EFEKTIVITAS LEAFLET SERTIFIKASI PERTANIAN ORGANIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS LEAFLET SERTIFIKASI PERTANIAN ORGANIK"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS LEAFLET SERTIFIKASI PERTANIAN ORGANIK 25 Media cetak berupa leaflet seringkali digunakan sebagai media penyebaran berbagai infromasi. Informasi tersebut bisa berupa promosi produk, tips-tips, opini terhadap suatu hal, penjelasan tentang kegiatan tertentu, dan ilmu pengetahuan. Penggunaan media leaflet diharapkan dapat merubah perilaku awal khalayak yang tidak tahu menjadi tahu, tidak sadar menjadi sadar, tidak mau menjadi mau, tidak suka menjadi suka, dan tidak melakukan menjadi melakukan. Media leaflet bisa dikatakan efektif bila pesan yang tertera di dalamnya dapat merubah khalayak dalam hal-hal tertentu sesuai tujuan dibuatnya media tersebut. Dalam hal ini, efektivitas leaflet dilihat dari perubahan tingkat pengetahuan khalayak tentang settifikasi pertanian organik melalui pre-test dan post-test. Pengetahuan Awal Petani Pengetahuan awal petani merupakan pengetahuan mengenai sertifikasi pertanian organik yang dimiliki petani sebelum diberikan leaflet. Pengetahuan awal juga berarti pengetahuan yang murni dimiliki oleh petani yang bisa berasal dari sekolah, teman, keluarga, ataupun penyuluh. Jumlah soal pre-test adalah 19 soal dan diberikan kepada 30 orang petani. Bentuk soal yang diberikan adalah soal benar salah mengenai sertifikasi pertanian organik. Nilai yang diperoleh oleh petani dibagi menjadi empat kategori yaitu A, B, C, dan D. A adalah untuk nilai sangat tinggi, B untuk nilai tinggi, C untuk nilai sedang dan D untuk nilai rendah. Dari 30 petani, jumlah yang paling tinggi untuk kategori nilai tersebut adalah petani yang memperoleh nilai B. Rata-rata nilai, baik berdasarkan persentase maupun berdasarkan jumlah, juga berada pada kategori nilai B yang merupakan kategori tinggi. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan awal petani mengenai sertifikasi pertanian organik sudah cukup baik karena sudah mencapai kategori tinggi. Nilai yang diterima dari hasil pre-test petani dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah dan persentase petani sebelum membaca leaflet menurut nilai Nilai sebelum membaca leaflet Jumlah (orang) Persentase (%) A B C D Rata-rata nilai keseluruhan yang diperoleh petani adalah sebesar Sedangkan rata-rata nilai menurut persentase dari keseluruhan soal adalah sebesar 57.5 persen. Rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kategori tinggi atau B. Petani yang memperoleh nilai di atas rata-rata berjumlah 18 orang. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan awal petani secara keseluruhan sudah baik

2 26 dengan kategori tinggi yang diperoleh. Terlihat dari jumlah petani yang memiliki nilai di atas rata-rata lebih besar jumlahnya daripada petani yang memiliki nilai di bawah rata-rata. Nilai tersebut ditunjukkan dengan banyaknya jumlah petani yang menjawab betul dan jumlah petani yang menjawab salah pada tiap soalnya. Hal ini untuk melihat jenis-jenis soal yang sudah diketahui oleh petani sebelumnya dengan pengetahuan awal yang dimiliki oleh mereka. Pada soal ini belum diberikan materi tentang sertifikasi dari leaflet sehingga pengetahuan yang dimiliki murni dari pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya. Jumlah dan presentase jawaban betul dan salah pada masing-masing soal ditunjukkan oleh Tabel 6. Soal yang paling banyak dijawab dengan betul oleh petani pada pre-test ini adalah nomor sepuluh. Soal nomor sepuluh menyebutkan bahwa sertifikasi mencerminkan perdagangan yang adil dengan jawaban adalah benar. Perdagangan yang adil merupakan pernyataan yang menguatkan petani tentang adanya sertifikasi sehingga dapat menjawab betul. Soal kedua yang paling banyak memiliki jumlah penjawab betul yang cukup besar adalah soal nomor 1 dan 16. Soal nomor 1 menyebutkan bahwa pertanian organik adalah pertanian yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Kedua puluh enam petani yang menjawab betul pada pertanyaan ini berarti sudah memiliki dasar pengetahuan yang baik mengenai pertanian organik. Soal nomor 16 berisi tentang pelabelan organik, yang akan tertera pada suatu hasil produk pertanian apabila telah mengikuti sertifikasi, akan membuat pembeli mengetahui bahwa produk tersebut memang organik. Petani yang menjawab betul melihat bahwa adanya pelabelan organik akan membuat pembeli menjadi tahu bahwa hasil produk pertanian yang mereka beli memang produk organik. Soal yang paling sedikit dijawab betul oleh petani adalah soal nomor 2 dan soal nomor 17. Pada soal nomor 2, terlihat bahwa petani belum memiliki pengetahuan mengenai pelabelan organik yang dalam hal ini berarti sertifikasi organik tersebut. Soal nomor 17 menyatakan bahwa syarat utama untuk bisa mengikuti sertifikasi adalah tanah milik pribadi. Jawaban dari penyataan ini adalah salah karena tidak semua lembaga sertifikasi memiliki syarat utama bahwa pengaju harus memiliki tanah pribadi untuk mengikuti sertifikasi. Soal nomor empat juga memiliki tingkat pemahaman petani yang rendah. Soal ini membahas mengenai pihak-pihak yang dapat mengikuti sertifikasi. Petani dianggap memiliki pemahaman yang rendah pada soal ini karena jumlah petani yang menjawab betul lebih sedikit daripada yang menjawab salah. Petani juga lebih banyak menjawab salah pada soal nomor lima yang berisi tentang cara menguji hasil pertanian organik yang hanya bisa melalui laboratorium. Pernyataan ini jelas salah karena sertifikasi juga merupakan cara untuk mengetahui organik atau tidaknya suatu produk pertanian. Petani yang menjawab salah terkecoh dengan penggunaan kata hanya dan menganggap laboratorium memang tempat yang dapat memeriksa organik atau tidaknya suatu produk. Hal ini menunjukkan bahwa responden belum memiliki dasar pengetahuan diadakannya sertifikasi pertanian organik.

