Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan."

Transkripsi

1 Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : Abstrak Meningkatnya partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi disebabkan oleh adanya perubahan pandangan dan sikap masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi kaum wanita untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, serta kemauan wanita untuk berusaha mendapat tambahan penghasilan untuk menanggung kebutuhan hidup keluarganya. Kaum wanita mencurahkan jam kerjanya selain untuk mendapatkan tambahan bagi keluarga, juga merupakan sebuah tindakan kesetaraan gender. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi curahan jam kerja wanita antara lain, umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari. Penelitian ini dilakukan di Pasar Kumbasari Kota Denpasar, dengan sampel sebanyak 85 responden dari total populasi 568. Penentuan sampel dengan metode Simple Random Sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda dengan curahan jam kerja pedagang wanita sebagai dependen variabel dan empat variabel independen yaitu umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga. Teknik pelaksanaan penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara dengan kuesioner. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. Secara parsial hasil analisis dalam penelitian ini menyatakan bahwa umur dan jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. Hasil analisis untuk pendidikan menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari sedangkan pendapatan suami berpengaruh negatif dan signifikan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan. i

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iii iv vi vii x xii xiii BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Konsep Ketenagakerjaan Konsep Sektor Informal Konsep Umur Konsep Tingkat Pendidikan Konsep Jumlah Tanggungan Keluarga Teori Gender Teori Alokasi Waktu Pengaruh Umur terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita Pengaruh Pendapatan Suami terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi Penelitian Objek dan Subjek Penelitian Identifikasi Variabel ii

3 3.5 Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Populasi dan Sampel Populasi Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Uji Asumsi Klasik Uji Signifikansi Koefisien Regresi secara Serempak (Uji F) Uji Signifikansi Koefisien Regresi secara Parsial (Uji t) Koefisien Determinasi (R 2 ) Variabel yang Berpengaruh Dominan BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Karakteristik Responden Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Suami Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Pendapatan Responden Pedagang Wanita Jenis Barang yang Diperdagangkan Alasan Responden Menekuni Usaha Dagang Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita Analisis Regresi Linear Berganda Uji Asumsi Klasik Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Interpretasi Koefisien Interpretasi Koefisien Determinasi (R 2 ) Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Umur terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Pengaruh Pendapatan Suami terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari iii

4 Kota Denpasar Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Variabel yang Berpengaruh Dominan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN iv

5 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Jumlah Angkatan Kerja Wanita, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja di Kota Denpasar Tahun Penduduk Wanita yang berusia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu di Kegiatan Informal Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Denpasar Tahun (jiwa) Pedagang di Pasar Tradisional Berdasarkan PD Pasar di Kota Denpasar Tahun Jumlah Pedagang di Pasar Kumbasari berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin (Jiwa) Tahun Jumlah Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Berdasarkan Lokasi Usaha Tahun Sampel Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Jumlah Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Menurut Kelompok Umur Jumlah Responden Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Berdasarkan Jumlah Pendapatan Suami Jumlah Responden Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Pendapatan Responden Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Jenis Barang Yang Diperdagangkan Responden Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar v

6 4.7 Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar vi

7 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Model Analisis Regresi Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji F Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Umur Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Pendidikan Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Pendapatan Suami Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Berdasarkan Umur Grafik Jumlah Pendapatan Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Berdasarkan Jenis Barang Dagangan Alasan Responden Pedagang Wanita Menekuni Usaha Dagang di Pasar Kumbasari Kota Denpasar Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji F Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Umur Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Pendidikan Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Pendapatan Suami Daerah Pengujian Penerimaan dan Penolakan H0 dengan Uji t Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga vii

8 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Kuesioner Penelitian Tabulasi Data Uji Asumsi Klasik Uji Analisis Regresi Linear Berganda Tabel Distribusi F; α = 0, Tabel Distribusi t viii

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan hidup yang layak dalam suatu keluarga semakin meningkat di perkembangan era yang semakin modern ini, kondisi tersebut tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan laki-laki sebagai kepala keluarga, khususnya keluarga menengah kebawah yang tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Salah satu dampak dari kondisi tersebut adalah banyak kaum wanita yang saat ini ikut berperan dalam mencari tambahan pendapatan bagi keluarganya. Kaum wanita mencurahkan jam kerjanya selain untuk mendapatkan tambahan pendapatan bagi keluarga, juga merupakan sebuah bentuk tindakan kesetaraan gender. Kesetaraan gender muncul akibat sebagian masyarakat berpendapat bahwa wanita selalu diposisikan sebagai kelas dua. Hal ini kemungkinan diakibatkan karena tingkat pendidikan wanita yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kaum laki-laki. Seiring berjalannya waktu, kesenjangan pendidikan tersebut mulai berubah, terbukti bahwa saat ini tingkat pendidikan wanita dapat dikatakan setara dengan tingkat pendidikan kaum laki-laki (Kusumastuti, 2012). Menurut Mulyo dan Jamhari (dalam Eliana dan Ratina, 2007) bahwa dalam kehidupan berkeluarga, wanita tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sebagai individu yang mampu melakukan kegiatan produktif guna menambah penghasilan. Pekerja wanita dari keluarga berpenghasilan rendah 1

