HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum SMAN 1 Ciampea SMAN 1 Ciampea, merupakan salah satu sekolah negeri yang terdapat di kota Bogor beralamat di Jl Raya Cibadak Km 15 Ciampea Bogor Visi dari sekolah ini adalah: Terbentuknya peserta didik yang berprestasi berlandaskan iman dan taqwa Sedangkan misinya adalah: 1 Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi semua guru dan peserta didik 2 Menumbuhkan semangat berprestasi warga sekolah dalam berkarya 3 Mendukung peserta didik mengenali potensi dirinya unutk meningkatkan motivasi berprestasi 4 Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama yang dianut SMAN 1 Ciampea dipimpin oleh ibu Dra Ai Nurhayati, sekolah ini mempunyai 31 guru dan siswa Kelas X terdapat 234 siswa (116 perempuan dan 119 laki-laki), kelas XI terdapat 243 siswa (137 perempuan dan 109 laki-laki), kelas XII terdapat 221 siswa (109 perempuan dan 112 laki-laki) Fasilitas yang terdapat di sekolah ini antara lain, lab komputer, perpustakaan, mushola, ruang guru, ruang OSIS, ruang wakasek, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, lapangan parkir dan lapangan upacara, serta terdapat 18 kelas Karakteristik Responden Responden penelitian adalah siswa kelas X (sepuluh) SMA, dengan distribusi responden menurut karakteristik yang sangat beragam (tabel 3) Hasil penelitian terhadap siswa di SMAN 1 Ciampea memperlihatkan, bahwa umur rata-rata siswa adalah tahun serta sebagian berumur tahun pengetahuan terhadap penyakit Chikungunya dikategorikan rendah, dimana sebanyak 8125 persen siswa SMA tidak memahami apa itu Chikungunya

2 42 Tabel 3 Karakteristik Responden Karakteristik Responden Kategori Frekuensi (orang) Jenis Kelamin Laki-laki 38 Perempuan 42 Jumlah Persentase Umur Pengetahuan tentang Chikungunya tahun tahun > 19 tahun Jumlah Tahu Tidak Tahu Jumlah Kebutuhan informasi tentang Chikungunya Sangat diperlukan Cukup diperlukan Kurang diperlukan Tidak diperlukan Jumlah Kepemilikan media masssa Surat kabar Majalah/tabloid Radio Televisi VCD/DVD Komputer Frekuensi keterdedahan terhadap media rata-rata sehari dalam 1 minggu Surat kabar < 1 Jam I jam 3 jam > 3 jam Jumlah Majalah/tabloid < 1 Jam I jam 3 jam > 3 jam Jumlah Radio < 1 Jam

3 43 I jam 3 jam > 3 jam Jumlah Televisi < 1 Jam I jam 3 jam > 3 jam Jumlah VCD/DVD < 1 Jam I jam 3 jam > 3 jam Jumlah Internet < 1 Jam I jam 3 jam > 3 jam Jumlah Tabel 3 menunjukkan bahwa ada 6 jenis media yang diteliti dalam keterkaitannya pada keterdedahan media terhadap responden, yaitu: surat kabar, majalah/tabloid, radio, televisi, VCD/DVD, dan internet Dengan frekuensi rata-rata berapa jam dalam sehari selama satu minggu, mereka terdedah oleh media tersebut Hasil penelitian memperlihatkan bahwa siswa SMA sangat terbuka terhadap informasi, hal ini terlihat dari frekuensi siswa yang sering mengakses media serta mudah menerima berbagai informasi Kepemilikan akan media menjadi salah satu faktor yang menunjang kondisi tersebut, dimana dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki media televisi dan radio ( persen) Sedangkan frekuensi keterdedahan media diperoleh dari penggunaan media oleh responden yaitu: televisi, majalah, radio, VCD/DVD, dan internet selama satu minggu Keterdedahan akan media digunakan untuk mengetahui penggunaan media responden dalam mendapatkan informasi yang dihitung perjam (< 1 jam, 1-3 jam dan

4 44 > 3 jam), pengukuran ini menggunakan skala ordinal yaitu jumlah satuan waktu yang digunakan responden dalam menggunakan media massa Untuk kepemilikan dan keterdedahan responden pada surat kabar, menunjukkan ada 60 persen siswa yang biasanya secara rutin di dalam keluarganya membeli surat kabar, kepemilikan majalah/tabloid 50 persen responden selalu rutin membeli majalah atau tabloid, pada kepemilikan radio dan televisi mencapai persen serta kepemilikan VCD/DVD 90 persen respoden memilikinya Dari data di atas terlihat bahwa untuk kepemilikan media massa elektronik sangat tinggi dibanding media cetak Kepemilikan media sangatlah beragam, artinya bahwa masyarakat lebih menyukai media yang mempunyai unsur audio dan visual, secara tidak langsung responden yang sering melihat atau meyaksikan media elektronik terbiasa dengan simbol-simbol yang diberikan oleh media elektronik ini Angka kepemilikan komputer merupakan skor yang paling rendah dari media yang lain yaitu hanya sebesar 40 persen Walaupun siswa SMA yang memiliki komputer tidak terlalu banyak, akses dan frekuensi siswa pada penggunaan internet cukup tinggi, dimana siswa yang mengakses media ini mencapai 7625 persen dengan frekuensi 1 jam sampai dengan 3 jam apabila mereka sedang menggunakan internet Kini internet sudah menjangkau segala penjuru daerah, masyarakat khususnya para remaja pada saat ini terbiasa dalam menggunakan media massa yang satu ini Terbiasanya responden dalam mengakses media sangat berpengaruh dalam proses pensimbolan (decoding) dari suatu isi pesan yang diterima oleh khalayak Pengetahuan Awal dan Akhir Responden Pengukuran pengetahuan awal responden tentang informasi Chikungunya, dilakukan sebelum diberikan perlakuan Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum pengetahuan awal responden relatif rendah, dengan skor terendah 12 dan skor tertinggi 30 Skor terendah 12 diperoleh pada kelompok responden dengan menggunakan perlakuan bahasa Indonesia dan penggunaan pesan visual realistik, sedangkan skor tertinggi didapatkan oleh kelompok perlakuan bahasa Sunda dan visual realistik Perolehan skor diukur sebelum responden menyaksikan tayangan

