Pambudi, et al, Pengaruh TAKS Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Lansia dengan Kesepian

Transkripsi

1 Pegaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) terhadap Kemampua Iteraksi Sosial pada Lasia dega Kesepia di Pelayaa Sosial Lajut Usia (PSLU) Jember (The Effects of Socializatio Group Activity Therapy (SGAT) toward Ability of Social Iteractio of Elderly with Loeliess at Nursig Home Jember) Wahyu Elok Pambudi, Erti Ikhtiarii Dewi, Lati Sulistyorii Program Studi Ilmu Keperawata Uiversitas Jember Jl. Kalimata No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) Abstract Elderly are people who over the age of 60 years old. The agig process of elderly will reduce the ormal fuctio of the body. This situatio ca make ability of social iteractio beig dow ad elderly feel loely. Socializatio Group Activity Therapy (SGAT) aims to icrease the social relatioship i the group gradually. The aim of this research was to aalyze the effects of SGAT toward ability of social iteractio of elderly with loeliess at ursig home Jember. This research used pre experimetal method with oe group pretest posttest desig. There were 19 elderly who participate as the samples of this research. The samples were take by usig purposive samplig techique. The data were aalyzed with depedet t-test, with the icreasig of the average value ability of social iteractio was 14,11 ( ). The ability of social iteractio of elderly with loeliess after gettig SGAT was 94,7% had a good ability of social iteractio. The result showed that p value = 0,0005 ( 95%). The coclusio is there were sigificat effects of SGAT toward ability of social iteractio of elderly with loeliess at ursig home Jember. This research recommeded the SGAT to icrease the ability of social iteractio of elderly with loeliess. Keywords: Elderly with Loeliess, SGAT, Ability of Social Iteractio Abstrak Lasia adalah seseorag yag telah berusia lebih dari 60 tahu. Proses peuaa yag dialami oleh lasia aka meyebabka peurua fugsi ormal tubuh. Keadaa ii dapat megakibatka peurua kemampua iteraksi sosial da meimbulka perasaa kesepia pada lasia. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) bertujua utuk meigkatka hubuga sosial dalam kelompok secara bertahap. Tujua peelitia utuk megaalisis pegaruh TAKS terhadap kemampua iteraksi sosial pada lasia dega kesepia di Pelayaa Sosial Lajut Usia (PSLU) Jember. Desai peelitia ii adalah pre experimetal dega racaga oe group pretest posttest. Sampel peelitia sebayak 19 lasia da megguaka tekik purposive samplig. Data diaalisis megguaka uji t depede, dega keaika ilai rata-rata kemampua iteraksi sosial sebesar 14,11 (22,31-37,32). Kemampua iteraksi sosial lasia dega kesepia setelah TAKS adalah 94,7% memiliki kemampua iteraksi sosial baik. Hasil ii meujukka ilai p = 0,0005 ( 95%). Kesimpula dari hasil peelitia adalah adaya pegaruh yag sagat amat bermaka atara TAKS terhadap kemampua iteraksi sosial pada lasia dega kesepia di PSLU Jember. Rekomedasi peelitia ii adalah TAKS direkomedasika pada lasia dega kesepia utuk meigkatka kemampua iteraksi sosialya. Kata Kuci: Lasia dega Kesepia, TAKS, Kemampua Iteraksi Sosial