10 cenderung menggunakan waktunya untuk kegiatan produktif dibandingkan dengan pekerja wanita dari keluarga berpenghasilan tinggi. Meningkatnya partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi disebabkan adanya perubahan pandangan dan sikap masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi kaum wanita untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, serta kemauan wanita untuk berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan menanggung kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi tanggungannya dengan penghasilan sendiri (Alatas, 1990). Rendahnya pendapatan suami dan tekanan ekonomi merupakan dua faktor yang mempengaruhi seorang wanita untuk mencari tambahan pendapatan. Kaum wanita memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan perekonomian dan kesejahteraan rumah tangga serta masyarakat. Dengan adanya wanita yang bekerja akan dapat mengangkat kesejahteraan keluarga karena mendapat tambahan pendapatan dari hasil kerja mereka (Susanti, 2014). Wanita juga mempunyai peran ganda baik tugasnya sebagai ibu rumah tangga (melahirkan, mengasuh anak, dan mengurus pekerjaan rumah tangga) sekaligus juga bekerja. Curahan jam kerja dapat diperinci dari berbagai hal, seperti: umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi dengan tingkat penduduk yang cukup tinggi, yaitu mencapai jiwa (tahun 2015) yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak jiwa dan penduduk wanita sebanyak jiwa. Tabel 1.1 menjelaskan mengenai jumlah angkatan kerja wanita, 2

11 tingkat pengangguran terbuka, dan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun Data pada Tabel 1.1 menunjukkan jumlah angkatan kerja wanita di setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah angkatan kerja wanita tertinggi di Provinsi Bali tahun secara berturutturut diduduki oleh Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Badung yang merupakan tiga besar kabupaten/kota dengan jumlah angkatan kerja wanita terbanyak periode , sedangkan jumlah angkatan kerja wanita terendah diduduki oleh Kabupaten Klungkung, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Bangli. Angkatan kerja wanita di Kota Denpasar dari tahun mengalami pasang surut. Terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja wanita di Kota Denpasar pada tahun 2014 dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar jiwa, sehingga menjadi jiwa. Namun terjadi penurunan jumlah angkatan kerja wanita pada tahun 2015, penurunan tersebut diakibatkan semakin dominannya angkatan kerja lakilaki. Angkatan kerja laki-laki terjadi peningkatan dari tahun 2014 sebesar 57,59 persen menjadi 59,26 persen pada tahun 2015, sedangkan angkatan kerja wanita mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 42,41 persen menjadi 40,74 persen pada tahun

12 Tabel 1.1 Jumlah Angkatan Kerja Wanita, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Bali Tahun No. Kabupaten/ Kota Angkatan Kerja Wanita (orang) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita (%) Tahun Tahun Tahun Rata-rata Rata-rata Rata-rata 1 Jembrana ,65 2,31 1,48 1,90 60,16 63,05 60,58 61,26 2 Tabanan ,66 1,98 0,50 1,05 71,36 70,71 70,85 70,97 3 Badung ,83 0,35 0,76 0,65 65,59 62,85 61,50 63,31 4 Gianyar ,68 1,42 1,22 1,44 63,50 64,00 69,32 65,61 5 Klungkung ,53 1,88 1,68 1,70 71,62 72,18 73,54 72,45 6 Bangli ,76 0,41 1,18 0,78 79,75 83,60 79,73 81,03 7 Karangasem ,13 1,42 1,48 1,34 81,64 79,05 80,67 80,45 8 Buleleng ,80 1,72 1,24 1,59 68,83 65,13 66,00 66,65 9 Denpasar ,04 2,21 4,21 2,82 54,84 62,54 60,46 59,28 TOTAL ,08 13,70 13,75 13,18 617,29 623,11 622,65 621,02 Sumber : BPS Provinsi Bali (data diolah),

