Jurnal KES MAS UAD Vol. 4, No. 1, September 2010

Transkripsi

1 Jural KES MAS UAD Vol. 4, No. 1, September 2010 KES MAS ISSN : HUBUNGAN SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KABUPATEN PEKALONGAN Abstract Nola Riftiaa da Soeyoko Fakultas Kesehata Masyarakat, Uiversitas Ahmad Dahla, Yogyakarta Backgroud: Glaucoma is characterized by sigificatly icrease i eye pressure that ca lead to order eye diseases icludig part or total blidess. Glaukoma is still the mai eye health problem i Idoesia ad Yogyakarta Special Teritory. Glaukoma causes permae blidess. Based o data from medical records of glaucoma patiets who seek treatmet at hospital outpatiet Eye Dr. p Yogyakarta i 2009 amouted to 1302 souls, while i the Jauary to May 2010 amouted to 510 souls. This study aims to determie what factors are associated with the icidece of glaucoma i eye hospital Dr. p Yogyakarta. Methods: This was observatioal aalytic study usig case cotrol desig (case cotrol) with a ratio of 1:2. Techique of samplig usig the No-Radom Samplig, with purposive samplig approach, with a total sample of 105 respodets cosistig of 35 cases ad 70 cotrols, data collected by iterview with questioaire guidelies. Results: test results showed that three variables are ot statistically sigificat ad the two variables are statistically sigificat history of diabetes mellitus (OR = 0.624, p = 0.442, CI 95% = to 2.097), history of hypertesio (OR = 6.401, p-0, 000, 95% CI = to ), eye trauma (OR = 1.130, p = 0.839, CI 95% = to 3.666), complicatio of eye surgery (OR = 3.463, p = 0.004, 95% CI to 8.306), ad the use of corticosteroid drugs (OR-1, 130, p = 0.839, CI 95% = to 3.666). Results of multivariat test surgery showed that the most domiat variables o the icidece of glaucoma i eye hospital Dr. p Yogyakarta is a history of hypertesio with Sig = Exp [3 = (95% CI:2.105 to ). Coclusio: There was two variables that is statistically sigificat, history of hypertesio ad complicatios of eye surgery. The most domiat variable with the icidece of glaucoma was a history of hypertesio. Keywords: Glaucoma, Complicatios, Corticosteroids. 1. PENDAHULUAN Filariasis di Idoesia tersebar luas di seluruh propisi. Program elimiasi filariasis didasarka atas dasar kesepakata global WHO yaitu The Global Goal of Elimiatio of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by The Year 2020, yag merupaka realisasi dari resolusi World Health Assembly (WHA) pada tahu Pada tahu 2004, filariasis telah megifeksi 120 juta peduduk di 83 egara seluruh duia da 1/5 peduduk duia atau 1,1 milyar peduduk di 83 egara berisiko terifeksi filariasis, terutama di daerah tropis da subtropis. Peyakit ii tidak megakibatka kematia, tetapi dapat megakibatka kecacata seumur hidup, stigma sosial, serta hambata psikososial sehigga meuruka produktivitas kerja pederita, keluarga, da masyarakat yag meimbulka kerugia ekoomi yag besar 2. Kabupate Pekaloga merupaka salah satu daerah edemis dega jumlah kasus filariasis meigkat dari tahu ke tahu dega agka microfilaria rate 1% atau lebih 3. pederita filariasis di Kabupate Pekaloga pada tahu 2007 sebayak 50 pederita yag tersebar di beberapa kecamata, da pada tahu 2009 terdapat 43 kasus filariasis 4. Berdasarka latar belakag tersebut medorog peeliti utuk megetahui hubuga sosiodemografi dega kejadia filariasis di Kabupate Pekaloga. Peelitia ii bertujua utuk megetahui hubuga atara umur, jeis kelami, Page 59 pekerjaa, da perilaku dega kejadia filariasis di Kabupate Pekaloga. 59 Hubuga Sosiodemografi dega Kejadia Filariasis..(Nola Riftiaa)

2 60 ISSN : Jural KES MAS UAD Vol. 4, No. 1, September METODE PENELITIAN Peelitia ii merupaka jeis peelitia observasioal aalitik dega megguaka racaga studi case cotrol (kasus kotrol) dega perbadiga 1:1. Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh masyarakat Kabupate Pekaloga. Sampel dalam peelitia ii adalah seluruh masyarakat yag berada di wilayah Kabupate Pekaloga yag memeuhi kriteria iklusi da eksklusi.tekik pegambila sampel dega megguaka tekik totality samplig. Ditemuka kasus sebayak 68 orag yag terdiri dari 34 kasus da 34 kotrol data diambil dega cara wawacara dega pedoma kuesioer. Istrume yag dipakai dalam peelitia ii adalah kuesioer sebagai pedoma wawacara terstruktur utuk medapatka iformasi (data primer) yag meliputi idetitas respode da variabel sosiodemografi dega variabel yag diteliti. Aalisis data megguaka komputerisasi, Aalisis data meliputi aalisis uivariat da aalisis bivariat. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Aalisis bivariat (tabulasi silag) Hasil aalisis bivariat masig-masig variabel bebas terhadap kejadia filariasis di Kabupate Pekaloga adalah sebagai berikut: 1) Hubuga Atara Umur dega Kejadia Filariasis Utuk megetahui hubuga da seberapa besar umur respode berisiko dega kejadia filariasis, dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Umur Hubuga Umur Respode dega Kejadia Filariasis di Kabupate Pekaloga Tahu 2010 Filariasis Tidak Tidak Total Total P value OR (95%CI) 0,331 1,607 (0,616-4,194) Besarya risiko dapat dilihat pada ilai OR, dari hasil output diperoleh ilai OR=1,607, artiya bahwa orag yag mempuyai umur produktif diperkiraka aka medapatka risiko terjadiya filariasis sebesar 1,607 kali lebih besar dari orag yag berumur tidak produktif, tetapi secara statistik tidak bermaka dega ilai p=0,331 pada α=0,05. 2) Hubuga Atara Jeis Kelami dega Kejadia Filariasis Utuk megetahui hubuga da seberapa besar jeis kelami dega kejadia filariasis dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Page 60 KES MAS Vol. 4, No. 1, Jauari 2010 : 1-75

3 KES MAS ISSN : Jural KES MAS UAD Vol. 4, No. 1, September 2010 Tabel 2. Jeis Kelami Hubuga Jeis Kelami dega Kejadia Filariasis di Kabupate Pekaloga Tahu 2010 Besarya risiko dapat dilihat pada ilai OR, dari hasil output diperoleh ilai OR=1,680, artiya bahwa orag yag berjeis kelami laki-laki diperkiraka aka medapatka risiko terjadiya filariasis sebesar 1,680 kali lebih besar daripada perempua, tetapi secara statistik tidak bermaka dega ilai p=0,310 pada α=0,05. 3) Hubuga Atara Pekerjaa dega Kejadia Filariasis Utuk megetahui hubuga da seberapa besar pekerjaa dega kejadia filariasis dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Hubuga Pekerjaa dega Kejadia Filariasis di Kabupate Pekaloga Tahu 2010 Besarya risiko dapat dilihat pada ilai OR, dari hasil output diperoleh ilai OR=3,519, artiya bahwa orag yag mempuyai pekerjaa selai petai yag dilakuka pada malam hari di luar rumah/ruaga diperkiraka aka medapatka risiko terjadiya filariasis sebesar 3,519 kali lebih besar daripada orag yag bekerja siag hari da secara statistik bermaka dega ilai p=0,014 pada α=0,05. 4) Hubuga Atara Perilaku dega Kejadia Filariasis Utuk megetahui hubuga da seberapa besar perilaku dega kejadia filariasis dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4. Filariasis Tidak Total L P Total Pekerjaa Filariasis Tidak Tidak Total Perilaku P value 0,310 Hubuga Perilaku dega Kejadia Filariasis di Kabupate Pekaloga Tahu 2010 Filariasis Tidak Negatif Positif Total OR (95%CI) 1,680 (0,615-4,591) Total P value OR (95%CI) 0,014 3,519 (1,270-9,750 ) Total P value OR (95%CI) 0,467 1,425 (0,548-3,703) Page 61 Hubuga Sosiodemografi dega Kejadia Filariasis..(Nola Riftiaa)

