IV. METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dilaksanakan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) karena penelitian ini mengambil mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor sebagai responden. Lokasi yang menjadi tempat pemilihan responden umumnya adalah tempat-tempat mahasiswa mudah ditemui seperti asrama dan kantin asrama. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni Metode Pengambilan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa S-1 Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor yang dipilih secara purposive. Tingkat Persiapan Bersama dipilih dengan pertimbangan bahwa mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama tergolong remaja yang merupakan salah satu pangsa pasar dari produk Oreo. Selain itu, mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama masih dalam proses transisi dari masa SMA ke Perguruan Tinggi. Tingkat Persiapan Bersama juga memiliki jumlah mahasiswa terbanyak diantara seluruh kategori tingkatan mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (Lampiran 1), sehingga memiliki peluang lebih besar dalam memperoleh contoh sesuai kriteria. Pengambilan sampel responden dilakukan dengan teknik Cluster Sampling yang merupakan salah satu teknik pengambilan sampel dengan probability sampling. Teknik probability sampling digunakan karena setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel cluster sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memilih sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil atau cluster (Nazir, 2005). Cluster Sampling digunakan karena populasi mahsiswa Tingkat Persiapan Bersama bersifat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil (Cluster) yaitu mahasiswa-mahasiswa tersebut terdiri dari sembilan fakultas yaitu fakultas Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan dan Ilmu Kelautan, Peternakan,

2 Kehutanan, Teknologi Pertanian, Matematika dan IPA, Ekonomi dan Manajemen, dan Ekologi Manusia sehingga perlu dikelompokkan berdasarkan fakultas sehingga diperoleh subpopulasi yang bersifat homogen. Dalam Isgianto (2009) penentuan jumlah sampel menggunakan rumus : n = 2 N * Z 1 2 Nd + Z α / α * P(1 P) / 2P(1 P) Dimana : N n = ukuran populasi = ukuran sampel Z 1-α/2 = nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung α = 1,96 P d = proporsi kejadian = besar penyimpangan yang dapat diterima Berdasarkan data yang diperoleh dari Administrasi Jaminan Mutu dan Pendidikan Institut Pertanian Bogor diketahui bahwa jumlah populasi mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama adalah 3377 orang. Dengan menggunakan selang kepercayaan sebesar 95 persen maka nilai α adalah 5 persen, proporsi kejadian sebesar 45 persen, dan besar penyimpangan (d) adalah 10 persen (nilai kritis untuk penelitian deskriptif) sehingga diperoleh ukuran sampel sebesar 92 orang. Dalam Nazir (2005), penentuan besar sampel dalam setiap fakultas menggunakan metode alokasi sampel berimbang dengan besarnya cluster dengan rumus : N n 1 1 = x n N dimana : n 1 = jumlah sampel dalam tiap fakultas N 1 = jumlah populasi dalam tiap fakultas N = jumlah populasi n = besar ukuran sampel = 92 orang Berdasarkan perhitungan diperoleh sebaran responden dalam setiap fakultas yang terlihat pada Tabel 8.

3 Tabel 8. Sebaran Jumlah Responden pada Setiap Fakultas. Fakultas Jumlah mahasiswa (orang) (N i ) Persentase Mahasiswa (%) Jumlah Sampel (Orang)( N i x n) N Pertanian ,26 10 Kedokteran Hewan 180 5,33 5 Perikanan dan Ilmu kelautan ,32 11 Peternakan 275 8,14 8 Kehutanan ,89 10 Teknologi Pertanian ,87 11 Matematika dan IPA ,65 17 Ekonomi dan Manajemen ,12 12 Ekologi manusia 284 8,42 8 Total % 92 Selain itu, metode alokasi sampel berimbang juga digunakan untuk menentukan jumlah sampel (responden) laki-laki dan perempuan dalam setiap Fakultas, berdasarkan perhitungan diperoleh sebaran responden laki-laki dan perempuan dalam setiap fakultas yang terlihat pada Tabel 9.

