Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar"

Transkripsi

1 KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2014 Oleh : Muhammad Fajar

2 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas perstatistikan di Indonesia. Oleh karena itu, BPS berkewajiban menyediakan beragam jenis data hasil kegiatan statistik. Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan salah satu data dasar yang sangat penting dalam membuat perencanaan, kebijakan, dan evaluasi hasil pembangunan sampai wilayah administrasi terkecil. Salah satu hasil sakernas adalah diperolehnya kondisi ketenagakerjaan di suatu wilayah dengan karakteristik lebih rinci tetapi cakupannya hanya sampai level kabupaten saja. Agar semua pihak dapat secara paham mengetahui kondisi ketenagakerjaan, maka dibuatlah publikasi Indikator Ketenagakerjaan sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat, terkhusus Stakeholder dan Akademisi. Waropen, Juni 2015 Kasie Statistik Sosial BPS Waropen Muhammad Fajar NIP Page 2

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketenagakerjaan merupakan salah satu sasaran pembangunan pada RPJMN , sesuai triple track strategy (pro poor, pro growth, pro job). Maksudnya dengan menciptakan lapangan pekerjaan berarti kesempatan kerja bagi penduduk usia kerja makin besar sehingga tenaga kerja banyak yang terserap akibatnya dapat menurunkan pengangguran dan akhirnya berimbas pada turunnya kemiskinan. BPS sebagai instansi pelopor statistik terpercaya untuk semua, berusaha memenuhi kebutuhan akan data ketenagakerjaan yang nantinya bisa dijadikan dasar perencanaan di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan. Oleh karena itu didasari kesadaran pentingnya gambaran ketenagakerjaan di Kabupaten Waropen, maka penulis akan membahas hasil Sensus Penduduk 2010 di Kabupaten Waropen secara deskriptif, berupa tabel analisis, yang dihasilkan dan indikator indikator ketenagakerjaan sehingga para stake holder di Waropen dapat membuat perencanaan yang tepat di bidang ketenagakerjaan di Waropen. 1.2 Ruang Lingkup dan Tujuan Ruang lingkup pembahasan pada tulisan ini hanya membatasi hingga level Kabupaten Waropen. Tujuan pembuatan tulisan ini antara lain untuk mengetahui: Karakteristik penduduk usia kerja, Karakteristik angkatan kerja, Karakteristik pekerja, Karakteristik pengangguran, Indikator ketenagakerjaan, seperti TPAK, TKK, TPT, dan Tingkat Pengangguran Usia Muda (TPUM). Page 3

4 1.3 Sistematika Penulisan Bab I berisi tentang latar belakang tulisan, dan tujuan serta sistematika penulisan. Bab II membahas konsep dan definisi serta indikator ketenagakerjaan. Bab III berisi tentang pembahasan mengenai karakteristik penduduk usia kerja, angkatan kerja, pengangguran, dan indikator ketenagakerjaan. Bab VI berisi penutup. Page 4

5 BAB II KONSEP DAN DEFINISI SERTA INDIKATOR KETENAGAKERJAAN 2.1 Konsep Dan Definisi Ketenagakerjaan Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengacu pada The Labour Force Concept oleh International Labour Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok penduduk usia kerja dan kelompok penduduk bukan usia kerja. Konsep ketenagakerjaan dapat digambarkan oleh diagram ketenagakerjaan 1 berikut: a. Penduduk Usia Kerja Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas 2. b. Penduduk Bukan Usia Kerja Penduduk Bukan Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 0 sampai dengan 14 tahun. c. Angkatan Kerja Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja dan pengangguran. d. Bukan Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja 3 adalah penduduk usia kerja yang pada periode referensi tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya (pension, penerima transfer, jompo, atau alasan lain). e. Bekerja Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Kegiatan bekerja ini meliputi, baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu tidak aktif bekerja, missal karena cuti, sakit, dan sejenisnya. - Status Pekerjaan 1 Diagram Ketenagakerjaan yang diturunkan dari Sakernas. 2 Sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No.13 Tahun Bukan Angkatan Kerja versi sakernas adalah penduduk usia kerja yang mencakup tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan tetap, tidak mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha, dan tidak bersedia bekerja. Page 5

6 Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha. Status pekerjaan dikelompokkan menjadi: 1. Berusaha sendiri 2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar 3. Berusaha dibantu buruh tetap atau buruh dibayar 4. Buruh atau Karyawan atau Pegawai 5. Pekerja bebas 6. Pekerja keluarga atau tidak dibayar - Lapangan Usaha/Pekerjaan 4 Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan suatu organisasi/lembaga/usaha (establishment) tempat seseorang bekerja selama periode waktu acuan yang dibuat untuk data karateristik ekonomi atau yang dikerjakan terakhir jika orang tersebut tidak bekerja (PBB, 1998). Kegiatan establishment adalah jenis barang yang diproduksi atau jasa yang diberikan. f. Pengangguran Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, dan tidak aktif mencari pekerjaan tetapi bersedia bekerja. 2.4 Indikator Ketenagakerjaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) TPAK adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survey/sensus. Rumus TPAK: Dari TPAK bisa dikembangkan menjadi: a. TPAK Menurut Jenis Kelamin, yaitu: Dimana: 4 Lapangan Pekerjaan yang dimaksud sakernas adalah lapangan pekerjaan utama. 5 Indikator ketenagakerjaan yang bisa dihasilkan dari data Sakernas. Page 6