3 No Tabel 6 Jumlah dan presentase jawaban petani sebelum membaca leaflet menurut pertanyaan Pertanyaan B Persentase (%) S Persentase (%) 1. Pertanian organik adalah pertanian yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia Pelabelan organik bisa dibuat sendiri Biaya untuk sertifikasi sangat mahal Salah satu yang dapat mengikuti sertifikasi adalah tengkulak/pengumpul. 5. Hasil pertanian organik hanya bisa diketahui melalui pengujian di laboratorium 6. Manfaat sertifikasi adalah produk yang disertifikasi lebih didahulukan oleh pasar 7. Sertfikasi untuk meyakinkan orang luar bahwa hasil pertanian ini menggunakan cara-cara organik 8. Untuk mengikuti sertifikasi petani bisa datang ke Koperasi Unit Desa setempat 9. Untuk mengikuti sertfiikasi petani harus menyiapkan surat persetujuan masyarakat sekitar Sertifikasi mencerminkan perdagangan yang adil Tidak hanya tanaman padi yang dapat disertifikasi Sertifikasi merupakan salah satu cara mengetahui produk itu organik Syarat utama sertifikasi adalah punya surat tanah Sertifikasi bisa dikeluarkan jika menanamnya dengan cara organik Produk yang disertifikasi memiliki daya jual tinggi Pembeli akan mengetahui produk tersebut organik bila ada label organik Semua lembaga setifikasi memiliki syarat yaitu tanah harus milik pribadi Ada batas waktu masa sertfikasi Petani boleh berganti lembaga sertifikasi Ket: B = jawaban benar, S = jawaban salah 27 Tingkat pemahaman rendah yang dimiliki petani ada pada soal yang membahas mengenai tata cara pengajuan sertifikasi pertanian organik. soal tersebut adalah soal nomor 3, 8, 9 dan 13. Jumlah petani yang menjawab betul lebih sedikit daripada petani yang menjawab salah pada soal-soal ini. Soal nomor

4 28 tiga membahas mengenai biaya untuk mengikuti sertifikasi. Kebanyakan petani menyetujui bahwa biaya untuk mengikuti sertifikasi sangat mahal, padahal jumlah nominal dan mahal atau tidaknya biaya untuk mengikuti sertifikasi bergantung pada ketentuan dari lembaga yang bersangkutan. Untuk soal nomor delapan membahas mengenai tempat pengajuan sertfikasi. Soal nomor sembilan membahas mengenai syarat utama yang harus dipenuhi untuk mengikuti sertifikasi. Selisih jumlah petani pada pertanyaan ini tidak berbeda jauh, namun tetap lebih besar petani yang menjawab salah. Soal nomor 13 menyatakan bahwa syarat utama mengikuti sertifikasi adalah harus memiliki surat tanah. Hal ini menunjukkan bahwa petani belum memiliki pengetahuan awal tentang tata cara pengajuan sertifikasi. Selain materi tata cara pengajuan, soal lainnya yang juga memiliki tingkat pemahaman rendah adalah soal yang membahas mengenai pelabelan organik yang dapat dibuat sendiri. Petani yang menjawab betul memiliki jumlah yang jauh berbeda dengan petani yang menjawab salah. Ini menunjukkan bahwa petani lebih banyak yang belum memiliki pengetahuan mengenai dasar sertifikasi yang merupakan pelabelan terhadap produk pertanian organik. Soal lainnya yang memiliki tingkat pemahaman tinggi adalah soal nomor 7 dan 12. Soal ini berisi tentang kegunaan sertifikasi bagi orang-orang luar terhadap hasil produk pertanian. Dalam hal ini petani sudah memiliki dasar pengetahuan mengenai manfaat menggunakan sertfikasi terhadap orang-orang luar terutama konsumen. Sedangkan petani yang menjawab salah kurang memiliki pengetahuan mengenai sertifikasi sehingga tidak memahami bagaimana kegunaan mengikuti sertifikasi terhadap orang-orang luar terutama konsumen. Soal nomor 12 berisi tentang tujuan sertifikasi yaitu sebagai suatu cara untuk mengetahui suatu hasil produk pertanian yang organik. Petani yang menjawab betul sudah memahami tentang penggunaan sertifikasi dalam menilai hasil produk pertanian. Tingkat pemahaman tinggi berada pada soal mengenai manfaat sertifikasi yaitu soal nomor 6 dan 15. Soal nomor enam mencoba melihat manfaat sertifikasi yaitu lebih didahulukan oleh pasar. Sedangkan soal nomor 15 menyatakan bahwa manfaat mengikuti sertifikasi adalah produk yang telah disertifikasi memiliki daya jual yang tinggi di pasaran. Jumlah petani yang menjawab betul pada pertanyaan ini lebih besar daripada petani yang menjawab salah. Hal ini menunjukkan bahwa petani sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai manfaat diadakannya sertifikasi. Soal nomor sebelas pun memiliki tingkat pemahaman tinggi karena jumlah petani yang mampu menjawab betul pada pertanyaan ini lebih besar. Soal ini membahas mengenai objek tanaman yang dapat disertifikasi yang tidak harus berupa tanaman padi. Pada soal ini terlihat bahwa petani sudah mengetahui bahwa tidak hanya tanaman padi yang dapat disertifikasi. Soal yang membahas mengenai keikutsertaan petani dalam sertifikasi ini juga memiliki nilai yang sama. Soal tersebut adalah soal nomor 18 dan 19. Pernyataan nomor 18 berisi tentang adanya batas waktu masa sertifikasi. Sama halnya dengan soal nomor 19 yang menyatakan bahwa petani boleh berganti lembaga sertifikasi, pada nomor 18 ini jumlah petani yang menjawab betul lebih besar daripada jumlah petani yang menjawab salah. jumlah petani yang lebih banyak menjawab soal dengan betul pada kedua soal ini menunjukkan bahwa petani telah memiliki pengetahuan awal yang cukup baik mengenai keikutsertaan dan kelembagaan sertifikasi tersebut.