5 45 video, sehingga dalam kondisi ini responden sama sekali belum mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit Chikungunya Tabel 4 menunjukkan bahwa ada perbedaan rataan pengetahuan awal pada tiap kelompok responden Untuk mengetahui apakah perbedaan pengetahuan awal responden tersebut berbeda nyata atau tidak nyata, maka pada tahap selanjutnya dilakukan analisa sidik ragam (tabel 4) Tabel 4 Skor pengetahuan awal responden menurut kelompok perlakuan Visualisasi Faktor Perlakuan Rata-rata R D Indonesia Bahasa Sunda Rata-Rata Tabel 5 Hasil analisa sidik ragam terhadap skor pengetahuan awal responden Sumber Keragaman db JK KT F-Hit F-Tabel Nilai-P Antar Kelompok tn Dalam Kelompok Total Ket : tn = tidak berbeda nyata Hasil analisa sidik ragam pada tabel 5 di atas menunjukkan bahwa nilai ratarata pengetahuan awal responden pada keempat perlakuan tidak berbeda nyata (F hitung < F tabel pada tabel 005) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan awal responden pada setiap kelompok perlakuan terhadap penyakit Chikunguya adalah sama Mereka sama-sama belum terlalu mengerti apa yang dimaksud dengan Chikungunya serta bagaiman pencegahan dan pengobatannya Setelah dilakukan pengujian serta pengukuran awal (pre-test) kepada setiap kelompok, selanjutnya diberikan perlakuan perkelompok responden berupa presentasi

6 46 video informasi Chikungunya, kemudian dilanjutkan dengan pengukuran pengetahuan akhir (post-test) responden Skor rataan post-test berdasarkan kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel 6 Tabel 6 menunjukkan skor rataan responden pada tiap kelompok perlakuan tidak terlalu berbeda, skor yang cukup tinggi adalah kombinasi perlakuan video visual diam dengan bahasa narasi Indonesia (DI), dibandingkan dengan kombinasi perlakuan lainnya Untuk mengetahui signifikansi beda pengetahuan akhir (post-test) responden pada tiap kelompok perlakuan, tahap selanjutnya dilakukan analisa sidik ragam (tabel 7) Tabel 6 Skor pengetahuan akhir (post-test) respoden menurut kelompok perlakuan Visualisasi Faktor Perlakuan Total R D Indonesia Bahasa Sunda Total Tabel 7 Hasil analisa sidik ragam terhadap skor pengetahuan akhir responden Sumber Keragaman db JK KT F-Hit F-Tabel Nilai-P Antar Kelompok tn Dalam Kelompok Total Ket : tn = tidak berbeda nyata Hasil analisa sidik ragam pada tabel 7, memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata pada skor pengetahuan akhir (post-test) responden Pada taraf P = 005 menunjukkan tidak ada pengaruh diantara keempat perlakuan terhadap peningkatan pengetahuan responden

7 47 Peningkatan Pengetahuan Responden Penelitian ini merancang 4 taraf perlakuan pesan video yang diujikan pada responden, yaitu: penggunaan bahasa narasi dengan dua perlakuan, terbagi atas Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia, serta penggunaan pesan visual yang terdiri dari visual realistik dan visual diam Data peningkatan pengetahuan responden diperoleh dari selisih skor pre-test dan post-test setelah mendapat perlakuan (tabel 8) Tabel 8 Skor pre-test, post-test dan peningkatan pengetahuan Nomor Faktor Perlakuan Pre test Post test Peningkatan pengetahuan 1 Diam dan Indonesia Diam dan Sunda Realistik dan Indonesia Realistik dan Sunda Total Rata-rata

8 48 Tabel 8 menunjukkan skor rataan pengetahuan responden sebelum menerima perlakuan adalah 1296 dan nilai rata-rata setelah menerima perlakuan (post-test) adalah 2713 Rata-rata peningkatan pengetahuan memperoleh nilai 1417 Untuk mengetahui apakah perbedaan skor pre-test dan post-test tersebut berbeda nyata, selanjutnya dilakukan uji dua sampel berpasangan (Paired Sample T-Test) Tabel 9 Hasil analisa t test skor rataan pre-test dan post-test responden Nilai Rata-rata T-tabel T-tabel Postest Pretest Thit α=005 α= ** Ket : berbeda nyata pada taraf α=001 Hasil uji t Test menunjukkan bahwa nilai pre-test dan post-test berbeda sangat nyata yakni 2576 pada α=001 dan nilai t hitung (378) dengan t tabel (2576) Nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang sangat nyata dari penggunaan video dalam proses penyampaian pesan Penggunaan bahasa narasi (Sunda dan Indonesia) dan bentuk pesan visual (realistik dan diam) dapat meningkatkan pengetahuan responden (siswa SMA) tentang penyakit Chikungunya Sehubungan dengan hasil peningkatan pengetahuan yang diperoleh dari data di atas, hipotesis pertama ini adalah: H1= Media video mampu meningkatkan pengetahuan siswa SMA tentang informasi Chikungunya Hipotesis dapat diterima Hasil yang diperoleh dari pengujian diatas, sejalan dengan pendapat Tiffon dan Combes dalam Schramn (1974) yang menyatakan bahwa video mampu menyampaikan pesan dengan cara-cara yang lebih konkrit dan jelas daripada pesan yang disampaikan melalui kata-kata yang terucap atau kata-kata yang tercetak Dalam sebuah tulisannya Fardiaz dalam Jahi (1988) mengemukakan, video telah banyak dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi dibidang pendidikan dan