7 L : Laki-laki dan P: Perempuan b. TPAK Menurut Kelompok Umur-Jenis Kelamin Dimana: KU L atau P : Kelompok Umur Pada Jenis Kelamin Laki-laki atau Perempuan Tingkat Kesempatan Kerja Tingkat kesempatan kerja (TKK) adalah peluang seseorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. TKK menggambarkan kesempatan seseorang untuk terserap dalam pasar kerja. Rumus TKK: Pekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Indikator ini penting untuk mengetahui sektor-sektor yang banyak menyerap tenaga kerja Pekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Indikator ini penting sebagai tolak ukur kualitas dari pekerja Pekerja Menurut Status Pekerjaan o Pekerja berstatus buruh/karyawan/pegawai dan berusaha dibantu buruh tetap biasanya digolongkan ke dalam pekerja sektor formal, sedangkan pekerja berstatus selain itu umumnya digolongkan ke dalam sektor informal. o Indikator ini penting sebagai gambaran distribusi pekerja lebih banyak di sektor formal/informal. o Pada Sensus Penduduk pengelompokan sektor formal dan informal hanya berdasarkan status pekerjaan, tetapi Sakernas juga berdasarkan jenis pekerjaan Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah peluang seseorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk menjadi pengangguran. TPT menunjukkan besarnya penduduk usia kerja yang termasuk dalam pengangguran. Page 7

8 Rumus TPT: TPT dapat disajikan menjadi: a. TPT menurut daerah tempat tinggal b. TPT menurut kelompok umur c. TPT menurut jenis kelamin d. TPT menurut tingkat pendidikan Tingkat Pengangguran Usia Muda (TPUM) Tingkat Pengangguran Usia Muda adalah persentase pengangguran usia muda terhadap angkatan kerja usia muda. Konsep penduduk usia muda merujuk pada rekomendasi ILO dalam the Key Indikators of the Labour Market (KILM,1999), yaitu penduduk kelompok usia tahun. Rumus: Page 8

9 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Penduduk Usia Kerja Penduduk Usia Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tabel 1. Distribusi Penduduk Usia Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen, Tahun 2014 Penduduk Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan' Usia Kerja dibawah SD SD SMP SMA Diploma / Universitas Laki-laki 17.28% 17.40% 21.14% 28.91% 15.27% Perempuan 18.63% 29.06% 27.71% 20.33% 4.27% Total 17.92% 22.92% 24.25% 24.85% 10.06% Gambar 2. Distribusi Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen, Tahun 2014 Perempuan 47.38% Laki-laki 52.62% Penduduk usia kerja di Kabupaten Waropen tahun 2014 (Kabupaten Waropen selanjutnya kita sebut saja Waropen) mencapai 18,631 jiwa, dimana sebanyak persennya adalah penduduk laki-laki dan persen penduduk perempuan. Dari komposisi angkatan kerja sebanyak persen merupakan tamatan SMA sederajat, persen adalah tamatan SD ke bawah, dan tamatan perguruan tinggi mencapai hanya persen. Atas dasar hal itulah dapat dikatakan mutu dari penduduk usia kerja Waropen dapat dikatakan masih rendah karena komposisi tamatan pendidikan SD ke bawah masih mendominasi dibandingkan lulusan lainnya. Page 9

10 3.1.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Tabel 2. Distribusi Penduduk Usia Kerja Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen 2014 Kelompok Umur Penduduk Usia Kerja Laki-Laki Perempuan Distribusi terhadap total % 17.98% 15.18% % 9.69% 12.23% % 15.99% 15.44% % 9.61% 9.77% % 10.44% 10.73% % 9.58% 9.85% % 10.02% 9.92% % 4.69% 5.12% % 4.49% 4.23% % 2.34% 2.75% % 1.94% 2.08% % 2.58% 1.80% % 0.65% 0.89% Jumlah 100% 100% 100% Penduduk usia kerja laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, yakni mencapai persen. Jika dilihat menurut kelompok umur, penduduk usia kerja terbanyak berasal dari kelompok umur tahun mencapai persen. Berarti penduduk usia kerja Waropen masih didominasi penduduk usia muda menengah Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan Tabel 3. Distribusi Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan, Kabupaten Waropen, Tahun 2014 Jenis Kegiatan Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Bekerja 92.74% - Pengangguran Tidak Pernah Bekerja 7.26% - Sekolah % Mengurus Rumah Tangga % Lainnya % Total % % Apabila dilihat dari kegiatan utamanya, penduduk usia kerja dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan kerja mewakili penduduk yang aktif secara ekonomi, yang termasuk kelompok ini adalah Page 10

11 penduduk yang bekerja dan pengangguran. Sedangkan kelompok Bukan Angkatan Kerja terdiri dari penduduk yang kegiatan utamanya adalah sekolah, mengurus rumahtangga dan lainnya. Konsep ini mengandung kelemahan, karena resiko keadaan sosial budaya yang ada di Indonesia (di Papua khususnya) dimana masih ditemukan adanya pekerja anak (berusia dibawah 15 tahun). Meskipun mereka aktif secara ekonomi, namun mereka tidak digolongkan sebagai Angkatan Kerja karena mereka tidak termasuk penduduk usia kerja. Hal ini berdasar kaidah statistik dimana untuk menjaga keterbandingan data perlu mengedepankan azas eksklusifitas. Dengan azas ini seorang penduduk hanya dapat digolongkan dalam satu kategori. Hal yang sama berlaku pada seseorang yang kuliah sambil bekerja, mereka hanya dapat dimasukkan dalam salah satu kategori bekerja atau sekolah, meskipun pada kenyataannya mereka melakukan kedua hal tersebut sekaligus. Dari total 18,631 jiwa penduduk usia kerja, 10,548 orang (56.62 persen) diantaranya merupakan angkatan kerja. Hal ini menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang tersedia. Sisanya sebanyak persen tergolong dalam kategori bukan angkatan kerja. Tabel 4. Distribusi Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Kelompok Umur, Kabupaten Waropen, Tahun 2014 Jenis Kegiatan Kelompok Umur Bekerja Pengangguran Tidak Pernah Bekerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Total % 2.01% 66.70% 16.37% 2.58% % % 22.64% 2.50% 17.51% 6.41% % % 6.71% 0.00% 37.33% 0.00% % % 0.00% 0.00% 33.85% 0.00% % % 0.00% 0.00% 36.72% 0.00% % % 0.00% 0.00% 38.40% 0.00% % % 0.00% 0.00% 32.94% 0.00% % % 0.00% 0.00% 28.93% 0.00% % % 0.00% 0.00% 35.66% 0.00% % % 0.00% 0.00% 26.95% 13.09% % % 0.00% 0.00% 38.51% 24.32% % Total 52.50% 4.11% 10.43% 30.26% 2.69% % Persentase penduduk bukan angkatan kerja lebih banyak dibandingkan angkatan kerja pada kelompok umur tahun dan 65 tahun keatas, sedangkan pada kelompok umur lainnya jumlah angkatan kerja selalu lebih besar dibanding bukan angkatan kerja dengan besaran lebih dari persen. Pada kelompok umur tahun persentase terbesar pada kelompok sekolah sebesar persen sedangkan yang bekerja sebesar persen. Selanjutnya pada kelompok umur hingga kelompok umur mempunyai penyebaran yang hampir sama, dimana lebih dari 50 persen masuk dalam kategori bekerja dan lebih dari 17 persen masuk kategori mengurus rumahtangga. Berbeda dengan dua kelompok Page 11

