL RMKL DAN RMKP TERHADAP P2KP
BAB VIII AKSES DAN KONTROL RMKL DAN RMKP TERHADAP P2KP Dengan mempertimbangkan bahwa pelaksanaan P2KP harus dilandasi oleh nilai kesetaraan gender, maka untuk mengetahui keberhasilan P2KP dilihat tingkat
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)
58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan
Lebih terperinciVI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH
59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun
Lebih terperinciRINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.
RINGKASAN FEBRI SASTIVIANI PUTRI CANTIKA. RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA. Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi
Lebih terperinciRELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA
RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA (Kasus pada Rumahtangga Petani Desa Cipeuteuy Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat) Oleh FEBRI SATIVIANI PUTRI CANTIKA
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara sedang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciLampiran 1 Uji korelasi Pearson hubungan antar variabel penelitian Hubungan antar variabel penelitian
LAMPIRAN 83 84 85 Lampiran 1 Uji korelasi Pearson hubungan antar variabel penelitian Hubungan antar variabel penelitian V. X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X1 1 X2-1.406 ** X3 -.133 -.171
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang
Lebih terperinciBAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN
34 BAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN Marginalisasi perempuan dalam dunia kerja merupakan hal yang sangat sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, adanya industrialisasi
Lebih terperinciSIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN
55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN
BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN 5.1 Faktor Internal Responden Penelitian Faktor internal dalam penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status
Lebih terperinciPERAN PEREMPUAN PADA SEKTOR DOMESTIK DAN PUBLIK DI KOTA YOGYAKARTA
PERAN PEREMPUAN PADA SEKTOR DOMESTIK DAN PUBLIK DI KOTA YOGYAKARTA Penny Rahmawaty, M.Si Staf Pengajar Prodi Manajemen,FISE Universitas Negeri Yogyakarta penny_rahmawaty@yahoo.com Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan
Lebih terperinciBAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP
BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar
Lebih terperinciBAB VI PROFIL RUMAHTANGGA PESERTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DI DESA KEMANG
BAB VI PROFIL RUMAHTANGGA PESERTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DI DESA KEMANG Bab ini mendeskripsikan profil rumahtangga peserta PNPM MP di Desa Kemang yang di survei
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 25/05/32/Th. XVI, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,66 PERSEN Tingkat partisipasi angkatan kerja
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017
Keadaan Ketenagakerjaan di DKI Jakarta Februari 2017 No. 27/05/31/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DKI Jakarta pada Februari
Lebih terperinciBAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015
No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah
Lebih terperinciKONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015
BPS KABUPATEN SEKADAU No.06/11/6109/Th. II, 17 November 2016 KONDISI KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2015 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2015 SEBESAR 2,97 PERSEN Persentase angkatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari
Lebih terperinciDistribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran
Distribusi Variabel Berdasarkan, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran No 1. Individu Umur Umur dihitung berdasarkan ulang tahun Demografi yang terakhir (berdasarkan konsep demografi). Pencatatan
Lebih terperinciIndikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar
KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2014 Oleh : Muhammad Fajar KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas perstatistikan di
Lebih terperinciPROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi
23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
Penarikan kesimpulan yang mencakup verifikasi atas kesimpulan terhadap data yang dianalisis agar menjadi lebih rinci. Data kuantitatif diolah dengan proses editing, coding, scoring, entry, dan analisis
Lebih terperinci(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber
I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.
11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang usaha pembelian buah kelapa sawit ini terletak di Desa Tapung Jaya Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Desa Tapung Jaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh rakyat.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 65/11/12/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,84 PERSEN angkatan kerja di Sumatera
Lebih terperinciSTATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015
No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau
Lebih terperinciKeadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat
Keadaan Ketenagakerjaan No. 69/11/76/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Di Provinsi Sulawesi Barat : Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Barat
Lebih terperinciNo. Katalog :
No. Katalog : 23303003.3375 No. Katalog: 2303003.3375 PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 ISSN : - Nomor Publikasi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini
Lebih terperinciDATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang
DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : DATA UMUM : Demografi DATA SATUAN TAHUN 2015 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Kependudukan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Lanjut Usia (lansia) merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia. Masa di mana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DI KAMPUNG DESA BITUNG JAYA, KECAMATAN CIKUPA TANGERANG BANTEN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DI KAMPUNG DESA BITUNG JAYA, KECAMATAN CIKUPA TANGERANG BANTEN A. Sejarah Kp. Bitung Jaya, Cikupa, Tangerang Banten. Asal muasal desa menurut orang tua dulu di Cikupa
Lebih terperinciBAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI
BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI Hubungan antara karakteristik peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi dan dalam
Lebih terperinciKARAKTERISTIK RESPONDEN
18 KARAKTERISTIK RESPONDEN Bab ini menjelaskan mengenai karakteristik lansia yang menjadi responden. Adapun data karakteristik yang dimaksud meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status perkawinan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah
52 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah Ripah Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Desa Pagelaran
Lebih terperinciBAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA
48 BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA Bab ini menjelaskan dan menganalisa hubungan antara faktor internal (meliputi ; jenis kelamin, pendidikan, umur dan status sosial) dan faktor
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA
27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar penduduknya yang bekerja sebagai petani. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010,
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 67/11/32/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015 Agustus 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,72 PERSEN Jawa Barat mengalami penurunan
Lebih terperinciBAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS
BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS 3.1 Analisis Keterkaitan Ruang Perencanaan Dengan Hinterland KAB/KOTA 3.1.1 Analisis Struktur Penduduk 3.1.1.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harapan hidup merupakan suatu pencapaian didalam kehidupan manusia, menurut data BPS Kota Padang dalam angka 2016, angka harapan hidup Kota Padang dari tahun 2012
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017
BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No. 33/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,10 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT
41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016
BPS PROVINSI SULAWESI BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS No. 69/11/76/Th.X, 7 November AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,33 PERSEN Penduduk usia kerja di Sulawesi Barat
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014
No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah
Lebih terperincisuatu negara. Pada dasarnya keberadaan penduduk di suatu negara akan mempercepat pembangun negara semakin besar. Tetapi jika pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk adalah salah satu faktor pembentuk berdirinya suatu negara, tanpa penduduk maka suatu wilayah teritorial tidak dapat berdiri kokoh sebagai suatu negara. Pada
Lebih terperinciV. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA
63 V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA Bab berikut membahas struktur pasar tenaga kerja yang ada di Indonesia. Tampak bahwa sebagian besar tenaga kerja Indonesia terserap di sektor jasa. Sektor jasa
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Letak geografis Kelurahan Way Urang dan Desa Hara Banjar Manis dapat dilihat pada tabel berikut:
Lebih terperinciBPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 26/05/31/Th. XVI, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 8,36 PERSEN Jumlah angkatan kerja di DKI Jakarta
Lebih terperinciBAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL
31 BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL Lee (1984) dalam teorinya Dorong-Tarik (Push-Pull Theory) berpendapat bahwa migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh faktor pendorong
Lebih terperinciBAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG
BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten
Lebih terperinciBAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis
27 BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis Desa Pasawahan merupakan salah satu dari tiga belas desa yang ada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Kutajaya, bagian
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENELITIAN
69 VI. ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hubungan antara realisasi target pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia. Pertama, dilakukan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Desa Lebuh Dalem Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala Timur yang merupakan kecamatan pemekaran dari sebagian
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017
Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS
V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
30 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Propinsi Banten terdiri dari tujuh Kabupaten/Kota yang diantaranya Pandeglang, Lebak, Tangerang, Serang, Kota Tangerang, Cilegon, dan Kota Serang.
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA
BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA 6.1 Karakteristik Responden Responden untuk penelitian ini berjumlah 90 responden yang terdiri dari 30 orang yang bergerak di sektor perdagangan, 30 orang
Lebih terperinciData Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012
Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan
Lebih terperinciV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil dan Kelembagaan UBH-KPWN Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (KPWN) merupakan koperasi yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi budaya patriarki yang masih mengakar kuat di Indonesia hingga saat ini, mengakibatkan posisi perempuan semakin terpuruk, terutama pada kelompok miskin. Perempuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menjadi masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapat pemecahannya, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia
Lebih terperinciBPS PROVINSI DKI JAKARTA
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 52/11/31/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2016 TPT DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 6,12 PERSEN Jumlah angkatan kerja pada Agustus
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014
BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 9,84 PERSEN No. 26/05/31/Th. XVI, 5 Mei 2014 Jumlah angkatan kerja pada Februari
Lebih terperinciKONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc
KONTRIBUSI EKONOMI PEREMPUAN Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc Tuntutan Kemiskinan terhadap Peran Ekonomi Perempuan Permasalahan keluarga yang ada saat ini didominasi oleh adanya masalah sosial ekonomi
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
No.24/05/TH.XIX, 4 Mei 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,13 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh
Lebih terperinciKetenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Katalog BPS : 2301003.34 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Statistik BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian menjadi salah satu indikator kemajuan suatu daerah. Pembangunan ekonomi daerah tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, melainkan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013
BPS PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2013 SEBESAR 9,94 PERSEN No. 25/05/31/Th. XV, 6 Mei 2012 Jumlah angkatan kerja pada Februari
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Brebes Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes Gambar 4.1 Peta Administratif Kabupaten Brebes 4.1.1 Geografi Kabupaten Brebes sebagai
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR
BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015
No. 27/05/Th.XVIII, 5 Mei 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,73 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA
52 BAB IV DESKRIPSI UMUM PROGRAM DAN SMA NEGERI 1 DRAMAGA 4.1 Profil Tayangan Jika Aku Menjadi Jika Aku Menjadi adalah salah satu program Trans TV yang menayangkan informasi tentang lika-liku kehidupan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN & KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Kondisi Ketenagakerjaan terus menunjukkan perbaikan. Pada bulan ruari 2011, TPT Aceh tercatat 8,27%, sementara TPAK juga menunjukkan peningkatan
Lebih terperinciPENDUDUK LANJUT USIA
PENDUDUK LANJUT USIA Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk
Lebih terperinci