KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL"

Transkripsi

1 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Tim Penyusun Mawardi B.H. Ritonga : Kepala Perwakilan Harry Aginta : Deputi Bidang Ekonomi dan Keuangan Rifki Ismail : Analis Ekonomi Ardo Prayoga : Analis Vira Cania A : Analis Wahyu Baskara S : Analis Ekonomi Ryan Ariefiansyah : Analis (KPw BI Balikpapan)

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan III 2015 dapat diselesaikan dan disusun dengan baik dan tepat waktu serta dipublikasikan dan didiseminasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. KEKR Provinsi Kaltim diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang perkembangan ekonomi Kaltim terkini serta prospeknya di triwulan mendatang. Analisa pada kajian ini menggambarkan perekonomian daerah Provinsi Kaltim didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesarbesarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga senantiasa mengharapkan kritikan, masukan, dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang maksimal di masa yang akan datang. Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Kaltim. Samarinda, November 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Mawardi B.H. Ritonga Kepala Perwakilan ii

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR GAMBAR... ix TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH... x RINGKASAN EKSEKUTIF... xii I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum Sisi Permintaan Ekspor-Impor Konsumsi Investasi Sisi Penawaran Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Sektor Pertambangan Sektor Industri Pengolahan Sektor Lainnya BOKS I BOKS I II. Perkembangan Inflasi Daerah Gambaran Umum Inflasi Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisi Permintaan Sisi Penawaran Dekomposisi dan Komoditas Penyumbang Inflasi iii

4 III. Stabilitas Sistem Keuangan dan Sistem Pembayaran Perbankan Penghimpunan Dana Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kalimantan Timur Risiko Kredit Penyaluran Kredit UMKM Sistem Pembayaran Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Perkembangan Transaksi Nontunai BOKS III BOKS III IV. 4.1 Keuangan Daerah Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III Realisasi Pendapatan Realisasi Belanja Realisasi APBD Kabupaten/Kota Se-Kaltim Triwulan III Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Triwulan III Dana Kementerian dan Lembaga Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan Timur Dana Kementerian dan Lembaga Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan Utara V. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Ketenagakerjaan Kesejahteraan BOKS V VI Prospek Perekonomian Kalimantan Timur Prospek Pertumbuhan Ekonomi Prospek Inflasi DAFTAR ISTILAH iv

5 DAFTAR TABEL Tabel I.1 PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Penggunaan (Rp Triliun)... 3 Tabel I.2 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Penggunaan... 3 Tabel I.3 Komoditas Ekspor Nonmigas Utama Provinsi Kaltim Triwulan III Tabel I.4 Komoditas Impor Nonmigas Utama Provinsi Kaltim Triwulan III Tabel I.5 Realisasi Belanja Dalam APBD Provinsi dan Kab/Kota se-kaltim... 8 Tabel I.6 PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 Berdasarkan Sisi Penawaran (Rp Triliun) Tabel I.7 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 Berdasarkan Sisi Penawaran Tabel I.8 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kaltim 2015 Berdasarkan Sisi Penawaran Tabel I.9 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kaltim 2015 Berdasarkan Sisi Permintaan Tabel I.10 Dampak Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Secara Sektoral Tabel I.11 Indikator Kinerja Usaha Tabel I.12 Dampak Pelemahan Nilai Tukar Berdasarkan Pangsa Impor dan Ekspor Tabel II.1 Perkembangan Inflasi Balikpapan, Samarinda, Tarakan dan Provinsi Kaltim Tabel II.2 Perkembangan Inflasi Provinsi Kaltim Menurut Kelompok Pengeluaran Tabel II.3 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (mtm) Terbesar Juli 2015 Provinsi Kaltim 37 Tabel II.4 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (mtm) Terbesar Agustus 2015 Provinsi Kaltim Tabel II.5 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (mtm) Terbesar September 2015 Provinsi Kaltim Tabel II.6 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (yoy) Terbesar Triwulan III Provinsi Kaltim39 Tabel III.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan di Provinsi Kaltim (Rp Miliar).. 42 Tabel III.2 Peningkatan Fitur Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Gen II Tabel III.3 Perkembangan Kredit Bank Umum Pada Sektor Pertambangan & Sub Sektornya.. 52 Tabel III.4 NPL Kredit Bank Umum Pada Sektor Pertambangan & Sub Sektornya Tabel IV.1 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur s.d. Triwulan III TA 2014 dan 2015 (Rp Juta) Tabe IV.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur s.d. Triwulan III TA 2014 dan 2015 (Rp Juta) Tabel IV.3 Realisasi APBD se-kalimantan Timur Triwulan III 2015 (Rp Juta) v

6 Tabel IV.4 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara s.d. Triwulan III TA 2015 (Rp Juta) Tabe IV.5 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara s.d. Triwulan II TA 2015 (Rp Juta) Tabel V.1 Perkembangan Angkatan Kerja dan Pengangguran Provinsi Kaltim Tabel V.2 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Kaltim Berdasarkan Gender Tabel V.3 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Kaltim Berdasarkan Gender Tabel VI.1 Outlook Ekonomi Negara Mitra Dagang Utama Provinsi Kaltim vi

7 DAFTAR GRAFIK Grafik I.1 Pertumbuhan Nilai Ekspor Migas Provinsi Kaltim... 4 Grafik I.2 Pertumbuhan Nilai Ekspor Nonmigas Provinsi Kaltim... 4 Grafik I.3 Perkembangan Ekspor Batubara Provinsi Kaltim berdasarkan Negara Tujuan... 5 Grafik I.4 Ekspor Komoditas CPO Provinsi Kaltim berdasarkan Negara Tujuan... 5 Grafik I.5 Nilai Impor Nonmigas Provinsi Kaltim... 6 Grafik I.6 Nilai Impor Migas Provinsi Kaltim... 6 Grafik I.7 Komposisi Negara Asal Utama Impor Nonmigas Provinsi Kaltim... 6 Grafik I.8 Pertumbuhan Nilai Ekspor Provinsi Kaltim... 7 Grafik I.9 Pertumbuhan Nilai Impor Provinsi Kaltim... 7 Grafik I.10 Perkembangan Net Ekspor Provinsi Kaltim... 7 Grafik I.11 Pertumbuhan KPR Provinsi Kaltim... 9 Grafik I.12 Pertumbuhan KPM, KPSM dan Multiguna Provinsi Kaltim... 9 Grafik I.13 Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Kaltim... 9 Grafik I.14 Perkembangan Impor Barang Modal Provinsi Kaltim Grafik I.15 Realisasi Investasi PMA Provinsi Kaltim Grafik I.16 Realisasi Investasi PMDN Provinsi Kaltim Grafik I.17 Perkembangan Kredit Investasi Provinsi Kaltim Grafik I.18 Konsumsi Semen Provinsi Kaltim Grafik I.19 Indeks Rencana dan Realisasi Investasi Grafik I.20 Curah Hujan Provinsi Kaltim dan Kaltara Grafik I.21 Indeks El Nino Indonesia Grafik I.22 Indeks Produksi TBS Provinsi Kaltim Grafik I.23 Harga TBS Provinsi Kaltim dan CPO Internasional Grafik I.24 Indeks Produksi Padi Provinsi Kaltim Grafik I.25 Indeks Produksi Jagung Provinsi Kaltim Grafik I.26 Indeks Produksi Kedelai Provinsi Kaltim Grafik I.27 Perkiraan Produksi Padi Provinsi Kaltim Grafik I.28 Produksi Batubara Provinsi Kaltim Grafik I.29 Indeks Produksi Batubara Provinsi Kaltim Grafik I.30 Konsumsi Domestik Batubara Provinsi Kaltim Grafik I.31 Harga Batubara Internasional dan HBA Grafik I.32 Harga Futures Komoditas Batubara vii

8 Grafik I.33 Indeks Manufaktur Tiongkok Grafik I.34 Lifting Minyak Bumi Provinsi Kaltim Grafik I.35 Lifting Gas Alam Provinsi Kaltim Grafik I.36 Indeks Produksi Kilang Minyak Provinsi Kaltim Grafik I.37 Indeks Pengiriman LNG Provinsi Kaltim Grafik I.38 Indeks Produksi CPO Provinsi Kaltim Grafik I.39 Produksi Amoniak Provinsi Kaltim Grafik I.40 Perkembangan Kredit Perindustrian Provinsi Kaltim Grafik I.41 Kebutuhan Semen Provinsi Kaltim Grafik I.42 Indeks Harga Perdagangan Besar Provinsi Kaltim Grafik I.43 Indeks Tingkat Hunian Hotel Provinsi Kaltim Grafik I.443 Indeks Omzet Restoran Provinsi Kaltim Grafik I.45 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Grafik I.46 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Selama Tahun Grafik I.47 Distribusi Responden Secara Sektoral Grafik I.48 Dampak Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Grafik I.49 Dampak Pelemahan Nilai Tukar dan Harga Komoditas Internasional Grafik I.50 Nilai Tukar Yang Ideal dan Yang Mengganggu Kinerja Usaha Grafik II.1 Laju Inflasi Provinsi Antar Provinsi Grafik II.2 Laju Inflasi Provinsi Kaltim, Wilayah Kalimantan dan Nasional Grafik II.3 Perkembangan Inflasi Kota Sampel se-kaltim Grafik II.4 Ekspektasi Perkembangan Harga 3 Bulan Ke Depan Provinsi Kaltim Grafik II.5 Ekspektasi Harga Kelompok Barang/Jasa Provinsi Kaltim 3 Bulan ke Depan Grafik III.1 Pertumbuhan Kredit Nasional dan Provinsi Kaltim Grafik III.2 Pertumbuhan DPK Nasional dan Provinsi Kaltim Grafik III.3 Kredit Provinsi Kaltim Berdasarkan Jenis Penggunaan Grafik III.4 Kredit Modal Kerja, Investasi dan Konsumsi Provinsi Kaltim Grafik III.5 Komposisi Kredit Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi Tw III Grafik III.6 Kredit Perbankan Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi Utama (yoy) Grafik III.7 Pertumbuhan NPL Gross Kredit di Provinsi Kaltim Grafik III.8 NPL Gross Kredit di Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi Grafik III.9 Kredit UMKM Provinsi Kaltim berdasarkan Jenis Penggunaan Grafik III.10 Komposisi Kredit UMKM Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi Tw III viii

9 Grafik III.11 Total Pengedaran Uang Kartal Provinsi Kaltim Grafik III.12 Pengedaran Uang Kartal Provinsi Kaltim berdasarkan Wilayah Kerja KPwBI Grafik III.13 Perkembangan Pemusnahan Uang Lusuh Provinsi Kaltim Grafik III.14 Rasio Pemusnahan Uang Lusuh terhadap Inflow Provinsi Kaltim Grafik III.15 Perkembangan Nilai Transaksi Non Tunai Provinsi Kaltim Grafik III.16 Perkembangan Volume Transaksi Non Tunai Provinsi Kaltim Grafik III.17 Perkembangan Nilai Transaksi Kliring Provinsi Kaltim Grafik III.18 Perkembangan Volume Transaksi Kliring Provinsi Kaltim Grafik III.19 Perkembangan Nilai Transaksi RTGS Provinsi Kaltim Grafik III.20 Perkembangan Volume Transaksi RTGS Provinsi Kaltim Grafik III.21 Arus Dana Transaksi Kliring Kaltimra (Nominal) Grafik III.22 Arus Dana Transaksi Kliring Kaltimra (Volume) Grafik IV.1 Komposisi Pagu Belanja K/L di Wilayah Kaltim Grafik IV.2 Komposisi Realisasi Belanja K/L di Wilayah Kaltim Grafik IV.3 Belanja K/L berdasarkan Kab/Kota di Wilayah Kaltim Grafik IV.4 Belanja K/L di Wilayah Kaltim Grafik IV.5 Belanja K/L berdasarkan Kab/Kota di Wilayah Kaltara Grafik V.1 Kondisi Ekonomi dan Lap. Kerja Provinsi Kaltim Grafik V.2 Ekspektasi Ketersediaan Lap. Kerja Provinsi Kaltim Grafik V.3 Nilai Tukar Petani Provinsi Kaltim Grafik V.4 Kondisi Ekonomi dan Lap. Kerja Provinsi Kaltim Grafik V.5 Perkembangan Upah Minimum Provinsi Kalimantan Timur Grafik VI.1 Perkiraan Pertumbuhan Indeks Harga Komoditas Ekspor Kaltim Grafik VI.2 Ekspektasi Harga 3 dan 6 bulan ke depan DAFTAR GAMBAR Gambar I.1 Peta Perekonomian Nasional (yoy)... 2 ix

10 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INFLASI, PDRB DAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDIKATOR Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III MAKRO EKONOMI Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Tarakan Pertumbuhan PDRB (%,yoy) (0.3) (0.3) (3.5) Menurut Sektor Ekonomi (%,yoy) Pertanian Pertambangan (2.6) (2.9) (3.9) (1.2) (3.0) (9.6) Industri Pengolahan (4.9) (6.2) (7.5) (6.4) (3.0) (1.2) Listrik dan Gas (0.8) Air (0.1) Konstruksi Perdagangan (1.0) Transportasi dan Pergudangan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan (1.7) 4.1 Real Estate Jasa Perusahaan (2.1) (4.8) Adm Pemerintahan Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Sosial Jasa lainnya Menurut Pengeluaran (%,yoy) Konsumsi RT Konsumsi LNPRT (2.1) (5.0) (10.7) Konsumsi Pemerintah (22.6) (4.8) PMTDB (1.9) Perubahan Inventori (17.7) 19.6 (29.7) (67.3) (5.9) (48.2) (16.8) (49.5) Ekspor LN (3.4) (6.4) (12.4) (8.4) (9.4) (3.4) (11.6) (13.6) Impor LN (15.3) (10.7) (10.4) (4.2) Net Ekspor Antar Daerah (3.9) (115.1) (110.8) , ,321.7 (159.2) PERDAGANGAN LUAR NEGERI Nilai Ekspor Migas (US$ Juta) 3,154 3,306 3,210 3,174 2,783 2,879 2,827 2,379 1,981 1,458 1,580 Nilai Ekspor Nonmigas (US$ Juta) 4,690 4,734 4,213 4,523 3,916 3,792 3,648 3,501 3,283 3,106 2,887 Nilai Impor Migas (US$ Juta) 1,917 1,915 1,837 1,561 1,801 1,837 1,680 1,594 1,075 1,025 1,133 Nilai Impor Nonmigas (US$ Juta) x

11 PERBANKAN INDIKATOR Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III INSTITUSI KEUANGAN - berdasarkan lokasi proyek DPK (Rp triliun) Giro (Rp triliun) Tabungan (Rp triliun) Deposito (Rp triliun) Kredit (Rp triliun) Modal Kerja Investasi Konsumsi NPL (%) 2.6% 3.6% 3.7% 4.7% 5.1% 4.9% 5.3% Kredit UMKM Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi NPL (%) 4.0% 5.9% 6.1% 6.1% 7.1% 7.5% 8.1% BANK PERKREDITAN RAKYAT Total Aset (Rp miliar) DPK (Rp miliar) Tabungan Giro Deposito Kredit (Rp miliar) Modal Kerja Investasi Konsumsi Kredit UMKM (Rp miliar) Rasio LDR (%) 116.5% 127.2% 133.6% 121.1% 121.5% 129.5% 126.4% Rasio NPL Gross (%) 14.4% 12.9% 15.4% 13.8% 11.9% 12.0% 12.3% SISTEM PEMBAYARAN INDIKATOR Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III SISTEM PEMBAYARAN Posisi Kas Gabungan (Rp triliun) Inflow (Rp triliun) Outflow (Rp triliun) Uang Lusuh yang Dimusnahkan (Rp miliar) Nominal Transaksi RTGS (Rp triliun) Volume Transaksi RTGS (transaksi) 90, , , , , , , Rata-rata harian nominal transaksi RTGS Rata-rata harian volume transaksi RTGS 1, , , , Nominal Kliring Debet Penyerahan(Rp triliun) Volume Kliring Debet Penyerahan(transaksi) 125, , , , , , , Rata-rata harian Nominal Kliring Debet Penyerahan(Rp triliun) Rata-rata harian Volume Kliring Debet Penyerahan(transaksi) 1, , , , , , , Nominal Kliring Debet Pengembalian(Rp triliun) Volume Kliring Debet Pengembalian(transaksi) 5, , , , , , , Rata-rata harian Nominal Kliring Pengembalian Rata-rata harian Volume Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong(Rp triliun) Volume Tolakan Cek/BG Kosong(transaksi) 4, , , , , , , Rata-rata harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong Rata-rata harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong xi

12 RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN III 2015 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Kinerja pertumbuhan ekonomi Kaltim belum menunjukkan arah yang membaik Perekonomian Kalimantan Timur (termasuk Kalimantan Utara) pada triwulan III 2015 masih mengalami kontraksi sebesar -3,5% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -0,9% (yoy). Kontraksi perekonomian Kaltim pada triwulan laporan terutama disebabkan oleh kinerja sektor pertambangan yang semakin menurun di tengah perekonomian global yang belum membaik dan harga komoditas internasional yang semakin rendah, sehingga kinerja ekspor juga masih mengalami kontraksi. Kondisi tersebut diperparah seiring dengan meningkatnya impor dan kinerja fiskal yang masih terbatas pada triwulan laporan. Perkembangan Inflasi Daerah Laju inflasi menurun namun masih berada pada level yang cukup tinggi Laju inflasi Kalimantan Timur (termasuk Kalimantan Utara) pada triwulan III 2015 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 7,55% (yoy) menjadi 7,33% (yoy). Tingkat inflasi Kaltim tersebut masih berada di atas inflasi nasional yang tercatat sebesar 6,83% (yoy). Jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Kalimantan, realisasi inflasi Kaltim berada di atas inflasi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, namun masih di bawah inflasi Kalimantan Barat. Apabila dibandingkan dengan rata-rata inflasi historis triwulan III selama tiga tahun terakhir, tingkat inflasi pada periode kali ini tercatat paling tinggi. Meskipun demikian, pergerakan inflasi Kaltim pada triwulan laporan relatif sejalan dengan pola nasional ke arah level yang lebih baik. xii

13 Stabilitas sistem keuangan masih cukup terjaga di tengah risiko yang meningkat. Sementara itu, kinerja sistem pembayaran secara konsisten tetap handal dan efektif dalam menyelesaikan berbagai transaksi perekenomian. Perkembangan Stabilitas Sistem Keuangan dan Sistem Pembayaran Secara umum, stabilitas sistem keuangan di Kaltim pada triwulan III 2015 masih cukup terjaga. Meskipun demikian, terdapat peningkatan risiko seiring dengan lesunya kinerja perekonomian. Meskipun pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan meningkat dari 3,83% (yoy) menjadi 5,07% (yoy), namun diiringi dengan risiko kredit yang meningkat. Hal ini tercermin dari meningkatnya rasio kredit bermasalah (NPL) gross dari 4,87% menjadi 5,30%. Selain itu, kemampuan perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat mengalami penurunan, terlihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mengalami kontraksi sebesar -1,71% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,65% (yoy). Sementara itu, nominal transaksi keuangan di Kaltim baik dari sisi tunai maupun nontunai pada triwulan berjalan melambat sebagai respon atas arah pergerakan perekonomian daerah. Namun demikian sistem pembayaran tetap berjalan efektif dan masih handal dalam menyelesaikan berbagai transaksi perekonomian. Perkembangan Keuangan Daerah Kinerja fiskal pemerintah daerah di wilayah Kaltim dan Kaltara masih terbatas Kinerja fiskal pemerintah daerah di wilayah Kaltim dan Kaltara baik dari sisi pendapatan maupun belanja masih belum mencapai target proporsionalnya, persentase capaian realiasi triwulan III 2015 tidak lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi belanja langsung dan belanja tak langsung masih cukup rendah dibandingkan pencapaian pada triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan, realisasi belanja pemerintah daerah (dan dana dari kementerian/lembaga pemerintah pusat pada triwulan laporan belum mencapai target proporsionalnya sebagai akibat adanya perubahan nomenklatur dan backloading anggaran pada akhir tahun. xiii

14 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Menurunnya kinerja sektor utama perekonomian daerah berdampak pada penurunan tingkat ketenagakerjaan dan kesejahteraan di sektor utama tersebut Menurunnya kinerja perekonomian daerah terutama di sektor utama seperti sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan, serta melambatnya kinerja sektor pertanian berdampak pada tingkat ketenagakerjaan dan kesejahteraan di sektor-sektor tersebut. Kondisi tersebut terindikasi dari menurunnya ketersediaan lapangan kerja di sektor-sektor tersebut. Meskipun diindikasikan terdapat mutasi mata pencaharian, namun tingkat penghasilan yang diperolah dari sektor yang baru (sektor jasa) relatif lebih rendah dibandingkan penghasilan dari ketiga sektor utama sebelumnya. Prospek Perekonomian dan Inflasi Kinerja perekonomian Kalimantan Timur ke depan cenderung masih terbatas Perbaikan perekonomian Kaltim pada triwulan IV 2015 diperkirakan masih terbatas seiring dengan prospek ekonomi global dan prospek harga komoditas internasional yang belum membaik. Meskipun demikian, arahnya mulai membaik seiring dengan adanya perbaikan kinerja pada beberapa komponen ekonomi terutama dari sisi investasi, konsumsi dan ekspor antar daerah. Di sisi perkembangan harga, laju inflasi tahunan Kaltim pada triwulan IV 2015 diperkirakan lebih rendah dan menuju sasarannya. xiv