13 Tabel 1.1 juga menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) wanita menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun Pada tahun 2013, TPT wanita tertinggi diduduki oleh Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Gianyar, sedangkan terendah diduduki oleh Kabupaten Tabanan, Kabupaten Bangli, dan Kabupaten Badung. Pada tahun 2014, TPT wanita tertinggi diduduki oleh Kabupaten Jembrana, Kota Denpasar, dan Kabupaten Tabanan, sedangkan terendah diduduki oleh Kabupaten Badung dan Kabupaten Bangli. Pada tahun 2015, TPT wanita tertinggi diduduki oleh Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Karangasem, sedangkan terendah diduduki oleh Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Bangli. Dapat disimpulkan bahwa TPT wanita di Kota Denpasar tahun mengalami kenaikan terus menerus dan merupakan kota dengan TPT wanita tertinggi diantara kabupaten lainnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) wanita di setiap kabupaten/kota di Bali tahun pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa TPAK wanita di Kota Denpasar paling rendah diantara kabupaten lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk yang berpotensi secara ekonomis untuk melakukan pekerjaan lebih sedikit di daerah perkotaan. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa tingginya angka angkatan kerja wanita di Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Badung ternyata tidak serta merta diiringi dengan rendahnya TPT wanita, selain itu jika dilihat dari TPAK wanita, Kota Denpasar terbilang paling rendah, sehingga dapat dijelaskan bahwa tingginya angkatan kerja di suatu daerah belum tentu memiliki TPAK yang tinggi, dan dapat menekan tingkat pengangguran. Angkatan kerja yang terdiri dari penduduk lima belas tahun ke atas baik pria maupun wanita dianggap perlu untuk bekerja pada usia yang produktif guna dapat meningkatkan perekonomian keluarga. Terdapat banyak kendala yang dialami oleh kaum wanita sebelum memasuki pasar kerja, yaitu adanya diskriminasi dalam aktivitas ekonomi, seperti dalam 5

14 penempatan posisi pekerjaan, penerimaan upah, dan anggapan bahwa tenaga kerja wanita sebagai pekerja cadangan (Handayani dan Yusuf, 2006). Menurut Eliana dan Ratina (2007) keterlibatan wanita dalam mencari pekerjaan, waktu yang dicurahkan dalam kegiatan rumah tangga berkurang dan diperlukan adanya pembagian kerja di antara seluruh anggota keluarga. Menurut Payaman (1985) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi curahan jam kerja seseorang selain upah yaitu variabel kependudukan meliputi jenis kelamin, umur dan tanggungan keluarga. Masing masing kelompok umur wanita mempunyai tingkat partisipasi yang berbeda-beda tergantung status perkawinan dan tingkat pendidikan. Tabel 1.2 merupakan tabel yang menunjukkan jumlah penduduk yang bekerja menurut jumlah jam kerja di Kota Denpasar tahun Tabel 1.2 terlihat lebih rendahnya jam kerja perempuan dibandingkan jam kerja lakilaki. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang pada umumnya bekerja paruh waktu atau setengah menganggur lebih banyak daripada laki-laki. Terlihat dari banyaknya pekerja perempuan dengan jumlah jam kerja antara 1-34 jam dalam seminggu atau yang disebut dengan setengah menganggur yaitu sebanyak pekerja pada tahun 2015 sedangkan laki-laki sebanyak pekerja. Sebaliknya pada laki-laki lebih banyak yang bekerja dengan jumlah jam kerja 35 jam keatas dalam seminggu atau yang disebut dengan pekerja penuh yaitu pekerja sedangkan perempuan hanya pekerja pada tahun Hal tersebut kemungkinan bisa terjadi karena laki-laki masih dianggap sebagai sumber nafkah utama keluarga sehingga wajar apabila jam kerja laki-laki lebih tinggi dari perempuan, sedangkan perempuan dituntut untuk berperan ganda yaitu mengurus rumah tangga di samping bekerja, sehingga kemungkinan mempengaruhi jumlah jam kerja perempuan menjadi lebih sedikit, karena mengurus rumah tangga dalam konsep dan definisi tidak dianggap bekerja. Tabel 1.2 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja di Kota Denpasar Tahun (jiwa) Jam Kerja

