PREVALENSI KARIES GIGI MOLAR SATU PERMANEN PADA ANAK UMUR 6-9 TAHUN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN TOMOHON SELATAN

Transkripsi

1 Jural e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 PREVALENSI KARIES GIGI MOLAR SATU PERMANEN PADA ANAK UMUR -9 TAHUN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN TOMOHON SELATAN 1 Marsela Liwe 2 Christy N. Mitjeluga 2 Paulia N. Guawa 1 Kadidat Skripsi Program Studi Pedidika Dokter Gigi Fakultas Kedoktera 2 Program Studi Pedidika Dokter Gigi Fakultas Kedoktera Uiversitas Sam Ratulagi Maado ella_moe@yahoo.com Abstract: I childre, caries occurs mostly at the age of to 9 years. At the age of years permaet molar teeth begi to erupt, therefore, they are more susceptible to caries. Moreover, at the age of 9 years, a period of migled teeth where the umber of permaet teeth ad of the milk teeth are early the same. This study aimed to obtai the prevalece of detal caries of the first permaet molar amog studets of elemetary schools i South Tomoho. This was a descriptive study with a cross-sectioal desig. The populatio of this study was 72 studets aged -9 years old. Samples were obtaied by usig total samplig method. Primary data were obtaied by examiatio of the teeth ad mouth. The results showed that the prevalece of caries amog studets of elemetary schools i South Tomoho was.1 (49 studets). Based o geder, caries were most frequet amog males (.4). Based o age, caries were most frequet amog studets of years old (79.2). Based o tooth elemet, tooth 3 had the highest icidece of caries (37.2). Based o the severity of caries, detie caries was the most frequet (4.51). Keywords: detal caries, the first permaet molar Abstrak: Karies merupaka peyakit yag bayak meyerag aak-aak terutama umur sampai 9 tahu. Pada umur tahu gigi molar permae sudah mulai tumbuh sehigga lebih reta terkea da umur 9 tahu merupaka periode gigi bercampur dimaa jumlah gigi permae da gigi sulug dalam rogga mulut hampir sama. Peelitia ii bertujua utuk megetahui prevalesi gigi molar satu permae pada aak di SD kecamata Tomoho Selata. Peelitia ii megguaka metode deskriptif observasioal dega pedekata potog litag. Populasi peelitia yaitu aak umur - 9 tahu di SD kecamata Tomoho Selata dega jumlah 72 orag. Sampel peelitia diguaka total samplig. Metode pegambila data secara primer yaitu dega pemeriksaa gigi da mulut. Hasil peelitia meujukka prevalesi pada aak-aak di SD kecamata Tomoho Selata mecapai,1 dega jumlah 49 aak. Berdasarka jeis kelami agka kejadia tertiggi didapatka pada aak laki-laki mecapai 2 aak (,4). Berdasarka usia agka kejadia tertiggi didapatka pada usia tahu mecapai 19 aak (79,2). Berdasarka eleme gigi, gigi 3 merupaka yag palig tiggi agka kejadia ya yaitu 32 gigi (37,2) da berdasarka tigkat keparaha kejadia deti yag palig tiggi yaitu mecapai 40 gigi (4,51). Kata kuci: gigi, molar satu permae Pembagua kesehata bertujua meigkatka kesadara, kemaua, da kemampua hidup sehat bagi setiap orag agar terwujud derajat kesehata yag tiggi. Utuk mecapai tujua tersebut diperluka sumber daya mausia, serta kualitas hidup, peigkata kesejahteraa keluarga da masyarakat, serta memper- 41