12 sebelumnya, kelompok umur 65 tahun ke atas mempunyai persentase terbesar pada kategori bekerja (37.16 persen) dan mengurus rumah tangga (38.51 persen). Secara keseluruhan persentase terbesar terdapat dalam kategori bekerja, disusul oleh kategori mengurus rumahtangga dan persentase paling kecil terdapat dalam kategori kegiatan lainnya. 3.2 Angkatan Kerja Gambar 3. Distribusi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen 2014 Perempuan, Laki-laki, Jumlah Angkatan Kerja Waropen tahun 2014 sebanyak 10,548 jiwa, dimana angkatan kerja laki-laki 6 berjumlah 8,333 jiwa (menyumbang persen terhadap total angkatan kerja) dan angkatan kerja perempuan mencapai 2,215 jiwa. Gambar 4. Distribusi Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, Kabupaten Waropen 2014 SMA/SMK 30.44% Perguruan Tinggi 16.31% Di Bawah SD 17.97% SMP 16.33% SD 18.94% 6 Lihat tabel 7. Page 12

13 Dilihat dari mutu pendidikan, angkatan kerja tamatan SMA dan Perguruan Tinggi masing-masing mencapai dan persen. Sedangkan angkatan kerja tamatan SD ke bawah mencapai persen. Artinya kualitas angkatan kerja Kabupaten Waropen bisa diindikasikan cukup baik. Tabel 5. Angkatan Kerja dan TPAK menurut Kelompok Umur, Kabupaten Waropen Tahun 2014 TPAK Kelompok TPAK Umur Laki-Laki Perempuan Kab.Waropen Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Waropen di tahun 2014 mencapai persen, artinya dari 100 penduduk usia kerja sebanyak penduduk diantaranya termasuk dalam angkatan kerja dan orang sisanya termasuk bukan angkatan kerja. Jika dirinci menurut jenis kelamin, ternyata TPAK laki-laki mencapai persen lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan yang mencapai persen. Artinya tanggung jawab mencari nafkah pada umumnya adalah penduduk laki-laki sehingga perempuan lebih sedikit masuk ke dalam angkatan kerja. Gambar 5. TPAK menurut Kelompok Umur, Kabupaten Waropen Tahun Page 13

14 TPAK Kabupaten Waropen menurut kelompok umur mendekati pola huruf U terbalik. Pada kelompok umur tahun, TPAK yang terjadi begitu rendah karena pada usia ini merupakan usia sekolah jadi banyak penduduk kelompok umur tersebut adalah bukan angkatan kerja. Begitu pula dengan kelompok umur tua (65+ tahun), TPAK pada kelompok umur tersebut rendah karena mereka sudah masuk masa pensiun. 3.3 Penduduk Bekerja Penduduk Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 6. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja dibawah SD Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan' SD SMP SMA Diploma / Universitas Laki-laki 19.26% 16.90% 17.29% 29.51% 17.04% Perempuan 19.87% 34.80% 15.15% 18.15% 12.03% Jumlah 19.38% 20.43% 16.87% 27.27% 16.05% Jumlah penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja pada tahun 2014 mencapai 9,782 jiwa, dimana persentase penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan dibawah SD mencapai persen kemudian disusul lulusan SD mencapai persen. Sedangkan penduduk yang bekerja tamatan SMA (SMA+SMK) hanya mencapai persen dan lulusan perguruan tinggi mencapai persen saja. Tabel 7. Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Kelompok Umur, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Kelompok Umur dibawah SD Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan' SD SMP SMA Diploma / Universitas Total % Total % Page 14

15 Penduduk yang bekerjapun modusnya berada di kelompok umur tahun, dimana di segmen tersebut terdapat persen penduduk bekerja. Bila dilihat dari segi tingkat pendidikan, sebanyak persen adalah tamatan SMA ke atas. Seperti halnya penduduk usia kerja, penduduk bekerja yang berpendidikan SD ke bawah juga tidak hanya didominasi oleh penduduk kelompok usia menengah ke atas, namun penduduk bekerja yang berusia muda juga. Hal ini menandakan penduduk lebih banyak yang memilih bekerja dibanding melanjutkan sekolah. Hal ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut karena di masa mendatang, ketika pendatang dari luar Papua semakin banyak, penduduk Papua akan tersingkir karena tidak memiliki pengetahuan maupun keterampilan yang memadai. Sekarang ini penduduk dengan pendidikan rendah mungkin masih bisa mendapatkan pekerjaan, namun di masa depan hal itu akan semakin sulit Penduduk Bekerja Menurut Jenis Kelamin Gambar 6. Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Waropen Tahun 2014 Perempuan, 19.71% Laki-laki, 80.29% Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja di Waropen masih didominasi penduduk laki-laki sebanyak 7,854 jiwa (80.29 persen) dibandingkan perempuan sebanyak 1,928 jiwa (19.71 persen). Artinya laki-laki masih merupakan tulang punggung ekonomi keluarga. Page 15