5 Total soal yang berjumlah 19 soal, 9 di antaranya memiliki jumlah jawaban betul lebih banyak dari pada jawaban salah, 8 soal lebih banyak yang menjawab salah dan 2 soal lainnya memiliki jumlah jawaban betul dan salah yang sama besar. Soal yang lebih banyak dapat dijawab betul pada pre-test ini adalah soal mengenai dasar pertanian organik, manfaat dan kegunaan sertifikasi, serta jenis tanaman yang bisa disertifikasi. 29 Pengetahuan Akhir Petani Pengetahuan akhir yang dimiliki petani adalah pengetahuan petani tentang sertifikasi pertanian organik setelah diberikan leaflet. Pengetahuan ini merupakan penggabungan dari pengetahuan yang dimiliki petani sebelumnya dan pengetahuan yang berasal dari leaflet yang diberikan setelah diberikan pre-test dan telah dipahami oleh petani. Pengetahuan akhir dilihat dari nilai hasil post-test yang diberikan setelah petani mempelajari leaflet mengenai sertifikasi pertanian organik. Jumlah soal yang lebih banyak dijawab betul pada post-test adalah 12 soal, sedangkan yang lebih banyak dijawab salah adalah 7 soal. Nilai rata-rata petani secara keseluruhan pada pengetahuan akhir ini adalah Sedangkan nilai ratarata petani bila dipersentasekan adalah sebesar 62 persen. Rata-rata nilai tersebut termasuk ke dalam kategori tinggi atau B. Jumlah petani yang memiliki nilai di atas rata-rata berjumlah 17 orang dari keseluruhan petani yang ada. Petani yang memiliki nilai di atas rata-rata pada post-test lebih banyak bila dibandingkan dengan petani yang memiliki nilai di bawah rata-rata. Nilai yang diperoleh dari hasil post-test tersebut dikategorikan menjadi A, B, C dan D sesuai dengan pembagian pada subbab sebelumnya. Nilai yang diterima dari hasil post-test petani dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Jumlah dan persentase petani setelah membaca leaflet menurut nilai Nilai setelah membaca leaflet Jumlah (orang) Persentase (%) A B C D Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar petani memperoleh nilai B untuk post-test yang dilakukan. Jumlah respoden yang memperoleh kategori nilai B memiliki jumlah yang jauh lebih tinggi daripada kategori nilai lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan akhir petani dapat dinilai sudah cukup baik dengan memperoleh nilai B. Ini karena pengetahuan petani setelah mempelajari leaflet masuk ke dalam kategori tinggi dan petani mampu memahami materi yang terdapat di dalam leaflet dengan baik. Nilai tersebut diperoleh dari banyaknya jumlah petani yang menjawab betul dan jumlah petani yang menjawab salah pada tiap soalnya. Soal pada post-

6 30 test tersebut adalah soal yang sama seperti soal pre-test dengan tipe pernyataan benar atau salah. Jumlah soal pada post-test sama seperti jumlah pada pre-test yaitu berjumlah 19 soal dan diberikan kepada 30 orang petani. Soal ini diisi oleh petani yang telah mempelajari leaflet tentang sertifikasi pertanian organik. Sehingga, pengetahuan yang mereka miliki tidak hanya berasal dari pengetahuan yang mereka dapatkan sebelumnya, tetapi juga dipengaruhi oleh materi yang diberikan di dalam leaflet. Pembagian jumlah petani yang menjawab betul dan salah pada setiap soalnya dimaksudkan untuk melihat jenis-jenis soal yang sudah diketahui oleh petani dengan pengetahuan akhir yang dimiliki oleh mereka. Jumlah dan presentase jawaban betul dan salah pada masing-masing soal posttest ditunjukkan oleh Tabel 8. Terdapat sedikit perbedaan antara soal-soal pada post-test yang memiliki jawaban betul paling banyak dan paling sedikit bila dibandingkan dengan pre-test. Soal yang memiliki jumlah jawaban betul paling banyak adalah soal nomor 10 yang menyatakan bahwa sertifikasi mencerminkan perdagangan yang adil. Dilihat dari jumlahnya, hampir semua petani dapat menjawab betul pada pernyataan ini. Ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan petani memahami bahwa sertifikasi dapat membentuk suatu pedagangan yang adil. Soal ini juga menunjukkan tingginya tingkat pemahaman petani terhadap materi sertifikasi pertanian organik. Soal yang memiliki tingkat pemahaman tinggi selanjutnya adalah soal nomor satu yang membahas mengenai dasar pengetahuan pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Besarnya jumlah petani yang menjawab betul ini memperlihatkan bahwa hampir seluruh petani memahami dasar pengetahuan tentang pertanian organik. Sama seperti soal berikutnya yang juga memiliki tingkat pemahaman tinggi bagi petani, jumlah petani penjawab betul paling banyak adalah soal mengenai manfaat sertifikasi dan kegunaan sertifikasi bagi konsumen. Soal nomor 15 berisi tentang manfaat sertifikasi yang menyatakan bahwa produk yang disertifikasi memiliki daya jual tinggi. Petani yang menjawab betul pada pernyataan ini sudah memiliki pengetahuan mengenai manfaat sertifikasi bagi produk hasil pertanian yang didapatkan dari leaflet dan dari pengetahuan sebelumnya. Soal nomor 16 berisi tentang pernyataan bahwa pembeli akan mengetahui produk tersebut organik bila ada label organik. Petani yang mampu menjawab betul sudah memahami bahwa adanya label organik merupakan bukti bahwa produk hasil pertanian tersebut memang diolah berdasarkan prinsip-prinsip organik. Sama seperti pada pre-test, soal yang paling sedikit memiliki jawaban betul adalah soal nomor 17 mengenai tata cara pengajuan sertifikasi berupa syarat pengajuan yang harus dipenuhi. Banyaknya jumlah petani yang menjawab salah memperlihatkan bahwa soal ini merupakan soal dengan tingkat pemahaman petani yang paling rendah. Meskipun telah diberikan leaflet, namun jumlah petani yang menjawab salah jauh lebih banyak daripada yang menjawab betul. Ini memperlihatkan bahwa petani masih belum memiliki pengetahuan mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengeikuti sertifikasi, baik dari pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, maupun pengetahuan yang berasal dari leaflet yang diberikan.