4 Tabel 9. Sebaran Jumlah Responden Laki-laki dan Perempuan pada Setiap Fakultas. Fakultas Jumlah Sampel Jumlah Jumlah Jumlah Sampel perempuan mahasiswa mahasiswa laki-laki laki-laki perempuan (Orang)( N (Orang)( N i x n) i x n) N N Pertanian Kedokteran Hewan Perikanan dan Ilmu kelautan Peternakan Kehutanan Teknologi Pertanian Matematika dan IPA Ekonomi dan Manajemen Ekologi manusia Total Operasional pengambilan responden pada setiap fakultas dilakukan dengan menggunakan teknik convenience yang dilakukan atas dasar pendekatan langsung kepada responden dengan menanyakan kesediaan responden untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang dipandu langsung oleh peneliti. Selain itu, dilakukan wawancara dengan responden sehingga diperoleh informasi yang lebih mendalam. 4.3 Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei dengan mengambil kasus pada mahasiswa jenjang S-1 program Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberi gambaran umum karakteristik responden, tingkat pengetahuan responden, persepsi dan sikap responden, sedangkan regresi logistik adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

5 mempengaruhi persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. 4.4 Data dan Instrumentasi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan bantuan kuesioner. Data primer ini meliputi data mengenai karakteristik responden, tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan pangan, persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dan sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari artikel, media massa, literatur-literatur, hasil penelitian sebelumnya maupun dari situssitus internet yang berhubungan dengan topik penelitian Instrumentasi Instrumentasi yang digunakan untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari empat bagian yakni, bagian pertama untuk melihat karakteristik responden, bagian kedua untuk melihat tingkat pengetahuan responden terhadap keamanan pangan, bagian ketiga untuk melihat persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dan bagian keempat untuk melihat sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin. 4.5 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap responden melalui kuesioner yang telah dipersiapkan. Lokasi pengambilan data dilakukan pada tempat-tempat mahasiswa mudah ditemui seperti kantin asrama dan asrama Tingkat Persiapan Bersama. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada minggu ketiga dan keempat bulan Mei Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelusuran terhadap artikel-artikel, media massa, literatur-

6 literatur, hasil penelitian sebelumnya serta situs-situs internet yang terkait dengan topik penelitian. 4.6 Metode Pengolahan Data Data yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pengeditan, semua data yang diperoleh dilapang akan diedit. Tujuan dari pengeditan adalah untuk memilih semua data dan informasi yang diperoleh berdasarkan kerangka formulasi yang telah ditetapkan. 2. Tabulasi, langkah ini bertujuan untuk menyajikan data-data dalam bentuk tabel dan gambar untuk mempermudah penyajian dan interpretasi data-data tersebut. 3. Interpretasi bertujuan menghubungkan semua variabel-variabel yang telah ditetapkan dalam kerangka pemikiran yang akan digunakan dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dalam penelitian ini yang akan dilakukan data dianalisis dan disajikan dalam dua bentuk, yaitu tabulasi deskriptif dan metode analisis regresi logistik.. Pengolahan data dilakukan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003). Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menggambarkan secara rinci data yang diperoleh dengan membuat tabulasi hasil jawaban responden dan kemudian dipersentasekan. Data yang di analisis dengan menggunakan tabulasi deskriptif adalah karakteristik responden, persepsi responden terhadap produk Oreo setalah adanya, dan sikap responden dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin.

7 4.6.2 Metode Regresi Logistik Analisis regresi logistik merupakan bagian dari analisis regresi. Regresi logistik adalah persamaan matematik yang menggambarkan hubungan antara variabel tak bebas dengan sejumlah variabel bebas. Pada model regresi logistik variabel tak bebasnya bersifat biner atau dikotomi yakni memiliki nilai yang diskontinyu 1 dan 0. Kleinbaum (1994) yang diacu dalam Rama (2008) menyatakan bahwa regresi logistik merupakan suatu pendekatan model matematika yang dapat digunakan untuk memaparkan hubungan antara peubah (X) dengan peubah respon biner (Y). Regresi logistik merupakan suatu model dimana respon variabel terikat (Y) bersifat memihak kepada 1 dari 2 atau lebih pilihan yang ada. Model logit juga menggambarkan bagaimana peluang atau kemungkinan terpilihnya salah satu dari sejumlah pilihan yang tersedia. Variabel terikat (Y) dibuat dalam bentuk dummy (0,1,2,3,...). Nilai variabel tak bebas dari model logistik antara 0 dan 1, bentuk fungsi dari model logistik adalah : Ln [P / 1-P] = α + βx + μ P adalah nilai peluang dari variabel tak bebas yang nilainya biner yaitu 0 dan 1, 1 nilai P diperoleh dari : Y = Prob (Y=1) = ( α + βχ + μ ) 1+ e Sebaran peluang yang digunakan dalam fungsi logit adalah sebaran logistik, sehingga nilai harapan bersyarat Y jika diketahui X adalah : g ( x) e E (Y X) = π (X) = dengan g (X) = Ln [π(x) / 1-π(X)] g ( x) 1+ e Dalam penelitian ini, konsumen dihadapkan pada pilihan persepsi baik dan sikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin atau persepsi buruk dan sikap negatif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Keputusan ini dianggap sebagai variabel dependent (tak bebas) yang diduga dipengaruhi oleh sejumlah variabel independent (bebas). Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen selalu membawa motivasi, persepsi, dan pilihan pribadi masing-masing. Engel et al,(1994) menyatakan proses keputusan dibentuk oleh tiga faktor yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan pengaruh psikologis. Sedangkan Kotler