2 Liwe, Mitjeluga, Guawa: Prevalesi gigi... tiggi kesadara masyarakat aka petigya hidup sehat. 1 Natioal Istitutio of Health di Amerika Serikat melaporka pada tahu 2000 kasus gigi terutama pada aakaak usia 5-17 tahu kasusya lebih bayak lima kali dibadigka asma da tujuh kali dari demam akibat alergi. Jika tidak diobati, gigi terutama pada aak-aak dapat meyebabka sakit, gaggua peyerapa makaa, memegaruhi pertumbuha, da hilagya waktu sekolah akibat sakit gigi. 2 Riset Kesehata Dasar (Riskesdas) 2007 memperlihatka data bahwa sebayak 29, peduduk di Sulawesi Utara megalami atau gigi berlubag. 3 Riset kesehata dasar (RISKESDAS) 2013 tetag prevalesi gigi da mulut, meujukka bahwa prevalesi peduduk yag bermasalah dega gigi da mulut di provisi Sulawesi Utara yaitu 31, dega ilai DMF-T 5,4. Hal ii meujukka meigkatya presetase peduduk yag bermasalah dega gigi da mulut. Ii disebabka oleh karea kuragya kesadara masyarakat dalam hal meyikat gigi. 4 Berdasarka peelitia dari Syamsul Bashierah Ikasari yag dilakuka di SD di Kecamata Tamalarea Makassar dari usia, 9, tahu persetase terbesar kasus gigi molar pertama pada aak berdasarka umur berada pada umur 9 tahu yaitu 37,3 sebayak 224 aak utuk usia tahu yaitu 32, sebayak 197 aak sedagka usia tahu yaitu 29, sebayak 179 aak. 5 Karies merupaka peyakit yag bayak meyerag aak-aak, sehigga periode pada aak-aak perlu medapat perhatia khusus, terutama umur sampai 9 tahu dimaa umur tahu gigi molar permae sudah mulai tumbuh sehigga lebih reta terlebih dahulu terkea. Umur 9 tahu merupaka periode gigi bercampur dimaa jumlah gigi permae da gigi sulug dalam rogga mulut hampir sama yaitu 14 gigi permae da 10 gigi sulug. 5 Ada baikya kita meigkatka pegetahua masyarakat khususya aak aak utuk lebih sadar memelihara kesehata gigi da mulutya sejak dii. Aka tetapi di provisi Sulawesi Utara lebih khusus di Kecamata Tomoho Selata jumlah dokter gigi atau pu teaga ahli dibidag kesehata gigi da mulut masih sagat miim yaitu haya satu di puskesmas setempat. Gigi molar satu madibula merupaka gigi tetap yag pertama erupsi pada umur sekitar -7 tahu, sehigga mejadi gigi yag palig berisiko terkea. Bila gigi tersebut terkea, dapat berakibat pecabuta, yag meimbulka resiko baru seperti perubaha posisi gigi, memegaruhi oklusi, sedi rahag, da proses mastikasi yag berdampak pada peyerapa utrisi makaa. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Jeis peelitia yag diguaka yaitu deskriptif observasioal dega pedekata potog litag. Peelitia ii dilaksaaka di dua Sekolah Dasar di kecamata Tomoho Selata yaitu SD Katolik St. Yoseph Sarogsog da SD Ipres Tumatagtag, pada bula Juli sampai September Populasi yaitu aak umur -9 tahu di sekolah dasar kecamata Tomoho Selata. Tekik pegambila sampel yag diguaka ialah total samplig dimaa megambil seluruh jumlah aak yag berada di kedua sekolah dasar di kecamata Tomoho Selata yaitu SD Katolik St. Yoseph Sarogsog 30 orag da SD Ipres Tumatagtag 42 orag. Kriteria iklusi utuk peelitia ii yaitu sehat secara jasmai, bersifat kooperatif selama pegambila data, hadir saat dilakuka peelitia. Kriteria eksklusi yaitu tidak diizika orag tua, sakit gigi saat dilakuka peelitia. Pegambila data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data primer. Data primer didapatka lagsug di lapaga pada saat melakuka observasi, pedataa tersebut lagsug dicatat ke formulir pemeriksaa. Prosedur pemeriksaa dalam peelitia ii bersifat observasi. 417