7 No. Tabel 8 Jumlah dan presentase jawaban petani setelah membaca leaflet menurut pertanyaan Pertanyaan B Persentase (%) S Persentase (%) 1. Pertanian organik adalah pertanian yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia Pelabelan organik bisa dibuat sendiri Biaya untuk sertifikasi sangat mahal Salah satu yang dapat mengikuti sertifikasi adalah tengkulak/pengumpul. 5. Hasil pertanian organik hanya bisa diketahui melalui pengujian di laboratorium 6. Manfaat sertifikasi adalah produk yang disertifikasi lebih didahulukan oleh pasar 7. Sertfikasi untuk meyakinkan orang luar bahwa hasil pertanian ini menggunakan cara-cara oganik 8. Untuk mengikuti sertifikasi petani bisa datang ke Koperasi Unit Desa setempat 9. Untuk mengikuti sertfiikasi petani harus menyiapkan surat persetujuan masyarakat sekitar Sertifikasi mencerminkan perdagangan yang adil Tidak hanya tanaman padi yang dapat disertifikasi Sertifikasi merupakan salah satu cara mengetahui produk itu organik Syarat utama sertifikasi adalah punya surat tanah Sertifikasi bisa dikeluarkan jika menanamnya dengan cara organik Produk yang disertifikasi memiliki daya jual tinggi Pembeli akan mengetahui produk tersebut organik bila ada label organik Semua lembaga setifikasi memiliki syarat yaitu tanah harus milik pribadi Ada batas waktu masa sertfikasi Petani boleh berganti lembaga sertifikasi Ket: B = jawaban benar, S = jawaban salah 31 Selanjutnya, pada soal nomor dua yang berisi tentang pelabelan organik dapat dibuat sendiri, petani yang menjawab salah memiliki jumlah yang lebih besar sehingga dapat dikatakan bahwa petani belum memiliki pengetahuan akhir

8 32 yang baik mengenai dasar sertifikasi sebagai pemberi label organik pada produk hasil pertanian. Sama seperti soal nomor 17, soal tentang tata cara pengajuan sertifikasi lainnya pun merupakan soal yang kurang dipahami petani. Nilai jawaban salah pada soal-soal ini lebih besar daripada nilai jawaban betul. Soal yang berkaitan dengan tata cara pengajuan sertifikasi ini adalah soal nomor 3, 8, 9 dan 13. Ini menunjukkan bahwa petani belum memahami tentang tata cara pengajuan sertifikasi meskipun telah diberikan leaflet setelah mengisi pre-test. Petani juga kurang memahami organik atau tidaknya suatu produk hasil pertanian. Pada pertanyaan nomor lima, petani yang mampu menjawab betul jauh lebih sedikit daripada yang menjawab salah meskipun telah dijelaskan di dalam leaflet secara jelas. Ini memperlihatkan bahwa petani tidak memiliki pengetahuan mengenai dasar diadakannya sertfikasi meskipun telah diberikan leaflet sebelumnya. Soal dengan tingkat pemahaman tinggi terdapat pada soal mengenai pihak yang dapat mengikuti sertifikasi. Pada pertanyaan ini petani lebih banyak yang dapat menjawab betul daripada yang menjawab salah sehingga dapat dikatakan bahwa petani sudah mulai memahami siapa saja pihak yang bisa mengikuti sertifikasi tersebut. Pertanyaan mengenai dasar diadakannya sertifikasi yaitu akan dikeluarkan label sertifikasi bila penanaman dan pengolahan menggunakan cara organik juga memiliki tingkat pemahaman yang tinggi. Besarnya jumlah petani yang menjawab betul ini menunjukkan bahwa petani yang sudah mengetahui tentang dasar sertifikasi lebih besar daripada yang tidak tahu. Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa pada soal ini, materi leaflet dipahami dengan baik oleh petani. Soal nomor 6 juga merupakan soal dengan tingkat pemahaman tinggi yang dimiliki oleh petani. Soal ini membahas mengenai manfaat sertifikasi dimana produk yang disertifikasi lebih didahulukan oleh pasar. Jumlah petani yang menjawab betul lebih besar daripada petani yang menjawab salah sehingga dapat dikatakan lebih banyak petani yang memahami materi di dalam leaflet untuk pernyataan ini. Untuk soal tentang keikutsertaan petani dalam lembaga sertifikasi, menunjukkan bahwa kebanyakan dari petani sudah mulai memiliki pengetahuan yang diperoleh dari leaflet pada pernyataan ini. Soal-soal yang memiliki tingkat pemahaman tinggi adalah soal-soal yang mampu dijawab betul oleh petani. Soal-soal tersebut adalah soal mengenai manfaat sertifikasi, dasar pertanian organik, jenis tanaman yang bisa disertifikasi, kegunaan sertifikasi bagi orang-orang luar, pihak yang dapat mengikuti sertifikasi, dan pergantian lembaga sertifikasi. Pengaruh Leaflet dalam Merubah Pengetahuan Petani Perubahan pengetahuan diukur dari hasil jawaban post-test dan pre-test yang diberikan kepada petani. Jumlah pertanyaan yang diberikan adalah 19 soal dengan skor nilai maksimal yang akan diperoleh adalah 19 dan nilai minimal adalah 0. Jawaban petani tersebut kemudian dikategorikan menjadi empat kategori dimana nilai A adalah untuk petani yang memperoleh nilai lebih besar sama dengan 14, nilai B adalah untuk petani yang memperoleh nilai 9 x <14, nilai C untuk petani yang memperoleh nilai 4 x < 9 dan nilai D untuk petani yang

9 memperoleh nilai kurang dari 4. Nilai-nilai yang diperoleh oleh petani sebelum mempelajari leaflet mengalami perubahan yang dapat dilihat pada Tabel Tabel 9 Jumlah dan persentase petani sebelum dan setelah membaca leaflet menurut nilai Sebelum membaca Setelah membaca leaflet leaflet Nilai Jumlah Presentase Jumlah Persentase Perubahan (orang) (%) (orang) (%) A B C D Tetap Tabel 9 memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan nilai petani setelah membaca leaflet. Terlihat dari jumlah nilai A yang diperoleh petani mengalami peningkatan setelah membaca leaflet. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa setelah diberikan leaflet petani mulai memahami materi yang diberikan. Selain itu, terjadi pula peningkatan pada rata-rata nilai, baik menurut jumlahnya maupun menurut persentasenya. Rata-rata nilai meningkat sebesar 0.9 atau sebesar 4.5 persen. Mesikpun masih berada di kategori nilai yang sama yaitu kategori B, tetapi peningkatan nilai yang terjadi membuktikan bahwa terjadi perubahan pengetahuan yang dimiliki petani sebelum dan setelah diberikan leaflet. Peningkatan tersebut secara rinci berhubungan dengan perubahan jumlah jawaban pada setiap soalnya. Perubahan jawaban sebelum dan sesudah petani memahami leaflet pada kesembilan belas soal yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 memperlihatkan bahwa cukup banyak soal-soal yang mengalami kenaikan nilai, seperti soal nomor 11 dan 19 yang mengalami peningkatan yang paling besar. Terjadi peningkatan pengetahuan petani pada soal nomor 11 yang berarti petani mulai memahami bahwa tidak hanya tanaman padi yang dapat disertifikasi. Perubahan nilai paling besar juga terjadi petani pada soal nomor 19 mengenai pergantian lembaga sertifikasi apabila telah mengikuti sertifikasi di lembaga tertentu. Dari 19 soal yang ada, 14 di antaranya mengalami peningkatan dengan nilai yang berbeda-beda dan lima lainnya mengalami penurunan. Jumlah soal yang meningkat lebih banyak jumlahnya daripada yang mengalami penurunan. Soal-soal yang mengalami penurunan nilai adalah manfaat sertifikasi terhadap daya jual produk, cara-cara mengetahui produk organik, dan tata cara pengajuan sertifikasi berkenaan dengan tempat pengajuannya dan persyaratan yang harus dipenuhi. Materi yang mengalami penurunan kurang dapat dipahami dengan baik oleh petani sehingga soal-soal tersebut mengalami penurunan nilai. Materi tersebut tidak dijelaskan secara gamblang di dalam leaflet dan bersifat implisit sehingga responden kurang dapat menangkap penjelasan-penjelasan yang dimaksud.

10 34 Tabel 10 Jumlah jawaban petani sebelum dan setelah membaca leaflet menurut pertanyaan No. Pertanyaan Sebelum (%) Sesudah (%) B S B S 1. Pertanian organik adalah pertanian yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia Pelabelan organik bisa dibuat sendiri Biaya untuk sertifikasi sangat mahal Salah satu yang dapat mengikuti sertifikasi adalah tengkulak/pengumpul Hasil pertanian organik hanya bisa diketahui melalui pengujian di laboratorium Manfaat sertifikasi adalah produk yang disertifikasi lebih didahulukan oleh pasar Sertfikasi untuk meyakinkan orang luar bahwa hasil pertanian ini menggunakan cara-cara oganik 8. Untuk mengikuti sertifikasi petani bisa datang ke Koperasi Unit Desa setempat Untuk mengikuti sertfiikasi petani harus menyiapkan surat persetujuan masyarakat sekitar 10. Sertifikasi mencerminkan perdagangan yang adil Tidak hanya tanaman padi yang dapat disertifikasi Sertifikasi merupakan salah satu cara mengetahui produk itu organik Syarat utama sertifikasi adalah punya surat tanah Sertifikasi bisa dikeluarkan jika menanamnya dengan cara organik Produk yang disertifikasi memiliki daya jual tinggi Pembeli akan mengetahui produk tersebut organik bila ada label organik Semua lembaga setifikasi memiliki syarat yaitu tanah harus milik pribadi Ada batas waktu masa sertfikasi Petani boleh berganti lembaga sertifikasi Ket: B = jawaban benar, S = jawaban salah Banyaknya jumlah soal yang mengalami peningkatan nilai menunjukkan bahwa petani mampu memahami leaflet yang diberikan dengan cukup baik. Petani dinilai mampu memahami materi yang diberikan dengan adanya peningkatan nilai pada soal-soal yang diberikan. Peningkatan nilai ini memperlihatkan bahwa

