MEMBUAT KLASIFIKASI FAKTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEMBUAT KLASIFIKASI FAKTA"

Transkripsi

1 MEMBUAT KLASIFIKASI FAKTA Dalam pembahasan sebelumnya proses klasifikasi fakta dibuat berbasiskan kelas. Dari persebaran data yang acak agar bisa diolah kemudian diklasifikasikan ke dalam kelas sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Akan tetapi untuk keperluan analisis berikutnya pembagian berbasis kelas menjadi banyak kelemahan, apalagi kalau seandainya kelas dimaknai dalam makna sosial maka klasifikasi berdasarkan kelas akan banyak biasnya. Untuk menutupi klasifikasi berbasiskan kelas, maka diperkenalkan konsep pengukuran yang lebih rigid. Oleh sebab itu kemudian statistik memperkenalkan konsep quartil, desil maupun persentil, atau bahkan sampai jenjang persentil. Quartil merupakan proses mengklasifikasi data dengan membagi wilayah data dalam ukuran ¼. Dan bukan berarti quartil bisa dicari dengan membagi data hanya dalam 5 kelas saja. Sehingga kelas kedua langsung diklaim sebagai quartil 1, kelas ke 3 sebagai quartil kedua, dan kelas ke 4 menjadi quartil ke tiga. Akan tetapi prinsip pengurutan datanya mempergunakan pola pencarian median. Sebab median merupakan ukuran dalam quartil ke dua. Secara lebih lengkap kalau kita menentukan klasifikasi dalam ukuran ¼ maka akan ditemukan 3 quartil: 1. Quartil pertama, merupakan suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 25 persen frekuensi dibawah distribusi dibagian bawah. 2. Quartil kedua, merupakan suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 50 persen frekuensi ke bawah dan ke atas 3. Quartil ketiga, merupakan suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 75 persen frekuensi dari bawah distribusi atau 25 persen dari bagian atas. Dengan adanya alat bantu kuartil ini, analis bisa memberikan posisi yang tepat dari suatu nilai dalam ukuran ¼. Misal kita ingin mengetahui tentang sikap suatu Lembaga Swadaya Masyarakat tentang kebijakan Liberalisasi Perdagangan dari WTO dalam empat sikap; Mendukung, Netral, Menolak, dan Apatis maka kita bisa menyatakan sampai batas quartil 1 dinyatakan sebagai sikap mendukung, dari quartil 1 sampai quartil 2 dinyatakan sebagai sikap netral, dari quartil 2 sampai quartil 3 dinyatakan Sikap menolak, dan di atas quartil 3 dinyatakan sebagai sikap apatis.

2 Dari klasifikasi ini akan lebih memiliki nilai representasi yang tinggi, daripada melakukan klasifikasi kelas, yang dibuat sebelum data diolah. Bias-bias kepentingan akan sangat mungkin muncul, dan ukurannya menjadi tidak valid. Bagaimana menghitung Quartil? Pada prinsipnya proses mencari titik quartil persis dengan mencari titik median dalam tendensi sentral, yakni dengan mencari hal-hal berikut: 1. Membuat kumulatif frekuensi dari frekuensi yang ada, sehingga bisa diketahui dikelas mana titik quartil 1, quartil 2 dan quartil 3 2. Dari langkah ini kemudian juga akan ditemukan frekuensi di kelas Quartil 1, 2, dan 3 3. Juga akan ditemukan cfb (kumulatif frekuensi bawah kelas) quartil 1, 2, dan 3 4. Dan yang terakhir akan diketahui Bb nyata (batas bawah nyata) kelas yang mengandung quartil. Dengan mengetahui ke empat hal tersebut maka akan dapat dirumukan rumus untuk mencari quartil sebagai berikut: Q1 = Bb + ( 1/4n - cfb ) x i Q2 = Bb + (2/4n - cfb ) x i Q3 = Bb + ( 3/4n - cfb) x i Untuk lebih mudah memahaminya marilah kita simak contoh berikut:

3 Data (fiktif) tentang Sikap Negara Anggota OKI Terhadap Upaya Pelabelan Teroris terhadap Afganistan dari Amerika Serikat. Dalam suatu sidang OKI banyak anggota masih belum definitif untuk mengemukakan sikapnya. Dari pernyataan yang disampaikan maka kesekretariatan OKI berhasil menyusun index sikap sebagai berikut. Dalam hal ini Sekretariat OKI akan mengolah data tersebut untuk bisa dipetakan dalam 4 sikap; Mendukung, Netral, Menolak dan Abstain. Data (fiktif) tentang Sikap Negara Anggota OKI Terhadap Upaya Pelabelan Teroris terhadap Afganistan dari Amerika Serikat Kelas Frekuensi Cf Dari data yang sudah terolah di tabel dapat segera dicari quartilnya sebagai berikut: Untuk quartil pertama, titik kuartilnya adalah ¼ dari banyak data. ¼ dari 30 adalah 7,5 sehingga letak titiknya berada di kelas 10-14, dengan frekuensi kelasnya adalah 8, dengan tepi batas bawah nyata adalah 9,5 dan kumulatif frekuensi sebelum kelas quartil 1 adalah 3 dan dengan interval 5. Jadi Quartil pertamanya adalah: Q1 = 9,5 + ( 7,5-3) x = 9,5 + 2,5 = 12