8 (2000) membagi faktor-faktor tersebut ke dalam kategori budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor pribadi atau karakteristik pribadi individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen. Karakteristik tersebut meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, status perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain. Dalam Sumarwan (2003) perbedaan karakteristik menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Perbedaan karakteristik ini akan mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya secara konsisten. Merujuk pada hal-hal tersebut maka salah satu faktor yang diduga mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah karakteristik konsumen. Adapun beberapa karakteristik konsumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah gender (jenis kelamin), usia, dan uang saku perbulan. Variabel lain yang diduga dimasukkan ke dalam pengolahan analisis regresi logistik ini yaitu persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, hal ini sesuai dengan teori Kotler (2000) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan/sikap konsumen adalah persepsi. Variabel lainnya adalah tingkat pengetahuan keamanan pangan, dan tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo yang merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi keputusan konsumen. Sedangkan faktor-faktor lain seperti faktor pengaruh psikologis dan pengaruh nilai produk tidak dimasukan karena disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Hipotesa dari keenam variabel yang akan dianalisis adalah : 1. Gender/jenis kelamin Analisis konsumen mempertimbangkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebagai indikator variabel dalam hal memiliki persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Jenis kelamin sangat berhubungan dengan selera dan kebiasaan, diduga jenis klamin perempuan akan lebih memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki (0) dan perempuan (1).

9 2. Usia Perbedaan usia diduga akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Hal ini terkait dengan tingkat kepercayaan, pengetahuan, selera dan kesadaran nilai pembelian suatu produk. Usia berhubungan dengan tingkat pengetahuan seseorang, sehingga semakin bertambah usia, konsumen akan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan dengan usia yang lebih muda. Dengan demikian diduga bahwa usia yang lebih tua akan memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel usia tidak dikategorikan hal ini dikarenakan usia responden relatif berdekatan. 3. Uang saku Besarnya uang saku merupakan variabel yang diduga akan mempengaruhi persepsi dan sikap konsumen terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Semakin besar uang saku yang diterima konsumen maka akan mempermudah konsumen untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan sehingga diduga konsumen dengan uang saku tinggi akan mempengaruhi persepsi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel uang saku dikategorikan menjadi kurang dari Rp ,- (0), antara (1), dan lebih besar Rp ,- (2). Adapun yang mendasari pengelompokan uang saku responden adalah besarnya sebaran uang saku responden dimana sebagian besar responden memiliki uang saku yang kurang dari Rp ,-, antara Rp ,-,dan lebih besar dari Rp.! ,-. 4. Tingkat pengetahuan keamanan pangan Pengetahuan konsumen merupakan salah satu indikator pengukuran persepsi konsumen. Semakin banyak konsumen mengetahui mengenai keamanan pangan, maka akan cenderung untuk memiliki persepi dan sikap yang baik terhadap produk Oreo. Konsumen yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai keamanan pangan tentu akan lebih peduli terhadap produk-produk yang mengandung zat-zat yang berbahaya