15 Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Sementara tidak kerja Setengah menganggur Pekerja penuh Sumber: Statistik Ketenagakerjaan Kota Denpasar, 2015 Salah satu lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja wanita adalah kegiatan informal, seperti pertanian, industi pengolahan, perdagangan, jasa masyarakat dan lain-lainnya. Tabel 1.3 merupakan tabel yang menjelaskan tentang penduduk wanita yang berusia 15 tahun ke atas yang bekerja di kegiatan informal berdasarkan lapangan pekerjaan utama. Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukkan bahwa wanita yang berusia 15 tahun ke atas di Kota Denpasar yang bekerja di kegiatan informal tahun , sebagian besar penduduk wanita bekerja di bidang perdagangan besar, eceran, rumah makan dan jasa akomodasi. Tahun 2014 merupakan tahun yang paling banyak menyerap angkatan kerja wanita yang bekerja di bidang tersebut, yaitu sebesar jiwa dan cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena minat tenaga kerja wanita untuk menekuni usaha dagang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor informal lainnya. Tabel 1.3 Penduduk Wanita yang berusia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu di Kegiatan Informal Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Denpasar Tahun (jiwa) Lapangan Pekerjaan Utama Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Tahun Rata-rata Industri Pengolahan Perdagangan, Rumah Makan, dan Jasa Akomodasi Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan Jumlah Sumber: Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali,

16 Salah satu media atau tempat yang merupakan pusat dari kegiatan informal, khususnya dalam bidang perdagangan besar dan eceran adalah pasar. Pasar adalah sebuah tempat dimana pembeli dan penjualberinteraksi untuk menentukan harga suatu produk atau sekumpulan produk. Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar (PD Pasar Kota Denpasar) telah mengelola 15 pasar tradisional yang tersebar di seluruh Kota Denpasar. Tabel 1.4 Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Berdasarkan PD Pasar di Kota Denpasar Tahun 2016 No Nama Pasar Jumlah Pedagang (orang) Kios Los Tanah Pelataran Total 1 Badung Pagi Badung malam Kumbasari Pagi Kumbasari Malam Lokitasari Suci Sari Jaya Kereneng Asoka Sanglah Satrya Pidada Ketapian Abiantimbul Anyar Sari Gunung Agung Utara Sumber: PD Pasar Kota Denpasar, 2016 Tabel 1.4 menunjukkan jumlah pedagang yang berada di beberapa pasar di Kota Denpasar. Pasar Badung merupakan pasar terbesar di Kota Denpasar dan mempunyai jumlah pedagang terbanyak yaitu pedagang, namun pasca kebakaran Pasar Badung direlokasi sementara sehingga para pedagang yang berjualan di Pasar Badung tersebar ke beberapa pasar yang ada di Kota Denpasar karena tempat relokasi sementara tidak dapat menampung seluruh pedagang di Pasar Badung. Pasar Kumbasari juga merupakan pasar yang banyak menyerap tenaga kerja wanita, terbukti bahwa jumlah pedagang di Pasar Kumbasari menduduki posisi terbanyak kedua setelah Pasar Badung. 8

17 Pasar Kumbasari merupakan pasar yang dikelola langsung oleh Pemerintah Kota Denpasar dengan jumlah kios sekitar 495 dan los sebanyak 464, namun masih ada beberapa kios dan los yang kosong. Pedagang di Pasar Kumbasari dominan menjual barang-barang kerajinan seperti patung, lukisan, souvenir, pakaian Bali, hasil tenun kain endek dari berbagai daerah, dan berbagai macam hasil kerajinan yang dapat dijadikan oleh-oleh khas Bali. Selain barang kerajinan yang tersedia di Pasar Kumbasari, berbagai kebutuhan sehari-hari dan alat upacara juga dapat ditemui di Pasar Kumbasari. Pedagang di Pasar Kumbasari terdiri dari pedagang laki-laki dan pedagang wanita. Pedagang-pedagang tersebut dalam menjual barangnya, dengan membeli atau mengontrak lapak seperti kios, dan los yang sudah disediakan. Tabel 1.5 Jumlah Pedagang di Pasar Kumbasari berdasarkan Lokasi danjenis Kelamin (Jiwa) Tahun 2014 No Lokasi Laki-laki 9 Jumlah Pedagang Perempuan 1 Kios Los Jumlah Sumber: PD Pasar Unit Kumbasari, 2014 Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukkan bahwa pedagang wanita pada tahun 2014 lebih banyak dari pada pedagang laki-laki di Pasar Kumbasari, yaitu 391 pedagang laki-laki dan 568 pedagang wanita. Banyak wanita yang menjadi pedagang di Pasar Kumbasari menunjukkan bahwa wanita lebih memilih mencurahkan waktunya untuk mencari nafkah dari pada menjadi ibu rumah tangga saja. Tujuan pedagang-pedagang wanita tersebut bekerja adalah dapat membantu mencari nafkah bagi keluarganya, sehingga kehidupan perekonomian keluarga bisa terpenuhi. Pasar tradisional sebagai basis ekonomi rakyat memiliki potensi besar untuk membuka kesempatan usaha dan menyediakan lapangan kerja sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian. Keberadaan Pasar Kumbasari yang terletak di ibukota Provinsi Bali akan menjadi pusat kegiatan perekonomian dan menjadi salah satu tujuan utama bagi masyarakat