2 Pedahulua Lasia adalah seseorag yag telah mecapai usia 60 tahu ke atas. Jumlah lasia di Idoesia megalami peigkata tiap tahuya. Jumlah lasia di Idoesia diperkiraka mecapai juta pada tahu 2020 sehigga Idoesia meduduki perigkat ke empat di duia. Persetase jumlah populasi lasia pada tahu 2000 sebesar 7,18% dari seluruh peduduk di Idoesia. Agka ii meigkat mejadi 7,56% pada tahu 2010 da pada tahu 2011 mejadi 7,58% dari seluruh peduduk di Idoesia. Peigkata jumlah lasia aka berdampak pada perubaha trasisi epidemiologi yaitu peigkata agka kesakita karea peyakit degeeratif [1]. Proses peuaa yag dialami oleh lasia aka meyebabka peurua fugsi ormal tubuh. Hal ii membuat seorag lasia lebih berisiko terhadap masalah kesehata, baik secara biologis maupu psikologis [2]. Keadaa ii dapat meyebabka kemampua iteraksi sosial pada lasia megalami peurua. Peurua kemampua iteraksi sosial pada lasia aka berdampak buruk karea partisipasi sosial da hubuga iterpersoal merupaka bagia yag cukup petig utuk kesehata fisik, metal, da emosioal bagi lasia [3]. Peurua kemampua iteraksi sosial dapat memuculka perasaa kesepia pada lasia. Kesepia adalah suatu rasa ketidakyamaa yag berkaita dega keigia atau kebutuha utuk melakuka lebih bayak kotak dega orag lai [4]. Keadaa-keadaa tersebut lebih mudah dialami oleh lasia yag tiggal di pati jompo atau di PSLU (Pelayaa Sosial Lajut Usia), karea lasia tersebut memiliki sistem dukuga yag lebih terbatas da kesempata utuk beriteraksi dega ligkuga luar yag lebih sedikit daripada lasia yag tiggal bersama keluarga di komuitas [5]. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) adalah suatu upaya memfasilitasi kemampua sosialisasi sejumlah klie dega masalah hubuga sosial, yag bertujua utuk meigkatka hubuga sosial dalam kelompok secara bertahap [6]. TAKS membatu lasia utuk melakuka sosialisasi dega idividu yag ada disekitarya. Pemberia TAKS pada lasia yag megalami kesepia di PSLU diharapka dapat meigkatka kemampua iteraksi sosialya. Hasil studi pedahulua diketahui masalah kesehata yag dialami lasia di PSLU Jember beragam mulai dari masalah fisik da psikologis. Masalah kesehata fisik yag dialami lasia di PSLU Jember seperti hipertesi, rematoid artritis, gatalgatal, ifeksi salura afas, diare, diabetes, gaggua peglihata, fraktur, stroke, da lai sebagaiya. Masalah psikologis yag dialami lasia di PSLU Jember juga beragam, yaitu demesia, status emosioal yag kurag baik seperti mudah marah, cemburu, mudah tersiggug, serig bertegkar dega sesama lasia, da kesepia. Hasil wawacara dega lasia da pegurus PSLU diketahui masalah iteraksi sosial yag dialami lasia disebabka karea lasia masih kurag meujukka rasa kebersamaa sesama lasia. Masalah iteraksi sosial yag terjadi dapat membuat lasia merasa sediri da kesepia. Perasaa kesepia yag dialami lasia di PSLU Jember ditujukka dega serigya lasia ditemuka melamu da mereug sediria. Upaya-upaya yag dilakuka PSLU Jember dalam meguragi perasaa kesepia pada lasia dega memberika kegiata-kegiata ruti utuk meigkatka iteraksi sosialya. TAKS belum perah dilakuka di PSLU Jember sebelumya. Berdasarka pada uraia permasalaha tersebut peeliti tertarik utuk melakuka suatu peelitia utuk megetahui apakah ada pegaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampua iteraksi sosial pada lasia dega kesepia di PSLU Jember. Peelitia ii bertujua utuk megaalisis pegaruh TAKS terhadap kemampua iteraksi sosial pada lasia dega kesepia di PSLU Jember. Metode Peelitia Peelitia ii megguaka desai peelitia pre eksperimetal dega racaga peelitia oe group pretest posttest. Populasi dalam peelitia ii adalah semua lasia yag tiggal di PSLU Jember yag berjumlah 140 lasia. Jumlah sampel yag diguaka dalam peelitia ii sebayak 19 lasia. Tekik samplig yag diguaka yaitu purposive samplig. Peelitia ii dilaksaaka di PSLU Jember. Waktu Peelitia dilakuka pada bula November 2014 sampai dega Mei Waktu peelitia ii dihitug mulai dari pembuata proposal sampai peyusua lapora da publikasi peelitia. Tekik pegumpula data dalam peelitia ii megguaka kuesioer karakteristik respode da kuesioer kemampua iteraksi sosial, serta utuk screeig respode megguaka kuesioer kesepia yag diadopsi dari UCLA Loliess Scale da Mii Metal State Examiatio (MMSE). Data diaalisis dega megguaka uji t depedet dega derajat kepercayaa 95% (α=0,05). Hasil Peelitia Karakteristik Respode Tabel 1. Aalisis karakteristik usia lasia dega kesepia di PSLU Jember