16 Tabel 8. Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja dan TKK Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Waropen, Tahun 2014 Kelompok Umur Laki-Laki TKK Perempuan TKK (L+P) Kab.Waropen Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) yang tercipta di Kabupaten Waropen tahun 2014 mencapai persen, artinya dari 100 penduduk angkatan kerja, sekitar 93 orang diantaranya adalah penduduk yang bekerja dan sisanya 7 orang adalah pengangguran. Jika dilihat dari jenis kelamin, ternyata TKK laki-laki lebih tinggi dibandingkan TKK perempuan Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tabel 9. Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Pekerja Lapangan Usaha Utama Jumlah Laki-laki Perempuan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 4, ,656 Industri Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan , ,666 Jumlah 7,788 1,928 9,782 Page 16

17 Tabel 10. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Dan Jenis Kelamin Kabupaten Waropen Tahun 2014 Pekerja Lapangan Usaha Utama Jumlah Laki-laki Perempuan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 61.63% 46.37% 57.82% Industri 0.46% % Konstruksi 4.76% % Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 5.14% 25.93% 9.24% Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 0.93% % 0.93% % 27.15% 27.70% 27.25% Jumlah % % % Lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Kabupaten Waropen adalah sektor pertanian, dengan jumlah tenaga kerja mencapai 5,656 atau persen. Selanjutnya di urutan berikutnya adalah sektor jasa kemasyarakatan. Meskipun sektor ini berada di urutan nomor dua, namun jumlah tenaga kerja yang terserap hampir setengah dari tenaga kerja sektor pertanian, yaitu sebanyak 2,666 orang. Sektor perdagangan hanya menempati urutan ketiga, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 904 orang atau sekitar 9.24 persen. Besarnya jumlah tenaga kerja sektor pertanian tidak sebanding dengan tingginya hasil produksi pertanian. Hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah produk-produk pertanian yang masih harus didatangkan dari luar Waropen. Dari seluruh sektor yang ada, jumlah tenaga kerja laki-laki selalu lebih banyak dibanding tenaga kerja perempuan, kecuali di sektor perdagangan (25.93%). Sektor pertanian juga menyerap tenga kerja perempuan cukup banyak, yaitu sekitar persen. Page 17

18 Tabel 11. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Dan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Kabupaten Waropen Tahun 2014 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan' Lapangan Usaha Utama dibawah SD SD SMP SMA Diploma / Universitas Total Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 24.08% 28.43% 23.78% 20.01% 3.70% % Industri % % Konstruksi 22.99% 19.52% 22.99% 34.49% % Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 35.95% 21.46% 20.69% 21.90% % Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi % % Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan % % Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 4.61% 4.61% 1.20% 38.52% 51.05% % Jumlah 19.38% 20.43% 16.87% 27.27% 16.05% % Jika kita perhatikan tabel di atas, pada sector pertanian paling banyak menyerap tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD kebawah, sedangkan pada sector perdagangan dan sektor jasa kemasyarakatan ternyata paling banyak menyerap tenaga kerja tamatan SMA ke atas. Hal tersebut dapat diindikasikan adanya hubungan 7 tingkat pendidikan dengan lapangan usaha Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja Tabel 12. Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Jumlah Jam Kerja Utama Di Kabupaten Waropen Tahun 2014 Jam Kerja Seluruhnya Pendidikan Tertinggi Yang Jumlah Ditamatkan 0 (sementara tidak bekerja) dibawah SD , SD , SMP SMA , Diploma / Universitas Jumlah ,366 5,100 9,782 7 Uji Chi Squared, dimana Chi Squared hitung = dan Chi Squared tabel = 9.49, jadi Chi Squared hitung lebih besar dari Chi Squared tabel, keputusan Ho ditolak, maka kesimpulannya ada hubungan antara tingkat pendidikan yang ditamatkan dengan Lapangan Usaha Utama Page 18

19 Bila tabel di atas diuji apakah ada hubungan antara pendidikan tertinggi dengan jumlah jam kerja, ternyata uji independensi 8 menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan jumlah jam kerja pada level signifikansi lima persen. Tabel 13. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Dan Jumlah Jam Kerja Utama, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Lapangan Usaha Utama Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Jam Kerja Seluruhnya 0 (sementara Total tidak bekerja) Industri Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Jumlah % Salah satu cara untuk melihat indikator untuk melihat kinerja penduduk yang bekerja adalah dengan melihat jumlah jam kerja. Secara keseluruhan persentase penduduk yang bekerja terbesar bekerja diatas 35 jam, lebih dari 50 persen dan penduduk yang sementara tidak bekerja berada dibawah satu persen Penduduk Bekerja Menurut Status Kedudukan Gambar 7. Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Kedudukan Dalam Lapangan Pekerjaan Utama, Kabupaten Waropen 2014 Pekerja Keluarga/ tak dibayar, 19.38% Pekerja Bebas, 1.83% Berusaha sendiri, 38.02% Buruh/Karyawan /Pegawai, 30.35% Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar Sumber:, 0.37% Sakernas 2014 Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tak dibayar, % 8 Uji Chi Squared, dimana Chi Squared hitung = dan Chi Squared tabel = 9.49, jadi Chi Squared hitung lebih besar dari Chi Squared tabel, keputusan Ho ditolak, maka kesimpulannya ada hubungan antara tingkat pendidikan yang ditamatkan dengan jumlah jam kerja. Page 19