18 Bali untuk mencari pekerjaan dan meningkatkan penghasilan, sehingga pedagang wanita yang berjualan di Pasar Kumbasari berasal dari berbagai wilayah. Gary Becker dengan teori A Theory of the Allocation of Time menyatakan bahwa semua orang memiliki waktu yang akan dialokasikan untuk bekerja ataupun untuk kegiatan lainnya. Tentu saja karena seluruh waktu tidak hanya dialokasikan untuk kegiatan makan, tidur, rekreasi, waktu lainnya sebaiknya dialokasikan untuk kegiatan memaksimumkan pendapatan. Penurunan pendapatan akan memperngaruhi penurunan waktu di kegiatan konsumsi karena waktu akan menjadi semakin mahal (Becker, 1965:498). Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi curahan jam kerja pedagang wanita antara lain, umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga pedagang wanita tersebut. Setiap pedagang wanita mempunyai curahan jam kerja masing-masing tergantung dari seberapa besar usaha yang dijalankan. Variabel umur adalah faktor yang mempengaruhi wanita dalam mencurahkan jam kerjanya, jika seorang wanita sudah berumur 15 tahun keatas, maka akan bertambah juga tanggung jawab yang harus diterima dan harus mencari pekerjaan agar bisa memenuhi kebutuhannya dan keluarganya. Umur responden mempunyai hubungan terhadap responsibilitas seseorang akan penawaran tenaga kerjanya. Semakin meningkat umur seseorang maka semakin besar penawaran tenaga kerja kerjanya. Selama masih dalam usia produktif, karena semakin tinggi usia seseorang semakin besar tanggung jawab yang harus ditanggung. Meskipun pada titik tertentu penawaran akan menurun seiring dengan usia yang makin bertambah, contohnya pedagang yang berusia 50 tahun akan memiliki jam kerja (curahan jam kerja) yang relatif lebih sedikit dibanding pedagang yang berusia 30 tahun dengan kondisi badan dan kesehatan yang relatif stabil (Sihol Situngkir, dkk, 1997). Pendidikan merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan seseorang, khususnya bagi wanita. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang diraih oleh seseorang, semakin tinggi pula 10

19 jabatan dan pekerjaan didapatkan sehingga dapat meningkatkan curahan jam kerja wanita tersebut. Payaman J Simanjuntak (dalam Fitria, 2012) menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap keputusan seseorang untuk bekerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan menjadikan waktu yang dimiliki menjadi mahal, dan keinginan untuk bekerja akan semakin tinggi terutama bagi wanita yang memiliki pendidikan yang tinggi, mereka akan memilih untuk bekerja daripada hanya tinggal dirumah untuk mengurus anak dan keluarga. Pendapatan suami merupakan salah faktor yang mempengaruhi seorang wanita bekerja, jika pendapatan suami tidak mencukupi bagi kehidupan keluarganya, maka wanita tersebut akan memilih bekerja daripada menjadi ibu rumah tangga, sehingga keperluan keluarga terpenuhi. Menurut Kusumastuti (2012) pendapatan suami berpengaruh negatif terhadap curahan jam kerja wanita. Tetapi berlainan dengan Marhaeni (1992), pertambahan pendapatan suami tidak berpengaruh signifikan terhadap curahan jam kerja wanita. Payaman (1985) menjelaskan bahwa bagaimana suatu rumah tangga mengatur siapa yang bersekolah, bekerja, dan mengurus rumah tangga bergantung pada jumlah tanggungan keluarga. Jumlah tanggungan keluarga mempunyai hubungan positif terhadap curahan jam kerja wanita, artinya setiap penambahan jumlah tanggungan keluarga dalam keluarga, maka pekerja wanita tersebut akan menambah jam kerja dirinya, dikarenakan tingginya biaya keperluan keluarganya, seperti sekolah, makan, dan lain-lain. Kusumastuti (2012) juga mengatakan bahwa jumlah tanggungan rumah tangga berpengaruh positif dan signifikan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar, dengan asumsi semakin banyak tanggungan keluarga maka curahan jam kerja pedagang wanita akan semakin meningkat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 11