15 I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional Kinerja pertumbuhan ekonomi Kaltim belum menunjukkan arah yang membaik akibat kinerja sektor pertambangan yang menurun lebih dalam. 1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Regional Secara Umum 1 Perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) 2 pada triwulan III 2015 terkontraksi lebih dalam. Pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan III 2015 terkontraksi sebesar -3,5% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -0,9% (yoy). Pertumbuhan ekonomi ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 4,7% (yoy). Secara triwulanan, ekonomi Kaltim pada triwulan laporan mengalami kontraksi sebesar -1,5% (qtq), turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,2% (qtq). Kontraksi perekonomian Kaltim terutama disebabkan oleh penurunan kinerja sektor pertambangan secara signifikan sebagai akibat dari perlambatan kondisi ekonomi global serta harga komoditas dunia yang masih berada dalam tren menurun. Dari sisi permintaan, kontraksi pertumbuhan ekonomi Kaltim terjadi akibat menurunnya kinerja ekspor luar negeri. Ekspor Kaltim yang didominasi oleh hasil tambang (batubara) belum menunjukkan adanya perbaikan seiring dengan menurunnya permintaan batubara dari Tiongkok sebagai mitra dagang utama Kaltim. Lebih lanjut, permintaan batubara dari India dan negara 2 nd tier lainnya belum mampu mendongkrak kinerja ekspor Kaltim. Perekonomian yang menurun lebih dalam juga dipengaruhi oleh kinerja fiskal yang belum optimal pada triwulan laporan. Sementara itu, penurunan yang lebih dalam masih dapat ditahan oleh kinerja investasi dan konsumsi rumah tangga yang meningkat. Di sisi penawaran, kontraksi perekonomian Kaltim terutama disebabkan karena penurunan kinerja sektor ekonomi utama, yaitu pertambangan dan industri pengolahan. Kinerja sektor pertambangan pada triwulan laporan terkontraksi jauh lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Penurunan ini tidak lepas dari perlambatan ekonomi global yang terjadi di beberapa negara termasuk Tiongkok dan India sebagai mitra dagang utama Kaltim. Lebih lanjut, persediaan stok batubara dunia yang melebihi permintaannya mengakibatkan harga komoditas batubara dunia terus menurun. Penurunan kinerja kedua sektor utama Kaltim berkontribusi pada kontraksi pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada periode laporan sebesar -5,0% (yoy). Lebih lanjut, pertumbuhan sektor 1 Perkembangan ekonomi Kalimantan Timur diambil dari Berita Resmi Statistik - BPS Provinsi Kalimantan Timur, No.082/11/64/Th.XVIII, 5 Nopember 2015 menggunakan tahun dasar Perhitungan PDRB Provinsi Kalimantan Timur termasuk Provinsi Kalimantan Utara. 1

16 perdagangan dan jasa perusahaan juga terkontrasi pada periode laporan walaupun secara kontribusi tidak signifikan. Di sisi lain, sektor-sektor ekonomi lainnya terus mengalami pertumbuhan walaupun masih terbatas. Sektor administrasi pemerintah merupakan sektor ekonomi yang memberikan andil paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim dengan tingkat pertumbuhan 23,4% (yoy) pada triwulan III 2015, tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 18,0% (yoy). Sektor pertanian dan jasa pendidikan juga merupakan sektor pendorong ekonomi Kaltim dengan andil masing-masing sebesar 0,2% (yoy). Gambar I.1 Peta Perekonomian Nasional (yoy) NASIONAL 4.7% Sumatera 4,6% Jawa 5,4% Kalimantan -0,4% Sulawesi 8.2% Balnustra 11,8% Maluku & Papua 2,3% Share thdp Nasional Share thdp Kalimantan KalBar KalT eng KalSel KalTim Sumber: BPS, diolah Notes: Gambar menunjukkan pertumbuhan year on year perekonomian wilayah triwulan III 2015, sedangkan tabel menunjukkan pangsa perekonomian provinsi di Kalimantan terhadap nasional dan wilayah Kalimantan. 1.2 Sisi Permintaan Penurunan kinerja perekonomian Kaltim pada triwulan III 2015 dari sisi permintaan terutama dipicu oleh ekspor luar negeri yang masih mengalami kontraksi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan kinerja ekspor terutama disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas pada triwulan laporan. Lebih lanjut, kinerja konsumsi pemerintah dan net ekspor antar daerah, juga masih mengalami perlambatan pada triwulan laporan. Namun demikian, konsumsi rumah tangga (RT), konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) dan pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) tumbuh membaik dan menahan dalamnya kontraksi ekonomi Kaltim (Tabel I.1 dan I.2). 2

17 Tabel I.1 PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Penggunaan (Rp Triliun) Lapangan Usaha Tw II'15 Tw III'15 Konsumsi RT Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah PMTDB Perub. Inventori Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri Net Ekspor Antar Daerah (16.85) (5.08) (1.50) PDRB TOTAL Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Tabel I.2 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 menurut Penggunaan Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha qtq (%) yoy (%) Distribusi (%) Andil yoy Tw II'15 Tw III'15 Tw II'15 Tw III'15 Tw III'14 Tw III'15 Tw III'15 Konsumsi RT % Konsumsi LNPRT % Konsumsi Pemerintah % PMTDB % Perub. Inventori % Ekspor Luar Negeri % Impor Luar Negeri % Net Ekspor Antar Daerah % PDRB TOTAL % Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Ekspor-Impor Kinerja ekspor luar negeri Kaltim masih mengalami kontraksi pada triwulan laporan khususnya untuk ekspor nonmigas. Ekspor luar negeri Kaltim terkontraksi sebesar -13,6% (yoy) pada triwulan laporan. Ekspor nonmigas, yang memiliki pangsa sebesar 65% ekspor Kaltim pada triwulan III 2015, memiliki nominal sebesar US$2,9 miliar atau mengalami kontraksi sebesar -20,9% (yoy), terkontraksi lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar -17,7% (yoy) (Grafik I.2). Sementara itu, nilai ekspor migas Kaltim mencapai US$1,58 miliar atau terkontraksi sebesar -44,1% (yoy) pada triwulan laporan, sedikit membaik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -49,9% (yoy) (Grafik I.1). Meskipun masih mengalami kontraksi yang sangat dalam, perbaikan arah pertumbuhan ekspor migas Kaltim ditopang oleh membaiknya ekspor gas alam. Sementara 3

18 Milyar US$ (%, yoy) Milyar US$ (%, yoy) itu, semakin dalamnya kontraksi pertumbuhan ekspor nonmigas pada triwulan III 2015 terutama disebabkan oleh rendahnya kinerja ekspor batubara, pupuk dan kayu I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III EX Migas g.ex Migas (Rhs) EX Non Migas g.ex Non Migas (Rhs) Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik I.1 Pertumbuhan Nilai Ekspor Migas Provinsi Kaltim Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik I.2 Pertumbuhan Nilai Ekspor Nonmigas Provinsi Kaltim Pada periode laporan, komoditas nonmigas yang diekspor Kaltim dari sisi nilai masih didominasi oleh komoditas batubara dengan pangsa ekspor mencapai 85,1%, diikuti oleh bahan kimia anorganik (3,5%), kayu dan artikel kayu (3,2%), pupuk (3,2%) dan CPO (2,3%). Nilai ekspor komoditas bahan bakar mineral dan produk minyak mineral (sebagian besar di dalamnya merupakan batubara) mengalami kontraksi sebesar -24,5% (yoy) serta menjadi penyebab turunnya kinerja ekspor nonmigas dengan andil sebesar -21,1% (yoy) (Tabel I.3). Tabel I.3 Komoditas Ekspor Nonmigas Utama Provinsi Kaltim Triwulan III 2015 Komoditas Nilai (Juta USD) Pangsa Laju Pertumbuhan (yoy) Kontribusi 44 Kayu dan Artikel Kayu % -26.3% -0.9% 27 Bahan Bakar Mineral dan Produk Minyak Mineral 2, % -24.5% -21.1% 28 Bahan Kimia Anorganik % 7.0% 0.2% 31 Pupuk % 3.2% 0.1% 15 Minyak Nabati atau Hewani % -23.2% -0.5% Lainnya % -36.1% -1.2% Total 2, % -23.5% -23.5% Berdasarkan negara tujuannya, penurunan ekspor batubara Kaltim dipicu oleh penurunan ekspor ke India dan Tiongkok yang masing-masing terkontraksi sebesar -24,2% (yoy) dan -14,7% (yoy) (Grafik 1.3). Namun demikian, kontraksi ke negara tujuan ekspor utama (Tiongkok, India, Korsel dan ASEAN) sudah mulai sedikit membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan III 2015, negara tujuan utama ekspor batubara Kaltim adalah India dengan volume ekspor mencapai 15,40 juta ton, disusul oleh Tiongkok sebesar 10,44 juta ton, ASEAN sebesar 8,60 juta ton dan Korea Selatan sebesar 7,10 juta ton. 4

19 Juta ton Persen yoy I II III IV I II III IV I II III IV I II III % 60% 40% 20% 0% -20% -40% Total Vol Expor Batubara ASEAN Jepang Korsel Taiwan Grafik I.3 Perkembangan Ekspor Batubara Provinsi Kaltim berdasarkan Negara Tujuan Sementara itu, komoditas utama lainnya yaitu CPO juga mengalami pertumbuhan yang terkontraksi sebesar -23,2% (yoy). Secara spasial, terdapat empat negara yang menjadi tujuan utama ekspor CPO Kaltim, yakni Malaysia, Filipina, Tiongkok dan Eropa (Grafik 1.4). Penurunan permintaan CPO pada triwulan III 2015 terutama berasal dari Tiongkok. 33,9% 45,7% 12,0% 25,6% Malaysia Filipina Eropa Others Grafik I.4 Ekspor Komoditas CPO Provinsi Kaltim berdasarkan Negara Tujuan Kontraksi pertumbuhan ekonomi Kaltim juga didorong oleh impor luar negeri yang meningkat. Laju pertumbuhan kegiatan impor luar negeri Kaltim pada triwulan III 2015 tercatat 20,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -3,5% (yoy). Berdasarkan data BPS Provinsi Kaltim, nilai impor nonmigas Kaltim selama triwulan III 2015 adalah sejumlah US$370,04 juta, dengan pertumbuhan sebesar -8,26% (yoy), membaik dibanding triwulan sebelumnya yaitu sebesar -20,2% (yoy) (Grafik I.5). Selain itu, impor migas Kaltim sebesar US$1.132,63 juta pada triwulan laporan, dengan pertumbuhan sebesar -44,1% (yoy), membaik dibanding triwulan sebelumnya yaitu -49,9% (yoy) (Grafik I.6). 5

20 Milyar US$ (%, yoy) Milyar US$ (%, yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IM Non Migas g.im Non Migas (Rhs) IM Migas g.im Migas (Rhs) Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik I.5 Nilai Impor Nonmigas Provinsi Kaltim Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik I.6 Nilai Impor Migas Provinsi Kaltim Jika dilihat komoditasnya, impor nonmigas Kaltim didominasi oleh komoditas reaktor nuklir (pangsa 46,7%), yaitu bahan peledak untuk pertambangan. Komoditas impor lainnya adalah kapal, perahu dan struktur jenisnya (13,9%), kendaraan selain kereta api (6,4%) dan karet dan hasilnya (5,6%) (Tabel I.4). Jika dilihat berdasarkan negara asal impor, Singapura merupakan negara asal impor terbesar bagi Kaltim pada triwulan laporan. Pangsa impor dari Singapura mencapai 21,2%, diikuti Malaysia (17,3%), Tiongkok (13,1%), Amerika Serikat (9,2%) dan Jepang dengan pangsa impor sebesar 4,1% (Grafik I.7). Tabel I.4 Komoditas Impor Nonmigas Utama Provinsi Kaltim Triwulan III 2015 Komoditas Nilai (Juta USD) Pangsa Laju Pertumbuhan (yoy) Kontribusi 84 Reaktor nuklir, pemanas dan peralatan mesin % -3.4% -1.5% 73 Artikel besi dan baja % -46.7% -4.2% 89 Kapal, perahu dan struktur sejenisnya % 285.0% 9.4% 87 Kendaraan selain kereta % -3.1% -0.2% 40 Karet dan artikel turunannya % -32.6% -2.5% Lainnya % -31.5% -9.4% TOTAL % -8.3% -8.3% 35,1% 17,3% 21,2% 9,2% 4,1% 13,1% Malaysia Singapura Jepang Tiongkok Amerika Serikat Others Grafik I.7 Komposisi Negara Asal Utama Impor Nonmigas Provinsi Kaltim 6

21 Milyar US$ (%, yoy) Milyar US$ (%, yoy) Perdagangan luar negeri Kaltim masih mengalami surplus pada triwulan III Ekspor luar negeri Kaltim mencapai Rp67,7 triliun sedangkan impor luar negeri Kaltim mencapai Rp23,1 triliun. Secara umum, transaksi perdagangan luar negeri Kaltim pada triwulan III 2015 secara konsisten masih mengalami net ekspor (jumlah ekspor lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor) dengan nominal sebesar Rp44,6 triliun. Namun demikian, net ekspor pada triwulan laporan lebih rendah dibandingkan net ekspor triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp46 triliun (Grafik I.8, I.9 dan I.10). Penurunan transaksi perdagangan luar negeri tersebut disebabkan oleh masih terkontraksinya kinerja ekspor serta meningkatnya impor. Di sisi domestik, perdagangan antar daerah mengalami surplus atau net ekspor sebesar Rp13,6 triliun dengan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 114,1% (yoy) namun lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai Rp14,85 triliun atau tumbuh sebesar 134,4% (yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Total EX g.total EX (Rhs) Total IM g.total IM (Rhs) Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik I.8 Pertumbuhan Nilai Ekspor Provinsi Kaltim Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik I.9 Pertumbuhan Nilai Impor Provinsi Kaltim Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik I.10 Perkembangan Net Ekspor Provinsi Kaltim Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat ternyata belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh Kaltim untuk meningkatkan ekspornya. Penurunan ekspor Kaltim ternyata juga banyak dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas internasional (lihat Boks 2). 7

22 1.2.2 Konsumsi Kinerja konsumsi pemerintah tumbuh melambat dari 12,8% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi sebesar 1,1% (yoy) pada triwulan laporan. Perlambatan kinerja konsumsi pemerintah terutama disebabkan karena pencapaian penyerapan belanja pemerintah daerah pada triwulan laporan lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, baik APBD Provinsi Kaltim maupun APBD kab/kota se-provinsi Kaltim. (Tabel I.5). Tabel I.5 Realisasi Belanja Dalam APBD Provinsi dan Kab/Kota se-kaltim 2014 (Rp Miliar) 2015 (Rp Miliar) Uraian Realisasi Realisasi Tw Pagu % Pagu Tw III III % Provinsi Kaltim 12,218 5, ,484 4, Kab/Kota se-kaltim 30,050 11, ,879 14, Sumber : Biro Keuangan Provinsi Kaltim (diolah) Berbeda dengan konsumsi pemerintah, kinerja konsumsi rumah tangga justru membaik pada triwulan laporan. Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2015 tumbuh 2,2% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,5% (yoy). Minimalnya peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga ini tidak lepas dari momentum hari raya Idul Fitri dan Idul Adha yang keduanya terjadi pada triwulan Laporan. Meskipun demikian, meningkatnya kinerja konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi masih tertahan oleh kondisi ekonomi Kaltim yang masih terkontraksi akibat lesunya kinerja sektor utama. Akibatnya, konsumsi rumah tangga hanya mampu memberikan andil positif sebesar 0,3% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan laporan. Meningkatnya pertumbuhan konsumsi RT terkonfirmasi dari pertumbuhan kredit konsumsi pada triwulan laporan. Pada triwulan III 2015, kredit konsumsi tumbuh 7,27% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2015 yang tumbuh 6,58% (yoy). Berdasarkan jenisnya, peningkatan kredit konsumsi terutama disebabkan oleh meningkatnya kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk tipe rumah sampai dengan tipe 70m 2 dan kredit kepemilikan mobil. KPR untuk rumah sampai dengan tipe 70m 2 tumbuh 7,81% pada triwulan laporan, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,90% (yoy) (Grafik I.11). Sementara kredit kepemilikan mobil pada triwulan III 2015 tumbuh sebesar 6,29% (yoy), sedikit lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,16% (yoy) (Grafik I.12). Namun demikian, Kredit pemilikan sepeda motor dan multiguna mengalami perlambatan 8

23 yoy yoy pertumbuhan sehingga menjadi penahan laju pertumbuhan kredit konsumsi. Demikian pula untuk KPR tipe di atas 70m 2 dan kredit pemilikan ruko yang masih mengalami kontraksi pada triwulan laporan. 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% -10% I II III IV I II III IV I II III IV I II III -20% % Rumah Tipe 22 s.d. 70 Rumah Tipe > 70 Ruko atau Rukan Grafik I.11 Pertumbuhan KPR Provinsi Kaltim 150% 100% 50% 0% I II III IV I II III IV I II III IV I II III -50% % Kepemilikan Mobil Kepemilikan Sepeda Motor Keperluan Multiguna Grafik I.12 Pertumbuhan KPM, KPSM dan Multiguna Provinsi Kaltim Lebih lanjut, peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan tercermin dari DPK Kaltim khususnya dalam bentuk tabungan yang mengalami kontraksi. Hal ini menandakan bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga ditopang oleh sumber simpanan rumah tangga (pembahasan DPK secara rinci dalam Bab III). Indikator lain yang mendorong adanya peningkatan kinerja konsumsi adalah meningkatnya Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang dirilis oleh BPS Provinsi Kaltim. ITK menunjukkan adanya peningkatan pada triwulan III 2015 yaitu sebesar 110,9 dari sebelumnya 107,4 pada triwulan II Hal tersebut menunjukkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan lebih baik dari pada triwulan sebelumnya. Selain itu, berdasarkan data BPS Provinsi Kaltim, indeks pengaruh inflasi terhadap konsumsi meningkat dari 115,68 menjadi 118,37 3 konsumsi masyarakat semakin tidak dipengaruhi oleh inflasi. (Grafik I.13). Artinya, perilaku Indeks IV I II III IV I II III ITK Pendapatan Pengaruh Inflasi Tingkat Konsumsi Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik I.13 Indeks Tendensi Konsumen Provinsi Kaltim 3 Semakin tinggi nilai indeks, semakin menunjukkan berkurangnya pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi rumah tangga. 9

24 Juta USD % yoy Konsumsi LNPRT tumbuh meningkat pada triwulan III 2015 sebesar 12,3% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 5,9% (yoy). Sesuai pola historisnya, kinerja konsumsi LNPRT meningkat menjelang pemilihan kepala daerah serentak yang rencananya dilakukan pada akhir tahun Investasi Kinerja investasi Kaltim pada triwulan III 2015 mengalami peningkatan. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kaltim tumbuh sebesar 10,5% (yoy) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,1% (yoy). Selain itu, investasi juga memberikan andil positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kaltim sebesar 2,7% (yoy). Peningkatan investasi utamanya tercermin dari impor barang modal yang tumbuh 56,5% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik I.14) I II III IV I II III IV I II III IV I II III Total Impor Barang Modal Growth (Rhs) Grafik I.14 Perkembangan Impor Barang Modal Provinsi Kaltim Selain itu, meningkatnya investasi di Kaltim juga didorong oleh meningkatnya Penanaman Modal Asing (PMA) di Kaltim. Pada triwulan III 2015, PMA tercatat US$594 juta atau tumbuh 50% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar -2,4% (yoy) (Grafik I.15). Meski demikian, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami penurunan pada triwulan III 2015 sebesar Rp2,9 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat Rp4,4 triliun (Grafik I.16) dan mengalami kontraksi sebesar 35,2% (yoy). 10