10 bagi kesehatan sehingga akan mendorong konsumen untuk mencari kebenaran informasi mengenai isu melamin. Variabel tingkat pengetahuan keamanan pangan dikategorikan menjadi sedang (0), rendah (1), dan tinggi (2). 5. Tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo. Pengetahuan konsumen merupakan salah satu indikator pengukuran persepsi konsumen. Semakin banyak konsumen memiliki pengetahuan mengenai produk Oreo, maka cenderung akan memiliki persepsi dan sikap yang positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Oleh karena itu sebelum melihat persepsi perlu diketahui tingkat pengetahuan responden. Tingkat pengetahuan responden terhadap produk Oreo akan mempengaruhi sikap responden terhadap produk Oreo. Konsumen yang mengetahui mengenai produk Oreo dan memahami kebenaran isu melamin yakni bahwa produk Oreo buatan dalam negeri bebas melamin akan bersikap positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo dikategorikan menjadi sedang (0), rendah (1), dan tinggi (2). 7. Tingkat persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin Tingkat persepsi merupakan salah satu indikator pengukuran sikap responden. Semakin baik persepsi seseorang terhadap sesuatu maka cenderung akan memiliki sikap yang positif terhadap sesuatu tersebut. Konsumen yang memiliki persepsi yang baik terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin maka kemungkinan akan memiliki sikap yang positif terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Variabel tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dikategorikan menjadi persepsi buruk (0) dan persepsi baik (1). Dengan demikian model logit untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin dengan variabel tak bebas (Y) yang menjadi pilihan responden, yaitu persepsi baik (1) atau persepsi buruk (0). Dengan demikian model regresi logistik dalam penelitian ini adalah :

11 π(x) = е β0+β1x1+β2x2+ +β6x6 /1+ е β0+β1x1+β2x2+ +β6x6 Setelah ditransformasikan kedalam logit (g(x)), model berubah menjadi : g(x) = In π ( X ) 1 π ( X ) = β 0 + β 1 X 1 +β 2 X 2 + +β 5 X 5 = β 0 + β 1 jenis kelamin +β 2 usia +β 3 uang saku +β 4 tingkat pengetahuan keamanan pangan +β 5 tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo Dengan keterangan : X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 Β 0 = jenis kelamin = jenis kelamin responden (0=laki-laki, 1=perempuan) = usia = usia responden = uang saku = uang saku yang diterima responden setiap bulannya (0=< , 1= , 2=> ) = tingkat pengetahuan keamanan pangan (0= sedang, 1=rendah, 2=tinggi) = tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo (0=sedang, 1= rendah, 2=tinggi) = konstanta (intersept) Β 1 - β 6 = koefisien variabel bebas atau parameter yang akan diestimasi (logits) Sedangkan untuk model logit sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah sebagai berikut : π(x) = е β0+β1x1+β2x2+ +β7x7 /1+ е β0+β1x1+β2x2+ +β7x7 Setelah ditransformasikan kedalam logit (g(x)), model berubah menjadi : g(x) = In π ( X ) 1 π ( X ) = β 0 + β 1 X 1 +β 2 X 2 + +β 6 X 6 = β 0 + β 1 jenis kelamin +β 2 usia +β 3 uang saku +β 4 tingkat pengetahuan keamanan pangan +β 5 tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo +β 6 tingkat persepsi tehadap produk Oreo. Dengan keterangan : X 1 X 2 = jenis kelamin = jenis kelamin responden (0=laki-laki, 1=perempuan) = Usia = usia responden

12 X 3 X 4 X 5 X 6 Β 0 Β 1 - β 6 = uang saku = uang saku yang diterima responden setiap bulannya (0=< , 1= , 2=> ) = tingkat pengetahuan keamanan pangan (0= sedang, 1=rendah, 2=tinggi) = tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo (0=sedang, 1= rendah, 2=tinggi) = tingkat persepsi (0=persepsi buruk, 1=persepsi baik) = konstanta (intersept) = koefisien variabel bebas atau parameter yang akan diestimasi (logits) Dari keenam variabel diatas, terdapat lima data kategori yang termasuk data nominal dan ordinal yaitu jenis kelamin, uang saku, tingkat pengetahuan keamanan pangan, tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo, dan tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. Untuk variabel usia tidak dilakukan pengkategorian hal ini dikarenakan rentang usia responden relatif berdekatan. Variabel uang saku dikelompokkan menjadi <Rp , Rp , dan >Rp berdasar pada besarnya sebaran uang saku responden dimana sebagian besar responden memiliki uang saku yang kurang dari Rp ,-, antara Rp ,-,dan lebih besar dari Rp.! ,-. Pengkategorian variabel bebas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.