20 1) Apakah umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh secara simultan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar? 2) Bagaimanakah pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga secara parsial terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar? 3) Variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga secara simultan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. 2) Untuk mengetahui pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga secara parsial terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. 3) Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan/referensi untuk mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam 12

21 kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar kepada masyarakat dan pihak lain, atau sebagai bahan kepustakaan dan sumber pengetahuan. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai pengaplikasian teori yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi terutama mengenai angkatan kerja wanita serta pengaruh umur, tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja pedagang wanita di Pasar Kumbasari Kota Denpasar. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada skripsi ini dibagi menjadilima bab, yaitu: Bab I : Pendahuluan Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah kemudian dirumuskan ke dalam beberapa rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini akan menguraikan kajian pustaka yang digunakan. Dalam kajian pustaka diuraikan mengenai konsep dan teori yang digunakan. Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep ketenagakerjaan, konsep sektor informal, konsep umur, konsep tingkat pendidikan, konsep jumlah tanggungan keluarga, sedangkan teori yang digunakan yaitu teori gender dan teori alokasi waktu. Bab III : Metode Penelitian 13

22 Pada bab ini menguraikan desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi variabel, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Pada bab ini membahas simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan. 14

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak Judul :Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli (Studi Kasus di Pasar Kidul Kecamatan Bangli) Nama : I Gusti Ayu Made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harus diakui bahwa pembangunan sebagaimana dikonsepsikan oleh para ahli ekonomi telah menciptakan perubahan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pembangunan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar Nama : I Gede Ariyuda Pratama NIM : 1306105026 Abstrak Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 No. 60/11/51/Th. V, 7 Nopember 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, tercatat sebanyak 2.952,55 ribu penduduk usia kerja,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali (2012:10) konsep dan definisi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali (2012:10) konsep dan definisi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep dan Definisi Bekerja Menurut Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali (2012:10) konsep dan definisi yang digunakan

Lebih terperinci

Judul : Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Pendapatan Pendagang Di Pasar Kreneng Kota Denpasar Nama : Hendra Irawan Nim : ABSTRAK

Judul : Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Pendapatan Pendagang Di Pasar Kreneng Kota Denpasar Nama : Hendra Irawan Nim : ABSTRAK Judul : Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Pendapatan Pendagang Di Pasar Kreneng Kota Denpasar Nama : Hendra Irawan Nim : 0906105040 ABSTRAK Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan diberbagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja adalah dua hal yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk menjadi potensi terjaminnya ketersediaan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan produksi. Jumlah SDM di Indonesia terus mengalami peningkatan sejalan dengan

Lebih terperinci

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Nama : Anak Agung Irfan Alitawan NIM : 1306105136 Abstrak Sektor Pertanian merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penduduk yang timbul akibat mortalitas, fertilitas, migrasi serta mobilitas social.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penduduk yang timbul akibat mortalitas, fertilitas, migrasi serta mobilitas social. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Sosial Demografi Demografi merupakan ilmu yang memepelajari struktur dan proses di suatu wilayah. Demografi menurut PhilipM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penciptaan tenaga kerja yang produktif merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Peningkatan produktivitas tenaga kerja harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembanguan ini ditujukan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALISTAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 No.29/05/63/Th XVII/06 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2013 sebesar 1.937.493 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,65

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat

Abstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Bali untuk Bekerja di Sektor Publik (Studi Kasus di Desa Adat Kerobokan Kuta Utara Kabupaten Badung). Nama : Ni Putu Devi Ekayanti Ningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk yang bertambah dengan pesat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ketahun semakin bertambah

Lebih terperinci

Judul : Analisis Pilihan Pekerjaan Setengah Penganggur bagi Angkatan Kerja di Kota Denpasar Nama : Putu Diah Arya Purnama Dewi NIM :

Judul : Analisis Pilihan Pekerjaan Setengah Penganggur bagi Angkatan Kerja di Kota Denpasar Nama : Putu Diah Arya Purnama Dewi NIM : Judul : Analisis Pilihan Pekerjaan Setengah Penganggur bagi Angkatan Kerja di Kota Denpasar Nama : Putu Diah Arya Purnama Dewi NIM : 1215151037 Abstrak Setengah penganggur merupakan suatu keadaan seseorang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 No. 06/11/53/Th. XIX, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,25 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2016 mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 2,5 sampai 3 juta orang per tahun (Nehen, 2010:96).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,83 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2015 mencapai

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 No.28/05/63/Th XVI/07 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2012 sebesar 1,887 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,55

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi Judul : Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Modal dan Bahan Baku Terhadap Produksi Industri Kerajinan Patung Kayu di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Nama : I Made Agustina NIM : 1306105012 Abstrak