25 Rp triliun Persen (yoy) US$ Juta yoy Rp miliar yoy % 7, % % 400% 300% 200% 100% 0% 6, , , , , , % 400% 300% 200% 100% 0% -100% - Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3-100% - Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3-200% Nilai Investasi g.investasi (Rhs) Nilai Investasi g.investasi (Rhs) Sumber: BPPMD Provinsi Kalimantan Timur Grafik I.15 Realisasi Investasi PMA Provinsi Kaltim Sumber: BPPMD Provinsi Kalimantan Timur Grafik I.16 Realisasi Investasi PMDN Provinsi Kaltim Jika dilihat dari sisi pembiayaan, kredit investasi yang berlokasi proyek di Kaltim pada triwulan III 2015 juga menunjukkan adanya peningkatan, yaitu dari 2,94% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 5,79% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik I.17). Hal tersebut menunjukkan terdapat ekspansi penyaluran kredit investasi oleh perbankan untuk proyek-proyek yang berada di Kaltim I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Investasi yoy Grafik I.17 Perkembangan Kredit Investasi Provinsi Kaltim Meski investasi tumbuh meningkat, beberapa indikator menunjukkan arah yang sebaliknya. Realisasi penggunaan semen di Kalimantan Timur mengalami penurunan, dari 318,5 ribu ton pada triwulan II 2015 menjadi 291,5 ribu ton pada triwulan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan proyek infrastruktur terfokus pada akhir tahun seperti pembangunan jalan dan lain sebagainya (Grafik I.18). Selain itu, indeks rencana dan realisasi investasi di Kaltim dalam Survei Prompt Indikator Ekonomi yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim juga mengalami penurunan (Grafik I.19). 11

26 Persen yoy Ribu ton Konsumsi Semen (RHS) g.konsumsi Semen Indeks (10) (20) (30) I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Rencana Investasi Realisasi Investasi Sumber: Asosiasi Semen Indonesia Grafik I.18 Konsumsi Semen Provinsi Kaltim Grafik I.19 Indeks Rencana dan Realisasi Investasi 1.3 Sisi Penawaran Dari sisi penawaran, kontraksi ekonomi Kaltim yang terjadi pada periode laporan terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor utama, yaitu pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan. Menurunnya kinerja pertambangan dan penggalian yang didominasi oleh pertambangan nonmigas merupakan dampak dari perlambatan ekonomi dunia termasuk di negara Tiongkok sebagai mitra dagang utama Kaltim. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus mengalami perlambatan sejak tahun 2011, bahkan diperkirakan akan berada di bawah level 7,0% pada akhir tahun Perlambatan ini menyebabkan permintaan batubara Tiongkok berkurang secara signifikan. Sebagai konsumen batubara terbesar di dunia, pengurangan permintaan batubara dari Tiongkok berdampak pada berlimpahnya stok batubara dunia yang pada akhirnya menyebabkan harga komoditas batubara menjadi jatuh. Disamping itu, upaya Tiongkok untuk menekan polusi udara dengan mengurangi penggunaan batubara serta masuknya batubara dari Afrika Selatan turut menekan harga batubara di pasar. Lebih lanjut, permintaan dari India yang saat ini menjadi harapan bagi pasar batubara Kaltim belum mampu mendongkrak kinerja pertambangan nonmigas di Kaltim. Sementara itu, sektor industri pengolahan juga mengalami kontraksi pada periode laporan walaupun tidak sedalam triwulan sebelumnya. Sektor ekonomi lainnya tumbuh positif pada triwulan III 2015, walaupun sebagian besar lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh positif pada triwulan laporan, namun jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya. Perlambatan ini sebagai dampak El Nino atau kemarau panjang yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia termasuk di Kaltim. Sektor konstruksi, transportasi dan pergudangan serta penyedia akomodasi dan makan minum juga mengalami perlambatan pertumbuhan pada triwulan laporan. 12

27 Terlepas dari kontraksi ekonomi yang terjadi pada triwulan III 2015, masih terdapat sektor ekonomi yang tumbuh positif dan menjadi penyangga perekonomian Kaltim tidak turun lebih dalam. Sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya serta memberikan andil paling tinggi sebesar 0,5% (yoy) terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim. Sektor lainnya yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya adalah sektor jasa keuangan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa lainnya. Namun andil dari masing-masing sektor tidak terlalu signifkan, masing-masing sebesar 0,1% (yoy) (Tabel I.6 dan I.7). Tabel I.6 PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 Berdasarkan Sisi Penawaran (Rp Triliun) Lapangan Usaha Tw II'15 Tw III'15 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik, Gas Pengadaan Air Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Tabel I.7 Pertumbuhan dan Kontribusi PDRB Provinsi Kaltim ADHK 2010 Berdasarkan Sisi Penawaran Laju Pertumbuhan Lapangan Usaha qtq (%) yoy (%) Distribusi (%) Andil Tw II'15 Tw III'15 Tw II'15 Tw III'15 Tw III'14 Tw III'15 Tw III'15 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan % Pertambangan dan Penggalian % Industri Pengolahan % Pengadaan Listrik, Gas % Pengadaan Air % Konstruksi % Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor % Transportasi dan Pergudangan % Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum % Informasi dan Komunikasi % Jasa Keuangan % Real Estate % Jasa Perusahaan % Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib % Jasa Pendidikan % Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial % Jasa lainnya % PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO % Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kinerja sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami perlambatan pada triwulan III Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di triwulan III 2015 tumbuh 3,0% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang 13

28 09/06/14 09/20/14 10/04/14 10/18/14 11/01/14 11/15/14 12/06/14 12/20/14 01/03/15 01/17/15 02/07/15 02/21/14 03/07/15 03/21/15 04/04/15 04/18/15 05/02/15 05/16/15 06/06/15 06/20/15 07/04/15 07/18/15 08/01/15 08/15/15 09/05/15 09/19/15 10/03/15 10/17/15 Indeks tumbuh 6,2% (yoy). Secara triwulanan, sektor pertanian terkontraksi sebesar -1,8% (qtq), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,8% (qtq). Perlambatan pertumbuhan pada sektor ini menyebabkan sumbangan pertumbuhan yang diberikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim menurun dari 0,4% (yoy) menjadi 0,2% (yoy). Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kaltim di dominasi oleh subsektor perkebunan dengan komoditas utama tanaman kelapa sawit. Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2014, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kaltim didominasi oleh subsektor pertanian tanaman perkebunan sebesar 52,7%, disusul oleh subsektor perikanan sebesar 19,0% dan subsektor kehutanan sebesar 17,1%. Subsektor perkebunan Kaltim didominasi oleh tanaman kelapa sawit yang sampai dengan pertengahan tahun 2015 memiliki luasan total mencapai 1,2 juta Ha. Perlambatan sektor ini lebih disebabkan oleh faktor El Nino yang menyebabkan kemarau berkepanjangan. El Nino yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia sejak pertengahan triwulan II yang lalu dan mencapai puncaknya pada pertengahan triwulan III Dampak fenomena El Nino yang terjadi di Kaltim tidak separah dengan yang dialami oleh wilayah Jawa ataupun Balnustra yang sampai dengan saat ini masih banyak daerah yang belum turun hujan (Grafik I.20). Namun demikian, fenomena El Nino di Kaltim berdampak pada rendahnya curah hujan selama triwulan III Curah hujan pada triwulan III 2015 di wilayah Kaltim maupun Kaltara merupakan yang terendah sejak tahun Kondisi ini sejalan dengan indeks El Nino yang melewati +2 pada akhir triwulan III 2015 (Grafik I.21) mm I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Kaltim Kaltara min Kaltim min Kaltara Sumber: BMKG di Wilayah Kaltimra Grafik I.20 Curah Hujan Provinsi Kaltim dan Kaltara Indeks El Nino Critical Point Sumber: BMKG Nasional Grafik I.21 Indeks El Nino Indonesia Subsektor pertanian tanaman perkebunan mengalami perlambatan pada triwulan III Berdasarkan hasil Survei Pemantauan Indikator Ekonomi (SPIE) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, indeks produksi Tandan Buah Segar (TBS) sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik I.22). Lebih lanjut, 14

29 rerata harga TBS domestik Kaltim pada triwulan III 2015 turun hingga Rp1.331,14/Kg dari sebelumnya Rp /Kg (Grafik I.23). Menurut Kepala Bidang Usaha Dinas Perkebunan Provinsi Kaltim, penurunan harga TBS dipengaruhi oleh belum stabilnya harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dunia belakangan ini. Sementara itu, produksi dan ketersediaan bahan baku di pasar lokal akan terus bertambah. Berdasarkan hasil liaison, sebagian besar hasil TBS Kaltim dikirim ke daerah lain sebagai bahan baku industri CPO untuk selanjutnya di ekspor ke luar negeri. Hal ini disebabkan karena kapasitas industri CPO di Kaltim belum mampu untuk menyerap seluruh hasil produksi TBS Kaltim. Selain itu, banyak perkebunan sawit yang dimiliki oleh pelaku usaha industri CPO di daerah lain. Kondisi ini berdampak pada rendahnya nilai tambah yang diperoleh Kaltim dari subsektor perkebunan kelapa sawit. Pemerintah Daerah terus berupaya dalam meningkatkan kinerja subsektor perkebunan melalui program tanam 1 juta Ha kelapa sawit tahap II oleh pemerintah daerah yang ditargetkan selesai pada tahun 2018 serta peningkatan PMA di sektor pertanian dan perkebunan merupakan salah satu faktor pendorong kinerja subsektor perkebunan khususnya tanaman kelapa sawit. Percepatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) juga menjadi prioritas bagi Pemerintah Daerah karena diyakini berpotensi menjadi tulang punggung perekonomian Kaltim ke depan. Indeks I II III IV I II III IV I II III (%) ,000 1,800 1,600 1,400 1,200 1, (Rp/Kg) I 2012 III I 2013 III I 2014 III I 2015 (US$/mt) III 1,200 1, Indeks Year on Year (Rhs) Grafik I.22 Indeks Produksi TBS Provinsi Kaltim TBS, average Palm oil, International (rhs) Sumber: Dinas Perkebunan Prov.Kaltim & Worldbank Grafik I.23 Harga TBS Provinsi Kaltim dan CPO Internasional Subsektor pertanian tabama juga mengalami penurunan kinerja pada triwulan III Berdasarkan hasil SPIE, indeks produksi padi sawah pada triwulan III mengalami penurunan dibanding dengan triwulan sebelumnya dari menjadi (Grafik I.24). Hal serupa terjadi pada tanaman jagung dan kedelai yang tercermin dari menurunnya indeks produksi jagung dan kedelai pada periode laporan (Grafik I.25 dan 26). Berdasarkan rilis BPS Provinsi Kaltim, masa panen padi pada tahun 2015 diperkirakan masih sama dengan tahun- 15

30 Ribu ton tahun sebelumnya dimana puncak produksi terjadi pada panen subround pertama (Jan-Apr). Sementara hasil produksi panen subround kedua dan ketiga (Mei-Agt dan Sep-Des) akan semakin menurun. Lebih lanjut, BPS Provinsi Kaltim merevisi Angka Ramalan II (ARAM II) produksi tabama menjadi lebih rendah dibandingkan dengan ARAM I (Grafik I.27). Tidak berbeda dari subsektor perkebunan, penurunan kinerja tabama terutama disebabkan oleh faktor cuaca yaitu kemarau berkepanjangan sebagai dampak dari fenomena El Nino. Indeks I II III IV I II III IV I II III (%) Indeks I II III IV I II III IV I II III (%) Indeks Year on Year (Rhs) Indeks Year on Year (Rhs) Grafik I.24 Indeks Produksi Padi Provinsi Kaltim Grafik I.25 Indeks Produksi Jagung Provinsi Kaltim Indeks I II III IV I II III IV I II III Indeks Year on Year (Rhs) (%) ATAP ATAP ATAP ATAP ATAP ATAP ARAM I ARAM II Grafik I.26 Indeks Produksi Kedelai Provinsi Kaltim Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik I.27 Perkiraan Produksi Padi Provinsi Kaltim Sektor Pertambangan Sektor pertambangan dan penggalian tercatat sebagai penyebab utama terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi di Kaltim pada triwulan III Kontraksi sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III 2015 sebesar -9,6% (yoy), jauh lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi triwulan sebelumnya sebesar -3,9% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian juga menurun pada triwulan III 2015, dari -2,2% (qtq) menjadi -5,1% (qtq) pada periode laporan. Sejalan dengan hal tersebut, kontribusi pertumbuhannya terhadap perekonomian juga menurun yaitu dari -1,9% pada triwulan II 2015 menjadi -4,8% pada periode laporan. Kinerja pertambangan dan penggalian Kaltim didominasi oleh pertambangan nonmigas dengan komoditas utama adalah batubara. Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga 16

31 Berlaku Kaltim tahun 2014, pertambangan non migas Kaltim mendominasi 68,3% dari total pertambangan dan penggalian. Selanjutnya adalah pertambangan migas dengan komposisi sebesar 25,9% dan 5,8% sisanya merupakan pertambangan lainnya. Kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu dan tren penurunan harga komoditas yang terjadi saat ini, berdampak negatif pada kinerja pertambangan dan penggalian Kaltim khususnya pertambangan batubara. Berdasarkan data yang diperoleh dari McCloskey Coal Report, 83,1% dari total produksi batubara Kaltim diekspor ke luar negeri, hanya sebagian kecil (16,1%) yang dikonsumsi oleh domestik sementara sisanya menjadi stok. Dengan demikian, pengaruh kondisi ekonomi global dan harga komoditas menjadi faktor utama penggerak sektor pertambangan dan penggalian di Kaltim. Sejak tahun 2013, produksi batubara Kaltim terus mengalami penurunan sampai dengan triwulan laporan. Berdasarkan data yang diperoleh dari McCloskey Coal Report, produksi batubara Perjanjian Karya Pengusaha Pertambanan Batubara (PKP2B) Kaltim triwulan III 2015 tercatat 41 juta ton atau terkontraksi sebesar -10,84% (yoy) (Grafik I.28). Penurunan produksi batubara Kaltim juga terkonfirmasi dari hasil SPIE yang menunjukkan penurunan indeks produksi batubara pada triwulan III 2015 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, dari 196,84 menjadi 191,62 (Grafik I.29). Penurunan kinerja pertambangan batubara Kaltim terutama disebabkan oleh perlambatan ekonomi negara mitra dagang utama serta kondisi domestik yang masih belum mampu menyerap hasil produksi batubara. Kejayaan Tiongkok sebagai mesin ekonomi dunia mulai pudar beberapa tahun terkahir, pertumbuhan ekonomi Tiongkok tercatat terus mengalami perlambatan hingga saat ini. Tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat sampai dengan 7,0% (yoy) pada triwulan II 2015 dan diperkirakan dibawah 7,0% pada akhir tahun Perlambatan ekonomi Tiongkok sangat berpengaruh kepada negara-negara pemasok komoditas ke Tiongkok termasuk Indonesia. Di Kaltim, Tiongkok merupakan mitra dagang utama untuk komoditas ekspor utama yaitu batubara. Perlambatan ekonomi Tiongkok serta kebijakan Pemerintah Tiongkok mengurangi penggunaan batubara dalam rangka menekan tingkat polusi sangat berdampak pada kinerja pertambangan batubara Kaltim. Lebih lanjut, Tiongkok mulai mengalihkan permintaan batubaranya ke Australia dengan alasan harga yang lebih rendah. Di sisi lain, India saat ini merupakan negara importir batubara terbesar didunia. India masih membutuhkan banyak sumber energi guna mendukung pertumbuhan ekonominya. Pemerintah India terus mempercepat pertumbuhan sektor industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Namun demikian, permintaan India diperkirakan tidak akan mampu untuk menyerap pasar batubara dunia dalam jangka panjang. 17

32 Juta ton (%,yoy) Juta ton (%,yoy) Terlebih lagi, India mulai mengalihkan permintaan batubaranya ke negara Afrika Selatan dengan alasan harga yang lebih rendah. Sementara itu, permintaan domestik Indonesia belum mampu menyerap pasar batubara Indonesia secara optimal. Berdasarkan McCloskey Coal Report, jumlah Domestic Market Obligation (DMO) Nasional pada triwulan III 2015 sebesar 19,0% dari total produksi, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 20,2%. Sedangkan DMO Kaltim pada triwulan laporan hanya mencapai 12,0% dari total produksi Kaltim (Grafik I.30). Kondisi ini disebabkan masih rendahnya jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Kaltim. Sampai dengan tahun 2015, kapasitas terpasang listrik di Kaltim sebesar 533 Megawatt (MW) namun hanya 95 MW atau 17,8% yang dihasilkan dari PLTU I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Indeks I II III IV I II III IV I II III (%) * Produksi g.produksi Indeks Year on Year (Rhs) Sumber: McCloskey Indonesian Coal Report Grafik I.28 Produksi Batubara Provinsi Kaltim Grafik I.29 Indeks Produksi Batubara Provinsi Kaltim I II III IV I II III * DMO g.dmo (Rhs) Sumber: McCloskey Indonesian Coal Report Grafik I.30 Konsumsi Domestik Batubara Provinsi Kaltim Berdasarkan hasil liaison, contact yang memiliki usaha pertambangan batubara sepakat bahwa terdapat penurunan penjualan pada triwulan III Penurunan ini disebabkan karena menurunnya permintaan khususnya pada spot market dan ketidakmampuan contact untuk bersaing harga dengan negara produsen batubara lainnya. Di sisi eksternal, perlambatan ekonomi Tiongkok yang berdampak pada permintaan batubara dunia kembali menjadi sumber koreksi harga internasional. Harga batubara 18

33 Index US$/mt internasional turun dari US$58,02/ton pada triwulan II 2015 menjadi US$54,00/ton pada triwulan laporan, atau terkontraksi sebesar -20,9% (yoy). Sejalan dengan turunnya harga di pasar internasional, Harga Batubara Acuan (HBA) yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM juga mengalami penurunan dari triwulan II 2015 sebesar US$61,72/ton menjadi US$58,84/ton pada triwulan laporan, atau terkontraksi sebesar -16,9% (yoy) (Grafik I.31). Jika menggunakan harga kontrak futures dalam melakukan proyeksi harga batubara ke depan, diperoleh gambaran bahwa periode harga batubara yang rendah ini diperkirakan akan tetap berlangsung setidaknya hingga tahun 2016, lalu kemudian mulai meningkat di tahun 2017 dan 2018 (Grafik I.32). Indikasi penurunan permintaan batubara tercermin dari menurunnya PMI Tiongkok dan India. Penurunan permintaan batubara oleh Tiongkok dan India tercermin melalui Purchasing Manager Index (PMI) kedua negara tersebut. PMI Tiongkok yang pada triwulan I 2015 berada pada level 51,13 turun ke level 49,23 pada triwulan laporan, sekaligus mengindikasikan bahwa ekonomi negara tersebut berada pada zona kontraksi (PMI < 50) (Grafik I.33). Hal yang mirip juga dialami oleh India. Meskipun masih berada pada zona ekspansif, PMI India turun dari 53,17 pada triwulan sebelumnya menjadi 51,23 pada triwulan II (US$/mt) I III I III I III I III I III I III I III Coal, International HBA Sumber: Worldbank dan ESDM Grafik I.31 Harga Batubara Internasional dan HBA Dec'15 Q1'16 Q2'16 Q3'16 Q4' ICE Rotterdam ICE Richards Bay ICE globalcoal NEWC IMF Australia Sumber: Globalcoal Report, IMF Grafik I.32 Harga Futures Komoditas Batubara I II III IV I II III IV I II III IV I II III Manuf. PMI Production index Sumber : National Bureau of Statistics of China Grafik I.33 Indeks Manufaktur Tiongkok 19

34 Juta barel Juta mmbtu Kinerja subsektor pertambangan minyak pada triwulan laporan tercatat sedikit membaik yang tercermin dari peningkatan lifting minyak. Pada triwulan III 2015 lifting minyak sebesar 9,00 juta barel atau mengalami kontraksi sebesar -4,46% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik I.34). Capaian ini lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 8,05 juta barel atau terkontraksi -15,49% (yoy). Penurunan produksi pada triwulan laporan masih disebabkan oleh kondisi sumur minyak yang sudah tua (natural decline). Sementara itu, belum adanya kesepakatan antara pemerintah dan pengelola blok migas menjelang berakhirnya kontrak pada tahun 2017 menyebabkan belum adanya investasi baru untuk eksplorasi sumber minyak yang baru. Di sisi lain, kinerja pertambangan gas Kaltim masih tumbuh positif walaupun tidak sebaik triwulan sebelumnya. Realisasi lifting gas Kaltim pada triwulan III 2015 tercatat naik dari 150,86 juta mmbtu menjadi 160,44 juta mmbtu atau tumbuh 3,55% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dilihat dari tingkat pertumbuhannya, pertumbuhan triwulan III 2015 melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,59% (yoy) (Grafik I.35). Peningkatan realisasi lifting migas triwulan III 2015 sejalan dengan beroperasinya anjungan lepas pantai (platform) Jempang Metulang (JM1) di lapangan South Mahakam, Blok Mahakam. Produksi platform tersebut diperkirakan dapat memproduksi gas sebanyak 32 mmscf per harinya. 16 (%,yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Minyak g.minyak (Rhs) Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Prov.Kaltim Grafik I.34 Lifting Minyak Bumi Provinsi Kaltim 400 (%,yoy) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Gas g.gas (Rhs) Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Prov.Kaltim Grafik I.35 Lifting Gas Alam Provinsi Kaltim Sektor Industri Pengolahan Kontraksi laju pertumbuhan sektor industri pengolahan pada triwulan laporan tidak sedalam periode sebelumnya. Kinerja industri pengolahan Kaltim pada triwulan III 2015 mengalami kontraksi sebesar -1,2% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -3,7% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan sektor industri pengolahan 20