11 terjadi perubahan pengetahuan petani dari pengetahuan awal yang dimiliki petani menjadi pengetahuan akhir yang dipengaruhi oleh materi di dalam leaflet. Perubahan ini juga memperlihatkan bahwa leaflet yang diberikan mampu merubah pengetahuan petani yang semula tidak tahu tentang sertifikasi pertanian organik dan mengalami peningkatan menjadi tahu. Efek kognitif Efek kognitif terjadi bila terdapat perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Pengaruh dari media leaflet terhadap efek kognitif petani diukur dari perubahan pengetahuan awal dan pengetahuan akhir petani seperti yang telah tercantum pada Tabel 9. Dalam tabel tersebut diperlihatkan bahwa pemberian leaflet memberikan pengaruh pada aspek kognitif petani berupa perubahan pengetahuan yang semula tidak tahu menjadi tahu. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan jumlah banyaknya soal yang dijawab betul setiap soal yang terdapat pada pre-test dan post-test yang diberikan. Selain itu, seperti yang diperlihatkan dalam Tabel 10 bahwa terjadi peningkatan nilai yang diperoleh petani sebelum dan setelah mempelajari leaflet. Secara keseluruhan, leaflet yang digunakan sudah cukup efektif dalam mengubah pengetahuan petani. Keefektifan leaflet ini dinilai dari perubahan pengetahuan petani yang diukur melalui pre-test dan post-test. Ini menggambarkan bahwa informasi yang terdapat di dalam leaflet tersampaikan dengan cukup baik. Media leaflet juga dinilai sudah mampu mempengaruhi pengetahuan petani dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan tersebut menunjukkan bahwa terdapat efek kognitif dari pemberian leaflet dalam menyebarkan informasi, dalam hal ini informasi pertanian. Leaflet sebagai media komunikasi Leaflet merupakan media komunikasi untuk menyebarkan informasi tertentu kepada khalayak sasarannya. Media ini berisi informasi tertetulis yang kemudian disebarluaskan untuk menjangkau khalayak yang dituju. Media leaflet merupakan suatu bentuk komunikasi yang termasuk tipe komunikasi verbal nonvokal yang artinya suatu bahasa lisan dalam bentuk tertulis. Dalam penelitian ini, leaflet dijadikan sebagai media komunikasi untuk menyebar luaskan informasi. Informasi tersebut mengenai sertfikasi pertanian organik yang termasuk ke dalam simbol verbal dan dalam bentuk media cetak yang berbentuk komunikasi nonvokal. Sebagai media komunikasi, leaflet memiliki isi pesan yang ingin disampaikan sumber kepada penerima. Dalam penelitian ini, penerima yang dimaksud adalah petani organik yang belum melakukan sertfikasi terhadap hasil pertaniannya. Dengan diberikannya informasi melalui media leaflet, penerima diharapkan dapat menerima pesan yang disampaikan dan mengaplikasikannya dalam berbagai bentuk sesuai dengan tujuan sumber membuat pesan tersebut. Mengacu pada model komunikasi Berlo yang terdiri dari sumber, pesan, saluran dan penerima, terdapat faktor-faktor yang terdapat pada sumber dan penerima. Dari beberapa faktor yang ada, tingkat pengetahuan merupakan faktor yang harus 35

12 36 diperhatikan baik bagi sumber maupun bagi penerima. Jika penerima tidak mampu menerjemahkan kode yang diberikan oleh sumber, maka penerima tidak akan mengerti dan memahami makna dan isi pesan tersebut. Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh petani sudah cukup baik sehingga mampu menerjemahkan isi pesan yang diberikan sumber melalui leaflet dengan baik. Nilai pre-test petani yang termasuk ke dalam nilai B atau kategori tinggi, merupakan bukti bahwa petani sudah memiliki pengetahuan awal yang baik mengenai sertifikasi pertanian organik meskipun masih terdapat banyak kekeliruan dalam menjawab soal. Pengetahuan awal tersebut mereka peroleh dari seorang pemilik lahan yang sudah terlebih dahulu bertani organik yang kemudian mengajarkan cara bertani organik kepada petani. Kebanyakan petani memiliki tujuan untuk bertani organik adalah agar tidak mengkonsumsi bahan kimia yang tidak baik bagi tubuh di masa mendatang. Pemilik lahan pun sering berbagi informasi mengenai hal-hal lain seputar organik, seperti sertifikasi bagi pertanian mereka. Selain dari seorang pemilik lahan, pengetahuan tersebut mereka dapatkan dari perbincangan dengan temannya yang lain. Hal yang banyak diketahui rersponden tentang sertifikasi sebelum diberikan leaflet adalah bahwa sertifikasi bermanfaat untuk hasil pertanian mereka dan mampu menjangkau konsumen yang lebih banyak lagi dan juga membutuhkan biaya yang besar. Beberapa dari mereka bahkan belum tahu banyak tentang sertifikasi dengan alasan hanya mementingkan pertanian organik sebagai cara untuk menghindari penyakit dari bahan-bahan kimia di dalam sayur-sayuran bagi mereka dan bagi orang lain yang membeli hasil sayur mereka. Di samping itu, walaupun petani kebanyakan adalah lulusan SD dan sederajat, tetapi kebanyakan dari mereka memiliki pengetahuan baca tulis yang baik sehingga mereka mampu membaca apa yang disampaikan di dalam leaflet dan memahami isinya. Oleh karena itu, petani dalam penelitian ini mampu menerjemahkan kode pesan yang terdapat di dalam leaflet tersebut yaitu berupa materi penjelasan mengenai sertifikasi pertanian organik. Walaupun terdapat beberapa petani yang kesulitan membaca karena sudah tua, namun hal tersebut tidak terlalu menjadi kendala karena lebih banyak yang mengalami kenaikan nilai daripada yang mengalami penurunan. Faktor lainnya adalah sistem sosial-budaya yang terdapat di dalam lingkungan tempat tinggal petani. Sejumlah besar petani berada pada tingkat pendidikan SD dan sederajat, namun memiliki hubungan dengan tokoh-tokoh tertentu seperti peneliti, mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi. Beberapa dari mereka bahkan aktif mengikuti rapat-rapat kegiatan tentang organik dan ada pula yang memiliki hubungan dengan lembaga sertifikasi di suatu NGO. Dari 30 jumlah petani yang ada, beberapa di antaranya tergabung dalam suatu serikat petani yang sering melakukan perkumpulan dan bertukar informasi seputar pertanian. Sehingga, mereka lebih terdedah dalam komunikasi media massa maupun media lainnya dan mampu menerima informasi baru dengan baik. Petani yang seperti ini pula mampu berkomunikasi dengan ketepatan yang tinggi karena telah terbiasa berbicara dengan orang-orang lainnya.

DESAIN LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN PETANI

DESAIN LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN PETANI DESAIN LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN PETANI 37 Leaflet sebagai media cetak yang memiliki manfaat untuk menyebarkan informasi, atau mempengaruhi khalayak sasarannya, memiliki sebuah desain

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET 6.1. Persepsi Responden Terhadap Merek Pada penelitian ini responden diminta untuk mengisi kuesioner terkait dengan penilaian mereka terhadap desain

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT 55 BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, efek iklan yang menggunakan media massa terhadap khalayak dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group PreTest PostTest.