3 Jural e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 Pemeriksaa gigi molar satu permae dilakuka di bawah pecahayaa yag baik, kemudia utuk medeteksi karis gigi pemeriksaa dilakuka dega kaca mulut da sode. Gigi molar satu permae diperiksa da dicatat bila megalami. HASIL PENELITIAN Peelitia ii dilakuka di dua SD di kecamata Tomoho Selata yaitu SD Katolik St.Yosep Sarogsog da SD Ipres Tumatagtag. Karakeristik subjek dalam peelitia ii yaitu murid yag berumur -9 tahu. populasi peelitia 7 aak, tetapi yag memeuhi kriteria iklusi didapat 72 murid. Tabel 1. Distribusi subjek peelitia berdasarka jeis kelami Jeis kelami Laki-laki Perempua ,7 47,3 Tabel 2. Distribusi subjek peelitia berdasarka umur Tabel 5. Distribusi berdasarka umur Umur (tahu) 7 9 Gigi molar pertama Total Tidak ,,7 79,2, ,4 20, 24 Tabel. Distribusi Karies berdasarka eleme gigi Eleme gigi Gigi 1 Gigi 2 Gigi 3 Gigi ,4 22,1 37,2 23,3 Tabel 7. Distribusi berdasarka tigkat kedalama Kedalama Deti Pulpa ,7 4,5 19, Umur (tahu) ,7 Tabel 3. Distribusi subjek peelitia berdasarka gigi molar satu Gigi molar satu Karies Tidak ,1 31,9 Tabel 4. Distribusi berdasarka jeis kelami Jeis kelami Laki-laki Perempua Gigi molar pertama Total Tidak 2 23,4 7, , 32, BAHASAN Berdasarka peelitia yag dilakuka pada aak Sekolah Dasar di kecamata Tomoho Selata umur -9 tahu, meujukka distribusi respode terbayak yaitu laki-laki 3 orag, da perempua 34 orag. Sampel peelitia juga terdiri dari 4 usia yaitu, usia tahu yag berjumlah orag, usia 7 tahu yag berjumlah orag, usia tahu yag berjumlah 24 orag da usia 9 tahu yag berjumlah orag. Aak-aak yag memiliki gigi molar satu secara keseluruha berjumlah 49 orag dega prevalesi mecapai,1. Pada agka kejadia gigi molar satu aak berdasarka jeis kelami terlihat bahwa jumlah laki-laki (2 siswa) yag memiliki lebih bayak dari pada perempua (23 siswi). Hal ii sesuai dega hasil peelitia dari Isar Nurul Alfiyah dimaa isidesi terbayak

4 Liwe, Mitjeluga, Guawa: Prevalesi gigi... meurut jeis kelami yaitu pada aak lakilaki dega jumlah 19 orag yag megalami (5). 7 Berdasarka usia pada kelompok, usia tahu jumlah aak-aak yag memiliki gigi molar satu palig tiggi diatara kelompok usia laiya yaitu 19 aak. Pada kelompok usia tahu, haya 10 orag. Pada kelompok usia 7 tahu orag da pada kelompok usia 9 tahu haya orag sekaligus merupaka kelompok yag palig sedikit. Hal ii membuktika bahwa pada aak usia sekolah dasar agka kejadia ya tiggi. Hal ii mugki disebabka oleh karea aak terlalu serig megkosumsi makaa yag megadug gula yag tiggi seperti cokelat, perme da biskuit ditambah lagi oleh kuragya kesadara aak utuk membersihka gigiya setelah maka makaa yag tiggi kaduga gula. Meurut distribusi berdasarka eleme gigi ditijau dari jumlah seluruh gigi yag megalami ada gigi. Gigi 3 merupaka gigi yag palig tiggi agka kejadia ya yaitu 32 gigi (37,2), Gigi 4 sejumlah 20 gigi (23,3), Gigi 2. sejumlah 19 gigi (22,1) da Gigi 1. dega agka kejadia palig sedikit yaitu 15 gigi (17,4). Gigi 3. mejadi yag palig bayak terjadiya hal ii mugki disebabka oleh kecederuga aak-aak yag mejadi sampel lebih bayak megguaka gigi di regio kiriya utuk meguyah. Distribusi berdasarka tigkat kedalama juga ditijau dari jumlah seluruh gigi yag megalami. Agka kejadia deti palig tiggi diatara tigkat kedalama laiya yaitu mecapai 40 gigi (4,5), 29 gigi (33,7) da pulpa 17 gigi (19,). Dari letak geografisya, kecamata Tomoho berada di daerah peguuga dimaa kaduga fluor pada air mium lebih redah dibadigka dega daerah pesisir patai sehigga dapat berpegaruh pada status ya. Tiggiya isidesi pada aak di SD kecamata Tomoho selata karea kuragya pegetahua