4 Sedangkan untuk quartil 2, titik kuartilnya adalah ½ dari banyak data. ½ dari 30 adalah 15, sehingga letak titik quartilnya 2 di kelas 15-19, dengan frekuensi kelasnya adalah 10, tepi batas bawahnya adalah 14,5, kumulatif frekuensi sebelum kelas quartil 2 adalah 11, dan intervalnya adalah 5. Jadi Quartil keduanya adalah: Q2 = 14,5 + (15-11) x = 14,5 + 2 = 16,5 Untuk quartil ketiganya titik kuartilnya adalah ¾ dari banyak data. ¾ dari 30 adalah 22,5 sehingga letak titiknya berada di kelas 20-24, dengan frekuensi kelasnya adalah 3, dengan tepi batas bawah nyata adalah 19,5 dan kumulatif frekuensi sebelum kelas quartil 1 adalah 21 dan dengan interval 5. Jadi Quartil pertamanya adalah: Q3 = 19,5 + ( 22,5-21) x = 19,5 + 2,5 = 22 Dari sini kita mendapatkan empat titik batas, yakni Q0 atau dalam hal ini batas bawah nyata dari data, Q1, Q2, Q3, dan Q4 dalam hal ini adalah batas atas nyata dari data. Jika tadi kita menghendaki pemetaan empat sikap dari negara OKI dalam menanggapi persoalan pelabelan terorisme terhadap Afghanistan oleh Amerika Serikat maka kita bisa memetakan sebagai berikut, dengan asumsi semakin kecil index diartikan dalam sikap semakin menolak, semakin besar semakin mendukung: Titik Q0 sampai Q1 dalam kelompok menolak Titik Q1 sampai Q2 dalam kelompok agak menolak Titik Q2 sampai Q3 dalam kelompok abstein

5 Dan Titik Q3 sampai Q4 dalam kelompok mendukung Atau dalam pengembangan lebih jauh kita bisa membuat titik-titik yang tidak terbatas, ada yang berbasis membagi data dalam 10 titik yang kemudian dalam bahasa statistik dinamakan desil pertama sampai desil ke 10, atau membagi data dalam 100 titik yang kemudian dikenalkan dengan nama persentil. Atau sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh seorang analis. Bagaimana proses mencari titik-titik baru tersebut? Primsipnya proses mencarinya sama persis dengan mencari median, ataupun Quartil 1, 2 dan 3. Kita tinggal, memodifikasi unsur titiknya. Misal kalau median membasiskan diri pada titk setengah dari data, yang kemudian kita akan mencari batas bawah nyata kelas yang mengandung kelas median, mencari frekuensi kelas median, dan mencari kumulatif frekuensi dibawah kelas median (Cf). Dari prinsip ini kita bisa membuat rumus mencari desil maupun persentil. Proses pengembangan dari rumus adalah sebagai berikut: D1 = Bb + (1/10 n cfb) x i D2 = Bb + (2/10 n cfb) x i Dari dua rumus ini kita bisa kembangkan sampai proses mencari desil 3, 4 sampai ke desil 10. Biar anda tidak bingung mari coba kita rinci. Atau kalau kita hendak mencari titik persentilnya maka prinsipnya juga sama dengan proses mencari desil, kita kita menemukan rumus-rumus sebagai berikut: P15 = Bb + (15/100 n cfb) x i P45 = Bb + (45/100 n cfb) x i

6 Agar anda tidak bingung mari kita ulangi komponen-komponen dari rumus yang sudah kita buat tadi: Bb adalah batas bawah kelas nyata dari titik yang kita cari apakah titik D1, D2, P15, atau P45. Sedangkan Cfb adalah kumulatif frekuensi di bawah titik yang kita cari, dan merupakan frekuensi di mana ditemukan titik-titik yang hendak kita cari. Marilah coba kita terapkan rumus ini dengan pengolahan data sebelumnya. Data (fiktif) tentang Sikap Negara Anggota OKI Terhadap Upaya Pelabelan Teroris terhadap Afganistan dari Amerika Serikat Kelas Frekuensi Cf N= 30 Dari data ini mari kita cari titik-titik yang sudah kita buat rumus sebelumnya : Maka yang pertama kita lakukan mencari titik D1 dalam distribusi frekuensi, titik itu bisa kita temukan dengan membagi 30 dibagi dengan 10 atau 1/10 dikalikan dengan 30, sehingga kita menemukan angka 3. Dari sini kita sudah bisa berproses selanjutnya: D1 = 4,5 + ( 10 0) x 5 3 D1 = 4,5 + 16,6 D1 = 21,16 Bagaimana ada angka Cfb-nya adalah 0, logikanya adalah angka Cfb di bawah kelas yang paling pertama (kelas dengan skor terendah) adalah 0, karena memang tidak ditemukan frekuensinya. Dari data ini mari kita cari titik-titik yang sudah kita buat rumus sebelumnya : Maka yang pertama kita lakukan mencari titik D2 dalam distribusi frekuensi, titik itu bisa

7 kita temukan dengan 2/10 dikalikan dengan 30, sehingga kita menemukan angka 6. Dari sini kita sudah bisa berproses selanjutnya: D2 = 9,5 + ( 6 3 ) D2 = 9,5 + 5,6 D2 = 15, x 5 8 Bagaimana dengan proses mencari persentilnya. Prinsipnya juga sama dengan proses pencarian desil di atas. Langkah yang harus kita lakukan adalah mencari titik persentilnya. Maka yang pertama kita lakukan mencari titik P15 dalam distribusi frekuensi, titik itu bisa kita temukan dengan 15/100 dikalikan dengan 30, sehingga kita menemukan angka 4,5. Dari sini kita sudah bisa berproses selanjutnya: P15 = 9,5 + ( 4,5 3) x 5 8 P15 = 9,5 + 0,93 P15 = 10,43 Untuk mencari P45, Maka yang pertama kita lakukan mencari titik P45 dalam distribusi frekuensi, titik itu bisa kita temukan dengan 45/100 dikalikan dengan 30, sehingga kita menemukan angka 13,5. Dari sini kita sudah bisa berproses selanjutnya: P45 = 14,5 + ( 13,5 11) x 5 10 P45 =.14,5 + 1,25 P45 = 15,75 Penggunaan Titik Klasifikasi Dalam Diplomasi Dari paparan dan contoh di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa pencarian titik berbasis ukuran tendensi sentral median ini dapat dipergunakan untuk melihat pola-pola