Lebih terperinci

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN

BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN BAB VII MANFAAT PROGRAM PEMBINAAN Program pembinaan UMKM yang dilakukan oleh YDBA merupakan salah satu program unggulan PT. Astra Internasional Tbk. dalam mengembangkan masyarakat. Program pembinaan UMKM

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data hasil penelitian serta

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data hasil penelitian serta BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi hukum-hukum dasar kimia untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MA Husnul Khatimah Kelurahan Rowosari,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MA Husnul Khatimah Kelurahan Rowosari, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di MA Husnul Khatimah Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 75 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah pedagang yang ada di Pasar Unit II Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang. Jumlah responden dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen), yaitu penelitian yanag dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe STAD. Adapun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. K ESIM PULAN

BAB V PENUTUP A. K ESIM PULAN BAB V PENUTUP Bab kelima yang merupakan bab terakhir dalam skripsi ini berisi kesimpulan d ari hasil penelitian. Disamping itu, bab ini juga akan membahas saran yang diharapkan dapat membantu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keamanan pangan memegang peranan yang sangat strategis. Terjaminnya kondisi keamanan pangan di Indonesia berarti telah memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia untuk memperoleh

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir 59 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah para pemilih pemula yang tercatat dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir Tengah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1. Lembaga Pertanian Sehat Lembaga Pertanian Sehat atau LPS merupakan suatu lembaga yang memiliki dasar pemikiran bahwa bagi Bangsa Indonesia, pertanian adalah bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan rancangan Separate Sample Pretest-Postest (Notoatmodjo, 2005). Pretest Intervensi

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion. VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION 6. Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, alamat,

Lebih terperinci

Pre test-post test Design, dikenal juga dengan eksperimen semu. Menurut

Pre test-post test Design, dikenal juga dengan eksperimen semu. Menurut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI LEAFLET DENGAN EPIC MODEL

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI LEAFLET DENGAN EPIC MODEL 59 ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI LEAFLET DENGAN EPIC MODEL Dampak dari segi komunikasi juga dapat dilihat dari jenis strategi promosi lain. Pada bab ini akan dibahas mengenai tingkat efektivitas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 BANDA ACEH Nince Patikawa 1, Hasmunir 2, Thamrin

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI MEREK DENGAN EPIC MODEL

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI MEREK DENGAN EPIC MODEL 49 ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI MEREK DENGAN EPIC MODEL Penilaian terhadap efektivitas strategi promosi diukur dengan melihat dampak yang ditimbulkan dari segi komunikasi. Dampak dari segi komunikasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan. 23 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Disain eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktorial 2x2 dengan pre test dan post test. Disain penelitian ini melibatkan dua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah merupakan wilayah, pengembangan kakao yang cukup potensial. Komoditi ini merupakan sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek penelitian adalah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendapatan usahatani per musim. Petani yang menjadi objek penelitian adalah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Profil petani merupakan identitas petani yang meliputi usia, pendidikan, jumlah keluarga, luas lahan yang digarap, pengalaman usahatani pada melon dan pendapatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa.l) DI KECAMATAN JUNTINYUAT KABUPATEN INDRAMAYU

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI PRESENTASI PENJUALAN DENGAN EPIC MODEL

ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI PRESENTASI PENJUALAN DENGAN EPIC MODEL 67 ANALISIS EFEKTIVITAS STRATEGI PROMOSI PRESENTASI PENJUALAN DENGAN EPIC MODEL Penelitian ini mengukur efektivitas dari ketiga jenis strategi promosi yang digunakan oleh KSO. Strategi promosi ketiga yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Petani Hutan Rakyat 5.1.1. Karakteristik Petani Hutan Rakyat Karakteristik petani hutan rakyat merupakan suatu karakter atau ciri-ciri yang terdapat pada responden.

Lebih terperinci

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini quasi experimental, dengan desain penelitian nonequivalen control group design, pada desain penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB VI. IDENTITAS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB VI. IDENTITAS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN 75 BAB VI. IDENTITAS KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN 6.1. identitas Karakteristik Karakteristik konsumen diperlukan dalam penelitian ini, hal ini dilakukan karena bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa yang tersebar di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa yang tersebar di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang hasil belajar siswa yang tersebar di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian campuran (mixed methods). Metode kombinasi adalah pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN 55 SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN terhadap konversi lahan adalah penilaian positif atau negatif yang diberikan oleh petani terhadap adanya konversi lahan pertanian yang ada di Desa Cihideung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini menguraikan hasil penelitian dan hasil olah data dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini menguraikan hasil penelitian dan hasil olah data dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan hasil olah data dengan membandingkan hasil yang diperoleh pada tahap pretest dengan hasil yang diperoleh pada tahap posttest. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Minggu. Biasanya kegiatan Sekolah Minggu diadakan di dalam gereja.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Minggu. Biasanya kegiatan Sekolah Minggu diadakan di dalam gereja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Minggu merupakan kegiatan bersekolah yang diadakan pada hari Minggu. Banyak denominasi Kristen yang mengajarkan pelajaran keagamaan di Sekolah Minggu.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui efektivitas media schedule board dalam meningkatkan kemampuan menulis kalimat bahasa Jepang, peneliti menerapkan metode eksperimental.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting karena berhasil tidaknya, demikian juga tinggi rendahnya kualitas hasil penelitiannya sangat ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODOLOGI. penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. 23 BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe atau Sifat Penelitian Untuk menjawab permasalahan yang ada, maka sifat penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut M. Nazir, deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Turi yang beralamatkan di Desa Turi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Penguasaan Konsep Fluida statis Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasy experiment dengan desain penelitian pretest posttest non equivalen control group design. Pada desain

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini Bab 3 Analisis Data Pada bab 3 ini, penulis akan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013. Ada pun responden dari penelitian ini merupakan mahasiswa-mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jawaban atas hipotesis yang telah disusun sebelumnya. Hipotesis yang penulis susun yaitu untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2008, berlokasi di beberapa SDN wilayah kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. 3.2 Penentuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian experimen semu (Quasi Experiment). Meneliti pengaruh penyuluhan kesehatan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 2 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah dan sistematis

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Emping Jagung KWT Tri Manunggal Profil konsumen merupakan gambaran identitas yang dapat menonjolkan karakteristik dari seseorang yang membedakan dirinya dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Media internet sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Media internet sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Media internet sebagai sumber belajar efektif dalam meningkatkan motivasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN. meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, lama bekerja. Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran mengenai identitas responden yang telah melakukan pengambilan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. gambaran mengenai identitas responden yang telah melakukan pengambilan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Konsumen Profil konsumen dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden yang telah melakukan pengambilan keputusan pembelian tiwul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu, yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP N 5 Natar Lampung Selatan pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP N 5 Natar Lampung Selatan pada 32 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP N 5 Natar Lampung Selatan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pada bulan September 2012. Lama

Lebih terperinci

BAB VII. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYUSUN STRATEGI PROMOSI INSTITUT PERTANIAN ORGANIK (IPO) AIE ANGEK

BAB VII. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYUSUN STRATEGI PROMOSI INSTITUT PERTANIAN ORGANIK (IPO) AIE ANGEK BAB VII. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYUSUN STRATEGI PROMOSI INSTITUT PERTANIAN ORGANIK (IPO) AIE ANGEK 7.1 Identifikasi Tujuan IPO Aie Angek Melakukan Kegiatan Promosi Sebelum melakukan analisis pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment) yaitu berupa implementasi model pembelajaran TANDUR sebanyak tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan temuan penelitian dan pembahasan yang

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan temuan penelitian dan pembahasan yang BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan temuan penelitian dan pembahasan yang terdiri dari sebaran dan peningkatan pemahaman siswa dengan penjabaran masing-masing indikator baik pada kelas

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen

Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen Persentase % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Data hasil pengolahan tiab butir soal Data yang dikumpulkan berasal dari jawaban siswa terhadap hasil belajar siswa untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

GANGGUAN DAN RINTANGAN KOMUNIKASI

GANGGUAN DAN RINTANGAN KOMUNIKASI GANGGUAN DAN RINTANGAN KOMUNIKASI Gangguan dan rintangan komunikasi adalah intervensi dan hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung efektif sebagaimana harapan komunikator dan penerima.

Lebih terperinci

BAB VII PARTISIPASI KOMUNITAS TANI DAN KESIAPAN INSTITUSI DALAM PELAKSANAAN PROSES PEMBERDAYAAN

BAB VII PARTISIPASI KOMUNITAS TANI DAN KESIAPAN INSTITUSI DALAM PELAKSANAAN PROSES PEMBERDAYAAN 55 BAB VII PARTISIPASI KOMUNITAS TANI DAN KESIAPAN INSTITUSI DALAM PELAKSANAAN PROSES PEMBERDAYAAN 7.1 Partisipasi sebagai Kunci Pemberdayaan Partisipasi menurut Apriyanto (2008) merupakan keterlibatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

Lebih terperinci

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN Pertimbangan disusunnya PP No.19 tahun 2003 : a. Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kemenkes RI,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di RW 03 Kelurahan Bulustalan Semarang Selatan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni. RW 03 ini terdiri

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN 6.3. Gambaran Umum Petani Responden Gambaran umum petani sampel diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para petani yang menerapkan usahatani padi sehat dan usahatani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized control group pretest-postest design (Notoadmojo, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian praeksperimen atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest.

Lebih terperinci

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM VI ANALISIS HASIL STUDI CVM 1. Karakteristik Rumah Tangga Jakarta Timur Dalam Masalah Sampah Hasil studi CVM menunjukkan bahwa dari 200 responden rumah tangga, 75% diantaranya membayar retribusi kebersihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Penguatan Positif... (Galan Goldya) 3.035

Pengaruh Penguatan Positif... (Galan Goldya) 3.035 Pengaruh Penguatan Positif... (Galan Goldya) 3.035 PENGARUH PENGUATAN POSITIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BANYUBENING III KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti berbicara, makan, dan bersosialisasi tidak akan terganggu karena terhindar dari rasa sakit,

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti berbicara, makan, dan bersosialisasi tidak akan terganggu karena terhindar dari rasa sakit, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian dari kesehatan secara keseluruhan yang mempengaruhi kualitas hidup. Dengan memiliki gigi dan mulut yang sehat, beberapa aktivitas

Lebih terperinci

BAB VII PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT DAN PERUBAHAN BENTUK ORGANISASI

BAB VII PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT DAN PERUBAHAN BENTUK ORGANISASI 49 BAB VII PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT DAN PERUBAHAN BENTUK ORGANISASI 7.1. Kebutuhan yang Dirasakan dalam Penerapan Sistem Pertanian Padi Sehat Beralihnya komunitas petani padi sehat Desa Ciburuy

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK Terdapat dua konsep nilai tambah yang digunakan dalam menganalisis beberapa kasus, yaitu nilai tambah produk akibat pengolahan dan nilai tambah perolehan pelaku

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo,

BAB V PEMBAHASAN. terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo, BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data penelitian dan analisa hasil penelitian maka dilakukan pembahasan secara mendalam mengenai hasil penelitian. Pembahasan difokuskan untuk menjawab permasalahan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

2. METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Responden

2. METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Responden 5 2. METODE Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah quasi experimental nonequivalent groups design. Penelitian ini mengacu pada penelitian payung Khomsan et al. (2011-2013) bekerjasama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Media folder merupakan media komunikasi cetak untuk membantu

BAB III METODE PENELITIAN. Media folder merupakan media komunikasi cetak untuk membantu 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka pemikiran Media folder merupakan media komunikasi cetak untuk membantu menyampaikan pesan, sehingga dapat menarik perhatian sasaran terhadap suatu permasalahan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. DESKRIPSI DATA Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experiment (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experiment (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experiment (penelitian eksperimental semu) dengan rancangan tehnik Simple Random Sampling yaitu pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang akan digunakan dalam penelitin ini adalah metode experimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang akan digunakan dalam penelitin ini adalah metode experimen dengan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2014: 2) Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Desain penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Kelurahan Tamantirto memiliki luas wilayah 672 Ha yang salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Kelurahan Tamantirto memiliki luas wilayah 672 Ha yang salah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pedukuhan Kasihan, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi

Lebih terperinci