9 49 kesehatan di negara-negara dunia ketiga Medium ini juga digunakan secara efektif untuk merangsang motivasi penduduk pedesaan agar berpartipasi aktif dalam proses pembangunan Pembuatan video yang didesain semudah mungkin untuk dicerna, merupakan salah satu faktor yang membuat para siswa mudah dalam penerimaan pesan Penggunaan bahasa yang tidak terlalu sulit dan penggunaan visual yang mudah dipahami, menimbulkan daya tarik bagi responden Kondisi inilah yang merupakan faktor penentu dalam proses penerimaan pesan informasi Chikungunya Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya, dimana penelitian Iskandar (2005) mengungkapkan bahwa medium video yang mengandung unsur suara dan pesan visual dapat meningkatkan pengetahuan petani tentang pupuk Agrodyke di Kecamatan Mandonga Kota Kendari Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan Muhammad Nasir (2006) terhadap petani Kakao di kecamatan Amahi, Maluku Tengah Grafik rata-rata peningkatan pengetahun responden berdasarkan kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar DI DS RI RS Pre-test post-test Tabel 10 Hasil Rataan skor peningkatan pengetahuan responden menurut kelompok perlakuan Visualisasi Faktor Perlakuan Rata-rata R D Indonesia Bahasa Sunda Rata-rata

10 50 Tabel 10 memperlihatkan bahwa secara keseluruhan skor rata-rata peningkatan pengetahuan kelompok responden yang melihat video menggunakan bahasa Indonesia sedikit lebih tinggi dari kelompok responden yang melihat video menggunakan bahasa daerah (Sunda) Responden yang melihat video dengan video realistik sedikit lebih tinggi dibanding mereka yang melihat video dengan visual diam Untuk mengetahui tingkat signifikansi dari faktor bahasa dan ilustrasi serta interaksinya terhadap peningkatan pemahaman responden, selanjutnya dilakukan analisa sidik ragam dua arah (tabel 11) Tabel 11 Hasil analisa sidik ragam dua arah skor peningkatan pengetahuan responden Peningkatan Pengetahuan Sumber Keragaman db JK KT F-Hit F-Tabel Nilai P FAKTOR BAHASA tn JENIS PESAN VISUAL tn INTERAKSI BAHASA*JENIS PESAN VISUAL tn GALAT PERCOBAAN T0TAL Ket : tn = tidak berbeda nyata Berdasarkan hasil analisa ragam pada tabel 11, berikutnya akan dilakukan pengujian hipotesa terhadap faktor bahasa, pesan visual dan interaksinya Pengaruh Bahasa Narasi Bahasa yang digunakan di duga berpengaruh nyata terhadap peningkatan pengetahuan responden (siswa) di SMAN 1 Ciampea Bahasa narasi terbagi atas dua jenis, yaitu bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia

11 51 H 2 = Skor peningkatan pengetahuan siswa SMA yang menyaksikan video dengan menggunakan jenis bahasa narasi Sunda lebih tinggi dari mereka yang menyaksikan dalam penggunaan bahasa Indonesia Hasil penelitian (tabel 11) menunjukkan skor rata-rata peningkatan pengetahuan yang disebabkan oleh faktor bahasa narasi (Sunda dan Indonesia) tidak berbeda nyata Hal ini ditunjukkan oleh nilai f hitung (0115) < dari f tabel pada tingkat kepercayaan 005 dan 001 Secara statistik ini artinya bahasa yang digunakan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan pemahaman responden Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak Penelitian ini mengungkapkan bahwa informasi tentang penyakit Chikungunya yang disampaikan dengan menggunakan bahasa Sunda maupun bahasa Indonesia tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap peningkatan pengetahuan siswa SMA Pendugaan awal bahasa Sunda lebih efektif dalam menyampaikan informasi yang berkaitan dengan kesehatan, khususnya tentang penyakit Chikungunya ternyata tidak terbukti Hasil penelitian ini merupakan pengujian penggunaan narasi bahasa dengan menggunakan media yang berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu dengan menggunakan media video Sebelumnya, beberapa penelitian telah melakukan pengujian pada narasi bahasa dengan menggunakan medium folder dan buklet, serta format kaset audio Penelitian yang dilakukan oleh Linda Yanti di Jambi, menunjukkan bahasa Indonesia lebih efektif dibanding bahasa daerah (Jambi) sebagai bahasa pengantar melalui medium buklet yang memuat pesan tentang pendayagunaan melinjo Sejalan dengan penelitian Linda Yanti, penelitian Evanita (1992) di Sumatera Barat mengungkapkan medium folder dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia lebih efektif dibanding bahasa daerah (Minang) Demikian pula dengan hasil penelitian Bakar (1999) yang menggunakan bahasa Sunda pada rekamaan audio, menunjukkan hasil yang kurang efektif dibanding bahasa Indonesia dalam menyampaikan pesan kepada petani di Sukabumi Perbedaan bahasa pada hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antara penggunaan bahasa Sunda dan bahasa Indonesia, dimana hasilnya

12 52 memang agak sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya yang mengungkapkan terlihat perbedaan nyata pada kedua jenis bahasa narasi tersebut Hasil tersebut dapat kita terima karena, bila melihat kepemilikan atas media yang cukup tinggi, dimana kepemilikan televisi dan radio mencapai persen serta frekuensi menonton, mendengar radio dan mengakses internet juga dikategorikan tinggi yaitu 1-3 jam (Internet 7625 persen, Televisi 6375 persen, Radio 725 persen) Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering siswa mengakses media massa, maka semakin tinggi juga keterbukaan siswa terhadap segala macam informasi Kondisi ini mengakibatkan keterdedahan terhadap media tidak dapat dihindari, dimana pada tahap selanjutnya penerima pesan media (siswa) mulai akrab dan mudah menerima informasi dengan penggunaan bahasa yang disajikan media tersebut Hal ini juga mempengaruhi siswa dalam praktek penggunaan bahasa yang dipakai dalam percakapan sehari-hari di lingkungannya Selain itu lokasi penelitian yang lebih dekat dengan kota Jakarta, dimana penduduknya heterogen, sehingga penggunaan bahasa Indonesia lebih dominan dipakai dalam percakapan sehari-hari juga banyak mempengaruhi penggunaan bahasa pada siswa SMAN 1 Ciampea Hal lain yang juga mempengaruhi keberadaan penggunaan bahasa daerah bagi siswa SMA adalah bahasa pengantar yang wajib dipakai dalam proses belajar dengan menggunakan bahasa Indonesia Fenomena penggunaan bahasa ini bisa dikaji lebih lanjut, apakah ada indikasi mulai terjadinya transformasi budaya terutama bahasa pada era globalisasi ini Bila ditinjau dari segi aspek demografis dan kehidupan sosial masyarakat di SMAN1 Ciampea, selain lebih dekat ke Ibukota Negara (Jakarta) siswa SMAN 1 Ciampea juga banyak yang bukan berasal dari daerah Ciampea, ada yang berasal dari Bogor Kota, Cimanggu, Dramaga, serta daerah-daerah diluar Ciampea Dari segi sosial masyarakat, siswa SMAN 1 Ciampea lebih banyak menerima informasi dari media massa seperti televisi dan internet Penggunaan bahasa Betawi (identik dengan pemakaian kata lu-gue) pun banyak digunakan oleh siswa SMA, ini dikarenakan penggunaan bahasa tersebut saat ini lebih bisa disebut keren dibandingkan bahasa daerah Kondisi ini memperlihatkan bahwa media massa