35 tumbuh sebesar 2,1% (qtq) pada triwulan III 2015, tidak sebaik triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,3% (qtq). Perbaikan kinerja sektor industri pengolahan masih terus didorong oleh meningkatnya kinerja subsektor industri migas, khususnya industri pengolahan LNG. Perbaikan ini terkonfirmasi dari indeks pengiriman LNG Kaltim yang meningkat pada triwulan III 2015 sebesar atau tumbuh 2,98% (yoy). Capaian ini lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 76,65 dengan tingkat pertumbuhan -1,10% (yoy) (Grafik I.37). Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya realisasi lifting migas pada triwulan III 2015 pasca dioperasikannya platform baru di lapangan South Mahakam. Indeks I II III IV I II III IV I II III (%) Indeks I II III IV I II III IV I II III % yoy (5.00) (10.00) (15.00) (20.00) (25.00) (30.00) Indeks Year on Year (Rhs) Indeks Pengiriman LNG Growth (Rhs) Grafik I.36 Indeks Produksi Kilang Minyak Provinsi Kaltim Grafik I.37 Indeks Pengiriman LNG Provinsi Kaltim Subsektor industri pengolahan nonmigas yang didominasi oleh industri CPO juga mengalami perbaikan pada triwulan laporan. Produksi CPO Kaltim pada triwulan III 2015 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya tercermin dari indeks produksi CPO yang meningkat dari 197,07 menjadi 199,96 (Grafik I.38). Peningkatan produksi CPO sejalan dengan peningkatan hasil TBS Kaltim pada triwulan laporan. Hasil liaison dengan salah satu pelaku usaha industri CPO, diperoleh bahwa volume produksi pada triwulan laporan masih mengalami peningkatan. Namun demikian, rendahnya harga komoditas CPO berdampak pada hasil penjualan yang diperoleh oleh contact cenderung stabil. Industri pengolahan amoniak juga mengalami peningkatan kinerja pada triwulan III 2015 (Grafik I.39). Berdasarkan hasil liaison, kinerja industri pengolahan amoniak mengalami peningkatan sejalan dengan mulai beroperasinya pabrik PKT-V pada pertengahan tahun 2015 yang lalu. 21

36 Rp triliun Persen (yoy) Indeks I II III IV I II III IV I II III (%) Indeks 1, I II III IV I II III IV I II III (%) Indeks Year on Year (Rhs) Indeks Year on Year (Rhs) Grafik I.38 Indeks Produksi CPO Provinsi Kaltim Grafik I.39 Produksi Amoniak Provinsi Kaltim Perbaikan kinerja sektor perindustrian tersebut diikuti dengan peningkatan penyaluran kredit pada sektor tersebut. Jika dilihat dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit di sektor perindustrian mencapai Rp10,78 triliun pada triwulan laporan atau tumbuh 25,30% (yoy), jauh lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,83% (yoy) (Grafik I.40) Perindustrian Growth yoy I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Grafik I.40 Perkembangan Kredit Perindustrian Provinsi Kaltim Sektor Lainnya Pertumbuhan sektor konstruksi Kaltim mengalami perlambatan pada triwulan III Sektor konstruksi sebagai salah satu sektor ekonomi yang berkontribusi besar dalam struktur ekonomi Kaltim melambat dari 3,3% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 1,9% (yoy) pada triwulan III 2015 dan berkontribusi sebesar 0,1% terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan III Kondisi ini sejalan dengan realisasi konsumsi semen Kaltim yang turun pada periode laporan (Grafik I.41). Proyek-proyek infrastruktur milik pemerintah sebagian besar tertunda pengerjaannya di triwulan III 2015 yang diindikasi dari rendahnya belanja modal APBD Provinsi Kaltim dan realisasi belanja APBN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di wilayah Kaltim. 22

37 Ribu ton Persen yoy Selanjutnya sektor perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor terkontraksi pada triwulan III Pertumbuhan sektor tersebut tercatat sebesar - 1,0% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,0% (yoy). Berdasarkan hasil liaison, contact di sektor perdagangan kendaraan roda empat mengkonfirmasi penjualan pada triwulan III 2015 mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini lebih disebabkan karena kondisi ekonomi Kaltim pada periode laporan. Sementara itu, Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dalam SPIE cenderung bergerak stabil (Grafik I.42) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III (10) (20) (30) Indeks I II III IV I II III IV I II III (%) Kaltim g.kaltim (Rhs) Indeks Year on Year (Rhs) Sumber: Asosiasi Semen Indonesia Grafik I.41 Kebutuhan Semen Provinsi Kaltim Grafik I.42 Indeks Harga Perdagangan Besar Provinsi Kaltim Perlambatan pertumbuhan juga terjadi pada sektor penyediaan akomodasi makan dan minum pada triwulan laporan. Pertumbuhan sektor penyediaan akomodasi makan dan minum pada triwulan III 2015 sebesar 4,7% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,1% (yoy). Perlambatan ini terkonfirmasi dari menurunnya indeks tingkat hunian hotel dan indeks penyediaan omzet restaurant pada triwulan laporan (Grafik I.43 dan I.44). Lebih lanjut, kebijakan pemerintah terkait pengetatan penyelenggaraan acara di luar kantor beberapa waktu yang lalu turut meyebabkan perlambatan di sektor ini. Indeks I II III IV I II III IV I II III (%) Indeks I II III IV I II III IV I II III (%) Indeks Year on Year (Rhs) Indeks Year on Year (Rhs) Grafik I.43 Indeks Tingkat Hunian Hotel Provinsi Kaltim Grafik I.443 Indeks Omzet Restoran Provinsi Kaltim 23

38 BOKS I.1 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Timur Triwulan I dan II 2015 Pada tanggal 5 November 2015 yang lalu, BPS di seluruh Indonesia secara serentak merilis angka pertumbuhan ekonomi triwulan III Berdasarkan rilis PDRB triwulan III 2015, BPS Provinsi Kalimantan Timur merevisi ke bawah angka pertumbuhan ekonomi Katim triwulan I 2015 dari sebesar -0,3% menjadi -0,6% (yoy) dan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2015 dari -0,3% (yoy) menjadi -0,9 (yoy) Di lihat dari sisi penawaran, revisi pertumbuhan ekonomi triwulan I paling besar terdapat pada sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 9,1%, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 4%, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 1,6% dan pengadaan air sebesar 0,1%. Selanjutnya pada triwulan II 2015, sektor pengadaan listrik dan gas kembali direvisi ke bawah sebesar 11,70%, diikuti oleh sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 2,6%, pertambangan dan penggalian sebesar 0,9%, dan sektor transportasi pergudangan sebesar 0,2%. Di sisi lain, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan direvisi ke atas sebesar 0,1%. PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Tabel I.8 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kaltim 2015 Berdasarkan Sisi Penawaran 2014 I II III IV ADHK (%,yoy) Angka Lama Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur Revisi Selisih Angka Lama Revisi Selisih Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Pengadaan Listrik, Gas Pengadaan Air Konstruksi Perdagangan Transportasi dan Pergudangan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan Real Estate Jasa Perusahaan Adm Pemerintah Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Sosial Jasa lainnya PDRB I 2015 II 24

39 Dari sisi permintaan, impor luar negeri triwulan I direvisi ke bawah sebesar 11,6%, diikuti oleh net ekspor antar daerah sebesar 8,8% dan ekspor luar negeri sebesar 2,1%. Pada triwulan II 2015, impor luar negeri kembali direvisi ke bawah sebesar 9,6%, diikuti oleh ekspor luar negeri sebesar 3,7%. Sementara itu, konsumsi pemerintah dan net ekspor antar daerah direvisi ke atas, masing-masing sebesar 0,7% dan 1,0%. PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Tabel I.9 Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kaltim 2015 Berdasarkan Sisi Permintaan ADHK (%,yoy) I II III IV Angka Lama Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur Revisi Selisih Angka Lama Revisi Selisih Konsumsi RT Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah PMT DB Perub. Inventori Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri Net Ekspor Antar Daerah PDRB I II 25

40 BOKS I.2 Quick Survey Dampak Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Dunia Usaha di Daerah 4 Pertumbuhan ekonomi Kaltim dalam beberapa tahun terakhir mengalami tren menurun. Selama tahun 2015, ekonomi Kaltim tumbuh sebesar -0,56% (Tw I), -0,89% (Tw II), -3,49% (Tw III) secara tahunan (Grafik I.45). Di sisi lain, selama tahun 2015 terjadi penguatan mata uang USD terhadap hampir seluruh mata uang di dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terus mengalami depresiasi sejak awal tahun 2015 dan kembali menguat pada awal bulan Oktober tahun 2015 (Grafik I.46). Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur Grafik I.45 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Grafik I.46 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Selama Tahun 2015 Secara teoritis, pergerakan nilai tukar mata uang memberi dampak terhadap variabel makro ekonomi. Untuk melihat dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap perekonomian Kaltim yang tercermin dari kinerja dunia usaha, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan quick survey. Quick survey ini dilaksanakan dengan metode purposive sampling terhadap 50 pelaku usaha di Kalimantan Timur yang terdiri dari berbagai sektor usaha. Responden terbanyak berasal dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dan jasa-jasa dengan jumlah responden masing-masing sebanyak 12 responden, diikuti oleh sektor konstruksi (9 responden), pertambangan dan penggalian (7 responden), perdagangan (4 responden) dan sisanya sektor jasa kesehatan, penyediaan akomodasi makan dan minum, informasi dan komunikasi serta transportasi dan pergudangan (Grafik I.47). 4 Kinerja usaha membandingkan antara kinerja usaha tahun 2015 dengan tahun

41 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jasa Lainnya 12 9 Konstruksi Pertambangan dan Penggalian Perdagangan Besar dan Eceran Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Transportasi dan Pergudangan Grafik I.47 Distribusi Responden Secara Sektoral 2% 34% 64% Meningkatkan kinerja Menurunkan kinerja Tidak berpengaruh signifikan Grafik I.48 Dampak Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Secara umum, hasil survei menunjukkan sebanyak 64% responden menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang terjadi selama tahun 2015 menurunkan kinerja usaha. Sementara itu, sebanyak 34% responden menjawab tidak berpengaruh signifikan dan 2% menyatakan meningkatkan kinerja (Grafik I.48). Jika dilihat secara sektoral dengan menggunakan metode perhitungan saldo bersih 5, dari 9 sektor yang berhasil disurvei, sebanyak 7 sektor terkena dampak negatif atas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD. Sementara itu, 1 sektor terkena dampak positif yaitu meningkatkan kinerja dan sisanya menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan (Tabel I.10). Tabel I.10 Dampak Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Secara Sektoral Lapangan Usaha Dampak Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Saldo Bersih Transportasi dan Pergudangan Menurunkan Kinerja Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Menurunkan Kinerja Perdagangan Besar dan Eceran Menurunkan Kinerja Informasi dan Komunikasi Tidak Berpengaruh Signifikan 0.00 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Meningkatkan Kinerja 0.50 Konstruksi Menurunkan Kinerja Pertambangan dan Penggalian Menurunkan Kinerja Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Menurunkan Kinerja Jasa Lainnya Menurunkan Kinerja Adapun kinerja yang dinyatakan menurun pada tahun 2015 dibanding tahun sebelumnya yaitu penjualan (74% responden menjawab penjualan turun dibanding tahun sebelumnya), harga jual (58% responden), volume produksi (62% responden) dan margin usaha (60% responden). Sementara untuk indikator lain dinyatakan tetap atau stabil, yaitu investasi barang modal dan bangunan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan utang dalam dan luar negeri (Tabel I.11). 5 Metode saldo bersih dihitung berdasarkan selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkatkan kinerja dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban menurunkan kinerja dan mengabaikan jawaban tidak berpengaruh signifikan. Semakin tinggi nilai saldo bersih (positif mendekati 1,00), maka semakin banyak responden yang menjawab meningkatkan kinerja dan sebaliknya. 27

42 Kinerja Penjualan Harga Jual Tabel I.11 Indikator Kinerja Usaha Volume Produksi Margin Usaha Investasi Barang Modal Investasi Bangunan Jumlah Tenaga Kerja Kebutuhan Utang Dalam Negeri Kebutuhan Utang Luar Negeri Rata-rata Naik/lebih baik 8.0% 18.0% 10.0% 20.0% 26.0% 6.0% 4.0% 4.0% 4.0% 11.1% Tetap/tidak berpengaruh 14.0% 20.0% 20.0% 18.0% 34.0% 44.0% 46.0% 32.0% 24.0% 28.0% Turun/lebih buruk 74.0% 58.0% 62.0% 60.0% 28.0% 14.0% 26.0% 12.0% 8.0% 38.0% Tidak memberikan jawaban 4.0% 4.0% 8.0% 2.0% 12.0% 36.0% 24.0% 52.0% 64.0% 22.9% Jika dilihat berdasarkan besarnya import content, maka baik responden dengan import content kurang dari ataupun lebih dari 60% menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah menurunkan kinerja perusahaan. Bahkan, responden dengan pangsa ekspor yang tinggi (lebih dari 60%) juga menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah menurunkan kinerja perusahaan. Hal tersebut memang masuk akal mengingat harga jual komoditas-komoditas utama Kaltim yang memiliki pangsa ekspor yang besar seperti batubara, migas dan CPO sedang mengalami penurunan, sehingga tingginya nilai dollar AS tidak terlalu memengaruhi nilai penjualan mereka (Tabel I.12). Tabel I.12 Dampak Pelemahan Nilai Tukar Berdasarkan Pangsa Impor dan Ekspor % Import Content Dampak Dari Pelemahan Nilai Tukar Saldo Bersih <60% Menurunkan Kinerja % Menurunkan Kinerja % Export Sales Dampak Dari Pelemahan Nilai Tukar Saldo Bersih <60% Menurunkan Kinerja % Menurunkan Kinerja Hal tersebut tercermin dari jawaban dari 48% responden yang menyatakan bahwa penurunan kinerja juga dipengaruhi oleh harga komoditas internasional. Namun demikian, responden menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar lebih berpengaruh terhadap kinerja usaha mereka dibandingkan penurunan harga komoditas internasional (Grafik I.49). Responden menyatakan bahwa nilai tukar ideal yang dapat mendukung kegiatan usaha dari responden yaitu Rp per US$. Sedangkan nilai tukar yang dapat mengganggu kegiatan usaha yaitu sebesar Rp per US$ (Grafik I.50). 28

43 Apakah terdapat pengaruh turunnya harga komoditas internasional? Mana yg lebih berpengaruh? Pelemahan Nilai Tukar atau Harga Komoditas? Level Nilai Tukar Ideal Rp10.263/US$ 52% Tidak 48% Ya 26% 22% Nilai Tukar Harga Komoditas Level Nilai Tukar yang Mengganggu Kinerja Rp12.926/US$ Level Nilai Tukar yang Mengganggu Kinerja Level Nilai Tukar Ideal Grafik I.49 Dampak Pelemahan Nilai Tukar dan Harga Komoditas Internasional Grafik I.50 Nilai Tukar Yang Ideal dan Yang Mengganggu Kinerja Usaha 29

44 II. Perkembangan Inflasi Daerah Laju inflasi menurun sejalan dengan kondisi perekonomian yang menurun meskipun tingkat inflasi masih berada pada level yang cukup tinggi 2.1 Gambaran Umum Inflasi Laju inflasi 6 Kalimantan Timur (termasuk Kalimantan Utara) pada triwulan III 2015 menurun. Inflasi tahunan Kaltim pada triwulan III 2015 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 7,55% (yoy) menjadi 7,33% (yoy). Tingkat inflasi Kaltim tersebut masih berada di atas inflasi nasional yang tercatat sebesar 6,83% (yoy). Jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Kalimantan, realisasi inflasi Kaltim berada di atas inflasi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, namun masih di bawah inflasi Kalimantan Barat (Grafik II.1). Apabila dibandingkan dengan inflasi historis triwulan III selama setahun terakhir, tingkat inflasi pada periode kali ini tercatat lebih tinggi (Tabel II.1). Meskipun demikian, pola inflasi Kaltim pada triwulan laporan relatif sejalan dengan pola nasional (Grafik II.2). Penurunan inflasi didorong oleh adanya koreksi harga dari kelompok komoditas volatile foods dan administered prices yang cukup dalam. Pasokan komoditas bahan pangan dari luar daerah mengalami peningkatan terutama untuk mencukupi kebutuhan saat hari raya. TPID dan Pemerintah Daerah telah melakukan berbagai upaya untuk meredam inflasi diantaranya sidak pasar, rapat koordinasi tingkat provinsi dan kabupaten/kota dengan Instansi / SKPD terkait, melakukan konferensi pers terkait ketersediaan stok bahan pangan di Kaltim. Upaya ini terbukti berhasil dengan terjadinya deflasi yang cukup signifikan pada dua bulan setelahnya. Secara bulanan, pola inflasi bulanan selama triwulan III 2015 berada dalam tren penurunan. Setelah mengalami inflasi yang cukup besar pada bulan Juli 2015 yaitu 1,45% (mtm), dua bulan berikutnya secara konsisten mengalami penurunan masing-masing sebesar - 0,05% (mtm) pada bulan Agustus dan -0,11% (mtm) pada bulan September. Penurunan inflasi bulanan didorong oleh pola konsumsi yang menurun pasca bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri serta melimpahnya pasokan komoditas bahan pangan yang di supply dari luar daerah. Secara spasial, tertinggi terjadi di Kota Balikpapan, diikuti Kota Samarinda dan Kota Tarakan. Inflasi Kota Balikpapan mengalami penurunan dari 8,18% (yoy) menjadi 8,12% (yoy), Kota Tarakan mengalami penurunan dari 9,79% (yoy) menjadi 6,76% (yoy). Sementara itu, 6 Dua kota di Kaltim yang masuk dalam perhitungan inflasi adalah Kota Samarinda dan Kota Balikpapan, sedangkan di Kaltara adalah Kota Tarakan. Bobot ketiga kota sebesar 2,90% terhadap perhitungan inflasi nasional. 30

45 Persen yoy Persen yoy Inflasi Kota Samarinda mengalami sendikit peningkatan dari 6,48% (yoy) menjadi 6,87% (yoy). (Grafik II.3 dan Tabel II.1). Kalteng Nasional Kalsel Kaltim Kalbar % (YOY) - SEPTEMBER I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Kaltim Nasional Kalimantan Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik II.1 Laju Inflasi Provinsi Antar Provinsi di Kalimantan (yoy) Kaltim Samarinda Balikpapan Tarakan Nasional Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik II.3 Perkembangan Inflasi Kota Sampel se-kaltim Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik II.2 Laju Inflasi Provinsi Kaltim, Wilayah Kalimantan dan Nasional Tabel II.1 Perkembangan Inflasi Balikpapan, Samarinda, Tarakan dan Provinsi Kaltim Daerah Rata-rata Inflasi Tw III ( ) Tw III Tw I Tw II Tw III Samarinda qtq yoy Balikpapan qtq yoy Tarakan qtq yoy Kaltim qtq yoy Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah 2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran Berdasarkan kelompok barang dan jasa, terjadi penurunan inflasi pada triwulan III 2015 terutama pada kelompok bahan makanan yaitu dari 8,53% (yoy) menjadi 8,11% (yoy). Kelompok lainnya yang mengalami penurunan inflasi antara lain kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yaitu dari 7,55% (yoy) menjadi 5,45% (yoy), kelompok sandang yaitu dari 3,49% (yoy) menjadi 1,93% (yoy), kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dari 5,94% (yoy) menjadi 5,32% (yoy) dan kelompok bahan makanan yaitu dari 8,53% (yoy) menjadi 8,11% (yoy). Sedangkan kelompok lainnya mengalami peningkatan inflasi dibandingkan dengan triwulan II 2015 (Tabel II.2). 31