13 Tabel 10. Peubah Penjelas Beserta Kategorinya Peubah Keterangan Kode (1) (2) pengetahuan oreo Sedang 1 0 Rendah 0 1 Tinggi 0 0 uang saku < > pengetahuan pangan Sedang 1 0 Rendah 0 1 Tinggi 0 0 jens kelamin laki-laki 1 Perempuan 0 jenis persepsi persepsi buruk 1 persepsi baik 0 Nilai Odds Ratio Ukuran yang sering digunakan untuk melihat hubungan antara peubah bebas dan peubah tidak bebas dalam model logistk adalah nilai odds ratio (Ψ). Nilai odds ratio menunjukkan peluang Y=1 dan Y=0 yang dipengaruhi oleh variabel tak bebas tertentu. Nilai ini diperoleh dari perhitungan eksponensial dari koefisien estimasi atau exp (β). Odds ratio (Ψi) = [P(xi) / 1-P(xi)] atau exp (β) (Hosmer dan Lameslow (1989) yang diacu dalam Astarina (2007)). Metode Kemungkinan Maksimum (Maximum Likelihood Estimate) Pendugaan parameter logit dilakukan dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum. Metode ini pada model logisik sama dengan metode yang digunakan pada pendugaan regresi biasa. Metode ini lebih umum digunakan dibandingkan metode lainnyaseperti metode kuadrat terkecil karena metode ini dapat digunakan untuk data berukuran besar dan kompleks. Rasio Odds digunakan untuk mempermudah interprestasi koefisien. Rasio odds adalah ukuran yang memperkirakan berapa besar kecenderungan peubahpeubah penjelas (X) terhadap peubah respon (Y). Jika suatu peubah penjelas memilki tanda koefisien positif maka nilai odds rationya >1, sebaliknya jika tanda

14 koefisiennya negatif maka nilai odds rationya <1 (Hosmer dan Lameshow,1989 yang diacu dalam Astarina 2007). Interpretasi koefisien dari nilai odds ratio untuk peubah penjelas yang berskala nominal, X=1 memiliki kecenderungan untuk Y=1 sebesar Ψ kali dibandingkan dengan peubah X=0. Sedangkan jika peubah penjelasnya berskala kontinu, untuk Ψ lebih besar atau sama dengan satu, maka semakin besar nilai peubah X akan diikuti pula dengan semakin besarnya kecenderungan untuk Y=1. Pengujian Parameter Pengujuan terhadap parameter-parameter model regresi logistik dilakukan untuk memeriksa pengaruh dari peubah penjelas di dalam model. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu menggunakan statistik uji-g dan wald test. Statistik uju-g adalah ratio kemungkinan maksimum yang digunakan untuk menguji peranan peubah penjelas di dalam model secara bersama-sama (Hosmer dan Lameshow (1989) yang diacu dalam Astarina (2007)). Nilai ini didapat dengan cara membandingkan nilai G hitung dengan nilai Chi-square. G hitung = 2 { nilai log likelihood [n 1 Ln (n 1 ) + n 0 Ln (n 0 ) n Ln (n)]} Dimana : G = nilai ratio likelihood logaritma tanpa variabel tak bebas n 1 = jumlah sampel yang termasuk dalam kategori P(Y=1) n 0 = jumlah sampel yang termasuk dalam kategori P(Y=0) n = jumlah total sampel dengan hipotesis : H o = β o = β 2 = β 3 =..= β p = 0 H 1 = Minimal ada satu nilai β i 0, dimana i=1,2,3,,p Statstik G akan mengikuti sebaran X 2 dengan derajat bebas P, kaidah keputusan yang diambila adalah, jika G=X 2 p(a) maka hipotesis nol ditolak. Selain pengujian parameter secara bersama-sama, ada juga pengujian parameter β i secara parsial (individu) dilakukan dengan uji Wald dengan cara merasionalkan kesalahan β j dengan keslahan bakunya (standard error). Hipotesa yang akan diuji adalah : H o = variabel ke I tidak berpengaruh terhadap persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin

15 (β i =0) H o = variabel ke i berpengarh terhadap persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin Β i 0 Model statistik uji Wald : W i =β i /SE(β i ) Dimana : β i = penduga β i SE(β i ) = penduga galat baku β i Nilai kepercayaan yang digunakan pada analisis logit, untuk model persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin menggunakan nilai kepercayaan 85 persen atau α=0,15. Pemilihan ini didasarkan pada tingkat kepercayaan yang lebih tinggi atau α yang lebih rendah, variabel yang signifikan sangat sedikit. Selain itu, untuk penelitian sosial ekonomi, seperti penelitian ini derajat kesalahan sebesar 15 persen masih dapat diterima, dengan pertimbangan banyak variabel lain diluar penelitian ini yang tidak bisa dikendalikan sehingga menimbulkan kesalahan-kesalahan pada hasil penelitian Skala Likert dan Rentang Skala Menurut Kinear dalam Umar (2000), skala likert berhubungan dengan pernyataan sikap seseorang terhadap suatu produk yang memungkinkan konsumen mengekspresikan intensitas perasaan mereka, seperti setuju, tidak setuju, dan lain-lain. Skor respon responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor, dan total skor inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala likert. Skala Likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat membuat ranking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden yang lain dalam skala. Skala Likert beserta skor jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 11.