20 Berdasarkan status kedudukan dalam pekerjaan utamanya, secara keseluruhan penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri memiliki persentase tertinggi mencapai persen, berusaha dibantu buruh tidak tetap/ tidak dibayar mencapai persen, berusaha dibantu buruh tetap/ dibayar mencapai 0.37 persen, buruh/karyawan/pegawai mencapai persen, pekerja bebas/ pekerja bebas mencapai 1.84 persen dan pekerja keluarga mencapai persen. Tabel 14. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Kedudukan Dan Lapangan Usaha Utama, Kabupaten Waropen 2014 Lapangan Usaha Utama Status Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Industri Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Lainnya Jumlah Bekerja sendiri 81.55% 0.97% 13.74% 1.77% 1.96% % Bekerja dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar 80.16% % % Bekerja dibantu buruh tetap/dibayar % % Buruh/karyawan/pegawai 1.92% % 87.57% 9.73% % Pekerja Bebas 31.84% % % Pekerja keluarga tidak dibayar 90.77% % % Jumlah 58.21% 0.37% 9.24% 27.25% 5.35% % Ternyata dominasi penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri kebanyakan berasal dari sector pertanian yang mencapai persen. Ternyata penduduk yang bekerja dengan status buruh/pegawai/karyawan berasal dari sector Jasa Kemasyarakatn yang mencapai persen. Tabel 15. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Kedudukan Dan Jumlah Jam Kerja Utama Selama Seminggu, Kabupaten Waropen 2014 Status 0 (sementara tak bekerja) Jumlah Jam Pekerjaan Utama Total Bekerja sendiri % 50.55% 46.41% % Bekerja dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar Bekerja dibantu buruh tetap/dibayar % 82.10% % % % Buruh/karyawan/pegawai 2.22% 1.92% 36.17% 59.68% % Pekerja Bebas % 51.96% % Pekerja keluarga tidak dibayar % 60.65% 35.13% % Pada umumnya sebagian besar penduduk yang bekerja memiliki jam kerja di atas 35 jam. Apabila dilihat dari status pekerjaan, persentase terbesar adalah berusaha dibantu buruh tetap/ dibayar (100 persen), dan terbesar kedua adalah berusaha Page 20

21 dibantu buruh tidak tetap/ tak dibayar mencapai persen. Sedangkan buruh/pegawai/karyawan dengan jam kerja 35 jam ke atas mencapai persen. Tabel 16. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Dan Sektor Formal Informal, Kabupaten Waropen 2014 Penduduk 15 Sektor: Total Tahun Keatas Yang Bekerja Formal Informal Laki-laki 31.17% 68.83% % Perempuan 28.89% 71.11% % Jumlah 30.72% 69.28% % Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan yang sangat mencolok antara jumlah dan persentase penduduk yang bekerja di sektor formal dan informal. penduduk yang bekerja di sektor formal hanya sekitar persen sementara di sektor informal mencapai sekitar persen. penduduk yang bekerja di sektor informal cenderung lebih mudah berubah, atau beralih kegiatan baik itu dari bekerja menjadi pengangguran atau sebaliknya, bahkan kemungkinan statusnya berubah dari bekerja atau pengangguran menjadi mengurus rumahtangga atau lainnya sehingga tidak lagi masuk kategori angkatan kerja. Jika ditilik dari jenjang pendidikannya ternyata Pekerja Formal paling banyak diisi oleh tamatan SMA ke atas mencapai persen, sedangkan sebaliknya Pekerja Informal paling banyak diisi oleh tamatam SD ke bawah mencapai persen. Tabel 17. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Dan Sektor Formal Informal, Kabupaten Waropen 2014 Klasifikasi Pendidikan Tertinggi Yang ditamatkan Total Formal dan Di Bawah SD SD SMP SMA Perguruan Tinggi Informal Pekerja Formal 3.79% 7.29% 3.93% 39.70% 45.29% % Pekerja Informal 26.29% 26.25% 22.61% 21.76% 3.08% % Upah/Gaji Upah/gaji adalah balas imbalan yang diterima pekerja atas jasa yang diberikan dalam proses produksi barang dan jasa pada suatu unit usaha. Upah/Gaji sangat berpengaruhi terhadap kehidupan pekerja karena merupakan sumber pendapatan bagi pemenuhan kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya. Seorang pekerja dapat dikatakan hidup layak apabila mendapat upah/gaji yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan tabel 18, menunjukkan persentase pekerja terbesar mencapai persen pada tingkat upah/ gaji pada range Rp 2,000,000 Rp 3,999,999 per bulan, kemudian disusul persen pekerja dengan tingkat upah pada range Rp 1,000,000 Rp 1,499,999 per bulan. Persentase terkecil pekerja dengan tingkat upah Rp 8,000,000 ke atas sebesar 0.92 persen. Page 21