13 53 berpengaruh sangat besar pada perilaku siswa SMA yang setiap harinya selalu mengakses media massa untuk memenuhi kebutuhan informasinya, sehingga secara langsung juga mempengaruhi penggunaan bahasa yang dipakai dalam lingkungan sosialnya Keadaan ini tidaklah mengherankan, karena seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang penelitian ini, bahwa siswa SMA merupakan saluran komunikasi yang tepat untuk menyebarkan informasi dimana pada usianya yang menginjak remaja merupakan masa usia yang mudah untuk dipengaruhi, selalu ingin tahu dan selalu ingin mencoba, serta ingin selalu diperhatikan orang lain dan tidak mau dikatakan ketinggalan jaman Perkembangan era globalisasi yang membuka keterbukaan informasi menjadi lebih luas dan mudah diakses, berimplikasi pada perubahan budaya yang memang tidak dapat dihindarkan lagi Perubahan-perubahan yang terjadi, secara tidak langsung dapat merubah masyarakat khususnya generasi muda dalam mempertahankan budayanya (bahasa) Hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini, juga sejalan dengan pendapat Gunarwan dalam Bakar (1999) yang menunjukkan bahwa sejumlah bahasa daerah (terutama Lampung dan Jawa) mengalami pergeseran yang cukup berarti, karena terdesak oleh bahasa Indonesia Artinya bahwa ada kecendrungan pergeseran bahasa daerah juga terjadi pada keberadaan bahasa Sunda Pendapat tersebut juga diperkuat dengan pemberitaan dari koran Kompas (13 November 2007), yang mengungkapkan saat ini sebanyak 726 bahasa daerah dari 746 bahasa daerah di Indonesia terancam punah Itu terjadi akibat keengganan generasi muda penutur memakai bahasa daerah itu Saat ini di Indonesia hanya ada 13 bahasa daerah dengan lebih dari satu juta penutur Di antaranya bahasa Jawa, bahasa Batak, bahasa Sunda, dan bahasa Lampung Namun, tidak sedikit bahasa daerah yang jumlah penuturnya kurang dari satu juta bahkan hanya tinggal puluhan penutur Di antaranya bahasa di Halmahera, Maluku Utara, yang jumlah penuturnya hanya 40 orang, akibatnya, kini semakin banyak bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur kurang dari satu juta Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana pengaruh budaya globalisasi menjadi salah satu faktor penyebab penurunan jumlah penutur bahasa

14 54 daerah Pengaruh budaya tersebut menyebabkan generasi muda cenderung lebih suka berbicara menggunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia yang sesekali diselingi menggunakan bahasa asing, daripada menggunakan bahasa daerah Pengaruh Pesan Visual Jenis pesan visual adalah faktor ketiga yang diduga mempunyai perbedaan nyata terhadap peningkatan pengetahuan siswa SMA Ada dua jenis pesan visual yang diberikan perlakuan yaitu visual realistik (bergerak) dan visual diam (tidak bergerak) Hasil penelitian (tabel 10) menunjukkan bahwa skor rata-rata peningkatan pengetahuan responden yang melihat video realistik (1470) lebih tinggi dibanding responden yang melihat video dengan visual diam (1365) Hipotesis ketiga penelitian tentang pengaruh pesan visual terhadap peningkatan pengetahuan siswa SMA adalah: H 3 = Skor peningkatan pengetahuan siswa SMA yang menyaksikan video dengan menggunakan visualisasi realistik lebih tinggi dari mereka yang menyaksikan dalam penggunaan visualisasi diam Selanjutnya untuk menguji apakah pengaruh pesan visual ini nyata maka di uji dengan analisa sidik ragam dua arah (tabel 9) Hasil analisa menunjukkan bahwa skor rata-rata peningkatan pengetahuan yang disebabkan oleh jenis pesan visual tidak berbeda nyata Ini terlihat dengan f hitung (2033) < dari f tabel pada tingkat kepercayaan 005 dan 001 Secara statistik berarti jenis pesan visual menunjukkan pengaruh yang tidak nyata, tetapi apabila ditelusuri lebih lanjut, skor rata-rata video dengan menggunakan jenis visual realistik (1470) lebih tinggi dibandingkan responden yang melihat video dengan visual diam (1365) Dengan demikian siswa SMA yang menyaksikan video dengan menggunakan visualisasi realistik lebih tinggi dari mereka yang menyaksikan dalam penggunaan visualisasi diam, tetapi tidak ada pengaruh nyata dalam penggunaannya pada media video Dari uji hipotesa ketiga ini, maka hipotesa ditolak