8 kinerja sesuatu. Untuk bisa melihat pola ini lebih jauh, maka kita akan bisa membuat klasifikasi yang menarik tentang konsep jangkauan. Inilah yang kemudian akan melahirkan jenis variabilitas yang lebih variatif. Untuk itu statistik memperkenalkan ukuran jangkauan dalam berbagai ukuran. Jangkauan yang pertama hanya berbasiskan titik ekstrim bawah dan atas. Dengan menggunakan jangkauan ini maka tampaknya akan banyak memberikan informasi yang tidak akurat dalam menampilkan kinerja sesuatu. Misal seorang atlit dalam proses pemilihan untuk maju dalam kejuaraan yang internasional harus melakukan persaingan dengan atlit lainnya. Jika sanga official hanya melibatkan jangkauan prestasi atlit yang berbasis ekstrim maka akan banyak atlit yang sebenarnya potensial dan kompetitif tidak akan masuk dalam proses seleksi. Mari kita lihat illustrasi berikut ini: Atlit lari cepat misalnya Fulan, dalam 10 kali ikut perlombaan ia mencatat prestasi sebagai berikut: Penampilan 1 Waktu yang Ditempuh 10 detik Penampilan 2 Waktu yang Ditempuh 15 detik Penampilan 3 Penampilan 4 Penampilan 5 Waktu yang Ditempuh 10 detik Penampilan 6 Penampilan 7 Penampilan 8 Penampilan 9 Waktu yang Ditempuh 08 detik Penampilan 10 Waktu yang Ditempuh 10 detik Atlit lari cepat misalnya Fulanu, dalam 10 kali ikut perlombaan ia mencatat prestasi sebagai berikut: Penampilan 1 Waktu yang Ditempuh 11 detik Penampilan 2 Penampilan 3 Penampilan 4

9 Penampilan 5 Penampilan 6 Penampilan 7 Penampilan 8 Penampilan 9 Penampilan 10 Waktu yang Ditempuh 11 detik Waktu yang Ditempuh 11 detik Dari dua atlit ini ada kecenderungan official akan cenderung memilih atlit fulanu jika sang official melihat prestasi berdasarkan jangkauan yang ekstrim. Memilih atlit Fulan jauh lebih beresiko karena memang pernah mencapai angka yang impresif, namun pernah jeblok mencapai waktu yang sangat buruk. Namun jika mempergunakan ukuran jangkauan yang baru hasil kreasi dari pencarian titik quratil tadi maka atlit Fulan masih bisa berkompetisi. Ruang untuk membela diri terhadap pilihan official menjadi terbuka. Fulan bisa menyusun alat bargaining yang rasional dan bisa dipertanggungjawabkan. Apa kira-kira yang harus dilakukan fulan agar ia bisa terpilih dalam program kejuaraan internasional tersebut. Fulan dalam hal ini bisa memilih berbagai alternatif untuk mencetak argumentasi prestasi yang meyakinkan: 1. Membuat jangkauan berbasis P90-10, yakni menampilkan titik Persentil ke 90 untuk batas atas, dan persentil 10 untuk batas bawah 2. Membuat jangkauan berbasis P80-20, yakni menampilkan titik Persentil ke 80 untuk batas atas, dan persentil 20 untuk batas bawah 3. Membuat jangkauan berbasis P75-25, yakni menampilkan titik Persentil ke 75 atau Q3 untuk batas atas, dan persentil 25 atau Q1 untuk batas bawah Dengan mempergunakan argumentasi jangkauan yang relatif beragam memungkinkan si fulan untuk melakukan upaya membangun opini baru. Opini baru ini bisa jadi akan diambil oleh sang pembuat keputusan dalam hal ini official jika memang argumentatif dan logis. Dan statistik memungkinkan mendesain argumentasi yang logik dan bisa dipertanggungjawabkan. Berangkat dari fenomena inilah kita bisa mengembangkan lebih jauh proses pencarian titik dari data tersebut dapat diolah sedemikian rupa untuk kepentingan

10 pembangunan opini baru. Studi pembangunan opini pada akhirnya nanti akan banyak berbicara tentang cara melakukan proses negosiasi dari argumentasi yang dibangun. Dan akhirnya kita akan bisa masuk dalam proses diplomasi. Dalam proses diplomasi ini seorang aktor harus memperjuangkan secara maksimal kepentingan yang ia bawa, kalau seseorang aktor mampu meyakinkan fihak lain bahwa ia powerful dibandingkan dengan aktor yang lainnya, maka dapat dipastikan ia memenangkan diplomasi tersebut. Bagaimana menerapkan pola ini dalam diplomasi? Marilah kita diskusikan bersama aplikasinya.

PENGUKURAN DATA DALAM DISTRIBUSI TUNGGAL DAN BERGOLONG

PENGUKURAN DATA DALAM DISTRIBUSI TUNGGAL DAN BERGOLONG PENGUKURAN DATA DALAM DISTRIBUSI TUNGGAL DAN BERGOLONG PENGUKURAN DATA DALAM DISTRIBUSI TUNGGAL DAN BERGOLONG Dalam proses pengolahan data, statistik memberikan metode yang beragam dan aplkatif sesuai

Lebih terperinci

PENGUKURAN DATA DALAM DISTRIBUSI TUNGGAL DAN BERGOLONG

PENGUKURAN DATA DALAM DISTRIBUSI TUNGGAL DAN BERGOLONG PENGUKURAN DATA DALAM DISTRIBUSI TUNGGAL DAN BERGOLONG Dalam proses pengolahan data, statistik memberikan metode yang beragam dan aplkatif sesuai dengan kebutuhan dan karakter data itu sendiri. Dalam proses

Lebih terperinci

UKURAN TENGAH DAN UKURAN DISPERSI

UKURAN TENGAH DAN UKURAN DISPERSI UKURAN TENGAH DAN UKURAN DISPERSI UKURAN TENGAH Ukuran tengah nilai tunggal yang representatif untuk keseluruhan nilai data. Ukuran tendensi sentral nilainya cenderung terletak di urutan paling tengah