22 Tabel 18. Persentase Pekerja* Menurut Golongan Upah/Gaji/Pendapatan Bersih sebulan, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Golongan Upah/Gaji/Pendapatan Bersih Persentase selama sebulan < 500, , , ,000,000 1,499, ,500,000 1,999, ,000,000 3,999, ,000,000 5,999, ,000,000 7,999, ,000, Total Catatan: *Pekerja adalah buruh/karyawan/pegawai bebas di Pertanian dan pekerja bebas di Non Pertanian. Tabel 19. Persentase Pekerja* Menurut Tingkat Pendidikan dan Golongan Upah/Gaji/Pendapatan Bersih sebulan, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Golongan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan' Total Upah/Gaji/Pendapatan dibawah SD SD SMP SMA Diploma / Bersih selama sebulan Universitas < 500, , , ,000,000 1,499, ,500,000 1,999, ,000,000 3,999, ,000,000 5,999, ,000,000 7,999, ,000, Total Catatan: *Pekerja adalah buruh/karyawan/pegawai bebas di Pertanian dan pekerja bebas di Non Pertanian. Ternyata pekerja dengan tingkat upah/ gaji kurang dari Rp. 500,000,- per bulan dominan latar pendidikan SD ke bawah. Sedangkan pekerja dengan tingkat upah di atas Rp 1,000,000 - Rp 1,999,999,- per bulan didominasi tamatan SMA. Sedangkan pekerja dengan latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi dominan pada tingkat upah Rp 2,000,000 Rp 5,999,999. Hal ini mengindikasikan bahwa 9 adanya hubungan tingkat upah/gaji dengan tingkat pendidikan pekerja. 9 Nilai Chi-squared hitung sebesar dengan P value = 0.000, artinya terdapat hubungan antara tingkat upah dengan tingkat pendidikan. Page 22

23 3.4 Pengangguran Pengangguran Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, pengangguran laki-laki mencapai persen lebih banyak dibandingkan pengangguran perempuan yang mencapai persen. Gambar 8. Persentase Pengangguran Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen 2014 Perempuan, Laki-laki, Pengangguran Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tabel 20. Persentase Pengangguran Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen 2014 Pengangguran: Tidak/Belum Tamat SD Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total 1. Laki-laki % 57.62% 27.14% % 2. Perempuan % 6.97% % Total % 70.89% 19.58% % Jumlah Pengangguran di Waropen pada tahun 2014 mencapai 766 jiwa, dimana sebanyak 9.53 persen adalah pengangguran tamatan SMP ke bawah persen adalah pengangguran tamatan SMA dan persen adalah pengangguran tamatan Perguruan Tinggi. Hal tersebut mencerminkan bahwa pengangguran terdidik di Waropen masih mendominasi. Page 23

24 3.4.3 TPT Menurut Jenis Kelamin Tabel 21. TPT Menurut Jenis Kelamin dan Distrik Kabupaten Waropen Tahun 2014 TPT TPT Kabupaten Laki-laki Perempuan (L+P) Waropen Indikator penting berikutnya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase pengangguran terhadap angkatan kerja. Semakin kecil persen nilai TPT semakin besar tenaga kerja yang terserap dalam lapangan usaha/sektor, juga mencerminkan kestabilan suatu daerah di bidang ketenagakerjaan. Apabila terlalu banyak tenaga kerja yang tidak tertampung di lapangan usaha, atau lapangan usaha sangat terbatas untuk menyerap tenaga kerja yang terindikasi melalui TPT yang tinggi, maka masalah sosial (kejahatan, demonstrasi dan lainnya) akan sangat rawan. Keadaan TPT sangat berbeda antara TPT laki-laki dan TPT perempuan. TPT lakilaki sebesar 5.75 persen sedangkan TPT perempuan persen. Seperti disinggung sebelumnya, tingginya TPT perempuan banyak disebabkan karena perempuan cenderung lebih selektif dalam memilih pekerjaan dibanding laki-laki dan juga karena lelaki umumnya adalah tulang punggung ekonomi rumah tangga. Selain itu jumlah angkatan kerja perempuan juga lebih sedikit dibanding laki-laki sehingga pengaruhnya terhadap persentase TPT relatif lebih besar Tingkat Pengangguran Usia Muda (TPUM) Tabel 20. Pengangguran Usia Muda dan TPUM, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Kelompok Pengangguran TPUM TPUM Umur Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Ternyata TPUM di Waropen pada tahun 2014 mencapai persen, lebih tinggi dibandingkan TPT secara umum yang mencapai 7.26 persen. Berarti hal tersebut kurangnya lapangan pekerjaan bagi penduduk usia muda. Page 24

25 BAB IV KESIMPULAN Dengan berbagai keterbatasan yang ada, profil ini setidaknya dapat memberikan gambaran ketenagakerjaan di Kabupaten Waropen. Keterbatasan yang dimaksud adalah antara lain jumlah sampel yang relatif kecil, sehingga sulit untuk menjelaskan seluruh fenomena ketenagakerjaan yang tidak tercakup oleh besaran sampel, seperti keberadaan sektor tertentu pada daerah tertentu. Beberapa kesimpulan yang dapat menggambarkan kondisi Waropen dalam hal ketenagakerjaan adalah: Penduduk Usia Kerja Penduduk usia kerja laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, yakni mencapai persen. Jika dilihat per kelompok umur, penduduk usia kerja terbanyak berasal dari kelompok umur tahun mencapai persen. Berarti penduduk usia kerja Waropen masih didominasi penduduk usia muda menengah. Kegiatan utama yang paling banyak dilakukan penduduk usia kerja selama seminggu yang lalu adalah bekerja yaitu sebesar persen. Penduduk Angkatan Kerja Jumlah Angkatan Kerja Waropen tahun 2014 sebanyak 10,548 jiwa, dimana angkatan kerja laki-laki 10 berjumlah 8,333 jiwa (menyumbang persen terhadap total angkatan kerja) dan angkatan kerja perempuan mencapai 2,251 jiwa. Angkatan kerja tamatan SMA dan Perguruan Tinggi masing-masing mencapai dan persen. Sedangkan angkatan kerja tamatan SD ke bawah mencapai persen. Artinya kualitas angkatan kerja Kabupaten Waropen bisa diindikasikan cukup baik. Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja pada tahun 2014 mencapai 9,782 jiwa, dimana persentase penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan dibawah SD mencapai persen kemudian disusul lulusan SD mencapai persen. Sedangkan penduduk yang bekerja tamatan SMA (SMA+SMK) hanya mencapai persen dan lulusan perguruan tinggi mencapai persen saja. Lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Kabupaten Waropen adalah sektor pertanian, dengan jumlah tenaga kerja mencapai 5,656 atau persen. Gaji/Upah Persentase pekerja terbesar mencapai persen pada tingkat upah/ gaji pada range Rp 2,000,000 Rp 3,999,999 per bulan, kemudian disusul persen pekerja dengan tingkat upah pada range Rp 1,000,000 Rp 1,499,999 per bulan. Persentase terkecil pekerja dengan tingkat upah Rp 8,000,000 ke atas sebesar 0.92 persen. 10 Lihat tabel 7. Page 25