tetag cara mejaga kebersiha gigi, seperti cara meyikat gigi yag kurag bear da meyikat gigi pada waktu yag salah meyebabka kurag efektif dalam pembersiha gigi,serta kuragya teaga medis yag dalam hal ii adalah dokter gigi yag berdomisili di kecamata Tomoho selata. Kuragya pemahama masyarakat bahwa pecegaha dapatdilakuka sejak dii ii juga mempegaruhi tiggiya kejadia pada gigi aak, padahal dega melakuka diet makaa yag megadug kadar gula yag tiggi da melakuka pembersiha gigi dega teratur dapat meeka agka resiko pada aak, sehigga kualitas hidup aak mejadi lebih tiggi. Mecegah peyakit secara prevetif juga lebih murah dibadigka pecegaha secara kuratif yag lebih sulit, mahal da tetuya meyita waktu yag lebih bayak. Oleh sebab itu diperluka usaha prevetif oleh utuk melakuka peyuluha tetag gigi da mulut, khususya oleh guru da teaga ahli yag lebih berkompete secara terus meerus kepada masyarakat yag ada utuk meigkatka pemahama masyarakat tetag pecegaha secara prefetif terhadap kesehata gigi da mulut, agar tujua peigkata derajat kesehata bagsa secara umum dapat tercapai. Agar perilaku pemeliharaa kesehata gigi bisa optimal maka yag perlu dilakuka yaitu biasaka diri utuk meyikat gigi miimal dua kali sehari, yaitu pertama sesudah sarapa da sebelum tidur di malam hari. Kedua, sebaikya segera meyikat gigi setelah megosumsi makaa yag mais da legket. Ketiga, pilihlah sikat gigi yag mempuyai bulu sikat yag lembut.bayak orag yag beraggapa bahwa semaki keras meyikat gigi akasemaki bersih hasilya. 9 SIMPULAN Berdasarka hasil peelitia da bahasa dapat disimpulka bahwa 419

5 Jural e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 prevalesi gigi molar satu permae pada aak umur -9 tahu di SD kecamata Tomoho Selata yaitu,1. SARAN 1. Melihat besarya agka gigi usaha kuratif perlu ditigkatka terutama pemberia perawata berupa tambala. 2. Perlu diadaka tidaka pecegaha lebih dii sebelum terkea peyakit gigi da mulut seperti dega melakuka pecegaha primer yag berupa promosi kesehata da peyuluha dalam upaya meigkatka kesehata gigi da mulut. 3. Perluya pemahama yag diberika kepada orag tua aka petigya mejaga da merawat kesehata gigi da mulut aak sejak dii serta meerapka pemahama kepada aak aka kebersiha gigi da mulut. DAFTAR PUSTAKA 1. Departeme Kesehata RI. Recaa strategis departeme kesehata , Jakarta: p Roseae P.ELS. Departmet of health ad huma services U.S. public health service, 2000, available from: cs/surgeogeeral/report/executive Summary.htm 3. Riset Kesehata Dasar. Bada Peelitia da Pegembaga Kesehata Kemetria RI. Jakarta: Departeme Kesehata Republik Idoesia; 2007, p Riset Kesehata Dasar. Bada Peelitia da Pegembaga Kesehata Kemetria RI. Jakarta: Departeme Kesehata Republik Idoesia; 2013, p. 111,1. 5. Syamsul BI Prevalesi Karies Gigi Molar Satu Permae Pada Murid-Murid Sekolah Dasar di Kecamata Tamalarea. 20, p Devid GF, Wowor PM, Supit A. Gambara Pecabuta Gigi Molar Satu Madibula Berdasarka Umur da Jeis Kelami di Balai Pegobata Rumah Sakit Gigi da Mulut Maado, 20, p Isar NA. Perbedaa kosumsi makaa kariogeik da status gizi aak sekolah dasar yag mederita gigi da tidak mederita gigi di sekolah dasar bayuayar III Surakarta. 20. p. 5.. Agtii M.D, Sitawati, Tjahja I. Fluor da kesehata gigi. Media Litbag Kesehata. 2005;XV(2):2. 9. Noviai N. Faktor-faktor yag berhubuga dega status gigi (DMFT) Satri Pesatrea Al Ashriyah Nurul Ima Parug Bogor Tahu UI Press. 2010: p