Lebih terperinci

MENGUKUR STANDAR DEVIASI

MENGUKUR STANDAR DEVIASI MENGUKUR STANDAR DEVIASI Dalam perbincangan sebelumnya kita banyak mengulas tentang fakta dan kecenderungan sentral, yang kemudian memperbincangkan proses variabilitas. Dalam konteks ini kita akan memperbincangkan

Lebih terperinci

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL KWARTIL, DESIL DA PERSETIL 1. KWARTIL Kwartil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data menjadi empat kelompok yang sama besar. Dengan kata lain kwartil merupakan nilai yang membagi tiaptiap

Lebih terperinci

Statistika Materi 3 UKURAN PEMUSATAN. Nilai Tunggal yang mewakili Karakteristik Sekumpulan data. Hugo Aprilianto, M.Kom

Statistika Materi 3 UKURAN PEMUSATAN. Nilai Tunggal yang mewakili Karakteristik Sekumpulan data. Hugo Aprilianto, M.Kom Statistika Materi 3 UKURAN PEMUSATAN Nilai Tunggal yang mewakili Karakteristik Sekumpulan data UKURAN PEMUSATAN Adalah nilai tunggal yang mewakili suatu kumpulan data dan menunjukkan karakteristik dari

Lebih terperinci

BAB V UKURAN LETAK. Statistika-Handout 5 26

BAB V UKURAN LETAK. Statistika-Handout 5 26 BAB V UKURAN LETAK Selain ukuran pemusatan terdapat pula ukuran letak. Salah satu dari ukuran letak adalah median yang menunjukkan nilai skor tengah dalam susunan skor yang diurutkan mulai dari yang terkecil

Lebih terperinci

BESARAN STATISTIK (UKURAN TENGAH DAN UKURAN

BESARAN STATISTIK (UKURAN TENGAH DAN UKURAN BESARAN STATISTIK (UKURAN TENGAH DAN UKURAN DISPERSI) UKURAN TENGAH Ukuran tengah nilai tunggal yang representatif untuk keseluruhan nilai data. Ukuran tendensi sentral nilainya cenderung terletak di urutan

Lebih terperinci

Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya

Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya BAB 2 Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya Misalnya seorang penjaga gudang mencatat berapa sak gandum keluar dari gudang selama 15 hari kerja, maka diperoleh distribusi data seperti berikut.

Lebih terperinci

STATISTIK DAN STATISTIKA

STATISTIK DAN STATISTIKA STATISTIK DAN STATISTIKA MAKNA DARI PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA DATA STATISTIK Pengertian : Data adalah keterangan atau fakta mengenai suatu persoalan bisa berupa kategori (rusak, baik senang,

Lebih terperinci

Ukuran Pusat Data Rata-rata Hitung Median Mode. Ukuran Lokasi Data Kuartil Desil Persentil. Rata-rata terimbang Rata-rata geometrik

Ukuran Pusat Data Rata-rata Hitung Median Mode. Ukuran Lokasi Data Kuartil Desil Persentil. Rata-rata terimbang Rata-rata geometrik Ukuran Pusat Data Rata-rata Hitung Median Mode Ukuran Lokasi Data Kuartil Desil Persentil Rata-rata terimbang Rata-rata geometrik Rata-rata Hitung = rata-rata sampel = rata-rata populasi 1. Rata-rata dari

Lebih terperinci

STATISTIKA 2 11/20/2015. B. Menghitung Ukuran Data dari Data Berkelompok. Peta Konsep. B. Menghitung Ukuran Data dari Data Berkelompok

STATISTIKA 2 11/20/2015. B. Menghitung Ukuran Data dari Data Berkelompok. Peta Konsep. B. Menghitung Ukuran Data dari Data Berkelompok /0/0 Peta Konsep Jurnal Datar Hadir Materi B Materi Umum STATISTIKA Kelas XI, Semester Pemusatan Statistika Letak Data Tunggal Penyebaran SoalLatihan B. Menghitung Data dari Data Berkelompok Pemusatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai ujian statistik 5 mahasiswa kelas A adalah 71,75,79,77,73 Nilai ujian statistik 5 mahasiswa kelas B adalah 45,60, 90,85,95

BAB I PENDAHULUAN. Nilai ujian statistik 5 mahasiswa kelas A adalah 71,75,79,77,73 Nilai ujian statistik 5 mahasiswa kelas B adalah 45,60, 90,85,95 BAB I PENDAHULUAN Dalam penyelidikan data sering kali kita membutuhkan informasi yang lebih banyak dari pada hanya mengetahui salah satu tendensi sentral saja. Misal kita ingin mengetahui bagaimana penyebaran

Lebih terperinci

Laporan Tugas dan Quiz Statistik Deskriptif. 1. Berikan penjelasan secara singkat apa yang dimaksud dengan:

Laporan Tugas dan Quiz Statistik Deskriptif. 1. Berikan penjelasan secara singkat apa yang dimaksud dengan: Nama : Purnomo Satria NIM : 1133467162 Evaluasi Pertemuan 4 dan 5 Laporan Tugas dan Quiz Statistik Deskriptif 1. Berikan penjelasan secara singkat apa yang dimaksud dengan: a. Rata-rata hitung, median,

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Analisis Data dan Ukuran Pemusatan. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Analisis Data dan Ukuran Pemusatan. Adam Hendra Brata Probabilitas dan Analisis dan Adam Hendra Brata Deskriptif Induktif Pembagian Deskriptif Metode guna mengumpulkan, menghitung, dan menyajikan suatu data secara kwantitatif sehingga memberikan informasi

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI DAN VARIANSI MEAN:

UKURAN LOKASI DAN VARIANSI MEAN: UKURAN LOKASI DAN VARIANSI MEAN: Mean merupakan ukuran rata-rata dari data. Dua metode yang akan dibahas untuk menentukan rata-rata adalah rata-rata hitung dan rata-rata harmonik. Rata-rata hitung Merupakan

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN NILAI PUSAT

UKURAN-UKURAN NILAI PUSAT UKURAN-UKURAN NILAI PUSAT Nilai tunggal yang dinilai dapat mewakili keseluruhan nilai dalam data dianggap sebagai rata-rata (averages). Nilai rata-rata dihitung bedasarkan keseluruhan nilai yang terdapat

Lebih terperinci

STATISTIK. Rahma Faelasofi

STATISTIK. Rahma Faelasofi STATISTIK Rahma Faelasofi 1 BAB 3 VARIABILITAS Pengertian Jangkauan Mean deviasi Standar deviasi 2 Pengertian Pengukuran penyebaran adalah pengukuran tingkat penyebaran nilai dalam suatu kumpulan data

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 4 (empat) : Matematika : Umum :

Lebih terperinci

Gejala Pusat - Statistika

Gejala Pusat - Statistika Gejala Pusat - Statistika Desma Eka Rindiani desmarindi@yahoo.co.id http://ladies-kopites.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di StatistikaPendidikan.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Tujuan. Materi Pokok :

Pokok Bahasan Tujuan. Materi Pokok : Pokok Bahasan Tujuan : Pengolahan Dan Analisis Data : Diharapkan para mahasiswa dapat melakukan pengolahan dan analisis data sesuai dengan variabel-variabel penelitian dan jenis data yang diperoleh berdasarkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XI / 4 (empat) : Matematika : Umum :

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Statistik Kode Mata Kuliah : PSI-106 Jumlah SKS : 3 Waktu Pertemuan : 150 menit Kompetensi Dasar : 1. Penguasaan metodologi penelitian psikologi Indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Mahasiswa kerjasama Kabupaten Landak adalah putera daerah dari Kalimantan Barat, khususnya dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan atau kemunduran suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, dan sumber daya manusia yang berkualitas dapat diperoleh melalui pendidikan

Lebih terperinci

PENYAJIAN DATA. Cara Penyajian Data meliputi :

PENYAJIAN DATA. Cara Penyajian Data meliputi : PENYAJIAN DATA Cara Penyajian Data meliputi : 1. Tabel Tabel terbagi menjadi : - Tabel Biasa - Tabel Kontingensi - Tabel Distribusi Tabel Distribusi terbagi menjadi : Tabel Distribusi Mutlak Tabel Distribusi

Lebih terperinci

Statistika Pendidikan

Statistika Pendidikan Statistika Pendidikan Statistika adalah metode ilmiah yang mempelajari pengumpulan, pengaturan, perhitungan, penggambaran dan penganalisisan data, serta penarikan kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisisan

Lebih terperinci

TENDENSI SENTRAL DALAM POLITIK LUAR NEGERI

TENDENSI SENTRAL DALAM POLITIK LUAR NEGERI TENDENSI SENTRAL DALAM POLITIK LUAR NEGERI Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam perbincangan politik. Siapa yang bisa mengambil keputusan yang cepat dan tepat akan menempatkan aktor

Lebih terperinci

STATISTIKA: UKURAN LOKASI DATA. Tujuan Pembelajaran

STATISTIKA: UKURAN LOKASI DATA. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 matematika K e l a s XI STATISTIKA: UKURAN LOKASI DATA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Dapat menentukan kuartil data

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA STATISTIKA 2 B. PENYAJIAN DATA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA STATISTIKA 2 B. PENYAJIAN DATA Nama Siswa Kelas : : LEMBAR AKTIVITAS SISWA STATISTIKA 2 B. PENYAJIAN DATA Beberapa bentuk penyajian data, sebagai berikut: Kompetensi Dasar (KURIKULUM 2013): 3.15 Memahami dan menggunakan berbagai ukuran

Lebih terperinci

STATISTIKA. Statistika : ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengambil data, mendeskripsikannya, dan menganalisnya untuk mendapatkan kesimpulan.

STATISTIKA. Statistika : ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengambil data, mendeskripsikannya, dan menganalisnya untuk mendapatkan kesimpulan. STATISTIKA Statistika : ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengambil data, mendeskripsikannya, dan menganalisnya untuk mendapatkan kesimpulan. Rata-rata Rata-rata dapat disebut juga rataan. Macam

Lebih terperinci

Kenapa Data Harus Diringkas?

Kenapa Data Harus Diringkas? 1 Kenapa Data Harus Diringkas? Agar data berguna, pengamatan yang diperoleh harus disusun dalam bentuk yang lebih terorganisir. Peringkasan data akan memudahkan pengambilan kesimpulan Peringkasan data

Lebih terperinci

dapat digunakan formulasi sebagai berikut : Letak Letak Letak

dapat digunakan formulasi sebagai berikut : Letak Letak Letak 1. Ukuran Letak Agar kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai karakteristik data observasi dengan beberapa ukuran sentral, kita sebaiknya mengetahui beberapa ukuran lain, yaitu ukuran letak. Ada tiga

Lebih terperinci

TIPE DATA DAN PEMILIHAN ANALISIS STATISTIK. https://www.google.co.id-7maret16-budi Murtiyasa Universitas Muhammadiyah Surakarta

TIPE DATA DAN PEMILIHAN ANALISIS STATISTIK. https://www.google.co.id-7maret16-budi Murtiyasa Universitas Muhammadiyah Surakarta TIPE DATA DAN PEMILIHAN ANALISIS STATISTIK https://www.google.co.id-7maret16-budi Murtiyasa Universitas Muhammadiyah Surakarta Pendahuluan Disain penelitian menentukan teknik statistik ; bukan sebaliknya

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 Wijaya : Statistika 0 I. PENDAHULUAN Statistika adalah

Lebih terperinci

ANALISIS DATA SECARA DESKRIPTIF UNTUK DATA KATEGORIK

ANALISIS DATA SECARA DESKRIPTIF UNTUK DATA KATEGORIK ANALISIS DATA SECARA DESKRIPTIF UNTUK DATA KATEGORIK Dr. Heru Santoso Wahito Nugroho, CPMC Published by: Forum Ilmiah Kesehatan (Forikes) Ponorogo, Indonesia 014 1 DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR Materi

Lebih terperinci

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada. Azimmatul Ihwah Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada. Ada cara yg lebih baik untuk menginterpretasi data yg

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 1 4/9/16

Ukuran Pemusatan. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 1 4/9/16 Ukuran Pemusatan Anief Fauzan Rozi, S. Kom., M. Eng. Phone/WA: 0856 4384 6541 PIN BB: 29543EC4 Sertakan idenmtas Anda kemka akan add contact Email : anief.umby@gmail.com Blog: anief.mercubuana- yogya.ac.id

Lebih terperinci

C. Ukuran Letak dan Ukuran Penyebaran Data

C. Ukuran Letak dan Ukuran Penyebaran Data C. Ukuran Letak dan Ukuran Penyebaran Data. Ukuran Letak Data Tunggal a. Kuartil Pada data dengan banyak data n 4, Kuartil membagi data menjadi 4 bagian sama banyak, sehingga diperoleh tiga nilai yang

Lebih terperinci

1.0 Distribusi Frekuensi dan Tabel Silang

1.0 Distribusi Frekuensi dan Tabel Silang ANALISIS DESKRIPTIF 1.0 Distribusi Frekuensi dan Tabel Silang 1.1 Pengantar Statistik deskriptif Statistika deskriptif adalah bidang statistika yang mempelajari tatacara penyusunan dan penyajian data yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan V-1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penulisan laporan akhir ini, maka dapat dibuat kesimpulan dari setiap modul. Berikut adalah kesimpulan dari masingmasing modul tersebut: 1. Distribusi Frekuensi

Lebih terperinci

Ukuran Letak (Fraktil) Oleh : Riandy Syarif

Ukuran Letak (Fraktil) Oleh : Riandy Syarif Ukuran Letak (Fraktil) Oleh : Riandy Syarif Ukuran letak (Fraktil) merupakan ukuran yg menunjukan pada bagian mana data tersebut terletak pada suatu data yg telah diurutkan Ukuran letak terdiri atas :

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN DATA

UKURAN PEMUSATAN DATA Pertemuan ketiga UKURAN PEMUSATAN DATA Karakteristik suatu kumpulan data adalah : (1). Memusat pada nilai tertentu dari suatu distribusi, yang disebut nilai pusat (middle of data set), dan (2). Menyebar/berpencar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB I DISTRIBUSI FREKUENSI

BAB I DISTRIBUSI FREKUENSI BAB I DISTRIBUSI FREKUENSI A. Pengertian Distribusi Frekuensi adalah penyajian data yang telah digolongkan dalam kelas-kelas menurut urutan tingkatannya beserta jumlah individu pada masing-masing kelas.

Lebih terperinci

Pengukuran Deskriptif

Pengukuran Deskriptif Pengukuran Deskriptif 2.2 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pendahuluan Tendensi Sentral Ukuran Dispersi 3 Pendahuluan Pengukuran Deskriptif 4 Definisi

Lebih terperinci

Ukuran Letak (Kuartil, Desil dan Persentil)

Ukuran Letak (Kuartil, Desil dan Persentil) Ukuran Letak (Kuartil, Desil dan Persentil) Jika sekelompok data dibagi menjadi dua bagian yang sama, maka nilai yang berada di tengah (50%) disebut dengan median. Konsep median dapat diperluas yaitu kelompok

Lebih terperinci

PANDUAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun Oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

PANDUAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun Oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A PANDUAN DEBAT BAHASA INDONESIA Disusun Oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A DAFTAR ISI I. PERKENALAN TERHADAP DEBAT a. Pengertian Debat.. hal. 3 b. Format Debat Bahasa Indonesia hal. 4 c. Unsur unsur dalam debat...

Lebih terperinci

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada. Azimmatul Ihwah Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada. Ada cara yg lebih baik untuk menginterpretasi data yg

Lebih terperinci

STATISTIKA 4 UKURAN LETAK

STATISTIKA 4 UKURAN LETAK TUJUAN STATISTIKA 4 UKURAN LETAK MODUL 4 Melatih berfikir dan bernalar secara logis dan kritis serta mengembangkan aktifitas, kreatifitas dalam memecahkan masalah serta mampu mengkomunikasikan ide dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : X / 2 (dua) Mata Pelajaran : Matematika Program : Umum Pokok Bahasan : Statistika 1 Alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu metode dalam

Lebih terperinci

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik memberikan kemudahan bagi kita untuk menggambarkan data dan membuat kesimpulan terhadap sifat data. Namun tabel dan grafik belum

Lebih terperinci

BAB 6 KATEGORISASI BERDASARKAN INTERVAL NILAI

BAB 6 KATEGORISASI BERDASARKAN INTERVAL NILAI BAB 6 KATEGORISASI BERDASARKAN INTERVAL NILAI KATEGORISASI BERDASARKAN INTERVAL NILAI Pengantar Untuk membuat kategorisasi atau pengelompokan data di samping dapat menggunakan kuartil (K), desil (D), persentil

Lebih terperinci

STATISTIKA INDUSTRI I. Agustina Eunike, ST., MT., MBA.

STATISTIKA INDUSTRI I. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. STATISTIKA INDUSTRI I Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERTEMUAN-1 DATA Data Hasil pengamatan pada suatu populasi Untuk mendapatkan informasi yang akurat Pengumpulan data Pengolahan data Penyajian data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah cara mengadakan penelitian dengan menunjukkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah cara mengadakan penelitian dengan menunjukkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah cara mengadakan penelitian dengan menunjukkan jenis dan tipe penelitian yang diambil. (Arikunto. S, 2006: 79). Setiap penelitian

Lebih terperinci

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani /

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani    / Pengukuran Deskriptif 3 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id 2 Outline Pendahuluan Tendensi Sentral Ukuran Dispersi 3 Pendahuluan Pengukuran Deskriptif 4 Definisi Pengukuran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester : SMA Al Islam 3 Surakarta : Matematika : XI / Ilmu Sosial : Gasal Standar Kompetensi : 1. Menggunakan aturan

Lebih terperinci

STATISTIKA EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi

STATISTIKA EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi STATISTIKA EKONOMI Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta Nisrina Anzilla 8335128433 Pengertian Statistik Pengertian statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang berarti negara

Lebih terperinci

BAB III UKURAN TENGAH DAN DISPERSI

BAB III UKURAN TENGAH DAN DISPERSI BAB III UKURAN TENGAH DAN DISPERSI Dalam pembicaraan yang lalu kita telah mempresentasikan data dalam bentuk tabel dan grafik yang bertujuan meringkaskan dan menggambarkan data kuantitatif, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

(TENDENCY CENTRAL) Oleh: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH.

(TENDENCY CENTRAL) Oleh: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH. UKURAN NILAI PUSAT (TENDENCY CENTRAL) [DESKRIPSI: Ukuran Nilai Pusat atau yang sering disebut Ukuran Rata-Rata merupakan suatu nilai yang dipandang representatif untuk dapat memberikan gambaran secara

Lebih terperinci

Rata-rata hitung sekumpulan data hasil observasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Rata-rata hitung sekumpulan data hasil observasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : UKURAN STATISTIK Pendahuluan aturan statistic merupakan aturan yang menunjukkan bagaimana suatu gugus data memusat dan menyebar. aturan pemusatan yang umum digunakan untuk mendeskripsikan data adalah mean

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

Statistik. Ukuran Nilai Letak. Materi. Mata Kuliah STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Heri Sismoro, M.Kom.

Statistik. Ukuran Nilai Letak. Materi. Mata Kuliah STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Heri Sismoro, M.Kom. Mata Kuliah Statistik Materi Ukuran Nilai Letak Heri Sismoro, M.Kom. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ringroad Utara Condong Catur Yogyakarta. Telp. 0274 884201 Fax 0274-884208 Ukuran

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Topik Bahasan : Membahas Silabus Perkuliahan Tujuan Umum : Mahasiswa Mengetahui Komponen Yang Perlu Dipersiapkan Dalam Matakuliah Ini satu kali Tujuan 1 Menjelaskan tentang Mengakomodasi berbagai masukan

Lebih terperinci

BAB VIII PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB VIII PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB VIII PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 8.1. Metode Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak hanya menggunakan satu cara pengumpulan data. Misalnya di samping metode wawancara (interview),

Lebih terperinci

Minggu-4-a UKURAN PEMUSATAN

Minggu-4-a UKURAN PEMUSATAN Minggu-4-a UKURAN PEMUSATAN 1 OUTLINE BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika Penyajian Data Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran Angka Indeks Deret Berkala dan Peramalan Rata-rata hitung, Median,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah matematika. Pelajaran matematika memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah matematika. Pelajaran matematika memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi. Pada pendidikan Sekolah Dasar diajarkan berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah matematika.

Lebih terperinci

BAGIAN UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN LETAK. Memahami konsep dan menerapkan prosedur statistik dalam menghitung ukuran pemusatan dan ukuran letak.

BAGIAN UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN LETAK. Memahami konsep dan menerapkan prosedur statistik dalam menghitung ukuran pemusatan dan ukuran letak. UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN LETAK BAGIAN 1 Memahami konsep dan menerapkan prosedur statistik dalam menghitung ukuran pemusatan dan ukuran letak. a. Mendeskripsikan konsep dan penerapan prosedur statistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial ekonomi serta harapan PRSE ini

Lebih terperinci

Statistika I. Pertemuan 2 & 3 Statistika Dasar (Basic( Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Konsep Peubah

Statistika I. Pertemuan 2 & 3 Statistika Dasar (Basic( Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Konsep Peubah Statistika I Pertemuan & 3 Statistika Dasar (Basic( Statistic) Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta Konsep Peubah Definisi Peubah merupakan karakteristik dari objek yang sedang diamati,

Lebih terperinci

HARISON,S.Pd,M.Kom JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

HARISON,S.Pd,M.Kom JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI PADANG HARISON,S.Pd,M.Kom JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI PADANG HOMOGEN DAN HETEROGEN DATA I. 50,50,50,50,50 II. 30,40,50,60,70 III.0,30,50,70,80 Ketiga kelompok data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam pengertianya metode ilmiah scara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan empat keterampilan. Keterampilan merupakan salah satu unsur kompetensi yang harus dimiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kenyataan sosial yang terjadi, dan menghasilkan seperangkat kategori dan

BAB III METODE PENELITIAN. kenyataan sosial yang terjadi, dan menghasilkan seperangkat kategori dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yakni yang bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap dan akurat mengenai keadaan sosial dari suatu

Lebih terperinci

DESKRIPSI VERBAL. JURI LOMBA DEBAT SMA TINGKAT NASIONAL DI CISARUA BOGOR (26 November s.d. 1 Desember 2012) oleh Setyawan Pujiono, M.Pd.

DESKRIPSI VERBAL. JURI LOMBA DEBAT SMA TINGKAT NASIONAL DI CISARUA BOGOR (26 November s.d. 1 Desember 2012) oleh Setyawan Pujiono, M.Pd. DESKRIPSI VERBAL JURI LOMBA DEBAT SMA TINGKAT NASIONAL DI CISARUA BOGOR (26 November s.d. 1 Desember 2012) oleh Setyawan Pujiono, M.Pd. PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MINGGU KE- III: UKURAN NILAI SENTRAL

MINGGU KE- III: UKURAN NILAI SENTRAL MINGGU KE- III: UKURAN NILAI SENTRAL Tujuan Instruksinal Umum : 1. Mahasiswa memahami apa yang dimaksud dengan nilai sentral 2. Mahasiswa memahami guna dari perhitungan nilai sentral 3. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 3 Pajangan : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) : VII/I : Berkomitmen terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan tematik tentang materi pengalaman melalui model Pembelajaran SQ3R pada siswa kelas III SD 2 Ngemplak

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM MADRASAH ALIYAH SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN MATEMATIKA XI IPS

ULANGAN UMUM MADRASAH ALIYAH SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN MATEMATIKA XI IPS ULANGAN UMUM MADRASAH ALIYAH SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009-2010 MATEMATIKA XI IPS Hari / tanggal :... Desember 2009 Waktu : 120 menit Pilih salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi memiliki pengaruh tersendiri terhadap perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor 32/2004, bahwa dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kode / SKS Program Studi Fakultas : Statistika Dasar : IT012244 / 2 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pendahuluan konsep statistika dan notasi penjumlahan 1.1. Konsep statistika

Lebih terperinci

STATISTIKA MATEMATIKA KELAS XI MIA

STATISTIKA MATEMATIKA KELAS XI MIA STATISTIKA MATEMATIKA KELAS XI MIA STATISTIKA Matematika Kelas XI MIA 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 East West North 1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr Disusun oleh : Markus Yuniarto, S.Si Tahun Pelajaran 2016

Lebih terperinci

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E LOGO STATISTIK DESKRIPTIF Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data menyajikan data menganalisis data dengan metode tertentu menginterpretasikan hasil analisis KEGUNAAN? Melalui

Lebih terperinci

PENGUKURAN DESKRIPTIF

PENGUKURAN DESKRIPTIF PENGUKURAN DESKRIPTIF STATISTIK INDUSTRI I Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang 1 PENGUKURAN DESKRIPTIF Suatu pengukuran yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang data yang diperoleh

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STATISTIKA DESKRIPTIF 1 (MI) KODE / SKS: KK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STATISTIKA DESKRIPTIF 1 (MI) KODE / SKS: KK / 2 SKS Minggu Pokok Bahasan ke dan TIU 1 1. Pendahulua n tentang konsep statistika dan notasi penjumlahan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar 1.1. Konsep statistika Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian statistika

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan

Lebih terperinci

TUGAS II STATISTIKA. Oleh. Butsiarah / 15B Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA

TUGAS II STATISTIKA. Oleh. Butsiarah / 15B Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA TUGAS II STATISTIKA Oleh Butsiarah / 15B20020 Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015 1. Penelitian terhadap nilai mahasiswa S1 Jurusan

Lebih terperinci

. Rumus untuk rata-rata gabungan adalah

. Rumus untuk rata-rata gabungan adalah Jawaban Bab IV 1. Macam-macam ukuran gejala pusat dan ukuran letak yang dikenal hingga sekarang terdiri dari golongan pertama yang meliputi rata-rata atau rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonic,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian terdapat tata cara prosedur bertahap yang merupakan acuan peneliti dalam melakukan penelitian di

Lebih terperinci

Ledhyane Ika Harlyan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan & Kelautan Universitas Brawijaya 2013

Ledhyane Ika Harlyan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan & Kelautan Universitas Brawijaya 2013 UKURAN STATISTIK BAGI DATA Ledhyane Ika Harlyan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan & Kelautan Universitas Brawijaya 2013 Konten Definisi: -Data dan Jenis Data -Parameter dan Statistik -Ukuran Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR STATISTIK DAN ANALISIS DATA

BAB I PENGANTAR STATISTIK DAN ANALISIS DATA BAB I PENGANTAR STATISTIK DAN ANALISIS DATA 1.1. Pengertian: Statistik inferensial, Sampel, Populasi, Disain eksperimen Pada awal tahun 1980 dan berlanjut sampai abad 1, industri di Amerika menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 Agustus 2016 di Jakarta, dengan lokasi kantor ABTI asosiasi

Lebih terperinci

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A

PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA. Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A PANDUAN PENJURIAN DEBAT BAHASA INDONESIA Disusun oleh: Rachmat Nurcahyo, M.A DAFTAR ISI Pengantar: Lomba Debat Nasional Indonesia 1. Lembar Penilaian hal.4 a. Isi hal. 4 b. Gaya hal.5 c. Strategi hal.5

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN DATA

UKURAN PEMUSATAN DATA UKURAN PEMUSATAN DATA MODUL 3 Oleh : Firmansyah, S.Kom A. TEMA DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Tema : Ukuran Pemusatan Data 2. Fokus : Pembahasan Materi Pokok 1. Arti dan manfaat ukuran pemusatan data

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF

ANALISIS DATA KUANTITATIF A. Pengkodean dan pemasukan data ANALISIS DATA KUANTITATIF Data coding adalah kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan sehingga dapat diolah atau dimasukkan dalam database.

Lebih terperinci

UKURAN STASISTIK (Bagian II) menjadi 2 bagian yang sama besar. A.1. MEDIAN untuk Ungrouped Data (data yg belum dikelompokkan)

UKURAN STASISTIK (Bagian II) menjadi 2 bagian yang sama besar. A.1. MEDIAN untuk Ungrouped Data (data yg belum dikelompokkan) Ukuran 2-1/8yth UKURAN STASISTIK (Bagian II) 2.3 MEDIAN, KUARTIL, DESIL dan PERSENTIL A. MEDIAN Median Nilai yang membagi gugu data yang telah terortir (acending) menjadi 2 bagian yang ama bear A.1. MEDIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

MODUL STATISTIKA KELAS : XI BAHASA. Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

MODUL STATISTIKA KELAS : XI BAHASA. Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip MODUL MATEMATIKA MODUL 11.1.1 STATISTIKA KELAS : XI BAHASA Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip. 1980117.198101.1.003 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 8

Lebih terperinci