4 62 ISSN : Jural KES MAS UAD Vol. 4, No. 1, September 2010 Besarya risiko dapat dilihat pada ilai OR, dari hasil output diperoleh ilai OR=1,425, artiya bahwa orag yag mempuyai perilaku yag kurag baik yag medukug terjadiya filariasis diperkiraka aka medapatka risiko terjadiya filariasis sebesar 1,425 kali lebih besar daripada orag yag mempuyai perilaku baik atau dapat meghidari kebiasaa yag medukug terjadiya filariasis, tetapi secara statistik tidak bermaka dega ilai p=0,467 pada α=0,05. b. Pembahasa Berdasarka peelitia yag dilakuka di wilayah Kabupate Pekaloga pada tahu 2010, terhadap 68 respode dega perbadiga 1 badig 1 atara kasus da kotrol. Ditemuka hubuga yag bermaka secara biologis pada semua variabel yag diteliti, secara statistik tidak ada hubuga yag bermaka atara umur, jeis kelami da perilaku terhadap filariasis, da terdapat hubuga yag bermaka atara pekerjaa dega kejadia filariasis. 1) Hubuga Atara Umur dega Kejadia Filariasis Dari hasil peelitia yag dilakuka di wilayah Kabupate Pekaloga diperoleh hasil OR=1,607 da p value =0,331 pada α=0,05.hal ii berarti secara kemakaa biologis, orag yag mempuyai umur produktif diperkiraka aka medapatka risiko terjadiya filariasis sebesar 1,607 kali lebih besar daripada orag yag berumur tidak produktif, tetapi secara statistik tidak bermaka. Peelitia ii sejala dega peelitia 5, didapatka hasil p= 0,387 yag meujukka tidak ada hubuga yag bermaka atara umur dega kejadia filariasis. Terjadiya filariasis tergatug dari tigkat edemisitas suatu daerah da dapat berlagsug lama, satu tahu atau mugki bertahu-tahu. Namu, berbeda dega hasil peelitia 6 diperoleh hasil RR sebesar 6,83 yag meyebutka variabel umur berhubuga dega kejadia filariasis. Hal ii terjadi karea tiggiya aktivitas peduduk dewasa dibadigka peduduk dega usia yag lebih muda. Tidak berhubugaya variabel umur dega kejadia filariasis mugki disebabka oleh adaya faktor lai selai umur, yag juga merupaka faktor iter (bawaa) yag melekat pada idividu. Walaupu umur idividu yag satu dega yag lai sama, tetapi bila berbeda kecerdasa, persepsi, emosi, da motivasi maka aka memberika perilaku yag berbeda pula 7. Demikia juga walaupu idividu tua memiliki pegalama yag lebih bayak daripada yag muda, tidak dapat memberika jamia bahwa mereka memiliki perilaku yag baik, karea pada dasarya setiap idividu aka memberika respo yag berbeda walaupu objekya sama. Hal ii disebabka oleh sifat khas dari idividu itu sediri. Oleh sebab itu perbedaa umur tidak meyebabka perbedaa tidaka dalam pecegaha filariasis. 2) Hubuga Atara Jeis Kelami dega Kejadia Filariasis Dari hasil peelitia yag dilakuka di wilayah Kabupate Pekaloga diperoleh hasil OR=1,680 da p value =0,310 pada α=0,05. Hal ii berarti secara kemakaa biologis, laki-laki diperkiraka aka meigkatka risiko terjadiya filariasis sebesar 1,607 kali lebih besar daripada laki-laki, tetapi secara statistik tidak bermaka. Peelitia ii sejala dega peelitia 5,8.peelitia 5 didapatka hasil P = 0,344 yag meujukka bahwa tidak ada hubuga yag bermaka atara jeis kelami dega kejadia filariasis. Sedagka peelitia 8 didapatka hasil OR=2,6 dega ilai X 2 = 2,17; p>0,05. Page 62 KES MAS Vol. 4, No. 1, Jauari 2010 : 1-75

5 KES MAS ISSN : Jural KES MAS UAD Vol. 4, No. 1, September 2010 Tidak berhubugaya variabel jeis kelami dega kejadia filariasis di Kabupate Pekaloga dapat terjadi karea baik laki-laki maupu perempua mempuyai kesempata yag sama utuk terifeksi filaria W. bacrofti. Laki-laki yag mecari afkah dega berdagag atau buruh di luar rumah pada malam hari utuk mecukupi kebutuha sehari-hari, sedagka perempua kebayaka mejadi buruh batik di luar rumah pada malam hari utuk medapatka peghasila tambaha. Hal ii megakibatka variabel jeis kelami tidak berhubuga dega kejadia filariasis sesuai dega peelitia 9 bahwa filariasis pada waita lebih bayak ditemuka dibadigka dega laki-laki da dapat disimpulka terjadiya peulara filariasis bersifat lokal spesifik sesuai dega keadaa da situasi setempat. 3) Hubuga Atara pekerjaa dega Kejadia Filariasis Hasil peelitia yag didapatka diperoleh ilai OR=3,519, p=0,014 pada α=0,05. Secara kemakaa biologis, hal ii berarti pekerja selai petai yag dilakuka pada malam hari aka meigkatka risiko terjadiya filariasis sebasar 3,519 kali dibadigka dega orag yag bekerja pada siag hari da secara statistik bermaka. Hal ii sejala dega peelitia 6 dega ilai RR=8,40 da CI (1,13-62,53) yag berarti secara biologis maupu statistik ada hubuga atara pekerjaa dega kejadia filariasis. Namu, berbeda dega peelitia 5,8, peelitia 5 diperoleh hasil p= 0,995, sedagka peelitia 8 didapatka hasil (X 2 =1,40; p >0,05) yag berarti secara statistik tidak ada hubuga yag bermaka atara jeis pekerjaa dega kejadia filariasis. Masyarakat di wilayah Kabupate Pekaloga sebagia besar mempuyai mata pecaharia berdagag ataupu buruh/tukag. Hal ii dapat dilihat dari 68 respode yag diwawacarai terdapat 47,0% warga yag memiliki mata pecaharia buruh/tukag, seperti buruh batik yag memugkika mereka keluar rumah pada malam hari ke rumah tetagga utuk meyelesaika pekerjaaya. Mereka kadag tidak sadar bahwa tubuh mereka dihisap yamuk saat membatik. Terdapat 30,9% warga yag memilki pekerjaa sebagai pedagag/wiraswasta, da kegiata tersebut dilakuka pada malam hari sehigga memugkika mereka terpapar oleh gigita yamuk. 4) Hubuga Atara Perilaku dega Kejadia Filariasis Muculya perilaku bayak dipegaruhi oleh kebiasaa atau keyakia/ kepercayaa suatu masyarakat, baik secara lagsug atau tidak. Kebiasaa da kepercayaa merupaka hal yag salig berkaita dalam kehidupa sehari-hari. Perilaku yag positif seperti halya kebiasaa megguaka kelambu, pemakaia obat yamuk/reffelet sagat medukug upaya pecegaha da pemberatasa filariasis. Demikia juga kepercayaa masyarakat terhadap suatu peyakit dapat berpegaruh terhadap perilaku. Misalya, sebagai peyakit gua-gua, maka kepercayaa itu dapat berpegaruh terhadap upaya pecaria pegobata. Hasil peelitia yag didapatka diperoleh ilai OR=1,425, p=0,467 pada α=0,05. Hal ii berarti orag yag berperilaku kurag baik yag medukug terjadiya filariasis aka meigkatka risiko terjadiya filariasis sebesar 1,425 kali lebih besar daripada orag yag mempuyai perilaku baik atau dapat meghidari kebiasaa yag medukug terjadiya filariasis, tetapi secara statistik tidak bermaka. Hal ii sejala dega peelitia yag dilakuka oleh Muir (2007) yag meyebutka tidak adaya hubuga yag bermaka Page 63 atara perilaku dega kejadia filariasis. Tidak berhugaya variabel Hubuga Sosiodemografi dega Kejadia Filariasis..(Nola Riftiaa)