46 Tabel II.2 Perkembangan Inflasi Provinsi Kaltim Menurut Kelompok Pengeluaran Inflasi (yoy) Andil (yoy) Kelompok Pengeluaran Arah Tw II Tw III Tw II Tw III Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Arah Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Kelompok Bahan Makanan Inflasi kelompok bahan makanan mengalami penurunan inflasi yang cukup signifikan yaitu dari 8,53% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 8,11% (yoy) pada triwulan laporan. Sejalan dengan andil inflasi kelompok ini yakni dari 1,71% (yoy) menjadi -0,14% (yoy). Kelompok bahan makanan memberikan andil penurunan inflasi terbesar pada triwulan laporan. Dilihat dari komponennya, subkelompok bumbu-bumbuan, subkelompok ikan segar, subkelompok lemak dan minyak dan sub kelompok daging & hasil-hasilnya memberikan andil deflasi masing-masing sebesar -0,17% (yoy), -0,04% (yoy) dan -0,02% (yoy). Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Tekanan inflasi terhadap kelompok ini menurun drastis. Andil kelompok ini terhadap inflasi Kaltim mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 2,01% (yoy) menjadi 0,02% (yoy). Dilihat dari komponennya, subkelompok yang mengalami penurunan adalah subkelompok bahan bakar, penerangan & air. Sementara itu subkelompok biaya tempat tinggal dan penyelenggaraan rumah tangga meningkat masing-masing sebesar 0,03% (yoy) dan 0,01% (yoy). Kelompok Sandang Tekanan inflasi terhadap kelompok Sandang juga mengalami penurunan. Andil kelompok ini terhadap inflasi Kalimantan Timur mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 0,19% (yoy) menjadi 0,03% (yoy). Dilihat dari komponennya, subkelompok sandang laki-laki mengalami deflasi terbesar menjadi -1,48% (yoy). Disisi lain, subkelompok sandang anak-anak, sandang wanita, dan barang pribadi & sandang lainnya mengalami peningkatan masing-masing sebesar 4,13% (yoy), 3,06% (yoy), dan 2,08% (yoy). 32

47 JAN FEB MART APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOP DES JAN FEB MART APR MEI JUN JUL AGT SEPT JAN FEB MART APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOP DES JAN FEB MART APR MEI JUN JUL AGT SEPT 2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisi Permintaan Dari sisi permintaan, arah pergerakan inflasi pada awal triwulan III 2015 sejalan dengan perkiraan konsumen 3 (tiga) bulan sebelumnya sebagaimana terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh KPw Bank Indonesia Provinsi Kaltim (Grafik II.4). Konsumen memperkirakan adanya peningkatan inflasi pada awal triwulan laporan sesuai dengan pola ekspektasi harga yang cenderung meningkat secara historis pada momentum bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1436 H. Namun inflasi kembali mereda pasca momentum tersebut. Jika dipantau dari kelompok pembentuknya, ekspektasi harga pada kelompok komoditas utama sejalan dengan realisasi inflasi Kaltim pada triwulan laporan, terutama pada kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan (Grafik II.5) Indeks > 100 = Optimis Indeks < 100 = Pesimis Indeks Ekspektasi Harga dalam 3 bulan yang akan datang Sumber: Survei Konsumen KPw BI Prov.Kaltim Grafik II.4 Ekspektasi Perkembangan Harga 3 Bulan Ke Depan Provinsi Kaltim Bahan Makanan Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Sumber: Survei Konsumen KPw BI Prov.Kaltim Grafik II.5 Ekspektasi Harga Kelompok Barang/Jasa Provinsi Kaltim 3 Bulan ke Depan Berdasarkan hasil survei konsumen tersebut, pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Infasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota telah melakukan berbagai upaya dalam menjaga stabilitas harga terus. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan selama triwulan III 2015 antara lain: (a) Rapat Koordinasi Daerah Kaltim Menjelang Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri; (b) Sidak Pasar bersama Wakil Walikota Samarinda Bp. Nusyirwan Ismail dan TPID Kota Samarinda; (c) penyampaian informasi ketersediaan pasokan bahan pangan melalui media real-time di radio menjelang Hari Raya Idul Fitri 1436H; (d) melaksanakan rapat koordinasi dengan TPID Kab./Kota Se- Kalimantan Utara; (e) High Level Meeting TPID Kalimantan Utara pada bulan September 2015 dan (f) serta penyampaian press-release untuk menginformasikan laporan analisis inflasi setiap bulannya. 33

48 2.3.2 Sisi Penawaran Dari sisi penawaran, berbagai kegiatan dalam rangka melakukan antisipasi terhadap kelangkaan bahan pokok yang diwaspadai oleh Pemerintah Daerah dan TPID sejak awal triwulan laporan telah dilakukan sehingga ketersediaan bahan pangan seperti sawi hijau, daging ayam ras (terutama DOC), tomat sayur, bawang merah, serta aneka ikan segar relatif cukup terjaga hingga akhir triwulan laporan. Hal ini juga didorong oleh kondisi cuaca dan gelombang laut yang relatif stabil sehingga memperlancar distribusi bahan makanan dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur menuju Kalimantan Timur (Grafik II.6) (meter) Laut Jawa Inflasi Kaltim (RHS) Selat Makassar (%, mtm) Sumber : BMKG, diolah Grafik II.6 Tinggi Gelombang Laut di Selat Makasar dan Laut Jawa 2.4 Dekomposisi dan Komoditas Penyumbang Inflasi Berdasarkan hasil disagregasi dengan menggunakan pendekatan subkelompok, inflasi pada triwulan III 2015 didorong oleh menurunnya harga pada kelompok administered prices dan kelompok volatile foods. Sementara itu, tekanan dari kelompok inflasi inti relatif stabil dengan kecenderungan mereda. Hal ini sejalan dengan pola historis dimana pada awal triwulan laporan telah memasuki bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Meskipun demikian, komoditas administered prices masih berada pada level inflasi yang paling tinggi yaitu sebesar 11,11% (yoy), disusul oleh kelompok volatile foods sebesar 8,24% (yoy). Sedangkan inflasi inti cenderung mereda dari Triwulan II-2015 sebesar 5,96% (yoy) menjadi 5,86% (yoy) (Grafik II.7). 34

49 YOY (%) YOY (%) Inflasi IHK (yoy) Inflasi Volatile (yoy) Inflasi Core (yoy) Inflasi Adm Price (yoy) Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik II.7 Dekomposisi Inflasi Provinsi Kaltim U M U M / T O T A L Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik II.8 Inflasi Provinsi Kaltim berdasarkan Kelompok Pada kelompok volatile food, penurunan inflasi kelompok ini pada triwulan laporan didominasi oleh komoditas sayuran, bumbu-bumbuan dan daging-dagingan terutama sawi hijau, bawang merah dan daging ayam ras. Selain itu, harga beras pada periode laporan relatif stabil. Namun pada akhir triwulan laporan, harga sedikit meningkat terutama didorong oleh kenaikan harga beras untuk kategori premium. Beras kategori premium mengalami kenaikan karena pasokan yang tidak mencukupi, terutama di Kota Balikpapan. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan KPw Bank Indonesia Provinsi Kaltim, kenaikan harga beras untuk kualitas tiga dan empat mengalami hanya kenaikan pada minggu ketiga dan keempat bulan Juli 2015 dan kemudian mereda pada bulan selanjutnya. Hal ini dipicu oleh bertepatannya dengan momen Hari Raya Idul Fitri 1436 H dimana secara historis bahan pokok akan mengalami kenaikan. Lebih lanjut, komoditas cabai rawit dan kacang panjang mengalami kenaikan rata-rata harga (Grafik II.9). Di sisi lain, komoditas sawi hijau, daging ayam ras mengalami penurunan harga sejalan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan KPw Bank Indonesia Provinsi Kaltim (Grafik II.10) Jan-15 Mar-15 May-15 Jul-15 Sep-15-5 Jan-15 Mar-15 May-15 Jul-15 Sep % BERAS CABE RAWIT KACANG PANJANG -35 % SAWI HIJAU DAGING AYAM RAS TOMAT SAYUR Sumber: Survei Pemantauan Harga BI Kaltim, diolah Grafik II.9 Perubahan Harga Komoditas Pangan Provinsi Kaltim Sumber: Survei Pemantauan Harga BI Kaltim, diolah Grafik II.10 Perubahan Harga Komoditas Pangan Provinsi Kaltim 35

50 Penurunan inflasi juga terjadi pada kelompok administered prices. Komoditas utama penyumbang penurunan inflasi dari kelompok ini adalah tarif angkutan udara. Tarif angkutan udara kembali normal setelah hari raya Idul Fitri, dan terus menurun pada Agustus dan September Tidak berbeda dengan kelompok volatile food dan kelompok adminestered prices, laju inflasi pada kelompok inti pada triwulan III 2015 relatif stabil dan cenderung menurun, yakni dari 5,96% (yoy) pada triwulan II 2015 menjadi 5,86% (yoy). Penurunan dari kelompok inti didorong oleh komoditas minuman ringan dan emas. Penurunan harga emas sejalan dengan harga emas dunia yang juga mengalami penurunan seiring dengan melemahnya harga komoditas internasional. Jika kelompok inti diuraikan lebih jauh menjadi subkelompok pangan, sandang dan papan, terlihat bahwa subkelompok pangan mengalami inflasi tertinggi pada Juli Beberapa komoditas yang memberi tekanan terhadap inflasi merupakan komoditas dari golongan makanan jadi. Sementara itu, subkelompok papan dan subkelompok sandang relatif lebih stabil (Grafik II.11). Berdasarkan dekomposisi kelompok inti menurut barang/jasa, secara bulanan terlihat bahwa kelompok barang mengalami penurunan inflasi yang lebih besar dibandingkan kelompok jasa (Grafik II.12). Penurunan inflasi dari kelompok barang yang cukup besar di kelompok barang tersebut ditengarai akibat penyesuaian harga pasca bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Inflasi IHK (yoy) Inflasi Papan (yoy) Inflasi IHK (yoy) Inflasi Jasa (yoy) Inflasi Barang (yoy) Inflasi Pangan (yoy) Inflasi Sandang (yoy) Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik II.11 Dekomposisi Inflasi Inti Provinsi Kaltim Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Grafik II.12 Dekomposisi Inflasi Inti Barang/Jasa Provinsi Kaltim 36

51 JULI 2015 Selama triwulan III 2015, berbagai komoditas penyumbang inflasi Kaltim umumnya didominasi oleh kelompok volatile foods. Sebagaimana terlihat di Tabel II.3 hingga Tabel II.5 dibawah ini. Tabel II.3 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (mtm) Terbesar Juli 2015 Provinsi Kaltim Komoditas Inflasi Andil Komoditas Deflasi Andil Angkutan Udara 0.37 Bawang Merah Layang/Benggol 0.08 Kangkung Udang Basah 0.08 Daging Ayam Ras Kue Kering Berminyak 0.07 Biawan Tongkol/Ambu-ambu 0.06 Minuman Ringan Sekolah Dasar 0.06 Mas Nasi dengan Lauk 0.05 Gabus Kue Basah 0.04 Minyak Goreng Ketimun 0.04 Emas Perhiasan 0.00 Jagung Manis 0.04 Semen 0.00 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Pada Juli 2015, Kaltim mengalami inflasi sebesar 1,46% (mtm) atau secara tahunan sebesar 8,16% (yoy). Tekanan inflasi pada bulan ini selain didorong oleh faktor musiman yang bertepatan dengan Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, juga dipengaruhi oleh adanya badai El Nino yang mengganggu jalur distribusi pasokan ke Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Angkutan udara menempati posisi pertama penyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,37% (mtm), diikuti dengan ikan layang/benggol, udang basah dan kue kering berminyak yang masing-masing sebesar 0,08%, 0,08%, dan 0,07% (mtm). Disisi lain, bawang merah, kangkung dan daging ayam ras mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,10%, - 0,02% dan -0,02% (mtm). Pada Agustus 2015, Kaltim mengalami deflasi sebesar -0,06% (mtm), hal ini terjadi karena terjadi penurunan harga dari berbagai kelompok volatile foods seperti sawi hijau, daging ayam ras, ikan layang/benggol, dan bawang merah masing-masing sebesar -0,10%, - 0,08%, -0,04%, dan -0,04% (mtm) (Tabel II.5). Selain itu, deflasi juga didorong oleh penurunan harga pada kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices), yaitu koreksi tarif angkutan udara pasca lebaran bulan lalu. Meskipun demikian, penurunan harga paska lebaran masih tertahan oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan yang lain seperti cabai rawit, kangkung, kacang panjang, jeruk dan minyak goreng. 37

52 September 2015 Agustus 2015 Tabel II.4 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (mtm) Terbesar Agustus 2015 Provinsi Kaltim Komoditas Inflasi Andil Komoditas Deflasi Andil Cabai Rawit 0.11 Angkutan Udara Kangkung 0.03 Sawi Hijau Kacang Panjang 0.03 Daging Ayam Ras Jeruk 0.03 Layang/Benggol Minyak Goreng 0.02 Bawang Merah Shampo 0.02 Apel Rokok Kretek 0.02 Udang Basah Ketimun 0.01 Nangka Muda Buncis 0.01 Pisang Mie 0.01 Mas Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Pada September 2015, terjadi penurunan harga dari kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices), salah satunya adalah koreksi tarif angkutan udara pasca Hari Raya Idul Fitri serta harga bensin seiring dengan menurunnya harga minyak mentah dunia. Selain itu, deflasi juga didorong dari berbagai kelompok volatile foods seperti sawi hijau,ikan layang benggol, tongkol/ambu-ambu. Meskipun demikian, penurunan harga masih tertahan oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan yang lain seperti kacang panjang, beras, jagung manis yang memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,07%, 0,05%, dan 0,04% (mtm). Tabel II.5 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (mtm) Terbesar September 2015 Provinsi Kaltim Komoditas Inflasi Andil Komoditas Deflasi Andil Kacang Panjang 0.07 Angkutan Udara Beras 0.05 Sawi Hijau Jagung Manis 0.04 Layang/Benggol Sewa Rumah 0.03 Tongkol/Ambu-ambu Pasta Gigi 0.02 Bensin Bayam 0.02 Bawang Merah Kangkung 0.02 Udang Basah Buncis 0.02 Daging Ayam Ras Wortel 0.02 Minyak Goreng Rokok Kretek Filter 0.02 Kelapa Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah Sementara itu dilihat dari andil tahunannya, nasi dengan lauk merupakan penyumbang inflasi utama dengan andil sebesar 0,54% (yoy) disusul oleh angkutan udara dan beras yang masing-masing menyumbang 0,42% dan 0,39% (yoy) (Tabel II.6). Hal ini sejalan dengan fenomena meningkatnya bahan pokok seperti beras pada bulan Ramadhan yang 38

53 Triwulan III 2015 berimplikasi pada naiknya komoditas nasi dengan lauk serta momen Hari Raya Idul Fitri yang memberikan dampak kenaikan tarif angkutan udara. Tabel II.6 Komoditas Penyumbang Inflasi & Deflasi (yoy) Terbesar Triwulan III Provinsi Kaltim Komoditas Inflasi Andil Komoditas Deflasi Andil Nasi dengan Lauk 0.54 Sawi Hijau Angkutan Udara 0.42 Daging Ayam Ras Beras 0.39 Tomat Sayur Tarip Listrik 0.36 Telepon Seluler Sewa Rumah 0.33 Semen Bensin 0.32 Udang Basah Angkutan Dalam Kota 0.30 Kakap Putih Kacang Panjang 0.30 Baju Kaos Berkerah L Cabai Rawit 0.28 Semangka Bahan Bakar Rumah Tangga 0.23 Celana Panjang Jeans L Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, diolah 39

54 III. Stabilitas Sistem Keuangan 7 dan Sistem Pembayaran Stabilitas sistem keuangan masih cukup terjaga di tengah risiko yang meningkat. Sementara itu, kinerja sistem pembayaran secara konsisten tetap handal dan efektif dalam menyelesaikan berbagai transaksi perekonomian 3.1 Perbankan Kinerja perbankan Kaltim menunjukkan indikasi yang positif di tengah tekanan kondisi perekonomian daerah yang belum membaik. Salah satunya tercermin dari pertumbuhan penyaluran kredit yang terus meningkat sejak triwulan I Penyaluran kredit Kaltim pada triwulan III 2015 tumbuh 5,07% (yoy), atau lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yaitu sebesar 3,83% (yoy). Kondisi tersebut mengindikasikan adanya dinamika positif dari aktivitas perekonomian daerah di saat pertumbuhan ekonomi belum membaik. Tumbuhnya penyaluran kredit di Kaltim sejalan dengan pertumbuhan kredit Nasional yang juga meningkat (Grafik III.1). Namun, tingkat pertumbuhan kredit di Kaltim masih di bawah Nasional. Hal ini dikarenakan sektor perbankan cenderung sangat berhati-hati dalam penyaluran kreditnya di saat kondisi kinerja perekonomian Kaltim yang masih terkontraksi. Grafik III.1 Pertumbuhan Kredit Nasional dan Provinsi Kaltim Grafik III.2 Pertumbuhan DPK Nasional dan Provinsi Kaltim Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Kaltim pada triwulan III 2015 masih melambat. DPK pada triwulan III 2015 hanya mencatat pertumbuhan sebesar 2,92% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,55% (yoy). Kondisi 7 Asesmen yang dilakukan terhadap kondisi sistem keuangan provinsi Kalimantan Timur menggunakan data indikator perbankan 40

55 pertumbuhan DPK Kaltim yang melambat juga sejalan dengan pertumbuhan DPK Nasional yang juga melambat. Perlambatan pertumbuhan DPK di Kaltim ditengarai merupakan dampak dari melemahnya kinerja sektor perekonomian utama di Kaltim (Grafik III.2) Penghimpunan Dana DPK Kaltim mengalami perlambatan seiring dengan kinerja perekonomian yang terkontraksi. Penghimpunan DPK Kaltim pada triwulan III 2015 tercatat tumbuh sebesar 2,92% (yoy) atau mencapai Rp93,91 triliun, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,66% (yoy) dengan nominal Rp93,50 triliun. Meskipun secara nominal meningkat, pertumbuhan DPK pada triwulan berjalan lebih lambat dibanding pertumbuhan di triwulan sebelumnya. Bila dilihat berdasarkan komposisinya, perlambatan pertumbuhan DPK tersebut terutama didorong oleh jumlah nominal tabungan yang menurun. Penurunan tabungan tersebut ditengarai merupakan dampak dari konsumsi masyarakat yang meningkat terutama pada saat momentum hari raya Idul Fitri, tahun ajaran baru dan musiman liburan. Di sisi lain, pendapatan yang diperolah masyarakat tidak mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan di tengah ekonomi yang lesu. Untuk mencukupi kebutuhannya, masyarakat memanfaatkan simpanannya untuk tetap mempertahankan pola konsumsi, terutama saat hari raya. Pertumbuhan dana dalam bentuk tabungan pada triwulan III 2015 terkontraksi sebesar -1,71% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar -1,65% (yoy). Demikian juga dengan simpanan jenis deposito dan giro yang masing-masing masih mencatat pertumbuhan positif sebesar 10,09% (yoy) dan 0,18% (yoy), tetapi pertumbuhan keduanya masih lebih lebih rendah dari triwulan II 2015 yang masing-masing tumbuh sebesar 14,88% (yoy) dan 3,79% (yoy). Dilihat berdasarkan sumbernya, DPK yang berasal dari perorangan masih mencatat komposisi paling besar, yaitu mencapai Rp57,10 triliun, atau 60,8% dari total dana yang dihimpun. DPK dari perorangan sebagian besar masih terkonsentrasi dalam bentuk tabungan yang mencapai Rp34,46 triliun atau 60,4% dari total DPK perorangan. Sumber DPK terbesar kedua berasal dari rekening pemerintah yakni mencapai Rp20,74 triliun atau 22,1% dari total DPK Kaltim. Dana pemerintah di perbankan terkonsentrasi dalam bentuk giro sebesar Rp 10,8 triliun atau 52,0% dari total DPK pemerintah. Pertumbuhan giro pemerintah pada triwulan III 2015 terkontraksi sebesar 8,63% (yoy), sejalan dengan realiasi belanja pemerintah daerah yang rendah pada periode laporan. Sumber DPK terbesar ketiga berasal dari korporasi yang mencapai Rp13,70 triliun atau 14,6% dari total DPK Kaltim. DPK korporasi sebagian besar 41