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 29/05/32/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 Angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 22,64 juta orang, naik sekitar 0,46 juta orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : 1306105140 ABSTRAK Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri perekonomian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar penduduk yang berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh. 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan meliputi kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata serta kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang kerja di Indonesia sangat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk. Menurut hasil sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 237.556.363

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA DI SEKTOR INFORMAL KECAMATAN TANJUNG KARANG TIMUR, KOTA BANDAR LAMPUNG, PROVINSI LAMPUNG JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Yolan Cahyani 125020101111021

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu pembangunan dikatakan berhasil dengan melihat tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera harus dimulai dari bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk sampai dengan bulan Februari 2014 ini mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki luas wilayah yang besar. Negara yang terdiri dari banyaknya pulau ini tentunya juga memiliki jumlah daratan yang banyak. Besarnya

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA TAJEN KABUPATEN TABANAN

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA TAJEN KABUPATEN TABANAN ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA TAJEN KABUPATEN TABANAN Oleh : GUSTI AYU PUTU RENY KURNIAWATI NIM : 0906105050 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 31/05/32/Th. XVII, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,40 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk suatu negara merupakan sumber daya manusia yang memiliki potensi atau peranan yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi. Penduduk tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Oleh: NI LUH PUTU HERIS MAYUNI NIM :

Oleh: NI LUH PUTU HERIS MAYUNI NIM : PENGARUH UPAH, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA INDUSTRI KERAJINAN GENTENG DI DESA PEJATEN KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN Oleh: NI LUH PUTU HERIS

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 1,97% Angkatan kerja NTT pada Februari 2014 mencapai 2.383.116 orang, bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia adalah masalah kependudukan, Indonesia memiliki penduduk yang begitu besar dari tahun ke tahun, begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia tua merupakan waktu bagi seseorang untuk bersantai dan menikmati sisa kehidupannya, tetapi tidak di sebagian besar negara berkembang seperti di Indonesia. Mereka

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. xxx/05/21/th. V, 10 Mei 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2010 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI TERENDAH DALAM EMPAT TAHUN

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Belanja Modal.

Abstrak. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Belanja Modal. Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) pada Alokasi Belanja Modal (Studi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali) Nama : Ade Imron Rosadi NIM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH BEBAN TANGGUNGAN KELUARGA, PENDAPATAN NON KERJA, DAN KEGIATAN ADAT TERHADAP ALOKASI WAKTU PEREMPUAN DI SEKTOR PUBLIK

PENGARUH JUMLAH BEBAN TANGGUNGAN KELUARGA, PENDAPATAN NON KERJA, DAN KEGIATAN ADAT TERHADAP ALOKASI WAKTU PEREMPUAN DI SEKTOR PUBLIK PENGARUH JUMLAH BEBAN TANGGUNGAN KELUARGA, PENDAPATAN NON KERJA, DAN KEGIATAN ADAT TERHADAP ALOKASI WAKTU PEREMPUAN DI SEKTOR PUBLIK (Studi Kasus Pada Pedagang Cenderamata Perempuan di Pasar Seni Mertha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia diarahkan untuk pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Termasuk dalam proses pembangunan adalah usaha masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GBHN, bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang potensial. kualitas sumber daya manusia yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. GBHN, bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang potensial. kualitas sumber daya manusia yang baik pula. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aspek kesehatan memegang peranan yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia yang handal. Karena itu dalam pembangunan jangka panjang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup merupakan semua benda, daya, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang dimana manusia atau makluk hidup berada dan dapat memenuhi

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Nama : A.A. Ayusya Prabhandina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita Judul : Peran Koperasi Wanita dalam Upaya Pemberdayaan Perempuan pada Koperasi Wanita di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Nama : Cyntia Putri Devanty NIM : 1306105108 Abstrak Kabupaten Gianyar sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan dan jumlah komposisi tenaga kerja tersebut akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 30/05/82/Th XVI, 05 Mei KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 557,1 ribu orang bertambah 32,6 ribu orang dibanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama adalah rumah tangga. Rumah tangga merupakan produsen dan sekaligus juga konsumen. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara sedang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PEKERJA WANITA PERAJIN TENUN IKAT DI KABUPATEN KLUNGKUNG SKRIPSI

PRODUKTIVITAS PEKERJA WANITA PERAJIN TENUN IKAT DI KABUPATEN KLUNGKUNG SKRIPSI PRODUKTIVITAS PEKERJA WANITA PERAJIN TENUN IKAT DI KABUPATEN KLUNGKUNG SKRIPSI Oleh : I GUSTI AYU PADMA DEWI NIM : 1206105050 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN

ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN SKRIPSI Oleh : LUH MADE RATNA PUSPITA NIM : 1206105067 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT E-Jurnal EP Unud, 2 [5] :269-276 ISSN: 2303-0178 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA YANG BEKERJA PADA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN DAUH PURI KAUH, DENPASAR BARAT I Made Adi Wijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dirubahnya sistem pemerintahan di Indonesia yang pada awalnya menganut sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi atau dikenal dengan sebutan otonomi daerah

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014 No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2014 AGUSTUS 2014: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,26% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2014 mencapai 3,26

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 29 /05/16/Th. XVIII, 04 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016 Februari 2016: Tingkat Pengangguran Terbuka Sebesar 3,94 Persen Jumlah angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu negara sangat

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN SUAMI, TINGKAT PENDIDIKAN, UMUR DAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP JUMLAH JAM KERJA BURUH WANITA PADA GUDANG TEMBAKAU GMIT JEMBER

PENGARUH PENDAPATAN SUAMI, TINGKAT PENDIDIKAN, UMUR DAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP JUMLAH JAM KERJA BURUH WANITA PADA GUDANG TEMBAKAU GMIT JEMBER PENGARUH PENDAPATAN SUAMI, TINGKAT PENDIDIKAN, UMUR DAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP JUMLAH JAM KERJA BURUH WANITA PADA GUDANG TEMBAKAU GMIT JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO* ACHADYAH PRABAWATI Program Studi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan

Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan Judul : Pengaruh Tenaga Kerja, Modal, Bahan baku, dan Produksi Pada Pendapatan Pengrajin Perak di Desa Kamasan Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung Nama : Ni Putu Naomi Puspita Nata NIM : 1315151001

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara sebesar 5,33 persen. Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng.

BAB III METODE PENELITIAN. Bangli, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lokasi penelitian wilayah Provinsi Bali yang merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Luas Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011 No.027/05/63/Th XV, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2011 sebesar 1,840 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 0,36

Lebih terperinci

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : Judul Nama : Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : 1306205188 Abstrak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii Judul : Pengaruh Budgetary Goal Characteristics pada Kinerja Manajerial dengan Self-Efficacy sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris pada pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng) Nama : Kadek Dias Prayoga

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016 No. 27/05/82/Th. XI, 06 Mei 2014 No. 65/11/82/Th XV, 07 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS Jumlah angkatan kerja di Maluku Utara pada mencapai 524,5 ribu orang bertambah 10,9 ribu orang

Lebih terperinci

Kata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM

Kata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM Judul : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal pada Indeks Pembangunan Manusia dengan Dana Alokasi Umum sebagai Variabel Pemoderasi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Nama : Putu Milan Pradnyantari

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang terutama di Indonesia, Pertumbuhan angkatan kerja saat ini lebih

I. PENDAHULUAN. berkembang terutama di Indonesia, Pertumbuhan angkatan kerja saat ini lebih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan penting pembangunan ekonomi adalah penyediaan lapangan pekerjaan yang cukup untuk mengejar pertumbuhan angkatan kerja. Bagi negara berkembang terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah sosial terbesar yang dihadapi oleh setiap negara di dunia dan setiap negara berusaha untuk mengatasinya. Kemiskinan adalah faktor yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk Indonesia yang cukup pesat menyebabkan pemenuhan akan kebutuhan juga semakin banyak. Perkembangan tersebut terlihat pada semakin meningkatnya jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan potensi yang ada dalam memajukan program-program

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan potensi yang ada dalam memajukan program-program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri kecil dan menengah yang berkembang di Provinsi Bali dapat meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan yang lebih bermutu selain itu mengingat

Lebih terperinci

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI... Judul : Analisis Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Nama : Gede Herry Adie Perdana

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 152/12/21/Th.IV, 1 Desember 2009 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI KEMBALI NAIK

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN No. 68 /11/17/Th IX, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bengkulu pada Agustus 2015

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 No. 06/05/53/Th. XV, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,12% Angkatan kerja NTT pada Februari 2015 mencapai 2.405.644 orang, bertambah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 220/12/21/Th. V, 1 Desember 20 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 20 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEMAKIN TURUN Jumlah angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih dilanda berbagai hambatan dan tantangan dalam menghadapi persaingan. Hambatan dan tantangan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan yang mencolok masih banyak ditemukan di negara-negara berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan yang siginifikan selama lebih

Lebih terperinci