15 55 Meskipun skor responden yang melihat video dengan menggunakan visualisasi realistik lebih tinggi dari mereka yang menyaksikan dalam penggunaan visualisasi diam, tetapi diantara keduanya tidak ada perbedaan yang nyata Wikinanxon (1974) dan Dwyer (1978) mengemukakan bahwa dalam pendidikan formal menemukan cukup bukti yang menunjukkan bahwa pemakaian video efektif untuk untuk memperlancar proses belajar siswa Hal itu dapat terjadi karena medium video memiliki karakteristik dapat merangsang minat belajar siswa, menarik dan dapat mempertahankan perhatian mereka, serta mempertinggi daya ingat yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi mereka Pendapat tersebut diatas, sejalan dengan kondisi yang ditunjukkan dari penelitian ini dimana siswa SMA ternyata lebih mudah menerima segala informasi, baik secara gambar bergerak ataupun diam (foto/tidak bergerak) Hal ini juga dapat dilihat dari frekuensi responden dalam mengakses media dan juga pada kepemilikan atas media yang dikategorikan cukup tinggi Dimana kepemilikan televisi dan radio mencapai persen, koran (60 persen), majalah (50 persen) serta frekuensi menonton dan mendengar radio, membaca dan mengakses internet juga termasuk tinggi yaitu rata-rata 1-3 jam perhari dalam seminggu (internet 7625 persen, televisi 6375 persen, radio 725 persen) sedangkan frekuensi penggunaan media kurang dari 1 jam perhari dalam seminggu adalah surat kabar (825 persen) dan majalah (4334 persen) Data di atas memperlihatkan bahwa frekuensi penggunaan media dapat menjadi salah satu faktor tidak adanya pengaruh yang nyata diantara kedua jenis pesan visual Karena semakin seringnya siswa mengakses media, maka semakin mudah siswa menerima berbagai jenis pesan atau informasi Siswa menjadi lebih familiar atau terbiasa dan akrab dengan lambang-lambang yang disajikan media, khususnya lambang visual sehingga mereka mudah mengenali dan menangkap pesan yang disampaikan media tersebut Sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh, penelitian Olson dalam Solomon (1974) menunjukkan bahwa kecerdasan juga berpengaruh pada penguasaan sistem-sistem simbol yang digunakan untuk membuat ilustrasi Dalam hal ini bahwa

16 56 semakin tinggi pendidikan dan akses terhadap media, semakin tinggi pula pengusaan dengan berbagai macam bentuk ilustrasi sehingga menghasilkan suatu interpretasi yang tepat jika menyaksikan ilustrasi tersebut Pambudy (1988) menyatakan bahwa pengalaman sangat penting dalam memahami suatu sistem simbol yang digunakan dalam penyampaian pesan visual Pemahaman seseorang terhadap suatu sistem simbol yang digunakan dalam suatu visual akan menghasilkan persepsi yang tepat dari suatu ilustrasi Penjelasan diatas bertentangan dengan penelitian Iskandar (2005), yang mengatakan bahwa medium video yang mengandung unsur suara dan pesan visual dapat meningkatkan pengetahuan petani tentang pupuk Agrodyke di Kecamatan Mandonga Kota Kendari Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan Muhammad Nasir (2006) terhadap petani Kakao di Kecamatan Amahi, Maluku Tengah serta penelitian Pera Nurfatiyah (2006) terhadap ibu tani tentang pengolahan dodol nanas dengan media web Hasil penelitian sebelumnya mengungkapkan ada perbedaan nyata antara gambar bergerak dan diam, ini dikarenakan karakteristik respondennya yang belum semua mengakses segala macam media Selain itu informasi yang disampaikan bersifat instruksional bukan bersifat informatif Medium video yang bersifat instruksional merupakan video yang harus dibuat secara bergerak, karena apabila pesan yang disampaikan secara diam, responden akan lebih cepat lupa dan tidak bisa menerima pesan secara optimal Hasil penelitian sebelumnya banyak mengungkap, penggunaan visual dalam penjelasan materi intsruksional melalui media apapun cenderung memperlancar proses belajar (AECT, 1997) Dengan demikian frekuensi responden dalam mengakses media massa, merupakan salah satu faktor yang menentukan pengaruh penerimaan pesan visual baik visual realistik maupun visual diam Dimana penggunaan visual memang dirancang untuk membuat konsep atau obyek yang diterangkan menjadi lebih jelas, sederhana dan mudah dimengerti Dengan adanya visual dalam medium ini proses komunikasi akan lebih mudah dicerna, apalagi dengan responden yang mempunyai pendidikan, serta akses terhadap media cukup tinggi

17 57 Diketahui selain faktor jenis pesan visual (gambar) pada medium video yang menyebabkan peningkatan pengetahuan responden, terdapat pula unsur-unsur karakteristik responden yang secara langsung dapat mempengaruhi penenerimaan informasi seperti umur, kepemilikan media, serta frekuensi keterdedahan media Siswa yang memiliki media massa dan frekuensi keterdedahan akan media massa yang tinggi memiliki skor peningkatan pengetahuan lebih tinggi Faktor lainnya yang cukup mendukung dalam jenis pesan visual realistik dan diam adalah adanya narator (narasi) Penyajian pesan oleh kedua narator lebih cenderung sama antara kecepatan dan kejelasan suara, yang membedakan hanyalah irama, bahasa dan intonasi Penggunaan jenis pesan visual dalam memvisualkan ide merupakan usaha untuk merangsang emosi individu agar terlibat dan memiliki persepsi, dan apabila informasi melalui visual dapat dipersepsikan secara jelas, konkrit dan sesuai dengan yang diketahui maka akan lebih mudah untuk diingat Hal ini diperkuat oleh Haryono dalam Erlina (2001) bahwa daya ingat individu melalui stimuli visual mencapai 72 persen setelah 3 jam dan respon hasil belajar 32 persen Selain karena tingginya frekuensi siswa SMA terhadap akses media, pada video yang menggunakaan visualisasi diam (tidak bergerak) ini, proses pengambilan gambar diambil dengan mengcapture langsung dari video realistik, Pada visualisasi realistik frame per secondnya adalah 25 fps, lalu dari visualisasi realistik ini di ambil (capture) gambarnya untuk dijadikan gambar diam, lalu di dapat 111 gambar diam dan frame per second 185 fps, dengan durasi yang sama antara visualiasai realistik dan visualisasi diam, yaitu 10 menit dari segi isi pesan dan gambar tidak ada perbedaan yang mencolok diantara kedua jenis pesan visual ini, penggunaan visualiasasi tidak kontras atau gambar yang disajikan tidak jauh berbeda satu sama lainnya, pembuatan media video yang mudah dimengerti pun berpengaruh dalam penerimaan pesan informasi, selain itu dengan samanya durasi antara visualiasai realistik dan visualisasi diam juga berpengaruh, dengan adanya suara nasari dalam video ini, mampu mendeskripsikan visual ke dalam bentuk suara atau narasi