56 terkonsentrasi pada giro yang mencapai Rp8,81 triliun atau 64,3% dari total DPK korporasi. Secara keseluruhan, DPK di Kaltim terkonsentrasi pada tabungan dan deposito dengan proporsi masing-masing sebesar 38,3% dan 37,7% dari total DPK Kaltim (Tabel III.1). Tabel III.1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan di Provinsi Kaltim (Rp Miliar) Posisi (Rp M iliar) Komposisi (% ) Laju Pertumbuhan (% ) Tw III 2015 Tw III Tw II Tw III Tw III qtq yoy DPK TOTAL Total 66,881 79,977 85,364 91,246 93,503 93, Giro 17,677 25,781 22,099 22,438 23,991 22, (6.31) 0.18 Tabungan 28,490 32,934 37,821 36,630 35,701 36, (1.71) Deposito 20,714 21,262 25,444 32,177 33,811 35, DPK PEM ERINTAH Total 12,355 18,182 12,510 20,784 20,282 20, (0.20) Giro 6,838 12,612 6,436 11,809 11,790 10, (8.49) (8.63) Tabungan Deposito 5,443 5,517 5,978 8,938 8,444 9, DPK KORPORASI Total 13,014 14,273 17,722 14,838 14,636 13, (6.38) (7.65) Giro 8,392 10,262 12,514 7,711 9,084 8, (3.06) Tabungan ,285 1, (51.56) Deposito 4,159 3,287 3,923 5,237 4,637 3, (14.15) (23.99) DPK PERORANGAN Total 39,880 45,393 52,856 53,467 56,209 57, Giro 1,700 2,019 2,225 1,969 1,903 1, (2.40) (5.69) Tabungan 27,288 31,273 35,579 34,071 34,159 34, Deposito 10,891 12,101 15,052 17,427 20,147 20, DPK LAINNYA Total 1,632 2,129 2,276 2,157 2,375 2, (0.31) 9.78 Giro ,214 1, (15.56) 7.96 Tabungan (8.35) Deposito Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kalimantan Timur Realisasi penyaluran kredit oleh perbankan untuk membiayai proyek yang berlokasi di Kaltim meningkat pada periode laporan. Realisasi kredit lokasi proyek di Kaltim kembali meningkat menjadi 5,07% (yoy) di triwulan berjalan setelah sebelumnya tumbuh sebesar 3,83% (yoy) pada triwulan II Hal ini menunjukkan adanya kegiatan perekonomian yang diperkirakan memberikan hasil yang positif di tengah perekonomian yang lesu, terutama penyaluran kredit yang mendorong peningkatan perilaku konsumsi dan investasi masyarakat. Hal ini merupakan salah satu dampak dari adanya kebijakan pelonggaran LTV untuk kepemilikan perumahan dan kendaran bermotor. Dilihat dari jenis penggunaannya, penyaluran kredit untuk investasi masih yang tertinggi dibandingkan untuk penggunaan yang lain. Pangsa kredit modal kerja, investasi dan konsumsi masih konsisten berturut-turut sebesar 32,6%, 44,1% dan 23,3%. Apabila dilihat lebih dalam, peningkatan pertumbuhan kredit terutama didorong oleh pertumbuhan pada kredit investasi yaitu sebesar 5,79% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,94% (yoy). Kemudian, pertumbuhan kredit konsumsi juga terus meningkat dari 42

57 6,58% (yoy) di triwulan II 2015 menjadi 7,27% (yoy) di triwulan III Sedangkan untuk pertumbuhan kredit modal kerja tercatat melambat dari 3,12% (yoy) di triwulan II 2015 menjadi 2,61% (yoy) di triwulan III 2015 (Grafik III.3 dan III.4). Grafik III.3 Kredit Provinsi Kaltim Berdasarkan Jenis Penggunaan Grafik III.4 Kredit Modal Kerja, Investasi dan Konsumsi Provinsi Kaltim Berdasarkan sektor ekonominya untuk kredit pada sektor produktif, penyaluran kredit kepada sektor pertanian dan PHR memiliki share dominan pada triwulan III Pada triwulan laporan sektor PHR memiliki komposisi penyaluran kredit sebesar 20,8% dengan nilai kredit mencapai Rp16,85 triliun, sedikit lebih tinggi daripada share penyaluran kredit ke sektor pertanian sebesar 20,6% dengan nilai kredit Rp16,68 triliun. Kemudian komposisi terbesar berikutnya adalah penyaluran kredit pada sektor pertambangan memiliki share sebesar 16,1% dengan nilai kredit mencapai Rp13,03 triliun (Grafik III.5). Selanjutnya, sektor pertambangan kembali melambat dengan pertumbuhan hanya 7,44% (yoy) setelah sebelumnya sempat tumbuh signifikan pada 32,21% (yoy) (Grafik III.6). Sektor tersebut juga merupakan satu-satunya sektor yang mengalami perlambatan di antara ke empat sektor utama penyaluran kredit di Kaltim. Di sisi lain penyaluran kredit pada sektor sektor perdagangan, pertanian, dan angkutan & komunikasi mencatat pertumbuhan positif dan lebih baik dari sebelumnya. Kredit pada sektor angkutan & komunikasi masih mencatat pertumbuhan yang minus tetapi menunjukkan perbaikan dan tidak sedalam penurunan triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, melambatnya kredit pada sektor pertambangan ditengarai sejalan dengan tidak ada atau ditundanya ekspansi usaha di sektor pertambangan. Hal ini merupakan dampak dari harga komoditas global yang sedang lesu. Perbankan pun sangat berhati-hati sebelum memutuskan untuk menyalurkan kredit pada sektor pertambangan. 43

58 Konstruksi 6.2% Lainnya 15.0% Pertanian 20.6% TransKom 8.0% Industri 13.3% PHR 20.8% Pertambangan 16.1% Grafik III.5 Komposisi Kredit Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi Tw III 2015 Grafik III.6 Kredit Perbankan Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi Utama (yoy) Risiko Kredit Risiko kredit yang disalurkan di Kaltim kembali meningkat. Hal ini terlihat dari kualitas kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Gross yang semakin tinggi. Pada triwulan III 2015, NPL Gross mencapai 5,30%, meningkat dibanding triwulan II 2015 yang masih tercatat sebesar 4,87%. Kondisi NPL saat ini telah berada di atas batas indikatif dari NPL maksimum perbankan secara umum (Grafik III.7). Hal ini perlu menjadi perhatian berbagai pihak demi menjaga stabilitas sistem keuangan di Kaltim. Secara sektoral, meningkatnya NPL Gross pada periode laporan terutama disumbang oleh memburuknya kualitas kredit pada sektor perdagangan dari 4,17% menjadi 8,46%, diikuti oleh sektor konstruksi dari 12,21% menjadi 13,40% (Grafik III.8). Sebaliknya, kualitas kredit pada sektor utama lain justru mengindikasikan adanya perbaikan. Salah satunya NPL sektor pertambangan yang membaik dari 11,53% menjadi 8,24%. Perbaikan tersebut disebabkan adanya upaya aktif dari perbankan dan debitur untuk melakukan restrukturisasi kredit di sektor pertambangan. Ini merupakan langkah positif guna penyelesaian kredit bermasalah di Kaltim. Grafik III.7 Pertumbuhan NPL Gross Kredit di Provinsi Kaltim Grafik III.8 NPL Gross Kredit di Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi 44

59 3.1.4 Penyaluran Kredit UMKM Penyaluran kredit UMKM secara umum mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan positif total kredit di Kaltim. Namun demikian peningkatan tersebut hanya didorong oleh pertumbuhan positif kredit modal kerja di UMKM. Penyaluran kredit kepada debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp21,78 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 2,73% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,67% (yoy). Share kredit UMKM terhadap total kredit perbankan di Kaltim pada periode laporan mencapai 20,6%. Dilihat dari komposisinya, kredit UMKM di Kaltim masih didominasi oleh jenis kredit modal kerja dengan share mencapai 65,1% dari total kredit UMKM dengan nilai kredit sebesar Rp14,19 triliun. Kredit UMKM lainnya berbentuk kredit investasi yang mencapai Rp7,59 triliun dengan share 34,9%. Kredit modal kerja pada UMKM mengalami peningkatan pertumbuhan menjadi 4,58% (yoy) sehingga mampu mendorong kredit UMKM tumbuh positif. Sebaliknya kredit investasi pada UMKM mengalami kontraksi sebesar -0,55% (yoy) (Grafik III.9). Lainnya 15.1% Pertanian 13.1% PHR 44.1% Konstruksi 11.6% TransKom 6.7% Industri 3.0% Pertambangan 2.9% Keuangan 3.4% Grafik III.9 Kredit UMKM Provinsi Kaltim berdasarkan Jenis Penggunaan Grafik III.10 Komposisi Kredit UMKM Provinsi Kaltim Berdasarkan Sektor Ekonomi Tw III 2015 Berdasarkan sektor ekonomi, kredit UMKM di Kaltim lebih didominasi oleh sektor PHR dengan share 44% atau secara nominal mencapai Rp 9,65 triliun (Grafik III.10). Stabilnya pertumbuhan kredit UMKM pada sektor PHR mendorong meningkatnya pertumbuhan kredit di tengah perlambatan pertumbuhan kredit UMKM di beberapa sektor lain seperti sektor transportasi & komunikasi dan sektor lainnya. Sementara itu, NPL Gross kredit UMKM pada triwulan laporan tercatat sebesar 8,11%, lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2015 yaitu sebesar 7,55%. Kenaikan NPL Gross telah menembus batas indikatif NPL perbankan sebesar 5%. Sumber utama tingginya NPL kredit UMKM terutama berasal dari peningkatan kredit bermasalah pada sektor konstruksi, sektor perdagangan dan sektor transportasi & 45

60 komunikasi. Hal ini merupakan indikasi efek domino lesunya kinerja perekonomian Kaltim yang turut menekan perkembangan kinerja UMKM di Kaltim. 3.2 Sistem Pembayaran Transaksi keuangan Kaltim baik dari sisi tunai maupun nontunai pada triwulan secara umum melambat sebagai respon atas arah pergerakan perekonomian daerah. Pada transaksi tunai, jumlah uang yang keluar (outflow) mengalami penurunan, sedangkan jumlah uang yang masuk (inflow) mengalami peningkatan, tetapi secara keseluruhan masih tercatat net-outflow. Sementara itu, nilai transaksi nontunai di Kaltim masih mencatat pertumbuhan negatif, baik transaksi bernilai kecil yang umumnya dilakukan oleh masyarakat umum (kliring) maupun transaksi bernilai besar oleh korporasi (RTGS) Perkembangan Pengedaran Uang Kartal Transaksi tunai di Kaltim masih melanjutkan tren net outflow yang mengindikasikan bahwa uang atau penghasilan masyarakat di Kaltim pada triwulan III 2015 sebagian besar dibelanjakan atau keluar dari wilayah Kaltim. Nilai transaksi outflow menurun sebesar -4,81% (yoy) setelah triwulan sebelumnya mencatat peningkatan sebesar 19,71% (yoy). Di sisi lain, nilai transaksi inflow pada triwulan laporan mengalami peningkatan sebesar 8,17% (yoy). Secara keseluruhan, transaksi tunai yang terjadi di Kaltim pada triwulan III 2015 turun sebesar -0,29% (yoy) dengan total transaksi sebesar Rp7,77 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Grafik III.11). Turunnya transaksi tunai serta masih berlanjutnya perlambatan tren net outflow merupakan gambaran pola musiman peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat yang bergeser dari sisi waktu. Hal ini dikarenakan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri berada di akhir Tw II hingga menjelang awal Tw III. Sehingga perbankan masih menjaga persediaan uang tunai yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengisi mesin-mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dan KPw Bank Indonesia Balikpapan melakukan pemusnahan uang tidak layak edar untuk menjamin uang yang beredar di masyarakat adalah uang dalam kondisi layak edar (clean money policy). Pemusnahan uang lusuh yang dilakukan pada triwulan III 2015 tercatat meningkat sebesar 41,83% (yoy) (Grafik III.13). Proporsi pemusnahan uang lusuh terhadap inflow pada triwulan laporan sebesar 23,44%. Rasio ini meningkat dibandingkan triwulan II 2015 yang sebesar 15,30%, yang terindikasi merupakan dampak turunan dari tradisi masyarakat yang selalu menukarkan uang 46

61 dengan nominal besar ataupun uang lusuh dengan uang layak edar (baru) nominasi kecil saat musim lebaran (Grafik III.14). Grafik III.11 Total Pengedaran Uang Kartal Provinsi Kaltim Grafik III.12 Pengedaran Uang Kartal Provinsi Kaltim berdasarkan Wilayah Kerja KPwBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dan KPw Bank Indonesia Balikpapan secara bertahap tidak lagi melayani penukaran uang langsung kepada masyarakat di gedung kantor BI pasca musim lebaran 2015, tetapi dilakukan melalui kas keliling dalam kota dengan frekuensi rutin. Hal ini dilakukan dengan tujuan menambah cakupan distribusi uang layak edar dan memberi kemudahan kepada masyarakat agar tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mendatangi Bank indonesia. Selain itu, kas keliling ke berbagai lokasi hingga ke daerah terpencil dan perbatasan juga dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dan KPw Bank Indonesia Balikpapan sebagai komitmen untuk menjaga tingkat kelayakan uang yang beredar dalam perekonomian daerah. Grafik III.13 Perkembangan Pemusnahan Uang Lusuh Provinsi Kaltim Grafik III.14 Rasio Pemusnahan Uang Lusuh terhadap Inflow Provinsi Kaltim Perkembangan Transaksi Nontunai Nilai transaksi nontunai pada triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp128,18 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp167,01 triliun (Grafik 47

62 III.15). Sementara itu, volume transaksi nontunai pada triwulan III 2015 mencapai kali, juga menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai kali (Grafik III.16). Hal ini mengindikasikan jumlah transaksi yang dilakukan masyarakat di Kaltim memang sedang menurun seiring kondisi perekonomian daerah. Grafik III.15 Perkembangan Nilai Transaksi Non Tunai Provinsi Kaltim Grafik III.16 Perkembangan Volume Transaksi Non Tunai Provinsi Kaltim Perkembangan Transaksi Kliring Nilai transaksi kliring pada triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp6,42 triliun, atau menurun dibandingkan dengan nilai transaksi kliring pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,84 triliun. Begitu juga dengan volume transaksi kliring triwulan III 2015 yang masih mencatat pertumbuhan negatif sebesar -1,52% (yoy), walaupun lebih baik dari triwulan sebelumnya yang tumbuh -2,91% (yoy) (Grafik III.17 dan III.18). Hal ini ini ditengarai merupakan cermin dari kondisi perekonomian Kaltim sehingga transaksi ekonomi di masyarakat khususnya yang bernilai di bawah Rp ,- ini juga menurun. Grafik III.17 Perkembangan Nilai Transaksi Kliring Provinsi Kaltim Grafik III.18 Perkembangan Volume Transaksi Kliring Provinsi Kaltim 48

63 Perkembangan Transaksi RTGS Nilai transaksi RTGS di Kaltim pada triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp121,8 triliun dengan angka pertumbuhan yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yakni dari 88,31% (yoy) menjadi 43,32% (yoy). Sementara itu, volume transaksi RTGS masih melanjutkan tren menurun dengan catatan pertumbuhan saat ini adalah -50,68% (yoy), turun dan relatif sama dengan penurunan triwulan sebelumnya yang sebesar -49,03% (yoy) (Grafik III.19 dan III.20). Hal ini mengindikasikan bahwa transaksi-transaksi bernilai besar yang dilakukan di Kaltim sedang menurun. Selain itu, diberlakukannya Sistem Kliring Nasional BI Generasi II pada Juni 2015 telah membatasi transaksi RTGS minimal sebesar Rp ,- per transaksi turut memberikan pengaruh turunnya volume transaksi melalui RTGS. Grafik III.19 Perkembangan Nilai Transaksi RTGS Provinsi Kaltim Grafik III.20 Perkembangan Volume Transaksi RTGS Provinsi Kaltim 49

64 BOKS III.1 Implementasi Sistem Kliring Nasional Generasi II di Kaltim Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Generasi II resmi dijalankan pada pertengahan Juni 2015 atau menjelang Triwulan III di seluruh Indonesia. Dengan berjalannya sistem yang baru ini, berbagai peningkatan pelayanan diberikan demi kemudahan, kecepatan, dan keterjangkauan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi non tunai (transfer dana). Salah satu perubahan fundamental adalah penyelesaian transaksi (setelmen) dilakukan terpusat di Jakarta sehingga perbankan (peserta kliring) langsung terhubung dengan Sistem Kliring Nasional dan tidak lagi melalui penyelenggara kliring lokal seperti Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Provinsi Kalimantan Timur atau KPw BI Balikpapan. Lebih lengkap perubahan yang terjadi adalah sebagai berikut: Tabel III.2 Peningkatan Fitur Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Gen II SKNBI SKNBI Gen II Mulai berjalan 22 Juli Juni 2015 Waktu pelayanan 8 Jam ( WIB) 9,5 Jam ( WIB) Frekuensi layanan transfer dana (kredit kredit) 4x dalam 1 hari 10.00; 12.00; 14.00; x dalam 1 hari 09.00; 11.00; 13.00; 15.00; Frekuensi kliring warkat debit 1x dalam 1 hari 4x dalam 1 hari Akses kepesertaan Bank Umum Penambahan Akses terhadap Penyelenggara Transfer Dana (PTD) Non Bank (khusus kliring kredit) Biaya BI kepada peserta SKNBI Rp 1.000,- /transaksi Rp 750,- /transaksi Biaya kliring kepada nasabah Bervariasi tergantung bank (Rp s.d. Rp ,-) Maksimal Rp 5.000,- Dengan sistem yang baru, diharapkan keamanan dan kelancaran sistem pembayaran, serta perlindungan konsumen dapat lebih ditingkatkan. Bank Indonesia memberikan transisi kepada peserta SKNBI Gen II untuk melakukan penyesuaian internal hingga berlaku efektif pada tanggal 1 Januari Di sisi lain, karena tidak lagi dilaksanakan oleh Penyelenggaran Kliring Lokal di Kalimantan Timur termasuk KPw BI Provinsi Kalimantan Timur dan KPw BI Balikpapan, maka informasi sistem pembayaran non tunai melalui kliring tidak lagi hanya menyangkut jumlah volume dan nominal transaksi yang dilakukan di Kalimantan Timur tetapi juga arus dana dari dan ke Kalimantan Timur pun menjadi tersedia. 50

65 Grafik III.21 Arus Dana Transaksi Kliring Kaltimra (Nominal) Grafik III.22 Arus Dana Transaksi Kliring Kaltimra (Volume) Dari informasi arus dana tersebut, selama triwulan III-2015 arus dana dengan nominal kecil (di bawah Rp. 100 juta dan tidak urgent) yang berhasil diselesaikan (setelmen) secara umum lebih banyak yang masuk ke Kaltimra daripada yang keluar (net inflow) baik secara nominal maupun volume transaksi. 51

66 BOKS III.2 Kredit dan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Utama Kalimantan Timur Sistem keuangan di Kalimantan Timur (Kaltim) relatif cukup stabil di tengah kinerja perekonomian daerah yang sedang menurun. Namun, walaupun kredit secara umum masih tumbuh (5,07% yoy), risiko kredit cenderung meningkat hingga menyentuh ambang batas wajar (5%). Hal ini perlu menjadi perhatian utama para pengambil keputusan agar kebijakankebijakan ke depan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Sektor utama Kaltim yaitu Pertambangan dan Penggalian yang mencatat share 41,33% pada struktur ekonomi Tw III-2015 mengalami kontraksi tingkat pertumbuhan sangat signifikan sebesar -9,61% (yoy) sehingga memberikan andil pada PDRB Tw III-2015 sebesar - 4,77%. Di sisi lain, penyaluran kredit pada sektor tersebut sebagai salah satu indikator pertumbuhan ekonomi secara tahunan masih mencatat pertumbuhan positif sebesar 7,44% (yoy), sedangkan secara triwulanan tercatat telah mengalami penurunan -0,94% (qtq). Bila ditilik lebih dalam, 80% kredit yang disalurkan sektor pertambangan batubara ditujukan untuk nasabah yang bergerak di sektor pertambangan batubara yang secara tahunan pun masih mencatat pertumbuhan positif yaitu 18,37%. Hal ini mengindikasikan di tengah tekanan turunnya harga dan permintaan batubara secara global, masih ada pelaku usaha di sektor ini yang melakukan ekspansi usaha baik berupa investasi ataupun untuk maintenance operasional. Dengan interpretasi lain, bahwa pelaku usaha di sektor pertambangan batubara masih berusaha untuk bertahan dan tetap berproduksi. Tabel III.3 Perkembangan Kredit Bank Umum Pada Sektor Pertambangan & Sub Sektornya Sektor (Rp Miliar) Tw III Tw II Tw III Pangsa qtq yoy Pertambangan & Penggalian , , ,42 100,0% -0,94% 7,44% Pertambangan batubara 8.804, , ,11 80,0% -0,21% 18,37% Pembuatan briket batubara 97,88 288,03 310,25 2,4% 7,72% 216,95% Pertambangan migas 1.742,29 231,47 74,51 0,6% -67,81% -95,72% Jasa pertambangan migas 865, , ,59 11,1% -4,10% 67,17% Pertambangan emas 304,96 279,28 283,21 2,2% 1,41% -7,13% Pertambangan Lainnya 313,75 402,11 493,75 3,8% 22,79% 57,37% Namun, selama Tw III-2015, perbankan terlihat menahan penyaluran kredit pada sektor pertambangan batubara sehingga tercatat menurun -0,21% (qtq) dibandingkan posisi 52