16 Tabel 11. Skala Likert dan Skor Jawaban Responden No. Jawaban Responden Skor 1. Sangat tahu, sangat setuju 5 2. Tahu, setuju 4 3. Netral 3 4. Tidak tahu, tidak setuju 2 5. Sangat tidak tahu, sangat tidak setuju 1 Sebelum memberikan interprestasi terhadap penilaian konsumen tersebut, maka ditentukan dahulu rentang nilainya dengan menggunakan rumus : Skala Interval = (m-n)/b Dimana : m = angka tertinggi dalam pengukuran n = angka terendah dalam pengukuran b = banyaknya kelas yang dibentuk jika angka pengukura tertinggi dalam skala likert = 5 dan angka terendahnya =1 dan banyaknya kelas yang dibentuk = 5 maka besarnya range adalah : (5-1)/5 = 0,8 Pembagian kelas berdasarkan tingkat pengetahuan adalah : 1,0 < ei <1,8 = sangat tidak tahu 1,8 <ei < 2, 6 = tidak tahu 2,6 < ei < 3,4 = antara tahu dan tidak tahu (ragu-ragu) 3,4 < ei < 4,2 = tahu 4,2 < ei <5,0 = sangat tahu Pembagian kelas berdasarkan persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin adalah : 1,0 < ei <1,8 = sangat tidak setuju 1,8 <ei < 2, 6 = tidak setuju 2,6 < ei < 3,4 = antara setuju dan tidak setuju (ragu-ragu) 3,4 < ei < 4,2 = setuju 4,2 < ei <5,0 = sangat setuju Dalam analisis tingkat pengetahuan keamanan pangan, pengetahuan terhadap produk Oreo, persepsi dan sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, transformasi data dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan statistik deskriptif berupa mean dan persentase. Mean digunakan

17 karena mean dapat menggambarkan keadaan atau kondisi data secara keseluruhan. Dalam tabel frekuensi, data mentah diatur dalam kelas yang besar interval kelasnya sama. Interval kelas dicari setelah jumlah kelas ditentukan. Nazir (2005) menyebutkan persamaan untuk mencari besar interval kelas yaitu: I = R/k Dimana: I = besar interval kelas R = range atau panjang kelas (nilai maksimum dikurangi nilai minimum) k = jumlah kelas Dalam analsis tingkat pengetahuan keamanan pangan, nilai maksimum adalah 46 dan nilai minimum adalah 28 dengan jumlah kelas adalah tiga (rendah, sedang, tinggi) maka besarnya interval kelas : (46-28)/3 = 6 maka : skor = rendah skor = sedang skor = tinggi Untuk tingkat pengetahuan terhadap produk Oreo, nilai maksimum adalah 28, nilai minimum 6 dengan jumlah kelas adalah tiga (rendah, sedang, tinggi) maka interval kelasnya : (28-8)/3 = 6,67 skor 6-13,3 = rendah skor 13,4-20,7 = sedang skor 20,8-28 = tinggi Untuk tingkat persepsi terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, nilai maksimum adalah 23, nilai minimum adalah 11, dan jumlah kelas adalah dua (rendah, tinggi) maka interval kelanya : (23-11)/2 = 6 skor = buruk skor = baik Untuk tingkat sikap terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin, nilai maksimumnya adalah 22, nilai minimum adalah 10, dan jumlah kelas adalah dua (rendah, tinggi) maka interval kelasnya : (22-10)/2 = 6 Skor = negatif Skor = positif

18 4.7 Definisi Operasional Adapun definisi operasional dari masing-masing vaiabel yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi produk Oreo baik sebelum adanya isu melamin maupun sesudah adanya isu melamin. 2. Responden adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor jenjang S-1 dari sembilan fakultas dan Tingkat Persiapan Bersama (TPB) yang pernah mengkonsumsi produk Oreo sebelum adanya isu melamin. 3. Karakteristik responden adalah faktor perbedaan individu atau faktor pribadi yang membedakannya dari responden lain dan akan mempengaruhi keputusan pembeliannya. Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gender, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, jumlah anggota keluarga, dan penghasilan. 4. Umur adalah usia responden pada saat penelitian ini dilakukan yang diukur dari tahun kelahiran sampai penelitian ini dilakukan yang dihitung dengan pembulatan ke tanggal ulang tahun terdekat, diukur dengan skala rasio. 5. Jenis kelamin adalah jenis kelamin responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, diukur dengan skala nominal. 6. Jurusan fakultas adalah jenis program studi yang sedang dijalankan oleh responden. 7. Uang saku adalah sejumlah uang yang diterima reponden setiap bulannya. 8. Tempat tinggal adalah tempat responden untuk tinggal dan menetap. 9. Pengetahuan responden adalah pengetahuan tentang keamanan pangan. 10. Persepsi responden adalah cara pandang responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin. 11. Sikap responden adalah sikap dalam mengkonsumsi produk Oreo setelah adanya isu melamin.

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian terhadap analisis persepsi dan sikap konsumen terhadap produk magnum setelah isu lemak babi ini dilakukan di kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran

Pengaruh brand image IM3terhadap keputusan pembelian simcard Gambar 7. Kerangka pemikiran 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar yang mereka hadapi. Perusahaan yang ketat dalam pasar operator seluler

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pengambilan Contoh 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai perilaku penggunaan internet ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey. Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional dalam penelitian ini mencakup seluruh definisi yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n = 27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan metode survei. Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Loyalitas Konsumen Terhadap Susu Formula Laktogen merupakan penelitian yang dilaksanakan di kota Bogor. Penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen brand equity (ekuitas merek), yaitu brand awareness (kesadaran merek), brand association

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga dan Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan

Lebih terperinci

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN

di masa yang akan datang dilihat dari aspek demografi dan kepuasannya. PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini ada dua teknologi yang diusung oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi Indonesia yaitu teknologi Global System for Mobile communication (GSM) dan teknologi Code

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis yang berhubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu atau periode tertentu. Lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1.Data Data adalah suatu bahan mentah yang jka diolah dengan baik melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi. 2.1.1.Menurut sifatnya Menurut sifatnya, data

Lebih terperinci

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini 15 KERANGKA PEMIKIRAN Gaya hidup merupakan aktivitas, minat, dan pendapat individu dalam kehidupan sehari-hari yang diukur menggunakan teknik psikografik. Berbagai faktor dapat memengaruhi terbentuknya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 24 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Saat ini diprediksi lebih dari 1 miliar lebih unit ponsel yang beredar secara global. Dari angka itu jumlah pemakai Nokia menguasai 36,4% market share ponsel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).

Lebih terperinci

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh 15 4 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian yang digunakan cross sectional. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Pengembangan Model Pendidikan Makanan Jajanan Sehat Berbasis Sekolah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan 64 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap gejala

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah crosss sectional study. Desain cross sectional study adalah salah satu caraa pengumpulan data

Lebih terperinci

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS)

Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Model Regresi Binary Logit (Aplikasi Model dengan Program SPSS) Author: Junaidi Junaidi 1. Pengantar Salah satu persyaratan dalam mengestimasi persamaan regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan obyek

Lebih terperinci

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi 16 KERANGKA PEMIKIRAN Menstruasi merupakan keadaan yang dialami oleh seorang perempuan normal setiap bulan. Agar cairan menstruasi yang keluar dari dinding rahim tidak menodai pakaian yang dipakai maka

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. BPRS Al Salam Amal Salman atau lebih dikenal dengan nama BPRS Al Salaam (BAS). BAS berkantor pusat di Jalan Cinere Raya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pola hidup masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan citarasa yang enak,

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN 17 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perusahaan memiliki strategi tertentu untuk memenangkan persaingan dalam pasar HP yang mereka hadapi. Persaingan yang ketat membuat perusahaan HP harus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di obyek wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengunjungi kantor redaksi malangonline.com, Perumahan Pondok Mulia B124,

BAB III METODE PENELITIAN. mengunjungi kantor redaksi malangonline.com, Perumahan Pondok Mulia B124, BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini yaitu pada masyarakat di Kota Malang yang umumnya pernah mencari informasi dari situs berita. Selain itu peneliti juga mengunjungi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk 44 III. METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dengan mengoperasionalkan

Lebih terperinci

VI. METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN VI. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya teknologi berdampak pada peningkatan penggunaan alat komunikasi. Masyarakat cenderung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA 3.1 Metodologi Penelitian Sesuai dengan bentuk data dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh office channeling