3 Karakteristi k Usia (Tahu) Mea SD Mi- Mak 19 67,84 5, % 65,32-70,36 Tabel 1 meujukka usia rata-rata respode peelitia adalah 67,84 tahu dega stadar deviasi 5,23. Usia termuda 60 tahu da usia tertua 74 tahu. Hasil ilai kepercayaa meujukka 95% diyakii rata-rata usia lasia dega kesepia berada pada retag 65,32 tahu sampai dega 70,36 tahu. Tabel 2. Distribusi frekuesi karakteristik jeis kelami, pedidika, pekerjaa, status perkawia, lama tiggal, da status kesepia lasia di PSLU Jember Karakteristik 1. Jeis kelami a. Laki-laki b. Perempua 2. Pedidika a. SD/tidak sekolah b. SMP c. SMA 3. Pekerjaa a. Tidak bekerja b. Petai c. Wiraswasta d. Laiya 4. Status kawi a. Kawi b. Jada/duda 5. Lama tiggal a. 0-5 tahu b tahu c. >10 tahu 6. Status Kesepia a. Kesepia riga b. Kesepia sedag Frekuesi (=19) Persetase (%) 31,6 68,4 68,4 10,5 21,1 26,3 5,3 36,8 31,6 31,6 68,4 73,7 10,5 15,8 73,7 26,3 Tabel 2 meujukka mayoritas respode berjeis kelami perempua sebayak 13 orag (68,4%), berpedidika SD/tidak bersekolah sebayak 13 orag (68,4%), lebih bayak memiliki riwayat bekerja dibadigka tidak bekerja dega status pekerjaa terbayak adalah wiraswasta sebayak 7 orag (36,8%), status perkawia jada/duda sebayak 13 (68,4%), sudah tiggal di pati dalam kuru waktu 0-5 tahu sebayak 14 orag (73,7%), da sebagia besar megalami kesepia riga sebayak 14 orag (73,7%) Kemampua Iteraksi Sosial Sebelum TAKS Tabel 3. Kemampua iteraksi sosial lasia dega Karakteristi k Kemampua iteraksi sosial kesepia sebelum diberika TAKS Mi Mea SD - Mak 19 22,31 3, % 21,51-24,92 Hasil aalisis tabel 3 meujukka ilai ratarata kemampua iteraksi sosial lasia sebelum diberika TAKS adalah 22,31 (kemampua iteraksi sosial cukup) dega ilai stadar deviasi 3,53. Nilai teredah 18 da ilai tertiggi 31. Hasil ilai kepercayaa 95% diyakii rata-rata kemampua iteraksi sosial lasia dega kesepia berada pada retag 21,51 sampai dega 24,92. Kemampua Iteraksi Sosial Sesudah TAKS Tabel 4. Kemampua iteraksi sosial lasia dega kesepia sesudah diberika TAKS Karakteristi k Kemampua iteraksi sosial Mea SD 19 37,32 3,19 Mi - Mak % 35,77-38,86 Hasil aalisis tabel 5.4 meujukka rata-rata ilai kemampua iteraksi sosial lasia sesudah diberika TAKS adalah 37,32 (kemampua iteraksi sosial baik) dega ilai stadar deviasi 3,198. Nilai teredah 31 da ilai tertiggi 43. Hasil ilai kepercayaa 95% diyakii rata-rata kemampua iteraksi sosial lasia dega kesepia berada pada retag 35,77 sampai dega 38,86. Pegaruh TAKS terhadap Kemampua Iteraksi Sosial Lasia dega Kesepia di PSLU Jember Tabel 5. Aalisis pegaruh TAKS terhadap kemampua iteraksi sosial lasia dega kesepia di PSLU Jember Variabel Sebelum TAKS Sesudah TAKS N 19 Mea 23,21 37,32 SD 95% 3,537 21,51-24,92 3,198 35,77-38,86 p value 0,0005 Hasil aalisis pada tabel 5 meujukka terdapat perbedaa ilai kemampua iteraksi sosial lasia setelah TAKS ditujukka dega keaika ilai rata-rata kemampua iteraksi sosial dari 23,21 (kemampua iteraksi sosial cukup) mejadi 37,32 (kemampua iteraksi sosial baik). Hasil uji statistik dega depedet t-test didapatka ilai p = 0,0005 ( 95%).