6 64 ISSN : Jural KES MAS UAD Vol. 4, No. 1, September 2010 perilaku dalam peelitia filariasis di Kabupate Pekaloga disebabka karea kasus da kotrol memiliki kesempata yag sama utuk terkea ifeksi filaria. Atara kasus da kotrol sama-sama memiliki perilaku yag kurag baik/medukug terjadiya filariasis. 4. SIMPULAN DAN SARAN a. Simpula 1) Tidak ada hubuga yag bermaka secara statistik atara umur dega kejadia filariasis di Kabupate Pekaloga (P=0,331; OR=1,607; 95%CI 0,616-4,194). 2) Tidak ada hubuga yag bermaka secara statistik atara jeis kelami dega kejadia filariasis di Kabupate Pekaloga (P=0,310; OR=1,680; 95% CI 0,615-4,591). 3) Ada hubuga yag bermaka secara statistik atara pekerjaa dega kejadia filariasis di Kabupate Pekaloga (P=0,014; OR=3,519; 95%CI 1,270-9,750). 4) Tidak ada hubuga yag bermaka secara statistik atara perilaku dega kejadia filariasis di Kabupate Pekaloga (P=0,467; OR=1,425; 95%CI 0,548-3,703). b. Sara 1) Bagi Dias Kesehata Kabupate Pekaloga Dias kesehata Kabupate Pekaloga sebagai peetu kebijaka megeai kesehata di Kabupate Pekaloga agar lebih meigkatka Komuikasi Iformasi da Edukasi (KIE) yag optimal da terpadu tehadap tidaka pecegaha da pemberatasa peyakit, terutama peyakit filariasis. 2) Bagi Puskesmas Kabupate Pekaloga a) Melaksaaka peyuluha kesehata bagi warga masyarakat, khususya tetag peyakit filariasis. b) Megoptimalka segeap teaga agar kasus kliis filariasis dapat terdeteksi secara dii. c) Membetuk pegawasa mium obat ketika pegobata massal dilaksaaka agar obat yag diberika dimium oleh masyarakat. d) Membetuk teaga elimiasi filariasis litas sektor. 3). Bagi masyarakat Kabupate Pekaloga a) Bila memugkika tidak bekerja pada malam hari. b) Memakai pakaia yag meutupi seluruh bagia tubuh agar terhidar dari gigita yamuk ketika keluar rumah. c) Memakai reffelet ketika keluar rumah. d) Memakai obat yamuk/reffelet/kelambu pada saat tidur. e) Memperhatika kebersiha ligkuga tempat tiggal agar tidak mejadi tempat bersaragya yamuk. f) Memaka obat yag diberika ketika pegobata massal. 4) Bagi peeliti lai Page 64 KES MAS Vol. 4, No. 1, Jauari 2010 : 1-75

7 KES MAS ISSN : Jural KES MAS UAD Vol. 4, No. 1, September 2010 Peelitia lai agar dilajutka, tetag bioomic (tata hidup) vektor, yag mecakup tempat berkembagbiak, perilaku meggigit (mecari darah) da tempat istirahat yamuk di Kabupate Pekaloga. KEPUSTAKAAN 1. Departeme Kesehata RI, Pegedalia Peyakit Filariasis, Ditje PP &PL: diambil pada taggal 4 Jui 2010, Yogyakarta. 2009, 2. Departeme Kesehata Republik Idoesia, Epidemiologi Filariasis, Jakarta. 2006, 3. Febriyato, B., Astri Maharai I.P. da Widiarti, Faktor Risiko Filariasis di Desa Samborejo, Kecamata Tirto, Kabupate Pekaloga Jawa Tegah, Buleti Peelitia Kesehata, Vol. 36, No. 2, 48 58, Yogyakarta. 2008, 4. Mulyoo, R. A., Hadisaputro, S. da Wartomo, H., Faktor Risiko Ligkuga da Perilaku yag Berpegaruh terhadap Kejadia Filariasis (Studi Kasus di Wilayah Kerja Kabupate Pekaloga), Jural Epidemiologi, Yogyakarta. (2008), 5. Muir, M., Filariasis da Faktor-Faktor yag Berkaita dega Kejadia Filariasis di Desa Bitaha Kecamata Lokpaikat Kabupate Tapi Propisi Kalimata Selata, Tesis, Program Pascasarjaa UGM, Yogyakarta. 2007, 6. Rahayu, N., Faktor yag Berhubuga dega Peulara Filariasis di Puskesmas Lasug Kecamata Kusa Hulu Kabupate Taah Bumbu Propisi Kalimata Selata, Tesis, UGM, Yogyakarta. 2008, 7. Notoatmodjo, S., Promosi Kesehata da Ilmu Perilaku, Rieka Cipta, Jakarta. 2007, 8. Sumari, S. da Soeyoko, Filariasis Malayi di Wilayah Puskesmas Cempaka Mulia, Sampit Kalimata Tegah (Beberapa Faktor yag Mempegaruhi Peularaya), Berita Kedoktera Masyarakat XIV (3): , Yogyakarta. 1998, 9. Supali, T., Kuriawa, A., Oemijati, S., Parasitologi Kedoktera, Edisi IV, Balai Peerbit FKUI, Jakarta. 2008, Page 65 Hubuga Sosiodemografi dega Kejadia Filariasis..(Nola Riftiaa)

8 Jural KES MAS UAD Vol. 4, No. 1, September ISSN : Page 66 KES MAS Vol. 4, No. 1, Jauari 2010 : 1-75