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1. III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada 11 Maret 2015 sampai 11 Mei 2015. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Kabupaten Karanganyar. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun mandi cair LUX pada

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun mandi cair LUX pada III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam skripsi ini objek penelitian adalah konsumen sabun pada Chandra Departement Store yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk No. 1 Tanjungkarang Bandarlampung.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan masalah yang telah disampaikan pada bab I. Dalam uraian tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radang paru paru adalah sebuah penyakit pada paru paru dimana pulmonary alveolus yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi cairan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sugiono dalam bukunya Metodologi Penelitian Bisnis (2009)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.. Kerangka Pemikiran Operasional Perusahaan-perusahaan yang memiliki konsep pemasaran dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada konsumen, sangat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Data Data merupakan kumpulan keterangan atau fakta yang diperoleh dari satu populasi atau lebih. Data yang baik, benar dan sesuai dengan model menentukan kualitas kebijakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatau metode penelitian dalam meneliti status sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui 41 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan yang selanjutnya disingkat PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan cakupan makna yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif (explanatory) dengan verifikatif (quantitative). Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengumpulan data hanya dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan, serta retrospektif karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Deskriptif Penelitian deskriftif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai satu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keputusan pembelian fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keputusan pembelian fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fresh product di ritel tradisional dan ritel modern. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga 37 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga cabang Cibinong. Pelaksanaan penelitian berlangsung bulan Juli 2009 sedangkan upaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Kausal Desain penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab dan akibat dari beberapa variabel. Penelitian kausal biasanya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat wisata yang ada di Bogor, diantaranya yaitu kebun raya Bogor, taman wisata mekarsari, taman matahari, dan taman safari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X pembilang persamaan (3) adalah rataan jumlah kuadrat galat, N jumlah pengamatan dan M jumlah himpunan bagian. Penyebutnya merupakan fungsi nilai kompleks, dengan C(M) adalah nilai kompleksitas model yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkembangan arus globalisasi yang semakin cepat membuat konsumen akan semakin terbuka dalam menerima segala informasi. Dalam proses memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Regresi Logistik Regresi adalah bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 37 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study yaitu data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan untuk memperoleh karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah Mahasiswa, Dosen, dan Operator SIAT Universitas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) data yang diambil merupakan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross sectional, karena data dikumpulkan pada satu waktu tidak berkelanjutan (Singarimbun dan Efendi 1995). Penelitian

Lebih terperinci

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. 17 KERANGKA PEMIKIRAN Perguruan tinggi merupakan komunitas yang terdiri dari orang-orang intelektual dalam berbagai aktivitas akademis. Perguruan tinggi memiliki peran strategis dan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi KUR di wilayah perkotaan ini dilakukan di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank ini dipilih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di CV. Duta Luwak Brother s Link Jln. Raden Intan Gg.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di CV. Duta Luwak Brother s Link Jln. Raden Intan Gg. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di CV. Duta Luwak Brother s Link Jln. Raden Intan Gg. Menako No.111 Way Mengaku Kec.Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Penelitian

Lebih terperinci

Peranan Statistika. Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si.

Peranan Statistika. Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si. Peranan Statistika Disusun oleh Putriaji Hendikawati, S.Si., M.Pd., M.Sc. Dr. Scolastika Mariani, M.Si. 1. Pengertian Statistika Statistika banyak dimanfaatkan dalam berbagai aspek dan bidang kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kota Bandar Lampung yaitu di beberapa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kota Bandar Lampung yaitu di beberapa 30 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kota Bandar Lampung yaitu di beberapa kantin Sekolah Dasar (Negeri dan Swasta) Kota Bandar Lampung, pada

Lebih terperinci

VI. METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN VI. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai ekuitas merek ini dilakukan di Kota Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) karena kota ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013. Alasan penulis

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

sikap food Selain itu

sikap food Selain itu 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Kerangka Pemikiran Kegiatan usahaa berdagangg makanan memberikan dampak positif terhadap pembangunan untuk daerah tersebut, berupa peningkatan pendapatan, perluasan kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statisik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sebanyak 25 perusahaan yang masuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dengan berdasarkan tingkat eksplanasinya 54.

Lebih terperinci

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI 7 BAB ΙΙ LANDASAN TEORI Berubahnya nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, bisa saja berubahnya nilai suatu variabel disebabkan oleh adanya perubahan nilai pada variabel lain yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan menggunakan metode survei. Lokasi penelitian

Lebih terperinci