4 Pembahasa Karakteristik Respode Rata-rata usia respode peelitia adalah 67,84 tahu. Seseorag dikataka sudah mejadi lasia apabila mecapai usia 60 tahu ke atas [7]. Lasia dega usia 70 tahu ke atas memiliki risiko lebih tiggi utuk megalami masalah kesehata baik fisik maupu psikologisya [8]. Proses peuaaa yag dialami lasia meyebabka peurua fugsi tubuh secara meyeluruh sehigga membuat status kesehata lasia semaki meuru [9]. Keadaa ii aka berdampak pada kemampua lasia dalam beriteraksi. Mayoritas jeis kelami respode adalah perempua sebayak 13 orag (68,4%). Peelitia yag dilakuka oleh Juiarti tetag gambara kesepia lasia yag tiggal di pati, meujukka 76% lasia yag megalami kesepia adalah lasia perempua [10]. Keadaa sistem muskuloskeletal pada lasia aka megalami peurua struktur da fugsiya [8]. Laju demieralisasi tulag terjadi lebih besar pada waita yag meopause daripada pria lasia [11]. Kemampua mobilisasi lasia yag terus meuru akibat sistem muskuloskeletal yag terus megalami peurua aka meyebabka kemampua lasia utuk melakuka kotak da komuikasi dega orag lai megalami hambata, sehigga kemampua iteraksi sosial lasia juga aka megalami peurua. Status pedidika SD/tidak sekolah memiliki persetase palig besar yaitu sebayak 13 orag (68,4%). Pedidika merupaka salah satu faktor predisposisi sosial budaya utuk terjadiya masalah psikologis [12]. Faktor pedidika mempegaruhi kemampua seseorag utuk meyelesaika masalah yag dihadapi [13]. Semaki tiggi tigkat pedidika seorag lasia maka semaki bayak pegalama hidup yag dilaluiya sehigga aka lebih siap dalam meghadapi masalah yag terjadi. Lasia yag mejadi respode peelitia lebih bayak memiliki riwayat bekerja dibadigka tidak bekerja dega status pekerjaa terbayak adalah wiraswasta sebayak 7 orag (36,8%). Pada masa lasia, seorag idividu aka megalami beberapa kehilaga salah satuya adalah pekerjaa da lasia memerluka dukuga orag lai dalam meghadapi kehilaga [14]. Hurlock meyataka tugas perkembaga lasia salah satuya adalah meyesuaika diri dega masa pesiu da berkuragya peghasila (icome) [2]. Lasia yag memiliki pekerjaa dega peghasila yag baik, aka membuat lasia memiliki kemampua utuk mecukupi kebutuhaya sediri termasuk kebutuha utuk melakuka iteraksi dega orag lai. Status perkawia respode yag palig bayak adalah jada/duda yaitu sebayak 13 orag (68,4%). Burside, Duvall, da Havighurat meyataka lasia memiliki tugas perkembaga khusus yag terdiri dari tujuh kategori utama salah satuya adalah meyesuaika dega kematia pasaga [11]. Idividu yag megalami perceraia atau tidak memiliki pasaga termasuk kelompok risiko tiggi megalami masalah psikologis [12]. Lasia yag memiliki pasaga hidup, memugkika utuk merigaka masalah psikologisya da lasia harus bisa meyesuaika diri megeai kehilaga pasaga hidup. Lasia yag mejadi respode peelitia mayoritas sudah tiggal di PSLU selama 0-5 tahu sebayak 14 orag (73,7%). Lasia yag tiggal di pati medapatka kesempata utuk beriteraksi dega ligkuga luar lebih terbatas daripada lasia yag tiggal di komuitas. Semaki sedikit kesempata lasia utuk bertemu da beriteraksi dega orag lai aka berdampak pada semaki besar lasia utuk megalami perasaa kesepia [15]. Semaki lama seorag lasia tiggal di pati maka keadaa-keadaa tersebut aka serig dialami. Status kesepia yag palig bayak dialami oleh respode peelitia adalah kesepia riga sebayak 14 orag (73,7%). Peelitia yag dilakuka oleh Juiarti tetag gambara jeis da tigkat kesepia pada lasia di pati didapatka mayoritas lasia megalami kesepia riga sebayak 66 orag (69,5%) [10]. Kesepia adalah suatu rasa ketidakyamaa yag berkaita dega keigia atau kebutuha utuk melakuka lebih bayak kotak dega orag lai [16]. Kesepia dapat dipicu karea kuragya kesempata seseorag utuk bertemu da beriteraksi dega orag lai yag kurag [15]. Keadaa ii serig dialami oleh lasia yag tiggal di PSLU Jember. Kodisi ii dapat membuat lasia yag tiggal di pati lebih berisiko utuk megalami perasaa kesepia. Kemampua Iteraksi Sosial Sebelum TAKS Hasil peelitia terkait kemampua iteraksi sosial lasia sebelum TAKS meujukka ilai ratarata kemampua iteraksi sosial lasia sebelum diberika TAKS adalah 22,31 (kemampua iteraksi sosial cukup). Kemampua iteraksi sosial yag telah dikategorika meujukka seluruh lasia yag mejadi respode peelitia memiliki kemampua iteraksi sosial cukup, da lasia yag mejadi respode tidak ada yag memiliki kemampua iteraksi sosial kurag da baik. Kemampua iteraksi sosial seseorag dapat dipegaruhi oleh berbagai hambata yag terjadi. Hambata dalam iteraksi sosial disebabka karea kuatitas pertukara sosial yag tidak memadai atau

5 berlebih serta ketidakefektifa kualitas pertukara sosial. Seseorag dapat dikataka megalami hambata dalam iteraksi sosial ketika merasa tidak yama pada situasi sosial da tidak mampu utuk meerima rasa keterikata sosial yag memuaska [17]. Lasia yag tigal di PSLU Jember memiliki kesempata utuk beriteraksi dega ligkuga luar lebih sedikit. Lasia lebih bayak beraktivitas da bersosialisasi di dalam pati. Keadaa ii membuat iteraksi sosial lasia haya terbatas pada ligkuga dalam pati. Kodisi tersebut mempegaruhi kemampua iteraksi sosial lasia, karea semaki sedikit kesempata lasia utuk melakuka kotak da komuikasi dega orag lai maka kesempata utuk melakuka iteraksi sosial semaki sedikit pula. Iteraksi sosial dapat terjadi apabila memeuhi dua syarat, yaitu adaya kotak sosial (social-cotact) da komuikasi [18]. Keterbatasa lasia dalam beriteraksi dapat disebabka karea proses peuaa yag terjadi pada lasia yag megakibatka peurua fugsi tubuh lasia secara umum. Iteraksi sosial berpera sagat petig terhadap status kesehata lasia. Salah satu terapi yag dapat meigkatka kemampua iteraksi lasia adalah terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) Kemampua Iteraksi Sosial Sesudah TAKS Hasil peelitia terkait status kemampua iteraksi sosial lasia setelah diberika TAKS meujukka 18 orag (94,7%) dikategorika memiliki kemampua iteraksi sosial baik da sebayak 1 orag (5,3%) yag dikategorika memiliki kemampua iteraksi sosial cukup, serta tidak didapatka lasia yag dikategorika memiliki kemampua iteraksi sosial kurag. Hasil ii meggambarka sebagia besar lasia memiliki kemampua iteraksi sosial yag baik setelah diberika TAKS. Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupaka salah satu terapi yag bertujua meigkatka kebersamaa, bersosialisasi, bertukar pegalama, da megubah perilaku [8]. TAKS merupaka salah satu upaya dega cara memfasilitasi kemampua sosialisasi sejumlah klie dega masalah hubuga sosial, yag bertujua meigkatka hubuga sosial dalam kelompok secara bertahap [6]. Hasil peelitia tersebut didukug oleh peelitia sebelumya yag dilakuka oleh Muzayyi tetag perbedaa kemampua bersosialisasi sebelum da sesudah dilakuka TAKS. Kemampua bersosialisasi sesudah TAKS megalami peigkata dari kemampua bersosialisasi sebelum medapat TAKS [19]. Hasil ii meujukka bahwa pemberia TAKS dapat meigkatka kemampua bersosialisasi pada idividu yag medapatka TAKS. Pemberia TAKS pada lasia kesepia dapat melatih lasia utuk melakuka kegiata-kegiata yag dapat meigkatka kemampua lasia utuk membagu hubuga iterpersoal. Setelah megikuti TAKS, lasia aka medapatka keterampila utuk beriteraksi sosial da dapat diguaka dalam kehidupa sehari-hari, sehigga dapat meigkatka kemampua iteraksi sosial lasia. Pegaruh TAKS terhadap Kemampua Iteraksi Sosial Lasia dega Kesepia di PSLU Jember Hasil aalisis data peelitia meujukka terdapat perbedaa ilai kemampua iteraksi sosial lasia sebelum da sesudah diberika TAKS. Perubaha ilai rata-rata kemampua iteraksi sebelum TAKS sebayak 23,21 (kemampua iteraksi sosial cukup) da sesudah TAKS sebayak 37,32 (kemampua iteraksi sosial baik), yag berarti pemberia TAKS berpegaruh terhadap kemampua iteraksi sosial lasia dega kesepia. Hasil uji statistik dega depedet t-test didapatka ilai p = 0,0005 ( 95%) yag berarti terdapat pegaruh pemberia TAKS terhadap kemampua iteraksi sosial lasia dega kesepia. Nilai p = 0,0005 ( 95%) meujukka tigkat kemakaa hasil amat sagat bermaka. Kesimpula dari peryataa tersebut adalah Ha diterima da membuktika terdapat pegaruh yag sigifika atara TAKS terhadap kemampua iteraksi sosial lasia dega kesepia di PSLU Jember. Hasil peelitia tersebut sesuai dega teori yag meyataka terapi aktivitas kelompok sosialisasi membatu klie utuk melakuka sosialisasi dega idividu yag ada disekitar klie. Terapi ii memfasilitasi psikoterapi utuk mematau da meigkatka hubuga iterpersoal, memberi taggapa terhadap orag lai, megekspresika ide da tukar persepsi, da meerima stimulus eksteral yag berasal dari ligkuga [6]. Hasil peelitia tersebut didukug oleh peelitia terdahulu yag dilakuka oleh Hasriaa bahwa TAKS dapat meigkatka kemampua bersosialisasi klie dega masalah isolasi sosial dega ila p = 0,000 yag berarti sagat amat bermaka [20]. Peelitia selajutya yag dilakuka oleh Akbar dega hasil terdapat pegaruh yag sagat bermaka dari pemberia TAKS terhadap peigkata kosep diri pada lasia [21]. TAKS terdiri dari tujuh sesi yaitu memperkealka diri, berkeala dega orag lai, bercakap-cakap, berbicag tetag topik tertetu, berbicag tetag masalah pribadi yag dialami, bekerjasama, da berpedapat tetag mafaat dari

6 TAKS [6]. Sesi-sesi dalam TAKS terdiri dari kegiata-kegiata yag dapat meigkatka kemampua lasia dalam bersosialisasi da membia hubuga yag baik dega sesama lasia da ligkuga sekitar. Pemberia terapi aktivitas kelompok sosialisasi melatih idividu utuk meigkatka hubuga iterpersoal atar aggota kelompok, berkomuikasi, salig memperhatika, memberika taggapa terhadap orag lai, megekspresika ide, da meerima stimulus eksteral yag berasal dari ligkuga. TAKS adalah salah satu itervesi keperawata yag efektif utuk meigkatka kemampua klie beriteraksi sosial [22]. Peelitia sebelumya yag dilakuka oleh Muzayyi tetag perbedaa kemampua bersosialisasi sebelum da sesudah dilakuka TAKS pada pasie isolasi meujukka ada perbedaa kemampua bersosialisasi sebelum da sesudah dilakuka TAKS dega p = 0,000 (p < 0,05). TAKS yag diberika efektif utuk meigkatka kemampua bersosialisasi pada pasie dega masalah isolasi sosial [19]. Pemberia TAKS memugkika klie salig medukug, belajar mejali hubuga iterpersoal, merasaka kebersamaa da dapat memberika masuka terhadap pegalama masigmasig klie, sehigga aka meigkatka kemampua bersosialisasi dega orag lai yag ada disekitarya [23]. Peigkata kemampua bersosialisasi pada lasia dega kesepia di PSLU Jember terjadi karea TAKS dilakuka agar lasia mampu megekspresika perasaa da latiha perilaku dalam berhubuga dega orag lai yag ada disetiap sesi-sesi TAKS. Simpula da Sara Simpula Kesimpula dari hasil peelitia adalah terdapat pegaruh yag sigifika