26 Pengangguran Jumlah Pengangguran di Waropen pada tahun 2014 mencapai 766 jiwa, dimana sebanyak 9.53 persen adalah pengangguran tamatan SMP ke bawah persen adalah pengangguran tamatan SMA dan persen adalah pengangguran tamatan Perguruan Tinggi. Hal tersebut mencerminkan bahwa pengangguran terdidik di Waropen masih mendominasi. Berdasarkan jenis kelamin, pengangguran laki-laki mencapai persen lebih banyak dibandingkan pengangguran perempuan yang mencapai persen. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Waropen di tahun 2014 mencapai persen. Jika dirinci menurut jenis kelamin ternyata TPAK laki-laki mencapai persen lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan yang mencapai persen. Artinya tanggung jawab mencari nafkah pada umumnya adalah penduduk laki-laki sehingga perempuan lebih sedikit masuk ke dalam angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat pengangguran terbuka di Waropen pada tahun 2014 mencapai 7.26 persen, dimana TPT laki-laki mencapai 5.75 persen, jauh lebih rendah dibandingkan TPT perempuan yang mencapai persen. Tingkat pengangguran usia muda (TPUM) di Waropen pada tahun 2014 mencapai persen, dimana TPUM laki-laki mencapai persen, jauh lebih rendah dibandingkan TPUM perempuan yang mencapai persen. Page 26

27 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. (2002). Indikator Fundamental Ekonomi Makro Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. (2010). Modul 8 Ketenagakerjaan. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Page 27

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

No. 03/05/81/Th.XVIII, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU 2017 Jumlah Angkatan Kerja di Provinsi Maluku pada Februari 2017 mencapai 769.108 orang, bertambah sebanyak 35.771 orang dibanding angkatan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 29/05/32/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 Angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 22,64 juta orang, naik sekitar 0,46 juta orang

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 20/05/34/Th. XI, 15 Mei 2009 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013 No. 26/05/14/Th. XIV, 6 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Riau pada Februari 2013 sebesar 4,13 persen Jumlah angkatan kerja di Riau pada Februari 2013

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 No. 60/11/14/Th. XVI, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,83 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016 No. 056/11/14/Th. XVII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,43 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2016

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017 AGUSTUS 2017 TINGKAT PENGANGGUR- AN TERBUKA SEBESAR 4,33 PERSEN Penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 berkurang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 No.67//72/Th. XVIII, 05 November 205 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 205 AGUSTUS 205: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,0 PERSEN Angkatan kerja di Sulawesi Tengah Agustus 205 mencapai.384.235 orang,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 30/05/82/Th XVI, 05 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 557,1 ribu orang bertambah 32,6 ribu orang dibanding

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 25/05/32/Th. XVI, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,66 PERSEN Tingkat partisipasi angkatan kerja

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN No. 17/05/34/Th. X, 15 Mei 2008 Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015 No.08/05/62/Th.IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015 Februari 2015 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,14 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 23/05/34/Th.XIV, 7 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 67/11/32/Th. XVII, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015 Agustus 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,72 PERSEN Jawa Barat mengalami penurunan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XIX, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,58 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara sebesar 5,33 persen. Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 No.36/05/52/Th. IX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,66 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2016 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 No.29/05/63/Th XVII/06 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2013 sebesar 1.937.493 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,65

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012 No. 52/11/91/Th. VI, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat mencapai 361.597 orang, turun sebesar 22.495 orang dibandingkan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017 No.08/05/62/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017 Februari 2017 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,13 persen angkatan kerja

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 64/11/32/Th.XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,89 PERSEN Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,18 persen Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 40/05/21/Th. XI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 9,03 PERSEN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 No.36/05/52/Th. IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,69 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 65/11/61/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,23 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016 No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2016 mencapai 5,6 juta orang, naik sekitar 253 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat Keadaan Ketenagakerjaan No. 69/11/76/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Di Provinsi Sulawesi Barat : Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Barat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015 No.08/11/62/Th.IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015 Agustus 2015 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 4,54 persen angkatan kerja

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 06/05/18/Th.VII, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,05 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017 No. 29/05/36/Th.XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017 Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2017 sebesar 5,51 juta orang, meningkat sekitar 273 ribu pekerja jika dibandingkan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No.33/05/52/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,86 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2017 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,98 PERSEN No.36/05/52/Th. IX, 5 Mei 2015 Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Februari 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012 No.63/11/72/Th. XV, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2012: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah Agustus 2012 mencapai 1.213.063

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017 Tingkat Pengangguran Banten Agustus 2017 sebesar 9,28 persen Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2017 sebesar 5,08

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 53/11/14/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Riau Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 No.66/11/72/Th. XIX, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,29 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah pada Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei No. 67/11/82/Th XIV, 05 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS : Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (penduduk usia kerja) mencapai 773,18 ribu orang. Naik

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 No.28/05/63/Th XVI/07 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2012 sebesar 1,887 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,55