18 58 Berkenaan dengan hasil penelitian, maka ada perbedaan skor antara pesan visual realistik dengan visual diam, tetapi tidak terdapat perbedaan yang nyata Faktor lainnya yang mempengaruhi hasil tersebut adalah siswa SMA lebih terbuka terhadap media sehingga menyebabkan tidak ada pengaruh yang nyata antara penggunaan jenis pesan visual Dengan demikian, dari hasil penelitian yang diperoleh meskipun tidak terdapat perbedaan yang nyata pada penggunaan kedua jenis pesan visual bagi siswa SMA, tetapi hasil tersebut bisa dijadikan referensi bagi perancang media komunikasi untuk menyebarkan informasi melalui media visual dengan waktu yang lebih singkat Dimana visual diam dengan kualitas gambar yang sama dengan visual realistik dapat digunakan untuk pengiriman pesan pada khalayak dan memperoleh hasil yang sama dengan penggunaan visual realistik Sehingga kelebihannya adalah waktu yang digunakan dapat lebih cepat, khususnya apabila pesan tersebut disebarkan kembali melalui media internet, khalayak dapat dengan mudah mengakses pesan yang disampaikan dengan waktu yang relatif singkat dibandingkan apabila pesan diakses dengan visual realistik Dengan waktu yang lebih singkat isi pesan diharapkan bisa diterima dengan baik Pengaruh Interaksi Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual Hasil analisa sidik ragam pada tabel 11 menunjukkan bahwa secara statistik interaksi bentuk bahasa narasi dan bentuk pesan visual tidak berbeda nyata pada p = 005 Hal ini ditunjukkan oleh F hitung (0005) < dari F tabel Dapat diartikan bahwa pengaruh bahasa narasi dengan bentuk pesan visual tidak terkait satu sama lain terhadap peningkatan pengetahuan responden Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3

19 59 Gambar 3 Peningkatan pengetahuan Peningkatan pengetahuan Diam Realistik Visual Keterangan = Perlakuan dengan bahasa Indonesia = Perlakuan dengan bahasa Sunda Gambar 3 menunjukkan perlakuan bahasa narasi Indonesia memberikan skor agak tinggi dibanding penggunaan bahasa Sunda, demikian pula dengan penggunaan visual realistik memberikan skor agak tinggi dibanding visual diam Tetapi untuk membuktikan skor tersebut berbeda nyata atau tidak, maka digunakanlah uji wilayah berganda Duncan (tabel 11) Tabel 12 Hasil Uji Wilayah Berganda Duncan Perlakuan N Subset for alpha = 05 DS DI RS RI Sig 262 Keterangan : Skor rata-rata semua perlakuan tidak berbeda nyata pada p:005 1

20 60 Dari tabel 12 dan tabel 11 diatas, dapat disimpulkan hipotesa keempat yakni : H 4 = Skor peningkatan pengetahuan siswa SMA yang menyaksikan video dengan menggunakan visualisasi realistik dengan menggunakan narasi bahasa Sunda lebih tinggi dari mereka yang menyaksikan penyajian video dalam bentuk lain Hipotesa ini ditolak Pada tabel 10 menunjukkan bahwa F hitung (005) < dari F tabel, artinya tidak ada perbedaan nyata antara semua perlakuan (faktor bahasa dan faktor pesan visual) Selain itu pada tabel 11 terlihat skor rata-rata peningkatan pengetahuan siswa SMA juga tidak berbeda nyata diantara keempat kelompok perlakuan pada taraf p= 005 Artinya bahwa hipotesa keempat ditolak, dengan demikian peningkatan pengetahuan siswa SMA yang menggunakan visualisasi realistik dengan menggunakan narasi bahasa Sunda tidak berbeda dengan kelompok lainnya Hal ini dapat dijelaskan, bahwa kemungkinan siswa SMA atau responden lebih cenderung sama (homogen) terhadap terpaan medianya serta lebih banyak yang sebaya atau berumur sama Selain itu, karakteristik yang sama juga bisa meyebabkan tidak adanya pengaruh diantara kelompok perlakuan Kepemilikan dan frekuensi terhadap terpaan media merupakan faktor yang paling penting dalam proses penyampaian informasi, semakin sering siswa SMA mengakses media, maka semakin tinggi juga keterbukaan siswa SMA terhadap segala jenis informasi Disinilah peran media massa sangat mempengaruhi pembentukan persepsi dan pengetahuan yang mengarah pada perubahan perilaku Faktor pendidikan siswa SMA merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan keterkaitannya dalam mempengaruhi intrepertasi suatu sistem simbol yang digunakan untuk memberi ilustrasi media visual Dimana semakin tinggi pendidikan, makin tinggi penguasaan materi yang disampaikan melalui media visual tersebut (Penelitian LPSP-IPB dan DEPPENRI, 1977) Tabel 12 memperlihatkan juga adanya indikasi skor rata-rata kelompok perlakuan yang menggunakan kombinasi bahasa narasi Indonesia dan pesan visual realistik agak tinggi dibanding yang lain, meskipun skor ini tidak bisa dikatakan