atara TAKS terhadap kemampua iteraksi sosial pada lasia dega kesepia di PSLU Jember (p value = 0,0005 ( 95%)). Hasil ii meujukka TAKS dapat di diberika pada lasia dega kesepia yag tiggal di PSLU atau pati utuk meigkatka kemampua iteraksi sosialya. Sara Sara yag direkomedasi oleh peeliti adalah TAKS dapat diterapka oleh petugas sosial atau perawat pati utuk diberika pada lasia dega kesepia utuk meigkatka kemampua iteraksi sosialya. Bagi para peeliti selajutya diharapka dapat megembagka peelitia megeai TAKS terhadap variabel kualitas hidup pada lasia dega kesepia. Ucapa Terima Kasih Peulis meyampaika terima kasih kepada respode peelitia, semua staff PSLU Jember, yag membatu peeliti dalam melaksaaka peelitia. Daftar Pustaka [1] Idoesia. Kemeteria Kesehata RI. Gambara kesehata lajut usia di Idoesia. Artikel. Pusat Data Kemeteria Kesehata RI [2] Azizah LM. Keperawata lajut usia. Yogyakarta: Graha Ilmu [3] Aida. Memahami kesepia. [Iteret] Diambil taggal 12 Desember 2014 dari [4] Herdma TH. Diagosis keperawata: defiisi da klasifikasi Jakarta: EGC [5] Hayati S. Pegaruh dukuga sosial terhadap kesepia pada lasia. Skripsi. Fakultas Psikologi Uiversitas Sumatera Utara [6] Keliat BA, Akemat. Keperawata jiwa: terapi aktivitas kelompok. Jakarta: EGC [7] Efedi F, Makhfudli. Keperawata kesehata komuitas: teori da praktik dalam keperawata. Jakarta: Salemba Medika [8] Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. Megeal usia lajut da perawataya. Jakarta: Salemba Medika [9] Tamher S, Noorkasiai. Kesehata usia lajut. dega pedekata asuha keperawata. Jakarta: Salemba Medika [10] Juiarti N, Eka S, Damayati A. Gambara jeis da tigkat kesepia pada lasia di Balai Pati Sosial Tresa Werdha Pakutadag Ciparay Badug. Jural peelitia. Fakultas Ilmu Keperawata Uiversitas Padjadjara [11] Potter PA, Perry AG. Fudametal keperawata: kosep, proses, da praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC [12] Stuart GW, Sudee SJ. Buku saku keperawata jiwa. Jakarta: EGC [13] Masithoh AR. Pegaruh latiha keterampila sosial terhadap kemampua sosialisasi pada lasia dega kesepia di Pati Wredha Kabupate Semarag. Tesis. Uiversitas Idoesia [14] Riyadi, Purwato. Asuha keperawata jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu [15] Carpeito LJ. Diagosis keperawata: aplikasi pada praktik kliis. Alih bahasa, Kustii

7 Semarwati Kadar; editor edisi bahasa Idoesia, Eka Aisa Mardella, Meiig Issuryati; Ed 9. Jakarta: EGC [16] Herdma TH. Diagosis keperawata: defiisi da klasifikasi Jakarta: EGC [17] Wilkiso JM, Aher NR. Buku saku diagosis keperawata: diagosis NANDA, itervesi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC [18] Noorkasiai, Heryati, Ismail R. Sosiologi keperawata. Jakarta: EGC [19] Muzayyi, Wakhid A, Susilo T. Perbedaa kemampua bersosialisasi sebelum da sesudah dilakuka terapi aktifitas kelompok sosialisasi pada pasie isolasi sosial di RSJ. Prof. Dr. Soeroyo Magelag. Prosidig Koferesi Nasioal II PPNI Jawa Tegah [20] Hasriaa, Nur M, Aggraii S. Pegaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampua bersosialisasi pada klie isolasi sosial mearik diri di Rumah Sakit Khusus Daerah Provisi Sulawesi Selata. Volume 2 Nomor 6 Tahu 2013 ISSN: Makasar [21] Akbar, Herma, Ilyas. Pegaruh terapi aktivitas kelompok (sosialisasi) terhadap peigkata kosep diri pada klie lasia di Pati Sosial Tresa Werdha Gau Mabaji Kabupate Gowa. Volume 4 Nomor 1 Tahu 2014 ISSN : Makasar [22] Yosep I. Keperawata jiwa. Badug: PT Refika Aditama [23] Videbeck S L. Buku ajar keperawata jiwa. Jakarta: EGC :