67 kredit pada awal periode triwulan. Kondisi ini merupakan indikasi kehati-hatian perbankan atau tidak ada rencana dan realisasi ekspansi usaha oleh pelaku usaha. Salah satu kontak liaison yang merupakan pelaku usaha pertambangan batubara besar di Kaltim tetap melakukan operasional walaupun rata-rata harga lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Tetapi, dengan memperhitungkan biaya dan permintaan, tercatat hingga akhir Tw III-2015 telah menurunkan tingkat produksi sekitar -2s.d.-3% serta mengalami penurunan tingkat penjualan hingga -18% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Tabel III.4 NPL Kredit Bank Umum Pada Sektor Pertambangan & Sub Sektornya NPL Rasio NPL Sektor (Rp Miliar) Tw III 14 Tw II 15 Tw III 15 Tw III 14 Tw II 15 Tw III 15 Pertambangan & Penggalian 592, , ,85 4,9% 11,5% 8,2% Pertambangan batubara 437, ,29 827,31 5,0% 12,0% 7,9% Pembuatan briket batubara - - 1,45 0,0% 0,0% 0,5% Pertambangan migas 0,05 196,76-0,0% 85,0% 0,5% Jasa pertambangan migas 49,83 2,93 146,84 5,8% 0,2% 10,1% Pertambangan emas 3,07 3,07 3,07 1,0% 1,1% 1,1% Pertambangan Lainnya 102,11 58,31 95,17 32,5% 14,5% 19,3% Kemudian, dari sisi kualitas kredit, pertambangan batubara memang masih memiliki risiko kredit yang cukup tinggi dan telah berada di atas batas wajar 5%. Hal inilah yang juga menjadi pertimbangan perbankan untuk lebih berhati-hati dan menahan kredit ke sektor ini. Risiko kredit yang meningkat juga menjadi indikator kondisi bisnis pertambangan yang sedang tidak menggembirakan dan risiko pelaku usaha untuk default meningkat sejalan dengan perkembangan PDRB terkini. 53

68 IV. Keuangan Daerah Kinerja fiskal pemerintah daerah di wilayah Kaltim dan Kaltara masih terbatas. 4.1 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Triwulan III 2015 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) pada triwulan III 2015 masih mengikuti pola historisnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Keuangan Provinsi Kaltim, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Kaltim sampai dengan triwulan III 2015 sebesar Rp8,16 triliun atau 77,76% dari total pendapatan dalam APBD-P TA Sementara itu, realisasi belanja triwulan III 2015 sebesar Rp4,97 triliun atau 43,24% dari total belanja dalam APBD-P TA Realisasi Pendapatan Realisasi pendapatan triwulan III 2015 sedikit lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Keuangan Provinsi Kaltim, realisasi pendapatan Pemprov Kaltim sampai dengan triwulan III 2015 sebesar Rp8,16 triliun atau mencapai 77,76% dari target pendapatan tahun 2015 sebesar Rp10,50 triliun. Kondisi ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan realisasi triwulan III tahun sebelumnya sebesar Rp8,57 triliun atau 76,56% dari total anggaran pendapatan (Tabel IV.1). Jika ditelusuri berdasarkan komponen anggaran pendapatan, realisasi pendapatan asli daerah (PAD) triwulan III 2015 mengalami penurunan dari periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi PAD di triwulan III 2015 sebesar Rp3,89 triliun atau 76,44% dari total anggaran PAD tahun Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2014 yang mencapai Rp4,33 triliun atau 74,95% dari total anggaran PAD tahun Menurunnya realisasi PAD pada triwulan berjalan terutama disumbang oleh penurunan penerimaan pajak daerah yang merupakan komponen utama dari PAD. Realisasi penerimaan pajak daerah pada triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp2,95 triliun, lebih rendah daripada realisasi periode yang sama tahun 2014 yaitu sebesar Rp3,58 triliun. Menurunnya penerimaan pajak daerah tersebut tidak terlepas dari kinerja perekonomian provinsi Kaltim yang saat ini mengalami kontraksi. Sementara itu, realisasi pendapatan transfer triwulan III 2015 sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara nominal, realisasi pendapatan transfer triwulan III 2015 mencapai Rp4,26 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,23 triliun. Jika dilihat berdasarkan sumbernya, penyebab tingginya realisasi pendapatan transfer pada triwulan 54

69 laporan adalah meningkatnya realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Penyesuaian dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, realisasi pendapatan transfer DBH pada tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014, dari Rp3,89 triliun menjadi Rp3,78 triliun. Penurunan DBH pada triwulan laporan sejalan dengan menurunnya anggaran pendapatan DBH dalam APBD-P Kondisi tersebut terutama disebabkan oleh belum membaiknya kinerja sektor ekonomi utama seiring dengan perkembangan harga komoditas (baik migas maupun batubara) yang masih belum menunjukkan perbaikan. Berdasarkan kontribusi tiap komponen di sisi pendapatan, PAD memberikan kontribusi tertinggi sebesar 47,72% dari total realisasi pendapatan. PAD Pemprov Kaltim didominasi oleh sub komponen pajak daerah yakni sebesar 75,80% dari total PAD, khususnya penerimaan pajak kendaraan bermotor. Sementara itu, kontribusi dana perimbangan terhadap total pendapatan sebesar 52,18%. Komposisi dana perimbangan tetap didominasi oleh DBH dengan proporsi terhadap total pendapatan transfer sebesar 96,86% atau 46,28% dari total pendapatan Pemprov Kaltim. Tabel IV.1 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur s.d. Triwulan III TA 2014 dan 2015 (Rp URAIAN Anggaran Juta) Realisasi PENDAPATAN 11,192,327 8,569, ,497,632 8,162, Tw III PAD 5,771,202 4,325, ,095,146 3,894, Pajak daerah 4,877,846 3,583, ,934,352 2,952, Retribusi daerah 11,951 20, ,145 10, Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 267, , , , Lain-lain PAD yang sah 613, , , , Pendapatan Transfer 5,405,630 4,231, ,387,932 4,259, Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 5,053,999 3,940, ,918,901 3,900, Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 4,995,302 3,892, ,700,248 3,777, Dana alokasi umum 57,313 46, Dana alokasi khusus 1,384 2, , , Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 351, , , , Dana Penyesuaian 351, , , , Lain-lain Pendapatan yang sah 15,495 11, ,555 8, Pendapatan Hibah 15,495 11, ,555 8, Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Timur % Anggaran Realisasi Tw III % Realisasi Belanja Realisasi belanja Pemprov Kaltim pada triwulan III 2015 jauh lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Realisasi belanja Pemprov Kaltim sampai dengan triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp4,97 triliun, jauh dibawah triwulan III 2014 sebesar Rp7,29 triliun. Dilihat dari persentase capaiannya, tingkat realisasi belanja triwulan III 55

70 2015 tercatat sebesar 43,24% dari total pagu belanja TA 2015, lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 59,69% (Tabel IV.2). Belanja operasional merupakan komponen tertinggi dalam komponen belanja Pemprov Kaltim dengan distribusi sebesar 64,21%. Sampai dengan triwulan III 2015, penyerapan komponen belanja operasional mencapai 51,07% dari total pagu belanja operasional, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebesar 58,48%. Begitu juga jika dilihat nominalnya, realisasi belanja operasional triwulan III 2015 sebesar Rp3,19 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2014 sebesar Rp4,05 triliun. Realisasi terbesar dalam komponen belanja operasional adalah belanja barang dengan kontribusi 32,82% terhadap total belanja operasional, disusul oleh realisasi belanja pegawai sebesar 30,56%. Tabe IV.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur s.d. Triwulan III TA 2014 dan 2015 (Rp Juta) URAIAN Realisasi Realisasi Pagu % Pagu Tw III Tw III % BELANJA 12,217,683 7,293, % 11,484,260 4,965, Belanja Operasi 6,931,814 4,053, % 6,243,954 3,188, Belanja Pegawai 1,517, , % 1,545, , Belanja Barang 2,430,985 1,330, % 2,158,118 1,046, Belanja Hibah 946, , % 977, , Belanja Bantuan sosial 5,500 2, % 5, Belanja Bantuan Keuangan 2,031, , % 1,556, , Belanja Modal 2,699,113 1,630, % 2,347, , Belanja tidak terduga 10, % 18,000 1, Belanja tidak terduga 10, % 18,000 1, Transfer 2,576,756 1,609, % 2,874, , Bagi Hasil Pajak ke Kab/Kota/Desa 2,576,756 1,609, % 2,874, , Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Timur Dari sisi belanja modal, realisasi pada triwulan III 2015 juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp863,09 miliar dengan persentase capaian sebesar 36,77%. Kondisi ini lebih disebabkan karena banyaknya proyek pemerintah yang baru mulai berjalan pada triwulan III 2015 sehingga proses pembayaran akan dilakukan pada triwulan IV Di samping itu, masih belum optimalnya belanja modal tersebut mengindikasikan meningkatnya kehati-hatian aparat pemerintah daerah dalam melakukan pengadaan barang/jasa. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah dalam rangka penggunaan anggaran yang transparan dan akuntabel. Realisasi terbesar dalam kelompok belanja modal adalah belanja jalan, irigasi dan jaringan. 56

71 Capaian realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan salah satunya disebabkan oleh realisasi pembangunan jalur irigasi sebagai rangkaian program pemerintah terkait upaya khusus (UPSUS) pengembangan ketahanan pangan serta perbaikan kualitas atau pengerasan jalan yang ada di wilayah Kaltim. 4.2 Realisasi APBD Kabupaten/Kota Se-Kaltim Triwulan III 2015 Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Keuangan Provinsi Kaltim, realisasi pendapatan 10 kabupaten/kota di wilayah Kaltim sampai dengan triwulan III 2015 mencapai Rp18,31 triliun atau 66,33% dari total anggaran pendapatan TA Secara nominal, realisasi pendapatan tertinggi di wilayah Kaltim dicapai oleh Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar Rp4,12 triliun dengan persentase capaian sebesar 63,13% dari total anggaran pendapatan. Tingginya realisasi pendapatan Kab. Kutai Kartanegara terutama didorong oleh tingginya penerimaan DBH mengingat besarnya hasil sumber daya alam di Kabupaten tersebut. Namun demikian, Kabupaten Kutai Timur merupakan daerah dengan tingkat persentase realisasi pendapatan tertinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya dengan capaian sebesar 92,25% dari total anggaran pendapatan. Sedangkan realisasi pendapatan terendah terdapat pada Kabupaten Mahakam Ulu dengan persentase capaian sebesar 41,10% dari total anggaran pendapatan TA Berdasarkan data realisasi pendapatan 10 kabupaten/kota di wilayah Kaltim, hanya 2 (dua) kabupaten/kota yang mencapai target proporsionalnya (diatas 75%), yaitu Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau (Tabel IV.3). Tabel IV.3 Realisasi APBD se-kalimantan Timur Triwulan III 2015 (Rp Juta) Provinsi/Kota/Kabupaten Anggaran Pendapatan Belanja Realisasi Tw III % Pagu Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Timur Realisasi Tw III Kota Samarinda 3, , % 4, , % Kota Balikpapan 2, , % 3, , % Kota Bontang 1, , % 1, % Kab. Kutai Kartanegara 6, , % 6, , % Kab. Kutai Barat 2, , % 2, , % Kab. Kutai Timur 2, , % 3, , % Kab. Paser 2, , % 2, , % Kab. Penajam Paser Utara 1, , % 2, % Kab. Berau 2, , % 3, , % Kab. Mahakam Ulu 1, % 1, % Total Kab/Kota Kaltim 27, , % 31, , % % 57

72 Di sisi lain, realisasi belanja 10 kabupaten/kota di wilayah Kaltim sampai dengan triwulan III 2015 mencapai Rp14,35 triliun atau 45,01% dari total pagu belanja TA Secara nominal, realisasi belanja Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan yang tertinggi dibandingkan daerah lainnya di wilayah Kaltim yang mencapai Rp3,62 triliun atau 51,82% dari total anggaran belanjanya. Namun demikian, secara persentase, capaian realisasi belanja tertinggi terdapat pada Kabupaten Kutai Timur dengan tingkat capaian sebesar 53,70% dari total pagu belanja, disusul oleh Kabupaten Paser sebesar 53,31%. Sementara, Kabupaten Mahakam Ulu merupakan kabupaten dengan tingkat realisasi belanja terendah di wilayah Kaltim sebesar 21,73% dari total pagu belanja. Secara keseluruhan, tingkat realisasi belanja pemerintah daerah pada triwulan III belum mencapai tingkat proporsionalnya. Kondisi ini terutama disebabkan masih banyaknya proyek pemerintah daerah yang baru mulai berjalan di awal triwulan III 2015 sehingga proses pembayaran belum selesai seluruhnya. 4.3 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Triwulan III 2015 Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Keuangan Provinsi Kaltara, realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Pemprov Kaltara) sampai dengan triwulan III 2015 sebesar Rp1,02 triliun atau 65,32% dari total anggaran pendapatan TA Anggaran pendapatan Pemprov Kaltara terutama bersumber dari pendapatan transfer pemerintah pusat, yaitu dana alokasi umum (DAU) sebesar Rp488,44 miliar atau 47,78% dari total pendapatan TA Sementara itu, komponen PAD Pemprov Kaltara hanya sebesar 20,45% dari total anggaran pendapatan. Usia Pemprov Kaltara yang tergolong baru serta masih rendahnya aktivitas ekonomi di wilayah tersebut menjadi kendala tersendiri bagi Pemprov Kaltara untuk menggali potensi penerimaan dari komponen PAD (Tabel IV.4). Sementara itu, realisasi belanja triwulan III 2015 sebesar Rp640,53 miliar atau 27,09% dari total pagu belanja TA Komponen belanja terbesar adalah belanja operasional, khususnya untuk belanja barang dan belanja pegawai yang ada di SKPD di wilayah Provinsi Kaltara. Sementara itu, pagu belanja modal Pemprov Kaltara TA 2015 yang diindikasi dari pagu belanja Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kaltara hanya Rp610,75 miliar dan sampai dengan triwulan III 2015 telah terealisasi sebesar Rp143,78 miliar atau 23,5% dari total pagu belanja modal. Realisasi belanja modal yang masih rendah lebih disebabkan karena usia Provinsi Kaltara yang masih tergolong baru dan sulitnya ketersediaan barang-barang karena akses yang masih terbatas ke wilayah tersebut (Tabel IV.5). 58

73 Tabel IV.4 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara s.d. Triwulan III TA 2015 (Rp Juta) Uraian Anggaran Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Utara 2015 Realisasi Tw III Realisasi % PENDAPATAN 1,565,052 1,022, % PAD 349, , % Pajak daerah 346, , % Retribusi daerah - 97 n.a. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan - - n.a. Lain-lain PAD yang sah 3,000 49, % Pendapatan Transfer 1,095, , % Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1,003, , % Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 291, , % Dana Alokasi Umum 651, , % Dana Alokasi Khusus 59,948 17, % Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 92,800 61, % Dana Penyesuaian 92,800 61, % Lain-lain Pendapatan yang sah 120,000 50, % Pendapatan Hibah - 50,887 n.a. Pendapatan Lainnya 120, % Tabe IV.5 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara s.d. Triwulan II TA 2015 (Rp Juta) Uraian Pagu Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Utara 2015 Realisasi Tw III Realisasi % BELANJA 2,364, , % Belanja Operasi 2,182, , % Belanja tidak terduga 10, % Belanja tidak terduga 10, % Transfer 172, % Bagi Hasil Pajak ke Kab/Kota/Desa 172, % 4.4 Dana Kementerian dan Lembaga Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan Timur Selain dana yang bersumber dari APBD, masing-masing wilayah memiliki alokasi belanja yang bersumber dana APBN yang disalurkan melalui instansi vertikal dari Kementerian dan Lembaga di wilayah tersebut. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur, belanja APBN yang dialokasikan di wilayah Kaltim untuk TA 2015 sebesar Rp9,62 triliun. Sampai dengan triwulan III 2015, realisasi belanja APBN di wilayah Kaltim sebesar Rp4,19 triliun atau 43,57% dari total pagu belanja. 59

74 Dilihat dari jenisnya, pagu belanja APBN di wilayah Kaltim didominasi oleh belanja modal sebesar 43,19%, disusul oleh belanja barang sebesar 28,87%, belanja pegawai 26,37% dan belanja bantuan sosial sebesar 1,57%. Namun jika dilihat realisasinya, belanja pegawai merupakan komponen dengan realisasi tertinggi sebesar 43,23%, kemudian belanja modal 32,78%, belanja barang 22,33% dan terakhir belanja bantun sosial sebesar 1,66% (Grafik IV.1 dan IV.2) % 1.57% 28.87% PAGU 26.37% % 1.66% % REALISASI % Barang Pegawai Modal Bansos Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov Kaltim Grafik IV.1 Komposisi Pagu Belanja K/L di Wilayah Kaltim Barang Pegawai Modal Bansos Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov Kaltim Grafik IV.2 Komposisi Realisasi Belanja K/L di Wilayah Kaltim Lebih lanjut jika dilihat secara spasial, Provinsi Kaltim mendapat pagu belanja sebesar Rp2,82 triliun atau 29,31% dari total pagu belanja APBN di wilayah Kaltim. Di tingkat kab/kota, Kota Samarinda memiliki pagu belanja terbesar sebesar Rp3,12 triliun, diikuti oleh Kota Balikpapan sebesar Rp2,41 triliun dengan total kontribusi sebesar 57,47% dari total pagu belanja APBN di wilayah Kaltim. Namun demikian, Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki tingkat realisasi belanja tertinggi di wilayah Kaltim mencapai 63,12%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat 62,83% dan Kota Bontang sebesar 60,11% (Grafik IV.3). 60

75 Rp Miliar Realisasi Rp Miliar Realisasi 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1, % 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Smd Bpn KKn Bru Psr Kti Btg KtB PPU Mhu Prov Kaltim 3,000 2,500 2,000 1,500 1, % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pagu Realisasi % Realisasi Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov Kaltim Grafik IV.3 Belanja K/L berdasarkan Kab/Kota di Wilayah Kaltim Pagu Realisasi % Realisasi Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov Kaltim Grafik IV.4 Belanja K/L di Wilayah Kaltim Berdasarkan Kementerian/Lembaga, alokasi pagu belanja terbesar dimiliki oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU & Pera) sebesar Rp2,52 triliun atau 25,86% dari total pagu belanja di wilayah Kaltim. Dari 10 (sepuluh) K/L dengan pagu belanja terbesar, Kepolisian Republik Indonesia memiliki tingkat realisasi belanja tertinggi sebesar 86,19%, diikuti oleh Kementerian Pertahanan sebesar 82,45%. Sementera itu, tingkat realisasi belanja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang memiliki pagu belanja tertinggi hanya sebesar 53,95%. Rendahnya realisasi belanja KemenPU & Pera terutama disebabkan karena terhambatnya realisasi proyek-proyek infrastruktur yang disebabkan adanya penyesuaian nomenklatur kementerian pasca penggabungan antara KemenPU dan Kemenpera (Grafik IV.4). 4.5 Dana Kementerian dan Lembaga Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan Utara Berdasarkan data yang diperoleh dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur, dana APBN yang disalurkan di wilayah Kaltara pada tahun 2015 sebesar Rp3,16 triliun. Dana yang disalurkan di wilayah Kaltara lebih besar dibandingkan dengan wilayah Kaltim mengingat Provinsi Kaltara merupakan provinsi baru yang sumber pendapatannya masih rendah namun membutuhkan dana pembangunan yang cukup besar. Dilihat secara spasial, Provinsi Kaltara menerima dana APBN sebesar Rp928,05 miliar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar Rp244,31 miliar atau 26,32% dari pagu belanja. Di tingkat kabupaten/kota, Kabupaten Bulungan menerima dana APBN terbesar mencapai Rp974,03 miliar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar 32,64%, diikuti oleh Kota Tarakan sebesar Rp838,62 miliar dengan realisasi sampai dengan triwulan III sebesar 42,26% (Grafik IV.5). 61

76 Rp Miliar Realisasi 1,200 1, Blu Trk Nnk Mln KTT Prov Kaltara Pagu Realisasi % Realisasi 50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov Kaltim Grafik IV.5 Belanja K/L berdasarkan Kab/Kota di Wilayah Kaltara 62