21 61 berpengaruh diantara keempatnya Tetapi hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi ini bisa dikatakan paling efektif dibanding yang lainnya Salah satu faktor yang menyebabkan pengaruh bahasa narasi Indonesia dan Sunda tidak berbeda adalah sudah mulai berkurangnya penggunaan bahasa Sunda dikalangan siswa SMA Penggunaan visual realistik dan visual diam yang cenderung tidak jauh berbeda atau tidak berbeda nyata, dikarenakan proses pengambilan gambar (visualisasi diam) langsung mengcapture langsung dari visualisasi realistik sehingga gambar yang disajikan tidak jauh berbeda satu sama lainnya Ini dilakukan agar tidak ada perbedaan yang mencolok dari segi isi pesan diantara keduanya Perlakuan pesan visual realistik dan visual diam menunjukkan hasil tidak ada perbedaan yang nyata, penyebabnya antara lain adalah isi pesan yang bersifat informatif bukan instruksional, dan siswa SMA atau responden yang lebih terbuka akan media serta frekuensi mengakses media yang lebih sering atau lebih lama Dihubungkan dengan faktor karakteristik responden, penelitian ini menunjukkan bahwa semua jenis perlakuan yang diberikan sangat efektif bagi siswa SMAN I Ciampea, selain itu kepemilikan dan frekuensi keterdedahan media massa, mempunyai peran besar dalam penerimaan pesan informasi penyakit Chikungunya

HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian awal bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian dilanjutkan dengan uraian tentang karakteristik responden, pengukuran pengetahuan awal (pretest), pengetahuan akhir (posttest)

Lebih terperinci

Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Penyakit Chikungunya pada Siswa SMAN 1 Ciampea

Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Penyakit Chikungunya pada Siswa SMAN 1 Ciampea Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Februari 2008, Vol. 06, No. 1 Pengaruh Jenis Bahasa Narasi dan Bentuk Pesan Visual Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Penyakit Chikungunya pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Populasi Dan Sampel Penelitian Desain Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Populasi Dan Sampel Penelitian Desain Penelitian 34 METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Riset khalayak ini dilakukan di SMAN 1 Ciampea, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan bahwa SMA tersebut berlokasi di daerah Bogor (Jawa

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 28 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pesan tentang penyakit Chikungunya yang dikemas dalam bentuk media video, dirancang untuk mengungkapkan berbagai aspek video yang dapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah merupakan wilayah, pengembangan kakao yang cukup potensial. Komoditi ini merupakan sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menghasilkan begitu banyak media komunikasi yang dapat digunakan untuk mendiseminasikan informasi kepada masyarakat.

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT 55 BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, efek iklan yang menggunakan media massa terhadap khalayak dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN

EFEKTIVITAS VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN 30 EFEKTIVITAS VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang memiliki kontribusi dalam pembangunan. Kebutuhan pokok manusia

Lebih terperinci

PENGARUH VISUALISASI GERAK DAN FOTO PADA MEDIA VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI DI DESA TANGKIT BARU

PENGARUH VISUALISASI GERAK DAN FOTO PADA MEDIA VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI DI DESA TANGKIT BARU Volume 13, Nomor 1, Hal. 43-52 ISSN 0852-8349 Januari Juni 2011 PENGARUH VISUALISASI GERAK DAN FOTO PADA MEDIA VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PETANI DI DESA TANGKIT BARU Pera Nurfathiyah dan Tri

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN 21 MATERI DAN METODE PENELITIAN Materi Bahan eksperimen untuk video instruksional dan demonstrasi cara berupa materi tentang pesan pengendalian hama Penggerak Buah Kakao (PBK) yang teridiri dari : permasalahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan. 23 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2 dengan pre test dan post test. Disain penelitian ini melibatkan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam era informasi sekarang ini, kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peran media. Dari zaman ke zaman media massa mengalami perkembangan yang pesat.

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON Motivasi menonton menurut McQuail ada empat jenis, yaitu motivasi informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan motivasi hiburan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan hiburan menjadi begitu penting bagi kita. Hampir setiap orang selalu menyediakan waktunya

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan III.METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif dengan format eksplanasi. Format eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Di era teknologi informasi saat ini, media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Lee dan Johnson (2007) menyatakan bahwa media massa banyak berperan dalam kehidupan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LEAFLET SERTIFIKASI PERTANIAN ORGANIK

EFEKTIVITAS LEAFLET SERTIFIKASI PERTANIAN ORGANIK EFEKTIVITAS LEAFLET SERTIFIKASI PERTANIAN ORGANIK 25 Media cetak berupa leaflet seringkali digunakan sebagai media penyebaran berbagai infromasi. Informasi tersebut bisa berupa promosi produk, tips-tips,

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN 1 Barabai SMAN 1 Barabai didirikan pada tahun 1962 dan merupakan salah satu sekolah menengah atas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu merupakan pikiran bersama antara komunikator dan komunikan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu merupakan pikiran bersama antara komunikator dan komunikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian informasi, ide, emosi, keterlampilan, dan lain-lain melalui penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain. Untuk itu maka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Kelurahan Tamantirto memiliki luas wilayah 672 Ha yang salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Kelurahan Tamantirto memiliki luas wilayah 672 Ha yang salah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pedukuhan Kasihan, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari semakin maju, hal ini dikarenakan mutu dari sumber daya manusia (SDM) itu sendiri memiliki tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia di seluruh pasar global. Terdapat tiga elemen katalisator di balik mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data a. Deskripsi Singkat Obyek Penelitian 1) Profil MTs Negeri Aryojeding Nama Sekolah : MTsN Aryojeding No.Statistik Sekolah/Madrasah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian 17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan bahasa. Indonesia memiliki banyak bahasa Ibu yang disebut juga sebagai bahasa daerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. DESKRIPSI DATA Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media memiliki peranan penting dalam upaya tercapainya tujuan pembelajaran. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi dewasa ini, maka semakin beragam pula

Lebih terperinci

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik Derings Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI Primadhina NPH, Wahyu Selfiana Harta, Leni Nurul Azizah, Fadhilla Dwi Utami Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sidik Ragam Persentase Kematian Tanaman

Lampiran 1. Sidik Ragam Persentase Kematian Tanaman LAMPIRAN Lampiran 1. Sidik Ragam Persentase Kematian Tanaman Perlakuan 7 36,45586 5,20798 2,21161 JK Faktor A (Media Tanam) 1 0,498032 0,498032 0,211493 tn 4,26 7,82 JK Faktor B (Mikroorganisme) 3 29,47075

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Tayangan Berita Liputan 6 Siang di SCTV Tayangan Berita Liputan 6 Siang merupakan salah satu program berita di SCTV. Liputan 6 Siang tayang pada pukul 12.00 12.30 WIB,

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan merokok ini sudah menjadi kegiatan umum dan meluas dikalangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek 22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VI yang berjumlah 28 siswa.