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.79 /11/33/Th.X, 07 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,63 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2016 sebanyak 17,31 juta orang,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No. 08/05/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,14 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tenggara pada Februari 2017 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS No. 69/11/76/Th.X, 7 November AGUSTUS : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SULAWESI BARAT SEBESAR 3,33 PERSEN Penduduk usia kerja di Sulawesi Barat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.37/05/33/Th.IX, 05 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2015 yang sebesar 18,29 juta

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 31/05/21/Th. VI, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2011 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEBESAR 7,04 PERSEN Jumlah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 No.75/11/52/Th. X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,94 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 66/11/16/Th. XVIII, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN Jumlah angkatan kerja di

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 29/05/12/Th. XIX, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,49 PERSEN angkatan kerja di Sumatera

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014 No. 54/11/91/Th. XIV, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat pada Agustus 2014 mencapai 398.424 orang, mengalami peningkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 01/05/18/Th.VIII, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,44 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.35 /05/33/Th.X, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,20 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Februari 2016 sebanyak 17,91 juta orang,

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 NO.21/05/34/TH. XIII, 5 MEI 2011 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN Hasil Sakernas menunjukkan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 No. 29 /05/17/Th X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,84

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 01/05/18/Th.X, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,43 PERSEN Penduduk yang bekerja pada Februari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 No. 29 /05/17/Th X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,84 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 65/11/82/Th XV, 07 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 524,5 ribu orang bertambah 10,9 ribu orang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017 No. 34/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2017 mencapai 2.469.104 orang, bertambah 86.638 orang dibanding

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 29/05/61/Th. XVII, 05 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,53 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Kalimantan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014 No.65/11/72/Th. XVII, 05 November 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,68 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah Agustus 2014 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No.26/05/72/Th. XX, 05 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,97 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah pada Februari 2017 mencapai

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 No. 62/11/13/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sumatera Barat Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016 No. 26/05/94/Th.VIII, 4 Mei 2016 FEBRUARI 2016 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,97 PERSEN. Jumlah angkatan kerja di Papua pada Februari 2016 mencapai

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI LAMPUNG 2016

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI LAMPUNG 2016 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI LAMPUNG 2016 DEPUTI PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN 2016 i KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 06/11/18/Th.IX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,62 PERSEN Penduduk yang bekerja pada

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,94 PERSEN No. 26/05/14/Th.XVII, 4 Mei 2016 Jumlah angkatan kerja di Riau pada 2016 mencapai 2.978.238 orang,

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 No. 06/11/53/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,25 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.35 /05/33/Th.XI, 05Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,15 PERSEN KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 DIBANDING FEBRUARI 2016 Pada Februari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,72 PERSEN No. 28/05/14/Th.XVI, 5 Mei 2015 Jumlah angkatan kerja di Riau pada 2015 mencapai 2.974.014 orang,

Lebih terperinci

INDIKATOR KETENAGAKERJAAN PROVINSI MALUKU UTARA FEBRUARI 2016 ISBN : No. Publikasi : 82520.1609 Katalog BPS : 2302003.82 Ukuran Buku : B5 (17,6 x 25 cm) Jumlah Halaman : 27 Naskah : Bidang Statistik Sosial

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.44/05/64/Th.XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Utara pada Februari 2017 mencapai 324.586 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN No. 68 /11/17/Th IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Agustus 2015

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH No.81 /11/33/Th.IX, 05 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,99 PERSEN Angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2015 sebanyak 17,30 juta orang,

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 06/11/18/Th.VIII, 5 Nopember 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,14 PERSEN Jumlah angkatan kerja (penduduk

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 59/11/Th. XI, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan Papua Barat Agustus 2017 Agutus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara Agustus 2017 No. 63/11/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Provinsi Sulawesi Tenggara Keadaan Ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara Agustus 2017 Agustus

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017 Berita Resmi Statistik Bulan November Provinsi Bali No. 75/11/51/Th. XI, 6 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Keadaan Ketenagakerjaan Bali Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Bali mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.22/05/64/Th.XVII, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014 Jumlah angkatan kerja di Kalimantan Timur pada 2014 mencapai 1.923.968 orang, bertambah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015 No. 31 /05/17/Th IX, 5 Mei 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,21 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 30/05/12/Th. XX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 6,41 PERSEN angkatan kerja di Sumatera

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 27/05/82/Th XV, 04 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI : Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 530,7 ribu orang, bertambah 11,7 ribu orang

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi Sumatera Selatan

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi Sumatera Selatan Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi Sumatera Selatan No. 63/11/16Th. XIX, 6 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,83 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014 No.08/11/62/Th.VIII, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014 Agustus 2014 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,24 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus 2017 No. 74/11/Th. XI, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus 2017 Agustus 2017:

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017 Keadaan Ketenagakerjaan di DKI Jakarta Februari 2017 No. 27/05/31/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DKI Jakarta pada Februari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2016 No. 30/05/36/Th.X, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2016 Jumlah angkatan kerja pada Februari 2016 mencapai 5.686 r i b u orang, berkurang sebesar 11 ribu orang dibandingkan jumlah angkatan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No.29 /05/17/XI, 5 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,81 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Februari 2017 sebanyak

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2015 No. 65/11/91/Th. IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,08 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua Barat

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016 No. 33/05/35/Th.XIV, 4 Mei 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,14 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur

Lebih terperinci

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Katalog BPS : 2301003.34 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Statistik BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 47/12/34/Th.XI, 01 Desember 2009 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN (Di

Lebih terperinci

PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN 2016

PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN 2016 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN 2016 DEPUTI PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN 2016 DEPUTI PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 No. 33/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,10 PERSEN Penduduk usia 15 tahun ke atas di Jawa Timur

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 No. 36/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 2.458.784 orang, bertambah sebanyak 142.026 orang

Lebih terperinci