77 V. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Menurunnya kinerja sektor utama perekonomian daerah berdampak pada penurunan tingkat ketenagakerjaan dan kesejahteraan di sektor utama tersebut 5.1 Ketenagakerjaan Dampak melemahnya perekonomian dunia, tren penurunan harga komoditas global dan menurunnya volume perdagangan dunia mulai dirasakan berbagai negara. Tak terkecuali Indonesia, yang masih mengandalkan permintaan eksternal (tradable) turut terkena imbasnya. Kinerja sektor riil terutama di sektor pertambangan, perkebunan dan industri pengolahan mulai terkena dampaknya. Penurunan kinerja pada sektor ekonomi utama Kaltim (termasuk Kaltara) yang didominasi sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan dengan orientasi ekspor sangat terkena dampak dari melambatnya perekonomian global. Selanjutnya, penurunan kinerja sektor-sektor tersebut pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi daerah, terutama kondisi ketenagakerjaan dan ketersediaan lapangan kerja di Kaltim Ekspektasi ketersediaan lap.kerja 6 bln y.a.d Indeks Dasar I II III IV I II III IV I II III IV I II III Sumber: Survei Konsumen KPw BI Prov. Kaltim Grafik V.1 Kondisi Ekonomi dan Lap. Kerja Provinsi Kaltim Sumber : Survei Konsumen KPw BI Prov. Kaltim Grafik V.2 Ekspektasi Ketersediaan Lap. Kerja Provinsi Kaltim Di tengah kondisi perekonomian Kaltim yang sedang mengalami kontraksi, hasil survei konsumen Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur menyatakan bahwa kondisi ketersediaan lapangan kerja pada triwulan III 2015 tercatat mengalami penurunan. Hal ini terutama terjadi pada sektor utama Kaltim seperti sektor pertambangan, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian (Grafik V.1). Lebih lanjut, ekspektasi konsumen terkait ketersediaan lapangan kerja 3 bulan yang akan datang juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yakni dari 99,83 menjadi 87,83, dibawah level optimisnya. Hasil survei tersebut mengkonfirmasi bahwa sebagian besar konsumen menganggap bahwa kondisi ketersediaan 63

78 lapangan kerja pada triwulan III 2015 dan 3 bulan yang akan datang masih akan mengalami penurunan (Grafik V.2). Tabel V.1 Perkembangan Angkatan Kerja dan Pengangguran Provinsi Kaltim No Indikator Aug-11 Aug-12 Aug-13 Aug-14 Aug-15 1 Jumlah Angkatan Kerja 1,764,696 1,777,381 1,766,330 1,811,129 1,822,593 Jumlah Bekerja 1,591,003 1,619,118 1,624,272 1,677,466 1,690,980 Jumlah Penganggur 173, , , , ,613 2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS Provinsi Kalimantan Timur, Jumlah angkatan kerja di wilayah Kaltim pada Agustus 2015 sebesar 1,82 juta jiwa atau naik 0,63% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Angkatan kerja terdiri dari orang yang bekerja sebanyak 1,68 juta jiwa, naik 0,81% dari Agustus 2015 dan orang yang menganggur sebanyak 133,63 ribu jiwa atau turun 1,51% dari Agustus Walaupun demikian, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kaltim mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dari 64,10% menjadi 62,55%. Penurunan ini disebabkan karena penambahan jumlah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas lebih tinggi dibandingkan dengan penambahan jumlah angkatan kerja. Kondisi ini tidak lepas dari perlambatan kondisi ekonomi Kaltim pada periode laporan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor utama (Tabel V.1). Dilihat dari lapangan usahanya, sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar adalah sektor pertanian (24,42%), diikuti oleh sektor PHR (23,64%) dan jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan (20,62%) (Tabel V.2). Perlambatan ekonomi berdampak terhadap bergesernya kontribusi penyerapan tenaga kerja di beberapa sektor ekonomi di Kaltim pada Agustus 2015, sektor pertanian merupakan sektor ekonomi dengan penurunan tenaga kerja terbesar mencapai 54,11 ribu orang (turun 11,59%), diikuti oleh sektor pertambangan sebanyak 28,63 ribu orang (turun 16,42%) dan sektor industri pengolahan sebanyak 11,63 ribu orang (turun 11,30%). Penurunan ekonomi Kaltim direspon secara cepat oleh tenaga kerja di Kaltim yang diindikasi dari bergesernya tenaga kerja ke sektor ekonomi lain yang masih memberikan prospek yang cukup baik. Sektor ekonomi jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan merupakan sektor ekonomi dengan kenaikan tenaga kerja paling besar mencapai 30,42 ribu orang, diikuti oleh sektor PHR sebanyak 26,76 ribu orang dan sektor transportasi dan komunikasi sebanyak 18,99 ribu orang. Kondisi ini secara total meningkatkan serapan tenaga 64

79 kerja di Kaltim sebesar 0,81% lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, tingkat penghasilan di sektor jasa tersebut dirasakan lebih rendah dibandingkan dengan tingkat penghasilan di sektor sebelumnya. Tabel V.2 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Kaltim Berdasarkan Gender Lapangan Usaha Jumlah orang Share (%) Aug-14 Aug-15 Aug-14 Aug-15 Pertanian dalam arti luas 466, , Pertambangan & Penggalian 174, , Industri 102,897 91, LGA 3,724 11, Konstruksi 101, , PHR 373, , Transportasi & Komunikasi 81, , Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 55,339 62, Jasa Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan 318, , TOTAL 1,677,466 1,690, Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah. Perubahan (%) Berdasarkan tingkat pendidikan, tenaga kerja di wilayah Kaltim dengan tingkat pendidikan menengah atas atau SMA/SMK sebesar 38,47% dari total tenaga kerja pada Agustus 2015, naik dari tahun sebelumnya sebesar 35,08% (Tabel V.3). Sementara tenaga kerja dengan tingkat pendidikan dasar atau SD ke bawah pada Agustus 2015 mencapai 29,83%, turun dari tahun sebelumnya sebesar 34,55%. Di sisi lain, tenaga kerja dengan tingkat pendidikan tinggi atau lulusan universitas hanya sebesar 14,86%, namun terdapat peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 11,87%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tenaga kerja di Kaltim masih didominasi oleh tenaga kerja dengan kompetensi rendah atau low skilled labor. Kondisi ini sejalan dengan besarnya penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian yang umumnya tidak membutuhkan kompetensi yang tinggi. Namun demikian, kompetensi tenaga kerja di Kaltim mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang diindikasi dari menurunnya tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD kebawah. Sementara itu tenaga kerja dengan tingkat pendidikan menengah atas dan tinggi mengalami peningkatan. Pemerintah Daerah terus mengupayakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayah Kaltim melalui pembangunan infrastruktur pendidikan, peningkatan mutu dan kompetensi guru serta pemerataan akses pendidikan ke daerah-daerah terpencil. Hal ini menjadi penting karena sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang memberi nilai tambah bagi perekonomian suatu wilayah. Semakin tinggi kompetensi tenaga 65

80 Indeks Indeks kerja di suatau wilayah, maka nilai tambah perekonomian di wilayah tersebut juga akan semakin baik. Selain itu, Pemerintah Daerah juga menggalakkan program transmigrasi lokal bagi beberapa penduduk di Kaltim. Tabel V.3 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Kaltim Berdasarkan Gender Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Share Aug-14 Aug-15 Aug-14 Aug-15 SD Kebawah 579, , SMP 310, , SMA / SMK 588, , Universitas 199, , Total 1,677,466 1,690, Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah. 5.2 Kesejahteraan Secara umum, tingkat kesejahteraan masyarakat di Kaltim pada triwulan laporan dapat dikatakan stagnan dan cenderung menurun. Kondisi tersebut paling tidak tercermin dari penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yakni dari 98,33 pada triwulan II 2015 menjadi 98,24 pada triwulan III Penurunan ini disebabkan karena peningkatan pendapatan petani tidak sebesar peningkatan yang harus dibayar oleh petani yang tercermin dari peningkatan indeks terima lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan indeks bayar (Grafik V.3). Penurunan NTP ini menunjukkan tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan mengalami penurunan. Selain itu, penurunan NTP ini mengindikasikan bahwa kemampuan petani untuk menukar produk pertaniannya dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi mengalami penurunan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III Nilai Tukar Petani Indeks Terima Indeks Bayar Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah Grafik V.3 Nilai Tukar Petani Provinsi Kaltim 66

81 Penurunan NTP terjadi pada subsektor perkebunan rakyat yang merupakan kontributor terbesar pada sektor pertanian. Peningkatan NTP pada subsektor lainnya belum mampu membawa NTP Kaltim menjadi lebih baik pada triwulan III Penurunan NTP juga sejalan dengan pertumbuhan sektor pertanian pada PDRB triwulan III 2015 yang mengalami perlambatan. Pemerintah Daerah terus berupaya untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian melalui program-program seperti tanam sawit 1 juta Ha, bantuan benih dan bibit, pengawasan pupuk bersubsidi, dan bantuan mekanisasi pertanian untuk peningkatan produksi dan mengurangi susut produksi. Selain itu, pemerintah juga memiliki program khusus untuk pembangunan di pedesaan dengan menyalurkan Alokasi Dana Desa (ADD) kepada desa-desa di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Tantangan terbesar bagi Kaltim saat ini adalah bagaimana mengendalikan inflasi di tengah perekonomian yang sedang menurun. Saat ini angka inflasi masih dalam level yang cukup tinggi. Jika ini dibiarkan, maka akan semakin menggerus daya beli masyarakat, yang pada akhirnya menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Indeks IV I II III IV I II III ITK Pendapatan Pengaruh Inflasi Tingkat Konsumsi Sumber : BPS Prov. Kaltim, diolah Grafik V.4 Kondisi Ekonomi dan Lap. Kerja Provinsi Kaltim 67

82 Meskipun data NTP menunjukkan kondisi yang menurun, namun indeks pendapatan rumah tangga yang dirilis BPS Kaltim pada triwulan III 2015 mencapai 109,06, meningkat dibandingkan triwulan II 2015 sebesar 104,55. Peningkatan pendapatan rumah tangga tersebut mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga meskipun masih terbatas. Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya indeks konsumsi barang dan jasa pada triwulan III 2015 yang masih di atas 100 yakni sebesar 105,91, sedikit lebih baik dibandingkan triwulan II 2015 sebesar 103,70 (Grafik V.4). Sumber peningkatan pendapatan rumah tangga tersebut ditengarai berasal dari adanya tunjangan hari raya (THR) yang dibagikan. Walaupun demikian, peningkatan pendapatan tersebut belum sepenuhnya mampu untuk mencukupi konsumsi barang dan jasa pada saat momentum hari raya dan tahun ajaran baru. Hal ini mengingat jumlah tabungan dari masyarakat mengalami penurunan (lihat Bab III) atau tergerus untuk memenuhi pola konsumsi musiman yang terjadi pada momentum tersebut. 68

83 BOKS V.1 UMP Kaltim 2016 Sesuai Kebutuhan Hidup Layak Pemerintah menerbitkan PP RI No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan pada tanggal 23 Oktober 2015 yang salah satu pasalnya mengatur formula baru perhitungan Upah Minimum sebagai berikut: Um n = Um t + {Um t x (Inflasi t + % PDB t )} Umn : Upah minimum yang akan ditetapkan Umt : Upah minimum tahun berjalan Inflasi t : Inflasi nasional tahun berjalan (dihitung dari periode September tahun lalu s.d. September tahun berjalan) PDBt : Pertumbuhan PDB tahun berjalan (periode kuartal III & IV tahun sebelumnya dan kuartal I & II tahun berjalan) (Sumber: Penjelasan Pasal 44 PP RI No 78 Tahun 2015) Namun, ketentuan lebih lanjut mengenai perhitungan upah minimum dengan menggunakan formula tersebut akan diatur dengan Peraturan Menteri yang hingga menjelang akhir Oktober belum diterbitkan. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan Dewan Pengupahan Provinsi (termasuk perwakilan pengusaha dan pekerja) dan Gubernur Kalimantan Timur untuk segera mengadakan rapat untuk menetapkan UMP 2016 mengingat tenggat waktu penetapan adalah 1 November Pada Jum at, 30 Oktober 2015, Gubernur Kalimantan Timur menetapkan UMP Kalimantan Timur 2016 sebesar Rp ,- yang 100% sama dengan hasil survei KHL (Kebutuhan Hidup Layak) 2015 yang dirilis oleh BPS. Angka yang telah ditetapkan tersebut meningkat 6,7% dari UMP tahun sebelumnya atau naik Rp ,-. 69

84 Sumber : Dewan Pengupahan Provinsi Kalimantan Timur Grafik V.5 Perkembangan Upah Minimum Provinsi Kalimantan Timur Gubernur telah menjelaskan penetapan UMP tersebut telah mempertimbangan beberapa aspek, diantaranya: 1. Aspek Ekonomi Terkait perlambatan ekonomi yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia dan sektor usaha cukup tertekan akibat kondisi perekonomian tesebut. 2. Aspek Sosial Terkait meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) di Kaltim setahun terakhir 3. Aspek Yuridis Tenggat waktu penetapan UMP adalah 1 November 2015, sedangkan PP 78/2015 belum didukung dengan peraturan menteri untuk mengatur teknis pemberlakukan PP tersebut (hinga menjelang akhir oktober 2015) Setelah ditetapkan, diharapkan semua pihak dapat menerima dengan mempertimbangkan kesesuaikan dengan KHL terakhir dan demi kontinuitas dunia usaha untuk meminimalisir risiko PHK. Setelah UMP 2016 ditetapkan maka agenda selanjutnya adalah penentuan UMK 2016 seluruh Kota/Kabupaten di Kalimantan Timur. 70

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II 215 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Tim Penyusun Mawardi B.H. Ritonga : Kepala Perwakilan Harry Aginta

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN IV 215 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Tim Penyusun Mawardi B.H. Ritonga : Kepala Perwakilan Harry Aginta

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A NOVEMBER 217 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN I 215 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Tim Penyusun Mawardi B.H. Ritonga : Kepala Perwakilan Harry Aginta

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini dapat diakses secara online pada: A FEBRUARI 218 Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi Salinan publikasi dalam bentuk hardcopy dapat diperoleh di: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA NOVEMBER 216 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Tim Penyusun Muhamad Nur : Kepala Perwakilan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Utara Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan IV 2014 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur 1 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA MEI 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 216 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Tim Penyusun Mawardi B.H. Ritonga : Kepala Perwakilan

Lebih terperinci

Tim Penulis: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPw BI Provinsi Kaltara CP. dan

Tim Penulis: Unit Advisory Ekonomi dan Keuangan KPw BI Provinsi Kaltara CP. dan Edisi Agustus 217 Buku Kajian Ekonomi dan Regional ini Diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Jl. Mulawarman No. 123, Kota Tarakan 77117 No. Telp: 551-38 7777. Fax:

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 218 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH VISI Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan. MISI Mendukung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan III 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2011 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Sementara itu,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia- Ekonomi dan Keuangan Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada:

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th.XIV, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III 2016 TUMBUH 5,61 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015

Lebih terperinci

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti... Daftar Isi Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Grafik... v Kata Pengantar... x Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Lampung... xii Ringkasan Eksekutif... xv Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah...

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 069/08/64/Th.XIX, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II - 2016 EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II - 2016 : PERTUMBUHAN Y ON Y : -1,30 PERSEN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018

KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 2018 KONSULTASI PUBLIK RKPD PROVINSI KALTIM 218 Peran Dunia Usaha Dalam Menggerakan Ekonomi Rakyat Samarinda, 14 Maret 217 STRUKTUR EKONOMI KALTIM Seiring dengan booming harga komoditas yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

Publikasi ini dapat diakses secara online pada : i TRIWULAN III 2015 Edisi Triwulan III 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014 No. 048/08/63/Th XVIII, 5Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II- tumbuh sebesar 12,95% dibanding triwulan sebelumnya (q to q) dan apabila

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI 2017 MEI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Mei dapat dipublikasikan. Buku ini

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Daftar Isi E E Daftar Isi DAFTAR ISI HALAMAN Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... vii Daftar Grafik... viii Daftar Gambar... xii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih... xiii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III 2015 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 51/11/Th.XIX, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III - EKONOMI ACEH TRIWULAN III TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 2,22 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG. Kajian Triwulanan Misi Bank Indonesia. Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia Visi, Misi dan Nilai Strategis Bank Indonesia KAJIAN EKONOMI DAN Visi Bank Indonesia KEUANGAN REGIONAL PROVINSI LAMPUNG Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017 FEBRUARI 217 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Tengah Februari 217 dapat dipublikasikan.

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan IV 215 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH Triwulan I 216 VISI Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas BI dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Lebih terperinci

EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II :

EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II : BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 066/08/64/Th.XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI KALIMANTAN TIMUR TRIWULAN II -2017 : PERTUMBUHAN Y-ON-Y 3,58 PERSEN DAN Q-T-

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 TUMBUH 1,11 PERSEN LEBIH BAIK DIBANDING TRIWULAN III/2015 No. 054/11/14/Th.XVII, 7 November 2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 TUMBUH 3,36 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -0,72 PERSEN 26/05/94/Th.X,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 52/08/35/Th.XV, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga. No. 064/11/63/Th.XVIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN III-2014 Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2014 tumbuh sebesar 6,19 persen, lebih lambat dibandingkan

Lebih terperinci

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur Memasuki pertengahan tahun 2009, momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mulai memperlihatkan tanda pemulihan dari tekanan gejolak penurunan harga minyak mentah maupun harga pangan dunia (CPO) yang

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi Triwulan III 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL AGUSTUS 216 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 067/08/64/Th.XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II - 2017 EKONOMI KALIMANTAN UTARA TRIWULAN II - 2017 : PERTUMBUHAN Y-ON-Y 6,44 PERSEN DAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN III-2016 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran;

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 37/08/Th.XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I - 2017 EKONOMI ACEH SEMESTER I-2017 DENGAN MIGAS NAIK 3,67 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 3,54 PERSEN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Triwulan II - 2009 Kantor Bank Indonesia Samarinda KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA EKONOMI PAPUA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 4,91 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -5,17 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA EKONOMI PAPUA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 4,91 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -5,17 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA 45/08/94/Th.X, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN II-2017 EKONOMI PAPUA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 4,91 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: November 2017 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan II2009 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga Laporan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan IV - 2015 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Unit Asesmen

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2017 No.26/05/63/Th.XXI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I -2017 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I-2017 TUMBUH 5,33 PERSEN Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan I-2017

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Selatan November 216 (terbit setiap triwulan) KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI SELATAN Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II -25,91-20,79-7,04-3,05-1,61 8,82-0,06-0,11 1,43 0,38 0,50 0,90 0,26 0,14 3,34 5,46 12.73 13.46 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 40/08/Th.XVIII, 5 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II - EKONOMI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA No. 10/02/94/Th. X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 TUMBUH 9,21 PERSEN TUMBUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU Perekonomian

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur triwulan I 2015 FOTO : PULAU KOMODO Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Penerbit : KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 217 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA Provinsi Kalimantan Timur Publikasi ini dapat diakses secara online pada: www.bi.go.id/web/id/publikasi

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Agustus 2016 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I2010 Kantor Bank Indonesia Palangka Raya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat Nya sehingga Kajian

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK No. 65/08/21/Th.X, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2015 EKONOMI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN TRIWULAN II-2015 TUMBUH 6,35 PERSEN (C-TO-C) Perekonomian

Lebih terperinci

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016 EKONOMI NASIONAL KONDISI EKONOMI NASIONAL TRIWULAN II 2016 INFLASI=2,79% GROWTH RIIL : 2,4% Ekonomi Nasional dapat tumbuh lebih dari 5,0% (yoy) pada triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,05 PERSEN LEBIH TINGGI DIBANDING TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II/2016 Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN II/2016 TUMBUH 2,40 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TRIWULAN II/2015 No. 42/08/14/Th.XVII, 05 Agustus 2016 Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III - 2011 Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Triwulan III-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Triwulan III- EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN III- TUMBUH 6,25 PERSEN Perekonomian Sulawesi Selatan berdasarkan besaran

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 2 BPS PROVINSI DI YOGYAKARTA No 46/08/34/ThXIX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2017 TUMBUH 5,17 PERSEN LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: Februari 2018 Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada: http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/ Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 58/8/21/Th. XII, 7 Agustus 217 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II-217 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN II 217 (Q TO Q) TUMBUH SEBESAR 1,16 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL TRIWULAN I 2015 website : www.bi.go.id email : empekanbaru@bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 36/05/21/Th. XII, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2017 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I 2017 (Q TO Q) MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR -2,76 PERSEN

Lebih terperinci

... V... VII... XIII... XIII... XIII... 1 BAB I. PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL... 5 1.1 Perkembangan Makro Ekonomi Provinsi Maluku... 5 1.2. Perkembangan PDRB Sisi Permintaan... 7 1.3. PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III - 2011 cxççâáâç M Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei : 1. Muhammad Jon Analis Muda Senior 2. Asnawati Peneliti Ekonomi Muda

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jawa Barat Triwulan IV-211 Kantor Bank Indonesia Bandung KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia- Nya, buku

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 27/05/94/ Th. VIII, 5 Mei 2015 PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Papua triwulan I tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/05/18/Th.XVII, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,05 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN I-2015 Perekonomian Lampung triwulan I-2016

Lebih terperinci

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung

Tim Penulis : Unit Asesmen Statistik Survei dan Liaison KPwBI Provinsi Bangka Belitung i Edisi Triwulan IV 2015 Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini diterbitkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jl. Jend. Sudirman No. 51 Pangkalpinang No. Telp

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website :

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI. website : KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL MEI 2017 website : www.bi.go.id VISI BANK INDONESIA : kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi

Lebih terperinci