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif korelasional yang didukung dengan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh semua makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri berfungsi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK MESIN

PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK MESIN 214 PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK MESIN Muhamad T. Karim 1, Dedi Supriawan 2, Yusep Sukrawan 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Desain Penelitian

PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Desain Penelitian PROSEDUR PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini adalah berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) 5.1 Karakteristik Karakteristik pendengar merupakan salah satu faktor yang diduga

Lebih terperinci

Latar Belakang PENDAHULUAN

Latar Belakang PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan di berbagai daerah, termasuk Maluku, tidak saja mempunyai andil yang cukup penting dalam sektor pertanian, tetapi telah pula menimbulkan

Lebih terperinci

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB VII OPINI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Opini Khalayak Langsung Acara Musik Derings Opini responden sebagai khalayak langsung acara musik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan, yaitu berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV. Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta. Di area posyandu. 2. Gambaran Umum Karakteristik Responden

BAB IV. Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta. Di area posyandu. 2. Gambaran Umum Karakteristik Responden BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di posyandu Anyelir A dan posyandu Wijaya Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI

EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI 24 EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI Desain pesan adalah rancangan pesan yang ada pada suatu informasi. Video memiliki desain pesan yang berbentuk audio dan visual. Pesan audio merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan adalah kumpulan materi tercetak dan media non cetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pengguna (Sulistyo-Basuki,

Lebih terperinci

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Psikometri Analisis Item 2 Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Analisis Data 2 Menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Identitas Responden Sebelumnya akan dijelaskan dahulu karakteristik responden yang meliputi usia, jumlah anak yang dimiliki, dan pendidikan terakhir.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di dalam kehidupan sehari harinya melalui media massa ( surat kabar, majalah, film, radio, dan TV ), untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Diseminasi informasi kepada masyarakat pedesaan dilaksanakan melalui berbagai macam media komunikasi. Dengan semakin banyaknya media komunikasi yang tersedia akan semakin rumit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMP Negeri 14 Yogyakarta SMP Negeri 14 Yogyakarta berlokasi di Jalan Tentara Pelajar No. 7, Jetis, Kota Yogyakarta, DIY. Secara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN. Pengetahuan ibu..., Niluh A., FK UI., Universitas Indonesia

4. HASIL PENELITIAN. Pengetahuan ibu..., Niluh A., FK UI., Universitas Indonesia 32 4. HASIL PENELITIAN 4.1 Data Umum 4.1.1 Geografi Rukun warga (RW) 03 kelurahan Paseban merupakan salah satu rukun warga di wilayah Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Kotamadya Jakarta Pusat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kasihan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat di artikan dengan interaksi sosial melalui pesan.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMlKlRAN. Jenis Musik Dangdut Versus Jenis Musik Pop

KERANGKA PEMlKlRAN. Jenis Musik Dangdut Versus Jenis Musik Pop KERANGKA PEMlKlRAN Beberapa peubah dalam penelitian media film bingkai bersuara ini ialah jenis musik, penyajian bentuk gambar dan peningkatan pengetahuan. Jenis musik pengiring penyajian film bingkai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang satu dengan orang yang lain untuk saling mengisi. Manusia juga

BAB I PENDAHULUAN. orang yang satu dengan orang yang lain untuk saling mengisi. Manusia juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari suatu komunikasi. Karena manusia juga membutuhkan suatu komunikasi antara orang yang satu dengan orang yang

Lebih terperinci

PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA

PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA PENGARUH USIA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN JENIS KELAMIN TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MEDIA Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Vita Yuniastuti 201510104048

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Juli 1983 (29 tahun, 304 hari), usia sekolah yang sudah cukup matang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Juli 1983 (29 tahun, 304 hari), usia sekolah yang sudah cukup matang. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA N Seyegan sebuah sekolah yang terletak di daerah pinggiran kota yogyakarta, tepatnya di Wilayah Sleman bagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Todanan. Alasan memilih SD Negeri 1 Todanan karena letaknya terjangkau di jalur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1 Program Studi PG-PAUD. DisusunOleh: BAROROH NIHAYATI A

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1 Program Studi PG-PAUD. DisusunOleh: BAROROH NIHAYATI A TERDAPAT PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS ANAK KELOMPOK B ( Penelitian di TK Harapan I Pabelan Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam peradaban manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam peradaban manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam peradaban manusia. Pesatnya kemajuan peradaban manusia salah satunya disebabkan adanya temuantemuan di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan yang terus berubah dan hampir semua orang melaksanakan pendidikan karena pendidikan itu tidak pernah terpisahkan dalam kehidupan manusia. Menurut

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI 300 PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI Trio Wahyudin 1, Dedi Supriawan 2, Mumu Komaro 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media komunikasi pada era modern ini memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi. Hal ini terjadi karena adanya berbagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan pada era kemajuan teknologi, masyarakat lebih cenderung memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode eksperimen ini digunakan karena sesuai dengan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya Indonesia memiliki kekayaan budaya yang berlimpah dan beragam. Namun dengan kekayaan budaya yang Indonesia miliki ternyata tidak memberikan bukti nyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)

Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03) Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03) Utamy Mauludiyah 1200979713 PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS BAHASA NARASI DAN BENTUK PESAN VISUAL VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG CHIKUNGUNYA DI KALANGAN SISWA SMAN 1 CIAMPEA

PENGARUH JENIS BAHASA NARASI DAN BENTUK PESAN VISUAL VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG CHIKUNGUNYA DI KALANGAN SISWA SMAN 1 CIAMPEA PENGARUH JENIS BAHASA NARASI DAN BENTUK PESAN VISUAL VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG CHIKUNGUNYA DI KALANGAN SISWA SMAN 1 CIAMPEA MUHAMMAD ALIF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis menyampaikan kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil analisis dan penafsiran seluruh data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Selain itu penulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian akan memberikan beberapa data setelah dilakukan penelitian. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 29 siswa kelas VII-B

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci